Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN CITRA TUBUH DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL

GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS


Vivi Oxtavia1, Jumaini2, Widia Lestari3

Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Riau
Email: viox@rocketmail.com

Abstract

Hemodialysis would affect body image and have the impact on quality of life of patients due to variety changes in the patients
body. The purpose of this study was to determine the relationship between body image and quality of life of patients with
chronic renal failure undergoing hemodialysis. The research method is descriptive correlative with cross sectional approach.
The study was conducted in Arifin Achmad Hospital Pekanbaru with a sample of 60 respondents. The sampling method is
purpossive sampling. Data collection tool in this study is a questionnaire with 40 statements. Data was analyze by using
univariate and bivariate analysis using with chi square tests. The results showed that there is a relathionship between body
image and quality of life of patients with chronic renal failure undergoing hemodialysis with p value (0,003) < α (0,05). This
study recommend hemodialysis unit to further improve performance in providing comprehensive care nursing practice both
physical and psychosocial in patients with chronic renal failure undergoing hemodialysis especially on the subject of body
image disturbance that will affect the quality of life of patients.

Keywords : Body image, chronic renal failure, hemodialysis, quality of life.

PENDAHULUAN
Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah suatu proses diperkirakan akan terus meningkat di Asia
patofisiologis dengan berbagai penyebab Tenggara, Mediterania dan Timur Tengah serta
(etiologi) yang beragam dan mengakibatkan Afrika mencapai lebih dari 380 juta orang. Hal
penurunan fungsi ginjal yang progresif yang ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk,
pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal peningkatan proses penuaan, urbanisasi, obesitas
(Sudoyo, 2006). Pasien dikatakan mengalami dan gaya hidup yang tidak sehat.
GGK apabila terjadi penurunan Glomerular Kegagalan ginjal ditandai dengan
Filtration Rate (GFR) yakni <60 ml / menit / keadaan klinis yakni penurunan fungsi yang
1.73 m2 selama lebih dari 3 bulan (Black & irreversible sehingga membutuhkan terapi
Hawks, 2009). Penyakit GGK juga merupakan pengganti ginjal yang tetap seperti dialysis atau
komplikasi dari beberapa penyakit baik dari transplantasi ginjal (Sudoyo, 2006). Dialisis
ginjal sendiri maupun penyakit umum di luar merupakan suatu proses yang digunakan untuk
ginjal (Muttaqin & Sari, 2011). mengeluarkan cairan dan zat sisa dari dalam
Penyakit GGK di negara berkembang telah tubuh ketika ginjal tidak mampu lagi untuk
mencapai 73.000 orang dan merupakan penyakit melakukan proses tersebut. Teknik utama yang
terbanyak di negara dunia ketiga dengan jumlah digunakan dalam dialisis ada dua yaitu
350.000 orang (Conference of the Asian Society hemodialisis dan dialisis peritoneal, namun yang
of Transplantation (CAST), 2005 dalam sering digunakan oleh pasien adalah terapi
Wijayakusuma, 2008). Setiap tahun di Indonesia hemodialisis karena hanya membutuhkan waktu
diperkirakan hampir 150.000 penderita gagal 6 hingga 8 jam sedangkan dialisis peritoneal
ginjal tahap akhir yang ditemukan membutuhkan waktu 12 hingga 48 jam sekali
(Wijayakusuma, 2008). Berdasarkan data rekam terapi (Suharyanto & Madjid, 2009).
medik RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Pasien GGK yang melakukan
(2012), didapatkan data bahwa terdapat 359 hemodialisis di dunia diperkirakan berjumlah 1,4
pasien penderita GGK, yang terdiri dari 222 juta orang dengan insidensi pertumbuhan 8% per
orang (61,8%) pria dan 137 orang (38,2%) tahun (WHO, 2013). Berdasarkan data
wanita. Indonesian Renal Registry (suatu kegiatan
Menurut International Society of registrasi dari perhimpunan nefrologi Indonesia)
Nephrology (ISN) & International Federation of (2007), jumlah pasien hemodialisis diseluruh
Kidney Foundation (IFKF) yaitu lembaga yang Indonesia mencapai 2146 orang dan pada tahun
mendirikan world kidney day (14 Maret 2013), 2008 sebanyak 2260 orang. Saat ini belum ada
jumlah pasien penderita GGK pada tahun 2025
data terkait mengenai jumlah pasti pasien Citra tubuh erat kaitannya dalam
hemodialisis diseluruh Indonesia. menunjang suatu kualitas kehidupan seseorang.
Berdasarkan data Ruangan Hemodialisa Hal ini dikarenakan kualitas hidup merupakan
RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau (2012), suatu persepsi yang hadir dalam kemampuan,
didapatkan data bahwa rata-rata pasien yang keterbatasan, gejala serta sifat psikososial hidup
menjalani hemodialisis sebanyak 119 orang individu baik dalam konteks lingkungan, budaya
perbulan dengan rata-rata kunjungan pasien dan nilainya dalam menjalankan peran dan
hemodialisis lebih kurang 32 pasien perhari. fungsinya sebagaimana mestinya (Zadeh,
Jumlah rata-rata tindakan hemodialisis sebanyak Koople, & Block, 2003).
750 kali setiap bulan, dimana tiap pasien Menurut Centers for Disease Control and
terjadwal menjalani hemodialisis 1-2 kali Prevention atau CDC (2007, dalam Smeltzer,
perminggu dengan durasi 5 jam sekali terapi. Bare, Hinkle & Cheever, 2010), kualitas hidup
Hemodialisis merupakan salah satu terapi adalah sebuah konsep multidimensi yang luas
pengganti yang menggantikan sebagian kerja yang biasanya mencakup evaluasi subjektif dari
dari fungsi ginjal dalam mengeluarkan sisa hasil kedua aspek positif dan negatif dalam
metabolisme dan kelebihan cairan serta zat-zat kehidupan. Hal-hal yang mempengaruhi kualitas
yang tidak dibutuhkan tubuh melalui difusi dan hidup diantaranya adalah aspek kesehatan fisik,
hemofiltrasi (O’callaghan, 2009). Tindakan kesehatan mental, nilai dan budaya, spiritualitas,
hemodialisis ini digunakan untuk pasien GGK hubungan sosial ekonomi yang mencakup
tahap akhir dalam jangka panjang secara pekerjaan, perumahan, sekolah, dan lingkungan
permanen dan juga pasien GGK akut yang pasien.
membutuhkan dialisis dalam waktu singkat yaitu Banyaknya stressor dan perubahan hidup
dalam beberapa hari ataupun beberapa minggu yang dialami oleh pasien akibat GGK juga dapat
saja. Walaupun hemodialisis dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien tersebut.
memperpanjang usia pasien, tindakan ini tidak Terapi hemodialisis bagi pasien GGK
akan mengubah perjalanan alami penyakit ginjal merupakan suatu cara bagi mereka untuk
yang mendasari dan tidak akan mengendalikan bertahan hidup, namun banyak juga pasien yang
seluruh fungsi ginjal (Suharyanto & Madjid, merasa terlantar dan berada diposisi antara hidup
2009). dan mati akibat terapi tersebut. Adanya
Berbagai masalah dan komplikasi dapat gangguan citra tubuh akibat GGK dan terapi
terjadi pada pasien yang menjalani HD hemodialisis, terkadang membuat pasien
(Charuwanno, 2005). Gangguan citra tubuh merasakan suatu proses adaptasi dan kehilangan
merupakan salah satu masalah yang akan dialami yang cukup besar dalam dirinya, sehingga secara
pasien GGK yang menjalani HD akibat adanya tidak langsung pernyataan diatas menyatakan
perubahan fungsi struktur tubuh pasien bahwa terdapat hubungan yang erat antara citra
(Muttaqin & Sari, 2011). Pada umumnya tubuh terhadap kualitas hidup seseorang (Black
individu tidak dapat langsung beradaptasi & Hawks, 2009).
dengan perubahan fungsi struktur tubuh karena Berdasarkan survei awal yang dilakukan
citra tubuh bergantung hanya sebagian pada pada tanggal 27 Juni 2013 di ruangan
realitas tubuh (Potter & Perry, 2005). hemodialisa RSUD Arifin Achmad Pekanbaru
Citra tubuh merupakan persepsi, perasaan terhadap 5 orang pasien GGK didapatkan bahwa
dan sikap individu tentang tubuhnya baik secara 4 orang (80%) memiliki tanda dan gejala
internal maupun eksternal terhadap karakteristik gangguan citra tubuh. Pasien mengakui memiliki
dan kemampuan fisiknya yang dipengaruhi oleh persepsi negatif terhadap tubuhnya sendiri,
pandangan pribadi dan orang lain (Potter & pasien seringkali tidak menerima perubahan
Perry, 2010). Tanda dan gejala seseorang tubuh yang telah terjadi pada dirinya seperti
mengalami gangguan citra tubuh yakni menolak nafas berbau gas atau bau pesing, kulit kering
melihat dan menyentuh bagian tubuh yang telah dan menghitam, kulit yang terasa gatal, minum
berubah, tidak menerima perubahan tubuh yang yang dibatasi, lumpuh akibat kaki yang
telah terjadi atau akan terjadi, menolak mengecil, serta perut, mata, tangan dan kaki
penjelasan perubahan tubuh, persepsi negatif yang bengkak (oedema). Pasien juga merasa
terhadap tubuh, preokupasi dengan bagian tubuh malu didepan keluarga dan masyarakat akibat
yang hilang, dan mengungkapkan keputusasaan perubahan fisik yang dialaminya. Pernyataan
dan ketakutan (Kusumawati & Hartono, 2010). survei awal pasien GGK tersebut membuktikan
secara tidak langsung, hampir semua pasien dengan GGK yang menjalani hemodialisis
memiliki persepsi yang negatif terhadap terutama tentang masalah gangguan citra tubuh
tubuhnya sendiri sejak menjalani hemodialisis. yang akan mempengaruhi kualitas hidup pasien.
Tidak hanya menunjukkan gangguan
pada citra tubuh, 5 pasien GGK tersebut juga METODOLOGI PENELITIAN
telah menunjukkan adanya penurunan kualitas Metode yang digunakan dalam penelitian ini
hidup. Kualitas hidup yang menurun ini yaitu deskriptif korelasi dengan pendekatan
dikaitkan dengan perubahan kehidupan ekonomi, cross sectional. Sampel pada penelitian ini
kesehatan fisik dan psikososial, dimana 5 pasien pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
GGK menyatakan bahwa telah berhenti bekerja hemodialisis minimal 2 kali seminggu dan
sejak menjalani terapi hemodialisis dan minimal telah menjalani hemodialisis selama 1
mengalami perubahan kesehatan fisik yang tahun yang berjumlah 60 orang. Pengambilan
cukup drastis, pasien mengakui cepat merasa sampel menggunakan teknik purpossive
lelah sehingga kegiatannya harus dibantu oleh sampling. Instrumen yang digunakan adalah
orang lain. Rata-rata pasien yang menjalani kuesioner yang telah diuji validitas dan
hemodialisis di RSUD Arifin Achmad berasal reliabilitas. Data dianalisis secara univariat dan
dari luar kota, oleh karena itu pasien merasa bivariat (chi square).
