Dosen :
Dr. Ninuk Dian K, S.Kep., Ns., MANP
Di susun oleh :
Kelompok SGD 5
2. PICOT
P Cooling pillow pad merupakan layanan perawatan pada untuk
(Patient or Problem) mencegah terjadinya dekubitus atau luka tekan atau laserasi.
Cooling pillow pad bisa digunakan pada pasien yang bedrest
lama dan mengalami imobilisasi.
I Cooling pillow pad merupakan intervensi baru dalam
(Intervention) pencegahan dekubitus maupun ulser. Penggunaan pillow pad
yang mudah dapat membantu perawat dalam melakukan
tugasnya, cooling pillow pad diharapkan dapat membantu
perawat dan dokter dalam mencegah dekubitus maupun
meningkatkan kenyamanan pasien.
C Intervensi lain yang dapat digunakan berupa penggunaan bed
(Comparison atau matrass anti dekubitus, bantal anti dekibitus, dan ROM
Intervention) (Range of Motion) pasif pada pasien.
O Pemanfaatan cooling pillow pad dapat mencegah terjadinya
(Outcome) dekubitus maupun ulser bagi pasien. Cooling pillow pad tidak
hanya berguna bagi pasien, namun juga membantu perawat
dalam pencegahan dekubitus dan ulser. Pillow pad yang
digunakan juga tidak sulit didapat sehingga memudahkan bagi
perawat dalam mengintervensikannya. Dengan demikian
cooling pillow pad berperan penting dalam mencegah
terjadinya dekubitus maupun ulser dan meningkatkan
kenyamanan pasien
T Penerapan cooling pillow pad yaitu sebagai bantal pasien
(Time) dengan bedrest atau penurunan kesadaran. Sebelum dipakai
diberikan sarung bantal. Penggunaannya tidak ada batasan
waktu. Cooling pillow pad tidak boleh dicuci. Sarung
bantalnya saja yang dicuci.
3. Keaslian Penulisan
Instrument: Skin
Fold Caliper,
Thermoelectric
Cooling System,
Laser Doppler
Flowmetry,
Computer
Controlled
Indenter
Analisis: Paired
t-test, Statistical
Analysis, SPSS
Local Cooling on
skin
Variabel
Dependen :
aliran darah kulit
dan interfeace
pressure
Instrumen :
Instrumen yang
digunakan dalam
penelitian ini
mengandung tiga
komponen
utama : aplikator
tekanan, kontrol
suhu, dan deteksi
aliran darah kulit.
Indentor khusus
digunakan untuk
aplikasi tekanan.
Tip indentor
berisi efek Peltier
termoelektrik
transduser untuk
mengendalikan
suhu dan
bersentuhan
langsung dengan
kulit di atas
sakrum.
Analisis :
Analisis deskriptif
dasar pada data
mentah dibuat
untuk fase
tekanan 60 dan
150 mmHg untuk
subjek dan
prosedur. Rata
rata setiap 30
detik untuk tujuan
visualisasi. Angka
angka itu
kemudia
dibandingkan di
dalam dan di
antara subjek.
b. Research
1) Jurnal Development of a System to Study The Effects of Local Cooling On Skin
Blood Flow response to Interface Pressure. Penelitian ini menunjukkan data
tentang aliran darah kulit, diketahui bahwa subjek dengan suhu kulit yang lebih
tinggi umumnya memiliki aliran darah kulit yang lebih tinggi. Membandingkan
kedua subjek, aliran darah pada subjek satu lebih stabil daripada subjek ke dua.
Fluktuasi konstan aliran darah pada subjek dua bertepatan dengan osilasi
tekanan yang diamati dan peningkatan aliran darah yang tiba tiba segera setelah
60 mmHg pemindahan tekanan diamati pada keempat kondisi tes terutama
setelah pelepasan tekanan 150 mmHg juga. Efek Local Cooling terhadap dalam
pencegahan luka berbaring yang telah dibuktikan dalam penelitian ini sehingga
dapat mengurang lama rawat inap dan dapat meningkatkan kenyamanan pasien.
c. Resources
d. Pilihan pasien
e. Intervensi
DAFTAR PUSTAKA
Syapitri, Henny, dkk. 2017. Metode Pencegahan Luka Decubitus Pada Pasien Bedrest
Total Melalui Perawatan Kulit. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Universitas Sari Mutiara Indonesia. Vol. VII No. 2 2017.
Yi-Ting Tzen, BS, Yih-Kuen Jan, Ph.D., PT, David M. Brienza, Ph.D. University of
Pittsburgh, PA.2008.Development of a System to Study The Effects of
Local Cooling On Skin Blood Flow response to Interface Pressure. RESNA
Annual Conference.