Anda di halaman 1dari 182

Tanggal Efektif : 25 Juni 2010 Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan : 05 Juli 2010

Masa Penawaran : 29-30 Juni 2010 Tanggal Distribusi Saham secara Elektronik : 06 Juli 2010
Tanggal Penjatahan : 02 Juli 2010 Tanggal Pencatatan Saham di BEI : 07 Juli 2010

PROSPEKTUS PENAWARAN UMUM SAHAM PERDANA PT GOLDEN RETAILINDO Tbk. TAHUN 2010
BAPEPAM DAN LK TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI.
TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PENYATAAN YANG
BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH MELANGGAR HUKUM.

PT GOLDEN RETAILINDO Tbk. (“PERSEROAN”) DAN PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK BERTANGGUNGJAWAB
SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL SERTA KEJUJURAN PENDAPAT
YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI.

PENAWARAN UMUM INI DILAKUKAN OLEH PERUSAHAAN MENENGAH ATAU KECIL, SESUAI DENGAN
PERATURAN BAPEPAM DAN LK NOMOR IX.C.7.

PT GOLDEN RETAILINDO Tbk.


KEGIATAN USAHA
Perdagangan Ritel

Berkedudukan di Jakarta, Indonesia

KANTOR PUSAT
Jl. Gunung Sahari No. 59
Jakarta Pusat 10610
Telepon : (021) 4216989, Faksimili : (021) 4209795
Website : www.goldentruly.com

PENAWARAN UMUM SAHAM PERDANA


Sebanyak 86.000.000 (delapan puluh enam juta) Saham Biasa Atas Nama yang merupakan saham baru dengan nilai
nominal Rp 100 (seratus Rupiah) setiap saham yang ditawarkan kepada masyarakat dengan harga penawaran sebesar
Rp 350 (tiga ratus lima puluh Rupiah) setiap saham dan harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan
Pembelian Saham. Jumlah Penawaran Umum ini seluruhnya bernilai Rp 30.100.000.000 (tiga puluh milyar seratus juta
Rupiah).

PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK

PT DINAMIKA USAHAJAYA
PENJAMIN EMISI EFEK
PT BNI Securities · PT Citi Pacific Securities · PT Danasakti Securities · PT Danatama Makmur · PT Dhanawibawa
Arthacemerlang · PT E-Capital Securities · PT Erdikha Elit Sekuritas · PT Inti Fikasa Securindo · PT Lautandhana Sekurindo
· PT Makinta Securities · PT Minna Padi Investama · PT OSK Nusadana Securities Indonesia · PT Panin Sekuritas Tbk
· PT Phillip Securities Indonesia · PT Pratama Capital · PT Reliance Securities · PT Victoria Sekuritas
· PT Wanteg Securindo · PT Yulie Sekurindo

PARA PENJAMIN EMISI EFEK MENJAMIN SECARA KESANGGUPAN PENUH (FULL COMMITMENT) TERHADAP
PENAWARAN SAHAM PERSEROAN

RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PT GOLDEN RETAILINDO TBK. (“PERSEROAN”) ADALAH RISIKO
PERSAINGAN USAHA. PROSPEK YANG CERAH DI BIDANG USAHA RITEL MENGUNDANG BANYAK PENGUSAHA
UNTUK MENANAMKAN MODALNYA BAIK DALAM BENTUK USAHA BARU MAUPUN PERLUASAN USAHA
YANG TELAH ADA. BANYAKNYA USAHA RITEL INI MENINGKATKAN PERSAINGAN USAHA PERSEROAN.
KETERLAMBATAN PERSEROAN DALAM MENGANTISIPASI ATAU MENCERMATI PERSAINGAN USAHA
DAPAT MENGAKIBATKAN MENURUNNYA PENDAPATAN PERSEROAN. RISIKO USAHA LAINNYA DAPAT
DILIHAT PADA BAB V PROSPEKTUS INI.

PT GOLDEN RETAILINDO Tbk. (“PERSEROAN”) TIDAK MENERBITKAN SAHAM HASIL PENAWARAN UMUM
INI DALAM BENTUK SURAT KOLEKTIF SAHAM, TETAPI SAHAM TERSEBUT AKAN DIDISTRIBUSIKAN DALAM
BENTUK ELEKTRONIK YANG DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF PT KUSTODIAN SENTRAL
EFEK INDONESIA.

MENGINGAT JUMLAH SAHAM YANG DITAWARKAN DALAM PENAWARAN UMUM INI RELATIF TERBATAS, MAKA
KANTOR PUSAT TERDAPAT RISIKO PERDAGANGAN SAHAM-SAHAM TERSEBUT DI BURSA EFEK MENJADI KURANG LIKUID.
Jl. Gunung Sahari No. 59
Jakarta Pusat 10610 SAHAM-SAHAM YANG DITAWARKAN DALAM PENAWARAN UMUM INI SELURUHNYA AKAN DICATATKAN PADA
Telepon : (021) 4216989 PT BURSA EFEK INDONESIA
Faksimili : (021) 4209795
PROSPEKTUS INI DITERBITKAN DI JAKARTA PADA TANGGAL 28 JUNI 2010
Website : www.goldentruly.com
PT Golden Retailindo Tbk. (selanjutnya dalam Prospektus ini disebut “Perseroan”), telah menyampaikan
Pernyataan Pendaftaran Emisi Efek sehubungan dengan Penawaran Umum kepada Ketua Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (selanjutnya disebut “Bapepam dan LK”) dengan Surat No.  016/III/
GR/CS/2010 tanggal 23 Maret 2010 sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-undang
No. 8 Tahun 1995 tanggal 10 Nopember 1995 tentang Pasar Modal, Lembaran Negara No. 64 Tahun 1995,
Tambahan Lembaran Negara No. 3608 beserta peraturan pelaksanaannya dan perubahan-perubahannya
(selanjutnya disebut sebagai “UUPM”) dan peraturan pelaksanaannya.

Saham-saham yang ditawarkan direncanakan akan dicatatkan di PT Bursa Efek Indonesia sesuai dengan
Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek yang telah dibuat antara Perseroan dengan PT Bursa Efek
Indonesia dengan No. S-01693/BEI.PPJ/03-2010 pada tanggal 22 Maret 2010, apabila memenuhi persyaratan
pencatatan yang ditetapkan oleh PT Bursa Efek Indonesia antara lain mengenai jumlah Pemegang Saham
baik perorangan maupun lembaga di PT Bursa Efek Indonesia dan masing-masing Pemegang Saham
memiliki sekurang-kurangnya 1 satuan perdagangan saham. Apabila syarat-syarat pencatatan saham
tersebut tidak terpenuhi, maka Penawaran Umum dibatalkan dan uang pemesanan yang telah diterima
dikembalikan kepada para pemesan.

Perseroan, Penjamin Pelaksana Emisi Efek, Penjamin Emisi Efek dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam
rangka Penawaran Umum bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran semua data, kejujuran pendapat,
keterangan, dan laporan yang disajikan dalam Prospektus ini sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing
berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam wilayah negara Republik Indonesia dan kode etik, norma serta
standar profesi masing-masing.

Sehubungan dengan Penawaran Umum setiap pihak terafiliasi dilarang memberikan keterangan atau
membuat pernyataan atau penjelasan apapun mengenai data yang tidak tercantum dalam Prospektus ini
tanpa mendapatkan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi
Efek.

PT Dinamika Usahajaya selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan para Penjamin Emisi Efek yaitu
PT BNI Securities · PT Citi Pacific Securities · PT Danasakti Securities · PT Danatama Makmur
· PT Dhanawibawa Arthacemerlang · PT E-Capital Securities · PT Erdikha Elit Sekuritas · PT Inti Fikasa
Securindo · PT Lautandhana Sekurindo · PT Makinta Securities · PT Minna Padi Investama · PT OSK
Nusadana Securities Indonesia · PT Panin Sekuritas Tbk · PT Phillip Securities Indonesia · PT Pratama
Capital · PT Reliance Securities · PT Victoria Sekuritas · PT Wanteg Securindo · PT Yulie Sekurindo, serta
Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dengan tegas menyatakan tidak terafiliasi dengan Perseroan
baik langsung maupun tidak langsung sebagaimana didefinisikan dalam Undang-Undang Pasar Modal.

Penawaran Umum ini tidak didaftarkan berdasarkan Undang-undang/peraturan


lain selain yang berlaku di Republik Indonesia. Barang siapa di luar wilayah
Republik Indonesia menerima Prospektus ini, maka Prospektus ini tidak
dimaksudkan sebagai dokumen penawaran untuk membeli saham, kecuali bila
penawaran dan pembelian saham tersebut tidak bertentangan atau bukan
merupakan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan serta
ketentuan-ketentuan bursa efek yang berlaku di negara tersebut atau
yurisdiksi di luar Republik Indonesia tersebut.

Perseroan telah mengungkapkan semua informasi yang wajib diketahui oleh


publik dan tidak terdapat lagi informasi yang belum diungkapkan sehingga tidak
menyesatkan publik.
DAFTAR ISI
DEFINISI DAN SINGKATAN iii

RINGKASAN v
A. Umum v
B. Struktur Permodalan Dan Komposisi Pemegang Saham Perseroan v
C. Penawaran Umum v
D. Rencana Penggunaan Dana vi
E. Ikhtisar Data Keuangan Penting vii
F. Risiko Usaha vii
G. Keunggulan Kompetitif viii
H. Strategi Usaha viii
I. Kebijakan Dividen viii

I. PENAWARAN UMUM 1

II. RENCANA PENGGUNAAN DANA 4

III. PERNYATAAN HUTANG 5


A. Kewajiban Lancar 5
B. Kewajiban Jangka Panjang 6

IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN 7


A. Umum 7
B. Analisa Keuangan 7
C. Manajemen Risiko 14
D. Prospek Usaha 15

V. RISIKO USAHA 17

VI. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 19

VII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN 20


A. Riwayat Singkat Perseroan 20
B. Perkembangan Kepemilikan Saham 21
C. Keterangan Singkat Pemegang Saham Perseroan Berbentuk Badan Hukum - PT PASIFIK 28
ATLANTA RETAILINDO (“PAR”)
D. Manajemen Dan Pengawasan Perseroan 30
E. Good Corporate Governance (GCG) 34
F. Komite Audit 34
G. Sekretaris Perusahaan 34
H. Sumber Daya Manusia 34
I. Keterangan Singkat Mengenai Perusahaan Di Mana Perseroan Memiliki Penyertaan Saham- 36
PT Golden Prima Retailindo (GPR)
J. Hubungan Kepemilikan, Kepengurusan dan Pengawasan Perseroan dan Anak Perusahaan 38
dan Perusahaan Dimana Perseroan Memiliki Penyertaan
K. Transaksi Dengan Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa 38
L. Harta Kekayaan Perseroan 39
M. Asuransi 41
N. Tanggung Jawab Sosial Perseroan (Corporate Social Responsibility) 42
O. Ikatan, Kerjasama Dan Perjanjian Penting 42
P. Perkara yang Sedang Dihadapi Perseroan 44

i
VIII. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN 48
A. Umum 48
B. Kegiatan Usaha 48
C. Proses Kegiatan dan Operasional Perseroan 52
D. Pemasaran 53
E. Persaingan 54
F. Keunggulan Kompetitif 54
G. Penghargaan Yang Diperoleh Perseroan 55
H. Strategi Usaha 55
I. Prospek Usaha 56

IX. INDUSTRI 58

X. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING 63

XI. EKUITAS 64

XII. KEBIJAKAN DIVIDEN 65

XIII. PERPAJAKAN 66

XIV. Penjaminan Emisi Efek 68


A. Keterangan tentang Penjaminan Emisi Efek 68
B. Susunan Sindikasi Penjamin Emisi Efek 68
C. Penentuan Harga Penawaran Saham Pada Pasar Perdana 69
D. Keterangan Singkat Mengenai Proyeksi Tahun 2010 70

XV. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL 71

XVI. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM 73

XVII. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN LAPORAN KEUANGAN 91

XVIII. ANGGARAN DASAR 139

XIX. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM 164


A. Pemesanan Pembelian Saham 164
B. Pemesan Yang Berhak 164
C. Jumlah Minimum Pemesanan 164
D. Pengajuan Pemesanan Pembelian Saham 165
E. Masa Penawaran 165
F. Tanggal Penjatahan 165
G. Pemesanan Pembelian Saham Secara Khusus 165
H. Syarat-Syarat Pembayaran 165
I. Bukti Tanda Terima 166
J. Penjatahan Saham 166
K. Penundaan Dan Pembatalan Penawaran Umum 167
L. Pengembalian Uang Pemesanan 168
M. Penyerahan Formulir Konfirmasi Atas Pemesanan Pembelian Saham 168
N. Lain-lain 168

XX. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM 169

ii
DEFINISI DAN SINGKATAN
Kecuali disebutkan lain dalam Prospektus ini, istilah-istilah yang menggunakan huruf kapital digunakan dalam
Prospektus ini mempunyai arti sebagai berikut:

Afiliasi : afiliasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Pasar Modal
yaitu:
(a)   hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik
secara horizontal maupun vertikal;
(b) hubungan antara satu pihak dengan pegawai, Direktur atau Komisaris dari pihak
tersebut;
(c) hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat 1 (satu) atau lebih anggota
Direksi atau Komisaris yang sama;
(d) hubungan antara perusahaan dengan suatu pihak, baik langsung maupun tidak
langsung, mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut;
(e) hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan baik langsung maupun
tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau
(f) hubungan antara perusahaan dan Pemegang Saham Utama.

Anak Perusahaan : perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh Perseroan lebih dari 50%, dimana laporan
keuangan perusahaan tersebut di konsolidasikan ke dalam laporan keuangan
Perseroan.

Bapepam dan LK : Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan sebagaimana dimaksud dalam
UUPM serta sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Keuangan RI no. KMK
606/KMK.01.2005 tanggal 20 Desember 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan.

BAE : Biro Administrasi Efek yang ditunjuk oleh Perseroan dalam hal ini adalah PT Blue Chip
Mulia.

BEI : PT Bursa Efek Indonesia

Daftar Pemegang : Adalah daftar yang dikeluarkan oleh KSEI yang memuat keterangan Saham tentang
Saham (DPS) kepemilikan efek oleh pemegang efek dalam Penitipan Kolektif di KSEI berdasarkan
data yang diberikan oleh pemegang rekening di KSEI.

Daftar Pemesanan : Adalah daftar yang memuat nama-nama pemesan saham dan jumlah Pembelian yang
Pembelian Saham dipesan yang dibuat oleh masing-masing Agen Penjualan dan atau Penjamin Emisi
(DPPS) Efek menurut urutan masuknya pesanan.

Formulir konfirmasi : Adalah formulir hasil penjatahan atas nama pemesan sebagai tanda Penjatahan bukti
pemilikan saham-saham di pasar perdana.

Formulir Pemesanan : Adalah formulir asli yang disediakan Perseroan bersama-sama dengan Penjamin
Pembelian Saham Pelaksana Emisi Efek yang harus diisi, ditandatangani dan diajukan dalam rangkap
(FPPS) 5 (lima) oleh calon pembeli kepada Penjamin Emisi Efek dan atau Agen Penjual.

GPR : PT Golden Prima Retailindo merupakan perusahaan asosiasi Perseroan.

Hari Bursa : Berarti hari-hari dimana Bursa Efek melakukan aktivitas transaksi perdagangan efek
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan-ketentuan Bursa
Efek tersebut.

Hari Kalender : Berarti setiap hari dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan Gregorius Calendar tanpa kecuali,
termasuk hari Sabtu, Minggu dan hari libur nasional yang sewaktu-waktu ditetapkan
oleh Pemerintah Negara Republik Indonesia.

iii
Hari Kerja : Berarti hari Senin sampai hari Jumat, kecuali hari libur nasional yang ditetapkan oleh
pemerintah Negara Republik Indonesia atau Hari kerja biasa yang karena suatu keadaan
tertentu ditetapkan oleh Pemerintah Negara Republik Indonesia sebagai bukan hari
kerja biasa.

KSEI : Adalah singkatan dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, berkedudukan di


Jakarta, yang menjalankan usaha sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
sebagaimana didefinisikan dalam UUPM, yang dalam Emisi ini bertugas sebagai Agen
Pembayaran berdasarkan Perjanjian Pendaftaran Saham di KSEI.

Masa Penawaran : Jangka waktu selama dapat diajukan pemesanan saham oleh Masyarakat sebagaimana
ditentukan dalam Prospektus dan Formulir Pemesanan Pembelian Saham, kecuali jika
masa penawaran itu ditutup lebih dini sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian.

Masyarakat : Adalah perorangan dan/atau badan, baik Warga Negara Indonesia/Badan Indonesia
maupun Warga Negara Asing/Badan Asing baik yang bertempat tinggal/berkedudukan
di Indonesia maupun yang bertempat tinggal/berkedudukan di luar negeri.

Menkumham : Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

PAR : PT Pasifik Atlanta Retailindo

Pemegang Rekening : Pihak yang tercatat sebagai pemilik rekening efek di KSEI, dalam hal ini Bank Kustodian
dan Perusahaan Efek.

Penawaran Umum : Adalah penawaran saham-saham oleh Perseroan kepada masyarakat melalui Pasar
Modal, yang dilakukan sesuai dengan ketentuan UU Pasar Modal dan ketentuan-
ketentuan lain yang berlaku.

Penitipan Kolektif : Adalah jasa penitipan kolektif sebagaimana dimaksud dalam UU Pasar Modal.

Penjamin Emisi Efek : Adalah pihak-pihak yang menjamin penjualan saham dan pembayaran hasil Penawaran
Umum di Pasar Perdana kepada Perseroan melalui Penjamin Pelaksana Emisi Efek
sesuai dengan bagian penjaminan dengan memperhatikan syarat dan ketentuan yang
berlaku.

Penjamin Pelaksana : Adalah PT Dinamika Usahajaya yang akan bertanggung jawab penuh Emisi Efek atas
penyelenggaraan dan pelaksanaan Emisi Efek sesuai dengan ketentuan-ketentuan UU
Pasar Modal dan peraturan-peraturan pelaksanaannya.

Pernyataan : Adalah dokumen yang wajib diajukan kepada Bapepam dan LK pada saat Pendaftaran
Pendaftaran sebelum melakukan Penawaran Umum atas saham-saham kepada masyarakat, berikut
lampiran-lampirannya serta semua perubahan, tambahan dan pembetulannya yang
dibuat sesuai dengan ketentuan UU Pasar Modal.

Perseroan : Adalah PT Golden Retailindo Tbk.

ROA : Adalah Return of Assets dengan penghitungan laba setelah pajak dibagi rata-rata total
aset.

ROE : Adalah Return of Equity dengan penghitungan Laba setelah pajak dibagi rata-rata
equity.

RUPS : Adalah Rapat Umum Pemegang Saham yang diselenggarakan sesuai dengan ketentuan
Anggaran Dasar Perseroan.

RUPSLB : Adalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diselenggarakan sesuai
dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan.

UUPM : Singkatan dari Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tanggal 10 November 1995 tentang
Pasar Modal, Lembaran Negara Republik Indonesia No.64 Tahun 1995, Tambahan
No.3608 beserta peraturan-peraturan pelaksanaannya.

iv
RINGKASAN
Ringkasan di bawah ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dan harus dibaca dalam kaitannya dengan
keterangan yang lebih rinci. Ringkasan ini dibuat atas dasar fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan
paling penting bagi Perseroan. Semua informasi keuangan Perseroan disusun dalam mata uang Rupiah
dan telah sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum di Indonesia.

A. UMUM

Perseroan didirikan dengan nama PT Bima Nuansa Cempaka berdasarkan Akta Pendirian No.136 tanggal
8 November 1995 berkedudukan di Jakarta. Nama Perseroan berubah menjadi PT Golden Retailindo berdasarkan
Akta Risalah Rapat PT Bima Nuansa Cempaka No.89 tanggal 26 Maret 2002.

Anggaran dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir kali dalam rangka Penawaran
Umum, anggaran dasar Perseroan diubah dengan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
No. 147 tanggal 14 Januari 2010 dibuat oleh Doktor Irawan Soerodjo, S.H., Msi. Notaris di Jakarta, seluruh
anggaran dasar Perseroan telah disesuaikan dengan anggaran dasar perseroan terbuka, yang telah memperoleh
persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan
No. AHU-03318.AH.01.02 Tahun 2010 tanggal 21 Januari 2010.

Pada awalnya Perseroan menjalankan usaha supermarket yang didirikan pada tahun 1981 dengan nama Golden
Truly. Perseroan merupakan salah satu pionir dalam perkembangan supermarket modern di Indonesia.

Awal tahun 2000 Perseroan dikelola oleh manajemen baru berganti fokus dari sebelumnya yang bergerak dalam
bisnis supermarket menjadi model bisnis pertokoan yang modern (mal). Saat ini Perseroan menjadi manajemen
perdagangan retail dan pengelolaan mal termasuk di dalamnya adalah department store dan pengelolaan berbagai
tenant seperti toko buku, supermarket, foodcourt, restaurant, salon, pakaian, dan lain-lain.

Motto Perseroan adalah Your Truly Neighborhood Mall, artinya Perseroan bertujuan menjadi mal yang menyediakan
semua kebutuhan masyarakat sekitar, sehingga diharapkan masyarakat sekitar bisa mendapatkan apa yang
dibutuhkan tidak jauh-jauh dari daerah tempat tinggal atau tempat kerjanya.

Visi Perseroan adalah “to become a leading Department Store/ Retail in the Neighborhood Mall in Indonesia”
(menjadi pemimpin terdepan di Indonesia sebagai Department Store/ Ritel yang menyediakan semua kebutuhan
masyarakat sekitar).

Misi Perseroan adalah “to serve the neighborhood community with good value and services to our customers
(melayani masyarakat sekitar dengan pelayanan dan nilai produk yang bagus), developing people based on
competency and company value”.

Perseroan berkantor pusat di Jalan Gunung Sahari No. 59 Jakarta Pusat.

B. STRUKTUR PERMODALAN DAN KOMPOSISI PEMEGANG SAHAM PERSEROAN

Struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai
berikut:

Modal Saham
Terdiri dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp 100 (seratus Rupiah) Setiap Saham

Keterangan Jumlah Saham Nilai Nominal Persentase


(Rp) Kepemilikan (%)
Modal Dasar 800.000.000 80.000.000.000  
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
PT Pasifik Atlanta Retailindo 160.000.000 16.000.000.000 80%
Kenny Wirya 40.000.000 4.000.000.000 20%
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 200.000.000 20.000.000.000 100%
Jumlah Saham Dalam Portepel 600.000.000 60.000.000.000  

C. PENAWARAN UMUM

Perseroan dengan ini melakukan Penawaran Umum sebesar 86.000.000 (delapan puluh enam juta) saham biasa
atas nama yang merupakan saham dengan nilai nominal Rp 100 (seratus Rupiah) setiap Saham yang ditawarkan
kepada masyarakat dengan harga penawaran Rp 350 (tiga ratus lima puluh Rupiah) setiap saham dan harus

v
dibayar penuh pada saat mengajukan FPPS. Nilai Penawaran Umum secara keseluruhan adalah sebesar
Rp 30.100.000.000 (tiga puluh milyar seratus juta Rupiah)

Saham Perseroan akan dicatatkan di PT Bursa Efek Indonesia sebesar 286.000.000 (dua ratus delapan puluh enam
juta) saham atau sebesar 100% (seratus persen) dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran
umum.

Dengan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini, maka proforma komposisi
permodalan dan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:

Modal Saham
Terdiri dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp 100 (seratus Rupiah) Setiap Saham

Keterangan Jumlah Saham Nilai Nominal Persentase


(Rp) Kepemilikan (%)
Modal Dasar 800.000.000 80.000.000.000  
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
PT Pasifik Atlanta Retailindo 160.000.000 16.000.000.000 56%
Kenny Wirya 40.000.000 4.000.000.000 14%
Masyarakat 86.000.000 8.600.000.000 30%
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 286.000.000 28.600.000.000 100%
Jumlah Saham Dalam Portepel 514.000.000 51.400.000.000  

D. RENCANA PENGGUNAAN DANA

Dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum ini, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan
Penawaran Umum ini (dana hasil penawaran umum bersih), akan digunakan untuk :

1. Sekitar 90% (sembilan puluh persen) akan digunakan untuk ekspansi usaha dengan membuka department
store, specialty store dan food business, dengan waktu dan rencana lokasi sebagai berikut :

a. Tahun 2010, berencana untuk membuka Department Store di Mal Depok di Depok dengan alokasi dana
sebesar 27,5 % dari dana hasil penawaran umum bersih.

b. Tahun 2011, berencana untuk membuka Department Store di :


 Mal Kalibata City di Jakarta Selatan dengan alokasi dana sebesar 27,5 % dari dana hasil penawaran
umum bersih.
 Mal Galaxy di Bekasi dengan alokasi dana sebesar 27,5% dari dana hasil penawaran umum
bersih.
 Specialty Store dan Food Business di Bali  dengan alokasi dana sebesar 7,5% dari dana hasil
penawaran umum bersih.

Sampai dengan prospektus ini diterbitkan, Perseroan telah membuat nota kesepahaman mengenai sewa tempat
untuk membuka departement store baru dengan manajemen Mal Depok. Sedangkan untuk rencana membuka
departement store baru di Mal Kalibata City dan Mal Galaxy, Perseroan sedang dalam tahap diskusi dengan
manajemen Mal Kalibata City dan Mal Galaxy. Untuk Specialty Store dan Food Business, Perseroan sedang dalam
proses negosiasi lahan.

2. Sekitar 10% (sepuluh persen) akan digunakan untuk modal kerja Perseroan yakni meliputi :

b. Seluruh pembiayaan kegiatan operasional Perseroan, seperti biaya promosi, biaya gaji, dan lain-lain.

c. Penambahan biaya operasional di department store yang akan dibuka, seperti biaya promosi, biaya gaji,
biaya sewa dan lain-lain.

vi
E. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING

Kondisi Keuangan Perseroan secara ringkas dapat dilihat dalam tabel berikut:

Keterangan 31 Desember
2009 2008 2007 2006 2005
Total Aset 34.820 27.759 26.225 22.914 18.522
Total Kewajiban 12.527 10.531 11.950 10.877 7.880
Total Ekuitas 22.293 17.228 14.275 12.037 10.642
Penjualan (Bersih) 33.282 31.230 29.526 28.169 23.700
Laba Kotor 29.680 28.311 26.885 24.952 21.949
Beban Usaha 25.787 26.461 25.486 23.803 20.151
Laba Bersih 5.065 2.976 2.238 1.395 2.215

Rasio-Rasio Keuangan

Keterangan 31 Desember
2009 2008 2007 2006 2005
Rasio Keuangan
Rasio Kewajiban terhadap Aset 35,98% 37,94% 45,57% 47,47% 42,54%
Rasio Aset Lancar terhadap Kewajiban Lancar 211,96% 179,95% 170,80% 152,23% 149,78%
Rasio Kewajiban terhadap Ekuitas 56,19% 61,13% 83,71% 90,36% 74,05%
Rasio Usaha
Rasio Laba Usaha terhadap Pendapatan Usaha 11,70% 5,92% 4,74% 4,08% 7,59%
Rasio Laba Kotor terhadap Pendapatan Usaha 89,18% 90,65% 91,06% 88,58% 92,61%
Rasio Laba Bersih terhadap Pendapatan Usaha 15,22% 9,53% 7,58% 4,95% 9,35%
Rasio Laba Bersih terhadap Ekuitas 22,72% 17,27% 15,68% 11,59% 20,81%
Rasio Laba Bersih terhadap Aset 14,55% 10,72% 8,53% 6,09% 11,96%
Rasio Pertumbuhan
Pendapatan Usaha 6,57% 5,77% 4,82% 18,86% -4,87%
Beban Usaha -2,55% 3,83% 7,07% 18,12% -5,55%
Laba Usaha 110,43% 32,24% 21,76% -36,10% 71,08%
Laba Bersih 70,19% 32,98% 60,43% -37,02% -37,61%
Total Aset 25,44% 5,85% 14,45% 23,71% 4,90%
Total Kewajiban 18,95% -11,87% 9,86% 38,03% -14,64%
Total Ekuitas 29,40% 20,69% 18,59% 13,11% 26,29%

F. RISIKO USAHA

Perseroan menghadapi risiko usaha sebagai berikut:


1. Risiko Persaingan Usaha
2. Risiko Pemutusan Hubungan atau Kebijakan dengan Prinsipal
3. Perubahan atas sentimen industri ritel, selera konsumen dan tren belanja di Indonesia dapat secara signifikan
mengubah tingkat permintaan terhadap produk Perseroan
4. Risiko tidak diperpanjangnya perjanjian sewa tanah dan bangunan Mal Golden Truly oleh PT Mustafa
Indonesia, PT Mustafa Centre, dan PT Truly Indah selaku pemilik kepada Perseroan selaku penyewa atau
peningkatan harga sewa tanah dan bangunan tersebut
5. Kegiatan usaha Perseroan tergantung pada siklus usaha musiman
6. Risiko Perubahan Peraturan Pemerintah
7. Risiko Kondisi Sosial, Ekonomi dan Keamanan

Secara lebih rinci, masing-masing risiko tersebut dibahas dalam Bab V mengenai Risiko Usaha

vii
G. KEUNGGULAN KOMPETITIF

1. Ada beberapa perbedaaan merek dari supplier, yang tidak ada di pesaing sedangkan di Perseroan ada.
2. Perseroan didukung penuh oleh Supplier. Perseroan memberikan timbal balik kepada supplier misalnya
dengan menanggung biaya-biaya promosi dalam bentuk flyer, brosur untuk meningkatkan brand awarness
supplier, sehingga meningkatkan hubungan baik dengan supplier.
3. Pelanggan yang loyal.
4. Lokasi yang strategis, mudah dijangkau/diakses dan menjadi tempat meeting point untuk area di sekitar
Gunung Sahari.
5. Promosi yang unik, komunikasi yang terus menerus dan konsisten dilakukan oleh perseroan kepada para
pelanggan yang loyal yaitu melalui SMS Blast.
6. Kelengkapan merchandise yang ditawarkan karena hubungan baik dengan supplier.

H. STRATEGI USAHA

Strategi usaha Perseroan adalah:


1. Membentuk sinergi yang berkesinambungan dengan para tenant
2. Menawarkan produk sesuai dengan tren kebutuhan gaya hidup terbaru
3. Meluncurkan berbagai program promosi untuk meningkatkan brand awareness serta kesetiaan pelanggan
4. Memelihara efisiensi beban operasional
5. Peningkatan Sumber Daya Manusia secara konstan
6. Melakukan evaluasi dan penataan ruang yang menarik

I. KEBIJAKAN DIVIDEN

Perseroan mempunyai rencana untuk membayarkan dividen kas sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.
Besarnya dividen kas dikaitkan dengan laba bersih setelah pajak dari Perseroan pada tahun buku yang bersangkutan,
dengan tidak mengabaikan kondisi keuangan Perseroan dan tanpa mengurangi hak dari RUPS Perseroan untuk
menentukan lain sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan.

Mulai tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, Direksi Perseroan bermaksud mengusulkan
pembagian dividen kas kepada pemegang saham Perseroan dengan perincian sebagai berikut :

Laba Setelah Pajak Persentase Dividen Kas terhadap Laba Bersih


Rp 10 Miliar Sampai dengan Rp 20 Miliar 3%
Lebih dari Rp 20 Miliar 5%

viii
I. PENAWARAN UMUM
Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek atas nama Perseroan dengan ini melakukan Penawaran
Umum sebanyak-banyaknya 86.000.000 (delapan puluh enam juta) Saham Baru Atas Nama dengan nilai nominal
Rp 100 (seratus Rupiah) setiap saham, yang ditawarkan kepada masyarakat dengan harga penawaran Rp 350
(tiga ratus lima puluh Rupiah) setiap saham yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan
Pembelian Saham. Total Penawaran Umum adalah sebesar Rp 30.100.000.000 (tiga puluh milyar seratus juta
Rupiah)

Dalam rangka Penawaran Umum ini, Saham Biasa Atas Nama yang ditawarkan seluruhnya terdiri dari saham baru
yang berasal dari portepel, yang akan memberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan sederajat dalam
segala hal dengan saham lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk antara lain
hak atas pembagian dividen, hak untuk mengeluarkan suara dalam RUPS, hak atas pembagian saham bonus dan
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.

PT GOLDEN RETAILINDO Tbk.


Kegiatan Usaha :
Perdagangan Ritel

Berkedudukan di Jakarta, Indonesia

Kantor Pusat :
Jl. Gunung Sahari No. 59
Jakarta 10610 Indonesia
Telepon : (6221) 4216989
Faksimili : (6221) 4209795

RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN ADALAH RISIKO-RISIKO PERSAINGAN USAHA.


PROSPEK YANG CERAH DI BIDANG USAHA RITEL MENGUNDANG BANYAK PENGUSAHA UNTUK
MENANAMKAN MODALNYA BAIK DALAM BENTUK USAHA BARU MAUPUN PERLUASAN USAHA YANG
TELAH ADA. BANYAKNYA USAHA RITEL INI MENINGKATKAN PERSAINGAN USAHA PERSEROAN.
KETERLAMBATAN PERSEROAN DALAM MENGANTISIPASI ATAU MENCERMATI PERSAINGAN USAHA
DAPAT MENGAKIBATKAN MENURUNNYA PENDAPATAN PERSEROAN. RISIKO USAHA LAINNYA DAPAT
DILIHAT PADA BAB V TENTANG RISIKO USAHA

RISIKO TERKAIT DENGAN KEPEMILIKAN ATAS SAHAM PERSEROAN YAITU TIDAK LIKUIDNYA SAHAM YANG
DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM INI, MENGINGAT JUMLAH SAHAM YANG DITAWARKAN PERSEROAN
TIDAK TERLALU BESAR, MAKA TERDAPAT KEMUNGKINAN SAHAM PERSEROAN AKAN MENJADI TIDAK
LIKUID PERDAGANGANNYA. DENGAN DEMIKIAN, PERSEROAN TIDAK DAPAT MEMPREDIKSI APAKAH PASAR
SAHAM PERSEROAN AKAN AKTIF ATAU LIKUIDITAS SAHAM PERSEROAN AKAN TERJAGA.

1
PT Golden Retailindo Tbk (selanjutnya dalam Prospektus ini disebut “Perseroan”), telah menyampaikan Pernyataan
Pendaftaran Emisi Efek sehubungan dengan Penawaran Umum kepada Ketua Badan Pengawas Pasar Modal
dan Lembaga Keuangan (selanjutnya disebut “Bapepam dan LK”) dengan Surat No. 016/III/GR/CS/2010 tanggal
23 Maret 2010 sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang Pasar Modal.

Seluruh saham Perseroan termasuk saham baru akan dicatatkan di PT Bursa Efek Indonesia sesuai dengan
Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek yang telah dibuat antara Perseroan dengan PT Bursa Efek Indonesia
dengan No. S-01693/BEI.PPJ/03-2010 pada tanggal 22 Maret 2010, apabila memenuhi persyaratan pencatatan
yang ditetapkan oleh PT Bursa Efek Indonesia antara lain mengenai jumlah Pemegang Saham baik perorangan
maupun lembaga di PT Bursa Efek Indonesia dan masing-masing Pemegang Saham memiliki sekurang-kurangnya
1 satuan perdagangan saham. Apabila syarat-syarat pencatatan saham tersebut tidak terpenuhi, maka Penawaran
Umum dibatalkan dan uang pemesanan yang telah diterima dikembalikan kepada para pemesan sesuai dengan
ketentuan Undang-Undang Pasar Modal.

Perseroan didirikan dengan nama PT Bima Nuansa Cempaka berdasarkan Akta Pendirian No.136 tanggal
8 November 1995, dibuat di hadapan Richardus Nangkih Sinulingga, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan
pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-17.467HT.01.01.Th.95
tanggal 29 Desember 1995, didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dibawah No. 491/1996,
dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 36 tanggal 3 Mei 1996, Tambahan No. 4144

Berdasarkan Akta Risalah Rapat PT Bima Nuansa Cempaka No.89 tanggal 26 Maret 2002, dibuat oleh Mellyani
Noor Shandra, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C-08089 HT.01.04.TH.2002 tanggal 10 Mei 2002,
didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat di bawah
No. 4513/RUB.09.05/VII/2002 tanggal 4 Juli 2002, nama Perseroan berubah dari yang semula adalah PT Bima
Nuansa Cempaka menjadi PT Golden Retailindo.

Anggaran dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir kali dalam rangka Penawaran Umum,
anggaran dasar Perseroan diubah dengan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 147
tanggal 14 Januari 2010 dibuat oleh Doktor Irawan Soerodjo, S.H., Msi. Notaris di Jakarta, seluruh anggaran dasar
Perseroan telah disesuaikan dengan anggaran dasar perseroan terbuka, yang telah memperoleh persetujuan dari
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-03318.AH.01.02
Tahun 2010 tanggal 21 Januari 2010.

Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah
sebagai berikut :

Modal Saham
Terdiri dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp 100 (seratus) Setiap Saham

Keterangan Jumlah Saham Nilai Nominal Persentase


(Rp) Kepemilikan (%)
Modal Dasar 800.000.000 80.000.000.000  
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
PT Pasifik Atlanta Retailindo 160.000.000 16.000.000.000 80%
Kenny Wirya 40.000.000 4.000.000.000 20%
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 200.000.000 20.000.000.000 100%
Jumlah Saham Dalam Portepel 600.000.000 60.000.000.000  

Dalam rangka Penawaran Umum ini, Saham yang ditawarkan sebanyak-banyaknya 86.000.000 (delapan puluh
enam juta) seluruhnya terdiri dari saham biasa atas nama yang berasal dari portepel dan akan memberikan kepada
pemegangnya hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lainnya dari Perseroan yang telah
ditempatkan dan disetor penuh, termasuk hak atas pembagian dividen, hak untuk hadir dan mengeluarkan suara
dalam RUPS, hak atas pembagian saham bonus dan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.

2
Dengan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini, maka susunan Pemegang Saham
Perseroan adalah sebagai berikut:

Modal Saham
Terdiri dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp 100 (seratus Rupiah) Setiap Saham

Keterangan Jumlah Saham Nilai Nominal Persentase


(Rp) Kepemilikan (%)
Modal Dasar 800.000.000 80.000.000.000  
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
PT Pasifik Atlanta Retailindo 160.000.000 16.000.000.000 56%
Kenny Wirya 40.000.000 4.000.000.000 14%
Masyarakat 86.000.000 8.600.000.000 30%
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 286.000.000 28.600.000.000 100%
Jumlah Saham Dalam Portepel 514.000.000 51.400.000.000  

Pencatatan di PT Bursa Efek Indonesia

Bersamaan dengan pencatatan saham baru yang berasal dari Penawaran Umum sebanyak 86.000.000 (delapan
puluh enam juta) Saham Biasa Atas Nama atau sebesar 30% (tiga puluh persen) dari modal ditempatkan dan
disetor penuh setelah penawaran umum, maka Perseroan atas nama pemegang saham lama akan mencatatkan
70% (tujuh puluh persen) dari jumlah saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum.
Dengan demikian jumlah saham yang akan dicatatkan oleh Perseroan di PT Bursa Efek Indonesia menjadi sejumlah
286.000.000 (dua ratus delapan puluh enam juta) Saham Biasa Atas Nama atau 100% (seratus persen) dari Modal
ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum ini.

Saham-saham yang akan dicatatkan atas nama Para Pemegang Saham Terdahulu tersebut, yaitu sejumlah
200.000.000 (dua ratus juta) Saham Biasa Atas Nama tidak akan dijual oleh para pemiliknya dalam jangka waktu
8 (delapan) bulan setelah Pernyataan Pendaftaran Perseroan sehubungan dengan Penawaran Umum ini menjadi
efektif.

Perseroan tidak bermaksud untuk mengeluarkan, dan/atau mencatatkan saham lain dan/atau efek lain yang dapat
dikonversikan menjadi saham dalam waktu 12 bulan setelah Pernyataan Pendaftaran dinyatakan efektif oleh
Bapepam dan LK.

3
ii. RENCANA PENGGUNAAN DANA
Dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum ini, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan
Penawaran Umum ini (dana hasil penawaran umum bersih), akan digunakan untuk :

1. Sekitar 90% (sembilan puluh persen) akan digunakan untuk ekspansi usaha dengan membuka department
store, specialty store dan food business, dengan waktu dan rencana lokasi sebagai berikut :

a. Tahun 2010, berencana untuk membuka Department Store di Mal Depok di Depok dengan alokasi dana
sebesar 27,5 % dari dana hasil penawaran umum bersih.

b. Tahun 2011, berencana untuk membuka Department Store di :


 Mal Kalibata City di Jakarta Selatan dengan alokasi dana sebesar 27,5 % dari dana hasil penawaran
umum bersih.
 Mal Galaxy di Bekasi dengan alokasi dana sebesar 27,5% dari dana hasil penawaran umum
bersih.
 Specialty Store dan Food Business di Bali  dengan alokasi dana sebesar 7,5% dari dana hasil
penawaran umum bersih.

Sampai dengan prospektus ini diterbitkan, Perseroan telah membuat nota kesepahaman mengenai sewa tempat
untuk membuka departement store baru dengan manajemen Mal Depok. Sedangkan untuk rencana membuka
departement store baru di Mal Kalibata City dan Mal Galaxy, Perseroan sedang dalam tahap diskusi dengan
manajemen Mal Kalibata City dan Mal Galaxy. Dan untuk Specialty Store dan Food Business, Perseroan sedang
dalam proses negosiasi lahan.

2. Sekitar 10% (sepuluh persen) akan digunakan untuk modal kerja Perseroan yakni meliputi :

b. Seluruh pembiayaan kegiatan operasional Perseroan, seperti biaya promosi, biaya gaji, dan lain-lain.

c. Penambahan biaya operasional di department store yang akan dibuka, seperti biaya promosi, biaya gaji,
biaya sewa dan lain-lain.

Sesuai dengan Surat Edaran yang diterbitkan oleh Bapepam dan LK No. SE05/BL/2006 tanggal 29 September
2006 tentang Keterbukaan Informasi Mengenai Biaya Yang Dikeluarkan Dalam Rangka Penawaran Umum, total
biaya yang dikeluarkan Perseroan dalam rangka Penawaran Umum ini adalah sebesar 2,91 % (dua koma sembilan
puluh satu persen) dari total nilai Penawaran Umum.

Perincian biaya-biaya di bawah ini merupakan persentase dari dana hasil Penawaran Umum, meliputi:

1. Biaya jasa penyelenggaraan sebesar 0,68%, Penjaminan sebesar 0,4%dan penjualan 0,25% dengan total
keseluruhan sebesar 1,33%.

2. Biaya Profesi dan Lembaga Penunjang Pasar Modal adalah sebesar 1,11% yang terdiri dari :
· Biaya Kantor Akuntan Publik sebesar 0,4%
· Biaya Konsultan Hukum sebesar 0,4%
· Biaya Notaris sebesar 0,2 %
· Biaya Biro Administrasi Efek sebesar 0,05 %

3. Biaya lain-lain (percetakan,penawaran umum, pencatatan di BEI dan KSEI, dan lain-lain) sebesar 0,47%

Perseroan akan mempertanggungjawabkan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum ini kepada
pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan dan melaporkannya secara
berkala kepada Bapepam dan LK, sesuai dengan Peraturan X.K.4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor
Kep-27/PM/2003 tertanggal 17 Juli 2003 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum.

Apabila di kemudian hari Perseroan bermaksud mengubah rencana penggunaan dana hasil dari Penawaran
Umum tidak seperti yang diungkapkan dalam Prospektus ini, maka Perseroan akan terlebih dahulu melaporkan
rencana tersebut ke Bapepam dan LK dengan mengemukakan alasan beserta pertimbangannya dan perubahan
penggunaan dana tersebut harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari para pemegang saham Perseroan
dalam Rapat Umum Pemegang Saham.

4
iii. PERNYATAAN HUTANG
Sesuai dengan laporan keuangan per tanggal 31 Desember 2009 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik
Bayudi Watu & Rekan dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian, Perseroan mempunyai kewajiban sebesar
Rp 12.527 juta yang terdiri sebagai berikut:

  dalam jutaan Rupiah


Keterangan Jumlah
Kewajiban lancar
Hutang Usaha 7.336
Hutang Pajak 851
Biaya Yang Masih Harus Dibayar 1.497
Jumlah Kewajiban Lancar 9.684

Kewajiban Jangka Panjang


Kewajiban Imbalan Pasca Kerja 1.992
Hutang Lain-lain 851
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 2.843
Jumlah 12.527

Sehubungan dengan seluruh kewajiban yang diungkapkan dalam Prospektus ini, tidak terdapat negative covenants
yang merugikan hak-hak pemegang saham publik.

Perincian lebih lanjut mengenai kewajiban tersebut adalah sebagai berikut :

A. Kewajiban Lancar

Pada tanggal 31 Desember 2009, Perseroan memiliki kewajiban lancar sebesar Rp 9.684 juta, yang terdiri atas :

1. Hutang Usaha

dalam jutaan Rupiah


Uraian Jumlah
Berdasarkan pemasok :
Pihak Ketiga 7.198
Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa 138
Jumlah 7.336

Akun ini merupakan hutang Perseroan kepada pemasok. Hutang kepada pemasok pihak ketiga merupakan 98%
dari total nilai hutang usaha yang dimiliki oleh Perseroan. Jangka waktu kredit yang timbul dari pembelian secara
konsinyasi maupun langsung dari pihak ketiga maupun pihak yang mempunyai hubungan istimewa bervariasi,
dimana 95% diantaranya kurang dari 30 hari.

2. Hutang Pajak

dalam jutaan Rupiah


Hutang Pajak Jumlah
Hutang PPh Pasal 21 20
Hutang PPh Pasal 23/Final 6
Hutang PPN 9
Hutang PPh Pasal 4 (2)-Penyewaan Ruangan 21
Hutang Pajak Parkir 29
Hutang PPh Pasal 25 2
Hutang PPh Pasal 29 527
Hutang PPh Pasal 4 (2)-Sewa Gedung 208
Hutang PB 1 (Food Court) 29
Jumlah 851

5
3. Biaya Yang Masih Harus Dibayar

  dalam jutaan Rupiah


Biaya yang Masih harus Dibayar Jumlah
Pihak Ketiga:
Biaya Sewa 347
Biaya Rekening Listrik, PAM, Telepon 644
Biaya Jamsostek 6
Hutang Retensi 21
Biaya Lainnya 471
Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa:
Hutang Koperasi 8
Jumlah Biaya Yang Masih Harus Dibayar 1.497

B. Kewajiban JANGKA PANJANG

Pada tanggal 31 Desember 2009, kewajiban Jangka Panjang Perseroan sebesar Rp 2.843 juta, yang terdiri atas :

1. Kewajiban Imbalan Pasca Kerja

Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja dicatat berdasarkan perhitungan aktuaria independen yang dilakukan
oleh PT Sakura Aktualita Indonesia berdasarkan laporannya tanggal 11 Januari 2010 dan 1 Juni 2009 untuk tahun
yang berakhir 31 Desember 2009, menggunakan metode “Projected Unit Credit”. Jumlah karyawan yang berhak
memperoleh manfaat tersebut pada akhir tahun 2009 adalah 84 karyawan

Perseroan menghitung dan membukukan estimasi imbalan pasca kerja untuk karyawan sesuai dengan Undang-
undang No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 tentang Ketenagakerjaan. Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja
dicatat berdasarkan perhitungan aktuaria independen berdasarkan laporannya per tanggal 11 Januari 2010 untuk
tahun yang berakhir pada 31 Desember 2009.

dalam jutaan Rupiah


Uraian Jumlah
Saldo Awal 1.480
Beban imbalan pada tahun berjalan 512
Jumlah 1.992

2. Hutang Lain-lain

Hutang lain-lain merupakan hutang Perseroan kepada Pihak ketiga sebesar Rp 851 juta berupa Uang Jaminan
Sewa Diterima Dimuka.

Perseroan hingga Prospektus ini diterbitkan tidak memiliki kewajiban yang telah jatuh tempo namun belum
dilunasi.

Manajemen dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Perseroan serta hubungan dengan tugas dan tanggung
jawabnya dalam Perseroan dengan ini menyatakan kesanggupannya untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya
yang telah diungkapkan dalam Laporan Keuangan serta disajikan dalam Prospektus.

Sejak tanggal neraca sampai dengan tanggal Laporan Auditor Independen, Perseroan tidak membuat dan /
atau menarik pinjaman dari pihak manapun selain yang telah diungkapkan dalam Laporan Keuangan Audited
31 Desember 2009. Tidak ada kewajiban baru (kecuali yang berhubungan dengan usaha) yang terjadi sejak tanggal
Laporan Auditor Independen sampai dengan tanggal efektifnya Pernyataan Pendaftaran.

Dengan adanya pengelolaan yang sistematis atas aset dan kewajiban serta peningkatan hasil operasi di masa
mendatang, manajemen berkeyakinan dan menyatakan akan dapat menyelesaikan seluruh kewajibannya sesuai
dengan persyaratan sebagaimana mestinya.

6
Iv. ANALISA DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN
Keterangan yang ada dalam Bab ini harus dibaca bersama-sama dengan Laporan Keuangan Perseroan beserta
catatan-catatan di dalamnya, yang terdapat pada Bab XVII dari Prospektus ini.

Pembahasan analisa keuangan dibawah ini dibuat berdasarkan Laporan Keuangan Perseroan pertanggal
31 Desember 2009, 2008 dan 2007 yang telah di audit Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu & Rekan dengan
pendapat wajar tanpa pengecualian seperti tercantum dalam laporannya yang disertakan dalam Prospektus ini.

Laporan Keuangan disusun dengan menggunakan prinsip dan pelaporan akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia. Pembahasan dalam bab ini dapat mengandung pernyataan yang menggambarkan keadaan dimasa
mendatang dan merefleksikan pandangan Perseroan saat ini berkenaan dengan peristiwa dan kinerja keuangan
dimasa mendatang yang hasil aktualnya dapat berbeda secara material sebagai akibat dari faktor-faktor yang
diuraikan dalam Bab V mengenai risiko usaha dalam prospektus ini.

A. Umum

Perseroan didirikan dengan nama PT Bima Nuansa Cempaka berdasarkan Akta Pendirian No.136 tanggal
8 November 1995 berkedudukan di Jakarta. Nama Perseroan berubah menjadi PT Golden Retailindo berdasarkan
Akta Risalah Rapat PT Bima Nuansa Cempaka No.89 tanggal 26 Maret 2002.

Anggaran dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir kali dalam rangka Penawaran Umum,
anggaran dasar Perseroan diubah dengan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 147
tanggal 14 Januari 2010, dibuat oleh Doktor Irawan Soerodjo, S.H., Msi. Notaris di Jakarta, seluruh anggaran dasar
Perseroan telah disesuaikan dengan anggaran dasar perseroan terbuka, yang telah memperoleh persetujuan dari
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-03318.AH.01.02
Tahun 2010 tanggal 21 Januari 2010.

Kegiatan usaha Perseroan adalah perdagangan ritel melalui mal meliputi deprtment store dan penyewaan gerai
ritel serta foodcourt dan lain-lain.

Motto Perseroan adalah Your Truly Neighborhood Mall, artinya Perseroan bertujuan menjadi mal yang menyediakan
semua kebutuhan masyarakat sekitar, sehingga diharapkan masyarakat sekitar bisa mendapatkan apa yang
dibutuhkan tidak jauh-jauh dari daerah tempat tinggal atau tempat kerjanya.

Visi Perseroan adalah “to become a leading Department Store/ Retail in the Neighborhood Mall in Indonesia”
(menjadi pemimpin terdepan di Indonesia sebagai Department Store/ Ritel yang menyediakan semua kebutuhan
masyarakat sekitar).

Misi Perseroan adalah “to serve the neighborhood community with good value and services to our customers
(melayani masyarakat sekitar dengan pelayanan dan nilai produk yang bagus), developing people based on
competency and company value”. Database konsumen Perseroan selama ini menunjukkan bahwa secara mayoritas
mereka telah menjadi pelanggan yang loyal terhadap Perseroan.

Perseroan berkantor pusat di Jalan Gunung Sahari No. 59 Jakarta Pusat.

B. Analisa Keuangan

Kondisi Keuangan Perseroan secara ringkas dapat dilihat dalam tabel berikut:

dalam jutaan Rupiah


Keterangan 31 Desember
2009 2008 2007
NERACA
Jumlah Aset Lancar 20.526 14.547 17.507
Jumlah Aset tidak Lancar 14.294 13.212 8.718
Jumlah Aset 34.820 27.759 26.225
Jumlah Kewajiban Lancar 9.684 8.084 10.250
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 2.843 2.447 1.700
Jumlah Kewajiban 12.527 10.531 11.950
Jumlah Ekuitas 22.293 17.228 14.275
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 34.820 27.759 26.225

7
dalam jutaan Rupiah
Keterangan 31 Desember
2009 2008 2007
LAPORAN LABA (RUGI)
Penjualan (Bersih) 33.282 31.230 29.526
Beban Pokok Penjualan 3.602 2.919 2.641
Laba Kotor 29.680 28.311 26.885
Beban Usaha 25.787 26.461 25.486
Laba Usaha 3.893 1.850 1.399
Pendapatan (Beban) Lain-lain 1.126 720 783
Laba Bersih 5.065 2.976 2.238

1. Analisa Laba Rugi


Grafik Pertumbuhan
Penjualan Bersih, Beban Pokok Penjualan, Laba Kotor
31 Desember 2007-2009
(dalam jutaan Rupiah)

35,000
30,000
25,000

33,282
20,000
31,230

29,680
29,526

28,311
26,885

15,000

3,602
2,919
2,641

10,000
5,000
0
2007 2008 2009

Penjualan Bersih Beban Pokok Penjualan Laba Kotor

1.1. Penjualan Bersih

Penjualan Bersih terdiri dari komisi dari penjualan konsinyasi (penjualan konsinyasi dari department store setelah
di kurangi dengan beban pokok konsinyasi), penjualan barang sendiri, sewa dan lainnya.

Perbandingan Penjualan Bersih Selama 12 bulan pada tahun 2009 dan 2008

Penjualan Bersih Perseroan untuk periode 12 bulan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar
Rp 33.282 juta, meningkat Rp 2.052juta atau 6,57% dibandingkan dengan Penjualan Bersih tahun 2008 sebesar
Rp 31.230 juta. Peningkatan penjualan terutama diperoleh dari peningkatan program promosi yang dilakukan
Perseroan yang sebelumnya dilakukan sekali dalam setahun pada tahun 2008 menjadi empat kali dalam setahun
pada tahun 2009.

Perbandingan Penjualan Bersih Selama 12 bulan pada tahun 2008 dan 2007

Penjualan Bersih Perseroan tahun 2008 adalah sebesar Rp 31.230 juta, meningkat Rp 1.704 juta atau 5,77%
dibandingkan dengan Penjualan Bersih tahun 2007 sebesar Rp 29.526 juta. Peningkatan ini disebabkan karena di
akhir tahun 2008 Perseroan mulai mengadakan untuk pertama kalinya program acara promosi “one day sale”.

1.2. Beban Pokok Penjualan

Beban Pokok Penjualan terdiri dari harga pokok barang dagangan dan tagihan dari tenant foodcourt.

Perbandingan Beban Pokok Penjualan Selama 12 bulan pada tahun 2009 dan 2008

Beban Pokok Penjualan Perseroan untuk periode 12 bulan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 adalah
sebesar Rp 3.602 juta, meningkat Rp 683 juta atau 23,40% dibandingkan dengan Beban Pokok Penjualan tahun
2008 sebesar Rp 2. 919 juta. Peningkatan Beban Pokok Penjualan terjadi seiring dengan Perseroan bekerjasama
dengan supplier baru dalam hal pembelian barang putus dan perseroan bekerjasama dengan supplier dalam
beberapa program promosi.

8
Perbandingan Beban Pokok Penjualan Selama 12 bulan pada tahun 2008 dan 2007

Beban Pokok Penjualan Perseroan tahun 2008 adalah sebesar Rp 2. 919 juta, meningkat Rp 278 juta atau
10,53% dibandingkan dengan Beban Pokok Penjualan tahun 2007 sebesar Rp 2.641 juta Peningkatan Beban
Pokok Penjualan karena Perseroan bekerjasama dengan supplier dalam beberapa hal program promosi.

1.3. Laba Kotor

Perbandingan Laba Kotor Selama 12 bulan pada tahun 2009 dan 2008

Laba Kotor Perseroan untuk periode 12 bulan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar
Rp 29.680. juta, meningkat Rp 1.369 juta atau 4,84% dibandingkan dengan Laba Kotor tahun 2008 sebesar
Rp 28.311 juta. Peningkatan Laba Kotor merupakan hasil dari peningkatan penjualan pada tahun 2009 karena
adanya program promosi yang dilakukan Perseroan 4 kali dalam setahun.

Perbandingan Laba Kotor Selama 12 bulan pada tahun 2008 dan 2007

Laba Kotor Perseroan tahun 2008 adalah sebesar Rp 28.311 juta, meningkat Rp 1.425 juta atau 5,30% dibandingkan
dengan Laba Kotor tahun 2007 sebesar Rp 26.886 juta. Peningkatan Laba Kotor terutama disebabkan peningkatan
penjualan pada tahun 2008 yang disebabkan pertama kalinya Perseroan mengadakan program promosi “one day
sale”.

1.4. Beban Usaha

Perbandingan Beban Usaha Selama 12 bulan pada tahun 2009 dan 2008

Beban Usaha Perseroan untuk periode 12 bulan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar
Rp 25.787 juta, menurun Rp 674 juta atau 2,55% dibandingkan dengan Beban Usaha tahun 2008 sebesar
Rp 26.461 juta. Penurunan ini disebabkan Penurunan Beban Administrasi dan Umum disebabkan karena kebijakan
Perseroan menggunakan listrik sebagai pengganti genset yang menggunakan bahan bakar solar dengan cara
menambah kapasitas daya listrik sehingga mengurangi beban pembelian solar.

Perbandingan Beban Usaha Selama 12 bulan pada tahun 2008 dan 2007

Beban Usaha Perseroan tahun 2008 adalah sebesar Rp 26.461 juta, meningkat Rp 975 juta atau 3,83% dibandingkan
dengan Beban Usaha tahun 2007 sebesar Rp 25.486 juta. Peningkatan ini disebabkan karena peningkatan
Beban Marketing dan administrasi umum disebabkan karena adanya kenaikan harga solar yang signifikan per liter
pada tahun 2008 dan kenaikan Tarif Dasar Listrik serta beberapa komponen genset yang diperlukan perbaikan
dikarenakan faktor umur ekonomis.

1.5. Laba (Rugi) Usaha

Perbandingan Laba Usaha Selama 12 bulan pada tahun 2009 dan 2008

Laba Usaha Perseroan untuk periode 12 bulan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar
Rp 3.893 juta, meningkat Rp 2.043 juta atau 110,43% dibandingkan dengan Laba Usaha tahun 2008 sebesar
Rp 1.850 juta. Peningkatan ini disebabkan karena peningkatan laba kotor hasil dari peningkatan penjualan yang
disertai penurunan beban usaha.

Perbandingan Laba Usaha Selama 12 bulan pada tahun 2008 dan 2007

Laba Usaha Perseroan tahun 2008 adalah sebesar Rp 1.850 juta, meningkat Rp 451 juta atau 32,24% dibandingkan
dengan Laba Usaha tahun 2007 sebesar Rp 1.399 juta. Peningkatan Laba Usaha terutama disebabkan karena
peningkatan Laba Kotor tahun 2008.

1.6. Penghasilan (Beban) Lain-lain Bersih

Penghasilan (Beban) Lain-lain Bersih Perseroan terdiri dari penempatan deposito, jasa giro dan laba penjualan
aset.

Perbandingan Penghasilan (Beban) Lain-lain Bersih Selama 12 bulan pada tahun 2009 dan 2008

Penghasilan Lain-lain Bersih Perseroan untuk periode 12 bulan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009
adalah sebesar Rp 1.126 juta, meningkat Rp 406 juta atau 56,39% dibandingkan dengan Penghasilan Lain-lain
Bersih tahun 2008 sebesar Rp 720 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan karena peningkatan Pendapatan
Jasa Giro dan Bunga Deposito akibat dari penempatan deposito.

9
Perbandingan Penghasilan (Beban) Lain-lain Bersih Selama 12 bulan pada tahun 2008 dan 2007

Penghasilan Lain-lain Bersih Perseroan tahun 2008 adalah sebesar Rp 720 juta, menurun Rp 63 juta atau 8,05%
dibandingkan dengan Penghasilan Lain-lain Bersih tahun 2007 sebesar Rp 783 juta Penurunan ini terutama
disebabkan karena adanya penurunan pada pendapatan lainnya yaitu pendapatan bunga deposito.
Grafik Pertumbuhan Laba Bersih
Pada Tanggal 31 Desember 2007-2009
(dalam jutaan Rupiah)

6,000

5,000

4,000

5,065
3,000

2,976
2,000
2,238

1,000

-
2007 2008 2009

1.7. Laba Bersih

Perbandingan Laba Bersih Selama 12 bulan pada tahun 2009 dan 2008

Laba Bersih Perseroan untuk periode 12 bulan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar
Rp 5.065 juta, meningkat Rp 2.089 juta atau 70,19% dibandingkan dengan Laba Bersih tahun 2008 sebesar
Rp 2.976 juta. Peningkatan ini disebabkan karena peningkatan penjualan yang disertai penurunan beban usaha.

Perbandingan Laba Bersih Selama 12 bulan pada tahun 2008 dan 2007

Laba Bersih Perseroan tahun 2008 adalah sebesar Rp 2.976 juta, meningkat Rp 738 juta atau 32,98% dibandingkan
dengan Laba Bersih tahun 2007 sebesar Rp 2.238 juta. Peningkatan ini disebabkan adanya peningkatan
penjualan.

2. Analisa Neraca
Grafik Pertumbuhan Aset, Kewajiban dan Ekuitas
31 Desember 2007-2009
(dalam jutaan Rupiah)

35,000
30,000
25,000
34,820

20,000
27,759
26,225

22,293

15,000
17,531
14,275

12,527
11,950

10,531

10,000
5,000
0
2007 2008 2009

Jumlah Aset Jumlah Kewajiban Jumlah Ekuitas

10
2.1. Pertumbuhan Aset

Aset Perseroan terdiri dari Aset Lancar dan Aset Tidak Lancar. Aset Lancar terdiri dari Kas & Setara Kas, Investasi
Jangka Pendek (Deposito Berjangka & Surat Berharga), Piutang Usaha (Piutang yang Mempunyai Hubungan
Istimewa & Pihak Ketiga), Piutang Lain-Lain, Persediaan, Uang Muka & Biaya Dibayar Dimuka. Aset Tidak Lancar
terdiri dari Piutang Lain-Lain – Hubungan Istimewa, Investasi dalam Saham – Jangka Panjang, Aset Tetap, Pajak
Dibayar dimuka, Aset Pajak Tangguhan dan Aset Lain-Lain.

Pada tanggal 31 Desember 2009, Perseroan memiliki jumlah Aset sebesar Rp 34.820 juta, meningkat sebesar
Rp 7.061 juta atau 25,44% dari jumlah Aset tahun 2008 sebesar Rp 27.759 juta. Peningkatan jumlah Aset ini
terutama karena peningkatan kas dan setara kas hasil dari peningkatan deposito 142,19% di tahun 2009.

Pada tanggal 31 Desember 2008, Perseroan memiliki Aset sebesar Rp 27.759 juta naik Rp 1.534 juta atau 5,85%
dibandingkan dengan Aset Perseroan pada 31 Desember 2007 sebesar Rp 26.225 juta. Kenaikan ini disebabkan
karena peningkatan aset karena penambahan daya listrik dan adanya renovasi area penjualan.

2.2. Pertumbuhan Kewajiban

Kewajiban Perseroan terdiri dari Kewajiban Lancar dan Tidak Lancar. Kewajiban Lancar terdiri dari Hutang Usaha,
Hutang Pajak, Hutang Lain-Lain dan Beban Masih Harus Dibayar. Kewajiban tidak lancar terdiri dari Kewajiban
Imbalan Pasca Kerja dan Hutang lain-lain.

Kewajiban Perseroan pada 31 Desember 2009 sebesar Rp 12.527 juta, meningkat Rp 1.996 juta atau 18,95%
dibandingkan dengan kewajiban pada 31 Desember 2008 yang tercatat sebesar Rp 10.531 juta. Peningkatan ini
disebabkan karena peningkatan hutang usaha seiring dengan peningkatan penjualan.

Kewajiban Perseroan pada 31 Desember 2008 sebesar Rp 10.531 juta menurun Rp 1.419 juta atau 11,87%
dibandingkan dengan kewajiban pada 31 Desember 2007 yang tercatat sebesar Rp 11.950 juta. Penurunan ini
disebabkan pelunasan biaya yang masih harus dibayar.

2.3. Pertumbuhan Ekuitas

Ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2009 tercatat sebesar Rp 22.293 juta, naik Rp 5.065 juta atau sebesar
29,40% dibandingkan dengan Ekuitas pada tanggal 31 Desember 2008 sebesar Rp 17.228 juta. Peningkatan
tersebut disebabkan karena peningkatan laba.

Ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2008 tercatat sebesar Rp 17.228 juta naik Rp 2.953 juta atau
sebesar 20,69% dibandingkan dengan Ekuitas pada tanggal 31 Desember 2007 sebesar Rp 14.275 juta. Kenaikan
tersebut disebabkan karena peningkatan laba.

3. Likuiditas

Likuiditas menggambarkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya yang
terutama bersumber pada arus kas dari kegiatan operasi, investasi dan pendanaan.

3.1. Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Kas bersih dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari kas yang diterima dari pelanggan, penerimaan bunga
dikurangi dengan kas yang dibayar kepada pemasok, karyawan dan pembayaran pajak.

Kas bersih dari aktivitas operasi per 31 Desember 2009 adalah Rp 10.289 juta, meningkat Rp 6.931 juta atau
206,40% dari kas bersih pada tahun 2008 sebesar Rp 3.358 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan karena
peningkatan penerimaan bunga seiring dengan peningkatan deposito sebesar Rp 336 juta atau 75,85% dari
Rp 443 juta pada tahun 2008 menjadi Rp 779 juta pada tahun 2009 dan peningkatan Kas yang diterima dari
pelanggan sebesar Rp 5.177 juta atau 7,30% seiring dengan peningkatan penjualan bersih.

Kas bersih dari aktivitas operasi per 31 Desember 2008 adalah Rp 3.358 juta, meningkat Rp 1.471 juta atau 77,95%
dari kas bersih pada tahun 2007 sebesar Rp 1.887 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan karena peningkatan
kas yang di peroleh dari pelanggan seiring dengan peningkatan penjualan pada tahun 2008 sebesar Rp 1.294
juta atau 1,86% dari tahun sebelumnya Rp 69.601 juta menjadi Rp 70.895 juta pada tahun 2008, sedangkan kas
yang dibayarkan kepada pemasok menurun Rp 963 Juta atau 1,56% dari Rp 61.672 juta pada tahun 2007 menjadi
Rp 60.709 juta pada tahun 2008.

3.2. Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi merupakan kas yang digunakan untuk memperoleh aset tetap,
penerimaan/kerugian dari pelepasan aset tetap, perubahan investasi dalam saham dan kenaikan/penurunan aset
lainnya.

11
Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi pada tahun 2009 adalah sebesar Rp 1.524 juta, turun sebesar
Rp 3.615 juta atau 70,34% dari kas bersih untuk aktivitas investasi tahun 2008 sebesar Rp 5.139 juta. Penurunan
ini disebabkan karena di tahun 2009 tidak ada penambahan aset yang signifikan seperti tahun 2008.

