Anda di halaman 1dari 379

Tanggal Efektif : 28 Desember 2012 Tanggal Pencatatan Saham dan Waran Seri I di : 10 Januari 2013

Bursa Efek Indonesia


Masa Penawaran : 3-4 Januari 2013 Periode Perdagangan Waran Seri I di Pasar Reguler : 10 Januari 2013 - 4 Januari 2018
dan Negosiasi
Tanggal Penjatahan : 7 Januari 2013 Periode Perdagangan Waran Seri I di Pasar Tunai : 10 Januari 2013 - 8 Januari 2018
Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan : 8 Januari 2013 Periode Pelaksanaan Waran Seri I : 10 Januari 2014 - 9 Januari 2018
Tanggal Distribusi Saham & Waran Seri I secara elektronik : 9 Januari 2013 Masa Akhir Berlaku Waran Seri I : 9 Januari 2018

BAPEPAM DAN LK TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI ATAS EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN
KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH
PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.

PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk. (“PERSEROAN“) DAN PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS
KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL SERTA KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS.

SAHAM YANG DITAWARKAN DALAM PENAWARAN UMUN INI SELURUHNYA AKAN DICATATKAN DI BURSA EFEK INDONESIA.

PT Saraswati Griya Lestari Tbk.


Kegiatan Usaha:
Bidang Penyediaan Jasa Akomodasi dan Perhotelan

Berkedudukan di Jakarta Selatan, Indonesia


Kantor Pusat: Lokasi Hotel:
The Bellezza Shopping Arcade Lantai 1 No. 130-131 Perseroan dan Entitas Anak memiliki 5 hotel yang
Jl. Letjen Soepeno no. 34, Arteri Permata Hijau terletak di Bali – Uluwatu, Kuta, Ubud, Seminyak
Jakarta 12210 dan Jawa Tengah – Magelang
Tel: (62-21) 2567 5505
Fax: (62-21) 2567 5572
Email: corsec@saraswatiborobudur.com
Website: www.saraswatiborobudur.com

PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM

Sebesar 550.000.000 (lima ratus lima puluh juta) saham atau 15,49% (lima belas koma empat sembilan persen) dari total modal ditempatkan dan
disetor setelah Penawaran Umum Perdana Saham yang merupakan Saham Baru yang berasal dari portepel dengan nilai nominal Rp100,- (seratus
Rupiah) setiap saham yang ditawarkan kepada Masyarakat dengan harga penawaran Rp185,- (seratus delapan puluh lima Rupiah) setiap Saham,
yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS), sehingga seluruhnya berjumlah sebesar
Rp101.750.000.000,- (seratus satu miliar tujuh ratus lima puluh juta Rupiah).

Bersamaan dengan Penawaran Umum ini, Perseroan juga menerbitkan sebesar 275.000.000 (dua ratus tujuh puluh lima juta) Waran Seri I. Waran
Seri I diberikan kepada setiap pemegang saham yang namanya tercatat di DPS Penjatahan secara cuma-cuma dengan rasio 2:1, bahwa setiap 2
(dua) saham yang namanya tercatat dalam DPS Penjatahan akan memperoleh 1 (satu) Waran Seri I.

Waran Seri I adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham Perseroan dengan Nilai Nominal Rp100,- (seratus
Rupiah) dengan harga pelaksanaan Rp220,- (dua ratus dua puluh Rupiah), sehingga seluruhnya adalah senilai Rp60.500.000.000,- (enam puluh miliar
lima ratus juta Rupiah), yang dapat dilaksanakan selama periode pelaksanaan waran selama 48 (empat puluh delapan) bulan yaitu mulai tanggal 10
Januari 2014 sampai dengan tanggal 9 Januari 2018 dimana setiap pemegang 1 (satu) Waran Seri I berhak untuk membeli 1 (satu) saham baru
Perseroan. Pemegang Waran Seri I tidak mempunyai hak sebagai pemegang saham termasuk hak atas dividen selama Waran Seri I tersebut belum
dilaksanakan menjadi saham. Apabila Waran Seri I tidak dilaksanakan sampai habis masa berlakunya, maka periode pelaksanaan Waran Seri I
tersebut tidak diperpanjang, dan waran tersebut menjadi kadaluarsa, tidak bernilai dan tidak berlaku.

Seluruh pemegang saham Perseroan memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lainnya dari Perseroan yang telah
ditempatkan dan disetor penuh, sesuai dengan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tanggal 16 Agustus 2007 tentang Perseroan Terbatas.

PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK

PT VALBURY ASIA SECURITIES

PENJAMIN EMISI EFEK


| PT Brent Securities | PT Erdhika Elit Sekuritas | PT Inti Fikasa Securindo (terafiliasi) |
| PT Magenta Kapital Indonesia (terafiliasi) | PT Minna Padi Investama Tbk | PT Panca Global Securities Tbk |
| PT Phillip Securities Indonesia | PT Reliance Securities Tbk | PT Yulie Sekurindo Tbk |

Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan para Penjamin Emisi Efek menjamin dengan kesanggupan penuh ( full commitment) terhadap penawaran saham
Perseroan.

RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN YAITU RISIKO KEAMANAN. RISIKO USAHA PERSEROAN SELENGKAPNYA DICANTUMKAN
PADA BAB V DI DALAM PROSPEKTUS INI.

RISIKO TERKAIT DENGAN KEPEMILIKAN ATAS SAHAM PERSEROAN YAITU TIDAK LIKUIDNYA SAHAM YANG DITAWARKAN PADA
PENAWARAN UMUM INI, MENGINGAT JUMLAH SAHAM YANG DITAWARKAN PERSEROAN TIDAK TERLALU BESAR, MAKA TERDAPAT
KEMUNGKINAN PERDAGANGAN SAHAM PERSEROAN DI BURSA EFEK INDONESIA AKAN MENJADI TIDAK LIKUID. DENGAN DEMIKIAN,
PERSEROAN TIDAK DAPAT MEMPREDIKSI APAKAH PERDAGANGAN SAHAM PERSEROAN DI BURSA EFEK AKAN AKTIF ATAU LIKUIDITAS
SAHAM PERSEROAN AKAN TERJAGA.

PERSEROAN TIDAK MENERBITKAN SURAT KOLEKTIF SAHAM DALAM PENAWARAN INI. SAHAM-SAHAM TERSEBUT AKAN
DIDISTRIBUSIKAN SECARA ELEKTRONIK YANG AKAN DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK
INDONESIA (”KSEI”)

Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 3 Januari 2013


PT Saraswati Griya Lestari Tbk. yang selanjutnya disebut ―Perseroan‖ telah menyampaikan
Pernyataan Pendaftaran Emisi Efek sehubungan dengan Penawaran Umum ini kepada Ketua
Bapepam dan LK (sebagaimana didefinisikan di bawah ini) di Jakarta dengan surat No. 00910/SGL-
FH/IPO/XI/2012 pada tanggal 21 November 2012 sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam
Undang-undang Republik Indonesia No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang dimuat dalam
Lembaran Negara Republik Indonesia No. 64 tahun 1995, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608
dan peraturan pelaksanaannya.

Saham-saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini, direncanakan akan dicatatkan pada
PT Bursa Efek Indonesia (―BEI‖) sesuai dengan Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek yang telah
dibuat antara Perseroan dengan BEI No. S-07834/BEI.PPJ/11-2012 tanggal 21 November 2012,
apabila memenuhi persyaratan pencatatan yang ditetapkan oleh BEI. Jika syarat-syarat pencatatan
saham tersebut tidak terpenuhi, maka Penawaran Umum ini batal demi hukum dan uang pemesanan
yang telah diterima dikembalikan kepada para pemesan sesuai dengan ketentuan dalam UUPM.

Lembaga serta Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka Penawaran Umum Perdana bertanggung
jawab sepenuhnya atas kebenaran semua data, kejujuran pendapat, keterangan, dan laporan yang
disajikan dalam Prospektus ini sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing berdasarkan ketentuan
yang berlaku dalam wilayah negara Republik Indonesia dan kode etik, norma serta standar profesi
masing-masing.

Sehubungan dengan Penawaran Umum ini, setiap pihak yang terafiliasi dilarang memberikan
keterangan dan/atau membuat pernyataan apapun mengenai data yang tidak tercantum dalam
Prospektus ini tanpa memperoleh persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Perseroan dan Penjamin
Pelaksana Emisi Efek.

Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam Penawaran Umum ini tidak mempunyai
hubungan afiliasi dengan Perseroan, sebagaimana dimaksud dalam UUPM.

PT Valbury Asia Securities selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek tidak terafiliasi baik langsung
maupun tidak langsung dengan Perseroan sebagaimana didefinisikan dalam UUPM.

PENAWARAN UMUM INI TIDAK DIDAFTARKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG/


PERATURAN LAIN SELAIN YANG BERLAKU DI INDONESIA. BARANG SIAPA DI LUAR
INDONESIA MENERIMA PROSPEKTUS INI, MAKA DOKUMEN TERSEBUT TIDAK
DIMAKSUDKAN SEBAGAI DOKUMEN PENAWARAN UNTUK MEMBELI SAHAM, KECUALI
BILA PENAWARAN DAN PEMBELIAN SAHAM TERSEBUT TIDAK BERTENTANGAN, ATAU
BUKAN MERUPAKAN PELANGGARAN TERHADAP UNDANG-UNDANG/PERATURAN SERTA
KETENTUAN BURSA EFEK YANG BERLAKU DI NEGARA ATAU YURISDIKSI DI LUAR
INDONESIA TERSEBUT.

PERSEROAN TELAH MENGUNGKAPKAN SEMUA INFORMASI YANG WAJIB DIKETAHUI


OLEH PUBLIK DAN TIDAK TERDAPAT LAGI INFORMASI YANG BELUM DIUNGKAPKAN
SEHINGGA TIDAK MENYESATKAN PUBLIK.
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................................i

DEFINISI DAN SINGKATAN .......................................................................................................iii

RINGKASAN ................................................................................................................................x

I. PENAWARAN UMUM .......................................................................................................1

II. RENCANA PENGGUNAAN DANA ......................................................................................6

III. PERNYATAAN UTANG......................................................................................................8

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN....................................................... 18

V. RISIKO USAHA ............................................................................................................ 42

VI. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN .............. 48

VII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK ......................................... 49


A. Riwayat Singkat Perseroan .............................................................................................. 49
B. Perizinan........................................................................................................................ 51
C. Perkembangan Kepemilikan Saham Perseroan .................................................................. 68
D. Keterangan Mengenai Pemegang Saham Perseroan Berbentuk Badan Hukum ..................... 71
E. Pengurusan dan Pengawasan .......................................................................................... 73
F. Struktur Organisasi Perseroan ......................................................................................... 78
G. Struktur Kelompok Usaha Perseroan ................................................................................ 79
H. Keterangan Mengenai Entitas Anak .................................................................................. 79
I. Sumber Daya Manusia .................................................................................................... 97
J. Hubungan Pengurusan dan Pengawasan Perseroan dengan Entitas Anak dan Pemegang
Saham Berbentuk Badan Hukum.................................................................................... 103
K. Transaksi Dengan Pihak-Pihak Berelasi........................................................................... 103
L. Perjanjian-Perjanjian Penting Dengan Pihak Ketiga ......................................................... 105
M. Keterangan tentang Aset Tetap ..................................................................................... 124
N. Asuransi ...................................................................................................................... 126
O. Perkara-Perkara yang Dihadapi Perseroan, Direksi dan Komisaris ..................................... 127

VIII. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK......................... 129
A. Umum ......................................................................................................................... 129
B. Keunggulan Kompetitif Perseroan .................................................................................. 129
C. Kegiatan Usaha Perseroan dan Entitas Anak ................................................................... 131
D. PT Cakrawala Mitra Usaha (“CMU”) sebagai Pengelola Hotel milik Entitas Anak ................. 143
E. Persaingan Usaha ......................................................................................................... 144
F. Prospek dan Strategi Usaha Perseroan ........................................................................... 145
G. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
(UKL-UPL).................................................................................................................... 147
H. Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance ...................................... 147
I. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility)............................... 148

iii
i
IX. INDUSTRI PARIWISATA ............................................................................................ 149
A. Demografi dan Perekonomian Indonesia ........................................................................ 149
B. Industri Pariwisata........................................................................................................ 150

X. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING ...................................................................... 155

XI. EKUITAS .................................................................................................................... 159

XII. KEBIJAKAN DIVIDEN................................................................................................. 163

XIII. PERPAJAKAN ............................................................................................................. 164

XIV. PENJAMINAN EMISI EFEK ......................................................................................... 167

XV. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL DALAM RANGKA PENAWARAN
UMUM ........................................................................................................................ 169

XVI. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM .................................................................................. 172

XVII. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN


PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK .............................................................................. 193

XVIII. LAPORAN PENILAI..................................................................................................... 289

XIX. ANGGARAN DASAR .................................................................................................... 317

XX. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM...................................................... 340

XXI. KETERANGAN TENTANG PENAWARAN SAHAM DAN PENERBITAN WARAN SERI I.... 347

XXII. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM357

iv
ii
DEFINISI DAN SINGKATAN

Di dalam Prospektus ini, kata-kata di bawah ini mempunyai arti sebagai berikut, kecuali bila
kalimatnya menyatakan lain:
Afiliasi : berarti pihak sebagaimana didefinisikan dalam pasal 1 angka 1 UUPM, yaitu:
- Hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat
kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;
- Hubungan antara pihak dengan pegawai, direktur atau komisaris dari pihak
tersebut;
- Hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat 1 (satu) atau lebih
anggota direksi atau dewan komisaris yang sama;
- Hubungan antara perusahaan dan pihak, baik langsung maupun tidak
langsung, mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut;
- Hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan baik langsung
maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau
- Hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama.

Agen Penjualan : berarti pihak yang membantu Penjamin Emisi Efek untuk menjual Saham yang
ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana.

Anggota Bursa : berarti Anggota Bursa Efek sebagaimana didefinisikan dalam Pasal 1 ayat 2
UUPM.

BAE : berarti Biro Administrasi Efek yaitu PT Adimitra Transferindo, berkedudukan di


Jakarta.

Bank Kustodian : berarti bank umum yang memperoleh persetujuan dari Bapepam dan LK
untuk memberikan jasa penitipan atau melakukan jasa kustodian
sebagaimana dimaksud dalam UUPM.

Bapepam dan LK : berarti Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan sebagamana
dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.
184/PMK.01/010 tanggal 11 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Keuangan.

BEI atau Bursa : berarti singkatan dari PT Bursa Efek Indonesia, yaitu bursa efek sebagaimana
Efek didefinisikan dalam Pasal 1 angka 4 UUPM atau penggantinya sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

BBS : berarti singkatan dari PT Bina Buana Sarana.

CMU : berarti singkatan dari PT Cakrawala Mitra Usaha.

CUN : berarti singkatan dari PT Cakrawala Usaha Nusantara.

viii
Condotel : berarti Condominium dan Hotel.

Daftar Pemegang : berarti daftar yang dikeluarkan oleh KSEI yang memuat keterangan tentang
Saham (DPS) kepemilikan efek oleh pemegang efek dalam Penitipan Kolektif di KSEI
berdasarkan data yang diberikan oleh pemegang rekening di KSEI.

Daftar Pemesanan : berarti daftar yang memuat nama-nama pemesan saham dan jumlah yang
Pembelian Saham dipesan dan disusun berdasarkan Formulir Pemesanan Pembelian Saham yang
(DPPS) dibuat oleh masing-masing Penjamin Emisi Efek.

Entitas Anak : berarti perusahaan-perusahaan yang:


1) Saham-sahamnya dimiliki oleh Perseroan dalam jumlah 50% atau lebih
dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam
perusahaan yang bersangkutan; atau
2) Kebijaksanaannya dan pengelolaan perusahaan dikendalikan oleh
Perseroan; atau
3) Laporan keuangannya dikonsolidasikan dengan laporan keuangan
Perseroan sesuai dengan Prinsip Standar Akuntansi Keuangan yang
berlaku di Indonesia.
Yang per tanggal Prospektus ini diterbitkan terdiri dari CUN, TIM, BBS, PN,
dan CMU.

Formulir : berarti formulir hasil penjatahan atas nama pemesan sebagai tanda bukti
Konfirmasi pemilikan saham-saham di pasar perdana.
Penjatahan (FKP)

Formulir : berarti formulir asli yang disediakan Perseroan bersama-sama dengan


Pemesanan Penjamin Pelaksana Emisi Efek yang harus diisi, ditandatangani dan diajukan
Pembelian Saham dalam rangkap 5 (lima) oleh calon pembeli kepada Penjamin Emisi Efek.
(FPPS)

Harga Penawaran : berarti harga setiap Saham Yang Ditawarkan melalui Penawaran Umum
Perdana yaitu Rp185,- (seratus delapan puluh lima Rupiah).

Hari Bank : berarti hari kerja bank yaitu hari pada saat mana Bank Indonesia
menyelenggarakan kegiatan kliring antar bank.

Hari Bursa : berarti hari diselenggarakannya perdagangan efek di bursa efek yaitu hari
Senin sampai dengan Jumat, kecuali hari tersebut merupakan hari libur
nasional atau dinyatakan libur oleh bursa efek.

Hari Kalender : berarti setiap hari dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan kalender Gregorius
tanpa kecuali, termasuk hari Sabtu, Minggu dan hari libur nasional yang
ditetapkan sewaktu-waktu oleh Pemerintah dan hari kerja biasa yang karena
suatu keadaan tertentu ditetapkan oleh Pemerintah sebagai bukan hari kerja
biasa.

vi
iv
Hari Kerja : berarti hari kerja biasa kecuali hari Sabtu, Minggu dan hari yang oleh
Pemerintah ditetapkan sebagai hari libur nasional.

ISO : berarti International Organization for Standardization, yaitu sistem


standardisasi manajemen mutu.

KSEI : berarti PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, berkedudukan di Jakarta Selatan,


yang merupakan Lembaga Penyelesaian dan Penyimpanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.

Manajer : berarti pihak yang bertanggung jawab atas penjatahan Saham menurut
Penjatahan syarat-syarat yang ditetapkan dalam Peraturan No.IX.A.7 tentang Pemesanan
Dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum Lampiran Keputusan Ketua
BAPEPAM No.Kep-69/BL/2011 tanggal tiga puluh satu Desember dua ribu
sebelas (31-12-2011), dalam hal ini PT Valbury Asia Securities.

Masyarakat : berarti perorangan dan/atau badan hukum, baik warga negara Indonesia
maupun warga negara asing dan/atau badan hukum Indonesia maupun
badan hukum asing, baik yang bertempat tinggal atau berkedudukan hukum
di Indonesia maupun bertempat tinggal atau berkedudukan di luar Indonesia.

Menkumham : berarti Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

Pariwisata : berarti berbagai macam kegiatan wisata dan didukung oleh berbagai fasilitas
serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan
Pemerintah Daerah (menurut UU No.10/2009 tentang Kepariwisataan).

Pemegang : berarti pihak yang namanya tercatat sebagai pemilik rekening efek di KSEI
Rekening yang meliputi Perusahaan Efek dan / atau pihak lain yang disetujui oleh KSEI
dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
bidang Pasar Modal dan peraturan KSEI.

Pemegang Saham : berarti masyarakat yang memiliki manfaat atas saham yang disimpan dan
diadministrasikan dalam:
1) Daftar Pemegang Saham Perseroan;
2) Rekening efek pada KSEI; atau
3) Rekening efek pada KSEI melalui Perusahaan Efek.

Pemerintah : berarti Pemerintah Negara Republik Indonesia.

Penawaran Umum : berarti penawaran umum saham perdana Perseroan kepada Masyarakat
berdasarkan tata cara yang diatur dalam UUPM dan ketentuan-ketentuan lain
yang berhubungan, serta menurut ketentuan-ketentuan lain yang dimuat
dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek.

vii
v
Penitipan Kolektif : berarti jasa penitipan atas efek yang dimiliki bersama oleh lebih dari satu
pihak yang kepentingannya diwakili oleh Anggota Bursa dan/atau Bank
Kustodian.

Penjamin Emisi : berarti Perseroan Terbatas yang menandatangani perjanjian dengan


Efek Perseroan untuk melakukan Penawaran Umum yang akan menjamin
penjualan saham yang akan ditawarkan, dan melakukan pembayaran hasil
Penawaran Umum kepada Perseroan melalui Penjamin Pelaksana Emisi Efek
sesuai dengan Porsi penjaminan, dengan memperhatikan syarat dan
ketentuan dalam PPEE.

Penjamin : berarti Penjamin Emisi Efek yang bertanggung jawab atas pengelolaan dan
Pelaksana Emisi penyelenggaraan, pengendalian dan penjatahan emisi saham dalam
Efek Penawaran Umum, dalam hal ini adalah PT Valbury Asia Securities.

Perjanjian : berarti perjanjian antara Perseroan dengan Para Penjamin Emisi Efek sesuai
Penjaminan Emisi dengan Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum Saham
Efek atau PPEE Perdana Perseroan No. 07 tanggal 12 November 2012 beserta perubahan-
perubahannya, yang seluruhnya dibuat di hadapan Dewi Sukardi, S.H, M.Kn.,
Notaris di Kabupaten Tangerang.

Pernyataan : berarti dokumen yang wajib diajukan kepada Bapepam dan LK oleh Perseroan
Pendaftaran bersama-sama dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek sebelum melakukan
Penawaran Umum atas saham-saham kepada Masyarakat, berikut lampiran-
lampiran serta semua perubahan, tambahan dan pembetulannya yang dibuat
sesuai ketentuan dalam UUPM.

Pernyataan Efektif : berarti pernyataan Bapepam dan LK yang menyatakan bahwa Pernyataan
Pendaftaran menjadi efektif: (i) atas dasar lewatnya waktu, yakni pada hari
ke-45 (empat puluh lima) sejak tanggal diterimanya Pernyataan Pendaftaran
oleh Bapepam dan LK secara lengkap atau pada hari ke-45 (empat puluh
lima) sejak tanggal perubahan Pernyataan Pendaftaran yang terakhir
disampaikan Perseroan kepada atau yang diminta Bapepam dan LK, atau (ii)
atas dasar pernyataan efektif dari Bapepam dan LK bahwa tidak ada lagi
perubahan dan/atau tambahan informasi lebih lanjut yang diperlukan.

Perusahaan : berarti perusahaan-perusahaan yang berbentuk badan hukum Perseroan


Asosiasi terbatas berdasarkan hukum Indonesia yang saham-sahamnya dimiliki baik
langsung maupun tidak langsung oleh Perseroan dimana kepemilikan
Perseroan pada perusahaan-perusahaan tersebut antara 20% sampai dengan
50% dari seluruh saham yang telah ditempatkan dalam perusahaan-
perusahaan tersebut dan laporan keuangannya tidak dikonsolidasikan ke
dalam laporan keuangan Perseroan sesuai dengan standar akuntansi
keuangan yang berlaku di Indonesia.

viii
vi
Perseroan : berarti badan hukum yang melakukan Penawaran Umum yang dalam hal ini
adalah PT Saraswati Griya Lestari Tbk, berkedudukan di Jakarta Selatan,
dan/atau Entitas Anak (sebagaimana relevan).

Pihak Berelasi : Berarti orang atau entitas yang terkait dengan Perseroan dan Entitas Anak
(entitas pelapor):
a) Orang atau anggota keluarga terdekat yang mempunyai relasi dengan
entitas pelapor jika orang tersebut:
1) Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama entitas pelapor;
2) Memiliki pengaruh signifikan entitas pelapor; atau
3) Personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari
entitas pelapor.
b) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jike memenuhi salah satu
hal berikut:
1) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang
sama (artinya entitas induk, entitas anak dan entitas anak berikutnya
terkait dengan entitas lain);
2) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas
lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan
anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut
adalah anggotanya);
3) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang
sama;
4) Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas
yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga;
5) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk
imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait
dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang
menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga
berelasi dengan entitas pelapor;
6) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang
diidentifikasi dalam huruf (a); atau
7) Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (1) memiliki pengaruh
signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau
entitas induk dari entitas).
sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7 tahun
2010.

PN : berarti singkatan dari PT Pratika Nugraha.

Prospektus : berarti pernyataan dan informasi mengenai fakta-fakta penting dan relevan
tentang Perseroan dan saham-saham yang dikeluarkan dalam rangka
Penawaran Umum sebagaimana didefinisikan dalam UUPM.

Prospektus Awal : berarti dokumen tertulis yang memuat seluruh informasi dalam Prospektus
yang disampaikan kepada Bapepam dan LK, sebagai bagian dari Pernyataan
Pendaftaran, kecuali informasi mengenai Harga Penawaran, Penjaminan Emisi
Efek, atau hal-hal lain yang berhubungan dengan pernyataan penawaran
yang belum dapat ditentukan.

ix
vii
Prospektus : berarti informasi tertulis yang merupakan ringkasan dari Prospektus Awal,
Ringkas diumumkan dalam sekurang-kurangnya 1 (satu) surat kabar harian berbahasa
Indonesia yang memiliki peredaran nasional dalam waktu selambat-
lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah diterimanya pernyataan Bapepam dan
LK sesuai Formulir No.IX.A.2-9 lampiran 9.

Rekening Efek : berarti rekening yang memuat catatan posisi saham dan/atau dana milik
pemegang saham yang diadministrasikan oleh KSEI, Anggota Bursa atau
Bank Kustodian berdasarkan kontrak pembukaan rekening efek yang
ditandatangani pemegang saham.

Rekening : berarti rekening yang dibuka atas nama PPEE untuk menampung dana yang
Penawaran Umum diterima dari investor.

RKL dan RPL : berarti Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan (RPL)

Rupiah atau Rp : berarti mata uang resmi negara Republik Indonesia.

RUPS : berarti Rapat Umum Pemegang Saham yang diselenggarakan sesuai dengan
ketentuan anggaran dasar Perseroan.

RUPSLB : berarti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diselenggarakan
sesuai dengan ketentuan anggaran dasar Perseroan.

Saham Baru : berarti saham-saham baru yang dikeluarkan dari portepel oleh Perseroan
sebesar 550.000.000 (lima ratus lima puluh juta) saham dalam rangka
Penawaran Umum.

Saham Yang : berarti saham biasa atas nama yang akan ditawarkan dan dijual kepada
Ditawarkan Masyarakat melalui Penawaran Umum, atau seluruhnya sebesar 550.000.000
(lima ratus lima puluh juta) saham dengan nilai nominal Rp100,- (seratus
Rupiah) setiap saham yang selanjutnya akan dicatatkan pada BEI pada
Tanggal Pencatatan.

Tanggal : berarti tanggal pencatatan dari seluruh Saham di BEI, tanggal mana tidak
Pencatatan boleh lebih dari 3 (tiga) Hari Bursa setelah Tanggal Penjatahan.

Tanggal : berarti selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah tanggal penutupan


Penjatahan Masa Penawaran, pada saat mana Manajer Penjatahan menetapkan
penjatahan Saham Yang Ditawarkan dan Saham yang Dipinjam (apabila ada)
bagi setiap pemesan melalui Pemegang Rekening.

TIM : berarti singkatan dari PT Tiara Inti Mulia.

Transaksi Afiliasi : berarti transaksi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam dan LK
No. IX.E.1

US$ atau USD : berarti Dolar Amerika Serikat.

x
viii
UUPM : berarti Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tanggal 10 November 1995 tentang
Pasar Modal, Lembaran Negara Republik Indonesia No.64 Tahun 1995,
Tambahan No.3608 serta peraturan pelaksanaannya.

UUPT : berarti Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tanggal 16 Agustus 2007 tentang
Perseroan Terbatas, Lembaran Negara Republik Indonesia No.106 Tahun
2007, Tambahan No. 4756 serta peraturan pelaksanaannya.

