Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH FRAMING INFORMASI TERHADAP PENGAMBILAN

KEPUTUSAN INVESTASI DENGANPENDEKATAN


EKSPERIMENTAL

ARTIKEL ILMIAH

Oleh :

NAZILAH
NIM : 2011210591

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS


SURABAYA
2015
PENGARUH FRAMING INFORMASI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN
INVESTASI DENGAN PENDEKATAN EKSPERIMENTAL

Nazilah
STIE Perbanas Surabaya
Email : nazilalbugis92@gmail.com

ABSTRACT

Investment decision making should be taken in a rational way, but in fact there is investor
who often make decisions irrationally. Information is the important thing for investor, with
complete information, precise and relevant subject will facilitate a person in making
investment decisions in order to achieve results in line with expectations. This experimental
research aims to whether the positive or negative framing information effect on the
investment decisions. Further this research also try to find the differences of mental
accounting and overconfidence regarding to different framing.
This study is using total sampling method. There are seventy five volunteers participate in
this research. The sample in this study is students who are enroll Investment and Portfolio
Management course. To test the hypothesis beside the desciptive analysis researcher test the
hypotesis using wilcoxon test and one sampel t-test. The results show, proves that there is a
difference investment decision if the information presented in a positive framing and
negative framing. Researcher also prove there is no mental accounting behavior and
overconfidence in making decisions and predict the price.

Key words : Decision making, information, framing, mental accounting, overconfidence

