Anda di halaman 1dari 34

Nama Kelompok :

Kelas 1.3 kelompok 5

NI KADEK SRI DAMAYANTI P07120017 086


NI NYOMAN PUTRI ANTINI P07120017 087
DEWA AYU ERNA SRI RAHAYU P07120017 098
NI KETUT DIRGANTARI UDIANDIKA P07120017 099
NI LUH AYU INTAN SARI P07120017 110
I GEDE ARI SUTAWAN P07120017 111

2
Proses keperawatan pada
lansia
Materi yang dibahas

PENGKAJIAN DIAGNOSA INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI


KEPERAWATAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN

The Power of PowerPoint | thepopp.com 4


1. PENGAJIAN KEPERAWATAN
The Power of PowerPoint | thepopp.com 5
PENGERTIAN PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Pengkajian keperawatan adalah tahap awal


dari proses keperawatan yang merupakan suatu
proses yang sistematis dalam pengumpulan data
dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi
dan mengidentifikasi status kesehatan klien.
Pengkajian ini dilakukan dengan tujuan
menentukan kemampuan klien untuk
memelihara diri sendiri, melengkapi dasar-
dasar keperawatan individu, membantu
menghindarkan bentuk dan pandangan klien,
dan memberi waktu kepada klien untuk
menjawab.
The Power of PowerPoint | thepopp.com 6
Lingkup pengkajian keperawatan pada lansia.
Pengkajian Status
Pemeriksaan
Fungsional
Fisik
Anamnesis 3
2
1

6
5
4 Pengkajian Fungsi
Pengkajian Aspek Sosial
Pengkajian Status Spiritual
Kognitif/Afektif
The Power of PowerPoint | thepopp.com 7
1. ANAMNESA
Salah satu keterampilan yang paling penting saat berhadapan dengan klien, apalagi klien lansia, adalah kemampuan anamnesis dan
melakukan pemeriksaan fisik. Beberapa hal yang perlu dipersiapkan ketika melakukan anamnesis kepada klien adalah:

IDENTITAS KLIEN privasi


Sebelum memulai anamnesis, pastikan bahwa Klien yang berhadapan dengan anda merupakan
identitasnya sesuai dengan catatan medis, guna orang terpenting saat itu. Oleh karena itu, pastikan
menghindari kesalahan yang berakibat fatal karena bahwa anamnesis dilakukan ditempat yang tertutup
melakukan tindakan kepada oaring yang salah. dan kerahasiaan klien terjaga. Terlebih ketika perawat
melakukan pemeriksaan fisik pada bagian tertentu.

pendamping Aseptik dan disinfeksi


Hadirkan pendamping klien. Hal ini dibutuhkan untuk Tangan perawat ada;a perantara penularan kuman
menghindari hal-hal yang mungkin kurang baik untuk dari satu klien ke klien lain. Untuk itu, sebaikanya
klien dan juga perawat ketika klien berlaianan jenis. perawat mencuci tangan sebelum atau sesudah
Selain itu,pendamping klien juga bisa membantu memeriksa seorang klien agar tidak terjadi infeksi
memperjelas informasi yang dibutuhkan, terutama
silang (cross infection).
klien lansia yang susah diajak berkomunikasi.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 8


Langkah-langkah pada saat
melakukan pengkajian dengan
anamnesis sebagai berikut:
1. Perawat membuka dengan memperkenalkan diri dan 1. Perawat harus memastikan respon klien dengan
menjelaskan tujuan dan lama anamnesis. cermat mendengarkan dan tetap mengobservasi.
2. Berikan waktu yang cukup kepada klien untuk menjawab, 2. Tempat anamnesis tidak boleh merupakan tempat
berkaitan dengan kemunduran merespon verbal. baru dan asing bagi klien.
3. Gunakan kata-kata yang tidak asing bagi klien sesuai 3. Lingkungan dan kursi harus dibuat senyaman
dengan latar belakang sosiokultural. mungkin.
4. Gunakan pertanyaan yang pendek dan jelas karena klien 4. Lingkungan harus dimodifikasi sesuai dengan
lansia kesulitan dalam berpikir abstrak. kondisi lansia yang sensitive terhadap suara
5. Perawat dapat memperlihatkan dukungan dn perhataian berfrekuensi tinggi atau perubahan kemampuan
dengan memberikan respon noverbal seperti kontak mata pengeliahatan.
secara langsung, duduk, dan menyentuh pasien. 5. Perawat harus mengonsultasikan hasil wawancara
6. Perawat harus cermat dalam menidentifikasi tanda-tanda kepada keluarga klien atau orang lain yang sangat
kepribadian klien dan distress yang ada. menegnal klien.

