Anda di halaman 1dari 21

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan

mengambil data dari perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia pada tahun 2014-2018, maka didapat 8 peruahaan yang

menerbitkan laporan keuangannya dan laporan tanggung jawab sosial perusahaan/

Corporate Social Responsibility serta dapat diakses dari setiap website resmi

perusahaan. Adapun perusahaan sektor pertambangan tersebut adalah sebagai

berikut :

Kompenen Corporate Social Corporate


Responsibility Disclosure Index Social ROA
Kode
Tahun Kinerja Kinerja Kinerja Responsibility (Return
Perusahan
Keuangan Lingkungan Sosial Disclosure on Asset)
Index
2014 5 26 19 -5,52 5
2015 6 29 42 -67,75 6
ANTM 2016 4 20 12 13,22 4
2017 3 19 14 10,45 3
2018 3 20 16 12,92 3
2014 7 20 14 20,05 7
2015 4 18 10 12,36 4
ITMG 2016 3 16 9 12,8 3
2017 2 19 7 23,6 2
2018 5 16 9 15,38 5
2014 0 0 0 7,54 0
2015 1 8 2 7,09 1
TINS 2016 2 6 1 7,64 2
2017 7 17 24 14,23 7
2018 8 18 25 16,89 8
2014 3 11 6 10,48 3
PTRO
2015 2 6 6 -3,98 2

45
46

2016 4 12 9 -2,99 4
2017 5 10 16 8,9 5
2018 4 18 13 12,48 4
2014 3 20 11 9,32 3
2015 3 3 8 -5,4 3
MEDC 2016 4 10 8 6,2 4
2017 4 7 8 5,55 4
2018 3 2 0 -3,02 3
2014 7 16 12 10,38 7
2015 5 20 21 12,21 5
INCO 2016 3 5 4 6,09 3
2017 1 18 6 -2,7 1
2018 4 14 15 10,75 4
2014 2 10 12 12,85 2
2015 0 0 0 8,62 0
ELSA 2016 2 6 3 7,54 2
2017 4 14 14 12,16 4
2018 2 6 8 8,81 2
2014 0 0 0 -11,74 0
2015 0 0 0 -64,39 0
BUMI 2016 6 15 10 18,88 6
2017 2 10 9 7,57 2
2018 5 12 15 9,01 5
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2019)

Berdasarkan tabel di atas bahwa pengukuran Corporate Social

Responsibility dapat diukur melalui Corporate Social Responsibility Disclosure

Index (CSRDI), yang mana CSRDI menilai tanggung jawab sosial yang sesuai

dengan kriteria menurut Global Reporting Inituative (GRI) yaitu ekonomi,

lingkungan dan sosial. Fenomena yang terjadi pada perusahaan sektor

pertambangan yang mengungkapkan laporan Corporate Social Responsibility

untuk setiap tahunnya masih tidak stabil.


47

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Pengujian ini untuk mengetahui apakah variabel bebas dan variabel

terikat berdistribusi normal atau tidak. Jika data menyebar disekitar garis diagonal

dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas.

Tabel IV. 2
Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 40

Normal Mean .0000000


Parametersa,,b Std. Deviation 14.74799612

Most Extreme Absolute .174


Differences Positive .136

Negative -.174

Kolmogorov-Smirnov Z 1.100

Asymp. Sig. (2-tailed) .178

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Hasil Pengolahan Data (2019)

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa data mempunyai

distribusi normal. Hal ini dapat diketahui dengan melihat nilai Kolmogrov

Smirnov sebesar 1,100 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,178. Dimana

signifikasi sebesar 0,178 > 0,05. Jika signifikasi nilai Kolmogorov Smirnoov lebih

besar dari 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa data mempunyai distribusi normal.

Maka dengan kata lain model regresi dalam penelitian ini memenuhi asumsi

normalitas atau telah berdistribusi normal dan layak untuk diteliti.


48

b. Uji Multikolinearitas
Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar

variabel independen, karena korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas

dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi antara

variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap

variabel terikatnya menjadi terganggu. Pengujian Multikolinearitas dilakukan

dengan melihat VIF antar variabel independen.Jika VIF menunjukkan angka lebih

kecil dari 10 menandakan tidak terdapat gejala multikolonieritas, jika nilai VIF

diantara variabel lebih besar dari 10.