bahwa waktunya banyak terbuang karena harus
bolak-balik dari luar kota ke kota pekanbaru HASIL PENELITIAN
hanya untuk melakukan hemodialisis dan pasien Analisa Univariat
juga mengaku bahwa sudah tidak lagi mengikuti 1. Karakteristik Umur Responden
kegiatan sosial dilingkungannya seperti wirid Tabel 1
dan arisan sejak menjalani hemodialisis. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik
Pernyataan survei awal tersebut sesuai Responden
dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Karakteristik Frekuensi Persentase
Farida (2010) tentang pengalaman pasien (%)
Umur (N = 60) 13 21,7
hemodialisis terhadap kualitas hidup dalam
Dewasa awal (20 – 40 tahun)
konteks asuhan keperawatan di RSUP Fatmawati Dewasa tengah (40 – 60 38 63,3
Jakarta. Penelitian ini menjelaskan bahwa pasien tahun)
yang menjalani hemodialisis akan mengalami Lanjut usia (> 60 tahun) 9 15
perubahan baik dari segi kondisi fisik, Jenis kelamin (N = 60)
Laki-laki 31 51,7
psikologis, sosial dan ekonomi maupun spiritual,
Perempuan 29 48,3
yang terkadang akan menimbulkan gangguan Pendidikan terakhir (N = 60)
pada citra tubuh penderitanya. SD 8 13,3
Berbagai penelitian dan literatur turut SMP 10 16,7
menyatakan bahwa hemodialisis dapat SMA 32 53,3
menyebabkan berbagai masalah yang akan Perguruan tinggi (PT) 10 16,7
Pekerjaan (N = 60)
mempengaruhi citra tubuh dan berdampak pada Tidak bekerja 34 56,7
kualitas hidup pasien tersebut. Berdasarkan Swasta 8 13,3
penjelasan dan fenomena diatas, peneliti tertarik Wiraswasta 3 5,0
untuk melakukan penelitian tentang hubungan PNS/Polri/TNI 5 8,3
citra tubuh dengan kualitas hidup pasien GGK Pensiunan 10 16,7
yang menjalani hemodialisis.
Tabel 1 memperlihatkan karakteristik
TUJUAN PENELITIAN responden subjek penelitian. Mayoritas
Untuk mengetahui hubungan citra tubuh dengan responden berada pada rentang umur dewasa
kualitas hidup pasien GGK yang menjalani tengah (40 – 60 tahun) yaitu sebanyak 38 (63,3
hemodialisis. %). Mayoritas responden berjenis kelamin laki-
laki sebanyak 31 orang (51,7 %). Mayoritas
MANFAAT PENELITIAN responden memiliki pendidikan terakhir yaitu
Penelitian ini dapat menjadi masukan SMA sebanyak 32 orang (53,3 %) dan
bagi unit hemodialisa dalam memberikan pendidikan terakhir responden yang paling
pelayanan praktik keperawatan yang menyeluruh sedikit yaitu SD sebanyak 8 orang (13,3%).
baik fisik maupun psikososial pada pasien Mayoritas responden tidak bekerja sebanyak 34
orang (56,7%) dan pekerjaan responden yang
paling sedikit yaitu wiraswasta sebanyak 3 orang responden memiliki kualitas hidup yang kurang
(5,0%). baik (20%) dan sisanya 20 orang responden lagi
2. Citra Tubuh dan Kualitas Hidup Pasien GGK memiliki kualitas hidup yang baik (33,3%).
Yang Menjalani Hemodialisis Tabel tersebut juga menunjukkan dari 28
Tabel 2 responden yang mengalami gangguan citra
Distribusi Responden Berdasarkan Citra Tubuh tubuh, sebanyak 22 orang responden memiliki
dan Kualitas Hidup kualitas hidup yang kurang baik (36,7%) dan
sisanya 6 orang responden memiliki kualitas
Variabel Frekuensi Persentase hidup yang baik (10%). Hasil uji statistik
(%) menggunakan uji chi-square didapatkan p-value
Citra tubuh (N = 60)
0,003 < alpha 0,05. Secara statistik dapat
Tidak terganggu 32 53,3
Terganggu 28 46,7 disimpulkan bahwa ada hubungan yang
Kualitas hidup (N = 60) signifikan antara citra tubuh dengan kualitas
Kurang baik 34 56,7 hidup pasien GGK yang menjalani HD di ruang
Baik 26 43,3 Hemodialisa RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
Hasil analisis lanjut diperoleh nilai OR = 0,164,
Tabel 2 menunjukkan bahwa responden artinya responden yang mengalami gangguan
yang tidak mengalami gangguan citra tubuh citra tubuh memiliki peluang 0,164 kali untuk
yaitu sebanyak 32 orang (53,3%) dan responden memiliki kualitas hidup yang baik dibanding
yang mengalami gangguan citra tubuh yaitu dengan responden yang tidak mengalami
sebanyak 28 orang (46,7%). Sedangkan untuk gangguan citra tubuh.
variabel kualitas hidup dapat dilihat bahwa
mayoritas responden memiliki kualitas hidup PEMBAHASAN
yang kurang baik yaitu sebanyak 34 orang Analisa Univariat
(56,7%). 1. Umur
Penelitian yang telah dilakukan terhadap
Analisa Bivariat 60 orang responden menunjukkan bahwa
Analisa bivariat digunakan untuk melihat sebagian besar responden berada pada rentang
hubungan antara variabel bebas yaitu citra tubuh umur dewasa tengah (40 – 60 tahun) sebanyak
dan variabel terikat yaitu kualitas hidup, dimana 38 orang (63,3 %). Menurut peneliti, dalam
apabila ada hubungan maka p value < α (0,05). penelitian ini umur bukanlah sebagai patokan
Pada penelitian ini dilakukan dengan faktor yang mencetus terjadinya gagal ginjal
menggunakan uji statistik yaitu uji chi-square. kronik. Pada dasarnya dari beberapa literatur
Berdasarkan pengolahan data dengan bantuan dinyatakan bahwa penyebab terjadinya GGK
penghitungan statistik melalui komputer adalah akibat penyakit dari ginjal sendiri maupun
diperoleh hasil penghitungan yang dapat dilihat sebagai komplikasi dari penyakit di luar ginjal
pada tabel 3 sebagai berikut: seperti penyakit sistemik (diabetes melitus,
Tabel 3 hipertensi, dan kolesterol tinggi), dyslipidemia,
Hubungan Citra Tubuh dengan Kualitas Hidup syndrom lupus erythematosus (SLE), Infeksi (TB
Pasien GGK yang Menjalani Hemodialisis Paru, sifilis, malaria, hepatitis), preeklamsi, obat-
obatan, dan kehilangan banyak cairan yang
Kualitas Hidup
Citra kurang
mendadak pada pasien luka bakar (Muttaqin &
X2 OR p value
Tubuh baik baik Total Sari, 2011).
N % N % N %
Tidak
Berbeda dengan Nurchayati (2011) yang
12 20 20 33,3 32 53,3 0,164
terganggu menyatakan dalam penelitiannya bahwa
22 36,7 6 10 28 46,7 8,654 (0,052 0,003
Terganggu
- responden yang berumur tua jumlahnya lebih
Total 34 56,7 26 43,3 60 100 0,518)
banyak yaitu 51 orang (53,7 %), hal ini
dikarenakan fungsi renal akan berubah seiring
Tabel 3 diatas menggambarkan hubungan bertambahnya umur. Teori Smeltzer dan Bare
antara citra tubuh dengan kualitas hidup pasien (2002) yang turut mendukung penelitiannya
GGK yang menjalani hemodialisis (HD) di menyatakan bahwa sesudah umur 40 tahun akan
Ruang Hemodialisa RSUD Arifin Achmad terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus secara
Pekanbaru. Berdasarkan tabel tersebut dapat progresif hingga umur 70 tahun yaitu kurang
dilihat bahwa dari 32 responden yang tidak lebih 50% dari normalnya.
mengalami gangguan citra tubuh, sebanyak 12
Butar-butar (2012) menyatakan dalam merupakan patokan untuk menyebabkan
penelitiannya bahwa umur akan meningkatkan seseorang mengalami GGK. Pendapat peneliti
atau menurunkan kerentanan terhadap penyakit dalam penelitian ini sejalan dengan pendapat
tertentu. Pada umumnya kualitas hidup menurun Nurchayati (2011) yang menyatakan bahwa
dengan meningkatnya umur. Penderita GGK responden laki-laki lebih banyak mengalami
yang berumur muda akan mempunyai kualitas GGK karena faktor pola hidup dan pola makan
hidup yang lebih baik oleh karena kondisi responden laki-laki yang suka merokok dan
fisiknya yang lebih baik dibandingkan yang minum kopi.
berumur tua. Penderita yang berumur muda akan
merasa terpacu untuk sembuh mengingat dia 3. Pendidikan Terakhir
masih muda dan mempunyai harapan hidup yang Mayoritas pendidikan dalam penelitian
lebih tinggi sebagai tulang punggung keluarga, ini adalah SMA sebanyak 32 orang (53,3%).
sementara yang berumur tua menyerahkan Sejalan dengan penelitian Kusumawardani
keputusan pada keluarga atau anak-anaknya. (2010) yang menyatakan tingkat pendidikan
Umur juga erat kaitannya dengan pasien GGK mayoritas adalah SMA sebanyak
prognosis penyakit dan harapan hidup mereka 44,2 %. Menurut Kusumawardani (2010) dalam
yang berusia diatas 55 tahun, kecenderungan penelitiannya, penderita yang memiliki
untuk terjadi berbagai komplikasi yang pendidikan lebih tinggi akan mempunyai
memperberat fungsi ginjal sangat besar bila pengetahuan yang lebih luas juga
dibandingkan dengan yang berusia dibawah 40 memungkinkan pasien itu dapat mengontrol
tahun (Efendi, 2008). Berdasarkan hasil dirinya dalam mengatasi masalah yang di hadapi,
penelitian Kusumawardani (2010), responden mempunyai rasa percaya diri yang tinggi,
memiliki karakteristik individu yang baik, hal ini berpengalaman, dan mempunyai perkiraan yang
bisa dilihat dari umur responden dimana yang tepat bagaimana mengatasi kejadian, mudah
menderita penyakit gagal ginjal paling banyak mengerti tentang apa yang dianjurkan oleh
dari kalangan orang tua yaitu sebanyak 26,9 %. petugas kesehatan, serta dapat mengurangi
Namun menurut peneliti, umur tidak bisa kecemasan sehingga dapat membantu individu
menjadi patokan individu untuk menderita GGK tersebut dalam membuat keputusan.
karena pada beberapa kasus penyakit ginjal Menurut teori Notoatmodjo (2005),
bawaan saat lahir, mungkin tidak menghasilkan pengetahuan merupakan domain penting untuk
gejala apapun sampai seseorang berusia 20-an membentuk tindakan individu, menurutnya
atau 30-an (Prmob, 2012). perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih
tahan lama daripada yang tidak didasari oleh
2. Jenis Kelamin pengetahuan. Dalam penelitian ini, peneliti
Dalam penelitian ini mayoritas jenis berasumsi bahwa semakin tinggi pendidikan
kelamin pada pasien dengan GGK yang maka akan semakin mudah untuk memberi
menjalani HD adalah laki-laki sebanyak 31 penjelasan tentang penyakit individu.
orang (51,7%), sedangkan perempuan sebanyak
29 orang (48,3%). Penelitian ini sejalan dengan 4. Pekerjaan
penelitian yang dilakukan Nurchayati (2011) Responden dalam penelitian ini sebagian
bahwa mayoritas jenis kelamin pada pasien GGK besar tidak bekerja yaitu sebanyak 34 orang
yang menjalani hemodialisis adalah laki-laki (56,7%), dimana pasien mengatakan berhenti
sebanyak 50 orang (52,6%) dan perempuan bekerja sejak mengetahui bahwa dirinya
sebanyak 45 orang (47,4%). Berbeda dengan menderita GGK dan harus menjalani terapi HD
penelitian yang dilakukan oleh Kusumawardani secara rutin 2 kali seminggu. Hal ini dikarenakan
(2010) yang menyatakan bahwa pasien yang sejak menderita penyakit GGK pasien lebih
paling banyak menderita GGK adalah berjenis cepat merasa lelah, lesu dan berbagai gejala
kelamin perempuan sebanyak 67,3%. lainnya yang membuat pasien tidak maksimal
Pada dasarnya setiap penyakit dapat dalam bekerja. Pasien juga mengatakan bahwa
menyerang manusia baik laki-laki maupun waktunya banyak habis oleh karena harus bolak
perempuan, tetapi pada beberapa penyakit balik untuk menjalani terapi HD, apalagi banyak
terdapat perbedaan frekuensi antara laki-laki dan pasien yang dari luar daerah sehingga beberapa
perempuan. Namun, berbagai literatur tidak ada pasien terpaksa berhenti bekerja ataupun pensiun
yang menyatakan bahwa jenis kelamin dini.
Sejalan dengan penelitian Nurchayati gangguan citra tubuh lebih sedikit dibanding
(2011) bahwa ditemukan sebagian besar pasien yang tidak mengalami gangguan citra
responden yang tidak bekerja yaitu sebanyak 56 tubuh.
orang (58,9%). Menurut penelitiannya pada Keliat (2006), menyatakan bahwa citra
umumnya pasien yang tidak bekerja menjawab tubuh ini secara umum dibentuk dari
bahwa mereka sudah tidak bekerja lagi akibat perbandingan yang dilakukan seseorang atas
tenaga mereka yang sudah tidak kuat lagi dan fisiknya sendiri dengan standar yang dikenal
sering merasa cepat kelelahan. oleh lingkungan sosial dan budayanya. Salah
satu penyebab kesenjangan antara citra tubuh
5. Citra Tubuh ideal dengan kenyataan tubuh yang nyata sering
Penelitian ini menunjukkan bahwa pasien kali dipicu oleh media massa yang banyak
yang tidak mengalami gangguan citra tubuh menampilkan fitur dengan tubuh yang dinilai
yaitu sebanyak 32 orang (53,3%) dan pasien sempurna, sehingga terdapat kesenjangan dan
yang mengalami gangguan citra tubuh yaitu menciptakan persepsi akan penghayatan
sebanyak 28 orang (46,7%). Pada dasarnya tubuhnya yang tidak atau kurang ideal.
setiap individu adalah unik, tidak semua orang Akibatnya adalah individu sulit menerima
mengalami gangguan citra tubuh, namun dalam bentuk tubuhnya.
penelitian ini jumlah pasien GGK yang Survei yang dilakukan pada tahun 1997
menjalani HD yang mengalami gangguan citra mengenai citra tubuh dari 4000 responden
tubuh cukup banyak dan hanya selisih 4 orang ditemukan bahwa jumlah orang yang tidak puas
dengan pasien yang tidak mengalami gangguan dengan citra tubuh mereka secara keseluruhan
citra tubuh. Teori yang mendukung bahwa jumlahnya lebih dari dua kali lipat selama 25
adanya perubahan fungsi struktur tubuh dan tahun terakhir. Survei menemukan bahwa 56 %
adanya tindakan hemodialisis akan menyebabkan perempuan dan 43 % pria tidak puas dengan
pasien GGK mengalami gangguan citra tubuh. penampilan mereka secara keseluruhan
Hal ini disebabkan karena koping pasien yang (Australia National University (ANU), 2005).
maladaptif (Muttaqin & Sari, 2011). Dalam penelitian terbaru yang dilakukan
Peneliti berasumsi bahwa gangguan citra oleh para peneliti ANU pada citra tubuh
tubuh terjadi dikarenakan adanya perubahan masyarakat umum, 34 % dari siswa peserta
tubuh pada pasien GGK yang menjalani HD. menunjukkan bahwa mereka sangat prihatin
Perubahan tubuh yang dialami oleh pasien dengan beberapa aspek dari penampilan mereka,
tersebut seperti kulit yang kering dan 26 % menganggap diri mereka berubah bentuk
menghitam, bengkak pada mata, perut, tangan atau cacat, 20 % menghabiskan banyak waktu
dan kaki, nafas berbau gas atau bau pesing, kulit mengkhawatirkan cacat mereka dan 18 %
yang terasa gatal, serta lumpuh akibat kaki yang menghabiskan banyak waktu menutupi cacat
mengecil. yang dirasakan dalam penampilannya (ANU,
Penelitian ini juga didukung oleh teori 2005).
bahwa perubahan dalam penampilan, struktur Farida (2010) menjelaskan dalam
atau fungsi tubuh memerlukan penyesuaian citra penelitiannya bahwa pasien yang menjalani
tubuh. Persepsi individu terhadap perubahan dan hemodialisis akan mengalami perubahan baik
kepentingan bentuk tubuh relatif akan dari segi kondisi fisik, psikologis, sosial dan
mempengaruhi kehilangan fungsi yang ekonomi maupun spiritual, yang terkadang akan
signifikan atau perubahan dalam penampilan. menimbulkan gangguan pada citra tubuh
Penyakit kronis seperti penyakit ginjal akan penderitanya. Sejalan dengan penelitian ini yang
memepengaruhi citra tubuh karena tubuh tidak menyatakan bahwa hemodialisis akan
mampu berfungsi secara optimal lebih lama berdampak pada citra tubuh pasien GGK.
(Potter & Perry, 2010).
Menurut Suryani (2005), perempuan 6. Kualitas Hidup
cenderung lebih peka terhadap penampilan Kualitas hidup adalah sebuah konsep
dirinya dan selalu membandingkan dirinya multidimensi yang luas yang biasanya mencakup
dengan orang lain atau lingkungan disekitarnya. evaluasi subjektif dari kedua aspek positif dan
Berbeda dengan penelitian ini yang sebagian negatif dalam kehidupan (CDC, 2011). Hal-hal
besar respondennya adalah berjenis kelamin laki- yang mempengaruhi kualitas hidup diantaranya
laki, sehingga terdapat pasien yang mengalami adalah kesehatan fisik, keadaan psikologis,
tingkat kemandirian, hubungan sosial (dukungan disimpulkan bahwa ada hubungan yang
sosial), keyakinan pribadi, dan status signifikan antara citra tubuh dengan kualitas
sosioekonomi (CDC, 2011). Polynsky (2007) hidup pasien GGK yang menjalani hemodialisis
mengatakan bahwa untuk mengetahui bagaimana di ruang Hemodialisa RSUD Arifin Achmad
kualitas hidup seseorang maka dapat diukur Pekanbaru. Hasil analisis lanjut diperoleh nilai
dengan mempertimbangkan status fisik, OR = 0,164, artinya responden dengan citra
psikologis, sosial dan kondisi penyakit. Menurut tubuh yang terganggu memiliki peluang yang
WHO (2004) kualitas hidup terdiri dari beberapa sangat kecil yaitu 0,164 kali untuk memiliki
domain yakni, kesehatan fisik, kesehatan kualitas hidup yang baik dibandingkan dengan
psikologis, hubungan sosial dan lingkungan. responden yang tidak mengalami gangguan citra
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori tubuh.
WHO (2004) untuk mengukur kualitas hidup Pada penelitian ini didapatkan bahwa
pasien. pasien yang tidak mengalami gangguan citra
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa tubuh sebanyak 12 responden memiliki kualitas
mayoritas responden yang memiliki kualitas hidup yang kurang baik (20%). Peneliti
hidup yang kurang baik yaitu sebanyak 34 orang berasumsi bahwa hal ini dapat terjadi akibat rasa
(56,7%). Berbeda dengan penelitian yang nyeri, mobilisasi aktivitas yang terbatas akibat
dilakukan oleh Nurchayati (2011) yang pasien sering merasa cepat lelah, pekerjaan yang
menyatakan bahwa pasien yang kualitas tidak maksimal, hubungan sosial pasien dengan
hidupnya kurang baik berjumlah 45 orang masyarakat sekitarnya yang kurang baik maupun
(47,4%) dan yang kualitas hidupnya baik kurangnya dukungan dari keluarga dan rasa
sebanyak 50 orang (52,6%). aman yang tidak terpenuhi serta keuangan yang
Berbeda juga dengan penelitian yang terbatas. Peneliti menyimpulkan bahwa pasien
telah dilakukan Togatorop (2011) yang tersebut mengalami gangguan pada domain fisik,
menyatakan bahwa kualitas hidup pasien GGK hubungan sosial dan lingkungan, namun pasien
dalam kategori tinggi sebesar 62,5% (20 orang) tersebut tidak mengalami gangguan pada domain
dan kategori sedang sebesar 37,5% ( 12 orang). psikologis dikarenakan pasien selalu berfikir
Menurut peneliti, kualitas hidup seseorang tidak positif dan memiliki spiritual yang baik.
bisa diukur hanya dari satu domain saja. Pada penelitian ini juga ditemukan bahwa
Berbagai literatur menyatakan bahwa kualitas pasien yang mengalami gangguan citra tubuh
hidup diukur dari segala aspek domain sebanyak 6 orang responden memiliki kualitas
kehidupan. Hal ini secara tidak langsung hidup yang baik (10%). Hal ini dapat terjadi
mengungkapkan bahwa kualitas hidup karena pasien hanya mengalami gangguan pada
dipengaruhi oleh berbagai multidimensi hidup domain fisik dan psikologis saja, sedangkan
yang sangat luas seperti, kesehatan fisik, keadaan domain hubungan sosial dan lingkungannya
psikologis, tingkat kemandirian, hubungan sosial tidak terganggu. Peneliti berasumsi bahwa
(dukungan sosial), keyakinan pribadi, dan status domain psikologi yang terganggu disini hanya
sosioekonomi (CDC, 2011). citra tubuh pasien saja, namun pada sub domain
spiritual, daya ingat dan konsentrasi pasien
Analisa Bivariat masih bagus.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat Ada kemungkinan pasien yang telah lama
bahwa dari 32 responden yang tidak mengalami menjalani HD dapat beradaptasi dengan rutinitas
gangguan citra tubuh, sebanyak 12 responden HD dan gejala yang dialaminya, akan tetapi
memiliki kualitas hidup yang kurang baik (20%) pasien masih sulit menerima citra tubuhnya saat
dan sisanya 20 orang responden lagi memiliki ini. Beberapa pasien saat dilakukan penelitian
kualitas hidup yang baik (33,3%). Hasil mengatakan bahwa mereka mau tidak mau
penelitian juga menunjukkan bahwa dari 28 menerima perubahan tubuhnya tersebut
pasien yang mengalami gangguan citra tubuh, walaupun sebenarnya mereka masih belum bisa
sebanyak 22 orang responden memiliki kualitas menerima kondisi tubuhnya saat ini. Dari
hidup yang kurang baik (36,7%) dan sisanya 6 pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa
orang responden memiliki kualitas hidup yang dapat dipastikan pasien mendapat dukungan
baik (10%). Hasil uji statistik dalam penelitian sosial dari keluarga dan teman dekatnya serta
ini menggunakan uji chi square didapatkan p memiliki spiritual yang baik sehingga pasien
value (0,003) < α (0,05). Secara statistik dapat
memiliki kualitas hidup yang baik meskipun dapat dipastikan pasien memiliki kualitas hidup
citra tubuhnya terganggu. yang baik (Black & Hawks, 2009).
Berbagai penelitian terkait dan literatur Pasien GGK juga mempunyai respon
berbeda-beda dalam menafsirkan faktor-faktor fisik dan psikologis terhadap tindakan
yang berhubungan maupun yang memiliki hemodialisis. Respon tersebut dipengaruhi oleh
dampak terhadap kualitas hidup pasien GGK beberapa faktor diantaranya karakteristik
yang menjalani hemodialisis ini. Beberapa faktor individu, pengalaman sebelumnya dan
tersebut salah satunya adalah citra tubuh pasien mekanisme koping. Kelemahan berhubungan
itu sendiri. Peneliti berasumsi citra tubuh sangat dengan gangguan pada kondisi fisik, termasuk
erat kaitannya dalam menunjang kualitas malnutrisi, anemia dan uremia. Kelemahan fisik
kehidupan pasien, terbukti dengan hasil dapat menurunkan motivasi. Kelemahan secara
penelitian ini yang menyatakan ada hubungan signifikan berhubungan dengan timbulnya gejala
citra tubuh dengan kualitas hidup pasien GGK gangguan masalah tidur, status kesehatan fisik
yang menjalani hemodialisis. Hal ini yang menurun dan depresi yang dapat
dikarenakan pasien yang mengalami gangguan mempengaruhi kualitas hidupnya (Black &
citra tubuh jika tidak segera diatasi, Hawks, 2009).
dikhawatirkan akan mengarah pada masalah Banyak penelitian yang telah dilakukan
psikososial yang lebih berat bahkan tidak terkait kualitas hidup pasien HD, diantaranya
menutup kemungkinan pasien akan mengalami penelitian yang dilakukan oleh Landreneau, Lee,
gangguan jiwa. Secara tidak langsung dapat dan Landreneau (2010) menyimpulkan bahwa
disimpulkan bahwa pasien yang mengalami kualitas hidup pasien yang menjalani
gangguan citra tubuh memiliki peluang yang transplantasi ginjal lebih baik dibandingkan
sangat kecil untuk memiliki kualitas hidup yang dengan pasien yang menjalani hemodialisis.
baik. Hal ini sesuai dengan teori Riyadi dan Berbagai teori dan penelitian terkait turut
Purwanto (2009) yang menyatakan bahwa setiap mendukung hasil penelitian peneliti yang
perubahan tubuh akan mempengaruhi kehidupan menyatakan bahwa terdapat hubungan atau
individu. keterkaitan antara citra tubuh dengan kualitas
Penelitian ini juga didukung oleh teori hidup pasien GGK yang menjalani hemodialisis.
Keliat, Helena, dan Farida (2011), yang Dimana salah satu dampak hemodialisis adalah
menyatakan bahwa berbagai masalah fisik dapat gangguan citra tubuh yang nantinya akan
menyebabkan masalah psikososial pada individu. mempengaruhi kualitas hidup pasien tersebut.
Perubahan struktur, bentuk dan fungsi tubuh
dapat menimbulkan perasaan berbeda dan PENUTUP
menolak penampilan fisik yang baru. Jika tidak Kesimpulan
diatasi, masalah ini dapat menyebabkan masalah Berdasarkan hasil uji analisa bivariat
psikososial yang lebih berat. menggunakan uji chi square didapatkan p-value
Penyakit kronis seperti penyakit ginjal 0,003 < alpha 0,05 yang artinya ada hubungan
dapat mempengaruhi citra tubuh individu, karena antara citra tubuh dengan kualitas hidup pasien
tubuh tidak mampu lagi berfungsi secara optimal gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis
lebih lama. Berbagai terapi farmakologis, di ruang Hemodialisa RSUD Arifin Achmad
penambahan ataupun penurunan berat badan Pekanbaru. Hasil analisis lanjut diperoleh nilai
juga dapat mempengaruhi terjadinya gangguan OR = 0,164, artinya responden dengan citra
citra tubuh pada individu (Potter & Perry, 2010). tubuh yang terganggu memiliki peluang yang
Berbagai terapi pengganti ginjal seperti sangat kecil yaitu 0,164 kali untuk memiliki
hemodialisis memiliki dampak negatif terhadap kualitas hidup yang baik dibandingkan dengan
kualitas hidup pasien GGK. Pembatasan makan / responden yang citra tubuhnya tidak terganggu.
diet untuk pasien GGK dan jadwal hemodialisis
akan menghalangi pasien dari menjalani Saran
kehidupan ataupun aktivitasnya sehari-hari. Penelitian ini dapat menjadi masukan
Penyakit GGK dan berbagai pengobatannya juga bagi unit hemodialisa dalam memberikan
dapat memperberat penurunan kualitas hidup pelayanan praktik keperawatan yang menyeluruh
pasien, namun jika pasien dapat melakukan baik fisik maupun psikososial pada pasien
management dirinya secara intergral, maka dengan GGK yang menjalani hemodialisis
terutama tentang masalah gangguan citra tubuh http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/1372
yang akan mempengaruhi kualitas hidup pasien. 88-T-Anna%20Farida.pdf.
International Society of Nephrology (ISN) &
1
Vivi Oxtavia, Mahasiswa Program International Federation of Kidney
Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Foundation (IFKF). (14 Maret 2013). The
Universitas Riau rise in chronic kidney disease. Diperoleh
2
Ns. Jumaini, M.Kep, Sp.Kep.J, staf pada tanggal 2 September 2013,dari
dosen departemen keperawatan jiwa dan http://www.worldkidneyday.org/downloa
komunitas Program Studi Ilmu d_file/142/154/
Keperawatan Universitas Riau. Keliat, B.A., dkk. (2006). Modul praktek
3
Widia Lestari, S.Kp, M.Kep, staf keperawatan profesional jiwa (MPKP
dosen departemen maternitas-anak jiwa). Jakarta: FIK UI dan WHO.
Program Studi Ilmu Keperawatan Keliat, B. A., Helena, N., & Farida, P.
Universitas Riau. (2011).Manajemen keperawatan
psikososial & kader kesehatan jiwa:
DAFTAR PUSTAKA CMHN (intermediate course). Jakarta:
Australia National University (ANU). (1 EGC.
November 2005). Terapi untuk citra Kusumawardani, Y. A. (2010). Hubungan
tubuh yang negatif. Diperoleh pada karakteristik individu dengan kualitas
tanggal 10 September 2013 dari hidup dimensi fisik pasien gagal ginjal
http://www.news- kronik di RS Dr. Kariadi Semarang.
medical.net/news/2005/11/01/23/Indones Diperoleh tanggal 21 Januari2014 dari
ian.aspx http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2009). Medical /jtptunimus-gdl-annyyuliaw-5289-1-
surgical nursing clinical management for abstrak.pdf
positive outcomes (8th edition ed., vol. Kusumawati, F., & Hartono, Y. (2010). Buku
II). Singapore: Saunders Elsevier. ajar keperawatan jiwa. Jakarta: Salemba
Butar-butar, A. (2012). Karakteristik pasien dan Medika.
kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik Landreneau, K., Lee, K., & Landreneau M. D.
yang menjalani terapi hemodialisa. (2010). Quality of life in patients
Diperoleh tanggal 21 Januari 2014 dari undergoing hemodialysis and renal
http://jurnal.usu.ac.id/index.php/jkk/articl transplantation. Nephrology Nursing
e/download/1058/641 Journal. 37, 37-45.
CDC. (2011). HRQOL concepts. Diperoleh pada Muttaqin, A., & Sari, K. (2011). Asuhan
tanggal 22 Juli 2013 dari keperawatan gangguan sistem
http://www.cdc.gov/hrqol/concept.htm . perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.
Charuwanno, R. (2005). Meaning of quality of Notoatmodjo, S. (2005). Pendidikan dan
life among thai ESRD patients and perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka
maintenance hemodialysis. Washington, Cipta.
D.C: The Catholic University of Nurchayati, S. (2011). Analisis Faktor-faktor
Amerika. yang berhubungan dengan kualitas hidup
Efendi, F. (30 Juli 2008). Faktor-faktor yang pasien penyakit ginjal kronik yang
Mempengaruhi Ketidakpatuhan menjalani hemodialisis di rumah sakit
Perawatan Hemodialisis. Diperoleh pada islam fatimah cilacap dan rumah sakit
tanggal 21 Januari 2014 dari umum daerah banyumas. Diperoleh pada
http://indonesiannursing.com/?s=Faktor- tanggal 19 Agustus 2013 dari
faktor+yang+Mempengaruhi+Ketidakpat http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/2028
uhan+Perawatan+Hemodialisis 2431-T%20Sofiana%20Nurchayati.pdf
Farida, A. (2010). Pengalaman pasien O'callaghan, C. (2009). At a glance sistem ginjal
hemodialisis terhadap kualitas hidup (2nd edition ed.). (E. Yasmine, penerj.)
dalam konteks asuhan keperawatan di Jakarta: Erlangga.
rsup fatmawati jakarta. Diperoleh pada Polynsky, A. (2007). Understanding &assesing
tanggal 14 Mei 2013 dari diabetes spesific quality of life. Diperoleh
pada tanggal 14 Mei 2013 dari WHO. (2004). The world health organization
http://www.journal.diabetes.org. quality of life (WHOQOL)-BREF.
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005). Buku ajar Diperoleh pada tanggal 26 Juni 2013
fundamental keperawatan: konsep, darihttp://www.who.int/substance_abuse/
proses, dan praktik (4th edition ed., vol. research_tools/en/indonesian_whoqol.pdf
i). (Y. Devi, E. Monica, penyunt., & Y. WHO. (2013). How can we achieve global
A. al], penerj.) Jakarta: EGC. equity in provision of renal replacement
Potter, P. A.,& Perry, A. G. (2010). Buku ajar therapy?. Diperoleh pada tanggal 26 Juni
fundamental keperawatan.Jakarta: 2013 darihttp://www.who.int/en/
EGC.Salemba Medika Wijayakusuma, H. (2008). Bebas penyakit ginjal
Prmob. (2012). Prevalensi Penyakit Ginjal- & saluran kemih. Jakarta: Pustaka
Sebuah epidemi dunia. Diperoleh pada Bunda.
tanggal 14 Mei 2013 dari Zadeh, K.K, Koople, J.D., Block, G. (2003).
http://prmob.net/Prevalensi Penyakit Association among SF-36 quality of life
Ginjal - Sebuah Epidemi Dunia.htm measures and nutrition, hospitalization
Riyadi, S., & Purwanto, T. (2009). Asuhan and mortality in haemodialysis.
keperawatan jiwa.Yogyakarta: Graha Diperoleh pada tanggal 26 Juni 2013 dari
Ilmu. http://www.asnjournals.org.
Rekam Medik. (2012). Jumlah pasien CKD.
Pekanbaru: RSUD Arifin Achmad
Provinsi Riau.
Smeltzer, S. C., & Bare, B. (2002). Buku ajar
keperawatan medikal bedah brunner &
suddarth (8th edition ed., vol. II). (M.
Ester, Ed., & A. Waluyo, Trans.) Jakarta:
EGC.
Smeltzer, S. C., Bare, B. G., Hinkle, J. L.,
&Cheever, K. H. (2010). Brunner &
Suddarth's textbook of medical surgical
nursing (12th edition ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Sudoyo. (2006). Buku ajar ilmu penyakit dalam
jilid II. Jakarta Pusat: Pusat Penerbitan
Ilmu Penyakit Dalam.
Suharyanto, T., & Madjid, A. (2009). Asuhan
keperawatan pada pasien dengan
gangguan sistem perkemihan. Jakarta:
Trans Info Media.
Suryani. (2005). Komunikasi terapeutik: teori
dan praktik. Jakarta: EGC.
Togatorop, L. (2011). Hubungan peran perawat
dengan kualitas hidup pasien gagal
ginjal kronis yang menjalani terapi
hemodialisadi RSUP Haji Adam Malik
Medan. Diperoleh pada tanggal 14 Mei
2013 dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234
56789/27526/7/Cover.pdf

Anda mungkin juga menyukai