PENDAHULUAN Suatu investasi umumnya memerlukan


Investasi merupakan suatu kegiatan dana yang besar dan akan mempengaruhi
penempatan dana pada aset produktif perusahaan dalam jangka panjang. Maka
dengan harapan mendapatkan dari itu, dalam melakukan investasi
pertumbuhan modal (capital growth) seseorang biasanya mempertimbangkan
dalam jangka waktu tertentu. Keputusan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
investasi adalah masalah bagaimana pengambilan keputusan dalam investasi,
manajer keuangan harus mengalokasikan antara lain adalah beberapa informasi
dana ke dalam bentuk-bentuk investasi mengenai keadaan ekonomi, perubahan
yang akan dapat mendatangkan harga saham, tingkat suku bunga dan lain
keuntungan di masa yang akan datang. sebagainya. Dengan begitu para investor
Tujuannya agar dana perusahaan dapat dapat meminimalisir risiko yang akan
memberikan keuntungan bagi perusahaan. terjadi. Seperti yang kita ketahui, dewasa
Sehingga berinvestasi merupakan langkah ini kondisi ekonomi yang tidak stabil dapat
strategis yang bisa dilakukan semua orang mempengaruhi bisnis terutama bagi para
terutama para investor. investor ataupun seseorang yang akan
melakukan investasi.
1
Setiap individu tentunya memiliki terjadi serta melihat kineja perusahaan
perilaku psikologi yang berbeda-beda yang tersebut.
mengakibatkan kita melakukan suatu Penelitian mengenai faktor–faktor
tindakan tertentu terhadap suatu kejadian. yang perlu dipertimbangkan dalam
Perilaku ini mempengaruhi cara kita melakukan investasi telah banyak
menyaring informasi yang kita dapat setiap dilakukan antara lain penelitian yang
harinya. Perilaku tersebut juga dilakukan oleh Zarah Puspitaningtyas
memberikan pengaruh terhadap cara kita (2012) Relevansi Nilai Informasi
menggunakan serta mengartikan informasi Akuntansi dan Manfaatnya Bagi
tersebut dalam mengambil keputusan. Investor.Hasil penelitian ini membuktikan
Kalau perilaku emosi yang salah terbawa bahwa informasi akuntansi memberikan
dalam keputusan investasi dampaknya bisa manfaat bagi investor. Sehingga,
sangat negatif terhadap kekayaan kita. menambahkan kekuatan konsep relevansi
Beberapa tahun terakhir, juga telah nilai informasi akuntansi serta manfaat
muncul bukti bahwa investor melakukan informasi akuntansi bagi para pelaku pasar
pemilihan portofolio mulanya berasal dari (investor). Namun hasil penelitian tersebut
perilaku perkiraan investor itu sendiri. berbeda dengan penelitian yang dilakukan
Bukti empiris itu menentang paradigma oleh Natalia Christanti dan Linda Ariany
yang telah mendominasi pada pasar Mahastanti (2011) yang menyatakan
efisien, yang menganggap bahwa bahwa investor di Indonesia dalam
informasi yang relevant selalu melakukan investasi berdasarkan economic
mencerminkan harga atau nilai dari suatu factor. Sehingga pada penelitian kali ini
asset keuangan. Sekarang ini, para pelaku juga akan melihat mengenai pengaruh
keuangan menyadari bahwa seseorang atau beberapa informasi mengenai keadaan
individu dapat mengambil keputusan yang ekonomi perusahaan, tetapi dengan
salah dan tidak rasional. Karena, menggunakan pendekatan eksperimental.
pengertian yang salah terhadap suatu
informasi akan mempengaruhi hasil KERANGKA TEORITIS YANG
investasi yang pada akhirnya DIPAKAI DAN HIPOTESIS
mempengaruhi kekayaan yang dimiliki Definisi investasi dan Pengambilan
investor. Keputusan Investasi
Pengambilan keputusan investasi Seperti yang kita ketahui Investasi
mencakup beberapa aspek seperti aspek sendiri merupakan suatu kegiatan
kehidupan, mencakup berbagai dimensi penempatan dana pada aset produktif
dan proses memilih dari berbagai pilihan dengan harapan mendapatkan
yang tersedia. Informasi merupakan hal pertumbuhan modal (capital growth)
yang penting bagi para investor, dengan ataupun menghasilkan keuntungan dalam
adanya informasi yang lengkap, tepat dan jangka waktu tertentu. Sehingga dalam
relevan tentunya akan mempermudah melakukan investasi tentunya harus
seseorang dalam pengambilan keputusan mempunyai informasi–informasi yang
investasi sehingga dapat mencapai hasil terkait untuk dijadikan modal dalam
yang sesuai dengan harapan. Selain itu pengambilan keputusan investasi. Dalam
para investor atau seseorang yang akan suatu garis besar investasi digolongkan
berinvestasi juga akan melakukan menjadi dua kelompok yaitu investasi riil
risetsebelum memutuskan untuk (Real Investment) dan investasi keuangan
mengambil keputusan investasi seperti (Financial Investment). Investasi riil suatu
mempelajari laporan keuangan perusahaan, usaha investasi pada obyek investasi yang
melihat keadaan ekonomi, real atau nyata seperti tanah, bangunan,
mempertimbangkan risiko yang akan mobil, perhiasan dll. Sedangkan investasi
2
keuangan adalah usaha menginvestasikan kondisi perusahaan itu sendiri. Informasi
sejumlah dana tertentu pada asset tersebut disusun dalam bentuk laporan
keuangan (financial) seperti deposito, akuntansi yang disebut laporan keuangan.
saham, obligasi dll. Baik dalam instansi
yang bergerak di bidang keuangan maupun Pihak-pihak yang berkepentingan
yang diperdagangkan di Bursa Efek. seperti investor menggunakan laporan
Pengambilan keputusan Investasi keuangan tersebut untuk menganalisis dan
secara umum merupakan fenomena yang menginterpretasikan kinerja keuangan dan
kompleks, yang meliputi aspek kehidupan. kondisi perusahaan sehingga informasi
Teori pengambilan keputusan yang terdapat didalamnya dapat
investasididasari oleh konsep kepuasan, memberikan landasan bagi keputusan
bahwa utilitas adalah jumlah dari investasi.
kesenangan ataukepuasan yang dicapai. Informasi adalah bersifat individu,
Dengan begitu keputusan investasi yang artinya individu mungkin akan
diambil para investor dilakukan secara memberikan reaksi yang berbeda terhadap
rasional untuk memaksimalkan utilitasnya. sumber informasi yang sama. Hal ini
Definisi perilaku investor menunjukkan bahwa individu menerima
Para investor (pemodal) merupakan informasi dan merevisi keyakinan secara
orang terpenting dalam melakukan berurutan dalam proses berkelanjutan
investasi. Harapan (Expectasy) para melalui penerimaan informasi yang
investor dalam melakukan investasi adalah terkandung dalam laporan keuangan dan
mendapatkan keuntugan dari transaksi juga dari sumber informasi lain seperti
yang mereka lakukan sesuai jenis investasi media, dan pengumuman lain yang dapat
yang dilakukan. Terdapat tiga jenis mempengaruhi keputusan.
perilaku investor terhadap risiko yaitu :
1. Aggressive Informasi akuntansi dalam
Adalahmerekayang ingin mendapatkan penelitian ini adalah informasi yang
keuntungan maksimum dari disediakan melalui pelaporan keuangan
invetasinya. Mereka juga tidak takut dan berbagai penjelasan yang digunakan
dalam menghadapi risiko (Risk seeker). sebagai laporan. Informasi akuntansi yang
merupakan kategori informasi akuntansi
2. Moderate (Netral) keuangan ini merupakan informasi yang
Adalah mereka ini masih mau dipergunakan oleh pihak eksternal
berinvestasi dengan risiko, tetapi perusahaan seperti investor, dan kreditur
mereka lebih prefer untuk berinvestasi yang ada dan yang potensial serta
pada jenis investasi yang tidak terlalu pemakai lainnya.
berisiko (Risk Indifference).
Framing
3. Conservative
Framing adalah sebuah fenomena
Adalah mereka yang tidak nyaman
yang mengindikasikan pengambil
dengan risiko, sehingga
keputusan akan memberi respon dengan
merekacenderung lebih menghindari
cara berbeda pada masalah yang sama jika
jenis investasi yang mempunyai risiko
disajikan dalam format berbeda. Framing
tinggi (Risk Averter).
atas informasi dapat mempengaruhi
seseorang dalam mengambil keputusan.
Pengertian Informasi Dalam prospek teori, Kahneman dan
Berdasarkan definisi akuntansi
Tversky dalam Arnold (1997)