Tabel IV. 3
Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -6.012 5.330 -1.128 .267

Kinerja Ekonomi 5.535 1.802 .626 3.072 .004 .448 2.230


Kinerja Lingkungan 1.116 .533 .459 2.094 .043 .388 2.577
Kinerja Sosial -2.138 .543 -.976 -3.935 .000 .303 3.304
a. Dependent Variable: Profitabilitas

Sumber : Hasil Pengolahan Data (2019)


Berdasarkan tabel IV.3 diatas setelah diolah menggunakan SPSS dapat

dilihat bahwa nilai tolerance setiap variabel lebih kecil nilai VIF < 10, hal ini

membuktikan bahwa nilai VIF setiap variabelnya bebas dari gejala

multikolinearitas.

c. Uji Heterokedastisitas

Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah dimana terdapat

kesamaan varians dari residual satu pengamatan yang lain tetap atau disebut
49

homokedastisitas. Suatu model regresi baik apabila tidak terjadi

heterokedastisitas. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji

heteroskedastisitas dengan metode uji Glejser, maka diperoleh hasil

Tabel IV.5
Uji Heterokedastisitas Metode Uji Glejser

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 14.104 3.305 4.267 .000

Kinerja Ekonomi -2.720 1.117 -.518 -2.435 .020

Kinerja Lingkungan -.578 .331 -.400 -1.748 .089

Kinerja Sosial 1.195 .337 .919 3.546 .001

a. Dependent Variable: Abs_RES


Sumber : Hasil Pengolahan Data (2019)

Berdasarkan output di atas diketahui nilai signifikansi (sig.) untuk variabel

kinerja ekonomi adalah 0,020, nilai variabel kinerja lingkungan adalah 0,089 dan

nilai variabel kinerja sosial adalah 0,001. Karena nilai dari dua variabel yaitu

kinerja ekonomi dan kinerja sosial lebih kecil dari 0,05, dapat disimpulkan bahwa

terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model regresi ini.

Untuk mengatasi hal ini maka perlu dilakukan cara agar model regresi

terbebas dari gejala heteroskedastisitas, dengan melakukan uji alternatif yaitu uji

heteroskedastisitas scatterplots.
50

Sumber : Hasil Pengolahan Data (2019)

Gambar IV.1
Uji Heterokedastisitas Metode Scatterplots

Berdasarkan output scatterplots di atas diketahui bahwa titik-titik

menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0 dan tidak mengumpul hanya

di atas atau di bawah saja, serta penyebaran titik data tidak berpola. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas,

hingga model regresi yang baik dan ideal dapat terpenuhi.


51

d. Uji Autokorelasi

Tabel IV.6
Uji Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized
Residual

Test Valuea .42909

Cases < Test Value 20

Cases >= Test Value 20

Total Cases 40

Number of Runs 16

Z -1.442

Asymp. Sig. (2-tailed) .149

a. Median

Sumber : Hasil Pengolahan Data (2019)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai Asymp.sig (2-tailed)

sebesar 0,149 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala atau

masalah autokorelasi. Dengan demikian analisis regresi linier dapat dilanjutkan.

3. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi

berganda. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel independen, yaitu

pengungkapan kinerja ekonomi, pengungkapan kinerja lingkungan dan

pengungkapan kinerja sosial serta satu variabel dependen yaitu kinerja keuangan.

Adapun rumus dari regresi linear berganda adalah sebagi berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e


52

Tabel IV. 7
Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -6.012 5.330 -1.128 .267

Kinerja Ekonomi 5.535 1.802 .626 3.072 .004

Kinerja Lingkungan 1.116 .533 .459 2.094 .043

Kinerja Sosial -2.138 .543 -.976 -3.935 .000

a. Dependent Variable: Profitabilitas


Sumber : Hasil Pengolahan Data (2019)

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan menggunakan SPSS diatas,

maka dapat dilihat persamaan regresi berganda sebagai berikut :

Y = -6,012 + 5,535 + 1,116 – 2,138

Berdasarkan persamaan regresi tersebut dianalisis pengaruh

pengungkapan kinerja ekonomi, pengungkapan kinerja lingkungan dan

pengungkapan kinerja sosial terhadap kinerja keuangan pada perusahaan sektor

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai berikut :

a) -6,012 menunjukkan bahwa apabila variabel pengungkapan kinerja ekonomi,

pengungkapan kinerja lingkungan dan pengungkapan kinerja sosial adalah 0

(nol) maka kinerja keuangan pada perusahaan sektor pertambangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebesar -6,012.

