NAMA KELOMPOK :
1. NUR ELZA FAUZIAH (010117A070)
2. PUGUH SUBEKTI PUTRI (010117A075)
3. SISKA NURAINI (010117A099)
4. WUR RAHAYU WIDAYANTI (010117A117)
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Nutrisi selama kehamilan adalah salah satu faktor penting dalam menentukan
pertumbuhan janin. Dampaknnya adalah berat badan lahir, status nutrisi dari ibu yang sedang
hamil juga mempengaruhi angka kematian prenatal, keadaan kesehatan neonatal, dan
pertumbuhan bayi setelah lahir. Selama kehamilan kebutuhan nutrisi harian wanita meningkat
hingga lebih dari dua kali lipat, seperti contohnya kebutuhan asam folat yang meningkat
hingga 400 ug/hari, dimana pada keadaan normal hannya 180 ug/hari. Usia kehamilan yang
terus bertambah, makan bertambah pula kebutuhan gizi dan nutrisi ibu hamil, khususnya
ketika usia kehamilan memasuki trimester kedua.
Pada saat trimester kedua, janin tumbuh dengan sangat pesat, khususnya mengenai
pertumbuhan otak dan susunan syarafnya. Indikator kecukupan gizi juga terlihat pada
kenaikan berat badan yang cukup selama kehamilan. Kenaikan berat badan tersebut bervariasi
dari bulan ke bulan sesuai dengan fase kehamilan.
Sistem hormon pada kehamilan manusia melibatkan perubahan baik endokrin maupun
metabolik yang terjadi antara ibu dan janin. Pengaturan neuro endokrin di dalam plasenta,
pada janin dan ibu sangat penting dalam mengarahkan pertumbuhan janin dan
perkembangannya. Adaptasi ibu hamil terhadap perubahan hormonal yang terjadi selama
kehamilan secara langsung menggambarkan perkembangan plasenta dan janin.
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering dijumpai pada kehamilan
muda. Kurang lebih 66% wanita hamil trimester pertama mengalami mual dan 44%
mengalami muntah Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat
dan malam hari. Perasaan mual ini desebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon
estrogen dan HCG (Human Chorionic Gonadrotropin) dalam serum, pengaruh Fisiologi
kenaikan hormon ini belum diketahui secara jelas. Mual sering pula dihubungkan dengan
perubahan dalam indra penciuman dan perasaan pada awal kehamilan serta faktor psikologis.
Mual dan muntah menyebabkan asupan nutrisi pada ibu hamil kurang sehingga berat
badan menurun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan timbul asetonuri. Hal ini juga
dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin sehingga membutuhkan
perawatan atau penangan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian Hiperemesis Gravidarum?
2. Apa saja etiologi Hiperemesis Gravidarum?
3. Bagaimana patofisiologi Hiperemesis Gravidarum?
4. Bagaimana manifestasi klinis Hiperemesis Gravidarum?
5. Bagaimana penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum?
6. Bagaimana komlikasi Hiperemesis Gravidarum?
7. Bagaimana Faktor-faktor Hiperemesis Gravidarum?
8. Bagaimana pemeriksaan penunjang Hiperemesis Gravidarum?
9. Bagaimana konsep pengkajian asuhan keperawatan pada pasien dengan hiperemesis
gravidarum?
10. Bagaimana pathway Hiperemesis Gravidarum?
11. Bagaimana asuhan keperawatan Hiperemesis Gravidarum?
1.3 TUJUAN
1. Menjelaskan pengertian Hiperemesis Gravidarum
2. Menjelaskan etiologi Hiperemesis Gravidarum
3. Menjelaskan patofisiologi Hiperemesis Gravidarum
4. Menjelaskan manifestasi klinis Hiperemesis Gravidarum
5. Menjelaskan penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum
6. Menjelaskan komlikasi Hiperemesis Gravidarum
7. Menjelaskan Faktor-faktor Hiperemesis Gravidarum
8. Menjelaskan pemeriksaan penunjang Hiperemesis Gravidarum
9. Menjelaskan konsep pengkajian asuhan keperawatan pada pasien dengan hiperemesis
gravidarum
10. Menjelaskan Pathway Hiperemisis Gravidarum
11. Menjelaskan asuhan keperawatan Hiperemisis Gravidarum
1.4 MANFAAT
1. Mengetahui pengertian Hiperemesis Gravidarum
2. Mengetahui etiologi Hiperemesis Gravidarum
3. Mengetahui patofisiologi Hiperemesis Gravidarum
4. Mengetahui manifestasi klinis Hiperemesis Gravidarum
5. Mengetahui penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum
6. Mengetahui komlikasi Hiperemesis Gravidarum
7. Mengetahui Faktor-faktor Hiperemesis Gravidarum
8. Mengetahui pemeriksaan penunjang Hiperemesis Gravidarum
9. Mengetahui konsep pengkajian asuhan keperawatan pada pasien dengan hiperemesis
gravidarum
10. Mengetahui Pathway Hiperemisis Gravidarum
11. Mengetahui asuhan keperawatan Hiperemisis Gravidarum
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Hiperemesis gravidarum adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan
trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan
malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir
dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
(Wikinjosastro Hanifah, 2002)
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil
sampai menggangu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk karena
dehidrasi.
(Rustam Mochtar,1998)
Mual (nausea) dan muntah(emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering
kedapatan pada trisemester I.Nausea dan muntah terjadi pada 60% sampai 80% wanita
hamil.Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormone estrogen dan
HCG dalam serum.Pengaruh fisiologik kenaikan hormone ini belum jelas, mungkin karena
system saraf pusat atau pengosongan lambung yang kurang.Pada umumnya wanita dapat
menyesuaikan dengan keadaan ini,meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat
dapat berlangsung sampai 4 bulan.Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan
umumnya menjadi buruk.Keadaan inilah yang disebut hiperemesis gravidarum.1 sampai 200
atau 1 sampai 300 membutuhkan terapi hidrasi parental.
B. ETIOLOGI
Penyebab hiperemesis grafidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa
penyakit ini disebabkan karena toksik,juga tidak ditemukan kelainan secara kimia.
Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan sumsum saraf, disebabkan oleh
kekurangan vitaminserta zat-zat lainakibat inanisi.
Beberapa faktor predisposisidan faktor lain yang telah ditemukanoleh beberapa penulis
sebagai berikut:
1. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigrafida, mola hidatidosa dan
kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda
menimbulkan dugaan bahwa fakor hormon memegang peranan, karena pada kedua
keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
2. Masuknya vili korialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil
serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor
organik.
3. Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai
salah satu faktor organik.
4. faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah tangga yang
retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat
mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau
sebagai pelarian kesukaran hidup.
5. zat Fe: efek samping Fe bisa menyebabkan mual atau muntah.
(Wikinjosastro Hanifah, 2002)
C. PATOFISIOLOGI
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogrn, yang terjadi pada
trimester pertama.hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal mungkin berasaldari
sistm saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung.
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pad hamil muda,
bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit
dengan alkalosis hipokloremik.wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung
spastik dengan gejala tak suka maka dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang
lebih berat.
Hiepremesis gravidarum ini dapat mengakibatkan dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi.Karena oksidasi
lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam
hidrosi butirik dan aseton dalam darah.Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan
cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi,sehingga cairan ekstraseluler dan plasma
berkurang.Natrium dan khorida darah turun, demikian pula khorida air kemih.Selain itu
dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang.Hal
ini menyebabkan jumah zat makanan dan oksigen ke jaringan mengurang pula dan
tertimbunnya zat metabolic yang toksik.Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan
bertambahnya ekresi lewat ginjal, menambah frekuensi muntah-muntah yang lebih
banyak,dapat merusak hati dan terjadinya lingkaran setan yang sulit dipatahkan.Disamping
dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput
lender esophagus dan lambung(sindrom Mallory-Weiss)dengan akibat perdarahan GI.Pada
umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri.Jarang sampai diperlukan
transfuse atau tindakan operatif.
D. MANIFESTASI KLINIS
Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan hiperemesis
gravidarum tidak ada; tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh, sebaiknya ini
dianggap sebagai hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya
gejala dapat dibagi dalam 3 tingkat:
Tingkatan I :
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita
Ibu merasa lemah,
Nafsu makan tidak ada,
Berat badan menurun dan
Merasa nyeri pada epigastrium
Nadi meningkat sekitar 100 permenit,
Tekanan darah sistolik menurun,
Turgor kulit mengurang,
Lidah mengering
Mata cekung.
Tingkatan II :
Penderita tampak lebih lemah dan apatis,
Turgor kulit lebih mengurang,
Lidah mengering dan tampak kotor,
Nadi kecil dan cepat,
Suhu kadang-kadang naik
Mata sedikit ikterus.
Berat badan turun
Mata menjadi cekung,
Tensi turun,
Hemokonsentrasi,
Oliguria
Konstipasi.
Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan karena
mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.
Tingkatan III :
Keadaan umum lebih parah , muntah berhenti,
Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma,
Nadi kecil dan cepat;
Suhu meningkat
Tensi menurun.
Komplikasi terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati. Wernicke,
dengan gejala: nistagmus, diplopia dan perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat
kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan
adanya payah hati.
(Wikinjosastro Hanifah, 2002)
E. PENATALAKSANAAN
1. Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukesi
tentang kehamilan kepada ibu-ibu dengan maksud menghilangkan factor psikis, rasa
takut juga tentang diet ibu hamil, makan jangan sekaligus banyak, tetapi dalam porsi
sedikit-sedikit namun sering, jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi,karena akan
terasa goyang, mual/ muntah. Defekasi hendaknya diusahakan teratur.
2. Terapi obat menggunakan sedative (luminal, stesolid);
vitamin (B1 dan B2) anti muntah (mediamer B6, drammamin, avomin, torecan), antasida
dan anti mulas.
Farmakologi:
Factor pemberian:
B1: mempertahankan kesehatan syaraf, jantung, otot dan jaringan GI, meningkatkan
pertumbukan dan perbaikan sel.
B6: membantu dalam sintesa lemak, dalam pembentukan sel darah merah.
B12: mengatur sintesa SDM dan mengatur perkembangan sel-sel saraf fetus.
3. hiperemesis gravidarum tingkat I dan III haris rawat inap di
RS.
o Kadang-kadang pada beberapa wanita, hanya
tidur di RS saja telah banyak mengurangi mual muntahnya.
o Isolasi: jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu
hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk, kadang kala hal ini saja tanpa
pengobatan khusus telah mengurangi mual muntah.
o Terapi psikologik: berikan pengertian bahwa
kehamilan adalah suatu hal tang wajar, normal dan fisiologis, jadi tidak perlu takut
dan khawatir, cari dan coba hilangkan faktor psikologis seperti keadaan sosial
ekonomi dan pekerjaan serta lingkungan.
o Penambahan cairan.Berikan infuse dekstrosa atau
glukosa 5% sebanyak 2-3 liter dalam 24 jam.
o Berikan obat-obatan
o Pada beberapa kasus dan bila terapi tidak dapat
dengan cepat memperbaiki keadaan umum penderita, dapat dipertimbangkan suatu
aboertus buatan
F. KOMPLIKASI
Menurut Manuaba (2010) didalam terdapapt beberapa komplikasi yang dapat terjadi
akibat adanya Hiperemesis Gravidarum pada kehamilan diantaranya:
1. Komplikasi Ringan
a. Kehilangan Berat Badan
Diakibatkan ibu hamil yang mengalami Hiperemesis gravidarum memuntahkan semua
makanan yang telah dimakan dan diminum yang dapat menyebabkan ibu tersebut kehilangan
pemenuhan nutrisi kehamilan sehingga mampu menyebabkan BB ibu turun drastis.
b. Dehidrasi
Akibat rasa mual dan muntah berulang maka cairan yang seharusnya diserap oleh
tubuh ikut keluar bersama makanan yang dimuntahkan, sehingga tubuh tidak memiliki
banyak cairan untuk menjalankan fungsi normalnya
c. Asidosis dari kekurangan gizi
Disebabkan karena rasa mual yang berlebihan meyebabkan kondisi lambung tidak
adekuat dalam memproses nutrisi makanan sehingga terjadi peningkatan asam pada tubuh.
Sehingga tubuh mencerna asam atau zat yang dapat diubah menjadi asam.
d. Alkalosis hipokalemia
Diakibatkan karena rasa mual dan muntah berlebih sehingga kadar cairan dalam tubuh
berkurang (hilangnya Na dan K) yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan pH dalam
tubuh.
e. Kelemahan otot
Diakibatkan karena nutrisi makanan banyak yang terbuang dalam proses muntah
sehingga proses pembentukan energi terganggu dan akibatnya sel-sel otot tidak menerima
asupan nutrisi dengan baik.
f. Kelainan elektrokardiografik
Diakibatkan oleh makanan yang tidak termetabolisme dengan baik atau
dimuntahkannya makanan yang dapat menyebabkan perfusi jaringan tidak adekuat menerima
nutrisi dan mendistribusikan bahan-bahan makanan dari pengambilan sisa-sisa metabolisme.
g. Gangguan psikologi
Diakibatkan oleh rasa mual dan muntah yang diderita terjadi berkali-kali dalam kurun
waktu 24 jam mampu memicu terjadinya stress dalam menangani hal tersebut, gelisah,
tegang, dan ketakutan.
