Oleh : Kelompok 1
KELAS D – 2013
A. PENDAHULUAN
Berdasarkan data profil kesehatan tahun 2014 penderita diare dari tahun
2010 – 2014 terus meningkat namun pada tahun 2014 mengalami penurunan.
Tahun 2014 kasus diare menurut golongan umur banyak ditemukan pada
golongan umur >5 tahun sebanyak 24.899 kasus (65 %) dan terendah pada
kelompok umur < 1 tahun sejumlah 3.780 kasus (10 %).
Diketahui kasus Diare di Kota Semarang tahun 2014 pada perempuan
lebih banyak dibandingkan pada laki - laki. Angka kematian (CFR) dihitung
berdasarkan jumlah penderita yang meninggal akibat penyakit diare yang
berobat di Rumah Sakit sebesar 0,68 per 1000 penduduk (26/38.134) dan
berdasarkan data yang masuk dapat diketahui dari tahun 2005–2012 tidak
ada laporan mengenai penderita diare yang meninggal di Puskesmas, berarti
penderita diare yang berobat ke Puskesmas dan yang ditolong kader tidak
ada yang meninggal.Cakupan pelayanan penderita diare tahun 2013 sebesar
42% menurun dibandingkan tahun 2012 namun pada tahun 2014 meningkat
57% serta kualitas tata laksana penderita diare pada tahun 2014 sudah 100%.
2. Gizi Buruk
Menurut Depkes RI (2008), gizi buruk adalah suatu keadaaan kurang gizi
tingkat berat pada anak berdasarkan indeks berat badan menurut tinggi
badan (BB/TB) < -3 standar deviasi WHO-NCHS dan atau ditemukan tanda-
tanda klinis marasmus, kwashiorkor dan marasmus kwashiorkor.
Perkembangan keadaan gizi masyarakat dapat dipantau melalui hasil
pencatatan dan pelaporan program perbaikan gizi masyarakat yang
tercermin dalam hasil penimbangan bayi dan balita setiap bulan di posyandu.
Menurut laporan puskesmas pada tahun 2014 di Kota Semarang
menunjukkan jumlah Bayi Lahir Hidup sebanyak 26.992 bayi dan jumlah
Balita yang ada (S) sebesar 104.351 anak. Untuk kasus bayi dengan Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR) pada tahun 2014 yaitu sebanyak 277 bayi
(1,0%) yang terdiri dari 102 bayi laki-laki dan 175 bayi perempuan.
Sedangkan jumlah Balita yang datang dan ditimbang (D) di posyandu dari
seluruh balita yang ada yaitu sejumlah 83.958 balita (80,5%) dengan rincian
jumlah balita yang naik berat badannya sebanyak 67.895 anak (80,9%) dan
Bawah Garis Merah (BGM) sebanyak 1.257 anak (1,5%).
Permasalahan gizi yang masih tetap ada dan jumlah cenderung bertambah
adalah masalah gizi kurang dan gizi buruk. Kurang gizi sangat dipengaruhi
oleh pengetahuan masyarakat yang kurang, keadaan sosial ekonomi dan
kejadian penyakit. Diketahui pada tahun 2014 kasus gizi buruk ditemukan
sebanyak 33 kasus, mengalami penurunan dari tahun lalu yang berjumlah 32
kasus.Semua balita gizi buruk mendapat perawatan (100%) yang meliputi
pemeriksaan gizi buruk secara komprehensif.
3. Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan paru-paru
meradang.Kantung-kantung kemampuan menyerap oksigen menjadi
kurang.Kekurangan oksigen membuat sel-sel tubuh tidak bisa
bekerja.Karena inilah selain penyebaran infeksi ke seluruh tubuh, penderita
pneumonia bisa meniggal.Penyakit ini merupakan masalah kesehatan di
dunia karena angka kematiannya yang termasuk tinggi di negara maju dan
negara berkembang seperti Indonesia. (Misnadiarly, 2008)
Dari data Profil Kesehatan tahun 2014, jumlah penderita pneumonia usia
<1 th mengalami peningkatan 58 kasus dari 1306 menjadi 1364, jumlah
penderita pneumonia usia 1-4 th sebanyak 2880 menurun sebanyak 240
kasus dibanding tahun 2013, penderita pneumonia berat usia < 1 tahun
sebanyak 12 balita menurun sebanyak 49 dari tahun sebelumnya dan jumlah
pneumonia berat umur 1-4 tahun sebanyak 39 kasus balita. Menurut jenis
kelamin kasus Pneumonia Balita di Kota Semarang tahun 2014 tampak
bahwa kasus pneumonia balita pada perempuan lebih sedikit dibandingkan
dengan kasus pneumonia balita pada laki – laki.
4. HIV/ AIDS
HIV merupakan singkatan dari 'Human Immunodeficiency Virus'. HIV
adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini
menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh,
sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Dengan kata lain,
kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan)
sistem imun. (WHO)
AIDS adalah singkatan dari 'Acquired Immunodeficiency Syndrome /
Acquired Immune Deficiency Syndrome' yang menggambarkan berbagai
gejala dan infeksi yang terkait dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh.
Infeksi HIV telah ditahbiskan sebagai penyebab AIDS. Tingkat HIV dalam
tubuh dan timbulnya berbagai infeksi tertentu merupakan indikator bahwa
infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS.Sebelum memasuki fase
AIDS, penderita terlebih dulu dinyatakan sebagai HIV positif. Jumlah HIV
positif yang ada di masyarakat dapat diketahui melalui 3 metode, yaitu pada
layanan Voluntary, Counseling, and Testing (VCT), sero survey, dan survei
Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP).
C. METODE DELBECQ
a. Penyebaran
b. Berakibat penderitaan yang lama
c. Mengurangi penghasilan
d. Kecenderungan meningkat
e. Berkaitan dengan lingkungan
Hampir semua kriteria diatas yang mendapatkan peringkat satu adalah kasus
HIV/AIDS. Penyebaran HIV/AIDS yang begitu cepat disetiap tahunnya
menyebabkan banyak pasien HIV/AIDS bertambah. Penyakit ini juga mengakibat
penderitaan yang lama pada penderita bahkan sampai seumur hidup, sehingga
dapat mengurangi penghasilan. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli obat ARV
pun juga tidaklah murah. Pada dasarnya penyakit ini juga dapat berkaitan dengan
lingkungan. Sehingga dapat dikatakan lingkungan sangat berpengaruh dalam
penyebaran kasus HIV/AIDS.
BAHASAN 2
“Penentuan Akar Penyebab Masalah dengan Diagram Fishbone”
Fishbone diagram atau diagram tulang ikan disebut demikian karena bentuknya
seperti kerangka ikan. Diagram ini sering juga disebut diagram sebab akibat atau
diagram Ishikawa sesuai nama penemunya, yaitu Prof. Kaoru Ishikawa dari
Universitas Tokyo pada tahun 1943. Pembuatan diagram ini bertujuan untuk mencari
faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab dari suatu masalah. Dengan diketahui
hubungan antara sebab dan akibat dari suatu masalah, maka tindakan pemecahan
masalah akan mudah dilakukan.
Fishbone diagram akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu efek
atau masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi brainstorming. Masalah
akan dipecah menjadi sejumlah kategori yang berkaitan, misalnya berdasarkan teori
H. L. Blum (Perilaku, Lingkungan, Yankes, Genetik). Setiap kategori mempunyai
sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming. Diagram tulang ikan
dapat digunakan antara lain untuk:
a. Membuat pengelompokan penyebab masalah
Diagram tulang ikan dapat digunakan untuk membantu membuat
pengelompokan berbagai kemungkinan penyebab masalah atau untuk
menemukan akar penyebab masalah dari suatu masalah dengan cara yang
sistematis dan logis.
b. Mengembangkan kreativitas berpikir
Penggunaan diagram tulang ikan dalam menentukan penyebab masalah dapat
mengembangkan kreativitas berpikir secara sistematis kepada kelompok
pemecah masalah dalam menemukan atau mencari penyebab atau akar
penyebab masalah sehingga memudahkan pencarian solusi pemecahan
masalahnya.
c. Petunjuk pengumpulan data
Diagram tulang ikan dapat pula digunakan sebagai petunjuk atau dasar dalam
pengumpulan data untuk pembuktian hubungan antara penyebab masalah atau
akar penyebab masalah dengan masalah. (Pohan, 2006)
Diagram Fishbone
Penderita tidak
mengetahui Penggunaan jarum suntik
gejala atau jarum tindik secara
HIV/AIDS bersamaan.
Banyak
Pengar
Pendidikan Tidak Pendapatan profesi PSK
Tidak peduli uh
rendah menggunakan keluarga
mengenai teman
pengaman saat
dekat. Jenis
berhubungan pekerjaan
Ekonomi
Sikap rendah Sosial
Pengetah
Prakte
Lingkunga
perilaku n TINGGINYA
KEJADIAN
HIV/AIDS
Genetik Pelayanankesehatan
Kurang Proses
Langkah-Langkah Pembuatan Fishbone
sosialisasi dari transfusi
tenaga darah yang
tidak sesuai
1. Menyepakati pernyataan masalah
Sepakati sebuah pernyataan masalah. Pernyataan masalah ini diinterpretasikan
sebagai “effect” atau secara visual dalam fishbone seperti “kepala ikan”.
Contoh : masalah mengenai tingginya HIV/AIDS.
2. Mengidentifikasi kategori-kategori
Dari garis horisontal utama, buat garis diagonal yang menjadi “cabang”.
Setiap cabang mewakili “sebab utama” dari masalah yang ditulis. Sebab
ini diinterpretasikan sebagai “cause” atau secara visual dalam fishbone
seperti “tulang ikan”
Kategori sebab utama mengorganisasikan sebab sedemikian rupa
sehingga masuk akal dengan situasi. Jumlah kategori biasanya sekitar 4
– 6 kategori, misalnya menggunakan teori H. L. Blum (Perilaku,
Lingkungan, Yankes, Genetik)
3. Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara brainstorming
Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui
sesi brainstorming.
Saat sebab-sebab dikemukakan, tentukan bersama-sama dimana sebab
tersebut harus ditempatkan dalam fishbone diagram, yaitu tentukan di
bawah kategori yang mana gagasan tersebut harus ditempatkan.
Sebab-sebab ditulis dengan garis horisontal sehingga banyak “tulang”
kecil keluar dari garis diagonal.
Pertanyakan kembali “Mengapa sebab itu muncul?” sehingga “tulang”
lebih kecil (sub-sebab) keluar dari garis horisontal tadi.
Satu sebab bisa ditulis di beberapa tempat jika sebab tersebut
berhubungan dengan beberapa kategori.
Sebagai contoh :
Pada penyebab utama faktor lingkungan dapat disebabkan oleh
ekonomi yang rendah, dan masalah sosial. Pada ekonomi rendah dapat
pula disebabkan oleh pendapatan keluarga yang rendah. Sedangkan
untuk masalah sosial dapat disebabkan oleh pengaruh teman dekat
yang dapat menyebabkan pergaulan bebas dan dapat menyebabkan
terkena HIV, serta jenis pekerjaan yang dimana masih banyak
masyarakat yang berprofesi sebagai PSK.
Pada penyebab utama faktor perilaku dapat disebabkan oleh
pengetahuan yang rendah, sikap yang kurang baik dan praktik secara
langsung yang dapat menyebabkan risiko terhadap HIV/AIDS.
Pengetahuan yang rendah dikarenakan oleh pendidikan yang rendah
sehingga masih banyak masyarakat yang belum mengetahui mengenai
penyakit HIV/AIDS mulai dari cara penularannya, gejala-
gejalanya,pencegahan dan juga cara pengobatannya. Dengan adanya
sikap tidak peduli terhadap bahaya HIV karena penderita itu sendiri
pun tidak mengetahui gejala-gejala dari HIV/AIDS dan juga sikap
tidak setia terhadap pasangan dapat menyebabkan timbulnya sikap
bergonta ganti pasangan sehingga menimbulkan risiko terhadap
HIV/AIDS.
Kuswadi, dan Erna Mutiara. 2004. Delapan Langkah dan Tujuh Alat Statistik untuk
Peningkatan Mutu Berbasis Komputer. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Poerwanto,Hendra.2012.DiagramFishbone.[online].(https://sites.google.com/site/kelo
lakualitas/Diagram-Fishbone)