Oleh:
2.1 IT GOVERNANCE
Kata “governance” yaitu berasal dari bahasa latin “gubernare” yang mempunyai
sebuah arti tosteer atau arahan. Dalam beberapa kamus bahasa inggris kata
governace yaitu sebagai exercise of authory, sedangkan dalam bahasa Indonesia
mempunyai arti tata kelola. Pada sebuah perusahaan, governance yang baik bisa
membantu perusahaan terjamin di masa depan dengan melalui arahan yang strategis
sesuai dengan visi dan misi perusahaan tersebut.
Definisi IT governance sebagai sebuah keputusan yang dapat diambil, serta
dapat dipastikan adanya alokasi penggunaan teknologi informasi dalam melakukan
strategi pada suatu organisasi. IT governance menggambarkan adanya penerapan
prinsip pada organisasi dengan memfokuskan untuk kegiatan manajemen dan
penggunaan teknologi informasi untuk tercapainya tujuan sebuah organisasi. Oleh
karena itu, IT governance perlu merangkum dalam pembuatan sebuah keputusan,
siapa yang harus mengambil keputusan, akuntabilitas pelaksanaan kegiatan dengan
menggunakan teknologi informasi, dan penerapan keputusan yang yang berkaitan
dengan teknologi informasi.
a. IT menjadi satu tujuan dengan perusahaan dan manfaat yang sudah dijanjikan
dapat tercapai.
b. Perusahaan yang menggunakan IT dapat memanfaatkan peluang dan
memaksimalkan keuntungan.
c. Penggunaan sumber daya IT dilakukan dengan rasa bertanggung jawab.
d. Risiko berkaitan erat dengan IT sehingga harus diatur dengan baik.
1. Partisipasi Masyarakat
Semua masyarakat mempunyai suara dan hak dalam pengambilan sebuah
keputusan, baik secara langsung atau melalui pihak atau lembaga perwakilan
yang mewakili kepentingannya. Partisipasi yang menyeluruh dibuat
berdasarkan dalam mengungkapkan sebuah pendapat, kebebasan dalam
berkumpul, dan kapasitas untuk berpartisipasi secara konstruktif.
2. Tegaknya Supremasi
Kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa melihat jabatan maupun
status mereka, termasuk hukum yang menyangkut hak asasi manusia (HAM).
3. Transparan
Tranparansi dibangun atas dasar bebasnya arus informasi di era saat ini. Di
seluruh lembaga-lembaga, proses pemerintahan dan informasi yang perlu
diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, serta informasi yang ada harus
memadai agar dapat diawasi dan dimengerti semua kalangan.
4. Peduli terhadap Stakeholder
Seluruh proses pemerintah dan lembaga-lembaga harus mempunyai usaha
dalam meningkatkan pelayanan kepada pihak yang berkepentingan.
5. Berorientasi pada konsesnsus
Kepentingan yang berbeda-beda dengan tata kelola pemerintah yang baik
dapat menjembatani dengan terbangunnya sebuah konsensus yang
menyeluruh dalam hal-hal yang baik bagi kelompok-kelompok masyarakat yang
ada dan jika mungkin konsensus dalam kebijakan-kebijakan serta prosedur
yang ada.
6. Efektifitas dan Efisiensi
Proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga membuahkan hasil sesuai
kebutuhan warga masyarakat dan dengan menggunakan sumber-sumber daya
yang ada seoptimal mungkin.
7. Akuntabilitas
Di pemerintahan yang mengambil keputusan pada sektor swasta dan
organisasi masyarakat yang bertanggung jawab baik kepada masyarakat atau
kepada lembaga-lembaga yang mempunyai berkepentingan. Bentuk
pertanggungjawaban tersebut berbeda satu sama lain bergantung pada jenis
organisasi yang bersangkutan.
8. Visi Strategis
Pemimpin dan masyarakat mempunyai sebuah perspektif yang sangat luas dan
berpandangan jauh ke depan terhadap tata pemerintahan yang baik dan
pembangunan sumber daya manusia, serta kepekaan terhadap apa yang
dibutuhkan untuk mewujudkan dan membangun perkembangan tersebut.
Selain itu juga harus mempunyai pemahaman atas budaya dan sosial, serta
kompleksitas kesejarahan yang menjadi dasar bagi perspektif tersebut.