Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN KARDIO VASKULER PADA NY.H.

U DENGAN
DIAGNOSA CHF DIRUANGAN IRINA F JANTUNG RSUP.DR.R.D
KANDOU MANADO

Disusun Oleh:

STEPSANDI EFFRY TANOR

711440116081

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO


2018
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi

Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung mengalami
kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrien dan
oksigen secara adekuat. Hal ini mengakibatkan peregangan ruang jantung (dilatasi) guna
menampung darah lebih banyak untuk dipompakan ke seluruh tubuh atau mengakibatkan otot
jantung kaku dan menebal. Jantung hanya mampu memompa darah untuk waktu yang singkat
dan dinding otot jantung yang melemah tidak mampu memompa dengan kuat. Sebagai
akibatnya, ginjal sering merespons dengan menahan air dan garam. Hal ini akan
mengakibatkan bendungan cairan dalam beberapa organ tubuh seperti tangan, kaki, paru, atau
organ lainnya sehingga tubuh klien menjadi bengkak (congestive) (Udjianti, 2010).

Gagal jantung kongestif (CHF) adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan
fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan dan/ kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume
diastolik secara abnormal (Mansjoer dan Triyanti, 2007).

Gagal jantung adalah sindrom klinik dengan abnormalitas dari struktur atau fungsi
jantung sehingga mengakibatkan ketidakmampuan jantung untuk memompa darah ke jaringan
dalam memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh (Darmojo, 2004 cit Ardini 2007).

B. Klasifikasi

New York Heart Association (NYHA) membuat klasifikasi fungsional dalam 4 kelas:
(Mansjoer dan Triyanti, 2007)

kelas 1 Bila pasien dapat melakukan aktifitas berat tampa keluhan

kelas 2 Bila pasien tidak dapat melakukan aktifitas lebih berat dari aktivitas sehari-hari tanpa
keluhan.

kelas 3 Bila pasien tidak dapat melakukan aktifitas sehari-hari tanpa keluhan.

kelas 4 Bila pasien sama sekali tidak dapat melakukan aktifitas apapun dan harus tirah baring.
C. Etiologi

Menurut Wajan Juni Udjianti (2010) etiologi gagal jantung kongestif (CHF)
dikelompokan berdasarkan faktor etiolgi eksterna maupun interna, yaitu:

1. Faktor eksterna (dari luar jantung); hipertensi renal, hipertiroid, dan anemia kronis/ berat.

2. Faktor interna (dari dalam jantung)

a. Disfungsi katup: Ventricular Septum Defect (VSD), Atria Septum Defect (ASD), stenosis
mitral, dan insufisiensi mitral.

b. Disritmia: atrial fibrilasi, ventrikel fibrilasi, dan heart block.

c. Kerusakan miokard: kardiomiopati, miokarditis, dan infark miokard.

d. Infeksi: endokarditis bacterial sub-akut

D. Patofisiologi

Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan kemampuan kontraktilitas


jantung yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari normal. Dapat dijelaskan dengan
persamaan CO = HR x SV di mana curah jantung (CO: Cardiac output) adalah fungsi
frekuensi jantung (HR: Heart Rate) x Volume Sekuncup (SV: Stroke Volume).

Volume sekuncup adalah jumlah darah yang dipompa pada setiap kontraksi, yang
tergantung pada 3 faktor, yaitu: (1) Preload (yaitu sinonim dengan Hukum Starling pada
jantung yang menyatakan bahwa jumlah darah yang mengisi jantung berbanding langsung
dengan tekanan yang ditimbulkan oleh panjangnya regangan serabut jantung); (2)
Kontraktilitas (mengacu pada perubahan kekuatan kontraksi yang terjadi pada tingkat sel dan
berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung dan kadar kalsium); (3) Afterload
(mengacu pada besarnya tekanan ventrikel yang harus dihasilkan untuk memompa darah
melawan perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh tekanan arteriole).

