Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL SATUAN ACARA BERMAIN REMAJA

LET’S PLAY WITH BRAIN AND POWER

OLEH :

AGRESIA LARAS P (151290)

BENISIO DOS SANTOS (151295)

EGA GISELA G (151298)

ELISABETH PURWANDANI (151299)

FLORENTINA EKA R (151301)

FRANSISKA YUNIARSIH (151303)

VENTY ZULIANA (151324)

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG

2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bermain sebagai terapi merupakan salah satu sarana yang digunakan dalam membantu anak

mengatasi masalahnya, sebab bagi anak bermain adalah simbol verbalisasi. Terapi bermain

dapat dilakukan didalam ataupun diluar ruangan. Terapi yang dilakukan didalam ruangan

sebaknya dipersiapkan dengan baik terutama dengan alat-alat permainan yang akan digunakan.

Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa terapi bermain adalah terapi yang menggunakan alat-

alat permainan dalam situasi yang sudah dipersiapkan untuk membantu anak mengekspresikan

perasaannya, baik senang, sedih, marah, dendam, tertekan, atau emosi yang lain (Alice

Zellawati, 2011).

Terapi bermain adalah suatu metode konseling untuk anak usia 4-16 tahun dengan

menggunakan pendekatan bermain. Pada usia ini, bermain merupakan media natural bagi anak

untuk dapat bercerita dan membagi perasaannya. Dalam sesi terapi, anak yang memerlukan

bantuan dalam mengatasi masalah emosi, perilaku, sosial dan kesehatan mentalnya akan

dibebaskan untuk mengekspresikan dan menyalurkan emosinya dengan cara yang dia rasa baik

dan tepat dengan menggunakan alat-alat permainan yang ada di ruangan dalam situasi yang

aman dan nyaman.

Kesulitan remaja untuk mengekspresikan perasaannya dapat berpengaruh kepada tumbuh

kembangnya, dalam hal kepribadian, emosi, atau bahkan proses belajar di sekolah. Hal ini

sangat memprihatinkan, terutama bagi orang tua yang mempunyai anak dengan usia belia.

Untuk itu diperlukan praktisi yang memahami kondisi anak yang mengalami masalah sosial,

emosional, perilaku, dan kesehatan mental.


B. Tujuan Terapi Bermain

1. Tujuan Umum

Merangsang perkembangan sensorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral,

dan bermain dengan terapi.

2. Tujuan Khusus

a. Pengembangan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah

b. Melatih kemampuan konsentrasi remaja

c. Meningkatkan kerjasama dan kekompakan antar remaja

d. Membuat Remaja untuk mengungkapkan perasaannya

e. Memberikan kesenangan dan kepuasan

C. Sasaran

Anak usia remaja (3-6 tahun) dengan masalah dalam penyelesaian tugas bersama di Sekolah .
BAB II

DESKRIPSI KASUS

A. KARAKTERISTIK SASARAN

Menurut WHO, yang disebut remaja adalah mereka yang berada pada tahap

transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO adalah

12 sampai 24 tahun. Menurut Menteri Kesehatan RI tahun 2010, batas usia remaja

adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Periode remaja adalah masa transisi

dari periode anak-anak ke periode dewasa. Periode ini dianggap sebagai masa-masa yang amat

penting dalam kehidupan seseorang khususnya dalam pembentukan kepribadian individu.

Remaja adalah seorang idealis, ia memandang dunianya seperti apa yang ia inginkan, bukan

sebagaimana adanya. Ia suka mimpi-mimpi yang sering membuatnya marah, cepat tersinggung

atau frustasi. Periode remaja adalah periode pemantapan identitas diri. Ciri-ciri perilaku yang

menonjol pada usia-usia ini terutama terlihat pada perilaku sosial. Dalam masa-masa ini teman

sebaya mempunyai arti yang amat penting. Mereka ikut dalam klub-klub, klik-klik atau geng-

geng sebaya yang perilaku dan nilai-nilai kolektifnya sangat mempengaruhi perilaku serta

nilai-nilai individu-individu yang menjadi anggotanya.

B. ANALSIA KASUS

Pada sekelompok remaja yang berusia rata-rata 16 tahun dalam kehidupan sekolahnya

mengalami permasalahan dalam mengerjakan tugas kelompok. Beberapa dari anggota

kelompok ada yang tidak peduli dengan tugasnya bersama, ada juga yang mengerjakan

tugasnya tidak dengan sungguh-sungguh dan menyebabkan hanya orang-orang yang sama

sajalah yang mengerjakan tugas. Sampai anak-anak yang peduli dengan tugasnya itu kesusahan

dalam mengerjakan tugas karena kurang adanya kerja sama. Sehingga menyebabkan nilai yang

didapatkan merekapun tidak seberapa bagus. Namun anak-anak yang tidak peduli akan
tugasnya itu pun tidak peduli berapa pun nilai yang didapatkan yang terpenting bagi sebagaian

dari mereka adalah tugasnya selesai.

C. PRINSIP BERMAIN MENURUT TEORI

Dalam Agustina (2013) mengutip agar anak dapat bermain dengan maksimal, maka

diperlukan :

 Ektra energi dan waktu yang cukup sehingga stimulus yang diberikan dapat optimal.

 Pengetahuan cara bermain juga dibutuhkan untuk anak, sehingga anak akan lebih terarah

dan pengetahuan anak akan lebih berkembang dalam menggunakan alat permainan

tersebut. Selain itu alat permainan serta ruang untuk bermain harus disesuaikan dengan

tahap perkembangan anak serta memiliki unsur edukatif bagi anak .

 Teman bermain diperlukan untuk mengembangkan sosialisasi anak dan membantu anak

dalam menghadapi perbedaan.


BAB III

METODOLOGI BERMAIN

A. JUDUL PERMAINAN

LET’S PLAY WITH BRAIN AND POWER

B. DESKRIPSI PERMAINAN

Terapi bermain dengan bermain secara kelompok , membuat anak mau mengungkapkan

perasaannya, meningkatkan kesadaran anak remaja akan pentingnya suatu kerjasama dalam

tim.

C. TUJUAN PERMAINAN

Tujuan permainan konsentrasi dan tim ini antara lain :

1. Meningkatkan motivasi remaja untuk mengungkapkan perasaannya

2. Meningkatkan daya kreatifitas

3. Meningkatkan komunikasi sosial

4. Melatih konsentrasi remaja melalui cara yang menyenangkan

5. Memberikan kesenangan pada anak remaja

6. Melatih remaja untuk meningkatkan tanggung jawab

7. Membuat anak untuk semakin memahami pentingnya kerjasama

8. Menyalurkan tenaga dan emosi anak remaja

D. KETRAMPILAN YANG DIPERLUKAN

Ketrampilan yang diperlukan dalam pelaksanaan permainan ini adalah ketrampilan

kreatifitas, intelektual, emosi dan motorik kasar serta halus.


E. JENIS PERMAINAN

Jenis permainan yang dilakukan adalah bermain asosiatif yaitu anak bermain bersama

dalam kelompoknya serta bermain kooperatif dimana anak remaja mulai aktif bersama

teman-temannya untuk membicarakan, merencanakan dan melaksanakan permainan.

F. ALAT BERMAIN

Alat permainan yang digunakan hanyalah beberapa buah tali.

G. WAKTU PELAKSANAAN

Terapi bermain akan dilaksanakan pada:

Hari/ Tanggal : Sabtu, 1 April 2017

Waktu : 15.00 WIB, selama 20 menit

Tempat :

H. PROSES BERMAIN

No. Pelaksanaan Waktu

1 Persiapan
a. Menyiapkan tempat bermain yang
kondusif dan aman.
5 Menit
b. Menyiapkan alat-alat.
c. Menyiapkan anak remaja yang
akan bermain
2 Proses : 25 menit
a. Membuka proses terapi bermain 2 menit
dengan mengucapkan salam,
memperkenalkan diri.
b. Menjelaskan pada anak remaja 3 menit
tentang tujuan dan manfaat
bermain, menjelaskan cara
permainan. 15 menit
c. Mengajak anak bermain . 5 menit
d. Mengevaluasi respon anak.
3 Penutup
2 Menit
Menyimpulkan, mengucapkan salam

I. HAL-HAL YANG PERLU DIWASPADAI

1. Remaja tidak mau mengungkapkan perasaannya

2. Kondisi cuaca diluar ruangan yang mungkin tidak mendukung permainan berlangsung

3. Remaja merasa bosan dengan permainan

4. Kondisi tempat bermain yang terlalu ramai sehingga instruksi permainan tidak bisa

dipahami dengan baik.

5. Remaja memiliki beberapa tugas yang harus dikerjakan sehingga tidak bisa mengikuti

permainan dengan sepenuh hati.

J. ANTISIPASI UNTUK MEMINIMALKAN HAMBATAN

1. Memastikan bahwa anak remaja tidak memiliki tugas yang membebaninya terlalu

berat

2. Memotivasi remaja untuk tidak malu mengungkapkan perasaannya

3. Pelaksanaan tidak terlalu lama

K. PENGORGANISASIAN

INSTRUKTUR FINISH

START
PESERTA
L. KRITERIA EVALUASI

Evaluasi struktur:

1. Tersedia preplanning sebelum terapi bermain

2. Pemberi terapi telah meyiapkan alat dan tempat sebelum dilakukan terapi

3. Waktu pelaksanaan terapi bermain dimulai tepat waktu

Evaluasi proses:

1. Remaja dapat mengikuti kegiatan dengan baik sampai selesai

2. Sudah melakukan kontak waktu dengan remaja

3. Remaja dapat melakukan permainan tim dengan baik

4. Remaja dapat mengikut permainan dengan menggunakan konsentrasi

5. Remaja dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai akhir

Evaluasi hasil:

1. Remaja merasa senang dan puas

2. Remaja mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan

3. Remaja mampu mengungkapkan perasaannya

4. Remaja mampu memahami bagaiman pentingnya bekerjasama


BAB IV

PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN

A. Tahap Persiapan

B. Pelaksanaan Kegiatan

1. Tujuan umum

Setelah dilakukan terapi bermain diharapkan remaja mampu saling memahami satu sama lain

dan daya kemampuannya dalam bersosialisasi meningkat.

2. Tujuan khusus

Setelah mengikuti program bermain selama 25 menit, anak dapat :

a. Melatih konsentrasinya melalui cara yang menyenangkan .

b. Mengungkapkan tentang perasaan mengenai dirinya.

c. Bekerjasama dengan baik dalam suatu kelompok

d. Mengendalikan ego-nya masing-masih untuk mencapai tujuan yang sama

e. Menyalurkan tenaga dan emosi remaja

3. Pelaksanaan

Terapi bermain dilakukan pada tanggal 1 April 2017 pukul 15.00 WIB di --- , dengan

rangkaian acara sebagai berikut :

a. Pembukaan dengan menyampaikan salam, mengkonfirmasi ulang kontrak waktu,

meminta persetujuan serta menjelaskan tujuan terapi bermain

b. Melakukan perkenalan kembali dengan meyebutkan nama dan hewan kesukaan

beserta alasannya menyukai.

c. Melakukan permainan konsentrasi dengan bagi yang kalah diinstruksikan untuk

menyebutkan 2 kelebihan dan 2 kekurangan pada dirinya masing.


d. Melakukan permainan kekompakan dengan membagi anak menjadi 2 tim ,

permainannya kaki masing-masing anak satu tim ditali dengan menggunakan tali dan

mereka berlomba untuk mencapai garis finish dengan cara berjalannya tidak tidak

boleh maju kedepan melainkan berjalan kesamping.

e. Mengevaluasi respondan perasaan remaja terhadap kegiatan permainan tim yang telah

dilakukan dan menanyakan apa yang bisa di ambil dari permainan yang baru saja

dilakukan.

f. Melakukan permainan pendinginan namun ,tidak ada hukuman dari permainan ini .

Yaitu melakukan kegiatan yang berlawanan dengan kata-kata yang diucapkan oleh

instruktur.

g. Penutup dengan meyampaikan salam penutup .

C. Evaluasi

1. Evaluasi struktural

Sebelum kegiatan terapi dilaksanakan, preplanning telah dikumpulkan

Pemberi terapi telah mempersiapkan alat dan tempat yang akan digunakan

Pemberi terapi telah kontrak waktu ulang anak remaja

2. Evaluasi Proses

 Rencana pelaksanaan kegiatan sesuai yaitu 25 menit.

 Remaja yang diberikan terapi bermain adalah 6 orang anak berkisaran usia 16

tahun dengan permasalahan yang dialami beberapa anggota kelompoknya dalam

mengerjakan tugas ada yang tidak peduli atau pun aktif dalam pengerjaan tugas,

remaja dalam kondisi baik, anak tampak bersemangat saat proses bermain

 Terapi dapat berjalan lancar sesuai preplanning yang telah disusun.

 Pelaksanaan terapi berjalan sesuai dengan rencana sebelumnya

3. Evaluasi Hasil
 Remaja merasa senang setelah melakukan terapi bermain

 Remaja sadar akan pentingnya peran masing-masing anggota dalam suatu

kelompok

 Remaja sadar akan besarnya peran suatu kerjasama dalam suatu kelompok

 Anak dapat mengungkapkan perasaannya

D. Faktor Pendukung

a. Adanya kemauan dari masing-masing anak dalam melakukan terapi bermain

b. Terapis mendukung pelaksanaan kegiatan ini dengan menyediakan tempat di ruangan

c. Remaja memiliki motivasi yang baik dalam mengikuti terapi bermain

d. Kondisi kesehatan remaja dalam kondisi baik

e. Tugas sekolah yang remaja miliki tidak terlalu banyak pada akhir minggu

E. Hambatan

Kondisi lingkungan sekitar tempat melakukan terapi bermain yang terlalu ramaidan cuaca

pada sore hari yang panas.


BAB V

PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai