Anda di halaman 1dari 12

Selamat Datang di situs LSM "Bina Mandiri

Warga"

LEMBAGA SWADAYA
MASYARAKAT
“BINA MANDIRI WARGA”
Lembaga swadaya masyarakat "Bina Mandiri Warga" adalah organisasi non-profit yang bergerak
dalam bidang pendidikan ketrampilan/keahlian untuk masyarakat yang tidak mampu.
Pendidikan ketrampilan/keahlian ini diberikan secara gratis kepada masyarakat yang
berminat.

VISI :
"IKUT MEMBANTU PROGRAM PEMERINTAH DALAM MEGURANGI JUMLAH
PENGANGGURAN & IKUT SERTA DALAM MENCERDASKAN BANGSA”

MISI :
“MEMBERIKAN PELATIHAN-PELATIHAN UNTUK MEMBEKALI WARGA DENGAN ILMU
TERAPAN AGAR MAMPU MENCIPTAKAN KEMANDIRIAN “

TUJUAN
Tujuan pembentukan LSM ini adalah :
1. Untuk memberikan Pelatihan-pelatihan diberbagai bidang teknologi dalam usaha untuk
pemberdayaan masyarakat.
2. Sebagai fasilisator dan media informasi kepentingan masyarakat dan pemerintah.

3. Sebagai wadah pengembangan SDM dalam pemberdayaan masyarakat.

4. Melakukan kajian dan penerapan pemberdayaan masyarakat di berbagai aspek kehidupan.

5. Mengembangkan kemampuan kreativitas dan keilmuan guna mengaktualisasikan keahlian atau


profesionalisme dalam berbagai bidang kehidupan.

RENCANA PROGRAM KERJA


Rencana program kerja umum, yaitu:
1. Memberikan Pelatihan-pelatihan dalam bidang teknologi (untuk sementara kami memberikan
pelatihan dalam bidang teknologi informasi, untuk bidang teknologi lainnya akan kami
jadwalkan).
2. Pelatihan dan pendidikan untuk pengembangan SDM anggota.

3. Pelatihan dan pendidikan untuk pengembangan SDM bagi masyarakat yang menjadi obyek
pemberdayaan.
4. Ikut berperan dalam program pemerintah untuk pemberdayaan masyarakat.

5. Menjalin hubungan kerjasama yang bersifat terbuka dengan pihak manapun dalam usaha
pemberdayaan masyarakat.

6. Melakukan penelitian dan survey dalam upaya perancangan program perencanaan dan
penerapan

BAKSOS
I. PENDAHULUAN
Upaya pengembangan masyarakat Indonesia yang merata, adil dan
makmur tidak hanya merupakan tanggung jawab pemerintah semata.
Secara proporsional tugas ini diemban pula oleh seluruh komponen
bangsa lainnya, termasuk di dalamnya masyarakat yang bersangkutan itu
sendiri, maupun oleh lapisan masyarakat lain yang secara sosial ekonomi
berkemampuan relatif lebih baik. Seluruh komponen ini mempunyai
kepentingan untuk secara aktif bersinergi dalam upaya perbaikan taraf
kesejahteraan masyarakat.
Adapun mahasiswa sebagai generasi penerus sekaligus elemen
intelektual dalam masyarakat adalah salah satu pihak yang turut
mengemban amanah pembangunan bangsa. Sesuai dengan Tri Dharma
Perguruan Tinggi, peran serta mahasiswa dalam masyarakat tidaklah
dibatasi pada kewajiban akademis dan lingkungan kampus saja,
melainkan juga vital pada berbagai fungsi lain di lapangan. Mahasiswa
dituntut untuk secara kritis mampu terlibat lebih aktif dalam upaya
pembangunan nasional, melalui proses belajar dan pengembangan ilmu
pengetahuan yang diiringi pula dengan kerja nyata di lingkungan. Dan
pengabdian mahasiswa di bidang pembangunan masyarakat ini dapat
dimulai sejak dini melalui berbagai bentuk aplikasi karya dan bakti.
Salah satu langkah yang dapat diambil mahasiswa, dalam hal ini
mahasiswa Fakultas Kedokteran dalam kapasitasnya sebelum berprofesi
langsung di masyarakat, sebagai seorang dokter atau perawat ataupun
tenaga medis lainnya, adalah melalui kegiatan-kegiatan penyuluhan
kesehatan dan kemanusiaan. Dengan salah satu bentuknya adalah
kegiatan Bakti Sosial.
Diharapkan, suatu kegiatan Bakti Sosial yang dikelola secara optimal dan
terorganisir dapat mengemas misi pendidikan, promosi kesehatan
sekaligus alokasi bantuan materiil bagi masyarakat yang membutuhkan,
dimana pada akhirnya akan menuju perbaikan taraf hidup serta
peningkatan kesejahteraan jangka panjang yang mandiri dan terarah.
Peran aktif mahasiswa ini tentunya tidak lepas dari dukungan Universitas
Airlangga sebagai almamater, yang merupakan salah satu universitas
tertua di Indonesia dan tentunya cukup banyak memahami kondisi
kemasyarakatan Indonesia. Dukungan dari berbagai pihak akan menjadi
suatu kehormatan dan harapan besar bagi kami. Untuk kemudian
bersama-sama, dapat mewujudkan tujuan sosial kemanusiaan
kemasyarakatan melalui kegiatan ini.
II. SASARAN KEGIATAN

1. Masyarakat desa binaan

a. Ibu-ibu

b. Bapak-bapak

c. Remaja

d. Anak-anak

2. Mahasiswa FK UNAIR, khususnya angkatan 2003 Prodi


Pendidikan Dokter dan Ilmu Keperawatan Program A.

III. TUJUAN KEGIATAN

1. Mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan medis


sebagai sarana aktualisasi diri mahasiswa untuk menjadi
tenaga medis yang profesional,

2. Memberi motivasi kepada masyarakat tentang pentingnya


kesadaran dalam meningkatkan wawasan terutama di bidang
kesehatan dan pendidikan,

3. Mempererat hubungan kekeluargaan antara mahasiswa dengan


masyarakat desa binaan.

IV. MANFAAT KEGIATAN

1. Untuk Masyarakat desa binaan

a. Sebagai subyek, masyarakat diharapkan memiliki


kemampuan mengupayakan peningkatan kualitas kesehatan
dan pendidikan di desanya secara mandiri.

b. Sebagai obyek, masyarakat akan mendapatkan pelayanan


melalui berbagai rangkaian kegiatan yang menunjang
peningkatan kualitas kesehatan dan pendidikan.

2. Untuk Mahasiswa

c. Sebagai subyek, mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu


dan pengetahuan yang didapat untuk kepentingan
masyarakat secara langsung.
d. Sebagai obyek, bakti sosial adalah sarana pendidikan dan
pelatihan non formal bagi mahasiswa dengan terjun
langsung ke masyarakat.

V. BENTUK KEGIATAN
Bentuk kegiatan dibagi menjadi 3 tahap, meliputi:

a. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan:

1. Bidang Akademis
Bidang ini meliputi kegiatan:

• Bina Anak

• Penyuluhan Remaja

• Penyuluhan Usia Dewasa


• Penyuluhan Penyakit Infeksi

• Penyuluhan Khitanan

2. Bidang Medis
Bidang yang merupakan puncak acara Baksos 2005 ini meliputi
kegiatan :

• Khitanan Massal

• Pengobatan Gratis

• Revitalisasi Polindes

3. Bidang Kerohanian
Bidang ini meliputi kegiatan :

• Bina TPA

• Bina Remaja Islami

• Pengajian Rutin Bapak Ibu

• Tabligh Akbar

• Sholat berjamaah dan Kuliah Tujuh Menit (Kultum)