Penurunan cardiac output, terutama jika berkaitan dengan penurunan tekanan arterial atau
penurunan perfusi ginjal, akan mengaktivasi beberapa sistem saraf dan humoral. Peningkatan
aktivitas sistem saraf simpatis akan memacu kontraksi miokardium, frekuensi denyut jantung
dan vena; yang akan meningkatkan volume darah sentral yang selanjutnya meningkatkan
preload. Meskipun adaptasi-adaptasi ini dirancang untuk meningkatkan cardiac output,
adaptasi itu sendiri dapat mengganggu tubuh. Oleh karena itu, takikardi dan peningkatan
kontraktilitas miokardium dapat memacu terjadinya iskemia pada pasien dengan penyakit
arteri koroner sebelumnya dan peningkatan preload dapat memperburuk kongesti pulmoner.
Pathways

Disfungsi Beban Beban Peningkatan Beban Volume


Miokard tekanan sistolik keb.metabolism berlebihan
berlebihan berlebihan e

Kontraktilitas Beban sistol Preload

Kontraktilita
s

Hambatan
Pengosongan

COP

Beban Gagal
Jantung jantung
meningkat kanan

CHF
Gagal pompa ventrikel kiri Gagal pompa
ventrikel kanan

Forward Failure Backward Failure Tekanan Diastole

Suplai jaringan Suplai O2 Renal Flow LVED


Bendungan atrium
otak Kanan

Sinkop RAA Tek. Vena


pulmonalis
Metab. Bendungan Penimbunan
Anaerob GANGGUAN Aldosteron Vena As. Laktat
PERFUSI Tek. Kapiler Paru sistemik
Asidosis JARINGAN
Metabolik ADH Edema Paru Beban
Lien Hepar
ATP Retensi Na + H2O ventrikel
Ronkhi kanan
Hipertropi
Fatique basah Ventrikel Splenomegal Hepatomegal
KELEBIHAN kanan
VOLUME i i
Iritasi Penyempitan
INTOLERANSI CAIRAN Mukosa lumen Sesak Napas
AKTIVITAS VASKULER Paru ventrikel
kanan Mendesak
Refleks POLA NAPAS
( PEMENUHAN diafragma
Batuk TIDAK
Penumpukkan BERSHAN EFEKTIF
Sekret JALAN
NAPAS TIDAK
EFEKTIF

E. Manifestasi klinik

1. Peningkatan volume intravaskular.

2. Kongesti jaringan akibat tekanan arteri dan vena yang meningkat akibat turunnya curah
jantung.

3. Edema pulmonal akibat peningkatan tekanan vena pulmonalis yang menyebabkan cairan
mengalir dari kapiler paru ke alveoli; dimanifestasikan dengan batuk dan nafas pendek.
4. Edema perifer umum dan penambahan berat badan akibat peningkatan tekanan vena
sistemik.

5. Pusing, kekacauan mental (confusion), keletihan, intoleransi jantung terhadap latihan dan
suhu panas, ekstremitas dingin, dan oliguria akibat perfusi darah dari jantung ke jaringan dan
organ yang rendah.

6. Sekresi aldosteron, retensi natrium dan cairan, serta peningkatan volume intravaskuler
akibat tekanan perfusi ginjal yang menurun (pelepasan renin ginjal).

G. Penatalaksanaan

Tujuan dasar penatalaksanaan pasien dengan gagal jantung adalah:

· Meningkatkan oksigenasi dengan terapi O2 dan menurunkan konsumsi oksigen dengan


pembatasan aktivitas.

· Meningkatkan kontraksi (kontraktilitas) otot jantung dengan digitalisasi.

· Menurunkan beban jantung dengan diet rendah garam, diuretik, dan vasodilator.

Penatalaksanaan Medis

1. Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan menurunkan konsumsi


O2 melalui istirahat/ pembatasan aktifitas

2. Memperbaiki kontraktilitas otot jantung

§ Mengatasi keadaan yang reversible, termasuk tirotoksikosis, miksedema, dan aritmia.

§ Digitalisasi

a. dosis digitalis

· Digoksin oral untuk digitalisasi cepat 0,5 mg dalam 4 - 6 dosis selama 24 jam dan
dilanjutkan 2x0,5 mg selama 2-4 hari.

· Digoksin IV 0,75 - 1 mg dalam 4 dosis selama 24 jam.

· Cedilanid IV 1,2 - 1,6 mg dalam 24 jam.

b. Dosis penunjang untuk gagal jantung: digoksin 0,25 mg sehari. untuk pasien usia lanjut
dan gagal ginjal dosis disesuaikan.

c. Dosis penunjang digoksin untuk fibrilasi atrium 0,25 mg.


d. Digitalisasi cepat diberikan untuk mengatasi edema pulmonal akut yang berat:

· Digoksin: 1 - 1,5 mg IV perlahan-lahan.

· Cedilamid 0,4 - 0,8 IV perlahan-lahan.

ASUHAN KEPERAWATAN KARDIO VASKULER PADA NY.H.U DENGAN DIAGNOSA


CHF DI RUANGAN IRINA F JANTUNG RSUP.DR.R.D KANDOU MANADO

A. Data umum
1. Identitas pasien
Nama : Ny.H.U
Tempat/tgl lahir : Gorontalo, 14/03-1964
Agama : Isalam
Pendidikan : Smp
Pekerjaan : IRT
Alamat : Tuminting Ling 4
Status : Kawin
Suku :
Nomor RM :51.04.07
Diagnose medis : CHF
B. Pengkajian primer
1. Arway
Batuk dengan atau tanpa sputum, penggunaan bantuan otot pernafasan, oksigen, dll
2. Breathing
Dispnea sat aktivitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa bantal
3. Circulation
Riwayat HT IM akut, GJK sebelumnya, penyakit katub jantung, anemia, syok, dll
4. Disability
 Ku: CM
 GCS : 15 E:4 M:6 V: 5

C. Pengkajian sekendur
1. Status kesehatan
a. Alasan kunjungan
Pasien dirujuk dari RS. Pancaran Kasih Manado dengan indikasi gagal
jantung/PJK, saat dikaji pasien mengatakan masih mengeluh sesak napas sejak 3
hari yang lalu sebelum masuk Rumah Sakit
b. Factor pencetus
Sesak nafas selama 3 hari yang lalu dan pasien memiliki riwayat penyakit jantung
c. Lama keluahan
Selama 3 hari
d. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi
Mengontrol Tekanan Darah secara rutin
e. Diagnose medic
 Syok kardiogenik/hipovelemik sipsis tanggal : 28-11-2018 jam 10.00
 Gea tanggal : 28-11-2018 jam 10.00
 Corpulmunonal tanggal : 28-11-2018 jam 10.00

2. Riwayat kesehatan yang lalu


Pasien mengatakan bahwa pasien pernah mengalami penyakit seperti ini
sebelumnya dan pernah dirawat di RS. Pancaran Kasih Manado
Alergi : pasien mengatakan alergi dengan ayam dan telur
KEBIASAAN : MEROKOK/KOPI/ALKOHOL/DLL :
 Pasien tidak mengkonsumsi alcohol dan juga tidak merokok, tapi pasien
mengkonsumsi the dan banyak minum air putih
 Pasien mengatakan hanya mengkonsumsi obat warung, dan apabila
sakitnya sudah parah langsung pergi ke puskesmas terdekat untuk periksa
kondisinya
a. Pola nutrisi
 Berat badan : 50 kg
 Frekuensi makan : 3x/hari
 Jenis makanan : nasi,ikan,sayur,buah-buahan
 Makanan yang disukai : bakso dan nasi goring
 Makanan yang tidak disukai : -
 Nafsu makan dalam 6 bulan terakhir : Baik
 Perubahan berat badan 6 bulan terakhir : 50kg Bertambah
b. Pola eliminasi
 Buang air besar
 Frekuensi : 2-3x/hari
 Konsistensi : baik,tidak mengalami gangguan
 Warna : kuning kecoklatan
 Kesulitan : tidak ada kesulitan
 Buang air kecil
 Frekuensi : 5-6x/hari
 Kesulitan : pasien mengatakan kesulitan untuk BAK
 Warna : kuning pucat

c. Pola tidur dan istirahat


 Lama tidur : siang : 7-8 jam waktu : 21.00-06.00
 Kesulitan dalam hal tidur : tidak ada kesulitan
d. Pola aktifitas dan latihan
 Kegiatan dalam bekerja : mengurus rumah tangga
 Olahraga rutin :-
 Kegiatan diwaktu luang :-
 Keluhan dalam berakrifitas : pasien mengatakan sudah terbatas dalam
melakukan pekerjaan rumah
e. Pola bekerja
 Jenis pekerjaan : IRT lama bekerja : pada pagi hari
 Jadwal kerja : Setiap hari jumlah bekerja : 4 jam/hari
Riwayat keluarga

3. Pengkajian head to toe


a. Kepala
Ispeksi : bentuk kepala bulat,tidak ada lesi dikepala
Keluhan : tidak ada keluhan
b. Mata
Fungsi penglihatan: palpebra : isokor
Ukuran pupil : isokor
Akomodasi : isokor
Kongjungtiva : tidak anamis
Keluhan : tidak ada keluhan
c. Telinga
Fungsi pendengaran : kedua telinga simetris lengkap
Keluhan : Tidak ada masalah pada funfsi pendengaran pasien
d. Hidung dan sinus
Ispeksi : Bentuk hidung simetris
Pembengkakan : Tidak ada pembengkakan
Pendarahan : Tidak ada pendrahan
Keluhan : Tidak ada keluhan pada hidung pasien
e. Mulut dan tenggorokan
Ispeksi : Mukosa bibir lembab
Keadaan gigi : Gigi klien tidak lengkap
Keadan membrane mukosa : Mulut bersih
Kesulitan menelan : Tidak ada keluhan pada mulut dan tenggorokan
f. Leher
Inspeksi : Tidak ada kelenjar tiroid,tidak pembengkakan tidak
tampak vena jugularis
Palpasi : Tidak teraba pembengkakan, tidak ada nyeri tekan
Auskultasi :-
g. Thoraks
Inspeksi : bentuk dada simetris,kembang kempis dada simetris
Palpasi : tidak ada pembengkakan pada toraks
Perkusi paru : Bunyi sonor
Auskultasi paru : suara nafas vaskuler
h. Sirkulasi
Frekuensi nadi : 80x/m
Tekanan darah : 110/80 mmHmh
Suhu tubuh : 36,4 c
i. Abdomen
Inspeksi : Tidak kembung
Auskultasi : Terdengaran suara bunyi usus timpani
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Tidak kembung
Jenis diet : buah-buahan yang mengandung air
Nafsu makan : Biak
Pengeluaran NGT :-
Frekuensi BAB : 2-3x dalam sehari
Konstitensi fases : padat
Penggunaan kateter :-

Frekuensi BAK : 2-3x dalam sehari


Keluhan BAK : Tidak bisa mengeluarkan urin terlalu bnyak
j. Ekstermitas
 Ekstermitas atas
Terpasang cimino ditangan kiri atas,terdapat bengkak pada tanagan
kiri,turgor kulit kering
 Ekstermikitas bawah
Rentang gerak aktif,akral hangat, odema (+), turgor kulit jelek

4. Data laboratorium
Glukosa sewaktu : 86 mg/dl
Calcium serum : H 10.7 mg/dl
Natrium : 1530 mmol/l
Kalium : 4.3 mmol/l
Chloride : H 109 0 mmol/l

5. Pengobatan
Captopril 3x6 , 25 mg terpasang intravena fluid drips tangan kiri
Clopidogrel 1x75 mg ceftri 1gr/12jam
Pct 3x500mg neurotan 2x3 gram
Amlodipin 1x10mg neati 3x250mg

Analisa Data

No Data Etiologi masalah

1 Ds : Pasien mengtakan tubuh terasa Penurunan Penurunan


lemah kontraksi curah
Do : Pasien mengalami kenaikan ventrikel jantung
tekanan darah : 140/100 mmhg,
bradikardi 90x/m

2 Ds : Pasien mengatakan nafas terasa Edema paru Gangguan


sesak saat beraktifitas dan istirahat pertukaran
gas

Do : pasien tampak sesak nafas.


Pernafasan 31xm, PCO2 : 29
mmol/l

3
Ds : Pasien mengatakan tubuh terasa Berkurangnya Ketidakefek
lemah suplai oksigen ke tifan perfusi
jaringan jaringan
perifer
Do : Pasien tampak lemah, tampak
pucat, akral teraba dingin, CRT 3
detik

INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA NOC NIC


KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung b/d Cardiac pump c. cardiac care
penurunan kontraksi effectiveness aktivitas
ventrikel 1. Systolic blood 1. evaluasi adanya
pressure dalam nyeri dada
rentang normal ( intensitas,lokasi,dur
2. Diastolic blood asi,frekuensi )
pressure dalam 2. catat adanya
rentang normal distritmia jantung
3. Tidak ada 3. catat adanya tanda
distritmia dan gejala penurunan
4. Tidak ada bunyi cardiac output
jantung 4. monitor status
abnormal kardiovaskuler
5. Tidak terjadi 5. monitor status
angina penapasan yang
menandakan heart
failure

2 Gangguan pertukaran gas b/d\ Airway manajemen


edema paru b. respoiratory status: aktivitas :
gas exchange indicator 1. Posisikan
1. PAO2 dan PCO2 pasien untuk
dalam rentang normal memaksimal
2. saturasi oksigen kan ventilasi
dalam rentang normal 2. Lakukan
3. PH arteri dalam fisioterapi
rentang normal dada jika
4. keseimbangan perfusi perlu
ventiasi dalam rentang 3. Auskultasi
normal suara nafas,
5. tidak terjadi dispnea catat adanya
saat istirahat atau suara nafas
sedang melakukan tambahan
aktifitas 4. Monitor
resirasi dan
status 02

3 Ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer b/d
penurunan suplai oksigen ke a. Circulation
jaringan status indicator
: a. Oxygen
1. Sistolik therapy
blood aktivitas :
pressure 1. Pertahan
dalam kan
rentang kepatena
normal n jalan
2. Diastolic
blood nafas
pressure 2. Atur
dalam peralatan
rentang oksigena
normal si
3. Pulse 3. Monitor
pressure aliran
dalam oksigen
rentang 4. Pertahan
normal kan
4. CVP dalam posisi
rentang pasien
normal 5. Observas
5. MAP dalam i adanya
rentang tanda-
normal tanda
hipovent
ilasi
6. Monitor
adanya
tanda-
tanda
kecemas
an pasien
terhadap
oksigena
si
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN.

HARI/ IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI


TANG
GAL
Rabu, a. Mengkaji adanya nyeri dada S : Pasien mengatakan
5 b. Mencatat adanya bradikardi, tubuh masih terasa lemah
Desem penurunan TD pada pasien
ber c. Memonitor status kardiovaskuler : O : Pasien tampak pucat,
2018 irama jantung,tekanan darah akral teraba dingin, TD :
d. Memonitor status pernafasan pasien 140/90, NADI : 89x/m
e. Memonitor balance cairan
f. Mengatur periode latihan dan istirahat A : Masalah belum
untuk menghindari kelelahan teratasi
g. Menganjurkan untuk menurunkan
stress P Intervensi dilanjutkan
h. Memonitor adanya dispnea, kelelahan
i. Menmemonitor suhu dan sianosis
oerifer
j. Memberikan obat sesuai order dokter
drips 5 ampul dalam 50 cc S : Pasien mengatakan
tubuh masih tersa lemah

O : Pasien tampak pucat,


akral teraba dingin, TD :
140/80, N : 88x/m

A : Masalah belum
teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

S : Pasien mengatakan
tubuh masih terasa lemah

O : Pasien tampak pucat,


akral teraba dingin TD :
140/90, N : 87x/m

A : Masalah belum
teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

Kamis, S : Pasien mengatakan


6 a. Mengauskultasi suara nafas, mencatat nafas masih terasa sesak
Desem adanya suara tambahan seperti ronchi
ber O : Pasien tampak masih
2018 b. Menganjurkan pasien nafs dalam sesak RR : 30x/m
c. Mengatur posisi semi fowler untuk
mengurangi dispneu A : Masalah belum
d. Memonitor respirasi dan status O2 teratasi
e. Memonitor rata-rata, kedalaman, dan
usaha respirasi P : Intervensi dilanjutkan
f. Memonitor pola nafas
g. Mengobservasi hasil pemeriksaan foto
thoraks
h. Mengauskultasi suara nafas
i. Mengobservasi Aliran 02 S : Pasien mengatakan
j. Memberikan terapi O2 rm 10 liter sesak masih terasa

O : Pasien tampak sesak


RR 28x/m

A : Masalah belum
teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

S : Pasien mengatakan
nafas masih terasa sesak

O : Pasien tampak sesak


RR : 26x/m

A : Masalah belum
teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

Jumat, S : Pasien mengatakan


7 masih lemah
Desem
ber a. Memonitor tekanan darah, nadi, suhu O : Konjungtiva masih
2018 dan pernafasan anemis, akral masih
b. Mencatat adanya fluktuasi tekanan teraba dingin dan CRT 3
darah detik
c. Memonitor kualitas nadi, memonitor
pola pernafasan A : Masalah belum
d. Berkolaborasi dengan dokter dalam teratasi
pemberian terapi PRC 2x250 gram
pada hari pertama rawatan P : Intervensi dilanjutkan

S : Pasien mengatakan
masih lemah

O : Konjungtiva masih
anemis, akral masih
teraba dingin dan CRT 3
detik

A : Masalah belum
teratasi

P Intervensi dilanjutkan

S : Pasien mengatakan
masih lemah

O : Konjungtiva masih
anemis, akral masih
teraba dingin dan CRT 3
detik

A : Masalah belum
teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai