5. Dasar Teori
Jenis-jenis Karbohidrat
Secara alami ada tiga bentuk karbohidrat yang terpenting yaitu:
1. Monosakarida : Terdiri dari unit struktur sakarida yang sulit pecah
Contoh : glukosa, fruktosa, galaktosa
2. Disakarida : Terdiri dari dua unit monosakarida
Contoh : sukrosa, laktosa, maltosa
3. Polisakarida : Terdiri dari lebih 2 unit monosakrida
Contoh : selulosa, pektim dan gom
Sifat Karbohidrat
1. Mempunyai Rasa Manis
Rasa manis dari gula – gula ini disebabkan oleh gugus hidrosilnya, pada
polisakarida tidak tersa manis karena molekulnya sedeminikan besar
sehingga tidak dapat masuk kedalam sel – sel kuncup rasa (paste bud) yang
terdapat pada permukaan lidah.
a. Prinsip
Penetapan ini berdasarkan hidrolisis pati menjadi gula oleh asam. Cara luff
schroorl menggunakan pereaksi Garam Cu2+ menjadi Cu+, kelebihan Cu2+
ditetapkan dengan cara iodometri. Jumlah tiosulfat yang digunakan pada
penetapan sampel diketahui dan dari penetapan blanko yang setara dengan
jumlah glukosa yang terdapat dalam sampel.
b. Reaksi
Erlenmeyer 250 mL, Buret 50 mL, Beker glass 100, 250, 500 mL,
Labu ukur 100,250,1000 mL, Corong glass ᴓ 50 dan 100 mm, Pipet
volume 10,20,25,50 mL, botol timbang 50 ml, cawan arloji ᴓ 100 mm,
Pipet tetes , spatula, batang pengaduk kaca, Hot plate, Batu didih.
b. Bahan
Na2S2O3 5H2O 0,1 N, KIO3 0,1 N, Pb. Acetat, Kristal KI dan KI 30%,
H2SO4 25%, H2SO4 2N, HCl 25%, Indikator amylum 1%, Indikator
Phenolphtalein 1%, Na2HPO4 1%, Larutan luff schroorl, aquades, kertas
saring, tissue.
9. Sampel
e. Penetapan blanko.
1) Pipet larutan luff schroorl 25,0 mL, masukan kedalam Erlenmeyer
250 mL
2) Tambahkan H2SO4 25% sebanyak 25 mL.
3) Tambahkan larutan KI 30% sebanyak 10,0 mL.
4) Titrasi dengan larutan Na2S2O3 5H2O 0,1 N
5) Tambahkan Indikator amylum 1 mL pada saat larutan berwarna
kuning jerami.
6) Titrasi kembali sampai larutan menjadi bening.
7) Catat volume pentiter.
f. Perhitungan
Untuk mengubah jumlah mL natrium tio sulfat 0,1 N yang dipakai
menjadi mL tio 0,1000 N dihitung sebagai berikut :
Rumus Perhitungan :
Sebelum Inversi
Angka Tabel (AT) = ( B mL – A mL ) x ( N. Na2S2O3)
% Gula = ( AT x F Pengenceran ) x 100
W Sampel (g)
Setelah Inversi
Angka Tabel (AT) = ( B mL – A mL ) x ( N. Na2S2O3 )
% Gula = ( AT x F Pengenceran ) x 100
W Sampel (g)
Kadar Sukrosa =
( % Gula Setelah Inversi - % Gula Sebelum Inversi ) x 0,95
Catatan :
A = mL titrasi sampel
B = mL titrasi blanko