Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia industri saat ini turut mendorong aktivitas manusia untuk memenuhi

kebutuhan hidup. Dari kebutuhan itu, diantaranya adalah kebutuhan akan

hiburan yang ditandai dengan banyaknya pengembangan industri pariwisata

yang akhir-akhir ini terus digenjar baik oleh pihak pemerintahan maupun

swasta untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Selain itu juga sebagai sumber

pendapatan. Menurut Libriyanto (2007), dalam jurnal Hanung (2008),

menyatakan bahwa sektor pariwisata menjadi industri yang berkembang pesat

didunia saat ini. Sektor pariwisata memiliki peran yang begitu besar dalam

memberikan konstribusi terhadap ekonomi, budaya, sosial, dan bangsa.

Tetapi tidaklah mudah untuk mengelola potensi wisata. Salah satu prinsip

terselenggaranya kepariwisataan adalah memberi manfaat untuk kesejahteraan

rakyat, keadilan, dan kesetaraan. Oleh karena itu penting sekali dilakukannya

pengembangan potensi wisata ini.

Kota Malang merupakan salah satu kota di Propinsi Jawa Timur, yang

terkenal dengan kota wisata dan pendidikan, maka tidak dipungkiri industri

wisata di kota malang terus meningkat. Dengan didukungnya kekayaan alam,

dan kebudayaan yang dimiliki oleh kota malang, mendorong pemerintah dan

swasta untuk mengelola kekayaan tersebut menjadi nilai tambah dan sebagai

serana edukasi tentang kebudayaan terhadap masyarakat umum, baik

masyarakat di kota malang maupun kepada masyarakat luar malang yang


berkunjung di wisata-wisata Malang. Potensi alam dan budaya inilah yang

menjadi objek utama dalam membangun industri wisata.

Dengan peningkatan pariwisata di kota Malang, menjadi satu motivasi

untuk para perusahaan atau pengelola wisata di kota Malang terus berkarya

dan berinovasi dengan mengupayakan komunikasi yang dibuat sedemikian

rupa dan terencana oleh sebuah perusahaan, dimana tujuannya adalah untuk

membuat sebuah merek lebih terkenal sehingga mampu menciptakan pendapat

posetif atau citra yang baik dari masyarakat terhadap perusahan. Menurut

M.Allan (2007:1), dalam jurnal Yeni Rosilawati (2008), menyatakan bahwa

Branding adalah kegiatan untuk menciptakan nilai/value, reputasinya , produk

ataupun jasa dan bagi siapapun yang terlibat didalam brand tersebut, para

desainer, investor , para penjual / salesforce dan menciptakan nilai/value bagi

customer yang menginginkan produk tersebut.

Konsep citra di dunia industri sangatlah berperan dalam menentukan

berkembang atau tidaknya, suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Pencitraan terhadap suatu brand/merek atau organisas dilakukan dengan baik

maka akan membawa keuntungan bagi suatu perusahaan atau organisasi. Dan

jika sebaliknya dilakukan dengan buruk maka akan menimbulkan kerugian

dalam suatu perusahaan atau organisasi. Keuntungan dari citra yang baik itu

adalah bagaimana konsumen menempatkan brand/merek di benaknya dan

selalu mengingatnya, sehingga timbul kesan posetif terhadap perusahan atau

organisasi.
Brawijaya Edu Park (BEP) adalah salah satu wisata yang ada di Kota

Malang, dengan alamat jl. Kahuripan no.1, Klojen, Kota Malang. Wista

Brawijaya Edu Park sangat strategis karena tempatnya berada di pusat kota

malang dengan jarak beberapa ratus meter dari pusat pemerintahan Kota

Malang dan alun-alun tugu Kota Malang. Brawijaya Edu Park merupakan

wisata edukasi, wahana permainan, dan pemandian. Brawijaya Edu Park

adalah rebranding dari wisata Sena putra yang sudah lama beroperasi. Wisata

Senaputra ini merupakan wisata peninggalan Belanda di Kota Malang yang

telah dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat kota Malang.

Nama Brawijaya Edu Park (BEP) mungkin masih asing bagi telinga

warga Kota Malang. Beda lagi kalau ditanya soal Taman Rekreasi Senaputra,

nyaris semua orang Malang pernah mengunjunginya. Tak banyak yang tahu

jika BEP merupakan reinkarnasi dari taman dan kolam renang Senaputra.

(malang.co). Rebranding Brawijaya Edu Park dari senaputra ini tentu banyak

pertanyaan dikalangan masyarakat, terutama mengenai masalah sengketa

tanah yang membuat pemilik wisata senaputra harus tinggalkan wisata

tersebut dan diambil oleh kodam V Brawijaya. Peristiwa ini membawa citra

negatif bagi Brawijaya Edu Park dan tentu menjadi bahan motivasi untuk terus

meperbaiki citra itu.

Menurut Sustina (2003:334), menyatakan bahwa citra itu ada, tapi tidak

nyata atau tidak bisa digambarkan secara fisik, karena citra hanya ada dalam

pikiran. Walaupun demikian bukan berarti citra tidak bisa diketahui, diukur,

dan diubah. Membangun citra bagi perusahan merupakan tugas yang tiada
henti-hentinya. Jika citra tidak dijaga maka kemungkinan hal yang buruk bagi

organisasi akan terjadi. Mulai dari timbulnya isu berita negatif di berbagai

media massa, meluasnya isu negatif yang kurang menguntungkan terhadap

produk atau nama perusahaan hingga penurunan citra, bahkan kehilngan citra

(lost of image), yang dapat menimbulkan berbagai resiko yang menyangkut

krisis kepercayaan maupun krisis manajemen. Citra dapat dibentuk melalui

proses komunikasi yang berkesinambungan dan terperogram dari organisasi

yang bersangkutan. Dalam jurnal Yeni Rosilawati (2008). Kotler (2003:38)

dalam jurnal Rosilawati (2008), menyatakan bahwa citra merupakan cara

individu maupun kelompok memandang suatu fenomena.

Citra merupakan hal utama bagi suatu merek, sehingga suatu perusahaan

atau organisasi memiliki strategi agar suatu merek atau perusahaan mampu

bersaing dengan kompotitor lainnya dengan membangun image/citra yang

baik di mata konsumen maupun publik. Hal ini perlu diperhatikan oleh setiap

perusahaan atau organisasi karena melalui citra dapat mempengaruhi presepsi

konsumen atau publik untuk memilih membeli produk atau jasa yang di

sediahkan oleh perusahaan atau organisasi.

Pengembangan potensi wisata akan berjalan dengan baik jika ada

kerjasama antara pengelola wisata dengan masyrakat, dan pemerintah. Salah

satu pendukung terciptanya citra posetif dalam pengembangan potensi wisata

adalah dengan melakukan strategi pemasaran, penyediaan fasilitas yang baik,

hingga pada strategi pemuasan konsumen atau kepercayaan terhadap merek

atau perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai