Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK 1

Izanur Arofa (A1171015)


Rinanda Nur Wiji (A1171020)
Nevy Sulistiyani (A1171034)
Netri Ramendani (A1171058)
Putut Susanti (A1171039)
Aspek Hukum
Biomedis
Pengertian

Biomedis merupakan studi interdisipliner


tentang masalah yang ditimbulkan oleh
perkembangan di bidang biologi dan ilmu
kedokteran baik skala mikro maupun
makro, masa kini dan masa mendatang.
TUJUAN
1. Biomedis sangat diperlukan sebagai pengawal riset
biologi dan bioteknologi modern.
2. Pembelajaran Biomedis diarahkan untuk mencegah
dampak negatif yang muncul dari teknologi.
3. Pembelajaran Biomedis menunjukkan pada mahasiswa
untuk menjadi ilmuwan yang memiliki tanggung jawab
sosial.
4. Pembelajaran Biomedis dibutuhkan karena menekankan
pada pengembangan berpikir kritis untuk menentukan sisi
baik dan buruk atau dimensi etis dari biologi modern dan
teknologi yang terkait dengan kehidupan.
5. Pembelajaran Biomedis dapat melatih mahasiswa menjadi
ilmuwan biologi.
• Biomedis memberi perhatian yang besar
terhadap penelitian kesehatan pada manusia
dan hewan percobaan

• Salah satu contoh Biomedis adalah Teknik


Reproduksi Buatan yang merupakan
pengobatan dalam masalah infertilitas
Reproduksi Buatan
• Reproduksi butan adalah penanganan terhadap
gamet (ovum,sperma), atau embrio (konsepsi)
sebagai upaya untuk mendapatkan kehamilan
diluar cara alamiah, tidak termasuk tindakan
• Teknologi reproduksi buatan meliputi: Fertilisasi
In Vitro da Pemindahan Embrio (IVF&ET)
Gamete Intrafallopian Transfer (GIFT)
Zygote Intrafallopian Transfer (ZIPT)
Intra Cytoplasmic Sperm Injection
• Adapun prosedur yang sering digunakan
dalam pekerjaan Teknologi Reproduksi
Buatan,seperti :
~Pre-Implantation Genetic Diagnosis (PGD)
~Sex Selection
Hukum Reproduksi Buatan di
Indonesia
• Di Indonesia hukum dan perundangan yang
mengatur tentang teknik reproduksi buatan
diatur di dalam :
1.Undang-undang Kesehatan No.23 th 1992H
pasal 16,yang menyebutkan antara lain :
a)Hamil di luar cara alami dapat dilak
sanakan sebagai upaya terakhir untuk
membantu suami-istri mendapatkan
keturunan.
b)Upaya kehamilan diluar cara alami sebagai
mana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat
dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah
dengan ketentuan :
-Hasil pembuahan sperma dan ovum dari
suami-istri yang bersangkutan,ditanam
dalam rahim istri darimana ovum berasal.
-Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu
-Pada sarana kessehatan tertetu.
c).Ketentuan mengenai persyaratan
penyeleggaraan kehamilan diluar cara alami
sebagaimana dimaksud dalam ayat(1)dan(2)
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

2.Keputusan Menteri Kesehatan No.72/Menkes


/Per/II/1999 tentang Penyelengaraan
Teknologi Reproduksi Buatan,yang berisikan
tentang : Ketentuan Umum,Peizinan,Pembinaan
dan Pengawasan,Ketentuan Peralihan,dan
Ketentuan Penutup.
Etika Reproduksi Buatan di Indonesia
• Etika Teknologi Reproduksi Buatan beum
tercantum secara eksplisit didalam Buku Kode
Etik Kedokteran Indonesia.Namun didalam
addendum 1,didalam buku tersebut tentang
penjelasan khusus untuk beberapa pasal dari
revisi kodeki Hasi Mukernas Etik Kedokteran
III,April 2002,dijeaskan tentang klonasi/
kloning,sebagai adopsi dari hasil keputusan
Muktamar XXIII IDI 1997,tentang Klonasi
(cloning )
Yang hakikatnya :
o Menolak dilakukan klonasi pada manusia
karena upaya itu mencerminkan penurunan
derajat serta martabat manusia sampai
setingkat bakteri,dst
o Menghimbau para ilmuwan khususnya
kedokteran,agar tidak mempromosikan
klonasi dalam kaitan dengan reproduksi
manusia
o Mendorong ilmuwan untuk tetap
memanfaatkan bioteknologi klonasi.

Anda mungkin juga menyukai