• Persekutuan Doa Bersama

4. Bidang Kepemudaan
Bidang ini meliputi kegiatan:

• Kerja Bakti

• Lomba Memasak Sehat

• Jalan Sehat

• Pelatihan P3K

• Olahraga

5. Acara ceremonial
Bidang ini meliputi kegiatan:

• Pembukaan
• Penutupan

b. Tahap Evaluasi
Evaluasi kegiatan dilakukan secara bertahap dan berkala. Hasil kegiatan
akan diukur dengan indikator keberhasilan yang ditentukan sebelumnya
pada konsep acara. Hasil evaluasi akan mempengaruhi bentuk kegiatan
follow up.

c. Tahap Follow Up
Follow up kegiatan akan disesuaikan dengan hasil evaluasi. Bentuk
kegiatan akan dikembangkan jumlah dan macamnya, seperti :
pemeriksaan kuku (Follow up Bina Anak) tiap pekan sekali oleh guru,
penyediaan beasiswa, penambahan buku-buku perpustakaan, dan
penyuluhan berkelanjutan.

VI. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN

1. Pelaksanaan Bakti Sosial 2005


Hari/Tanggal : Jumat-Senin/22-25 Juli 2005
Tempat : Desa Nglawak, Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk
Peserta :

- Mahasiswa Pendidikan Dokter FK Universitas Airlangga


angkatan 2003,

- Mahasiswa PSIK Program A FK Universitas Airlangga


angkatan 2003.

Undangan :

- Perwakilan mahasiswa:

1. Pendidikan Dokter FK Universitas Airlangga angkatan


2002,

2. Program Studi Ilmu Keperawatan Program A FK


Universitas Airlangga angkatan 2002,

3. D3 Analis Medis FK Universitas Airlangga angkatan 2003,

4. D3 Fisioterapi FK Universitas Airlangga angkatan 2003,

5. D3 Radiologi FK Universitas Airlangga angkatan 2003,

6. BEM FK Universitas Airlangga,

7. BEM FKG Universitas Airlangga,


8. BEM Universitas Airlangga.

- Perwakilan BEM Fakultas Kedokteran ISMKI Wilayah IV

1. Universitas Hang Tuah Surabaya,

2. Universitas Wijaya Kusuma Surabaya,

3. Universitas Brawijaya Malang,

4. Universitas Jember,

5. Universitas Udayana Denpasar,

6. Universitas Hasanuddin Makassar,

7. Universitas Muslim Indonesia Makassar,

8. Universitas Sam Ratulangi Manado.

- Perwakilan ILMIKI (Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu


Keperawatan Indonesia)

- Dokter Muda II FK Universitas Airlangga,

- Dosen Pembimbing Baksos 2005,

- Perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (IDI),

- Perwakilan PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia).

2. Follow up Bakti Sosial 2005


Waktu : mulai bulan Agustus 2005
Tempat : Desa Nglawak, Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk.
Peserta : Mahasiswa Pendidikan Dokter FK Universitas Airlangga
angkatan 2003,
: Mahasiswa PSIK Program A FK Universitas Airlangga angkatan 2003.
Atas dukungan dan partisipasi semua pihak yang mendukung kelancaran
serta kesuksesan kegiatan ini, kami selaku panitia menyampaikan terima
kasih.

23 Mei 2005
Ketua Panitia Sekretaris
Ttd Ttd
Novan Krisno Adji Mas Ayu Lubna A..
NIM. 010316081 NIM. 010316046
PROPOSAL KEGIATAN SEMINAR DAN LOKAKARYA
INSTITUT DIALOG ANTARIMAN DI INDONESIA (Institut DIAN/Interfidei)
bekerjasama dengan YAYASAN SINAR MORAL INDONESIA
Kupang, 4-7 Desember 2006
1. Latarbelakang
Isu dan persoalan di sekitar “pluralisme, konflik dan perdamaian” tetap actual dan
relevan di Indonesia. Ketiganya selalu berkaitan. Pluralisme, selamanya memberi
implikasi kepada dua hal : konflik dan perdamaian. Bila pluralisme dipandang dan
dijadikan keadaan atau kekuatan yang dapat menciptakan konflik dan dipakai untuk
berkonflik, maka segala bentuk perbedaan yang ada dalam masyarakat akan menjadi
potensi konflik atau yang menciptakan konflik. Mungkin konstruktif, tetapi lebih
mungkin destruktif – sebagaimana yang biasanya terjadi di Indonesia. Namun bila
pluralisme dipandang dan dijadikan keadaan atau kekuatan untuk hidup damai atau
membangun perdamaian, maka segala bentuk perbedaan menjadi kekuatan untuk itu.
Selama dua tahun terakhir kasus-kasus yang memunculkan issue pluralisme agama
semakin merebak, tidak sebatas antaragama atau intra agama, tetapi juga berkaitan
dengan etnisitas. Ada gerakan-gerakan yang mengatasnamakan agama atau etnis tertentu
melakukan “pengadilan” terhadap kelompok komunitas agama lain atau “aliran” di dalam
agama yang sama, bahwa yang lain itu bukan agama atau bukan seperti agama atau
alirannya, karena itu perlu ditolak, dihancurkan atau “dipaksa’ untuk ikut bergabung
menjadi “satu dan sama”. Ini bukan saja dilakukan secara tunggal oleh kelompok seperti
Front Pembebas Islam (FPI), tetapi di belakang atau di sekitar mereka ada juga
kelompok-kelompok lain, termasuk dari pihak aparat, penguasa, partai politik yang
secara langsung atau tidak langsung didukung oleh lembaga keagamaan dalam arti luas.
Keadaan semacam ini tidak jarang mengikutsertakan isu dan persoalan etnisitas dari
kemajemukan etnis/suku yang ada di daerah tertentu di mana konflik itu terjadi. Hal yang
dalam konteks Indonesia biasanya sulit dipisahkan bila sudah ”menyatu” dengan isu dan
persoalan agama.
Persoalannya adalah, apa yang dilakukan menggunakan kekerasan : pengrusakan,
pembakaran dan penutupan rumah tinggal serta tempat ibadah komunitas agama atau
aliran agama tertentu, atau tempat berkumpulnya komunitas etnis tertentu. Melakukan
pengusiran warga masyarakat golongan agama atau aliran atau etnis tertentu yang
kebetulan beragama sebagaimana agama yang tidak dikehendaki oleh kelompok yang
melakukan kekerasan, dari wilayah tempat tinggalnya entah ke mana. Kenyataan ini sama
sekali tidak bisa diatasi oleh pemerintah - negara, bahkan sebaliknya justru
melanggengkan suasana tidak aman serta ketegangan antara yang satu dengan yang lain.
1
Sebut saja kasus Ahmadiyah sebagaimana yang terjadi di beberapa tempat di Indonesia,
termasuk di Lombok-tetangga dekat NTT/Kupang. Dalam beberapa tahun terakhir ini
kelompok Ahmadiyah di Indonesia mengalami berbagai tindak kekerasan dari sesama
kelompok muslim. Pengakuan mereka sebagai kelompok yang beragama Islam tidak
diakui oleh kelompok muslim tertentu karena dianggap memiliki ”Nabi” lain sesudah
Nabi Muhammad saw. Hal yang tidak dapat diterima dan dibenarkan oleh kelompok
Islam ”formal” yang diperkuat dengan Fatwa MUI.
Kasus lain – yang khusus dialami masyarakat NTT adalah ketika pelaksanaan eksekusi
atas Tibo, Cs. Masyarakat di NTT turut merasa sepenanggungan selaku warga masyarakat
