2
Proses keperawatan pada
lansia
Materi yang dibahas
6
5
4 Pengkajian Fungsi
Pengkajian Aspek Sosial
Pengkajian Status Spiritual
Kognitif/Afektif
The Power of PowerPoint | thepopp.com 7
1. ANAMNESA
Salah satu keterampilan yang paling penting saat berhadapan dengan klien, apalagi klien lansia, adalah kemampuan anamnesis dan
melakukan pemeriksaan fisik. Beberapa hal yang perlu dipersiapkan ketika melakukan anamnesis kepada klien adalah:
7. Perawat tidak boleh berasumsi bahwa klien memahami 6. Memperhatikan kondisi fisik klien pada waktu
tujuan anamnesis. anamnesis.
The Power of PowerPoint |
thepopp.com
9
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dlakukan secara sistematis, bai secara inspeksi,palpasi, perkusi, dan aukultasi. Beberapa
tes khusus mungkin diperlukan, seperti tes neurologi. Pemeriksaan fisik ini dilakukan secara head to toe
(kepala ke kaki) dan review of system (sistem tubuh).
1 KEADAAN UMUM
3 PENILAIAN KUANTITATIF
Pengkajian status fungsional ini meliputi pengukuran Kemandirian dalaam hal makan, kontinen, berpindah, ke
kemampuan seseorang dalam melakukan kamar kecil, berpakaian dan mandi.
aktivitaskehidupan sehari-hari, penentuan Kemandirin dalam semua hal,kecuali 1 dari fungsi tersebut
kemandirian, mengidentifikasi kemampuan dan
Kemandirin dalam semua hal, kecuali mandi dan saru
keterbatasan klien, serta menciptakan pemilihan fungsi tambahan
intervensi yang tepat. Instrument yang biasa
Kemandirin dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian,
digunakan dalam pengkajian status fungsionaladalah
dan satu fungsi tambahan
indeks kats, barthel indeks, dan sulvian indeks kats.
Alat ini digunakan untuk menentukan hasil tindakan Kemandirin dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian,
dan prognoisis pada lansia dan penyakit kronis. ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan
Lingkup pengkajian meliputi keadekuatan 6 fungsi, Kemandirin dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian,
yitu mandi, berpakaian, toileting, berpindah, kontinen ke kamar kecil, berpindah, dan saru fungsi tambahan
dan makan, yang hasilnya untuk mendeteksi tingkat Ketergantungan padakeenam fungsi tersebut
fungsional klien (mandiri/dilakukan sendiri atau
tergantung).
The Power of PowerPoint |
thepopp.com
11
The Power of PowerPoint | thepopp.com 12
The Power of PowerPoint | thepopp.com 13
4. Pengkajian Status Kognitif/Afektif
Pengkajian status kognitif/afektif merupakan
pemeriksaan status mental sehingga dapat memberikan
gambaran prilaku dan kemampuan mental dan fungsi
intelektual. Pengkajian status mental ditekankan pada
pengkajian tingkat kesadaran,perhatian, keterampilan
berbahasa, ingatan interpretasi Bahasa, keterampilan
berhitung dan menulis, serta kemampuan
konstruksional. Pengkajian status mental bisa
digunakan untuk klien yang berisiko delirium.
Pengkajian ini meliputi short portable mental status
questionnaire (SPMSQ), mini-mental state exam (mmse),
inventaris depresi beck (IDB), skala depresi geriatric
yesavage. Berikut akan diuraikan secara singkat aspek
pengkajian tersebut.
The Power of PowerPoint | thepopp.com 14
A. Short Portable Mental Status
Questionnaire (SPMSQ) pengkajian ini digunakkan untuk mendeteksi
adanya tingkat kerusakan intelektual. Instrumen
SPMSQ terdiri dari 10 pertanyaan tentang
orientasi, riwayat pribadi, memori dalam
hubungannya dengan kemampuan perawatan dri,
memori jauh dan kemampuan matematis.
Penilaian dalam pengkajian SPMSQ adalah nilai 1
jika rusak/salah dan nilai 0 jika tidak rusak/benar.
Skor:
24-30 : normal
17-33 : probable
0-16 : definitive
gangguan kognitif
DIAGNOSA DIAGNOSA
POSITIF NEGATIF
Masalah
Indikator
(Problem)
Diagnostik
Masalah merupakan label diagnosis
keperawatan yang menggambarkan inti dari Indikator dagnostik terdiri atas
respons klien terhadap kondisi kesehatan atau penyebab, tanda/gejala dan faktor risiko
proses kehidupannya. Label diagnosis terdiri
atas Deskriptor atau penjelas dan Fokus
Diagnostik
The Power of PowerPoint |
thepopp.com
26
Ada beberapa diagnosis
keperawatan yang menyangkut
aspek fisik atau biologis pada
lanjut usia. Diagnosis
tersebut antara lain :
Rencana intervensi, strategi, atau tindakan keperawatan dipilih setelah tujuan dan hasil yang diharpkan ditetapkan.
Intervensi keperawatan adalah tindakan yang diancang untuk membantu klien dalam beralih dari tingkat kesehatan saat
ini ke tingkat kesehatan yang diinginkan sesuai hasil yang diharapkan ( Gordon, 1994 dalam Potter & Perry, 1997)
Menurut Gordon (1976), implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Sementara itu, menurut pendapat Potter dan Perry (2005),
implementasi adalah kategori dari perilaku keperawatan di mana tindakan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhankeperawatan dilakukan dan diseleaikan. Kalimat dlam
implementasi adalah mengubah pernyataan intervensi (kalimat perintah) dengan jaliamt kerja, seperti:
memonitor intensitas cemas, melaporkan kualiats tidur yang adekuat, mengontrol respons cemas, merencanakan
strategi koping dlam situasi stress mengkaji pengetahuan keluarga, menjelaskan mekanisme timbulnya nyeri,
memberi kesempatan keluarga bertanya, memberi reinforcement positif, mengajarkan teknik untuk mengurangi
nyeri, memotivasi keluarga untuk mempraktikkan metode mengurangi nyeri, menganjurkan olahraga ringan,
dan memberikan informasi tentang fasilitas kesehatan.