BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan merupakan suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling
berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula untuk
mengatasi masalah kesehatan masyarakat tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri tapi
harus dari seluruh segi yang ada pengaruhnya terhadap kesehatan tersebut. Salah satu masalah
masyarakat yang perlu mendapat perhatian adalah masalahkejadian Thypoid (Typus)
di masyarakat.
Demam tifoid merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus dengan gejala demam
satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dengan atau tanpa gangguan
kesadaran. Penyakit ini disebabkan salmonella typhosa dan hanya didapatkan pada manusia.
Penularan penyakit ini hampir selalu terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
(Rampengan , 2008).
Penyakit Demam tifoid seringkali menjadi sebab seseorang harus menjalani rawat
inap.Demam typoid atau typhoid fever yang biasa disebut dengan typus atau types oleh orang
awam, merupakan penyakit yang disebabkan oleh Salmonella Thyphi (S Thyphi). Bakteri
salmonella Thyphi menyerang bagian saluran pencernaan. sistem dan kebjakan kesehatan
menyatakan demam typoid disebabkan oleh pencemaran air minum dan sanitasi yang buruk.
Menurut data world health organization (WHO) tahun 2003 memperkirakan terdapat
sekitar 17 juta kasus demam tifoid diseluruh dunia dengan kejadian 600.000 kasus kematian tiap
tahun (Anonim 2008). Angka kejadian demam tifoid diketahui lebih tinggi pada Negara
berkembang khususnya didaerah tropis sehingga tak heran jika demam tifoid banyak ditemukan
di Indonesia.
Demam thypoid yang berulang dapat terjadi dan berlangsung dalam waktu yang pendek
pada mereka yang mendapatkan infeksi yang ringan dengan demikian juga hanya menghasilkan
kekebalan yang lemah. Demam thypoid yang berulang akan terjadi bila pengobatan sebelumnya
tidak adekuat atau sebetulnya bukan berulang tetapi terkena infeksi baru. Demam thypoid yang
berulang dapat lebih ringan dari serangan primer tetapi dapat menimbulkan gejala lebih berat
daripada infeksi primer tersebut.sepuluh persen dari demam thypoid yang tidak diobati akan
mengakibatkan timbulnya demam thypoid yang berulang (Soedarto,2007)
Penularan penyakit ini biasanya dihubungkan dengan faktor kebiasaan makan, kebiasaan
jajan, kebersihan lingkungan, keadaan fisik anak, daya tahan tubuh dan derajat kekebalan
anak. Perlu penanganan yang tepat dan komprehensif agar dapat memberikan pelayanan yang
tepat terhadap pasien. Tidak hanya dengan pemberian antibiotika, namun perlu juga asuhan
keperawatan yang baik dan benar serta pengaturan diet yang tepat agar dapat mempercepat
proses penyembuhan pasien dengan demam tifoid (www.arisclinic/2013)
Situasi penyakit Typhus (demam typhoid) di Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2005
sebanyak 16.478 kasus dengan kematian sebanyak 6 orang (CFR=1%). untuk tahun 2006,
tercatatat jumlah penderita sebanyak 16.909 dengan kematian sebanyak 11 orang (CFR=0,07%).
Pada tahun 2007 tercatat jumlah penderita sebanyak 16.552 dengan kematian sebanyak 5
orang (CFR=0,03 %) dengan sebaran kasus tertinggi di Kabupaten Gowa, Dari data program
tahun 2008 penyakit typhus tercatat jumlah penderita sebanyak 20.088 dengan kematian
sebanyak 3 orang, masing-masing Kabupaten Gowa (1 orang) dan Barru (2 orang) atau CFR=
0,01 %. Insiden Rate (IR=0.28%) yaitu tertinggi di Kab.Gowa yaitu 2.391 kasus. di Rumah Sakit
Labuan Baji Makassar. Jumlah Penderita Thypoid sejak 2011 sebanyak 165 orang, pada tahun
2012 meninkat menjadi 178 orang. Sedangkan untuk tahun 2013 hingga tiga bulan terakhir
penderita Thypoid sudah mencapai 70 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, dr Rahmat Latief, mengatakan, Penyakit Thypoid atau
Thypus adalah penyakit demam yang disebabkan oleh kuman salmonella yang penyebarannya
melalui makanan dan minuman yang tercemar yang disebabkan oleh lingkungan yang kotor.
(Hasan Basri, Tribun Timur - Selasa, 26 Maret 2013)
Berdasarkan hasil pengambilan data awal yang dilakukan peneliti Kamis 11 April 2013
diperoleh dari catatan medik Di RSUD SYEKH YUSUF yang menderita penyakit demam typoid
pada tahun 2012 sebanyak 573 orang. Yang terdiri dari perempuan berjumlah 298 dan laki-laki
berjumlah 275 orang.
Dari uraian latar belakang diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk mengambil judul
tentang “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Typhoid Yang Berulang Di RSUD
SYEKH YUSUF Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai
berikut : “Apa Faktor-faktor yang mempengaruhi Demam typhoid yang berulang pada pasien Di
RSUD SYEKH YUSUF Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Demam Typhoid yang Berulang
Di RSUD SYEKH YUSUF Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.
2. Tujuan Khusus
a. Diidentifikasi Deman Typhoid pada pasien Rawat Inap Di RSUD SYEKH YUSUF Kecamatan
Somba Opu Kabupaten Gowa.
b. Diidentifikasi Deman Typhoid yang berulang pada pasien Rawat Inap Di RSUD SYEKH
YUSUF Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.
c. Untuk mengidentifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Demam Typhoid yang Berulang Di
RSUD SYEKH YUSUF Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi
Sebagai sumber informasi dan bahan bacaan bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu keperawatan
Famika Makassar.
2. Bagi mahasiswa STIK FAMIKA Makassar
3. Bagi peneliti
Merupakan pengalaman berharga dalam memperluas wawasan ilmiah dan pengetahuan dalam
penelitian.
Sebagai sumber informasi dan masukan bagi instansi terkait dalam penetapan kebijaksanaan untuk
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. Kerangka Konsep
Demam thypoid merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus dengan gejala demam
satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dengan atau tanpa gangguan
kesadaran.Kemampuan unik dari organisme Salmonella Thyphi inilah yang menyebabkan orang
yang pernah menderita Thypoid seperti saya, suatu saat penyakit ini akan kembali muncul.
Penyakit ini akan berulang kembali apabila daya tahan tubuh si penderita tidak optimal,
seperti pada kondisi kelelahan, kurang tidur, asupan makanan tidak teratur dan sembarangan, dan
lain-lain. Gejala-gejala yang kerap terjadi antara lain seperti nyeri pada perut, mual, muntah,
demam tinggi hingga 40ᵒc, sakit kepala dan diare yang kadang-kadang bercampur darah.
Berdasarkan faktor diatas akan digambarkan skema pola piker variabel yang akan diteliti:
Pola Pikir Penelitian
Pola Makan
Lingkungan
Demam Thypoid Berulang
Keterangan :
: Variabel Independen .
: Variabel Dependen.
: Garis penghubung antara Variabel
.
B. Variabel Penelitian dan Defenisi Konseptual
1. Variabel Penelitian
a. Variabel Independen : Pola Makan, Lingkungan
b. Variabel Dependen : Demam Thypoid berulang
3. Defenisi Konseptual
1. Demam Thypoid Berulang
Demam Thypoid yang berulang adalah thypoid yang terjadi dan langsung dalam
waktu yang pendek pada mereka yang mendapatkan infeksi yang ringan, dengan demikian juga
hanya menghasilkan kekebalan yang lemah (Arlin algerina,2010).
2. Pola Makan
Pola makan merupakan kebiasaan makan yang dikonsumsi sehari-hari, kebiasaan
makan yang benar diterjemahkan sebagai upaya untuk mengatur agar tubuh kita sehat (siswono,
2002)
3. Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh untuk kesehatan
manusia.lingkungan yang kotor dapat menyebabkan lalat dan merupakan faktor utama untuk
terjangkit demam thypoid (Soedarto,2009).
Kriteria objektif
Mengalami : Jika skor > 3
Tidak Mengalami : Jika skor ≤ 3
2. Pola Makan
Kebiasaan makanan dalam masyarakat dimana makanan yang dikonsumsi adalah makanan lunak
dan tidak banyak berserat.
Kriteria objektif
Kurang : Jika skor responden ≤ 2
Baik : Jika skor responden > 2
3. Lingkungan
Lingkungan adalah suatu keadaan sekitar kita yang memiliki pengaruh positif dan
negative terhadap kesehatan .
Kriteria objektif
Kurang : Jika skor responden ≤ 2
Baik : Jika skor responden > 2
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desaian penelitian yang digunakan adalah desain penelitian deskriptif analitik dengan
pendekatan crossectional study dengan tujuan untuk mengetahui penyakit demam thypoid
berulang di RSUD SYEKH YUSUF Kabupaten Gowa, berdasarkan faktor pola makanan, dan
lingkungan yang memperngaruhinya.
Analisa bivariat dilakukan untuk melihat hubungan variabel independen dan depeden
dengan menggunakan uji statistik dengan tingkat kemaknaan 0,05. Uji statistik yang digunakan
adalah “chi-square” untuk menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi demam thypoid
berulang. Adapun rumusnya adalah :
Keterangan :
X2 : chi-square
O : Nilai Observasi
E : Nilai yang diharapkan
: Jumlah data
Penilaian :
1) Apabila X2 hitung > dari X2 tabel, Ho ditolak atau Ha diterima, artinya ada hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen.
2) Apabila X2 hitung < dari X2 tabel, Ho diterima atau Ha ditolak, artinya tidak ada hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen.
D. Etika Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memandang perlu adanya rekomendasi dari pihak lain
dangan mengajukan permohonan izin kepada instansi tempat penelitian, dalam hal ini RSUD
SYEKH YUSUF Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Setelah dapat persetujuan barulah
dilakukan penelitian dangan menekankan masalah etika yang meliputi:
1. Informed concent (lembar persetujuan)
Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti yang memenuhi
criteria inklusi dan disertai judul penelitian dan manfaat penelitian. Bila responden menolak
maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak-hak responden.
Lihat komentar
SKRIPSI
Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis
MAY
7
FOTO DONI
MAY
7
MAY
7
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah penduduk merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh negara berkembang, termasuk
Indonesia. Salah satu masalah kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah laju pertumbuhan penduduk
yang cukup tinggi. Berbagai program pembangunan telah dilakukan, sedang dan akan dilaksanakan untuk
mengatasi masalah kependudukan tersebut, antara lain melalui program pelayanan kesehatan ibu dan
anak, keluarga berencana dan pembangunan keluarga sejahtera.
MAY
7