Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perilaku
manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan
praktek. Perilaku manusia dapat dilihat dari 3 (tiga) aspek yaitu: aspek fisik, aspek
psikis dan aspek sosial. Secara terinci merupakan bagian refleksi dari berbagai
gejolak kejiwaan seperti: pengetahuan, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya yang
ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik dan
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt bahavior).
Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung
atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Selain itu
diperlukan pula faktor dukungan (support) dari pihak lain (Niti Soemito, 1996).
a. Persepsi (Perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis,
atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah mencapai perilaku
tingkat tiga.
d. Adaptasi (Adaptation)
Adaptasi adalah suatu perilaku atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.
tindakannya tersebut.
wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau
bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni
bertahun tahun membangun teori dan penelitian, disepakati bahwa : (1) perilaku
adalah akibat, (2) perilaku diarahkan oleh tujuan, (3) perilaku yang bisa diamati dapat
diukur, (4) perilaku yang tidak dapat secara langsung diamati (misalnya berpikir dan
mengawasi) juga penting dalam mencapai tujuan, (5) perilaku dimotivasi atau
didorong.
studi yang mencakup teori, metode dan prinsip-prinsip dari berbagai disiplin ilmu
terhadap organisasi dan sumber dayanya, misi, sasaran dan strategi (Gibson, 1987).
belum tentu terwujud kecuali seseorang menerima petunjuk cukup kuat dari yang
dimiliki.
yang diperlukan untuk menunjang perilaku. Sumber daya tersebut dapat meliputi
perilaku seseorang yang dikarenakan adanya sikap dan perilaku yang lain.
seseorang terdiri dari 3 (tiga) bagian penting yaitu : 1) kognitif, 2) afektif dan 3)
oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam dan luar individu. Faktor dari dalam
yang berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar. Faktor dari luar individu
meliputi lingkungan sekitar baik fisik maupun non fisik seperti iklim, interaksi
2.1.1 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah manusia
panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba namun sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
baru pada seseorang merupakan suatu proses yang komplek dan memerlukan waktu
relatif lama dimana tahapan yang pertama adalah pengetahuan. Sebelum seseorang
perilaku tersebut bagi dirinya maupun terhadap keluarga atau orang lain.
pendidikan, dan ketrampilan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya jenis
melalui pengalaman pribadi secara langsung atau berbagai unsur sekunder yang
memberi berbagai informasi yang sering kali berlawanan satu dengan yang lain; 2)
pengetahuan yang dimulai dengan melakukan observasi terhadap hal-hal khusus atau
manusia yang mengakibatkan penemuan terarah kepada suatu tujuan, atau berpikir
dianggap sebagai suatu proses kognitif yaitu aktivitas internal untuk memperoleh
pengetahuan. Disebutkan bahwa perilaku seseorang terdiri tiga bagian penting yaitu :
pengetahuan, sikap dan praktek dapat dijelaskan yaitu bahwa pengetahuan seseorang
biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber,
cetak, kerabat terdekat dan sebagainya. Pengetahuan ini dapat membentuk keyakinan
dari pusat sistem pendidikan yang akan mendapatkan pengalaman dimana kelak akan
1) Know (Tahu)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,
suatu obyek yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah di terima. Oleh sebab itu ”tahu” adalah merupakan tingkat
2) Comprenhension (Memahami)
3) Application (Aplikasi)
prinsip.
4) Analysis (Analisis)
suatu obyek ke dalam komponen tetapi masih di dalam satu struktur organisasi
5) Syntesis ( Sintesis )
6) Evaluation (Evaluasi)
(penilaian) terhadap suatu materi atau obyek di mana penilaian ini berdasarkan
suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada.
seseorang mengadopsi perilaku baru di dalam diri, seseorang tersebut terjadi proses
diantaranya:
b. Interest atau merasa tertarik, yaitu ada perasaan tertarik terhadap stimulus
d. Trial dimana subyek sudah mulai melakukan sesuatu sesuai apa yang
2.1.2 Sikap
Sikap merupakan reaksi yang masih tertutup tidak dapat dilihat secara
langsung sehingga sikap hanya bisa ditafsirkan dari perilaku yang nampak.
