Anda di halaman 1dari 20

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK BUAH PISANG (Musa)

DENGAN GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT MENGGUNAKAN


METODE GRANULASI BASAH

Usulan Penelitian Karya Tulis Ilmiah

Diajukan oleh :

MILADIA HABIBINA

(A1171017)

Kepada
AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA SEMARANG
2019

i
Usulan Penelitian Karya Tulis Ilmiah

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK BUAH PISANG (Musa) DENGAN


GELATIN SEBAGAI PERNYATAAN
BAHAN PENGIKAT MENGGUNAKAN METODE
GRANULASI BASAH
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar ahli madya

Diajukan oleh :
MILADIA HABIBINA
A1171017

Untuk dilanjutkan menjadi penelitian mahasiswa


Telah disetujui oleh

Mengetahui
Direktur
Pembimbing Akademi Farmasi Nusaputera

Agustina Putri P.S.,S.Farm.,Apt Poppy Diah Palupi, M. Sc., Apt.


NIP. 060710112 NIP. 060707083

Tanggal : Tanggal :

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya serta kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Formulasi Tablet Hisap Ekstrak
Buah Pisang (Musa) Dengan Gelatin Sebagai Bahan Pengikat Menggunakan
Metode Granulasi Basah”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam
memperoleh Gelar Ahli Madya Kesehatan pada Program Studi D-3 Farmasi
“Akademi Farmasi Nusaputera Semarang”.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah tidak akan terlaksana dengan baik tanpa bantuan
dan dukungan dari semua pihak yang telah terlibat. Penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya.

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................I
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................III
DAFTAR ISI........................................................................................................IV
INTISARI.............................................................................................................VI
PENDAHULUAN...................................................................................................1
LATAR BELAKANG PENELITIAN...............................................................1
RUMUSAN MASALAH....................................................................................2
TUJUAN PENELITIAN....................................................................................2
PEMBATASAN MASALAH.............................................................................2
MANFAAT PENELITIIAN...............................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................3
LANDASAN TEORI..........................................................................................3
PENELITIAN TERDAHULU...........................................................................9
METODOLOGI PENELITIAN.........................................................................10
SUBJEK PENELITIAN......................................................................................10
SETTING PENELITIAN....................................................................................10
CARA PENGOLAHAN DATA...........................................................................10
METODE PENELITIAAN.................................................................................12
INDIKATOR KEBERHASILAN.......................................................................13
PROSEDUR PENELITIAN................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

INTISARI

iv
Buah pisang (Musa) memiliki kandungan karbohidrat, protein, mangan,
vitamin A, vitamin B, vitamin C, serat, potaium (kalium), dan magnesium.
Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan tablet hisab ekstrak buah pisang
(Musa) dengan gelatin sebagai bahan pengikat menggunakan metode granulasi
basah. Ekstrak buah pisang diperoleh dari metode maserasi, menggunakan cairan
penyari etanol 70% selama 5 hari. Metode penelitian ini secara eksperimental,
dilakukan di Laboratorium Teknologi Sediaan Farmasi Akademi Farmasi
Nusaputera Semarang. Tablet hisap dibuat dengan metode granulasi basah dengan
variasi kadar manitol 28% dan 20%. Tablet dievaluasi sifat sifat fisiknya meliputi
keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, dan rasa.

Kata kunci : Granulasi Basah, Gelatin, Tablet Hisap

v
PENDAHULUAN

Latar belakang penelitian


Penggunaan buah-buahan sebagai obat di Indonesia mengalami
peningkatan. Namun penggunaan buah-buahan sebagai bahan obat
mengalami keterbatasan dalam jumlah bahan yang dibutuhkan, penetapan
dosis, dan juga segi kepraktisan. Buah pisang memiliki kandungan
karbohidrat, protein, mangan, vitamin A, vitamin B, vitamin C, serat,
potaium (kalium), dan magnesium. Pada umumnya masyarakat
menggunakan buah pisang masih dalam bentuk sederhana seperti langsung
dimakan. Ada banyak masyarakat yang tidak begitu menyukai memakan
pisang karena kurang praktis, maka dari itu diperlukan inovasi baru untuk
meningkatkan kenyamanan dan kemudahan dalam penggunaannya. Salah
satunya dibuat dalam bentuk sediaan tablet hisap.
Tablet hisap adalah sediaan padat yang mengandung besar gula dan
gom, memberikan kohesivitas dan kekerasan tinggi serta dapat melepaskan
obatnya dengan lambat. Adapun keuntungan dari tablet hisap antara lain
memiliki rasa aromatik yang menyenangkan, mudah dalam penggunaan,
ketepatan dosis, mempunyai bentuk yang memikat. Tablet hisap adalah
bentuk sediaan obat tablet yang diberi penambah rasa untuk dihisap
(dikulum) dan didiamkan (ditahan) di dalam mulut atau faring (Charles,
2010). Tablet hisap atau yang disebut dengan lozenges merupakan
salah satu bentuk sediaan padat yang mengandung zat tambahan,
yang diharapkan untuk lepas secara lambat pada mulut dan bertujuan
untuk pengobatan lokal (Allen, 2002). Tablet hisap mempunyai kekerasan
yang lebih tinggi daripada tablet biasa, yaitu 7-14 kg (cooper dan Gunn,
1975). Untuk memperoleh kekerasan itu, maka diperlukan bahan pengikat
yang sesuai. Bahan pengikat yang digunakan pada penelitian ini adalah
gelatin. Dalam penelitian ditunjukkan bahwa peningkatan kandungan
gelatin dalam tablet menyebabkan peningkatan kekerasan dan waktu
hancur, dan memperlambat laju disolusi (Charles, 2010).

1
Rumusan Masalah
1. Apakah ekstrak buah pisang (Musa) dapat diformulasikan sebagai
tablet hisap yang memenuhi persyaratan ?
2. Bagaimana pengaruh konsentrasi gelatin sebagai bahan pengikat
terhadap sifat fisik tablet hisap ektrak buah pisang (Musa) ?

Tujuan Penelitian
1. Untuk mendapatkan formula tablet hisap ekstrak buah pisang yang
memenuhi persyaratan standart.
2. Memenuhi pengaruh konsentrasi gelati terhadap sifat fisika dan rasa
dari tablet hisap buah pisang.

Pembatasan masalah
1. Buah pisang (Musa) berasal dari kebun desa pulorejo kecamatan
purwodadi
2. Ekstrak daun pisang (Musa) diperoleh dengan cara ekstraksi buah
pisang kering (Musa) dengan etanol 70% menggunakan metode
maserasi.

Manfaat Penelitiian
1. Mahasiswa dalam mempelajari proses pengolahan dan memberikan
sumbangsih bagi pengembangan produk fungsional.
2. Memberikan sediaan ekstrak buah pisang (Musa) yang lebih mudah
didapat, dalam bentuk yang lebih praktis dan rasa lebih enak.
3. Meningkatkan kemanfaatan dan nilai ekonomis dari bahan alam yaitu
buah pisang (Musa).

2
TINJAUAN PUSTAKA

Landasan Teori
1. Uraian Tentang Buah Pisang (Musa)
Pisang (Musa paradisiaca) adalah tanaman buah berupa herba
yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia).
Tanaman buah ini kemudian menyebar luas ke kawasan Afrika
(Madagaskar), Amerika Selatan, dan Amerika Tengah. Penyebaran
tanaman ini selanjutnya hampir merata ke seluruh dunia, yakni
meliputi daerah tropikdan subtropik dimulai dari Asia Tenggara ke
timur Lautan Teduh sampai ke Hawaii, dan menyebar ke barat melalui
Samudra Atlantik, Kepulauan Kanari, sampai Benua Amerika
(Suyanti, 2008).

Gambar 1. Tanaman buah pisang (Musa)


a. Sistematika Tanaman
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotiledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Species : Musa paradisiaca

b. Deskripsi tanaman
Tanaman pisang merupakan tanaman berdaun lebar,
panjang daun bisa mencapai 2 meter dengan lebar 40-50cm,
dengan dipisahkan dengan tangkai daun, posisi tangkai daun

3
membelah daun menjadi 2 bagian, daun pisang mempuyai
garis-garis ditepian daun sehingga daun mudah sekali robek.
Tanaman pisang memiliki tinggi 2-3 meter tergantung jenis
pisang, batang langsung terhubung dengan akar dan bonggol
pisang, bentuk batang bulat dengan dilapisi pelepah dibagian
batangnya, batang pisang mempunyai kadar air yang tinggi
sehingga mudah untuk ditebas.
Dengan digolongkan kedalam kelas monokotil, tanaman
pisang mempunyai perakaran yang serabut dengan berpusat
pada boggol pisang, perakaran pisang tidak terlalu dalam
masuk kedalam tanah sehingga tanaman pisang mudah roboh
jika tanah bertekstur gembur, pada bagian bonggol tumbuh
tunas baru.
Bunga tanaman pisang berwarn kuning, dengan dilapisi
kelopak bunga yang berwarna merah, kita sering menyebut
bunga pisang dengan sebutan jantung pisang, letak bunga
diujung tandang buah pisang. bunga tanaman ini merupakan
bunga yang sempurna yang terdiri dari jantan dan betina.
Buah pisang mempunyai warna kuning saat matang dan
hijau disaat masih mentah, buah pisang terletak pada sisir
tanaman yang menempel pada tandan pisang, setiap sisir
terdapat 10-20 buah pisang, sedangkan setiap tandan memiliki
6-20 sisir pisang.

2. Kandungan buah pisang (Musa)


Berikut ini adalah kandungan gizi dalam buah Pisang pada setiap
100 gramnya (3,5oz).

Tabel 2. Kandungan buah pisang (Musa)

Jenis Nutrisi / Gizi Kandungan AKG%


Kalori 89 kal –
Karbohidrat 22,8g –
Air 75% –
Protein 1,1g –
Gula 12,2g –

4
Serat 2,6g –
Lemak 0,3g –
Vitamin A 3µg 0%
Vitamin C 8,7mg 10%
Vitamin D 0µg –
Vitamin E 0,1mg 1%
Vitamin K 0,5µg 0%
Vitamin B1 (Thiamine) 0,03mg 3%
Vitamin B2 (Riboflavin) 0,07mg 6%
Vitamin B3 (Niacin) 0,67mg 4%
Vitamin B5 (Panthothenic 0,33mg 7%
acid)
Vitamin B6 (Pyridoxine) 0,37mg 28%
Vitamin B9 (Folat) 20µg 5%
Vitamin B12 0µg –
Cholin 9,8mg 2%
Kalsium 5mg 1%
Zat Besi 0,26mg 3%
Magnesium 27mg 7%
Fosfor 22mg 3%
Potassium (Kalium) 358mg 8%
Sodium 1mg 0%
Seng (Zinc) 0,15mg 1%
Tembaga (Copper) 0,08mg 9%
Manganese 0,27mg 12%
Selenium 1µg 2%

3. Manfaatan buah pisang (Musa)


Buah Pisang yang kaya akan Serat, Vitamin B6, Vitamin C,
Potassium (Kalium) banyak memberikan manfaat bagi orang yang
mengkonsumsinya. Berikut ini adalah beberapa manfaat buah pisang bagi
kesehatan manusia.

5
a. Menjaga Kesehatan Jantung
Penyakit Jantung adalah salah satu penyakit yang paling banyak
menyebabkan kematian. Pisang yang kaya akan Potassium (Kalium)
ini dapat menjaga kesehatan jantung dan juga menjaga tekanan darah
berada dalam kondisi yang stabil. Menurut beberapa penelitian,
asupan kalium sebanyak 1,3g hingga 1,4g per hari dapat menurunkan
26% risiko terkenanya penyakit jantung. Di samping itu, buah pisang
juga mengandung Antioksidan yang dapat menurunkan risiko
terkenanya penyakit-penyakit yang berkaitan dengan jantung.
b. Membantu saluran pencernaan
Serat tinggi yang dimiliki buah Pisang dapat membantu
memperlancar saluran pencernaan. Buah Pisang mengandung Pati
Resisten (Resistant Starch) dan Pektin merupakan prebiotik yang
dapat mendukung pertumbuhan bakteri baik sehingga dapat
membantu sistem pencernaan pada saluran usus. Konsumsi Pisang
juga dapat menghindari pengerasan feses yang pada dasarnya
merupakan gejala awal dari sembelit.
c. Menurunkan Risiko Penyakit Kanker
Vitamin C yang terdapat pada buah Pisang dapat menangkal
pembentukan radikal bebas. Seperti yang kita ketahui bahwa radikal
bebas merupakan penyebab penyakit kanker. Selain Vitamin C, buah
pisang juga mengandung serat yang dapat mencegah kanker
kolorekterum. Kanker Kolorekterum adalah kanker yang yang
berkembang dari sel-sel usus besar.

d. Menjaga Kesehatan Mata


Seperti buah-buahan lainnya, buah Pisang juga mengandung
antioksidan dan Karotenoid yang dapat meningkatkan kesehatan mata.
Katarak, Rabun senja dan Glaukoma dapat dicegah dengan
mengkonsumsi buah pisang yang cukup.

6
e. Menurunkan Risiko Gangguan Ginjal
Buah Pisang mengandung potassium atau kalium yang dapat
membantu mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh. Dengan
mengkonsumsi Kalium yang cukup, kita dapat menjaga kesehatan
ginjal dan mencegah penyakit kegagalan ginjal. Suatu penelitian
menyatakan bahwa seseorang yang mengkomsumsi pisang 4 – 6 kali
dalam seminggu dapat menurunkan 50% risiko terkenanya penyakit
ginjal jika dibandingkan dengan mereka yang tidak mengkonsumsi
buah pisang secara rutin tersebut.

f. Menjaga Kesehatan Kulit


Kandungan Piridoksin atau Pyridoxine (Vitamin B6) yang tinggi
pada buah pisang juga dapat menjaga kesehatan kulit dan
menyembuhkan berbagai masalah kulit seperti ketombe, jerawat dan
kulit kering.

4. Tinjauaan tentang maserasi


Maserasi merupakan proses perendaman sampel menggunakan
pelarut organik pada temperatur ruangan. Proses ini sangat
menguntungkan dalam isolasi senyawa bahan alam karena dengan
perendaman sampel tumbuhan akan terjadi pemecahan dinding dan
membran sel akibat perbedaan tekanan antara di dalam dan di luar sel,
sehingga metabolit sekunder yang ada dalam sitoplasma akan terlarut
dalam pelarut organik dan ekstraksi senyawa akan sempurna karena dapat
diatur lama perendaman yang dilakukan. Pemilihan pelarut untuk proses
maserasi akan memberikan efektivitas yang tinggi dengan memperhatikan
kelarutan senyawa bahan alam dalam pelarut tersebut. Secara umum
pelarut metanol merupakan pelarut yang banyak digunakan dalam proses
isolasi senyawa organik bahan alam karena dapat melarutkan seluruh
golongan metabolit sekunder.
Prinsip maserasi adalah pengikatan/pelarutan zat aktif berdasarkan
sifat kelarutannya dalam suatu pelarut (like dissolved like),penyarian zat

7
aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan
penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar, terlindung
dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel.
Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di
dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan
terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah
( proses difusi ). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan
konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses
maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap
hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan.
Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan
cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa
hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya.

5. Tinjauan tentang tablet hisap


Tablet hisap adalah suatu sedian padat yang mengandung satu atau
dua lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis,
yang dapat melarut atau hancur perlahan-lahan di dalam mulut (Depkes
RI, 1995).
Tablet hisap adalah bentuk lain dari tablet untuk pemakaian dalam
rongga mulut. Tablet ini digunakan dengan tujuan memberi efek lokal
pada mulut atau kerongkongan yang umumnya diberikan sebagai
pengobatan sakit tenggorokan atau untuk mengurangi batuk pada
influenza, atau dapat pula mengandung anastetika lokal, berbagai
antiseptik dan antibakteri, demulsen, astringen dan antitusif. Jenis tablet
ini dirancang agar tidak hancur di dalam rongga mulut tetapi melarut atau
terkikis secara perlahan-lahan dalam waktu 30 menit atau kurang
(Lachman, 1994).
Tablet hisap adalah bentuk sediaan obat tablet yang diberi
penambah rasa untuk dihisap dan didiamkan (ditahan) di dalam mulut atau
faring (Siregar, 2010).

8
Berbeda dengan tablet biasa, pada tablet hisap tidak digunakan
bahan penghancur, dan bahan yang digunakan sebagian besar adalah
bahan-bahan yang larut air. Tablet hisap cenderung menggunakan banyak
pemanis (50% atau lebih dari berat tablet keseluruhan) seperti sukrosa,
laktosa, manitol, sorbitol, dan sebagainya. Selain itu diameter tablet hisap
umumnya lebih besar yaitu >18 mm. Tablet hisap yang baik memiliki
kekerasan sebesar >10 kg/cm3 (Hasyim, 2008: Lachman, 1994).

Penelitian Terdahulu
Penelitian dari Deni Noviza, 2013, menyebutkan rendemen dari
ekstrak yang dihasilkan adalah 15,28%. Sifat alir dari ekstrak kering tidak
terlalu bagus maka digunakan metode granulasi basah sehingga dapat
memperbaiki sifat alir dan memperpanjang waktu larut dari zat. Tabel 3
menunjukan sifat fisika dari granul yang dihasilkan, dimana semua
formula granul memenuhi syarat kandungan air (3-5%), dimana
kandungan air ini berfungsi untuk mengaktifkan bahan pengikat. Sifat alir
dari granul dievaluasi dengan menghitung kecepatan alir dan sudut lonsor.
F1 dan F2 memenuhi syarat kecepatan alir yaitu < 10 g/detik sedangkan F3
tidak memenuhi syarat. Semakin besar konsentrasi gelatin yang digunakan
maka semakin besar kecepatan alirnya tapi sudut lonsornya semakin kecil
walaupun secara umum sudut lonsor yang dihasilkan menggambarkan
kalau granul yang dihasilkan dapat mengalir dengan bebas (25 – 30o).
Penelitian dari Christian Rondonuwu, 2017, menyebutkan Serbuk
buah mangga dodol dapat diformulasikan tablet hisap dengan
menggunakan metode graulasi basah. Pengujian tablet hisap serbuk buah
mangga dodol meliputi uji keseragaman bobot, uji kekerasan, uji
kerapuhan dan waktu larut. Hasil uji kadar air dan kekerasan pada tablet
hisap menunjukan tidak memenuhi persyaratan sedangkan uji
keseragaman bobot, uji kerapuhan dan uji waktu larut memenuhi
persyaratan. Hal ini menunjukan bahwa kekerasan tablet hisap serbuk buah
mangga dodol belum memenuhi persyaratan.

9
METODOLOGI PENELITIAN

Subjek penelitian
Batasan populasi
Tablet hisap ekstrak buah pisang
Besar sampel
Sampel untuk uji keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, dan rasa.
Cara pengambilan sampel
Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah simple
random sampling yaitu cara pengambilan sampel dilakukan secara acak
dimana setiap elemen memiliki kesempatan yang sama.

Setting penelitian
Tempat Penelitian
Tempat dilakukan Karya Tulis ini di Ruang Laboratorium
Teknologi Farmasi Akademi Farmasi Nusaputera Semarang Jalan Medoho
III No.2 Semarang. Waktu dilaksanakannya pada bulan Mei-Juli 2019.

Cara pengolahan data


1. Formulasi
Formulasi merupakan awal dari jalannya penelitian dimana
menentukan konsentrasi basah yang sesuai dengan literatur yang ada.

Tabel 3. Formula tablet hisap ekstrak buah pisang

Nama Bahan Formula

1 2

Ekstrak buah pisang 20% 20%


Sukrosa 40% 40%
Manitol 28% 20%
Gelatin 5% 5%
Magnesium stearat 2% 2%
Asam sitrat 4% 4%
Pewarna Qs Qs
Bobot Tablet 250mg 250mg

10
2. Granulasi Basah
Ekstrak buah pisang dibuat dengan granul dengan cara metode
granulasi basah yaitu dengan cara mencampurkan zat aktif dengan
bahan lainnya sedikit demi sedikit hingga menjadi granul. Masa granul
diayak menggunakan ayakan nomer 18, kemudian dikerjakan pada
suhu 40-60°C selama kurang lebih 1 jam. Setelah itu campuran granul
yang dihasilkan tersebut dilakukan uji fisik granul.
3. Evaluasi granul
a. keseragaman bobot
Ditimbang 20 tablet dan dihitung bobit rata-ratanya. Jika
ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang
menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang
ditetapkan pada kolom “A” dan tidak boleh ada satu tablet pun
yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari harga
dalam kolom “B”. Jika perlu dapat diulang dengan 10 tablet dan
tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih
besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan dalam kolom “A”
maupun kolom “B”.
b. Kekerasan
Pengukuran kekerasan tablet digunakan untuk mengetahui
kekerasannya, agar tablet tidak terlalu rapuh atau terlalu keras.
Kekerasan tablet ini erat hubungannya dengan ketebalan tablet,
bobot tablet dan waktu hancur tablet. Alat yang digunakan untuk
pengukuran kekerasan tablet adalah Hardness tester atau dengan
tiga jari tangan.
c. Kerapuhan
Tablet yang akan diuji sebanyak 20 tablet, terlebih dahulu
dibersihkan dari debunya dan ditimbang dengan seksama. Tablet
tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam Friabilator dan diputar
sebanyak 100 putaran selama 4 menit, jadi kecepatan putarannya
25 putaran per menit. Setelah selesai, keluarkan tablet dari alat,
bersihkan dari debu dan timbang dengan seksama. Kemudian
dihitung persentase kehilangan bobot sebelum dan sesudah

11
perlakuan. Tablet dianggap baik bila kerapuhan tidak lebih dari
1%.
d. Rasa
pengujian rasa biasanya diuji dengan cara langsung dengan
menggunakan indra pengecap.

Metode penelitiaan
Penelitiaan ini adalah penelitian eksperimental dengan membuat
sediaan tablet hisap. Desain penelitian ini adalah One shoot design yang
artinya setiap kelompok dikenai perlakuan kemudian dilakukan
pengukuran. Jenis penelitian ini adalah penelitian secara komparatif, yaitu
membandingkan pengaruh konsentrasi gelati terhadap sifat fisika dan rasa
dari tablet hisap buah pisang.

Indikator keberhasilan
1. Tablet hisap adalah sediaan padat yang mengandung satu atau lebih zat
aktif, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang dapat
membuat tablet melarut atau hancur perlahan lahan dalam mulut (FI,
1995).
2. Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan
perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang
berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik.

Prosedur penelitian

Pembuatan proposal

Pembuatan surat ijin penelitian

Penelitian

12

Pengumpulan data
Analisis
kesimpulan
Pembuatan data
laporan
DAFTAR PUSTAKA

Allen, L.V. (2002). The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical


Compounding. Washington, D.C: American Pharmaceutical
Association.

Charles, J.P., Siregar & Saleh Wikarsa. (2010). Teknologi Farmasi Sediaan Tablet.
Jakarta: EGC.

Cooper, J.W., Gunn, C. (1975). Dispensing for Pharmaceutical Students, Twelfth


Ed,10; 186 – 187. Pitman Medical Publishing Co. Ltd, London.

Departemen Kesehatan RI. (1995). Farmakope Indonesia, edisi IV. Jakarta.

13
Departemen kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta:
Departemen kesehatan RI

Lachman, Leon. Lieberman, Herbert A. Kanig, Joseph L. 1989. Teori dan Praktek
Farmasi Industri I, edisi ketiga. Jakarta: UI Press. Hal 101, 107, 132-
134.

Noviza Deni, dkk. (2013). Formulasi Tablet Hisap Ekstrak Temulawak (Curcuma
Xanthorrhiza Roxb.) Dengan Gelatin Sebagai Pengikat.
Padang:Unand.

Rondonuwu Christian, dkk. (2017). Formulasi Tablet Hisap Serbuk Buah Mangga
Dodol (Mangifera Indica L) Dengan Menggunakan Metode Granulasi
Basah. Manado: UNSRAT.

Suyanti Satuhu, B.Sc. & Ir. Ahmad Supriyadi, 2008. Budidaya Pisang,
Pengolahan dan prospek Pasar. Penebar swadaya. Jakarta.

Siregar, Chareles JP. 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet: dasar-dasar praktis.
Jakarta: EGC

14
15

Anda mungkin juga menyukai