OLEH :
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bermain sebagai terapi merupakan salah satu sarana yang digunakan dalam membantu anak
mengatasi masalahnya, sebab bagi anak bermain adalah simbol verbalisasi. Terapi bermain
dapat dilakukan didalam ataupun diluar ruangan. Terapi yang dilakukan didalam ruangan
sebaknya dipersiapkan dengan baik terutama dengan alat-alat permainan yang akan digunakan.
Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa terapi bermain adalah terapi yang menggunakan alat-
alat permainan dalam situasi yang sudah dipersiapkan untuk membantu anak mengekspresikan
perasaannya, baik senang, sedih, marah, dendam, tertekan, atau emosi yang lain (Alice
Zellawati, 2011).
Terapi bermain adalah suatu metode konseling untuk anak usia 4-16 tahun dengan
menggunakan pendekatan bermain. Pada usia ini, bermain merupakan media natural bagi anak
untuk dapat bercerita dan membagi perasaannya. Dalam sesi terapi, anak yang memerlukan
bantuan dalam mengatasi masalah emosi, perilaku, sosial dan kesehatan mentalnya akan
dibebaskan untuk mengekspresikan dan menyalurkan emosinya dengan cara yang dia rasa baik
dan tepat dengan menggunakan alat-alat permainan yang ada di ruangan dalam situasi yang
kembangnya, dalam hal kepribadian, emosi, atau bahkan proses belajar di sekolah. Hal ini
sangat memprihatinkan, terutama bagi orang tua yang mempunyai anak dengan usia belia.
Untuk itu diperlukan praktisi yang memahami kondisi anak yang mengalami masalah sosial,
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Sasaran
Anak usia remaja (3-6 tahun) dengan masalah dalam penyelesaian tugas bersama di Sekolah .
BAB II
DESKRIPSI KASUS
A. KARAKTERISTIK SASARAN
Menurut WHO, yang disebut remaja adalah mereka yang berada pada tahap
transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO adalah
12 sampai 24 tahun. Menurut Menteri Kesehatan RI tahun 2010, batas usia remaja
adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Periode remaja adalah masa transisi
dari periode anak-anak ke periode dewasa. Periode ini dianggap sebagai masa-masa yang amat
Remaja adalah seorang idealis, ia memandang dunianya seperti apa yang ia inginkan, bukan
sebagaimana adanya. Ia suka mimpi-mimpi yang sering membuatnya marah, cepat tersinggung
atau frustasi. Periode remaja adalah periode pemantapan identitas diri. Ciri-ciri perilaku yang
menonjol pada usia-usia ini terutama terlihat pada perilaku sosial. Dalam masa-masa ini teman
sebaya mempunyai arti yang amat penting. Mereka ikut dalam klub-klub, klik-klik atau geng-
geng sebaya yang perilaku dan nilai-nilai kolektifnya sangat mempengaruhi perilaku serta
B. ANALSIA KASUS
Pada sekelompok remaja yang berusia rata-rata 16 tahun dalam kehidupan sekolahnya
kelompok ada yang tidak peduli dengan tugasnya bersama, ada juga yang mengerjakan
tugasnya tidak dengan sungguh-sungguh dan menyebabkan hanya orang-orang yang sama
sajalah yang mengerjakan tugas. Sampai anak-anak yang peduli dengan tugasnya itu kesusahan
dalam mengerjakan tugas karena kurang adanya kerja sama. Sehingga menyebabkan nilai yang
didapatkan merekapun tidak seberapa bagus. Namun anak-anak yang tidak peduli akan
tugasnya itu pun tidak peduli berapa pun nilai yang didapatkan yang terpenting bagi sebagaian
Dalam Agustina (2013) mengutip agar anak dapat bermain dengan maksimal, maka
diperlukan :
Ektra energi dan waktu yang cukup sehingga stimulus yang diberikan dapat optimal.
Pengetahuan cara bermain juga dibutuhkan untuk anak, sehingga anak akan lebih terarah
dan pengetahuan anak akan lebih berkembang dalam menggunakan alat permainan
tersebut. Selain itu alat permainan serta ruang untuk bermain harus disesuaikan dengan
Teman bermain diperlukan untuk mengembangkan sosialisasi anak dan membantu anak
METODOLOGI BERMAIN
A. JUDUL PERMAINAN
B. DESKRIPSI PERMAINAN
Terapi bermain dengan bermain secara kelompok , membuat anak mau mengungkapkan
perasaannya, meningkatkan kesadaran anak remaja akan pentingnya suatu kerjasama dalam
tim.
C. TUJUAN PERMAINAN
Jenis permainan yang dilakukan adalah bermain asosiatif yaitu anak bermain bersama
dalam kelompoknya serta bermain kooperatif dimana anak remaja mulai aktif bersama
F. ALAT BERMAIN
G. WAKTU PELAKSANAAN
Tempat :
H. PROSES BERMAIN
1 Persiapan
a. Menyiapkan tempat bermain yang
kondusif dan aman.
5 Menit
b. Menyiapkan alat-alat.
c. Menyiapkan anak remaja yang
akan bermain
2 Proses : 25 menit
a. Membuka proses terapi bermain 2 menit
dengan mengucapkan salam,
memperkenalkan diri.
b. Menjelaskan pada anak remaja 3 menit
tentang tujuan dan manfaat
bermain, menjelaskan cara
permainan. 15 menit
c. Mengajak anak bermain . 5 menit
d. Mengevaluasi respon anak.
3 Penutup
2 Menit
Menyimpulkan, mengucapkan salam
2. Kondisi cuaca diluar ruangan yang mungkin tidak mendukung permainan berlangsung
4. Kondisi tempat bermain yang terlalu ramai sehingga instruksi permainan tidak bisa
5. Remaja memiliki beberapa tugas yang harus dikerjakan sehingga tidak bisa mengikuti
1. Memastikan bahwa anak remaja tidak memiliki tugas yang membebaninya terlalu
berat
K. PENGORGANISASIAN
INSTRUKTUR FINISH
START
PESERTA
L. KRITERIA EVALUASI
Evaluasi struktur:
2. Pemberi terapi telah meyiapkan alat dan tempat sebelum dilakukan terapi
Evaluasi proses:
5. Remaja dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai akhir
Evaluasi hasil:
A. Tahap Persiapan
B. Pelaksanaan Kegiatan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan terapi bermain diharapkan remaja mampu saling memahami satu sama lain
2. Tujuan khusus
3. Pelaksanaan
Terapi bermain dilakukan pada tanggal 1 April 2017 pukul 15.00 WIB di --- , dengan
permainannya kaki masing-masing anak satu tim ditali dengan menggunakan tali dan
mereka berlomba untuk mencapai garis finish dengan cara berjalannya tidak tidak
e. Mengevaluasi respondan perasaan remaja terhadap kegiatan permainan tim yang telah
dilakukan dan menanyakan apa yang bisa di ambil dari permainan yang baru saja
dilakukan.
f. Melakukan permainan pendinginan namun ,tidak ada hukuman dari permainan ini .
Yaitu melakukan kegiatan yang berlawanan dengan kata-kata yang diucapkan oleh
instruktur.
C. Evaluasi
1. Evaluasi struktural
Pemberi terapi telah mempersiapkan alat dan tempat yang akan digunakan
2. Evaluasi Proses
Remaja yang diberikan terapi bermain adalah 6 orang anak berkisaran usia 16
mengerjakan tugas ada yang tidak peduli atau pun aktif dalam pengerjaan tugas,
remaja dalam kondisi baik, anak tampak bersemangat saat proses bermain
3. Evaluasi Hasil
Remaja merasa senang setelah melakukan terapi bermain
kelompok
Remaja sadar akan besarnya peran suatu kerjasama dalam suatu kelompok
D. Faktor Pendukung
e. Tugas sekolah yang remaja miliki tidak terlalu banyak pada akhir minggu
E. Hambatan
Kondisi lingkungan sekitar tempat melakukan terapi bermain yang terlalu ramaidan cuaca
PENUTUP