b) 5,535 menunjukkan bahwa apabila variabel pengungkapan kinerja ekonomi

ditingkatkan 100% maka kinerja keuangan pada perusahaan sektor

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia akan bertambah

sebanyak 553,5%.
53

c) 1,116 menunjukkan bahwa apabila variabel pengungkapan kinerja lingkungan

ditingkatkan 100% maka kinerja keuangan pada perusahaan sektor

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia akan bertambah

sebanyak 111,6%.

d) -2,138 menunjukkan bahwa apabila variabel pengungkapan kinerja sosial

ditingkatkan 100% maka kinerja keuangan pada perusahaan sektor

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia akan bertambah

sebanyak 211,8%.

4. Uji Hipotesis

a. Uji F

Untuk menguji pengaruh pengungkapan kinerja ekonomi, pengungkapan

kinerja lingkungan dan pengungkapan kinerja sosial secara simultan terhadap

kinerja keuangan pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia maka dalam penelitian ini menggunakan uji F melalui program

SPSS dan berikut adalah hasil pengujiannya :

Tabel IV. 8
Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4184.672 3 1394.891 5.920 .002a

Residual 8482.632 36 235.629

Total 12667.304 39

a. Predictors: (Constant), Kinerja Sosial, Kinerja Ekonomi, Kinerja Lingkungan

b. Dependent Variable: Profitabilitas

Sumber : Hasil Pengolahan Data (2019)


54

Uji F diatas bertujuan untuk menguji hipotesis statistik, maka dilakukan

uji F pada tingkat α = 0,05, nilai Fhitung untuk n = 40 adalah sebagai berikut :

Fhitung = n – k – 1

= 40 – 3 – 1 = 36

Ftabel= 2,87

Fhitung = 5,920

Bedasarkan pengujian serta simultan pengaruh antara pengungkapan

kinerja ekonomi, pengungkapan kinerja lingkungan dan pengungkapan kinerja

sosial diperoleh nilai Fhitung sebesar 5,920 > Ftabel 2,87 dan nilai signifikan sebesar

0,002 dimana lebih kecil dari 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

H0 ditolak dan Hα diterima. Hal ini berarti menunjukkan adanya pengaruh

pengungkapan kinerja ekonomi, pengungkapan kinerja lingkungan dan

pengungkapan kinerja sosial terhadap kinerja keuangan pada perusahaan sektor

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

b. Uji t

Dalam uji ini, kriteria penerimaan/ penolakan hipotesis adalah sebagai

berikut :

1) Bila Sig > 0.05, maka H0 = diterima, sehingga tidak ada pengaruh

signifikan antara variabel bebas dan terikat.

2) Bila Sig < 0.05, maka H0 = ditolak, sehingga ada pengaruh signifikan

antara variabel bebas dan terikat.


55

Tabel IV. 9
Uji t

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -6.012 5.330 -1.128 .267

Kinerja Ekonomi 5.535 1.802 .626 3.072 .004

Kinerja Lingkungan 1.116 .533 .459 2.094 .043

Kinerja Sosial -2.138 .543 -.976 -3.935 .000

a. Dependent Variable: Profitabilitas

Sumber : Hasil Pengolahan Data (2019)

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan secara parsial

pengungkapan kinerja ekonomi terhadap kinerja keuangan pada perusahaan sektor

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diperoleh thitung 3,072

sedangkan ttabel sebesar 2,024 dan nilai signifikasi 0,004 < 0,05, dapat disimpulkan

bahwa H0 ditolak yang berarti pengungkapan kinerja keuangan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan sektor

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan hasil pengujian ini juga secara parsial pengungkapan

kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan sektor

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diperoleh thitung 2,094

sedangkan ttabel sebesar 2,024 dan nilai signifikasi 0,043 < 0,05, hal ini dapat

disimpulkan bahwa H0 ditolak, yang berarti pengungkapan kinerja lingkungan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan

sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


56

Berdasarkan hasil pengujian ini juga secara parsial pengungkapan

kinerja sosial terhadap kinerja keuangan pada perusahaan sektor pertambangan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diperoleh thitung -3,935 sedangkan ttabel

sebesar 2,024 dan nilai signifikasi 0,000 < 0,05, hal ini dapat disimpulkan bahwa

H0 ditolak, yang berarti pengungkapan kinerja sosial berpengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan sektor pertambangan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

c. Uji Determinasi

Koefisien determinasi (R2) berfungsi untuk melihat sejauh mana

keseluruhan variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1.Apabila angka koefisien determinasi

semakin kuat, berarti variabel-variabel independen memberikan hamper semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Sedangkan nilai koefisien determinasi yang kecil berarti kemampuan variabel

dependen adalah terbatas.

Tabel IV. 10
Uji Determinasi
Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .575a .330 .275 15.35020

a. Predictors: (Constant), Kinerja Sosial, Kinerja Ekonomi, Kinerja Lingkungan

b. Dependent Variable: Profitabilitas


Sumber : Hasil Pengolahan Data (2019)

Berdasarkan hasil uji Determinasi pada tabel IV.10 dapat dilihat bahwa

nilai R adalah 0,575. Artinya adalah bahwa variabel independen (pengungkapan

kinerja ekonomi, pengungkapan kinerja lingkungan dan pengungkapan kinerja

sosial) dapat menerangkan variabilitas hanya sebesar 57,5% dari variabel


57

dependen (kinerja keuangan) pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia, sedangkan sisanya 42,5% diterangkan oleh variabel lain

yang tidak diteliti.

B. Pembahasan

1. Pengaruh Antara Pengungkapan Kinerja Ekonomi Terhadap Kinerja

Keuangan Perusahaan

Keadaan ekonomi suatu perusahaan tentunya mempengerahu investor

selaku pemangku kepentingan. Minat investor untuk menanamkan modalnya

semakin besar jika keadaan ekonomi suatu perusahaan menunjukkan kinerja yang

baik. Dana dari para investor ini akan meningkatkan modal kerja sehingga

membuat perusahaan mampu meningkatkan operasinya..

Berdasarkan hasil uji t yang dilakukan secara parsial pengungkapan

kinerja ekonomi terhadap kinerja keuangan pada perusahaan sektor pertambangan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diperoleh thitung 3,072 sedangkan ttabel

sebesar 2,024 dan nilai signifikasi 0,004 < 0,05, dapat disimpulkan bahwa H0

ditolak yang berarti pengungkapan kinerja keuangan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan sektor pertambangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan hasil uji t yang telah dilakukan oleh peneliti, pengungkapan

kinerja ekonomi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

keuangan pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia, ini menunjukkan bahwa perusahaan yang mengungkapkan lebih

banyak informasi tentang kinerja ekonomi kepada publik dan stakeholder bahwa
58

kinerja keuangan perusahaan mengalami kestabilan dan merupakan promosi bagi

publik yang nantinya akan berdampak paa peningkatan kinerja dan kemampuan

perusahaan dalam mendapatkan laba.

Penelitian ini di dukung oleh Sitepu (2009) yang menyatakan bahwa

kinerja ekonomi memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Dengan

demikian, perusahaan akan memiliki kinerja keuangan yang baik. Hal ini

didukung oleh penelitian Nurwaridah (2015) yang hasilnya menunjukkan bahwa

pengungkapan kinerja ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja keuangan perusahaan.

2. Pengaruh Antara Pengungkapan Kinerja Lingkungan Terhadap

Kinerja Keuangan Perusahaan

Pengungkapan kinerja lingkungan menjadi hal yang sangat vital untuk

menunjukkan eksistensi dan keikutsertaan perusahaan dalam menangani masalah

lingkungan. Keikutsertaan tersebut merupakan bentuk tanggung jawab peruahaan

terhadap lingkungan dimana tempat perusahaan beroperasi. Dengan adanya

transparansi mengenai dampak lingkungan yang ditimbulkan perusahaan maka

perusahaan akan memiliki citra yang baik dimata stakeholder dan dapat

memberikan respon positif dengan berinvestasi, sehingga dapat meningkatkan

produksi dan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

Berdasarkan hasil uji t yang dilakukan secara parsial pengungkapan

kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan sektor

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diperoleh thitung 2,094

sedangkan ttabel sebesar 2,024 dan nilai signifikasi 0,043 < 0,05, hal ini dapat

disimpulkan bahwa H0 ditolak, yang berarti pengungkapan kinerja lingkungan


59

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan

sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Hal ini berarti dengan adanya pengungkapan kinerja lingkungan dapat

mengetahui kinerja perusahaan terhadap lingkungan, dengan adanya transparansi

mengenai dampak lingkungan yang ditimbulkan perusahaan maka perusahaan

akan memiliki citra yang baik dan dapat memberikan respon positif dengan

berinvestasi, karena perusahaan dianggap bertanggung jawab terhadap lingkungan

dan menunjukkan bahwa perusahaan memiliki risiko lingkungan yang rendah.

Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Adhima (2012) menyatakan

pengungkapan kinerja lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

profitabilitas perusahaan khususnya perusahaan sektor pertambangan karena

perusahaan memiliki kewajiban dalam mengelola lingkungan seperti yang

terdapat dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti

menyimpulkan pengungkapan kinerja lingkungan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan sektor pertambangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia, hal ini terjadi karena perusahaan manufaktur

sektor pertambangan adalah perusahaan yang paling erat berhubungan dengan

lingkungan sekitar atau dalam artian perusahaan memiliki cakupan yang luas,

sehingga tidak jarang perusahaan manufaktur wajib melakukan pengungkapan

kinerja lingkungan sesuai dengan UU Perseroan Terbatas No. 40 Pasal 74 Tahun

2007.
60

3. Pengaruh Antara Pengungkapan Kinerja Sosial Terhadap Kinerja

Keuangan Perusahaan

Kepedulian perusahaan dalam mengantisipasi isu-isu terkait masyarakat

tentunya menjadi daya tarik tersendiri bagi investor untuk menanamkan

modalnya, sehingga hal tersebut bisa menjadi salah satu faktor untuk menambah

profit dan penjualan perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik. Perusahaan

pada umumnya hanya melaporkan annual report setiap tahun tetapi pentingnya

tanggung jawab sosial maka beberapa perusahaan mulai melaporkan tambahan

yaitu laporan tanggung jawab sosial.

Berdasarkan hasil uji t yang dilakukan secara parsial pengungkapan

kinerja sosial terhadap kinerja keuangan pada perusahaan sektor pertambangan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diperoleh thitung -3,935 sedangkan ttabel

sebesar 2,024 dan nilai signifikasi 0,000 < 0,05, hal ini dapat disimpulkan bahwa

H0 ditolak, yang berarti pengungkapan kinerja sosial berpengaruh dan signifikan

terhadap kinerja keuangan pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

Hal ini menunjukkan bahwa pengungkapan kinerja sosial yang

diungkapkan oleh perusahaan sektor pertambangan masih tidak stabil, akan tetapi

karena kesadaran perusahaan untuk mengungkapkan sebuah laporan pada

penyediaan informasi sosial sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009

dan Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 74 Tahun 2007.

Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Aryawan (2017)

menunjukkan bahwa aspek sosial berpengaruh terhadap citra perusahaan dan

aspek ekonomi baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap bidang
61

pendidikan, keagamaan, kesehatan, kesenian, olahraga, kegiatan sosial lainnya

dan membuka kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar.

Aspek sosial memiliki arti bertanggung jawab terhadap dampak sosial

yang diakibatkan oleh perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Inti dari aspek sosial adalah respect for people atau meghargai orang lain. Apabila

aspek sosial dalam CSR pada perusahaan tinggi, maka citra perusahaan akan

mengalami suatu peningkatan.

4. Pengaruh antara Pengungkapan Kinerja Ekonomi, Pengungkapan

Kinerja Lingkungan dan Pengungkapan Kinerja Sosial terhadap

Kinerja Kuangan Perusahaan

Aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan dalam program CSR dapat

membentuk opini, pendapat, penilaian dan tanggapan masyarakat pada perusahaan

yang menjalankan program CSR tersebut dilingkungan sekitar tempat perusahaan

berdiri. Opini, pendapat, penilai dan tanggapan yang dibentuk oleh masyarakat

dapat mempengaruhi citra perusahaan.

Bedasarkan pengujian serta simultan pengaruh antara pengungkapan

kinerja ekonomi, pengungkapan kinerja lingkungan dan pengungkapan kinerja

sosial diperoleh nilai Fhitung sebesar 5,920 > Ftabel 2,87 dan nilai signifikan sebesar

0,002 dimana lebih kecil dari 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

H0 ditolak dan Hα diterima. Hal ini berarti menunjukkan adanya pengaruh

pengungkapan kinerja ekonomi, pengungkapan kinerja lingkungan dan

pengungkapan kinerja sosial terhadap kinerja keuangan pada perusahaan sektor

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


62

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti

menyimpulkan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan adalah harapan sosial

bagi perusahaan pada waktu tertentu, termasuk tanggung jawab ekonomi, dan

tanggung jawab lingkungan. Tanggung jawab ekonomi adalah bahwa perusahaan

harus secara efektif memanfaatkan sumber daya dan menyediakan produk atau

jasa dengan harga yang wajar, menjaga ketertiban persaingan industri yang adil

dan stabil, dan memenuhi kepentingan dan kebutuhan pihak yang berkepentingan,

dalam rangka menciptakan lapangan kerja, keuntungan, dan pertumbuhan; ini

adalah tanggung jawab yang paling mendasar dari perusahaan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Arfiatih (2016) yang berjudul

menyatakan bahwa kinerja lingkungan memiliki pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap perusahaan, selanjutnya Aryawan (2017) menyatakan bahwa

kemampuan perusahaan untuk mengkomunikasikan kegiatan lingkungan dinilai

penting untuk meningkatkan reputasi dan kepercayaan stakeholders, termasuk

konsumen yang dapat meningkatkan pendapatan perusahaan.

Terbentuknya citra positif sebagai akibat pelaksanaan program CSR oleh

suatu perusahaan akan membawa dampak pada keberhasilan kegiatan bisnis dan

pemasaran perusahaan. Dalam jangka panjang, pencitraan positif ini akan

membawa banyak manfaat bagi perusahaan pelaku CSR, baik pada saat

perusahaan sedang mengalami masa kejayaan maupun pada saat menghadapi

berbagai macam krisis. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh perusahaan yang

memiliki citra yang baik antara lain: menjadi perisai di saat keadaan krisis,

meningkatkan daya saing untuk jangka menengah dan jangka panjang,

penghematan biaya operasional dan meningkatkan efektifitas strategi pemasaran.


63

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu kewajiban bagi

sebuah perusahaan, dimana dalam mempertahankan eksistensi dan

mengembangkan perusahaannya, perusahaan harus melihat tiga hal utama yang

perlu diperhatikan yaitu perusahaan, sosial dan lingkungan yang merupakan

pendukung utama. program CSR yang berkaitan dengan aspek sosial merupakan

aspek yang terbaru dari pada aspek lainnya dan menjadi perhatian utama bagi

beberapa perusahaan saat ini. Aspek sosial memiliki arti bertanggung jawab

terhadap dampak sosial yang diakibatkan oleh perusahaan, baik secara langsung

maupun tidak langsung. Inti dari aspek sosial adalah meghargai orang lain.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang sudah dilakukan diatas maka peneliti dapat

menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Secara parsial pengungkapan kinerja keuangan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan sektor pertambangan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Secara parsial pengungkapan kinerja lingkungan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan sektor pertambangan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Secara parsial pengungkapan kinerja sosial berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan sektor pertambangan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Secara simultan pengungkapan kinerja ekonomi, pengungkapan kinerja

lingkungan dan pengungkapan kinerja sosial berpengaruh terhadap kinerja

keuangan pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

B. Saran

Berdasarkan kesinpulan diatas, maka saran yang dapat diberikan oleh

peneliti adalah :

1. Perlunya adanya peningkatan pemahaman mengenai pentingnya

pertanggungjawaban tidak hanya dalam aspek ekonomi tetapi melainkan juga

64
65

aspek lingkungan dan sosial yang tepat dan dapat mengatur pelaksanaan

Corporate Social Responsibility.

2. Dari hasil penelitian ini diharapkan pihak Universitas Muhammadiyah

Sumatera Utara Khususnya untuk Fakultas ekonomi dan Bisnis memberikan

dukungan dan mengadakan pembelajaran edukasi sekaligus praktik tentang

Corporate Social Responsibility.

3. Diharapkan bagi investor lebih memahami tentang Corporate Social

Responsibility agar dalam menanamkan modal tidak memiliki risiko yang

besar terhadap lingkungan apalagi berinvestasi di perusahaan pertambangan

yang bersinggungan langsung dengan lingkungan dan sosial masyarakat.

4. Diharapkan untuk peneliti lain agar menambahkan variabel lain yang tidak

terdapat pada penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai