Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, oleh karena itu

setiap manusia berhak untuk selalu berkembang dalam pendidikan, dengan adanya

pendidikan manusia akan menjadi lebih baik lagi, baik dalam pendidikan formal

maupun informal. Hal ini sejalan dengan pengertian pendidikan dalam UU No. 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu Pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.

Untuk mengembangkan potensi anak pendidikan dalam keluarga merupakan

pendidikan yang paling utama diberikan orang tua untuk anak agar memberikan

ilmu, maka dari itu pendidikan dari keluarga yang membantu anak mendapatkan

ilmu pertamanya. Selain dari keluarga, sekolah juga berperan penting dalam

membantu tumbuh kembang siswa agar siswa mengetahui peranan-peranan

penting yang dimilikinya.

Sekolah menjadi bekal ilmu yang didapatkan siswa dalam membantu

pembentukan pribadi sosial yang dimiliki, siswa diajarkan untuk mandiri tidak

harus lagi bergantung pada orang lain. Sekolah juga menjadi salah satu tempat

1
2

untuk orang-orang saling berkomunikasi, dimana siswa bisa saling berkomunikasi

dengan teman sebayanya.

Menurut Agus M. Hardjana (Suranto Aw, 2017:3) menyatakan bahwa

“Komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap muka antardua atau beberapa

orang, dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung dan

penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula”.

Melalui komunikasi interpersonal siswa dapat berinteraksi dengan orang lain

mengenai diri mereka, serta mengungkapkan diri sendiri kepada orang lain.

Apakah dengan kenalan baru, kawan lama, dan anggota keluarga. Melalui

komunikasi interpersonal anda membina, memelihara, kadang-kadang merusak

dan adakalanya memperbaiki hubungan pribadi anda.

Untuk itu maka dibutuhkan kemampuan komunikasi interpersonal yang benar

agar siswa-siswi dapat berinteraksi dan bergaul dengan teman sebayanya dengan

baik. Masalah komunikasi yang sering terjadi disekolah merupakan perilaku yang

menunjukkan bahwa rendahnya kemampuan komunikasi interpersonal yang

dimiliki siswa.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti disekolah SMP

Muhammadiyah 7 Medan, ada siswa yang terkucilkan karena kurang mampu

berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sebayanya, lalu ada siswa yang

ragu-ragu dalam mengungkapkan pendapat saat proses belajar mengajar ataupun

saat bermain, selanjutnya peneliti melihat adanya siswa yang terlibat konflik

dengan teman sebaya dikarenakan siswa tersebut tidak dapat berkomunikasi

dengan baik dengan teman sebayanya.


3

Bimbingan kelompok dapat membantu siswa dalam meningkatkan komunikasi

interpersonal, dimana dalam bimbingan kelompok setiap anggota harus saling

bertukar pikiran, mengekspresikan perasaan, dan mengemukakan permasalahan.

Dalam bimbingan kelompok siswa diharapkan berperan aktif dalam

berkomunikasi satu sama lain melalui kata-kata dan beraneka tindakan untuk

menyelesaikan permasalahan secara bersama-sama.

Untuk dapat meningkatkan komunikasi interpersonal pada siswa maka peneliti

menggunakan bimbingan kelompok dengan teknik role playing. Menurut Prayitno

(Sisca & Itsar, 2016:20) menyatakan bahwa “Bimbingan kelompok adalah suatu

kegiatan yang memanfaatkan dinamika kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan

pelayanan bimbingan dan konseling”.

Dalam bimbingan kelompok ada beberapa teknik yang digunakan salah

satunya adalah teknik role playing. Teknik role playing merupakan suatu model

pembelajaran bertujuan untuk membantu individu menemukan jati diri didunia

sosial dan memecahkan dilema dengan bantuan kelompok. Dengan begitu teknik

role playing ini digunakan untuk memudahkan individu dalam mengungkapkan

masalah yang diceritakan, mengekspresikan, bahkan melepaskan dalam

berinteraksi dan berkomunikasi dengan individu.

Berdasarkan hasil penelitian Wirda Hanim, Aip Badrujaman, dan Elsya Pratiwi

(2017) yang berjudul “Pengaruh Teknik Role Playing dalam Bimbingan

Kelompok Terhadap Toleransi Pada Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 2

Jakarta”. Dikemukakan hasil yang didapatkan skor rata-rata saat posttest 85,6 hal

ini diartikan bahwa terjadi peningkatan toleransi yang signifikan pada kelompok
4

eksperimen setelah diberikan perlakuan. Maka dapat disimpulkan bahwa, terdapat

pengaruh teknik role playing dalam bimbingan kelompok terhadap toleransi siswa

kelas X SMK Negeri 2 Jakarta. Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti

sebelumnya bahwa teknik role playing berpengaruh terhadap toleransi siswa.

Maka peneliti berharap dengan teknik role playing siswa dapat meningkatkan

komunikasi interpersonal dengan teman sebaya dan lingkungan sekitarnya.

Melalui teknik role playing siswa dengan mudah berkomunikasi. Dengan ini dapat

dipahami bahwa teknik role playing dapat digunakan untuk memudahkan

individu mengungkapkan masalah dengan berkomunikasi interpersonal dalam

bimbingan kelompok.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian “Penerapan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Role

Playing Untuk Meningkatkan Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas VIII

SMP Muhammadiyah 7 Medan Tahun Ajaran 2018/2019”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi identifikasi masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Adanya individu yang kurang mampu dalam berinteraksi dan berkomunikasi

yang terkucilkan

2. Adanya individu yang ragu-ragu dalam mengungkapkan pendapat pada saat

proses belajar

3. Adanya individu sulit dalam menyampaikan pendapat dalam berkomunikasi


5

4. Sering terjadi konflik dengan teman sebaya tidak dapat berkomunikasi

5. Komunikasi yang salah dapat menyebabkan siswa sulit bergaul dengan teman

sebaya

C. Batasan Masalah

Untuk memudahkan memahami ruang lingkup permasalahan dalam penelitian

ini, maka penulis membatasi masalah berdasarkan identifikasi yang berfokus pada

”Penerapan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Role Playing Untuk

Meningkatkan Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah

7 Medan Tahun Ajaran 2018/2019”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas maka yang menjadi permasalahan dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Gambaran Komunikasi Interpersonal Sebelum Diberikan Layanan

Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Role Playing Siswa Kelas VIII SMP

Muhammadiyah 7 Medan Tahun Ajaran 2018/2019?

2. Bagaimana Gambaran Komunikasi Interpersonal Sesudah Diberikan Layanan

Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Role Playing Siswa Kelas VIII SMP

Muhammadiyah 7 Medan Tahun Ajaran 2018/2019?

3. Apakah Ada Pengaruh Sebelum dan Sesudah Layanan Bimbingan Kelompok

Dengan Teknik Role Playing Terhadap Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas

VIII SMP Muhammadiyah 7 Medan Tahun Ajaran 2018/2019?


6

E. Tujuan Penelitian

Berdasarakan Masalah diatas maka penelitian memiliki tujuan :

1. Untuk Mengetahui Gambaran Komunikasi Interpersonal Sebelum Diberikan

Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Role Playing Siswa Kelas VIII

SMP Muhammadiyah 7 Medan Tahun Ajaran 2018/2019.

2. Untuk Mengetahui Gambaran Komunikasi Interpersonal Sesudah Diberikan

Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Role Playing Siswa Kelas VIII

SMP Muhammadiyah 7 Medan Tahun Ajaran 2018/2019.

3. Untuk Mengetahui Ada Pengaruh Sebelum dan Sesudah Layanan Bimbingan

Kelompok Dengan Teknik Role Playing Terhadap Komunikasi Interpersonal

Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 7 Medan Tahun Ajaran 2018/2019.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

a. Teoritis

Hasil ini diharapkan dapat memberikan sumber pemikiran dan sumbangan

ilmu pengetahuan mengenai pelayanan bimbingan konseling termasuk bimbingan

kelompok dalam menangani masalah siswa dan dapat dijadikan dasar referensi

bagi peneliti berikutnya.

b. Praktis
7

1. Bagi Peneliti : sebagai bahan masukkan untuk menjadi calon guru BK dalam

upaya mengatasi masalah siswa sekaligus pencegahan permasalahan siswa

dalam berkomunikasi interpersonal.

2. Bagi Siswa : dapat memberikan masukan dan motivasi siswa dalam

berkomunikasi interpersonal sehingga memudahkan siswa berinteraksi dengan

lingkungan dan teman sebaya.

3. Bagi Guru : bahan masukkan bagi guru BK dalam mengatasi permasalahan

siswa yang berpengaruh dari komunikasi interpersonal dengan lingkungan dan

teman sebaya, dengan begitu membantu siswa dengan semaksimal mungkin.

4. Bagi Sekolah : sebagai bahan masukkan untuk mengetahui layanan bimbingan

dan konseling dapat membantu menangani masalah peserta didik disekolah,

terutama dalam berkomunikasi interpersonal.

Anda mungkin juga menyukai