Anda di halaman 1dari 21

RANCANGAN STUDI

EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF DAN ANALITIK

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Epidemiologi

Oleh :

Asri Anggraeni P2.06.37.0.16.00

Astri Andriani P2.06.37.0.16.00

Upit Uswatun Hasanah P2.06.37.0.16.00

Yuna Nurmulyawatini P2.06.37.0.16.00

PROGRAM STUDI DIII PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN

POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Rancangan Studi
Epidemiologi Deskriptif dan Analitik” tepat pada waktunya. Makalah ini kami
ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Epidemiologi.
Saat ini Epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang
frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya.Secara sederhana, ada 2 (dua) model desain
ilmu Epidemiologi yaitu Epidemiologi Deskriptif dan Epidemiologi Analitik..
Penulis menyadari bahwa selama penulisan makalah ini penulis banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Imas Masturoh, SKM, M.Kes (Epid) selaku dosen koordinator mata kuliah
yang telah membantu penulis selama menyusun makalah ini.
2. Heri DJ. Maulana, S. Sos., M.Kes selaku dosen mata kuliah yang telah
membantu penulis selama menyusun makalah ini.
3. Rekan-rekan seangkatan yang telah memotivasi penulis untuk
menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda.
Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh sebab itu, diharapkan kritik dan saran pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Mudah-mudahan bermanfaat bagi penulis dan
pembaca.
Tasikmalaya, 15 Februari 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................................... 1
D. Kegunaan Makalah ................................................................................................. 2
E. Prosedur Makalah ................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
A. Pengertian ............................................................................................................... 3
B. Macam-macam Desain Epidemiologi ..................................................................... 4
1. Epidemiologi Deskriptif .................................................................................... 4
2. Epidemiologi Analitik ....................................................................................... 7
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 16
A. Simpulan ............................................................................................................... 16
B. Saran ..................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jika ditinjau dari asal kata, Epidemiologi berarti ilmu yang memepelajari
tentang penduduk (yunani: epi = pada atau tentang, demos = penduduk, logos =
ilmu).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, Dep Dik
Bud 1990: Epidemiologi adalah ilmu tentang penyebaran penyakit menular
pada manusia dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyebarannya.
Penyebaran penyakit disini merupakan penyebaran penyakit menurut sifat
orang tempat dan waktu. Secara sederhana, ada 2 (dua) model desain ilmu
Epidemiologi yaitu Epidemiologi Deskriptif dan Epidemiologi Analitik. Kedua
studi ini memiliki manfaat/keuntungan dan kerugian sendiri-sendiri sesuai
dengan tujuan peneliti dalam melaksanaan penelitian.

B. Rumusan masalah
Sejalan dengan latar belakang di atas, penulis menyusun rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa itu studi epidemiologi deskriptif dan epidemiologi analitik?
2. Ada berapa jenis studi epidemiologi deskriptif dan epideiologi analitik?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan studi epidemiologi deskriptif dan
epidemiologi analitik?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas makalah ini disusun dengan tujuan:
1. Mengetahui pengertian studi epidemiologi deskriptif dan analitik.
2. Mengetahui jenis-jenis studi epidemiologi deskriptif dan analitik.
3. Mengetahui kekurangan dan kelebihan studi epidemiologi baik
deskriptif maupun analitik.

1
D. Kegunaan Makalah
Penulis berharap semoga dengan disusunnya makalah ini dapat menambah
pengetahuan penulis dan pembaca sehingga mudahkan dalam proses
perkuliahan.

E. Prosedur Makalah
Makalah ini disusun menggunakan metode studi pustaka.Penulis
mengambil referensi dengan membaca dari berbagai buku sumber dan internet
yang relevan sesuai dengan tema makalah.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pengamatan atau penelitian merupakan suatu rangkaian tindakan yang
memerlukan metode yang berkesinambungan untuk mencapai apa yang akan
diamati atau diteliti. Seperti membangun suatu rumah, tentu membutuhkan
kegiatan membuat pondasi, memasang kusen pintu dan membuat kuda-kuda
pada atau atap rumah. Disamping tindakan tersebut, dalam membangun rumah
dibutuhkan hal yang lain yaitu gambar rumah yang akan dibangun.
Definisi rancangan atau desain penelitian epidemiologi adalah suatu
rencana, struktur, dan strategi untuk menjawab permasalahan, yang
mengoptimasi validitas. Rancangan disusun sedemikian rupa sehingga
menuntun peneliti memperoleh jawaban dari hipotesis. Dalam arti sempit
mengacu pada jenis penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan.
Rancangan penelitian epidemiologi mempunyai manfaat :
1. Sebagai alat untuk mencapai tujuan karena memilih suatu desain
berarti menetapkan jenis penelitian yang akan dilaksanakan.
2. Sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian karena tiap jenis
rancangan mempunyai tata laksana tersendiri.

Dasar rancangan atau desain atau studi epidemiologi ditegakkan atas dasar
dua asumsi yaitu kejadian sakit tidak terjadi secara acaak dan penelusuran
sistematik dan cermat pada kelompok penduduk yang berbeda dapat mengenal
faktor-faktor penyebab dan pencegahan terjadinya penyakit.

Pemikiran alamiah epidemiologi didasarkan pada:

1. kecurigaan atas terjadinya faktor pemapar yang mempengaruhi


terjadinya penyakit. Dapat muncul dari praktik klinik, penelitian
laboratorium, pengamatan pola penyakit, studi korelasi, laporan kasus
(deskriptif).
2. formulasi hiotesis tertentu.

3
3. melakukan penelitian epidemiologi untuk menguji hubungan antara
pemaparan dan dan penyakit (epidemiologi analitik). Dalam pengujian
ini harus diperhatikan faktor peluang, bias dan confounding.

Penetapan apakah suatu hubungan yang didapat merupakan suatu hubungan


sebab akibat atau tidak. Untuk menentukan sebab-akibat harus memperhatikan
hasil penelitian lainnya, kekuatan hubungan, arah waktu (temporal ambiguity).

B. Macam-macam Desain Epidemiologi


1. Epidemiologi Deskriptif
Epidemiologi Deskriptif merupakan studi epidemiologi yang bertujuan
untuk menggambarkan pola distribusi penyakit dan determinannya menurut
populasi, letak geografik, serta waktu. Indikator yang digunakan dalam
epidemiologi Deskriptif adalah Faktor sosial ekonomi, seperti umur, jenis
kelamin, ras, status perkawinan, pekerjaan maupun variabel gaya hidup, seperti
jenis makanan, pemakaian obat dan perilaku seksual.
Beberapa manfaat dari Studi Epidemiologi Deskriptif adalah :
a. Relatif murah daripada studi Epidemiologi Analitik.
b. Memberikan masukan tentang pengalokasian sumber daya dalam
rangka perencanaan yang efisien.
c. Memberikan petunjuk awal untuk merumuskan hipotesis bahwa suatu
variabel merupakan faktor resiko penyakit.

Pembagian Studi Epidemiologi Deskriptif antara lain adalah :


a. Laporan kasus dan seri kasus
Laporan kasus merupakan rancangan studi yang menggambarkan kejadian
satu kasus baru yang menarik yang dilakukan oleh satu orang peneliti atau lebih
untuk mendapatkan gejala atau tanda-tanda spesifik, misalnya terjadi kasus
keracunan merthyl mercuri di Teluk Minimata Jepang.

4
Tujuan studi kasus adalah untuk mengenal karakteristik kasus . Setelah
karakteristik dikenal baru kemudian disusun gejala-gejala dan tanda-tanda.
Misalnya yang termasuk gejala subjektif, tanda-tandanya ditemukan dari
anamnese, sedangkan gejala yang bersifat objektif ditemukan dari hasil
pemeriksaan laboratorium.
Serial kasus merupakan rancangan studi yang menggambarkan kejadian
sekumpulan kasus baru dengan diagnosis serupa, dengan mendistribusikan
pada variabel-variabel tertentu untuk melihat kecenderungan-kecenderungan
tertentu. misal pada tahun 1985 ditemukan penyakit break dancing neck.
Tujuannya adalah untuk melihat kecenderungan-kecenderungan tertentu.
Tidak ada batasan jumlah kasus dalam kasus seri. Kasus seri dilaporkan dalam
bentuk proporsi (rancangan kasus seri bukan ukuran frekuensi). Dalam kasus
seri perlu juga didapat data populasi. Secara sistematis variabel dikelompokkan
kedalam tiga kelompok besar yaitu :
1) Kelompok orang, meliputi; demografi, genetik dan umur. Kelompok
demografi meliputi alamat, umur, sex, sosial ekonomi, ras,
pendidikan, pekerjaan, status. Kelompok orang dari segi genetik
meliputi riwayat keluarga. Sedangkan dari kelompok prilaku meliputi
morokok, minuman keras, hobby, olahraga dan tidur.
2) Kelompok tempat, meliputi alamat, lingkungan kerja, dataran tinggi –
rendah.
3) Kelompok waktu, meliputi pagi - siang – malam; bulan; musim
(panas-hujan).
Kelemahan studi ini adalah :
1) Tidak ada grup kontrol
2) Tidak dapat dilakukan studi hipotesa

b. Studi ekologi / korelasi


Studi Korelasi merupakan studi epidemiologi yang bertujuan
untuk mendeskripsikan hubungan korelatif antara penyakit dengan

5
karakteristik suatu populasi pada waktu yang sama atau pada populasi yang
sama pada waktu yang berbeda.
Karakteristik dari populasi yang akan di teliti biasanya tergantung pada
minat seorang peneliti, misalnya, mengenai jenis kelamin, umur, kebiasaan
mengkonsumsi makanan tertentu, obat-obatan, rokok, aktifitas, tempat tinggal
dan lain-lain. Contohnya adalah :
1) Hubungan antara tingkat penjualan obat anti asma dengan jumlah
kematian yang diakibatkan oleh penyakit ashma.
2) Hubungan antara jumlah konsumsi rokok pada satu wilayah dengan
jumlah kematian yang diakibatkan oleh penyakit paru.
Kelebihan dari Studi korelasi adalah sangat tepat bila digunakan sebagai
dasar penelitian untuk melihat hubungan antara fakor paparan dengan penyakit,
karena mudah dilakukan dengan informasi yang tersedia sehingga dapat
muncul hipotesis kausal dan selanjutnya dapat diuji dengan rancangan studi
epidemiologi analitik.
Kelemahan dari studi korelasi adalah studi korelasi mengacu pada populasi
(kelompok), sehingga tidak dapat mengidentifikasikan kondisi per individu
dalam kelompok tersebut. Selain itu dalam studi korelasi juga tidak dapat
mengontrol faktor perancu yang potensial, misalnya dalam studi korelasi
mengenai hubungan antara jumlah perokok dengan jumlah penderita kanker
paru, pada studi korelasi tidak mampu untuk mengidentifikasikan faktor
perancu lain seperti, faktor polusi, jenis pekerjaan, aktifitas, dan lain-lain.
c. Cross sectional
Merupakan rancangan studi epidemiologi yang mempelajari hubungan
penyakit dengan paparan(pajanan) secara acak terhadap satu individu dimana
faktor pencetus dan status penyakit diteliti pada waktu yang sama.
Ciri khas rancangan cross sectional :
1) Peneliti melakukan observasi atau pegukuran variabel pada satu saat
tertentu.
2) Status seorang individu atas ada atau tidaknya kedua faktor baik
pemajanan (eksposur) maupun penyakit yang dinilai pada waktu

6
yang sama. Variabelnya bebas dan terikat yang dikumpulkan dalam
waktu yang sama.
3) Hanya menggambarkan asosiasi bukan sebab -akibat.
4) Apabila penerapannya pada studi deskriptif, peneliti tidak
melakukan tindak lanjut terhadap pengukuran yang dilakukan.
5) Desain ini dapat digunakan pada deskriftif dan analitik.
Tujuan dari kegiatan ini:
1) Mempelajari angka kejadian suatu penyakit /masalah kesehatan.
2) Mempelajari hubungan antara suatu faktor resiko dengan angka
kejadian suatu penyakit.
Keuntungan :
1) Mudah dan murah dilakukan, cepat diperoleh hasil.
2) Dilakukan pada satu waktu.
3) Memungkinkan penggunaan populasi dari masyarakat umum.
4) Dapat meneliti banyak variabel.
5) Dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
6) Menggambarkan hubungan dan kondisi satu penyakit dan
pemicunya.
7) Tidak hanya terhadap individu yang mendapatkan pengobatan.
Kerugian :
1) Tidak tepat untuk meneliti hubungan kausal antara penyakit dengan
pemicunya karena penelitian dilakukan pada satu waktu.
2) Hanya akurat bila dilaksanakan pada individu yang representatif.
3) Tidak dapat dilaksanakan pada semua kasus.
2. Epidemiologi Analitik
a. Pengertian Studi Epidemiologi Analitik
Epidemiologi analitik merupakan studi epidemiologi yang ditujukan
untuk mencari faktor-faktor penyebab timbulnya penyakit atau mencari
penyebab terjadinya variasi yaitu tinggi atau rendahnya frekuensi penyakit
pada kelompok individu. (Eko Budiarto, 2002:111).

7
Epidemiologi analitik adalah epidemiologi yang menekankan pada
pencarian jawaban terhadap penyebab terjadinya frekuensi, penyebaran
serta munculnya suatu masalah kesehatan. Studi analitik digunakan untuk
menguji hubungan sebab akibat dan berpegangan pada pengembangan data
baru. Kunci dari studi analitik ini adalah untuk menjamin bahwa studi di
desain tepat sehingga temuannya dapat dipercaya (reliabel) dan valid.
b. Tujuan Studi Epidemiologi Analitik
Epidemologi Analitik adalah riset epidemiologi yang bertujuan untuk:
1) Menjelaskan faktor-faktor resiko dan kausa penyakit.
2) Memprediksikan kejadian penyakit
3) Memberikan saran strategi intervensi yang efektif untuk pengendalian
penyakit.
c. Jenis Studi Epidemiologi Analitik
Berdasarkan peran epidemiologi analitik dibagi 2 :
1) Studi Observasional
a) Studi potong lintang (Cross sectional)
Rancangan cross sectional adalah suatu rancangan epidemiologi
yang mempelajari hubungan penyakit dan faktor penyebab yang
mempengaruhi penyakit tersebut dengan mengamati status faktor
yang mempengaruhi penyakit tersebut secara serentak pada individu
atau kelompok pada satu waktu.
Penelitian cross sectional adalah suatu penelitian dimana
variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan variabel-variabel
yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada waktu yang sama.

Langkah – langkah penelitian cross sectional :

i. Mengidentifikasi variabel-variabel penelitian dan mengidentifikasi


faktor resiko dan faktor efek.
ii. Menetapkan subjek penelitian.

8
iii. Melakukan observasi atau pengukuran variabel-variabel yang
merupakan faktor resiko dan efek sekaligus berdasarkan status
keadaan variabel pada saat itu (pengumpulan data).
iv. Melakukan analisi korelasi dengan cara membandingkan proporsi
antar kelompok-kelompok hasil observasi (pengukuran)

Contoh : Ingin mengetahui hubungan antara anemia besi pada ibu hamil
dengan Berat Badan Bayi Lahir (BBL) denagn menggunakan rancanagn atau
pendekatan cross sectional.

Ciri khas rancangan cross sectional :


i. Peneliti melakukan observasi / pengukuran variabel pada
suatu saat tertentu.
ii. Status seorang individu atas ada atau tidaknya kedua faktor
baik pemajanan (exposure) maupun penyakit yang dinilai
pada waktu yang sama.
iii. Hanya menggambarkan hubungan aosiasi bukan sebab
akibat.
iv. Apabila penerapannya pada studi deskriptif, peneliti tidak
melakukan tindak lanjut terhadap pengukuran yang
dilakukan.

Kelebihan rancangan cross sectional :


i. Mudah dilaksanakan.
ii. Sederhana.
iii. Ekonomis dalam hal waktu.
iv. Hasilnya dapat diperoleh dengan cepat.
v. Dalam waktu bersamaan dapat dikumpulkan variabel yang
banyak, baik variabel resiko maupun efek.

9
Kekurangan rancangan cross sectional :
i. Diperlukan subjek penelitian yang besar.
ii. Tidak dapat menggambarkan perkembangan penyakit
secara akurat.
iii. Tidak valid untuk meramalkan suatu kecenderungan.
iv. Kesimpulan korelasi faktor resiko dengan efek paling
lemah bila dibandingan dengan dua rancangan
epidemiologi yang lain

b) Kasus kontrol (case control)


Rancangan Kasus Kontrol adalah rancangan studi
epidemiologi yang mempelajari hubungan antara penyebab suatu
penyakit dan penyakit yang diteliti dengan membandingkan
kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status penyebab
penyakitnya.
Penelitian case control adalah suatu penelitian (survey)
analitik yang menyangkut bagaimana faktor resiko dipelajari dengan
menggunakan pendekatan retrospektif.

Tahap-tahap penelitian case control :


i. Identifikasi variabel-variabel penelitian (faktor resiko
dan efek).
ii. Menetapkan objek penelitian (populasi dan sampel).
iii. Identifikasi kasus.
iv. Pemilihan subjek sebagai kontrol.
v. Melakukan pengukuran retrospetif (melihat ke
belakang) untuk melihat faktor resiko.
vi. Melakukan analisis dengan menbandingkan proporsi
antara variabel-variabel objek penelitian dengan
variabel-variabel kontrol.

10
Contoh : Peneliti ingin membuktikan hubungan antara malnutrisi
(kekurangan gizi) pada balita dengan prilaku pemberian makanan
oleh ibu.

Ciri rancangan kasus kontrol :


i. Subjek dipilih atas dasar apakah mereka menderita (kasus)
atau tidak (kontrol) suatu kasus yang ingin diamati
kemudian proporsi pemajanan dari kedua kelompok
tersebut dibandingkan.
ii. Diketahui variabel terikat (akibat), kemudian ingi diketahui
variabel bebas (penyebab).
iii. Observasi dan pengukuran tidak dilakukan pada saat yang
sama.
iv. Peneliti melakukan pengukuran variabel bergantung pada
efek (subjek (kasus) yang terkena penyakit) sedangkan
variabel bebasnya dicari secara retrospektif.
v. Untuk kontrol, dipilih subjek yang berasal dari populasi dan
karakteristik yang sama dengan kasus.
vi. Bedanya kelompok kontrol tidak menderita penyakit yang
akan diteliti

Kelebihan rancangan penelitian case control :


i. Merupakan satu-satunya cara untuk meneliti kasus jarang
atau yang masa latennya panjang.
ii. Hasil dapat diperoleh dengan cepat.
iii. Biaya yang dibutuhkan relatif sedikit.
iv. Subjek penelitian sedikit.
v. Dapat melihat hubungan bebrapa penyebab terhadap suatu
akibat.

11
vi. Adanya pembatasan atau pengendalian faktor resiko
sehingga hasil penelitian lebih tajam dibanding dengan
hasil rancangan cross sectional

Kekurangan rancangan penelitian case control :


i. Sulit menentukan kontrol yang tepat.
ii. Validasi mengenai informasi kadang sukar diperoleh.
iii. Sukar untuk menyakinkan dua kelompok tersebut
sebanding.
iv. Tidak dapat dipakai lebih dari satu variabel dependen.
v. Tidak dapat diketahui efek variabel luar karena secara
teknis tidak dapat dikendalikan

c) Kohort
Rancangan Kohort adalah rancangan studi epidemiologi yang
mempelajari hubungan antara penyebab dari suatu penyakit dan penyakit yang
diteliti dengan membandingkan kelompok terpajan dan kelompok yang tidak
terpajan berdasar status penyakitnya.
Penelitian kohort adalah suatu penelitian yang digunakan untuk
mempelajari dinamika korelasi antara faktor resiko dengan faktor efek melalui
pendekatan longitudinal kedepan atau prospektif.
Dua jenis kohort :
i. Closed kohort, yaitu kohort dengan keanggotaan tertutup
dimana tidak ada penambahan anggota baru sejak studi
atau follow up sejak studi dimulai.
ii. Open cohort. Yaitu kohort dengan keanggotaan terbuka
dimana dalam perjalanan waktu pengamatan dapat
menambahkan anggota baru.

12
Langkah – langkah pelaksanaan penelitian kohort :
i. tentukan satu kelompok orang yang terpajan.
ii. Tentukan kelompok lainnya yang tidak terpajan.
iii. Amati kedua kelompok, apakah mereka menjadi sakit atau
tidak.

Ciri khas dari rancangan kohort :


i. Berasal dari kata romawi kuno yang berarti kelompok tentara yang
berbaris maju ke depan.
ii. Subjek dibagi berdasar ada atau tidaknya pemajanan faktor tertentu
dan kemudian diikuti dalam periode waktu tertentu untuk
menentukan munculnya penyakit pada tiap kelompok.
iii. Digunakan untuk mempelajari dinamika korelasi antara
faktor resiko dan efek.
iv. Sekelompok subjek yang belum mengalami penyakit atau efek
diikuti secara prospektif.
v. Diketahui variabel bebas (penyebab) kemudian ingin
diketahui variabel terikat (akibat).
vi. Dapat dilakukan secara prospektif dan retrospektif

Kelebihan Rancangan kohort :


i. Merupakan desain terbaik dalam menentukan insiden
perjalanan penyakit atau efek yang diteliti.
ii. Desain terbaik dalam menerangkan dinamika hubungan
antara faktor resiko dengan efek secara temporal.
iii. Dapat meneliti beberapa efek sekaligus.
iv. Baik untuk evaluasi pemajan yang jarang.
v. Dapat meneliti multipel efek dari satu pemajan.
vi. Dapat menetapkan hubungan temporal.
vii. Mendapat incidence rate.
viii. Biasnya lebih kecil

13
Kekurangan rancangan kohort :
i. Memerlukan waktu yang lama.
ii. Sarana dan biaya yang mahal.
iii. Rumit.
iv. Kurang efisien untuk kasus yang jarang.
v. Terancam Drop Out dan akan mengganggu analisis.
vi. Menimbulkan masalah etika.
vii. Hanya dapat mengamati satu faktor penyebab.

2) Studi Eksperimental
Rancangan studi eksperimen adalah jenis penelitian yang
dikembangkan untuk mempelajari fenomena dalam kerangka korelasi
sebab-akibat. Menurut Bhisma Murti rancangan studi ini digunakan
ketika peneliti atau oranglain dengan sengaja memperlakukan berbagai
tingkat variabel independen kepada subjek penelitian dengan tujuan
mengetahui pengaruh variabel independen tersebut terhadap variabel
dependen.
Berdasarkan penelitian tersebut studi eksperimen (studi perlakuan
atau intervensi dari situasi penelitian ) terbagi dalam dua macam yaitu
rancangan eksperimen murni dan quasi eksperimen.
a) Rancangan eksperimen murni
Eksperimen murni adalah suatu bentuk rancangan yang
memperlakukan dan memanipulasi sujek penelitian dengan kontrol
secara ketat.
Penelitian eksperimen mempunyai ciri :
i. Ada perlakuan, yaitu memperlakukan variabel yang diteliti
(memanipulasi suatu variabel).
ii. Ada randominasi, yaitu penunjukan subjek penelitian secara
acak untuk mendapatkan salah satu dari berbagai tingkat
faktor penelitian.

14
iii. Semua variabel terkontrol, eksperimen murni mampu
mengontrol hampir semua pengaruh faktor penelitian
terhadap variabel hasil yang diteliti.
b) Quasi Eksperimen (eksperimen semu)
Quasi Eksperimen (eksperimen semu) adalah eksperimen yang
dalam mengontrol situasi penelitian tidak terlalu ketat atau
menggunakan rancangan tertentu dan atau penunjukkan subjek
penelitian secara tidak acak untuk mendapatkan salah satu dari berbagai
tingkat faktor penelitian.
Ciri dari quasi eksperimen :
i. Tidak ada randominasi, yaitu penunjukkan sujek
penelitian secara tidak acak untuk mendapatkan salah
satu dari berbagai tingkat faktor penelitian. Hal ini
disebabkan karena ketika pengalokasian faktor
penelitian kepada subjek penelitian tidak mungkin, tidak
etis, atau tidak praktis menggunakan randominasi.
ii. Tidak semua variabel terkontrol karena terkait dengan
pengalokasian faktor penelitian kepada subjek penelitian
tidak mungkin, tidak etis, atau tidak praktis
menggunakan randominasi sehinggasulit mengontrol
variabel secara ketat.

Kriteria memilih desain studi :

i. Masalah penelitian dan hipotesis


ii. Waktu yang tersedia untuk penelitian.
iii. Sumber daya yang tersedia untuk penelitian.
iv. Penyakit umum atau langka.
v. Jenis variabel hasil yang diteliti.
vi. Kualitas data yang akan diperoleh dari barbagai sumber.

15
BAB III

PENUTUP
A. Simpulan
Epidemiologi analitik adalah ilmu yang mempelajari determinan yaitu
faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dan distribusi penyakit atau
masalah yang berkaitan dengan kesehatan. Epidemiologi analitik di samping
meliputi pemahaman terhadap dasar-dasar epidemiologi deskriptif juga
mempunyai pembidangan yang lebih khusus. Kekhususannya tersebut
menekankan pada aspek analisis yaitu mengkhususkan diri pada analisis
hubungan antara fenomena kesehatan dengan berbagai variabel lain.
Epidemiologi analitik ini ditujukan untuk menentukan kekuatan, kepentingan
dan makna statistik dari hubungan epidemiologi antara pemapar dan akibat
yang ditimbulkan.
Epidemiologi analitik terdiri dari: (1) Studi observasi (case control,
cohort,cross sectional), (2) Eksperimen/intervensi (eksperimen kuasi,
eksperimen murni). Studi potong lintang (cross sectional) untuk penelitian
analitik adalah studi yang mempelajari hubungan faktor risiko (paparan) dan
efek (penyakit/masalah kesehatan) dengan cara mengamati faktor risiko dan
efek secara serentak pada banyak individu dari suatu populasi pada satu saat.
Studi kasus kontrol merupakan studi penelitian yang dimana peneliti akan
melakukan observasi atau pengukuran terhadap variabel bebas dan tergantung
tidak dalam satu waktu. Penelitian ini merupakan penelitian observasional
karena peneliti tidak memberi perlakuan kepada subjek penelitian.Dalam
studi kohort sekelompok orang dipaparkan (exposed) pada suatu penyebab
penyakit (agent). Kemudian, diambil sekelompok orang lain yang mempunyai
ciri-ciri yang sama dengan kelompok pertama, tetapi tidak dipaparkan atau
dikenakan pada penyebab penyakit.
Penelitian eksperimen dapat dikatakan sebagai metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendalikan. Tujuan dari penelitian eksperimental adalah untuk

16
mengukur efek dari suatu intervensi terhadap hasil tertentu yangdiprediksi
sebelumnya.Desain ini merupakan metode utama untuk menginvestigasi terapi
baru.

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, ke depannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung
jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa
untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di
jelaskan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Bhisma Murti, Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi edisi 2. Gadjah Mada
University Press, Yoyakarta, 2003
R.Beaglehole, dkk., Dasar-dasar Epidemiologi, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta, 1997.
Saepudin, Malik. Prinsip-prinsip epidemiologi, cv. Trans Info Media : Jakarta
Timur, 2011
Rajab, Wahyudin. 2009. Buku Ajar Epidemiologi Untuk mahasiswa Kebidan. Buku
Kedokteran EGC : Jakarta
Rianti, Emy (dkk). 2010. Buku Ajar Epidemiologi Dalam Kebidanan Edisi Revisi.
Trans Info Media : Jakarta

18

Anda mungkin juga menyukai