dapat diketahui bahwa informasi akuntansi
menyebutkan bahwa penyajian (framing)
yang dimaksud adalah informasi yang
dari berbagai alternatif dapat
diperoleh dari aktivitas ekonomi dan
3
mempengaruhi risiko outcome dari pengodean, pengategorisasian, dan
keputusan yang dibuat. Dari perspektif pengevaluasian keputusan keuangan.
managerial accounting, manajer
mempertimbangkan informasi akuntansi Menurut Thaler (1999), mental
dan membuat keputusan yang berpengaruh accounting mencakup tiga komponen
terhadap masa depan perusahaan. utama. Komponen pertama menyangkut
Pada konteks keputusan terhadap bagaimana suatu outcome dipersepsikan
proyek yang mengindikasikan kegagalan, dan dijadikan sebagai pengalaman, serta
biaya yang telah dikeluarkan (sunk cost) bagaimana membuat keputusan, dan
bertindak sebagai titik referensi bagi setelah itu mengevaluasi keputusan
manajer dalam membuat keputusan. Fakta tersebut. Komponen kedua menyangkut
bahwa proyek mulai menunjukkan prospek aktivitas untuk merincikan suatu account
yang negatif membawa pada beberapa secara mendetil, misalnya untuk kelompok
kemungkinan diantaranya yaitu sumber-sumber maupun penggunaan dana
kemungkinan kerugian/keuntungan yang diberi label secara baik dan benar.
pasti terjadi (kerugian/keuntungan yang Komponen terakhir meliputi frekuensi
pasti terjadi masih berupa kemungkinan suatu account dievaluasi. Semakin sering
karena asumsi bahwa manajer masih suatu account dievaluasi maka seseorang
belum mengambil keputusan untuk akan lebih berhati-hati dalam mengambil
menghentikan/melanjutkan proyek) dan keputusan selanjutnya. Account yang
kemungkinan kerugian/keuntungan di dievaluasi tersebut selanjutnya akan
masa mendatang yang kurang pasti. diseimbangkan kembali secara berkala.
Ketika kemungkinan-kemungkinan Lebih jauh, Barberis dan Huang (2001)
tersebut diframing secara secara positif, menyatakan bahwa mental accounting
maka informasi mengenai keuntungan akan terjadi apabila seseorang memikirkan
akan lebih ditonjolkan. Ketika dan mengevaluasi transaksi keuangan
kemungkinan-kemungkinan tersebut mereka secara berkala.
diframing secara negatif, maka informasi
Mental accounting investor
mengenai kerugian yang akan lebih
memperhatikan pada gains dan losses
ditonjolkan.
(Barberis dan Huang, 2001). Pelaksanaan
mental accounting dari investor dengan
Mental accounting menggunakan narrow framing, yaitu mem-
Mental accounting dikembangkan
bingkai (frame) keputusan keuangannya
oleh profesor Richard Thaler dari Chicago
dengan mengungkapkan perhatian pada
University (Pompian, 2006). Mental
gains/return atau losses/risk dan
accounting sendiri dapat diartikan sebagai
mengevaluasi keputusan (outcomes)
serangkaian tindakan kognitif dari para
investasinya, sehingga individu
pelaku ekonomi dalam mengelola,
membingkai secara subyektif suatu
mengevaluasi, dan menjaga aktivitas
transaksi dalam pikirannya untuk
keuangannya (Thaler, 1999). Di sisi lain,
menentukan utilitas yang mereka terima.
mental accounting juga dapat diartikan
Hal ini mencerminkan suatu perhatian
sebagai sistem pencatatan dan peringkasan
pada sumberdaya non konsumsi dari
transaksi bisnis dan keuangan dalam buku
utility, dimana pengalaman alamiah
transaksi, kemudian menganalisis,
melebihi narrow framed gains and losses.
melakukan verifikasi, dan melaporkan
Selanjutnya, investor
hasilnya (Thaler, 1999). Lebih jauh,
mempertimbangkan dua bentuk mental
Pompian (2006) menyatakan bahwa
accounting, pertama, investor peduli
mental accounting mengacu pada aktivitas
mengenai gains and losses dalam nilai
4
saham individu (akuntansi saham (perdagangan/transaksi yang terlalu
individu), dan kedua, investor peduli berlebihan) sebagai efek dari keyakinan
mengenai gains and losses dalam nilai bahwa mereka memiliki pengetahuan
seluruh portfolio (akuntansi portofolio), khusus yang sebenarnya tidak mereka
dan menunjukkan bahwa bentuk mental miliki.
accounting mempengaruhi harga assets 2. Overconfidence menyebabkan investor
dalam suatu cara yang signifikan. Perilaku menjadi overestimate (menaksir terlalu
investasi tersebut menunjukkan investor tinggi) kemampuannya dalam
mempunyai dua kemungkinan sikap, mengevaluasi suatu investasi.
pertama, sikap preferensi risk untuk 3. Overconfidence dapat menyebabkan
menerima resiko (risk seeker), sikap investor menjadi underestimate
menghindari resiko (risk averter), ataukah (menaksir terlalu rendah) terhadap
sikap netral (risk neutral). Kedua, sikap adanya risiko dan cenderung
preferensi untuk menerima return dalam mengabaikan risiko.
bentuk capital gain, deviden, ataukah 4. Overconfidence menyebabkan investor
keduanya yaitu capital gain dan deviden. memiliki kecenderungan tidak
Untuk memperlihatkan perilaku investor mendiversifikassi portofolio
dalam menyikapi return dan risk tersebut, investasinya.
maka framing digunakan untuk
menjelaskan preferensi investor tersebut. Perbedaan pengambilan keputusan
Sehingga menghasilkan sikap yang informasi framing positif dan framing
cenderung menerima gains/return dalam negatif
framing positif ataukah cenderung Dalam teori prospek
menerima losses/risk dalam framing menggambarkan bagaimana para investor
negatif ataukah menyikapi keduanya membingkai (frame) dan menilai (value)
secara seimbang. suatu keputusan dalam ketidakpastian.
Pertama, investor membingkai (frame)
Overconfidence pilihan dalam bentuk keuntungan dan
Overconfidence adalah terlalu kerugian potensial relatif terhadap suatu
tingginya penilaian seseorang terhadap titik referen spesifik. Kedua, Investor
kemampuan atau suatu kondisi. Pendapat menilai keuntungan atau kerugian
lain adalah bahwa overconfidence dapat berkenaan pada suatu fungsi. Gunanya,
dikatakan sebagai suatu kondisi dimana sebagai penjelasan alternatif dalam
seorang individu memiliki positive rating pengambilan keputusan.
yang terlalu tinggi tentang karakteristik Dalam konteks mengambil
personal dan mempunyai optimisme yang keputusan investasi, seorang pengambil
tak terbatas tentang masa depan atau keputusan yang menerima umpan balik
memiliki perasaan mampu untuk negatif atas keputusan investasi
mengontrol suatu kejadian. sebelumnya akan berada pada posisi atau
kondisi rugi, dan akan memandang
Pompian (2006) mengatakan keputusan berikutnya sebagai pilihan
bahwa kesalahan-kesalahan yang biasanya antara kerugian pasti yang telah terjadi
muncul sebagai akibat adanya perilaku (yaitu memilih untuk tidak melanjutkan
overconfidence dalam kaitannya dengan tindakan menambah investasi) dengan
investasi di pasar keuangan adalah sebagai kerugian di masa mendatang yang kurang
berikut : pasti (yaitu mengambil risiko menambah
dana dengan harapan mendapat
1. Overconfidence dapat menyebabkan pengembalian positif). Dalam keadaan ini,
investor melakukan excessive trading pengambil keputusan cenderung untuk
5
mencari risiko, memilih kerugian yang pasti, dengan tidak melanjutkan proyek
tidak pasti yang memberikan harapan (Bateman dan Zeithaml, 1989; White,
perbaikan (komitmen tambahan dana) 1986).
dibandingkan kerugian yang pasti.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat
Sebaliknya jika informasi disajikan diajukan hipotesis sebagai berikut :
dengan bingkai keputusan positif,
pengambil keputusan diperhadapkan pada H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan
pilihan antara untung yang pasti antara pengambilan keputusan dengan
(pengembalian investasi yang semula) framing positif dan framing negatif
dengan keuntungan di masa mendatang Kerangka pemikiran penelitian ini dapat
yang tidak pasti. Dalam keadaan ini, digambarkan sebagai berikut :
pengambil keputusan akan cenderung
menghindari risiko dengan mengambil
keuntungan yang pasti daripada
menghadapi risiko keuntungan yang tidak