7. Perawat tidak boleh berasumsi bahwa klien memahami 6. Memperhatikan kondisi fisik klien pada waktu
tujuan anamnesis. anamnesis.
The Power of PowerPoint |
thepopp.com
9
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dlakukan secara sistematis, bai secara inspeksi,palpasi, perkusi, dan aukultasi. Beberapa
tes khusus mungkin diperlukan, seperti tes neurologi. Pemeriksaan fisik ini dilakukan secara head to toe
(kepala ke kaki) dan review of system (sistem tubuh).

1 KEADAAN UMUM

2 PENILAIAN TINGKAT KESADARAN

3 PENILAIAN KUANTITATIF

The Power of PowerPoint |


thepopp.com
10
3. PENGKAJIAN STATUS
FUNGSIONAL A. INDEKS KATS

Pengkajian status fungsional ini meliputi pengukuran  Kemandirian dalaam hal makan, kontinen, berpindah, ke
kemampuan seseorang dalam melakukan kamar kecil, berpakaian dan mandi.
aktivitaskehidupan sehari-hari, penentuan  Kemandirin dalam semua hal,kecuali 1 dari fungsi tersebut
kemandirian, mengidentifikasi kemampuan dan
 Kemandirin dalam semua hal, kecuali mandi dan saru
keterbatasan klien, serta menciptakan pemilihan fungsi tambahan
intervensi yang tepat. Instrument yang biasa
 Kemandirin dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian,
digunakan dalam pengkajian status fungsionaladalah
dan satu fungsi tambahan
indeks kats, barthel indeks, dan sulvian indeks kats.
Alat ini digunakan untuk menentukan hasil tindakan  Kemandirin dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian,
dan prognoisis pada lansia dan penyakit kronis. ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan
Lingkup pengkajian meliputi keadekuatan 6 fungsi,  Kemandirin dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian,
yitu mandi, berpakaian, toileting, berpindah, kontinen ke kamar kecil, berpindah, dan saru fungsi tambahan
dan makan, yang hasilnya untuk mendeteksi tingkat  Ketergantungan padakeenam fungsi tersebut
fungsional klien (mandiri/dilakukan sendiri atau
tergantung).
The Power of PowerPoint |
thepopp.com
11
The Power of PowerPoint | thepopp.com 12
The Power of PowerPoint | thepopp.com 13
4. Pengkajian Status Kognitif/Afektif
Pengkajian status kognitif/afektif merupakan
pemeriksaan status mental sehingga dapat memberikan
gambaran prilaku dan kemampuan mental dan fungsi
intelektual. Pengkajian status mental ditekankan pada
pengkajian tingkat kesadaran,perhatian, keterampilan
berbahasa, ingatan interpretasi Bahasa, keterampilan
berhitung dan menulis, serta kemampuan
konstruksional. Pengkajian status mental bisa
digunakan untuk klien yang berisiko delirium.
Pengkajian ini meliputi short portable mental status
questionnaire (SPMSQ), mini-mental state exam (mmse),
inventaris depresi beck (IDB), skala depresi geriatric
yesavage. Berikut akan diuraikan secara singkat aspek
pengkajian tersebut.
The Power of PowerPoint | thepopp.com 14
A. Short Portable Mental Status
Questionnaire (SPMSQ) pengkajian ini digunakkan untuk mendeteksi
adanya tingkat kerusakan intelektual. Instrumen
SPMSQ terdiri dari 10 pertanyaan tentang
orientasi, riwayat pribadi, memori dalam
hubungannya dengan kemampuan perawatan dri,
memori jauh dan kemampuan matematis.
Penilaian dalam pengkajian SPMSQ adalah nilai 1
jika rusak/salah dan nilai 0 jika tidak rusak/benar.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 15


B. Mini-Mental State Exam (Mmse)
Mini-Mental State Exam (MMSE)
digunakan untuk menguji aspek
kognitif dari fungsi mental: orientasi,
registrasi, perhatian, kalkulasi,
mengingat kembali dan Bahasa.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 16


LANJUTAN MSSE

Skor:
24-30 : normal
17-33 : probable
0-16 : definitive
gangguan kognitif

The Power of PowerPoint | thepopp.com 17


B.Inventaris Depresi
Beck (IDB)
Depresi Beck (IDB)
merupakan alat
pengukur status
afektif yang
digunakan untuk
membedakan jenis
depresi yang
memengaruhi
suasana hati.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 18


LANJUTAN IBD

The Power of PowerPoint | thepopp.com 19


D. Skala Depresi Geriatric Yesavage
Skala Depresi Geriatric Yesavage atau
biasa disebut dengan Geriatric
Depression Scale (GDS) merupakan
instrument yang disususn secra
khusus untuk memeriksa depresi.
Instrument inii terdiri atas 30/15
pertanyaan dengan jawaban ya/tidak.
Jawaban yang dicetak
tebalmmempunyai nilai 1 apabila
dipilih. Instrument GDS dengan 30
item pertanyaan ini dikatakan juga
dengan GDS long version, sedangkan
yang menggunakan 15 pertanyaan
biasanya disebut GDS short version.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 20


Interpretasi:
Skor 0-9 : not depressed (tidak
depresi/normal)
Skor 10-19 : mild depressin (depresi
ringan)
Skor 20-30 : severe depression
(depresi sedang/berat)
The Power of PowerPoint | thepopp.com 21
Interpretasi:
Skor 0-4 : not depressed (tidak
depresi/normal)
Skor 5-9 : mild depressin (depresi ringan)
Skor 10-15 : severe depression (depresi
sedang/berat)

The Power of PowerPoint | thepopp.com 22


5. Pengkajian Aspek Spiritual

Kebutuhan spiritual adalah harmonisasi Menurut Burkhardt (dalam Hamid, 2000)


dimensi kehidupan. Dimensi ini termasuk spiritualitas meliputi aspek sebagai berikut:
menemukan arti, tujuan, menderita, dan (1) berhubungan dengan sesuatu yang tidak
kematian; kebutuhan akan harapan dan diketahui atau ketidak pastian dalam
keyakinan hidup; dan kebutuhan akan kehidupan; (2) menemukan arti dan tujuan
keyakinan pada diri sendiri dan Tuhan. Ada hidup; (3) menyadari kemampuan untuk
lima dasar kebutuhan spiritual manusia, yaitu: menggunakan sumber dan kekuatan dalam
arti dan tujuan hidup, perasaan misteri, diri sendiri; (4) mempunyai perasaan
pengabdian, rasa percaya, dan harapan di keterikatan dengan diri sendiri dan Tuhan
waktu kesusahan (Hawari, 202). yang
The Power Maha| thepopp.com
of PowerPoint Tinggi. 23
6. Pengkajian Fungsi Sosial
Instrumen APGAR adalah:
Pengkajian fungsi sosial lebih ditekankan pada 1. Saya puas bisa kembali pada keluarga saya yang ada
untuk membantu pada waktu sesuatu menyudahkan saya
hubungan lansia dengan keluarga peran sentralnya
(adaptasi).
dan informasi tentang jaringan pendukung. Hal ini
2. Saya puas dengan cara keluarga saya membicarakan
penting dilakukan karena perawatan jangka panjang sesuatu dan mengungkapkan masalah dengan saya
membutuhkan dukungan fisik dan emosional dari (hubungan).
keluarga. Pengkajian aspek fungsi sosial dapat 3. Saya puas bahwa keluarga saya menerima dan
dilakukan dengan menggunakan alat skrining singkat mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas
(pertumbuhan).
untuk mengkaji fungsi sosial lanjut usia, yaitu APGAR
Keluarga (Adaptation, Partnership, Growth, Affection, 4. Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan
afek dan berespons terhadap emosi saya, seperti marah,
Resolve). sedih, atau mencintai (afek).
5. Saya puas dengan cara teman sayadan saya menyediakan
waktu bersama-sama.
Penilaian : Pertanyaan yang dijawab: selalu (poin 2), kadang-
kadang (poin 1), harmir tidak pernah (poin 0).
The Power of PowerPoint | thepopp.com 24
DIAGNOSA KEPERAWATAN

DIAGNOSA DIAGNOSA
POSITIF NEGATIF

Diagnosis negatif menunjukkan bahwa


klien dalam kondisi sakit atau berisiko diagnosis positif menunjukkan
mengalami sakit sehingga penegakan bahwa klien dalam kondisi sehat
diagnosis ini akan mengarahkan dan dapat mencapai kondisi yang
pemberian intervensi keperawatan yang lebih sehat atau optimal. Diagnosis
bersifat penyembuhan, pemulihan dan ini disebut juga dengan Diagnosis
pencegahan. Diagnosis ini terdiri atas promosi Kesehatan
Diagnosis Aktual dan Diagnosis Risiko.
The Power of PowerPoint | thepopp.com 25
KOMPONEN DIAGNOSA KEPERAWATAN

Masalah
Indikator
(Problem)
Diagnostik
Masalah merupakan label diagnosis
keperawatan yang menggambarkan inti dari Indikator dagnostik terdiri atas
respons klien terhadap kondisi kesehatan atau penyebab, tanda/gejala dan faktor risiko
proses kehidupannya. Label diagnosis terdiri
atas Deskriptor atau penjelas dan Fokus
Diagnostik
The Power of PowerPoint |
thepopp.com
26
Ada beberapa diagnosis
keperawatan yang menyangkut
aspek fisik atau biologis pada
lanjut usia. Diagnosis
tersebut antara lain :

The Power of PowerPoint |


thepopp.com
27
Kondisi Klinis Terkait
1. Stroke
2. Parkinson
3. Mobius syndrome
4. Cerebral palsy
5. Cleft lip
6. Cleft palate
7. Amyotropic lateral sclerosis
8. Kerusakan neuromuscular
9. Luka bakar
10. Kanker
11. Infeksi
12. AIDS
13. Penyakit Crohn’s
14. Enterokolitis
15. Fibrosis kistik
The Power of PowerPoint |
thepopp.com
28
Kondisi Kinis Terkait
Nyeri/kolik
Hipertiroidisme
Kecemasan
Penyakit paru obstruktif
kronis
Kehamilan
Periode pasca partum
Kondisi pasca operasi
The Power of PowerPoint |
thepopp.com
29
INTERVENSI KEPERAWATAN

Rencana intervensi, strategi, atau tindakan keperawatan dipilih setelah tujuan dan hasil yang diharpkan ditetapkan.
Intervensi keperawatan adalah tindakan yang diancang untuk membantu klien dalam beralih dari tingkat kesehatan saat
ini ke tingkat kesehatan yang diinginkan sesuai hasil yang diharapkan ( Gordon, 1994 dalam Potter & Perry, 1997)

The Power of PowerPoint |


thepopp.com
30
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Menurut Gordon (1976), implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Sementara itu, menurut pendapat Potter dan Perry (2005),
implementasi adalah kategori dari perilaku keperawatan di mana tindakan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhankeperawatan dilakukan dan diseleaikan. Kalimat dlam
implementasi adalah mengubah pernyataan intervensi (kalimat perintah) dengan jaliamt kerja, seperti:
memonitor intensitas cemas, melaporkan kualiats tidur yang adekuat, mengontrol respons cemas, merencanakan
strategi koping dlam situasi stress mengkaji pengetahuan keluarga, menjelaskan mekanisme timbulnya nyeri,
memberi kesempatan keluarga bertanya, memberi reinforcement positif, mengajarkan teknik untuk mengurangi
nyeri, memotivasi keluarga untuk mempraktikkan metode mengurangi nyeri, menganjurkan olahraga ringan,
dan memberikan informasi tentang fasilitas kesehatan.

The Power of PowerPoint |


thepopp.com
31
EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi asuhan keperawtan pada lansia pada dasarnya tidak berbeda dengan evaluasi asuhan
keperawatan pada anak, keperawatan maternitas, keperawatan komunitas, keperawatan keluarga,
keperawatan jiwa, dan keperawatan medical bedah. Untuk dapat mengevaluasi asuhan
keperawatan, maka perlu dibandingkan apakah tindakan keperawatan yang diberikan
menghasilkan perubahan pada klien sesuai tujuan yang ditetapkan, baik tujuan jangka pendek
maupun jangka panjang. Evaluasi merupakan rangkaian dari proses keperawatan sehingga untuk
dapat melakukan evaluasi perlu melihat langkah-langkah proses keperawatan sejak pengkajian,
perumusan diagnosis, perencanaan, dan implementasi. Selanjutnya, pada tahap akhir perawat
mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan dalam pencapaian tujuan dan bila tujuan belum
atau tidak tercapai, maka perlu melakukan revisi data dasar serta memperbarui diagnosis
keperawatan maupun perencanaan. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah
penilaian terhadap tindakan keperawatan yang diberikan/dilakukan dan mengetahui apakah
tujuan asuhan keperawatan dapat tercapai sesuai yang telah ditetapkan.
The Power of PowerPoint |
thepopp.com
32
OM Santih, santih, santih,
om

Anda mungkin juga menyukai