Botani Tanaman
meter. Bentuk batang bulat, tegak, berkayu, banyak percabangan dan berwarna
berseling dan pinggiran daun bergerigi dan daun berwarna hijau berbentuk hijau
(bulat telur) dengan ujung daun yang meruncing atau bercangap. Daun memiliki
tulang-tulang menjari warna merah dan tepi beringgit dengan banyak kelenjar
batang tanaman yang terdiri dari tangkai daun, helai daun dan tidak
mempunyai upih (vagina) dan panjang daun dapat mencapai 6-15 cm dan lebar
Bunga rosela yang keluar dari ketiak daun merupakan bunga tunggal,
artinya pada setiap tangkai hanya terdapat satu bunga. Bunga ini mempunyai 8-11
helai kelopak yang berbulu, panjangnya 1cm, pangkalnya saling berlekatan dan
berwarna merah dan ukuran bunga cukup besar, diameter ketika sedang mekar
lebih dari 12,5 cm dan memiliki dasar bunga pendek. Kelopak bunga ini
corong, terdiri dari 5 helaian, panjangnya 3-5 cm. Tangkai sari merupakan tempat
kuning atau merah, bunga rosela bersifat hermaprodit (mempunyai bunga jantan
dan bunga betina) sehingga mampu menyerbuk sendiri (Mardiah, dkk., 2009).
merah. Bentuk biji menyerupai ginjal, berbulu dengan panjang 5 mm dan lebar 4
mm. Saat masih muda, biji berwarna putih dan setelah tua berubah menjadi abu-
Syarat Tumbuh
Iklim
600 meter diatas permukaan laut dan semakin tinggi dari permukaan laut
pertumbuhan rosela akan terganggu. Rosela dapat tumbuh di daerah tropis dan
subtropis dengan suhu rata- rata bulanan 24-320C namun rosela masih dapat
perkembangan yang optimal, rosela memerlukan waktu 4-5 bulan dengan suhu
penyinaran matahari, kurang dari 12,5 jam maka tanaman cepat mengakhiri
matahari lebih dari 12,5 jam maka pertumbuhan vegetatif terus berlangsung
Oktober sampai dengan November dimana pada bulan tersebut bertepatan dengan
(Santoso, 2006).
Jika curah hujan tidak mencukupi dapat diatasi dengan pengairan yang
biji sedangkan hujan atau kelembaban yang tinggi selama masa panen dan
per bulan dengan kelembaban udara di atas 70% jika curah tidak mencukupi bisa
diatasi dengan pengairan yang baik. Periode kering dibutuhkan rosela untuk
memerlukan panjang hari waktu kurang dari 12 jam). Bila ditanam pada bulan-
bulan foto periode pendek akan cepat berbunga dan pendek. Untuk keperluan
diambil bunganya, waktu yang tepat adalah bulan April-Mei. Rosela toleran
terhadap sedikit naungan dan dapat tumbuh di green house, tetapi pertumbuhan
terbaik ditunjukkan pada tanaman yang ditanam di lapangan pada kondisi cahaya
penuh. Waktu tanam juga dapat mempengaruhi kandungan kimia kelopak rosela.
Rosela yang ditanam pada bulan Mei menghasilkan antosianin, protein dan
karbohidrat total lebih tinggi dibandingkan dengan yang ditanam pada bulan April
Berbagai jenis tanah dapat ditanami rosela, terutama struktur yang dalam,
bertekstur ringan dan berdrainase baik.Rosela toleran terhadap tanah masam dan
agak alkalin, tetapi tidak cocok ditanam di tanah salin atau berkadar garam tinggi.
Kemasaman tanah (pH) optimum untuk rosela adalah 5,5-7 dan masih dapat
toleran pada pH 4,5-8,5. Selain itu, rosela tidak tahan terhadap genangan air
Struktur tanah yang baik untuk budidaya tanaman rosela adalah yang
berstruktur remah atau gembur dan tanah mudah mengikat air. Tanah yang baik
organik dan banyak organisme tanah yang dapat menguraikan bahan organik
Periode Panen
persiapan untuk penyimpanan dan pemasaran dan yang dituju dalam pemanenan
yang tepat dengan kerusakan yang minimal yang dilakukan secepat mungkin
dengan biaya yang rendah. Untuk mendapatkan hasil panen yang baik
Beberapa tanaman lain juga memiliki periode panen dan umur panen
fisiologis seperti halnya rosela yakni jambu mete, makadamia, kemiri, melinjo
dan asam. Periode panen pada jambu mete menunjukkan bahwa masak
hari setelah inisiasi bunga,tanaman makadamia masak fisiologisnya umur 147 hari
setelah antesis, melinjo masak fisiologisnya pada umur 160-180 hari setelah
dibandingkan periode pertama, hal ini diduga hasil panen periode kedua dan
pemanenan periode pertama, persaingan antar buah yang tersisa pada tanaman
Pemetikan rosela lebih mudah dilakukan pada pagi hari daripada sorehari.
Hal ini disebabkan karena kadar air tanaman masih tinggi sehingga tangkai pada
karena kelopak sulit dipotong dan untuk menghindari kerusakan setelah satu kali
dipanen, buah atau kapsul yang berisi biji dipisahkan dari kelopak. Biasanya biji
akan dikeringkan untuk dijadikan benih untuk ditanam kembali dan juga dapat
pula dijadikan sebagai produk minuman sedangkan kelopak rosela dapat diolah
(Wijayanti, 2010).
saat tersebut benih mempunyai bobot kering dan vigor yang maksimum.
Penundaan waktu panen sering berakibat latten terhadap mutu benih sehingga
Viabilitas Benih
Mutu benih yang baik merupakan dasar produktivitas pertanian yang lebih
baik. Kondisi sebelum, selama dan sesudah panen menentukan mutu benih
walaupun mutu benih yang dihasilkan baik, penanganan yang kurang baik akan
(Sadjad, 1994).
daya simpan benih sedangkan jika kondisi lingkungan tidak sesuai diberikan
mempunyai viabilitas tinggi bahkan pada beberapa jenis tanaman, benih yang
Viabilitas benih atau daya hidup benih dicerminkan oleh dua informasi
masing – masing daya kecambah dan kekuatan tumbuh dapat ditunjukkan melalui
gejala metabolisme benih dan atau gejala pertumbuhan. Uji viabilitas benih dapat
unsure-unsur tumbuh penting dari benih dalam suatu priode tertentu. Struktur
pertumbuhan yang dinilai terdiri dari akar, batang, daun dan daun lembaga. Harga
tengah antara kedua nilai pengujian di laboratorium tersebuat akan menjadi nilai
Mutu fisiologik adalah mutu benih yang ditentukan oleh daya hidup
Klasifikasi mutu benih didasarkan pada kinerja fisik seperti kebersihan, kesegaran
butiran serta keutuhan keadaan kulit benih tanpa ada luka atau retak-retak.
mempengaruhi mutu benih. Pada saat masak fisiologik, benih memiliki berat
kering maksimum serta viabilitas dan vigor yang paling tinggi. Pada benih jambu
mete menunjukkan bahwa benih yang dipanen pada saat masak fisiologis (42 hari
dipanen 3 hari setelah masak fisiologis, daya berkecambah menurun dengan cepat
normal pada lingkungan yang sub optimal.Vigor benih dicerminkan oleh dua
benih. Kedua nilai fisiologis ini menempatkan benih pada kemungkinan keadaan
biofisik lapangan produksi sub optimum atau sesudah benih melampaui suatu
kecambah, kemampuan benih untuk menghasilkan perakaran dan pucuk yang kuat
vigor dapat dianggap sebagai suatu tahap perantara dari kehidupan benihnya,
yaitu yang terjadi antara awal dan akhir proses kemunduran (kematian)
Copeland dan Mc Donald (2001) menyatakan bahwa benih yang telah masak
induknya. Pada saat kematangan fisiologis itu benih memiliki viabilitas dan vigor
tanaman induk yang baik merupakan syarat yang mantap sewaktu kematangan
benihnya. Hal inilah yang menjamin tingginya viabilitas dan vigor benih tersebut
selanjutnya penyakit dan hama, kekurangan air serta kekurangan makanan, baik
pada saat tersebut namun ada juga beberapa pengecualian. Vigor benih tertinggi
tercapai pada saat benih masak secara fisiologis. Sejak saat itu benih perlahan-
lahan kehilangan vigor dan akhirnya mati (Justice dan Bass, 1994).
Perkecambahan Benih
struktur penting dari embrio yang ditandai dengan munculnya struktur tersebut
normal pada keadaan alam yang menguntungkan. Dari definisi tersebut tampak
bahwa kondisi lingkungan tidak hanya cukup untuk pertumbuhan awal dari benih,
(Sutopo, 1985).
perkecambahan maksimum (100 %) ini konstan, tetapi sesudah itu akan menurun
faktor yang dapat mempengaruhi perkecambahan suatu benih, yaitu faktor dari
benih itu sendiri dan faktor lingkungan. Faktor dari benih itu sendiri meliputi (1)
meliputi (a) air, (b) suhu, (c) udara, dan (d) cahaya (Hendrawati, 1993).
untuk tumbuh menjadi tanaman normal jika ditanam dengan kondisi lingkungan
kerusakan terutama pada jaringan pendukung dan bagi kotiledon plumula normal
(Kuswanto, 1997).
Hal ini menunjukkan bahwa kadar air benih berkolerasi positif dengan daya
respirasi yang menghasilkan panas, air dan CO2 dan persamaan respirasi tersebut
sebagai berikut C6H12O6 +6O2 = 6CO2 + 6 H2O + 673 kg kalori semakin tinggi
kadar air benih respirasi berjalan semakin intensif sehingga panas, air dan CO2
yang dihasilkan semakin tinggi pula. Panas dan uap air yang dihasilkan
sekeliling yang baik bagi jasad renik untuk berkembang dan menambah laju
kemunduran benih. Harington (1972) menyatakan bahwa pada kadar air 18-20 %
terjadi pemanasan akibat pernafasan yang berjalan relatif cepat, antara 12-14 %
jamur akan tumbuh baik pada permukaan atau di dalam benih, kadar air 4-8 %