se-etnis sekaligus seagama (dalam hal ini Katolik). Apa yang terjadi di Poso dan Palu
yang sebenarnya secara geografis sangat jauh dan dari segi persoalan tidak ada kaitan
sama sekali, tetapi emosi ”sepenanggungan” karena etnis dan agama, membuat sebagian
masyarakat NTT bereaksi dengan melakukan tindak kekerasan.
Pada waktu yang sama kenyataan bahwa di mana-mana di Indonesia sedang mewabah
beraneka macam penyakit, kesulitan mendapatkan pekerjaan, ketidakadilan sosial,
politik, ekonomi, hukum yang membuat masyarakat menjadi korban. Praktek korupsi
yang tidak habis-habisnya. Alhasil masyarakat, tidak saja menjadi semakin bingung,
gelisah dan miskin, tetapi juga berusaha mencari jalan keluar sendiri dengan cara
kekerasan atau terpaksa melalui jalan pintas, mencuri bahkan bunuh diri. Semua ini sudah
menjadi tidak asing lagi di dalam kehidupan sehari-hari.
Seluruh keadaan ini merupakan kenyataan konkrit yang dihadapi masyarakat, yang
memiliki potensi konflik luar biasa. Dalam konteks lokal, kenyataan seperti ini terjadi di
Kupang dan NTT umumnya. Kemiskinan, keterbelakangan pendidikan, sakit-penyakit,
semuanya berada bersama dalam lilitan lingkaran permainan politik yang tidak murni
berpihak pada kepentingan masyarakat dan kebutuhan konteks setempat, keadaan
ekonomi yang lebih menguntungkan mereka yang memiliki kekuatan politik-kekuasaan.
Tidak ada maksud untuk menumpukkan seluruh persoalan ini ke “pundak” agama-
agama, tetapi jelas agama-agama hendaknya memiliki peran yang konstruktif dalam
proses transformasi dan reformasi kehidupan masyarakat, sehingga menjadi lebih baik.
Demikian halnya dengan budaya, terutama budaya lokal. Sebab dapat dipastikan ada
kearifan-kearifan budaya lokal yang dapat menjadi kekuatan masyarakat NTT untuk
membangun kehidupan bersama di NTT.
Pertanyaannya, di mana letak fungsi dan peran transformatif, reformatif dan konstruktif
agama-agama? Wujud tanggungjawab seperti apa yang dapat dilakukan agama-agama
dalam hal membantu masyarakat untuk mengatasi dan menemukan “jalan keluar” dari
berbagai kesulitan ini? Bagaimana masyarakat yang majemuk mampu melihat persoalan
ini sebagai persoalan bersama yang memerlukan kerjasama konkrit untuk menghadapi
dan mengatasinya?
2
Pertanyaan yang sama juga, yaitu terhadap budaya lokal. Apakah yang disebut budaya
lokal NTT masih hidup dan berfungsi untuk menata dinamika pluralitas kehidupan
masyarakat Kupang atau NTT pada umumnya?
Dalam konteks persoalan seperti di atas itulah, dianggap penting untuk
menyelenggarakan kegiatan Seminar dan Lokakarya di Kupang.
2. Nama Kegiatan
Kegiatan ini bernama Seminar dan Lokakarya ”Pluralisme, Konflik dan Perdamaian :
dalam konteks pluralitas masyarakat NTT di Kupang”.
3. Maksud dan Tujuan
3.1. Umum
Mendorong masyarakat di Kupang untuk mampu membangun sebuah masyarakat
majemuk yang dinamis, menghargai perbedaan dan menjadikannya sebagai kekuatan
bersama dalam hidup bermasyarakat.
3.2. Khusus
a. Membantu masyarakat untuk mampu menemukan dan mengkaji persoalan-persoalan
yang ada dalam konteks kehidupan mereka yang ”mengganggu” dinamika kemajemukan
di masyarakat.
b. Membantu masyarakat untuk menemukan relevansi peran dan fungsi agama-agama
serta budaya lokal dalam konteks persoalan setempat.
c. Memberdayakan masyarakat dalam hal mengelola kemajemukan dalam konteks
persoalan setempat.
4. Yang Diharapkan
a. Supaya kehidupan masyarakat majemuk di Indonesia, khususnya di Kupang, NTT
mengalami dinamika hidup yang konstruktif.
b. Supaya kemajemukan masyarakat bisa menjadi kekuatan ”inspiratif” yang dapat
membantu masyarakat menemukan solusi yang tepat untuk keluar dari persoalan
hidup sehari-hari.
5. Kelompok target/sasaran
Peserta adalah mereka, individu atau lembaga yang memiliki visi dan misi yang relevan
dengan tema serta bersedia untuk mengikuti kegiatan ”belajar bersama” ini dalam sebuah
proses yang terbuka, langsung dan dinamis. Peserta berasal dari latarbelakang gender,
agama, etnis, pendidikan, kehidupan sosial yang berbeda. Untuk seminar jumlahnya
maksimal 100 orang, sedangkan untuk lokakarya 35 orang.
3
6. Bentuk kegiatan
Kegiatan akan berlangsung dalam 2 (dua) tahap. Jarak antara tahap pertama dan kedua,
antara 3-4 bulan. Bentuknya Seminar setengah hari dan lokakarya 3 hari. Seminar
berlangsung dalam 2 (dua) sesi masing-masing 3 orang pembicara yang dipandu oleh
seorang moderator (atau menjadi satu sesi, akan disesuaikan dengan situasi setempat).
Masing-masing membicarakan topik-topik yang sudah disiapkan oleh panitia,
disesuaikan dengan tema kegiatan. Kemudian dilanjutkan dalam lokakarya yang akan
dipandu oleh 3 orang fasilitator selama tiga hari berturut-turut secara bergantian. Proses
lokakarya akan lebih terfokus pada pendalaman-pendalaman serta latihan, bagaimana
bisa menghadapi persoalan secara bersama, mengelola kehidupan bersama dengan
kekuatan agama-agama dan budaya lokal, dalam konteks kemajemukan masyarakat
setempat.
7. Materi Seminar dan Lokakarya
Seminar dan Lokakarya kali ini akan tetap fokus pada tema : ”Pluralisme, Konflik
dan Perdamaian” dengan memberi ”muatan” lokal sebagai dasar dan maksud dari
seluruh materi dan proses yang akan berlangsung. Persoalan hubungan antaragama dan
intra agama dan etnis, terkait dengan persoalan sehari-hari : masalah tanah, ekonomi,
kemiskinan, keterbelakangan pendidikan.
Direncanakan pada tahap pertama adalah, penggalian ”muatan” konteks lokal :
Dinamika kemajemukan agama, etnis serta persoalan-persoalan yang terkait yang
muncul di masyarakat. Kemudian melakukan kajian bersama tentang hal tersebut
dan mulai memikirkan tentang apa yang penting dan relevan dilakukan,
bagaimana dengan fungsi dan peran agama-agama serta budaya lokal; apakah
agama-agama berdiri sendiri atau perlu bekerjasama dengan bidang-bidang lain?
Bagaimana menghidupkan dan menjadikan budaya lokal sebagai kekuatan
bersama masyarakat untuk membangun masyarakat NTT yang damai, saling
menghargai dalam kepelbagaian, yang mampu mengurangi kemiskinan dan
keterbelakangan pendidikan?
Tahap kedua, akan lebih ke soal-soal yang berhubungan dengan rencana aksi
bersama. Tetapi sebelumnya perlu ada kelanjutan proses kajian lagi sebelum ada
diskusi tentang rencana kegiatan bersama. Diharapkan waktu antara tahap
pertama dan tahap kedua dapat membantu setiap peserta untuk lebih memahami
apa persoalan dalam konteks mereka sehari-hari, bagaimana memahami
keterlibatan dan kerjasama agama-agama dalam dinamika konteks mereka.
8. Nara sumber :
Seminar : Abdullah, M.Ag., Drs. Rodriques Servatius M.Si., Pater
Gregor Neonbaso, SVD, Pendeta Sem Nitti, MTh., dan pembicara muslim lokal dari MUI
NTT. Dipandu oleh seorang moderator dari jaringan setempat.
4
a. Daniel Dhakidae, PhD (KOMPAS-Jakarta). Diharapkan pak Daniel bisa secara khusus
membicarakan keterkaitan dan pengaruh persoalan sosial-politik-budaya secara makro
dalam konteks lokal NTT.
b. Prof. Dr. Amien Abdullah (Rektor Uiniversitas Islam Indonesia, Yogyakarta).
Diharapkan dapat membicarakan secara khusus tentang kemungkinan adanya keterkaitan
dan pengaruh dinamika serta persoalan pluralisme agama-agama secara makro dalam
konteks lokal di NTT.
c. Pater Budi Kleden (atau Pater Gregor), SVD. Diharapkan dapat menyampaikan,
bagaimana budaya lokal berfungsi dalam konteks pluralitas masyarakat di NTT/Kupang.
Nilai-nilai atau kearifan lokal apa yang masih hidup atau penting dihidupkan kembali.
Mengapa perlu atau penting? Mengapa hilang atau tidak dipedulikan atau tidak dianggap
penting lagi – bila itu terjadi?
d. Pendeta Sem Nitti, MTh. Diharapkan dapat menyampaikan secara khusus bagaimana
pengalaman dan perspektif (komunitas) Kristen dalam dinamika pluralitas masyarakat
NTT, khususnya berkaitan dengan pluralisme agama dan fungsi serta posisi budaya lokal
dalam menghadapi dan mengatasi persoalan masyarakat NTT.
e. (dari Muslim). Diharapkan dapat menyampaikan secara khusus bagaimana pengalaman
dan perspektif (komunitas) Muslim dalam dinamika pluralitas masyarakat NTT,
khususnya berkaitan dengan pluralisme agama dan fungsi serta posisi budaya lokal dalam
menghadapi dan mengatasi persoalan masyarakat NTT.
Lokakarya : Fasilitator ,1 orang dari Kupang, 2 orang dari Yogya
9. Waktu dan tempat pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kegiatan ini pada tanggal 4-7 Desember 2006. Seminar di Gereja
Koinonia, GMIT; Lokakarya di Susteran SSPS, Belo-Kupang.
10. Pelaksana
Penanggungjawab pelaksanaan Program kegiatan ini adalah bidang Pendidikan
Institut Antariman di Indonesia (Institut DIAN/Interfidei), Yogyakarta
bekerjasama dengan Yayasan Sinar Moral Indonesia, Kupang.
11. Bentuk kerjasama
a) Interfidei menginisiatif terlaksananya kegiatan ini di masing-masing daerah dan
memfasilitasi supaya kegiatan ini bisa berjalan dengan baik dan lancar. Fasilitas
yang dapat diberikan : membiayai semua keperluan kegiatan, kecuali biaya
persiapan di tingkat local; menyediakan pembicara dari luar Kupang (setelah
disepakati bersama), 2 fasilitator dan 2 orang panitia (tenaga administrasi,
dokumentasi dan notulensi). b) Jaringan local : menginisiatif terlaksanakanya
kegiatan ini di tingkat local, melakukan rekruitmen peserta serta mencarikan
5
pembicara local (sesuai kesepakatan), 1 moderator, 1 fasilitator dan 3 orang
panitia (membantu notulensi dan administrasi/akomodasi/konsumsi/transportasi);
membantu notulensi, menyiapkan akomodasi, konsumsi, transportasi serta proses
persiapan awal dan kebutuhan-kebutuhan pada saat pelaksanaan kegiatan;
membantu membiayai kebutuhan administrasi serta transportasi dan komunikasi local
(internet, telpon dan fax) pada saat persiapan. Melakukan publikasi setempat.
12. Mengapa Kupang
Dinamika kehidupan antaragama dan interen satu agama dalam konteks masyarakat
Kupang saat ini perlu mendapat perhatian. Di beberapa tempat, ada potensi konflik yang
sewaktu-waktu dapat terjadi. Selain itu, Kupang merupakan salah satu daerah di wilayah
Timur yang juga ada banyak kasus tentang kemiskinan, penyakit yang sebenarnya
membutuhkan perhatian agama-agama secara bersama lebih serius.Tahun 1998/1999,
Interfidei pernah menyelenggarakan kegiatan Semiloka di sana, dengan tema yang
hampir sama tetapi lebih terfokus kepada Pemilihan Umum. Apa implikasinya dalam
dinamika kemajemukan agama di Indonesia? Dengan berbagai persoalan yang sedang
terjadi di sana, teman-teman jaringan di Kupang merasa butuh sekali untuk
menyelenggarakan kegiatan Seminar dan Lokakarya tentang “pluralisme, konflik dan
dialog”.

Anda mungkin juga menyukai