Pengertian lain sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek
dengan cara tertentu serta merupakan respon evaluatif terhadap pengalaman kognitif,
reaksi afeksi, kehendak dan perilaku berikutnya. Sikap merupakan respon evaluatif
berdasarkan pada proses evaluasi diri disimpulkan berupa penilaian positif atau
2003).
berkaitan dengan kepribadian dan motivasi. Sebuah sikap adalah perasaan positif atau
negatif atau keadaan mental yang selalu disiapkan, dipelajari, dan diatur melalui
pengalaman yang diberikan pengaruh khusus pada respon seseorang terhadap orang,
seseorang yaitu: (1) sikap dapat dipelajari, (2) sikap mendefinisikan predisposisi
terhadap aspek-aspek yang diberikan, (3) sikap memberikan dasar perasaan bagi
atau negatif terhadap orang, obyek atau situasi tertentu. Sikap mengandung sesuatu
sikap terhadap ide yang diterima. Karena dengan suatu upaya untuk menjawab
pertanyaan atau mengerjakan program yang diberikan. terlepas dari benar dan
merupakan produk dari proses sosialisasi seseorang dalam memberikan reaksi sesuai
rangsangan lingkungan yang dapat memulai atau membimbing tingkah laku orang
tersebut. Secara definitif sikap berarti suatu keadaan mental dan keadaan berpikir
(neutral) yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu obyek yang
komponen yaitu : a) keyakinan ide dan konsep terhadap suatu obyek, b) kehidupan
emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu obyek, dan c) kecenderungan untuk
bertindak (tend to behave). Ketiga komponen ini secara bersama sama membentuk
sikap yang utuh (total attitude). Di dalam penentuan sikap yang utuh pengetahuan,
afektif diukur dari sikap atau tanggapan, emosi atau perasaan, sedangkan psikomotor
Sikap dapat bersumber dari lingkungan (orang tua, guru, rekan) dengan tidak
belajar. Perubahan sikap bisa berupa penambahan, pengalihan atau modifikasi dari
satu atau lebih dari ketiga komponen sikap dengan kemungkinan satu atau dua
komponen sikap berubah tapi komponen yang lain tetap (Muches, 1997).
pertimbangan seseorang individu mengenai apa yang benar, baik, atau yang
diinginkan. Sumber nilai dari faktor genetik dan faktor lingkungan yang didapat dari
pendidikan sewaktu masa anak - anak. Nilai relatif lebih stabil dan tahan lama
sehingga sulit untuk diubah bila suatu tertanam sejak lama. Berbeda dengan nilai,
sikap kurang stabil sehingga lebih mudah diubah atau dipengaruhi, walaupun pada
kenyataannya sikap juga tidak semudah itu cepat berubah (Muches, 1997).
pengalaman pribadi, orang lain yang dianggap penting, media masa, institusi atau
lembaga pendidikan dan lembaga agama serta faktor emosi dalam diri individu
Menurut Gibson (1987), bahwa sikap dapat menentukan afeksi, kognisi dan
perilaku, yaitu :
1) Afeksi, emosi atau perasaan adalah segmen emosional dari sebuah sikap,
komponen dari sikap dipelajari dari orang tua, guru, anggota kelompok sebaya.
untuk mensurvey sikap, melalui pita rekaman, ketika pita rekaman dimainkan,
respon emosi dapat diukur dengan reaksi setuju atau tidak setuju, mendukung
atau tidak mendukung dari pernyataan yang ada dipita rekaman, reaksi emosional
2) Kognisi, komponen kognisi dari sebuah sikap terdiri dari persepsi, pendapat dan
evaluatif dimanifestasikan sebagai kesan yang baik atau tidak baik yang
seseorang untuk bertindak terhadap seseorang atau sesuatu dengan cara tertentu,
misalnya : ramah, hangat, agresif atau apatis. Beberapa tindakan dapat diukur
atau dinilai untuk memeriksa komponen perilaku dari sikap. Teori komponen
2.1.3 Praktek
kehendak dipengaruhi oleh sikap dan norma obyektif. Sikap sendiri dipengaruhi
keyakinan hasil dari tindakan yang telah lalu. Norma subyektif dipengaruhi oleh
demografi, pengaruh media massa, anjuran lain serta perhitungan untung rugi dari
suatu obyek. Penelitian dari De Werdt mengatakan bahwa ada pengaruh yang kuat
melalui perantara sikap. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam bentuk praktek
(over behavior). Untuk terwujudnya sikap agar terjadi suatu perbuatan yang nyata
akan menyebabkan orang mempunyai sikap yang positif terhadap sesuatu hal.
Selanjutnya sikap yang positif ini akan mempengaruhi niat untuk ikut serta dalam
2.2. Puskesmas
pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan
bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
yakni lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
kerjanya.
beserta lingkungannya.
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat
tinggal di wilayah kerja puskesmas, agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-
sebagian besar masyarakat serta mernpunyai daya ungkit yang tinggi dalam
pemberantasan penyakit menular, 3) upaya kesehatan ibu dan anak termasuk kb,
daftar upaya kesehatan pokok di puskesmas yang telah ada. Yang termasuk
masyarakat, 5) upaya kesehatan gigi dan mulut, dan 6) upaya kesehatan jiwa.
pada pasal 164-166, secara tegas menyatakan tentang tujuan, sasaran, peran dan
tanggung jawab pemerintah, kewajiban dan tanggung jawab pengelola tempat kerja,
pengusaha dan kewajiban pekerja dalam upaya kesehatan kerja. Upaya kesehatan
kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari
gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan dalam
penyakit akibat kerja dan pemenuhan persyaratan kesehatan kerja. Upaya kesehatan
kerja pada hakikatnya merupakan penyerasian kapasitas kerja, beban kerja, dan
melaksanakan pekerjaan dengan beban tertantu secara optimal, diman kapasitas kerja
terutama dipenuhi oleh kesehatan umum dan status gizi pekerja, pelatihan dan
melakukan pekerjaan. Kemampuan fisik yang lemah atau beban kerja yang tidak
sesuai dengan kemampuan pekerja dapat menyebabkan gangguan kesehatan, hal ini
Apabila faktor lingkungan kerja diabaikan maka dapat mejadi beban tambahan bagi
lingkungan kerja perlu mendapat perhatian, baik terhadap bahaya potensial, masalah
ergonomi, alat pelindung diri maupun hubungan psikososial pekerja yang terlibat di
dalamnya.
yaitu :
1) Mentaati standar kesehatan kerja yang ditetapkan oleh Pemerintah dan menjamin
2) Bertanggung jawab atas kecelakaan kerja yang terjadi di lingkungan kerja sesuai
menjaga kesehatan tempat kerja yang sehat dan mentaati peraturan yang berlaku di
pegawai untuk memperoleh pegawai/ pekerja yang memenuhi standar kesehatan yang
mengatur ikhwal kesehatan kerja dalam satu paragraf dengan keselamatan kerja.
kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
Upaya kesehatan kerja (UKK) ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup
sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan
Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Bab XII pasal 164 - 166).
antara pekerja dengan lingkungan kerjanya baik secara fisik maupun psikis.
kesejahteraan sosialnya.
kesehatan.
Secara umum tujuan dari Upaya Kesehatan Kerja (UKK) adalah untuk
kesehatan kerja. Sedangkan tujuan khusus dari Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
adalah:
pemulihan kesehatan.
prinsip ergonomi.
pajanan yang bisa membahayaan kesehatan. Selain itu sebagai anggota masyarakat
para pekerja bisa menderita gangguan kesehatan yang umum terjadi pada masyarakat
misalnya penyakit infeksi, penyakit akibat cara hidup yang tidak sesuai dengan
kaidah kesehatan dan lain-lain. Sehingga bagi para pekerja perlu mendapatkan upaya
potensial dari tempat kerja, terutama upaya –upaya pencegahan gangguan kesehatan.
Upaya kesehatan Kerja (UKK) adalah upaya yang sangat penting untuk
melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta
Status kesehatan pekerja adalah kondisi kesehatan pekerja pada suatu saat
genetik. Perilaku kerja dan lingkungan kerja merupakan dua komponen utama
Laboratorium Kesehatan, Pos UKK dan jaringan dokter perusahaan bidang kesehatan
rujukan.
kerja.
11) Menghimpun potensi yang dimiliki para prilaku K3 dalam azas kebersamaan
saling menguntungkan.
12) Menerapkan dan membangun kemitraan sebagai landasan kerja dan promosi
kesehatan kerja.
mencapai visi “Masyarakat Pekerja Sehat dan Produktif“. Visi tersebut mengandung
cita-cita bahwa telah terwujud masyarakat pekerja yang bekerja dalam lingkungan
kerja yang sehat dan dengan perilaku kerja sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta
kesehatan dasar dan rujukan baik di pusat, provinsi, dan kabupaten / kota, serta
a) Menggali sumber daya untuk optimalisasi tugas dan fungsi institusi pelayanan
kesehatan kerja.
kesehatan paripurna.
f) Mendorong agar setiap angkatan kerja menjadi peserta dana sehat /asuransi
pembentukan UKBM maupun mengaktifkan kegiatan pos UKK yang sudah ada.
rangka melaksanakan tugas atau tugas-tugas yang ditentukan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Karena merupakan sekumpulan orang yang bekerja dan
(kesatuan) yang dinamis dan dalam berinteraksi sangat dipengaruhi oleh system
memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat di capai
tuntunan lingkungan.Perubahan itu dapat berupa dari tidak ada menjadi ada, dari kecil
menjadi besar, dari besar menjadi kecil, dari ada menjadi tidak ada, atau berupa tugas,
pelaku dalam pelaksanaanya, karena ruang lingkup kesehatan kerja sangat multi
kesehatan kerja, tetapi harus dilakukan secara kemitraan tersebut akan lebih efektif
dan efesien apabila juga didasari juga didasari dengan kesetaraan, keterbukaan serta
saling menguntungkan.
pada khususnya akan lebih mengarah pada kondisi masing-masing daerah, dan
kesehatan kerja.
lebih dari suatu upaya menyeluruh untuk terselenggaranya pelayanan kesehatan dan
keselamatan kerja yang paripurna sekaligus memenuhi kebutuhan semua pihak yang
masing, yaitu :
a) Kementerian Kesehatan
d) Organisasi Pekerja
Untuk organisasi di tingkat provinsi dan kabupaten / kota, lain yang terkait
disesuaikan dengan kondisi wilayah setempat. Peran dan fungsi dari masing-
ii. Melakukan penatalaksanaan dan rujukan kasus PAK, PAHK dan KAK di
Kesehatan kerja.
Kerja.
masyarakat pekerja.
b) Mekanisme Kerja
Kota.
kerja.
3) Anggaran
(DAU) maupun Dana Alokasi khusus (DAK). DAU adalah dana yang
Khusus (DAK) adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
4) Komitmen
kepercayaan yang lebih tinggi dan tanggung jawab timbal balik untuk
mencapai Indonesia Sehat 2010, salah satunya adalah keselamatan dan kesehatan
kepada seluruh staf bawahannya atau kesehatan kerja di puskesmas itu sendiri. Oleh
karena itu perlu adanya komitmen dan kebijakan untuk memberikan perlindungan
puskesmas.
puskesmas.
preventif).
kesehatan kerja dengan sasaran yang jelas dan hasilnya dapat diukur. Perencanaan
harus membuat tujuan, sasaran dan indikator kinerja yang ditetapkan berdasarkan
di puskesmas.
menentukan ada atau tidak adanya bahaya yang dapat menimbulkan resiko
seperti loket pendaftaran, ruang tunggu, ruang poli, ruang rawat inap, ruang obat,
Potensi bahaya atau resiko di tempat kerja dari proses kerja, alat kerja, dan
akibat kerja dan kecekaan kerja. Penyakit akibat hubungan kerja dapat terjadi
selain kerena pajanan penyakit dari pasien atau pengunjung, dapat juga terjadi
akibat prilaku, cara kerja, lingkungan kerja, dan beban kerja petugas di
puskesmas.
Berdasarkan pada sumber bahaya, sering dan lamanya kontak petugas dan
c. Pengendalian Resiko
5) Adanya aturan atau SOP tentang cara kerja yang baik dan sehat.
7) Adanya pelatihan bagi petugas puskesmas tentang cara kerja yang sehat dan
selamat.
kesehatan kerja di dalam dan di luar gedung puskesmas. Penerapan kesehatan kerja di
peran, wewenang dan tanggung jawab dari seluruh petugas puskesmas, antara
lain:
yang berasal dari dinas kesehatan kabupaten/kota dan atau lintas sektor
terkait.
kesehatan kerja.
puskesmas.
dalam rapat staf atau mini lokarya, bila perlu kepada pengunjung dan pasien
di puskesmas.
berikan pelatihan kesehatan kerja bagi seluruh petugas baik secara bersamaan
atau bergantian.
yang akan mulai kerja atau kepada pegawai pindahan atau mutasi dari
dilakukan pengobatan.
2) Penerapan Ergonomi
Berdiri dengan posisi yang benar, dengan tulang punggung yang lurus
c) Proses bekerja
agar orang dapat bekerja sesuai dengan tinggi meja dan tidak
melelahkan.
e) Mengangkat beban
optimum area kerja adalah 5-10 cm di bawah siku. Agar tinggi optimum
ini dapat diterapkan, maka perlu diukur tinggi siku yaitu jarak vertikal
dari lantai ke siku dengan keadaan lengan bawah mendatar dan lengan
atas vertikal. Tinggi siku pada laki-laki misalnya 100 cm dan pada
wanita misalnya 95 cm, maka tinggi meja kerja pada laki-laki adalah
Kegiatan upaya promotif dan preventif ini sangat berperan dalam mencegah
puskesmas. Kegiatan ini pada prinsipnya mudah untuk dilakukan dan tidak
Kegiatan promosi kesehatan kerja akan sangat efektif dan efisien bila dapat
puskesmas :
pengolahan sampah medis dan non medis, sistem pengolahan air limbah
REAKSI TERTUTUP
(Pengetahuan dan Sikap)
Pengetahuan
Pelaksanaan
Ppj Manajemen UKK
Sikap
Alur berfikir dalam penelitian ini adalah menganalisis pengetahuan, sikap dan