Informasi
Informasi (framing negatif)
(framing positif)
(+) (+)
Pengambilan
keputusan

Gambar1

Perbedaan pengambilan keputusan memperlakukan uang secara berbeda.


(framing informasi) terhadap perilaku Dimana uang dengan jumlah yang sama
mental accounting akan diperlakukan/dinilai secara berbeda.
Mental accounting mendorong orang Tetapi, ada juga yang investor yang
untuk tidak hanya membuat pertimbangan bersikap netral terhadap suatu nilai yang
mental secara menyeluruh dari semua sama. Sehingga, dengan begitu
projek dan konsekuensinya, tapi juga menunjukkan bahwa investor mempunyai
terhadap konsekuensi dari setiap rencana sikap yang dapat menerima risiko,
mereka. Seperti yang diketahui bahwa menghindari risiko, atau bersikap netral.
pelaksanaan mental accounting dari Berdasarkan penjelasan tersebut, maka
investor akan membingkai keputusan dapat diajukan hipotesis sebagai berikut :
keuangannya dengan melihat keuntungan H2 : Terdapat perbedaan perilaku mental
atau kerugian serta mengevaluasi accounting pada informasi dengan framing
keputusan investasinya, sehingga tidak yang berbeda.
salah dalam mengambil suatu keputusan. Kerangka pemikiran yang mendasari
Perilaku mental accounting juga penelitian ini dapat digambarkan sebagai
dapat diartikan dimana seseorang akan berikut :
mengaolakisakan pendapatan serta

6
(+)/(-) (+)/(-)
Pengambilan
Framing 1 Framing 2
(kasus kehilangan keputusan (kasus kehilangan
uang Rp 150.000) (Mental accounting) dompet Rp.150.000)

Gambar 2
Pengaruh informasi (framing positif dan lebih rendah daripada anggapan terhadap
negatif) terhadap perilaku kebenaran suatu pertanyaan.
overconfidence dalam mengambil Dalam penelitian yang dilakukan
keputusan oleh Mahatma Kufepaksi (2010)
menyatakan bahwa pada kelompok
Overconfidence adalah perasaan investor yang lebih banyak informasi akan
percaya pada dirinya sendiri secara cenderung lebih kecil kesalahannya dalam
berlebihan. Overconfidence membuat memprediksi harga, dibanding para
investor overestimate terhadap investor yang berinformsi kurang.
pengetahuan yang dimiliki oleh investor Berdasarkan penjelasan tersebut, maka
itu sendiri, dan underestimate terhadap dapat diajukan hipotesis sebagai berikut :
prediksi yang dilakukan karena investor H3 : Terdapat pengaruh framing informasi
melebih-lebihkan kemampuannya (positif dan negatif) terhadap perilaku
(Nofsinger, 2005:10). Sehingga, overconfidence dalam pengambilan
overconfidence cenderung berakibat buruk. keputusan.
Karena secara umum seseorang yang Kerangka pemikiran yang mendasari
mempunyai tingakat kepercayaan yang penelitian ini dapat digambarkan sebagai
tinggi itu, jika tingkat kebenaran jawaban berikut :

Informasi Informasi
(framing positif) (framing negatif)

(+)/(-) (+)/(-)
overconfidence

Gambar 3

METODE PENELITIAN Perbanas Surabaya yang terdiri dari 3 kelas


dengan total 101 Mahasiswa.
Klasifikasi Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah Penelitian ini menggunakan metode
seluruh Mahasiswa yang mengambil Mata total sampling atau sensus. Metode ini
Kuliah Manajemen Investasi dan menggunakan seluruh anggota
Portofolio Jurusan Manajemen STIE populasinya. Penggunaan metode ini

7
berlaku jika anggota populasi relatif kecil informasi yang telah di framing secara
atau mudah dijangkau. positif dan negatif.
Mengacu pada metode quasi Uji Validitas dan Reliabilitas
eksperimen yang ciri utamanya adalah Dalam penelitian ini semua instrument
tanpa penugasan random dan yang digunakan harus diuji kelayakannya
menggunakan kelompok yang sudah ada terlebih dahulu. Dengan tujuan untuk
sebagai sampel, maka peneliti tidak mengetahui instrumen yang digunakan
mengambil sampel dan anggota populasi sudah layak atau belum layak digunakan
secara individu tetapi dalam bentuk kelas. dalam sebuah penelitian. Cara mengukur
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan validitas dan reliabilitas dapat dilakukan
ketiga kelas untuk menjadi partisipan dan dengan menggunakan rumus statistik atau
diharapkan jumlah partisipan yang dapat dari hasil mengkorelasikannya dengan test
terkumpul dalam penelitian ini diharapkan lain yang dianggap sudah memenuhi
dapat diperoleh 75 partisipan. kriteria kevalidan dan reliabilitasnya,
selain itu dengan meminta judgement pada
Data Penelitian dosen yang dianggap ahli.
Instrument kuisioner yang digunakan
Penelitian ini mengambil sampel dari
dalam penelitian ini diukur kevalidan dan
para mahasiswa STIE Perbanas Surabaya
reliabilitasnya langsung oleh Expert
jurusan Manajemen Konsentrasi keuangan
Judgement (dosen pembimbing dan dosen
yang sedang memprogram mata kuliah
penguji).
Manajemen Investasi Portofolio pada
semester gasal 2014/2015. Data yang Definisi Operasional Variabel
digunakan dalam penelitian ini adalah data Informasi
primer atau data yang dikumpulkan secara Informasi disini dapat diukur dari cara
langsung oleh peneliti dari sumber data partisipan menanggapi beberapa informasi,
yang dibutuhkan. Unit sampel yang akan yang dapat dilihat darilaporan keuangan
dijadikan partisipan diharapkan seluruh seperti perubahan harga saham EPS, laba
mahasiswa pemrogram Mata Kuliah perusahaan yangdi framing secara positif
Manajemen Investasi dan Portofolio. dan negatif.
Wilayah penyebaran sampel yang
digunakan sebagai obyek penelitian ini Keputusan Investasi
yaitu di kampus STIE Perbanas Surabaya. Pengambilan Keputusan investasi
Partisipan akan diberikan beberapa adalah suatu kebijakan yang diambil untuk
treatment atau skenario dan mereka menanamkan modal pada asset untuk
diminta untuk mengisi beberapa kuesioner mendapatkan keuntungan dimasa yang
yang merupakan keputusan setelah akan datang. Karakteristik keputusan
mendapatkan treatment. Eksperimen investasi yaitu dilihat dari perilaku mental
dipilih untuk memudahkan peneliti accounting dan overconfidence. Variabel
mengobservasi efek treatment terhadap tersebut dapat diukur dengan
setiap partisipan yang diteliti. menggunakan pengukuran sebagai berikut
:
Variabel Penelitian 1. Perilaku investor terhadap risiko dalam
Variabel penelitian yang digunakan mengambil keputusan investasi.
dalam penelitian ini meliputi variabel Investor dikatakan risk averter apabila
dependen yaitu pengambilan keputusan, dalam pengambilan keputusan investasi
mental accounting, dan overconfidence. para investor lebih menghindari risiko
Sedangkan variabel independen terdiri dari dan memilih pilihan yang pasti,
sedangkan investor dikatakan risk
8
seeker apabila investor mengambil accounting dalam mengambil keputusan
keputusan investasi yang melibatkan digunakan uji Nonparametrik 2 Related
kerugian didalam pilihannya. Sample(uji wilcoxon). Alasan dipilihnya
Risk averter : score 1 tenik pengujian ini karena berhubungan
Risk seeker : score 2 dengan data yang berbentuk ranking atau
2. Perilaku Mental Accouting kualitatif (skala nominal atau ordinal).
Investor dikatakan memiliki perilaku Selain itu, fungsi dari pengujian ini adalah
mental accounting apabila diminta untuk menguji perbedaan antar data
untuk mengambil keputusan akan berpasangan, menguji komparasi antar 2
melihat dan mengevaluasi keputusan pengamatan, dan mengetahui efektivitas
investasinya dari sisi keuntungan dan suatu perlakuan.
kerugian. Selain itu dapat dikatakan Sedangkan untuk melihat pengaruh
mental accounting dimana seseorang perilaku overconfidence terhadap
akan mengalokasikan pendapatan serta informasi yang diframing secara positif
memperlakukan uang dalam jumlah dan negatif dalam pengambilan keputusan
yang sama secara berbeda (Barberis dan digunakan One Sample t-test. Alasan
Huang, 2001). dipilihnya teknik pengujian ini untuk
menguji apakah suatu variable yang diuji
3. Perilaku overconfident sebesar, lebih besar atau lebih kecil dari
Investor dikatakan memiliki perilaku nilai parameter yang dihipotesiskan.
overconfidence apabila dalam
melakukan prediksi harga terlalu jauh HASIL PENELITIAN DAN
atau lebih tinggi dari harga sebenarnya. PEMBAHASAN
Semakin jauh prediksi harga yang Uji Deskriptif
diberikan maka semakin overconfident Analisis deskriptif digunakan untuk
investor tersebut. memberikan gambaran mengenai variabel-
variabel dalam penelitian ini, yaitu
Alat Analisis variabel pengambilan keputusan, mental
Untuk menguji perbedaan accounting, dan overconfidence.
pengambilan keputusan terhadap informasi Tabel 1 berikut adalah hasil uji deskriptif:
yang di framing secara positif dan negatif
serta melihat perbedaan perilaku mental
Tabel 1
Hasil Analisis Deskriptif
Data partisipan

Karakteristik Jumlah Proporsi


Jenis Kelamin :
Laki-laki 25 34%
Perempuan 50 66 %
Angkatan :
> 2009 1 1%
2010 1 1%
2011 8 11%
2012 65 87%
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat laki-laki hanya 34% saja. Dan jika
bahwa proporsi partisipan perempuan lebih diklasifikasikan menurut angkatannya,
besar dibandingkan partisipan laki-laki. sebagian besar partisipan adalah angkatan
Dimana proporsi partisipan perempuan 2012 sebesar 87% dari total partisipan
sebesar 66% sedangkan proporsi partisipan kemudian selanjutnya diikuti oleh
9
angkatan 2011 sebesar 11% dan untuk 1% dari jumlah keseluruhan partisipan.
angkatan 2010 dan 2009 masing-masing

Tabel 2
Pengambilan keputusan investasi dengan framing positif dan framing negatif

Jenis Variabel Jumlah Prosentase


Informasi Jawaban Partisipan jawaban
Framing A 72% (54)
75
positif B 28% (21)
Framing A 40% (30)
negatif B 75 60% (45)
Berdasarkan tabel 2 dapat lebih banyak memberikan keuntungan
disimpulkan bahwa para partisipan lebih yang diterima dibandingkan dengan risiko.
memilih jawaban yang cenderung aman, Sehingga dengan adanya informasi yang di
sehingga sikap investor ketika mengambil framing secara positif, investor akan
keputusan investasi lebih dominan untuk memperlihatkan sikap risk averter dalam
menunjukan sikap yangmenghindari resiko memilih alternatif.
atau risk averter. Sikap tersebut akan
terlihat ketika para partisipan diberikan Kemudian pada kasus yang di
kasus dengan yang di framing secara framing secara negatif, partisipan lebih
positif dan negatif dalam penelitian memilih alternatif pilihan B dibandingakan
ekserimental. Berdasarkan hasil diatas, dengan alternatif A dengan proporsi 60%
dapat dikatakan bahwa harapan para memilih B. Hal ini mengindikasikan
investor terhadap investasi optimis karena bahwa para investor atau partisipan lebih
pengungkapan yang diframing secara berani mengambil risiko. Hal ini
positif lebih diterima oleh para investor membuktikan bahwa para partisipan
atau partisipan. terpengaruh dengan informasi yang
Pada kasus 1 yang di framing secara diberikan, padahal jika dilhat kedua
positif, partisipan lebih menyukai untuk alternatif pilihan yang diberikan
memilih alternatif pilihan A dibandingkan memberikan hasil yang sama. Namun
dengan alternatif B dengan proporsi 72% ketika investor diberikan informasi yang di
memilih A. Hal ini mengindikasikan framing negatif maka lebih memilih
bahwa preferensi invetor pada investasi jawaban yang berisiko.
Tabel 3
Pengaruh Framing pada Mental Accounting

Jenis Variabel Jumlah Prosentase


Informasi Jawaban Partisipan jawaban
Framing A 81% (61)
75
1 B 19% (14)
Framing A 75 73% (55)
2 B 27% (20)
Berdasarkan tabel 3 (framing 1) mempunyai preferensi risk taker akan
dapat disimpulkan bahwa mayoritas menanggung risiko baik dari aktivitas
partisipan memilih jawaban A dengan investasi yang telah dikeluarkan dananya
proporsi 81% dibandingkan dengan maupun dari perencanaan investasi yang
jawaban B yang hanya 19%. Hal ini akan dilakukan. Investor dapat menerima
mengindikasikan bahwa investor yang konsekwensi investasi yang telah
10
ditanamkan dapat memberikan return yang dalam situasi rugi, investor cenderung
optimal sesuai dengan ekspektasi atau bertindak nekat dalam menanggung resiko
tidak mendapatkan sama sekali. Investor karena kerugian lebih lanjut akan
secara subyektif membuat penilaian dan menghasilkan nilai subyektif lebih rendah
mengambil keputusan dari titik referen. dibandingkan keuntungan.
Begitu juga yang dapat dilihat dari Berdasarkan tabel 4.3 dapat
framing yang kedua bahwa sebagian besar disimpulkan bahwa secara spesifik
investor cenderung memilih jawaban A investor cenderung bersikap risk netral
dengan proporsi sebesar 73% sedangkan untuk memaksimalkan utilitasnya, dan
yang memilih B hanya 27%. Hal ini juga memberikan bukti bahwa terdapat
membuktikan bahwa investor dapat kecenderungan investor akan bersikap
menerima konsekwensi investasi yang indifference pada suatu investasi yang
telah ditanamkan dapat memberikan return bersifat wajar. Disamping itu, dari paparan
yang optimal sesuai dengan ekspektasi, pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa
selain itu investor merasa nilai kerugian keputusan investor cenderung konsisten
sejumlah uang dalam investasi seolah-olah dalam menilai Rp. 150.000,- yang hilang
lebih besar dari pada nilai keuntungan dan tidak tergantung apakah hal tersebut
sejumlah uang yang sama. Oleh karena itu berwujud uang atau tiket.

Tabel 4
Prediksi Harga Dan Tingkat Kepercayaan Partisipan

Variabel Jumlah Prediksi harga Tingkat kepercayaan


partisipan diri
Kasus 2 ≤ 10375 = 10375 ≥ 10375 ≤ 50 = 50 ≥ 50
(framingp 75 48% 1% 51% 7% 0% 93%
ositif) (36) (1) (38) (5) (0) (70)
Kasus 2 81% 0% 19% 9% 0% 91%
(framing 75 (61) (0) (14) (7) (0) (68)
negatif)

Prediksi harga berdasarkan jawaban Selain itu para partisipan ketika


partisipan menunujukan bahwa para memberikan prediksi harga dengan tingkat
partisipan tidak berperilaku percaya diri tinggi dapat dilihat melalui
overconfidence yang dapat dilihat pada pertanyaan “seberapa yakin anda dengan
tabel 4. Jika informasi di framing secara jawaban anda?” sebanyak 70 orang
positif dapat dilihat bahwa para partisipan partisipan memiliki tingkat kepercayaan
yang memprediksi harga dibawah harga diatas 50% dan hanya 5 partisipan yang
real yaitu dengan proporsi 48% sedangkan memiliki tingkat kepercayaan dibawah
yang menjawab sama dengan harga real 50%.
hanya 1% dan yang menjawab diatas dari
harga real sebesar 51%. Dengan begitu Ketika informasi disampaikan
masih belum membuktikan bahwa para dengan framing negatif para partisipan
investor memiliki tingkat kepercayaan diri, juga tidak memiliki tingkat percaya diri
karena investor yang memprediksi harga yang tinggi. Dimana sebesar 81%
dibawah harga real dan diatas harga real partisipan memprediksi harga dibawah
hanya memiliki selisih 2%. harga real, sedangkan yang memprediksi
harga diatas harga real sebesar 19% dan
tidak ada partisipan yang memprediksi
11
harga sama dengan harga real. Jika dilihat diatas 50% dan hanya 7 orang yang
dari tingkat keyakinannya sebanyak 68 memiliki tingkat kepercayaan dibawah
partisipan memiliki tingkat kepercayaan 50%.

Hasil Analisis Dan Pembahasan


Pengaruh framing informasi terhadap pengambilan keputusan investasi

Tabel 5
Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Framing Informasi

Variabel Dependen Variabel Independen Z-hitung sig


Informasi Framing positif -3,893 0,000
Pengambilan Keputusan
Informasi Framing negatif

Dapat dilihat pada tabel 5 hasil dari eksperimen yang telah dilakukan
Z hitung adalah sebesar -3,893 dengan p = menunjukkan bahwa orang lebih suka
0,000, karena signikansi uji Wilcoxon = alternatif A yang memberikan kepastian
0,000 < p 0,01 artinya sangat hasil. Dengan demikian, faktor
signifikan.Berdasarkan uji Wilcoxon hasil ketidakpastian (risiko) mengubah perilaku
tersebut menunjukan bahwa Ho ditolak, individu dalam mengambil keputusan.
yang berarti terdapat perbedaan Individu tetap memilih satu dari dua
pengambilan keputusan investasi terhadap alternatif yang mendatangkan/memberikan
informasi yang di framing positif dan manfaat yang sama. Inilah yang disebut
framing negatif. dengan Paradoks Allaiss, bahwa orang
Ketika investor diberikan informasi tidak konsisten dengan prinsip pembatalan
yang disajikan dengan berbeda maka para akan dua alternatif yangsama.
investor juga akan memberikan respon
yang berbeda. Hal tersebut dapat dilihat Sebaliknya, jika investor diberikan
ketika investor diberikan informasi dengan informasi dengan framing yang negatif
framing positif investor akan maka para investor juga akan memberikan
memperlihatkan sikap risk averter dalam respon yang berbeda. Hal tersebut dapat
memilih alternatif. Hal ini dibuktikan ketika informasi diframing
mengindikasikan bahwa preferensi invetor secara negatif para investor lebih berani
pada investasi lebih banyak memberikan mengambil risiko. Hal ini membuktikan
keuntungan yang diterima dibandingkan bahwa para partisipan terpengaruh dengan
dengan risiko. Pembuktian tersebut juga informasi yang diberikan, padahal jika
dapat dilihat pada tabel 5 (framing positif) dilihat kedua alternatif pilihan yang
yang sebagian besar investor lebih diberikan memberikan hasil yang sama.
memilih alternatif pilihan A yaitu investasi Pernyataan ini dapat dilihat pada tabel 4.2
yang memberikan hasil yang pasti. (framing negatif) bahwa ketika diberikan
informasi dengan framing negatif maka
Berdasarkan teori utilitas, orang sebagian besar investor memilih alternatif
tentu akan menganggap dua alternatif jawaban B dimana para investor tergolong
tersebut sama, karena kesamaan dari nilai risk seeker.
manfaat dua alternatif tersebut, yaitu
Rp1.000.000,00. Namun sejumlah
12
Berdasarkan expected utility theory mengambilrisiko pada situasi merugi
(dengan pendekatan rasional), orang akan (framing negatif).
bersikap tidak memihak (indifferent) Hasil penelitian ini sesuai dengan
terhadap keadaan di (kasus 1 framing penelitian yang dilakukan oleh MF Arrozi
negatif) ini. Namun, Tversky dan dan Dihin Septyanto yang menjelaskan
Kahneman menunjukkan bahwa orang bahwa informasi yang dengan framing
cenderung untuk memilih alternatif B. secara berbeda akan berpengaruh terhadap
Sekali lagi, kasus ini menunjukkan bahwa pengambilan keputusan seseorang. Hal ini
faktor risiko berpengaruh pada terbukti bahwa preferensi investor pada
pengambilan keputusan seseorang. Lebih investasi lebih banyak memberikan
dari itu, kasus 1 positif dan kasus 1 negatif keuntungan yang diterima dibandingkan
menunjukkan bahwa orang akan bersikap risiko. Sehingga dengan informasi yang
lebih takut risiko pada situasi positif, maka akan terlihat sikap risk
menguntungkan (framing positif), dan averter dalam mengambil keputusan.
sebaliknya menjadi lebih berani

Pengaruh framing informasi terhadap perilaku mental accounting dalam pengambilan


keputusan
Tabel 6
Hasil Uji Hipotesis Perilaku Mental Accounting

Variabel Dependen Variabel Independen Z-hitung sig


Informasi Framing 1 -1,342 0,180
Perilaku Mental Accounting
Informasi Framing 2

Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat menanggung risiko baik dari aktivitas


bahwa hasil Z hitung adalah -1,342 dengan investasi yang telah dikeluarkan dananya
p = 0,180 karena signikan uji Wilcoxon =
0,180 > p 0,01 artinya tidak signifikan. maupun dari perencanaan investasi yang
Hasil tersebut menunjukan bahwa Ho akan dilakukan. Selain itu dapat dikatakan
diterima, yang berarti tidak terdapat bahwa mayoritas para partisipan atau
perbedaan perilaku mental accountting investor dapat menerima konsekwensi
terhadap informasi yang di framing secara investasi yang telah ditanamkan dapat
berbeda. memberikan return yang optimal sesuai
Dilihat dari perilaku mental dengan ekspektasi.
accounting yang terdapat pada tabel 4.3
Dan jika dilihat dari hasil yang
pada (framing 1) dapat disimpulkan bahwa
terdapat pada tabel 4.3 pada (framing 2)
mayoritas partisipan memilih jawaban A
dimana kasus mental accounting di
dibandingkan jawaban B, yang artinya
framing secara berbeda/framing negatif
bahwa para investor masih akan
dan diberikan dengan waktu yang berbeda,
mengeluarkan uang sebesar Rp 150.000
maka mayoritas para investor juga
untuk menghadiri seminar, walaupun telah
memberikan hasil yang sama. Hal ini dapat
kehilangan uang sebesar Rp 150.000. Hal
dilihat bahwa sebagian besar investor juga
ini mengindikasikan bahwa investor yang
memilih jawaban A, yang artinya para
mempunyai preferensi risk taker akan
investor masih bersedia untuk
mengeluarkan uang sebesar Rp 150.000
13
untuk membeli tiket kembali dikarenakan bersikap indifference pada suatu investasi
kehilngan tiket yang sebelumnya. Dengan yang bersifat wajar. Selain itu dapat
begitu dapat dikatakan bahwa para dikatakan keputusan investor cenderung
investor dapat menerima konsekuensi konsisten dalam menilai Rp. 150.000,-
investasi yang telah ditanamkan agar dapat yang hilang dan tidak tergantung apakah
memberikan return yang optimal. Dimana hal tersebut berwujud uang atau tiket.
investor merasa nilai kerugian sejumlah
uang dalam investasi seolah-olah lebih Pernyataan diatas seperti yang
besar dari pada nilai keuntungan sejumlah dikatakan Barberis dan Huang (2001),
uang yang sama. Oleh karena itu dalam bahwa perilaku mental accounting
situasi rugi, investor cenderung bertindak menunjukkan dimana investor mempunyai
nekat dalam menanggung risiko. dua kemungkinan sikap. Pertama, sikap
preferensi risk untuk menerima risiko (risk
Dari pembuktian diatas dapat ditarik seeker), sikap menhindari risiko (risk
kesimpulan bahwa tidak terdapat averter), ataukah sikap netral (risk
perbedaandalam pengambilan keputusan neutral). Kedua, sikap preferensi untuk
jika diberikan informasi dengan framing menerima return dalam bentuk capital
yang berbeda. Karena, dapat dilihat bahwa gain dan deviden. Sehingga untuk
secara spesifik investor di cenderung memperlihatkan kedua sikap tersebut maka
bersikap risk netral untuk memaksimalkan digunakan framing untuk menjelaskan
utilitasnya, dan memberikan bukti bahwa preferensi investor tersebut.
terdapat kecenderungan investor akan
Pengaruh framing informasi terhadap perilaku overconfidence dalam pengambilan
keputusan
Tabel 7
Hasil Uji Hipotesis Perilaku Overconfidence

Variabel Variabel Independen t-tabel t-hitung sig Keterangan


Dependen
Perilaku Informasi Framing positif 0,197 0,844 Tidak
Overconfidence 1,9925 Overconfidence
Informasi Framing negatif -5,649 0,000 Sig
underconfidence

Berdasarkan hasil pengujian one sampel t- berbeda dengan waktu yang berbeda juga
test dengan menggunkan spss yang dapat belum membuktikan bahwa para investor
dilihat pada tabel 7, hasil t hitung sebesar memiliki perilaku overconfidence, hal
0,197 untuk framing positif dan untuk tersebut dapat dibuktikan pada tabel 4
framing negatif t hitung sebesar -5,649 yang sebagian besar salah dalam
dengan N sebesar 74. Dengan hasil seperti memprediksi harga saham untuk satu
diatas, dapat disimpulkan bahwa Ho bulan kedepan.
diterima, yang berarti tidak ada perilaku
overconfidence investor terhadap Dapat dilihat ketika informasi di
informasi yang disampaikan secara positif framing secara positif dibuktikan bahwa
maupun negatif. sebesar 51% partisipan memprediksi harga
diatas harga real. Sedangakan sebesar 48%
Jika dilihat dari perilaku memprediksi harga dibawah harga real.
overconfidence para investor yang Dapat dilihat bahwa investor yang
diberikan informasi dengan framing yang memprediksi harga diatas harga real dan
dibawah harga real mempunyai selisih 2%.
14
Dengan selisih sangat sedikit yang hanya informed investors). Sedangkan pada
2%, maka para investor belum mempunya penelitian ini masih belum membuktikan
tingkat kepercayaan diri. Dimana selisih adanya tingkat kepercayaan
yang sangat sediki tersebut, setelah diuji (overconfidence) pada investor. Hal ini
menggunakan one sample t- mengindikasikan bahwa para investor
testmemberikan hasil yang tidak terpengaruh dengan informasi yang telah
signifikan. Hal tersebut dapat dikatakan diberikan atau informasi yang telah di
bahwa para investor masih belum memiliki framing baik secara positif maupun
perilaku overconfidence dalam mengambil negatif.
keputusan ketika diberikan informasi Berdasarkan hasil pengujian
dengan framig positif. hipotesis dapat ditarik kesimpulan bahwa
tidak terdapat perilaku overconfidence
Tetapi ketika para partisipan jika pada investor, baik informasi yang
dihadapi dengan pertanyaan “seberapa diberikan dengan framing positif maupun
yakin anda dengan jawaban anda?” negatif. Yang bisa dilihat dari prediksi
sebanyak 70 orang partisipan memiliki harga investor yang jauh dibawah harga
tingkat kepercayaan diatas 50%. Jadi real/salah dalam memprediksi harga
disimpulkan bahwa para investor saham untuk satu bulan kedepan. Hal
sebenarnya memiliki tingkat kepercayaan tersebut bisa disebabkan karena kurangnya
yang cukup, tetapi ketika dihadapkan informasi yang dimiliki oleh para investor
dengan beberapa informasi dan diminta baik mengenai kondisi keuangan
untuk memprediksi harga para investor perusahaan atau pergeseran harga saham
menjadi tidak percaya diri. saat ini. Selain itu kesalahn prediksi
tersebut juga bisa disebabkan karena
Begitu juga ketika dihadapkan
pengaruh dari framing informasi.
dengan informasi yang disampaikan
Beberapa pernyataan dan penjelasan
dengan framing negatif, sebagian besar
diatas juga dikatakan dalam Pompian
para investor tidak memiliki tingkat
(2006) bahwa terdapat kesalahan-
percaya diri, karena dapat dilihat bahwa
kesalahan yang biasanya muncul akibat
sebagian besar partisipan memprediksi
perilaku overconfidence yang berkaitan
harga jauh dibawah harga real. Hal ini
dengan investasi di pasar keuangan.
mengindikasikan bahwa informasi yang
Dimana overconfidence dapat
diberikan dengan framing yang berbeda
menyebabkan investor menjadi
baik positif dan negatif masih belum
underestimate (menaksir terlalu rendah)
membuktikan tingkat kepercayaan diri
terhadap informasi yang diberikan.
para investor, terutama pada informasi
dengan framing negatif, karena mayoritas
KESIMPULAN, KETERBATASAN,
investor sebenarnya mempunyai tingkat
kepercayaan yang tinggi tapi jika diminta DAN SARAN
untuk memprediksi harga para investor Berdasarkan dari hasil penelitian yang
masih underconfidence. telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
Hasil pengujian ini berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Mahatma 1. Penyampaian informasi yang di framing
Kufepaksi (2010) yang menyatakan bahwa dengan berbeda dapat mempengaruhi
pada kelompok investor yang lebih banyak pengambilan keputusan invetasi para
informasi (more informed investors) akan investor. Apabila investor diberikan
cenderung lebih kecil dalam kesalahan atau disampaikan informasi dengan
memprediksi harga, daripada kelompok framing yang positif maka para investor
investor berinformasi kurang (less
15
akan memilih pilihan investasi yang accounting dan perilaku overconfidence
memiliki resiko sedikit atau risk dari beberapa perilaku keuangan yang ada.
averter, tetapi ketika informasi (2) Waktu dalam mealakukan treatment
disampaikan dengan framing yang ekperimen cukup terbatas sehingga para
negatif maka para investor akan partisipan tidak mempunyai waktu lama
memilih investasi yang lebih beresiko untuk menjawab beberapa kusesioner. (3)
atau risk seeker. Data penelitian ini berdasarkan persepsi
2. Ketika para investor diberikan informasi individual partisipan yang harus
dengan framing yang berbeda baik disampaikan secara tertulis dan ada
positif atau negatif, masih belum kemungkinan predisi tidak berasal dari
membuktikan adanya perilaku mental prediksi individu melainkan terpengaruh
accounting dari para investor dalam oleh partisipan lainnya.
pengambilan keputusan. Hal ini dapat
dilihat bahwa secara spesifik investor Berdasarkan penelitian yang dilakukan
cenderung bersikap risk netral untuk maka saran yang dapat diberikan bagi
memaksimalkan utilitasnya, dan pihak terkait dan bagi peneliti berikutnya
memberikan bukti bahwa terdapat adalah sebagai berikut :
kecenderungan investor akan bersikap a) Peneliti selanjutnya disarankan untuk
indifference pada suatu investasi yang melihat pengaruh beberapa perilaku
bersifat wajar. Selain itu, dapat keuangan lainnya serta pengaruh
dikatakan bahwa para investor informasi dan hal-hal yang perlu
cenderung konsisten dalam menilai dipertimbangkan dalam pengambilan
uang, yang bisa dilihat bahwa tidak ada keputusan lainnya.
yang perbedaan dalam menilai b) Peneliti selanjutnya disarankan
kehilangan uang atau tiket, karena mempertimbangkan faktor demografi
keduanya cenderung sama. seperti ; jenis kelamin, usia, status,
3. Ketika informasi disampaikan dengan pendidikan, pekerjaan, dan lama
framing secara positif maupun negatif investasi.
maka terbukti para investor tidak c) Peneliti selanjutnya disarankan
overconfindence yang dapat dilihat mengambil sampel dari investor untuk
dengan adanya kesalahan dalam melakukan pengujian secara langsung
memprediksi harga saham untuk satu sehingga dapat mewakili investor
bulan kedepan. Berdasarkan uji one secara umum.
sampel t-test para investor sangat tidak d) Peneliti selanjutnya disarankan
percaya diri terhadap prediksi harga, hal memperbanyak jumlah sampel yang
tersebut terbukti baik ketika informasi akan digunakan dan tersebar dengan
yang disampaikan dengan framing proposional.
positif dan disampaikan dengan framing e) Peneliti selanjuntnya disarankan jika
negatif. Dengan begitu dapat dikatakan ingin melakukan penelitian ekperimen
bahwa overconfidence dapat diharapakan agar memberikan
menyebabkan investor menjadi treatment yang jelas agar mudah
underestimate (menaksir terlalu rendah) dipahami oleh partisipan sehingga para
terhadap informasi yang telah partisipan tidak akan salah dalam
diberikan. menjawab.
Bagi para investor disarankan untuk
Penelitian ini mempunyai keterbatasan (1) mengikuti treatment dengan baik jika
Hanya meneliti pengaruh informasi penelitian tersebut merupakan penelitian
terhadap pengambilan keputusan serta eksperimental serta mengikuti instruksi
melihat adanya pengaruh perilaku mental dengan baik. Selain itu para investor juga
16
harus memprediksi dan mengambil Cooper, D.R, and Emary, C.W. (2006).
keputusan sesuai dengan informasi yang “Bussines Research Methods”.
didapatkan. Dan para investor disarankan Ninth Edition. New York : Richard
untuk melakukan pemilihan investasi D. Irwin Inc.
dengan sebaik-baiknya serta diperlukan Evans, Jeffrey. 2004. “Wealthy Investor
analisis agar dapat mengambil keputusan Attitudes, Expectations, and Behaviors
investasi dengan tepat, baik keputusan toward Risk and Returns”, Journal
pembelian ataupun penjualan. of Wealth Management. pp12 – 18.
Kufepaksi, Mahatma (2010). “Investor
DAFTAR RUJUKAN Overconfidence Dalam Penilaian
Arnold, Vicky, 1997, Behavioral Saham: Persperktif Gender Dalam
Accounting Research Foundations Eksperimen Pasar”. KINERJA, Vol
and Frontiers. 14 No 2 hal 131-150.
American Accounting Association, Lundeberg, Mary A., Paul W. Fox, Judith
p:58-59. Puncochar. 1994. “Highly Confident
Arrozi, MF dan Adhikara Dihin Septyanto. but Wrong : Gender Differences and
“Preferensi Investor Dalam Similarities in Confidence
Pengambilan Keputusan Investasi Judgements”, Journal of
Di Bursa Efek Indonesia (BEI)” Educational Psychology.pp 114 –
Jurnal ekonomi dan keuangan. Hal 121.
1-13.
Barberis, Nicholas, and Huang, Ming, Nagy Robert A. dan Obenberger Robert
“Mental Accounting, Loss W, 1994, “Factors Influencing
Aversion, and Individual Stock Individual InvestorBehavior,”
Returns”, The Journal of Finance, Financial Analysts Journal.
Vol. LVI, No. 4, August, 2001. Nofsinger, Jhon R. 2005. Psychologi of
Barnwall, M.M. 1987. “Psychological Investing. Secon Edition. New
Characteristic of the Individual Jersey. Precentice-Hall Inc.
Investor”. dalam W. Droms, ed., Nur Yahya, Muhammad dan Jen Suryo
Asset Allocation for the individual (2012). “Pengaruh Framing Effect
Investor. Charlottesville, VA : The sebagai Determinan Escalation of
Institute of Chartered Financial Commitment Dalam Keputusan
Analyse. Investasi: Dampak dari Working
Bateman, T. dan C. Zeithaml. 1989. The Experiences. Jurnal Akuntansi, Vol
psychological contest of strategic 4 No 2 hal 153-164.
decisions: a model and covergent Pompian, Michael M. (2006). Behavioral
experiment findings. Strategic Finance and Wealth Management –
Management Journal, Vol. 10 How to Build Optimal Portfolios that
pp.59-74. Account for Investor Biases, USA:
Bhandari, G. and Deaves, R. 2005. “The John Wiley & Sons, Inc.
Demographics of Overconfidence”. The Purnomo, Budi S (2009). “Bagaimana
Journal of Behavioral Finance. Vol. Pelaku Pasar Memilih Dan
7, No. 1 pp.5-11. Memanfaatkan Informasi Untuk
Christanti, Natalia dan Linda AMahastanti Pengambilan Keputusan Di Tengah
(2011). “Faktor–faktor yang Banjir Informasi” Jurnal Ekonomi
dipertimbangkan investor dalam dan Bisnis Terapan. Vol 5 (1) hal 1-
melakukan Investasi” . Jurnal 12.
Manajemen Teori dan terapan. Vol Puspitaningtyas, Zarah (2012). “Relevansi
4 (3) hal 37 - 48. Nilai Informasi Akuntansi dan
17
Manfaatnya bagi Investor”. Jurnal Wulandari, Dewi Ayu dan Rr. Iramani
Ekonomi dan Keuangan, Vol 16, No (2014). “Studi Experienced Regret,
2 hal 166. Risk Tolerance, Overconfidance
Roberto, F.D (2007). “Behavioral Finance Dan Risk Perception Pada
and the Investment Decision Pengambilan Keputusan
Making Process in the Brazilian InvestasiDosen Ekonomi”. Journal
Financial Market”. Universidade of Business and Banking. Volume
Federal do Rio Grande do Sul 4, No. 1, May 2014, p 55 – 66.
(UFRGS) , Escola Superior de
Propaganda e Marketing (ESPM)
and Dowling College.
Tversky, A., & D. Kahneman. 1981. The
framing of decisions and the
psychology of choice. Science, 185.
Wendy (2010). “Apakah Investor Saham
Menderita Myopic Loss Aversion?
Eksperimen Laboratori. Jurnal
Bisnis dan Ekonomi (JBE). Vol 17
(1) hal 85-96.

18

Anda mungkin juga menyukai