2. Komplikasi yang mengancam kehidupan
a. Ruptur oesophageal
Hal ini berkaitan dengan muntah berat, jika terlalu sering muntah maka secara tidak
langsung memberikan tekanan pada esopagus untuk mengeluarkan kembali makanan yang
telah dimakan. Sehingga mampu menimbulkan nyeri pada esopagus dan menimbulkan jejas
yang dapat menyebakan dinding esopagus ruptus secara bertahap.
b. Encephalophaty wernike’s mielinolisis pusat pontine
Dapat diakibatkan kehilangan cairan yang berlebih dari proses muntah. Sehingga,
terjadi kerusakan ginjal yang memicu terjadinya gangguan regulasi vaskuler oleh ginjal. Hal
ini dapat menyebabkan nyeri kepala berat pada ibu hamil.
c. Kerusakan ginjal
Akibat hilangnya nutrisi dan cairan berlebih menyebabkan ginjal tidak dapat mensekresi
dan ekskresi cairan di dalam tubuh dengan baik. Sehingga jika terjadi dalam waktu yang
lama ginjal akan mengalami kolaps.
d. Keterlambatan pertumbuhan janin didalam kandungan
Diakibatkan pemenuhan nutrisi pada plasenta janin mengalami gangguan, sehingga
proses pertumbuhan janin mengalami keterlambatan (usia kandungan 16 minggu belum
merasakan pergerakan janin).
e. Kematian janin
Diakibatkan oleh kondisi ibu muntah berat sehingga plasenta janin kurang asupan
nutrisi dan cairan. Jika terjadi dalam waktu yang lama janin mengalami defisiensi nutrisi dan
akhirnya dapat menyebabkan kematian.
G. Faktor-faktor Hiperemesis Gravidarum
1. Jumlah Paritas
sering terjadi pada multigravida dari pada primigravida. Hal ini disebabkan karena kerja
hormon, meningkatnya kadar estrogen dan HCG dalam serum yang dapat menyebabkan
Jumlah paritas memberikan pengaruh yang nyata terhadap kesehatan ibu hamil
(Notoatmodjo, 2003).
b. Multigravida adalah seorang wanita yang pernah dua kali atau lebih hamil sampai
2. Usia Kehamilan
Usia kehamilan adalah jumlah minggu lengkap dari hari pertama menstruasi sampai
terakhir bayi lahir, biasanya tanggal persalinan diperoleh dengan menambahkan 7 hari ke
hari pertama menstruasi terakhir dan menghitung mundur 3 bulan. Biasanya kehamilan
dibagi menjadi 3 trimester setara yang masing-masing berlangsung selama 3 bulan kalender.
Secara historis, trimester pertama berlangsung sampai selesainya minggu ke 0-14, trimester
ke dua sampai minggu ke >14-28, dan trimester tiga mencakup minggu ke >28-42,
kehamilan. Dengan kata lain, trimester dapat diperoleh dengan membagi 42 menjadi tiga
3. Pekerjaan Ibu
Pekerjaan ibu hamil juga berpengaruh terhadap hiperemesis gravidarum. Wanita yang
bekerja sering mengalami gangguan psikologi sehubungan dengan masalah yang dihadapi
dalam bidang pekerjaan dan lingkungan kerja yang kurang baik (Manuaba, 2003).
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada penyakit hiperemesis gravidarum
1) Pemeriksaan urin
saat bangun tidur setiap kali makan atau cemilan tertunda.apabila terjadi ketonuria
,asupan karbohidrat harus dengan hati-hati ditingkatkan atau cemilan lain dapat
Ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum pada pencernaanya yang tidak adekuat
tubuh .sehingga hasil pembakaran dari metabolism lemak terdapat dalam darah dan
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
J. PATHWAY
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Faktor Predisposisi
-Kehamilan ganda Pemberian Fe Vili Faktor psikologis
-Molahidatidosa khorialis stress
Volume cairan
tubulus ↓
Mual Dehidrasi
ÿÿÿÿ1
Ketidakseimban
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN gan nutrisi
kurang dari
1. Resiko ketidak seimbangan cairan dan elektrolit (00195) kebutuhan tubuh
2. Gangguan perfusi jaringan jantung (00200)
Serebal
Penurunan
Penurunan
Gangguan
transportasi
vaskulerisasi
Hipoksia
perfusi jaringan
keserebal
CO 2
3. Mual berhubungan dengan rasa makanan atau minuman tidak enak (00134)
4. Resiko kerusakan integritas kulit (00047)
5. Intoleransi Aktivitas berbuhungan dengan Ketidak seimbangan antara suplai dan
kebutuhan (00092)
6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
intake dan output dalam 24 5. Memonitor tanda tanda vital yang sesuai
(100405) Rasio berat badan 3. Menetukan jumlah kalori dan jenis nutrisi
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku saku diagnosa keperawatan. Jakarta ; EGC
Doenges, Marilynn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal atau Bayi. Jakarta ; EGC
Farrer, Helen. 1999. Perawatan Maternitas. Jakarta ; EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.
Jakarta ; EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta ; Arcan
Manuaba, Ida Bagus G. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. [Online]. Jakarta: EGC
Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta ; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta ; Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo