Tanggal Praktikum :
1.2 Tujuan
Mengetahui berbagai cara pengujian zat warna pada serat selulosa.
Mempelajari bagaimana metode pengujian zat warna pada serat selulosa dan
mengetahui mekanisme uji penentunya.
Menganalisis zat warna yang digunakan untuk mencelup serat selulosa.
2.1. Pendahuluan
Identifikasi zat warna pada selulosa digolongkan menjadi 4 golongan dan cara
pengujian dilakukan berturut-turut dari zat warna golongan satu sampai dengan zat
warna golongan empat.
Contoh uji dilunturkan warnanya dengan pereaksi tertentu dan larutan ekstraksinya
diamati daya celupnya atau karakteristik khusus lainnya.
Zat warna yang luntur dalam larutan amonia atau asam asetat encer mendidih. Zat
warna yang termasuk golongan ini adalah zat warna asam, basa, direk dan direk dengan
pengerjaan iring.
Zat warna asam dapat mencelup serat-serat binatang, poliamida dan poliakrilat
berdasarkan ikatan elektrovalen / ikatan ion.
Zat warna basa mampu mencelup serat-serat protein sedangkan pada serat
poliakrilat yang mempunyai gugus-gugus asam dalam molekulnya akan berlaku /
bersifat seperti serat-serat protein terhadap zat warna basa.
Senyawa leuko zat warna bejana golongan indigoida larut dalam alkali lemah
sedangkan golongan antarkuinon hanya larut dalam alkali kuat dan hanya sedikit
berubah warna dalam larutan hipoklorit. Umumnya zat warna turunan tioindigo dan
karbasol warna hampir hilang dalam uji hipoklorit dan didalam larutan pereduksi
warnanya menjadi kuning.
Ikatan zat warna bejana dengan serat antara lain ikatan hydrogen dan ikatan
sekunder seperti gaya-gaya Van Der Waals.
Spesifikasi dari zat warna ini selain tahan gosoknya kurang baik yaitu warna yang
berubah menjadi kehijauan apabila tereduksi oleh SO2.
Zat warna yang rusak oleh reduksi dengan natrium hidrosulfit dalam suasana alkali
dan larutan ekstraksinya dalam amonia atau asam asetat tidak data mencelup kembali
kain kapas putih.
Zat warna yang tidak luntur dalam pelarut organik dimetilformamida 1 : 1 dan
dimetil formamida 100 %. Zat warna yang termasuk golongan ini adalah zat warna
pigmen dan zat warna reaktif.
Sifat-sifat umum :
- Tabung reaksi
- Pembakar bunsen
- Pipet volume
- Pengaduk
- Piala gelas
- Penjepit
- Gelas Piala
- Kertas saring
- Rak tabung reaksi
- Pipet tetes
3.2. Bahan
Bahan yang digunakan adalah kain contoh uji yang telah diberi nomor
3.3. Pereaksi :
- NaOH 10 % - NaCl
- Na2S2O4 - Na2S
- HCl 16 % - SnCl2 10 %
- Pb Asetat - NaOCl 10 %
- Paraffin - Na2CO3
- DMF 1 : 1 - HCl 1 %
- DMF 100 % - NaCl
- H2SO4 - NaOH 10 %
- Na2SO4 - Alkohol
1) Netralkan larutan ekstraksi yang diperoleh dari larutan amonia dengan asam asetat
10 % (periksa dengan kertas lakmus atau kertas pH).
2) Tambahkan lagi 1 ml asam asetat 10 %.
3) Masukkan kain-kain kapas, wol dan akrilat, didihkan selama satu menit.
4) Ambil kain-kain tersebut, cuci dengan air, amati warnanya.
5) Pencelupan kembali wol putih oleh larutan ekstraksi dalam suasana asam
menunjukkan adanya zat warna asam.
Pengujian Pendahuluan
Uji Penentuan 1
Apabila :
1) Masukkan contoh uji ke dalam tabung reaksi yang berisi 3 ml larutan (asam
sulfat 0,2 % dan 6 mg Na2SO4)
2) Didihkan beberapa menit
3) Masukkan serat wol dan didihkan
4) Pewarnaan pada serat wol menunjukkan zw reaktif