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi pada tahun 2008 adalah sebesar Rp 5.139 juta, naik sebesar
Rp 3.647 juta atau 244,44% dari kas bersih untuk aktivitas investasi tahun 2007 sebesar Rp 1.492 juta. Kenaikan ini
disebabkan karena di tahun 2008 terdapat penambahan aset tetap berupa penambahan daya listrik dan renovasi
area penjualan.

3.3. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Arus Kas bersih dari aktivitas pendanaan diperoleh dari pembayaran atau penerimaan hutang lain-lain.

Per 31 Desember 2009 Perseroan melakukan pembayaran hutang lain-lain sebesar Rp 115 juta karena adanya
pengembalian uang jaminan ke tenant sewa.

Pada tahun 2008 kas dari aktivitas pendanaan adalah Rp 379 Juta meningkat sebesar Rp 316 Juta atau 501,59%
dibandingkan kas dari aktivitas pendanaan tahun 2007 sebesar Rp 63 Juta. Peningkatan ini disebabkan karena
Perseroan menerima uang jaminan sewa dari tenant yang bergabung.

4. Analisa Rasio

4.1. Likuiditas

Likuiditas menunjukkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi kewajiban Jangka Pendeknya, dapat diukur dari
perbandingan antara Aset Lancar dan Kewajiban Lancar.

Posisi likuiditas Perseroan per tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 masing-masing adalah sebesar
211,96%, 179,95%, 170,80%. Berikut adalah perinciannya:

Keterangan 31 Desember
2009 2008 2007
Aset Lancar 20.526 14.547 17.507
Kewajiban Lancar 9.684 8.084 10.250
Rasio Likuiditas 211,96% 179,95% 170,80%

Rasio likuiditas diatas 100% menunjukkan kemampuan Perseroan memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan
menggunakan aset lancar sangat baik.

4.2. Solvabilitas

Solvabilitas adalah kemampuan Perseroan untuk memenuhi seluruh kewajibannya dengan menggunakan seluruh
aset atau ekuitasnya. Solvabilitas dihitung dari rasio jumlah Kewajiban terhadap jumlah Aset dan rasio jumlah
Kewajiban terhadap Ekuitas.

= Rasio jumlah Kewajiban terhadap jumlah Aset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007
masing-masing adalah sebesar 35,98%, 37,94%, 45,57% dengan perincian sebagai berikut :

Keterangan 31 Desember
2009 2008 2007
Jumlah Aset 34.820 27.759 26.225
Jumlah Kewajiban 12.527 10.531 11.950
Rasio Solvabilitas 35,98% 37,94% 45,57%

= Rasio jumlah Kewajiban terhadap jumlah Ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007
masing-masing adalah sebesar 56,19%, 61,13%, 83,71% dengan perincian sebagai berikut :

Keterangan 31 Desember
2009 2008 2007
Jumlah Ekuitas 22.293 17.228 14.275
Jumlah Kewajiban 12.527 10.531 11.950
Rasio Solvabilitas 56,19% 61,13% 83,71%

12
4.3. Imbal Hasil Aset dan Imbal Hasil Ekuitas

4.3.1. Imbal Hasil Aset

Imbal Hasil Aset menunjukkan kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba bersih dari seluruh Aset yang
dimiliki oleh Perseroan. Tingkat Imbal Hasil Aset Perseroan untuk tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007
masing-masing adalah sebesar 14,55%, 10,72%, 8,53% dengan perincian sebagai berikut :

Keterangan 31 Desember
2009 2008 2007
Jumlah Aset 34.820 27.759 26.225
Jumlah Laba Bersih 5.065 2.976 2.238
Rasio Imbal Hasil Aset 14,55% 10,72% 8,53%

4.3.2. Imbal Hasil Ekuitas

Imbal Hasil Ekuitas Perseroan menunjukkan kemampuan Perseroan dalam menghasilkan Laba Bersih dibandingkan
dengan Ekuitas yang ditanamkan oleh pemegang saham Perseroan. Tingkat Imbal Hasil Ekuitas Perseroan untuk
tanggal 31 Desember 2009, 2008, dan 2007 masing-masing adalah sebesar 22,72%, 17,27%, 15,68% dengan
perincian sebagai berikut :

Keterangan 31 Desember
2009 2008 2007
Jumlah Ekuitas 22.293 17.228 14.275
Jumlah Laba Bersih 5.065 2.976 2.238
Rasio Imbal Hasil Ekuitas 22,72% 17,27% 15,68%

Imbal Hasil Aset dari tahun 2007 hingga tahun 2009 menunjukkan kenaikan, hal ini disebabkan karena terus
meningkatnya laba bersih Perseroan dari tahun 2007 sampai dengan 31 Desember 2009. Kenaikan Laba Bersih
ini disebabkan adanya kenaikan laba bersih akibat peningkatan penjualan bersih Perseroan dan penghasilan
operasional lainnya.

Penjelasan mengenai perubahan kondisi likuiditas atau cash flow dan pandangan terhadap kondisi tahun
yang akan datang.

Saat ini kondisi likuiditas Perseroan terus membaik hal ini ditunjukkan oleh rasio likuiditas yang semakin besar.
Apabila terdapat perubahan kondisi likuiditas terutama disebabkan oleh terjadinya mis-match antara aset lancar
dan hutang usaha, Perseroan akan mencari sumber dana dari luar (misalnya pinjaman bank ataupun pemasok
baru dengan kondisi pembayaran yang lebih ringan).

Manajemen berpandangan positif terhadap kondisi likuiditas Perseroan di tahun yang akan datang dengan melihat
pada proyeksi perekonomian dalam negeri yang menjanjikan kondisi likuiditas yang terus membaik ke depannya
ditambah dengan status Perseroan menjadi perusahaan terbuka diharapkan dapat memperoleh akses yang lebih
baik terhadap sumber dana perbankan maupun pasar modal.

Penjelasan mengenai Perubahan perilaku konsumen terhadap perubahan teknologi baru, kondisi demografi
pasar dan faktor lainnya.

Permintaan terhadap produk-produk Perseroan tergantung pada selera konsumen, pola belanja, perubahan
teknologi dalam melakukan pembayaran dan cara belanja, kondisi makro seperti kondisi demografi pasar, kondisi
perekonomian dan politik Indonesia, tingkat pendapatan yang dapat dibelanjakan konsumen. Selera konsumen
untu produk fashion, pakaian, makanan dan perlengkapan anak yang merupakan poduk Perseroan berkembang
dengan pesat sehingga sulit untuk di prediksikan. Untuk dapat menetapkan strategi yang tepat dalam menghadapi
faktor-faktor yang berpengaruh diatas, Perseroan akan melakukan riset pasar secara rutin untuk memprediksikan
perubahan selera konsumen dan meninjau kinerja serta kelayakan portofolio merk produk Perseroan untuk
memastikan bahwa produk Perseroan telah mengikuti tren yang ada.

Perubahan dalam metode Penjualan seperti Perjanjian distribusi baru atau perkembangan tim penjualan.

Strategi penjualan dan pemasaran Perseroan tidak akan berubah dalam dua tahun kedepan. Saat ini Perseroan
tidak memiliki cabang, bila Perseroan membuka cabang baru maka Perseroan akan mempersiapkan sistem
distribusi yang terencana dan tersistem. Perseroan akan membina tim penjualan dengan ketrampilan, kursus,
pengetahuan yang baru sehingga bisa mengikuti perkembangan pasar.

13
Penjelasan mengenai Perubahan yang terjadi pada kompetitor

Perseroan mengantisipasi bahwa mulai tahun 2010 akan masuk era perdagangan bebas untuk kawasan ASIA
/ Free Trade Area sehingga sangat dimungkinkan akan masuk pesaing dari luar negeri dan dari dalam negeri.
Untuk mengantisipasi hal ini Perseroan telah berkomitmen untuk membangun merk yang kuat dengan basis
pelanggan yang loyal, pelayanan yang memuaskan dan kenyamanan dalam berbelanja bagi pelanggan. Hal ini
dimungkinkan dengan menggunakan strategi dimana Perseroan akan senantiasa mengembangkan produk dan
jasa yang ada sekarang serta menciptakan produk dan jasa baru untuk melayani kebutuhan calon pelanggan
potensial Perseroan.

Penjelasan mengenai Perubahan dalam Harga, Perseroan dengan Pemasok atau Peristiwa Lainnya yang
mempengaruhi Penjualan Perseroan

Perubahan dalam harga akan menurunkan margin laba Perseroan. Saat ini Perseroan memiliki hubungan yang
sangat baik dengan para pemasok dan memiliki basis pemasok yang cukup kuat sehingga Perseroan tidak memiliki
ketergantungan pada salah satu pemasok.

C. Manajemen Risiko

Dalam pengelolaan risiko, Perseroan melakukan kegiatannya berdasarkan tata kelola perusahaan yang baik (good
Corporate Governance) dimana Perseroan telah memilki Komisaris Independen dan Direktur Tidak terafiliasi dan
membentuk serta menjalankan internal audit dengan tim yang berpengalaman dan handal.

Kewajiban dan tanggung jawab internal audit meliputi monitoring, review dan memberikan rekomendasi atas
sistem, proses dan pelaksanaaan kegiatan dimasing-masing departemen sesuai dengan kebijakan dan standar
dan prosedur operasional yang telah ditetapkan oleh Perseroan.

Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan menghadapi berbagai risiko seperti dibahas pada Bab V dalam
Prospektus ini. Dalam upayanya untuk meminimalisasi risiko-risiko, Perseroan melakukan manajemen risiko antara
lain :

1. Menghadapi persaingan usaha:

= Perseroan akan terus mengadakan kontrol kualitas yang ketat terhadap barang merchandise agar tetap
dapat mengikuti perubahan selera konsumen, mengadakan pemeriksaan dan monitoring terhadap barang
merchandise, meningkatkan hubungan kerjasama dengan supplier lama maupun mencari supplier baru
untuk bersama-sama terus mengembangkan diri dalam bisnis ritel.

= Perseroan akan fokus terhadap loyalitas konsumen. Untuk meningkatkan loyalitas konsumen, perseroan
menawarkan berbagai pelayanan termasuk meluncurkan kartu GTMC (Golden Truly Member Card).
Perseroan menawarkan penghematan transaksi melalui point reward dan diskon khusus.

= Perusahaan menerapkan konsep “one stop shopping” yang menjual berbagai macam kebutuhan rumah
tangga dan sehari-hari yang dibutuhkan oleh masyarakat. Perseroan yakin bahwa konsep ini sangat
penting mengingat banyaknya masyarakat berpenghasilan menengah yang tidak memiliki kendaraan
pribadi dan bertempat tinggal jauh dari pusat kota, sehingga mereka dapat berbelanja dengan mudah
hanya di satu tempat saja.

2. Untuk menghadapi pemutusan hubungan kerjasama dengan supplier:

= Perseroan senantiasa menjalin hubungan yang baik dengan supplier, meningkatkan keuntungan bersama,
menyelesaikan kewajiban-kewajiban Perseroan tepat waktu, senantiasa menjalin komunikasi yang baik.

= Perseroan senantiasa meningkatkan kinerja gerai-gerai yang sudah ada sesuai dengan perubahan pola
belanja konsumen, termasuk merenovasi penampilan gerai agar supaya lebih menarik dan membuat
konsumen kerasan untuk berbelanja.

3. Untuk menghadapi perubahan selera konsumen, mode produk perseroan:

= Perseroan selalu mempertahankan dan meningkatkan produktivitas gerai untuk terus mencari inovasi
baik itu dari segi desain/model untuk pakaian, tas, sepatu serta meningkatkan kualitas dan kuantitas
barang.

14
4. Untuk menghadapi resiko tidak diperpanjangnya sewa dan peningkatan harga sewa gedung Mal
Golden Truly:

= Perseroan akan memelihara dan meningkatkan hubungan baik dengan pemilik gedung yang telah terjalin
selama ini yaitu dengan tetap secara konsisten melaksanakan seluruh hak dan kewajiban Perseroan
berdasarkan perjanjian dengan pemilik gedung, serta menjalin komunikasi yang lebih baik dengan pemilik
Mal Golden tersebut.

= Perseroan akan mempertahankan dan meningkatkan hubungan baik dengan pihak-pihak yang melakukan
kegiatan usaha di Mal Golden Truly (“Para Tenant”) sehingga dapat menimbulkan ketergantungan atau
keterikatan Para Tenant kepada Perseroan dengan cara:
a. tetap memberlakukan dan menerapkan kondisi/syarat perjanjian dengan Para Tenant yang turut
menguntungkan Para Tenant;
b. meningkatkan kualitas pelayanan Perseroan kepada para pengguna fasilitas-fasilitas di Mal Golden
Truly khususnya Para Tenant;
c. mencari dan melakukan inovasi-inovasi baru dalam kerja sama dengan Para Tenant sehingga akan
semakin turut menguntungkan Para Tenant.

Selain dengan Para Tenant, Perseroan juga akan mempertahankan dan meningkatkan hubungan
baik dengan para pengunjung Mal Golden Truly dengan meningkatkan kenyamanan kepada para
pengunjung dan menciptakan event-event yang akan semakin membuat Mal Golden Truly identik dengan
Perseroan.

Dengan terciptanya keterikatan antara Perseroan dengan Para Tenant maupun pengunjung Mal,
maka Perseroan akan lebih memiliki posisi tawar dalam bernegosiasi dengan pemilik gedung dalam
perpanjangan masa sewa ataupun apabila pemilik gedung di kemudian hari mengkaji kemungkinan
untuk terlibat dalam pengelolaan Mal Golden Truly dan karenanya memerlukan hubungan dengan Para
Tenant maupun pengunjung Mal Golden Truly.

= Perseroan akan fokus untuk mengadakan ekspansi usaha dengan membuka department store baru
di daerah-daerah yang berpotensial, dengan format Neighborhood Mall yang sudah berhasil yaitu Mal
Golden Truly sebagai pusat belanja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dari masyarakat sekitarnya.

Untuk menjaga kelangsungan usaha, Perseroan akan terus berusaha untuk mengembangkan kegiatan
usaha ritelnya baik di kantor pusatnya maupun dengan pembukaan cabang-cabang baru seperti yang
akan dilakukan Perseroan yaitu membuka cabang di Mal Depok, Mal Kalibata City, Mal Galaxy dan di Bali
sesuai dengan tujuan penggunaan dana dari penawaran umum ini.

Manajemen berkeyakinan bahwa Perseroan memiliki posisi tawar yang tinggi dalam berhubungan
dengan Pemilik gedung Mal Golden Truly karena posisi Perseroan sebagai satu-satunya pihak yang
menyewa gedung Mal Golden Truly secara langsung dari pemilik gedung sekaligus juga sebagai
pengguna area terluas di gedung Mal Golden Truly (Anchor Tenant /penyewa utama) pada Mal Golden.
Anchor Tenant adalah kunci pada sebuah pusat belanja atau mal untuk tetap eksis dan berkembang
karena berfungsi sebagai magnet untuk menarik pengunjung. Anchor Tenant juga menjadi daya tarik bagi
tenant lain yang lebih kecil untuk ikut membuka toko atau usahanya. Mengingat kedudukan Perseroan
sebagai penyewa langsung dari pemilik gedung Mal Golden Truly dan anchor tenant, maka Manajemen
Perseroan berpendapat bahwa besar kemungkinan pemilik Mal Golden akan memperpanjang jangka
waktu perjanjian sewa dengan Perseroan.

5. Untuk menghadapi ketergantungan terhadap siklus musiman:

= Perseroan terus menerapkan dan mencari program-program acara yang menarik dan baru untuk
diberikan dan ditawarkan kepada para konsumen setia perseroan. Dengan demikian, siklus musiman
bukanlah hal utama tetapi bagaimana cara perseroan untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen
dan menjalin hubungan dengan supplier yaitu dengan mengadakan program/acara yang menarik dari
segi diskon, special price dengan harga yang kompetitif ataupun hadiah-hadiah yang yang ditawarkan
setiap harinya.

D. Prospek Usaha

Perkembangan berbagai indikator ekonomi menjelang akhir tahun 2009 ditandai oleh terus berlanjutnya perbaikan
kondisi makroekonomi Indonesia. Perbaikan tersebut ditopang oleh meningkatnya optimisme terhadap pertumbuhan
ekonomi domestik dan global, serta terjaganya kestabilan makroekonomi domestik. Pertumbuhan ekonomi tahun
2009 diperkirakan tumbuh 4,3%, inflasi tercatat sebesar 2,78%, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mencatat
surplus, dan nilai tukar secara point-to-point menguat sebesar 15,65% dibandingkan dengan tahun lalu. Di tengah-

15
tengah krisis global, berbagai kinerja yang cukup positif tersebut tidak terlepas dari daya tahan permintaan domestik
yang kuat, sektor perbankan yang tetap sehat dan stabil, ekspektasi pemulihan ekonomi global yang semakin
optimis, serta respons kebijakan fiskal dan moneter yang akomodatif dalam mendukung terjaganya perekonomian
domestik.

Selama paruh pertama tahun 2009, tekanan pelemahan permintaan global yang terjadi sejak awal tahun berdampak
pada penurunan pertumbuhan ekspor dan investasi. Lemahnya pertumbuhan ekspor dan investasi berimplikasi
pada turunnya daya beli masyarakat dan memicu terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Namun demikian,
adanya kegiatan Pemilu serta berbagai upaya Pemerintah untuk meningkatkan daya beli masyarakat melalui
program Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan pengurangan pajak penghasilan membantu konsumsi rumah tangga
untuk tumbuh cukup tinggi. Dengan perkembangan tersebut, pada semester pertama tahun 2009 konsumsi rumah
tangga tumbuh sebesar 6,0% pada triwulan I dan 4,8% pada triwulan II (yoy). Meskipun melambat dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya, pertumbuhan konsumsi rumah tangga tersebut masih cukup tinggi. Memasuki
semester kedua tahun 2009, meskipun faktor Pemilu sudah usai, namun pertumbuhan konsumsi rumah tangga
masih relatif stabil yaitu 4,7%. Hal tersebut terkait dengan masih tingginya konsumsi kelompok masyarakat
menengah atas, realisasi gaji ke-13, dan adanya pola musiman konsumsi menjelang hari raya keagamaan. Di
samping itu, perbaikan kinerja ekspor juga diperkirakan membantu tingkat konsumsi pada semester kedua tahun
2009.

Konsumsi rumah tangga pada triwulan IV-2009 diperkirakan masih tumbuh relatif tinggi. Perkiraan tersebut sejalan
dengan perkembangan indikator penuntun konsumsi rumah tangga yang mengindikasikan perbaikan. Dorongan
faktor musiman menjelang akhir tahun dan peningkatan pendapatan ekspor diperkirakan menopang kestabilan
pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal IV-2009.

Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2010 diperkirakan masih tumbuh stabil. Perkiraan tersebut sejalan dengan
perkembangan indikator penuntun konsumsi rumah tangga yang mengindikasikan perbaikan. Rencana kenaikan
gaji PNS, TNI dan Polri sebesar 5% dan kenaikan UMP pada awal tahun 2010 berpotensi menopang perbaikan daya
beli masyarakat. Perbaikan konsumsi rumah tangga juga didukung oleh perkembangan beberapa indikator dini.
Konsumsi barang tahan lama (durable goods) seperti penjualan mobil, motor, dan elektronik tumbuh meningkat.
Indeks penjualan eceran sampai dengan akhir triwulan IV-2009 masih tumbuh tinggi ditopang oleh meningkatnya
konsumsi pada kelompok pakaian dan peralatannya serta makanan dan tembakau. Perbaikan pertumbuhan
konsumsi juga tercermin pada kenaikan pertumbuhan impor barang konsumsi hingga Desember 2009.

Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan tersebut, diharapkan penghasilan masyarakat Indonesia
juga mengalami peningkatan, demikian pula dengan daya beli dan pengeluaran pembelanjaan mereka. Pola
berbelanja masyarakat lebih cenderung berbelanja di gerai-gerai serba ada karena gerai serba ada selain
memberikan kenyamanan juga menyediakan beraneka ragam barang bermutu baik dan dengan harga yang
pantas.

Perseroan merupakan salah satu mal yang sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia khususnya di Jakarta telah
berhasil mengantisipasi perkembangan-perkembangan positif tersebut diatas. Perseroan memberikan perhatian
yang khusus pada segmen pasar berpenghasilan menengah dan menengah atas karena segmen pasar tersebut
dalam pengamatan Perseroan merupakan segmen pasar yang potensial dan memiliki tingkat pertumbuhan yang
pesat.

Lokasi Perseroan di Gunung Sahari juga cukup baik karena di daerah tersebut belum ada mal yang secara langsung
menjadi pesaing Perseroan sehingga masyarakat sekitar menjadi pelanggan yang loyal terhadap Perseroan.
Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan pembangunan pemukiman di sekitar wilayah Perseroan juga ikut
mendukung perkembangan Perseroan.

Perseroan terus berusaha melengkapi malnya dengan tenant dan gerai-gerai yang menyediakan kebutuhan
pelanggan. Saat ini masyarakat sekitar dapat menemukan semua kebutuhannya di mal yang di kelola oleh
Perseroan dari mulai kebutuhan pokok hingga makanan dan hiburan sehingga Perseroan optimis pada tahun-
tahun mendatang Perseroan dapat terus berkembang dengan dukungan pelanggan yang loyal.

Tahun 2010 dan masa-masa berikutnya, Perseroan bertekad untuk terus mencapai pertumbuhan yang optimal dan
meningkatkan efisiensi operasinya. Dimasa yang akan datang Perseroan merencanakan untuk :
= Meningkatkan eksistensi, kinerja keuangan dan peranannya dalam mengembangkan usaha.
= Meningkatkan kualitas dan jenis pelayanan yang dapat diberikan kepada konsumen
= Meningkatkan sinergi usaha dan kerjasama antara Perseroan dengan supplier dan masyarakat sekitar.
= Meningkatkan potensi usaha Perseroan dalam menghadapi kondisi bisnis di era perdagangan bebas.
= Meningkatkan efisiensi Beban Usaha.

16
V. RISIKO USAHA
Sebelum melakukan investasi pada saham Perseroan, para calon investor harus memperhatikan risiko-risiko
yang disebutkan di bawah ini, beserta dengan informasi-informasi lainnya yang terdapat pada bagian-bagian
lain dalam Prospektus ini. Perseroan telah mengungkapkan seluruh faktor risiko yang mempengaruhi Perseroan
dan industrinya yang secara material yang dapat mempengaruhi kondisi keuangan dan operasional dan prospek
Perseroan secara negatif. Risiko-risiko sebagaimana disebutkan di bawah ini merupakan semua risiko yang dapat
mempengaruhi secara material dan negatif terhadap kegiatan usaha, arus kas, hasil usaha, kondisi keuangan
dan prospek usaha Perseroan. Dalam kondisi tersebut di atas, calon investor mungkin dapat mengalami kerugian
atas seluruh atau sebagian investasinya. Setiap calon investor dalam Penawaran Umum ini harus memperhatikan
seluruh fakta yang dibuat dan diatur dalam peraturan hukum yang berlaku.

Sebagaimana dengan dunia usaha pada umumnya, Perseroan tidak terlepas dari beberapa risiko usaha yang
dipengaruhi oleh faktor-faktor internal maupun eksternal yang dapat mempengaruhi pendapatan Perseroan, risiko
usaha di bawah ini merupakan risiko-risiko material dan telah diurutkan sesuai dengan bobot risiko.

1. Risiko Persaingan Usaha

Prospek yang cerah di bidang usaha ritel mengundang banyak pengusaha untuk menanamkan modalnya baik
dalam bentuk usaha baru maupun perluasan usaha yang telah ada. Banyaknya usaha ritel ini meningkatkan
persaingan usaha Perseroan. Keterlambatan Perseroan dalam mengantisipasi atau mencermati persaingan
usaha dapat mengakibatkan menurunnya pendapatan Perseroan.

2. Risiko Pemutusan Hubungan atau Kebijakan dengan Prinsipal

Kegiatan usaha Perseroan berkaitan langsung dengan prinsipal yang menyediakan produk yang dijual oleh
Perseroan. Ketergantungan pada prinsipal seperti perpanjangan waktu trading term yang dipengaruhi oleh
pencapaian volume penjualan produk prinsipal dan lain-lain yang kurang menguntungkan menyebabkan
keterbatasan ruang gerak usaha Perseroan yang dapat mempengaruhi kelancaran usaha Perseroan yang
pada akhirnya dapat mengurangi pendapatan usaha Perseroan.

3. Perubahan atas Sentimen industri ritel, selera konsumen dan tren belanja di Indonesia dapat secara
signifikan mengubah tingkat permintaan terhadap produk Perseroan

Permintaan terhadap produk-produk Perseroan tergantung pada selera dan tren belanja konsumen Indonesia.
Sentimen industri ritel Indonesia, selera konsumen dan pila belanja dipengaruhi oleh faktor eksternal termasuk
diantaranya kondisi perekonomian dan politik Indonesia, tingkat pendapatan yang dapat di belanjakan
konsumen Indonesia dan profil demografi pasar. Selera konsumen untuk produk fashion, pakaian, makanan
dan perlengkapan anak-anak yang merupakan segmen usaha utama Perseroan berkembang dengan pesat.
Perubahan selera konsumen dan tren belanja dapat memiliki pengaruh yang besar terhadap berhasil atau
tidaknya strategi pemasaran dan penjualan produk yang didistribusikan Perseroan. Penilaian Perseroan yang
tidak tepat terhadap perubahan selera konsumen dapat membawa dampak negatif terhadap kinerja usaha
dan kondisi keuangan Perseroan.

4. Risiko tidak diperpanjangnya perjanjian sewa tanah dan bangunan Mal Golden Truly oleh PT Mustafa
Indonesia, PT Mustafa Centre, dan PT Truly Indah selaku pemilik kepada Perseroan selaku penyewa
atau peningkatan harga sewa tanah dan bangunan tersebut

Perseroan menyewa dari pihak ketiga semua ruang usaha yang saat ini digunakan untuk kegiatan operasional
Perseroan. Bila perjanjian sewa tidak diperpanjang atau harga sewa yang meningkat tajam maka akan
berdampak negatif terhadap kegiatan usaha serta hasil usaha yang pada akhirnya akan memberi dampak
negatif terhadap kondisi keuangan Perseroan.

5. Kegiatan usaha Perseroan tergantung pada siklus usaha musiman

Perseroan menghadapi fluktuasi dalam omset dan laba usaha mengikuti siklus musiman dan biasanya
mencatatkan omset yang lebih tinggi antara bulan Oktober sampai dengan bulan Januari, terutama karena
kebiasaan konsumen yang secara tradisi selalu berbelanja dalam jumlah lebih besar berdekatan dengan
hari Lebaran dan Natal. Jika Perseroan tidak tepat dalam menetapkan strategi pemasaran pada saat musim
dengan potensi penjualan yang tinggi maka akan menurunkan penjualan Perseroan yang pada akhirnya akan
berdampak negatif terhadap kinerja Perseroan.

17
6. Risiko Perubahan Peraturan Pemerintah

Perubahan kebijakan Pemerintah dari waktu ke waktu yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional
dapat mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan. Salah satu kebijakan yang berpengaruh terhadap kegiatan
usaha Perseroan adalah Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 111 tahun 2007 tentang daftar bidang
usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan dibidang penanaman modal, dimana
disebutkan bahwa Pedagang Eceran Skala Besar (mal, supermarket, department store, pusat pertokoan/
perbelanjaan) dan perdagangan dikecualikan sebagai Daftar Bidang Usaha yang tertutup untuk Penanaman
Modal yang modal perusahaan ada pemilikan Warga Negara Asing dan atau badan hukum asing. Perubahan
kebijakan ini dapat meningkatkan pesaing pada bidang usaha ini sehingga pangsa pasar Perseroan dapat
berkurang, yang pada akhirnya dapat mengurangi pendapatan Perseroan.

7. Risiko Kondisi Sosial, Ekonomi dan Keamanan

Kondisi sosial, ekonomi, politik dan keamanan di dalam negeri yang tidak stabil dapat mempengaruhi
kestabilan usaha disegala bidang termasuk industri ritel dimana kondisi ini juga merupakan faktor diluar
kendali Perseroan. Kerusuhan atau gejolak sosial serta adanya ancaman terorisme dapat mengakibatkan
ketidakstabilan politik. Hal tersebut dapat mengakibatkan perubahan dalam kebijakan Pemerintah, perubahan
tatanan politik dan ekonomi. Gangguan-gangguan ini dapat menyebabkan ketidakpastian yang secara
langsung maupun tidak langsung dapat memberikan dampak kepada perekonomian Indonesia yang pada
akhirnya akan mempengaruhi kegiatan dan prospek usaha Perseroan dimana akan menurunkan potensi
pendapatan yang dapat diperoleh dan kinerja Perseroan.

Perseroan telah mengungkapkan seluruh faktor risiko yang mempengaruhi Perseroan dan industrinya
yang secara material yang dapat mempengaruhi posisi keuangan dan operasional Perseroan secara
negatif.

18
VI. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR
INDEPENDEN
Tidak ada kejadian penting yang mempunyai dampak cukup material terhadap keuangan dan hasil usaha Perseroan
yang terjadi setelah tanggal Laporan Auditor Independen tertanggal 26 Mei 2010 atas Laporan Keuangan Perseroan
untuk periode 12 (dua belas) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 yang telah diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik Bayudi Watu & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian yang perlu diungkapkan dalam
Prospektus ini.

19
VII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN

A. Riwayat Singkat Perseroan

Perseroan didirikan dengan nama PT Bima Nuansa Cempaka berdasarkan Akta Perseroan Terbatas PT Bima
Nuansa Cempaka No.136 tanggal 8 November 1995, dibuat di hadapan Richardus Nangkih Sinulingga, S.H.,
Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat
Keputusan No. C2-17.467HT.01.01.Th.95 tanggal 29 Desember 1995, didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat dibawah No. 491/1996, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 36
tanggal 3 Mei 1996, Tambahan No. 4144.

Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan sebagaimana disebutkan dibawah ini:

1. Akta Risalah Rapat PT Bima Nuansa Cempaka No 62 tanggal 31 Juli 1998, dibuat oleh Mellyani Noor Shandra,
S.H., Notaris di Tangerang, yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia
dengan Surat Keputusan No. C-12983 HT.01.04.Th.99 tanggal 15 Juli 1999, dilaporkan kepada Menteri
Kehakiman Republik Indonesia sebagaimana telah diterima dan dicatat pada tanggal 15 Juli 1999 dengan
No.C-12982 HT.01.04.Th.99,didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan
Kodya Jakarta Pusat di bawah No. 416/RUB.09.05/XII/99 tanggal 17 Desember 1999, dan diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia dengan No.16 tanggal 25 Februari 2000, Tambahan No. 985.

2. Akta Risalah Rapat PT Bima Nuansa Cempaka No.1 tanggal 2 Juni 2000, dibuat oleh Mellyani Noor
Shandra, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C-984 HT.01.04.TH.2001 tanggal 31 Januari 2001,
didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat di bawah
No.1121/RUB.09.05/VII/2001 tanggal 11 Juli 2001, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
No.84 tanggal 19 Oktober 2001, Tambahan No.6562.

3. Akta Risalah Rapat PT Bima Nuansa Cempaka No.89 tanggal 26 Maret 2002, dibuat oleh Mellyani Noor
Shandra, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C-08089 HT.01.04.TH.2002 tanggal 10 Mei 2002,
didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat di bawah
No. 4513/RUB.09.05/VII/2002 tanggal 4 Juli 2002, mengenai persetujuan RUPSLB Perseroan atas perubahan
nama Perseroan yang semula adalah perseroan terbatas PT Bima Nuansa Cempaka menjadi perseroan
terbatas PT Golden Retailindo.

4. Akta Risalah Rapat PT Golden Retailindo No.40 tanggal 20 Desember 2002, dibuat oleh Mellyani Noor
Shandra, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah dilaporkan kepada Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia sebagaimana telah diterima pada tanggal 18 Februari 2003 dengan No. C-03424 HT.01.04.
TH.2003, dan didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta
Pusat di bawah No. 0745/RUB.09.05/III/2003 tanggal 25 Maret 2003.

5. Akta Berita Acara Rapat PT Golden Retailindo No.83 tanggal 18 Desember 2003, dibuat oleh Eliwaty Tjitra,
S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-15639 HT.01.04.TH.2004 tanggal 22 Juni 2004.

6. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Golden Retailindo No.08 tanggal
2 Maret 2009, dibuat di hadapan Engawati Gazali, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh persetujuan
dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.AHU-16279.
AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 28 April 2009, dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan No.AHU-0020814.
AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 28 April 2009, yang menerangkan mengenai pernyataan kembali keputusan
RUPSLB Perseroan yang diadakan pada tanggal 19 Februari 2009 tentang penyesuaian anggaran dasar
Perseroan dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007.

7. Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas PT Golden Retailindo
No.147 tanggal 14 Januari 2010, dibuat oleh Doktor Irawan Soerodjo, S.H., Msi., Notaris di Jakarta, yang
telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan
Surat Keputusan No.AHU-03318.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 21 Januari 2010 dan didaftarkan dalam
Daftar Perseroan No.AHU-0004926.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 21 Januari 2010 serta diberitahukan
kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana telah diterima dan dicatat
pada tanggal 2 Februari 2010 dengan No.AHU-AH.01.10-02773 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan
No.AHU-0008435.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 2 Februari 2010.

20
Perseroan berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta Pusat.

Kegiatan usaha utama Perseroan adalah:

a) menjalankan usaha dalam bidang perdagangan pada umumnya, termasuk impor, ekspor, interinsulair dan
lokal dari segala macam barang atau jasa yang dapat diperdagangkan baik untuk perhitungan sendiri maupun
pihak lain secara komisi, menjadi grosir, leveransir/suplier, distributor dan keagenan serta perwakilan baik
dari dalam maupun luar negeri dari segala macam barang dagangan dan jasa, baik hasil produksi pihak lain
maupun hasil produksi sendiri, termasuk hasil-hasil kegiatan usaha penunjang;

b) menjalankan usaha dalam bidang jasa, yang meliputi berbagai macam bidang jasa, antara lain jasa persewaan
ruangan, jasa boga termasuk restoran, food court, pelayanan berbagai usaha, kecuali jasa dalam bidang
hukum dan pajak

Perseroan selaku badan hukum dalam menjalankan kegiatan usahanya telah memiliki Surat Ijin Usaha Perdagangan
(SIUP) Besar No.0575/2826-P/09-01/PB/VI/2002 tanggal 27 Juni 2002 yang dikeluarkan oleh Suku Dinas Kanwil
Departemen Perindustrian dan Perdagangan Propinsi DKI Jakarta, yang menerangkan pada pokoknya:
- Kegiatan usaha Perseroan : Perdagangan barang dan jasa
- Kelembagaan : Distributor, eksportir dan importir
- Bidang usaha : KLUI: 51900-51500-53211-70101

B. Perkembangan Kepemilikan Saham

Perkembangan struktur permodalan dan kepemilikan saham Perseroan sejak saat berdiri sampai dengan
Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut:

1. Pendirian Tahun 1995

Berdasarkan Akta Perseroan Terbatas PT BIMA NUANSA CEMPAKA No.136 tanggal 8 November 1995, dibuat di
hadapan Richardus Nangkih Sinulingga, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan pengesahan dari Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-17.467HT.01.01.Th.95 tanggal 29 Desember
1995, didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dibawah No. 491/1996, dan diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 36 tanggal 3 Mei 1996, Tambahan No. 4144, struktur permodalan dan
susunan pemegang Perseroan adalah sebagai berikut:

Keterangan Nilai nominal per saham Rp 100.000 per saham


Nilai Nominal Persentase
Jumlah Saham (Rp) (%)
Modal Dasar 1.000 100.000.000  
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
Hasbullah Abdul Rasyid 80 8.000.000 40%
Tri Widodo 120 12.000.000 60%
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 200 20.000.000 100%
Saham Dalam Portepel 800 80.000.000  

Seluruh modal yang telah ditempatkan dan diambil bagian tersebut sebesar Rp 20.000.000 (dua puluh juta Rupiah)
telah dilakukan penyetorannya oleh para pemegang saham Perseroan.

2. Tahun 1996

2.1. Berdasarkan Jual Beli Saham tertanggal 2 April 1996 yang disimpan pada Notaris dengan Akta Penyimpanan
Jual Beli Saham No.15 tanggal 3 April 1996, dibuat di hadapan Mellyani Noor Shandra, S.H., Notaris di
Tangerang, telah dilakukan jual beli 100 (seratus) saham Perseroan milik Hasbullah Abdul Rasyid dan Tri
Widodo kepada PT Buana Citra Astaprima.

2.2. Berdasarkan Jual Beli Saham tertanggal 2 April 1996, yang disimpan pada Notaris dengan Akta Penyimpanan
Jual Beli Saham No.16 tanggal 3 April 1996, dibuat di hadapan Mellyani Noor Shandra, S.H., Notaris di
Tangerang, telah dilakukan jual beli 100 (seratus) saham Perseroan milik Tri Widodo kepada PT Prabuwahana
Mandiri.

Jual beli saham di atas telah mendapat persetujuan RUPSLB Perseroan yang keputusannya sebagaimana
termaktub dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 14 tanggal 3 April 1996, dibuat di hadapan Mellyani
Noor Shandra, S.H., Notaris di Tangerang, yang merupakan pernyataan kembali keputusan tertanggal
2 April 1996 mengenai persetujuan pemegang saham Perseroan atas:

21
a. jual beli saham Perseroan milik Hasbullah Abdul Rasyid sebanyak 80 (delapan puluh) saham kepada
PT Buana Citra Astaprima

b. jual beli saham Perseroan milik Tri Widodo sebanyak 20 (dua puluh) saham kepada PT Buana Citra
Astaprima

c. jual beli saham Perseroan milik Tri Widodo sebanyak 100 (seratus) saham kepada PT Prabuwahana
Mandiri.

Dengan dilakukannya jual beli tersebut, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan menjadi
sebagai berikut:

Keterangan Nilai nominal per saham Rp 100.000 per saham


Nilai Nominal Persentase
Jumlah Saham (Rp) (%)
Modal Dasar 1.000 100.000.000  
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh :
PT Buana Citra Astaprima 100 10.000.000 50%
PT Prabuwahana Mandiri 100 10.000.000 50%
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 200 20.000.000 100%
Saham Dalam Portepel 800 80.000.000  

3. Tahun 1998

3.1. Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 61 tanggal 31 Juli 1998, dibuat di hadapan Mellyani Noor Shandra,
S.H., Notaris di Tangerang, telah dilakukan jual beli saham Perseroan milik:

a. PT Indika Inti Mandiri sebanyak 100 (seratus) saham dengan perincian sebanyak 50 (lima puluh)
saham dijual kepada PT Teratai Surya Sakti dan 50 (lima puluh) saham dijual kepada PT Teratai
Surya Pratama.

Berdasarkan Surat Pernyataan Direksi Perseroan tertanggal 1 Februari 2010, dinyatakan bahwa
PT Prabuwahana Mandiri selaku pemegang saham Perseroan yang tercatat pada Akta Pernyataan
Keputusan Rapat No. 14 tanggal 3 April 1996, dibuat di hadapan Mellyani Noor Shandra, S.H.,
Notaris di Tangerang telah berubah nama menjadi PT Indika Inti Mandiri sebagaimana disebutkan
pada Akta Risalah Rapat PT Bima Nuansa Cempaka No.60 tanggal 31 Juli 1998, dibuat oleh Mellyani
Noor Shandra, S.H., Notaris di Tangerang.

b. PT Buana Citra Astaprima sebanyak 100 (seratus) saham kepada PT Teratai Surya Sakti.

Jual beli saham di atas telah mendapat persetujuan RUPSLB Perseroan yang keputusannya
sebagaimana termaktub dalam Akta Risalah Rapat PT Bima Nuansa Cempaka No.60 tanggal
31 Juli 1998, dibuat oleh Mellyani Noor Shandra, S.H., Notaris di Tangerang, yang telah didaftarkan
dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat pada tanggal
17 Desember 1999.

Dengan dilakukannya jual beli saham tersebut, maka susunan pemegang saham Perseroan menjadi
sebagai berikut:

Keterangan Nilai nominal per saham Rp 100.000 per saham


Nilai Nominal Persentase
Jumlah Saham (Rp) (%)
Modal Dasar 1.000 100.000.000  
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh :
PT Teratai Surya Sakti 150 15.000.000 75%
PT Teratai Surya Pratama 50 5.000.000 25%
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 200 20.000.000 100%
Saham Dalam Portepel 800 80.000.000  

3.2. Berdasarkan Akta Risalah Rapat PT Bima Nuansa Cempaka No 62 tanggal 31 Juli 1998, dibuat oleh Mellyani
Noor Shandra, S.H., Notaris di Tangerang, yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman
Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-12983 HT.01.04.Th.99 tanggal 15 Juli 1999, dilaporkan
kepada Menteri Kehakiman Republik Indonesia sebagaimana telah diterima dan dicatat pada tanggal 15 Juli
1999 dengan No.C-12982 HT.01.04.Th.99, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran
Perusahaan Kodya Jakarta Pusat di bawah No. 416/RUB.09.05/XII/99 tanggal 17 Desember 1999, dan

22
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia dengan No.16 tanggal 25 Februari 2000, Tambahan
No. 985, struktur permodalan Perseroan adalah sebagai berikut:

Keterangan Nilai nominal per saham Rp 100.000 per saham


Nilai Nominal Persentase
Jumlah Saham (Rp) (%)
Modal Dasar 1.000 100.000.000  
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh :
PT Teratai Surya Sakti 200 20.000.000 80%
PT Teratai Surya Pratama 50 5.000.000 20%
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 250 25.000.000 100%
Saham Dalam Portepel 750 75.000.000  

Penambahan modal oleh PT Teratai Surya Sakti sebesar Rp 5.000.000.000 (lima milyar Rupiah) atau sebanyak
50 saham dilakukan dalam bentuk kas.

4. Tahun 1999

Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No.22 tanggal 6 Juli 1999, dibuat di hadapan Mellyani Noor Shandra, S.H.,
Notaris di Tangerang, telah dilakukan jual beli 40 (empat puluh) saham Perseroan milik PT Teratai Surya Pratama
kepada PT Teratai Surya Sakti.

Jual beli saham di atas telah mendapat persetujuan RUPSLB Perseroan yang keputusannya sebagaimana
termaktub dalam Akta Risalah Rapat PT Bima Nuansa Cempaka No. 21 tanggal 6 Juli 1999, dibuat oleh Mellyani
Noor Shandra, S.H., Notaris di Tangerang, yang telah diberitahukan kepada Menteri Kehakiman Republik Indonesia
dengan Surat Notaris Mellyani Noor Shandra, S.H. No.367/ML/IX/99 tanggal 13 September 1999 sebagaimana
telah diterima pada tanggal 14 September 1999 dan didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran
Perusahaan Kodya Jakarta Pusat pada tanggal 17 Desember 1999.

Dengan dilakukannya jual beli saham tersebut, maka susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai
berikut:

Keterangan Nilai nominal per saham Rp 100.000 per saham


Nilai Nominal Persentase
Jumlah Saham (Rp) (%)
Modal Dasar 1.000 100.000.000  
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh :
PT Teratai Surya Sakti 240 24.000.000 96%
PT Teratai Surya Pratama 10 1.000.000 4%
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 250 25.000.000 100%
Saham Dalam Portepel 750 75.000.000  

5. Tahun 2000

5.1. Akta Jual Beli Saham No 22-25 tanggal 14 Februari 2000

a. Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 22 tanggal 14 Februari 2000, dibuat di hadapan Mellyani Noor
Shandra, S.H., Notaris di Tangerang, telah dilakukan jual beli 34 (tiga puluh empat) saham Perseroan
milik PT Teratai Surya Sakti kepada Suryadi Sasmita;

b. Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 23 tanggal 14 Februari 2000, dibuat di hadapan Mellyani Noor
Shandra, S.H., Notaris di Tangerang, telah dilakukan jual beli 25 (dua puluh lima) saham Perseroan milik
PT Teratai Surya Sakti kepada PT Pasifik Atlanta Retailindo;

c. Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 24 tanggal 14 Februari 2000, dibuat di hadapan Mellyani Noor
Shandra, S.H., Notaris di Tangerang, telah dilakukan jual beli 11 (sebelas) saham Perseroan milik
PT Teratai Surya Sakti kepada PT Tritirta Inti Mandiri; dan

d. Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 25 tanggal 14 Februari 2000, dibuat di hadapan Mellyani
Noor Shandra, S.H., Notaris di Tangerang, telah dilakukan jual beli 5 (lima) saham Perseroan milik
PT Teratai Surya Sakti kepada PT Pasifik Atlanta Retailindo.

Jual beli saham di atas telah mendapat persetujuan RUPSLB Perseroan yang keputusannya sebagaimana
termaktub dalam Akta Risalah Rapat PT Bima Nuansa Cempaka No. 21 tanggal 14 Februari 2000 yang dibuat
oleh Mellyani Noor Shandra, S.H., Notaris di Tangerang

23
Keterangan Nilai nominal per saham Rp 100.000 per saham
Nilai Nominal Persentase
Jumlah Saham (Rp) (%)
Modal Dasar 1.000 100.000.000  
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh :
PT Teratai Surya Sakti 170 17.000.000 68%
PT Teratai Surya Pratama 5 500.000 2%
Suryadi Sasmita 34 3.400.000 14%
PT Pasifik Atlanta 30 3.000.000 12%
PT Trinita Inti Mandiri 11 1.100.000 4%
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 250 25.000.000 100%
Saham Dalam Portepel 750 75.000.000  

5.2. Akta Jual Beli Saham No 27-30 tanggal 15 Februari 2000

a. Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No.27 tanggal 15 Februari 2000, dibuat di hadapan Mellyani Noor
Shandra, S.H., Notaris di Tangerang, telah dilakukan jual beli 79 (tujuh puluh sembilan) saham Perseroan
milik PT Teratai Surya Sakti kepada Suryadi Sasmita.

b. Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No.28 tanggal 15 Februari 2000, dibuat di hadapan Mellyani Noor
Shandra, S.H., Notaris di Tangerang, telah dilakukan jual beli 70 (tujuh puluh) saham Perseroan milik
PT Teratai Surya Sakti kepada PT Pasifik Atlanta Retailindo.

c. Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No.29 tanggal 15 Februari 2000, dibuat di hadapan Mellyani Noor
Shandra, S.H., Notaris di Tangerang, telah dilakukan jual beli 21 (dua puluh satu) saham Perseroan milik
PT Teratai Surya Sakti kepada PT Tritirta Inti Mandiri.

d. Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No.30 tanggal 15 Februari 2000, dibuat di hadapan Mellyani Noor
Shandra, S.H., Notaris di Tangerang, telah dilakukan jual beli 5 (lima) saham Perseroan milik PT Teratai
Surya Pratama kepada PT Tritirta Inti Mandiri.

Jual beli saham di atas telah mendapat persetujuan RUPSLB Perseroan yang keputusannya sebagaimana
termaktub dalam Akta Risalah Rapat PT Bima Nuansa Cempaka No. 26 tanggal 15 Februari 2000 yang
dibuat oleh Mellyani Noor Shandra, S.H., Notaris di Tangerang.

Dengan dilakukannya jual beli tersebut, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan
menjadi sebagai berikut:

Keterangan Nilai nominal per saham Rp 100.000 per saham


Nilai Nominal Persentase
Jumlah Saham (Rp) (%)
Modal Dasar 1.000 100.000.000  
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh :
Suryadi Sasmita 113 11.300.000 45%
PT Pasifik Atlanta Retailindo 100 10.000.000 40%
PT Trinita Inti Mandiri 37 3.700.000 15%
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 250 25.000.000 100%
Saham Dalam Portepel 750 75.000.000  

5.3. Akta Jual Beli saham No 61 tanggal 30 Mei 2000

Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 61 tanggal 30 Mei 2000 dibuat dihadapan Mellyani Noor Shandra,
SH, Notaris di Tangerang, telah dilakukan jual beli 48 (empat puluh delapan) saham Perseroan milik
Suryadi Sasmita kepada PT Pasifik Atlanta Retailindo.

Jual beli saham di atas telah mendapat persetujuan RUPSLB Perseroan yang keputusannya sebagaimana
termaktub dalam Akta Risalah Rapat PT Bima Nuansa Cempaka No. 60 tanggal 30 Mei 2000 yang dibuat
oleh Mellyani Noor Shandra, SH, Notaris di Tangerang.

24
Dengan dilakukannya jual beli saham tersebut, maka susunan pemegang saham Perseroan menjadi
sebagai berikut:

Keterangan Nilai nominal per saham Rp 100.000 per saham


Nilai Nominal Persentase
Jumlah Saham (Rp) (%)
Modal Dasar 1.000 100.000.000  
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh :
Suryadi Sasmita 65 6.500.000 26%
PT Pasifik Atlanta Retailindo 148 14.800.000 59%
PT Trinita Inti Mandiri 37 3.700.000 15%
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 250 25.000.000 100%
Saham Dalam Portepel 750 75.000.000  

2. Akta Risalah Rapat No.1 tanggal 2 Juni 2000

Berdasarkan Akta Risalah Rapat PT Bima Nuansa Cempaka No.1 tanggal 2 Juni 2000, dibuat oleh Mellyani
Noor Shandra, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C-984 HT.01.04.TH.2001 tanggal 31 Januari
2001, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat di
bawah No.1121/RUB.09.05/VII/2001 tanggal 11 Juli 2001, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia No.84 tanggal 19 Oktober 2001, Tambahan No.6562, diterangkan mengenai persetujuan RUPSLB
Perseroan untuk:

- memperbesar modal dasar Perseroan yang semula berjumlah Rp100.000.000 (seratus juta Rupiah)
terbagi atas 1.000 (seribu) saham, tiap-tiap saham dengan nilai nominal Rp100.000 (seratus ribu Rupiah)
menjadi Rp20.000.000.000 (dua puluh miliar Rupiah) atau sebanyak 200.000 (dua ratus ribu) saham dan
memperbesar modal ditempatkan dan disetor Perseroan yang semula Rp25.000.000 (dua puluh lima juta
Rupiah) menjadi sebesar Rp10.000.000.000 (sepuluh miliar Rupiah) atau sebanyak 100.000 (seratus
ribu) saham.

Penyetoran modal tersebut dilakukan secara tunai oleh masing-masing pemegang saham secara
proporsional.

Dengan berlakunya persetujuan RUPSLB di atas, struktur permodalan Perseroan menjadi sebagai berikut:

Keterangan Nilai nominal per saham Rp 100.000 per saham


Nilai Nominal Persentase
Jumlah Saham (Rp) (%)
Modal Dasar 200.000 20.000.000.000  
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh :
Suryadi Sasmita 26.000 2.600.000.000 26%
PT Pasifik Atlanta Retailindo 59.200 5.920.000.000 59%
PT Tritirta Inti Mandiri 14.800 1.480.000.000 15%
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 100.000 10.000.000.000 100%
Saham Dalam Portepel 100.000 10.000.000.000  

6. Tahun 2001

a. Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 11 tanggal 9 November 2001 yang dibuat dihadapan Mellyani Noor
Shandra, S.H., Notaris di Jakarta, telah dilakukan jual beli 20.800 (dua puluh ribu delapan ratus) saham
Perseroan milik Suryadi Sasmita kepada PT Pasifik Atlanta Retailindo;

b. Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 12 tanggal 9 November 2001 yang dibuat dihadapan Mellyani Noor
Shandra, S.H., Notaris di Jakarta, telah dilakukan jual beli 5.200 (lima ribu dua ratus) saham Perseroan milik
Suryadi Sasmita kepada PT Tritirta Inti Mandiri.

Jual beli saham di atas telah mendapat persetujuan RUPSLB Perseroan yang keputusannya sebagaimana
termaktub dalam Akta Risalah Rapat PT Bima Nuansa Cempaka No. 10 tanggal 9 November 2001, dibuat
oleh Mellyani Noor Shandra, S.H., Notaris di Tangerang yang telah diberitahukan kepada Menteri Kehakiman
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana telah diterima tanggal 19 Nopember 2001 dan
didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat pada
tanggal 4 Juli 2002.

25
Dengan dilakukannya jual beli saham tersebut, maka susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai
berikut:

Keterangan Nilai nominal per saham Rp 100.000 per saham


Nilai Nominal Persentase
Jumlah Saham (Rp) (%)
Modal Dasar 200.000 20.000.000.000  
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh :
PT Pasifik Atlanta Retailindo 80.000 8.000.000.000 80%
PT Tritirta Inti Mandiri 20.000 2.000.000.000 20%
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 100.000 10.000.000.000 100%
Saham Dalam Portepel 100.000 10.000.000.000  

7. Tahun 2002

Berdasarkan Akta Risalah Rapat PT Golden Retailindo No.40 tanggal 20 Desember 2002, dibuat oleh
Mellyani Noor Shandra, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah dilaporkan kepada Menteri Kehakiman dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana telah diterima pada tanggal 18 Februari 2003 dengan No.
C-03424 HT.01.04.TH.2003, dan didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan
Kodya Jakarta Pusat di bawah No. 0745/RUB.09.05/III/2003 tanggal 25 Maret 2003, diterangkan mengenai
persetujuan RUPSLB Perseroan atas:

- pengeluaran saham baru Perseroan dari portepel sebanyak 66.500 (enam puluh enam ribu lima ratus)
saham; sehingga terjadi peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perseroan yang semula sebanyak
100.000 (seratus ribu) saham menjadi 166.500 (seratus enam puluh enam ribu lima ratus) saham dengan
demikian modal ditempatkan dan disetor Perseroan menjadi sebanyak 166.500 (seratus enam puluh
enam ribu lima ratus) saham dengan nilai nominal masing-masing saham sebesar Rp 100.000 (seratus
ribu Rupiah) atau seluruhnya sebesar Rp 16.650.000.000 (enam belas miliar enam ratus lima puluh juta
Rupiah).

Penyetoran modal tersebut dilakukan secara tunai oleh masing-masing pemegang saham secara
proporsional.

Dengan berlakunya persetujuan RUPSLB di atas, struktur permodalan Perseroan menjadi sebagai berikut:

Keterangan Nilai nominal per saham Rp 100.000 per saham


Nilai Nominal Persentase
Jumlah Saham (Rp) (%)
Modal Dasar 200.000 20.000.000.000  
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh :
PT Pasifik Atlanta Retailindo 133.200 13.320.000.000 80%
PT Tritirta Inti Mandiri 33.300 3.330.000.000 20%
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 166.500 16.650.000.000 100%
Saham Dalam Portepel 33.500 3.350.000.000  

8. Tahun 2003

Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat PT Golden Retailindo No.83 tanggal 18 Desember 2003, dibuat oleh
Eliwaty Tjitra, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-15639 HT.01.04.TH.2004 tanggal 22 Juni
2004, diterangkan mengenai persetujuan RUPSLB Perseroan atas:

- penurunan modal dasar Perseroan yang semula Rp 20.000.000.000 (dua puluh miliar Rupiah) menjadi
Rp 5.000.000.000 (lima miliar Rupiah) dan penurunan modal ditempatkan dan disetor dari
Rp16.650.000.000 (enam belas miliar enam ratus lima puluh juta Rupiah) menjadi Rp1.650.000.000
(satu miliar enam ratus lima puluh juta Rupiah).

Penurunan modal dasar tersebut diatas dilakukan karena pada saat tersebut kondisi likuiditas Perseroan
sangat besar dan belum ada rencana ekspansi sehingga pemegang saham mengambil keputusan untuk
menurunkan modal dasar dan modal disetor.

26
Dengan berlakunya persetujuan RUPSLB di atas, struktur permodalan Perseroan menjadi sebagai berikut:

Keterangan Nilai nominal per saham Rp 100.000 per saham


Nilai Nominal Persentase
Jumlah Saham (Rp) (%)
Modal Dasar 50.000 5.000.000.000  
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh :
PT Pasifik Atlanta Retailindo 13.200 1.320.000.000 80%
PT Tritirta Inti Mandiri 3.300 330.000.000 20%
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 16.500 1.650.000.000 100%
Saham Dalam Portepel 33.500 3.350.000.000  

Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No.02 tanggal 1 Juli 2009 yang dibuat dihadapan Engawati Gazali, S.H.,
Notaris di Jakarta, telah dilakukan jual beli 3.300 (tiga ribu tiga ratus) saham Perseroan milik PT Tritirta Inti
Mandiri kepada Kenny Wirya.

Jual beli saham di atas telah mendapat persetujuan dari para pemegang saham Perseroan berdasarkan
Keputusan Para Segenap Pemegang Saham di Luar Rapat Umum Pemegang Saham PT Golden Retailindo,
dibuat di bawah tangan, tertanggal 15 Juni 2009 sebagaimana dinyatakan kembali dalam Akta Pernyataan
Tentang Keputusan Para Pemegang Saham di Luar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Golden
Retailindo No.01 tanggal 1 Juli 2009, dibuat di hadapan Engawati Gazali, S.H., Notaris di Jakarta yang telah
diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana telah diterima
pada tanggal 13 Juli 2009 dengan No.AHU-AH.01.10-11962 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan No.AHU-
0048453.AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 31 Juli 2009.

Dengan dilakukannya jual beli saham tersebut, maka susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai
berikut:

Keterangan Nilai nominal per saham Rp 100.000 per saham


Nilai Nominal Persentase
Jumlah Saham (Rp) (%)
Modal Dasar 50.000 5.000.000.000  
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh :
PT Pasifik Atlanta Retailindo 13.200 1.320.000.000 80%
Kenny Wirya 3.300 330.000.000 20%
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 16.500 1.650.000.000 100%
Saham Dalam Portepel 33.500 3.350.000.000  

9. Tahun 2010

Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas PT Golden
Retailindo No. 147 tanggal 14 Januari 2010, dibuat oleh Doktor Irawan Soerodjo, S.H., Msi., Notaris di Jakarta,
yang telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan
Surat Keputusan No.AHU-03318.AH.01.02 Tahun 2010 tanggal 21 Januari 2010, serta diberitahukan kepada
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana telah diterima dan dicatat pada
tanggal 2 Februari 2010 dengan No.AHU-AH.01.10-02773 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan No.AHU-
0008435.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 2 Februari 2010, diterangkan mengenai persetujuan RUPSLB
Perseroan atas:

a. pengubahan nilai nominal masing-masing saham Perseroan dari semula sebesar Rp 100.000 (seratus
ribu Rupiah) menjadi sebesar Rp 100 (seratus Rupiah);

b. peningkatan modal dasar Perseroan dari sebesar Rp5.000.000.000 (lima miliar Rupiah) menjadi sebesar
Rp 80.000.000.000 (delapan puluh miliar Rupiah), dengan modal ditempatkan dan disetor dari sebesar
Rp 1.650.000.000 (satu miliar enam ratus lima puluh juta Rupiah) menjadi sebesar Rp 20.000.000.000
(dua puluh miliar Rupiah)

Dalam peningkatan modal tersebut diterbitkan sebanyak 183.500.000 (seratus delapan puluh tiga juta
lima ratus ribu) saham baru, dengan nilai nominal masing-masing saham sebesar Rp100 (seratus Rupiah)
sehingga seluruhnya bernilai nominal sebesar Rp18.350.000.000 (delapan belas miliar tiga ratus lima
puluh juta Rupiah) yang diambil bagian oleh para pemegang saham Perseroan, yaitu:

1) PT. Pasifik Atlanta Retailindo, sejumlah 146.800.000 (seratus empat puluh enam juta delapan ratus
ribu) saham, dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp14.680.000.000 (empat belas miliar enam
ratus delapan puluh juta Rupiah)

27
2) Kenny Wirya, sejumlah 36.700.000 (tiga puluh enam juta tujuh ratus ribu) saham, dengan nilai
nominal seluruhnya sebesar Rp 3.670.000.000 (tiga miliar enam ratus tujuh puluh juta Rupiah)

selanjutnya Rapat menyetujui bahwa penyetoran atas pengambilbagian saham baru tersebut, berasal dari
kapitalisasi laba ditahan sampai dengan tahun buku 2009 (dua ribu sembilan), dengan jumlah sebesar
Rp18.350.000.000 (delapan belas miliar tiga ratus lima puluh juta Rupiah) dan dialokasikan pada para
pemegang saham secara proporsional

Sehingga setelah peningkatan modal dan penyetoran atas saham-saham baru sebagaimana diuraikan di atas
berlaku efektif sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka susunan pemegang saham
Perseroan menjadi sebagai berikut:

1) PT Pasifik Atlanta Retailindo, sejumlah 160.000.000 (seratus enam puluh juta) saham, dengan nilai
nominal seluruhnya sebesar Rp16.000.000.000 (enam belas miliar Rupiah)

2) Kenny Wirya, sejumlah 40.000.000 (empat puluh juta) saham, dengan nilai nominal seluruhnya sebesar
Rp 4.000.000.000 (empat miliar Rupiah)

Dengan berlakunya persetujuan RUPSLB di atas, struktur permodalan Perseroan menjadi sebagai berikut:

Keterangan Nilai nominal per saham Rp 100 per saham


Nilai Nominal Persentase
Jumlah Saham (Rp) (%)
Modal Dasar 800.000.000 80.000.000.000  
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh :
PT Pasifik Atlanta Retailindo 160.000.000 16.000.000.000 80%
Kenny Wirya 40.000.000 4.000.000.000 20%
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 200.000.000 20.000.000.000 100%
Saham Dalam Portepel 600.000.000 60.000.000.000  

C. Keterangan Singkat Pemegang Saham Perseroan Berbentuk Badan Hukum - PT PASIFIK


ATLANTA RETAILINDO (“PAr”)

1. Riwayat Singkat

PAR didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No. 150 tanggal 30 Oktober 1996, dibuat di
hadapan Silvia Veronica, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman
Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor: C2-3349.HT.01.01.TH.97 tanggal 1 Mei 1997, dan telah
didaftarkan pada buku register di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Utara di bawah No. 380/VIII/97 pada
tanggal 21 Agustus 1997, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 79 tanggal
3 Oktober 1997, Tambahan No. 4563.

Anggaran Dasar PAR telah diubah untuk disesuaikan dengan Undang Undang No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
PT Pasifik Atlanta Retailindo No. 10 tanggal 5 Maret 2009, dibuat dihadapan Engawati Gazali S.H., Notaris
di Jakarta; Akta mana mengenai pernyataan kembali keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
(“RUPSLB”) PAR tertanggal 2 Maret 2009, yang telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor: AHU-25041.AH.01.02.Tahun 2009
tanggal 8 Juni 2009, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0032224.AH.01.09. Tahun 2009
tanggal 8 Juni 2009.

Anggaran Dasar PAR telah mengalami beberapa kali perubahan dan terakhir berdasarkan Akta Pernyataan
Keputusan Para Pemegang Saham PT Pasifik Atlanta Retailindo No. 51 tanggal 24 November 2009 yang
dibuat dihadapan Ira Sudjono, SH, MH, Mkn, Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-67204.AH.01.02.
Tahun 2009 tanggal 15 Desember 2009 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-00873758.
AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 15 Desember 2009, akta mana mengenai pernyataan kembali keputusan rapat
umum pemegang saham PAR sebagaimana termaktub dalam Risalah tertanggal 13 November 2009.

2. Kegiatan Usaha

Maksud dan tujuan PAR yaitu berusaha dalam bidang perdagangan, jasa, real estate, pembangunan,
agrobisnis, pertambangan, industri dan pengangkutan. Saat ini kegiatan usaha PAR adalah perdagangan
ritel.

28
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut PAR dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:
a. menjalankan usaha dalam bidang perdagangan pada umumnya, termasuk impor, ekspor, interinsulair
dan lokal dari segala macam barang yang dapat diperdagangkan baik untuk perhitungan sendiri maupun
pihak lain secara komisi, menjadi grosir, leveransir/supplier, distributor dan keagenan serta perwakilan
dari perusahaan-perusahaan baik dalam maupun luar negeri dari segala macam barang dagangan
b. menjalankan usaha dalam bidang jasa untuk pelayanan berbagai usaha, kecuali jasa dalam bidang
hukum dan pajak
c. menjalankan usaha dalam bidang real estate dengan segala aktifitas dalam kegiatan yang berkaitan
dengan usaha itu termasuk pula pembebasan tanah, developer, pemerataan, pemetaan/pengkavlingan
dan penjualan tanah baik tanah untuk perumahan maupun tanah untuk industri
d. menjalankan usaha dalam bidang pembangunan antara lain menerima, merencanakan dan melaksanakan
pekerjaan pembangunan gedung, rumah, jalan, jembatan, termasuk penggalian, pembuatan saluran-
saluran, irigasi, pemasangan instalasi listrik, air, telepon dan gas
e. menjalankan usaha dalam bidang agrobisnis yang meliputi pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan
dan kehutanan
f. menjalanan usaha dalam bidang pertambangan termasuk eksplorasi, eksploitasi serta pemasaran hasil-
hasil tambangan yang diijinkan oleh pemerintah
g. menjalankan usaha dalam bidang perindustrian pada umumya termasuk pabrik-pabrik, home industri dan
kerajinan tangan serta memasarkan hasil-hasil produksinya
h. menjalankan usaha dalam bidang pengangkutan di darat, baik untuk pengangkutan orang maupun
barang.

3. Struktur Permodalan

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham PT Pasifik Atlanta Retailindo No. 51 tanggal
24 November 2009 yang dibuat dihadapan Ira Sudjono, SH, MH, Mkn, Notaris di Jakarta, yang telah mendapat
persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan
No. AHU-67204.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 15 Desember 2009 dan telah didaftarkan dalam Daftar
Perseroan No. AHU-00873758.AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 15 Desember 2009, akta mana mengenai
pernyataan kembali keputusan rapat umum pemegang saham PAR sebagaimana termaktub dalam Risalah
tertanggal 13 November 2009, telah disetujui :

a. Peningkatan Modal Dasar sebesar Rp 3.000.000.000 (tiga miliar Rupiah) menjadi sebesar
Rp 5.000.000.000 (lima miliar Rupiah) atau sebanyak 50.000 (lima puluh ribu) saham, masing-masing
saham bernilai nominal sebesar Rp 100.000 (seratus ribu Rupiah).

b. Peningkatan modal ditempatkan dan disetor menjadi sebesar Rp 1.320.000.000 (satu miliar tiga ratus
dua puluh juta Rupiah) menjadi sebesar Rp 2.320.000.000 (dua miliar tiga ratus dua puluh juta Rupiah)
atau sebanyak 23.200 (dua puluh tiga ribu dua ratus) saham

Sehingga struktur pemegang saham PAR saat Prospektus ini terbitkan adalah sebagai berikut:

Keterangan Nilai nominal per saham Rp 100.000 per saham


Nilai Nominal Persentase
Jumlah Saham (Rp) (%)
Modal Dasar 50.000 5.000.000.000  
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh :
Kenny Wirya 17.400 1.740.000.000 75%
Ong Budiman 5.800 580.000.000 25%
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 23.200 2.320.000.000 100%
Saham Dalam Portepel 26.800 2.680.000.000  

PAR melakukan penyertaan saham di Perseroan sebesar 160.000.000 saham senilai dengan
Rp 16.000.000.000. Sumber dana untuk penyertaan Perseroan berasal dari modal ditempatkan dan disetor
sendiri sebesar Rp 1.320.000.000 dan Rp 14.680.000.000 berasal dari kapitalisasi laba ditahan Perseroan pada
Januari 2010 yang dimuat dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan
Terbatas PT Golden Retailindo No. 147 tanggal 14 Januari 2010.

4. Susunan Pengurus dan Pengawas PAR

Berdasarkan Akta Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Pasifik Atlanta Retailindo
No. 4 tanggal 2 Juli 2009, dibuat oleh Engawati Gazali, Notaris di Jakarta yang telah diberitahukan kepada
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan telah diterima serta dicatat dengan

29
No. AHU-AH.01.10-11963 tanggal 31 Juli 2009 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan
No. AHU-0048454.AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 31 Juli 2009 adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Ong Budiman
Komisaris : Sulysa.

Direksi
Direktur : Kenny Wirya

Pasifik telah memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) No.00935/1.824.271 tanggal 11 Februari 2010,
dikeluarkan oleh Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, dan Perdagangan Propinsi DKI
Jakarta, dengan kewajiban untuk melakukan pendaftaran ulang pada 11 Februari 2015.

D. Manajemen Dan Pengawasan Perseroan

Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas PT Golden
Retailindo No.147 tanggal 14 Januari 2010, dibuat oleh Doktor Irawan Soerodjo, S.H., Msi., Notaris di Jakarta
yang telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana telah
diterima dan dicatat pada tanggal 2 Februari 2010 dengan No.AHU-AH.01.10-02774 dan didaftarkan dalam
Daftar Perseroan No.AHU-0008436.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 2 Februari 2010 susunan para anggota Dewan
Komisaris dan Direksi Perseroan sebagai berikut:

Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Ong budiman
Komisaris : Sulysa
Komisaris Independen : Marzuki Usman

Direksi
Direktur Utama : Kenny Wirya
Direktur tidak terafiliasi : Poppy Susanti Dharsono

Direktur Tidak Terafiliasi sebagaimana yang dimaksud pada butir III.1.6 Peraturan BEI Nomor I-A: Tentang
Pencatatan Saham Dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham Yang Diterbitkan Oleh Perusahaan Tercatat harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Pemegang Saham Pengendali Perusahaan Tercatat yang
bersangkutan sekurang-kurangnya selama 6 (enam) bulan sebelum penunjukan sebagai Direktur tidak
terafiliasi;
2. Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Komisaris atau Direksi lainnya dari Perusahaan Tercatat;
3. Tidak bekerja rangkap sebagai Direksi pada perusahaan lain.
4. Tidak menjadi Orang Dalam pada lembaga atau profesi penunjang pasar modal yang jasanya digunakan oleh
Perusahaan Tercatat selama 6 (enam) bulan sebelum penunjukan sebagai Direktur.

30
Keterangan singkat mengenai masing-masing anggota Komisaris dan Direksi adalah sebagai berikut:

DEWAN KOMISARIS

Ong Budiman, 73 Tahun – Komisaris Utama

Warga Negara Indonesia, lahir di Hokkian, 24 Februari 1937. Lulus dari Hua
Chung High School Bandengan pada tahun 1957.

Menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan sejak tahun 2002 masa


jabatannya akan berakhir pada tahun 2012.

Sejak tahun 1980 menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Budi Muaratex.

Sulysa, 47 tahun-Komisaris

Warga Negara Indonesia, lahir di Pematang Siantar, 25 November 1962. Lulus


dari University of Southern California, Los Angeles, USA jurusan akuntansi
pada tahun 1986.

Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak tahun 2009, masa jabatannya


akan berakhir pada tahun 2014

= Tahun 2009 - sekarang : Komisaris PT Golden Retailindo


= Tahun 2009 - sekarang : Komisaris PT Pasifik Atlanta Retailindo
= Tahun 2004 - sekarang : Komisaris Utama PT Pasifik Global Indotrada
= Tahun 2009 - sekarang : Direktur PT Golden Prima Retailindo


Marzuki Usman, 66 Tahun – Komisaris Independen

Warga Negara Indonesia, lahir di Jambi, 30 Desember 1943. Lulus dari Fakultas
Ekonomi Universitas Gajah Mada Yogyakarta pada tahun 1969, meraih gelar
Master of Arts in Economics dari Duke University Durham, North Carolina, USA
1975.

Diangkat sebagai Komisaris Independen sejak tahun 2010, masa jabatannya


akan berakhir pada tahun 2015

= Tahun 1977-1981 : Presiden Komisaris PT Bhanda Graha Reksa


= Tahun 1981-1987 : Anggota Dewan Pengawas Bank Bumi Daya
= Tahun 1983-1989 : Anggota Dewan Komisaris PT Bank Dagang Nasional
Indonesia
= Tahun 1984-1986 : Anggota Dewan Komisaris PT PAL
= Tahun 1989-1992 : Anggota Dewan Pengawas/Komisaris PT ASTEK
= Tahun 1988-1998 : Anggota Dewan Pengawas/Komisaris Bank Dagang
Negara
= Tahun 1991-2000 : Ketua V Indonesia Forum
= Tahun 1993-1996 : Komisaris Utama PT Bursa Efek Jakarta
= Tahun 1994-1996 : Penasehat ABN-Amro Bank, Jakarta

31
= Tahun 1994-1998 : Anggota International Member of Advisory Board
(IMAB) Nasdaq, Washington DC, USA
= Tahun 1996-1998 : Anggota Dewan Komisaris PT Rajawali Nusantara
Indonesia
= Tahun 1999-2000: Penasehat Senior Ernst & Young, Singapore
= Oktober 1999-Desember 2002 : Wakil Komsiaris PT Sumatra Timber
Utama Damai (STUD)
= April 2000-2002 : Presiden Komisaris PT PP London Sumatera (LONSUM)
Tbk, Jakarta
= Januari 2000-2001 : Presiden Komisaris PT Piesta Dinamika Consult,
Jakarta
= Januari 2000-Maret 2001: Komisaris PT Lippo E-Net, jakarta
= Januari 2000-Maret 2001 Wakil Pimpinan PT Pura Barutama (PT PURA
Group)
= Maret 2001 : Presiden Komisaris PT Indorama Synthetics Tbk.
= April 2000-Maret 2001 : Dewan Komisaris PT HM Sampoerna
= Juni 2000-Maret 2001: Komisaris PT global Telekomunikasi Elektrindo
(GTE)
= Oktober 2001-7 Juni 2006 : Komisaris Utama PT Bursa Berjangka
Jakarta.
= Maret 2002-Maret 2003 : Penasehat PT Grant Thornton Indonesia
= Maret 2003-Sekarang : Penasehat PT Moores Rowland Indonesia
= 2004-2007 : Wakil Komisiaris Utama PT Bank Ganesha
= Desember 2005-Januari 2010 : Komisaris Independen PT Sari Husada
Tbk.
= 2004-2006: Senior Advisor Asuransi Rama
= 2004-2007 : Senior Advisor Pemerintah Kabupaten Tabanan, Bali
= 1997-sekarang : Penasehat senior PT Bursa Efek Indonesia
= 2007-sekarang : Komisaris PT Alam Sutera Tbk.
= 2009-sekarang : Chairman Dewan Penasehat dari Mazars Asia Pacific.

32
DIREKSI

Kenny Wirya, 47 tahun -Direktur Utama

Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta, 5 Oktober 1962. Lulus dari University
of Southern California, Los Angeles USA jurusan Finance pada tahun 1986.

Pertama kali bergabung dengan Perseroan tahun 2000 menjabat sebagai


Komisaris Utama, pada tahun 2002 – 2009 menjabat sebagai Direktur dan pada
tahun 2010 Menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan. Masa jabatannya
akan berakhir pada tahun 2015. Bertanggungjawab penuh atas kegiatan
operasional Perseroan secara menyeluruh termasuk didalamnya keuangan,
keputusan strategik Perseroan serta melakukan supervisi atas kegiatan
operasional Perseroan, termasuk tidak terbatas pada kebijakan dan strategi
penjualan dan pengembangan produk-produk baru.

= 1986-1987 : Marketing/credit Officer Bank of Tokyo


= 1991-2000 : Komisaris PT Harindotama Mandiri
= 1993-2000 : Komisaris PT Pasifik Retail
= 1995-2000 : Komisaris PT Budi Tritama

Poppy Susanti Dharsono, 58 Tahun – Direktur

Warga Negara Indonesia, lahir di Garut, 8 Juli 1951. Lulus dari Sinematografi
LPKJ, Jakarta pada tahun 1973, Lulus dari Ecole Superieur De La Guerre
Lavigue, Paris tahun 1977, Photography di Arles, Paris tahun 1976, Modelling
School-Mag Institute, Paris tahun 1975, Kursus Manajemen LM UI, Jakarta
tahun 1981, Kursus Akuntansi LM UI, Jakarta tahun 1981.

Diangkat sebagai Direktur tidak terafiliasi pada tahun 2010, masa jabatannya
akan berakhir pada tahun 2015. Bertanggung jawab terhadap kepatuhan
Perseroan atas setiap peraturan & perundangan-undangan yang berlaku,
memperkuat GCG disamping komite audit, komisaris independen dan sekretaris
perusahaan.

= 1977-sekarang : Presiden Direktur Poppy Dharsono Fashion Studio


= 1980-sekarang : Komisaris PT Panin Sekuritas
= 1986-2008 : Komisaris Presiden PT Rana Sankara
= 1989-sekarang :Presiden Direktur PT Poppy Dharsono (kosmetik)
= 1989-sekarang : Komisaris PT Spinindo Mitradaya
= 1989-sekarang : Presiden Direktur Pesona Sinjang Kencana
= 1992-2001 : Presiden Direktur PT Prima Modalinea
= 1999-sekarang : Presiden Komisaris PT Indotex LaSalle International
Collage
= 2002-sekarang : Komisaris Yayasan Nusantara Stroke Center
= 2003-sekarang : Presiden Komisaris PT Hasta Bumi Mandiri
= 2004-2009 : Presiden Direktur IIFI (Indonesian International Fashion
Institute)

Remunerasi Anggota Dewan Komisaris dan Direksi

Jumlah gaji dan tunjangan lainnya yang diberikan kepada Dewan Direksi Perseroan adalah Rp.545.000.000 dan
Rp.494.000.000 pada tahun 2009 dan 2008. Dewan komisaris tidak menerima honorarium/gaji untuk tahun 2009
dan 2008.

33
E. Good Corporate Governance (GCG)

Dalam pengelolaan risiko, Perseroan melakukan kegiatannya berdasarkan tata kelola perusahaan yang baik
(Good Corporate Governance) dimana kegiatan operasional yang dilakukan sehari-hari selalu dilandasi oleh
Standar Operational Procedure (SOP) tertulis yang senantiasa disesuaikan dengan kebutuhan usaha Perseroan.
Direksi secara rutin mengadakan Rapat Direksi guna membahas kegiatan usaha Perseroan, sehingga dapat
mengantisipasi setiap persoalan yang dihadapi Perseroan. Dalam mengimplemetasikan GCG, Perseroan
senantiasa mensosialisasikan kebijakan yang akan diberlakukan sehingga kebijakan tersebut dapat diterapkan dan
dilaksanakan dengan tepat. Setiap kebijakan dan keputusan strategis yang ditetapkan Direksi selaku dikonsultasikan
terlebih dahulu kepada Komisaris Perseroan. Disamping itu Perseroan telah memiliki Komisaris Independen dan
Direktur tidak terafiliasi dan akan membentuk serta menjalankan internal audit tim dengan tim yang berpengalaman
dan handal. Sesuai dengan Peraturan Bapepam IX.I.5, maka Perseroan akan segera membentuk Komite Audit dan
telah menunjuk sekretaris Perusahaan sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku.

F. komite audit

Saat ini Perseroan belum membentuk Komite Audit sebagaimana disyaratkan dalam Peraturan No. IX.I.5 Lampiran
Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-29/PM/2004 tanggal 24 September 2004 tentang Pembentukan dan
Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit dan Peraturan BEI No. I-A. Berdasarkan Pasal III.1 Peraturan No. BEI
I-A, Perseroan wajib membentuk Komite Audit dalam waktu 6 (enam) bulan sejak perusahaan tersebut tercatat di
Bursa Efek.

Berdasarkan Surat Pernyataan tertanggal 26 April 2010, dibuat oleh Direktur Utama dan Dewan Komisaris
Perseroan dinyatakan bahwa Perseroan akan membentuk Komite Audit sesuai dengan ketentuan Peraturan
Bapepam dan LK serta peraturan Bursa Efek Indonesia selambat-lambatnya dalam jangka waktu 6 (enam) bulan
sejak tanggal efektifnya pernyataan pendaftaran yang diajukan kepada Bapepam dan LK dalam rangka Penawaran
Umum Perdana Saham yang dilakukan oleh Perseroan.

G. Sekretaris Perusahaan

Sesuai dengan Peraturan Bapepam No. IX.I.4 tentang Pembentukan Sekretaris Perusahaan, berdasarkan Surat
Keputusan Direksi No. 06/II/GR/CS/2010 tertanggal 01 Februari 2010, Perseroan mengangkat Ester Kusnandar
sebagai Sekretaris Perseroan.

Ester Kusnandar, warga negara Indonesia, lahir di Surakarta pada tanggal 15 Agustus 1969. Menyelesaikan
pendidikan S1 di Universitas Taruma Negara, Jakarta. Mulai karirnya pada tahun 1992-1996 di PT Lippo Karawaci,
tahun 1996-2002 di PT Budi Tritama, tahun 2002-sekarang sebagai Senior Manager Perseroan sekaligus menjabat
sebagai sekretaris perusahaan.

H. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan hal yang vital bagi Perseroan sebagai mitra untuk mencapai keberhasilan setiap
usaha dan kegiatannya. Perseroan menempatkan manajemen dan pengembangan sumber daya manusia menjadi
bagian yang sangat penting untuk mendorong pertumbuhan Perseroan, oleh karena itu Perseroan mengembangkan
kebijakan yang komprehensif terkait dengan sumber daya manusia, termasuk didalamnya proses penerimaan
karyawan, pelatihan dan pengembangan serta evaluasi kerja. Selain itu kebijakan manajemen sehubungan dengan
sumber daya manusia antara lain diwujudkan dalam pemenuhan peraturan-peraturan Pemerintah dalam hal
ketenagakerjaan seperti :
· Pemberian gaji yang telah sesuai dengan ketentuan Upah Minimum Regional (UMR).
· Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK)
· Memfasilitasi penggantian biaya perawatan
· Mengembangkan potensi karyawan melalui berbagai pelatihan
· Fasilitas koperasi karyawan, sarana ibadah, olahraga dan kesenian.
· Memfasilitasi acara rekreasi karyawan bersama
· Menyediakan imbalan pasca kerja sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003.

Perseroan tidak memiliki karyawan asing, seluruh karyawan Perseroan merupakan warga negara Indonesia.

Berikut ini adalah komposisi karyawan Perseroan menurut status karyawan, jenjang pendidikan, jenjang manajemen
jenjang usia dan masa kerja.

34
Keterangan 31 Desember
2009 2008 2007
Jumlah Orang % Jumlah Orang % Jumlah Orang %
Status
Karyawan Tetap 85 46,70% 86 46,74% 86 46,74%
Karyawan Kontrak 97 53,30% 98 53,26% 98 53,26%
Jumlah 182 100,00% 184 100,00% 184 100,00%

Keterangan 31 Desember
2009 2008 2007
Jumlah Orang % Jumlah Orang % Jumlah Orang %
Jenjang Pendidikan            
S2 (Pasca Sarjana) 2 1,1% 1 0,5% 3 1,6% 
S1 (Sarjana) 39 21,4% 37 20,2% 35 19,1%
D1-D4 (Akademi) 15 8,2% 17 9,2% 17 9,2%
SLTA 119 65,4% 120 65,2% 119 64,7%
SLTP 7 3,8% 9 4,9% 10 5,4%
Jumlah 182 100% 184 100% 184 100%

Keterangan 31 Desember
2009 2008 2007
Jumlah Orang % Jumlah Orang % Jumlah Orang %
Jenjang Manajemen            
Senior Manajemen (SM-VP) 4 2,2% 3 1,6% 3 1,63%
Middle Manajemen (M) 5 2,7% 4 2,2% 6 3,3%
Junior Manajemen (SPV-AM) 31 17,0% 28 15,2% 24 13,0%
Staff 53 29,1% 55 29,9% 54 29,3%
Non Staff 89 48,9% 94 51,1% 97 52,7%
Jumlah 182 100% 184 100% 184 100%

Keterangan 31 Desember
2009 2008 2007
Jumlah Orang % Jumlah Orang % Jumlah Orang %
Jenjang Usia            
17-20 tahun 20 11,0% 22 12,0% 20 10,87%
21-25 tahun 32 17,6% 36 19,6% 35 19,0%
26-30 tahun 42 23,1% 39 21,2% 39 21,2%
31-35 tahun 45 24,7% 44 23,9% 43 23,4%
> 36 tahun 43 23,6% 43 23,4% 47 25,5%
Jumlah 182 100% 184 100% 184 100%

Keterangan 31 Desember
2009 2008 2007
Jumlah Orang % Jumlah Orang % Jumlah Orang %
Masa Kerja            
< 1 tahun 52 28,6% 50 27,2% 52 28,26%
1-3 tahun 30 16,5% 28 15,2% 22 12,0%
4-6 tahun 40 22,0% 41 22,3% 45 24,5%
7-10 tahun 18 9,9% 17 9,2% 17 9,2%
> 10 tahun 42 23,1% 48 26,1% 48 26,1%
Jumlah 182 100% 184 100% 184 100%

Perseroan saat ini memiliki Peraturan Perusahaan yang telah disahkan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta No.2062/2009 tanggal 29 April 2009 tentang Pengesahan
Peraturan Perusahaan, yang menerangkan mengenai pengesahan Peraturan Perusahaan Perseroan dengan
nomor pengesahan 238/PP/IV/D/2009 dan berlaku selama 2 (dua) tahun sejak tanggal 29 April 2009 sampai
dengan 29 April 2011.

35
Perseroan menyadari pentingnya sumber daya manusia dalam menunjang keberhasilan Perseroan selama ini
dan dalam mencapai sasaran perkembangan Perseroan dimasa mendatang. Oleh karena itu manajemen selalu
berusaha untuk membina dan mengembangkan sumber daya manusianya secara terus menerus dan terencana
agar setiap karyawan dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik.

Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, Perseroan sering mengundang para pakar dari bidang usaha
ritel untuk memberikan ceramah, seminar serta pengarahan dan pandangan mereka kepada para karyawan
Perseroan.

Kepada para pramuniaga gerai, Perseroan memberikan pelatihan kepada mereka mengenai tata krama pelayanan
terhadap pembeli serta hal-hal lain yang menyangkut keamanan dan pengamanan, promosi yang sedang
berlangsung serta filosofi dan kode etik Perseroan. Pelatihan yang diberikan antara lain:
= Cara komunikasi yang efektif
= Kepuasan pelanggan
= Ketrampilan menjual
= Pelaporan
= Pelatihan Kasir

Kepada karyawan yang dipersiapkan untuk menduduki jabatan-jabatan yang lebih senior, perseroan
menyelenggarakan paket program pelatihan manajemen yang memberikan teori dan praktek tentang aspek-aspek
jabatan yang dipersiapkan untuk para karyawan yang bersangkutan.

Untuk meningkatkan kesejahteraan karyawannya, Perseroan menyediakan fasilitas-fasilitas sebagai berikut:

= Upah diatas ketentuan Upah Minimum.


Upah yang dibayarkan Perseroan kepada karyawan telah memenuhi ketentuan tentang Upah Minimum
sebagaimana diatur Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. PER-01/MEN/1999 tanggal
12 Januari 1999 tentang Upah Minimum juncto Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia No. KEP-226/MEN/2000 tanggal 5 Oktober 2000 serta Surat Keputusan Gubernur DKI
Jakarta No.167 Tahun 2009 tanggal 29 Oktober 2009 tentang Upah Minimum Provinsi Tahun 2010 sebesar
Rp 1.118.009 (satu juta seratus delapan belas ribu sembilan Rupiah)
= Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)
= Penggantian biaya perawatan rumah sakit, pengobatan dan dokter
= Koperasi karyawan dll

Manajemen Perseroan senantiasa berusaha keras untuk melestarikan hubungan yang harmonis antara pimpinan
dan bawahan yang telah berjalan dengan baik selama ini.

I. KETERANGAN SINGKAT MENGENAI PERUSAHAAN DI MANA PERSEROAN MEMILIKI PENYERTAAN


SAHAM-PT GOLDEN PRIMA RETAILINDO (GPR)

1. UMUM

Perseroan mulai melakukan penyertaan saham di GPR pada tahun 2005. Penyertaan saham ini dimuat
dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat para Pemegang Saham PT Golden Prima Retailindo No. 6 tanggal
26 Desember 2005 yang dibuat dihadapan Ny. Ira Sudjono, S.H., Notaris di Jakarta yang telah mendapat
persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan
No. C-UM.02.01.881.

Kegiatan usaha GPR saat ini adalah perdagangan ritel melalui department store Golden Truly di Batam.

2. AKTA PENDIRIAN DAN ANGGARAN DASAR

GPR didirikan berdasarkan Akta Perseroan Terbatas PT Golden Prima Retalindo No. 27 tanggal 22 Juni
2004 juncto Akta Pernyataan Keputusan Pendiri PT Golden Prima Retailindo No. 7 tanggal 3 Juni 2005,
keduanya dibuat di hadapan Ny. Ira Sudjono, S.H., M.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan
dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.C-33994-
HT.01.01 Th.2005 tanggal 21 Januari 2005, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran
Perusahaan Kodya Jakarta Pusat di bawah No. 24/BH.09.05/II/2006 tanggal 3 Februari 2006, serta diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 43 tanggal 30 Mei 2006, Tambahan No. 5850.

Anggaran Dasar GPR telah mengalami beberapa kali perubahan, dan terakhir diubah dengan Akta Risalah
Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham Perseroan Terbatas PT Golden Prima Retailindo No.05
tanggal 18 Desember 2008, dibuat oleh Ella Goei, S.H., Notaris Kabupaten Tangerang, yang telah mendapat

36
persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan
No. AHU-01533.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 9 Januari 2009, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia No.43 tanggal 29 Mei 2009, Tambahan No.14094, yang menerangkan persetujuan RUPSLB GPR
atas pengubahan dan penyusunan kembali seluruh ketentuan anggaran dasar GPR untuk disesuaikan dengan
ketentuan-ketentuan Undang-undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

3. PERMODALAN DAN SUSUNAN PEMEGANG SAHAM

Berdasarkan Akta Risalah Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham Perseroan Terbatas PT Golden
Prima Retailindo No.05 tanggal 18 Desember 2008, dibuat oleh Ella Goei, S.H., Notaris Kabupaten Tangerang,
yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan
Surat Keputusan No. AHU-01533.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 9 Januari 2009 dan telah didaftarkan dalam
Daftar Perseroan No. AHU-0001791.AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 9 Januari 2009, struktur permodalan GPR
adalah sebagai berikut:

Nilai nominal Rp 1.000.000 per saham


Saham Jumlah Nominal (Rp)
Modal Dasar 2.000 2.000.000.000
Modal Ditempatkan 2.000 2.000.000.000
Modal Disetor 2.000 2.000.000.000
Portepel - -

Susunan pemegang saham GPR dengan dibuat dan ditandatanganinya Akta Perjanjian Pemindahan dan
Penyerahan Hak-hak atas Saham PT Golden Prima Retailindo tanggal 3 Desember 2009, dibuat di bawah
tangan, antara Perseroan dengan PT Pasifik Global Indotrada mengenai pengalihan 620 (enam ratus dua
puluh) saham GPR milik Perseroan kepada PT Pasifik Global Indotrada, yang telah disetujui oleh pemegang
saham GPR sebagaimana termaktub dalam Akta Pernyataan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham
Luar Biasa PT Golden Prima Retailindo No. 65 tanggal 22 Desember 2009, dibuat di hadapan Ira Sudjono,
S.H., M.H., Mkn., Notaris di Jakarta, yang telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia sebagaimana telah diterima dan dicatat pada tanggal 14 Januari 2010 dengan
No.AHU-AH.01.10-00929 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No.AHU-0002828.AH.01.09.
Tahun 2010 tanggal 14 Januari 2010, akta mana mengenai pernyataan kembali keputusan pemegang saham
sebagaimana termaktub dalam 3 Desember 2009 adalah sebagai berikut:

Nilai Nominal Rp 1000.000 per Saham


Pemegang Saham Jumlah Nominal
Jumlah Saham %
(Rp)
PT Pasifik Atlanta Retailindo 1.000 1.000.000.000 50
PT Pasifik Global Indotrada 620 620.000.000 31
PT Golden Retailindo 380 380.000.000 19
Jumlah 2.000 2.000.000.000 100

4. SUSUNAN DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS GPR

Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat No.3 tanggal 16 September 2009, dibuat oleh Fransiskus Yanto
Widjaja, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia sebagaimana telah diterima dan dicatat pada tanggal 27 Oktober 2009 dengan
No.AHU-AH.01.10-18745 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No.AHU-0070351.AH.01.09.
Tahun 2009 tanggal 27 Oktober 2009, susunan Direksi dan Dewan Komisaris GPR adalah sebagai berikut:

Komisaris : Kenny Wirya


Direktur : Sulysa

37
J. Hubungan Kepemilikan, Kepengurusan dan Pengawasan Perseroan dan Anak
J. HUBUNGAN KEPEMILIKAN, KEPENGURUSAN DAN PENGAWASAN PERSEROAN DAN ANAK
Perusahaan dan Perusahaan DIMANA PERSEROAN MEMILIKI PENYERTAAN
PERUSAHAAN DAN PERUSAHAAN DIMANA PERSEROAN MEMILIKI PENYERTAAN
1. Struktur Kepemilikan
1. Struktur Kepemilikan

Kenny Wirya Ong Budiman

75% 25%

PT Pasifik Atlanta Retailindo Kenny Wirya

80% 20%

PT Golden Retailindo Tbk.

50%
19%

PT Golden Prima Retailindo

2. 2. Kelompok
Kelompok Usaha
Usaha Perseroan
Perseroan

No.No. Nama
Nama Perusahaan
Perusahaan Kegiatan
Kegiatan Usaha
Usaha Sifat
Sifat Hubungan
Hubungan
1 1 PT Pasifik Atlanta
PT Pasifik Atlanta Retailindo
Retailindo Perdagangan Ritel
Perdagangan Ritel Pemegang saham
Pemegang saham Perseroan
Perseroan
2. 2. PT Golden Prima Retailindo
PT Golden Prima Retailindo Perdagangan Ritel
Perdagangan Ritel Perusahaan Asosiasi
Perusahaan Asosiasi

3. 3. Hubungan
Hubungan Kepengurusan
Kepengurusan dan
dan Pengawasan
Pengawasan

Nama
Nama Perseroan
Perseroan PAR PAR GPR GPR
Ong
Ong Budiman
Budiman Komisaris utama
Komisaris utama Komisaris Utama
Komisaris Utama - -
Sulysa
Sulysa Komisaris
Komisaris Komisaris
Komisaris Direktur
Direktur
Marzuki
Marzuki Usman
Usman Komisaris
Komisaris - - - -
Kenny
Kenny Wirya
Wirya Direktur
Direktur Utama
Utama Direktur
Direktur Utama
Utama Komisaris
Komisaris
Poppy
Poppy Susanti
Susanti Dharsono
Dharsono Direktur
Direktur - - - -

K. K. TRANSAKSI
Transaksi Dengan
DENGAN Pihak
PIHAK Yang
YANG Mempunyai
MEMPUNYAI Hubungan
HUBUNGAN Istimewa
ISTIMEWA

1. 1. Sifat
Sifat
dan dan jenis
jenis transaksi
transaksi yang
yang material
material dengan
dengan pihak-pihak
pihak-pihak yang
yang mempunyai
mempunyai hubungan
hubungan istimewa
istimewa
adalah
adalah sebagai
sebagai berikut:
berikut:

No.No. Pihak
Pihak yang
yang mempunyai Sifat
mempunyai Sifat Hubungan
Hubungan Istimewa
Istimewa Perusahaan
Perusahaan Transaksi
Transaksi
Hubungan
Hubungan Istimewa
Istimewa
1. 1. PTPT Harindotama
Harindotama Mandiri
Mandiri Komisaris
Komisaris Perseroan
Perseroan adalah
adalah Direktur
Direktur Kerjasama
Kerjasama penyediaan
penyediaan barang
barang
PTPT Harindotama
Harindotama Mandiri
Mandiri (sampai
(sampai dengandagangan
dengan dagangan untuk
untuk Department
Department Store
Store yangyang
tanggal
tanggal 30 30
JuniJuni 2009)
2009) yaitu
yaitu Hardy
Hardy Wirya dikelola
Wirya dikelola
PTPT Golden
Golden Retailindo
Retailindo
2. 2. PTPT Pasifik
Pasifi Global
k Global Indotrada Direktur
Indotrada Direktur Perseroan
Perseroan adalah
adalah Direktur
Direktur Kerjasama
Kerjasama penyediaan
penyediaan barang
barang
PTPT Pasifik
Pasifi Global
k Global Indotrada
Indotrada yaitu
yaitu Kenny dagangan
Kenny dagangan untuk
untuk Department
Department Store
Store yangyang
Wirya
Wirya dikelola
dikelola PTPT Golden
Golden Retailindo
Retailindo
3. 3. PTPT Tekko
Tekko Sejahtera
Sejahtera BersamaDirektur
Bersama Direktur Perseroan
Perseroan adalah
adalah Komisaris
Komisaris PTPT Tekko
Tekko Sejahtera
Sejahtera Bersama
Bersama menyewa
menyewa
PTPT Tekko
Tekko Sejahtera
Sejahtera Bersama
Bersama yaitu
yaitu Kenny
Kenny ruangan
ruangan di Mall
di Mall Golden
Golden Truly
Truly yang
yang
Wirya
Wirya dikelola
dikelola oleh
oleh PTPT Golden
Golden Retailindo.
Retailindo.
4. 4. PT Golden Prima Retailindo Pemegang Saham
PT Golden Prima Retailindo Pemegang Saham dan Direktur dan Direktur Penyertaan
Penyertaan Saham Saham
PTPT Golden
Golden Retailindo
Retailindo adalah
adalah Komisaris
Komisaris
PTPT Golden
Golden Prima
Prima Retailindo
Retailindo yaitu
yaitu Kenny
Kenny
Wirya
Wirya

2. Transaksi Hubungan Istimewa

38
38
2. Transaksi Hubungan Istimewa

Dalam kegiatan usaha normal, Perseroan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa yang dilakukan dengan tingkat harga dan persyaratan yang wajar. Transaksi-transaksi
penting dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa meliputi :

Persentase Terhadap Total Aset/


Kewajiban/Pendapatan/ Beban
Jumlah (Jutaan Rupiah) Yang Bersangkutan
2009 2008 2009 2008

Berikut ini adalah transaksi dengan pihak hubungan istimewa yang tidak berhubungan dengan kegiatan usaha utama
perusahaan:
Piutang
PT Tekko Sejahtera Bersama 117 - 9,24% -
Investasi Saham Perusahaan Asosiasi
PT Golden Prima Retailindo 347 913 100,00% 100,00%
Penjualan-Sewa
PT Tekko Sejahtera Bersama 45 - 0,58% -
Beban Pokok Penjualan-Sewa
PT Tekko Sejahtera Bersama 17 0,59% -

Berikut ini adalah transaksi dengan pihak hubungan istimewa yang berhubungan dengan kegiatan usaha utama
perusahaan:
Hutang Usaha
PT. Harindotama Mandiri 138 186 1,88% 3,27%
PT. Pasifik Global Indotrada 99 - 1,75%
Jumlah 138 285 1,88% 5,02%

Beban Pokok Penjualan-Department Store


PT. Harindotama Mandiri 1.293 1.471 2,68% 3,20%
PT. Pasifik Global Indotrada 503 640 1,04% 1,39%
Jumlah 1.796 2.111 3,73% 4,59%

Nama Pihak Hubungan Jangka waktu & Sifat Transaksi Syarat dan Kondisi
Istimewa Perpanjangan
PT Harindotama Mandiri 01 Jan – 31 Des 2009 Kerjasama Perdagangan PT Harindotama Mandiri
01 Jan – 31 Des 2010 Bagi Hasil (Supplier) harus mencapai penjualan
minimum.
PT Pasifik Global Indotrada 01 Nov 2005 – 31 Des Kerjasama Perdagangan PT PGI wajib menyetor hasil
(PT PGI) 2009. Perjanjian tidak Bagi Hasil (Supplier) penjualan ke Perseroan,
diperpanjang. Harga Jual ditentukan oleh
PT PGI tetapi tidak lebih
tinggi dari counter di luar
lokasi milik Perseroan
PT Tekko Sejahtera 31 Jul 2009 – 30 Juli Perjanjian Kerjasama Sewa PT TSB wajib menyetor hasil
Bersama (PT TKB) 2012 dengan Pembayaran Bagi penjualan ke Perseroan
Hasil.

L. Harta Kekayaan Perseroan

Pada saat Prospektus ini diterbitkan, harta kekayaan yang dimiliki oleh Perseroan terdiri dari Harta bergerak dan
Hak Kekayaan Intelektual dengan perincian sebagai berikut :

A. Harta Bergerak:

1. Kendaraan Roda 4 (empat):

No. Merk Mobil No. Polisi Tahun No.BPKB


Toyota Kijang Innova B 1697 PFO 2009 G 1249979 G
Toyota Avanza B 1082 PFO 2009 G 0907005 G
Daihatsu Xenia B 1480 PFN 2009 G 0590671 G
Toyota Kijang Innova B 1805 PFA 2008 F 5060429 G
Toyota Kijang Innova B 1830 PFA 2008 F 5061221 G
Toyota Kijang Innova B 8563 ZQ 2005 D 2955605 G

39
2. Kendaraan Roda 2 (dua):

Nama Pemilik pada


No. Merk Motor No. Polisi Tahun No. BPKB
BPKB
1 Honda NF 100 SE B 6304 PJE 2007 E 8191326 Perseroan
2 Honda NF 125 TD B 6178 PMH 2009 F 8399367 Perseroan
3 Honda NF 118 1D M/T B 6658 PMG 2009 F 8399359 Perseroan
4 Honda NF 118 1D M/T B 6668 PMG 2009 F 8399368 Perseroan
5 Honda NF 118 1D M/T B 6669 PMG 2009 F 8399370 Perseroan
6 Honda NF 118 1D M/T B 6180 PMH 2009 F 8399369 Perseroan
7 Honda NF 118 1D M/T B 6940 PMF 2009 F 8399371 Perseroan
8 Honda NF 125 TD B 6181 PMH 2009 F 839937 Perseroan
9 Honda NF 118 1D M/T B 6177 PMH 2009 F 8399366 Perseroan

B. Hak Kekayaan Intelektual

1. Sertifikat Merek Nomor: 524206 untuk merek Golden Truly, Kelas Barang/Jasa 35 (jenis barang/jasa: jasa
toko dan penjualan eceran (retail), menyediakan hasil kerajinan tangan, kosmetik, perhiasan permata,
lukisan-lukisan, hasil kerajinan batu, kado/perlengkapan kado dan cindera mata lainnya) atas nama
PT Bima Nuansa Cempaka yang beralamat di Jl Gunung Sahari Raya No. 59 Gunung Sahari Selatan-
Kemayoran Jakarta Pusat, yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual pada
tanggal 28 November 2002 yang berlaku sampai dengan tanggal 23 November 2011.

2. Sertifikat Merek Nomor: IDM000027861 untuk merek Golden Truly, Kelas Barang/Jasa 42 (jenis
barang/jasa: penyediaan makanan dan minuman, akomodasi sementara, perawatan medis, kesehatan
dan kecantikan, jasa-jasa pelayanan kedokteran hewan dan pertanian; penelitian ilmiah dan industri,
pembuatan program komputer) atas nama PT Bima Nuansa Cempaka yang beralamat di Jl Gunung
Sahari Raya No. 59 Gunung Sahari Selatan-Kemayoran Jakarta Pusat, yang dikeluarkan oleh Direktur
Jenderal Hak Kekayaan Intelektual pada tanggal 24 Januari 2005 yang berlaku sampai dengan tanggal
18 Desember 2010.

3. Sertifikat Merek Nomor: IDM000100448 untuk merek Golden Truly, Kelas Barang/Jasa 25 (jenis barang/
jasa:segala macam pakaian jadi (konpeksi), segala macam alas kaki, tutup kepala) atas nama Perseroan
yang beralamat di Jl Gunung Sahari Raya No. 59 Jakarta Pusat, yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal
Hak Kekayaan Intelektual pada tanggal 8 Nopember 2007 yang berlaku sampai dengan tanggal
25 September 2013.

4. Sertifikat Merek Nomor: IDM000108620 untuk merek Golden Truly, Kelas Barang/Jasa 42 (jenis barang/
jasa: jasa-jasa pelayanan hukum, penelitian ilmiah dan industri, pembuatan program komputer) atas
nama Perseroan yang beralamat di Jl Gunung Sahari Raya No. 59 Jakarta Pusat, yang dikeluarkan oleh
Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual pada tanggal 22 Januari 2008 yang berlaku sampai dengan
tanggal 3 Februari 2014.

5. Sertifikat Merek Nomor: IDM000101951 untuk merek Golden Truly, Kelas Barang/Jasa 18 (jenis barang/
jasa: kulit dan kulit imitasi, dan barang-barang terbuat dari bahan-bahan ini dan tidak termasuk dalam
kelas-kelas lain; kulit-kulit halus binatang, kulit mentah; koper-koper dan tas-tas untuk tamasya; payung-
payung matahari dan tongkat-tongkat; cambuk-cambuk, pelana dan peralatan kuda dari kulit, payung-
payung hujan) atas nama Perseroan yang beralamat di Jl Gunung Sahari Raya No. 59 Jakarta Pusat,
yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual pada tanggal 28 Nopember 2007 yang
berlaku sampai dengan tanggal 25 September 2013.

6. Sertifikat Merek Nomor: 538116 untuk merek Golden Tendean, Kelas Barang/Jasa 35 (jenis barang/
jasa: jasa toko dan penjualan eceran (retail), menyediakan hasil kerajinan tangan, kosmetika, perhiasan
permata, lukisan-lukisan, hasil kerajinan batu, kado/perlengkapan kado dan cindera mata lainnya) atas
nama PT Bima Nuansa Cempaka yang beralamat di Jl Gunung Sahari Raya No. 59 Jakarta Pusat, yang
dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual pada tanggal 2 Juni 2003 yang berlaku
sampai dengan tanggal 20 Mei 2012.

Permohonan pencatatan menjadi atas nama PT Golden Retailindo telah disampaikan kepada Direktur Merek
berdasarkan Surat Karmayana Paten tertanggal 5 Maret 2010.

1. Sertifikat Merek Nomor: 523699 untuk merek Golden Oke, Kelas Barang/Jasa 35 (jenis barang/jasa: jasa
toko dan penjualan eceran (retail), menyediakan hasil kerajinan tangan, kosmetika, perhiasan permata,
lukisan-lukisan, hasil kerajinan batu, kado/perlengkapan kado dan cindera mata lainnya) atas nama

40
PT Bima Nuansa Cempaka yang beralamat di Jl Gunung Sahari Raya No. 59 Jakarta Pusat, yang
dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual pada tanggal 25 Nopember 2002 yang
berlaku sampai dengan tanggal 23 Nopember 2011.

2. Sertifikat Merek Nomor: 532088 untuk merek Golden Oke, Kelas Barang/Jasa 42 (jenis barang/jasa:
penyediaan makanan dan minuman, restaurant, akomodasi sementara, perawatan medis, kesehatan
dan kecantikan, jasa-jasa pelayanan kedokteran hewan dan pertanian, jasa-jasa pelayanan hukum,
penelitian ilmiah dan industri, pembuatan program komputer) atas nama PT Bima Nuansa Cempaka
yang beralamat di Jl Gunung Sahari Raya No. 59 Jakarta Pusat, yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal
Hak Kekayaan Intelektual pada tanggal 13 Maret 2003 yang berlaku sampai dengan tanggal 21 Maret
2012.

3. Sertifikat Merek Nomor: IDM000033039 untuk merek Golden Central, Kelas Barang/Jasa 35 (jenis
barang/jasa: Mal, square, departement store, pasar swalayan, supermarket) atas nama Perseroan yang
beralamat di Jl Gunung Sahari Raya No. 59 Jakarta Pusat, yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Hak
Kekayaan Intelektual pada tanggal 29 Maret 2005 yang berlaku sampai dengan tanggal 16 September
2013.

4. Sertifikat Merek Nomor: IDM000043993 untuk merek Golden Parkson, Kelas Barang/Jasa 35 (jenis
barang/jasa: Mal, square, departement store, pasar swalayan, supermarket) atas nama Perseroan yang
beralamat di Jl Gunung Sahari Raya No. 59 Jakarta Pusat, yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal
Hak Kekayaan Intelektual pada tanggal 28 Juli 2005 yang berlaku sampai dengan tanggal 16 Desember
2013.

M. Asuransi

Sampai Prospektus ini diterbitkan Perseroan telah mengasuransikan sebagian besar aktivanya dengan perincian
sebagai berikut:

1. Polis Asuransi No. 0603006287

Perusahaan Asuransi : - PT.Chartis Insurance Indonesia (40% selaku leader)


- PT.Asuransi Indrapura (30%)
- PT.Asuransi Jaya Proteksi (20%)
- PT.Asuransi Himalaya Pelindung (10%)

Pertanggungan meliputi:

a. Asuransi Bangunan Gedung (Property All Risks Insurance)

Lokasi Pertanggungan : Golden Truly – Gunung Sahari, Jalan Gunung Sahari No.59, Jakarta
Periode : 18 Desember 2009 s/d 31 Desember 2010
Bentuk Resiko Pertanggungan : Semua kerusakan fisik atau kerugian
Total Harga Pertanggungan : USD.3,000,000.00

Asuransi property all risk insurance, meliputi antara lain risiko gempa bumi, gunung meletus, sunami,
kebakaran, tersambar petir, peledakan, kejatuhan pesawat terbang, asap, huru hara, banjir dan tertabrak
kendaraan.

b. Asuransi Gangguan Usaha (Business Interuption Insurance)

Harga Pertanggungan : USD.500,000.00


Jangka Waktu Penggantian : 12 bulan

Asuransi gangguan usaha dimaksud di atas adalah untuk menutupi atau mengganti biaya operasional
termasuk gaji karena gangguan/terhentinya usaha sebagai akibat dari klaim yang dapat diganti
berdasarkan asuransi kerugian bangunan gedung sebagaimana tersebut di atas.

41
2. Asuransi Kendaraan (PT Asuransi Central Asia selaku Penanggung)

No. No Polis Periode Obyek Pertanggungan Bentuk


Pertanggungan
1. 21-82-09-701321 17/11/2009 s/d - Toyota Kijang Innova Gabungan
17/11/2010 - No. Pol B 1697 PFO
2. 21-82-09-701294 12/11/2009 s/d - Toyota Avanza Gabungan
12/11/2010 - No. Pol B 1082 PFO
3. 21-82-09-701242 27/10/2009 s/d - Daihatsu Xenia Gabungan
27/10/2010 - No. Pol B 1480 PFN
4. 21-82-09-701126 8/10/2009 s/d - Toyota Kijang Innova Gabungan
8/10/2010 - No. Pol B 1805 PFA
5. 21-82-09-701132 8/10/2009 s/d - Toyota Kijang Innova Gabungan
8/10/2010 - No. Pol B 1830 PFO
6. 21-82-09-700091 17/2/2009 s/d - Toyota Kijang Innova Gabungan
17/2/2010 - No. Pol B 8563 ZQ
7. 21-82-09-001118 7/5/2009 s/d - Motor Honda NF 100 Kerugian Total
7/5/2010 - No. Pol B 6304 PJE Semata
8. 21-82-10-000397 23-2-2010 s/d Motor Honda NF11BID MT Kerugian Total
23-2-2011 No.Polisi B 6668PMG Semata
9. 21-82-10-000396 23-2-2010 s/d Motor Honda NF 100 1D MT Kerugian Total
23-2-2011 No.Polisi B 6669PMG Semata
10. 21-82-10-000395 23-2-2010 s/d Motor Honda NF11BID MT Kerugian Total
23-2-2011 No.Polisi B 6181PMH Semata
11. 21-82-10-000398 23-2-2010 s/d Motor Honda NF11BID Kerugian Total
23-2-2011 No.Polisi B 6940 PMF Semata
12. 21-82-10-000401 23-2-2010 s/d Motor Honda NF11BID MT Kerugian Total
23-2-2011 No.Polisi B 6180 PMF Semata
13. 21-82-10-000400 23-2-2010 s/d Motor Honda NF11BID MT Kerugian Total
23-2-2011 No.Polisi B 6658 PMG Semata
14. 21-82-10-000399 23-2-2010 s/d Motor Honda NF11BID Kerugian Total
23-2-2011 No.Polisi B 6177 PMH Semata
15. 21-82-10-000441 23-2-2010 s/d Motor Honda NF 125 TD Kerugian Total
23-2-2011 No.Polisi B 6178 PMH Semata

Perseroan telah mengasuransikan aset yang dimilikinya dengan nilai pertanggungan yang cukup pada
perusahaan asuransi yang bukan merupakan afiliasi dari Perseroan.

N. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERSEROAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY)

Perseroan akan memperhatikan Tanggung Jawab Sosial Perseroan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Penerapan tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility) yang telah dilakukan Perseroan antara lain
memberikan sumbangan dana ke Palang Merah Indonesia (PMI).

O. IKATAN, KERJASAMA DAN PERJANJIAN PENTING

1. Perjanjian dengan Pemilik Gedung

Lease Agreement tanggal 18 Agustus 2003, sebagaimana diubah dengan (i) Lease Agreement (Extention)
tanggal 4 Maret 2006; dan (ii) Amendment of The Lease Agreement (Extention II) tanggal 8 Juni 2007,
kesemuanya dibuat di bawah tangan, mengatur antara lain sebagai berikut :

42
a. Para Pihak

= PT Mustafa Indonesia, PT.Mustafa Centre, PT. Truly Indah selaku “Pemilik Gedung/Pihak yang
Menyewakan”

= Perseroan selaku “Penyewa”

b. Objek Sewa

Gedung Mall, gedung parkir dan tanah Golden Truly Mall

Obyek sewa berdiri di atas tanah dengan Hak Guna Bangunan sebagai berikut:

No. Hak Guna Tanggal Nomor dan Tanggal Lokasi Luas (M2) Tanggal Pemilik
Bangunan Sertifikat Surat Ukur Berakhirnya Hak
1. 718/Gunung 22 September 969/1989 Jl.Gunung Sahari 2.335 26 September PT Mustafa Centre
Sahari Selatan 1990 13 Nopember 1989 Raya No.59 Belakang 2030
2. 706/Gunung 16 Februari 601/1989 Jl.Gunung Sahari 3.852 14 Februari 2030 PT Mustafa Centre
Sahari Selatan 1990 15 Juli 1989 Raya No.59
3. 720/Gunung 5 Oktober 231/1990 Jl.Gunung Sahari 660 3 Oktober 2030 PT Mustafa Centre
Sahari Selatan 1990 6 Juni 1990 No.59
4. 910/Gunung 2 Februari 822/1993 Jl. Bungur Besar 1.522 1 Februari 2014 PT Sinar Kharisma
Sahari Selatan 1994 27 Oktober 1993 No.48-50 Nusantara
5. 1401/Gunung 9 Desember 1350/1994 Jl.Bungur Besar 930 15 Desember PT Mustafa Indonesia
Sahari Selatan 1994 21 Nopember 1994 No.46a 2033
6. 927/Gunung 3 Mei 1994 823/1993 Jl.Bungur Besar 3.700 2 Mei 2024 PT Truly Indah
Sahari Selatan 27 Oktober 1993 No.48-50

c. Jangka Waktu Sewa

Terhitung sejak tanggal 1 Juli 2008 hingga 31 Maret 2014. Mekanisme perpanjangan tidak diatur dalam
perjanjian.

2. Perjanjian dengan Pihak Terafiliasi

A. Perjanjian Kerjasama Perdagangan No.094/GR/FC-FD-IV/XII/09 tanggal 1 Desember 2009, dibuat oleh


dan antara Perseroan dengan PAR, yang mengatur hal-hal sebagai berikut:

a. Perseroan bertindak selaku pengelola food court berlokasi di Jl.Gunung Sahari No.59.

b. Perjanjian berlaku selama 12 (dua belas) bulan dimulai pada tanggal 1 Desember 2009 dan akan
berakhir pada tanggal 30 Nopember 2010. PAR dapat mengajukan permohonan perpanjangan
jangka waktu dengan syarat memberitahukan secara tertulis 1 (satu) bulan sebelum berakhirnya
perjanjian dan Perseroan berhak serta berwenang memutuskan untuk menyetujui atau menolak
permohonan perpanjangan perjanjian tersebut.

c. Jenis usaha yang dilakukan oleh PAR pada lantai 1 (satu) wing dengan luas kurang lebih 1,35M2
(satu koma tiga puluh lima meter persegi) adalah minuman yang mana tidak diperbolehkan untuk
diganti ataupun ditambah dengan jenis usaha yang lain.

d. Atas barang dagangan yang dijual, Perseroan menetapkan profit margin sebesar 20% (dua puluh
persen) dari hasil penjualan (diskon dan hadiah/free gift menjadi tanggungan PAR.

e. Pramuniaga dan petugas counter PAR disediakan dan dibayar sepenuhnya oleh Perseroan.

f. Mengenai perjanjian dan segala akibatnya kedua belah pihak sepakat memilih tempat tinggal yang
tetap dan seumumnya di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

B. Perjanjian Sewa Menyewa No.116/GR/FD-IV/VI/09 tanggal 29 Juni 2009, dibuat oleh dan antara
Perseroan dengan PT Tekko Sejahtera Bersama (“Tekko”), yang mengatur hal-hal sebagai berikut:

a. Perseroan menyediakan tempat bagi Tekko yang berlokasi di lower ground gedung Mall Golden
Truly dengan luas:
1) Area restoran kurang lebih 102M2 (seratus dua meter persegi)
2) Area dapur kurang lebih 71M2 (tujuh puluh satu meter persegi)
b. Perjanjian sewa menyewa berlaku selama 36 (tiga puluh enam) bulan yang dimulai dari tanggal
31 Juli 2009 sampai dengan tanggal 30 Juli 2012. untuk selanjutnya dapat diperpanjang setelah
disetujui oleh kedua belah pihak.

43
c. 1) Harga sewa berdasarkan peredaran usaha (nilai omset) dengan dasar 10% (sepuluh persen)
untuk empal, sumsum, otot dan iga sapi serta 15% (lima belas persen) untuk jenis makanan
dan minuman lainnya dari hasil penjualan bersih (net sales, setelah dipotong diskon dan Pajak
Bangunan 1).
2) Dalam hal pencapaian omset sampai dengan Rp.600.000.000 (enam ratus juta Rupiah)
per bulan, besarnya harga sewa akan diperhitungkan berdasarkan ketentuan butir 1) di atas.
3) Dalam hal pencapaian omset lebih besar atau sama dengan Rp.600.000.000- (enam ratus juta
Rupiah) per bulan, besarnya harga sewa akan diperhitungkan sebagai berikut:
a) Omset sampai dengan Rp.600.000.000 (enam ratus juta Rupiah) perhitungan harga sewa
sesuai dengan ketentuan butir 2)
b) Harga sewa untuk sisa lebih omset akan diperhitungkan dengan dasar 7,5% (tujuh koma
lima persen) untuk semua item makanan/minuman.
d. Pramuniaga dan petugas counter Tekko disediakan dan dibayar sepenuhnya oleh Tekko.

e. Apabila terjadi perselisihan di kemudian hari antara Perseroan dengan Tekko maka akan diselesaikan
dengan jalan musyawarah.

3. Perjanjian Sewa Ruang Usaha di Depok Mall

Perjanjian Kesepakatan (Memorandum of Understanding) No.G1-232/DM/GT/II/10 tanggal 31 Maret 2010, dibuat


oleh dan antara Perseroan dengan PT Propindo Sedayu, yang mengatur hal-hal sebagai berikut:

a. Para pihak telah sepakat untuk mengadakan kerja sama sewa menyewa atas ruang/tempat yang terletak di
lantai dasar dan lantai 1 (satu) Depok Mall, Jl. Margonda Raya Kav.88, Kecamatan Beji, Kelurahan Kemiri
Muka, Depok

b. Keterangan mengenai tempat yang akan disewa adalah sebagai berikut:

= Luas: 4.467 M2
= Jenis Usaha: Department Store “Golden Truly”
= Masa renovasi: 5 (lima) bulan terhitung sejak 3 Mei 2010
= Jangka waktu: 10 (sepuluh tahun) terhitung sejak 1 September 2010 sampai dengan 31 Agustus 2020
= Biaya sewa:
Periode I: Tahun ke 0 – Tahun ke 2 bulan ke 6, bagi hasil tanpa minimum penjualan bersih
Periode II: Tahun ke 2 bulan 7 – Tahun ke 10, bagi hasil dengan minimum penjualan bersih
= Service Charge: Rp 18.000/M2/bulan

c. Perpanjangan

Perseroan diberikan prioritas pertama untuk memperpanjang sewa periode 10 tahun berikutnya.

6 (enam) bulan sebelum perjanjian berakhir, Perseroan harus memberitahukan secara tertulis pada
PT Propindo Sedayu, apabila Perseroan ingin perjanjian tahap selanjutnya. Jika tidak, PT Propindo Sedayu
berhak menawarkan ruangan kepada pihak ketiga

P. Perkara yang Sedang Dihadapi Perseroan

1. Sampai dengan tanggal diterbitkannya Prospektus ini, Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan tidak terlibat
dalam perkara apapun di pengadilan maupun arbitrase kecuali Kenny Wirya sedang terlibat perkara sebagai
berikut:

a. Perkara gugatan merek No.535K/Pdt.Sus/2009 pada tingkat kasasi di Mahkamah Agung di mana Kenny
Wirya selaku termohon kasasi melawan DBC, LLC selaku pemohon kasasi; DBC LLC selaku pemilik
merek “XANGO” yang telah terdaftar di luar negeri (dan telah mengajukan permohonan pendaftaran
merek tersebut di Indonesia) mengajukan gugatan pembatalan merek “XANGO” atas nama Kenny Wirya.
Pada tingkat kasasi, Mahkamah Agung telah mengabulkan gugatan dari DBC LLC dengan menyatakan
batal menurut hukum pendaftaran merek XANGO atas nama Kenny Wirya dan karenanya memerintahkan
Departemen Hukum dan HAM RI, Cq Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Cq. Direktorat Merek
untuk melaksanakan pembatalan merek tersebut dari Daftar Umum Merek.

b. Perkara gugatan merek No.12/Merek/2010/PN.NiagaJkt.Pst yang terdaftar di Pengadilan Niaga pada


Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di mana Kenny Wirya selaku tergugat melawan Rocket Trademarks
Pty Ltd selaku penggugat. Rocket Trademarks Pty Ltd selaku penggugat menggugat pembatalan merek

44
“ELEMENT” yang telah terdaftar atas nama Kenny Wirya, dan berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri/
Niaga Jakarta Pusat Di Jakarta Nomor 12/Merek/ 2010/PN. Niaga.JKT.PST tanggal 10 Mei 2010, gugatan
Rocket Trademarks Pty Ltd telah ditolak.

c. Perkara perdata pada Pengadilan Negeri Denpasar No.14/Pdt.Plw/2004/PN.Dps juncto Putusan


Pengadilan Tinggi Denpasar No.95/Pdt/2006/PT.Dps juncto Putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia No.1360k/Pdt/2008. Perkara tersebut berkaitan dengan perjanjian sewa menyewa antara Prof.
Dr.Ida Bagus Tjitarsa (dosen yang mengatasnamakan Universitas Udayana) selaku yang menyewakan
dengan Kenny Wirya selaku penyewa atas sebidang tanah Hak Pakai No.88/Desa Kuta. Prof.Dr.Ida Bagus
Tjitarsa (atas nama Universitas Udayana) selaku Penggugat mengajukan gugatan batalnya perjanjian
sewa tersebut yang didahului dengan pengembalian uang sejumlah Rp.350.000.000 (tiga ratus lima
puluh juta Rupiah) dari Penggugat kepada Kenny Wirya (Tergugat) melalui konsinyasi pada Pengadilan
Negeri Denpasar, serta pengosongan obyek sewa oleh Tergugat. Pengadilan Negeri dalam putusannya
mengabulkan gugatan Penggugat, namun dalam tingkat banding Pengadilan Tinggi Denpasar menolak
gugatan Penggugat yang kemudian dikuatkan pula oleh putusan Mahkamah Agung. Atas dasar putusan
Mahkamah Agung tersebut, telah diajukan Peninjauan Kembali oleh Universitas Udayana Cq. Rektor
Universitas Udayana dengan permohonan yang diterima oleh Mahkamah Agung pada tanggal 10 Maret
2010.

Perkara yang sedang dihadapi Kenny Wirya tersebut di atas tidak berdampak secara material terhadap
kelangsungan usaha dan rencana Penawaran Umum Perseroan.

2. Perseroan dalam statusnya sebagai badan hukum terdaftar dalam register perkara di Pengadilan Pajak
dengan berkas No.25.023304.2003 dengan putusan No.07517/PP/M.IV/25/2006 saat itu sebagai pemohon
banding adalah Kenny Wirya sebagai Direktur.

Berdasarkan Putusan Sela Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 81/C/PK/PJK/2006 tanggal 16
Januari 2007, diterangkan bahwa Mahkamah Agung Republik Indonesia telah memeriksa permohonan
Peninjauan Kembali (PK) dalam perkara antara Perseroan (selaku Pemohon PK sebelumnya Pemohon
Banding) melawan Direktur Jenderal Pajak (Termohon PK, sebelumnya Termohon Banding), dengan duduk
perkara sebagai berikut:

a. Oleh Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Kemayoran telah diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Pajak Penghasilan Pasal 4 (2) Tahun Pajak 2003 Nomor 00007/240/03/027/04 tanggal 6 Oktober 2004
dengan perhitungan sebagai berikut:

Dasar Pengenaan Pajak Rp17.894.613.142


Pajak Penghasilan Pasal 4 (2) yang terutang Rp1.785.848.070
Pajak yang dapat dikreditkan Rp8.070.292
Jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak Rp1.777.777.778
Sanksi bunga Ps.13 (2) KUP Rp320.000.000
Jumlah yang masih harus dibayar Rp2.097.777.778

b. Atas ketetapan tersebut di atas, Pemohon Banding mengajukan keberatan dengan surat tanggal
26 Oktober 2004 dan dengan keputusan Termohon Banding No.KEP-811/WPJ.06/BD.06/2005 tanggal
3 Oktober 2005, keberatan tersebut telah ditolak, sehingga selanjutnya Pemohon Banding telah
mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Pajak dengan surat No.001/GR/BPP/12/05 tanggal 26
Desember 2005.

Pemohon Banding mengajukan banding karena keberatan atas SKPKB PPh Pasal 4 (2) Final tahun 2003
yang dikenakan kepada Pemohon Banding telah ditolak oleh Kepala Kantor Wilayah DJP Jakarta I atas
koreksi positif sebagai berikut:

- Koreksi positif obyek PPh Pasal 4 (2) atas Sewa tanah dan Bangunan:

1) Pemohon Banding adalah perusahaan yang bergerak di bidang department store atau retailer.
Untuk menjalankan usahanya Pemohon Banding menyewa tanah/bangunan yang berlokasi di
Jl.Gunung Sahari No.59 dari PT Sinar Kharisma Nusantara (SKN) selaku pemilik tanah dan
bangunan dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Jangka waktu sewa adalah 2 ½ tahun yang dimulai pada Desember 2003 s.d. 2006
b) Nilai kontrak sewa selama 2 ½ tahun adalah Rp17.777.777.778 belum termasuk PPN
10%.
c) Atas kontrak tersebut SKN telah menerbitkan faktur pajak;

45
d) Pembayaran dilakukan secara angsuran per 3 bulan dan secara otomatis melakukan
pemotongan PPh Pasal 4 (2) sesuai dengan jumlah yang dibayar
e) Pemohon Banding menganut metode “accrual basis” maka seluruh hutang/kewajiban
dicatat pada saat menerima kontrak beserta faktur pajaknya dan membebankan atas
imbalan jasa-jasa (sewa) berdasarkan masa sewa.
Pencatatan pada saat pembebanan atas biaya sewa berdasarkan masa sewa yang dibagi selama
2 ½ tahun.

Atas kondisi tersebut di atas, KPP-Jakarta Kemayoran menerbitkan SKP No.00007/240/03/027/04


tanggal 6 Oktober 2004 atas PPh Pasal 4 (2) sebagai berikut:

Dasar Pengenaan Pajak Rp17.894.613.142


Pajak Penghasilan Pasal 4 (2) yang terutang Rp1.785.848.070
Pajak yang dapat dikreditkan Rp8.070.292
Jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak Rp1.777.777.778
Sanksi bunga Ps.13 (2) KUP Rp320.000.000
Jumlah yang masih harus dibayar Rp2.097.777.778

Pengenaan pajak tersebut di atas langsung diperhitungkan untuk masa sewa 2 ½ tahun, walaupun
pembayaran angsuran sewa per 3 bulanan belum dibayarkan Pemohon Banding kepada pihak
penyewa dan walaupun manfaat masa sewa dinikmati selama kurang lebih ½ bulan.

Berdasarkan Pasal 8 (3) dan (4) Peraturan Pemerintah No.138 tahun 2000 tentang Penghasilan
Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan yang Pemohon Banding kutip,
dapat disimpulkan:

a) Pajak penghasilan terhutang pada akhir bulan dilakukan pembayaran atau akhir bulan
terhutangnya penghasilan yang bersangkutan, tergantung peristiwa yang terjadi lebih dahulu.
Berdasarkan pokok tersebut, Pemohon Banding menjelaskan bahwa Pemohon Banding tidak
melakukan pembayaran pada akhir bulan.
b) Pemohon Banding melakukan pembayaran angsuran sewa per 3 bulanan berdasarkan
saat jatuh tempo sesuai kontrak atau perjanjian. Atas pembayaran tersebut secara otomatis
Pemohon Banding langsung melakukan pemotongan pajak penghasilan yang selanjutnya
sudah Pemohon Banding setor ke Kas Negara di mana sampai Desember 2005 sejumlah
Rp1.422.222.216
c) Pemohon Banding menganut metode pembukuan “accrual basis”, maka pengakuan atas beban
sewa dihitung dengan dibagi secara proporsional berdasarkan jangka waktu sewa selama 2
½ tahun. Untuk periode Desember 2003 Pemohon Banding telah membebankan biaya sewa
untuk masa ½ bulan sesuai masa sewa.
Berdasarkan penjelasan di atas, perhitungan PPh Pasal 4 (2) final tahun 2003 menurut Pemohon
Banding adalah sebagai berikut:

Uraian Menurut SPT/ Menurut Pemeriksa Menurut Keberatan


Pemohon Banding Pemohon Banding
Obyek Pajak Rp186.835.364 Rp17.984.613.142 Rp186.835.364
Pasal 4 (2) yang terutang Rp8.070.292 Rp1.785.848.070 Rp8.070.292
Jumlah yang disetor Rp8.070.292 Rp8.070.292 Rp8.070.292
Jumlah kurang (lebih) bayar - Rp1.777.777.778 -
Sanksi administratif - Rp320.000.000 -
Jumlah PPh Pasal 4 (2) yang - Rp2.097.777.778 -
masih harus dibayar

c. Amar putusan Pengadilan Pajak Jakarta tanggal 3 Februari 2006 No.PUT.07517/PP/M.IV/25/2006


yang telah berkekuatan tetap menyatakan Permohonan Banding yang diajukan Pemohon Banding
atas Keputusan Direktur Jenderal Pajak No.KEP-811/WPJ.06/BD.06/2005 tanggal 3 Oktober 2005
mengenai Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 4 (2) Tahun Pajak 2003
No.00007/240/03/027/04 tanggal 6 Oktober 2004 tidak dapat diterima.

46
Majelis Hakim PK dalam Putusan Sela Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 81/C/PK/PJK/2006
berpendapat:

a. Bahwa alasan-alasan Pemohon Banding/Pemohon PK mengajukan PK dapat dibenarkan karena


dalam putusan Pengadilan Pajak terdapat putusan yang nyata-nyata tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yaitu bahwa ternyata Pemohon PK telah memenuhi ketentuan
Pasal 36 ayat (4) Undang-undang No.14 tahun 2002 yaitu dengan telah membayar lebih dari 50%
dari pajak terutang namun pokok perkara belum diperiksa.

b. Untuk memerintahkan Pengadilan Pajak untuk memeriksa pokok perkaranya.

Adapun amar Putusan atas permohonan permohonan PK yang diajukan oleh Pemohon PK adalah:

Mengadili

a. Mengabulkan permohonan PK dari Pemohon PK

b. Membatalkan putusan Pengadilan Pajak tanggal 3 Februari 2006 No.PUT.07517/PP/M.IV/25/2006

dan Mengadili Kembali

a. Memerintahkan Pengadilan Pajak untuk membuka kembali persidangan dalam perkara di atas,
selanjutnya memanggil kedua belah pihak untuk menghadiri sidang yang akan ditentukannya dan
melakukan pemeriksaan terhadap materi pokok;

b. Memerintahkan Pengadilan Pajak untuk mengirimkan kembali hasil pemeriksaan tersebut beserta
berkas perkara kepada Mahkamah Agung;

c. Menetapkan bahwa penetapan biaya perkara ditangguhkan sampai adanya putusan akhir.

1. Sehubungan dengan Putusan Sela Mahkamah Agung Republik Indonesia di atas, telah dilaksanakan
sidang pada Pengadilan Pajak berdasarkan undangan sidang yang dikeluarkan oleh Pengadilan
Pajak sebagai berikut:
a. Surat No.Und.0280/SP/Pg.08/2007 tanggal 3 September 2007
b. Surat No.Und.0301/SP/Pg.08/2007 tanggal 17 September 2007
c. Surat No.Und.0349/SP/Pg.08/2007 tanggal 8 Nopember 2007
d. Surat No.Und.0386/SP/Pg.08/2007 tanggal 27 Desember 2007
e. Surat No.Und.0031/SP/Pg.08/2008 tanggal 30 Januari 2008
f. Surat No.Und.0113/SP/Pg.08/2008 tanggal 24 Maret 2008
g. Surat No.Und.0161/SP/Pg.08/2008 tanggal 28 April 2008
h. Surat No.Und.0204/SP/Pg.08/2008 tanggal 4 Juni 2008
2. Berdasarkan Surat Pernyataan Direksi tertanggal 10 Februari 2010 sebagaimana disebutkan di
atas, hingga tanggal Laporan Pemeriksaan Hukum ini, atas perkara pajak di atas belum dikeluarkan
putusan akhir oleh Mahkamah Agung R.I.

3. Berdasarkan Surat No.S-215/SP.5/2010 tanggal 22 Februari 2010, dikeluarkan oleh Pengadilan


Pajak, diterangkan:
a. Perseroan telah mengajukan permohonan Peninjauan Kembali (PK) atas putusan nomor
Put.07517/PP/M.IV/25/2006.
b. Atas PK tersebut, telah dikeluarkan Putusan Sela oleh Mahkamah Agung untuk melakukan
pemeriksaan kembali di Pengadilan Pajak.
c. Hasil pemeriksaan kembali telah dikirim dari Pengadilan Pajak ke Mahkamah Agung dengan
surat pengantar Nomor: S-563/SP.5/2009 tgl 5 Agustus 2009.
d. Sampai dengan tanggal surat di atas, perkara tersebut masih diproses di Mahkamah Agung.
Perkara perpajakan yang sedang dihadapi Perseroan tidak berdampak secara material terhadap
kelangsungan usaha dan rencana Penawaran Umum Perseroan.

47
viii. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN

A. Umum

Pada awalnya Perseroan adalah supermarket yang didirikan pada tahun 1981 dengan nama Golden Truly.
Perseroan merupakan salah satu pionir dalam perkembangan supermarket modern di Indonesia.

Awal tahun 2000 Perseroan dikelola oleh manajemen baru berganti fokus dari sebelumnya yang bergerak dalam
bisnis supermarket menjadi model bisnis pertokoan yang modern (mal) dengan nama Mal Golden Truly. Saat ini
Perseroan menjadi manajemen perdagangan retail dan pengelolaan mal termasuk di dalamnya adalah department
store dan pengelolaan berbagai tenant seperti toko buku, supermarket, foodcourt, restauran, salon, pakaian, dan
lain-lain.

Motto Perseroan adalah Your Truly Neighborhood Mall, artinya Perseroan bertujuan menjadi mal yang menyediakan
semua kebutuhan masyarakat sekitar, sehingga diharapkan masyarakat sekitar bisa mendapatkan apa yang
dibutuhkan tidak jauh-jauh dari daerah tempat tinggal atau tempat kerjanya.

Visi Perseroan adalah “to become a leading Department Store/ Retail in the Neighborhood Mall in Indonesia”
(menjadi pemimpin terdepan di Indonesia sebagai Department Store/ Ritel yang menyediakan semua kebutuhan
masyarakat sekitar).

Misi Perseroan adalah “to serve the neighborhood community with good value and services to our customers
(melayani masyarakat sekitar dengan pelayanan dan nilai produk yang bagus), developing people based on
competency and company value”. Database konsumen Perseroan selama ini menunjukkan bahwa secara mayoritas
mereka telah menjadi pelanggan yang loyal terhadap Perseroan.

Lokasi kantor pusat Perseroan ada di Jl. Gunung Sahari No. 59 Jakarta Pusat. Perseroan merupakan medium mall
dengan luas sekitar 30.000 m2.

B. Kegiatan Usaha

Saat ini Perseroan mempunyai kegiatan usaha di 2 lini bisnis yaitu department store, Sewa dan lain-lain.

Tahun Keterangan Department Store Sewa dan lain-lain Jumlah

2009 Penjualan Bersih (jutaan Rp) 20.425 12.857 33.282

  % dari Penjualan Bersih (%) 61,37 38,63 100,00

2008 Penjualan Bersih (jutaan Rp) 18.937 12.293 31.230

  % dari Penjualan Bersih (%) 60,64 39,36 100,00

2007 Penjualan Bersih (jutaan Rp) 17.741 11.785 29.526

  % dari Penjualan Bersih (%) 60,09 39,91 100,00

2006 Penjualan Bersih (jutaan Rp) 17.207 10.962 28.169

  % dari Penjualan Bersih (%) 61,08 38,92 100,00

2005 Penjualan Bersih (jutaan Rp) 14.608 9.092 23.700

  % dari Penjualan Bersih (%) 61,64 38,36 100,00

Pada tahun 2009, segmen department store memberikan kontribusi sebesar Rp 20.425 juta yang merupakan
61,37% dari total penjualan bersih Perseroan yang mengalami kenaikan Rp 1.488 juta atau 7,86% dibandingkan
dengan tahun 2008, sedangkan segmen sewa dan lain-lain memberikan kontribusi sebesar Rp 12.857 juta
yang merupakan 38,63% dari total penjualan bersih Perseroan, mengalami kenaikan sebesar Rp 564 juta atau
4,59% dibandingkan dengan tahun 2008.

48
Saat ini Perseroan memiliki struktur usaha seperti yang digambarkan dalam diagram sebagai berikut:

Perseroan mengelola mal ukuran medium dengan total luas ruangan sebesar 33.207 m2 dengan perincian sebagai
berikut:

Segmen Luas Gross (m2) Proporsi dari seluruh luas total Mall (%)
Department Store 22.523,06 67,82
Sewa dan Lain-lain 10.683,94 32,18
Jumlah 33.207,00 100,00

Uraian mengenai 2 (dua) segmen usaha Perseroan secara detail adalah sebagai berikut :

1. Department Store

Perseroan memiliki fokus utama usaha pada segmen department store dengan target konsumen segmen menengah.
Department store di rancang dan dikelola untuk menciptakan lingkungan belanja yang menarik, nyaman, dan
memberikan kemudahan berbelanja untuk para konsumennya dengan tetap memperhatikan efisiensi penggunaan
ruang sehingga dapat memaksimalkan pendapatan Perseroan.

Segmen department store secara keseluruhan menawarkan 600 merek produk seperti pakaian pria dan wanita,
kosmetik, tas & sepatu, perlengkapan anak-anak, dan lain-lain. Pilihan produk yang ditawarkan di setiap gerai
divariasikan sesuai dengan ukuran gerai dan sifat produk (merchandising character) agar sesuai dengan profil
kebutuhan dan gaya hidup para pelanggan.

49
Perkiraan rata-rata trafik pengunjung yang mengunjungi department store Perseroan adalah sebesar 300.000
orang per bulannya pada tahun 2009.

Segmentasi Luas Gross (m2) Proporsi dari seluruh luas total Department Store (%)
Pakaian pria dan wanita 15.554,19 69,05
Kosmetik 1.346,31 5,97
Tas & Sepatu 2.483,78 11,03
Perlengkapan anak-anak 1.842,83 8,19
Lain-lain 1.295,95 5,76
Jumlah 22.523,06 100,00

Dari total ruangan department store seluas 22.523,06 m2 (net), area seluas 15.554,19 m2 digunakan untuk
menawarkan produk pakaian pria dan wanita, produk kosmetik seluas 1.346,31 m2, produk tas & sepatu seluas
2.483,78 m2, perlengkapan anak-anak seluas 1.842,83 m2 dan produk lain-lain seluas 1.295,95 m2.

Department store menyediakan pakaian kerja pria maupun wanita dari berbagai rangkaian pilihan merk seperti The
Executive, Valino, Accent, Polo, Guy Laroche, Crocodile, Simplicity, Walrus, Arnold Palmer, Jack Nicklaus, Pierre
Cardin, dan lain-lain. Untuk pilihan pakaian casual terdapat berbagai pilihan merek seperti Bossini, Giordano,
Country Fiesta, Ocean Pacific, Point One, O’neil, G2000, Triset, Lee Cooper, Wrangler, Logo, Mobile Power, L’eggs,
Lea, Levi’s, Posh Boy, dan lain-lain. Sebagai pilihan alternatif baik untuk pakaian resmi maupun casual tersedia
juga rangkaian ragam baju batik pilihan dari gerai Batik Keris, Batik Semar, dan lain-lain,.

Pilihan produk tas dan sepatu antara lain Nico Boco, Guess, Braun Buffel, Renoma, Elle dan lain-lain, sedangkan
untuk produk kosmetik, tersedia berbagai gerai yang cukup lengkap baik dari merek international seperti L’oreal,
The Body Shop, Kose, ROC, Etude, Revlon, Ultima, VOV, maupun dari merek lokal seperti Sari Ayu, Biokos, PAC,
dan lain-lain,.

Untuk perlengkapan anak-anak, tersedia berbagai pilihan produk baju maupun mainan seperti Pooh/Snoopy Teen,
Looney Tones, Crocodile Kids, dan lain-lain, sedangkan untuk mainan anak-anak tersedia produk dari merk Barbie,
Hot Wheel, Play Doh, Bakugun, dan lain-lain.

Segmen lain-lain meliputi produk perlengkapan aksesoris serta alas kaki. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
akan produk aksesoris tersedia banyak pilihan dari merk Ballin, Madonna, Art kea dan lain-lain, sedangkan alas
kaki tersedia banyak pilihan berkualitas tinggi seperti Reebok, Adidas, Kappa, All Sport, OP, dan lain-lain.

Pendapatan department store diperoleh melalui perjanjian kerjasama dari para tenant yang mendistribusikan
produk-produknya melalui sistem konsinyasi dan jual putus. Sistem konsinyasi merupakan kerjasama antara
Perseroan dan para tenant dimana Perseroan akan mendapatkan penghasilan berupa bagi hasil berdasarkan
nilai penjualan produk pada gerai suatu tenant, yang pada umumnya berjangka waktu 1-3 tahun. Sistem jual putus
merupakan kerjasama antara Perseroan dan para tenant, dimana Perseroan membeli dimuka suatu produk yang
nantinya akan didistribusikan melalui gerai-gerai yang terdapat di department store.

Tabel berikut memberikan rincian persentase kontribusi penjualan bersih baik komisi dari penjualan konsinyasi
maupun penjualan barang sendiri pada setiap segmen Department Store per divisi dari tahun 2006, 2007, 2008,
dan 2009.

Pakaian
Tas & Perlengkapan
Tahun Keterangan Pria & Kosmetik Lain-lain Jumlah
Sepatu anak-anak
Wanita
2009 Penjualan Bersih (jutaan Rp) 12.173 2.190 2.845 1.512 1.705 20.425
% dari Penjualan Bersih (%) 59,60 10,72 13,93 7,40 8,35 100,00
2008 Penjualan Bersih (jutaan Rp) 11.349 2.028 2.547 1.473 1.540 18.937
% dari Penjualan Bersih (%) 59,93 10,71 13,45 7,78 8,13 100,00
2007 Penjualan Bersih (jutaan Rp) 10.526 1.865 2.487 1.322 1.542 17.742
% dari Penjualan Bersih (%) 59,33 10,51 14,02 7,45 8,69 100,00
2006 Penjualan Bersih (jutaan Rp) 10.261 1.826 2.362 1.311 1.447 17.207
% dari Penjualan Bersih (%) 59,63 10,61 13,73 7,62 8,41 100,00
2005 Penjualan Bersih (jutaan Rp) 8.688 1.543 2.028 1.100 1.249 14.608
% dari Penjualan Bersih (%) 59,48 10,56 13,88 7,53 8,55 100,00

Penjualan pakaian pria dan wanita pada tahun 2009 adalah sebesar Rp 12.173 juta yang memberikan kontribusi
terhadap total penjualan bersih Perseroan dari segmen department store sebesar 59,60%, mengalami kenaikan
sebesar 7,26% dibandingkan dengan tahun 2008. Produk kosmetik memberikan kontribusi sebesar Rp 2.190 juta
setara dengan 10,72% dari total penjualan bersih segmen Department Store, yang mengalami kenaikan sebesar
7,99 % dibandingkan dengan tahun 2008. Produk tas & sepatu memberikan kontribusi sebesar Rp 2.845 juta setara

50
dengan 13,93% dari total penjualan bersih segmen department store, yang mengalami kenaikan sebesar 11,70%
dibandingkan dengan tahun 2008. Produk perlengkapan anak-anak memberikan kontribusi sebesar Rp 1.512 juta
setara dengan 7,40% dari total penjualan bersih segmen department store, yang mengalami peningkatan sebesar
2,65% dibandingkan dengan tahun 2008. Produk lain-lain memberikan kontribusi sebesar Rp 1.705 juta setara
dengan 8,35% dari total penjualan bersih segmen department store, yang mengalami kenaikan sebesar 10,71%
dibandingkan dengan tahun 2008.

2. Segmen Sewa dan Lain-lain

Segmen sewa dan lain-lain terdiri dari segmen usaha Perseroan yang mendapatkan penghasilan dari perjanjian
sewa ruangan dengan persyaratan tertentu, dimana sebagian berdasarkan tarif tetap maupun variabel sesuai
dengan kesepakatan antara Perseroan dan para tenant.

Makanan dan
Tahun Keterangan Supermarket Toko Buku Lain-lain Jumlah
minuman
Penjualan Bersih (Jutaan Rp) 1.554 6.911 544 3.848 12.857
2009
% dari Penjualan Bersih (%) 12,09 53,75 4,23 29,93 100
Penjualan Bersih (Jutaan Rp) 1.524 7.280 258 3.231 12.293
2008
% dari Penjualan Bersih (%) 12,40 59,22 2,10 26,28 100
Penjualan Bersih (Jutaan Rp) 1.420 7.522 118 2.725 11.785
2007
% dari Penjualan Bersih (%) 12,05 63,83 1,00 23,12 100
Penjualan Bersih (Jutaan Rp) 1.712 6.267 27 2.956 10.962
2006
% dari Penjualan Bersih (%) 15,62 57,17 0,25 26,96 100
Penjualan Bersih (Jutaan Rp) 1.694 4.183 - 3.215 9.092
2005
% dari Penjualan Bersih (%) 18,63 46,01 - 35,36 100

Perseroan mendapatkan penghasilan dari segmen sewa ruangan dari berbagai tenant yaitu dari tenant Supermarket,
makanan dan minuman, toko buku, dan lain-lain.

2.1 Supermarket

Perseroan menjalin kerjasama dengan anchor tenant yaitu Giant dan Guardian. Perseroan menghadirkan Giant
sebagai salah satu strategi untuk menjaring trafik pengunjung yang tinggi. Giant merupakan jaringan ritel internasional
yang dimiliki oleh Dairy Farm International Holdings, mempunyai pengalaman dan reputasi di kawasan Asia yaitu
Singapore, Malaysia, dan kini Indonesia sebagai retailer penyedia produk kebutuhan sehari-hari mulai dari buah,
daging, sayuran segar, makanan dan minuman jadi baik dari supplier domestik maupun internasional dengan harga
yang terjangkau.

Dekorasi tata letak (lay out) supermarket Giant ditata dengan konsep ritel internasional yang mengemas aspek
keamanan, kebersihan, atmosfir belanja yang nyaman menjadi satu, dan yang terutama Giant mempunyai prinsip
untuk senantiasa menyediakan produk-produk kebutuhan sehari-hari dengan konsep value for money, hal ini
memberikan sinergi yang berkesinambungan untuk membentuk persepsi di benak para pelanggan mengenai usaha
Perseroan sebagai Truly Neighborhood Mall. Kontribusi terhadap total pendapatan dari segmen supermarket ini,
adalah sebesar Rp 1.554 juta atau 12,08% dengan total gross space seluas 3.174,57 m2

2.2 Makanan dan Minuman

Kehidupan masyarakat Jakarta dalam kesehariannya baik untuk bisnis maupun rekreasi tidak dapat dipisahkan
dari kebutuhan untuk mencicipi cita rasa makanan dari berbagai restauran yang menawarkan kuliner unik yang
diusung oleh merk masing-masing. Dengan mempertimbangkan tren kebutuhan dan gaya hidup pelanggan,
Perseroan menghadirkan tenant-tenant restauran baik dari domestik maupun internasional. kontribusi terhadap
total pendapatan dari segmen makanan dan minuman ini sebesar Rp 6.911 juta atau 53,75% dengan total gross
space seluas 2.422,79 m2.

Perseroan menjalin kerjasama dengan berbagai restaurant terkemuka untuk menghadirkan berbagai macam pilihan
cita rasa dengan konsep dan atmosfir tata ruang unik masing-masing, antara lain yaitu Pizza Hut, KFC, Baskin &
Robbins, A&W, Hoka-Hoka Bento, Warung Tekko, Bakmi Naga, snack, Bakery, dan lain-lain. Secara keseluruhan,
restauran tersebut sesuai dengan konsep Perseroan sebagai Neighborhood Mall karena kesemuanya menawarkan
produk dan pelayanan berkualitas dengan harga yang terjangkau.

Sebagai tambahan alternatif pilihan cita rasa yang lebih beragam, Perseroan turut menyediakan arena foodcourt
tersendiri yang terdiri dari berbagai tenant yang menawarkan makanan dan minuman lain baik dengan citarasa
domestik maupun internasional dengan perpaduan paket menu sesuai dengan selera masyarakat Indonesia.

51
2.3 Toko Buku

Untuk melengkapi rangkaian gerai ritel, Perseroan menjalin kerjasama dengan Toko buku Gramedia dan Metanoia,
dimana Gramedia menjadi salah satu anchor tenant yang menyediakan produk alat tulis dan buku dengan sangat
lengkap bagi para pelanggan. Gramedia merupakan gerai ritel alat tulis dan buku yang paling terkemuka di
Indonesia dengan rangkaian yang lengkap akan peralatan kantor dan buku baik dari penerbit lokal maupun asing.
Kontribusi terhadap total pendapatan dari segmen toko buku, Perseroan adalah sebesar Rp 544 juta atau 4,23%
dengan total gross space seluas 2.649,52 m2, yang menggunakan hampir keseluruhan ruangan yang tersedia pada
lantai 3 Perseroan.

2.4 Segmen Lain – Lain

Kontribusi terhadap total pendapatan dari segmen lain-lain adalah sebesar Rp 3.848 juta atau 29,94% dengan total
gross space seluas 2.437,06 m2. Segmen lain-lain terdiri dari berbagai tenant sebagai berikut : Fun World, GNC,
Oke Shop, Laundrette, Jonny Andrean, ATM dan lain-lain.

C. Proses Kegiatan dan Operasional Perseroan

Berikut ini merupakan divisi pendukung utama yang terlibat dalam menjalankan kegiatan usaha Perseroan dan
menunjang tercapainya visi dan misi Perseroan yang meliputi :

1. Merchandising

Divisi Merchandising Perseroan menunjang pencapaian visi dan misi Perseroan dengan senantiasa merencanakan,
mengkoordinasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi kegiatan penempatan dan penjualan produk di seluruh area
floor department store sesuai dengan floor arrangement/ pengaturan lantai sehingga memungkinkan pencapaian
target dan produktifitas yang optimal, mencari dan memilih merchandise/ produk, serta menciptakan hubungan
yang baik dengan para tenant.

Untuk mencapai tujuan tersebut, tim merchandising Perseroan melakukan riset pasar menyangkut harga, jenis
barang, kualitas dan target kebutuhan para pelanggan, membuat rencana penjualan mingguan, bulanan dan
tahunan yang meliputi area, target penjualan dan persedian barang dagang (yang dituangkan dalam bentuk
anggaran) untuk jangka pendek maupun jangka panjang, serta menganalisa persaingan usaha.

Bersama-sama dengan divisi pemasaran, tim merchandising membuat rencana pemasaran mengenai promosi
penjualan yang menyangkut iklan, in showroom promotion, direct marketing dan customer service sesuai dengan
merchandise dan merk yang menjadi tanggung jawabnya.

Tim merchandising secara rutin memeriksa dan memonitor operasional counter para tenant menyangkut
ketersediaan barang, tenaga penjualan (Sales Assistant) yang bertugas, grooming/ pengarahan penampilan
profesional sales assistant yang bertugas, kebersihan dan kenyamanan counter untuk memastikan kondisi
counter sesuai dengan standar layanan. Secara lebih jauh, tim merchandising melaporkan aktivitas penjualan
diseluruh lantai dengan menguraikan data dan angka secara menyeluruh sebagai bahan evaluasi dan penyusunan
perencanaan lantai (floor plan) untuk pertimbangan lebih lanjut oleh pihak manajemen Perseroan dalam melakukan
evaluasi produktivitas lantai yang meliputi omzet, pendapatan dan persediaan barang demi pencapaian target yang
telah ditetapkan, serta menyusun tindakan-tindakan yang diperlukan, meliputi perbaikan merchandise, penampilan
counter dan peningkatan promosi.

2. Purchasing dan Logistik

Divisi Purchasing Perseroan memiliki peranan yang penting untuk menunjang kelancaran operasional Perseroan
dengan merencanakan, mengorganisasikan, dan mengendalikan kegiatan pengadaan barang dan memastikan
terpenuhinya kebutuhan barang dan jasa di perusahaan secara tepat waktu dengan mengikuti standar dan prosedur
yang berlaku. Divisi ini bertanggungjawab untuk menyetujui daftar tenant, memeriksa kredibilitas dan reputasi
tenant berdasarkan laporan bulanan dan tahunan.

Selain hal tersebut, divisi purchasing juga bertanggungjawab untuk memastikan terpilihnya tenant yang dapat
memberikan kualitas, harga, dan waktu pengiriman yang terbaik, serta menjaga hubungan baik dengan pihak
penyedia barang dan jasa dan pihak ketiga lainnya. Divisi purchasing melakukan monitor secara berkala mengenai
realisasi pengadaan barang dan jasa dan kendala yang terjadi, serta mengambil langkah-langkah perbaikan
kebijakan dan sistem purchasing jika diperlukan.

3. Marketing

Perseroan memiliki divisi pemasaran yang secara khusus merencanakan, mengorganisasikan dan mengembangkan
penyelenggaraan iklan/ promosi perusahaan yang komunikatif, baik di dalam (instore) mal maupun di luar mal,

52
sesuai dengan faktor-faktor yang telah ditetapkan dalam program kalender tahunan dengan cara dan sasaran yang
tepat guna menarik, memperkuat serta mempertahankan citra perusahaan dan persepsi pelanggan.

Secara rutin, tim pemasaran memantau kebutuhan target pasar dari segi latar belakang konsumen, kebutuhan,
selera dan daya beli pelanggan bersama pihak eksternal maupun secara independen sebagai bahan analisa
untuk penyelenggaraan promosi yang akan datang serta menganalisa kemungkinan kerjasama yang ditawarkan
perusahaan-perusahaan terpilih untuk mendukung penyelenggaraan promosi tersebut.

Tim pemasaran Perseroan bertanggungjawab untuk merencanakan dan memproduksi bentuk-bentuk komunikasi
iklan dalam bentuk “above-the-line” maupun “below-the-line” dan promosi baik aktifitas di dalam maupun di luar
Perseroan sesuai dengan target pelanggan, serta merencanakan dan mengembangkan bentuk-bentuk promosi
yang komunikatif guna menarik minat konsumen akan produk-produk yang ditawarkan oleh Perseroan.

4. Visual Merchandising

Melakukan koordinasi dan pembagian kerja lapangan dalam memastikan pemasangan atribut (katalog, flyer, brosur,
poster, signed, iklan, spanduk, banner, dan lain-lain) mengenai promosi, renovasi, dan event lainnya serta dekorasi
secara keseluruhan telah sesuai dengan seluruh konsep visual mengenai karakteristik barang/ merchandise yang
telah disetujui untuk menunjang terciptanya keserasian antara display merchandise dan suasana pendukung di
mal/ department store, dimana atribut-atribut tersebut dipasang secara informatif dengan memperhatikan nilai
artistik dan estetika.

5. Property dan Legal

Divisi Legal Perseroan merancang dan mengevaluasi kontrak-kontrak perusahaan dengan pihak eksternal,
menganalisa kondisi eksternal dan internal perusahaan serta merancang strategi antisipasi terhadap hal-hal yang
secara potensial mengganggu kepentingan perusahaan, meyakinkan kepatuhan atas pemenuhan perundang-
undangan yang berlaku untuk perusahaan dan operasinya serta mendorong tumbuhnya citra positif perusahaan di
masyarakat serta melindungi hak, kewajiban, dan aset perusahaan berdasarkan undang-undang pemerintah yang
berlaku.

Divisi Property menunjang operasional usaha Perseroan dengan melaksanakan pemeliharaan, perbaikan, inspeksi,
pengukuran, kalibrasi dan peningkatan seluruh sarana/ prasarana bagi karyawan dan pengunjung yang mencakup
aspek fisik gedung (sipil, Mekanik dan elektrik / alat pendingin/ AC, listrik, air bersih, dan jaringan telepon) maupun
aspek pelayanan umum (keamanan dan area parkir) untuk menciptakan pengalaman berbelanja yang aman,
nyaman dan tertib.

6. Sistem Teknologi dan Informasi

Untuk mendukung kelancaran operasional Perseroan, teknologi informasi merupakan hal yang sangat penting dan
Perseroan berupaya untuk memiliki teknologi informasi yang fleksibel, handal dan tepat guna dalam menghasilkan
sistem informasi yang akurat untuk membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan.

Divisi Sistem Teknologi dan Informasi Perseroan bertanggungjawab untuk mengidentifikasi, merencanakan,
mengevaluasi kebutuhan pengadaan PC/ Personal Computer dan Jaringan Komputer untuk memastikan tersedianya
sistem Informasi Teknologi dengan kualitas dan kuantitas yang sesuai dengan kebutuhan dan pencapaian sasaran
Perseroan, serta melakukan pengumpulan data kondisi jaringan, mendiskusikan dan menyimpulkan kondisi jaringan
untuk menjamin tersedianya data kinerja jaringan bulanan yang lengkap.

D. Pemasaran

Kegiatan pemasaran memegang peranan yang penting dalam meningkatkan brand awareness, mempertahankan
pangsa pasar/ loyalitas konsumen serta menghadapi persaingan pasar. Perseroan senantiasa berusaha untuk
menerapkan strategi-strategi pemasaran secara efektif dalam hal segmentation, targeting, positioning, dan
communication berdasarkan analisis yang dilakukan oleh Perseroan sendiri dan/atau bekerjasama dengan
marketing research independen atas variabel-variabel yang meliputi antara lain permintaan konsumen, tren pasar,
pola hidup dan variabel lainnya.

Tolak ukur keberhasilan strategi pemasaran Perseroan dapat dilihat dari sejauh mana strategi tersebut mampu
memenuhi keinginan konsumen. Customer oriented adalah satu satu prinsip yang digunakan Perseroan dalam
memilih strategi pemasaran yang efektif dan mampu menciptakan memorable experience di hati pelanggan.

Untuk mempertahankan kesetiaan pelanggan serta brand awareness, Perseroan meluncurkan berbagai strategi
pemasaran yang disesuaikan dengan profil pelanggan dan sifat produk yang ditawarkan.

53
- Above-the-line advertising

Perseroan melakukan strategi pemasaran seperti pemasangan iklan pada koran berskala nasional seperti
Kompas untuk program one-day-sale yang telah diadakan sejak tahun 2008 sebanyak satu kali dan
ditingkatkan menjadi empat kali pada tahun 2009 mempertimbangkan tingginya angka transaksi penjualan
dan trafik pengunjung sebagai implikasi dari tingginya antusiasme dari para pelanggan. Bentuk pemasaran
lain yg dilakukan adalah pemasangan iklan melalui media cetak, media elektronik, spanduk, Giant banner,
dan lain-lain.

- Below-the-line advertising

Perseroan meluncurkan program-program khusus yang memberikan nilai tambah tersendiri bagi para
pelanggan seperti membership card, one-day-sale, dan SMS Blast. Untuk program membership card,
Perseroan bekerjasama dengan berbagai outlet khusus untuk memberikan promosi berupa diskon. Selain itu,
membership card juga memiliki fungsi sebagai Gift Card yang dapat ditukarkan berdasarkan akumulasi point
tertentu dari transaksi pembelian. Untuk melengkapi keseluruhan strategi pemasaran, SMS Blast memberikan
informasi kepada para pelanggan mengenai berbagai promosi yang akan diadakan oleh Perseroan.

Perseroan juga membuat program-program menarik seperti bazaar, diskon khusus, undian berhadiah secara
berganti-ganti yang disesuaikan dengan periode momen-momen tertentu, seperti Ulang tahun Perseroan, Back
To School, Imlek, Hari Raya Lebaran, Natal, dan hari besar lainnya. Perseroan juga membuat program cross
selling, yaitu penawaran produk selain yang dibutuhkan oleh para pelanggan yang berpotensi meningkatkan
jumlah pembelian per customer yang datang berkunjung dan berbelanja.

Perseroan juga membuat program tukar customer, yaitu suatu program kerjasama dengan perusahaan/ outlet
lain yang saling menguntungkan dimana setiap pelanggan yang berbelanja dengan minimum pembelanjaan
tertentu akan mendapatkan voucher atau diskon khusus dari outlet/ perusahaan lain seperti free/ discount
sebagai contoh antara lain untuk spa, hotel, atraksi hiburan dan lain-lain, yang berpotensi untuk menambah
volume transaksi penjualan dan jumlah trafik pengunjung.

E. Persaingan

Dalam menjalankan usahanya, Perseroan menghadapi persaingan terutama dengan pelaku usaha ritel modern
seperti mal/ supermall. Banyaknya perusahaan sejenis menyebabkan persaingan yang ketat dalam merebut
pangsa pasar maupun lokasi-lokasi yang strategis.

Perseroan memiliki keunggulan kompetitif berupa lokasi yang strategis dengan akses dari berbagai wilayah dengan
kepadatan yang tinggi, khususnya untuk market lokal geografi dengan radius 0,7 km – 1,7 km dengan demografi
mayoritas merupakan eksekutif & profesional serta keluarga, selain itu lokasi Perseroan cukup dekat dengan
sarana hiburan Ancol yang dapat meningkatkan trafik pengunjung yang cukup substansial.

Dengan penawaran yang cukup lengkap mulai dari supermarket untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, department
store untuk kebutuhan fashion dan lifestyle, foodcourt untuk kebutuhan rekreasi maupun bisnis, salon untuk
perawatan kecantikan dan tubuh, toko buku untuk kebutuhan pribadi maupun bisnis, Funworld untuk kebutuhan
entertainment anak-anak dan remaja, kesemuanya memberikan one-stop alternative dalam berbelanja untuk
memenuhi semua kebutuhan para pelanggan. Perseroan berkomitmen untuk senantiasa menyediakan rangkaian
produk dan pelayanan yang berkualitas untuk memuaskan para pelanggan setianya serta menarik minat pelanggan
baru untuk berkunjung dan berbelanja.

Sebagai pelopor supermarket Indonesia, Perseroan telah memiliki komunitas pelanggan loyal dimana hal itu terus
dijaga dan dikembangkan dengan peluncuran berbagai program promosi untuk meningkatkan brand awareness
serta menarik minat para pelanggan baru, seperti antara lain program membership card, one-day-sale, serta SMS
Blast yang tentunya akan memberikan nilai tambah tersendiri.

Dengan dukungan dari tim operasional yang profesional dan sistem teknologi informasi memadai memungkinkan
Perseroan secara konsisten memberikan produk-produk berkualitas dengan harga terjangkau atau “Value for
Money” dan juga pelayanan yang berkesan.

F. KEUNGGULAN KOMPETITIF

1. Ada beberapa perbedaaan merek dari supplier, yang tidak ada di pesaing sedangkan di Perseroan ada.

2. Perseroan didukung penuh oleh Supplier. Perseroan memberikan timbal balik kepada supplier misalnya
dengan menanggung biaya-biaya promosi dalam bentuk flyer, brosur untuk meningkatkan brand awarness
supplier, sehingga meningkatkan hubungan baik dengan supplier.

54
3. Pelanggan yang loyal.

4. Lokasi yang strategis, mudah dijangkau/diakses dan menjadi tempat meeting point untuk area di sekitar
Gunung Sahari.

5. Promosi yang unik, komunikasi yang terus menerus dan konsisten dilakukan oleh perseroan kepada para
pelanggan yang loyal yaitu melalui SMS Blast.

6. Kelengkapan merchandise yang ditawarkan karena hubungan baik dengan supplier.

G. PENGHARGAAN YANG DIPEROLEH PERSEROAN

Beberapa penghargaan yang diperoleh Perseroan adalah sebagai berikut :

a. Juara III Department Store Terbaik, dalam rangka Jakarta Great Sale 2002 dan memperingati HUT Kota
Jakarta ke-475 (14 Juni-14 Juli 2002)

b. Juara III Kelompok Toko Serba Ada, dalam rangka Pesta Diskon Jakarta 2001 dan memperingati HUT Kota
Jakarta ke-474 (14 Juni-14 Juli 2001)

Kedua penghargaan tersebut diberikan oleh DKI Jakarta (Jaya Raya) dan KADIN Jakarta dengan dalam rangka
Jakarta Great Sales tahun 2002 dan Pesta Diskon tahun 2001.

H. Strategi Usaha

Seiring dengan perkembangan ekonomi dan industri ritel serta pola hidup masyarakat, Perseroan berkomitmen
untuk memberikan suatu pengalaman yang nyaman dan berkesan selama pelanggan berkunjung serta menyediakan
produk-produk dan pelayanan yang berkualitas.

Untuk mencapai visi dan misinya Perseroan menggunakan strategi sebagai berikut:

1. Membentuk sinergi yang berkesinambungan dengan para tenant

Perseroan berusaha untuk terus menjalin hubungan yang baik dengan para tenant yang telah lama bekerjasama
untuk menjamin sinergi usaha yang semakin berkesinambungan dalam jangka panjang. Perseroan berupaya
untuk menyusun dan menjalankan perjanjian konsinyasi maupun sewa, dengan konsekuen dan konsisten serta
menjaga jalinan komunikasi yang terbuka dengan para tenant. Perseroan juga melakukan iklan kerjasama
dengan para tenant yang secara mutualisme dapat meningkatkan brand awareness baik dari para pelanggan
lama serta menarik minat para pelanggan baru untuk berkunjung dan berbelanja.

2. Menawarkan produk sesuai dengan tren kebutuhan gaya hidup terbaru

Perseroan secara proaktif mengevaluasi produk-produk yang ditawarkan oleh segmen department store dan
segmen lain-lain untuk memastikan bahwa secara keseluruhan semuanya dapat mengakomodasi kebutuhan
pelanggan sesuai dengan tren gaya hidup terbaru masyarakat kalangan menengah.

Perseroan melakukan evaluasi baik berdasarkan pada data survei langsung maupun tidak langsung oleh
marketing research independen mengenai tren dari gaya hidup masyarakat menengah modern di Jakarta.

3. Meluncurkan berbagai program promosi untuk meningkatkan brand awareness serta kesetiaan
pelanggan

Perseroan mengemas dan meluncurkan berbagai program promosi seperti antara lain membership card, one
day sale, dan SMS Blast untuk meningkatkan brand awareness serta kesetiaan pelanggan. Keseluruhan
program bertujuan untuk memberikan nilai tambah/ value added serta shopping experience yang berbeda
terutama bagi para pelanggan setia yang telah lama menjalin hubungan dengan Perseroan maupun untuk
menarik minat para pelanggan baru.

4. Memelihara efisiensi beban operasional

Manajemen perseroan memastikan untuk menempatkan alokasi staf yang sesuai untuk setiap gerai
berdasarkan luas, karakter, dan kebutuhan gerai masing-masing untuk mengoptimalkan pencapaian jumlah
trafik pengunjung serta angka penjualan yang memuaskan. Departemen operasional yang terdiri atas
departemen merchandising, purchasing, marketing, Finance, Legal dan Property, serta Sistem Teknologi
Informasi, didukung dengan jumlah staf yang optimal serta memiliki kompetensi dalam bidangnya masing-
masing memungkinkan secara bersama-sama untuk menciptakan sinergi usaha yang berkelanjutan dalam
jangka panjang.

55
5. Peningkatan Sumber Daya Manusia secara Konsisten dan Berkesinambungan

Untuk meraih kesetiaan pelanggan, Perseroan senantiasa berupaya untuk memberikan pengalaman berkesan
dengan pelayanan berkualitas yang didukung oleh tim SPG/ Sales Promotion Girl, kasir, dan Customer Service
profesional. Pelatihan diberikan secara teratur dan sudah menjadi bagian strategi usaha Perseroan, materi
yang disediakan komprehensif mengenai effective communication, customer service, customer satisfaction,
selling skill, dan professional mindset. Selain itu Perseroan juga senantiasa mempertahankan tim pendukung
operasional sebagai divisi penunjang penting untuk terciptanya sinergi yang berkesinambungan dalam
mendorong kemajuan usaha perseroan secara keseluruhan.

6. Melakukan evaluasi dan penataan ruang yang menarik

Perseroan sadar bahwa tampilan penataan ruang /lay out berpengaruh terhadap kenyamanan konsumen
dalam berbelanja di mal, oleh karena itu Perseroan secara teratur melakukan evaluasi terhadap penataan
ruang dan melakukan pembaharuan sehingga lebih menarik dan membuat pengunjung merasa nyaman.

I. Prospek Usaha

Kondisi Makro Indonesia

Kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 2009 menurut data terbaru dari Bank Indonesia mengalami
pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) sebesar 4,5%, secara kumulatif laju inflasi pada tahun 2009 sebesar
2,78% yang melambat cukup signifikan dibandingkan 2008 yaitu sebesar 6,1%, dimana sebagian dikarenakan
melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik sebagai imbas dari krisis ekonomi global. Pada tahun 2010 Bank
Indonesia menargetkan inflasi pada kisaran 5±1%. Kurs Rupiah bergerak cukup stabil di kisaran Rp 9.300 –
Rp 9.500 sejak Oktober 2009 hingga Januari 2010. Menurut data dari Badan Pusat Statistik, pertumbuhan PNB
(Produk Nasional Bruto) per kapita yaitu pendapatan yang dapat dinikmati oleh penduduk Negara Indonesia dari
tahun 2005 - 2009 terus mengalami peningkatan dengan setiap tahunnya, yaitu dari Rp 12 juta (2005), Rp 14,4 juta
(2006), Rp 16,8 juta (2007), dan Rp 20,9 juta (2008), dan Rp 23,4 juta (2009). Tingkat pengangguran di Indonesia
pada Agustus 2009 sebesar 7,9% mengalami penurunan sebesar 0,5% dibandingkan Agustus 2008 yaitu sebesar
8,4%, total angkatan kerja (penduduk dengan usia kerja yang merupakan tenaga kerja aktif) sebesar 113,8 juta
orang, mengalami peningkatan sebesar 1,61 juta orang atau 1,61%. Kondisi secara makro tersebut mengindikasikan
kemungkinan peningkatan konsumsi masyarakat Indonesia di tahun mendatang sehingga mendorong Perseroan
untuk memperluas lini bisnisnya.

Dengan mempertimbangkan perkembangan pesat industri ritel modern di Indonesia serta pengalaman Perseroan
selama dua dekade lebih, Perseroan memiliki beberapa prospek usaha yang akan dikembangkan pada masa yang
akan datang dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Memperluas Lini Bisnis

Perseroan berencana untuk memperluas lini bisnisnya dengan memperkenalkan produk berupa seragam resmi
untuk perusahaan-perusahaan seperti baju bermodel Safari, Batik, T-Shirt dan Polo Shirt. Untuk mendukung
pelaksanaan ekspansi bisnis tersebut, perseroan mempunyai kerjasama yang baik dengan para supplier dan
didukung oleh pabrik produksi garmen yang mempunyai jaringan dari bahan baku sampai barang jadi.

Perseroan juga berencana untuk menawarkan jasa Retail & Mall Operation Advisory yang didukung oleh
tim profesional yang berkompetensi dan berpengalaman selama hampir 10 tahun sejak tahun 2000 untuk
mengelola Mal dengan skala medium (±50.000m2 untuk retail space).

2. Membuka cabang mal baru di beberapa lokasi

Perseroan berencana untuk membuka beberapa mal baru dimasa yang akan datang yaitu di Mal Depok
di Depok, Mal Kalibata di Jakarta Selatan, Mal Galaxy di Bekasi. Perseroan sesuai dengan misinya untuk
membangun neighberhood mall maka Perseroan memilih lokasi lokasi yang strategis dan cocok dengan konsep
tersebut. Dengan tersebarnya cabang Perseroan di beberapa lokasi diharapkan Perseroan dapat memenuhi
kebutuhan konsumen disekitarnya sehingga Pendapatan Perseroan meningkat secara keseluruhan.

3. Melakukan Investasi di Mal yang memiliki Prospek Bagus.

Perseroan berusaha selalu mengikuti perkembangan yang ada. Bila Perseroan melihat ada peluang yang baik,
maka Perseroan akan melakukan penyertaan saham di Perusahaan tersebut. Pada tahun 2011 Perseroan
akan melakukan peningkatan penyertaan modal pada GPR hingga kepemilikan Perseroan dalam GPR menjadi
sekurang-kurangnya sebesar 51% (lima puluh satu persen) dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh
dalam GPR. Perseroan melihat prospek di daerah tersebut sangat bagus dan cukup menjanjikan.

56
4. Mendirikan Kelompok Usaha Baru

Dengan melihat ketatnya persaingan ritel, Perseroan berupaya untuk mendiversifikasikan usahanya, dengan
membidik pasar konsumen di Bali sebagai pusat wisata Indonesia, dimana banyak terdapat pelanggan
potensial dari para wisatawan asing serta kalangan anak muda dari kelas menengah. Perseroan berencana
untuk membuka factory outlet, specialty stores, dan meluncurkan merk fashion tersendiri untuk memanfaatkan
potensi pasar tersebut. Perseroan berencana untuk mendirikan usaha baru berupa Specialty Stores di Bali
yaitu F.O.B. dan juga Dream Land.

Jumlah wisatawan manca Negara yang datang mengunjungi pulau Bali terus mengalami dinamika
perkembangan, hingga tahun 2009 tercatat 2,3 juta wisatawan asing masuk melalui pintu masuk Bandara
Ngurah Rai Bali, angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 14,56% dibandingkan dengan tahun 2008.

Dilatarbelakangi oleh kebutuhan life style kalangan anak muda dari kelas menengah ke atas masyarakat
Bali serta para wisatawan asing, Perseroan akan mendirikan sebuah Factory Outlet bernama F.O.B yang
akan berkonsentrasi untuk menyediakan beragam pakaian casual berikut dengan aksesoris yang meliputinya
dalam konsep “Value for Money”.

Di samping F.O.B., Perseroan juga akan membuka Specialty Store yang khusus menawarkan rangkaian
produk berupa beachwear lifestyle untuk para turis di Bali dan juga segmen kalangan anak muda dari kelas
menengah. Sebuah Brand Fashion baru akan diciptakan dengan merk Element yang sepenuhnya dimiliki oleh
Perseroan yang membawa konsep koleksi desain eksklusif meliputi beachwear, surfwear, dan skatewear.

57
IX. INDUSTRI
Keadaan perekonomian Indonesia sepanjang tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 cukup solid, meskipun
dilanda krisis ekonomi global, hal ini dapat dilihat dari angka pertumbuhan ekonomi pada 2005 sebesar 5,7%,
2006 sebesar 5,5%, 2007 sebesar 6,3%, 2008 sebesar 6,1%, dan semester I 2009 sebesar 4,2% year-on-year
(semester I 2008 s/d semester I 2009).

Laju dan Sumber Pertumbuhan PDB Menurut Lapangan Usaha


Tahun 2005 - 2008 (persen)

Laju Pertumbuhan Sumber Pertumbuhan


Lapangan Usaha
2005 2006 2007 2008 2005 2006 2007 2008
(I) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, 2,7 3,4 3,4 4,8 0,4 0,5 0,5 0,7
Perikanan
2 Pertambangan dan Penggalian 3,2 1,7 2,0 0,5 0,3 0,2 0,2 0,0
3 Industri Pengolahan 4,6 4,6 4,7 3,7 1,3 1,3 1,3 1,0
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 6,3 5,8 10,3 10,9 0,0 0,0 0,1 0,1
5 Konstruksi 7,5 8,3 8,6 7,3 0,4 0,5 0,5 0,5
6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 12,8 14,2 14,0 16,7 0,8 0,9 1,0 1,2
7 Pengangkutan dan Telekomunikasi 12,8 14,2 14,0 16,7 0,8 0,9 1,0 1,2
8 Keuangan, Real Estate, dan Jasa Perusahaan 6,7 5,5 8,0 8,2 0,6 0,5 0,7 0,8
9 Jasa-jasa 5,2 6,2 6,6 6,4 0,5 0,5 0,6 0,6
PDB 5,7 5,5 6,3 6,1 5,7 5,5 6,3 6,1
PDB Tanpa Migas 6,6 6,1 6,9 6,5 - - - -
Sumber : Data Strategis BPS 2009

Kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2005 yaitu sektor perdagangan, hotel
dan restoran sebesar 1,4%, sektor industri pengolahan sebesar 1,1% pada 2006, sektor industri perdagangan, hotel
dan restoran sebesar 1,4% pada 2007, dan sektor perdagangan-hotel-restoran bersama sektor pengangkutan dan
komunikasi masing-masing sebesar 1,2% pada 2008.

Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005-2009 : Semester I (persen)

Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 Smt I 2009


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, Perikanan 13,1 13,0 13,7 14,4 15,6
2 Pertambangan dan Penggalian 11,1 11,0 11,2 11,0 8,9
3 Industri Pengolahan 27,4 27,5 27,1 27,9 26,9
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 1,0 0,9 0,9 0,8 0,9
5 Konstruksi 7,0 7,5 7,7 8,4 9,9
6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 15,6 15,0 14,9 14,0 13,4
7 Pengangkutan dan Telekomunikasi 6,5 6,9 6,7 6,3 6,4
8 Keuangan, Real Estate, dan Jasa Perusahaan 8,3 8,1 7,7 7,4 7,4
9 Jasa-jasa 10,0 10,1 10,1 9,8 10,6
PDB 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
PDB Tanpa Migas 88,6 88,9 89,5 89,3 92,6
Sumber : Data Strategis BPS 2009

Perkembangan ekonomi Indonesia pada semester I tahun 2009 didukung oleh 3 sektor utama yaitu pertanian,
pengolahan, dan perdagangan, hotel dan restoran. Ketiganya memberikan kontribusi lebih dari 50% terhadap
total angka pertumbuhan perekonomian di Indonesia sejak tahun 2005 hingga semester I tahun. Sektor industri
perdagangan, hotel, dan restoran secara khusus memberikan kontribusi sebesar 15,6% pada tahun 2005, 15,0%
pada 2006, 14,9% pada 2007, 14% pada 2008, dan 13,4% pada semester I tahun 2009 dari total angka PDB
(Produk Domestik Bruto) Indonesia.

58
Perbandingan Inflasi Bulanan, Tahun Kalender
Year on Year, 2007-2009

2007 2008 2009


Inflasi
(2007=100) (2007=100)
(1) (2) (3) (4)
1 Juli 0,72 1,37 0,45
2 Januari - Juli ( Tahun Kalender) 2,81 8,85 0,66
3 Juli terhadap Juli (year on year) 6,06 11,90 2,71
(tahun n) (tahun n-1)
Sumber : Data Strategis BPS 2009

Laju inflasi pada tahun 2008 year-on-year yang cukup tinggi yaitu 11,90% melambat pada tahun 2009 pada angka
2,71% dimana sebagian disebabkan oleh melemahnya perekonomian nasional sebagai imbas dari krisis keuangan
global.

PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI 2000- 2008


PMDN / Penanaman Modal Dalam Negeri   PMA / Penanaman Modal Asing
TAHUN (RpMiliar)    (US$ juta)
2000 22.038,00   9.877,40
2001 9.890,80   3.509,40
2002 12.500,00   3.082,60
2003 12.247,00   5.445,30
2004 15.409,40   4.572,70
2005 30.724,20   8.911,00
2006 20.649,00   5.991,70
2007 34.878,70   10.341,40
2008 20.363,40   14.871,40
Sumber : Data Strategis BPS 2009

Pertumbuhan penanaman modal di Indonesia pada tahun 2007 sebelum terjadi krisis ekonomi global cukup
signifikan baik dari investor PMA maupun PMDN, masing-masing sebesar 72,6% (US$ 4.349,7 juta), dan 68,9%
(Rp 14.229,7 milliar) dibandingkan tahun 2006. Pada 2008 penanaman modal di Indonesia mengalami penurunan
drastis dari investor PMDN yaitu sebesar (-41,6%) atau Rp 14.515,3 juta karena pengaruh krisis ekonomi global,
sementara dari investor PMA masih mengalami peningkatan meskipun dalam kisaran lebih kecil jika dibandingkan
tahun 2007 yaitu sebesar 43,8% (US$ 4.530 juta). Peningkatan penanaman modal pada tahun mendatang akan
terkait erat dengan pemulihan keadaan perekonomian global.

Tingkat suku bunga BI yang berangsur turun sejak Desember 2005 hingga Desember 2009 yaitu 12,75% hingga
ke tingkat 6,5% merupakan indikator yang cukup mendukung untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia khususnya
sektor riil dimana biaya modalnya terkait sangat erat dengan tingkat suku bunga BI yang berlaku, khususnya di
tengah ketatnya ketersediaan pinjaman finansial akibat krisis ekonomi global.

Dilihat dari sisi demografi, sesuai data dari Biro Pusat Statistik, Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat
besar pada 2010 yaitu 234 juta jiwa, dimana pada tahun 2009, 57,99% dari total jumlah penduduk menempati
Pulau Jawa yaitu sebesar 134 juta jiwa. Angka ini tentunya sangat potensial untuk mendukung ruang pertumbuhan
berbagai sektor usaha dikarenakan banyaknya jumlah permintaan barang dan jasa yang diperlukan baik bersifat
primer, sekunder, maupun tersier.

PDB dan PNB Per Kapita Indonesia Tahun 2005-2008

Uraian 2005 2006 2007 2008


(1) (2) (3) (4) (5)
PDB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku
- Nilai (juta rupiah) 12,6 15,0 17,5 21,7
- Indeks Peningkatan (persen) 18,9 18,8 16,8 23,9
- Nilai (US$) 1.311,7 1.658,4 1.937,4 2.271,2
PNB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku
- Nilai (juta rupiah) 12,0 14,4 16,8 20,9
- Indeks Peningkatan (persen) 18,6 19,6 16,9 24,6
- Nilai (US$) 1.247,80 1.587,7 1.857,70 2.190,5
Sumber : Data Strategis BPS 2009

59
Pertumbuhan PNB per kapita/ Produk National Bruto yaitu pendapatan yang dapat dinikmati oleh penduduk
Pertumbuhan PNB per kapita/ Produk National Bruto yaitu pendapatan yang dapat dinikmati oleh penduduk
Negara Indonesia dari tahun 2005-2008 terus mengalami peningkatan dengan besaran 16,9% - 24,6% setiap
Negara Indonesia dari tahun 2005-2008 terus mengalami peningkatan dengan besaran 16,9% - 24,6% setiap
tahunnya, yaitu dari Rp 12 juta (2005), Rp 14,4 juta (2006), Rp 16,8 juta (2007), dan Rp 20,9 juta (2008). Meskipun
tahunnya, yaitu dari Rp 12 juta (2005), Rp 14,4 juta (2006), Rp 16,8 juta (2007), dan Rp 20,9 juta (2008). Meskipun
perekonomian nasional tengah dilanda krisis keuangan global, potensi pertumbuhan industri retail masih memiliki
perekonomian nasional tengah dilanda krisis keuangan global, potensi pertumbuhan industri retail masih memiliki
potensi yang besar untuk berkembang dilihat dari statistik tersebut.
potensi yang besar untuk berkembang dilihat dari statistik tersebut.
A. Perkembangan Industri Ritel Indonesia
A. Perkembangan Industri Ritel Indonesia
Perkembangan Market Share Ritel Modern terhadap Ritel Nasional, 2004-2008
dalam Trilliun Rp

227,4
250
198
183,4
200 161,4
146,9
150

100 70,5
53,2 59,4
38,2 45,2
50

0
2004 2005 2006 2007 2008

Ritel Modern Ritel Nasional

Sumber : AC Nielsen dan Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (economic review no. 215, Maret 2009 : Potret Bisnis Ritel di
Sumber : AC Nielsen dan Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (economic review no. 215, Maret 2009 : Potret Bisnis Ritel di
Indonesia oleh Marina L. Pandin)
Indonesia oleh Marina L. Pandin)
Perkembangan industri ritel di Indonesia terkait erat dengan daya beli masyarakat pada umumnya dengan mengacu
Perkembangan industri ritel di Indonesia terkait erat dengan daya beli masyarakat pada umumnya dengan mengacu
pada indikator ekonomi secara makro. Secara makro meringkas yang telah diuraikan di atas, pertumbuhan PDB/
pada indikator ekonomi secara makro. Secara makro meringkas yang telah diuraikan di atas, pertumbuhan PDB/
Produk Domestik Bruto Indonesia pada semester I tahun 2009 year-on-year cukup solid sebesar 4,2% (dimana
Produk Domestik Bruto Indonesia pada semester I tahun 2009 year-on-year cukup solid sebesar 4,2% (dimana
hanya sedikit negara selain China, India, dan Brazil yang mencetak angka pertumbuhan ekonomi positif), tingkat
hanya sedikit negara selain China, India, dan Brazil yang mencetak angka pertumbuhan ekonomi positif), tingkat
inflasi rendah pada 2009 year-on-year (Juli 2008 - Juli 2009) sebesar 2,71%, suku bunga SBI rendah pada tingkat
inflasi rendah pada 2009 year-on-year (Juli 2008 - Juli 2009) sebesar 2,71%, suku bunga SBI rendah pada tingkat
6,5%, pertumbuhan PNB/ Produk National Bruto per kapita yang terus meningkat sejak tahun 2005 hingga 2008
6,5%, pertumbuhan PNB/ Produk National Bruto per kapita yang terus meningkat sejak tahun 2005 hingga 2008
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 16,9%-24,6% per tahunnya (masing-masing Rp 12 juta, Rp 14,4 juta,
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 16,9%-24,6% per tahunnya (masing-masing Rp 12 juta, Rp 14,4 juta,
Rp 16,8 juta, dan Rp 20,9 juta), serta mengingat besarnya jumlah populasi penduduk sebesar 234 juta jiwa
Rp 16,8 juta, dan Rp 20,9 juta), serta mengingat besarnya jumlah populasi penduduk sebesar 234 juta jiwa
mengindikasikan potensi pertumbuhan berbagai sektor industri pada masa yang akan datang termasuk dalam hal
mengindikasikan potensi pertumbuhan berbagai sektor industri pada masa yang akan datang termasuk dalam hal
ini industri retail.
ini industri retail.
Omset industri ritel nasional di Indonesia terus mengalami perkembangan pesat, sehingga mencapai angka
Omset industri ritel nasional di Indonesia terus mengalami perkembangan pesat, sehingga mencapai angka
Rp 227,4 trilliun pada tahun 2008, dimana sebesar Rp 70,5 trilliun atau 31% dikontribusikan oleh ritel modern. Omset
Rp 227,4 trilliun pada tahun 2008, dimana sebesar Rp 70,5 trilliun atau 31% dikontribusikan oleh ritel modern. Omset
ritel nasional di Indonesia selalu bertumbuh sejak tahun 2005 hingga 2008 dengan angka rata-rata pertumbuhan
ritel nasional di Indonesia selalu bertumbuh sejak tahun 2005 hingga 2008 dengan angka rata-rata pertumbuhan
sebesar Rp 20,125 trilliun atau 11,58%, sedangkan untuk ritel modern memiliki angka rata-rata pertumbuhan
sebesar Rp 20,125 trilliun atau 11,58%, sedangkan untuk ritel modern memiliki angka rata-rata pertumbuhan
sebesar Rp 8,075 trilliun atau 16,59%.
sebesar Rp 8,075 trilliun atau 16,59%.

60
60
B.
B. Perkembangan
Perkembangan Omset
Omset Ritel
Ritel Modern
Modern
Pasar modern mengalami
Pasar modern mengalami angka
angka rata-rata
rata-rata pertumbuhan paling pesat
pertumbuhan paling pesat diantara
diantara ritel
ritel modern
modern selama
selama tahun
tahun 2005
2005
hingga 2008 yaitu Rp 7,125 trilliun atau 19,81%, diikuti oleh retail modern lainnya sebesar Rp 535 milliar atau
hingga 2008 yaitu Rp 7,125 trilliun atau 19,81%, diikuti oleh retail modern lainnya sebesar Rp 535 milliar atau
10,42%,
10,42%, Specialty
Specialty Store
Store sebesar
sebesar RpRp 107,5
107,5 milliar
milliar atau
atau 8,66%,
8,66%, dan
dan Department
Department Store
Store sebesar
sebesar Rp
Rp 307,5
307,5 milliar
milliar atau
atau
5,25%.
5,25%.
Perkembangan Omset Ritel Modern 2004-2008 (Rp Trilliun)

55,45
60
44,85
50
38,87
40 31,86
26,95
30

20
5,45 4,62 5,99 5,83 6,26 6,51 6,43 6,55 6,68 6,76
10 1,56 1,61
1,18 1,52 1,57
0
2004 2005 2006 2007 2008

Pasar Modern Department Store Specialty Store lainnya


Sumber : AC Nielsen dan Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia, dan Media Data (economic review no. 215, Maret 2009 : Potret
Sumber : AC Nielsen dan Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia, dan Media Data (economic review no. 215, Maret 2009 : Potret
Bisnis Ritel di Indonesia oleh Marina L. Pandin)
Bisnis Ritel di Indonesia oleh Marina L. Pandin)
Keterangan :
Keterangan :
- Pasar Modern (stand alone maupun yang berokasi di trade center atau di mall)
- Pasar Modern (stand alone maupun yang berokasi di trade center atau di mall)
- Department Store (stand alone maupun yang berlokasi di trade center atau di mall)
- Department Store (stand alone maupun yang berlokasi di trade center atau di mall)
- Specialty Store (stand alone maupun yang berlokasi di trade center atau di mall)
- Specialty Store (stand alone maupun yang berlokasi di trade center atau di mall)
- Lainnya (factory outlet, butik, counter merk-merk tertentu seperti Guess, Esprit, dll baik yang stand alone maupun yang
- Lainnya (factory outlet, butik, counter merk-merk tertentu seperti Guess, Esprit, dll baik yang stand alone maupun yang
berlokasi di trade centre atau mall-mall – tetapi bukan yang berlokasi di Department Store
berlokasi di trade centre atau mall-mall – tetapi bukan yang berlokasi di Department Store
C. Perkembangan Pasar Modern di Indonesia
C. Perkembangan Pasar Modern di Indonesia
Pada tahun 2008 gerai pasar modern mencapai jumlah 11.866 unit dimana sekitar 83% diantaranya terdapat di
Pada tahun 2008 gerai pasar modern mencapai jumlah 11.866 unit dimana sekitar 83% diantaranya terdapat di
Pulau Jawa, dengan jumlah terbanyak terletak pada propinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawat Timur dikarenakan
Pulau Jawa, dengan jumlah terbanyak terletak pada propinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawat Timur dikarenakan
kepadatan penduduk dan kegiatan ekonomi Indonesia yang berkonsentrasi di wilayah-wilayah tersebut.
kepadatan penduduk dan kegiatan ekonomi Indonesia yang berkonsentrasi di wilayah-wilayah tersebut.
Berikut merupakan table mengenai perkembangan jumlah ritel modern pada tahun 2008 dalam unit :
Berikut merupakan table mengenai perkembangan jumlah ritel modern pada tahun 2008 dalam unit :
Propinsi Minimarket Supermarket Hypermarket Total
Propinsi Minimarket Supermarket Hypermarket Total
Pulau Jawa 8.775 940 107 9.822
Pulau Jawa 8.775 940 107 9.822
DKI Jakarta 3.968 317 40 4.325
DKI Jakarta 3.968 317 40 4.325
Jawa Barat 1.300 194 29 1.523
Jawa Barat 1.300 194 29 1.523
Banten 1.004 28 14 1.046
Banten 1.004 28 14 1.046
Jogjakarta 406 45 4 455
Jogjakarta 406 45 4 455
Jawa Tengah 979 172 4 1.155
Jawa Tengah 979 172 4 1.155
Jawa Timur 1.118 184 16 1.318
Jawa Timur 1.118 184 16 1.318
Pulau Sumatra 954 195 11 1.160
Pulau Sumatra 954 195 11 1.160
Sumatra Utara 412 74 6 492
Sumatra Utara 412 74 6 492
Riau & Batam 96 62 2 160
Riau & Batam 96 62 2 160
Sumatra Barat 205 23 - 228
Sumatra Barat 205 23 - 228
Sumatra Selatan 206 27 3 236
Sumatra Selatan 206 27 3 236
Lampung 35 9 - 44
Lampung 35 9 - 44

61
61
Propinsi Minimarket Supermarket Hypermarket Total
Bali 200 52 2 254
Pulau Sulawesi 104 48 7 159
Sulawesi Selatan 56 37 6 99
Sulawei Utara 48 11 1 60
Pulau Kalimantan 112 56 3 171
Kalimantan Selatan 40 19 1 60
Kalimantan Timur 43 23 1 67
Kalimantan Barat 29 14 1 44
Papua 28 10 - 38
Lain-lain 116 146 - 262
  Total 10.289 1.447 130 11.866
Sumber : APRINDO dan Media Data diolah (economic review no. 215, Maret 2009 : Potret Bisnis Ritel di Indonesia oleh Marina L. Pandin)

62
x. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING
Tabel berikut ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting diambil dari Laporan Keuangan Perseroan yang
telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu & Rekan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember
2009, 2008, 2007, 2006, dan 2005 dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.

Keterangan 31 Desember
2009 2008 2007 2006 2005
Total Aset 34.820 27.759 26.225 22.914 18.522
Total Kewajiban 12.527 10.531 11.950 10.877 7.880
Total Ekuitas 22.293 17.228 14.275 12.037 10.642
Penjualan (Bersih) 33.282 31.230 29.526 28.169 23.700
Laba Kotor 29.680 28.311 26.885 24.952 21.949
Beban Usaha 25.787 26.461 25.486 23.803 20.151
Laba Bersih 5.065 2.976 2.238 1.395 2.215

Berikut ini adalah ikhtisar rasio-rasio keuangan Perseroan untuk periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2009,
2008, 2007, 2006, dan 2005 :

Keterangan 31 Desember
2009 2008 2007 2006 2005
Rasio Keuangan
Rasio Kewajiban terhadap Aset 35,98% 37,94% 45,57% 47,47% 42,54%
Rasio Aset Lancar terhadap Kewajiban Lancar 211,96% 179,95% 170,80% 152,23% 149,78%
Rasio Kewajiban terhadap Ekuitas 56,19% 61,13% 83,71% 90,36% 74,05%
Rasio Usaha
Rasio Laba Usaha terhadap Pendapatan Usaha 11,70% 5,92% 4,74% 4,08% 7,59%
Rasio Laba Kotor terhadap Pendapatan Usaha 89,18% 90,65% 91,06% 88,58% 92,61%
Rasio Laba Bersih terhadap Pendapatan Usaha 15,22% 9,53% 7,58% 4,95% 9,35%
Rasio Laba Bersih terhadap Ekuitas 22,72% 17,27% 15,68% 11,59% 20,81%
Rasio Laba Bersih terhadap Aset 14,55% 10,72% 8,53% 6,09% 11,96%
Rasio Pertumbuhan
Pendapatan Usaha 6,57% 5,77% 4,82% 18,86% -4,87%
Beban Usaha -2,55% 3,83% 7,07% 18,12% -5,55%
Laba Usaha 110,43% 32,24% 21,76% -36,10% 71,08%
Laba Bersih 70,19% 32,98% 60,43% -37,02% -37,61%
Total Aset 25,44% 5,85% 14,45% 23,71% 4,90%
Total Kewajiban 18,95% -11,87% 9,86% 38,03% -14,64%
Total Ekuitas 29,40% 20,69% 18,59% 13,11% 26,29%

63
xI. EKUITAS
Tabel berikut ini menggambarkan posisi Ekuitas Perseroan yang bersumber dari laporan keuangan yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu &
Rekan, yang seluruhnya dinyatakan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian.

dalam jutaan Rupiah


Keterangan 31 Desember
2009 2008 2007
Modal Dasar 5.000 5.000 5.000
Modal ditempatkan dan disetor penuh 1.650 1.650 1.650
Laba 20.643 15.578 12.625
Ekuitas 22.293 17.228 14.275

Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 147 tanggal 14 Januari 2010 dibuat
oleh Doktor Irawan Soerodjo, S.H., Msi. Notaris di Jakarta, seluruh anggaran dasar Perseroan telah disesuaikan
dengan anggaran dasar perseroan terbuka, yang telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-03318.AH.01.02 Tahun 2010 tanggal 21 Januari
2010, telah disetujui pengeluaran saham dalam simpanan Perseroan sebanyak-banyaknya 86.000.000 (delapan
puluh enam juta) saham melalui Penawaran Umum Saham Perdana kepada masyarakat sekaligus merubah status
Perseroan menjadi Perseroan Terbuka.

Perseroan telah mengajukan Pernyataan Pendaftaran Emisi Efek kepada Bapepam dan LK dengan surat
No. 016/III/GR/CS/2010 pada tanggal 23 Maret 2010 sehubungan dengan rencana Perseroan untuk sebanyak-
banyaknya 86.000.000 (delapan puluh enam juta) Saham baru kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp 100
(seratus Rupiah) setiap saham dengan harga penawaran sebesar Rp 350 (tiga ratus lima puluh Rupiah) yang
dibayar penuh saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham.

Selain yang telah disebutkan di atas dan yang telah diungkapkan dalam Prospektus, setelah tanggal laporan
keuangan 31 Desember 2009 hingga Prospektus ini diterbitkan, tidak ada lagi perubahan struktur permodalan
yang terjadi.

Tabel Proforma Ekuitas

Seandainya perubahan ekuitas Perseroan karena adanya Penawaran Umum saham kepada masyarakat sejumlah
86.000.000 (delapan puluh enam juta) Saham baru kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp 100 (seratus
Rupiah) setiap saham dengan harga penawaran sebesar Rp 350 (tiga ratus lima puluh Rupiah) terjadi pada
tanggal 31 Desember 2009, maka susunan proforma struktur permodalan Perseroan pada tanggal tersebut adalah
sebagai berikut:
dalam jutaan Rupiah

Keterangan Modal Agio Saham Saldo Laba Ekuitas


Ditempatkan dan
Disetor Penuh
Posisi Ekuitas menurut Laporan Keuangan Perseroan pada
tanggal 31 Desember 2009 1.650 - 20.643 22.293
Proforma Ekuitas pada tanggal 31 Desember 2009 jika
diasumsikan terjadi pada tanggal tersebut
Penawaran Umum sejumlah 86.000.000 saham biasa atas nama
dengan nilai nominal Rp 100 setiap saham dengan harga
penawaran Rp 350 setiap saham 8.600 21.500 - 30.100
Proforma Ekuitas pada tanggal 31 Desember 2009 setelah
Penawaran Umum kepada pemegang saham dilaksanakan 10.250 21.500 20.643 52.393

64
xiI. KEBIJAKAN DIVIDEN
Pemegang Saham baru dalam rangka Penawaran Umum ini mempunyai hak yang sama dan sederajat dalam segala
hal dengan Pemegang Saham Biasa Atas Nama lainnya yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk hak
atas pembagian dividen.

Berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dan Anggaran Dasar Perseroan,
apabila Perseroan membukukan laba bersih pada suatu tahun buku, maka Perseroan dapat membagikan dividen
kepada pemegang saham berdasarkan rekomendasi dari Direksi dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang
Saham.

Perseroan mempunyai rencana untuk membayarkan dividen kas sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.
Besarnya dividen kas dikaitkan laba bersih setelah pajak pada tahun buku yang bersangkutan, dengan tidak
mengabaikan kondisi keuangan Perseroan dan tanpa mengurangi hak dari RUPS Perseroan untuk menentukan
lain sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan.

Mulai tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, Direksi Perseroan bermaksud mengusulkan
pembagian dividen kas kepada pemegang saham Perseroan dengan perincian sebagai berikut :

Laba Setelah Pajak Persentase Dividen Kas terhadap Laba Bersih


Rp 10 Miliar Sampai dengan Rp 20 Miliar 3%
Lebih dari Rp 20 Miliar 5%

65
xiiI. PERPAJAKAN
Pajak Penghasilan atas dividen saham dikenakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No.7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 (berlaku efektif 1 Januari 2009), selanjutnya disebut
sebagai UU PPh pasal 4 ayat (1) menyebutkan bahwa yang menjadi obyek Pajak adalah penghasilan yaitu setiap
tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia
maupun dari Luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib Pajak yang
bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun termasuk antara lain dividen.

Selanjutnya pasal 4 ayat (3) huruf f menyebutkan bahwa dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh
Perseroan Terbatas sebagai wajib Pajak Dalam Negeri, koperasi, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha
Milik Daerah dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Inonesia tidak
termasuk sebagai Objek Pajak Penghasilan sepanjang syarat-syarat dibawah ini terpenuhi:

a) Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan

b) Bagi Perseroan Terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang menerima dividen,
kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% dari jumlah modal yang disetor
dan harus mempunyai usaha aktif di luar kepemilikan saham tersebut.

Lebih lanjut dalam penjelasan pasal 4 ayat (3) huruf f diatas juga ditegaskan bahwa dalam hal penerima dividen
atau bagian laba adalah Wajib Pajak selain badanbadan tersebut diatas, seperti orang pribadi baik dalam negeri
maupun luar negeri, firma, perseroan komanditer, yayasan dan organisasi sejenisnya dan sebagainya maka
penghasilan berupa dividen atau bagian laba tersebut merupakan objek pajak.

Pasal 23 ayat (1) huruf a UU PPh menyebutkan bahwa atas dividen yang dibayarkan disediakan untuk dibayarkan
atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara
kegiatan, Bentuk Usaha Tetap atau perwakilan Perseroan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak Dalam Negeri
atau Bentuk Usaha Tetap, dipotong pajak sebesar 15 % dari jumlah bruto oleh pihak yang wajib membayarkan.
Dalam hal wajib Pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat
1 tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100 % dari pada tarif
pajak yang seharusnya dikenakan.

Pemotongan pajak sebagaimana dimaksud oleh pasal 23 ayat 1 antara lain tidak dilakukan atas dividen yang
diberikan kepada Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 3 huruf f dan dividen yang diterima oleh
orang pribadi sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 ayat 2 (c).

Berdasarkan pasal 17 ayat 2 (c) tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen yang dibagikan kepada
Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri adalah paling tinggi sebesar 10 % dan bersifat final.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 651/KMK.04/1994 tanggal 29 Desember
1994 tentang „Bidang-bidang Penanaman Modal Tertentu yang Memberikan Penghasilan Kepada Dana Pensiun
yang Disetujui Menteri Keuangan Republik Indonesia tidak Termasuk sebagai Objek Pajak Penghasilan“, maka
penghasilan yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah mendapat pengesahan dari
Menteri Keuangan Republik Inonesia berupa dividen dari saham pada Perseroan Terbatas yang tercatat di Bursa
Efek Indonesia tidak termasuk sebagai Objek Pajak Penghasilan.

Dividen yang dibayarkan kepada Wajib Pajak Luar Negeri akan dikenakan tarif sebesar 20 % dari jumlah bruto
atau tarif yang lebih rendah dalam hal pembayaran dilakukan kepada mereka yang merupakan penduduk dari
suatu negara yang telah menandatangani suatu perjanjian penghindaran pajak berganda dengan Indonesia,
dengan memenuhi Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE03/PJ.101/1996 tanggal 29 Maret 1996 tentang Penerapan
Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B). Pengenaan tarif pajak tersebut akan dilakukan oleh pihak yang
wajib membayarkan dividen dimaksud. Pemotongan pajak sebagaimana dimaksud bersifat final.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.21 tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari
Transaksi Penjualan saham di Bursa Efek, juncto Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.14 tahun 1997
tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah No.41 tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan
dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek dan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak No. SE07.PJ.42/1995
tanggal 21 Pebruari 1995 perihal pengenaan Pajak Penghasilan atas Penghasilan Transaksi Penjualan saham di
Bursa Efek (seri PPh Umum No.3 juncto SE06/PJ.4/1997 tanggal 20 Juni 1997 perihal Pelaksanaan pemungutan
PPh atas penghasilan dari transaksi penjualan saham di Bursa Efek) telah ditetapkan sebagai berikut:

a) Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi dan badan dari transaksi penjualan saham di
Bursa Efek dipungut Pajak Penghasilan sebesar 0,10% dari jumlah bruto nilai transaksi penjualan dan bersifat

66
final. Pembayaran dilakukan dengan cara pemotongan oleh penyelenggara Bursa Efek melalui perantara
pedagang efek pada saat pelunasan transaksi penjualan saham;

b) Pemilik saham pendiri dikenakan tambahan Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 0,5% dari jumlah
nilai saham perusahaan pada saat Penawaran Umum Perdana; Besarnya nilai saham tersebut adalah nilai
saham pada saat penawaran umum perdana. Penyetoran tambahan pajak penghasilan dilakukan oleh
Perseroan atas nama pemilik saham Pendiri sebelum penjualan saham pendiri, selambat-lambatnya satu
bulan setelah saham tersebut diperdagangkan di Bursa Efek.

Yang dimaksud dengan ”Pendiri” adalah orang pribadi atau badan yang namanya tercatat dalam Daftar
Pemegang Saham Perseroan Terbatas atau tercantum dalam anggaran dasar Perseroan Terbatas sebelum
Pernyataan Pendaftaran yang diajukan kepada Bapepam dan LK dalam rangka penawaran umum perdana
menjadi efektif.

c) Namun apabila pemilik saham pendiri tidak memilih ketentuan sebagaimana dimaksud butir 2 diatas maka
atas penghasilan berupa capital gain dari transaksi penjualan saham pendiri dikenakan pajak penghasilan
sesuai dengan tarif umum Pasal 17 UU PPh. Oleh karena itu pemilik saham pendiri tersebut wajib melaporkan
pilihannya itu kepada Direktur Jenderal Pajak dan penyelenggara Bursa Efek.

CALON PEMBELI SAHAM DALAM PENAWARAN UMUM INI DIHARAPKAN DAN DISARANKAN DENGAN
BIAYA SENDIRI UNTUK BERKONSULTASI DENGAN KONSULTAN PAJAK MASING-MASING MENGENAI
AKIBAT PERPAJAKAN YANG TIMBUL DARI PEMBELIAN, PEMILIKAN MAUPUN PENJUALAN SAHAM
YANG DIBELI MELALUI PENAWARAN UMUM INI.

67
xIv. Penjaminan Emisi Efek

A. Keterangan tentang Penjaminan Emisi Efek

Berdasarkan persyaratan serta ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 41 tanggal
4 Februari 2010 sebagaimana diubah dengan Adendum Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 141 tanggal
17 Juni 2010 keduanya dibuat oleh Irawan Soerodjo, SH, Notaris di Jakarta, Penjamin Pelaksana Emisi Efek
dan para Penjamin Emisi Efek yang namanya tercantum di bawah ini, secara sendiri-sendiri menyetujui untuk
menawarkan dan menjual saham Perseroan kepada masyarakat sebanyak-banyaknya 86.000.000 (delapan puluh
enam juta) saham dengan kesanggupan penuh (full commitment) dan mengikatkan diri untuk membeli sisa saham
yang tidak habis terjual pada tanggal penutupan Masa Penawaran sebesar bagian penjaminannya masing-masing
dengan harga perdana.

Perjanjian tersebut di atas merupakan perjanjian lengkap, yang menggantikan semua persetujuan yang mungkin
telah dibuat sebelumnya mengenai perihal yang dimuat dalam Perjanjian yang dibuat oleh para pihak yang isinya
bertentangan dengan Perjanjian tersebut. Selanjutnya, Penjamin Emisi Efek yang ikut dalam Penjaminan Emisi
Saham Perseroan telah sepakat untuk melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai dengan Keputusan Ketua
Bapepam dan LK No. KEP45/PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000, Peraturan No. IX.A.7 tentang Tanggung Jawab
Manajer Penjatahan dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum.

B. Susunan Sindikasi Penjamin Emisi Efek

Adapun susunan dan jumlah porsi penjaminan serta persentase dari anggota sindikasi penjaminan emisi dalam
Penawaran Umum Perseroan adalah sebagai berikut:

No Sindikasi Porsi Penjaminan Nilai Penjatahan Persentase (%)


(saham) (Rp)
Penjamin Pelaksana Emisi
PT Dinamika Usahajaya 81.250.000 28.437.500.000 94,48
Penjamin Emisi
1 PT BNI Securities 100.000 35.000.000 0,12
2 PT Citi Pacific Securities 100.000 35.000.000 0,12
3 PT Danasakti Securities 500.000 175.000.000 0,58
4 PT Danatama Makmur 500.000 175.000.000 0,58
5 PT Dhanawibawa Arthacemerlang 100.000 35.000.000 0,12
6 PT E-Capital Securities 100.000 35.000.000 0,12
7 PT Erdikha Elit Sekuritas 500.000 175.000.000 0,58
8 PT Inti Fikasa Securindo 100.000 35.000.000 0,12
9 PT Lautandhana Sekurindo 250.000 87.500.000 0,29
10 PT Makinta Securities 500.000 175.000.000 0,58
11 PT Minna Padi Investama 500.000 175.000.000 0,58
12 PT OSK Nusadana Securities Indonesia 100.000 35.000.000 0,12
13 PT Panin Sekuritas Tbk 100.000 35.000.000 0,12
14 PT Phillip Securities Indonesia 500.000 175.000.000 0,58
15 PT Pratama Capital 100.000 35.000.000 0,12
16 PT Reliance Securities 100.000 35.000.000 0,12
17 PT Victoria Sekuritas 250.000 87.500.000 0,29
18 PT Wanteg Securindo 100.000 35.000.000 0,12
19 PT Yulie Sekurindo 250.000 87.500.000 0,29
Total 86.000.000 30.100.000.000 100,00

Berdasarkan Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tanggal 10 November 1995 Tentang Pasar Modal dan Peraturan
Pelaksanaannya, yang dimaksudkan dengan pihak yang mempunyai hubungan afiliasi adalah sebagai berikut:
a. Hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horisontal maupun
vertikal;
b. Hubungan antara para pihak dengan pegawai, Direktur atau Komisaris dari pihak tersebut;
c. Hubungan antara 2 perusahaan dimana terdapat satu atau lebih anggota Direksi atau Dewan Komisaris yang
sama;
d. Hubungan antara perusahaan dengan pihak, baik langsung maupun tidak langsung, mengendalikan atau
dikendalikan oleh perusahaan tersebut;

68
e. Hubungan antara 2 perusahaan yang dikendalikan, baik langsung maupun tidak langsung, oleh pihak yang
sama; atau
f. Hubungan antara perusahaan dan Pemegang Saham utama.

Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan para Penjamin Emisi Efek dengan tegas menyatakan tidak mempunyai
hubungan afiliasi dengan Perseroan baik langsung maupun tidak langsung sebagaimana didefinisikan hubungan
afiliasi seperti tersebut di atas.

Selanjutnya berdasarkan Perjanjian penjaminan Emisi efek, telah diatur mengenai masa berlaku dan pengakhiran
Perjanjian sebagai berikut:

1. Perjanjian Penjaminan Emisi Efek ini mulai berlaku sejak tanggal ditandatanganinya Perjanjian Penjaminan
Emisi Efek dan akan berakhir dengan sendirinya apabila :
a. Pernyataan Pendaftaran tidak menjadi efektif selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sejak tanggal Laporan
Keuangan terakhir yang telah diaudit
b. tidak terpenuhinya persyaratan pencatatan yang telah ditetapkan oleh Bursa Efek
c. seluruh hak dan kewajiban Para Pihak berdasarkan Perjanjian Penjamin Emisi Efek telah terpenuhi.

2. Perjanjian Penjaminan Emisi Efek dapat diakhiri setiap waktu sejak tanggal penyampaian Pernyataan
Pendaftaran sampai dengan tanggal Efektif oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek yang wajib diberitahukan
secara tertulis kepada Bapepam dan LK apabila :
a. Perseroan menurut pandangan Penjamin Pelaksana Emisi Efek lalai untuk memenuhi syarat-syarat dan
ketentuan-ketentuan dari Perjanjian Penjaminan Emisi Efek.
b. pelanggaran atas salah satu atau lebih pernyataan dan jaminan yang diberikan oleh Perseroan
sebagaimana dibuat dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek.
c. pernyataan dalam Prospektus Ringkas menjadi tidak benar atau menyesatkan
d. terjadinya pengabaian yang bersifat material dan kelalaian, pelanggaran, pernyataan yang tidak
benar atau menyesatkan tersebut itu tidak diperbaiki dalam jangka waktu yang layak terhitung sejak
pemberitahuan tertulis mengenai kelalaian yang dinyatakan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek atau
apabila karena alasan apapun Perseroan tidak dapat melaksanakan kewajiban-kewajibannya menurut
Perjanjian Penjaminan Emisi Efek.

3. Apabila terjadi pengakhiran Perjanjian Penjaminan Emisi Efek dan pembatalan Penawaran Umum sebagaimana
dimaksud pada Pasal 19.2 dan Pasal 19.3 Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Perseroan, tetap berkewajiban
membayar seluruh biaya-biaya yang telah dikeluarkan sehubungan dengan Penawaran Umum termasuk akan
tetapi tidak terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21.5 dan Pasal 15 Perjanjian Penjaminan Emisi
Efek.

4. Pengakhiran Perjanjian Penjaminan Emisi Efek sesuai dengan ketentuan Pasal 19.2 dan Pasal 19.3 Perjanjian
Penjaminan Emisi Efek berlaku tanpa diperlukan keputusan suatu badan peradilan dan pihak-pihak dalam
Perjanjian Penjaminan Emisi Efek dengan ini melepaskan ketentuan dari kalimat kedua Pasal 1266 dari Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata.

5. Apabila terjadi pengakhiran Perjanjian Penjaminan Emisi Efek ini menurut Pasal 19 Perjanjian Penjaminan
Emisi Efek, maka para pihak dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek ini wajib memberitahukan secara tertulis
kepada Bapepam dan LK.

C. Penentuan Harga Penawaran Saham Pada Pasar Perdana

Sebelum Penawaran Umum ini dilakukan, harga pasar saham Perseroan belum terbentuk. Harga Penawaran Umum
Saham Perseroan ini akan ditentukan berdasarkan hasil kesepakatan antara Perseroan dan Penjamin Pelaksana
Emisi Efek. Selain memperhitungkan kondisi pasar yang berlaku, beberapa faktor yang menjadi pertimbangan
dalam penentuan harga Penawaran adalah sebagai berikut:

· Penilaian berdasarkan estimasi keuangan Perseroan untuk tahun 2010;


· Data Keuangan Perseroan;
· Informasi kinerja Perseroan serta keterangan mengenai industri ritel;
· Penilaian terhadap kinerja operasional maupun keuangan Perseroan, direksi dan manajemen, baik dimasa
lampau maupun pada saat ini, serta prospek usaha dan prospek pendapatan Perseroan dimasa mendatang;
· Faktor-faktor diatas dalam kaitannya dengan penentuan nilai pasar dan berbagai metode penilaian untuk
beberapa perusahaan yang bergerak dibidang yang sejenis dengan Perseroan.

69
Untuk tujuan penentuan harga saham Perseroan pada Penawaran Perdana, dalam tabel di bawah ini disajikan
data-data pendukung untuk periode 31 Desember 2009 dan estimasi untuk periode Desember 2010.

Keterangan 31 Desember 2009 31 Desember 2010


  (Aktual) (Estimasi)
Jumlah saham sebelum Penawaran Umum (saham) 16.500 200.000.000
Jumlah saham yang ditawarkan (saham) 86.000.000
Jumlah saham setelah Penawaran Umum (saham) 286.000.000
Laba Bersih (jutaan Rupiah) 5.065 6.002
Laba Bersih per saham (jutaan Rupiah) 306.970 20,99
Harga penawaran saham pada pasar perdana (Rp) 350
Rasio harga saham terhadap laba bersih per saham (x)   17

D. Keterangan Singkat Mengenai Proyeksi Tahun 2010

Untuk penerapan harga penawaran saham, Perseroan telah membuat proyeksi keuangan untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dimana estimasi keuangan tersebut dihitung berdasarkan data laporan
keuangan Perseroan yang telah diaudit dan rencana Perseroan di masa yang akan datang, yang telah disajikan
berdasarkan Standard Akuntansi yang berlaku umum yang telah diterapkan Perseroan secara konsisten.

Estimasi Laba Bersih untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 6.002 juta.
Perseroan berkeyakinan bahwa tercapainya angka-angka dalam proyeksi tergantung pada asumsi-asumsi yang
disajikan di bawah ini serta faktor-faktor lain yang tidak terduga sebelumnya. Estimasi yang digunakan adalah:

1. Pertumbuhan Ekonomi adalah 5%-7%


2. Inflasi adalah sebesar 4%-6%
3. Suku bunga pinjaman 9%-12%
4. Beban Operasional mengalami kenaikan berkisar antara 20%-30% setiap tahun dari tahun sebelumnya
5. Jumlah department store pada tahun 2010 ada 2
6. Marjin penjualan konsinyasi rata-rata berkisar 26% – 28%
7. Laba bersih pada tahun 2010 diestimasikan sebesar Rp 6.002 juta atau naik 18,50% dibandingkan tahun 2009
sebesar Rp 5.065 juta.
8. Nilai Tukar 1 USD = Rp 9.000-9.500

Manajemen Perseroan yakin akan tercapainya estimasi laba bersih tahun 2010 sebesar Rp 6.002 juta atau naik
sebesar 18,50% dibandingkan dengan laba bersih tahun 2009, karena pada tahun 2010 Perseroan berencana
membuka depart ment store baru dan program-program promosi yang semakin menarik sehingga Pendapatan
Perseroan akan serta pengendalian beban operasi Perseroan.

Semua perhitungan dan asumsi dalam penyusunan proyeksi keuangan untuk tahun 2010 telah dibuat secara
wajar dan konsisten oleh Direksi Perseroan serta telah disetujui oleh Komisaris Perseroan. Direksi dan Komisaris
bertanggung jawab sepenuhnya dan berkeyakinan atas tercapainya proyeksi tersebut berdasarkan asumsi-asumsi
yang digunakan.

Penjamin Pelaksana Emisi Efek telah melakukan penelaahan serta uji tuntas atas kewajaran asumsi yang
digunakan dalam penyusunan estimasi keuangan dan berpendapat bahwa estimasi keuangan Perseroan akan
tercapai apabila seluruh asumsi-asumsi yang digunakan dalam penyusunan proyeksi tersebut dapat terpenuhi dan
jika data-data yang diberikan oleh Perseroan sampai dengan Prospektus ini diterbitkan telah disampaikan dengan
benar dan jujur.

Adapun hal-hal yang akan di lakukan Penjamin Emisi Efek sebagai tanggung jawab atas kemungkinan tidak
tercapainya proyeksi keuangan Perseroan adalah sebagai berikut:

1. Mendorong untuk melakukan aksi korporasi yang dapat meningkatkan kinerja Perseroan.
2. Membantu dalam melakukan kajian terbatas terhadap hal-hal yang menghambat pertumbuhan Perseroan.
3. Membantu Perseroan dalam rangka meningkatkan nilai perusahaan (corporate value) dalam memperoleh
pinjaman dari pihak lain
4. Mendorong Perseroan untuk melakukan transaksi dalam pasar modal sehingga dapat meningkatkan modal
kerja yang dibutuhkan Perseroan.
5. Melakukan paparan publik.

Apabila estimasi keuangan yang telah ditetapkan tidak tercapai, Perseroan akan melakukan paparan publik untuk
menjelaskan hal ini.

70
xv. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL
Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang ikut membantu dan berperan dalam Penawaran Umum ini
adalah sebagai berikut:

Konsultan Hukum : SSU & PARTNERS


Gedung Sequis Center Lt.1
Jl. Jend. Sudirman 71
Jakarta 12190
Telp.: (021) 52903957
Fax. : (021) 52903958
No dan tanggal penunjukkan : 011/XII/GR/CS/2009 tertanggal 11 Desember 2009
No. Anggota Asosiasi : Anggota Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal No.200131
dan No.200609
STTD Profesi dari Bapepam dan LK : No. 383/PM/STTDKH/2001 dan No.564/PM/STTDKH/2005
Tugas dan Kewajiban Pokok : Konsultan Hukum melakukan pemeriksaan dan penelitian dari segi
hukum dan memberikan Laporan Pemeriksaan Segi Hukum serta
memberikan Pendapat Segi Hukum atas aspek-aspek hukum yang
menyangkut Perseroan dan Penawaran Umum ini, sesuai dengan
Standar Profesi dan Peraturan Pasar Modal yang berlaku guna
melaksanakan prinsip keterbukaan.

Hasil pemeriksaan dan pendapat dari segi hukum mengungkapkan


semua fakta, data serta informasi penting yang menyangkut
aspek-aspek hukum dari Perseroan serta Penawaran Umum,
sebagaimana diharuskan dalam rangka penerapan prinsip-prinsip
keterbukaan informasi dan transparansi yang berhubungan dengan
suatu Penawaran Umum.

Akuntan Publik : Bayudi Watu & Rekan


Jl. Sangihe No. 10
Jakarta 10150
Telp. : (021) 63863065
Fax. : (021) 6324242
No dan tanggal Penunjukkan : 012/XI/GR/CS/2009  tanggal 27 Nopember 2009
No. Anggota Asosiasi : 0331
STTD Profesi dari Bapepam dan LK : S-1149/PM/1992 tanggal 22 Juli 1992
Tugas dan Kewajiban Pokok : Tugas utama auditor independen dalam Penawaran Umum Saham
ini adalah melaksanakan audit berdasarkan standar auditing
yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Di dalam standar
tersebut Akuntan Publik diharuskan untuk merencanakan dan
melaksanakan audit agar memperoleh keyakinan yang memadai
bahwa Laporan Keuangan bebas dari salah saji yang material.
Dalam hal ini Akuntan Publik bertanggung jawab atas pendapat
yang diberikan terhadap Laporan Keuangan yang diauditnya.

Audit yang dilakukan oleh Akuntan Publik mencakup pemeriksaan


atas pengujian bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan
pengungkapan dalam Laporan Keuangan dan juga penilaian atas
Prinsip Akuntansi yang dipergunakan dan estimasi yang signifikan
yang dibuat oleh manajemen tentang penilaian terhadap penyajian
Laporan Keuangan secara keseluruhan.

71
Notaris : Dr. Irawan Soerodjo SH. MSi.
Jl. KH Zainul Arifin No.2
Komp. Ketapang Indah Blok B2 No.45
Jakarta 11140
Telp. : (021) 6301511
Fax. : (021) 6337851
No dan tanggal Penunjukan : 013/XII/GR/CS/2009 tanggal 11 Desember 2009
No. Anggota Asosiasi : 060.2.021.150152 (Ikatan Notaris Indonesia)
STTD Profesi dari Bapepam dan LK : 31/STTDN/PM/1996 atas nama Irawan Soerodjo, SH
Tugas dan Kewajiban Pokok : Membuat akta-akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang
Saham Perseroan dan Perjanjian-perjanjian sehubungan dengan
Penawaran Umum sesuai dengan Peraturan Jabatan Notaris dan
Kode Etik Notaris.
Biro Administrasi Efek : PT Blue Chip Mulia
Gedung Bina mulia I Lt. 4
Jl HR. Rasuna Said Kav. 10
Jakarta 12950
Telp. : (021) 5201928
Fax. : (021) 5201924
No dan Tgl Penunjukkan : 10/II/GR/CS/2010 tanggal 01 Februari 2010
Perijinan Lembaga dari Bapepam dan LK : 94/KMK.010/1990
Tugas dan Kewajiban Pokok : Bertanggung jawab atas penerimaan pemesanan saham berupa
Daftar Pemesanan Pembelian Saham (DPPS) dan Formulir
Pemesanan Pembelian Saham (FPPS) yang telah dilengkapi
dengan dokumen sebagaimana disyaratkan dalam pemesanan
pembelian saham dan telah mendapat persetujuan dari Penjamin
Pelaksana Emisi sebagai pemesanan yang diajukan untuk diberikan
penjatahan saham serta melakukan administrasi pemesanan
pembelian saham sesuai dengan aplikasi yang tersedia pada
BAE. Bersama-sama dengan Penjamin Pelaksana Emisi, BAE
mempunyai hak untuk menolak pemesanan pembelian saham yang
tidak memenuhi persyaratan pemesanan dengan memperhatikan
peraturan yang berlaku.

Dalam hal terjadinya pemesanan yang melebihi jumlah saham yang


ditawarkan, BAE melakukan proses penjatahan saham dengan
rumus penjatahan yang ditetapkan oleh Manajer Penjatahan,
mencetak Formulir Konfirmasi Penjatahan (FKP) dan menyiapkan
laporan penjatahan. BAE juga bertanggung jawab menerbitkan
Surat Kolektif Saham (SKS) apabila diperlukan, dan menyusun
laporan Penawaran Umum Perdana sesuai dengan peraturan
yang berlaku.

Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang turut serta dalam Penawaran Umum ini dengan tegas
menyatakan tidak mempunyai hubungan afiliasi baik secara langsung maupun tidak langsung sesuai dengan
Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tanggal 10 Nopember 1995 tentang Pasar Modal.

72
xvi. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM

73
Halaman ini sengaja dikosongkan

74
S S U & Partners Sequis Center 1st Floor
Jl. Jend. Sudirman 71,
LAW FIRM Jakarta 12190- Indonesia
Phone: 62-21-52903957 (hunting)
Fax.: 62-21-52903958
E-Mail: ssu@ssulaw.co.id

No.49ADD2/PH-GR/MI-SS-MWS-YS/V/2010

Jakarta, 27 Mei 2010

Kepada Yang Terhormat

PT GOLDEN RETAILINDO TBK


Jl. Gunung Sahari No. 59
Jakarta Pusat

PERIHAL: Pendapat Hukum Terhadap Terhadap PT Golden Retailindo Tbk Dalam


Rangka Penawaran Umum Perdana Saham (”Go Public”) Tahun 2010

Sehubungan dengan rencana PT Golden Retailindo Tbk, suatu perseroan terbatas yang
berkedudukan di Jakarta (selanjutnya disebut ”Perseroan”), untuk melakukan Penawaran
Umum Perdana Saham dengan jumlah sebanyak-banyaknya 86.000.000 (delapan puluh
enam juta) saham biasa atas nama masing-masing dengan nilai nominal Rp.100,- (seratus
Rupiah) (“Penawaran Umum”); kami Konsultan Hukum SSU & Partners, selaku konsultan
hukum independen dan anggota Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM)
dengan No. Anggota 200131 dan No.Anggota 200609, telah ditunjuk oleh Perseroan
berdasarkan Surat No.011/XII/GR/CS/2009 tertanggal 11 Desember 2009, untuk melakukan
pemeriksaan atau uji tuntas dari segi hukum (“Pemeriksaan Hukum”) hingga tanggal
laporan atas hasil Pemeriksaan Hukum ini (“Laporan Pemeriksaan Hukum”) dan
memberikan pendapat dari segi hukum (“Pendapat Hukum”) mengenai aspek hukum dari
Perseroan serta aspek hukum dari Penawaran Umum sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia dan peraturan-peraturan di bidang
Pasar Modal yang dikeluarkan oleh badan atau lembaga yang berwenang di Indonesia.

Adapun dana hasil Penawaran Umum, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi saham
(“dana hasil penawaran umum bersih”), akan digunakan oleh Perseroan sebagai berikut:

1. Sekitar 90% (sembilan puluh persen) akan digunakan untuk ekspansi usaha dengan
membuka department store, specialty store dan food business, dengan waktu dan
rencana lokasi sebagai berikut :
a. Tahun 2010, berencana untuk membuka Department Store di Mal Depok dengan
alokasi dana sebesar 27,5 % dari dana hasil penawaran umum bersih.
b. Tahun 2011, berencana untuk membuka Department Store di :
1) Mal Kalibata City dengan alokasi dana sebesar 27,5 % dari dana hasil
penawaran umum bersih.
2) Mal Galaxy dengan alokasi dana sebesar 27,5% dari dana hasil penawaran
umum bersih.
3) Specialty Store dan Food Business di Bali dengan alokasi dana sebesar 7,5%
dari dana hasil penawaran umum bersih.

Sampai dengan prospektus dalam rangka Penawaran Umum diterbitkan, Perseroan


telah membuat nota kesepahaman mengenai sewa tempat untuk membuka
departement store baru dengan manajemen Mal Depok. Sedangkan untuk rencana

75
S S U &" Partners
LAW FIRM 2

membuka departement store baru di Mal Kalibata City dan Mal Galaxy, Perseroan
sedang dalam tahap diskusi dengan manajemen Mal Kalibata City dan Mal Galaxy. Dan
untuk Specialty Store dan Food Business, Perseroan sedang dalam proses negosiasi
lahan.

2. Sekitar 10% (sepuluh persen) akan digunakan untuk modal kerja Perseroan yakni
meliputi :
a. Seluruh pembiayaan kegiatan operasional Perseroan, seperti biaya promosi, biaya
gaji, dan lain-lain.
b. Penambahan biaya operasional di department store yang akan dibuka, seperti biaya
promosi, biaya gaji, biaya sewa dan lain-lain.

Dalam memberikan Pendapat Hukum ini, kami mendasarkan dari hasil Laporan
Pemeriksaan Hukum sebagaimana tertuang dalam Laporan Pemeriksaan Hukum
No.48ADD2/PH-GR/MI-SS-MWS-YS/V/2010 tanggal 27 Mei 2010 (“Laporan Pemeriksaan
Hukum”).

I. RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN HUKUM

A. Dalam melakukan Pemeriksaan Hukum, kami telah melakukan pemeriksaan atas


dokumen-dokumen dan keterangan-keterangan yang kami terima hingga tanggal
27 Mei 2010 berupa:

1. Dokumen asli dan/atau salinan dan/atau fotokopi dari:

a. Akta Pendirian Perseroan;


b. Akta-akta perubahan Anggaran Dasar Perseroan;
c. surat-surat izin usaha yang wajib dimiliki sehubungan dengan
kegiatan usaha Perseroan;
d. bukti-bukti kepemilikan atas harta kekayaan Perseroan baik harta
tetap maupun harta bergerak;
e. perjanjian-perjanjian yang dibuat dan ditandatangani oleh Perseroan
dengan pihak lain;
f. dokumen-dokumen yang menerangkan mengenai gugatan dalam
perkara perdata atau tuntutan dalam perkara pidana di pengadilan
negeri di mana Perseroan berdomisili, permohonan kepailitan
dan/atau penundaan kewajiban pembayaran utang di pengadilan
niaga, sengketa yang terdaftar di Badan Arbitrase Nasional Indonesia
serta Pengadilan Pajak, baik yang melibatkan atau diajukan
oleh/terhadap Perseroan ataupun anggota Direksi dan Komisaris
Perseroan dalam jabatannya selaku Direktur dan Komisaris
Perseroan, dan perselisihan perburuhan di Pengadilan Hubungan
Industrial yang menyangkut Perseroan; serta
g. dokumen lain yang dianggap perlu dan berguna.

2. Keterangan-keterangan dan pernyataan-pernyataan, baik yang diberikan


secara tertulis maupun lisan, dari Direksi Perseroan atau pihak lain yang
berwenang di Perseroan.

3. Selain pemeriksaan atas hal-hal di atas, kami juga melakukan pemeriksaan


fisik atas aset tertentu Perseroan yaitu khusus atas kantor Perseroan yang
dipergunakan Perseroan menjalankan kegiatan usahanya.

76
S S U &" Partners
LAW FIRM 3

B. Pemeriksaan Hukum dalam memberikan Pendapat Hukum ini tidak hanya kami
lakukan dengan cara pemeriksaan dan penafsiran terhadap apa yang tertulis
dalam dokumen-dokumen tersebut, tetapi juga terhadap substansi dari dokumen-
dokumen tersebut. Apabila tidak terdapat dokumen yang mendukung suatu
transaksi hukum yang melibatkan atau mengikat Perseroan dan atau harta
kekayaannya yang kami anggap penting dan perlu, kami mendasarkan kepada
fakta-fakta yang mendukung hubungan hukum yang nyata sesuai dengan
konsep-konsep, praktek-praktek, dan kebiasaan-kebiasaan hukum yang berlaku
di Republik Indonesia bagi transaksi atau hubungan hukum yang dimaksud.

II. ASUMSI-ASUMSI

Dalam melakukan Pemeriksaan Hukum dan memberikan Pendapat Hukum ini, kami
mendasarkan pada asumsi-asumsi bahwa:

A. Dokumen-dokumen yang diberikan atau diperlihatkan kepada kami adalah


otentik, dan apabila dokumen-dokumen tersebut dalam bentuk fotokopi atau
salinan lainnya, maka fotokopi atau salinan tersebut adalah benar dan akurat
serta sesuai dengan aslinya;

B. Tanda tangan yang terdapat dalam dokumen-dokumen yang diberikan atau


diperlihatkan kepada kami, baik asli maupun fotokopi atau salinannya, adalah
tanda tangan otentik dari pihak yang disebutkan dalam dokumen itu serta sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya, dan pihak-pihak tersebut mempunyai dan
telah memperoleh kewenangan untuk menandatangani dokumen-dokumen
tersebut;

C. Dokumen-dokumen, fakta-fakta, keterangan-keterangan, dan pernyataan-


pernyataan, baik tertulis maupun lisan, yang diberikan atau diperlihatkan oleh
pihak yang berwenang dari Perseroan kepada kami adalah benar, akurat, dan
sesuai dengan yang sebenarnya, serta tidak mengalami perubahan material
sampai dengan tanggal dikeluarkannya Pendapat Hukum ini;

D. Pihak-pihak yang mengadakan perikatan dengan Perseroan atau para pejabat


pemerintah yang mengeluarkan surat-surat keterangan atau perizinan kepada
Perseroan, berwenang melakukan tindakan-tindakan tersebut.

III. KUALIFIKASI

Pendapat Hukum ini diberikan sesuai dengan hukum Negara Republik Indonesia dan
tidak berkenaan atau ditafsirkan menurut hukum atau yurisdiksi negara lain.

IV. PENDAPAT HUKUM

Berdasarkan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen, fakta-fakta, keterangan-


keterangan, dan pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam Laporan Pemeriksaan
Hukum, ketentuan perundang-undangan serta asumsi-asumsi yang menjadi dasar dan
bagian yang tidak terpisahkan dari Pendapat Hukum ini, kami sampaikan pendapat
hukum kami sebagai perubahan dan menggantikan Pendapat Hukum No.49/PH-

77
S S U &" Partners
LAW FIRM 4

GR/MI-SS-MWS-YS/III/2010 tanggal 23 Maret 2010 dan No.49ADD/PH-GR/MI-SS-


MWS-YS/IV/2010 tanggal 27 April 2010, sebagai berikut:

1. Perseroan adalah suatu badan hukum berbentuk perseroan terbatas yang


didirikan secara sah dan dijalankan menurut ketentuan hukum dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia.

2. Perseroan didirikan berdasarkan Akta Perseroan Terbatas PT BIMA NUANSA


CEMPAKA No.136 tanggal 8 November 1995, dibuat di hadapan Richardus
Nangkih Sinulingga, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan
pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat
Keputusan No. C2-17.467HT.01.01.Th.95 tanggal 29 Desember 1995,
didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dibawah No.
491/1996, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 36
tanggal 3 Mei 1996, Tambahan No. 4144.

Anggaran Dasar tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan


terakhir adalah sebagaimana termaktub dalam Akta Berita Acara Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas PT Golden Retailindo No.147
tanggal 14 Januari 2010, dibuat oleh Doktor Irawan Soerodjo, S.H., Msi., Notaris
di Jakarta, yang telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.AHU-
03318.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 21 Januari 2010 dan didaftarkan dalam
Daftar Perseroan No.AHU-0004926.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 21 Januari
2010 (“Akta No. 147”).

Anggaran dasar Perseroan sebagaimana termaktub dalam Akta No.147 telah


sesuai dengan Undang-undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
serta peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan,
khususnya peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
No. IX.J.1 tentang Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang melakukan
Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas.

Pendirian Perseroan telah dilakukan secara sah. Perubahan anggaran dasar


Perseroan yang diadakan setelah pendirian telah dilakukan sesuai dengan
anggaran dasar Perseroan serta memenuhi ketentuan peraturan perundangan
yang berlaku.

3. Maksud dan tujuan Perseroan berdasarkan Akta No.147 adalah berusaha dalam
bidang perdagangan, jasa, real estate, pembangunan, agrobisnis, pertambangan,
industri dan pengangkutan.

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Perseroan melaksanakan


kegiatan usaha sebagai berikut:

a. kegiatan usaha utama :

1) menjalankan usaha dalam bidang perdagangan pada umumnya,


termasuk impor, ekspor, interinsulair dan lokal dari segala macam
barang atau jasa yang dapat diperdagangkan baik untuk perhitungan
sendiri maupun pihak lain secara komisi, menjadi grosir,
leveransir/suplier, distributor dan keagenan serta perwakilan baik dari
dalam maupun luar negeri dari segala macam barang dagangan dan

78
S S U &" Partners
LAW FIRM 5

jasa, baik hasil produksi pihak lain maupun hasil produksi sendiri,
termasuk hasil-hasil kegiatan usaha penunjang;

2) menjalankan usaha dalam bidang jasa, yang meliputi berbagai macam


bidang jasa, antara lain jasa persewaan ruangan, jasa boga termasuk
restoran, food court, pelayanan berbagai usaha, kecuali jasa dalam
bidang hukum dan pajak;

b. kegiatan usaha penunjang :

1) menjalankan usaha dalam bidang real estate dengan segala aktifitas


dan kegiatan yang berkaitan dengan usaha itu termasuk pula
pembebasan tanah, developer, pemerataan, pemetaan/pengkavlingan
dan penjualan tanah, baik tanah untuk perumahan maupun tanah untuk
industri;

2) menjalankan usaha dalam bidang pembangunan, antara lain menerima,


merencanakan dan melaksanakan pekerjaan pembangunan gedung,
rumah, jalan, jembatan, termasuk penggalian, pembuatan saluran-
saluran, irigasi, pemasangan instalasi listrik, air, telepon dan gas;

3) menjalankan usaha dalam bidang agrobisnis yang meliputi pertanian,


perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan;

4) menjalankan usaha dalam bidang pertambangan termasuk eksplorasi,


eksploitasi serta pemasaran hasil-hasil tambang yang diijinkan oleh
Pemerintah;
5) menjalankan usaha dalam bidang perindustrian pada umumnya
termasuk pabrik-pabrik, home industri dan kerajinan tangan serta
memasarkan hasil-hasil produksinya;

6) menjalankan usaha dalam bidang pengangkutan di darat, baik untuk


pengangkutan orang maupun barang.

Kegiatan usaha yang dijalankan oleh Perseroan hingga tanggal Pendapat Hukum
ini telah sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan sebagaimana dimaksud
dalam anggaran dasar Perseroan.

4. Struktur permodalan Perseroan pada saat Pendapat Hukum ini dikeluarkan


berdasarkan Akta No.147 adalah sebagai berikut:

Nilai Nominal Rp. 100,- per saham


Permodalan Jumlah Saham Jumlah Nominal
(Rp)
Modal Dasar 800.000.000 80.000.000.000
Modal Ditempatkan 200.000.000 20.000.000.000
Modal Disetor 200.000.000 20.000.000.000
Sisa saham portepel 600.000.000 60.000.000.000

Susunan pemegang saham Perseroan berdasarkan struktur permodalan di atas


adalah sebagai berikut:

79
S S U &" Partners
LAW FIRM 6

Nilai Nominal Rp. 100,- per saham


Pemegang saham
Saham Jumlah Nominal (Rp) %
PT Pasifik Atlanta Retailindo 160.000.000 16.000.000.000 80
Kenny Wirya 40.000.000 4.000.000.000 20
Jumlah 200.000.000 20.000.000.000 100

Struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan tersebut di atas


adalah sah dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Negara Republik Indonesia.

Kesinambungan struktur permodalan Perseroan sejak pendirian hingga saat


Pendapat Hukum ini dikeluarkan telah didukung oleh dokumen-dokumen yang
sah dan dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
di Negara Republik Indonesia.

5. PT Pasifik Atlanta Retailindo selaku pemegang saham Perseroan adalah


perseroan terbatas yang didirikan secara sah berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia.

6. Susunan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan pada saat Pendapat Hukum ini
dikeluarkan adalah berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas PT Golden Retailindo No.147 tanggal 14
Januari 2010, dibuat oleh Doktor Irawan Soerodjo, S.H., Msi., Notaris di Jakarta,
yang telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia sebagaimana telah diterima dan dicatat pada tanggal 2
Februari 2010 dengan No.AHU-AH.01.10-02774 dan didaftarkan dalam Daftar
Perseroan No.AHU-0008436.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 2 Februari 2010,
yaitu sebagai berikut:

Direksi

Direktur Utama : KENNY WIRYA


Direktur Tidak Terafiliasi : Nyonya POPPY SUSANTI DHARSONO

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : ONG BUDIMAN


Komisaris : Nyonya SULYSA
Komisaris Independen : MARZUKI USMAN

Anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan tersebut telah diangkat sesuai
dengan anggaran dasar Perseroan dan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku khususnya peraturan di bidang pasar modal yang berlaku
di Negara Republik Indonesia.

Masing-masing anggota Direksi dan Komisaris tersebut telah menyatakan dalam


Surat Pernyataan masing-masing tertanggal 22 Januari 2010 bahwa masing-
masing anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan telah memenuhi
persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan No.IX.I.6 tentang Direksi dan
Komisaris Emiten dan Perusahaan Publik, Lampiran Keputusan Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal Nomor KEP- 45/PM/2004 tanggal 29 Nopember 2004.

80
S S U &" Partners
LAW FIRM 7

Perseroan telah memiliki Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary) sesuai


dengan Peraturan Nomor IX.I.4, Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas
Pasar Modal No.KEP-63/PM/1996 tentang Pembentukan Sekretaris Perusahaan.

Sehubungan dengan kewajiban memiliki Komite Audit sesuai dengan Peraturan


Nomor IX.I.5, Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal
No.KEP-629/PM/2004 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja
Komite Audit, berdasarkan Surat Pernyataan tertanggal 26 April 2010, dibuat oleh
Direktur Utama dan Dewan Komisaris Perseroan, dinyatakan bahwa Perseroan
akan membentuk Komite Audit sesuai dengan ketentuan Peraturan Bapepam
dan LK serta peraturan Bursa Efek Indonesia selambat-lambatnya dalam jangka
waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal efektifnya pernyataan pendaftaran yang
diajukan kepada Bapepam dan LK dalam rangka Penawaran Umum Perdana
Saham yang dilakukan oleh Perseroan.

7. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang kami lakukan atas surat keterangan yang
dikeluarkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Badan Arbitrase Nasional
Indonesia (BANI), Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,
Pengadilan Pajak, Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat, serta Pengadilan Tata Usaha Negara di Jakarta serta didukung
oleh Surat Pernyataan Direksi Perseroan tertanggal 10 Februari 2010; Perseroan
maupun masing-masing anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan, tidak
terlibat perkara baik perdata maupun pidana yang tercatat dalam register
Pengadilan Negeri; sengketa yang tercatat di Badan Arbitrase Nasional Indonesia
(BANI) atau badan-badan arbitrase lainnya; gugatan pailit, Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang (PKPU) dan/atau sengketa Hak Kekayaan Intelektual yang
terdaftar di Pengadilan Niaga; sengketa perpajakan di Pengadilan Pajak;
perselisihan perburuhan yang tercatat pada Pengadilan Hubungan Industrial
(PHI); serta perkara tata usaha negara yang terdaftar di Pengadilan Tata Usaha
Negara (PTUN), selain perkara pajak yang terdaftar dalam register perkara di
Pengadilan Pajak dengan berkas No.25.023304.2003 junctis putusan Pengadilan
Pajak No.07517/PP/M.IV/25/2006 dan Putusan Sela Mahkamah Agung
No.81/C/PK/PJK/2006, yang mana hingga tanggal surat pernyataan tersebut atas
perkara tersebut belum dikeluarkan putusan akhir oleh Mahkamah Agung R.I.

Berdasarkan surat pernyataan masing-masing anggota Direksi dan Dewan


Komisaris Perseroan, selain dari Kenny Wirya, seluruhnya tertanggal 22 Januari
2010, masing-masing anggota Dreksi dan Dewan Komisaris Perseroan, tidak
terlibat perkara baik perdata maupun pidana yang tercatat dalam register
Pengadilan Negeri; sengketa yang tercatat di Badan Arbitrase Nasional Indonesia
(BANI) atau badan-badan arbitrase lainnya; gugatan pailit, Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang (PKPU) dan/atau sengketa Hak Kekayaan Intelektual yang
terdaftar di Pengadilan Niaga; sengketa perpajakan di Pengadilan Pajak; serta
perkara tata usaha negara yang terdaftar di Pengadilan Tata Usaha Negara
(PTUN).

Berdasarkan Surat Pernyataan dibuat dan ditandatangani oleh Kenny Wirya


tertanggal 26 April 2010, sampai dengan tanggal pernyataan tersebut, yang
bersangkutan tidak terlibat suatu perkara baik dalam perkara perdata maupun
pidana yang tercatat dalam register Pengadilan Negeri, sengketa yang tercatat
di Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) atau badan-badan arbitrase
lainnya, sengketa perpajakan di Pengadilan Pajak, serta gugatan pailit dan/atau
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang terdaftar di Pengadilan

81
S S U &" Partners
LAW FIRM 8

Niaga, kecuali perkara-perkara yang melibatkan Kenny Wirya selaku pribadi


sebagai berikut:

a. Perkara gugatan merek No.535K/Pdt.Sus/2009 pada tingkat kasasi di


Mahkamah Agung di mana yang bersangkutan selaku termohon kasasi
melawan DBC, LLC selaku pemohon kasasi;
b. Perkara gugatan merek No.12/Merek/2010/PN.NiagaJkt.Pst yang terdaftar
di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di mana yang
bersangkutan selaku tergugat melawan Rocket Trademarks Pty Ltd selaku
penggugat; dan

c. Perkara perdata pada Pengadilan Negeri Denpasar


No.14/Pdt.Plw/2004/PN.Dps juncto Putusan Pengadilan Tinggi Denpasar
No.95/Pdt/2006/PT.Dps juncto Putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia No.1360k/Pdt/2008 yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
dan saat ini dalam proses pelaksanaan eksekusi pada Pengadilan Negeri
Denpasar, di mana yang bersangkutan berkedudukan selaku pemohon
eksekusi (dahulu tergugat/pelawan/pembanding/termohon kasasi) melawan
Universitas Udayana qq Rektor Universitas Udayana selaku termohon
eksekusi (dahulu penggugat/terlawan/terbanding/pemohon kasasi).

Perkara-perkara yang melibatkan Kenny Wirya selaku pribadi tersebut di atas


tidak mempengaruhi secara material kelangsungan usaha Perseroan.

8. Perseroan telah memperoleh izin-izin yang diperlukan untuk menjalankan


kegiatan usahanya dan izin-izin tersebut hingga Pendapat Hukum ini dikeluarkan
masih berlaku, dan Perseroan tidak menyalahi persyaratan yang ditentukan
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Selain izin-izin tersebut, hingga tanggal Pendapat Hukum ini Perseroan belum
melakukan pengurusan perpanjangan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) atas
nama Perseroan. Belum dilakukannya pengurusan perpanjangan atas TDP
tersebut merupakan pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang
No.3 tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan (“UU 3/1982”) dan terhadap
Direksi Perseroan dapat dikenakan ketentuan Pasal 34 ayat 1 dan ayat 2 UU
3/1982 yang mengatur bahwa barang siapa tidak memenuhi kewajibannya
menurut UU 3/1982 dan atau peraturan-peraturan pelaksanaannya diancam
dengan pidana kurungan selama-lamanya 2 (dua) bulan atau pidana denda
setinggi-tingginya Rp.1.000.000,- (satu juta Rupiah).

9. Sehubungan dengan pemenuhan kewajiban di bidang ketenagakerjaan,


Perseroan telah:

a. memiliki Peraturan Perusahaan yang telah disahkan oleh Dinas Tenaga Kerja
Provinsi DKI Jakarta.

b. memenuhi ketentuan mengenai Wajib Lapor Ketenagakerjaan dengan


melakukan kewajiban pelaporan ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 ayat 2 Undang-undang No. 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor
ketenagakerjaan di Perusahaan;

c. mengikutsertakan karyawan-karyawannya dalam program Jaminan Sosial


Tenaga Kerja (Jamsostek);

82
S S U &" Partners
LAW FIRM 9

d. memenuhi ketentuan tentang Upah Minimum Propinsi sebagaimana diatur


dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. PER-
01/MEN/1999 tanggal 12 Januari 1999 tentang Upah Minimum juncto
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.
KEP-226/MEN/2000 tanggal 5 Oktober 2000 serta Surat Keputusan Gubernur
DKI Jakarta No.167 Tahun 2009 tanggal 29 Oktober 2009 tentang Upah
Minimum Provinsi Tahun 2010 yang mengatur upah minimum sebesar
Rp.1.118.009,- (satu juta seratus delapan belas ribu sembilan Rupiah).

10. Hingga tanggal pendapat hukum ini, Perseroan tidak memiliki harta kekayaan
dalam bentuk benda tetap berupa hak atas tanah atau bangunan sedangkan
kepemilikan Perseroan atas aset atau harta kekayaan Perseroan dalam bentuk
benda bergerak berupa 6 (enam) unit kendaraan bermotor roda empat dan 9
(sembilan) unit kendaraan bermotor roda dua yang digunakan Perseroan untuk
menjalankan kegiatan usahanya telah didukung dan dilengkapi dengan dokumen-
dokumen kepemilikan yang sah sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Aset Perseroan kendaraan bermotor tersebut di atas, hingga pendapat Hukum ini
dikeluarkan tidak sedang dibebankan jaminan serta tidak sedang dalam status
sengketa.

11. Pada saat Pendapat Hukum ini dibuat aset-aset atau harta kekayaan Perseroan
berupa kendaraan bermotor yang dimiliki oleh Perseroan telah diasuransikan
dengan polis asuransi dalam jumlah pertanggungan dan jangka waktu yang
memadai. Selain itu Perseroan juga telah mengasuransikan bangunan Mal
Golden Truly dengan asuransi property all risk dan menutup asuransi berupa
business interuption insurance.

12. Selain kepemilikan Perseroan atas harta kekayaan pada butir 10 di atas,
Perseroan memiliki penyertaan pada perusahaan lain dengan kepemilikan di
bawah 50% (lima puluh persen) yaitu:

- PT Golden Prima Retailindo (“GPR”), di mana Perseroan memiliki


penyertaan sebesar 380 (tiga ratus delapan puluh) saham atau sebesar
19% (sembilan belas persen) dari seluruh modal yang ditempatkan dan
disetor GPR.

GPR adalah adalah suatu badan hukum berbentuk perseroan terbatas yang
didirikan secara sah dan dijalankan menurut ketentuan hukum dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia berdasarkan
Akta Perseroan Terbatas PT Golden Prima Retalindo No. 27 tanggal 22 Juni
2004 juncto Akta Pernyataan Keputusan Pendiri PT Golden Prima Retailindo No.
7 tanggal 3 Juni 2005, keduanya dibuat di hadapan Ny. Ira Sudjono, S.H., M.H.,
Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.C-33994-
HT.01.01 Th.2005 tanggal 21 Januari 2005, didaftarkan dalam Daftar
Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat di
bawah No. 24/BH.09.05/II/2006 tanggal 3 Februari 2006, serta diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia No. 43 tanggal 30 Mei 2006, Tambahan No.
5850.

83
S S U &" Partners
LAW FIRM 10

Anggaran Dasar GPR telah mengalami beberapa kali perubahan, dan terakhir
diubah dengan Akta Risalah Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham
Perseroan Terbatas PT Golden Prima Retalindo No.05 tanggal 18 Desember
2008, dibuat oleh Ella Goei, S.H., Notaris Kabupaten Tangerang, yang telah
mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-01533.AH.01.02.Tahun 2009
tanggal 9 Januari 2009 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-
0001791.AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 9 Januari 2009.

Penyertaan Perseroan pada GPR didukung oleh dokumen yang sah dan telah
sah dilakukan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar Perseroan serta
ketentuan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia.

13. Perjanjian-perjanjian yang dibuat oleh Perseroan dengan pihak ketiga


sehubungan dengan kegiatan usaha Perseroan serta yang diperlukan untuk
kelancaran usaha Perseroan telah dibuat secara sah, mengikat Perseroan dan
sesuai dengan anggaran dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku di Negara Republik Indonesia.

14. Hingga tanggal pendapat hukum ini, kegiatan usaha yang dilakukan oleh
Perseroan terbatas pada lokasi Mal Golden Truly yang dikelola oleh Perseroan
dengan menyewa tanah dan bangunan Mal Golden Truly tersebut berdasarkan
Lease Agreement tanggal 18 Agustus 2003 sebagaimana diubah dengan Lease
Agreement (Extention) tanggal 4 Maret 2006 dan Amendment of The Lease
Agreement (Extention II) tanggal 8 Juni 2007, ketiganya dibuat di bawah tangan,
dengan PT Mustafa Indonesia, PT Mustafa Centre, dan PT Truly Indah sebagai
pihak yang menyewakan tanah dan bangunan Mal Golden Truly; dengan masa
berlaku perjanjian hingga tanggal 31 Maret 2014. Hingga tanggal Pendapat
Hukum ini belum terdapat dokumen yang menunjukkan adanya kesepakatan
mengenai perpanjangan jangka waktu perjanjian tersebut.

15. Hingga tanggal Pendapat Hukum ini, Perseroan tidak membuat dan
menandatangani perjanjian dengan bank atau pihak kreditur lain manapun yang
mengatur pemberian pinjaman atau fasilitas kredit kepada Perseroan.

16. Rencana Penawaran Umum Saham tidak bertentangan dengan perjanjian-


perjanjian yang dibuat oleh Perseroan dengan pihak lain, serta tidak terdapat
pembatasan dalam perjanjian-perjanjian yang dibuat oleh Perseroan dengan
pihak ketiga yang membatasi atau menghalangi rencana Penawaran Umum
Saham ini.

17. Dalam rangka Penawaran Umum Saham, telah dibuat dan ditandatangani:

a. Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum Perseroan


Terbatas PT Golden Retailindo Tbk No.41 tanggal 4 Februari 2010, dibuat di
hadapan Dr Irawan Soerodjo, S.H., Msi., Notaris di Jakarta;

b. Akta Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham Penawaran Umum


Perseroan Terbatas PT Golden Retailindo Tbk No.42 tanggal 4 Februari
2010, dibuat di hadapan Dr Irawan Soerodjo, S.H., Msi., Notaris di Jakarta;

84
S S U &" Partners
LAW FIRM 11

c. Perjanjian Pendaftaran Efek Bersifat Ekuitas di KSEI No.SP-


001/PE/KSEI/0110 tanggal 28 Januari 2010, dibuat oleh dan antara
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia dengan Perseroan; dan

d. Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek tanggal 23 Maret 2010, dibuat


oleh dan antara PT Bursa Efek Indonesia (“BEI”) dengan Perseroan.

Penandatanganan perjanjian-perjanjian tersebut dilakukan secara sah dan


mengikat Perseroan, tidak melanggar atau tidak bertentangan dengan anggaran
dasar Perseroan, perjanjian-perjanjian lainnya yang mengikat Perseroan,
ketentuan Pasar Modal dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Negara Republik Indonesia.

18. Saham-saham yang akan ditawarkan dalam Penawaran Umum Saham adalah
saham baru yang akan dikeluarkan dari simpanan (portepel) Perseroan, di mana
saham-saham yang akan ditawarkan tersebut adalah Saham Biasa Atas Nama
yang akan memberikan kepada pemegangnya, yang namanya dengan sah
terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan, semua hak yang dapat
dijalankan oleh setiap pemegang saham Perseroan atas setiap jumlah saham
yang dimilikinya yang telah dikeluarkan oleh Perseroan, dengan tidak
mengesampingkan ketentuan-ketentuan anggaran dasar Perseroan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

85
86
S S U & Partners Sequis Center 1st Floor
Jl. Jend. Sudirman 71,
LAW FIRM Jakarta 12190- Indonesia
Phone: 62-21-52903957 (hunting)
Fax.: 62-21-52903958
E-Mail: ssu@ssulaw.co.id

No.:049ADD3/PH-GR/MI-SS-MWS/VI/2010

Jakarta, 17 Juni 2010

Kepada

PT GOLDEN RETAILINDO TBK


Jl. Gunung Sahari No. 59
Jakarta Pusat

PERIHAL : Tambahan atas Pendapat Hukum Terhadap PT Golden Retailindo Tbk


Dalam Rangka Penawaran Umum Perdana Saham (”Go Public”) Tahun
2010

Sehubungan dengan rencana PT Golden Retailindo Tbk, suatu perseroan terbatas yang
berkedudukan di Jakarta (selanjutnya disebut ”Perseroan”), untuk melakukan Penawaran
Umum Perdana Saham dengan jumlah sebanyak 86.000.000 (delapan puluh enam juta)
saham biasa atas nama masing-masing dengan nilai nominal Rp.100,- (seratus Rupiah) dan
harga penawaran sebesar Rp.350,- (tiga ratus lima puluh Rupiah) setiap sahamnya
(“Penawaran Umum”); kami Konsultan Hukum SSU & Partners, selaku konsultan hukum
independen dan anggota Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM) dengan
No. Anggota 200131 dan No.Anggota 200609, telah ditunjuk oleh Perseroan berdasarkan
Surat No.011/XII/GR/CS/2009 tertanggal 11 Desember 2009, untuk melakukan pemeriksaan
atau uji tuntas dari segi hukum (“Pemeriksaan Hukum”) dan memberikan pendapat dari
segi hukum (“Pendapat Hukum”) mengenai aspek hukum dari Perseroan serta aspek
hukum dari Penawaran Umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
di Negara Republik Indonesia dan peraturan-peraturan di bidang Pasar Modal yang
dikeluarkan oleh badan atau lembaga yang berwenang di Indonesia.

Berkenaan dengan Pemeriksaan Hukum yang telah kami lakukan sehubungan dengan
rencana Penawaran Umum, kami telah menyampaikan:

1. Laporan Pemeriksaan Hukum No.048ADD2/LPH-GR/MI-SS-MWS/V/2010 tertanggal


27 Mei 2010 (“Laporan Pemeriksaan Hukum”) dan Pendapat Hukum No.49ADD2/PH-
GR/MI-SS-MWS-YS/V/2010 tertanggal 27 Mei 2010 (“Pendapat Hukum”); serta

2. Tambahan atas Laporan pemeriksaan Hukum No.048ADD3/LPH-GR/MI-SS-


MWS/VI/2010 tertanggal 17 Juni 2010 (“Tambahan Laporan Pemeriksaan Hukum”)
berkaitan dengan adanya tambahan data serta informasi yang kami peroleh hingga
tanggal 17 Juni 2010.

Sehubungan dengan Tambahan Laporan Pemeriksaan Hukum tersebut, bersama ini kami
sampaikan tambahan atas Pendapat Hukum sebagai berikut:

87
S S U &" Partners
LAW FIRM 2"

- Dalam rangka Penawaran Umum, telah dibuat dan ditandatangani tambahan akta-akta:

1. Akta Perubahan I Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum


Perseroan Terbatas PT Golden Retailindo Tbk No.141 tanggal 17 Juni 2010, dibuat
di hadapan Dr Irawan Soerodjo, S.H., Msi., Notaris di Jakarta, oleh dan antara
Perseroan selaku Emiten dengan PT Dinamika Usaha Jaya selaku Penjamin
Pelaksana Emisi Efek dengan Para anggota Penjamin Emisi Efek dengan porsi
penjaminan masing-masing sebagai berikut:

Porsi Penjaminan
No Peserta Sindikasi Nilai Penjatahan (Rp)
(saham)
Penjamin Pelaksana Emisi
PT Dinamika Usahajaya 81.250.000 28.437.500.000
Penjamin Emisi
1 PT BNI Securities 100.000 35.000.000
2 PT Citi Pacific Securities 100.000 35.000.000
3 PT Danasakti Securities 500.000 175.000.000
4 PT Danatama Makmur 500.000 175.000.000
5 PT Dhanawibawa 100.000 35.000.000
Arthacemerlang
6 PT E-Capital Securities 100.000 35.000.000
7 PT Erdikha Elit Sekuritas 500.000 175.000.000
8 PT Inti Fikasa Securindo 100.000 35.000.000
9 PT Lautandhana Sekurindo 250.000 87.500.000
10 PT Makinta Securities 500.000 175.000.000
11 PT Minna Padi Investama 500.000 175.000.000
12 PT OSK Nusadana Securities 100.000 35.000.000
Indonesia
13 PT Panin Sekuritas Tbk 100.000 35.000.000
14 PT Phillip Securities Indonesia 500.000 175.000.000
15 PT Pratama Capital 100.000 35.000.000
16 PT Reliance Securities 100.000 35.000.000
17 PT Victoria Sekuritas 250.000 87.500.000
18 PT Wanteg Securindo 100.000 35.000.000
19 PT Yulie Sekurindo 250.000 87.500.000

Total 86.000.000 30.100.000.000

2. Akta Perubahan I Akta Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham Penawaran


Umum Perseroan Terbatas PT Golden Retailindo Tbk No.142 tanggal 17 Juni 2010,
dibuat di hadapan Dr Irawan Soerodjo, S.H., Msi., Notaris di Jakarta, oleh dan
antara Perseroan selaku Emiten dengan PT. BLUE CHIP MULIA selaku Biro
Administrasi Efek, yang pada pokoknya mengatur mengenai kepastian jumlah
saham yang ditawarkan yaitu sebanyak 86.000.000 (delapan puluh enam juta)
saham.

Demikian tambahan atas Pendapat Hukum kami yang merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dengan Pendapat Hukum.

88
S S U &" Partners
LAW FIRM 3"

Tambahan Pendapat Hukum ini kami buat sesuai dengan prinsip keterbukaan, serta
berdasarkan data-data dan dokumen-dokumen yang kami peroleh sebagaimana layaknya
Konsultan Hukum yang independen dan tidak terafiliasi dengan Perseroan dan kami
bertanggung jawab atas Pendapat Hukum ini.

Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami,
SSU & Partners Law Firm

Mathilda Irma Untadi, S.H. Sihar Solomon Siahaan, S.H.


STTD No. 383/STTD - KH/PM/2001 STTD No.564/PM/STTD-KH/2005

Tembusan:
1. Yang Terhormat Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan
LK)
2. Yang Terhormat Direksi PT Bursa Efek Indonesia (BEI)

89
Halaman ini sengaja dikosongkan

90
xvii. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN LAPORAN KEUANGAN

91
Halaman ini sengaja dikosongkan

92
93
Halaman ini sengaja dikosongkan

94
95
Halaman ini sengaja dikosongkan

96
PT GOLDEN RETAILINDO
NERACA
TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

ASET Catatan 2009 2008

Aset Lancar
Kas dan setara kas 2a,2b,2c,3 18.003.793.098 9.354.735.748
Piutang Usaha: 2d,4
Pihak Ketiga 1.154.288.569 1.771.391.739
Hubungan Istimewa 117.453.181 -
Piutang Lain-Lain: 5
Pihak Ketiga 28.781.401 15.452.854
Hubungan Istimewa 1.180.000 9.004.620
Persediaan 2e,6 791.331.197 764.506.069
Uang Muka 2f,21d,7 294.860.500 2.613.984.443
Biaya Dibayar Dimuka 2f,8 134.419.937 17.999.497
Jumlah Aset Lancar 20.526.107.883 14.547.074.970

Aset Tidak Lancar


Aset Tetap Pemilikan langsung (bersih - 2g,9 12.941.080.206 11.879.790.404
setelah dikurangi akumulasi
penyusutan sebesar Rp 10.423.542.377,-
dan Rp 9.332.250.724,- pada tanggal 31
Desember 2009 dan 2008)
Investasi Dalam Perusahaan Asosiasi 2l,10 346.962.542 913.059.321
Aset Pajak Tangguhan 2k,13c,2h 1.001.944.176 414.328.811
Aset Lainnya 11 4.382.000 4.382.000
Jumlah Aset Tidak Lancar 14.294.368.924 13.211.560.536

JUMLAH ASET 34.820.476.806 27.758.635.507

Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian


yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

97
PT GOLDEN RETAILINDO
NERACA
TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

KEWAJIBAN DAN EKUITAS Catatan 2009 2008

KEWAJIBAN LANCAR
Hutang Usaha: 2i,12
Pihak Ketiga 7.198.089.582 5.387.584.389
Pihak Hubungan Istimewa 137.851.064 284.923.182
Hutang Pajak 2k,13 850.900.967 609.593.314
Hutang Lain-lain 15 - 75.000.001
Biaya Yang Masih Harus Dibayar: 2i,14
Pihak Ketiga 1.489.347.100 1.720.125.313
Hubungan Istimewa 8.371.500 6.789.000
Jumlah Kewajiban Lancar 9.684.560.213 8.084.015.198

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG


Kewajiban Imbalan Pasca Kerja 2h,16 1.991.647.561 1.479.745.755
Hutang Lain-lain 15 851.542.335 966.975.075
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 2.843.189.896 2.446.720.830

EKUITAS 1a,17
Modal saham - modal dasar Rp 5.000.000.000
(lima milyar rupiah) terbagi atas 50.000 (lima
puluh ribu) lembar saham dengan nilai
nominal Rp. 100.000 (seratus ribu rupiah) per
lembar saham. Ditempatkan dan disetor penuh
sebanyak 16.500 lembar saham.

1.650.000.000 1.650.000.000
Saldo Laba 20.642.726.697 15.577.899.479
Jumlah Ekuitas 22.292.726.697 17.227.899.479

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 34.820.476.806 27.758.635.507

Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian


yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

98
PT GOLDEN RETAILINDO
NERACA
TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2009 2008

Penjualan Barang Sendiri 907.834.059 475.012.881


Penjualan Konsinyasi 2i,18 61.507.551.511 57.573.547.071
Beban Pokok Konsinyasi (41.990.019.243) (39.111.983.016)
Komisi dari Penjualan Konsinyasi 19.517.532.268 18.461.564.055
Sewa dan Lain-lain 12.856.745.503 12.293.495.607
Penjualan Bersih 33.282.111.830 31.230.072.543

Beban Pokok Penjualan 2i,19 (3.602.469.764) (2.919.438.946)


Laba Kotor 29.679.642.066 28.310.633.597

Beban Usaha: 2i,20


Beban Marketing (5.043.299.230) (4.750.740.855)
Beban Administrasi dan Umum (20.743.079.838) (21.710.353.510)
Jumlah Beban Usaha (25.786.379.068) (26.461.094.365)
Laba Usaha 3.893.262.998 1.849.539.232

Pendapatan (Beban ) Lain-lain 2i


Pendapatan Jasa Giro dan Bunga Deposito 779.329.346 442.536.215
Laba Penjualan Aset Tetap 54.625.000 -
Pendapatan Denda Counter & Target 19.519.372 75.969.165
Pendapatan Lainnya 281.660.365 215.925.549
Rugi Selisih Kurs (5.753.445) 1.685.009
Selisih Kas (3.477.223) (9.005.257)
Lain-lain - (6.692.346)
Jumlah Pendapatan (Beban) Lain-lain 1.125.903.415 720.418.334

Laba Sebelum Pajak Penghasilan 5.019.166.413 2.569.957.566


Laba (Rugi) Perusahaan Asosiasi - 322.724.766

Pajak Penghasilan 2k,13


Pajak Kini (541.954.560) (20.078.900)
Pajak Tangguhan 587.615.365 103.004.223

Laba Bersih 5.064.827.218 2.975.607.655

Laba Bersih Per Saham 2m 306.959 180.340

Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian


yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

99
PT GOLDEN RETAILINDO
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Modal
Ditempatkan dan
Catatan Disetor Penuh Saldo Laba Jumlah

Saldo 1 Januari 2008 1.650.000.000 12.624.529.293 14.274.529.293

Koreksi Saldo Laba - (22.237.471) (22.237.471)

Laba Bersih Tahun 2008 2.975.607.656 2.975.607.656

Saldo 31 Desember 2008 1.650.000.000 15.577.899.479 17.227.899.479

Laba Bersih 2009 - 5.064.827.218 5.064.827.218

Saldo 31 Desember 2009 1a,17 1.650.000.000 20.642.726.697 22.292.726.697

Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian


yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

100
PT GOLDEN RETAILINDO
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2009 2008

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI


Kas diterima dari pelanggan 76.071.744.290 70.895.301.746
Kas dibayar kepada pemasok (58.800.064.599) (60.708.617.889)
Kas dibayar kepada karyawan (5.601.826.482) (5.082.985.998)
Kas yang diperoleh dari aktivitas operasi 11.669.853.209 5.103.697.859

Penerimaan bunga 779.329.346 442.536.215


Pembayaran Pajak (2.160.429.190) (2.188.437.648)
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 10.288.753.365 3.357.796.425

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI


Perolehan Aset tetap (2.303.817.818) (5.139.032.887)
Penerimaan (kerugian) dari pelepasan Aset tetap 159.554.543 -
Penjualan Investasi dalam Saham 620.000.000 -
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (1.524.263.275) (5.139.032.887)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN


(Pembayaran) Penerimaan hutang lain-lain (115.432.740) 378.531.775

KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS 8.649.057.350 (1.402.704.687)

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 9.354.735.747 10.757.440.434


KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 2a,2b,2c,3 18.003.793.098 9.354.735.748

Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian


yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

101
PT GOLDEN RETAILINDO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM
a. Pendirian Perusahaan
PT Golden Retailindo ("perusahaan") didirikan berdasarkan akta notaris H.M. Afdal Gazali, SH No.136 tanggal 08
November 1995 dengan nama "PT Bima Nuansa Cempaka". Akta Pendirian Perusahaan telah beberapa kali mengalami
perubahan, pada tanggal 26 Maret 2002 sesuai dengan akta notaris Mellyani Noor Shandra S.H. nama perusahaan
berubah menjadi "PT Golden Retailindo" dan perubahan terakhir berdasarkan akta notaris No. 01 tanggal 01 Juli 2009
dari Engawati Gazali, SH, Notaris di Jakarta mengenai "Pernyataan tentang keputusan para pemegang saham di luar
rapat umum pemegang saham luar biasa". Perubahan data perusahaan tersebut sudah diterima Departemen Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat No. AHU-AH.01.10-11962 tanggal 31 Juli 2009.

b. Maksud dan tujuan dari perusahaan adalah:


a. Menjalankan perdagangan umum, termasuk perdagangan secara impor, ekspor, lokal serta antar pulau, baik untuk
perhitungan sendiri maupun secara komisi atas perhitungan pihak lain.
b. Menjalankan usaha-usaha dalam bidang jasa, terkecuali jasa dalam bidang hukum dan pajak.
c. Menjalankan usaha-usaha sebagai supplier, leveransir, distributor, grossier, perwakilan, keagenan dari dalam maupun
dari luar negeri, untuk segala macam barang yang dapat diperdagangkan.
d. Mendirikan dan menjalankan usaha dalam bidang Real Estate dengan segala aktifis dan kegiatan yang berkaitan
dengan usaha itu termasuk pula pembebasan tanah, developer, pemerataan, pemetakan/pengkavelingan dan penjualan
tanah baik tanah untuk perumahan maupun tanah untuk industri.
e. Menjalankan usaha dalam bidang pemborongan pembangunan antara lain menerima, merencanakan dan
melaksanakan pekerjaan pembangunan gedung, rumah, jalan, jembatan termasuk penggalian, pembuatan saluran-
saluran, irigasi, pemasangan instalasi listrik, air, telepon, dan gas serta pekerjaan lainnya yang sejenis.
f. Menjalankan usaha dalam bidang pertanian, perkebunan-peternakan, perikanan serta memperdagangkan hasil-hasilnya
dan hasil olahannya.
g. Membuka dan menjalankan perusahaan penebangan dan produksi hasil hutan.
h. Membuka dan menjalankan perusahaan pertambangan.
i. Menjalankan usaha dalam bidang industri.
j. Menjalankan usaha-usaha sebagai agen dari perusahaan-perusahaan lain, baik didalam maupun diluar negeri,
terkecuali sebagai agen perjalanan.
k. Menjalankan usaha dalam bidang ekspedisi/pengangkutan di darat, baik untuk pengangkutan orang maupun barang.

Saat ini perusahaan bergerak dalam bidang perdagangan eceran secara bagi hasil dan pengelolaan ruangan dengan merk
dagang "Golden Truly".
Perusahaan berkedudukan di Jl. Gunung Sahari Raya No. 59 Jakarta.
c. Komisaris, Direksi dan Karyawan
Sesuai dengan Akta No. 01 tanggal 01 Juli 2009 dan Akta No. 83 tanggal 18 Desember 2003, susunan pengurus
perusahaan perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:

102
PT GOLDEN RETAILINDO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

31 Desember 2009

Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Tuan Ong Budiman
Komisaris Nyonya Sulysa

Dewan Direksi
Direktur : Tuan Kenny Wirya

31 Desember 2008

Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Tuan Ong Budiman
Komisaris : Tuan Dedie Suherlan
Komisaris : Tuan Hardy Wirya

Dewan Direksi
Direktur : Tuan Kenny Wirya

Jumlah gaji dan tunjangan lainnya yang diberikan kepada dewan direksi perusahaan adalah Rp. 545.000.000,- and
Rp. 494.000.000,- pada tahun 2009 dan 2008. Dewan komisaris tidak menerima honorarium/gaji untuk tahun
2009 dan 2008.
Karyawan
Perusahaan memiliki sejumlah 85 orang karyawan tetap dan 97 orang karyawan tidak tetap pada tahun 2009 dan
86 orang karyawan tetap dan 98 orang karyawan tidak tetap pada tahun 2008.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

Berikut ini adalah kebijakan akuntansi terpenting yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan yang
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) dan Peraturan No. VIII.G.7 tentang "Pedoman Penyajian Laporan Keuangan" yang terdapat dalam Lampiran
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dan
ditindaklanjuti dengan SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 tentang "Pedoman Penyajian dan Pengungkapan
Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik" bagi industri perdagangan.

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun berdasarkan pada saat terjadinya (accrual basis) dengan konsep biaya perolehan
(historical cost ), kecuali untuk persediaan yang dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan dan
nilai realisasi bersih.

Laporan arus kas disusun menggunakan metode langsung dan arus kas dikelompokkan atas dasar kegiatan operasi,
investasi dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas & setara kas mencakup kas, deposito yang sewaktu-
waktu bisa dicairkan, dan investasi likuid jangka pendek lainnya dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau
kurang, setelah dikurangi cerukan.

103
PT GOLDEN RETAILINDO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

b. Penjabaran mata uang asing


1. Mata uang pelaporan
Laporan keuangan dijabarkan dalam mata uang Rupiah, yang merupakan mata uang pelaporan perusahaan.

2. Transaksi dan Saldo


Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada
tanggal transaksi. Pada tanggal neraca, Aset dan kewajiban moneter dalam uang asing dijabarkan dengan kurs tengah
Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, 1 USD = Rp. 9.400 dan 1 USD = Rp. 10.950,-
.

Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran Aset dan
kewajiban moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi.

c. Kas dan Setara Kas


Kas dan setara kas mencakup kas, simpanan yang sewaktu-waktu bisa dicairkan, dan investasi jangka pendek likuid
lainnya dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan.

d. Piutang Usaha
Piutang Usaha disajikan sebesar jumlah neto setelah dikurangi dengan penyisihan piutang tidak tertagih, yang diestimasi
berdasarkan penelaahan atas kolektibilitas saldo piutang. Piutang dihapuskan pada saat piutang tersebut dipastikan tidak
akan tertagih.

e. Persediaan
Persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih (the lower of cost or net
realizable value ). Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata.

f. Biaya dibayar dimuka


Biaya dibayar dimuka dibebankan sesuai dengan masa manfaat ekonomisnya dengan menggunakan metode garis lurus.
Bagian biaya dibayar di muka yang memiliki manfaat lebih dari satu tahun, disajikan sebagai sewa jangka panjang.

g. Aset Tetap Pemilikan Langsung

Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), "Aset Tetap", menggantikan PSAK
No. 16 (1994), "Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain" dan PSAK No. 17 (1994), "Akuntansi Penyusutan". Berdasarkan
PSAK No. 16 (Revisi 2007), suatu entitas harus memilih antara model biaya dan model revaluasi sebagai kebijakan
akuntansi pengukuran atas aset tetap. Perusahaan telah memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan
akuntansi pengukuran aset tetapnya.
Aset Tetap diakui sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan, kecuali aset tetap tertentu yang telah
dinilai kembali, sesuai dengan ketentuan pemerintah untuk mencerminkan nilai wajar aset tersebut. Aset tetap disusutkan
atau diamortisasikan berdasarkan metode garis lurus dengan taksiran masa manfaat ekonomisnya sebagai berikut:

104
PT GOLDEN RETAILINDO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Jenis Aset Tetap Taksiran Masa


Manfaat
- Alat dan perlengkapan gedung 20 tahun
- Alat dan perlengkapan / Mesin kantor 4 tahun
- Mesin 8 tahun
- Kendaraan 8 tahun

Harga perolehan mencakup semua pengeluaran yang terkait secara langsung dengan perolehan aset tetap.

Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laporan laba rugi tahun berjalan selama periode dimana biaya-
biaya tersebut terjadi. Biaya-biaya renovasi besar dicatat sebagai bagian dari nilai tercatat aset yang bersangkutan apabila
kemungkinan besar perusahaan akan mendapatkan manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut yang melebihi standar
kinerja yang diperkirakan sebelumnya. Renovasi-renovasi besar ini akan disusutkan sesuai dengan taksiran manfaat
ekonomisnya.

Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan.
Laba rugi penjualan aset diakui pada tahun berjalan.

h. Kewajiban Imbalan Kerja


Sesuai dengan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003, perusahaan diharuskan membayar imbalan paska kerja untuk
karyawan tetap pada akhir masa kerjanya berupa uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian
hak.

Perusahaan mengakui kewajiban imbalan paska masa kerja tersebut sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004) yang
dihitung dengan menggunakan metode "projected unit credit " dengan asumsi-asumsi tertentu yang antara lain meliputi
tingkat bunga, umur pensiun dan tingkat gaji.

Kewajiban imbalan paska kerja terdiri dari kewajiban jasa kini dan kewajiban jasa lalu. Beban jasa kini dibebankan ke
dalam laporan laba rugi tahun berjalan.
Pembayaran kepada karyawan pada saat dilakukan pemutusan hubungan kerja akan mengurangi jumlah kewajiban
imbalan paska masa kerja yang telah dibentuk.
Laporan keuangan terlampir sudah termasuk sehubungan dengan kewajiban tersebut di atas.

i. Pengakuan Pendapatan dan Beban


Pendapatan diakui pada saat penyerahan barang (sendiri dan tenant) atau jasa kepada pelanggan. Beban diakui pada saat
terjadinya. Pendapatan dari penjualan barang konsinyasi dicatat sebesar jumlah yang diperoleh dari penjualan barang
konsinyasi kepada pelanggan dan beban terkait dibukukan sebagai bagian dari "Beban Pokok Konsinyasi" sebesar jumlah
yang dibayarkan kepada pemilik barang konsinyasi (consignor ).

j. Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa


Perusahaan mempunyai transaksi-transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa seperti yang
didefinisikan dalam PSAK No.7 tentang "Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa", yaitu:

105
PT GOLDEN RETAILINDO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

- perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries ), mengendalikan atau dikendalikan oleh, atau berada
di bawah pengendalian bersama, dengan perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries atau fellow
subsidiaries );
- perusahaan asosiasi (associated company )

- perusahaan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan
pelapor yang berpengaruh secara siginifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksud
dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan
tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor);
- karyawan kunci, yaitu orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan
mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari
perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut:
- perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung
oleh setiap orang yang diuraikan di atas, atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan
tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham
utama dari perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama
dengan perusahaan pelapor.

- Transaksi signifikan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang dilakukan dengan persyaratan dan kondisi
yang sama atau tidak sama seperti yang dilakukan dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam catatan laporan
keuangan.
k. Perpajakan
Perusahaan menerapkan metode penangguhan pajak dalam menghitung pajak penghasilannya. Dalam metode tersebut,
perbedaan waktu antara nilai buku aset dan kewajiban yang tercatat di neraca perusahaan dengan nilai buku fiskalnya
dicatat sebagai aset atau kewajiban pajak tangguhan. Dampak pajak atas saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasikan ke
laba kena pajak tahun fiskal berikutnya diakui sebagai aset pajak tangguhan, apabila besar kemungkinan bahwa di masa-
masa mendatang akan diperoleh laba fiskal dalam jumlah yang memadai yang dapat dikompensasikan dengan kerugian
yang diderita pada tahun-tahun sebelumnya.
Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada
tanggal neraca. Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak
dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau
dikreditkan ke ekuitas.
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat surat ketetapan pajak diterima dari kantor pajak atau dalam hal
Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.

l. Investasi Dalam Perusahaan Asosiasi


Menurut prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, investasi melalui anak perusahaan, baik langsung maupun
tidak langsung, kurang dari 20 % hak suara dianggap tidak memiliki pengaruh signifikan, investasi dicatat dengan
metode biaya dan bila lebih dari 20 % hak suara dipandang mempunyai pengaruh signifikan (kepemilikan substantial
atau mayoritas oleh investor lain tidak perlu menghalangi investor memiliki pengaruh signifikan), investasi dicatat
dengan metode ekuitas. Investasi dalam perusahaan asosiasi harus dipertanggungjawabkan dalam laporan keuangan
konsolidasi apabila investor mempunyai pengaruh signifikan.

Dalam laporan keuangan ini, investasi saham pada investee disajikan dengan metode biaya. Dengan metode biaya,
investasi dinyatakan sebesar biaya perolehannya. Dividen yang diterima dicatat sebagai pendapatan dan laba (rugi) yang
diperoleh investee pada tahun berjalan tidak diakui.

106
PT GOLDEN RETAILINDO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

m. Laba bersih per Saham


Laba bersih per saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang jumlah saham yang
beredar pada masa tersebut.
n. Informasi Segmen
Informasi segmen Perusahaan disajikan menurut pengelompokan jenis barang dan jasa yang dijual (segmen primer)
dimana usaha perusahaan dibagi ke dalam 2 (dua) kelompok yaitu department store, dan sewa dan lainnya.

o. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk
membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban serta pengungkapan aset dan kewajiban
kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Hasil
sebenarnya dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.

3. KAS & SETARA KAS


2009 2008

Kas
Kas Besar 331.053.997 368.573.410
Kas USD 3.534.681 11.277
Kas RMB 2.065.500 2.472.000
Kas Kecil 18.000.000 18.000.000
Bank
PT Bank Central Asia A/C:003.301358-0 215.518.685 556.558.398
PT Bank Internasional Indonesia Rp A/C: 2-132-435946 167.254.582 1.073.421.738
PT Bank NISP 791.490.012 725.155.663
Bank Mandiri Kebon Sirih 841.266.777 -
Bank Windu 742.762 -
Bank Penerbit Kartu Kredit
PT Bank Central Asia Tbk 89.882.739 148.895.541
PT Bank Internasional Indonesia 27.935.722 50.025.771
Citi Bank, N.A. 15.047.640 11.060.550
Amex - 561.400
Deposito
Deposito Bank NISP 15.500.000.000 6.400.000.000
Jumlah Kas & Setara kas 18.003.793.098 9.354.735.748

Semua deposito dalam Rupiah memperoleh bunga dengan suku bunga tahunan berkisar antara 4,5% sampai dengan 12,5%
pada tahun 2009 dan 3% sampai dengan 12,5% pada tahun 2008.

107
PT GOLDEN RETAILINDO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

4. PIUTANG USAHA
2009 2008
Pihak Ketiga:
PT Hero Supermarket Tbk 359.602.565 258.507.759
PT Eka Boga Inti - 97.954.774
PT Gramedia Asri Media 63.297.095 91.426.251
Gereja Bethel Indonesia - 55.750.665
PT Prima Usaha Era Mandiri - 57.681.791
PT Sari Melati Kencana 77.239.861 86.503.289
PT Fast Food Indonesia 60.316.413 104.227.883
PT Trans Ice - 75.622.714
PT Harmoni Mitra Jaya 51.471.399 52.761.877
HSBC Bank - 101.445.000
Hexa Mitra Perkasa - 72.423.357
Usaha Berkat - 51.336.942
Tunggal Jaya - 59.332.600
PT Bumi Agro Makmur 80.460.274 -
PT Sekar Bumi Makmur 70.241.919 -
Lainnya (dibawah Rp 50 Juta) 391.659.042 606.416.837
Jumlah Piutang Usaha Pihak Ketiga 1.154.288.569 1.771.391.739

Pihak Hubungan Istimewa:


PT Tekko Sejahtera Bersama 117.453.181 -
Jumlah Piutang Usaha Pihak Ketiga 117.453.181 -
Jumlah Piutang Usaha 1.271.741.750 1.771.391.739

Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, seluruh saldo dalam akun ini adalah dalam mata uang Rupiah dan memiliki umur
piutang sebagai berikut:
2009 2008

Belum Jatuh Tempo 1.244.804.466 1.391.757.011


01 hari - 60 hari 6.521.226 366.384.450
61 hari - 150 hari 430.635 -
151 hari - 360 hari 5.386.387 1.763.075
> 360 hari 14.599.036 11.487.203
1.271.741.750 1.771.391.739

Berdasarkan penelaahan terhadap keadaan masing-masing piutang pada akhir tahun, manajemen perusahaan berpendapat
bahwa seluruh piutang yang ada dapat tertagih seluruhnya, oleh karenanya perusahaan tidak membuat penyisihan piutang tak
tertagih.

108
PT GOLDEN RETAILINDO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

5. PIUTANG LAIN-LAIN
2009 2008

Hubungan Istimewa:
Piutang Karyawan 1.180.000 9.004.620
Pihak Ketiga:
Lain-lain 28.781.401 15.452.854
Jumlah Piutang Lain-lain 29.961.401 24.457.474

Pinjaman yang diberikan tidak dikenakan bunga dan belum ditentukan tanggal pelunasannya.

Berdasarkan penelaahan terhadap keadaan masing-masing piutang pada akhir tahun, manajemen perusahaan berpendapat
bahwa seluruh piutang yang ada dapat tertagih seluruhnya, oleh karenanya perusahaan tidak membuat penyisihan piutang tak
tertagih.

6. PERSEDIAAN
2009 2008

Persediaan Minuman 7.760.080 7.284.940


Persediaan Departement Store 151.671.972 133.279.318
Persediaan Bahan Bakar 564.583.500 576.781.646
Persediaan Acrilic - 2.740.000
Persediaan Kantong Plastik 67.315.645 20.972.115
Persediaan Bon Counter - 23.448.050
Jumlah Persediaan 791.331.197 764.506.069

Berdasarkan penelaahan terhadap keadaan masing-masing persediaan pada akhir tahun, manajemen perusahaan
berkeyakinan tidak ada persediaan yang usang atau penurunan nilai persediaan, oleh karenanya perusahaan tidak membuat
penyisihan untuk persediaan usang dan penurunan nilai persediaan.

109
PT GOLDEN RETAILINDO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

7. UANG MUKA
2009 2008

Uang Muka Pembelian - 2.426.101.715


Uang Muka Lain-lain 294.860.500 187.882.728
Jumlah Uang Muka 294.860.500 2.613.984.443

Untuk penjelasan uang muka pembelian lihat catatan 21d.

8. BIAYA DIBAYAR DIMUKA


2009 2008

Asuransi Dibayar Dimuka 23.212.900 13.684.346


Biaya Lainnya 111.207.037 4.315.152
Jumlah Biaya Dibayar Dimuka 134.419.937 17.999.497

9. ASET TETAP - PEMILIKAN LANGSUNG


2009
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Harga Perolehan:
Alat & Perlengkapan Gedung 15.924.032.858 1.434.533.644 - 17.358.566.502
Alat & Perlengkapan Kantor 4.560.274.249 424.918.717 - 4.985.192.966
Mesin 92.478.384 - - 92.478.384
Kendaraan 635.255.637 444.365.457 151.236.364 928.384.731
Jumlah Harga Perolehan 21.212.041.128 2.303.817.818 151.236.364 23.364.622.583

Akumulasi Penyusutan:
Alat & Perlengkapan Gedung 5.773.774.202 673.296.578 - 6.447.070.780
Alat & Perlengkapan Kantor 3.401.564.931 360.430.517 - 3.761.995.448
Mesin 42.476.845 11.108.347 - 53.585.192
Kendaraan 114.434.746 92.763.032 46.306.821 160.890.957
Jumlah Akumulasi Penyusutan 9.332.250.724 1.137.598.474 46.306.821 10.423.542.377
Nilai Buku 11.879.790.404 12.941.080.206

110
PT GOLDEN RETAILINDO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2008
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Harga Perolehan:
Alat & Perlengkapan Gedung 11.585.719.460 4.338.313.398 - 15.924.032.858
Alat & Perlengkapan Kantor 4.090.753.124 469.521.125 - 4.560.274.249
Mesin 92.478.384 - - 92.478.384
Kendaraan 304.057.273 331.198.364 - 635.255.637
Jumlah Harga Perolehan 16.073.008.241 5.139.032.887 - 21.212.041.128

Akumulasi Penyusutan
Alat & Perlengkapan Gedung 5.075.074.749 698.699.453 - 5.773.774.202
Alat & Perlengkapan Kantor 3.112.214.890 289.350.041 - 3.401.564.931
Mesin 31.368.505 11.108.340 - 42.476.845
Kendaraan 65.094.339 49.340.407 - 114.434.746
Jumlah Akumulasi Penyusutan 8.283.752.483 1.048.498.241 - 9.332.250.724
Nilai Buku 7.789.255.758 11.879.790.404

Penyusutan yang dibebankan pada beban usaha tahun berjalan adalah sebesar Rp. 1.137.598.474,- (Beban Marketing
sebesar Rp. 92.763.032 dan Beban Umum dan Administrasi sebesar Rp. 1.044.835.442,-) dan 1.048.498.241,- (Beban
Marketing sebesar Rp. 49.340.407 dan Beban Umum dan Administrasi sebesar Rp. 999.157.834,-) pada tahun 2009 dan
2008.

Kendaraan diasuransikan ke PT ACA dengan nilai pertanggungan total Rp. 1.163.300.000,-


Alat & Perlengkapan Gedung / Kantor diasuransikan oleh perusahaan kepada PT Asuransi AIU Indonesia dengan No. Polis
0603005412-000 (Property All Risks Insurance & Business Interruption Insurance) dengan jumlah Premi sebesar USD
4.050,- atau setara dengan Rp. 39.804.413,- dengan nilai pertanggungan sebesar USD 3.500.000 atau setara dengan Rp.
31.500.000.000. Resiko yang dijamin adalah gempa bumi, kebakaran dan ledakan yang mengikuti gempa bumi, letusan
gunung berapi dan tsunami. Dan ditambah dengan Asuransi Public Liability dengan No. Polis 0301001502 dengan jumlah
Premi sebesar USD 750 atau setara dengan Rp. 7.607.950,- dengan nilai pertanggungan sebesar USD 500.000 atau setara
dengan Rp. 5.250.000,- Periode asuransi tersebut dari tanggal 18 Desember 2008 sampai dengan 18 Desember 2009. Kedua
perjanjian asuransi tersebut sudah diperpanjang diakhir tahun 2009 dengan periode asuransi 18 Desember 2009 sampai
dengan 18 Desember 2010 dengan kondisi yang sama dengan perjanjian tahun 2008.

Manajemen berpendapat bahwa jumlah yang diasuransi sudah merepresentasikan aset-aset yang diasuransikan dan jumlah
pertanggungan oleh pihak asuransi cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset-aset yang dipertanggungkan.

Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa tidak terdapat peristiwa atau perubahan keadaan yang dapat menyebabkan
terjadinya indikasi penurunan nilai aset tetap, karena itu perusahaan tidak mencadangkan penurunan nilai aset tetap sampai
dengan tahun 2009 dan 2008.

Semua aset tetap diasuransikan kepada perusahaan asuransi yang merupakan pihak ketiga.

111
PT GOLDEN RETAILINDO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

10.INVESTASI DALAM PERUSAHAAN ASOSIASI


2009 2008

Jumlah Investasi 346.962.542 913.059.321

Pada tahun 2006, perusahaan menanam investasi saham pada PT Golden Prima Retailindo (PT GPR) dengan jumlah Rp.
1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) mewakili prosentase saham sebesar 50%. Pada tahun 2006, PT GPR mengalami
kerugian sebesar Rp. 761.546.146,- sehingga nilai investasi saham turun menjadi Rp. 619.226.927,- (Rp.1.000.000.000 - Rp.
380.773.073 (761.546.146 x 50%)) pada tanggal 31 Desember 2006.

Tahun 2007 PT GPR mengalami kerugian sebesar Rp. 57.784.743,- sehingga nilai investasi saham turun menjadi
Rp.590.334.556,- [Rp. 1000.000.000 - ((Rp. 28.892.372,- (50% x 57.784.743,-)) + ((380.773.073,- (50% x 761.546.146))]
pada tanggal 31 Desember 2007

Tahun 2008 PT GPR memperoleh laba sebesar Rp.645.449.532,- sehingga nilai investasi naik menjadi Rp. 913.059.321,-
(590.334.556,- + (50% x 645.449.532,-)) pada tanggal 31 Desember 2008.

Pada bulan Desember 2009 perusahaan menjual saham-sahamnya senilai Rp. 620.000.000 (enam ratus dua puluh juta rupiah)
atau sebanyak 620 lembar saham kepada PT Pasifik Global Indotrada, dan saldo kepemilikan saham menjadi 380 lembar
saham dan dinilai dalam rupiah sejumlah Rp. 346.962.542,- (tiga ratus delapan puluh juta rupiah) mewakili prosentase
saham 19% (dicatat dengan menggunakan metode harga perolehan), dari penjualan saham tersebut perusahaan mendapat
keuntungan sebesar Rp. 53.903.221. Secara rinci perubahan nilai saham selama tahun 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:

Tahun 2009
Perubahan Selama Periode Berjalan
Penambahan Keuntungan Nilai
Prosentase Nilai Penyertaan (Pengurangan) Bagian Laba (Kerugian) Penyertaan
Pemilikan Awal Periode Penyertaan (rugi) bersih Penjualan Saham Akhir Periode

19% 913.059.321 620.000.000 - 53.903.221 346.962.542


(50%) (19%)

Tahun 2008
Perubahan Selama Periode Berjalan
Penambahan Keuntungan Nilai
Prosentase Nilai Penyertaan (Pengurangan) Bagian Laba (Kerugian) Penyertaan
Pemilikan Awal Periode Penyertaan (rugi) bersih Penjualan Saham Akhir Periode

50% 590.334.556 - 322.724.766 - 913.059.321


(50%) (50%)

112
PT GOLDEN RETAILINDO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11.ASET LAINNYA
2009 2008

Uang Jaminan lainnya. 4.382.000 4.382.000


Jumlah Aset Lainnya 4.382.000 4.382.000

12.HUTANG USAHA
2009 2008
Rp Rp
Pihak Ketiga:
Hermanto - 63.218.905
Herry Ongso - 108.987.900
Jap Soegiono Jayaputra - 69.114.607
Lim Kim Meng - 143.372.801
Noviantri - 99.600.213
PT. Aura Cantik - 50.103.089
PT. Bina Busana Internusa 72.039.893 97.067.703
PT. Cipta Kreasi Sandang Mandiri 116.862.140 115.653.109
PT. Citra Busana Jaya Pertiwi 51.932.882 50.780.944
PT. Delami Garment Industries 209.864.284 148.066.393
PT. Eres Revco 117.915.074 123.713.492
PT. Giordano Indonesia 214.706.308 160.864.314
PT. Indah Subur Sejati 137.348.431 120.823.336
PT. Indonesia Wacoal 61.909.987 64.841.499
PT. Lee Cooper Indonesia - 59.633.796
PT. Monica Lestari 428.394.151 201.178.731
PT. Multi Garmentama 97.167.722 117.903.144
PT. Pointmas Cemerlang - 78.404.253
PT. Primajaya Pantes Garment - 54.863.816
PT. Rofina Indah Jaya 139.655.352 148.548.104
PT. Sangan Dinamika Inti Guna 67.384.660 63.449.752
Reni Anggraini Widia - 56.291.389
Securindo Packtama I 56.160.565 51.261.834
PT. Guna Nutrindo Sehat - 51.117.804
Adityo Santoso - -
Joey Sasmita Lencana PT 151.685.791 -
Sinta Pertiwi PT 144.607.444 -
Sumber Makmur Lestari PT 85.172.789 -
PT All Sport 78 87.857.726 -
PT Mitra Adi Perkasa 181.831.965 -
PT. Ricky Putra Globalindo Tbk 180.493.579 -
PT Megariamas Sentosa 177.170.503 -
PT Tas Centre Cemerlang 116.328.355 -

113
PT GOLDEN RETAILINDO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT Gilang Agung Persada 88.002.469 -


PT Surya Multi Laksana 71.247.087 -
PT Indorampage Jaya 69.137.340 -
PT Biginusindo PErmai 68.918.829 -
PT Sumber Kreasi Fumiko 68.143.020 -
PT Transindo Global Fashion 66.961.117 -
PT Sai Indonesia 66.894.142 -
PT Inti Garmindo Persada 59.648.573 -
PT Berkat Usaha Jaya 57.582.993 -
PT Kopanitia 57.309.405 -
PT Ascoco Rialestari 55.615.036 -
PT Tanujoyo Sedaya Perkasa 55.575.151 -
PT Defasindo Kreasi Utama 55.378.022 -
PT Masjati Garmentama 52.408.280 -
PT Labuan Lalang Indah 51.940.889 -
PT Pancadharma Centrabhakti 51.021.054 -
PT Trigaris Sportindo 50.557.831 -
Lainnya dibawah Rp. 50 Juta 3.255.258.743 3.088.723.461
Jumlah Hutang Pihak Ketiga 7.198.089.582 5.387.584.389

Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa:


PT. Harindotama Mandiri 137.851.064 185.564.634
PT. Pasifik Global Indotrada - 99.358.548
Jumlah Hutang Usaha Pada Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa 137.851.064 284.923.182
Jumlah Hutang Usaha 7.335.940.646 5.672.507.571

Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, seluruh saldo dalam akun ini adalah dalam mata uang Rupiah dan memiliki umur hutang sebagai berikut:

2009 2008

Belum Jatuh Tempo 6.943.620.076 4.746.187.152


01 hari - 60 hari 191.052.314 558.250.785
61 hari - 150 hari 95.911 25.931.272
151 hari - 360 hari - 110.554.728
> 360 hari 201.172.345 231.583.633
Jumlah 7.335.940.646 5.672.507.571

114
PT GOLDEN RETAILINDO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

13. PERPAJAKAN

a. Hutang Pajak
2009 2008

Hutang PPh Pasal 21 20.128.823 33.180.558


Hutang PPh Pasal 23/Final 6.370.590 13.699.870
Hutang PPN 8.955.936 7.311.723
Hutang PPh Pasal 4 (2)-Penyewaan Ruangan 20.629.496 23.140.255
Hutang Pajak Parkir 28.668.200 27.175.000
Hutang PPh Pasal 25 1.656.021 -
Hutang PPh Pasal 29 526.897.829 36.275.255
Hutang PPh Pasal 4 (2)-Sewa Gedung 208.000.000 208.000.000
Hutang PB 1 (Food Court) 29.594.072 260.810.653
Jumlah Hutang Pajak 850.900.967 609.593.314

b. Pajak Kini
Rekonsiliasi antara laba sebelum taksiran Pajak Penghasilan menurut laporan laba rugi dengan taksiran penghasilan
kena pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:

2009 2008

Laba Rugi Sebelum Pajak Penghasilan 5.019.166.413 2.569.957.566

Koreksi Fiskal:
Perbedaan Permanen:
- Pajak 309.847.814 265.450.342
- Representasi 3.825.465 -
- Laba Penjualan Aset (1.543.560) -
- Pendapatan Sewa (7.617.820.873) (7.323.022.856)
- PPh Pendapatan Sewa 744.459.767 691.790.269
- Pendapatan Jasa Giro (974.161.683) (553.170.269)
- PPh Pendapatan Jasa Giro 194.832.337 110.634.054
- Beban-Beban Sehubungan dengan Pendapatan Sewa 3.942.332.622 3.995.652.490
Perbedaan Waktu:
- Penyusutan Aset Tetap (197.287.991) -
- Beban Kewajiban Imbalan Kerja 511.901.806 367.872.226

Jumlah Koreksi Fiskal (3.083.614.296) (2.444.793.744)

115
PT GOLDEN RETAILINDO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Laba (Rugi) Fiskal 1.935.552.117 125.163.822


2009 2008
Pajak Penghasilan
10% X - 50.000.000 - 5.000.000
15% X - 50.000.000 - 7.500.000
28% X 1.935.552.000 - 541.954.560 -
30% X - 25.263.000 - 7.578.900
Jumlah Pajak Penghasilan 541.954.560 20.078.900

Pajak Penghasilan dibayar dimuka


PPh Pasal 25 14.938.631 -
PPh Pasal 23 118.100 206.645
Jumlah PPh Pasal 29 Terutang 526.897.829 19.872.255

Pada tanggal 30 April 2010, manajemen perusahaan sudah melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan Sementara (Formulir 1771-Y) Pajak
Penghasilan Pasal 29 tahun 2009 dengan jumlah Rp 505.920.240,- dan PPh Pasal 29 yang terutang sebesar Rp. 490.863.509 dan manajemen
menyatakan bahwa akan menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (Formulir 1771) Pajak Penghasilan Pasal 29 tahun 2009 ke kantor
pelayanan pajak sesuai dengan jumlah yang tertera pada laporan audit ini.
Jumlah penghasilan kena pajak dan hutang pajak penghasilan untuk tahun 2008 sama dengan yang dilaporkan dalam surat pemberitahuan yang
disampaikan oleh Perusahaan ke Kantor Pelayanan Pajak.

c. Pajak Tangguhan

Pada September 2008, Undang-undang No. 7 Tahun 1983 mengenai "Pajak Penghasilan" diubah untuk keempat kalinya dengan Undang-undang
No. 36 Tahun 2008. Perubahan tersebut juga mencakup perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak
bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya. Revisi ini berlaku efektif
sejak 1 Januari 2009.

Perhitungan manfaat (beban) pajak tangguhan dengan menggunakan tarif pajak maksimal 25% pada tahun 2009 dan 28% pada tahun 2008 adalah
sebagai berikut:

Tahun 2009
Aset (Kewajiban) Aset (Kewajiban)
Pajak Tangguhan Koreksi Saldo Dibebankan ke Pajak Tangguhan
1 Januari 2009 Laba (Rugi) Laba (Rugi) 1 Desember 2009

Aset Tetap - - 504.032.286 504.032.286


Imbalan Pasca Kerja 414.328.811 - 83.583.079 497.911.890
414.328.811 - 587.615.365 1.001.944.176

116
PT GOLDEN RETAILINDO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Tahun 2008
Aset (Kewajiban) Aset (Kewajiban)
Pajak Tangguhan Koreksi Saldo Dibebankan ke Pajak Tangguhan
1 Januari 2008 Laba (Rugi) Laba (Rugi) 31 Desember 2008

Imbalan Pasca Kerja 333.562.058 (22.237.471) 103.004.223 414.328.811

Aset Pajak Tangguhan sebesar Rp. 504.032.286 diperoleh dari perbedaan nilai buku fiskal dan komersial yang dikali
dengan tarif 25%, pada tahun 2009 dilakukan penggolongan kembali aset tetap perusahaan sesuai dengan peraturan
perpajakan yang berlaku yang mengakibatkan terjadinya perbedaan nilai buku aset tetap menurut perhitungan penyusutan
fiskal dengan komersial.
Manajemen berpendapat bahwa aset pajak tangguhan yang timbul dari perbedaan waktu diperkirakan dapat direaliasikan
pada periode mendatang.
Berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku, Perusahaan menghitung, menetapkan, dan membayar sendiri jumlah
pajak yang terhutang. Direktorat Jenderal Pajak dapat menetapkan dan mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu 10
(sepuluh) tahun sejak tanggal terhutang pajak.

d. Surat Ketetapan Pajak Yang diterima oleh perusahaan selama tahun 2009 adalah sebagai berikut:

1 SKPDKB (Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar) Pajak Restoran (Food Court) No. 3.0004.121004.2007.5
tanggal 13 Januari 2009 untuk masa Januari - Desember 2007

2 SKPDKB (Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar) Pajak Restoran (Food Court) No. 3.0005.121004.2008.5
tanggal 07 Januari 2009 untuk masa Januari - Juni 2008

3 SKPDKB (Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar) Pajak Restoran (Food Court) No. 3.0124.121004.2008.5
tanggal 12 Juni 2009 untuk masa Juli - Desember 2008

Manajemen sudah membayar dan menyelesaikan semua kewajiban perpajakannya sehubungan dengan SKPDKB yang
disebutkan di atas pada tahun 2009.

14. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR


2009 2008

Pihak Ketiga:
Biaya Sewa 346.666.666 346.666.666
Biaya Rekening Listrik, PAM, Telepon 644.593.373 661.346.640
Biaya Jamsostek 6.227.944 12.497.124
Hutang Retensi 20.975.625 267.422.034
Biaya Lainnya 470.883.492 432.192.849
Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa:
Hutang Koperasi 8.371.500 6.789.000
Jumlah Biaya Yang Masih Harus Dibayar 1.497.718.600 1.726.914.313

117
PT GOLDEN RETAILINDO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

15.HUTANG LAIN-LAIN
2008 2008

Jangka Pendek:
Lain-lain - 75.000.001

Jangka Panjang:
Uang Jaminan Sewa Diterima Dimuka 851.542.335 966.975.075
Jumlah Hutang Lain-lain 851.542.335 1.041.975.076

16.KEWAJIBAN IMBALAN PASCA KERJA

Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja dicatat berdasarkan perhitungan aktuaria independen yang dilakukan oleh PT
Sakura Aktualita Indonesia berdasarkan laporannya tanggal 11 Januari 2010 dan 1 Juni 2009 untuk tahun yang berakhir 31
Desember 2009 dan 2008, menggunakan metode "Projected Unit Credit". Jumlah karyawan yang berhak memperoleh
manfaat tersebut pada akhir tahun 2009 dan 2008 adalah 84 dan 69 karyawan. Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja
dihitung dengan menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:
2009 2008

Tingkat Diskonto : 11% 12%


Tingkat Kenaikan G: 10% per tahun 10% per tahun
Tingkat Kematian : 100% CSO80 100% CSO80
Tingkat Catat dan s: 3% CSO80 3% CSO80
Usia Pensiun : 55 Tahun 55 Tahun

Berikut ini adalah hal-hal penting yang diungkapkan dalam laporan aktuaris tersebut:

2009 2008

Aset / Kewajiban yang diakui di Neraca


Nilai Kini Kewajiban Imbalan Kerja Pasti 2.536.568.101 1.891.305.106
Nilai wajar Aset program imbalan karyawan (jika ada pendanaan) - -
Status Pendanaan 2.536.568.101 1.891.305.106

Kewajiban Masa Lalu yang belum diakui (non-vested) (35.835.637) (46.918.824)


Keuntungan (Kerugian) Aktuarial yang belum diakui (509.084.903) (364.640.527)
Kewajiban (Aset) yang diakui dineraca 1.991.647.561 1.479.745.755

118
PT GOLDEN RETAILINDO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Beban yang diakui di Laporan Laba Rugi


Biaya Jasa Kini (imbalan yang diperoleh selama periode berjalan) 250.332.668 176.931.337
Biaya Bunga 240.735.395 172.190.268
Hasil yang diharapkan dari Aset program - -
Kerugian (keuntungan) aktuarial yang diakui 9.750.556 7.667.435
Biaya Jasa Lalu (Vested) - -
Amortisasi Biaya Jasa Lalu (non-vested) 11.083.187 11.083.187
Dampak kurtailmen - -
Total beban imbalan karyawan 511.901.806 367.872.227

Rekonsiliasi Perubahan Kewajiban (Aset) yang diakui di Neraca


Kewajiban (Aset) yang diakui di Neraca pada akhir periode lalu 1.479.745.755 1.111.873.529
Pembayaran imbalan pada tahun berjalan
Iuran bersih yang dibayarkan ke Aset program
Beban imbalan pada tahun berjalan 511.901.806 367.872.226
Kewajiban (Aset) yang diakui di Neraca 1.991.647.561 1.479.745.755

Estimasi kewajiban imbalan kerja pada tahun 2009 dan 2008 dihitung berdasarkan UU No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 tentang Undang-Undang
Tenaga Kerja.
Beban imbalan kerja dicatat pada Beban Administrasi dan Umum pada Laporan Laba rugi (Catatan ). Kewajiban imbalan kerja dicatat dalam akun
"Kewajiban Imbalan Pasca Kerja" dalam neraca.

17. EKUITAS
Berdasarkan Akta No.136 tanggal 8 November 1995, yang dibuat di hadapan Richardus Nangkih Sinulingga, S.H., Notaris di Jakarta (Perusahaan
masih bernama PT Bima Nuansa Cempaka), modal dasar perseroan sebanyak 1.000 lembar saham dengan nilai nominal per lembar saham Rp.
100.000,- telah ditempatkan dan disetor penuh dengan tunai sejumlah 200 lembar saham atau Rp. 20.000.000,-

Kemudian modal ditempatkan dan disetor mengalami beberapa kali perubahan dalam jumlah dan pemilikan saham, pada tahun 2000 berdasarkan
Akta No. 1 tanggal 2 Juni 2000, dibuat oleh Mellyani Noor Shandra, S.H., Notaris di Jakarta, perusahaan menaikkan jumlah modal dasar
perusahaan menjadi Rp. 20.000.000.000,- (dua puluh milyar rupiah) atau sebanyak 200.000 (dua ratus ribu) saham dengan nilai nominal per lembar
saham Rp. 100.000,- telah ditempatkan dan disetor penuh dengan tunai sebanyak Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) atau 100.000
(seratus ribu lembar saham).

Pada tahun 2002 berdasarkan Akta No. 40 tanggal 20 Desember 2002, dibuat oleh Mellyani Noor Shandra, SH., notaris di Jakarta telah terjadi
pengeluaran saham perusahaan dari protepel sebanyak 66.500 (enam puluh enam ribu lima ratus lembar saham), sehingga terjadi peningkatan modal
ditempatkan dan disetor perusahaan menjadi 166.500 (seratus enam puluh enam ribu lima ratus) lembar saham atau Rp. 16.650.000.000,- (enam
belas milyar enam ratus lima puluh juta rupiah).

119
PT GOLDEN RETAILINDO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Pada tahun 2003 berdasarkan Akta No. 83 tanggal 18 Desember 2003, dibuat oleh Eliwaty Tjitra, SH, notaris di Jakarta
terjadi penurunan modal dasar perseroan dari Rp. 20.000.000.000, (dua puluh milyar) atau 200.000 (dua ratus ribu) lembar
saham menjadi Rp. 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) atau 50.000 lembar saham. Begitu juga dengan modal yang
ditempatkan dan disetor dari Rp. 16.650.000.000,- (enam belas milyar enam ratus lima puluh juta rupiah) atau 166.500
(seratus enam puluh enam ribu lim ratus) lembar saham menjadi Rp. 1.650.000.000,- (satu milyar enam ratus lima puluh juta
rupiah) atau 16.500 (enam belas ribu lima ratus) lembar saham.

Dengan demikian modal dasar perusahaan berjumlah Rp. 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah), yang terbagi atas 50.000
(lima puluh ribu) saham dengan nominal Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) per saham. Dari modal dasar tersebut, telah
ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp. 1.650.000.000,- (satu milyar enam ratus lima puluh juta rupiah). Berdasarkan
Akta No. 01 tanggal 01 Juli 2009 dan Akta No. 83 tanggal 18 Desember 2003 susunan pemegang saham perusahaan pada
tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:

31 Desember 2009

Jumlah Saham yang Jumlah Prosentase


Nama Pemegang Saham ditempatkan dan (Rp) Pemilikan
disetor penuh (lembar)

PT Pasifik Atlanta Retailindo 13.200 1.320.000.000 80%


Tuan Kenny Wirya 3.300 330.000.000 20%

Jumlah 16.500 1.650.000.000 100%

31 Desember 2008

Jumlah Saham yang Jumlah Prosentase


Nama Pemegang Saham ditempatkan dan (Rp) Pemilikan
disetor penuh (lembar)
PT Pasifik Atlanta Retailindo 13.200 1.320.000.000 80%
PT Tritirta Inti Mandiri 3.300 330.000.000 20%
Jumlah 16.500 1.650.000.000 100%

120
PT GOLDEN RETAILINDO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Saldo Laba
Saldo Laba Awal Tahun 15.577.899.479 12.624.529.293
Koreksi Saldo Laba (Rugi) - (22.237.471)
Laba Tahun Berjalan 5.064.827.218 2.975.607.656
Saldo Laba Akhir Tahun 20.642.726.697 15.577.899.479

Sampai dengan tanggal 31 Desember 2009, semua saldo laba tersebut di atas belum ditentukan penggunaanya oleh manajemen

Koreksi saldo laba tahun 2008 sehubungan dengan perubahan tarif maksimal pajak penghasilan dari 30% tahun 2008
menjadi 28% pada tahun 2009 sehingga saldo awal Aset Pajak Tangguhan awal tahun 2008 disesuaikan dengan dengan tarif
28%, selisih 2% dari Aset Pajak Tangguhan tersebut dicatat sebagai koreksi saldo laba sebesar Rp. 22.237.471.

18.PENJUALAN
2009 2008

Penjualan Konsinyasi 61.507.551.511 57.573.547.071


Beban Pokok Konsinyasi (41.990.019.243) (39.111.983.016)
Komisi dari Penjualan Konsinyasi 19.517.532.268 18.461.564.055
Penjualan Barang Sendiri 907.834.059 475.012.881
Lain-lain 12.856.745.503 12.293.495.607
Jumlah Penjualan Bersih 33.282.111.830 31.230.072.543

Pada Penjualan tersebut di atas terdapat penjualan lain-lain kepada pihak hubungan istimewa lihat Catatan No.21

19.BEBAN POKOK PENJUALAN


2009 2008

Beban Pokok Barang Sendiri 532.031.664 340.266.346


Lain-lain 3.070.438.100 2.579.172.600
Jumlah Beban Pokok Penjualan 3.602.469.764 2.919.438.946

Pada Beban Pokok Penjualan terdapat sehubungan dengan transaksi dengan pihak hubungan istimewa lihat Catatan No.21

121
PT GOLDEN RETAILINDO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

20.BEBAN USAHA
2009 2008

Beban Marketing
Gaji Karyawan 1.105.048.872 1.077.961.412
Kemasan dan Pembungkus 238.551.470 254.394.550
Operasional Gedung 930.789.210 854.785.580
Keperluan Kantor 195.301.360 66.451.515
Pajak 1.218.691.086 1.375.021.388
Penyusutan 92.763.032 49.340.407
Beban Imbalan Kerja 100.980.727 78.015.573
Iklan, Promosi & Material Dekorasi 324.953.101 182.420.863
Potongan Credit Card 836.220.372 809.919.567
Lainnya - 2.430.000
Jumlah Beban Marketing 5.043.299.230 4.750.740.855
Beban Umum dan Administrasi:
Karyawan 4.496.777.610 4.005.024.586
Operasional Gedung 1.167.816.112 1.184.708.885
Angkutan, Bahan Bakar dan Pelumas 164.138.246 2.780.872.082
Air, Listrik Dan Gas 3.880.345.918 2.761.464.855
Pos, Telepon dan Telex 201.338.008 284.229.712
Keperluan Kantor 178.619.739 121.192.829
Asuransi 127.978.876 111.588.817
Ijin dan Pendaftaran 3.500.000 4.230.017
Pajak 641.091.197 589.066.766
Bank 14.910.745 11.953.256
Iklan, Promosi & Material Dekorasi 4.343.750 11.918.110
Representasi dan Entertaimen 4.218.146 10.756.110
Latihan dan Pengembangan 744.990 9.800.000
Profesional 81.499.997 213.454.543
Beban Imbalan Kerja 410.921.079 289.856.653
Penyusutan 1.044.835.442 999.157.834
Sewa 8.319.999.984 8.319.999.984
Lainnya - 1.078.470
Jumlah Beban Administrasi & Umum 20.743.079.838 21.710.353.510
Jumlah Beban Usaha 25.786.379.068 26.461.094.365

122
PT GOLDEN RETAILINDO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

21.TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA

Persentase Terhadap Total


Aset/Kewajiban/Pendapatan/Beban
Jumlah Yang Bersangkutan

2009 2008 2009 2008

Berikut ini adalah transaksi dengan pihak hubungan istimewa yang tidak berhubungan dengan kegiatan usaha utama

Piutang
PT Tekko Sejahtera Bersama 117.453.181 - 9,24% -

Investasi Saham Perusahaan Asosiasi


PT Golden Prima Retailindo 346.962.542 913.059.321 100% 100%

Penjualan-Sewa
PT Tekko Sejahtera Bersama 44.610.180 - 0,58% -

Beban Pokok Penjualan-Sewa


PT Tekko Sejahtera Bersama 14.616.648 - 0,59% -

Berikut ini adalah transaksi dengan pihak hubungan istimewa yang berhubungan dengan kegiatan usaha utama perusahaan:

Hutang Usaha
PT. Harindotama Mandiri 137.851.064 185.564.634 1,88% 3,27%
PT. Pasifik Global Indotrada - 99.358.548 - 1,75%

Jumlah 137.851.064 284.923.182 1,88% 5,02%

123
PT GOLDEN RETAILINDO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Rincian sifat hubungan dan jenis transaksi yang material dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai
berikut:

Pihak yang mempunyai Sifat Hubungan Istimewa


No. Hubungan Istimewa Perusahaan Transaksi

1. PT. Harindotama Mandiri Komisaris PT Golden Retailindo adalah Kerjasama penyediaan barang dagangan
Direktur PT Harindotama Mandiri (sampai untuk Deparment Store yang dikelola PT
dengan 30 Juni 2009) Golden Retailindo

2. PT Pasifik Global Indotrada Direktur PT Golden Retailindo adalah Direktur Kerjasama penyediaan barang dagangan
PT Pasifik Global Indotrada. (Sampai dengan untuk Deparment Store yang dikelola PT
tanggal 30 Juni 2009) Golden Retailindo

3. PT Tekko Sejahtera Bersama Direktur PT Golden Retailindo adalah PT Tekko Sejahtera Bersama menyewa
Komisaris PT Tekko Sejahtera Bersama. ruangan di Mall Golden Truly yang
dikelola oleh PT Golden Retailindo.

4. PT Golden Prima Retailindo Pemegang Saham dan Penyertaan Saham


Direktur PT Golden Retailindo adalah
Komisaris PT Golden Prima Retailindo.

Manajemen perusahaan menyatakan bahwa transaksi pembelian dan penjualan dengan pihak hubungan istimewa
menggunakan kebijakan harga dan syarat transaksi yang sama dengan pihak ketiga.

124
PT GOLDEN RETAILINDO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

22.PERIKATAN DAN KONTIJENSI


PERIKATAN

a. Perusahaan menandatangani perjanjian sewa gedung dengan PT Mustafa Center dengan penjelasan sebagai berikut:

Berdasarkan "Perjanjian Jual dan Beli" tertanggal 14 Mei 2003, Muhamed Mustafa and Samsudin Co. Pte. Ltd
(Kemudian berubah nama menjadi PT Mustafa Indonesia), setuju untuk membeli semua saham milik PT Golden
Retailindo pada PT Truly Indah dan PT Sinar Kharisma Nusantara (Kemudian berubah nama menjadi PT Mustafa
Center), dan menyewakan kembali harta milik kedua perusahaan tersebut kepada PT Golden Retailindo. Perjanjian sewa
tersebut mulai berlaku dengan "Perjanjian Sewa" tertanggal 18 Agustus 2003, dimana PT Sinar Kharisma Nusantara, PT
Truly Indah dan PT Mustafa Indonesia sebagai pemilik sepakat untuk menyewakan aset-aset miliknya ke PT Golden
Retailindo untuk periode 18 Desember 2003 sampai dengan 18 Juni 2006. Nilai sewa untuk per 3 bulan adalah Rp.
1.600.000.000,- bersih (tidak termasuk pajak yang berkaitan) atau setahun sebesar Rp. 6.400.000.000,-

Pada tanggal 4 Maret, 2006 berdasarkan perubahan (perpanjangan) perjanjian sewa, PT Mustafa Centre (Sebelumnya PT
Sinar Kharisma Nusantara), PT Truly Indah dan PT Mustafa Indonesia secara bersama-sama tersebut sebagai pemilik
setuju untuk memperpanjang penyewaan aset-asetnya kepada PT Golden Retailindo. Perjanjian tersebut mulai berlaku
tanggal 1 Juli 2006 dan berakhir tanggal 30 Juni 2008, nilai sewa sebesar Rp. 2.080.000.000,- untuk per 3 bulan (bersih
tidak termasuk pajak yang berkaitan) atau setahun sebesar Rp. 8.320.000.000,-
Pada tanggal 11 Juni 2007 berdasarkan perubahan (perpanjangan) perjanjian sewa, PT. Mustafa Centre, PT. Truly Indah
dan PT. Mustafa Indonesia setuju untuk memperpanjang aset-asetnya kepada PT. Golden Retailindo. Perjanjian
perpanjangan sewa tersebut selama 69 (enam puluh sembilan) bulan yang dimulai dari 01 Juli 2008 dan akan berakhir
pada 31 Maret 2014, nilai sewa sebesar Rp. 2.080.000.000,- untuk per 3 bulan (bersih tidak termasuk pajak yang
berkaitan) atau setahun sebesar Rp. 8.320.000.000,-

b. Perusahaan menandatangani perjanjian penyewaan ruangan dengan sejumlah pihak yang antara lain sebagi berikut:

No.Penyewa Nomor Perjanjian Jangka Waktu Lokasi Keterangan

01. Aneka Citra Snack 010/GR/RA-FD-IV/X/06 01/10/03-30/06/08 Lower Ground


Tanggal 01 Oktober 2006

010/GR/RA-FD-IV/VII/08 01/07/08-30/06/10
Tanggal 1 Juli 2008

02. PT Hero Supermarket 069/PSM-GNSHR/GD/08-02 13/11/01-12/11/04 Lower Ground


(Toko Obat Guardian) 126/ADD-GNSHR/12-04 13/11/04-11/02/08
251/ADD.2-GNSHR/12-07 12/02/08-11/02/14
USD 30/M2/Bulan

125
PT GOLDEN RETAILINDO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

03. PT Sari Melati Kencana Perjanjian Sewa Tanggal 10% X Penjualan Lantai Satu
(Pizza Hut) 19 April 2002 Bersih
008-01/GR/FD-IV/V/07 25/5/07-28/2/14
Tanggal 28 Mei 2007

04. PT Eka Boga Inti 049-02/GR/Rest-FD-IV/07 11/06/07-10/06/10 Ground Floor

05. PT Bank Central Asia 014-5/BUR/2007 01/07/2007-30/06/09 Lower Ground


Tanggal 01 Juli 2007 di dua lokasi berbeda

014-6/BUR/2009 01/07/2009-30/06/12

06. PT Trikomsel Oke 057/GR/NDS/BSM/IV/08 15/04/08-14/04/11 Lower Ground


Tanggal 15 April 2008

07. Yuli 005-4/GR/NDS/BSM/VII/08 01/07/2008-30/06/10 Lower Ground


Merk Advance

08. Chrestos Bakery 010-02/GR/RA-FD-IV/VII/08 01/07/08-30/06/10 Lower Ground

09. PT Media Sarana Indonesia 001/GR/NDS/L-III/IV/08 30/04/08-29/04/11 Lower Ground


Tanggal 30 April 2008

10. PT Top Food Indonesia 115/GR/Rest-FD-IV/II/2008 03/02/08-02/02/14 Lower Ground


Tanggal 03 Februari 2008

11. PT Funworld Prima 037/GR/NDS/MII/X/08 06/03/09-05/02/14 Lantai 2 Wing


atau Rp.4.130.000.000,-
005-5/GR/NDS/BSM/VII/09 01/07/09-30/06/10

12. The Hongkong and Shanghai 060/GR/NDS/ATM/I/2009 16/02/09-15/02/12 Lower Ground


Banking Corporatiom Ltd Tanggal 16 Februari 2009 atau Rp. 30.000.000,-
per tahun

126
PT GOLDEN RETAILINDO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

13. PT Bank Mega 017-5/GR/NDS-ATM/II/2009 21/02/09-20/02/10 Lower Ground


Tanggal 21 Februari 2009

14. PT Fastfood Indonesia 050-01/GR/REST-FD-IV/VI/06 01/06/06-30/06/08 Ground Floor


01 Juni 2006 Bersih
050-02/GR/REST-FD-IV/VII/08 01/07/08-28/02/14
01 Juni 2008

15. PT Prima Usaha Era Mandiri 046/GR/REST-FD-V/VIII/06 08/08/06-30/06/08 Ground Floor


08 Agustus 2006 Penjualan Bruto
046-03/GR/REST-FD-V/VII/08 01/07/08-28/02/14
01 Juli 2008

c. Perusahaan menandatangani perjanjian kerjasama bagi hasil dan penggunaan ruangan dengan sejumlah pihak yang antara
lain sebagi berikut:

No. Perusahaan Nomor Perjanjian Jangka Waktu Keterangan

01. PT Hero Supermarket Tbk. Perjanjian Kerjasama 06/06/00-05/06/03 Lower Ground


bagi hasil dan 06/06/03-05/06/04
penggunaan ruangan 06/06/03-05/06/05
Tanggal 5 Juni 2000

Addendum Perjanjian 06/06/05-05/06/08 Lower Ground


Kerjasama Bagi Hasil Kotor
dan Penggunaan
Ruangan tanggal 22
Agustus 2006

251/ADD.2-GNSHR/12-07 12/02/08-11/02/14

02. PT Modern Putra Indonesia 046-02/GR/NDS/BSM/VIII/05 01/08/05-30/06/06 Lower Ground


Tanggal 01 Agustus 2005 Photo Box
Adendum 01/07/06-30/06/08
Photo Studio
046-05/GR/NDS/BSM/VII/08 01/07/08-30/06/09
Tanggal 01 Juli 2008 Produk Print Station

046-07/GR/NDS/BSM/VII/09 01/10/10-31/03/10
Tanggal 09 Oktober 2009

127
PT GOLDEN RETAILINDO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

03. PT Trans Ice 114/GR/GF-Snack/III/08 29/03/08-28/03/11 Ground Floor


Bersih

04. PT Generasi Duaribu 237/PKRE/G-GM/01-072006 01/07/06-30/06/07 Ground Floor


Indonesia Tanggal 01 Juli 2006 Bersih
006 PKRE/G-GM/02-072007 01/07/07-30/06/10

05. PT Harindotama Mandiri 295/PKRE/G-GM/01-072006 01/07/06-30/06/07 Lantai 1


Tanggal 01 Juli 2006 O'Neill 31% PKP
002/PKRE/G-GM/04-012010 01/01/10-31/12/10
Oceab Pacific 31.5% PKP

06. PT Rofina Indah Jaya 76/PKRE/G-GM/01-072006 01/07/06-31/06/07 Lantai 1


003/PKRE/G-GM/04-012010 01/01/10-31/12/10

07. PT Bina Busana Internusa 353/PKRE/G_GM/01-052006 01/07/06-30/06/07 Ground Floor


76/PKRE/G-GM/01-072006 01/07/07-30/06/08
005 PKRE/G-GM/04-012010 01/01/10-31/12/10
Tanggal 4 Januari 2010

08. NT Computer 037/GR/NDS/M-II/VII/08 01/07/08-30/06/09 Lantai 2 Wing


Tanggal 01 Juli 2008
037-01/GR/NDS/L-II/VII/09 01/07/09-30/06/10
Tanggal 01 Juli 2009

09. PT Gramedia Asri Media No. 101/Notaris Ny. Ira 18/03/07-31/01/2014 Lantai 3
Sudjono, SH

10. Andy Jaya Melawi 006/GR/REST/FD-IV/III/06 01/03/06-30/06/08 Lower Ground


006-01/GR/REST/FD-IV/III/09 01/07/09-30/06/10

11. PT Harmoni Mitrajaya 008-4/GR/NDS/BSM/VI/07 01/07/07-30/06/08 Lower Ground


(Salon Johnny Andrean) 30 Juni 2007
009-01/GR/Add/BSM/III/08 14/06/08-28/02/14
009-3/GR/NDS/BSM/VI/07

128
PT GOLDEN RETAILINDO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Hak dan kewajiban tenant-tenant dan perusahaan sehubungan dengan perjanjian kerjasama bagi hasil secara umum adalah
sebagai berikut:

Tenant

Hak : Dapat membuka usaha di Mall Golden Truly di ruangan yang ditentukan perusahaan.

Kewajiban : - Mencapai tingkat penjualan / penghasilan yang ditargetkan oleh perusahaan.


- Menyediakan Karyawan.
- Mematuhi aturan dan peraturan yang ada di Mall Golden Truly

Perusahaan

Hak : - Berhak atas penghasilan atau keuntungan yang diperoleh tenant sebesar margin yang disepakati
bersama.
- Mempunyai hak menentukan jenis barang / jasa yang dijual oleh tenant.

Kewajiban : - Menyediakan ruangan tempat tenant membuka usahanya


- Menjamin keamanan tenant selama melakukan usahanya.

d. Perusahaan juga menandatangani perjanjian kerjasama pada bulan November 2004 dengan Riris N H, dimana PT Golden
Retailindo memberikan uang muka sebesar Rp. 2.426.101.715 kepada yang bersangkutan untuk proyek mencari lahan.
Perjanjian tersebut berlaku sampai dengan akhir tahun 2009 bila sampai dengan akhir tahun 2009 yang bersangkutan
tidak dapat memenuhi kewajibannya maka harus mengembalikan semua uang muka yang sudah diberikan oleh
perusahaan. Pada tahun 2009 yang bersangkutan tidak dapat memenuhi kewajibannya, pada akhir tahun 2009 uang muka
yang diterimanya sudah dikembalikan kepada perusahaan. (lihat catatan No. 7).

129
PT GOLDEN RETAILINDO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

KONTIJENSI

Perusahaan dalam status sebagai badan hukum terdaftar dalam register perkara di Pengadilan Pajak dengan berkas No.
25.023304.2003 dengan putusan No. 07517/PP/M.IV/2006 saat itu sebagai pemohon banding adalah Kenny Wirya sebagai
Direktur.

Penjelasan dari perkara pajak di atas adalah sebagai berikut:

Berdasarkan Putusan Sela Nomor 81/C/PK/PJK/2006 dikeluarkan oleh Mahkamah Agung tanggal 16 Januari 2007,
diterangkan bahwa Mahkamah Agung telah memeriksa permohonan Peninjauan Kembali (PK) dalam perkara antara
Perseroan (selaku Pemohon PK, sebelumnya Pemohon Banding) melawan Direktur Jenderal Pajak (Termohon PK,
sebelumnya Termohon Banding) melawan Direktur Jenderal Pajak (Termohon PK, sebelumnya Termohon Banding), dengan
posisi perkara sebagai berikut:

1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 4 (2) Tahun Pajak 2003 Nomor 0007/240/03/027/04
tanggal 6 Oktober 2004 diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Kemayoran dengan perhitungan sebagai berikut:

Dasar Pengenaan Pajak 17.894.613.142


Pajak Penghasilan Pasal 4 (2) yang terutang 1.785.848.070
Pajak yang dapat dikreditkan 8.070.292
Jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak 1.777.777.778
Sanksi bunga Ps. 13 (2) KUP 320.000.000
Jumlah yang masih harus dibayar 2.097.777.778

2 Atas ketetapan tersebut, Pemohon Banding mengajukan keberatan dengan surat tanggal 26 Oktober 2004 dan dengan
keputusan Termohon Banding No. KEP-811/WPJ.06/BD.06/2005 tanggal 3 Oktober 2005 ditolak, sehingga dengan surat
No. 001/GR/BPP/12/05 tanggal 26 Desember 2005 Pemohon Banding mengajukan banding.

Pemohon Banding mengajukan banding karena keberatan yang Pemohon Banding ajukan atas SKPKB PPh Pasal 4 (2)
Final tahun 2003 yang dikenakan kepada Pemohon Banding telah ditolak oleh Kepala Kantor Wilayah DJP Jakarta I atas
koreksi positif sebagai berikut:

* Koreksi positif objek PPh Pasal 4 (2) atas sewa tanah dan bangunan:

Pemohon Banding adalah perusahaan yang bergerak di bidang department store atau retailer. Untuk menjalankan
usahanya Pemohon Banding menyewa tanah/bangunan yang berlokasi di Jl Gunung Sahari No. 59 dari PT Sinar
Kharisma Nusantara (SKN) selaku pemilik tanah dan bangunan dengan ketentuan sebagai berikut:

130
PT GOLDEN RETAILINDO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

a. Jangka waktu sewa adalah 2 1/2 tahun yang dimulai pada Desember 2003 sampai dengan 2006.
b. Nilai Kontrak sewa selama 2 1/2 tahun adalah Rp. 17.777.777.778,- belum termasuk PPN 10%.
c. Atas Kontrak tersebut SKN telah menerbitkan faktur pajak.
d. Pembayaran dilakukan secara angsuran per 3 bulan dan secara otomatis melakukan pemotongan PPh Pasal 4 (2)
sesuai dengan jumlah yang dibayar.
e. Pemohon Banding menganut metode "acrual basis" maka seluruh hutang/kewajiban dicatat pada saat menerima
kontrak beserta faktur pajaknya dan membebankan atas imbalan jasa-jasa (sewa) berdasarkan masa sewa.

Pencatatan pada saat pembebanan atas biaya sewa berdasarkan masa sewa yang dibagi selama 2 1/2 tahun.

Atas kondisi tersebut di atas, KPP-Jakarta Kemayoran menerbitkan SKP No. 00007/240/03/027/04 tanggal 6 Oktober
2004 atas PPh Pasal 4 (2) dengan rincian seperti yang dijelaskan pada penjelasan No. 1 di atas.

Pengenaan pajak tersebut di atas langsung diperhitungakn untuk masa sewa 1/2 tahun, walaupun pembayaran angsuran
sewa per 3 bulanan belum dibayarkan Pemohon Banding kepada pihak penyewa dan walaupun manfaat masa sewa
dinikmati selama kurang lebih 1/2 bulan.

Berdasarkan Pasal 8 (3) dan (4) Peraturan Pemerintah No. 138 tahun 2000 tentang Penghasilan Kena Pajak dan
Pelunasan Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan yang Pemohon Banding kutip dapat disimpulkan bahwa:

a. Pajak Pengahasilan terhutang pada akhir bulan dilakukan pembayaran atau akhir bulan terhutangnya penghasilan yang
bersangkutan, tergantung peristiwa yang terjadi dahulu. Berdasarkan pokok tersebut, Pemohon Banding menjelaskan
bahwa Pemohon Banding tidak melakukan pembayaran pada akhir bulan.
b. Pemohon Banding melakukan pembayaran angsuran sewa per 3 bulanan berdasarkan saat jatuh tempo sesuai kontrak
atau perjanjian. Atas pembayaran tersebut secara otomatis Pemohon Banding langsung melakukan pemotongan pajak
penghasilan yang selanjutnya sudah Pemohon Banding setor ke Kas Negara di mana sampai Desember 2005 sejumlah
Rp. 1.422.222.216,-
c. Pemohon Banding menganut metode pembukuan "accrual basis", maka pengakuan atas beban sewa dihitung dengan
dibagi secara proporsional berdasarkkan jangka waktu sewa selama 2 1/2 tahun. Untuk periode Desember 2003
Pemohon Banding telah membebankan biaya sewa untuk masa 1/2 bulan sesuai dengan masa sewa.

Berdasarkan penjelasan di atas, perhitungan PPh Pasal 4 (2) final tahun 2003 menurut Pemohon Banding adalah sebagai
berikut:

Uraian Menurut SPT Menurut Menurut Keberatan


Pemohon Banding Pemeriksa Pemohon Banding

Objek Pajak 186.835.364 17.984.613.142 186.835.364


Pasal 4 (20 yang terhutang 8.070.292 1.785.848.070 8.070.292
Jumlah yang disetor 8.070.292 8.070.292 8.070.292
Jumlah kurang (lebih) bayar - 1.777.777.778 -
Sanksi administratif - 320.000.000 -
Jumlah PPh Pasal 4 (2) yang - 2.097.777.778 -
masih harus dibayar

131
PT GOLDEN RETAILINDO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. Amar putusan Pengadilan Pajak Jakarta tanggal 3 Februari 2006 No. PUT.17517/PPM.IV/25/2006 yang telah
berkekuatan tetap menyatakan Permohonan Banding yang diajukan Pemohon Banding atas Keputusan Direktur Jenderal
Pajak No. KEP-811/WPJ.06/BD.06/2005 tanggal 3 Oktober 2005 mengenai Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Penghasilan Pasal 4 (2) Tahun Pajak 2003 No. 00007/240/03/027/04 tanggal 6 Oktober 2004 tidak dapat diterima.

Majelis Hakim PK berpendapat:

Bahwa alasan-alasan Pemohon Banding/Pemohon PK mengajukan PK dapat dibenarkan karena dalam putusan
Pengadilan Pajak terdapat putusan yang nyata-nyata tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
yaitu bahwa ternyata Pemohon PK telah memenuhi ketentuan Pasal 36 ayat (4) Undang-Undang No. 14 tahun 2002 yaitu
dengan telah membayar lebih dari 50% dari pajak terutang namun pokok perkara belum diperiksa.

Putusan atas permohonan PK yang diajukan oleh Pemohon PK adalah:

Mengadili:

a. Mengabulkan permohonan PK dari Pemohon PK


b. Membatalkan putusan Pengadilan Pajak tanggal 3 Februari 2006 No. PUT.07517/PP/M.IV/25/2006

Dan Mengadili Kembali:

a. Memerintahkan Pengadilan Pajak untuk membuka kembali persidangan dalam perkara di atas, selanjutnya memanggil
kedua belah pihak untuk menghadiri sidang yang akan ditentukan dan melakukan pemeriksaan terhadap materi pokok.

b. Memerintahkan Pengadilan Pajak untuk mengirimkan kembali hasil pemeriksaan tersebut berkas perkara kepada
Mahkaman Agung.
c. Menetapkan bahwa penetapan biaya perkara ditangguhkan sampai adanya putusan akhir.

4. Sehubungan dengan Putusan Sela Mahkamah Agung di atas, telah dilaksanakan sidang pada Pengadilan Pajak
berdasarkan undangan sidang yang dikeluarkan oleh Pengadilan Pajak sebagai berikut:

a. Surat No. Und.0280/SP/Pg.08/2007 tanggal 3 September 2007


b. Surat No. Und.0301/SP/Pg.08/2007 tanggal 17 September 2007
c. Surat No. Und.0349/SP/Pg.08/2007 tanggal 8 Nopember 2007
d. Surat No. Und.0386/SP/Pg.08/2007 tanggal 27 Desember 2007
e. Surat No. Und.0031/SP/Pg.08/2008 tanggal 30 Januari 2008
f. Surat No. Und.0113/SP/Pg.08/2008 tanggal 24 Maret 2008
g. Surat No. Und.0161/SP/Pg.08/2008 tanggal 28 April 2008
h. Surat No. Und.0204/SP/Pg.08/2008 tanggal 4 Juni 2008

5. Berdasarkan keterangan dari perusahaan hingga tanggal Laporan audit ini, belum dikeluarkan putusan akhir atas perkara
pajak di atas.

Manajemen menyatakan bahwa sudah membayar kewajibannya sehubungan dengan SKP tersebut di atas.

132
PT GOLDEN RETAILINDO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

23.SEGMENTASI USAHA

Informasi segmentasi usaha perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, berdasarkan
jenis usaha perusahaan adalah sebagai berikut:

Tahun 2009
Informasi Segmen Usaha Departement Store Lain-Lain Total

ASET
Kas dan Setara Kas 14.928.681.730 3.075.111.368 18.003.793.098
Piutang Usaha - 1.271.741.750 1.271.741.750
Piutang Lain-lain 29.961.401 - 29.961.401
Uang Muka 294.860.500 - 294.860.500
Persediaan 791.331.197 - 791.331.197
Biaya Dibayar Dimuka 134.419.937 - 134.419.937

ASET TETAP
Peralatan & Perlengkapan Gedung 10.911.495.722 - 10.911.495.722
Peralatan & Perlengkapan Kantor 1.223.197.518 - 1.223.197.518
Mesin 38.893.192 - 38.893.192
Kendaraan 767.493.774 - 767.493.774
Investasi dalam saham 287.978.910 58.983.632 346.962.542
Aset Lain-lain - 4.382.000 4.382.000
Aset Pajak Tangguhan 831.613.666 170.330.510 1.001.944.176

TOTAL ASET 30.239.927.547 4.580.549.260 34.820.476.806

KEWAJIBAN
Hutang Usaha 7.335.940.646 - 7.335.940.646
Hutang Pajak 564.009.199 286.891.768 850.900.967
Biaya Yang Masih Harus Dibayar 1.497.718.600 - 1.497.718.600
Hutang Lain-Lain Jangka Panjang - 851.542.335 851.542.335
Kewajiban Imbalan Pasca Kerja 1.651.467.133 340.180.429 1.991.647.562

EKUITAS
Modal 1.650.000.000 - 1.650.000.000
Laba Ditahan 15.577.899.479 - 15.577.899.479
Laba Tahun Berjalan 5.064.827.218 - 5.064.827.218

TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS 33.341.862.274 1.478.614.532 34.820.476.806

133
PT GOLDEN RETAILINDO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Informasi Segmen Usaha Departement Store Lain-Lain Total

Pendapatan 20.425.366.327 12.856.745.503 33.282.111.830


Beban Pokok Penjualan (532.031.664) (3.070.438.100) (3.602.469.764)
Biaya Administrasi & Penjualan (17.534.737.766) (8.251.641.302) (25.786.379.067)
Pendapatan (Beban) Lainnya 765.614.322 360.289.093 1.125.903.415
Laba (Rugi) Komersial 3.124.211.219 1.894.955.194 5.019.166.414
Pajak Penghasilan (368.529.101) (173.425.459) (541.954.560)
Pajak Tangguhan 399.578.448 188.036.917 587.615.365
Laba Bersih Setelah Pajak 3.155.260.566 1.909.566.652 5.064.827.218

Tahun 2008
Informasi Segmen Usaha Departement Store Lain-Lain Total

ASET
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas 7.719.833.243 1.634.902.505 9.354.735.748
Piutang Usaha - 1.771.391.739 1.771.391.739
Piutang Lain-lain 24.457.474 - 24.457.474
Uang Muka 2.631.983.940 - 2.631.983.940
Persediaan 764.506.069 - 764.506.069
ASET TETAP
Peralatan & Perlengkapan Gedung 10.150.258.654 - 10.150.258.654
Peralatan & Perlengkapan Kantor 1.158.709.318 - 1.158.709.318
Mesin 50.001.539 - 50.001.539
Kendaraan 520.820.895 - 520.820.895
Investasi dalam saham 753.486.351 159.572.970 913.059.321
Aset Lain-lain - 4.382.000 4.382.000
Aset Pajak Tangguhan 341.917.656 72.411.155 414.328.811

TOTAL ASET 24.115.975.139 3.642.660.369 27.758.635.507

134
PT GOLDEN RETAILINDO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Informasi Segmen Usaha Departement Store Lain-Lain Total

KEWAJIBAN
Hutang Usaha 5.672.507.571 - 5.672.507.571
Hutang Pajak 90.467.406 519.125.907 609.593.313
Hutang Lain-Lain 75.000.001 - 75.000.001
Biaya Yang Masih Harus Dibayar 1.726.914.313 - 1.726.914.313
Hutang Lain-Lain-Jangka Panjang - 966.975.075 966.975.075
Kewajiban Imbalan Pasca Kerja 1.221.134.491 258.611.267 1.479.745.757
EKUITAS
Modal
Laba Ditahan 1.650.000.000 - 1.650.000.000
Laba Tahun Berjalan 12.602.291.823 - 12.602.291.823
2.975.607.655 - 2.975.607.655
TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS 26.013.923.259 1.744.712.249 27.758.635.507

Pendapatan 18.936.576.936 12.293.495.607 31.230.072.543


Beban Pokok Penjualan (340.266.346) (2.579.172.600) (2.919.438.946)
Biaya Administrasi & Penjualan (16.670.489.450) (9.790.604.915) (26.461.094.365)
Pendapatan (Beban)Lainnya 453.863.551 266.554.784 720.418.334
Laba (Rugi) Komersial 2.379.684.691 190.272.876 2.569.957.566
Bagian Laba Perusahaan Asosiasi 267.861.556 54.863.210 322.724.766
Pajak Penghasilan (12.649.707) (7.429.193) (20.078.900)
Pajak Tangguhan 64.892.661 38.111.563 103.004.223
Laba Bersih Setelah Pajak 2.699.789.200 275.818.456 2.975.607.655

24.PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA

Pada hari kamis tanggal 14 Januari 2010, diadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa sesuai dengan Akta No
147 tanggal 14 Januari 2010 dari Dr. Irawan Soerodjo, SH, MSI, notaris di Jakarta, dimana diputuskan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Persetujuan rencana perseroan untuk melakukan penawaran umum perdana saham-saham Perseroan kepada
masyarakat ("Penawaran Umum") dan mencatatkan saham-saham Perseroan di bursa efek di Indonesia serta
mengubah status Perseroan dari Perseroan tertutup menjadi Perseroan Terbuka.
2. Persetujuan perubahan nama Perseroan menjadi Perseroan Terbatas PT Golden Retailindo Tbk.
3. Persetujuan pengubahan nilai nominal masing-masing saham Perseroan dari semula sebesar Rp. 100.000,- (seratus
ribu rupiah) menjadi sebesar Rp. 100,- (seratus rupiah)

135
PT GOLDEN RETAILINDO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

4. Persetujuan peningkatan modal dasar Perseroan dari Rp. 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) menjadi sebesar Rp.
80.000.000.000 (delapan puluh milyar rupiah), dengan modal ditempatkan dan disetor dari sebesar Rp. 1.650.000.000,-
(satu milyar enam ratus lima puluh juta rupiah) menjadi sebesar Rp. 20.000.000.000,- (dua puluh milyar rupiah).

Dalam peningkatan modal tersebut diterbitkan sebanyak 183.500.000 (seratus delapan puluh tiga lima ratus ribu)
lembar saham baru, dengan nilai nominal masing-masing sebesar Rp. 100,- (seratus rupiah) sehingga seluruhnya
bernilai nominal sebesar Rp. 18.350.000.000,- (delapan belas milyar tiga ratus lima puluh juta rupiah) yang diambil
bagian oleh para pemegang saham Perseroan, yaitu:
a. Perseroan Terbatas (PT) Pasifik Atlanta Retailindo, sejumlah 146.800.000 (seratus empat puluh enam juta
delapan ratus ribu) saham, dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp. 14.680.000.000,- (empat belas milyar
enam ratus delapan puluh juta rupiah).
b. Tuan Kenny Wirya, sejumlah 36.700.0000 (tiga puluh enam juta tujuh ratus ribu) lembar saham, dengan nilai
nominal seluruhnya sebesar Rp. 3.670.000.000,- (tiga milyar enam ratus tujuh puluh juta rupiah).
Selanjutnya Rapat menyetujui bahwa penyetoran atas pengambilbagian saham baru tersebut, berasal dari kapitalisasi
laba ditahan sampai dengan tahun buku 2009 (dua ribu sembilan), dengan jumlah sebesar Rp. 18.350.000.000,-
(delapan belas milyar tiga ratus lima puluh juta rupiah) dan dialokasikan pada para pemegang saham secara
proporsional. Sehingga setelah peningkatan modal dan penyetoran atas saham-saham baru sebagaimana diuraikan di
atas berlaku efektif sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka susunan pemegang saham
Perseroan menjadi sebagai berikut:

Jumlah Saham Harga per Saham (Rp) Jumlah (Rp) Prosentase

PT Pasifik Atlanta Retailin 160.000.000 100 16.000.000.000 80%


Tuan Kenny Wirya 40.000.000 100 4.000.000.000 20%
200.000.000 20.000.000.000 100%

5. Persetujuan pengeluaran saham dalam simpanan/portepel Perseroan dan menawarkan/menjual saham baru yang akan
dikeluarkan dari portepel tersebut melalui Penawaran umum kepada masyarakat dalam jumlah sebanyak-banyaknya
86.000.000 (delapan puluh enam juta) saham baru, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang
berlaku termasuk peraturan Pasar Modal dan Peraturan Bursa Efek Indonesia yang berlaku di tempat dimana saham-
saham Perseroan dicatatkan.
6. Persetujuan untuk mencatatkan seluruh saham Perseroan, setelah dilaksanakan Penawaran Umum atas saham-saham
yang ditawarkan dan dijual kepada masyarakat melalui Pasar Modal dan termasuk saham-saham yang dimiliki oleh
pemegang saham Perseroan pada Bursa Efek Indonesia (Company Listing), serta menyetujui untuk mendaftarkan
saham-saham Perseroan dalam Penitipan Kolektif sesuai dengan Kustodian Sentral Efek Indonesia.

136
PT GOLDEN RETAILINDO
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dan 2008
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

7. Menyetujui pengubahan susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan, yaitu memberhentikan dengan
hormat seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan yang lama, dengan memberikan pembebasan dan
pelunasan (acquit et decharge) selama masa jabatannya, dan mengangkat anggota Direksi dan Dewan Komisaris
Perseroan yang baru, sehinggga susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan adalah sebagai berikut:

Dewan Direksi
Direktur Utama : Tuan Kenny Wirya
Direktur Tidak Terafiliasi: Nyonya Poppy Susanti Dharsono

Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Tuan Ong Budiman
Komisaris : Nyonya Sulysa
Komisaris Independen : Tuan Marzuki Usman

8. Mengangkat Nyonya Ester Kusnandar sebagai Corporate Secretary Perusahaan.

9. Berdasarkan keterangan dari manajemen perusahaan, komite audit belum terbentuk, akan dibentuk paling lambat 6
bulan setelah penawaran umum dilakukan.

25 PENERBITAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN

Pada tanggal 22 Januari 2010, kami telah menerbitkan laporan auditor independen No. 01/AUD/GR/BW/I/2010 atas laporan
keuangan PT Golden Retailindo untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 dan 2008 dan pada tanggal 26 Mei 2010 kami
juga telah menerbitkan laporan auditor independen No. R.01/AUD/GR/BW/IV/2010 atas laporan keuangan PT Golden
Retailindo untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 dan 2008. Sehubungan dengan rencana Perusahaan untuk
melakukan penawaran saham, Perusahaan menerbitkan laporan keuangan tersebut dengan beberapa perubahan dan tambahan
pengungkapan pada catatan atas laporan keuangan untuk menyesuaikan penyajiannya dengan peraturan pasar modal dan
pernyataan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

Akun-akun dan hal-hal yang mengalami koreksi / perubahan pengungkapan adalah sebagai berikut: penyajian laporan laba
rugi, penyajian laporan arus kas, penyertaan pada perusahaan asosiasi (cat. 10), hutang PPh Pasal 29 (cat. 13), penjualan
(cat.18), beban pokok penjualan (cat.19), pajak penghasilan (cat.13) dan segmentasi (cat. 23).

Akun-akun dan hal-hal yang mengalami perubahan penjelasan adalah sebagai berikut: Umum (Komisaris, Direksi dan
Karyawan) cat 1c, Kas dan Setara Kas (cat. 3), Piutang Usaha (cat.4), Uang Muka (cat 7), Biaya Dibayar Dimuka (cat 8),
Aset Tetap (cat 9), Hutang Usaha (cat.12), Kewajiban imbalan kerja (cat. 16), Ekuitas (cat 17), Transaksi dengan Hubungan
Istimewa (21), Perikatan dan kontinjensi (cat.22) dan Peristiwa setelah tanggal neraca (Cat 24).

Jumlah akun-akun tahun 2008 yang dicantumkan sebagai perbandingan laporan audit tahun 2009 di atas diambil dari laporan
audit tahun 2008 yang disajikan kembali tanggal pada 21 Mei 2010.

137
Halaman ini sengaja dikosongkan

138
xviiI. ANGGARAN DASAR
Direksi Perseroan menyatakan bahwa Anggaran Dasar yang dicantumkan dalam Prospektus ini merupakan
perubahan Anggaran Dasar Perseroan yang terakhir.

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN


Pasal 1

1. Perseroan Terbatas ini bernama PT GOLDEN RETAILINDO Tbk (selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini cukup
disebut dengan “Perseroan”), berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta Pusat.

2. Perseroan dapat membuka cabang atau perwakilan di tempat lain, baik di dalam maupun di luar wilayah
Republik Indonesia sebagaimana ditetapkan oleh Direksi, dengan persetujuan dari Dewan Komisaris.

JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN


Pasal 2

Perseroan ini didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas.

MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHA


Pasal 3

1. Maksud dan tujuan Perseroan ialah :

Berusaha dalam bidang perdagangan, jasa, real estate, pembangunan, agrobisnis, pertambangan, industri
dan pengangkutan.

2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perseroan melaksanakan kegiatan usaha sebagai
berikut:

i. kegiatan usaha utama :

a. menjalankan usaha dalam bidang perdagangan pada umumnya, termasuk impor, ekspor, interinsulair
dan lokal dari segala macam barang atau jasa yang dapat diperdagangkan baik untuk perhitungan
sendiri maupun pihak lain secara komisi, menjadi grosir, leveransir/supplier, distributor dan keagenan
serta perwakilan baik dari dalam maupun luar negeri dari segala macam barang dagangan dan jasa,
baik hasil produksi pihak lain maupun hasil produksi sendiri, termasuk hasil-hasil kegiatan usaha
penunjang

b. menjalankan usaha dalam bidang jasa, yang meliputi berbagai macam bidang jasa, antara lain
jasa persewaan ruangan, jasa boga termasuk restoran, food court, jasa pelayanan berbagai usaha,
kecuali jasa dalam bidang hukum dan pajak

ii. kegiatan usaha penunjang :

a. menjalankan usaha dalam bidang real estate dengan segala aktifitas dan kegiatan yang berkaitan
dengan usaha itu termasuk pula pembebasan tanah, developer, pemerataan, pemetaan/
pengkavlingan dan penjualan tanah, baik tanah untuk perumahan maupun tanah untuk industri

b. menjalankan usaha dalam bidang pembangunan, antara lain menerima, merencanakan dan
melaksanakan pekerjaan pembangunan gedung, rumah, jalan, jembatan, termasuk penggalian,
pembuatan saluran-saluran, irigasi, pemasangan instalasi listrik, air, telepon dan gas

c. menjalankan usaha dalam bidang agrobisnis yang meliputi pertanian, perkebunan, peternakan,
perikanan dan kehutanan

d. menjalankan usaha dalam bidang pertambangan termasuk eksplorasi, eksploitasi serta pemasaran
hasil-hasil tambang yang diijinkan oleh Pemerintah

e. menjalankan usaha dalam bidang perindustrian pada umumnya termasuk pabrik-pabrik, home
industri dan kerajinan tangan serta memasarkan hasil-hasil produksinya

139
f. menjalankan usaha dalam bidang pengangkutan di darat, baik untuk pengangkutan orang maupun
barang.

MODAL
Pasal 4

1. Modal dasar Perseroan berjumlah Rp 80.000.000.000 (delapan puluh miliar Rupiah) terbagi atas 800.000.000
(delapan ratus juta) saham, masing-masing saham bernilai nominal Rp100 (seratus Rupiah).

2. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan sebesar 25 % (dua puluh lima persen) atau sejumlah 200.000.000
(dua ratus juta) saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 20.000.000.000 (dua puluh miliar Rupiah),
yang telah diambil bagian oleh para pemegang saham dengan rincian yang akan disebutkan pada akhir
akta.

3. 100% (seratus persen) dari nilai nominal setiap saham yang telah ditempatkan tersebut di atas, atau
seluruhnya berjumlah Rp 20.000.000.000 (dua puluh miliar Rupiah) telah disetor penuh kepada Perseroan oleh
para pemegang saham.

4. Penyetoran modal dapat pula dilakukan dengan cara selain dalam bentuk uang, baik berupa benda berwujud
maupun tidak berwujud, wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut :

a. benda yang dijadikan setoran modal dimaksud wajib diumumkan kepada publik pada saat pemanggilan
Rapat Umum Pemegang Saham mengenai penyetoran tersebut

b. benda yang dijadikan sebagai setoran modal wajib dinilai oleh penilai yang terdaftar di Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau instansi yang berwenang dan/atau penggantinya dan tidak
dijaminkan dengan cara apapun juga

c. memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari Rapat Umum Pemegang Saham, dengan memperhatikan
peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal

d. dalam hal benda yang dijadikan sebagai setoran modal dilakukan dalam bentuk saham perseroan yang
tercatat di Bursa Efek, maka harganya harus ditetapkan berdasarkan nilai pasar wajar

e. dalam hal penyetoran tersebut berasal dari laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan dan/atau
unsur modal sendiri, maka laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan dan/atau unsur modal
sendiri lainnya tersebut, sudah dimuat dalam Laporan Keuangan Tahunan terakhir yang telah diperiksa
akuntan yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau instansi yang
berwenang dan/atau penggantinya, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Penyetoran atas saham
dari kompensasi/konversi tagihan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan
peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal.

5. Saham-saham yang masih dalam simpanan akan dikeluarkan Perseroan dengan persetujuan Rapat Umum
Pemegang Saham dengan syarat dan harga tertentu yang ditetapkan oleh Direksi dan harga tersebut tidak
di bawah harga pari, dengan mengindahkan peraturan-peraturan yang termuat dalam Anggaran Dasar ini,
peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal, serta peraturan Bursa
Efek di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan.

6 a. Setiap penambahan modal melalui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas (Efek Bersifat Ekuitas adalah
Saham atau Efek yang dapat ditukar dengan saham atau Efek yang mengandung hak untuk memperoleh
Saham antara lain Obligasi Konversi atau Waran) yang dilakukan dengan pemesanan, maka hal tersebut
wajib dilakukan dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu kepada pemegang saham
yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal yang ditentukan Rapat
Umum Pemegang Saham yang menyetujui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas dalam jumlah yang
sebanding dengan jumlah Saham yang telah terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan atas
nama pemegang saham masing-masing pada tanggal tersebut

b. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu wajib dapat dialihkan dan diperdagangkan dalam jangka waktu
sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang
Pasar Modal

c. Efek Bersifat Ekuitas yang akan dikeluarkan oleh Perseroan tersebut di atas harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan, dengan syarat-syarat dan jangka waktu
sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar ini, peraturan perundang-undangan dan peraturan yang
berlaku di bidang Pasar Modal serta peraturan Bursa Efek di tempat dimana saham-saham Perseroan
dicatatkan

140
d. Efek Bersifat Ekuitas yang akan dikeluarkan oleh Perseroan dan tidak diambil oleh pemegang Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu harus dialokasikan kepada semua pemegang saham yang memesan
tambahan Efek Bersifat Ekuitas, dengan ketentuan apabila jumlah Efek Bersifat Ekuitas yang dipesan
melebihi jumlah Efek Bersifat Ekuitas yang akan dikeluarkan, Efek Bersifat Ekuitas yang tidak diambil
tersebut wajib dialokasikan sebanding dengan jumlah Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu yang
dilaksanakan oleh masing-masing pemegang saham yang memesan tambahan Efek Bersifat Ekuitas,
satu dan lain dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di
bidang Pasar Modal

e. Dalam hal masih terdapat sisa Efek Bersifat Ekuitas yang tidak diambil bagian oleh pemegang saham
sebagaimana dimaksud huruf (d) di atas, maka dalam hal terdapat pembeli siaga, Efek Bersifat Ekuitas
tersebut wajib dialokasikan kepada pihak tertentu yang bertindak sebagai pembeli siaga dengan harga
dan syarat-syarat yang sama, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan dan peraturan
yang berlaku di bidang Pasar Modal

f. Penambahan modal disetor menjadi efektif setelah terjadinya penyetoran, dan saham yang diterbitkan
mempunyai hak-hak yang sama dengan saham yang mempunyai klasifikasi yang sama yang diterbitkan
oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban Perseroan untuk mengurus pemberitahuan kepada
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

g. Pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas tanpa memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu kepada
pemegang saham dapat dilakukan dalam hal pengeluaran Efek :

i. ditujukan kepada karyawan Perseroan

ii. ditujukan kepada pemegang obligasi atau Efek lain yang dapat dikonversi menjadi saham, yang
telah dikeluarkan dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham

iii. dilakukan dalam rangka reorganisasi dan/atau restrukturisasi yang telah disetujui oleh Rapat Umum
Pemegang Saham

iv. dilakukan sesuai dengan sebagaimana diatur oleh peraturan perundang-undangan dan peraturan
yang berlaku di bidang Pasar Modal yang memperbolehkan penambahan modal tanpa memberikan
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu

h. Setiap penambahan modal melalui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas dapat menyimpang dari ketentuan
seperti tersebut dalam Pasal 4 ayat 6 huruf (a) sampai dengan huruf (g) di atas apabila ketentuan peraturan
perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal serta peraturan Bursa Efek di
tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan mengijinkannya.

7. Pelaksanaan pengeluaran saham dalam simpanan untuk pemegang Efek yang dapat ditukar dengan saham
atau Efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham, dapat dilakukan oleh Direksi berdasarkan
persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan terdahulu telah menyetujui pengeluaran efek tersebut,
dengan memperhatikan peraturan-peraturan yang termuat dalam Anggaran Dasar ini, peraturan perundang-
undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal serta peraturan Bursa Efek di tempat dimana
saham-saham Perseroan dicatatkan.

8. Penambahan modal dasar Perseroan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham. Dalam hal modal dasar ditingkatkan, maka setiap penempatan saham-saham lebih lanjut harus
disetujui oleh Rapat umum Pemegang Saham, dengan memperhatikan ketentuan dalam Anggaran Dasar ini,
peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal.

9. Penambahan modal dasar yang mengakibatkan modal ditempatkan dan disetor menjadi kurang dari 25% (dua
puluh lima persen) dari modal dasar, dapat dilakukan sepanjang :

a. telah memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham, yang menyetujui untuk menambah
modal dasar

b. telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

c. penambahan modal ditempatkan dan disetor, sehingga menjadi paling sedikit 25% (dua puluh lima
persen) dari modal dasar, wajib dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah
persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
ayat 9.b Pasal ini

d. dalam hal penambahan modal disetor sebagaimana dimaksud dalam ayat 9.c tidak terpenuhi sepenuhnya,
maka Perseroan harus mengubah kembali anggaran dasarnya, sehingga modal ditempatkan dan disetor

141
paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar dengan memperhatikan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, dalam jangka waktu 2 (dua) bulan setelah jangka waktu dalam ayat
9.c Pasal ini tidak terpenuhi

e. persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana dimaksud dalam ayat 9.a Pasal ini, termasuk
juga persetujuan untuk mengubah anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam ayat 9.d Pasal ini.

10. Perubahan anggaran dasar dalam rangka penambahan modal dasar menjadi efektif setelah terjadinya
penyetoran modal yang mengakibatkan besarnya modal disetor menjadi paling kurang 25% (dua puluh lima
persen) dari modal dasar dan mempunyai hak-hak yang sama dengan saham lainnya yang diterbitkan oleh
Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban Perseroan untuk mengurus persetujuan perubahan anggaran
dasar dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia atas pelaksanaan penambahan modal
disetor tersebut.

11. Perseroan dapat membeli kembali saham-saham yang telah dibayar penuh sampai dengan 10% (sepuluh
persen) dari jumlah saham yang telah ditempatkan atau dalam jumlah lain apabila perundang-undangan
menentukan lain. Pembelian kembali saham tersebut dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan
dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal.

SAHAM
Pasal 5

1. Semua saham yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah saham atas nama.

2. Perseroan dapat mengeluarkan saham dengan nilai nominal atau tanpa nilai nominal. Pengeluaran saham
tanpa nilai nominal wajib dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.

3. Perseroan hanya mengakui seorang atau 1 (satu) pihak saja, baik perorangan maupun badan hukum, sebagai
pemilik dari 1 (satu) saham, yaitu orang atau badan hukum yang namanya tercatat sebagai pemilik saham
yang bersangkutan dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan.

4. Apabila saham karena sebab apapun menjadi milik beberapa orang, maka mereka yang memiliki bersama-
sama itu diwajibkan untuk menunjuk secara tertulis seorang diantara mereka atau seorang lain sebagai kuasa
mereka bersama dan hanya nama dari yang diberi kuasa atau yang ditunjuk itu saja yang dimasukkan dalam
Daftar Pemegang Saham dan harus dianggap sebagai Pemegang Saham dari saham yang bersangkutan serta
berhak mempergunakan semua hak yang diberikan oleh hukum yang timbul atas saham-saham tersebut.

5. Selama ketentuan dalam ayat 4 Pasal ini belum dilaksanakan, maka para pemegang saham tersebut tidak
berhak mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham, sedangkan pembayaran dividen untuk
saham itu ditangguhkan.

6. Dalam hal para pemilik bersama lalai untuk memberitahukan secara tertulis kepada Perseroan mengenai
penunjukan wakil bersama itu, Perseroan berhak memberlakukan pemegang saham yang namanya terdaftar
dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan sebagai satusatunya pemegang saham yang sah atas saham-
saham tersebut.

7. Setiap pemegang saham yang memiliki 1 (satu) saham atau lebih dengan sendirinya menurut hukum harus
tunduk kepada Anggaran Dasar dan kepada semua keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Umum
Pemegang Saham serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8. Seluruh saham yang dikeluarkan oleh Perseroan dapat dijaminkan dengan mengikuti ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai pemberian jaminan saham, peraturan perundang-undangan dan peraturan
yang berlaku di bidang Pasar Modal.

9. Untuk saham Perseroan yang tercatat pada Bursa Efek di Indonesia, berlaku ketentuan peraturan di bidang
Pasar Modal di Indonesia dan peraturan Bursa Efek di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan.

SURAT SAHAM
Pasal 6

1. Perseroan dapat mengeluarkan surat saham atas nama pemiliknya yang terdaftar dalam Daftar Pemegang
Saham Perseroan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan peraturan yang berlaku
di bidang Pasar Modal serta ketentuan yang berlaku di Bursa Efek di tempat dimana saham-saham Perseroan
dicatatkan.

142
2. Apabila dikeluarkan surat saham, maka untuk setiap saham diberi sehelai surat saham.

3. Surat kolektif saham dapat dikeluarkan sebagai bukti pemilikan 2 (dua) atau lebih saham-saham yang dimiliki
oleh seorang pemegang saham.

4. Pada surat saham sekurangnya harus dicantumkan :


a. Nama dan alamat pemegang saham
b. Nomor surat saham
c. Tanggal pengeluaran surat saham
d. Nilai Nominal saham
e. Tanda pengenal sebagaimana akan ditentukan oleh Direksi.

5. Pada surat kolektif saham sekurangnya harus dicantumkan :


a. Nama dan alamat pemegang saham
b. Nomor surat kolektif saham
c. Tanggal pengeluaran surat kolektif saham
d. Nilai nominal saham
e. Jumlah saham dan nomor urut saham yang bersangkutan
f. Tanda pengenal sebagaimana akan ditentukan oleh Direksi.

6. Surat saham dan surat kolektif saham dan/atau Obligasi Konversi dan/atau Waran dan/atau Efek Bersifat
Ekuitas lainnya yang dapat dikonversi menjadi saham dapat dicetak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal, serta ditandatangani oleh seorang anggota
Direksi dan seorang anggota Dewan Komisaris, atau tanda tangan tersebut dicetak langsung pada surat
saham dan surat kolektif saham dan/atau Obligasi Konversi dan/atau Waran dan/atau Efek Bersifat Ekuitas
lainnya yang bersangkutan, dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang
berlaku di bidang Pasar Modal.

7. Untuk saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau
pada Bank Kustodian (khusus dalam rangka kontrak investasi kolektif), Perseroan menerbitkan sertifikat
atau konfirmasi tertulis kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau pada Bank Kustodian yang
bersangkutan, yang ditandatangani oleh seorang anggota Direksi dan seorang anggota Dewan Komisaris,
atau tanda tangan tersebut dicetak langsung pada sertifikat atau konfirmasi tertulis tersebut.

8. Konfirmasi tertulis yang dikeluarkan Direksi untuk saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif, sekurang-
kurangnya mencantumkan :
a. Nama dan alamat Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian Kolektif yang bersangkutan
b. Tanggal pengeluaran sertifikat atau konfirmasi tertulis
c. Jumlah saham yang tercakup dalam sertifikat atau konfirmasi tertulis
d. Jumlah nilai nominal saham yang tercakup dalam sertifikat atau konfirmasi tertulis
e. Ketentuan bahwa setiap saham dalam Penitipan Kolektif dengan klasifikasi yang sama, adalah sepadan
dan dapat pertukarkan antara satu dengan yang lain
f. Persyaratan yang ditetapkan oleh Direksi untuk pengubahan sertifikat atau konfirmasi tertulis.

PENGGANTI SURAT SAHAM


Pasal 7

1. Dalam hal surat saham rusak, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika:
a. pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham adalah pemilik surat saham tersebut; dan
b. Perseroan telah menerima surat saham yang rusak.

2. Perseroan wajib memusnahkan surat saham yang rusak setelah memberikan pengganti surat saham.

3. Dalam hal surat saham hilang, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika :
a. pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham adalah pemilik surat saham tersebut
b. Perseroan telah mendapatkan dokumen pelaporan dari Kepolisian RepubIik Indonesia atas hilangnya
surat saham tersebut
c. Pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham memberikan jaminan yang dipandang cukup
oleh Direksi Perseroan

143
d. rencana pengeluaran pengganti surat saham yang hilang telah diumumkan di Bursa Efek di tempat dimana
saham Perseroan dicatatkan dalam waktu paling kurang 14 (empat belas) hari sebelum pengeluaran
pengganti surat saham.

4. Biaya untuk pengeluaran pengganti surat saham itu harus ditanggung oleh pemegang saham yang
bersangkutan.

5. Pengeluaran pengganti surat saham, menurut Pasal ini, mengakibatkan surat aslinya menjadi batal dan tidak
berlaku lagi.

6. Pengeluaran pengganti surat saham yang terdaftar pada Bursa Efek di Indonesia, dilakukan dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal di
Indonesia.

7. Ketentuan dalam Pasal 7 ini, mutatis-mutandis juga berlaku bagi pengeluaran pengganti surat kolektif saham
dan pengganti sertifikat atau konfirmasi tertulis.

DAFTAR PEMEGANG SAHAM DAN DAFTAR KHUSUS


Pasal 8

1. Perseroan berkewajiban untuk mengadakan Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus di tempat kedudukan
Perseroan.

2. Dalam Daftar Pemegang Saham dicatat :


a. Nama dan alamat para Pemegang Saham
b. Jumlah, nomor dan tanggal perolehan saham yang dimiliki para Pemegang Saham
c. Jumlah yang disetor atas setiap saham
d. Nama dan alamat dari orang atau badan hukum yang menjadi penerima gadai atau fidusia atas saham
dan tanggal pembebanan saham tersebut serta
e. Keterangan lainnya yang dianggap perlu oleh Direksi dan/atau diharuskan oleh peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

3. Dalam Daftar Khusus dicatat keterangan mengenai kepemilikan saham anggota Direksi dan Dewan Komisaris
beserta keluarganya dalam Perseroan dan/atau pada perseroan lain serta tanggal saham itu diperoleh.

4. Setiap perubahan alamat dari pemegang saham wajib diberitahukan secara tertulis kepada Direksi atau kuasa
Direksi yang sah (Biro Administrasi Efek yang ditunjuk oleh Direksi). Selama pemberitahuan demikian belum
diterima, maka semua surat kepada pemegang saham atau pengumuman dan pemanggilan untuk Rapat
Umum Pemegang Saham akan dikirim kepada alamat pemegang saham yang terakhir tercatat dalam Daftar
Pemegang Saham Perseroan.

5. Direksi berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus
sebaikbaiknya.

6. Setiap Pemegang Saham berhak melihat Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus pada waktu jam kerja
Kantor Perseroan.

7. Pencatatan dan/atau perubahan pada Daftar Pemegang Saham harus disetujui Direksi dan dibuktikan dengan
penandatanganan pencatatan atas perubahan tersebut oleh Direktur Utama atau salah seorang anggota
Direksi atau kuasa Direksi yang sah (Biro Administrasi Efek yang ditunjuk Direksi), sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal di Indonesia.

8. Setiap pendaftaran atau pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham termasuk pencatatan mengenai suatu
penjualan, pemindahtanganan, pembebanan yang menyangkut saham atau hak atau kepentingan atas saham
harus dilakukan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar, dan untuk saham yang terdaftar pada Bursa Efek
di Indonesia, dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku di bidang
Pasar Modal di Indonesia.

9. Atas permintaan pemegang saham yang bersangkutan atau penerima gadai atau penerima fidusia,
pembebanan atas saham harus dicatat dalam Daftar Pemegang Saham dengan cara yang akan ditentukan
oleh Direksi berdasarkan bukti yang memuaskan yang dapat diterima oleh Direksi mengenai gadai atau fidusia
atas saham yang bersangkutan.

144
PENITIPAN KOLEKTIF
Pasal 9

1. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian harus dicatat dalam Daftar
Pemegang Saham Perseroan atas nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian untuk kepentingan
pemegang rekening pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.

2. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian atau Perusahaan Efek yang dicatat dalam rekening Efek
pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dicatat atas nama Bank Kustodian atau Perusahaan Efek
dimaksud untuk kepentingan pemegang rekening pada Bank Kustodian atau Perusahaan Efek tersebut.

3. Apabila saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian merupakan bagian dari portofolio efek Reksa
Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian, maka Perseroan akan mencatatkan saham tersebut dalam Daftar Pemegang
Saham Perseroan atas nama Bank Kustodian untuk kepentingan pemilik Unit Penyertaan dari Reksa Dana
berbentuk kontrak investasi kolektif tersebut.

4. Perseroan wajib menerbitkan sertifikat atau konfirmasi tertulis kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 Pasal ini, atau Bank Kustodian sebagaimana yang dimaksud
dalam ayat 3 Pasal ini, sebagai tanda bukti pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan.

5. Perseroan wajib memutasikan saham dalam Penitipan Kolektif yang terdaftar atas nama Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian untuk Reksa Dana berbentuk kontrak investasi
kolektif dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan menjadi atas nama pihak yang ditunjuk oleh Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian dimaksud. Permohonan mutasi disampaikan oleh
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian kepada Perseroan atau Biro Administrasi
Efek yang ditunjuk Perseroan.

6. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian atau Perusahaan Efek wajib menerbitkan
konfirmasi tertulis kepada pemegang rekening sebagai tanda bukti pencatatan dalam rekening Efek.

7. Dalam Penitipan Kolektif setiap saham dari jenis dan klasifikasi yang sama, yang diterbitkan Perseroan adalah
sepadan dan dapat dipertukarkan antara satu dengan yang lain.

8. Perseroan wajib menolak pencatatan mutasi saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila surat saham tersebut
hilang atau musnah, kecuali pemegang saham yang meminta mutasi dimaksud dapat memberikan bukti dan/
atau jaminan yang cukup bahwa yang bersangkutan adalah benar-benar pemilik yang sah dari saham yang
hilang atau musnah tersebut dan saham tersebut benarbenar hilang atau musnah.

9. Perseroan wajib menolak pencatatan mutasi saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila saham tersebut
dijaminkan, diletakkan dalam sita berdasarkan penetapan Pengadilan atau disita untuk pemeriksaan perkara
pidana.

10. Pemegang rekening Efek yang Efeknya tercatat dalam Penitipan Kolektif berhak hadir dan/atau mengeluarkan
suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham, sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya pada rekening
Efek tersebut.

11. Bank Kustodian dan Perusahaan Efek wajib menyampaikan daftar rekening Efek beserta jumlah saham
Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening pada Bank Kustodian dan Perusahaan Efek
tersebut kepada Lembaga Penyimpanan Penyelesaian, untuk selanjutnya diserahkan kepada Perseroan
paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham.

12. Manajer Investasi berhak hadir dan mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham atas saham
yang termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian yang merupakan bagian dari portofolio Efek
Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian, dengan ketentuan bahwa Bank Kustodian tersebut wajib menyampaikan
nama Manajer Investasi tersebut paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal pemanggilan Rapat Umum
Pemegang Saham.

13. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan saham
kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian, dan seterusnya Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian tersebut
menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain kepada Bank Kustodian dan kepada Perusahaan Efek
untuk kepentingan masing-masing pemegang rekening pada Bank Kustodian dan Perusahaan Efek tersebut.

145
14. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan saham
kepada Bank Kustodian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian yang merupakan bagian
dari portofolio Efek Reksa Dana yang berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan
Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.

15. Batas waktu penentuan pemegang rekening Efek yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus
atau hak-hak lainnya sehubungan dengan pemilikan saham dalam Penitipan Kolektif ditentukan oleh Rapat
Umum Pemegang Saham, dengan ketentuan Bank Kustodian dan Perusahaan Efek wajib menyampaikan
daftar pemegang rekening Efek beserta jumlah saham yang dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening
Efek tersebut kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, paling lambat pada tanggal yang menjadi
dasar penentuan pemegang saham yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak
lainnya, untuk selanjutnya diserahkan kepada Perseroan paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah tanggal yang
menjadi dasar penentuan pemegang saham yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hak-
hak lainnya tersebut.

16. Ketentuan mengenai Penitipan Kolektif tunduk pada ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan
yang berlaku di bidang Pasar Modal serta ketentuan Bursa Efek di wilayah Republik Indonesia di tempat
dimana saham-saham Perseroan dicatatkan.

PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM


Pasal 10

1. Pendaftaran pemindahan hak atas saham wajib dilakukan oleh Direksi dengan cara mencatatkan pemindahan
hak itu dalam Daftar Pemegang Saham yang bersangkutan berdasarkan akta pemindahan hak yang
ditandatangani oleh yang memindahkan dan yang menerima pemindahan atau wakil mereka yang sah atau
berdasarkan suratsurat lain yang cukup membuktikan pemindahan hak itu menurut pendapat Direksi tanpa
mengurangi ketentuan dalam Anggaran Dasar.

2. Akta pemindahan hak atau surat lain sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 harus berbentuk sebagaimana
ditentukan dan/atau yang dapat diterima oleh Direksi dan salinannya disampaikan kepada Perseroan, dengan
ketentuan bahwa dokumen pemindahan hak atas saham yang tercatat pada Bursa Efek di Indonesia harus
memenuhi peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal di Indonesia.

3. Pemindahan hak atas saham yang tercatat dalam rekening pada Penitipan Kolektif dicatat sebagai mutasi
antar rekening, ataupun sebagai mutasi dari suatu rekening dalam Penitipan Kolektif ke atas nama individu
pemegang saham yang bukan pemegang rekening dalam Penitipan Kolektif, dengan melaksanakan pencatatan
atas pemindahan hak oleh Direksi Perseroan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 9 di atas.

4. Pemindahan hak atas saham hanya diperbolehkan apabila semua ketentuan dalam Anggaran Dasar telah
dipenuhi. Segala tindakan yang bertentangan dengan ketentuan dalam Pasal ini, membawa akibat bahwa
suara yang dikeluarkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham untuk saham itu dianggap tidak sah, sedang
pembayaran dividen atas saham itu ditangguhkan.

5. Pemindahan hak atas saham harus dicatat baik dalam Daftar Pemegang Saham, maupun pada surat saham
dan surat kolektif saham yang bersangkutan. Catatan itu harus diberi tanggal dan ditandatangani oleh Direktur
Utama dan Komisaris Utama, atau kuasa mereka yang sah, atau oleh Biro Administrasi yang ditunjuk oleh
Direksi.

6. Direksi atas kebijaksanaan mereka sendiri dan dengan memberikan alasan untuk itu, dapat menolak untuk
mendaftarkan pemindahan hak atas saham dalam Daftar Pemegang Saham apabila ketentuan dalam
Anggaran Dasar tidak dipenuhi atau apabila salah satu dari persyaratan dalam pemindahan saham tidak
terpenuhi.

7. Apabila Direksi menolak untuk mendaftar pemindahan hak atas saham, maka Direksi wajib mengirim
pemberitahuan penolakan kepada pihak yang akan memindahkan haknya selambatnya 30 (tiga puluh) hari
setelah tanggal permohonan untuk pendaftaran itu diterima oleh Direksi.

8. Mengenai saham Perseroan yang tercatat pada Bursa Efek, setiap penolakan untuk mencatat pemindahan
hak atas saham yang dimaksud, dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan peraturan
yang berlaku di bidang Pasar Modal di Indonesia.

9. Daftar Pemegang Saham harus ditutup pada 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal iklan pemanggilan untuk
Rapat Umum Pemegang Saham, untuk menetapkan nama para pemegang saham yang berhak hadir dalam
Rapat Umum Pemegang Saham yang dimaksud.

146
10. Setiap orang yang memperoleh hak atas suatu saham karena kematian seorang pemegang saham atau
karena sebab lain yang mengakibatkan pemilikan suatu saham beralih demi dan/atau berdasarkan hukum,
dengan mengajukan bukti haknya sebagaimana sewaktu-waktu dipersyaratkan oleh Direksi dapat mengajukan
permohonan secara tertulis untuk didaftarkan sebagai pemegang saham dari saham tersebut.

11. Pendaftaran hanya dapat dilakukan apabila Direksi dapat menerima baik bukti hak itu, dengan memperhatikan
ketentuan dalam Anggaran Dasar, peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang
Pasar Modal di Indonesia.

12. Semua pembatasan, larangan dan ketentuan dalam Anggaran Dasar yang mengatur hak untuk memindahkan
hak atas saham dan pendaftaran dari pemindahan hak atas saham harus berlaku pula secara mutatis mutandis
terhadap setiap peralihan hak menurut ayat 10 dari Pasal ini.

13. Dalam hal terjadi pengubahan pemilikan dari suatu saham, pemilik asalnya yang terdaftar dalam Daftar
Pemegang Saham dianggap tetap sebagai pemilik dari saham tersebut hingga nama dari pemilik baru tersebut
telah tercatat dalam Daftar Pemegang Saham, hal tersebut dengan memperhatikan ketentuan perundang-
undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal serta ketentuan Bursa Efek di tempat dimana
saham-saham Perseroan dicatatkan.

14. Pemindahan hak atas saham yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia dan/atau saham yang diperdagangkan
di Pasar Modal, dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang
berlaku di bidang Pasar Modal di Indonesia serta ketentuan Bursa Efek di tempat dimana saham-saham
Perseroan dicatatkan.

DIREKSI
Pasal 11

1. Perseroan diurus dan dipimpin oleh Direksi terdiri dari sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota Direksi,
seorang diantaranya dapat diangkat sebagai Direktur Utama, dalam hal anggota Direksi terdiri lebih dari 2
(dua) orang anggota Direksi maka, bilamana diperlukan dapat diangkat seorang atau lebih Wakil Direktur
Utama dan yang lainnya diangkat sebagai Direktur, dengan memperhatikan peraturan yang berlaku di bidang
Pasar Modal.

2. Yang boleh diangkat sebagai anggota Direksi adalah orang perseorangan yang memenuhi persyaratan sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku, mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah
dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi atau Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan
suatu perseroan dinyatakan pailit atau orang yang tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana
yang merugikan keuangan Negara dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya.

3. Selain memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 Pasal ini, pengangkatan anggota Direksi
dilakukan dengan memperhatikan keahlian, pengalaman serta persyaratan lain berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

4. Masa jabatan anggota Direksi adalah untuk jangka waktu sampai dengan ditutupnya Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan yang ke 5 (lima) setelah pengangkatan anggota Direksi yang dimaksud, dengan tidak
mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham tersebut untuk memberhentikan anggota Direksi tersebut
sewaktu-waktu sebelum masa jabatannya berakhir, dengan menyebutkan alasannya, setelah anggota Direksi
yang bersangkutan diberi kesempatan untuk hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham guna membela diri
dalam Rapat Umum Pemegang Saham tersebut. Pemberhentian demikian berlaku sejak penutupan Rapat
Umum Pemegang Saham yang memutuskan pemberhentiannya, kecuali tanggal lain yang ditentukan oleh
Rapat Umum Pemegang Saham.

5. Setelah masa jabatan berakhir anggota Direksi tersebut dapat diangkat kembali oleh Rapat Umum Pemegang
Saham.

6. Para anggota Direksi dapat diberi gaji tiap-tiap bulan dan tunjangan lainnya yang besarnya ditentukan
oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan wewenang tersebut oleh Rapat Umum Pemegang Saham dapat
dilimpahkan kepada Dewan Komisaris.

7. Apabila oleh suatu sebab jabatan anggota Direksi lowong, maka dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak
terjadi lowongan, harus diumumkan kepada para pemegang saham tentang akan diselenggarakannya Rapat
Umum Pemegang Saham untuk mengisi lowongan itu. Masa jabatan seorang yang diangkat untuk mengisi
lowongan tersebut adalah sisa masa jabatan dari anggota Direksi yang jabatannya telah menjadi lowong
tersebut.

147
8. Apabila oleh suatu sebab apapun semua jabatan anggota Direksi lowong, maka dalam jangka waktu 30 (tiga
puluh) hari sejak terjadinya lowongan tersebut harus diumumkan kepada para pemegang saham tentang
akan diadakannya Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengangkat Direksi baru, dan untuk sementara
Perseroan diurus oleh Dewan Komisaris.

9. Seorang anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis
mengenai maksudnya tersebut kepada Perseroan paling lambat 60 (enam puluh) hari sebelum tanggal
pengunduran dirinya.

10. Perseroan wajib menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk memutuskan permohonan
pengunduran diri anggota Direksi dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari setelah diterimanya
surat pengunduran diri tersebut. Kepada anggota Direksi yang mengundurkan diri sebagaimana tersebut di
atas tetap dapat dimintakan pertanggungjawabannya sejak pengangkatan yang bersangkutan sampai dengan
tanggal pengunduran dirinya, dalam Rapat Umum Pemegang Saham tersebut.

11. Dalam hal Perseroan tidak menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham dalam jangka waktu
sebagaimana dimaksud dalam ayat 10 Pasal ini, maka dengan lampaunya kurun waktu tersebut, pengunduran
diri anggota Direksi menjadi sah tanpa memerlukan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham.

12. Dalam hal anggota Direksi mengundurkan diri sehingga mengakibatkan jumlah anggota Direksi menjadi
kurang dari yang diatur pada ayat 1 Pasal ini, maka pengunduran diri tersebut sah apabila telah ditetapkan
oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan telah diangkat anggota Direksi yang baru sehingga memenuhi
persyaratan minimal jumlah anggota Direksi tersebut.

13. Jabatan anggota Direksi berakhir apabila :


a. Meninggal dunia
b. Masa jabatannya berakhir
c. Diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
d. Mengundurkan diri sesuai dengan ketentuan dalam Pasal ini
e. Dinyatakan pailit atau ditaruh di bawah pengampuan berdasarkan suatu keputusan Pengadilan
f. Tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota Direksi berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

TUGAS DAN WEWENANG DIREKSI


Pasal 12

1. Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Perseroan dalam
mencapai maksud dan tujuannya.

2. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugasnya, dengan
mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Anggaran Dasar.

3. Tugas pokok Direksi adalah :


a. Memimpin, mengurus dan mengendalikan Perseroan sesuai dengan tujuan Perseroan dan senantiasa
berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas Perseroan
b. Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan Perseroan
c. Menyusun rencana kerja tahunan yang memuat anggaran tahunan Perseroan dan wajib disampaikan
kepada Dewan Komisaris untuk memperoleh persetujuan dari Dewan Komisaris, sebelum dimulainya
tahun buku yang akan datang.

4. Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam dan di luar Pengadilan tentang segala hal dan dalam segala
kejadian, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan pihak lain dengan Perseroan, serta menjalankan segala
tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, dengan pembatasan-pembatasan yang
ditetapkan dalam ayat 5, ayat 6 dan ayat 7 Pasal ini, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan
dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal di Indonesia.

5. Perbuatan-perbuatan Direksi sebagai berikut :


a. Meminjam atau meminjamkan uang atas nama Perseroan (tidak termasuk mengambil uang Perseroan
pada Bank)
b. Mendirikan suatu usaha baru atau turut serta pada perusahaan lain baik di dalam maupun di luar negeri
harus mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris, dengan memperhatikan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal.

148
6. Untuk menjalankan perbuatan hukum :
a. mengalihkan, melepaskan hak yang jumlahnya lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah kekayaan
bersih Perseroan atau merupakan seluruh harta kekayaan Perseroan, baik dalam 1 (satu) transaksi atau
beberapa transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang berkaitan satu sama lain dalam 1 (satu) tahun
buku
b. menjadikan jaminan utang yang jumlahnya lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah kekayaan
bersih Perseroan atau merupakan seluruh harta kekayaan Perseroan, baik dalam 1 (satu) transaksi atau
beberapa transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang berkaitan satu sama lain ; Direksi harus mendapat
persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham, yang dihadiri atau diwakili para pemegang saham yang
memiliki paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang
sah dan disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh suara yang dikeluarkan
secara sah dalam Rapat. Apabila dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang dimaksud tersebut di
atas kuorum yang ditentukan tidak tercapai, maka paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat
21 (dua puluh satu) hari setelah Rapat Umum Pemegang Saham pertama itu dapat diselenggarakan
Rapat Umum Pemegang Saham kedua dengan acara yang sama seperti Rapat Umum Pemegang
Saham pertama. Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham kedua harus dilakukan paling lambat
7 (tujuh) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham kedua tersebut dengan tidak memperhitungkan
tanggal pemanggilan dan tanggal rapat, serta untuk pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham kedua
tersebut tidak perlu dilakukan pengumuman terlebih dahulu dan Rapat Umum Pemegang Saham kedua
tersebut harus dihadiri atau diwakili para pemegang saham yang memiliki paling sedikit 2/3 (dua per tiga)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan disetujui lebih dari 3/4 (tiga per empat)
bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan secara sah dalam Rapat. Dalam hal kuorum kehadiran dalam
Rapat Umum Pemegang Saham kedua tersebut juga tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan,
kuorum kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan dan waktu penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham ditetapkan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan atau instansi yang berwenang dan/atau penggantinya.

7. Direksi mengumumkan perbuatan hukum untuk melepaskan hak atas atau mengagunkan harta kekayaan
Perseroan, termasuk hak atas tanah atau perusahaan-perusahaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 6,
dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional, dengan memperhatikan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal.

8. Untuk menjalankan perbuatan hukum berupa transaksi yang memuat benturan kepentingan antara kepentingan
ekonomis pribadi anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris atau pemegang saham, dengan kepentingan
ekonomis Perseroan, Direksi memerlukan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana diatur
dalam Pasal 23 ayat 8 Anggaran Dasar ini.

9. Apabila terjadi sesuatu hal dimana kepentingan Perseroan bertentangan dengan kepentingan pribadi (benturan
kepentingan) salah seorang anggota Direksi, Perseroan akan diwakili oleh anggota Direksi lainnya yang tidak
mempunyai benturan kepentingan, dan dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan
dengan kepentingan pribadi (benturan kepentingan) seluruh anggota Direksi, maka dalam hal ini Perseroan
akan diwakili oleh Dewan Komisaris, dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan
kepentingan pribadi (benturan kepentingan) seluruh anggota Direksi dan seluruh anggota Dewan Komisaris
maka dalam hal ini Perseroan diwakili oleh pihak lain yang tidak mempunyai benturan kepentingan yang
ditunjuk oleh Rapat Umum Pemegang Saham, satu dan lain dengan tidak mengurangi ketentuan dalam ayat
8 Pasal ini.

10. a. Direktur Utama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili
Perseroan
b. Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga, hal mana tidak perlu
dibuktikan kepada pihak ketiga, maka seorang anggota Direksi lainnya berhak dan berwenang bertindak
untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan.

11. Tanpa mengurangi tanggung jawabnya, Direksi untuk perbuatan tertentu berhak pula mengangkat seorang
atau lebih sebagai wakil atau kuasanya dengan memberikan kepadanya kekuasaan atas tindakan tertentu
yang diatur dalam suatu surat kuasa, wewenang yang demikian harus dilaksanakan sesuai dengan Anggaran
Dasar.

12. Segala tindakan dari para anggota Direksi yang bertentangan dengan Anggaran Dasar adalah tidak sah.

13. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham
dan wewenang tersebut oleh Rapat Umum Pemegang Saham dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris,
dalam hal Rapat Umum Pemegang Saham tidak menetapkan maka pembagian tugas dan wewenang anggota
Direksi ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi.

149
14. Direksi dalam mengurus dan/atau mengelola Perseroan wajib bertindak sesuai dengan keputusan yang
ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

RAPAT DIREKSI
Pasal 13

1. Rapat Direksi dapat diadakan setiap waktu bilamana dipandang perlu atas permintaan seorang atau lebih
anggota Direksi atau atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris, atau atas
permintaan tertulis 1 (satu) pemegang saham atau lebih yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah, dengan menyebutkan hal-hal yang akan
dibicarakan.

2. Pemanggilan Rapat Direksi dilakukan oleh anggota Direksi yang berhak mewakili Direksi menurut ketentuan
Pasal 12 Anggaran Dasar.

3. Pemanggilan Rapat Direksi harus disampaikan dengan surat tercatat, atau dengan surat yang disampaikan
langsung kepada setiap anggota Direksi dengan mendapat tanda terima atau dengan telegram, telex,
facsimile yang ditegaskan dengan surat tercatat sekurangnya 7 (tujuh) hari sebelum Rapat diadakan, dengan
tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal Rapat, sepanjang seluruh anggota Direksi (atau
penggantinya, tergantung kasusnya) dapat, dengan tertulis, mengabaikan persyaratan ini atau setuju dengan
panggilan yang lebih pendek.

4. Pemanggilan Rapat itu harus mencantumkan antara lain tanggal, waktu, tempat dan agenda Rapat yang
berisikan hal-hal yang akan dibicarakan dalam rapat tersebut, dan disertai dengan dokumen-dokumen yang
berhubungan dengan diskusi dalam rapat.

5. Rapat Direksi diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau di tempat kegiatan usaha utama Perseroan di
dalam wilayah Republik Indonesia. Apabila semua anggota Direksi hadir atau diwakili, pemanggilan terlebih
dahulu tersebut tidak disyaratkan dan Rapat Direksi dapat diadakan dimanapun di dalam wilayah Republik
Indonesia sebagaimana yang ditentukan oleh Direksi dan Rapat Direksi tersebut berhak mengambil keputusan
yang sah dan mengikat.

6. Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama, dalam hal Direktur Utama berhalangan atau tidak hadir karena
alasan apapun juga hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat Direksi akan dipimpin
oleh salah seorang anggota Direksi yang dipilih oleh dan dari antara para anggota Direksi yang hadir dalam
Rapat Direksi yang bersangkutan.

7. Seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam Rapat Direksi hanya oleh anggota Direksi lainnya berdasarkan
surat kuasa yang diberikan khusus untuk keperluan tersebut.

8. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila lebih dari 1/2
(satu per dua) bagian dari jumlah anggota Direksi hadir atau diwakili secara sah dalam Rapat.

9. Keputusan Rapat Direksi harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat; Dalam hal keputusan
berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil dengan pemungutan suara
berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan secara sah
dalam Rapat.

10. Apabila suara yang setuju dan yang tidak setuju berimbang, maka Ketua Rapat Direksi yang akan
menentukan.

11. a. Setiap anggota Direksi yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu)
suara untuk setiap anggota Direksi lain yang diwakilinya.

b. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda tangan,
sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara lisan kecuali Ketua Rapat
menentukan lain tanpa ada keberatan berdasarkan suara terbanyak dari yang hadir.

c. Suara abstain (blanko) dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas yang
mengeluarkan suara dalam Rapat.

12. Dari segala sesuatu yang dibicarakan dan diputuskan dalam Rapat Direksi harus dibuat Risalah Rapat.
Risalah Rapat Direksi dibuat oleh seorang notulis yang ditunjuk oleh Ketua Rapat dan setelah Risalah Rapat
dibacakan dan dikonfirmasikan kepada para peserta Rapat, kemudian harus ditandatangani oleh Ketua Rapat
dan salah seorang anggota Direksi yang ditunjuk oleh dan dari antara mereka yang hadir guna memastikan
kelengkapan dan kebenaran Risalah tersebut. Risalah ini merupakan bukti yang sah untuk para anggota

150
Direksi dan untuk pihak ketiga mengenai keputusan yang diambil dalam Rapat yang bersangkutan. Apabila
Risalah dibuat oleh Notaris penandatanganan demikian tidak disyaratkan.

13. Direksi dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Direksi, dengan ketentuan
semua anggota Direksi telah diberitahu secara tertulis mengenai usul keputusan yang dimaksud dan semua
anggota Direksi memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani
persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan
keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Direksi.

DEWAN KOMISARIS
Pasal 14

1. Pengawasan Perseroan dilakukan oleh Dewan Komisaris. Dewan Komisaris terdiri dari sekurang-kurangnya
2 (dua) orang anggota Dewan Komisaris, seorang diantaranya dapat diangkat sebagai Komisaris Utama,
dalam hal anggota Dewan Komisaris terdiri lebih dari 2 (dua) orang anggota Dewan Komisaris maka, bilamana
diperlukan dapat diangkat seorang atau lebih Wakil Komisaris Utama, dan yang lainnya diangkat sebagai
Komisaris.

2. Yang boleh diangkat sebagai anggota Dewan Komisaris adalah orang perseorangan yang memenuhi
persyaratan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, mampu melaksanakan perbuatan hukum
dan tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi atau Dewan Komisaris yang dinyatakan
bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit, atau orang yang tidak pernah dihukum karena
melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan Negara dalam kurun waktu 5 (lima) tahun sebelum
pengangkatannya.

3. Selain memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 Pasal ini, pengangkatan anggota Dewan
Komisaris dilakukan dengan memperhatikan persyaratan lain berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

4. Masa jabatan anggota Dewan Komisaris adalah untuk jangka waktu sampai dengan ditutupnya Rapat
Umum Pemegang Saham Tahunan yang ke-5 (lima) setelah pengangkatan anggota Dewan Komisaris yang
dimaksud, dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk memberhentikan anggota
Dewan Komisaris tersebut sewaktu-waktu sebelum masa jabatannya berakhir, dengan menyebutkan
alasannya setelah anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri
dalam Rapat Umum Pemegang Saham tersebut. Pemberhentian demikian berlaku sejak penutupan Rapat
Umum Pemegang Saham yang memutuskan pemberhentian tersebut, kecuali tanggal lain yang ditentukan
oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

5. Anggota Dewan Komisaris yang masa jabatannya telah berakhir dapat diangkat kembali oleh Rapat Umum
Pemegang Saham.

6. Anggota Dewan Komisaris dapat diberi gaji atau honorarium dan tunjangan yang besarnya ditentukan oleh
Rapat Umum Pemegang Saham.

7. Apabila oleh suatu sebab jabatan anggota Dewan Komisaris lowong, maka dalam jangka waktu 30 (tiga
puluh) hari setelah terjadinya lowongan, harus diumumkan kepada para pemegang saham tentang akan
diadakannya pemanggilan dari Rapat Umum Pemegang Saham yang akan diselenggarakan untuk mengisi
lowongan itu. Masa jabatan seseorang yang diangkat untuk mengisi lowongan tersebut adalah sisa masa
jabatan dari anggota Dewan Komisaris yang jabatannya telah menjadi lowong tersebut.

8. Seorang anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan
secara tertulis mengenai maksud tersebut kepada Perseroan paling lambat 60 (enam puluh) hari sebelum
tanggal pengunduran dirinya.

9. Perseroan wajib menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk memutuskan permohonan
pengunduran diri anggota Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari setelah
diterimanya surat pengunduran diri tersebut. Kepada anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri
sebagaimana tersebut di atas, tetap dapat dimintakan pertanggungjawaban sebagai anggota Dewan Komisaris
hingga saat pengunduran dirinya dalam Rapat Umum Pemegang Saham tersebut.

10. Dalam hal Perseroan tidak menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham dalam jangka waktu
sebagaimana dimaksud dalam ayat 9 Pasal ini, maka dengan lampaunya kurun waktu tersebut, pengunduran
diri anggota Dewan Komisaris menjadi sah tanpa memerlukan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham.

151
11. Dalam hal anggota Dewan Komisaris mengundurkan diri sehingga mengakibatkan jumlah anggota Dewan
Komisaris menjadi kurang dari yang diatur pada ayat 1 Pasal ini, maka pengunduran diri tersebut sah apabila
telah ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan telah diangkat anggota Dewan Komisaris yang
baru sehingga memenuhi persyaratan minimal jumlah anggota Dewan Komisaris tersebut.

12. Jabatan anggota Dewan Komisaris berakhir apabila :


a. Meninggal dunia
b. Masa jabatannya berakhir
c. Diberhentikan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham
d. Mengundurkan diri sesuai dengan ketentuan Pasal ini
e. Dinyatakan pailit atau ditaruh di bawah pengampuan berdasarkan suatu keputusan Pengadilan
f. Tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota Dewan Komisaris berdasarkan Anggaran Dasar ini
dan peraturan perundang-undangan lainnya.

TUGAS DAN WEWENANG DEWAN KOMISARIS


Pasal 15

1. Dewan Komisaris bertugas :


a. Melakukan pengawasan atas jalannya pengurusan Perseroan oleh Direksi dan memberikan persetujuan
atas rencana kerja tahunan Perseroan, selambat-lambatnya sebelum dimulainya tahun buku yang akan
datang.
b. Melakukan tugas yang secara khusus diberikan kepadanya menurut Anggaran Dasar, peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan/atau berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.
c. Melakukan tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan
dan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.
d. Meneliti dan menelaah laporan tahunan yang dipersiapkan oleh Direksi serta menandatangani laporan
tahunan tersebut.
e. Mematuhi Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan, serta wajib melaksanakan prinsip-
prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, serta
kewajaran.

2. Sehubungan tugas Dewan Komisaris sebagaimana yang dimaksud ayat 1 Pasal ini, maka Dewan Komisaris
berkewajiban :
a. Mengawasi pelaksanaan rencana kerja tahunan Perseroan;
b. Mengikuti perkembangan kegiatan Perseroan, dan dalam hal Perseroan menunjukkan gejala kemunduran
yang menyolok, segera melaporkan kepada Rapat Umum Pemegang Saham dengan disertai saran
mengenai langkah perbaikan yang harus ditempuh;
c. Memberikan pendapat dan saran kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai setiap persoalan
lainnya yang dianggap penting bagi pengelolaan Perseroan;
d. Melakukan tugas pengawasan lainnya yang ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham;
e. Memberikan tanggapan atas laporan berkala Direksi dan pada setiap waktu yang diperlukan mengenai
perkembangan Perseroan.

3. Dewan Komisaris setiap waktu dalam jam kerja kantor Perseroan berhak memasuki bangunan dan halaman
atau tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai oleh Perseroan dan berhak memeriksa semua
pembukuan, surat dan alat bukti lainnya, persediaan barang, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang
kas (untuk keperluan verifikasi) dan lain-lain surat berharga serta berhak untuk mengetahui segala tindakan
yang telah dijalankan oleh Direksi, dalam hal demikian Direksi dan setiap anggota Direksi wajib untuk
memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan oleh anggota Dewan Komisaris atau tenaga ahli
yang membantunya.

4. Jika dianggap perlu, Dewan Komisaris berhak meminta bantuan tenaga ahli dan/atau Komite dalam
melaksanakan tugasnya untuk jangka waktu terbatas atas beban Perseroan.

5. Pembagian kerja diantara para anggota Dewan Komisaris diatur oleh mereka, dan untuk kelancaran tugasnya
Dewan Komisaris dapat dibantu oleh seorang sekretaris yang diangkat oleh Dewan Komisaris atas beban
Perseroan.

152
6. Rapat Dewan Komisaris setiap waktu berhak memberhentikan untuk sementara waktu seorang atau lebih
anggota Direksi dari jabatannya, apabila anggota Direksi tersebut bertindak bertentangan dengan Anggaran
Dasar ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau melalaikan kewajibannya atau terdapat
alasan yang mendesak bagi Perseroan.

7. Pemberhentian sementara itu harus diberitahukan kepada yang bersangkutan dengan disertai alasan dari
tindakan tersebut.

8. Dalam jangka waktu paling lambat 45 (empat puluh lima) hari sesudah pemberhentian sementara itu, Perseroan
wajib untuk menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham yang khusus diadakan untuk itu yang akan
memutuskan apakah anggota Direksi yang bersangkutan akan diberhentikan seterusnya atau dikembalikan
kepada kedudukannya semula, sedangkan kepada anggota Direksi yang diberhentikan sementara itu diberi
kesempatan untuk hadir guna membela diri. Rapat Umum Pemegang Saham tersebut dipimpin oleh Komisaris
Utama dan dalam hal Komisaris Utama tidak hadir atau berhalangan hal mana tidak perlu dibuktikan kepada
pihak ketiga maka Rapat akan dipimpin oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris lainnya, dan dalam hal
tidak ada seorangpun anggota Dewan Komisaris yang hadir atau berhalangan, hal mana tidak perlu dibuktikan
kepada pihak lain, maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh seorang yang dipilih oleh dan dari
antara pemegang saham dan/atau kuasa pemegang saham yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang
Saham yang bersangkutan. Apabila Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana dimaksud pada ayat 8
Pasal ini, tidak diadakan dalam waktu 45 (empat puluh lima) hari setelah pemberhentian sementara itu maka
pemberhentian sementara tersebut menjadi batal demi hukum dan yang bersangkutan menduduki kembali
jabatannya.

9. Apabila seluruh anggota Direksi diberhentikan untuk sementara dan Perseroan tidak mempunyai seorangpun
anggota Direksi, maka untuk sementara Dewan Komisaris diwajibkan untuk mengurus Perseroan, dalam
hal demikian kekuasaan sementara kepada seorang atau lebih diantara mereka atas tanggungan mereka
bersama.

10. Dalam hal hanya ada seorang anggota Dewan Komisaris maka segala tugas dan wewenang yang diberikan
kepada Komisaris Utama atau anggota Dewan Komisaris dalam anggaran dasar ini berlaku pula baginya.

RAPAT DEWAN KOMISARIS


Pasal 16

1. Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan sekurangnya setiap 3 (tiga) bulan sekali atau setiap waktu bilamana
dianggap perlu oleh Komisaris Utama atau oleh 1/3 (satu per tiga) bagian dari jumlah anggota Dewan Komisaris
atau atas permintaan tertulis dari Rapat Direksi atau atas permintaan dari 1 (satu) pemegang saham atau lebih
yang memiliki sedikitnya 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari seluruh jumlah saham dengan hak suara yang
sah, dalam Rapat mana Dewan Komisaris dapat mengundang Direksi.

2. Pemanggilan Rapat Dewan Komisaris dilakukan oleh Komisaris Utama, dalam hal Komisaris Utama
berhalangan oleh anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Komisaris Utama.

3. Pemanggilan Rapat Dewan Komisaris, baik untuk anggota Dewan Komisaris maupun untuk anggota Direksi
disampaikan dengan surat tercatat atau disampaikan secara langsung dengan mendapat tanda terima yang
layak, atau dengan telegram, telefax, faksimile yang segera ditegaskan dengan surat tercatat sekurangnya 14
(empat belas) hari dan dalam hal mendesak sekurangnya 3 (tiga) hari sebelum Rapat diadakan.

4. Pemanggilan Rapat itu harus mencantumkan tanggal, waktu, dan tempat rapat serta acara rapat yang telah
ditentukan sebelumnya atas hal-hal yang akan dibicarakan dengan cara terperinci dan disertai dengan
dokumen-dokumen yang akan digunakan dalam rapat.

5. Rapat Dewan Komisaris diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau tempat kegiatan usaha Perseroan.
Apabila semua anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili, pemanggilan terlebih dahulu tersebut tidak
disyaratkan dan Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan dimanapun di dalam wilayah Republik Indonesia
sebagaimana yang ditentukan oleh Dewan Komisaris dan Rapat Dewan Komisaris tersebut berhak mengambil
keputusan yang sah dan mengikat.

6. Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama, dalam hal Komisaris Utama tidak dapat hadir atau
berhalangan hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak lain, maka rapat akan dipimpin oleh salah seorang
anggota Dewan Komisaris yang dipilih oleh dan dari anggota Dewan Komisaris yang hadir dan/atau diwakili
dalam Rapat Dewan Komisaris yang bersangkutan.

7. Seorang anggota Dewan Komisaris dapat diwakili dalam Rapat Dewan Komisaris hanya oleh anggota Dewan
Komisaris lainnya berdasarkan surat kuasa yang diberikan khusus untuk keperluan itu.

153
8. Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat hanya apabila lebih dari
1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili dalam Rapat tersebut.

9. Keputusan Rapat Dewan Komisaris harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal
keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil berdasarkan
suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah suara yang sah yang dikeluarkan dalam Rapat.
Setiap anggota Dewan Komisaris berhak untuk mengeluarkan satu suara.

10. Apabila suara yang setuju dan tidak setuju berimbang, maka Ketua Rapat Dewan Komisaris yang akan
menentukan.

11. a. Setiap anggota Dewan Komisaris yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1
(satu) suara untuk setiap anggota Dewan Komisaris lainnya yang diwakilinya.
b. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tandatangan,
sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan dengan lisan kecuali ketua Rapat
menentukan lain tanpa ada keberatan berdasarkan suara terbanyak dari yang hadir.
c. Suara abstain (blanko) dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas yang
mengeluarkan suara dalam Rapat.

12. Dari segala sesuatu yang dibicarakan dan diputuskan dalam Rapat Dewan Komisaris harus dibuat Risalah
Rapat oleh seorang Notulis yang ditunjuk oleh Ketua Rapat dan sebagai pengesahannya harus ditandatangani
oleh Ketua Rapat dan oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh dan dari antara
mereka yang hadir. Apabila Risalah dibuat oleh Notaris, penandatanganan tersebut tidak disyaratkan.

13. Risalah Rapat Dewan Komisaris yang dibuat dan ditandatangani menurut ketentuan dalam ayat 12 Pasal
ini akan berlaku sebagai bukti yang sah, baik untuk para anggota Dewan Komisaris dan untuk pihak ketiga
mengenai keputusan Dewan Komisaris yang diambil dalam Rapat yang bersangkutan.

14. Dewan Komisaris dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Dewan Komisaris,
dengan ketentuan semua anggota Dewan Komisaris telah diberitahu secara tertulis mengenai usul keputusan
yang dimaksud dan semua anggota Dewan Komisaris memberikan persetujuan mengenai usul yang
diajukan secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara
demikian, mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Dewan
Komisaris.

RENCANA KERJA, TAHUN BUKU DAN LAPORAN TAHUNAN


Pasal 17

1. Tahun buku Perseroan berjalan dari tanggal 1 (satu) Januari dan berakhir pada tanggal 31 (tiga puluh satu)
Desember tahun yang sama. Pada akhir bulan Desember tiap tahun, buku-buku Perseroan ditutup.

2. Direksi menyampaikan rencana kerja tahunan yang memuat juga anggaran tahunan Perseroan kepada Dewan
Komisaris untuk mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris, sebelum dimulainya tahun buku yang akan
datang. Rencana kerja tahunan tersebut disampaikan, sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang,
dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal.

3. Direksi menyusun Laporan Tahunan yang diantaranya memuat Laporan keuangan terdiri dari neraca dan
perhitungan laba rugi tahun buku yang bersangkutan beserta laporan lainnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang telah diaudit oleh Akuntan Publik yang terdaftar di Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau instansi yang berwenang dan/atau penggantinya, serta
telah ditandatangani oleh semua anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris untuk diajukan kepada dan
guna mendapatkan persetujuan dan pengesahan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Laporan
tahunan tersebut sudah tersedia untuk para pemegang saham di kantor Perseroan sebelum tanggal Rapat
Umum Pemegang Saham Tahunan diselenggarakan, dengan jangka waktu sebagaimana ditetapkan oleh
peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal.

4. Sebelum menandatangani Laporan Tahunan tersebut dalam ayat 3 Pasal ini, Dewan Komisaris akan menelaah
dan menilai Laporan Tahunan tersebut dan untuk keperluan mana dapat diminta bantuan tenaga ahli atas
biaya Perseroan dan kepada siapa Direksi wajib memberikan keterangan yang diperlukan.

5. Perseroan wajib mengumumkan Neraca dan Laporan Laba Rugi Perseroan dalam surat kabar harian
berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan
di bidang Pasar Modal.

154
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
Pasal 18

1. Rapat Umum Pemegang Saham dalam Perseroan adalah :


a. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 Anggaran Dasar ini.
b. Rapat Umum Pemegang Saham lainnya, yang selanjutnya dalam Anggaran Dasar disebut Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa yaitu Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan sewaktu-waktu
berdasarkan kebutuhan, sebagaimana diatur dalam Pasal 20 Anggaran Dasar ini.

2. Yang dimaksud dalam Rapat Umum Pemegang Saham dalam Anggaran Dasar ini berarti keduaduanya yaitu
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, kecuali dengan
tegas dinyatakan lain.

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN


Pasal 19

1. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan diselenggarakan tiap tahun, selambatnya 6 (enam) bulan setelah
tahun buku Perseroan ditutup.

2. Dalam Rapat umum Pemegang Saham Tahunan :


a. Direksi wajib mengajukan Laporan Keuangan yang terdiri dari neraca dan perhitungan laba rugi dari
tahun buku yang bersangkutan serta penjelasan atas dokumen tersebut, dan yang telah diperiksa oleh
Akuntan Publik yang harus diajukan untuk mendapat persetujuan dan pengesahan Rapat;
b. Direksi wajib mengajukan Laporan Tahunan mengenai keadaan dan jalannya Perseroan, tata usaha
keuangan dari tahun buku yang bersangkutan, hasil yang telah dicapai, perkiraan mengenai perkembangan
Perseroan dimasa yang akan datang, kegiatan utama Perseroan dan perubahannya selama tahun buku
serta rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi kegiatan Perseroan untuk
mendapatkan persetujuan Rapat;
c. Diputuskan penggunaan laba Perseroan ;
d. Dilakukan penunjukan akuntan publik yang terdaftar atau pemberian kuasa untuk melakukan penunjukkan
akuntan publik yang terdaftar ;
e. Jika perlu melakukan pengangkatan dan/atau perubahan susunan anggota Direksi dan anggota Dewan
Komisaris Perseroan;
f. Dapat diputuskan hal-hal lain yang diajukan secara sebagaimana mestinya dalam Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan, sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.

3. Pengesahaan dan/atau persetujuan Laporan Tahunan oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, berarti
memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et decharge) kepada
para anggota Direksi dan Dewan Komisaris atas pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama
tahun buku yang lalu, sejauh tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Tahunan.

4. Dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar
Modal, Direksi wajib memanggil dan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan atas
permintaan tertulis dari Dewan Komisaris atau dari 1 (satu) pemegang saham atau lebih yang bersama-sama
mewakili sedikitnya 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah.
Dewan Komisaris wajib memanggil dan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang
dimintakan tersebut apabila Direksi tidak memanggil Rapat tersebut dalam tempo 30 (tiga puluh) hari setelah
tanggal permintaan tersebut diterima oleh Direksi atau Dewan Komisaris. Permintaan tertulis tersebut harus
disampaikan secara tercatat dengan menyebutkan hal-hal yang hendak dibicarakan disertai alasannya.

5. Apabila Direksi atau Dewan Komisaris lalai untuk memanggil dan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 setelah lewat waktu 60 (enam puluh) hari terhitung sejak
surat permintaan itu diterima oleh Direksi atau Dewan Komisaris, maka pemegang saham yang bersangkutan
yang menandatangani permintaan itu berhak memanggil sendiri Rapat atas biaya Perseroan setelah mendapat
izin dari Ketua Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Perseroan.

6. Pelaksanaan Rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat 5 harus memperhatikan penetapan Pengadilan Negeri
yang memberi izin tersebut.

155
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA
Pasal 20

1. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa diadakan tiap-tiap kali, apabila dianggap perlu oleh Direksi dan/
atau Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham.

2. Dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal,
Direksi wajib memanggil dan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa atas permintaan
tertulis dari Dewan Komisaris atau dari 1 (satu) pemegang saham atau lebih yang bersama-sama mewakili
sedikitnya 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah. Dewan
Komisaris wajib memanggil dan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang
dimintakan tersebut apabila Direksi tidak memanggil Rapat tersebut dalam tempo 30 (tiga puluh) hari setelah
tanggal permintaan tersebut diterima oleh Direksi atau Dewan Komisaris. Permintaan tertulis tersebut harus
disampaikan secara tercatat dengan menyebutkan hal-hal yang hendak dibicarakan disertai alasannya.

3. Apabila Direksi atau Dewan Komisaris lalai untuk memanggil dan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 setelah lewat waktu 60 (enam puluh) hari terhitung
sejak surat permintaan itu diterima oleh Direksi atau Dewan Komisaris, maka pemegang saham yang
bersangkutan yang menandatangani permintaan itu berhak memanggil sendiri Rapat atas biaya Perseroan
setelah mendapat izin dari Ketua Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan
Perseroan.

4. Pelaksanaan Rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 harus memperhatikan penetapan Pengadilan Negeri
yang memberi izin tersebut.

TEMPAT DAN PEMANGGILAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM


Pasal 21

1. Rapat Umum Pemegang Saham dapat diadakan di :


a. tempat kedudukan Perseroan ;
b. tempat Perseroan menjalankan kegiatan usahanya ; atau
c. tempat kedudukan Bursa Efek dimana saham-saham Perseroan dicatatkan ;
dengan ketentuan Rapat Umum Pemegang Saham tersebut wajib diselenggarakan dalam wilayah
Negara Republik Indonesia.

2. Sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari sebelum diberikannya pemanggilan Rapat Umum Pemegang
Saham dengan tidak memperhitungkan tanggal pengumuman dan tanggal pemanggilan, pihak yang berhak
untuk memberikan pemanggilan, mengumumkan kepada para pemegang saham dengan cara memasang
iklan pengumuman Rapat Umum Pemegang Saham dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia yang
berperedaran nasional sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang
Pasar Modal, bahwa akan diadakan pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham.

3. Pemanggilan untuk Rapat Umum Pemegang Saham harus dilakukan sekurang-kurangnya 14 (empat belas)
hari sebelum tanggal Rapat Umum Pemegang Saham, dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan
dan tanggal Rapat Umum Pemegang Saham. Pemanggilan untuk Rapat Umum Pemegang Saham harus
disampaikan kepada para pemegang saham dengan pemuatan iklan dalam surat kabar harian berbahasa
Indonesia yang berperedaran nasional atau tempat kedudukan Bursa Efek di Indonesia di tempat dimana
saham Perseroan dicatatkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di
bidang Pasar Modal.

4. Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham harus mencantumkan tempat, hari, tanggal dan waktu maupun
acara rapat, dan pemanggilan untuk Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan harus disertai pemberitahuan
bahwa neraca dan perhitungan laba rugi tahun buku yang baru berlalu tersedia untuk para pemegang saham
di kantor Perseroan sejak tanggal pemanggilan, kecuali diatur lain dalam peraturan perundang-undangan
di bidang Pasar Modal. Harus diberitahukan juga bahwa salinan-salinan neraca dan perhitungan laba rugi
tahun buku yang baru berlalu dapat diperoleh dari Perseroan atas permintaan tertulis dari pemegang saham,
permintaan mana harus diterima di kantor pusat Perseroan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum Rapat
Umum Pemegang Saham Tahunan bersangkutan diselenggarakan.

5. Apabila semua pemegang saham dengan hak suara yang sah hadir atau diwakili dalam Rapat Umum
Pemegang Saham, maka pengumuman dan pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana
dimaksud dalam ayat 2 dan ayat 3 Pasal ini tidak menjadi syarat dan dalam Rapat Umum Pemegang Saham
tersebut dapat diambil keputusan yang sah serta mengikat mengenai hal yang akan dibicarakan, sedangkan
Rapat Umum Pemegang Saham dapat diselenggarakan dimanapun juga dalam wilayah Republik Indonesia.

156
6. Usul Pemegang saham akan dimasukkan dalam acara Rapat Umum Pemegang Saham, jika :
a. Usul tersebut diajukan secara tertulis kepada Direksi oleh seorang atau lebih pemegang saham yang
bersama-sama mewakili sekurang-kurangnya 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham
dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh Perseroan; dan
b. Usul tersebut diterima oleh Direksi sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari sebelum tanggal
pemanggilan untuk Rapat Umum Pemegang Saham yang bersangkutan dikeluarkan; dan
c. Menurut pendapat Direksi usul itu dianggap berhubungan langsung dengan usaha Perseroan.

PIMPINAN DAN BERITA ACARA


RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
Pasal 22

1. Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh
Dewan Komisaris. Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris tidak ada yang hadir atau semua berhalangan
hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh
Direktur Utama, dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun hal mana tidak
perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh salah seorang
anggota Direksi. Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi tidak hadir atau berhalangan
hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh
salah seorang pemegang saham yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang ditunjuk dari dan
oleh peserta Rapat Umum Pemegang Saham.

2. Dalam hal anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan
atas hal yang akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham, maka Rapat Umum Pemegang
Saham dipimpin oleh anggota Dewan Komisaris lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan yang
ditunjuk oleh Dewan Komisaris. Apabila semua anggota Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan,
maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh Direktur Utama. Dalam hal Direktur Utama mempunyai
benturan kepentingan atas hal yang akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham, maka Rapat
Umum Pemegang Saham dipimpin oleh anggota Direksi yang tidak mempunyai benturan kepentingan. Apabila
semua anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan, maka Rapat Umum
Pemegang Saham dipimpin oleh salah seorang pemegang saham independen yang ditunjuk oleh pemegang
saham lainnya yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham.

3. Mereka yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham harus membuktikan wewenangnya untuk hadir
dalam Rapat Umum Pemegang Saham, yaitu sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh Direksi
atau Dewan Komisaris pada waktu pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham, yang demikian dengan
ketentuan untuk saham yang tercatat di Bursa Efek, dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan
dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal di Indonesia.

4. Dari segala hal yang dibicarakan dan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham dibuatlah risalah
rapat oleh Notaris. Risalah Rapat tersebut menjadi bukti yang sah terhadap semua Pemegang Saham dan
Pihak Ketiga tentang keputusan dan segala sesuatu yang terjadi dalam rapat.

KUORUM, HAK SUARA DAN KEPUTUSAN


Pasal 23

1. a. Rapat Umum Pemegang Saham (termasuk Rapat Umum Pemegang Saham untuk pengeluaran Efek
Bersifat Ekuitas untuk penambahan modal ditempatkan dan disetor dalam batas modal dasar) dapat
dilangsungkan apabila dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian
dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh Perseroan, kecuali
apabila dalam Anggaran Dasar ini ditentukan lain.
b. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1.a tidak tercapai maka dapat diadakan
pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham kedua tanpa didahului dengan pengumuman tentang akan
diadakannya pemanggilan rapat.
c. Rapat Umum Pemegang Saham kedua diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat
21 (dua puluh satu) hari terhitung sejak Rapat Umum Pemegang Saham pertama dengan syarat dan acara
yang sama seperti yang diperlukan untuk Rapat Umum Pemegang Saham pertama kecuali mengenai
persyaratan kuorum sebagaimana ditetapkan dalam butir d dan pemanggilan yang harus dilaksanakan
paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham kedua tersebut, dengan tidak
memperhitungkan tanggal pemangilan dan tanggal rapat, dan disertai informasi bahwa Rapat Umum
Pemegang Saham pertama telah diselenggarakan tetapi tidak mencapai kuorum.

157
d. Rapat Umum Pemegang Saham kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat
apabila dihadiri oleh pemegang saham atau kuasa yang sah dari pemegang saham yang memiliki paling
sedikit 1/3 (satu per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah.
e. Dalam hal kuorum kehadiran Rapat Umum Pemegang Saham kedua tidak tercapai, maka atas
permohonan Perseroan kuorum kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan dan
waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham ditetapkan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan atau instansi yang berwenang dan/atau penggantinya.

2. Pemegang saham dapat diwakili oleh pemegang saham lain atau orang lain dengan surat kuasa. Surat kuasa
harus dibuat dan ditandatangani dalam bentuk sebagaimana ditentukan oleh Direksi Perseroan, dengan
memperhatikan ketentuan undang-undang dan peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang bukti
perdata serta diajukan kepada Direksi sekurangnya 3 (tiga) hari kerja sebelum tanggal Rapat Umum Pemegang
Saham yang bersangkutan. Ketua rapat berhak meminta agar surat kuasa untuk mewakili pemegang saham
diperlihatkan pada waktu Rapat Umum Pemegang Saham diadakan.

3. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham, tiap saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk mengeluarkan
1 (satu) suara.

4. Anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris dan karyawan Perseroan boleh bertindak selaku kuasa dalam
Rapat Umum Pemegang Saham, namun suara yang mereka keluarkan selaku kuasa dalam Rapat Umum
Pemegang Saham tidak dihitung dalam pemungutan suara.

5. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan suara tertutup yang tidak ditandatangani dan
mengenai hal lain secara lisan, kecuali apabila ketua rapat menentukan lain tanpa ada keberatan dari 1 (satu)
atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili sedikitnya 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari
jumlah seluruh saham dengan suara yang sah.

6. Pemegang saham dengan hak suara yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham namun tidak
mengeluarkan suara (abstain/blanko) dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas
pemegang saham yang mengeluarkan suara.

7. Semua keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal keputusan berdasarkan
musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan
suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan secara sah dalam Rapat
Umum Pemegang Saham, kecuali bila dalam Anggaran Dasar ini ditentukan lain. Apabila jumlah suara yang
setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka keputusan mengenai diri orang akan ditentukan melalui undian
sedangkan mengenai hal-hal lain maka usul harus dianggap ditolak.

8. Rapat Umum Pemegang Saham untuk memutuskan tentang transaksi yang mempunyai benturan kepentingan
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal, dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. pemegang saham yang mempunyai benturan kepentingan dianggap telah memberikan keputusan yang
sama dengan keputusan yang disetujui oleh pemegang saham independen yang tidak mempunyai
benturan kepentingan
b. Rapat Umum Pemegang Saham dihadiri oleh pemegang saham independen yang mewakili lebih dari 1/2
(satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang
saham independen dan keputusan adalah sah jika disetujui oleh pemegang saham independen yang
mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang
dimiliki oleh pemegang saham independen
c. dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat 8b Pasal ini tidak tercapai, maka dalam Rapat
Umum Pemegang Saham kedua, keputusan sah apabila dihadiri oleh pemegang saham independen
yang mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah
yang dimiliki oleh pemegang saham independen dan disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian
dari jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham independen yang hadir dalam Rapat Umum
Pemegang Saham; dan
d. dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud pada ayat 8c Pasal ini tidak tercapai, maka atas
permohonan Perseroan, kuorum kehadiran, pemanggilan, dan waktu penyelenggaraan Rapat Umum
Pemegang Saham ditetapkan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau
instansi yang berwenang dan/atau penggantinya dengan ketentuan Rapat Umum Pemegang Saham
ketiga tersebut hanya dapat menyetujui transaksi yang mempunyai benturan kepentingan dimaksud
apabila disetujui oleh pemegang saham independen yang mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian
dari jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham independen yang hadir.

158
9. Berkenaan dengan transaksi material sebagaimana ditetapkan oleh peraturan yang berlaku di bidang Pasar
Modal, yang akan dilakukan oleh Perseroan, wajib dilakukan dengan memperhatikan peraturan perundang-
undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal.

10. Pemegang saham dapat juga mengambil keputusan yang mengikat di luar Rapat Umum Pemegang Saham
dengan syarat semua pemegang saham dengan hak suara menyetujui secara tertulis dengan menandatangani
usul yang bersangkutan.

11. Saham Perseroan tidak mempunyai hak suara, apabila :


a. saham Perseroan yang dikuasai sendiri oleh Perseroan
b. saham induk Perseroan yang dikuasai oleh anak perusahaannya secara langsung atau tidak langsung,
atau saham Perseroan yang dikuasai oleh perseroan lain yang sahamnya secara langsung atau tidak
langsung telah dimiliki oleh Perseroan
c. hal-hal lain sebagaimana diatur oleh peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di
bidang Pasar Modal.

12. Setiap usul yang diajukan oleh para pemegang saham selama pembicaraan atau pemungutan suara dalam
Rapat Umum Pemegang Saham harus memenuhi syarat, sebagai berikut :
a. Menurut pendapat Ketua Rapat hal tersebut berhubungan langsung dengan salah satu acara Rapat yang
bersangkutan; dan
b. Hal-hal tersebut diajukan oleh satu atau lebih pemegang saham bersamasama yang memiliki sedikitnya
10% (sepuluh persen) dari jumlah seluruh pemegang saham dengan hak suara yang sah; dan
c. Menurut pendapat Direksi usul itu dianggap berhubungan langsung dengan usaha Perseroan.

PENGGUNAAN LABA
Pasal 24

1. Laba bersih Perseroan dalam suatu tahun buku seperti tercantum dalam Neraca dan Perhitungan Laba Rugi
yang telah disahkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan merupakan saldo laba yang positif,
dibagi menurut cara penggunaannya yang ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham tersebut.

2. Dividen hanya dapat dibayarkan sesuai dengan kemampuan keuangan perseroan berdasarkan keputusan
yang diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham, dalam keputusan mana juga harus ditentukan waktu
pembayaran dan bentuk dividen. Dividen untuk 1 (satu) saham harus dibayarkan kepada orang atas nama
siapa saham itu terdaftar dalam daftar pemegang saham pada hari kerja yang akan ditentukan oleh atau atas
wewenang dari Rapat Umum Pemegang Saham dalam mana keputusan untuk pembagian dividen diambil.
Hari pembayaran harus diumumkan oleh Direksi kepada semua pemegang saham. Ketentuan pengumuman
dalam Pasal 21 ayat 2 Anggaran Dasar ini, berlaku secara mutatis mutandis bagi pengumuman tersebut.

3. Dengan memperhatikan pendapatan Perseroan pada tahun buku yang bersangkutan dari pendapatan bersih
seperti tersebut dalam Neraca dan Perhitungan Laba Rugi yang telah disahkan Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan dan setelah dipotong Pajak Penghasilan, dapat diberikan tantiem kepada anggota Direksi
dan anggota Dewan Komisaris Perseroan, yang besarnya ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham,
dengan memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di Pasar Modal.

4. Apabila perhitungan laba rugi pada suatu tahun buku menunjukkan kerugian yang tidak dapat ditutup dengan
dana cadangan, maka kerugian itu akan tetap dicatat dan dimasukkan dalam perhitungan laba rugi dan
dalam tahun buku selanjutnya Perseroan dianggap tidak mendapat laba selama kerugian yang tercatat dan
dimasukkan dalam perhitungan laba rugi itu belum sama sekali ditutup, demikian dengan memperhatikan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Direksi berdasarkan keputusan Rapat Direksi dengan persetujuan Rapat Dewan Komisaris berhak untuk
membagi dividen sementara (dividen interim) apabila keadaan keuangan Perseroan memungkinkan, dengan
ketentuan bahwa dividen sementara (dividen interim) tersebut akan diperhitungkan berdasarkan keputusan
Rapat Umum Permegang Saham Tahunan berikutnya yang diambil sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran
Dasar, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar
Modal serta ketentuan Bursa Efek di Indonesia di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan.

6. Laba yang dibagikan sebagai dividen yang tidak diambil dalam waktu 5 (lima) tahun sejak tanggal yang
ditetapkan untuk pembayaran dividen lampau, dimasukkan ke dalam cadangan khusus. Dividen dalam
cadangan khusus tersebut, dapat diambil oleh pemegang saham yang berhak dengan menyampaikan bukti
haknya atas dividen tersebut yang dapat diterima oleh Direksi Perseroan. Dividen yang tidak diambil dalam
jangka waktu 10 (sepuluh) tahun sejak tanggal yang ditetapkan untuk pembayaran dividen lampau menjadi
milik Perseroan.

159
PENGGUNAAN DANA CADANGAN
Pasal 25

1. Penyisihan laba bersih untuk dana cadangan ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham setelah
memperhatikan usul Direksi (bilamana ada), dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

2. Penyisihan laba bersih untuk Dana cadangan dilakukan sampai dengan jumlah paling sedikit 20% (dua puluh
persen) dari jumlah modal yang ditempatkan hanya digunakan untuk menutup kerugian yang diderita oleh
Perseroan.

3. Apabila jumlah dana cadangan telah melebihi 20% (dua puluh persen) tersebut maka Rapat Umum Pemegang
Saham dapat memutuskan agar jumlah dari dana cadangan yang telah melebihi jumlah sebagaimana
ditentukan dalam ayat 2 digunakan bagi keperluan Perseroan.

4. Direksi harus mengelola dana cadangan agar dana cadangan tersebut memperoleh laba, dengan cara yang
dianggap baik olehnya dengan persetujuan Dewan Komisaris, dengan memperhatikan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

5. Setiap bunga dan keuntungan lainnya yang didapat dari dana cadangan harus dimasukkan dalam perhitungan
laba rugi Perseroan.

PENGUBAHAN ANGGARAN DASAR


Pasal 26

1. Pengubahan Anggaran Dasar ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, yang dihadiri oleh pemegang
saham yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah
dikeluarkan yang mempunyai hak suara yang sah dan keputusan disetujui berdasarkan musyawarah untuk
mufakat, di dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan
diambil berdasarkan suara setuju yang mewakili lebih dari 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah suara yang
dikeluarkan dengan sah dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Pengubahan Anggaran Dasar tersebut harus
dibuat dengan akta notaris dan dalam bahasa Indonesia.

2. Pengubahan ketentuan Anggaran Dasar yang menyangkut nama, tempat kedudukan, maksud dan tujuan,
kegiatan usaha, besarnya modal dasar, pengurangan modal yang ditempatkan dan disetor, serta pengubahan
status Perseroan dari perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka atau sebaliknya, wajib mendapat
persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia atau instansi yang berwenang
dan/atau penggantinya.

3. Pengubahan Anggaran Dasar selain yang menyangkut hal-hal yang tersebut dalam ayat 2 Pasal ini cukup
diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia atau instansi yang
berwenang dan/atau penggantinya.

4. Apabila dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang dimaksud dalam ayat 1 Pasal ini kuorum kehadiran
yang ditentukan tidak tercapai, maka paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari
setelah Rapat Umum Pemegang Saham pertama itu, dapat diselenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham
kedua dengan syarat dan acara yang sama seperti yang diperlukan untuk Rapat Umum Pemegang Saham
pertama, kecuali mengenai jangka waktu pemanggilan harus dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum
Rapat Umum Pemegang Saham kedua tersebut dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan
tanggal rapat, dan disertai informasi bahwa Rapat Umum Pemegang Saham pertama telah diselenggarakan
tetapi tidak mencapai kuorum, serta untuk pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham kedua tersebut tidak
perlu dilakukan pengumuman terlebih dahulu dan Rapat Umum Pemegang Saham kedua harus dihadiri oleh
pemegang saham yang mewakili paling sedikit 3/5 (tiga per lima) bagian dari jumlah seluruh saham dengan
hak suara yang sah dan keputusan disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah suara yang
dikeluarkan dengan sah dalam rapat. Dalam hal kuorum kehadiran dalam Rapat Umum Pemegang Saham
kedua tersebut juga tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, kuorum kehadiran, jumlah suara untuk
mengambil keputusan, pemanggilan dan waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham ditetapkan
oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau instansi yang berwenang dan/atau
penggantinya.

5. Keputusan mengenai pengurangan modal harus diberitahukan secara tertulis kepada semua kreditur
Perseroan dan diumumkan oleh Direksi dalam Berita Negara Republik Indonesia dan sedikitnya 1 (satu) surat
kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional, paling lambat 7 (tujuh) hari sejak tanggal
keputusan tentang pengurangan modal tersebut, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan
dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal.

160
PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PENGAMBILALIHAN DAN PEMISAHAN
Pasal 27

1. Dengan mengindahkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang
Pasar Modal, maka penggabungan, peleburan, pengambilalihan dan pemisahan hanya dapat dilakukan
berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang dihadiri oleh pemegang saham atau kuasa
mereka yang sah yang bersamasama mewakili paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh
saham dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui berdasarkan musyawarah untuk mufakat, di
dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak dapat dicapai, maka keputusan diambil
berdasarkan suara setuju dari pemegang saham atau kuasa mereka yang sah yang bersamasama mewakili
lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam Rapat.

2. Apabila dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang dimaksud tersebut di atas kuorum yang ditentukan
tidak tercapai, maka paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari setelah Rapat
Umum Pemegang Saham pertama itu, dapat diselenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham kedua dengan
acara yang sama seperti Rapat Umum Pemegang Saham pertama. Pemanggilan Rapat Umum Pemegang
Saham kedua harus dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham kedua
tersebut dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal rapat, dan disertai informasi bahwa
Rapat Umum Pemegang Saham pertama telah diselenggarakan tetapi tidak mencapai kuorum, serta untuk
pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham kedua tersebut tidak perlu dilakukan pengumuman terlebih
dahulu dan Rapat Umum Pemegang Saham kedua tersebut harus dihadiri atau diwakili para pemegang saham
yang memiliki paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang
sah dan keputusan disetujui berdasarkan musyawarah untuk mufakat, di dalam hal keputusan berdasarkan
musyawarah untuk mufakat tidak dapat dicapai, maka keputusan diambil berdasarkan suara setuju lebih dari
3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh suara yang dikeluarkan secara sah dalam Rapat. Dalam hal
kuorum kehadiran dalam Rapat Umum Pemegang Saham kedua tersebut juga tidak tercapai, maka atas
permohonan Perseroan, kuorum kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan, dan
waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham ditetapkan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan atau instansi yang berwenang dan/atau penggantinya.

3. Direksi wajib mengumumkan dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional
mengenai ringkasan rancangan penggabungan, peleburan, pengambilalihan dan pemisahan Perseroan
sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham, dengan
memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku di bidang Pasar
Modal.

PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI


Pasal 28

1. Dengan mengindahkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka pembubaran Perseroan
dapat dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang dihadiri oleh pemegang saham
atau kuasa mereka yang sah yang bersamasama mewakili paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat, di dalam
hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak dicapai, maka keputusan diambil berdasarkan
suara setuju dari pemegang saham atau kuasa mereka yang sah yang bersamasama mewakili lebih dari
3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam Rapat. Apabila dalam
Rapat Umum Pemegang Saham yang dimaksud tersebut di atas korum yang ditentukan tidak tercapai, maka
paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari setelah Rapat Umum Pemegang
Saham pertama itu, dapat diselenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham kedua dengan acara yang sama
seperti Rapat Umum Pemegang Saham pertama. Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham kedua
harus dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham kedua tersebut dengan
tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal rapat, dan disertai informasi bahwa Rapat Umum
Pemegang Saham pertama telah diselenggarakan tetapi tidak mencapai kuorum, serta untuk pemanggilan
Rapat Umum Pemegang Saham kedua tersebut tidak perlu dilakukan pengumuman terlebih dahulu dan Rapat
Umum Pemegang Saham kedua tersebut harus dihadiri atau diwakili para pemegang saham yang memiliki
paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan
berdasarkan musyawarah untuk mufakat, di dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat
tidak dapat dicapai, maka keputusan diambil berdasarkan suara setuju lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian
dari jumlah seluruh suara yang dikeluarkan secara sah dalam Rapat. Dalam hal kuorum kehadiran dalam Rapat
Umum Pemegang Saham kedua tersebut juga tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, kuorum
kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan dan waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang
Saham ditetapkan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau instansi yang
berwenang dan/atau penggantinya.

161
2. Apabila Perseroan dibubarkan, baik karena berakhirnya jangka waktu berdirinya atau dibubarkan berdasarkan
keputusan Rapat Umum Pemegang Saham atau karena dinyatakan bubar berdasarkan penetapan Pengadilan,
maka harus diadakan likuidasi oleh likuidator.

3. Direksi bertindak sebagai likuidator, apabila dalam keputusan Rapat Umum Pemegang Saham atau penetapan
sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 tidak menunjuk likuidator lain.

4. Upah bagi para likuidator ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham atau berdasarkan penetapan
Pengadilan.

5. Likuidator wajib memberitahukan kepada para kreditur dengan cara mengumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia dan dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional serta
memberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau instansi yang berwenang dan/atau penggantinya, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal.

6. Anggaran Dasar seperti yang termaktub dalam akta ini beserta pengubahannya dikemudian hari tetap berlaku
sampai dengan tanggal disahkannya perhitungan likuidasi oleh Rapat Umum Pemegang Saham berdasarkan
persetujuan dari surat terbanyak yang dikeluarkan secara sah dan diberikannya pelunasan dan pembebasan
sepenuhnya kepada para likuidator.

7. Sisa perhitungan likuidasi harus dibagikan kepada para pemegang saham, masing-masing akan menerima
bagian menurut perbandingan jumlah nilai nominal yang telah dibayar penuh untuk saham yang mereka miliki
masing-masing.

8. Pihak yang melakukan likuidasi juga diwajibkan mengumumkan rencana pembagian sisa kekayaan setelah
dilakukan likuidasi dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional dan dalam
Berita Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan
yang berlaku di bidang Pasar Modal.

9. Dalam hal Perseroan bubar, maka Perseroan tidak dapat melakukan perbuatan hukum kecuali diperlukan
untuk membereskan kekayaannya dalam proses likuidasi.

10. Tindakan pemberesan sebagaimana dimaksud dalam ayat 9 Pasal ini meliputi :
a. Pencatatan dan pengumpulan kekayaan Perseroan
b. Penentuan tata cara pembagian kekayaan
c. Pembayaran kepada para kreditor
d. Pembayaran sisa kekayaan hasil likuidasi kepada Rapat Umum Pemegang Saham
e. Tindakan-tindakan lain yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan pemberesan kekayaan.

TEMPAT TINGGAL (DOMISILI)


Pasal 29

Untuk hal-hal yang mengenai Pemegang Saham yang berkaitan dengan Perseroan, para Pemegang Saham
dianggap bertempat tinggal pada alamat sebagaimana dicatat dalam buku Daftar Pemegang Saham yang dimaksud
dalam Pasal 8 Anggaran Dasar ini.

PERATURAN PENUTUP
Pasal 30

Dalam segala hal yang tidak atau tidak cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini, maka Rapat Umum Pemegang
Saham yang akan memutuskannya, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Selanjutnya Rapat menegaskan bahwa sehubungan dengan peningkatan modal pada keputusan butir IV
Rapat ini, dan bertalian dengan modal ditempatkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 2 Anggaran Dasar
Perseroan tersebut dalam keputusan butir X di atas, telah diambil bagian dan disetor penuh oleh para pemegang
saham Perseroan sebagai berikut:

a. Perseroan Terbatas PT PASIFIK ATLANTA RETAILINDO, sejumlah 160.000.000 (seratus enam puluh juta)
saham, dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 16.000.000.000 (enam belas miliar Rupiah)

b. Tuan KENNY WIRYA, sejumlah 40.000.000 (empat puluh juta) saham, dengan nilai nominal seluruhnya sebesar
Rp 4.000.000.000 (empat miliar Rupiah); sehingga seluruhnya berjumlah 200.000.000 (dua ratus juta) saham,
dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 20.000.000.000 (dua puluh miliar Rupiah). Sehubungan dengan

162
keputusan-keputusan dalam Rapat ini, selanjutnya Rapat memberikan kuasa kepada Direksi Perseroan
dengan hak untuk memindahkan kuasa ini kepada orang lain, untuk melakukan semua dan setiap tindakan
yang diperlukan sehubungan dengan keputusan dalam Rapat, termasuk namun tidak terbatas untuk :
1. Menghadap pihak-pihak manapun juga termasuk Notaris, termasuk untuk menyatakan keputusan
tersebut di atas, baik setiap, sebagian maupun seluruh keputusan dalam Rapat ini bilamana diperlukan
2. Membuat dan meminta dibuatkan serta menandatangani segala dan setiap surat-surat/dokumen-
dokumen/akta-akta yang diperlukan untuk maksud-maksud tersebut di atas
3. Meminta dan/atau memberikan semua dan setiap keterangan dari/atau kepada siapapun juga
4. Melakukan semua dan setiap tindakan yang diperlukan dalam kaitannya dengan keputusan-keputusan
sebagaimana dimaksud di atas termasuk untuk mengajukan persetujuan dan/atau menyampaikan
pemberitahuan pada pihak yang berwenang, satu dan lain hal tanpa ada suatu tindakanpun yang
dikecualikan.

163
XIX. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM

A. Pemesanan Pembelian Saham

Pemesanan pembelian saham harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan persyaratan yang tercantum
dalam Prospektus ini dan dalam Formulir Pemesanan Pembelian Saham (selanjutnya disebut “FPPS”). Pemesanan
pembelian saham dilakukan dengan menggunakan FPPS asli yang dikeluarkan oleh Penjamin Pelaksana Emisi
Efek yang dapat diperoleh pada Penjamin Emisi Efek yang namanya tercantum dalam Bab XX Prospektus ini atau
menggunakan salinan FPPS/FPPS Copy. FPPS dibuat dalam 5 (lima) rangkap. Pemesanan pembelian saham
yang dilakukan menyimpang dari ketentuan-ketentuan tersebut di atas tidak akan dilayani.

Setiap pemesan harus memiliki rekening efek pada Perusahaan Efek yang telah menjadi pemegang rekening di
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

B. Pemesan Yang Berhak

Pemesan yang berhak melakukan pemesanan pembelian saham adalah perorangan dan/atau lembaga atau
badan usaha sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995, tanggal 10 November 1995 tentang
Pasar Modal dan Peraturan No. IX.A.7 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No KEP45/PM/2000 tanggal
27 Oktober 2000 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek
dalam Penawaran Umum.

C. Jumlah Minimum Pemesanan

Pemesanan pembelian saham harus diajukan dalam jumlah sekurang-kurangnya 1 (satu) satuan perdagangan
yang berjumlah 500 (lima ratus) saham dan selanjutnya dalam jumlah kelipatan 500 (lima ratus) saham.

Saham-saham yang ditawarkan ini telah didaftarkan pada KSEI berdasarkan Perjanjian Tentang Pendaftaran Efek
bersifat Ekuitas di KSEI No. SP-001/PE/KSEI/0110 yang ditandatangani antara Perseroan dengan KSEI pada
tanggal dua puluh delapan bulan Januari tahun dua ribu sepuluh (28-01-2010).

Dengan didaftarkannya saham tersebut pada KSEI maka atas saham-saham yang ditawarkan pada penawaran
umum ini berlaku ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

a. Perseroan tidak menerbitkan saham hasil Penawaran Umum dalam bentuk Surat Kolektif Saham, tetapi saham
tersebut akan didistribusikan dalam bentuk elektronik yang diadministrasikan dalam Penitipan Kolektif KSEI.
Saham-saham hasil Penawaran akan dikreditkan ke dalam rekening efek atas nama pemegang rekening
selambat-lambatnya pada tanggal 06 Juli 2010

b. Sebelum saham-saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini dicatatkan pada Bursa Efek, pemesan
akan memperoleh konfirmasi hasil penjatahan atas nama pemesan dalam bentuk Formulir Konfirmasi
Penjatahan Saham (FKP).

c. Saham-saham Perseroan yang dapat ditransaksikan di Bursa Efek adalah hanya saham-saham yang telah
disimpan dalam penitipan kolektif dan tidak dalam keadaan gadai atau diblokir.

d. Pengalihan kepemilikan saham dilakukan dengan pemindahbukuan antar rekening efek di KSEI.

e. Pemegang saham yang tercatat dalam rekening efek berhak atas dividen, bonus, hak memesan efek terlebih
dahulu dan memberikan suara dalam RUPS, serta hak-hak lain yang melekat pada saham.

f. Pembayaran dividen, bonus, dan perolehan hak memesan efek terlebih dahulu kepada pemegang saham
dilaksanakan oleh Perseroan, atau BAE yang ditunjuk oleh Perseroan melalui rekening efek di KSEI untuk
selanjutnya diteruskan kepada pemilik manfaat (benefeciary owner) yang menjadi pemegang rekening efek di
Perusahaan Efek.

g. Setelah Penawaran Umum dan setelah saham Perseroan dicatatkan, pemegang saham yang menghendaki
Sertifikat Saham dapat melakukan penarikan saham keluar dari Penitipan Kolektif di KSEI setelah saham hasil
Penawaran Umum didistribusikan ke dalam Rekening Efek Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang telah
ditunjuk.

h. Penarikan tersebut dilakukan dengan mengajukan permohonan penarikan saham kepada KSEI melalui
Perusahaan Efek/Bank Kustodian yang mengelola sahamnya dengan mengisi Formulir Penarikan Efek.

164
i. Saham-saham yang ditarik dari Penitipan Kolektif akan didistribusikan dalam bentuk Jumbo Surat Kolektif
Saham selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah permohonan diterima oleh KSEI dan diterbitkan atas
nama Pemegang Saham sesuai dengan permintaan Perusahaan Efek/Bank Kustodian yang mengelola
saham.

j. Pihak-pihak yang hendak melakukan pemesanan saham wajib menunjuk Perusahaan Efek/Bank Kustodian
yang telah menjadi Pemegang Rekening di KSEI untuk menerima dan menyimpan saham-saham yang
didistribusikan oleh Perseroan.

Saham-saham yang telah ditarik keluar dari Penitipan Kolektif KSEI dan diterbitkan Surat Kolektif Sahamnya tidak
dapat dipergunakan untuk penyelesaian transaksi di bursa. Informasi lebih lanjut mengenai prosedur penarikan
saham dapat diperoleh pada Penjamin Emisi atau Agen Penjualan di tempat dimana Formulir Pemesanan
Pembelian Saham yang bersangkutan diajukan.

D. Pengajuan Pemesanan Pembelian Saham

Sebelum Masa Penawaran ditutup, para pemesan harus telah mengajukan pemesanan pembelian saham selama
jam kerja yang umum berlaku dan sudah ditentukan oleh para Penjamin Emisi Efek atau agen Penjualan di mana
FPPS dapat diperoleh.

Setiap pihak hanya berhak mengajukan 1 (satu) formulir, diajukan oleh pemesan yang bersangkutan dengan
membawa tanda jati diri asli (KTP atau Paspor bagi perorangan, dan Anggaran Dasar bagi Badan Hukum) dan
melakukan pembayaran sesuai dengan jumlah pemesanan.

Bagi pemesan asing, di samping melampirkan fotokopi paspor, wajib mencantumkan pada FPPS nama dan alamat
di luar negeri, domisili hukum yang sah dari pemesan secara lengkap dan jelas, serta melakukan pembayaran
sesuai dengan jumlah pemesanan.

Agen Penjualan, Penjamin Emisi Efek, Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Perseroan berhak untuk menolak
pemesanan pembelian saham apabila formulir tidak diisi dengan lengkap atau bila persyaratan pemesanan
pembelian saham tidak terpenuhi.

Setiap pemesan yang telah memenuhi persyaratan pemesanan pembelian saham tidak dapat membatalkan
pesanan pembelian saham yang telah diajukannya.

E. Masa Penawaran

Masa Penawaran akan berlangsung pada tanggal 29-30 Juni 2010 dibuka pada jam 10.00 WIB dan ditutup pada
jam 15.00 WIB.

F. Tanggal Penjatahan

Tanggal Penjatahan, dimana Penjamin Pelaksana Emisi Efek menetapkan penjatahan saham untuk setiap Pemesan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku adalah 02 Juli 2010.

G. Pemesanan Pembelian Saham Secara Khusus

Pemesanan pembelian saham secara khusus pada harga perdana oleh karyawan Perseroan dapat diajukan
langsung kepada Perseroan tanpa melalui Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan selama masa penawaran
dengan jumlah maksimum 10% (sepuluh persen) dari jumlah keseluruhan saham yang ditawarkan. Porsi ini akan
diambil oleh karyawan Perseroan.

H. Syarat-Syarat Pembayaran

Pembayaran dapat dilakukan dengan uang tunai, cek, pemindahbukuan atau wesel bank dalam mata uang Rupiah
dan dibayarkan oleh pemesan yang bersangkutan (tidak dapat diwakilkan) dengan membawa tanda jati diri dan
Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS) yang sudah diisi lengkap dan benar kepada Penjamin Emisi
Efek atau Agen Penjualan pada waktu FPPS diajukan dan semua setoran harus dimasukkan ke dalam rekening
Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada:

PT Bank Central Asia Tbk.


Kantor Cabang Utama Thamrin
Nomor Rekening: 206-315-0606
Atas Nama : PT Dinamika Usahajaya (IPO)

165
Apabila pembayaran menggunakan cek, maka cek tersebut harus merupakan cek atas nama/milik pihak yang
mengajukan (menandatangani) formulir pemesanan (cek dari milik/atas nama pihak ketiga tidak dapat diterima
sebagai pembayaran) dan sudah harus diterima pada tanggal 30 Juni 2010 Jam 16.00 WIB (in good fund).

Semua biaya bank dan biaya transfer sehubungan dengan pembayaran tersebut menjadi tanggungan Pemesan.
Semua cek dan wesel akan segera dicairkan setelah diterima. Bilamana pada saat pencairan cek atau wesel bank
ditolak oleh bank tertarik, maka pemesanan saham yang bersangkutan otomatis menjadi batal. Untuk pembayaran
pemesanan pembelian saham secara khusus, pembayaran dilakukan langsung kepada Perseroan. Khusus untuk
pemesan saham dengan penjatahan pasti (fixed allotment), pembayaran dilakukan sesuai dengan kesepakatan
antara Penjamin Emisi Efek yang adalah Penjamin Pelaksana Emisi Efek dengan pemesan yang bersangkutan.
Untuk pembayaran yang dilakukan melalui transfer rekening dari bank lain, pemesan harus melampirkan fotokopi
Lalu Lintas Giro (LLG) dari bank yang bersangkutan dan menyebutkan nomor FPPS/DPPSnya.

I. Bukti Tanda Terima

Penjamin Emisi Efek dan Agen Penjualan yang menerima pengajuan FPPS, akan menyerahkan kembali kepada
pemesan, tembusan dari FPPS lembar ke 5 (lima) dari FPPS atau 1 (satu) lembar fotokopi dari FPPS yang telah
ditandatangani (tanda tangan asli) sebagai Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham. Bukti Tanda Terima
Pemesanan Pembelian Saham bukan merupakan jaminan dipenuhinya pemesanan. Bagi pemesan saham secara
khusus, Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham akan diberikan langsung oleh Perseroan.

J. Penjatahan Saham

Pelaksanaan penjatahan akan dilakukan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek selaku Manajer Penjatahan dengan
sistem kombinasi yaitu Penjatahan Terpusat (pooling) dan Penjatahan Pasti (fixed allotment) sesuai dengan
Peraturan Bapepam dan LK No. IX.A.7 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep45/PM/2000 tanggal
27 Oktober 2000 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek
dalam Penawaran Umum. Penjatahan Pasti (fixed allotment) dibatasi hingga jumlah maksimum 97% (sembilan
puluh tujuh persen) dari jumlah yang ditawarkan, termasuk jatah kepada karyawan Perseroan sebanyak 10%
(sepuluh persen). Sisanya sebesar 3% (tiga persen) akan dilakukan dengan Penjatahan Terpusat (pooling).

1. Penjatahan Pasti (Fixed Allotment)

Dalam Penawaran Umum ini, Penjatahan Pasti dibatasi sampai dengan jumlah maksimum 97% (sembilan puluh
tujuh persen) dari jumlah saham yang ditawarkan, termasuk jatah kepada karyawan Perseroan sebanyak 10%
(sepuluh persen).

Dalam hal Penjatahan yang dilaksanakan dengan menggunakan sistem Penjatahan Pasti, maka penjatahan
tersebut hanya dapat dilaksanakan apabila memenuhi persyaratanpersyaratan berikut:

1. Manajer Penjatahan dapat menentukan besarnya persentase dan pihak-pihak yang akan mendapatkan
penjatahan pasti dalam Penawaran Umum;

2. Dalam hal terjadi kelebihan permintaan beli dalam Penawaran Umum, Penjamin Emisi Efek, Agen Penjualan
Efek atau pihak-pihak terafiliasi dengannya dilarang membeli atau memiliki saham untuk rekening mereka
sendiri; dan

3. Dalam hal terjadi kekurangan permintaan beli dalam Penawaran Umum, Penjamin Emisi Efek, agen Penjualan
Efek, atau pihak-pihak terafiliasi dengannya dilarang menjual saham yang telah dibeli atau akan dibelinya
berdasarkan kontrak Penjaminan Emisi Efek, kecuali melalui Bursa Efek jika telah diungkapkan dalam
Prospektus bahwa saham tersebut akan dicatatkan di Bursa.

2. Penjatahan Terpusat (Pooling)

Jika jumlah saham yang dipesan melebihi jumlah saham yang ditawarkan, setelah memenuhi ketentuan mengenai
penjatahan tetap maka Penjamin Pelaksana Emisi sebagai Manajer Penjatahan harus melaksanakan prosedur
penjatahan sisa saham sebagai berikut:

Jika setelah mengecualikan pemesan saham dari pihak terafiliasi (pemesan yang merupakan Direktur, Komisaris,
karyawan atau pihak yang memiliki 20% (dua puluh persen) atau lebih dari suatu perusahaan efek yang bertindak
sebagai Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan atau pihak lain yang terafiliasi dengan semua pihak dimaksud,
sehubungan dengan Penawaran Umum tersebut) dan terdapat sisa saham dengan jumlah yang sama atau lebih
besar dari jumlah yang dipesan, maka pemesan yang tidak dikecualikan itu akan menerima seluruh jumlah saham
yang dipesan.

166
Jika setelah mengecualikan Pemesan Saham dari pihak terafiliasi dan terdapat sisa saham yang jumlahnya lebih
kecil dari jumlah yang dipesan, maka penjatahan bagi pemesan yang tidak dikecualikan itu, harus mengikuti
ketentuan sebagai berikut:

1. Prioritas dapat diberikan kepada para pemesan yang menjadi karyawan Perseroan, sampai dengan jumlah
maksimum 10% (sepuluh persen) dari Emisi.

2. Para pemesan yang tidak dikecualikan akan memperoleh satu satuan perdagangan di Bursa, jika terdapat
cukup satuan perdagangan yang tersedia. Dalam hal jumlahnya tidak mencukupi, maka satuan perdagangan
yang tersedia akan dibagikan dengan diundi. Jumlah saham yang termasuk dalam satuan perdagangan
dimaksud adalah satuan perdagangan penuh terbesar yang ditetapkan oleh Bursa Efek di mana saham
tersebut akan dicatatkan.

3. Apabila masih terdapat saham yang tersisa, maka setelah satu satuan perdagangan dibagikan kepada
pemesan, pengalokasian dilakukan secara proporsional, dalam satuan perdagangan menurut jumlah yang
dipesan oleh pemesan.

3. Penjatahan Bagi Pihak yang Memiliki Hubungan Istimewa

Jika para pemesan karyawan Perseroan dan pemesan yang tidak terafiliasi telah menerima penjatahan sepenuhnya
dan masih terdapat sisa saham, maka sisa saham tersebut dibagikan secara proporsional kepada para pemesan
yang memiliki hubungan istimewa.

Manajer Penjatahan akan menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan Akuntan kepada Bapepam dan LK mengenai
kewajaran dari pelaksanaan penjatahan dengan berpedoman pada peraturan B Bapepam dan LK No.VIII.G.12.
tentang Pedoman Pemeriksaan oleh Akuntan atas Pemesanan dan Penjatahan Efek atau Pembagian Saham
Bonus dan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.A.7. tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan dalam rangka
Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum, paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah berakhirnya
masa penawaran.

Penjamin Emisi Efek akan menyampaikan Laporan Hasil Penawaran Umum kepada Bapepam dan LK paling
lambat 5 (lima) hari kerja setelah tanggal penjatahan sesuai dengan peraturan Bapepam Nomor IX.A.2

Laporan realisasi penggunaan dana untuk pertama kalinya wajib disampaikan pada masa penyampaian laporan
berkala (31 Maret, 30 Juni, 30 September dan 31 Desember) periode yang bersangkutan sebagaimana dimaksud
dalam angka 2 Peraturan Bapepam dan LK No. X.K.4 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil
Penawaran Umum, meskipun penggunaan dananya belum mencakup 3 (tiga) bulan sejak tanggal penjatahan.

K. PENUNDAAN DAN PEMBATALAN PENAWARAN UMUM

Sebelum penutupan dan selama berlangsungnya Masa Penawaran, Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi
mempunyai hak untuk membatalkan Penawaran Umum ini berdasarkan pasal-pasal yang tercantum dalam
Perjanjian Penjaminan Emisi Efek beserta Adendumnya.

Dalam jangka waktu sejak Efektif sampai dengan berakhirnya masa Penawaran Umum, Perseroan dapat :

1. menunda masa Penawaran Umum untuk masa paling lama 3 (tiga) bulan sejak efektifnya Pernyataan
Pendaftaran; atau

2. membatalkan Penawaran Umum dan karenanya mengakhiri Perjanjian Penjaminan Emisi Efek ini dengan
ketentuan :

a. terjadi suatu keadaan di luar kemampuan dan kekuasaan Perseroan yang meliputi:
· Indeks harga saham gabungan di Bursa Efek turun melebihi 10% (sepuluh perseratus) selama
3 (tiga) hari bursa berturut-turut ;
· Bencana alam, perang, huru-hara, kebakaran, pemogokan yang berpengaruh secara signifikan
terhadap kelangsungan usaha Perseroan; dan/atau
· Peristiwa lain yang berpengaruh secara signifikan terhadap kelangsungan usaha Perseroan yang
ditetapkan oleh Bapepam dan LK; dan

b. Perseroan wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut :


· mengumumkan penundaan masa Penawaran Umum atau pembatalan Penawaran Umum dalam
paling kurang 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang mempunyai peredaran nasional
paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah penundaan atau pembatalan tersebut. Disamping kewajiban
mengumumkan dalam surat kabar, Perseroan dapat juga mengumumkan informasi tersebut dalam
media massa lainnya;

167
· menyampaikan informasi penundaan masa Penawaran Umum atau pembatalan Penawaran Umum
tersebut kepada - Bapepam dan LK pada hari yang sama dengan pengumuman sebagaimana
dimaksud dalam poin a)
· menyampaikan bukti pengumuman sebagaimana dimaksud dalam poin a) kepada Bapepam dan LK
paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah pengumuman dimaksud
· Perseroan yang menunda masa Penawaran Umum atau membatalkan Penawaran Umum yang
sedang dilakukan, dalam hal pesanan Efek telah dibayar maka Perseroan wajib mengembalikan
uang pemesanan Efek kepada pemesan paling lambat 2 (dua) hari kerja sejak keputusan penundaan
atau pembatalan tersebut.

L. Pengembalian Uang Pemesanan

Pengembalian uang yang melampaui 2 (dua) hari kerja setelah tanggal akhir penjatahan atau tanggal diumumkannya
pembatalan penawaran umum, maka pengembalian uang pemesanan tersebut akan disertai bunga untuk setiap
hari keterlambatan berdasarkan tingkat bunga jasa giro PT Bank Central Asia Tbk. yang diperhitungkan dengan
jumlah hari keterlambatan, dengan ketentuan jumlah hari dalam satu bulan adalah 30 (tiga puluh) hari.

Pembayaran atau Pengembalian Uang Pemesanan Saham akan diberikan secara langsung dengan cek atas
nama pemesan dengan menunjukkan tanda jati diri dan menyerahkan Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian
Saham pada Penjamin Emisi Efek dan Agen Penjualan di mana FPPS yang bersangkutan diajukan mulai tanggal
pengembalian uang pemesanan. Untuk Pemesanan Pembelian Saham Secara Khusus, pengembalian uang akan
diatur dan dilakukan langsung oleh Perseroan.

M. Penyerahan Formulir Konfirmasi Atas Pemesanan Pembelian Saham

Formulir Konfirmasi Penjatahan (FKP) akan didistribusikan melalui para Penjamin Emisi Efek dimana FPPS yang
bersangkutan diajukan selambat-lambatnya 1 (satu) hari setelah Tanggal Penjatahan. FKP tersebut dapat diambil
dengan menyerahkan Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham. FKP tidak dapat diperjualbelikan dengan
cara apapun juga, FKP merupakan konfirmasi jumlah penjatahan saham atas pemesanan pembelian saham yang
telah dilakukan sebelumnya.

N. Lain-lain

Penjamin Pelaksana emisi Efek dan Perseroan berhak untuk menerima atau menolak pemesanan pembelian saham
secara keseluruhan atau sebagian, dengan mengusahakan sedapat mungkin untuk mengabulkan pemesanan yang
sah dalam jumlah kecil atau minimal satu satuan perdagangan. Pemesanan berganda yang diajukan lebih dari
1 (satu) formulir akan diperlakukan sebagai 1 (satu) pemesanan untuk keperluan penjatahan.

Sesuai dengan Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep45/PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000, setiap pihak
dilarang baik langsung maupun tidak langsung untuk mengajukan lebih dari 1 (satu) pemesanan untuk setiap
penawaran umum. Dalam hal terbukti bahwa pihak tertentu mengajukan lebih dari 1(satu) pemesanan, baik
langsung maupun tidak langsung, maka para Penjamin Emisi Efek dapat membatalkan pemesanan tersebut.

Penjamin Emisi Efek, Agen Penjualan dan pihak terafiliasi dilarang untuk membeli atau memiliki saham untuk
rekening sendiri apabila terjadi kelebihan permintaan beli. Pihak-pihak terafiliasi hanya diperkenankan untuk
membeli dan memiliki saham apabila terdapat sisa saham yang tidak dipesan oleh pihak yang tidak terafiliasi baik
asing maupun lokal. Tata cara pengalokasian dilakukan secara proporsional. Semua pihak dilarang mengalihkan
saham sebelum saham-saham dicatatkan di Bursa.

Dalam hal terjadi kekurangan permintaan beli dalam Penawaran Umum, Penjamin Emisi Efek, Agen Penjualan
Efek atau pihak-pihak terafiliasi dengannya dilarang menjual efek yang telah dibeli atau akan dibelinya berdasarkan
Perjanjian Penjaminan Emisi Efek, kecuali melalui Bursa Efek jika telah diungkapkan dalam Prospektus bahwa efek
tersebut akan dicatatkan di Bursa Efek.

168
xx. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN
PEMBELIAN SAHAM
Prospektus serta Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS) dapat diperoleh di kantor para Penjamin Emisi
Efek yang ditunjuk yaitu Perantara Pedagang Efek yang terdaftar sebagai anggota PT Bursa Efek Indonesia.
Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Penjamin Pelaksana Emisi Efek:

PT Dinamika Usahajaya
Jl KS Tubun II/15
Jakarta 11410
Telepon: (021) 532 5212
Faximile: (021) 533 0991

Penjamin Emisi Efek:

PT BNI Securities PT Citi Pacific Securities PT Danasakti Securities PT Danatama Makmur


Sudirman Plaza Indofood Plaza BII Menara III Jl. Tanah Abang III No. 6 Jl. Mega Kuningan Timur
Tower Lt. 16 lantai 11 Jakarta 10160 Blok C-6/Kav.12
Jl. Jend. Sudirman Jl. MH Thamrin No. 51 Tel : 231-2345 Kawasan Mega Kuningan
Kav. 76-78 Jakarta 10350 Fax : 231-4880 Jakarta 12950
Jakarta 10220 Tel : 3983-4668 Tel : 5797-4288
Tel : 2554-3946 Fax : 3983-4670 Fax : 5797 4289
Fax : 5793-5831
PT Dhanawibawa PT E-Capital Securities PT Erdikha Elit Sekuritas PT Inti Fikasa Securindo
Arthacemerlang Menara Batavia Lantai 23 Gedung Sucaco Lt. 3 Menara Batavia Lantai 23
Gedung BEI Tower I Jl. K.H. Mas Mansyur Jl. Kebon Sirih No. 71 Jl. KH Mas Mansyur
Lt. 15 Suite 1504 Kav. 126 Tel : 314-6427 Kav. 125-126
Jl. Jendral Sudirman Jakarta 10220 Fax : 315-2841 Jakarta 10220
Kav 52-53 Tel : 5793-0078 Tel : 5793-0080
Jakarta 12920 Fax : 5793-0079 Fax : 5793-0090
Tel : 5151-678
Fax : 515-1681
PT Lautandhana Sekurindo PT Makinta Securities PT Minna Padi Investama PT OSK Nusadana
Wisma Kyoei Prince Lt.15 Plaza ABDA Lantai 23 Plaza CIMB Niaga Lantai 11 Securities Indonesia
Jl. Jend. Sudirman Kav. 3 Jl. Jend. Sudirman Kav. 59 Jl. Jend. Sudirman Kav. 25 Plaza Lippo Lantai 14
Jakarta 10220 Jakarta 12190 Jakarta 12920 Suite 1401
Tel : 5785-1818 Tel : 5140-1133 Tel : 525-5555 Jl. Jend. Sudirman Kav. 25
Fax : 5785-1717 Fax : 5140-1599 Fax : 527-1527 Jakarta 12920
Tel : 520-4599
Fax : 520-4598
PT Panin Sekuritas Tbk PT Phillips Securities PT Pratama Capital PT Reliance Securities
Gedung BEI Tower 2 Indonesia Bapindo Plaza Menara Batavia
Suite 1705 ANZ Thower, Lt. 23B Citibank Tower Lt. 20 Jl. K.H. Mas Mansyur
Jl. Jend. Sudirman Jl. Jend. Sudirman Kav. 33A Jl. Jend. Sudirman Kav. 126 Lt, 27
Kav. 52-53 Jakarta 10220 Kav. 54-55 Tel : 5793 0008
Jakarta 12190 Tel : 5790-0800 Jakarta 12190 Fax : 5793 0010
Tel : 515-3055 Fax : 5790-0809 Tel : 527 5636
Fax : 515-3061 Fax : 527 5573
PT Victoria Sekuritas PT Wanteg Securindo PT Yulie Sekurindo
Victoria Suites Senayan City Gedung Graha Kencana Plaza ASIA Lantai 5
Panin Tower, 8th Floor Lt. 7 Ruang B 7 Jl. Jend. Sudirman Kav. 59
Jl. Asia Afrika Lot 19 Jl. Raya Pejuangan No. 88 Jakarta 12190
Jakarta 10270 Jakarta 11530 Tel : 5140-2181
Tel : 7278 2310 Tel : 5367-1517 Fax : 5140-2182
Fax : 7278 2280 Fax : 5367-1519

169
Halaman ini sengaja dikosongkan

170
Halaman ini sengaja dikosongkan

171
Halaman ini sengaja dikosongkan

172

Anda mungkin juga menyukai