Di tahap ini perawat mendapat kesempatan mengembahkan minat keluarga dalam rangka
mengadakan perbaikan. Perawat memberikan perhatian terhadap kesulitan, ketidaktahuan,
ketidakmampuan keluarga dengan teknik motivasi tertentu agar keluarga mampu
mendemonstrasikan perilaku hidup sehat di dalam keluarga. Motivasi yang dapat dilakukan adalah
menimbulkan tingkah laku yang positif yang berkaitan dengan masalah kesehatan yang dialami
keluarga, keyakinan keluarga dalam melihat akibat masalah kesehatan dan keyakinan keluarga
dalam menilai keberhasilan tindakan yang dilakukan untuk meringankan permasalahannya.
Tindakan keperawatan yang dipilih sangat tergantung pada dua faktor yang dapat berubah-
ubah setiap saat, yaitu: sifat masalah dan sumber-sumber yang ada dalam memecahkan masalah
kesehatannya. Pada dasarnya, tindakan keperawatan yang dilakukan bertujuan untuk
mengurangi/menghilangkan sebab-sebab ketidaksanggupan keluarga dalam melaksanakan tugas-
tugas kesehatan.
Pelaksanaan asuhan keperawatan bertujuan untuk menerapkan rencana tindakan dan
aktivitas yang dilakukan, antara lain:
a. Melanjutkan pengkajian
b. Melakukan tindakan keperawatan yang telah direncanakan
c. Bekerja sama dengan tim kesehatan lain dalam penyelesaian masalah
d. Terminasi
C. Genogram
D. Tipe Keluarga
a. Jenis Tipe Keluarga :
b. Masalah yang terjadi dengan type keluarga tersebut :
E. Suku Bangsa:
a. Asal suku bangsa :
b. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan :
F. Agama dan kepercayaan yang memengaruhi kesehatan :
G. Status Sosial Ekonomi Keluarga :
a. Anggota keluarga yang mencari nafkah :
b. Penghasilan :
c. Upaya lain :
d. Harta benda yang dimiliki (perabot,transportasi, dll) :
e. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan :
f. Aktivitas rekreasi keluarga :
II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
A. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
B. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya:
C. Riwayat kesehatan keluarga :
a. Riwayat kesehatan saat ini :
b. Riwayat penyakit keturunan :
c. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga :
Tindakan
Keadaan Masalah
No Nama Umur BB Imunisasi yang telah
Kesehatan Kesehatan
dilakukan
d. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan :
e. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :
Implementasi
Menurut Gordon (1976), implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke
status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Sementara
itu, menurut pendapat Potter dan Perry (2005), implementasi adalah kategori dari perilaku
keperawatan di mana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan
dari asuhankeperawatan dilakukan dan diseleaikan. Kalimat dlam implementasi adalah mengubah
pernyataan intervensi (kalimat perintah) dengan jaliamt kerja, seperti: memonitor intensitas cemas,
melaporkan kualiats tidur yang adekuat, mengontrol respons cemas, merencanakan strategi koping
dlam situasi stress mengkaji pengetahuan keluarga, menjelaskan mekanisme timbulnya nyeri,
memberi kesempatan keluarga bertanya, memberi reinforcement positif, mengajarkan teknik
untuk mengurangi nyeri, memotivasi keluarga untuk mempraktikkan metode mengurangi nyeri,
menganjurkan olahraga ringan, dan memberikan informasi tentang fasilitas kesehatan.
3) Manfaat evaluasi
Manfaat atau kegunaan evaluasi menurut Basford Lynn dan Oliver Slevin (2006), adalah untuk
menentukan perkembangan kesehatan klien, untuk menilai efektivitas, efisiensi, dan produktivitas
dari tindakan, keperawatan yang telah diberikan, untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan,
mendapatkan umpan balik, serta sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat dalam pelaksanaan
pelayanan keperawatan.
4) Kriteria
Ada dua kriteria dalam kita melakukan evaluasi, emnurut Basford Lynn dan Oliver Slevin (2006),
yaitu kriteria proses dan kriteria keberhasilan. Pertama, kriteria proses (evaluasi process) adaah
menilai jalannya proses keperawatan sesuai dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan klien. Evaluasi
proses harus dilaksanakan segera setelah perencanaan keperawatan dilaksanakan untuk membatu
keefektifan terhadap tindakan. Kedua, kriteria keberhasilan (evaluasi hasil/sumatif) adalah
menilai hasil asuhan keperawatan yng diperlihatkan dengan perubahan tingkah laku klien.
Evaluasi ini dilaksanakan pada akhr tindakan keperawatan secara paripurna.
5) Teknik evaluasi
Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk melakukan evaluasi, yaitu wawancara,
pengamatan (observasi), dan studi dokumentasi. Teknik wawancara adalah pengumpulan data
melalui pengumpulan data dengan mengamati perilaku atau respons klien. Sedangkan studi
dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang berasal dari catatan klien.
6) Langkah-langkah evaluasi
Langkah-langkah yang bisa dilakukan dalam evaluasi adalah menentukan kriteria hasil, standar,
dan pertanyaan evaluasi, mengumpulkan data baru tentang klien; menafsirkan data baru;
membandingkan data baru dengan standar yang berlaku; merangkum hasil dan membuat
kesimpulan serta melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan.
7) Beberapa hal yang ada dalam evaluasi
Dalam melakukan evaluasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Menurut Basford Lynn dan
Oliver Slevin (2006), hal0hal tersebut adalah kecukupan informasi, relevansi faktor-faktor yang
berkaitan, prioritas masalah yang disusun, kesesuaian rencana dengan masalah, pertimbangan
faktor-faktor yang unik, perhatian terhadap rencana medis untuk terapi, logic hasil yang
diharapkan, penjelasan dari tindakan keperawatan yang dilakukan, keberhasilan rencana yang
telah disusun, kualitas penyusunan rencana dan timbulnya masalah baru.
8) Evaluasi pencapaian tujuan
Sebagaimana kita ketahui bahwa evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan.
Sedangkan tujuan utama dari evaluasi pencapaian tujuan asuhan keperawatan adalah untuk
menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatn ttercapai atau tidak, dan untuk melakukan
pengkajian ulang.
9) Mengukur pencapaian tujuan
Mengukur pencapaian tujuan sebagaimana dikemukakan oleh Nursalam (2001), dapatt dilakukan
dengan berbagai hal. Pertama, secara kognitif meliputi pengetahuan klien terhadap penyakitnya,
mengontrol gejala, pengobatan, diet aktivitas, persediaan alat, risiko komplikasi, gejala yang
harus dilaporkan, pencegahan, pengukuran, dan lainnya. Cara menggali data dengan interview:
recall knowledge (mengingat), komprehensif (menyatakan informasi dengan kata-kata klien
sendiri), dan aplikasi fakta (menanyakan tindakan apa yang akan klien ambil terkait dengan status
kesehatannya). Kedua, secara afektif meliputi tukar menukar perasaan, cemas yang berulang,
kemauan berkomunikasi, dan sebagainya. Pengumpulan data dengan cara observasi secara
langsung, dan feedback dari staf kesehatan yang lainnya. Ketiga, psikomotor melalui observasi
secara langsung apa yang telah dilakukan oleh klien. Keempat, perubahan fungsi tubuh dan gejala,
yaitu beberapa aspek kesehatan klien yang dapat diketahui melalui observasi.
10) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan evaluasi
Dalam melakukan evaluasi harus disesuaikan dengan waktu dan tangga sesuai pernyataan tujuan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
a) Pada saat seorang perawat memberikan asuhan keperawatan, maka ia harus terus menerus
mengumpulkan data baru dari pasien, yang nantinya akan dipergunakan untuk bahan evaluasi
selanjutnya.
b) Pada saat perawat melakukan evaluasi pencapaian tujuan, maka perawat melihat kembai pada
pernyataan tujuan dalam rencana keperawatan yang telah ditetapkan.
c) Dasar untuk evaluasi pencapaian tujuan adalah jawaban tentang perilaku pasien yang
bagaimanakah yang dinyatakan dalam tuuan dan apakah pasien dapat menunjukkan
perubahan perilaku yang diharapkan dalam pernyataan tujuan.
d) Hal-hal yang di evaluasinadalah kemampuan pasien dalam menunjukkan perilaku sesuai
dengan yang ditetapkan dalam rencana keperawatan.
e) Jika masalah pasien telah dipecahkan, perawat memberi tanda pada rencana keperawatan
bahwa tujuan telah tercapai, dan dicatat pada kolom evaluasi serta ditandatangani oleh perawat
yang bersngkutan.
f) Apabila tujuan hanya sebagian atau sama sekali tidak tercapai, maka harus dilakukan
pengkajian ulang.