Wisatawan : berarti setiap pengunjung seperti definisi di atas yang tinggal paling sedikit
dua puluh empat jam, akan tetapi tidak lebih dari enam bulan di tempat yang
dikunjungi dengan maksud kunjungan antara lain:
a. berlibur, rekreasi dan olahraga;
b. bisnis, mengunjungi teman dan keluarga, misi, menghadiri pertemuan,
konferensi, kunjungan dengan alasan kesehatan, belajar, dan
keagamaan.

xi
ix
RINGKASAN

Ringkasan di bawah ini memuat fakta-fakta serta pertimbangan-pertimbangan yang paling penting
bagi Perseroan serta merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan harus dibaca dalam kaitannya
dengan informasi lain yang lebih rinci, termasuk laporan keuangan konsolidasian dan catatan atas
laporan keuangan konsolidasian terkait, serta risiko usaha, yang seluruhnya tercantum dalam
Prospektus ini. Seluruh informasi keuangan yang tercantum dalam Prospektus ini bersumber dari
laporan keuangan konsolidasian Perseroan yang dinyatakan dalam mata uang Rupiah dan disajikan
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

Kecuali dinyatakan lain, seluruh pembahasan atas informasi keuangan yang tercantum dalam
Prospektus ini dilakukan pada tingkat konsolidasian. Seluruh informasi keuangan, termasuk saldo,
jumlah, persentase, yang disajikan dalam Prospektus ini dibulatkan dalam jutaan Rupiah, kecuali
dinyatakan lain. Oleh karena itu, setiap perbedaan yang terjadi atas penjumlahan informasi keuangan
tersebut yang disajikan dalam tabel-tabel yang tercantum dalam Prospektus ini, yaitu antara nilai
menurut hasil penjumlahan dengan nilai yang tercantum dalam Prospektus, disebabkan oleh faktor
pembulatan tersebut.

1. Riwayat Singkat Perseroan

Perseroan yang berkedudukan di Jakarta Selatan adalah suatu Perseroan terbatas yang menjalankan
kegiatan usahanya menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Republik Indonesia. Perseroan didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 05 tanggal 25 Maret 2006,
yang diubah dengan Akta Perubahan No. 04 tanggal 10 Agustus 2006, keduanya dibuat di hadapan
Rina Utami Djauhari, S.H., Notaris di Jakarta, dengan nama PT Saraswati Griya Lestari. Akta pendirian
tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. W7-02974
HT.01.01-TH.2007 tanggal 21 Maret 2007, dan telah didaftarkan di dalam Daftar Perusahaan di Kantor
Pendaftaran Perusahaan Kabupaten Magelang di bawah No. 26/BH.11-30/IV/2010 tanggal 14 April 2010,
serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 47 tanggal 21 Mei 2010, Tambahan
Berita Negara Republik Indonesia No. 4547/2010.

Seluruh ketentuan anggaran dasar Perseroan telah diubah untuk disesuaikan dengan UUPT,
sebagaimana dinyatakan dalam Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Di Luar RUPS No. 22
tanggal 29 Juli 2008, dibuat di hadapan Rina Utami Djauhari, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah
mendapat persetujuan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-
56269.AH.01.02.Tahun 2008 tertanggal 28 Agustus 2008 dan telah didaftarkan dalam Daftar
Perseroan No. AHU-0076917.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 28 Agustus 2008, serta telah diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 41 tanggal 21 Mei 2010, Tambahan Berita Negara
Republik Indonesia No. 4548/2010.

Anggaran dasar Perseroan terakhir kali diubah dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham
Perseroan berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 06 tanggal 16 Oktober 2012 yang
dibuat di hadapan Dewi Sukardi, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Tangerang, yang menyetujui
untuk (i) meningkatkan modal dasar; (ii) meningkatkan modal ditempatkan dan disetor; (iii) merubah
susunan anggota direksi dan dewan komisaris Perseroan; (iv) merubah seluruh Anggaran Dasar
Perseroan antara lain menyesuaikan dengan Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.J.1 Lampiran
Keputusan Ketuan Bapepam dan LK Nomor KEP-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008, dan mengubah
status Perseroan dari Perseroan Tertutup menjadi Perseroan Terbuka sehingga nama Perseroan
menjadi ―PT Saraswati Griya Lestari Tbk‖; (v) penjualan saham baru dalam simpanan Perseroan
sebanyak-banyaknya 1.000.000.000 (satu miliar) saham baru yang dikeluarkan dari portepel, masing-
masing saham tersebut dengan nilai nominal Rp100,- (seratus Rupiah), dengan atau tanpa disertai
penerbitan Waran yang menyertai saham biasa atas nama tersebut, yang ditawarkan kepada
Masyarakat melalui Penawaran Umum, dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku

xii
x
termasuk peraturan Pasar Modal dan Peraturan Bursa Efek yang berlaku di tempat dimana saham-
saham Perseroan dicatatkan; (vi) memberikan kuasa kepada Direksi Perseroan: untuk melaksanakan
segala tindakan yang diperlukan sehubungan dengan IPO ( Initial Public Offering/Penawaran Umum
Perdana Saham), termasuk tetapi tidak terbatas pada menetapkan penggunaan dana atas dana yang
diperoleh melalui Penawaran Umum, mendaftarkan saham-saham Perseroan dalam Penitipan Kolektif
sesuai dengan peraturan Kustodian Sentral Efek Indonesia, mencatatkan seluruh saham Perseroan
yang merupakan saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh pada Bursa Efek; dan (vii)
memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk: menentukan kepastian jumlah Saham
yang dikeluarkan melalui Penawaran Umum kepada masyarakat serta menyatakan dalam akta Notaris
mengenai peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan sebagai realisasi pengeluaran
saham yang telah dikeluarkan dalam Penawaran Umum, setelah Penawaran Umum selesai
dilaksanakan. Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menkunham berdasarkan Surat
Keputusan No. AHU-55211.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 25 Oktober 2012 dan telah didaftarkan
dalam Daftar Perseroan No. AHU-0093608.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 25 Oktober 2012, serta
telah dicatat dalam Database Sisminbakum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia sesuai dengan (i) Surat No. AHU-AH.01.10-38837 tanggal 31 Oktober 2012 perihal
Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan dan telah didaftarkan dalam Daftar
Perseroan No. AHU-0094699.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 31 Oktober 2012 (ii) Surat No. AHU-
AH.01.10-38838 tanggal 31 Oktober 2012 perihal Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data
Perseroan dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0094700.AH.01.09.Tahun 2012
tanggal 31 Oktober 2012.

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar, maksud dan tujuan Perseroan adalah berusaha dalam bidang
usaha penyediaan akomodasi.

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha
utama sebagai berikut:
a. Usaha Hotel;
b. Usaha Pondok Wisata;
c. Usaha Bumi Perkemahan;
d. Usaha Persinggahan Karavan;
e. Jasa Pengelolaan Properti (Apartemen, Kondominium).

Sampai dengan saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan dan Entitas Anak memiliki 5 hotel yang
terletak 1 di Jawa Tengah dan 4 lainnya di beberapa lokasi strategis di Bali, antara lain:

Pemilik Luas Lahan


No. Nama Hotel Operator Lokasi Status
Proyek (m2)
1. Saraswati Borobudur Perseroan Perseroan Kab. Magelang, ±3.800 Beroperasi
Jawa Tengah
2. Anantara Uluwatu Bali Anantara TIM Uluwatu, Bali ±17.000 Beroperasi
3. Best Western Kuta Beach Best Western CUN Kuta, Bali ±1.850 Beroperasi
4. Westin Ubud Resort & Spa Starwood BBS Ubud, Bali ±15.371 Belum beroperasi secara komersial
5. Sarasvati - A Luxury Collection Starwood PN Seminyak, Bali ±2.800 Belum beroperasi secara komersial

xiii
xi
2. Penawaran Umum

Jumlah saham yang ditawarkan : Sebesar 550.000.000 (lima ratus lima puluh juta) saham
atau 15,49% (lima belas koma empat sembilan persen)
dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh
setelah Penawaran Umum.
Nilai Nominal : Rp100,- (seratus Rupiah)
Harga Penawaran : Rp185,- (seratus delapan puluh lima Rupiah) setiap saham
yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan FPPS.
Jumlah Waran Seri I : Sebesar 275.000.000 (dua ratus tujuh puluh lima juta)
Waran Seri I. Jumlah penerbitan Waran Seri I adalah
senilai Rp60.500.000.000,- (enam puluh miliar lima ratus
juta Rupiah)
Rasio Saham dengan Waran Seri I : 2:1 (setiap pemegang 2 (dua) saham baru, akan
memperoleh 1 (satu) Waran Seri I secara cuma-cuma)
Jumlah Penawaran Umum : Sebesar Rp101.750.000.000,- (seratus satu miliar tujuh
ratus lima puluh juta Rupiah)
Tanggal Penawaran Umum : 3-4 Januari 2013
Tanggal Pencatatan di BEI : 10 Januari 2013

Perseroan dengan ini melakukan Penawaran Umum sebesar 550.000.000 (lima ratus lima puluh juta)
saham atau 15,49% (lima belas koma empat sembilan persen) dari total modal ditempatkan dan
disetor setelah Penawaran Umum Perdana Saham yang merupakan Saham Baru dengan nilai nominal
Rp100,- (seratus Rupiah) setiap saham yang ditawarkan kepada Masyarakat dengan harga
penawaran Rp185,- (seratus delapan puluh lima Rupiah) setiap Saham, yang harus dibayar penuh
pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS), sehingga seluruhnya
berjumlah sebesar Rp101.750.000.000,- (seratus satu miliar tujuh ratus lima puluh juta Rupiah).

Saham-saham tersebut seluruhnya akan memberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan
sederajat dalam segala hal dengan Saham lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor
penuh, termasuk hak atas pembagian dividen.

Susunan modal saham dan pemegang saham Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah
sebagai berikut:

Ninai Nominal Rp100,- Setiap Saham


Keterangan
Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %
Modal Dasar 12.000.000.000 1.200.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh


1. PT Tiara Realty 2.910.000.000 291.000.000.000 97,00
2. Bhakti Salim 45.000.000 4.500.000.000 1,50
3. Frans Faizal Hasjim 30.000.000 3.000.000.000 1,00
4. Agung Salim 15.000.000 1.500.000.000 0,50
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 3.000.000.000 300.000.000.000 100,00
Saham dalam Portepel 9.000.000.000 900.000.000.000

xiv
xii
Dengan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan Perseroan dalam Penawaran Umum ini, maka
susunan modal saham dan pemegang saham Perseroan sebelum dan setelah Penawaran Umum ini,
secara proforma menjadi sebagai berikut:

Sebelum Penawaran Umum Setelah Penawaran Umum


Keterangan Jumlah Nilai Nominal Jumlah Nilai Nominal
% %
Saham (Rp) Saham (Rp)
Modal Dasar 12.000.000.000 1.200.000.000.000 12.000.000.000 1.200.000.000.000

Modal Ditempatkan
dan Disetor Penuh
1. PT Tiara Realty 2.910.000.000 291.000.000.000 97,00 2.910.000.000 291.000.000.000 81,97
2. Bhakti Salim 45.000.000 4.500.000.000 1,50 45.000.000 4.500.000.000 1,27
3. Frans Faizal Hasjim 30.000.000 3.000.000.000 1,00 30.000.000 3.000.000.000 0,85
4. Agung Salim 15.000.000 1.500.000.000 0,50 15.000.000 1.500.000.000 0,42
5. Masyarakat - - - 550.000.000 55.000.000.000 15,49
Jumlah Modal 3.000.000.000 300.000.000.000 100,00 3.550.000.000 355.000.000.000 100,00
Ditempatkan dan
Disetor Penuh
Saham dalam
9.000.000.000 900.000.000.000 8.450.000.000 845.000.000.000
Portepel

Bersamaan dengan Penawaran Umum ini, Perseroan juga menerbitkan sebesar 275.000.000 (dua
ratus tujuh puluh lima juta) Waran Seri I. Waran Seri I diberikan kepada setiap pemegang saham
yang namanya tercatat di DPS Penjatahan secara cuma-cuma dengan rasio 2:1, bahwa setiap 2
(dua) saham yang namanya tercatat dalam DPS Penjatahan akan memperoleh 1 (satu) Waran Seri I.
Dengan asumsi telah dilaksanakannya seluruh Waran Seri I oleh para pemegang waran, maka
struktur permodalan dan pemegang saham Perseroan setelah pelaksanaan Penawaran Umum dan
setelah pelaksanaan Waran Seri I secara proforma adalah sebagai berikut:

Setelah Penawaran Umum dan Setelah Penawaran Umum dan


Sebelum Pelaksanaan Waran Seri I Pelaksanaan Waran Seri I
Keterangan Jumlah Nilai Nominal Jumlah Nilai Nominal
% %
Saham (Rp) Saham (Rp)
Modal Dasar 12.000.000.000 1.200.000.000.000 12.000.000.000 1.200.000.000.000

Modal Ditempatkan
dan Disetor Penuh
1. PT Tiara Realty 2.910.000.000 291.000.000.000 81,97 2.910.000.000 291.000.000.000 76,08
2. Bhakti Salim 45.000.000 4.500.000.000 1,27 45.000.000 4.500.000.000 1,18
3. Frans Faizal Hasjim 30.000.000 3.000.000.000 0,85 30.000.000 3.000.000.000 0,78
4. Agung Salim 15.000.000 1.500.000.000 0,42 15.000.000 1.500.000.000 0,39
5. Masyarakat 550.000.000 55.000.000.000 15,49 825.000.000 82.500.000.000 21,57
Jumlah Modal 3.550.000.000 355.000.000.000 100,00 3.825.000.000 382.500.000.000 100,00
Ditempatkan dan
Disetor Penuh
Saham dalam
8.450.000.000 845.000.000.000 8.175.000.000 817.500.000.000
Portepel

Keterangan selengkapnya mengenai Penawaran Umum dapat dilihat pada Bab I Prospektus ini.

xv
xiii
3. Rencana Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum

Dana hasil dari Penawaran Umum Perdana yang akan diterima oleh Perseroan, setelah dikurangi
seluruh biaya-biaya emisi, akan dipergunakan oleh Perseroan untuk:
a. Sekitar 39% akan digunakan oleh Perseroan untuk melunasi sebagian pinjaman bank jangka
panjang yang diperoleh Perseroan dari Bank CIMB Niaga;
b. Sekitar 3% akan digunakan untuk pembiayaan modal kerja persediaan seperti pembelian bahan
baku, makanan dan minuman, di hotel-hotel milik Perseroan dan seluruh Entitas Anak.
c. Sekitar 18% akan digunakan untuk pembiayaan belanja modal seperti kursi, sofa, lemari, tempat
tidur, dan lain sebagainya di hotel-hotel milik Perseroan dan seluruh Entitas Anak.
d. Sekitar 40% akan digunakan oleh Perseroan untuk ekspansi usaha berupa menambah persediaan
tanah (land bank).

Sedangkan dana yang diperoleh dari hasil pelaksanaan Waran Seri I akan digunakan untuk
menambah modal kerja Perseroan dan Entitas Anak.

Keterangan selengkapnya mengenai Rencana Penggunaan Dana dari Hasil Penawaran Umum dapat
dilihat pada Bab II dalam Prospektus ini.

4. Keunggulan Kompetitif

Perseroan meyakini memiliki sejumlah keunggulan kompetitif, antara lain:


1. Lokasi yang menawarkan keindahan alam dan keaslian budaya secara langsung;
2. Desain arsitektur yang mencerminkan kebudayaan lokal;
3. Pengelolaan operasional hotel yang profesional;
4. Mitra kerja dengan jaringan hotel internasional; dan
5. Hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar.

Keterangan selengkapnya mengenai Keunggulan Kompetitif Perseroan dapat dilihat pada Bab VIII
dalam Prospektus ini.

5. Strategi Usaha

Perseroan memiliki beberapa strategi untuk mengembangkan kegitan usahanya di masa depan,
termasuk di antaranya:
1. Fokus pada perhotelan;
2. Pemilihan lokasi yang strategis;
3. Creative dan innovative;
4. Strategic partnership; dan
5. Service excellence;

Keterangan selengkapnya mengenai Strategi Usaha Perseroan dapat dilihat pada Bab VIII dalam
Prospektus ini.

xvi
xiv
6. Risiko Usaha

Beberapa risiko yang diperkirakan mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan adalah antara lain
sebagai berikut:
1. Risiko Keamanan;
2. Risiko Perekonomian Dunia;
3. Risiko Wabah Penyakit;
4. Risiko Persaingan Usaha;
5. Risiko Terminasi dengan Jaringan Hotel Internasional;
6. Risiko Kondisi Politik di Indonesia;
7. Risiko Lingkungan;
8. Risiko Kebijakan Pemerintah;
9. Risiko Kebakaran dan Bencana Alam;
10. Risiko Nilai Tukar;
11. Risiko Ketidakmampuan Perseroan Menyelesaikan Rencana Pengembangan di Masa Depan;
12. Risiko Kendala Pendanaan dan Keterlambatan Penyelesaian Proyek;
13. Risiko Kondisi dan Peraturan Pasar Modal Indonesia;
14. Risiko Fluktuasi Harga Saham; dan
15. Tidak Ada Antisipasi untuk Membayar Dividen di Masa Mendatang.

Risiko usaha Perseroan selengkapnya dicantumkan pada Bab V dalam Prospektus ini.

7. Penyertaan Saham

Perseroan memiliki penyertaan saham langsung pada Entitas Anak sebagai berikut:

Tahun
Entitas Tahun Persentase Kegiatan
Penyertaan Proyek Status Operasional
Anak Pendirian Kepemilikan Usaha
Perseroan
TIM 2004 2011 99,00% Developer Anantara Uluwatu Beroperasi

CUN 2008 2011 99,00% Developer Best Western Kuta Beach Beroperasi

BBS 2009 2011 99,00% Developer Westin Ubud Belum beroperasi secara komersial

PN 2009 2011 99,00% Developer Sarasvati – A Luxury Collection Belum beroperasi secara komersial

CMU 2010 2011 99,00% Perhotelan - Beroperasi

Keterangan selengkapnya mengenai Entitas Anak dapat dilihat pada Bab VII dalam Prospektus ini.

8. Kinerja Keuangan

Tabel berikut ini menyajikan ikhtisar data keuangan penting Perseroan yang didasarkan pada laporan
keuangan Perseroan untuk periode-periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012
dan 2011, serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009, 2008
dan 2007 (lihat Bab X mengenai Ikhtisar Data Keuangan Penting)

Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal
30 Juni 2012 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (“KAP”) Tjahjadi & Tamara, akuntan publik
independen, berdasarkan standar auditing yang telah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia (“IAPI”), dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian, dengan paragraf penjelasan
mengenai penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 38 (Revisi 2004),
“Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” dan menyajikan kembali laporan keuangan

xvii
xv
konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1
Januari 2009/31 Desember 2008 atas perubahan tersebut seolah-olah Perseroan dan Entitas Anak
telah bergabung sejak permulaan periode yang disajikan. Namun, KAP Tjahjadi & Tamara tidak
membuat perikatan untuk melakukan audit, reviu, atau menetapkan prosedur apapun terhadap
laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31
Desember 2008 selain yang berkaitan dengan penyesuaian tersebut, dan oleh karena itu tidak
menyatakan pendapat atau bentuk keyakinan lain atas laporan keuangan untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008 secara keseluruhan.

Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2011 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (―KAP‖) Tjahjadi & Tamara, akuntan publik
independen, berdasarkan standar auditing yang telah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia (―IAPI‖), dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian, dengan paragraf penjelasan
mengenai penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 38 (Revisi 2004),
―Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali‖ dan menyajikan kembali laporan keuangan
konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 1 Januari
2010/31 Desember 2009 atas perubahan tersebut seolah-olah Perseroan dan Entitas Anak telah
bergabung sejak permulaan periode yang disajikan.

Laporan keuangan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan
2008, telah diaudit oleh KAP Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan, akuntan publik
independen, berdasarkan standar auditing yang telah ditetapkan oleh IAPI, yang seluruhnya
mendapat pendapat Wajar Tanpa Pengecualian.

Ikhtisar Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian

(dalam jutaan Rupiah)

30 Juni 31 Desember
2012 2011 2010 (*)
2009(*) 2008(*) 2007(**)
Keterangan
Tidak
Audit Audit Audit Audit Audit
diaudit
Jumlah Aset Lancar 77.440 48.925 17.911 1.231 1.021 148
Jumlah Aset Tidak Lancar 656.443 496.799 191.996 53.647 7.353 7.822
JUMLAH ASET 733.883 545.724 209.907 54.878 8.374 7.970

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 304.135 240.608 108.674 56.386 8.563 7.827
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 273.319 223.280 110.534 117 38 -
Jumlah Liabilitas 577.454 463.888 219.208 56.503 8.601 7.827
Jumlah Ekuitas (Defisiensi Modal) 156.429 81.836 (9.301) (1.625) (227) 143
JUMLAH LIABILITAS DAN
733.883 545.724 209.907 54.878 8.374 7.970
EKUITAS/DEFISIENSI MODAL
(*)
disajikan kembali
(**)
bukan merupakan konsolidasian

xviii
xvi
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian

(dalam jutaan Rupiah)


Periode 6 bulan yang
Tahun-tahun yang berakhir pada
berakhir pada tanggal
tanggal 31 Desember
30 Juni
Keterangan
2012 2011 2011 2010(*) 2009(*) 2008(*) 2007(**)
Tidak Tidak
Audit Audit Audit Audit Audit
diaudit diaudit
Pendapatan 15.378 2.984 12.538 5.481 2.293 1.830 784
Beban Pokok Pendapatan 6.693 1.058 5.546 1.427 831 878 506
Laba bruto 8.685 1.926 6.993 4.054 1.462 952 278
Beban usaha 16.886 11.876 35.850 13.415 2.944 2.353 1.965
Rugi usaha (8.200) (9.950) (28.859) (9.361) (1.482) (1.401) (1.687)
Penghasilan (beban) lain-lain (5.637) (6.279) (8.069) 111 17 (1.000) 0
Rugi sebelum pajak penghasilan (13.837) (16.229) (36.928) (9.251) (1.464) (2.401) (1.687)
Manfaat (beban) pajak penghasilan – (1.699) 5 892 (175) 67 781 -
Bersih
Rugi sebelum rugi Entitas Anak pra- (15.536) (16.223) (36.035) (9.426) (1.397) (1.620) (1.687)
akuisisi dan rugi proforma dari
transaksi restrukturisasi entitas
sepengendali
Rugi Entitas Anak pra-akuisisi dari - 4.748 4.748 - - - -
transaksi restrukturisasi entitas
sepengendali
Rugi proforma dari transaksi restrukturisasi - - - 6.365 752 - -
entitas sepengendali
Rugi bersih (15.536) (11.476) (31.288) (3.061) (645) (1.620) (1.687)
Pendapatan komprehensif lainnya - - - - - - -
Rugi komprehensif bersih (15.536) (11.476) (31.288) (3.061) (645) (1.620) (1.687)
Laba (Rugi) neto per saham dasar
(12,22) (11,70) (28,17) 25,11 (11,12) (24,90) (421.750)
(Rupiah)
Laba (Rugi) neto per saham dilusian
(10,92) - - - - - -
(Rupiah)
(*)
disajikan kembali
(**)
bukan merupakan konsolidasian

Ringkasan data keuangan penting Perseroan selengkapnya dapat dilihat pada Bab X dalam
Prospektus ini.

9. Kebijakan Dividen Perseroan

Berdasarkan Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Anggaran Dasar
Perseroan, dividen hanya boleh dibagikan apabila Perseroan mempunyai saldo laba positif dan
pembagian dividen dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
(RUPS) atau Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).

Sebelum berakhirnya tahun keuangan, dividen interim dapat dibagikan sepanjang hal itu
diperbolehkan oleh Anggaran Dasar Perseroan dan pembagian dividen interim tidak menyebabkan
aset bersih Perseroan menjadi kurang dari modal ditempatkan dan disetor penuh dan cadangan wajib
Perseroan. Pembagian dividen interim tersebut ditetapkan oleh Direksi setelah mendapat persetujuan
dari Dewan Komisaris. Jika setelah berakhirnya tahun keuangan dimana terjadi pembagian dividen
interim Perseroan mengalami kerugian, maka dividen interim yang telah dibagikan tersebut harus
dikembalikan oleh pemegang saham kepada Perseroan. Dewan Komisaris serta Direksi akan
bertanggung jawab secara tanggung renteng untuk pengembalian dimaksud jika dividen interim tidak
dikembalikan oleh pemegang saham.

xix
xvii
Setelah dilaksanakannya Penawaran Umum Perdana Saham, Perseroan merencanakan kebijakan
pembagian dividen kas sebanyak-banyaknya 30% (tiga puluh persen) dari laba bersih Perseroan
mulai tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan seterusnya, dengan
memperhatikan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan, dan kondisi saldo laba
Perseroan. Direksi Perseroan dapat menentukan waktu, jumlah, dan bentuk pembayaran dividen
tersebut, dan dapat, dari waktu ke waktu, mengubah kebijakan pembagian dividen Perseroan. Dalam
kebijakannya, Direksi Perseroan dapat mengurangi jumlah dividen yang akan dibayarkan atau tidak
melakukan pembayaran dividen sama sekali.

Pembayaran dividen di masa yang akan datang akan bergantung pada berbagai faktor, antara lain
pada:
- laba ditahan, kinerja operasional dan keuangan, kondisi keuangan, kondisi likuiditas, prospek
bisnis di masa yang akan datang, kebutuhan kas, peluang bisnis; dan
- kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku serta faktor lain yang dianggap relevan
oleh Direksi.

Kebijakan dividen selengkapnya dapat dilihat pada Bab XII dalam Prospektus ini.

xx
xviii
I. PENAWARAN UMUM

Perseroan dengan ini melakukan Penawaran Umum sebesar 550.000.000 (lima ratus lima puluh juta) saham atau
15,49% (lima belas koma empat sembilan persen) dari total modal ditempatkan dan disetor setelah Penawaran Umum
Perdana Saham yang merupakan Saham Baru yang berasal dari portepel dengan nilai nominal Rp100,- (seratus Rupiah)
setiap saham yang ditawarkan kepada Masyarakat dengan harga penawaran Rp185,- (seratus delapan puluh lima
Rupiah) setiap Saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham
(FPPS), sehingga seluruhnya berjumlah sebesar Rp101.750.000.000,- (seratus satu miliar tujuh ratus lima puluh juta
Rupiah).

Saham-saham tersebut seluruhnya akan memberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan sederajat dalam segala
hal dengan Saham lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk hak atas pembagian
dividen.

Bersamaan dengan Penawaran Umum ini, Perseroan juga menerbitkan sebesar 275.000.000 (dua ratus tujuh puluh
lima juta) Waran Seri I. Waran Seri I diberikan kepada setiap pemegang saham yang namanya tercatat di DPS
Penjatahan secara cuma-cuma dengan rasio 2:1, bahwa setiap 2 (dua) saham yang namanya tercatat dalam DPS
Penjatahan akan memperoleh 1 (satu) Waran Seri I. Waran Seri I adalah efek yang memberikan hak kepada
pemegangnya untuk membeli saham Perseroan dengan Nilai Nominal Rp100,- (seratus Rupiah) dengan harga
pelaksanaan Rp220,- (dua ratus dua puluh Rupiah), sehingga seluruhnya adalah senilai Rp60.500.000.000,- (enam
puluh miliar lima ratus juta Rupiah), yang dapat dilaksanakan selama periode pelaksanaan waran selama 48 (empat
puluh delapan) bulan yaitu mulai tanggal 10 Januari 2014 sampai dengan tanggal 9 Januari 2018 dimana setiap
pemegang 1 (satu) Waran Seri I berhak untuk membeli 1 (satu) saham baru Perseroan. Pemegang Waran Seri I tidak
mempunyai hak sebagai pemegang saham termasuk hak atas dividen selama Waran Seri I tersebut belum dilaksanakan
menjadi saham. Apabila Waran Seri I tidak dilaksanakan sampai habis masa berlakunya, maka periode pelaksanaan
Waran Seri I tersebut tidak diperpanjang, dan waran tersebut menjadi kadaluarsa, tidak bernilai dan tidak berlaku.

PT Saraswati Griya Lestari Tbk.


Kegiatan Usaha:
Bidang Penyediaan Jasa Akomodasi dan Perhotelan

Berkedudukan di Jakarta Selatan, Indonesia


Kantor Pusat: Lokasi Hotel:
The Bellezza Shopping Arcade Lantai 1 No. 130-131 Perseroan dan Entitas Anak memiliki 5 hotel yang
Jl. Letjen Soepeno no. 34, Arteri Permata Hijau terletak di Bali – Uluwatu, Kuta, Ubud, Seminyak
Jakarta 12210 dan Jawa Tengah – Magelang
Tel: (62-21) 2567 5505
Fax: (62-21) 2567 5572
Email: corsec@saraswatiborobudur.com
Website: www.saraswatiborobudur.com

RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN YAITU RISIKO KEAMANAN. RISIKO USAHA PERSEROAN
SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB V DI DALAM PROSPEKTUS INI.

RISIKO TERKAIT DENGAN KEPEMILIKAN ATAS SAHAM PERSEROAN YAITU TIDAK LIKUIDNYA SAHAM YANG
DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM INI, MENGINGAT JUMLAH SAHAM YANG DITAWARKAN
PERSEROAN TIDAK TERLALU BESAR, MAKA TERDAPAT KEMUNGKINAN PERDAGANGAN SAHAM PERSEROAN
DI BURSA EFEK INDONESIA AKAN MENJADI TIDAK LIKUID. DENGAN DEMIKIAN, PERSEROAN TIDAK DAPAT
MEMPREDIKSI APAKAH PERDAGANGAN SAHAM PERSEROAN DI BURSA EFEK AKAN AKTIF ATAU
LIKUIDITAS SAHAM PERSEROAN AKAN TERJAGA.

1
1
Perseroan yang berkedudukan di Jakarta Selatan adalah suatu Perseroan terbatas yang menjalankan
kegiatan usahanya menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Republik Indonesia. Perseroan didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 05 tanggal 25 Maret 2006,
yang diubah dengan Akta Perubahan No. 04 tanggal 10 Agustus 2006, keduanya dibuat di hadapan
Rina Utami Djauhari, S.H., Notaris di Jakarta, dengan nama PT Saraswati Griya Lestari. Akta pendirian
tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. W7-02974
HT.01.01-TH.2007 tanggal 21 Maret 2007, dan telah didaftarkan di dalam Daftar Perusahaan di Kantor
Pendaftaran Perusahaan Kabupaten Magelang di bawah No. 26/BH.11-30/IV/2010 tanggal 14 April 2010,
serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 47 tanggal 21 Mei 2010, Tambahan
Berita Negara Republik Indonesia No. 4547/2010.

Seluruh ketentuan anggaran dasar Perseroan telah diubah untuk disesuaikan dengan UUPT,
sebagaimana dinyatakan dalam Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Di Luar RUPS No. 22
tanggal 29 Juli 2008, dibuat di hadapan Rina Utami Djauhari, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah
mendapat persetujuan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-
56269.AH.01.02.Tahun 2008 tertanggal 28 Agustus 2008 dan telah didaftarkan dalam Daftar
Perseroan No. AHU-0076917.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 28 Agustus 2008, serta telah diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 41 tanggal 21 Mei 2010, Tambahan Berita Negara
Republik Indonesia No. 4548/2010.

Anggaran dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan yaitu sebagaimana dimuat
dalam akta-akta sebagai berikut:
1. Akta No. 07 tanggal 22 Februari 2011, dibuat di hadapan Dewi Sukardi, S.H., M.Kn., Notaris di
Kabupaten Tangerang, yang menyetujui untuk: (i) pengalihan saham; (ii) peningkatan modal
dasar; (iii) peningkatan modal ditempatkan dan dsetor; (iv) perubahan nilai nominal; dan (v)
perubahan susunan pengurus. Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari
Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-18030.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 11
April 2011 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0028731.AH.01.09.Tahun
2011 tanggal 11 April 2011 serta telah diterima dan dicatat dalam database Sismimbakum
Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia sesuai dengan Surat No. AHU-AH.01.10-11204 tanggal 14 April 2011 perihal
Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan serta telah didaftarkan dalam Daftar
Perseroan No. AHU-0030047.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 14 April 2011.
2. Akta No. 04 tanggal 2 November 2011, dibuat di hadapan Dewi Maya Rachmandani Sobari S.H.,
M.Kn., Notaris di Tangerang Selatan, yang menyetujui untuk meningkatkan modal ditempatkan
dan disetor. Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan
Surat Keputusan No. AHU-AH.01.10-38629 tanggal 29 November 2011 perihal Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan serta telah didaftarkan dalam Daftar
Perseroan No. AHU-0097288.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 29 November 2011.
3. Akta No. 11 tanggal 26 Juli 2012, dibuat di hadapan Harry Purnomo, S.H., M.H., M.Kn., Notaris
di Bekasi, yang menyetujui untuk meningkatkan modal ditempatkan dan disetor. Perubahan
tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No.
AHU-AH.01.10-33763 tanggal 17 September 2012 perihal Penerimaan Pemberitahuan Perubahan
Anggaran Dasar Perseroan serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-
0082758.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 17 September 2012.

Anggaran dasar Perseroan terakhir kali diubah dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham
Perseroan berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 06 tanggal 16 Oktober 2012 yang
dibuat di hadapan Dewi Sukardi, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Tangerang, yang menyetujui
untuk (i) meningkatkan modal dasar; (ii) meningkatkan modal ditempatkan dan disetor; (iii) merubah
susunan anggota direksi dan dewan komisaris Perseroan; (iv) merubah seluruh Anggaran Dasar
Perseroan antara lain menyesuaikan dengan Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.J.1 Lampiran
Keputusan Ketuan Bapepam dan LK Nomor KEP-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008, dan mengubah
status Perseroan dari Perseroan Tertutup menjadi Perseroan Terbuka sehingga nama Perseroan

2
2
menjadi ―PT Saraswati Griya Lestari Tbk‖; (v) penjualan saham baru dalam simpanan Perseroan
sebanyak-banyaknya 1.000.000.000 (satu miliar) saham baru yang dikeluarkan dari portepel, masing-
masing saham tersebut dengan nilai nominal Rp100,- (seratus Rupiah), dengan atau tanpa disertai
penerbitan Waran yang menyertai saham biasa atas nama tersebut, yang ditawarkan kepada
Masyarakat melalui Penawaran Umum, dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku
termasuk peraturan Pasar Modal dan Peraturan Bursa Efek yang berlaku di tempat dimana saham-
saham Perseroan dicatatkan; (vi) memberikan kuasa kepada Direksi Perseroan: untuk melaksanakan
segala tindakan yang diperlukan sehubungan dengan IPO ( Initial Publik Offering/Penawaran Umum
Perdana Saham), termasuk tetapi tidak terbatas pada menetapkan penggunaan dana atas dana yang
diperoleh melalui Penawaran Umum, mendaftarkan saham-saham Perseroan dalam Penitipan Kolektif
sesuai dengan peraturan Kustodian Sentral Efek Indonesia, mencatatkan seluruh saham Perseroan
yang merupakan saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh pada Bursa Efek; dan (vii)
memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menentukan kepastian jumlah Saham
yang dikeluarkan melalui Penawaran Umum kepada masyarakat serta menyatakan dalam akta
Notaris mengenai peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan sebagai realisasi
pengeluaran saham yang telah dikeluarkan dalam Penawaran Umum, setelah Penawaran Umum
selesai dilaksanakan. Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menkunham
berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-55211.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 25 Oktober 2012 dan
telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0093608.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 25
Oktober 2012, serta telah dicatat dalam Database Sisminbakum Departemen Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia sesuai dengan (i) Surat No. AHU-AH.01.10-38837 tanggal 31 Oktober
2012 perihal Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan dan telah didaftarkan
dalam Daftar Perseroan No. AHU-0094699.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 31 Oktober 2012 (ii) Surat
No. AHU-AH.01.10-38838 tanggal 31 Oktober 2012 perihal Penerimaan Pemberitahuan Perubahan
Data Perseroan dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0094700.AH.01.09.Tahun
2012 tanggal 31 Oktober 2012.

Susunan modal saham dan pemegang saham Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah
sebagai berikut:

Ninai Nominal Rp100,- Setiap Saham


Keterangan
Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %
Modal Dasar 12.000.000.000 1.200.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh


1. PT Tiara Realty 2.910.000.000 291.000.000.000 97,00
2. Bhakti Salim 45.000.000 4.500.000.000 1,50
3. Frans Faizal Hasjim 30.000.000 3.000.000.000 1,00
4. Agung Salim 15.000.000 1.500.000.000 0,50
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 3.000.000.000 300.000.000.000 100,00
Saham dalam Portepel 9.000.000.000 900.000.000.000

3
3
Dengan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan Perseroan dalam Penawaran Umum ini, maka
susunan modal saham dan pemegang saham Perseroan sebelum dan setelah Penawaran Umum ini,
secara proforma menjadi sebagai berikut:

Sebelum Penawaran Umum Setelah Penawaran Umum


Keterangan Jumlah Nilai Nominal Jumlah Nilai Nominal
% %
Saham (Rp) Saham (Rp)
Modal Dasar 12.000.000.000 1.200.000.000.000 12.000.000.000 1.200.000.000.000

Modal Ditempatkan
dan Disetor Penuh
1. PT Tiara Realty 2.910.000.000 291.000.000.000 97,00 2.910.000.000 291.000.000.000 81,97
2. Bhakti Salim 45.000.000 4.500.000.000 1,50 45.000.000 4.500.000.000 1,27
3. Frans Faizal Hasjim 30.000.000 3.000.000.000 1,00 30.000.000 3.000.000.000 0,85
4. Agung Salim 15.000.000 1.500.000.000 0,50 15.000.000 1.500.000.000 0,42
5. Masyarakat - - - 550.000.000 55.000.000.000 15,49
Jumlah Modal 3.000.000.000 300.000.000.000 100,00 3.550.000.000 355.000.000.000 100,00
Ditempatkan dan
Disetor Penuh
Saham dalam
9.000.000.000 900.000.000.000 8.450.000.000 845.000.000.000
Portepel

Bersamaan dengan Penawaran Umum ini, Perseroan juga menerbitkan sebesar 275.000.000 (dua
ratus tujuh puluh lima juta) Waran Seri I. Waran Seri I diberikan kepada setiap pemegang saham
yang namanya tercatat di DPS Penjatahan secara cuma-cuma dengan rasio 2:1, bahwa setiap 2 (dua)
saham yang namanya tercatat dalam DPS Penjatahan akan memperoleh 1 (satu) Waran Seri I.
Dengan asumsi telah dilaksanakannya seluruh Waran Seri I oleh para pemegang waran, maka
struktur permodalan dan pemegang saham Perseroan setelah pelaksanaan Penawaran Umum dan
setelah pelaksanaan Waran Seri I secara proforma adalah sebagai berikut:

Setelah Penawaran Umum dan Setelah Penawaran Umum dan


Sebelum Pelaksanaan Waran Seri I Pelaksanaan Waran Seri I
Keterangan Jumlah Nilai Nominal Jumlah Nilai Nominal
% %
Saham (Rp) Saham (Rp)
Modal Dasar 12.000.000.000 1.200.000.000.000 12.000.000.000 1.200.000.000.000

Modal Ditempatkan
dan Disetor Penuh
1. PT Tiara Realty 2.910.000.000 291.000.000.000 81,97 2.910.000.000 291.000.000.000 76,08
2. Bhakti Salim 45.000.000 4.500.000.000 1,27 45.000.000 4.500.000.000 1,18
3. Frans Faizal Hasjim 30.000.000 3.000.000.000 0,85 30.000.000 3.000.000.000 0,78
4. Agung Salim 15.000.000 1.500.000.000 0,42 15.000.000 1.500.000.000 0,39
5. Masyarakat 550.000.000 55.000.000.000 15,49 825.000.000 82.500.000.000 21,57
Jumlah Modal 3.550.000.000 355.000.000.000 100,00 3.825.000.000 382.500.000.000 100,00
Ditempatkan dan
Disetor Penuh
Saham dalam
8.450.000.000 845.000.000.000 8.175.000.000 817.500.000.000
Portepel

4
4
PENCATATAN SAHAM DAN WARAN SERI I PERSEROAN DI BURSA EFEK
INDONESIA

Perseroan akan mencatatkan sahamnya sebesar 3.550.000.000 (tiga miliar lima ratus lima puluh juta)
saham, yang terdiri dari:

- Sebesar 3.000.000.000 (tiga miliar) saham yang berasal dari pemegang saham Perseroan
sebelum Penawaran Umum; dan

- Sebesar 550.000.000 (lima ratus lima puluh juta) saham yang merupakan saham baru
Perseroan yang seluruhnya ditawarkan dalam Penawaran Umum.

Bersamaan dengan Penawaran Umum, Perseroan akan menerbitkan Waran, dan nantinya hasil
pelaksanaan Waran Seri I akan dicatatkan pada BEI sebesar 275.000.000 (dua ratus tujuh puluh lima
juta) saham.

Perseroan tidak memiliki rencana untuk menerbitkan, mengeluarkan dan/atau mencatatkan saham
lain atau efek lain yang dapat dikonversikan menjadi saham dalam waktu 12 (dua belas) bulan
setelah Pernyataan Pendaftaran dinyatakan efektif oleh Bapepam-LK, kecuali saham baru yang
dikeluarkan dalam rangka pelaksanaan Waran Seri I.

PEMEGANG SAHAM PERSEROAN SAAT INI TIDAK AKAN MENGALIHKAN SAHAM-


SAHAM MILIK MEREKA DALAM JANGKA WAKTU 8 (DELAPAN) BULAN TERHITUNG
SEJAK PERNYATAAN PENDAFTARAN MENJADI EFEKTIF SESUAI DENGAN PERATURAN
BAPEPAM-LK NO. IX.A.6

5
5
II. RENCANA PENGGUNAAN DANA

- Dana hasil dari Penawaran Umum Perdana yang akan diterima oleh Perseroan, setelah dikurangi
seluruh biaya-biaya emisi, akan digunakan oleh Perseroan untuk:

a. Sekitar 39% akan digunakan oleh Perseroan untuk melunasi sebagian pinjaman bank jangka
panjang yang diperoleh Perseroan dari Bank CIMB Niaga.

Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Nomor 47 tanggal 22 November 2012, yang dibuat
dihadapan E. Betty Budiyanti Moesigit, S.H., Notaris di Jakarta Selatan, Pinjaman dari PT
Bank CIMB Niaga Tbk (―CIMB Niaga‖) ini merupakan Pinjaman Transaksi Khusus (―PTK‖) yaitu
fasilitas langsung on-liquidation basis yang diperoleh Perseroan pada 22 November 2012 yang
berjumlah Rp115.000 Juta dengan bunga 10,5% per tahun. Pinjaman ini mempunyai jangka
waktu 60 bulan dan akan jatuh tempo pada 27 November 2017. Berdasarkan Akta tersebut,
tujuan penggunaannya adalah Refinancing Modal disetor Entitas Anak Perseroan. Pinjaman
ini digunakan untuk mendanai modal kerja dan belanja modal Entitas Anak Perseroan, yaitu
CUN, PN, TIM dan BBS. CIMB Niaga selaku Kreditur memperkenankan kepada Perseroan
untuk dapat melakukan pembayaran kembali dipercepat dalam hal Perseroan mendapatkan
dana dari hasil Penawaran Umum Perdana Saham kepada masyarakat. Pada saat Prospektus
ini diterbitkan Perseroan telah menerima seluruh plafond pinjaman sejumlah Rp115.000 Juta.
Perseroan akan melunasi sebagian pinjaman bank sejumlah Rp37.500 Juta dengan
menggunakan dana yang diperoleh dari penawaran umum perdana saham Perseroan.

Adapun jaminan yang digunakan dalam fasilitas pinjaman ini adalah:


Tanah dan Bangunan sebagaimana diuraikan dalam SHGB Nomor: 967/Pecatu, luas
17.000m2 (tujuh belas ribu meter persegi), yang terletak di provinsi Bali, Kabupaten
Badung, Kecamatan Kuta Selatan, Desa Pecatu, tertulis atas nama PT Tiara Inti Mulia
berkedudukan di Jakarta Selatan, dengan nilai Hak Tanggungan Peringkat III (ketiga)
sebesar Rp93.280.000.000,- (sembilan puluh tiga miliar dua ratus delapan puluh juta
Rupiah);
Penyerahan Jaminan secara Gadai atas Saham non publik Para Pemegang Saham
Perseroan yaitu yang dimiliki oleh PT Tiara Realty yang diikuti Kuasa Untuk menjual
Saham dengan harga par (nominal) sebesar Rp60.000.000.000,- (enam puluh miliar
Rupiah);
Personal Guarantee dari Bhakti Salim dan Frans Hasjim;
Assignment Cash Flow dari PT Tiara Inti Mulia, PT Pratika Nugraha, PT Cakrawala
Usaha Nusantara;
Cross Company Guarantee dari PT Tiara Inti Mulia, PT Cakrawala Usaha Nusantara, PT
Intiputra Fikasa, PT Pratika Nugraha, dan PT Cakrawala Mitra Usaha;
Penyerahan Jaminan secara Gadai atas saham-saham yang diikuti dengan Kuasa Untuk
menjual Saham milik Perseroan yang terdapat dalam: (I) PT Cakrawala Usaha
Nusantara Rp29.500.000.000,- (dua puluh sembilan miliar lima ratus juta Rupiah); (ii)
PT Tiara Inti Mulia Rp102.500.000.000,- (seratus dua miliar lima ratus juta Rupiah), PT
Pratika Nugraha Rp28.000.000.000,- (dua puluh delapan miliar Rupiah) dan berlaku
assignment of voting rights untuk Bank CIMB Niaga.

b. Sekitar 3% akan digunakan untuk pembiayaan modal kerja persediaan seperti pembelian
bahan baku, makanan dan minuman, di hotel-hotel milik Perseroan dan seluruh Entitas Anak.

c. Sekitar 18% akan digunakan untuk pembiayaan belanja modal seperti kursi, sofa, lemari,
tempat tidur, dan lain sebagainya di hotel-hotel milik Perseroan dan seluruh Entitas Anak.

6
6
d. Sekitar 40% akan digunakan oleh Perseroan untuk ekspansi usaha berupa menambah
persediaan tanah (land bank).
Perseroan berencana untuk membeli tanah di Bali dan di Lombok pada tahun 2013 yang
nantinya akan digunakan Perseroan untuk membangun hotel. Sampai dengan saat
Prospektus ini diterbitkan, Perseroan masih sedang dalam tahap mencari lokasi yang strategis
untuk pengembangan hotel baru dengan pertimbangan harga yang terbaik.

- Dana yang diperoleh dari hasil pelaksanaan Waran Seri I akan digunakan untuk menambah
modal kerja Perseroan dan Entitas Anak.
Untuk pembiayaan modal kerja dan belanja modal seluruh Entitas Anak, maka seluruh Entitas
Anak akan mendapatkan pinjaman dari Perseroan sebagai pemegang saham. Pinjaman ini
merupakan pinjaman jangka pendek yang sewaktu-waktu dapat diperpanjang dengan tingkat
bunga yang wajar. Apabila dari pinjaman tersebut telah dilunasi kembali oleh Entitas Anak
Perseroan, maka Perseroan akan menggunakan dana tersebut untuk mendukung strategi
pertumbuhan usaha Perseroan dimasa mendatang antara lain modal kerja, pembelian lahan baru
dan akuisisi hotel.

Perseroan akan mempertanggungjawabkan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum secara
berkala kepada pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan melaporkan
kepada BAPEPAM & LK sesuai dengan Peraturan BAPEPAM & LK No. X.K.4 Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam & LK No. Kep-27/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang laporan Realisasi Penggunaan Dana
Hasil Penawaran Umum.

Apabila dikemudian hari Perseroan bermaksud untuk mengubah rencana penggunaan dana hasil
Penawaran Umum, maka Perseroan terlebih dahulu akan melaporkan rencana perubahan
penggunaan dananya kepada BAPEPAM & LK dengan mengemukakan alasan dan pertimbangannya
dan perubahan rencana penggunaan dana tersebut harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
pemegang saham Perseroan melalui Rapat Umum Pemegang Saham.

Apabila pelaksanaan penggunaan dana hasil penawaran umum tersebut merupakan Transaksi
Material sebagaimana dimaksud dalam Peraturan BAPEPAM & LK Nomor IX.E.2 dan/atau Transaksi
Afiliasi dan/atau Benturan Kepentingan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan BAPEPAM & LK No.
IX.E.1, maka Perseroan akan memenuhi ketentuan-ketentuan yang tertuang pada Peraturan
Bapepam & LK tersebut.

Sesuai dengan Surat Edaran Bapepam dan LK nomor SE-05/BL/2006 tanggal 29 September 2006
tentang Keterbukaan Informasi mengenai Biaya yang Dikeluarkan Dalam Rangka Penawaran Umum,
total biaya yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah sekitar 6,32% dari nilai Penawaran Umum, yang
meliputi:
- Biaya jasa untuk Para Penjamin Emisi Efek sebesar 2,50% yang terdiri dari biaya jasa
penyelenggaraan (management fee) sebesar 1,50% biaya jasa penjaminan (underwriting fee)
sebesar 0,50% dan biaya jasa penjualan (selling fee) sebesar 0,50%;
- Biaya jasa Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang terdiri dari biaya:
a. Jasa Kantor Akuntan Publik sebesar 0,80%;
b. Jasa Konsultan Hukum sebesar 0,60%;
c. Jasa Notaris sebesar 0,40%;
d. Jasa Penilai sebesar 0,40%;
e. Jasa Biro Administrasi Efek sebesar 0,10%;
- Biaya Pencatatan (BEI dan KSEI) sekitar 0,02%;
- Biaya lain-lain yang meliputi biaya penyelenggaraan Due Diligence Meeting & Public Expose ,
biaya iklan koran, biaya pencetakan Prospektus dan formulir, penawaran umum, dan biaya-biaya
yang berhubungan dengan hal-hal tersebut sekitar 1,50%.

Pelaksanaan penggunaan dana hasil penawaran umum ini akan mengikuti seluruh ketentuan Pasar
Modal yang berlaku di Indonesia.

7
7
III. PERNYATAAN UTANG

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk periode 6 (enam)
bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik ―KAP‖
Tjahjadi & Tamara, akuntan publik independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh
IAPI, dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian, dengan paragraf penjelasan mengenai penerapan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 38 (Revisi 2004), ―Akuntansi Restrukturisasi
Entitas Sepengendali‖, Perseroan memiliki jumlah liabilitas sebesar Rp577.454 Juta, yang terdiri dari
total liabilitas jangka pendek sebesar Rp304.135 Juta, dan total liabilitas jangka panjang sebesar
Rp273.319 Juta.

Perincian lebih lanjut mengenai liabilitas tersebut adalah sebagai berikut:

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan Jumlah

Liabilitas Jangka Pendek


Utang bank jangka pendek 1.875
Utang kontraktor dan usaha – pihak ketiga 67.174
Utang non-usaha
Pihak ketiga 12.670
Pihak berelasi 95.824
Uang muka penjualan 70.679
Biaya masih harus dibayar 8.096
Utang pajak 2.264
Bagian utang pembiayaan konsumen yang jatuh tempo dalam satu tahun 1.196
Bagian utang bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun 44.357
Total Liabilitas Jangka Pendek 304.135

Liabilitas Jangka Panjang


Utang jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu
tahun:
Utang bank jangka panjang 268.717
Utang pembiayaan konsumen 392
Liabilitas imbalan kerja karyawan 4.211
Total Liabilitas Jangka Panjang 273.319

TOTAL LIABILITAS 577.454

8
8
Penjelasan masing-masing saldo liabilitas konsolidasian Perseroan adalah sebagai berikut:

1. Utang Bank Jangka Pendek

Saldo utang bank jangka pendek Perseroan pada tanggal 30 Juni 2012 adalah sebesar Rp1.875 Juta,
dengan rincian sebagai berikut:

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan Jumlah
PT Bank Victoria International Tbk
Pinjaman rekening koran 1.875
Jumlah 1.875

Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Dengan Memakai Jaminan No. 15 dan 16 masing-masing
tertanggal 15 Maret 2010 yang dibuat di hadapan Notaris Fransisca Susi Setiawati, S.H., antara
Perseroan dengan PT Bank Victoria International Tbk (―Bank Victoria‖), Bank Victoria setuju untuk
memberikan fasilitas kredit dalam bentuk Pinjaman Rekening Koran sampai jumlah setinggi-tingginya
Rp250.000.000.

Berdasarkan Akta Perubahan I Terhadap Perjanjian Kredit Dengan Memakai Jaminan No. 19 tanggal
6 Juli 2011 yang dibuat di hadapan Notaris Fransisca Susi Setiawati, S.H., antara Perseroan dengan
PT Bank Victoria International Tbk (―Bank Victoria‖), Bank Victoria setuju untuk menambah plafon
fasilitas kredit dalam bentuk Pinjaman Rekening Koran sebesar Rp1.750.000.0000 sehingga menjadi
setinggi-tingginya sebesar Rp2.000.000.000, dan memperpanjang jangka waktu pinjaman menjadi
tanggal 15 Maret 2012. Pada tanggal 15 Maret 2012, Perseroan memperoleh surat persetujuan dari
Bank Victoria untuk memperpanjang jangka waktu pinjaman yang berakhir pada tanggal 15 Maret
2013.

Fasilitas kredit tersebut diberikan untuk pembiayaan renovasi Hotel Saraswati Borobudur berikut
pembelian peralatan dan perlengkapannya, pelunasan pinjaman kepada pihak ketiga dan untuk
modal kerja Perseroan.

Fasilitas kredit ini berlaku untuk jangka waktu 12 bulan dan dapat diperpanjang. Tingkat bunga
pinjaman sebesar 12% pertahun dibayar efektif per bulan dan sewaktu-waktu dapat berubah.

Jaminan atas fasilitas kredit tersebut adalah:


- Sebidang tanah dan bangunan dengan sertifikat pengganti hak milik nomor 1437/Borobudur
seluas 780 m2 atas nama Agung Salim S.H., salah satu pemegang saham Perseroan;
- Sebidang tanah dan bangunan dengan sertifikat hak milik nomor 2137/Borobudur seluas 1.250
m2 atas nama Agung Salim S.H., salah satu pemegang saham Perseroan;
- Sebidang tanah dan bangunan dengan sertifikat hak milik nomor 1904/Borobudur seluas 1.800
m2 atas nama Agung Salim S.H., salah satu pemegang saham Perseroan;
- Mesin-mesin dan peralatan hotel dan peralatan lainnya;
- Inventaris peralatan hotel berikut perlengkapan-perlengkapannya;
- Jaminan Perseroan dari PT Intiputra Fikasa, pihak yang berelasi;
- Jaminan pribadi dari Tn. Bhakti Salim, pemegang saham Perseroan.

Dalam perjanjian dengan Bank Victoria terdapat pembatasan kepada Perseroan yang mewajibkan
Perseroan untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari Bank Victoria apabila akan melakukan
merger, reverse merger, akuisisi, pengambilalihan usaha, perubahan anggaran dasar dan susunan
struktur Perseroan, merubah susunan pemegang saham utama, perolehan pinjaman dalam bentuk
apapun, membagikan dividen kecuali untuk memenuhi persyaratan Bapepam, menjual, menyewakan,
mengalihkan pendapatan atau aset tetap atau investasi Perseroan, kecuali dalam rangka usaha
sehari-hari.

9
9
2. Utang Kontraktor dan Usaha

Saldo utang kontraktor dan usaha Perseroan pada tanggal 30 Juni 2012 adalah sebesar Rp67.174
Juta.

Utang kepada kontraktor dan usaha berasal dari PT Tata Mulia Nusantara sebesar Rp9.166 Juta,
PT Jaya Kusuma Sarana sebesar Rp8.339 Juta, PT Hardi Agung sebesar Rp6.875 Juta, PT Duta Kreasi
Bersama Realtindo sebesar Rp3.232 Juta, dan pihak-pihak lain sebesar Rp 39.562 Juta.

3. Utang Non-Usaha

Saldo utang non-usaha Perseroan pada tanggal 30 Juni 2012 adalah sebesar Rp108.494 Juta, yang
terdiri dari utang kepada pihak ketiga sebesar Rp12.670 Juta dan utang kepada pihak berelasi
sebesar Rp95.824 Juta.

Utang kepada pihak ketiga terutama berasal dari utang angsuran sewa tanah di Jl. Benesari Kuta Bali
yang merupakan lokasi hotel Best Western Kuta Beach milik CUN sebesar Rp10.625 Juta.

Utang kepada pihak berelasi yang sejumlah Rp95.824 Juta seluruhnya berasal dari PT Tiara Realty,
pemegang saham utama Perseroan.

4. Uang Muka Penjualan

Saldo uang muka penjualan Perseroan pada tanggal 30 Juni 2012 adalah sebesar Rp70.679 Juta,
yang seluruhnya merupakan penerimaan uang atas penjualan kondominium hotel milik Entitas Anak.

5. Biaya Masih Harus Dibayar

Pada tanggal 30 Juni 2012, saldo biaya masih harus dibayar Perseroan adalah sebesar Rp8.096 Juta,
yang terutama berasal dari bunga pinjaman sebesar Rp2.685 Juta dan gaji sebesar Rp2.056 Juta.

6. Utang Pajak

Saldo utang pajak Perseroan pada tanggal 30 Juni 2012 adalah sebesar Rp2.264 Juta yang terdiri
dari:

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan Jumlah
Pajak penghasilan:
Pasal 21 391
Pasal 23 78
Pasal 4 (2) 401
Pasal 29 552
Pajak Pembangunan I 842
Jumlah 2.264

10
10
7. Utang Bank Jangka Panjang

Saldo utang bank Perseroan pada tanggal 30 Juni 2012 adalah sebesar Rp313.074 Juta, yang terdiri
dari bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun sebesar Rp44.357 Juta dan bagian jangka
panjang Rp268.717 Juta dengan rincian sebagai berikut:

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan Jumlah
Rupiah
Perseroan
PT Bank Victoria International Tbk 10.075
Entitas Anak
PT Bank CIMB Niaga Tbk 231.823
Dolar AS
Entitas Anak
PT Bank CIMB Niaga Tbk 71.176
Jumlah 313.074

Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun:


Rupiah
Perseroan
PT Bank Victoria International Tbk 1.300
Entitas Anak
PT Bank CIMB Niaga Tbk 23.194
Dolar AS
Entitas Anak
PT Bank CIMB Niaga Tbk 19.863

Bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun 44.357


Bagian jangka panjang 268.717

a. Pinjaman yang diperoleh Perseroan, terdiri dari:

Berdasarkan akta perjanjian kredit dengan memakai jaminan No. 16 tanggal 15 Maret 2010 yang
dibuat di hadapan notaris Fransisca Susi Setiawati, S.H., antara Perseroan dengan PT Bank
Victoria International Tbk (―Bank Victoria‖), Bank Victoria setuju untuk memberikan fasilitas kredit
sebesar Rp13.000.000.000. Fasilitas kredit tersebut diberikan untuk pembiayaan renovasi hotel
Saraswati Borobudur berikut pembelian peralatan dan perlengkapannya, pelunasan pinjaman
kepada pihak ketiga dan untuk modal kerja Perseroan. Jangka waktu pinjaman adalah 10 tahun
(120 bulan). Tingkat bunga pinjaman sebesar 12% per tahun dibayar efektif per bulan dan
sewaktu-waktu dapat berubah.

Jaminan pemberian pinjaman tersebut adalah:


- Sebidang tanah dan bangunan dengan sertifikat pengganti hak milik nomor 1437/Borobudur
seluas 780 m2 atas nama Agung Salim S.H., salah satu pemegang saham Perseroan.
- Sebidang tanah dan bangunan dengan sertifikat hak milik nomor 2137/Borobudur seluas
1.250 m2 atas nama Agung Salim S.H., salah satu pemegang saham Perseroan.
- Sebidang tanah dan bangunan dengan sertifikat hak milik nomor 1904/Borobudur seluas
1.800 m2 atas nama Agung Salim S.H., salah satu pemegang saham Perseroan.
- Inventaris peralatan hotel berikut perlengkapan-perlengkapannya.

b. Pinjaman yang diperoleh PT Tiara Inti Mulia (TIM), terdiri dari:

Berdasarkan surat Perubahan atas Persetujuan Pemberian Fasilitas Kredit PT Tiara Inti Mulia
(TIM) atas pemberian fasilitas kredit No. 194/NH/LCBI/V/2012 tanggal 21 Mei 2012, TIM

11
11
memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank CIMB Niaga Tbk (―CIMB‖) untuk keperluan
pembiayaan konstruksi Hotel Anantara Uluwatu dengan jumlah maksimum sebesar
Rp40.000.000.000. Jumlah saldo fasilitas pinjaman pada tanggal 30 Juni 2012 adalah sebesar
Rp23.800.000.000. Fasilitas kredit ini dikenai bunga sebesar 12% per tahun dan dapat berubah
sewaktu-waktu. Pinjaman ini jatuh tempo selama lima (5) tahun sejak penarikan pertama dan
diperpanjang setiap tahun.

Pada tanggal 20 Januari 2010, TIM menerima fasilitas kredit pinjaman transaksi khusus dari
PT Bank CIMB Niaga Tbk (―CIMB‖) dengan maksimum kredit sebesar USD9.428.650. Tingkat suku
bunga pertahun sebesar 7,5% dan dapat berubah sewaktu-waktu. Pinjaman ini akan jatuh tempo
selama tujuh (7) tahun sejak penarikan pertama dan diperpanjang setiap tahun. Jaminan yang
diberikan TIM atas fasilitas ini adalah hak tanggungan atas tanah dan bangunan hotel di Uluwatu,
Bali, jaminan Perseroan (Company’s Guarantee) atas nama PT Intiputra Fikasa dan jaminan lain
dalam bentuk dan jumlah yang dapat diterima oleh Bank.

Jumlah saldo fasilitas pinjaman pada tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011 dan 2010 adalah
masing-masing sebesar Rp94.975.831.184 (setara dengan USD7.507.999 dan
Rp23.800.000.000), Rp77.582.424.276 (setara dengan USD8.555.627) dan Rp62.789.495.182
(setara dengan USD6.983.594).

Jaminan yang diberikan TIM atas fasilitas ini adalah sebagai berikut:
1. Akta Pemberian Hak Tanggungan atas tanah dan bangunan Tamanpuri Permata Hijau Town
House Jl. Biduri 1 Kebayoran Lama atas SHGB No. 1888, 1893, 2979, 2029, 1899, 1896, 1959
Grogol utara dengan luas 14.965m2 atas nama PT Intiputra Fikasa.
2. Akta Pemberian Hak Tanggungan atas tanah dan bangunan atas SHGB No. 9678 (sewa) atas
nama PT Tiara Inti Mulia di atas SHM milik I Made Runteng dengan luas 17.000m2.
3. Personal guarantee dari Tn. Frans Hasjim, Tn. Bhakti Salim dan Tn. Agung Salim.
4. Corporate guarantee dari PT Intiputra Fikasa dan PT Cakrawala Mitra Usaha.
5. Fidusia atas piutang usaha dari penjualan unit kondo dan vila.
6. Proceed of Insurance.
7. Gadai saham PT Tiara Inti Mulia.
8. Assignment Proceed cashflow dari PT Intiputra Fikasa.

Berdasarkan perjanjian dengan CIMB, tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari bank, TIM,
tidak akan menjual atau menyewakan seluruh atau sebagian aset, mengubah susunan pengurus
dan para pemegang saham kendali, membayar dividen, melakukan pengeluaran modal diatas
5 milyar, mengubah jenis usaha, dan mengubah rencana pembangunan/ peruntukan proyek.

c. Pinjaman yang diperoleh PT Bina Buana Sarana (BBS), terdiri dari:

Berdasarkan surat Persetujuan atas pemberian fasilitas kredit No. 858/NH/LCBI/XII/2010 tanggal
30 Desember 2010, BBS memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank CIMB Niaga Tbk (―CIMB‖)
untuk keperluan pembiayaan konstruksi Hotel Westin Ubud dengan jumlah maksimum sebesar
Rp129.500.000.000. Pada tanggal 31 Desember 2010, Perseroan belum melakukan penarikan
atas fasilitas kredit tersebut. Fasilitas kredit ini dikenai bunga sebesar 12% per tahun dan dapat
berubah sewaktu-waktu. Pinjaman ini jatuh tempo selama tujuh (7) tahun sejak penarikan
pertama dan diperpanjang setiap tahun.

Jumlah saldo fasilitas pinjaman pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebesar
Rp116.494.000.000 dan Rp106.494.000.000.

Jaminan yang diberikan BBS atas fasilitas ini adalah hak tanggungan atas tanah dan bangunan di
desa Singakerta, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, jaminan Perseroan (Company’s
Guarantee) atas nama PT Intiputra Fikasa dan PT Kace Mas, personal guarantee dari Tn. Frans

12
12
Faizal Hasjim dan Tn. Bhakti Salim, gadai saham milik Perseroan, Proceed of Cashflow dari
PT Intiputra Fikasa, PT Tiara Inti Mulia dan PT Cakrawala Usaha Nusantara, fidusia atas insurance
proceed, proceed atas rekening koran di PT Bank CIMB Niaga Tbk dan jaminan lain dalam bentuk
dan jumlah yang dapat diterima oleh Bank.

Berdasarkan perjanjian utang, BBS harus mematuhi batasan-batasan tertentu, antara lain untuk
memperoleh persetujuan tertulis dari pemberi pinjaman sebelum melakukan transaksi-transaksi
tertentu seperti:
1. Menjual dan atau dengan cara lain mengalihkan hak milik atau menyewakan/menyerahkan
pemakaian seluruh atau sebagian kekayaan milik BBS baik barang bergerak maupun tidak
bergerak.
2. Menjaminkan/mengagunkan dengan cara bagaimanapun kekayaan BBS kepada orang
lain/pihak lain.
3. Mengadakan perjanjian yang dapat menimbulkan kewajiban membayar kepada pihak ketiga,
termasuk memberikan jaminan secara langsung maupun tidak langsung atas kewajiban pihak
ketiga.
4. Memberikan pinjaman kepada atau menerima pinjaman dari pihak lain.
5. Mengubah susunan pengurus BBS.
6. Melakukan perubahan terhadap struktur permodalan BBS, antara lain peleburan,
penggabungan dan pengambilalihan.
7. Membagikan dividen/saham bonus kepada pemegang saham.
8. Selama pinjaman belum lunas maka kerjasama dengan operator hotel tidak boleh dibatalkan.

d. Pinjaman yang diperoleh PT Cakrawala Usaha Nusantara (CUN), terdiri dari:

Pada tanggal 16 Juni 2010, CUN menerima fasilitas kredit pinjaman transaksi khusus dari
PT Bank CIMB Niaga Tbk (―CIMB‖) dengan maksimum kredit sebesar Rp51.000.000.000. Jangka
waktu selama tujuh (7) tahun dengan tingkat suku bunga per tahun sebesar 12% pada saat CUN
masih dalam tahap pengembangan dan 11% pada saat CUN sudah beroperasi secara komersial,
provisi sebesar 4% flat dibayar di muka pada saat setelah penandatanganan perjanjian dan 1%
dari outstanding pinjaman pada saat ulang tahun perjanjian kredit.

Jumlah saldo fasilitas pinjaman pada tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011 dan 2010 masing-
masing sebesar Rp49.500.000.000, Rp51.000.000.000 dan Rp35.000.000.000.

Jaminan yang diberikan atas fasilitas ini adalah hak tanggungan atas tanah dan bangunan hotel
di Kuta, Bali, jaminan Perseroan (Company Guarantee) atas nama PT Intiputra Fikasa dan
PT Kace Mas serta jaminan lain dalam bentuk dan jumlah yang dapat diterima oleh Bank.

Berdasarkan perjanjian dengan CIMB, tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari bank, CUN,
tidak akan menjual atau menyewakan seluruh atau sebagian aset, mengubah susunan pengurus
dan para pemegang saham kendali, membayar dividen, melakukan perubahan struktur
permodalan, dan mengubah rencana pembangunan/peruntukan proyek.

e. Pinjaman yang diperoleh PT Pratika Nugraha (PN), terdiri dari:

Pada tanggal 23 Desember 2011, PN menerima fasilitas pinjaman dari PT Bank CIMB Niaga Tbk
(―Bank CIMB‖) dengan maksimum kredit sebesar Rp95.000.000.000 untuk tujuan pembiayaan
pembangunan Hotel Saraswati Seminyak, Bali. Jumlah fasilitas kredit yang telah diterima
Perseroan sampai dengan 30 Juni 2012 sebesar Rp42.029.338.800. Pada tanggal 31 Desember
2011, PN belum melakukan penarikan atas fasilitas kredit tersebut. Tingkat suku bunga per tahun
sebesar 12% dan dapat berubah sewaktu-waktu dengan jangka waktu selama 7 tahun. Utang
bank ini di jaminkan dengan Akta Pemberian Hak Tanggungan atas SHGB (sewa) tanah yang
terletak dijalan Sarimande, Kuta Bali seluas 2800m2, gadai saham PT Pratika Nugraha, jaminan

13
13
pribadi dari Tuan Frans Faizal Hasjim dan Tuan Bhakti Salim, jaminan Perseroan dari PT Inti
Fikasa Raya, PT Cakrawala Mitra Usaha, dan PT Saraswati Griya Lestari, pemegang saham PN.

Sesuai dengan perjanjian pinjaman, PN diwajibkan mensyaratkan assignment proceed cash flow
dari PT Cakrawala Usaha Nusantara, PT Tiara Inti Mulia, PT Bina Buana Sarana, PT Inti Fikasa
Raya, PT Cakrawala Mitra Usaha, semuanya pihak-pihak yang berelasi atas utang bank kepada
Bank CIMB dan memenuhi batasan-batasan tertentu.

Sehubungan dengan pinjaman kepada CIMB Niaga, Perusahaan diwajibkan memenuhi


persyaratan sebagai berikut:
1. Tingkat leverage maksimal 4 kali pada tahun 2015, 3 kali pada tahun 2016 dan 2 kali pada
tahun 2017 tahun-tahun selanjutnya.
2. Tingkat EBTIDA utang bank maksimal 3 kali pada tahun 2014 dan 2 kali pada tahun 2015
dan tahun-tahun selanjutnya.
3. Tingkat Debt Service Coverage Ratio (DSCR) minimum 1 kali pada tahun 2014 dan tahun-
tahun selanjutnya.

8. Utang Pembiayaan Konsumen

Saldo utang pembiayaan konsumen Entitas Anak pada tanggal 30 Juni 2012 adalah sebagai berikut:

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan Jumlah

PT BCA Finance 912


PT Mitsui Leasing Capital Indonesia 571
PT Balimor Finance 79
PT BII Finance 25
Utang pembiayaan konsumen jangka panjang sebelum dikurangi bagian yang jatuh 1.588
tempo dalam satu tahun
Dikurangi bagian utang pembiayaan konsumen yang jatuh tempo dalam satu tahun 1.196
Utang pembiayaan konsumen bagian jangka panjang 392

a. Utang pembiayaan yang diperoleh PT Tiara Inti Mulia (TIM):

TIM mengadakan perjanjian pembiayaan konsumen dengan PT BCA Finance dan PT BII Finance
dengan jumlah fasilitas pembiayaan yang diterima masing-masing sebesar Rp1.737.520.000 dan
Rp131.200.000 untuk membiayai pembelian kendaraan dengan jangka waktu 3 (tiga) tahun yang
berakhir pada tahun 2013 dan 2014.

Pada tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011 dan 2010, saldo utang pembiayaan konsumen
dari PT BCA Finance adalah masing-masing sebesar Rp739.825.112, Rp1.027.982.126 dan
Rp1.456.175.400 sedangkan dari PT BII Finance adalah masing-masing sebesar Rp25.385.204,
Rp47.143.946 dan Rp106.850.000.

14
14
b. Utang pembiayaan yang diperoleh PT Cakrawala Usaha Nusantara (CUN):

CUN mengadakan perjanjian pembiayaan konsumen dengan PT Balimor Finance dan PT BCA
Finance dengan jumlah fasilitas pembiayaan yang diterima masing-masing sebesar
Rp280.000.000 dan Rp221.520.000 untuk membiayai pembelian kendaraan dengan jangka waktu
3 (tiga) tahun yang berakhir pada tahun 2013 dan 2014.

Pada tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011 dan 2010, saldo utang pembiayaan konsumen
dari PT Balimor Finance adalah masing-masing sebesar Rp79.395.820,00, Rp128.299.112 dan
Rp269.555.556, sedangkan dari PT BCA Finance adalah masing-masing sebesar Rp110.261.733,
Rp146.220.541 dan Rp115.809.800.

c. Utang pembiayaan yang diperoleh PT Bina Buana Sarana (BBS):

Pada tahun 2011, BBS mengadakan perjanjian pembiayaan konsumen dengan PT BCA Finance
dengan jumlah fasilitas pembiayaan yang diterima sebesar Rp106.080.000 untuk membiayai
pembelian kendaraan dengan jangka waktu 3 (tiga) tahun yang berakhir pada tahun 2014.

Pada tanggal 30 Juli 2012, 31 Desember 2011, saldo utang pembiayaan konsumen dari PT BCA
Finance adalah masing-masing sebesar Rp62.318.418 dan Rp79.073.068.

d. Utang pembiayaan yang diperoleh PT Cakrawala Mitra Usaha (CMU):

CMU mengadakan perjanjian pembiayaan konsumen dengan PT Mitsui Leasing Capital Indonesia
untuk membiayai pembelian kendaraan dengan jangka waktu 3 (tiga) tahun yang berakhir pada
tahun 2013 dan 2014 dengan jumlah fasilitas pembiayaan yang diterima adalah sebesar
Rp740.000.000.

Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, saldo utang pembiayaan konsumen dari
PT Mitsui Leasing Capital Indonesia adalah masing-masing sebesar Rp570.521.951 dan
Rp680.762.653.

9. Liabilitas Diestimasi atas Imbalan Kerja

Perseroan mengakui kewajiban manfaat paska kerja sesuai dengan UU Republik Indonesia
No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan Perseroan pada
tanggal 30 Juni 2012 dihitung oleh aktuaris independen, PT Prima Bhaksana Lestari dalam laporannya
yang tertanggal 27 Agustus 2012.

Asumsi aktuaria dan perhitungan yang digunakan oleh Perseroan dalam menentukan beban dan
liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut:

Keterangan 30 Juni 2012


Tingkat diskonto 6,770%
Tingkat kenaikan gaji 10%
Usia pensiun 55 tahun
Tingkat kematian 100% dari TMI - 1999
Metode penilaian Projected Unit Credit

Pada tanggal 30 Juni 2012, liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan Entitas Anak, dihitung
oleh aktuaris independen, PT Prima Bhaksana Lestari, dengan menggunakan metode ―Projected Unit
Credit‖ yang laporannya bertanggal 27 Agustus 2012.

15
15
Asumsi aktuaria dan perhitungan yang digunakan oleh Entitas Anak dalam menentukan beban dan
liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut:

Keterangan 30 Juni 2012


Tingkat diskonto
PT Tiara inti Mulia 6,63%
PT Cakrawala Usaha Nusantara 6,82%
PT Bina Buana Sarana 6,94%
PT Cakrawala Mitra Usaha 7,00%
PT Pratika Nugraha 5,95%
Tingkat kenaikan gaji 10%
Usia pensiun 55 tahun
Tingkat kematian 5% dari TMI - 1999
Metode penilaian Projected Unit Credit

Rekonsiliasi liabilitas imbalan kerja pada tanggal 30 Juni 2012 adalah sebagai berikut:

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 30 Juni 2012


Liabilitas pada awal tahun 2.989
Beban liabilitas diestimasi 1.239
Pembayaran imbalan (17)
Liabilitas akhir tahun 4.211

Beban imbalan kerja yang diakui di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian adalah sebagai
berikut:

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 30 Juni 2012


Biaya jasa kini 947
Beban bunga 119
Amortisasi biaya jasa masa lalu (vested) 158
Kerugian aktuaria 15
Jumlah beban imbalan kerja 1.239

KECUALI SEBAGAIMANA DINYATAKAN DALAM KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL


LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN, SEJAK TANGGAL 30 JUNI 2012 SAMPAI DENGAN
TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN SETELAH TANGGAL LAPORAN
AUDITOR INDEPENDEN SAMPAI DENGAN TANGGAL EFEKTIFNYA PERNYATAAN
PENDAFTARAN, PERSEROAN TIDAK MEMILIKI KEWAJIBAN-KEWAJIBAN DAN IKATAN-
IKATAN LAIN YANG JUMLAHNYA MATERIAL SELAIN YANG TELAH DINYATAKAN DI
ATAS DAN YANG TELAH DIUNGKAPKAN DALAM LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN
LAPORAN KEUANGAN PERSEROAN.

PERSEROAN TIDAK MEMILIKI KEWAJIBAN-KEWAJIBAN LAIN KECUALI KEWAJIBAN-


KEWAJIBAN YANG TIMBUL DARI KEGIATAN USAHA NORMAL PERSEROAN SERTA
KEWAJIBAN YANG TELAH DINYATAKAN DI DALAM PROSPEKTUS DAN YANG TELAH
DIUNGKAPKAN DALAM LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN YANG DISAJIKAN
DALAM BAB XVII PROSPEKTUS.

16
16
DENGAN ADANYA PENGELOLAAN YANG SISTEMATIS ATAS ASET DAN KEWAJIBANNYA
SERTA HARAPAN PENINGKATAN HASIL OPERASI DI MASA MENDATANG, PERSEROAN
MENYATAKAN KESANGGUPAN UNTUK DAPAT MENYELESAIKAN SELURUH
KEWAJIBANNYA SESUAI DENGAN PERSYARATAN SEBAGAIMANA MESTINYA.

SAMPAI DENGAN PROSPEKTUS INI DITERBITKAN TIDAK TERDAPAT PEMBATASAN-


PEMBATASAN (NEGATIVE COVENANTS) YANG AKAN MERUGIKAN HAK-HAK PEMEGANG
SAHAM PUBLIK.

17
17
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN

Analisis dan Pembahasan oleh Manajemen ini harus dibaca bersama dengan Ikhtisar Data Keuangan Penting,
laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak beserta catatan atas laporan keuangan
konsolidasian terkait, dan informasi keuangan lainnya, yang seluruhnya tercantum dalam Prospektus ini. Laporan
keuangan tersebut telah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

Informasi keuangan yang disajikan di bawah ini diambil atau bersumber dari laporan keuangan konsolidasian
Perseroan dan Entitas Anak pada periode-periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 dan
2011, serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008.

Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni
2012 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (―KAP‖) Tjahjadi & Tamara, akuntan publik independen,
berdasarkan standar auditing yang telah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (―IAPI‖), dengan
pendapat Wajar Tanpa Pengecualian, dengan paragraf penjelasan mengenai penerapan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 38 (Revisi 2004), ―Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali‖ dan
menyajikan kembali laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008 atas perubahan tersebut seolah-olah Perseroan
dan Entitas Anak telah bergabung sejak permulaan periode yang disajikan. Namun, KAP Tjahjadi & Tamara tidak
membuat perikatan untuk melakukan audit, reviu, atau menetapkan prosedur apapun terhadap laporan
keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008 selain
yang berkaitan dengan penyesuaian tersebut, dan oleh karena itu tidak menyatakan pendapat atau bentuk
keyakinan lain atas laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan
1 Januari 2009/31 Desember 2008 secara keseluruhan.

Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 telah
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (―KAP‖) Tjahjadi & Tamara, akuntan publik independen, berdasarkan standar
auditing yang telah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (―IAPI‖), dengan pendapat Wajar Tanpa
Pengecualian, dengan paragraf penjelasan mengenai penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
No. 38 (Revisi 2004), ―Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali‖ dan menyajikan kembali laporan
keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 1 Januari
2010/31 Desember 2009 atas perubahan tersebut seolah-olah Perseroan dan Entitas Anak telah bergabung sejak
permulaan periode yang disajikan.

Laporan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 telah diaudit
oleh KAP Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan, akuntan publik independen, berdasarkan
standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, yang seluruhnya mendapat pendapat Wajar Tanpa Pengecualian.

A. Umum

PT Saraswati Griya Lestari Tbk ("Perseroan") didirikan berdasarkan Akta Notaris Rina Utami Djauhari,
S.H., Notaris di Jakarta, No. 5 tanggal 23 Maret 2006, dan diubah berdasarkan akta perubahan dari
Akta Notaris yang sama No. 4 tanggal 10 Agustus 2006 mengenai maksud dan tujuan serta kegiatan
usaha Perseroan, modal dasar dan modal ditempatkan serta disetor penuh serta susunan anggota
Direksi dan Komisaris Perseroan. Akta pendirian dan perubahannya telah disahkan oleh Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. W7-02974 HT.01.01-
TH 2007 tanggal 21 Maret 2007.

Anggaran dasar Perseroan telah diubah kembali berdasarkan Akta Notaris Rina Utami Djauhari, S.H.,
No. 22 tanggal 29 Juli 2008 mengenai perubahan anggaran dasar Perseroan untuk memenuhi
ketentuan Undang-undang Perseroan Terbatas No. 40 tahun 2007. Perubahan anggaran dasar
tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
melalui Surat Keputusan No. AHU-56269.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 28 Agustus 2008.

18
18
Anggaran dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, berdasarkan Akta Notaris Dewi
Sukardi, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Tangerang No. 7 tanggal 22 Pebruari 2011 antara lain,
mengenai:

1. Menyetujui pengalihan seluruh saham milik PT Intiputra Fikasa kepada PT Tiara Realty;
2. Menyetujui peningkatan modal dasar dari semula Rp8.000.000.000 menjadi Rp470.000.000.000;
3. Menyetujui peningkatan modal disetor dan modal ditempatkan dari semula berjumlah
Rp2.000.000.000 menjadi Rp118.700.000.000, sebesar Rp116.700.000.000 telah diambil bagian
dan disetor penuh oleh PT Tiara Realty sebesar Rp113.439.000.000, Tn. Bhakti Salim sebesar
Rp1.555.500.000, Tn. Agung Salim sebesar Rp518.500.000 dan Tn. Frans Faizal Hasjim sebesar
Rp1.187.000.000;
4. Perubahan nilai nominal saham dari semula Rp500.000 menjadi Rp100;
5. Menyetujui perubahan susunan anggota Dewan Direksi dan Dewan Komisaris.

Akta perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. AHU-18030.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal
11 April 2011, dan telah diterima dan dicatat dalam Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya No.AHU-
AH.01.10-11204 tanggal 14 April 2011.

Perubahan anggaran dasar Perseroan terakhir, berdasarkan Akta Notaris Dewi Maya Rachmandani
Sobari, S.H., Notaris di Tangerang Selatan No. 4 tanggal 2 Nopember 2011 sehubungan dengan
peningkatkan modal ditempatkan dan modal disetor yang semula Rp118.700.000.000 menjadi
Rp126.000.000.000. Sebesar Rp7.300.000.000 telah diambil bagian dan disetor penuh oleh PT Tiara
Realty. Akta perubahan ini telah diterima dan dicatat dalam Sistem Administrasi Badan Hukum
Kementerian Hukum dan hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya No.
AHU-AH.01.10-38629 tanggal 29 Nopember 2011.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, ruang lingkup kegiatan Perseroan adalah usaha
penyediaan akomodasi dengan segala fasilitas dan sarana penunjang lainnya, antara lain perhotelan,
pondok wisata, bumi perkemahan, persinggahan karavan dan jasa pengelolaan properti seperti
apartemen dan kondominium.

Perseroan berkedudukan di Jakarta Selatan dan kantornya berlokasi di The Bellezza Shopping Arcade
Lantai 1 No. 130-131, Jl. Letjen Soepeno no. 34, Arteri Permata Hijau, Kelurahan Grogol Utara,
Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta 12210. Perseroan mengoperasikan Hotel dengan nama ―Hotel &
Restoran Saraswati Borobudur‖ yang berlokasi di Jl. Balaputradewa No. 10 Borobudur, Kecamatan
Borobudur, Kabupaten Magelang.

Perseroan mulai melakukan kegiatan usaha secara komersial pada tahun 2006.

B. Faktor yang mempengaruhi Kondisi Keuangan dan Operasi Perseroan

Kegiatan usaha dan hasil operasional Perseroan dipengaruhi oleh sejumlah faktor penting, yang
beberapa di antaranya diyakini Perseroan akan terus mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil
operasionalnya.

19
19
1. Kondisi perekonomian dan industri pariwisata di Indonesia

Kondisi pariwisata di Indonesia semakin berkembang dan semakin marak, seiring dengan kuatnya
perekonomian dan meningkatnya kedatangan wisatawan mancanegara dan domestik ke daerah-
daerah wisata di seluruh Indonesia. Krisis perekonomian yang terjadi di dunia, terutama di negara-
negara Eropa, memberi dampak terhadap menurunnya jumlah wisatawan mancanegara dari negara-
negara yang terkena krisis tersebut yang datang berkunjung ke Indonesia.

Sebelumnya, jumlah tamu hotel-hotel Perseroan yang pada umumnya berasal dari negara-negara
Eropa dan Amerika, telah mulai berkurang. Namun, hal ini ternyata tidak terlalu berpengaruh
terhadap kinerja Perseroan karena telah meningkatnya wisatawan-wisatawan mancanegara dari
negara-negara Australia, Jepang, China, Taiwan, Korea, India, Rusia serta wisatawan lokal yang
datang melancong ke Bali. Didukung dengan kebijakan pemerintah yang semakin kondusif terhadap
industri pariwisata di Indonesia, Perseroan berharap dapat meningkatkan kinerjanya baik secara
operasional maupun pendapatan.

2. Kualitas dan jadwal penyelesaian proyek

Keberhasilan Perseroan dalam menyelesaikan suatu proyek dalam rentang waktu tertentu yang telah
direncanakan sangatlah penting. Hal ini dapat mempengaruhi tingkat pendapatan, biaya
pembangunan, dan ketersediaan pendanaan.

3. Kebijakan pajak

Perubahan kebijakan Pajak yang dikeluarkan Pemerintah, baik pusat mauapun daerah, dapat
mempengaruhi kinerja keuangan Perseroan terutama untuk tarif Pajak Penghasilan dan PB1.

4. Tingkat suku bunga

Perseroan dan Entitas Anak memiliki risiko fluktuasi tingkat suku bunga dikarenakan memiliki utang
ke Bank CIMB Niaga dan PT Bank Victoria International Tbk. Perseroan tidak memiliki pinjaman dan
ikatan tanpa proteksi yang dinyatakan dalam mata uang asing, atau utang yang suku bunganya tidak
ditentukan terlebih dahulu.

5. Fluktuasi mata uang asing

Fluktuasi mata uang asing dapat mempengaruhi penerimaan dan kinerja Perseroan, mengingat
bahwa wisatawan asing yang menginap di hotel-hotel milik Perseroan dan Entitas Anak melakukan
pembayaran dalam mata uang asing, dan Perseroan masih mempunyai pinjaman bank jangka
panjang dalam denominasi mata uang asing sampai dengan periode enam bulan yang berakhir pada
tanggal 30 Juni 2012. Perseroan telah mengurangi dampak dari faktor fluktuasi nilai tukar ini karena
sejak awal Perseroan telah menentukan tarif kamar dalam denominasi US Dollar.

6. Bencana alam

Faktor bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor, dan gunung meletus,
merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi kinerja Perseroan. Gunung Merapi
yang meletus pada bulan Oktober 2010 mengakibatkan turunnya kinerja Perseroan pada periode
tersebut karena adanya salah satu hotel milik Perseroan yang beroperasi di lokasi sekitar, yaitu
Saraswati Borobudur. Namun, dampak tersebut hanyalah bersifat sementara dan tidak
mempengaruhi kinerja Perseroan secara signifikan untuk tahun tersebut maupun tahun-tahun
berikutnya.

20
20
C. Sekilas tentang Kinerja Keuangan Perseroan

Laporan keuangan konsolidasian Perseroan dalam 3 tahun terakhir memiliki peningkatan kinerja yang
signifikan yang terutama dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor
eksternal.

Dalam 3 tahun terakhir, jumlah aset Perseroan mengalami peningkatan yang signifikan. Jumlah aset
mengalami peningkatan masing-masing sebesar 34,48%, 159,98% dan 282,50% untuk periode yang
berakhir tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 31 Desember 2010. Peningkatan ini terutama
disebabkan karena adanya pembangunan proyek-proyek yang dimiliki oleh Perseroan dan Entitas
Anak, yaitu Anantara Uluwatu Bali yang dimulai pada tahun 2009, Best Western Kuta Beach yang
dimulai pada tahun 2010, Westin Ubud pada tahun 2011, serta Sarasvati – A Luxury Collection pada
awal tahun 2012. Pembangunan ini secara umum menyebabkan aset tetap, persediaan atas unit
condotel, piutang usaha serta sewa hak atas tanah Perseroan naik. Pada bulan Februari 2012,
Perseroan melakukan akuisisi terhadap beberapa perusahaan sebagai Entitas Anak Perseroan yaitu
PT Tiara Inti Mulia (―TIM‖) yang merupakan pemilik proyek Anantara Uluwatu Bali, PT Cakrawala
Usaha Nusantara (―CUN‖) yang merupakan pemilik proyek Best Western Kuta Beach, PT Bina Buana
Sarana (―BBS‖) yang merupakan pemilik proyek Westin Ubud, dan PT Pratika Nugraha (―PN‖) yang
merupakan pemilik proyek Sarasvati – A Luxury Collection. Kemudian, pada bulan Mei 2012,
Perseroan juga melakukan akuisisi terhadap PT Cakrawala Mitra Usaha (―CMU‖) sebagai pengelola
hotel seluruh Entitas Anak.

Dalam pembiayaan pembangunan proyek-proyek tersebut, Perseroan dan Entitas Anak memperoleh
fasilitas pinjaman dari kreditur, yaitu Bank CIMB Niaga dan Bank Victoria. Utang kontraktor dan usaha
juga meningkat dengan seiring dengan berjalannya pembangunan proyek-proyek yang dimiliki oleh
TIM, CUN, BBS dan PN. Selain itu, Perseroan telah berhasil memasarkan sebagian unit condotel yang
dimiliki oleh TIM, CUN dan BBS sehingga Perseroan menerima uang muka penjualan. Sampai dengan
laporan keuangan per tanggal 30 Juni 2012, Perseroan belum membukukan pendapatan dari
penjualan condotel karena belum dilakukannya serah terima unit dari Entitas Anak kepada pihak
pembeli, yang merupakan salah satu syarat untuk diakui sebagai pendapatan berdasarkan PSAK
No. 44 tentang ―Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat‖, sehingga hasil penjualan condotel
yang diterima oleh masih dicatatkan sebagai uang muka dalam liabilitas lancar. Keseluruhan hal ini
mengakibatkan perubahan liabilitas yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Perseroan memiliki kebijakan dalam menjaga rasio kecukupan modal untuk pembiayaan proyek-
proyek yang dimiliki dan biaya operasional yang diperlukan dalam masa pembangunan proyek-
proyeknya, sehingga Perseroan senantiasa meningkatkan modalnya sesuai dengan kebutuhan. Pada
tanggal 22 Februari 2011, para pemegang saham Perseroan melakukan peningkatan modal dasar dari
Rp8.000 Juta menjadi Rp470.000 Juta dan peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh dari
Rp2.000 Juta menjadi Rp118.700 Juta. Selanjutnya, pada tanggal 2 November 2011 para pemegang
saham Perseroan melakukan peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh dari semula
Rp118.700 Juta menjadi Rp126.000 Juta. Kemudian, berdasarkan Akta Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa Perseroan No. 11 tanggal 26 Juli 2012 menyatakan penegasan kembali atas
perubahan anggaran dasar Perseroan yang telah diaktakan dengan Akta Notaris No. 11 tanggal
26 Juni 2012 dari Notaris Harry Purnomo, S.H., M.H., M.Kn, akta mana yang telah dilaporkan dan
dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dalam Surat No. AHU-AH.01.10-33763 tanggal 17 September 2012,
Perseroan melakukan penyetoran uang muka setoran modal sebesar Rp90.000 Juta. Dengan
demikian, ekuitas Perseroan meningkat secara signifikan menjadi Rp156.429 Juta per tanggal 30 Juni
2012.

21
21
Pada bulan Agustus 2011, hotel yang dimiliki CUN, yaitu Best Western Kuta Beach, telah mulai
beroperasi sehingga CUN telah dapat memberikan kontribusi tambahan terhadap pendapatan
Perseroan untuk periode 12 bulan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, dibandingkan
dengan periode-periode sebelumnya dimana pendapatan Perseroan hanya bersumber dari hotel yang
dimiliki oleh Perseroan, yaitu Saraswati Borobudur. Selain itu, Best Western Kuta Beach yang
berlokasi sangat strategis di Kuta, Bali memiliki jumlah kamar yang lebih banyak (144 unit) dan
tingkat hunian rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan Saraswati Borobudur yang berlokasi
di Magelang, Jawa Tengah dan memiliki 18 unit kamar. Tingkat hunian yang lebih tinggi pada Best
Western Kuta Beach juga didukung dengan lebih populernya Bali sebagai tujuan wisata bagi
wisatawan asing dan wisatawan lokal dibandingkan dengan Magelang. Dengan demikian, sampai
dengan laporan keuangan per 30 Juni 2012, 81% dari pendapatan konsolidasian Perseroan berasal
dari Best Western Kuta Beach dan sisanya 19% berasal dari Saraswati Borobudur.

Selain itu, Perseroan pada umumnya senantiasa meningkatkan kerjasama dengan agen-agen
perjalanan (travel agent) setempat dan situs penyedia online booking sebagai salah satu upaya
Perseroan untuk meningkatkan pendapatan hotel-hotel yang dimilikinya.

D. Kegiatan Operasional dan Kondisi Keuangan

Tabel di bawah ini menunjukkan posisi keuangan Perseroan dan Entitas Anak yang didasarkan atas
laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk periode-periode 6 (enam) bulan
yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 dan 2011 serta tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2011, 2010 dan 2009 (lihat Bab X mengenai Ikhtisar Data Keuangan Penting).

Calon investor harus membaca tabel ini bersama dengan laporan keuangan konsolidasian Perseroan
dan Entitas Anak, beserta catatan atas laporan keuangan konsolidasian, yang tercantum dalam
Prospektus ini.

22
22
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
Berikut ini adalah perkembangan pendapatan dan laba Perseroan dan Entitas Anak untuk periode-
periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 dan 2011 serta tahun-tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009:
Pendapatan, Laba Bruto dan Laba (Rugi) Komprehensif
untuk periode-periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal
30 Juni 2012 dan 2011, serta tahun-tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2011, 2010 dan 2009 (dalam Jutaan Rupiah)

15,378

12,538

8,685
6,991
5,481
4,054
2,984
1,926 2,293
1,462
(645)

2012 Juni 30 2011 Juni 30 2011 Des 31 2010 Des 31 2009 Des 31
(tidak diaudit)
(3,061)

(11,476)

(15,536)
Pendapatan
Laba bruto
Laba (rugi) komprehensif

(31,288)

(dalam jutaan Rupiah)


Periode 6 bulan yang berakhir Tahun-tahun yang berakhir pada
pada tanggal 30 Juni tanggal 31 Desember
Keterangan 2012 2011 2011 2010(*) 2009(*)

Audit Tidak diaudit Audit Audit Audit


Pendapatan 15.378 2.984 12.538 5.481 2.293
Beban Pokok Pendapatan 6.693 1.058 5.547 1.427 831
Laba bruto 8.685 1.926 6.991 4.054 1.462
Beban usaha 16.886 11.876 35.850 13.415 2.944
Rugi usaha (8.200) (9.950) (28.859) (9.361) (1.482)
Penghasilan (beban) lain-lain (5.637) (6.279) (8.069) 110 17
Rugi sebelum pajak penghasilan (13.837) (16.229) (36.928) (9.251) (1.464)
Manfaat (beban) pajak penghasilan – Bersih (1.699) 5 892 (175) 67
Rugi sebelum rugi Entitas Anak pra- (15.536) (16.223) (36.036) (9.426) (1.397)
akuisisi dan rugi proforma dari
transaksi restrukturisasi entitas
sepengendali
Rugi Entitas Anak pra-akuisisi dari transaksi - 4.748 4.748 - -
restrukturisasi entitas sepengendali
Rugi proforma dari transaksi restrukturisasi - - - 6.365 752
entitas sepengendali
Rugi bersih (15.536) (11.476) (31.288) (3.061) (645)
Pendapatan komprehensif lainnya - - - - -
Rugi komprehensif bersih (15.536) (11.476) (31.288) (3.061) (645)
(*)
disajikan kembali

23
23
1. Perkembangan Pendapatan

Tabel berikut ini menggambarkan rincian pendapatan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak
terkait setiap kegiatan operasional untuk periode-periode terkait:

(dalam jutaan Rupiah)


Periode 6 bulan yang berakhir Tahun-tahun yang berakhir
pada tanggal 30 Juni pada tanggal 31 Desember
Keterangan 2012 2011 2011 2010(*) 2009(*)

Audit Tidak diaudit Audit Audit Audit


Kamar 11.770 2.125 9.277 3.493 1.381
Makanan dan Minuman 3.198 536 2.581 1.452 780
Departemental lainnya 410 323 680 536 132
Jumlah 15.378 2.984 12.538 5.481 2.293
(*)
disajikan kembali

Periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 (diaudit) dibandingkan
dengan periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2011 (tidak diaudit)

Pendapatan Perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012
mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 415,35% atau sebesar Rp12.394 Juta dibandingkan
dengan periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2011, yang terutama dikarenakan
oleh telah beroperasinya Best Western Kuta Beach milik CUN, salah satu Entitas Anak, pada tanggal
15 Agustus 2011 dengan jumlah kamar 144 unit. Sedangkan untuk periode yang sama tahun
sebelumnya, pendapatan Perseroan hanya bersumber dari hotel milik Perseroan, yaitu Saraswati
Borobudur, dengan jumlah kamar hanya 18 unit.

Selain karena telah dibukukannya pendapatan Perseroan dari hotel Best Western Kuta Beach untuk
periode 6 bulan per 30 Juni 2012, peningkatan pendapatan konsolidasian Perseroan tersebut juga
disebabkan oleh adanya kenaikan Revenue per Available Room pada Hotel Saraswati Borobudur dari
Rp648.801 menjadi Rp676.130 masing-masing untuk periode per 30 Juni 2011 dan 30 Juni 2012,
serta kenaikan harga rata-rata tarif kamar Best Western Kuta Beach sebesar 9,75% sejak pembukaan
hotel.

Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 dan 2011, kontribusi terbesar
pendapatan Perseroan adalah pendapatan kamar diikuti dengan pendapatan makanan dan minuman
serta pendapatan lainnya yaitu seperti layanan laundry, layanan transportasi antar-jemput,
penggunaan telepon dalam kamar, dan lain-lain.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2010

Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, pendapatan Perseroan mengalami
peningkatan sebesar 128,75% dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2010 terutama dikarenakan sejak tanggal 15 Agustus 2011 Best Western Kuta Beach telah mulai
beroperasi secara penuh dan oleh karenanya Perseroan telah membukukan pendapatan dari hotel
milik CUN tersebut dalam laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2011. Selain itu, kenaikan tarif per kamar rata-rata pada Hotel Saraswati Borobudur
menjadi Rp935.337 dari Rp842.673 tahun sebelumnya, dan kenaikan tingkat hunian Hotel Saraswati
Borobudur menjadi 72% dari 63% dari tahun sebelumnya, juga mengakibatkan peningkatan
pendapatan tersebut.

Hal-hal tersebut menyebabkan pendapatan Perseroan dan Entitas Anak meningkat sebesar Rp7.057
Juta, yaitu dari yang semula Rp5.481 Juta menjadi Rp12.538 Juta.

24
24
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dibandingkan dengan tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2009

Pendapatan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 mengalami
peningkatan dari sebesar Rp2.293 Juta menjadi sebesar Rp5.481 Juta atau setara dengan 139,03%
kenaikan dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu diantaranya kenaikan tingkat hunian kamar serta kenaikan
tarif kamar pada hotel milik Perseroan, yaitu Saraswati Borobudur. Untuk periode tahun 2010, tingkat
hunian kamar meningkat menjadi 63% dari 44% pada tahun 2009, serta tarif rata-rata kamar
meningkat menjadi Rp842.673 dari Rp475.064 pada tahun 2009. Kenaikan jumlah tamu pada hotel
Perseroan ini diakibatkan oleh semakin banyaknya kerjasama Perseroan dengan agen-agen
perjalanan (travel agent) setempat, yang menyebabkan semakin populernya hotel Saraswati
Borobudur di kalangan wisatawan yang datang berkunjung ke Magelang, khususnya Candi
Borobudur.

2. Perkembangan Beban Pokok Pendapatan

Tabel berikut ini menggambarkan rincian beban pokok pendapatan Perseroan dan Entitas Anak untuk
periode-periode terkait:

(dalam jutaan Rupiah)


Periode 6 bulan yang berakhir Tahun-tahun yang berakhir
pada tanggal 30 Juni pada tanggal 31 Desember
Keterangan
2012 2011 2011 2010(*) 2009(*)

Audit Tidak diaudit Audit Audit Audit


Kamar 2.979 213 1.672 250 91
Makanan dan minuman 2.128 345 1.766 774 387
Listrik, air dan telekomunikasi 688 126 667 241 228
Departemental lainnya 898 374 1.441 162 125
Jumlah 6.693 1.058 5.546 1.427 831
(*)
disajikan kembali

Periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 (diaudit) dibandingkan
dengan periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2011 (tidak diaudit)

Beban pokok pendapatan Perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni
2012 meningkat sebesar 532,61% atau sebesar Rp5.634 Juta untuk periode yang sama tahun 2011.
Beban pokok pendapatan Perseroan periode enam bulan pertama di tahun 2011 seluruhnya berasal
dari operasional Saraswati Borobudur, sedangkan beban pokok pendapatan untuk periode enam
bulan pertama di tahun 2012 berasal dari operasional Saraswati Borobudur dan Best Western Kuta
Beach.

Seiring dengan komposisi pendapatan Perseroan dimana pendapatan kamar memberikan kontribusi
terbesar, maka beban pokok pendapatan kamar juga merupakan komponen terbesar dalam jumlah
beban pokok pendapatan dibandingkan dengan beban pokok pendapatan dari makanan dan
minuman, beban pokok pendapatan listrik, air dan telekomunikasi serta beban pokok pendapatan
lainnya.

25
25
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2010

Beban pokok pendapatan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011
meningkat sangat signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 288,71% atau Rp4.119
Juta. Hal ini disebabkan oleh mulai beroperasinya Best Western Kuta Beach secara penuh sejak bulan
Agustus 2011, dibandingkan dengan tahun 2010 dimana hanya Saraswati Borobudur yang beroperasi
dan memberikan kontribusi pendapatan terhadap Perseroan. Oleh karena itu, beban pokok
pendapatan Best Western Kuta Beach telah dimasukkan ke dalam pembukuan Perseroan sejak
pertengahan tahun 2011.

Tren yang sama juga terjadi pada komposisi beban pokok pendapatan lainnya, yaitu beban makanan
dan minuman, serta listrik, air dan telekomunikasi serta beban pokok pendapatan lainnya. Beban
makanan dan minuman merupakan beban pokok pendapatan yang terbesar dibandingkan dengan
beban pokok pendapatan lainnya karena beban makanan dan minuman termasuk beban langsung
dari pendapatan makanan dan minuman tersebut.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dibandingkan dengan tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2009

Beban pokok pendapatan Perseroan juga mengalami peningkatan sebesar 71,72% atau Rp596 Juta
untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010. Peningkatan ini disebabkan oleh
meningkatnya tingkat hunian kamar pada Saraswati Borobudur pada tahun 2010 dibandingkan
dengan tahun sebelumnya.

3. Perkembangan Beban Usaha

Beban usaha Perseroan dan Entitas Anak secara garis besar terdiri dari: (1) beban pemasaran dan (2)
beban umum dan administrasi. Tabel berikut ini menggambarkan rincian dari beban usaha:

(dalam jutaan Rupiah)


Periode 6 bulan yang berakhir Tahun-tahun yang berakhir
pada tanggal 30 Juni pada tanggal 31 Desember
Keterangan
2012 2011 2011 2010(*) 2009(*)

Audit Tidak diaudit Audit Audit Audit


Beban Pemasaran 993 1.908 4.105 3.184 195
Beban Umum dan Administrasi 15.893 9.968 31.745 10.231 2.749
Jumlah Beban Usaha 16.886 11.876 35.850 13.415 2.944

Laba (Rugi) Usaha (8.200) (9.950) (28.859) (9.361) (1.482)


(*)
disajikan kembali

Periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 (diaudit) dibandingkan
dengan periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2011 (tidak diaudit)

Peningkatan beban usaha Perseroan dari periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni
2012 adalah sebesar Rp5.009 Juta atau sebesar 42,18% dibandingkan dengan periode enam bulan
yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2011. Beban umum dan administrasi yang merupakan beban
terbesar dari beban usaha terutama terdiri dari beban gaji dan tunjangan karyawan umum dan
administrasi, yaitu sebesar Rp5.530 Juta atau setara dengan 32,75% dari beban usaha.

Beban pemasaran pada periode enam bulan pertama tahun 2012 lebih rendah sebesar Rp915 Juta
atau berkurang 47,96% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya karena biaya
pemasaran yang digunakan untuk memasarkan condotel Best Western Kuta Beach, seperti misalnya

26
26
biaya komisi, biaya iklan koran dan majalah serta biaya pameran, sudah tidak terjadi lagi sejak bulan
Januari 2012, karena penjualan condotelnya mendapat tanggapan yang sangat baik dari masyarakat
dan dalam waktu yang singkat telah mencapai target yang ditentukan sehingga dengan sendirinya
biaya pemasaran tersebut sudah tidak diperlukan lagi.

Sedangkan biaya beban umum dan administrasi untuk periode enam bulan yang berakhir pada
tanggal 30 Juni 2012 mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu sebesar Rp5.924 Juta atau
59,43% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya pada tanggal 30 Juni 2011.
Peningkatan ini terutama disebabkan oleh dibukukannya biaya penyusutan aset tetap bangunan dan
prasarana Best Western Kuta Beach, yaitu sebesar Rp2.865 Juta. Selain itu, dengan telah
beroperasinya Best Western Kuta Beach yang dimiliki oleh CUN sejak bulan Agustus 2011, maka
Perseroan telah dikenakan jasa manajemen (management fee) yang harus dibayarkan kepada Best
Western International Indonesia selaku pemegang lisensi Best Western untuk area Indonesia,
sehingga meningkat dari Rp320 Juta menjadi Rp900 Juta.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2010

Peningkatan beban usaha Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011
adalah sebesar Rp22.435 Juta atau sebesar 167,24% dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2010.

Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, beban umum dan administrasi
mengalami peningkatan yang signifikan dari Rp10.231 Juta menjadi Rp31.745 Juta pada tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 atau setara dengan 210,28%. Peningkatan ini terutama
disebabkan oleh dimulainya pembangunan proyek Westin Ubud milik BBS pada tahun 2011, sehingga
beban-beban operasional perusahaan bertambah, seperti misalnya beban gaji dan tunjangan
karyawan, beban imbalan kerja karyawan, joining fee (technical service agreement) serta jasa tenaga
ahli.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dibandingkan dengan tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2009

Peningkatan beban usaha Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010
adalah sebesar Rp10.471 Juta atau sebesar 355,67% dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2009.

Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, beban umum dan administrasi
mengalami peningkatan yang signifikan dari Rp2.749 Juta menjadi Rp10.231 Juta atau sebesar
272,17% pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009. Peningkatan ini terutama
disebabkan oleh dimulainya pembangunan proyek milik CUN yaitu Best Western Kuta Beach dan
meningkatnya aktivitas pembangunan proyek Anantara Uluwatu milik TIM pada periode tahun 2010.
Dengan demikian, Perseroan telah mulai membebankan biaya operasional ke dalam laporan laba rugi
konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 terkait dengan
dimulainya pembangunan proyek milik CUN dan meningkatnya aktivitas pembangunan proyek milik
TIM.

27
27
4. Perkembangan Pendapatan (Beban) Lain-Lain

Tabel berikut ini menggambarkan rincian dari pendapatan (beban) lain-lain Perseroan dan Entitas
Anak:
(dalam jutaan Rupiah)
Periode 6 bulan yang berakhir Tahun-tahun yang berakhir
pada tanggal 30 Juni pada tanggal 31 Desember
Keterangan
2012 2011 2011 2010(*) 2009(*)

Audit Tidak diaudit Audit Audit Audit


Pendapatan jasa giro 17 18 41 38 2
Beban bunga (3.677) (683) (1.641) (1.071) -
Administrasi bank (6) (3) (45) (15) (2)
Laba (rugi) selisih kurs – bersih (2.015) (1.346) (2.152) 1.062 23
Penyesuaian atas perubahan - (4.275) (4.276) - -
kepemilikan kepentingan non-
pengendali
Lain-lain – bersih 44 11 (4) 97 (5)
Jumlah (5.637) (6.279) (8.069) 111 17
(*)
disajikan kembali

Periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 (diaudit) dibandingkan
dengan periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2011 (tidak diaudit)

Sejak Best Western Kuta Beach mulai beroperasi pada bulan Agustus 2011, beban bunga atas
pinjaman bank CUN telah dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dari yang
sebelumnya dikapitalisasi ke dalam aset tetap sebagai bagian dari biaya konstruksi. Hal ini
menyebabkan beban bunga atas pinjaman jangka panjang tersebut meningkat dari Rp683 Juta
menjadi Rp3.677 Juta untuk masing-masing periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni
2012 dan 30 Juni 2011.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2010

Pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, Perseroan dan Entitas Anak mencatatkan
laba selisih kurs sebesar Rp1.062 Juta yang terutama didapatkan dari revaluasi utang bank jangka
panjang berdenominasi US dollar dimana terjadi penguatan nilai tukar mata uang Rupiah terhadap US
dollar per 31 Desember 2010 dibandingkan dengan nilai tukar per 1 Januari 2010. Sedangkan, untuk
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, Perseroan dan Entitas Anak mencatatkan rugi
selirih kurs sebesar Rp2.152 Juta yang terutama diakibatkan oleh penurunan nilai tukar mata uang
Rupiah terhadap US dollar per 31 Desember 2011 dibandingkan dengan nilai tukar per 31 Desember
2010.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dibandingkan dengan tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2009

Penghasilan lain-lain Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 berasal
dari pendapatan jasa giro dan laba selisih kurs. Pada tahun tersebut, Perseroan belum memiliki utang
bank jangka panjang sehingga tidak ada beban bunga pinjaman yang dicatatkan dalam laporan laba
rugi.

Pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, Perseroan dan Entitas Anak telah
memiliki utang bank jangka panjang baik dalam denominasi Rupiah maupun dalam denominasi US
dollar sehingga terdapat beban bunga keuangan dengan jumlah sebesar Rp1.071 Juta dan laba
selisih kurs dengan jumlah sebesar Rp1.062 Juta.

28
28
5. Perkembangan Laba (Rugi) Komprehensif Bersih

Periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 (diaudit) dibandingkan
dengan periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2011 (tidak diaudit)

Rugi bersih Perseroan dan Entitas Anak untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal
30 Juni 2012 dan 2011 meningkat sebesar Rp4.061 Juta atau sebesar 35,39% terutama dikarenakan
oleh meningkatnya beban umum dan administrasi serta beban bunga.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2010

Rugi bersih Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011
dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 mengalami peningkatan
dari yang semula Rp3.061 Juta menjadi Rp31.288 Juta, terutama dikarenakan oleh dibukukannya
biaya pra-operasi dan biaya penyusutan aset tetap bangunan dan prasarana (Best Western Kuta
Beach) ke dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian Perseroan per tahun 2011, serta
meningkatnya biaya operasional konsolidasian Perseroan sebagai akibat dari dimulainya proyek
pembangunan hotel mililk BBS.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dibandingkan dengan tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2009

Meningkatnya rugi bersih Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2010 disebabkan oleh meningkatnya beban umum dan administrasi yang dibukukan ke
dalam beban usaha Perseroan, sehingga rugi bersih Perseroan dan Entitas menjadi Rp3.061 Juta dari
Rp645 Juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009.

29
29
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian

Berikut ini adalah perkembangan aset, liabilitas dan ekuitas Perseroan dan Entitas Anak untuk periode
6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 serta tahun-tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009:

Aset, Liabilitas dan Ekuitas


untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal
30 Juni 2012, serta tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2011, 2010 dan 2009 (dalam Jutaan Rupiah)

733,883

577,454
545,724

463,888

Aset
Liabilitas
Ekuitas
209,907219,208

156,429

81,836
54,878 56,503

(9,301) (1,625)

2012 Juni 30 2011 Des 31 2010 Des 31 2009 Des 31

(dalam jutaan Rupiah)

30 Juni 31 Desember
Keterangan
2012 2011 2010(*) 2009(*)

Jumlah Aset Lancar 77.440 48.925 17.911 1.231


Jumlah Aset Tidak Lancar 656.443 496.799 191.996 53.647
Jumlah Aset 733.883 545.724 209.907 54.878

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 304.135 240.608 108.674 56.386


Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 273.319 223.280 110.534 117
Jumlah Liabilitas 577.454 463.888 219.208 56.503

Jumlah Ekuitas (Defisiensi Modal) 156.429 81.836 (9.301) (1.625)


(*)
disajikan kembali

30
30
1. Perkembangan Aset

Tabel berikut ini menggambarkan rincian dari akun-akun dalam aset Perseroan dan Entitas Anak
untuk periode-periode terkait:

(dalam jutaan Rupiah)

30 Juni 31 Desember
Keterangan
2012 2011 2010(*) 2009(*)

Aset Lancar
Kas dan setara kas 8.489 3.148 5.483 190
Piutang usaha 876 772 53 57
Piutang non-usaha 13.746 12 9.389 811
Persediaan 32.335 26.722 9 10
Pajak dibayar di muka 19.123 17.205 2.297 25
Uang muka dan biaya dibayar di muka 2.870 1.066 680 137
Jumlah Aset Lancar 77.440 48.925 17.911 1.231

Aset Tidak Lancar


Aset tetap – bersih 574.977 414.128 136.640 7.576
Aset pajak tangguhan 601 1.623 672 847
Sewa hak atas tanah 80.152 80.333 54.684 45.224
Aset lain-lain 714 714 - -
Jumlah Aset Tidak Lancar 656.443 496.799 191.996 53.647

Jumlah Aset 733.883 545.724 209.907 54.878


(*)
disajikan kembali

Periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 dibandingkan dengan
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011

Pada periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012, terjadi peningkatan sebesar
34,48% pada total aset Perseroan menjadi Rp733.883 Juta dari Rp545.724 Juta untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya kenaikan pada
kas dan setara kas, persediaan, uang muka dan biaya dibayar di muka, dan aset tetap.

Kenaikan pada kas dan setara kas per tanggal 30 Juni 2012 sebesar Rp5.341 Juta atau 169,66%
dibandingkan dengan 31 Desember 2011 disebabkan karena kebijakan manajemen perusahaan
terkait dengan salah satu persyaratan kredit dari Bank CIMB Niaga untuk menjaga saldo kas dan
setara kas dalam rangka likuiditas Perseroan terhadap kewajiban pembayaran bunga dan angsuran
pokok utang.

Persediaan per tanggal 30 Juni 2012 meningkat sebesar Rp5.613 Juta atau 21,01% menjadi
Rp32.335 Juta dari Rp26.722 Juta per tanggal 31 Desember 2011 sebagian bangunan dalam
penyelesaian berupa condotel Best Western Kuta Beach milik CUN dan condotel Anantara Uluwatu
Bali mili TIM telah selesai dibangun dan siap untuk dijual.

Piutang non-usaha per tanggal 30 Juni 2012 meningkat sebesar Rp13.735 Juta atau 114.458,33%
yang terutama berasal dari piutang kepada pihak berelasi, yaitu PT Tiara Realty yang merupakan
pemegang saham Perseroan.

Uang muka dan biaya dibayar di muka Perseroan per tanggal 30 Juni 2012 juga bertambah
Rp1.804 Juta atau 169,23% yang disebabkan oleh adanya peningkatan aktivitas pembangunan
proyek-proyek milik Entitas Anak yang terjadi pada periode tersebut.

31
31
Kenaikan aset tetap terutama disebabkan oleh perkembangan pembangunan proyek secara fisik
untuk Anantara Uluwatu milik TIM dan Westin Ubud milik BBS, serta dimulainya pembangunan proyek
Sarasvati – A Luxury Collection milik PN. Per tanggal 30 Juni 2012, persentase penyelesaian untuk
proyek Anantara Uluwatu adalah 90%, proyek Westin Ubud adalah 70%, dan proyek Sarasvati – A
Luxury Collection adalah 40%. Seluruh penambahan nilai aset tersebut dibukukan ke dalam akun
bangunan dalam penyelesaian dalam kategori aset tetap oleh Perseroan. Pembangunan tersebut
menyebabkan nilai aset tetap (net) bertambah sebesar 38,84% dari Rp414.128 Juta menjadi
Rp574.977 Juta.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2010

Jumlah aset Perseroan dan Entitas Anak meningkat signifikan dari yang semula Rp209.907 Juta pada
tahun 2010 menjadi Rp545.724 Juta pada tahun 2011 atau meningkat sebesar 159,98%.

Piutang usaha per tanggal 31 Desember 2011, yang terutama terdiri dari piutang visa/master card
dan piutang agen, meningkat sebesar Rp719 Juta atau 1.356,60% dari yang semula Rp53 Juta
seiring dengan telah beroperasinya Best Western Kuta Beach sejak tanggal 15 Agustus 2011,
dibandingkan dengan piutang usaha pada tahun sebelumnya yang hanya berasal dari piutang milik
Hotel Saraswati Borobudur. Lebih besarnya kontribusi pendapatan Best Western Kuta Beach terhadap
Perseroan juga mempengaruhi peningkatan piutang usaha yang signifikan ini.

Selanjutnya, pada tahun 2011 juga Perseroan menerima pelunasan piutang dari pihak berelasi yaitu
PT Intiputra Fikasa dan PT Bukit Cinere Indah yang menyebabkan turunnya piutang non-usaha dari
Rp9.389 Juta menjadi Rp12 Juta atau sebesar 99,87%.

Persediaan per tanggal 31 Desember 2011 meningkat sebesar Rp26.713 Juta atau 296.811,11%
dibandingkan dengan tahun sebelumnya karena adanya reklasifikasi condotel Best Western Kuta
Beach milik CUN dari bangunan dalam penyelesaian menjadi persediaan unit yang siap dijual.

Pajak dibayar di muka per tanggal 31 Desember 2011 meningkat sebesar Rp14.908 Juta atau
649,02% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang disebabkan oleh meningkatnya Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) atas pembelian barang dan jasa dari pemasok, kontraktor, konsultan dan
lain sebagainya sejalan dengan meningkatnya aktivitas pembangunan proyek-proyek milik TIM, CUN,
BBS dan PN.

Uang muka dan biaya dibayar di muka Perseroan per tanggal 31 Desember 2011 juga bertambah
sebesar Rp386 Juta atau 56,76% yang disebabkan dengan oleh peningkatan premi asuransi dibayar
di muka terkait dengan peningkatan aktivitas pembangunan proyek-proyek milik TIM, CUN dan BBS
yang terjadi pada periode tersebut.

Sedangkan, kenaikan pada nilai aset tetap pada tahun 2011 terutama disebabkan oleh perkembangan
pembangunan proyek secara fisik untuk Anantara Uluwatu milik TIM serta dimulainya pembangunan
proyek Westin Ubud milik BBS. Seluruh penambahan nilai aset tersebut dibukukan ke dalam akun
bangunan dalam penyelesaian dalam kategori aset tetap oleh Perseroan. Pada tahun 2011, Perseroan
juga mencatatkan condotel milik CUN yang telah selesai pembangunannya dan siap untuk dikelola
oleh CMU ke dalam akun aset tetap bangunan dan prasarana. Keseluruhan hal tersebut menyebabkan
nilai aset tetap (net) bertambah sebesar 203,08% dari Rp136.640 Juta menjadi Rp414.128 Juta.

Kenaikan pada sewa hak atas tanah sebesar Rp25.649 Juta atau 46,90% menjadi Rp80.333 Juta per
tanggal 31 Desember 2011 disebabkan oleh meningkatnya pembayaran angsuran sewa hak atas
tanah untuk proyek-proyek milik CUN dan PN.

32
32
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dibandingkan dengan tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2009

Aset mengalami kenaikan sebesar Rp155.029 Juta atau 282,50% per tanggal 31 Desember 2010
yang terutama disebabkan oleh kas dan setara kas, piutang non-usaha, pajak dibayar di muka, uang
muka dan biaya dibayar di muka, aset tetap (net) dan sewa hak atas tanah.

Kas dan setara kas per tanggal 31 Desember 2010 meningkat dari yang sebesar Rp5.293 Juta atau
2.785,79% menjadi Rp.5.483 Juta karena adanya peningkatan kas dan setara kas pada TIM dan CUN
sebagai akibat dari kebijakan manajemen perusahaan terkait dengan salah satu persyaratan kredit
dari Bank CIMB Niaga untuk menjaga saldo kas dan setara kas dalam rangka likuiditas Perseroan
terhadap kewajiban pembayaran bunga dan angsuran pokok utang.

Piutang non-usaha per tanggal 31 Desember 2010 meningkat sebesar Rp8.578 Juta atau 1.056,28%
menjadi Rp9.389 yang terutama berasal dari piutang kepada pihak berelasi, yaitu PT Cinere Indah,
yang memiliki manajemen kunci yang sama dengan Perseroan.

Pajak dibayar di muka per tanggal 31 Desember 2011 meningkat sebesar Rp2.272 Juta atau
9.088,00%, dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang disebabkan oleh meningkatnya Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) atas pembelian barang dan jasa dari pemasok, kontraktor, konsultan dan
lain sebagainya sejalan dengan meningkatnya aktivitas pembangunan proyek milik TIM.

Uang muka dan biaya dibayar di muka Perseroan per tanggal 31 Desember 2010 juga bertambah
sebesar Rp543 Juta atau 396,35% yang terutama disebabkan oleh adanya peningkatan premi
asuransi dibayar di muka terkait dengan peningkatan aktivitas pembangunan proyek milik TIM yang
terjadi pada periode tersebut.

Kenaikan pada aset tetap (net) terutama disebabkan oleh perkembangan pembangunan proyek
secara fisik untuk Best Western Kuta Beach milik CUN serta dimulainya pembangunan proyek
Anantara Uluwatu milik TIM. Seluruh penambahan nilai aset tersebut dibukukan ke dalam akun
bangunan dalam penyelesaian dalam kategori aset tetap oleh Perseroan. Pembangunan tersebut
menyebabkan nilai aset tetap (net) bertambah sebesar Rp129.064 Juta atau 1.703,59% dari Rp7.576
Juta menjadi Rp136.640 Juta.

Kenaikan pada sewa hak atas tanah sebesar Rp25.649 Juta atau 56,72% menjadi Rp80.333 Juta per
tanggal 31 Desember 2011 disebabkan oleh meningkatnya pembayaran angsuran sewa hak atas
tanah untuk proyek-proyek CUN dan PN.

2. Perkembangan Liabilitas

Tabel berikut ini menggambarkan rincian dari akun-akun liabilitas Perseroan dan Entitas Anak untuk
periode-periode terkait:

(dalam jutaan Rupiah)

30 Juni 31 Desember
Keterangan
2012 2011 2010(*) 2009(*)

Liabilitas Jangka Pendek


Utang bank jangka pendek 1.875 1.871 73 -
Utang kontraktor dan usaha 67.174 68.920 11.605 182
Utang non-usaha 108.494 78.435 69.266 55.917
Uang muka penjualan 70.679 56.590 24.524 94
Biaya yang masih harus dibayar 8.096 5.823 554 136
Utang pajak 2.264 1.349 581 57

33
33
30 Juni 31 Desember
Keterangan
2012 2011 2010(*) 2009(*)
Bagian utang pembiayaan konsumen
yang jatuh tempo dalam satu tahun 1.196 1.070 771 -
Bagian utang bank jangka panjang yang
jatuh tempo dalam satu tahun 44.357 26.550 1.300 -
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 304.135 240.608 108.674 56.386

Liabilitas Jangka Panjang


Utang bank jangka panjang – setelah 268.717 219.252 108.514 -
dikurangi bagian yang jauh tempo
dalam satu tahun
Utang pembiayaan konsumen – setelah 392 1.040 1.177 -
dikurangi bagian yang jauh tempo
dalam satu tahun
Liabilitas imbalan kerja karyawan 4.211 2.989 842 117

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 273.319 223.280 110.534 117

Jumlah Liabilitas 577.454 463.888 219.208 56.503


(*)
disajikan kembali

Periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 dibandingkan dengan
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011

Liabilitas mengalami kenaikan sebesar Rp113.566 Juta atau 24,48%, yang terutama disebabkan oleh
kenaikan utang bank, utang non-usaha dan uang muka penjualan.

Dalam periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012, Perseroan menambah jumlah
pinjaman dari Bank CIMB Niaga untuk membiayai pembangunan proyek-proyek Anantara Uluwatu
milik TIM, Westin Ubud milik BBS, dan Sarasvati – A Luxury Collection milik PN, yang menyebabkan
utang bank naik sebesar Rp67.277 Juta atau 27,37% dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2011. Selain itu, pembangunan proyek tersebut juga sebagian dibiayai dari
utang non-usaha, yaitu utang kepada pihak berelasi, yang meningkat sebesar Rp32.344 Juta atau
50,95% per 30 Juni 2012.

Selain itu, uang muka penjualan yang meningkat sebesar Rp14.089 Juta atau 24,90% merupakan
hasil dari peningkatan uang muka penjualan condotel Best Western Kuta Beach, Anantara Uluwatu
dan Westin Ubud.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2010

Liabilitas mengalami kenaikan sebesar Rp244.680 Juta atau 111,62%, yang terutama disebabkan
oleh kenaikan utang bank jangka pendek sebesar Rp1.778 Juta, kenaikan utang bank jangka panjang
sebesar Rp137.785 Juta, kenaikan utang kontraktor dan usaha sebesar Rp57.315 Juta, kenaikan
utang uang muka penjualan sebesar Rp32.066 Juta, serta kenaikan biaya yang masih harus dibayar
sebesar Rp5.269 Juta.

Pada tahun 2011, Perseroan menambah utang bank jangka pendeknya sebesar Rp1.778 Juta atau
2.435,62% dari yang semula Rp73 Juta menjadi Rp1.871 Juta yang digunakan sebagai modal kerja
dan renovasi Saraswati Borobudur serta pelunasan sebagian pinjaman kepada pihak ketiga.

Kemudian, pada tahun yang sama Perseroan juga menambah jumlah pinjaman jangka panjang dari
Bank CIMB Niaga sebesar 123,38% untuk membiayai pembangunan proyek-proyek Anantara Uluwatu
milik TIM, Best Western Kuta Beach milik CUN dan Westin Ubud milik BBS. Selain itu, dengan adanya
proyek-proyek pembangunan tersebut, maka utang Perseroan kepada kontraktor juga meningkat.

34
34
Uang muka penjualan yang diperoleh Perseroan pada tahun 2011 merupakan uang muka penjualan
condotel Best Western Kuta Beach dan Anantara Uluwatu, yang mengalami kenaikan sebesar
130,75%.

Peningkatan pada biaya yang masih harus dibayar sebesar Rp5.269 Juta atau 951,08% pada tahun
2011 dibandingkan dengan tahun 2010 terutama disebabkan oleh biaya-biaya yang timbul sebagai
akibat dari beroperasinya hotel Best Western Kuta Beach sejak bulan Agustus 2011 seperti bunga
pinjaman bank, gaji karyawan, management fee kepada operator hotel, dan lain sebagainya.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dibandingkan dengan tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2009

Liabilitas mengalami kenaikan sebesar Rp162.705 Juta atau 287,96%, yang terutama disebabkan
oleh kenaikan utang bank sebesar Rp109.887 Juta atau 123,83%, kenaikan utang kontraktor dan
usaha sebesar Rp11.423 Juta atau 6.276,37%, serta kenaikan utang uang muka penjualan sebesar
Rp24.430 Juta atau 25.989,36%.

Pada tahun 2010, Perseroan menggunakan pinjaman dana dari Bank CIMB Niaga dan pinjaman
pembiayaan konsumen untuk membiayai pembangunan dan prasarana penunjang proyek Anantara
Uluwatu milik TIM dan Best Western Kuta Beach milik CUN. Proyek-proyek pembangunan tersebut
juga menyebabkan utang Perseroan kepada kontraktor meningkat.

Uang muka penjualan yang diperoleh Perseroan pada tahun 2010 merupakan uang muka penjualan
condotel Best Western Kuta Beach dan Anantara Uluwatu.

3. Perkembangan Ekuitas (Defisiensi Modal)

Tabel berikut ini menggambarkan rincian dari akun-akun ekuitas Perseroan dan Entitas Anak untuk
periode-periode terkait:

(dalam jutaan Rupiah)

30 Juni 31 Desember
Keterangan
2012 2011 2010(*) 2009(*)

Modal dasar ditempatkan dan disetor penuh 126.000 126.000 2.000 2.000
Uang muka setoran modal 90.000 - - -
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas (12.522) (12.522) - -
sepengendali
Proforma ekuitas dari selisih transaksi - - (5.705) (671)
restrukturisasi entitas sepengendali
Defisit (48.514) (33.118) (2.075) (2.577)
Kepentingan non-pengendali 1.466 1.476 (3.521) (377)
Jumlah Ekuitas (Defisiensi Modal) 156.429 81.836 (9.301) (1.625)
(*)
disajikan kembali

Periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 dibandingkan dengan
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011

Per tanggal 30 Juni 2012, ekuitas Perseroan bertambah sebesar Rp74.593 Juta atau 191,15%
menjadi Rp156.429 Juta dari yang semula Rp81.836 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2011. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh adanya uang muka setoran modal dari
pemegang saham Perseroan sebesar Rp90.000 Juta.

35
35
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2010

Ekuitas Perseroan juga meningkat menjadi Rp81.836 Juta per tanggal 31 Desember 2010 yang
terutama disebabkan oleh penambahan modal dasar ditempatkan dan disetor penuh oleh pemegang
saham sebesar Rp124.000 Juta.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dibandingkan dengan tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2009

Defisiensi modal Perseroan pada tahun 2010 yang berjumlah Rp9.301 Juta terutama disebabkan oleh
defisit keuangan yang berasal dari rugi bersih Perseroan. Pada periode tersebut, Perseroan masih
melakukan tahap awal pengembangan aset-aset Entitas Anak Perseroan dimana belum terjadi
komersialisasi usaha sehingga Perseroan masih belum mendapatkan pendapatan dari proyek-proyek
tersebut, sementara pengeluaran beban operasional yang timbul dari proyek tersebut harus
dicatatkan ke dalam laporan keuangan konsolidasian Perseroan.

E. Rasio Keuangan

30 Juni 31 Desember

Keterangan 2012 2011 2011 2010(*) 2009(*)


Tidak
Audit Audit Audit Audit
diaudit
Aset lancar/ Liabilitas jangka pendek 25,46% n.a. 20,33% 16,48% 2,18%
Quick Ratio 14,83% n.a. 9,23% 16,47% 2,17%
Jumlah Liabilitas/ Jumlah Aset 78,68% n.a. 85,00% 104,43% 102,96%
Laba bruto/ Pendapatan 56,48% 64,54% 55,76% 73,96% 63,76%
Kolektibilitas piutang (hari) 10 n.a. 6 2 9
Pendapatan/ Aset Tidak Lancar 2,34% n.a. 2,52% 2,85% 4,27%
Bangunan Dalam Penyelesaian 488.395 n.a. 323.305 125.814 1.817
(Rp Juta)
Belanja modal (Rp Juta) 166.063 n.a. 304.803 138.349 47.097
(*)
disajikan kembali

Rasio lancar menunjukkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang
akan jatuh tempo, dihitung dengan membagi aset lancar dengan liabilitas jangka pendek. Rasio
lancar pada periode per tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 31 Desember 2010 dan 31
Desember 2009 berturut-turut adalah 25,46%, 20,33%, 16,48%, dan 2,18%. Selain itu, quick ratio
Perseroan adalah 14,83%, 9,23%, 16,47%, dan 2,17% berturut-turut untuk periode per tanggal 30
Juni 2012, 31 Desember 2011, 31 Desember 2010 dan 31 Desember 2009. Hal ini disebabkan oleh
mulai beroperasinya hotel Perseroan sehingga terjadi penambahan aset lancar yang digunakan untuk
modal kerja operasional.
Rasio solvabilitas (jumlah liabilitas/ jumlah aset) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan
Perseroan dalam memenuhi seluruh kewajiban dengan menggunakan ekuitasnya. Rasio jumlah
liabilitas/ jumlah aset Perseroan per 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 31 Desember 2010 dan 31
Desember 2009 berturut-turut adalah 78,68%, 85,00%, 104,43% dan 102,96%.Tingkat solvabilitas
ini mengalami perubahan yang semakin baik karena disebabkan oleh adanya peningkatan nilai aset
hotel yang diakuisisi oleh Perseroan yang nilai perbandingan jumlah liabilitas terhadap jumlah asetnya
lebih baik.

36
36
Rasio kolektibilitas piutang menganalisa beberapa kali tiap tahunnya yang tercatat sebagai piutang
berputar dari bentuk piutang menjadi uang tunai. Perhitungannya yaitu dengan membandingkan total
piutang usaha yang dimiliki Perseroan dengan membandingkannya dengan total pendapatan dan
mengkalinya dengan jumlah hari (asumsi 365 hari). Semakin tinggi rasio tersebut, menunjukkan
modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya kalau rasio semakin rendah berarti
ada over investment dalam piutang. Tingkat kolektibilitas piutang Perseroan per 30 Juni 2012, 31
Desember 2011, 31 Desember 2010, dan 31 Desember 2009 adalah berturut-turut 10 hari, 6 hari, 2
hari dan 9 hari. Naiknya kolektibilitas piutang Perseroan per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011
disebabkan oleh adanya piutang usaha dari Best Western Kuta Beach milik CUN yang berasal dari
travel agent.

Rasio pendapatan/ aset tidak lancar menunjukkan pendapatan yang dihasilkan dari aset tidak lancar
yang dimiliki oleh Perseroan. Rasio pendapatan/ aset tidak lancar per 30 Juni 2012, 31 Desember
2011, 31 Desember 2010, dan 31 Desember 2009 adalah berturut-turut 2,34%, 2,52%, 2,85%, dan
4,27%. Rasio pendapatan dibandingkan tidak lancar mengalami penurunan dalam 3 tahun terakhir
terutama karena nilai aset Perseroan mengalami peningkatan yang diakibatkan oleh akuisisi hotel
yang dilakukan oleh Perseroan dan selesainya proyek hotel yang sebelumnya masih dalam proses
konstruksi.

Perseroan senantiasa melakukan belanja modal (capital expenditure) untuk mengembangkan


usahanya. Perseroan telah memulai proyek pembangunan hotel-hotelnya sehingga nilai bangunan
dalam penyelesaian terus meningkat. Nilai bangunan dalam penyelesaian Perseroan berturut-turut
adalah Rp488.395 Juta, Rp323.305 Juta, Rp125.814 Juta, dan Rp1.817 Juta untuk periode per
tanggal 30 Juni 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 31 Desember
2010 dan 31 Desember 2009, serta belanja modal Perseroan berturut-turut adalah Rp304.803 Juta,
Rp138.349 Juta, dan Rp47.097 Juta, untuk periode per tanggal 31 Desember 2011, 31 Desember
2010 dan 31 Desember 2009.

F. Arus Kas

Tabel di bawah ini menyajikan laporan arus kas konsolidasian Perseroan untuk periode sebagai
berikut:

(dalam jutaan Rupiah)


Periode 6 bulan yang berakhir Tahun-tahun yang berakhir
pada tanggal 30 Juni pada tanggal 31 Desember
Keterangan 2012 2011 2011 2010(*) 2009(*)
Tidak
Audit Audit Audit Audit
diaudit
Kas Bersih yang (Digunakan untuk) (7.548) 12.616 (36.883) (1.130) (45.003)
Diperoleh dari Aktivitas Operasi
Kas Bersih yang Digunakan untuk (162.457) (172.799) (221.804) (115.219) (1.915)
Aktivitas Investasi
Kas Bersih yang Diperoleh dari 175.346 157.024 256.352 121.641 46.978
Aktivitas Pendanaan
Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas 5.341 (3.159) (2.335) 5.293 60
dan Setara Kas
Kas dan Setara Kas Awal Periode 3.148 5.483 5.483 190 130
Tahun
Kas dan Setara Kas Akhir Periode 8.489 2.324 3.148 5.483 190
Tahun
(*)
disajikan kembali

37
37
a. Kas bersih yang (digunakan untuk) diperoleh dari aktivitas operasi

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi untuk periode enam bulan yang berakhir pada
tanggal 30 Juni 2012 sebesar Rp7.548 Juta, yang terdiri dari penerimaan kas pelanggan sebesar
Rp29.363 Juta, pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan sebesar Rp19.865 Juta, dan
pembayaran beban bunga dan keuangan sebesar Rp17.046 Juta. Sedangkan, kas bersih yang
diperoleh dari aktivitas operasi untuk periode yang sama untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30
Juni 2011 sebesar Rp12.616 Juta, yang terdiri dari penerimaan kas pelanggan sebesar Rp25.940 Juta,
pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan sebesar Rp12.677 Juta, dan pembayaran beban
bunga dan keuangan sebesar Rp647 Juta. Dengan telah beroperasinya hotel Best Western Kuta
Beach sejak bulan Agustus 2011, penerimaan kas dan pelanggan serta pembayaran kas kepada
pemasok dan karyawan untuk periode 6 bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 lebih tinggi
dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi untuk periode tahunan yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2011 sebesar Rp36.883 Juta, yang terdiri dari penerimaan kas pelanggan sebesar
Rp43.885 Juta, pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan sebesar Rp42.795 Juta, dan
pembayaran beban bunga dan keuangan sebesar Rp37.973 Juta. Penurunan kas bersih ini
dibandingkan dengan tahun lalu disebabkan oleh mulai beroperasinya hotel Best Western Kuta Beach
sejak bulan Agustus 2011 sehingga penerimaan kas dan pelanggan serta pembayaran kas kepada
pemasok dan karyawan lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi untuk periode tahunan yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2010 sebesar Rp1.130 Juta, yang terdiri dari penerimaan kas pelanggan sebesar
Rp29.915 Juta, pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan sebesar Rp6.627 Juta, dan
pembayaran beban bunga dan keuangan sebesar Rp24.417 Juta. Peningkatan kas bersih ini
dibandingkan dengan tahun lalu disebabkan oleh kenaikan tingkat hunian kamar serta kenaikan tarif
kamar pada hotel milik Perseroan yaitu Saraswati Borobudur.

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi untuk periode tahunan yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2009 sebesar Rp45.003 Juta, yang terdiri dari penerimaan kas pelanggan sebesar
Rp2.434 Juta, pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan sebesar Rp1.360 Juta, dan
pembayaran beban bunga dan keuangan sebesar Rp46.078 Juta.

b. Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi diperoleh dari aktivitas investasi dan arus kas
yang masuk dan keluar dari perubahan objek investasi.

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi untuk periode enam bulan yang berakhir pada
tanggal 30 Juni 2012 sebesar Rp162.457 Juta, yang terutama terdiri dari perolehan aset tetap berupa
peningkatan progres pembangunan proyek-proyek milik TIM, BBS, dan PN. Sedangkan, kas bersih
yang digunakan untuk aktivitas investasi untuk periode yang sama untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 30 Juni 2011 sebesar Rp172.799 Juta, yang seluruhnya terdiri dari perolehan aset tetap
berupa peningkatan progres pembangunan proyek-proyek milik TIM, CUN dan BBS.

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi untuk periode tahunan yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp221.804 Juta, yang terutama terdiri dari perolehan aset tetap.
Peningkatan kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi untuk periode tahunan yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan tahun sebelumnya disebabkan oleh peningkatan
progres pembangunan proyek-proyek milik TIM, CUN dan BBS.

38
38
Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi untuk periode tahunan yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp115.219 Juta, yang seluruhnya terdiri dari perolehan aset
tetap. Peningkatan kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi untuk periode tahunan yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dibandingkan tahun sebelumnya disebabkan oleh
peningkatan progres pembangunan proyek-proyek milik TIM dan CUN.

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi untuk periode tahunan yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2009 sebesar Rp1.915 Juta, yang seluruhnya terdiri dari perolehan aset tetap.

c. Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan

Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan untuk periode enam bulan yang berakhir pada
tanggal 30 Juni 2012 sebesar Rp175.346 Juta, yang terutama disebabkan oleh uang muka setoran
modal dari para pemegang saham Perseroan sebesar Rp90.000 Juta, penerimaan utang bank dari
Bank CIMB Niaga sebesar Rp67.277 Juta yang digunakan untuk pembiayaan progres pembangunan
proyek yang dimiliki TIM dan PN dan kenaikan utang kepada pihak berelasi sebesar Rp32.326 Juta
yang digunakan untuk membiayai progres pembangunan proyek yang dimiliki oleh TIM, BBS dan PN.
Sedangkan kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan untuk periode yang sama untuk tahun
yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2011 sebesar Rp157.024 Juta, yang terutama disebabkan oleh
peningkatan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp116.700 Juta dan penerimaan utang bank dari
Bank CIMB Niaga sebesar Rp69.671 Juta yang digunakan untuk membiayai progres pembangunan
proyek yang dimiliki oleh CUN, TIM dan BBS.

Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan untuk periode tahunan yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp256.352 Juta, yang terutama disebabkan oleh peningkatan
modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp124.000 Juta dan penerimaan utang bank dari Bank
CIMB Niaga sebesar Rp137.785 Juta, yang sebagian besar digunakan untuk membiayai progres
pembangunan proyek yang dimiliki oleh CUN, TIM dan BBS.

Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan untuk periode tahunan yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp121.641 Juta, yang terutama disebabkan oleh penerimaan
utang bank dari Bank CIMB Niaga dan Bank Victoria dengan jumlah sebesar Rp109.887 Juta, yang
sebagian besar digunakan untuk membiayai progres pembangunan proyek yang dimiliki oleh CUN dan
TIM serta untuk membiayai modal kerja pada hotel yang dimiliki oleh Perseroan.

Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan untuk periode tahunan yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2009 sebesar Rp46.978 Juta, yang seluruhnya berasal dari kenaikan utang
kepada pihak berelasi yang terutama digunakan untuk membayar sewa hak atas tanah untuk proyek
pembangunan yang dimiliki oleh TIM.

G. Belanja Modal

Perseroan melakukan belanja modal untuk investasi pada aset tetap seperti tanah, bangunan,
kendaraan dan peralatan kantor. Untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni
2012 serta tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, Perseroan
menghabiskan belanja modal masing-masing sebesar Rp169.754, Rp331.514 Juta, Rp141.742 Juta,
dan Rp92 Juta.

39
39
Untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012, yang memberikan kontribusi
pada nilai belanja modal Perseroan adalah terdiri dari pengeluaran belanja modal untuk
pembangunan proyek hotel yang masih dalam penyelesaian milik Entitas Anak Perseroan yaitu TIM,
BBS dan PN sebesar Rp169.464 Juta, pembelian peralatan-peralatan equipment hotel sebesar
Rp8 Juta, kendaraan sebesar Rp270 Juta dan pembelian perlengkapan kantor sebesar Rp12 Juta.

Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang memberikan kontribusi pada nilai
belanja modal Perseroan adalah terdiri dari pengeluaran belanja modal untuk tanah proyek milik TIM,
CUN, BBS dan PN sebesar Rp25.648 Juta, pembangunan proyek hotel yang masih dalam
penyelesaian milik Entitas Anak Perseroan yaitu TIM, BBS, CUN, dan PN sebesar Rp305.413 Juta,
pembelian perlengkapan kantor sebesar Rp280 Juta dan kendaraan sebesar Rp174 Juta.

Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang memberikan kontribusi pada nilai
belanja modal Perseroan adalah terdiri dari pengeluaran belanja modal untuk tanah proyek milik TIM,
CUN, BBS dan PN sebesar Rp12.966 Juta, pembangunan proyek hotel milik Entitas Anak Perseroan
yang masih dalam penyelesaian yaitu CUN dan TIM sebesar Rp125.814 Juta, pembelian perlengkapan
kantor sebesar Rp383 Juta dan kendaraan sebesar Rp2.579 Juta.

Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009, yang memberikan kontribusi pada nilai
belanja modal Perseroan adalah dari pengeluaran belanja modal untuk pembelian perlengkapan
kantor untuk TIM sebesar Rp92 Juta.

Sumber dana untuk belanja modal Perseroan adalah berasal dari modal pemegang saham dan hutang
yang didapatkan dari para Kreditur, dimana pembelian barang modal tersebut seluruhnya dalam mata
uang Indonesia Rupiah.

Tujuan pembelian barang modal oleh Perseroan adalah untuk memberikan peningkatan atas nilai dan
kinerja Perseroan. Jika timbul masalah yang tidak sesuai dengan pembelian dan tujuannya, maka
Perseroan akan melakukan relokasi atas barang-barang modal tersebut.

Perseroan tidak melakukan transaksi lindung nilai, karena seluruh pembelian barang modal dilakukan
dalam mata uang Indonesia Rupiah.

H. Perjanjian Off-Balance Sheet

Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan tidak memiliki perjanjian ataupun liabilitas off-balance
sheet.

I. Manajemen Risiko

Risiko utama yang timbul dari instrumen keuangan Grup adalah risiko kredit, risiko mata uang asing
dan risiko likuiditas. Tujuan manajemen risiko Grup secara keseluruhan adalah untuk secara efektif
mengelola risiko-risiko tersebut dan meminimalkan dampak yang tidak diharapkan pada kinerja
keuangan Grup. Direksi mereview dan menyetujui semua kebijakan untuk mengelola setiap risiko,
termasuk juga risiko ekonomi dan risiko usaha Grup, yang dirangkum di bawah ini, dan juga
memantau risiko harga pasar yang timbul dari semua instrumen keuangan.

40
40
a. Risiko kredit

Aset keuangan Grup yang memiliki potensi konsentrasi secara signifikan risiko kredit pada
dasarnya terdiri dari kas dan setara kas dan piutang usaha. Grup memiliki kebijakan kredit dan
prosedur untuk memastikan berlangsungnya evaluasi kredit dan pemantauan akun secara aktif.

Risiko kredit Grup timbul dari kegagalan bayar pihak lain, dengan risiko maksimum sama dengan
jumlah tercatat instrumen tersebut. Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, tidak
terdapat konsentrasi risiko kredit secara signifikan.

Risiko kredit pelanggan dikelola dengan cara melakukan hubungan usaha hanya dengan pihak
ketiga yang diakui dan kredibel. Grup memiliki kebijakan untuk semua pelanggan yang akan
melakukan perdagangan secara kredit harus melalui prosedur verifikasi kredit.

Risiko kredit maksimum Grup untuk komponen dalam laporan posisi keuangan pada tanggal 31
Desember 2011 dan 2010 adalah nilai tercatat seperti yang diilustrasikan dalam Catatan atas
laporan keuangan konsolidasian.

b. Risiko mata uang asing

Grup terekspos terhadap perubahan nilai tukar mata uang asing terutama dalam Dolar Amerika
Serikat pada liabilitas yang timbul dari utang bank dan uang muka penjualan. Manajemen telah
membuat kebijakan untuk mengelola risiko mata uang asing terhadap mata uang fungsional
Grup. Untuk mengelola risiko nilai tukar mata uang asing, Grup hanya bertransaksi dengan
institusi keuangan terkemuka

c. Risiko likuiditas

Manajemen risiko likuiditas yang hati-hati berarti mempertahankan kas dan setara kas yang
memadai untuk mendukung kegiatan bisnis secara tepat waktu. Grup menjaga keseimbangan
antara kesinambungan penagihan piutang serta melalui fleksibilitas penggunaan pinjaman bank
dan pinjaman lainnya.

Grup juga secara rutin mengevaluasi proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadwal
jatuh tempo utang bank panjang mereka, dan terus menelaah kondisi pasar keuangan untuk
memelihara fleksibilitas pendanaan dengan cara menjaga ketersediaan komitmen fasilitas kredit.
Kegiatan ini meliputi pinjaman bank

d. Manajemen modal

Tujuan utama pengelolaan modal Grup adalah untuk memastikan terpeliharanya rasio modal
yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham.

Grup mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian, berdasarkan perubahan


kondisi ekonomi. Untuk memelihara atau menyesuaikan struktur permodalan, Grup dapat
menyesuaikan pembayaran dividen kepada pemegang saham, menerbitkan saham baru atau
mengusahakan pendanaan melalui pinjaman. Tidak ada perubahan atas tujuan, kebijakan
maupun proses selama periode penyajian.

Kebijakan Grup adalah mempertahankan struktur permodalan yang sehat untuk mengamankan
akses terhadap pendanaan pada biaya yang wajar.

41
41
V. RISIKO USAHA

Investasi dalam Saham Perseroan mengandung risiko. Calon investor harus mempertimbangkan dengan cermat
faktor-faktor risiko berikut ini, serta informasi-informasi lainnya yang disebutkan di dalam Penawaran ini,
sebelum melakukan investasi dalam Saham Perseroan. Risiko-risiko yang diungkapkan Perseroan merupakan
risiko-risiko yang berhubungan dengan kegiatan usaha dan sektor industri Perseroan serta risiko-risiko ini bukan
satu-satunya risiko yang dapat mempengaruhi saham-saham Perseroan. Risiko-risiko lain yang saat ini tidak
diketahui atau yang saat ini tidak dianggap penting juga dapat mengganggu bisnis, arus kas, hasil usaha, kondisi
keuangan atau prospek usaha Perseroan. Apabila salah satu atau semua risiko tersebut terjadi, maka harga
saham Perseroan dapat mengalami penurunan sehingga para investor dapat menghadapi potensi kerugian
investasi.

1. Risiko Keamanan.

Perseroan sebagai perusahaan yang bergerak khususnya di industri penyediaan jasa pariwisata dan
perhotelan, maka faktor risiko keamanan merupakan faktor yang penting untuk diperhatikan oleh
Perseroan karena faktor ini merupakan faktor utama yang menjadi fokus perhatian dari wisatawan
dalam melakukan kunjungan wisata. Risiko keamanan yang berpengaruh diantaranya adalah:
Kejahatan umum (pencuri, copet, penganiayaan, perampokan, penipuan, pencurangan);
Kebrutalan tanpa pilih–pilih dan menjadi sasaran (seperti pemerkosaan) dan gangguan;
Kejahatan teroganisir (pemerasan, perdagangan budak, kekerasan);
Terorisme dan tindakan diluar hukum (penyerangan terhadap institusi negara dan sumber
kekayaan negara), pembajakan dan penyanderaan;
Peperangan, konflik sosial, keresahan sosial politik dan agama; dan
Ketidakmampuan jasa perlindungan terhadap publik dan institusi.

Risiko keamanan, khususnya terorisme, merupakan ancaman yang memiliki dampak pengaruh
terbesar. Ancaman terorisme yang kerap terjadi di Bali dapat menghambat datangnya tamu
pengunjung ke Bali. Pada peristiwa Bom Bali I yang terjadi pada bulan Oktober 2002, jumlah
wisatawan asing yang datang langsung ke Bali menurun sebesar 22,8% dan rata-rata tingkat hunian
hotel di Bali menurun dari 51,58% menjadi 43,17% dalam periode tahun 2002-2003 (Statistik
Parwisata Bali, 2006). Dampak yang sama juga terjadi setelah peristiwa Bom Bali II pada bulan
Oktober 2005, dimana jumlah wisatawan asing yang datang langsung ke Bali menurun sebesar 9,1%
serta rata-rata tingkat hunian hotel di Bali menurun dari 46,45% menjadi 40,35% dalam periode
tahun 2005-2006 (Statistik Pariwisata Bali, 2006). Risiko keamanan dapat mengakibatkan turunnya
kinerja operasional Perseroan yang diakibatkan oleh berkurangnya jumlah tamu yang datang
menginap di hotel-hotel milik Perseroan. Hal tersebut dapat berpotensi menurunkan pendapatan dan
profitabilitas Perseroan. Sampai dengan saat ini, sebagian besar unit usaha Perseroan berlokasi di
Bali, sehingga kondisi keamanan di Bali mendapat perhatian khusus oleh Perseroan.

Oleh karena itu, Perseroan telah melakukan langkah-langkah untuk mengelola risiko tersebut yaitu
antara lain:
Perseroan mempunyai rencana untuk melakukan diversifikasi portfolio proyek secara bertahap
di beberapa kota besar di Indonesia yang berada di luar wilayah Bali. Dengan demikian,
diharapkan Perseroan dapat mengurangi risiko penurunan pendapatan sebagai dampak dari
aksi terorisme.
Perseroan bersama-sama dengan pemerintah daerah berusaha untuk menciptakan kondisi
keamanan yang kondusif seperti melakukan pendataan terhadap semua karyawan yang bekerja
di hotel, meminta informasi selengkap-lengkapnya atas tamu yang menginap di hotel termasuk
paspor, KTP (Kartu Tanda Penduduk) atau pengenal identitas lainnya, melakukan pemeriksaan
secara berkala dengan Kepolisian Sektor setempat, dan menerapkan sistem keamanan sesuai
dengan prosedur Kepolisian Sektor setempat.

42
42
2. Risiko Perekonomian Dunia.

Kondisi dinamika dari perkembangan ekonomi dunia, baik secara langsung maupun tidak langsung
akan memberikan pengaruh kepada kinerja Perseroan. Berdasarkan data internal Perseroan, profil
dari seluruh tamu pengunjung hotel Perseroan merupakan wisatawan mancanegara yang berasal dari
Eropa, Amerika, Australia, dan Asia. Kondisi penyelesaian krisis di Eropa akan berpengaruh pada
keseluruhan perkembangan ekonomi dunia saat ini. Jika perkembangan keadaan ekonomi seperti
halnya perubahan tingkat suku bunga, inflasi, rating, menjadi memburuk khususnya pada negara-
negara asal wisatawan mancanegara maka hal ini akan berpengaruh negatif terhadap wisatawan
tersebut dan juga akhirnya akan mempengaruhi jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke
Indonesia, yang khususnya dalam hal ini wisatawan yang akan berkunjung ke Jawa Tengah dan Bali.
Apabila ketidakjelasan perkembangan ekonomi dunia ini berlangsung dalam jangka panjang dan
terjadi penurunan terhadap wisatawan mancanegara ke Indonesia, maka hal ini akan berpengaruh
pada pendapatan dan kinerja Perseroan.

3. Risiko Wabah Penyakit.

Jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Selain itu,
domisili negara asal dari wisatawan mancanegara tersebut juga semakin beragam. Kesehatan dari
wisatawan mancanegara yang berkunjung tidak dapat senantiasa diidentifikasi dan tidak bisa juga
melarang wisatawan yang memiliki tingkat kesehatan yang kurang optimum untuk datang berkunjung
ke Indonesia. Kondisi dari wisatawan yang tidak sehat dapat menularkan pada orang yang lain
sehingga dapat menimbulkan wabah penyakit selain ada faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan
terjadinya wabah penyakit. Kondisi kesehatan masyarakat dan kemungkinan terjadinya wabah
penyakit selalu diawasi dan dikendalikan oleh Pemerintah. Jika terjadi wabah penyakit menular yang
terjadi di Indonesia, maka hal ini dapat membuat negara asal dari wisatawan mancanegara
mengeluarkan Travel Warning untuk melarang warga negaranya mengunjungi Indonesia sehingga hal
ini dapat mempengaruhi tingkat kedatangan wisatawan mancanegara ke Indonesia, khususnya Jawa
Tengah dan Bali dimana hotel-hotel Perseroan berada, yang akhirnya dapat menurunkan pendapatan
dan profitabilitas Perseroan.

4. Risiko Persaingan Usaha.

Industri pariwisata dan perhotelan termasuk industri yang menarik karena memiliki prospektif yang
secara berkelanjutan dan berkembang. Kesuksesan dari suatu pengembangan hotel di suatu wilayah
wisata akan dapat segera diketahui oleh publik dengan mudah melalui berbagai indikator seperti
semakin ramainya tingkat hunian hingga banyaknya media transportasi yang tersedia di sekitar hotel
tersebut dan hal ini akan memberikan kesempatan dan dorongan bagi masyarakat yang lain untuk
masuk ke dalam industri ini untuk menjadi pesaing. Perseroan sebagai sebuah entitas bisnis
memahami bahwa persaingan merupakan bagian tidak terpisahkan dari kegiatan usaha. Persaingan
usaha jasa perhotelan dapat timbul antara lain dalam hal lokasi, fasilitas, pelayanan maupun harga.
Tidak hanya di Bali dan Jawa Tengah, tapi juga di berbagai tempat wisata di Indonesia, jumlah hotel
dan villa mengalami pertumbuhan yang signifikan seiring dengan pertumbuhan industri pariwisata,
sehingga menyebabkan terciptanya persaingan usaha. Sangat dimungkinkan bahwa di lokasi sekitar
hotel-hotel Perseroan akan terdapat adanya kompetisi yang ketat terhadap harga yang akan
ditawarkan kepada para calon wisatawan. Hal ini dapat berpengaruh baik langsung maupun tidak
langsung dapat menurunkan pendapatan dan profitabilitas Perseroan.

5. Risiko Terminasi Kerjasama dengan Jaringan Hotel Internasional

Perseroan bekerjasama dengan jaringan hotel internasional, yang merupakan operator hotel ternama
di dunia dalam hal pengoperasian hotelnya yaitu antara lain Starwood, Anantara, dan Best Western.
Perseroan mendapatkan manfaat positif melalui kerjasama dengan jaringan-jaringan hotel ternama

43
43
tersebut diantaranya adalah Perseroan dapat menggunakan brand yang telah dikenal luas di dunia
sebagai salah satu sarana pemasaran untuk dapat menarik wisatawan menginap di hotel Perseroan.
Melalui kerjasama tersebut hotel-hotel Perseroan menerapkan standarisasi pelayanan dan sistem-
sistem yang diterapkan untuk mendukung kegiatan operasional hotel-hotel Perseoran dengan tujuan
untuk memberikan pelayanan prima kepada wisatawan. Perjanjian kerjasama tersebut memuat syarat
dan ketentuan yang dapat menyebabkan pengakhiran kerjasama lebih awal sebelum tanggal yang
ditetapkan. Apabila terjadi terminasi atau pemutusan kerjasama dengan jaringan hotel internasional,
hal ini dapat mempengaruhi kegiatan operasional di hotel-hotel Perseroan dan dapat menurunkan
kinerja keuangan Perseroan.

6. Risiko Kondisi Politik di Indonesia.

Indonesia merupakan negara demokrasi dimana setiap warganya memiliki hak untuk dapat
memberikan suaranya. Pada perkembangannya seringkali pihak yang ingin memberikan suara dan
pendapatnya melakukan demonstrasi (unjuk rasa) yang kemudian diikuti dengan huru-hara ataupun
sikap anarkis seperti melakukan perusakan terhadap properti publik maupun milik pribadi masyarakat.
Risiko yang dimaksud adalah hal yang terkait dengan kondisi stabilitas politik Indonesia, dimana
terkadang diwarnai ketidakpuasan masyarakat terhadap kondisi politik di Indonesia dan ditunjukkan
melalui aksi demonstrasi khususnya yang dilakukan secara negatif yang sering terjadi di Jakarta dan
kota-kota besar di Indonesia lainnya. Tidak semua pihak dapat memahami kondisi ini terlebih lagi
negara asal wisatawan mancanegara yang tidak memiliki informasi yang lengkap, yang kemudian
ditambah oleh liputan-liputan media nasional maupun internasional atas kejadian-kejadian tersebut
seringkali memberikan gambaran seakan-akan kondisi Indonesia sebagai tempat yang tidak aman,
pada akhirnya keseluruhan hal ini terkadang membuat calon wisatawan banyak yang menunda atau
membatalkan rencana perjalanan wisata mereka ke Indonesia. Berkurangnya minat wisatawan untuk
berkunjung ke Indonesia, khususnya Jawa Tengah dan Bali, saat dimana terdapat isu tidak
kondusifnya politik, dapat menurunkan pendapatan usaha dan kinerja Perseroan.

7. Risiko Lingkungan.

Perseroan selalu mengusahakan untuk dapat mencerminkan kebudayaan lokal ke dalam setiap desain
arsitektur hotelnya termasuk mengintegrasikan kearifan budaya lokal dalam setiap aktivitas di hotel
Perseroan. Lokasi hotel Perseroan di Magelang, Ubud, Uluwatu dan Seminyak, merupakan suatu
daerah yang masih sarat hubungannya dengan desa dan masyarakat sekeliling yang masih
menjunjung tinggi nilai dan budaya setempat. Oleh karena itu, dalam rangka untuk menghidupkan
budaya di dalam hotelnya, Perseroan mempekerjakan karyawan lokal di sekitar hotel. Hal ini secara
tidak langsung sebagai bentuk tanggung jawab Perseroan kepada masyarakat sekitar. Apabila
harmoni kerjasama yang telah terjalin dengan baik ini terganggu, maka hal ini dapat menimbulkan
gangguan-gangguan lokal seperti penutupan jalan menuju lokasi, perusakan unit, yang dapat
menurunkan reputasi, kinerja operasional dan pendapatan usaha Perseroan.

8. Risiko Kebijakan Pemerintah.

Risiko ini timbul dari perubahan kebijakan Pemerintah baik di tingkat pusat maupun di daerah,
khususnya yang berkaitan secara langsung dengan industri pariwisata dan perhotelan secara
keseluruhan maupun pariwisata dan perhotelan di Jawa Tengah dan Bali. Kebijakan terkait dengan
industri pariwisata secara keseluruhan seperti kebijakan mengenai perolehan visa turis ke Indonesia,
tarif maskapai penerbangan, dan fokus pengembangan daerah pariwisata lainnya dapat
mempengaruhi hotel Perseroan. Sebagai contoh, apabila terjadi perubahan kebijakan bahwa
perolehan visa turis ke Indonesia dipersulit dan tarif penerbangan ke Indonesia dinaikkan secara
material maka hal tersebut akan menurunkan minat wisatawan khususnya wisatawan mancanegara
datang ke Indonesia. Hal ini juga akan berdampak pada destinasi wisatawan mancanegara saat ini
seperti Bali, Jawa Tengah, dan daerah lainnya. Perubahan kebijakan pemerintah yang secara
langsung maupun tidak langsung tidak mendukung industri pariwisata dan perhotelan dapat

44
44
mengurangi jumlah wisatawan ke Indonesia khususnya Jawa Tengah dan Bali yang pada akhirnya
dapat berdampak menurunkan pendapatan usaha dan kinerja Perseroan.

9. Risiko Kebakaran dan Bencana Alam.

Posisi Indonesia dikepung oleh tiga lempeng tektonik dunia yakni Lempeng Indo-Australian, Eurasia
dan Lempeng Pasifik yang apabila bertemu dapat menghasilkan tumpukan energi yang memiliki
ambang batas tertentu. Selain itu, Indonesia juga berada pada Pacific Ring Of Fire yang merupakan
jalur rangkaian gunung api aktif di dunia yang setiap saat dapat meletus dan mengakibatkan
datangnya bencana alam dan kebakaran. Indonesia terletak di daerah yang rawan terhadap letusan
gunung berapi, gempa bumi dan tsunami. Pada tahun 2004 terjadi tsunami di daerah Aceh dan juga
berdampak di daerah sekitarnya. Pada tahun 2006 terjadi gempa yang relatif besar di Yogyakarta,
disusul gempa di Sumatera Barat pada tahun tahun 2009, dan sampai saat ini juga masih sering
terjadi gempa bumi dengan skala-skala yang berbeda di beberapa daerah di Indonesia.

Kejadian-kejadian tersebut diatas jika terjadi di daerah Jawa Tengah dan Bali maka dapat
menyebabkan kerusakan bangunan dan infrastruktur yang material dan juga korban jiwa khususnya
pada hotel-hotel Perseroan dan lingkungan sekitar. Risiko yang timbul adalah kebakaran pada salah
satu atau sebagian besar dari hotel yang dimiliki oleh Perseroan. Pada saat terjadi kebakaran, hal ini
dapat merusak struktur bangunan tersebut sehingga unit yang mengalami kebakaran tidak dapat
beroperasi secara normal dan diperlukan perbaikan. Dampak dari kejadian alam ini dapat
menurunkan minat wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia dan termasuk destinasi ke Jawa
Tengah dan Bali dan pada akhirnya berpengaruh pada hotel-hotel milik Perseroan. Apabila terjadi
kejadian kebakaran atau bencana alam yang terjadi secara terus menerus maka dapat menurunkan
pendapatan usaha Perseroan, prospek usaha dan kinerja Perseroan secara keseluruhan.

10. Risiko Nilai Tukar.

Risiko nilai tukar adalah suatu bentuk risiko yang muncul menjadi beban Perseroan karena perubahan
nilai tukar suatu mata uang terhadap mata uang yang lain. Sebagian dari fasilitas pinjaman yang
diperoleh Perseroan adalah dalam bentuk mata uang asing yang rentan terhadap risiko perubahan
kurs, walaupun sebagian dari pendapatan usaha Perseroan adalah dalam bentuk US Dollar. Perseroan
tidak memiliki perjanjian lindung nilai untuk membatasi kerugian dari fluktuasi nilai tukar mata uang
asing, sehingga apabila terjadi apresiasi signifikan nilai US Dollar atau mata uang asing lainnya
terhadap Rupiah yang merugikan Perseroan maka hal tersebut akan dapat menurunkan laba bersih
Perseroan.

11. Risiko Ketidakmampuan Perseroan Menyelesaikan Rencana Pengembangan di Masa


Depan.

Perseroan berkeinginan untuk terus berkembang di masa yang akan datang dimana Perseroan
memiliki strategi untuk selalu mengidentifikasi lokasi strategis untuk mengembangkan pengembangan
hotelnya. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi rencana pengembangan hotel oleh
Perseroan diantaranya seperti perolehan perijinan yang diperlukan, pembangunan oleh kontraktor
pihak ketiga, dan ekspektasi minat jaringan hotel internasional dan wisatawan. Jika ada perubahan
yang berdampak negatif dari masing-masing faktor tersebut maka Perseroan tidak dapat memberikan
jaminan bahwa Perseroan dapat secara berkesinambungan melakukan pengembangan usaha di masa
mendatang, dan hal ini dapat menimbulkan dampak yang negatif terhadap kegiatan usaha,
operasional dan kinerja keuangan Perseroan.

45
45
12. Risiko Kendala Pendanaan dan Keterlambatan Penyelesaian Proyek.

Pada saat ini masih terdapat 2 hotel milik Perseroan yang masih dalam proses pembangunan yaitu
Westin Ubud dan Sarasvati – A Luxury Collection Seminyak, dimana Westin Ubud sudah mencapai
kemajuan hingga 93% yang direncanakan mulai pra-operasional pada Februari 2013 dan Sarasvati –
A Luxury Collection Seminyak sudah mencapai kemajuan hingga 50% yang direncanakan mulai pra-
operasional pada Juni 2013.

Pembangunan setiap hotel yang dilakukan oleh Perseroan merupakan proyek jangka panjang dimulai
dari perolehan lahan, studi kelayakan, perijinan dan legalitas, persiapan pembangunan, pembangunan
konstruksi, hingga fase penyelesaian. Fase pembangunan hotel baru Perseroan akan dilakukan jika
seluruh tahapan studi kelayakan telah dilakukan dan Perseroan memiliki dana untuk melakukan
pembangunan konstruksi baik melalui modal sendiri ataupun hutang kepada bank ataupun kepada
lembaga keuangan lainnya. Ketersediaan dana pembangunan dari awal sangat penting karena
Perseroan membutuhkan pendanaan awal dimulai pada saat fase perolehan lahan. Perbankan biasanya
mulai memberikan pendanaan jika Perseroan telah menguasai lahan dan siap untuk melakukan fase
konstruksi. Oleh karena itu, ketersediaan pendanaan dari awal hingga penyelesaian pembangunan
merupakan hal yang penting, dan jika ada keterlambatan pendanaan dapat menyebabkan
keterlambatan penyelesaian proyek yang pada akhirnya dapat menyebabkan Perseroan kehilangan
kesempatan untuk mendapatkan momentum pertumbuhan pendapatan.

13. Risiko Kondisi dan Peraturan Pasar Modal Indonesia.

Kondisi Pasar Modal Indonesia secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi harga
saham Perseroan. Pasar Modal Indonesia jika dibanding dengan pasar modal negara maju, memiliki
tingkat likuiditas maupun kapitalisasi pasar yang lebih rendah serta lebih berfluktuasi terhadap segala
bentuk informasi.

Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan telah menandatangani Kontrak Pendahuluan
Pencatatan Saham dengan BEI. Namun demikian penawaran saham belum dilakukan dan karenanya
belum ada pasar yang terbentuk untuk saham Perseroan. Perseroan tidak dapat menjamin adanya
pasar yang terbentuk setelah masa penawaran saham dilakukan maupun likuiditas saham yang
memungkinkan calon investor untuk melakukan jual beli saham Perseroan sesuai dengan harga dan
waktu tertentu.Lebih lanjut, apabila Perseroan telah memenuhi seluruh persyaratan dan ketentuan
pencatatan BEI, Perseroan memerlukan selambat-lambatnya 3 hari setelah akhir periode penjatahan
untuk melakukan pencatatan saham Perseroan. Selama periode tersebut, calon investor dalam negeri
maupun asing tidak dapat mengalihkan saham yang telah didistribusikan ke rekening efeknya. Dan
karenanya calon investor dalam negeri maupun asing akan menghadapi risiko pengaruh kondisi Pasar
Modal Indonesia atas harga saham Perseroan.Khusus untuk calon investor asing diharap agar
memahami peraturan yang berlaku di Pasar Modal Indonesia, yang mungkin berbeda dengan
peraturan pasar modal yang berlaku di negara asalnya.

14. Risiko Fluktuasi Harga Saham.

Harga saham setelah Penawaran Umum dapat berfluktuasi dan dapat diperdagangkan pada harga yang
cukup rendah di bawah Harga Penawaran, yang tergantung pada berbagai faktor seperti: perbedaan
realisasi kinerja keuangan dan operasional aktual dengan yang diharapkan oleh para pembeli, pemodal
dan analis; perubahan rekomendasi atau persepsi analis terhadap Perseroan atau Indonesia; perubahan
pada kondisi ekonomi, politik atau kondisi pasar di Indonesia; keterlibatan Perseroan dalam perkara
litigasi; perubahan harga-harga saham perusahaan-perusahaan asing (terutama di Asia) dan di negara-
negara berkembang, dan faktor-faktor lainnya.

46
46
15. Tidak ada antisipasi untuk membayar dividen di masa mendatang.

Perseroan memiliki sejarah yang terbatas dari pendapatan dan tidak ada kepastian bahwa Perseroan
akan memperoleh pendapatan atau keuntungan yang timbul dari kegiatan usaha yang ada.
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian per 30 Juni 2012, Perseroan masih mempunyai laba
ditahan negatif sehingga membatasi Perseroan dalam membagikan dividen kepada para pemegang
saham.

MANAJEMEN PERSEROAN DENGAN INI MENYATAKAN BAHWA PERSEROAN TELAH


MENGUNGKAPKAN SELURUH RISIKO USAHA MATERIAL YANG DISUSUN BERDASARKAN BOBOT
RISIKO TERHADAP KEGIATAN USAHA UTAMA DAN KEUANGAN PERSEROAN, YANG DIMULAI DARI
RISIKO USAHA UTAMA PERSEROAN.

47
47
VI. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR
INDEPENDEN

Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal
30 Juni 2012 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (―KAP‖) Tjahjadi & Tamara, akuntan publik
independen, berdasarkan standar auditing yang telah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia (―IAPI‖), dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian, dengan paragraf penjelasan
mengenai penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 38 (Revisi 2004),
―Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali‖ dan menyajikan kembali laporan keuangan
konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1
Januari 2009/31 Desember 2008 atas perubahan tersebut seolah-olah Perseroan dan Entitas Anak
telah bergabung sejak permulaan periode yang disajikan. Namun, KAP Tjahjadi & Tamara tidak
membuat perikatan untuk melakukan audit, reviu, atau menetapkan prosedur apapun terhadap
laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31
Desember 2008 selain yang berkaitan dengan penyesuaian tersebut, dan oleh karena itu tidak
menyatakan pendapat atau bentuk keyakinan lain atas laporan keuangan untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008 secara keseluruhan.
Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2011 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (―KAP‖) Tjahjadi & Tamara, akuntan publik
independen, berdasarkan standar auditing yang telah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia (―IAPI‖), dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian, dengan paragraf penjelasan
mengenai penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 38 (Revisi 2004),
―Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali‖ dan menyajikan kembali laporan keuangan
konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 1 Januari
2010/31 Desember 2009 atas perubahan tersebut seolah-olah Perseroan dan Entitas Anak telah
bergabung sejak permulaan periode yang disajikan. Laporan keuangan untuk tahun-tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008, telah diaudit oleh KAP Paul Hadiwinata,
Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan, akuntan publik independen, berdasarkan standar auditing yang
telah ditetapkan oleh IAPI, yang seluruhnya mendapat pendapat Wajar Tanpa Pengecualian.
Berdasarkan keseluruhan laporan keuangan tersebut, berikut adalah kejadian penting yang
mempunyai dampak cukup material terhadap keadaan keuangan dan hasil usaha Perseroan dan
Entitas Anak yang terjadi setelah tanggal Laporan Auditor Independen yaitu 12 Desember 2012:
Pada tanggal 14 Desember 2012, Perseroan telah menerima pembayaran pelunasan seluruh
piutang pihak berelasi dari PT Tiara Realty, dengan saldo piutang dan telah terbayar lunas sebesar
Rp7.735.544.484,- (tujuh miliar tujuh ratus tiga puluh lima juta lima ratus empat puluh empat ribu
empat ratus delapan puluh empat Rupiah).
Pada tanggal 14 Desember 2012, Entitas Anak Perseroan, yaitu TIM, telah melakukan pembayaran
pelunasan seluruh utang non-usaha pihak berelasi kepada PT Tiara Realty, dengan saldo
terhutang dan telah terbayar lunas sebesar Rp2.827.099.434,- (dua miliar delapan ratus dua puluh
tujuh juta sembillan puluh sembilan ribu empat ratus tiga puluh empat Rupiah).
Pada tanggal 14 Desember 2012, Entitas Anak Perseroan, yaitu CUN, telah melakukan
pembayaran pelunasan seluruh utang non-usaha pihak berelasi kepada PT Tiara Realty, dengan
saldo terhutang dan telah terbayar lunas sebesar Rp222.827.240,- (dua ratus dua puluh dua juta
delapan ratus dua puluh tujuh ribu dua ratus empat puluh Rupiah).
Pada tanggal 14 Desember 2012, Entitas Anak Perseroan, yaitu BBS, telah melakukan pembayaran
pelunasan seluruh utang non-usaha pihak berelasi kepada PT Tiara Realty, dengan saldo
terhutang dan telah terbayar lunas sebesar Rp2.655.857.640,- (dua miliar enam ratus lima puluh
lima juta delapan ratus lima puluh tujuh ribu enam ratus empat puluh Rupiah).
Pada tanggal 14 Desember 2012, Entitas Anak Perseroan, yaitu PN, telah melakukan pembayaran
pelunasan seluruh utang non-usaha pihak berelasi kepada PT Tiara Realty, dengan saldo
terhutang dan telah terbayar lunas sebesar Rp118.585.197,- (seratus delapan belas juta lima ratus
delapan puluh lima ribu seratus sembilan puluh tujuh Rupiah).
Tidak terdapat kejadian penting lainnya selain yang telah diungkapkan di atas.

48
48
VII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK

A. Riwayat Singkat Perseroan

Perseroan yang berkedudukan di Jakarta Selatan adalah suatu Perseroan terbatas yang menjalankan
kegiatan usahanya menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Republik Indonesia. Perseroan didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 05 tanggal 25 Maret 2006,
yang diubah dengan Akta Perubahan No. 04 tanggal 10 Agustus 2006, keduanya dibuat di hadapan
Rina Utami Djauhari, S.H., Notaris di Jakarta, dengan nama PT Saraswati Griya Lestari. Akta pendirian
tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. W7-02974
HT.01.01-TH.2007 tanggal 21 Maret 2007, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan di Kantor
Pendaftaran Perusahaan Kabupaten Magelang di bawah No. 26/BH.11-30/IV/2010 tanggal 14 April 2010,
serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 47 tanggal 21 Mei 2010, Tambahan
Berita Negara Republik Indonesia No. 4547/2010.

Seluruh ketentuan anggaran dasar Perseroan telah diubah untuk disesuaikan dengan UUPT,
sebagaimana dinyatakan dalam Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Di Luar RUPS No. 22
tanggal 29 Juli 2008, dibuat di hadapan Rina Utami Djauhari, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah
mendapat persetujuan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-
56269.AH.01.02.Tahun 2008 tertanggal 28 Agustus 2008 dan telah didaftarkan dalam Daftar
Perseroan No. AHU-0076917.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 28 Agustus 2008, serta telah diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 41 tanggal 21 Mei 2010, Tambahan Berita Negara
Republik Indonesia No. 4548/2010.

Anggaran dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan yaitu sebagaimana dimuat
dalam akta-akta sebagai berikut:
1. Akta No. 07 tanggal 22 Februari 2011, dibuat di hadapan Dewi Sukardi, S.H., M.Kn., Notaris di
Kabupaten Tangerang, yang menyetujui untuk: (i) pengalihan saham; (ii) peningkatan modal
dasar; dan (iii) peningkatan modal ditempatkan dan disetor. Perubahan tersebut telah
memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-
18030.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 11 April 2011 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan
No. AHU-0028731.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 11 April 2011 serta telah diterima dan dicatat
dalam database Sismimbakum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Departemen
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai dengan Surat No. AHU-AH.01.10-11204
tanggal 14 April 2011 perihal Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan serta telah
didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0030047.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 14 April
2011.
2. Akta No. 04 tanggal 2 November 2011, dibuat di hadapan Dewi Maya Rachmandani Sobari S.H.,
M.Kn., Notaris di Tangerang Selatan, yang menyetujui untuk meningkatkan modal ditempatkan
dan disetor. Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan
Surat Keputusan No. AHU-AH.01.10-38629 tanggal 29 November 2011 perihal Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan serta telah didaftarkan dalam Daftar
Perseroan No. AHU-0097288.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 29 November 2011.
3. Akta No. 11 tanggal 26 Juni 2012 jo. Akta No. 11 tanggal 26 Juli 2012, dibuat di hadapan Harry
Purnomo, S.H., M.H., M.Kn., Notaris di Bekasi, yang menyetujui untuk meningkatkan modal
ditempatkan dan disetor. Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menkumham
berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-AH.01.10-33763 tanggal 17 September 2012 perihal
Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan serta telah didaftarkan dalam
Daftar Perseroan No. AHU-0082758.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 17 September 2012.

Anggaran dasar Perseroan terakhir kali diubah dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham
Perseroan berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 06 tanggal 16 Oktober 2012 yang
dibuat di hadapan Dewi Sukardi, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Tangerang, yang menyetujui

49
49
untuk (i) meningkatkan modal dasar; (ii) meningkatkan modal ditempatkan dan disetor; (iii) merubah
susunan anggota direksi dan dewan komisaris Perseroan; (iv) merubah seluruh Anggaran Dasar
Perseroan antara lain menyesuaikan dengan Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.J.1 Lampiran
Keputusan Ketuan Bapepam dan LK Nomor KEP-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008, dan mengubah
status Perseroan dari Perseroan Tertutup menjadi Perseroan Terbuka sehingga nama Perseroan
menjadi ―PT Saraswati Griya Lestari Tbk‖; (v) penjualan saham baru dalam simpanan Perseroan
sebanyak-banyaknya 1.000.000.000 (satu miliar) saham baru yang dikeluarkan dari portepel, masing-
masing saham tersebut dengan nilai nominal Rp100,- (seratus Rupiah), dengan atau tanpa disertai
penerbitan Waran yang menyertai saham biasa atas nama tersebut, yang ditawarkan kepada
Masyarakat melalui Penawaran Umum, dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku
termasuk peraturan Pasar Modal dan Peraturan Bursa Efek yang berlaku di tempat dimana saham-
saham Perseroan dicatatkan; (vi) memberikan kuasa kepada Direksi Perseroan: untuk melaksanakan
segala tindakan yang diperlukan sehubungan dengan IPO ( Initial Publik Offering/Penawaran Umum
Perdana Saham), termasuk tetapi tidak terbatas pada menetapkan penggunaan dana atas dana yang
diperoleh melalui Penawaran Umum, mendaftarkan saham-saham Perseroan dalam Penitipan Kolektif
sesuai dengan peraturan Kustodian Sentral Efek Indonesia, mencatatkan seluruh saham Perseroan
yang merupakan saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh pada Bursa Efek; dan (vii)
memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk: menentukan kepastian jumlah Saham
yang dikeluarkan melalui Penawaran Umum kepada masyarakat serta menyatakan dalam akta
Notaris mengenai peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan sebagai realisasi
pengeluaran saham yang telah dikeluarkan dalam Penawaran Umum, setelah Penawaran Umum
selesai dilaksanakan. Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menkunham
berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-55211.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 25 Oktober 2012 dan
telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0093608.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 25
Oktober 2012, serta telah dicatat dalam Database Sisminbakum Departemen Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia sesuai dengan (i) Surat No. AHU-AH.01.10-38837 tanggal 31 Oktober
2012 perihal Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan dan telah didaftarkan
dalam Daftar Perseroan No. AHU-0094699.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 31 Oktober 2012 (ii) Surat
No. AHU-AH.01.10-38838 tanggal 31 Oktober 2012 perihal Penerimaan Pemberitahuan Perubahan
Data Perseroan dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0094700.AH.01.09.Tahun
2012 tanggal 31 Oktober 2012.

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar, maksud dan tujuan Perseroan adalah berusaha dalam bidang
usaha penyediaan akomodasi.

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha
utama sebagai berikut:
a. Usaha Hotel;
b. Usaha Pondok Wisata;
c. Usaha Bumi Perkemahan;
d. Usaha Persinggahan Karavan;
e. Jasa Pengelolaan Properti (Apartemen, Kondominium).

Perseroan juga mendapatkan sertifikasi-sertifikasi dari pihak ketiga, yaitu antara lain sebagai berikut:
- Sertifikat dari Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Tengah tertanggal 26 Juli 2007, yang menyatakan
bahwa telah dipenuhinya syarat legalitas usaha hotel untuk Saraswati Borobudur.
- Certificate of Excellence for The Year 0f 2012, Saraswati Borobudur.

50
50
B. Perizinan

Perseroan telah memiliki izin-izin yang wajib dipenuhi terkait dengan kegiatan usaha yang dilakukan
Perseroan yaitu:

1. Kantor Perseroan

Pemerintahan Daerah

a. Surat Keterangan Domisili Perusahaan

Surat Keterangan Domisili Perusahaan No. 549/1.824/VI/2012 tanggal 7 Juni 2012, yang
dikeluarkan oleh Lurah Grogol Utara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yang menerangkan
bahwa Perseroan berdomisili di The Bellezza Shopping Arcade Lt.1 No. 130-131, Jl. Letjend
Soepeno No. 34 Arteri Permata Hijau, Kelurahan Grogol Utara, Kecamatan Kebayoran Lama,
Jakarta Selatan, 12210, yang berlaku sampai dengan tanggal 7 Juni 2013.

b. Tanda Daftar Perusahaan

Tanda Daftar Perusahaan No. 113015500174 tanggal 19 Juni 2007, yang dikeluarkan oleh
Kepala Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Magelang selaku Kepala Kantor Pendaftaran
Perusahaan atas nama Bupati Magelang, yang berlaku sampai dengan tanggal 7 Juni 2012.

Keterangan:
Berdasarkan Surat Pernyataan tertanggal 5 Desember 2012, TDP yang dimiliki oleh Perseroan adalah TDP yang
diperoleh dari Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Magelang dimana
Perseroan memiliki kantor proyek. Sehubungan dengan TDP untuk kantor Pusat saat ini Perseroan sedang
melakukan pengurusan atas perolehan TDP tersebut.

Perpajakan

a. Nomor Pokok Wajib Pajak

Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak: 02.504.049.4-013.000 tanggal 24 April 2006 untuk kantor
Perseroan yang beralamat di Jalan Biduri Permata Hijau Blok P/1 Rt. 006 Rw. 004 Grogol
Utara Kebayoran Lama Jakarta Selatan.

b. Surat Keterangan Terdaftar

Surat Keterangan Terdaftar No. PEM-820/WPJ. 04/KP.06403/2006 tanggal 24 April 2006,


yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Kebayoran Lama, yang
menyatakan bahwa Perseroan memiliki kewajiban pajak atas PPh Pasal 4 ayat (2), PPh Pasal
15, PPh Pasal 19, PPh Pasal 21, PPh Pasal 23, dan PPh Pasal 25, dan PPh Pasal 29.

2. Ketenagakerjaan

a. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)

Dalam rangka memenuhi ketentuan dalam Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan juncto Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial
Tenaga Kerja juncto Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1993 tentang Penyelenggaraan
Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Perseroan telah mengikutsertakan karyawannya dalam
program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dibuktikan dengan Sertifikat Kepesertaan
Jaminan Sosial Tenaga Kerja No. 1100000016629 tanggal 2 Agustus 2011.

51
51
b. Wajib Lapor Ketenagakerjaan

Laporan Ketenagakerjaan tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan yang telah didaftarkan di


Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta Selatan dengan Nomor
pendaftaran: 29076/2012 tanggal 06 September 2012, pendaftaran dilakukan sebagaimana
dimaksud pada Pasal 6 ayat (2) Undang-undang Nomor 7 tahun 1981 tentang Wajib Lapor
Ketenagakerjaan di Perusahaan, dengan kewajiban Perseroan mendaftar kembali pada
tanggal 06 September 2013.

c. Wajib Lapor Penyelenggaraan Fasilitas Kesejahteraan Pekerja

Dalam rangka memenuhi ketentuan dalam Peraturan Daerah Khusus Ibukota Nomor 6 Tahun
2004 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Pekerja Pada Perusahaan di Wilayah DKI
Jakarta, Perseroan telah mendaftarkan karyawannya pada Wajib Lapor Penyelenggaraan
Fasilitas Kesejahteraan Pekerja Pada Perusahaan sebagaimana dibuktikan dengan Wajib
Lapor Penyelenggaran Fasilitas Kesejahteraan Pekerja/Buruh Pada Perusahaan dengan
Nomor Pendaftaran: 10274 tanggal 06 September 2012 yang dikeluarkan oleh Kepala Suku
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan, dengan
kewajiban mendaftar kembali pada tanggal 05 September 2013.

3. Proyek Perseroan – Saraswati Borobudur

Pemerintah Umum

a. Tanda Daftar Perusahaan

Tanda Daftar Perusahaan No. 113015500174 tanggal 3 Oktober 2012, yang dikeluarkan oleh
Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Magelang,
yang berlaku sampai dengan tanggal 7 Juni 2017.

b. Izin Mendirikan Bangunan

Surat Keputusan Bupati Magelang No. 188.4/640/3130/KEP/34/2006 tanggal 19 Desember


2006 tentang Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

Perizinan terkait Bidang Usaha

a. Izin Usaha Hotel dan Restauran

Surat Keputusan No. 188.4/556.3/18/KEP/59/2012 tanggal 5 Juni 2012 tentang Izin Usaha
Pariwisata/Hotel & Restauran ―Saraswati Borobudur‖, yang dikeluarkan oleh Kepala Badan
Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Malang, yang harus
dilakukan pendaftaran ulang (herregistrasi) pada tanggal 5 Juni 2017.

b. Izin Gangguan dan Izin Tempat Usaha

Keputusan Bupati Magelang No. 188.4/504/3027/KEP/34/2006 tentang Pemberian Izin


Gangguan Dan Izin Tempat Usaha Bupati Magelang tanggal 15 Desember 2006 untuk Hotel
dan Restauran Saraswati Borobudur, yang berlaku sampai dengan tanggal 14 Desember
2011. Perseroan telah melakukan pendaftaran ulang ( Herregistrasi) Periode I berdasarkan
Tanda Pendaftaran Ulang Izin Gangguan No. 188.4/504/334/KEP/59/2012 tanggal 5 Juni
2012.

52
52
c. Izin Reklame

Surat Keputusan Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten Magelang No. 188.4/510.1/197/KEP/59/2012 tentang Izin Pemasangan
Penyelenggaraan Reklame tanggal 1 Oktober 2012, yang berlaku sampai dengan tanggal 18
September 2013.

d. Laik Sehat

Sertifikat Laik Sehat (Hygiene Sanitasi) No. 188.4/1019/16/VI/2006 tanggal 24 Juni 2006,
yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, yang menerangkan
bahwa Hotel dan Restauran ―Saraswati‖ berdasarkan hasil pemeriksaan hygiene sanitasi pada
tanggal 10 Juni 2006 serta pemeriksaan laboratorium terhadap contoh fasilitas sanitasi yang
diambil, maka dengan ini perusahaan dinyatakan Laik Sehat.

e. UKL-UPL

Berdasarkan Surat Rekomendasi UKL-UPL No. 660.1/0234/15/2912 tanggal 15 Mei 2012


tentang Rekomendasi UKL-UPL, beserta dengan Laporan Pelaksanaan UKL-UPL Hotel
Saraswati Borobudur Periode Juni 2012.

Perpajakan

a. Surat Keterangan Terdaftar

Surat Keterangan Terdaftar No. PEM-01113/WPJ.32/KP.0403/2008 tanggal 21 April 2008,


yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Magelang, yang menyatakan
bahwa Perseroan memiliki kewajiban pajak atas PPh Pasal 4 ayat (2), PPh Pasal 21, PPh Pasal
23, dan PPh Pasal 26.

4. Proyek TIM – Anantara Uluwatu Bali Resort & Spa

Kantor Pusat

a. Surat Keterangan Domisili Perusahaan

Surat Keterangan Domisili Perusahaan No. 111/1.824/I/2012 tanggal 27 Januari 2012, yang
dikeluarkan oleh Lurah Grogol Utara Pemerintah DKI Jakarta, yang menerangkan bahwa
Perseroan berdomisili di Bellezza Shopping Arcade Lt. 1 No. 130-131, Jalan Letjen Soepeno
No.34, Kelurahan Grogol Utara, Kecamatan Kebayoran Lama, Kota Administrasi Jakarta
Selatan 12210, yang berlaku sampai dengan tanggal 27 Januari 2013.

Pemerintahan Daerah

a. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)-Besar

Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) Besar No. 04667/1.824.271 tanggal 28 Juni 2010 yang
dikeluarkan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan Provinsi
DKI Jakarta yang berlaku untuk melakukan kegiatan usaha perdagangan diseluruh wilayah
Republik Indonesia dan selama Perseroan masih menjalankan kegiatan usaha perdagangan
sesuai ijin ini dan wajib didaftar ulang pada tanggal 28 Juni 2015.

53
53
b. Tanda Daftar Perusahaan

Tanda Daftar Perusahaan No. 09.03.1.68.44368 tanggal 27 Juli 2010 yang dikeluarkan oleh
Kepala Suku Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan Perdagangan Kota
Administrasi Jakarta Selatan, yang berlaku sampai dengan tanggal 24 Desember 2014.

Perpajakan

a. Surat Keterangan Terdaftar

Surat Keterangan Terdaftar No. PEM-00692/WPJ.04/KP.0603/2010 tanggal 3 Februari 2010,


yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kebayoran Lama,
yang menyatakan bahwa Perseroan memiliki kewajiban pajak atas PPh Pasal 21, PPh Pasal
23, PPh Pasal 25, PPh Pasal 26, dan PPh Pasal 29.

b. Nomor Pokok Wajib Pajak

Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak: 02.183.332.2-013.000 tanggal 29 Oktober 2004, untuk
kantor Perseroan yang beralamat di Bellezza Shopping Arcade Lt. 1 No. 130-131, Jalan Letjen
Soepeno Nomor 34 Arteri Permata Hijau, kelurahan Grogol Utara, Kecamatan Kebayoran
Lama, Kota Administrasi Jakarta Selatan.

c. Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak

Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak No. PEM-00788/WPJ.04/KP.0603/2010 tanggal 4


Februari 2010, yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta, yang
menyatakan bahwa Perseroan memiliki kewajiban pajak berupa PPN.

Ketenagakerjaan

a. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)

Dalam rangka memenuhi ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan juncto Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial
Tenaga Kerja juncto Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1993 tentang Penyelenggaraan
Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Perseroan telah mengikutsertakan karyawannya dalam
program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dibuktikan dengan Sertifikat Kepesertaan
Jaminan Sosial Tenaga Kerja No. 1100000014378 tanggal 4 Juli 2011.

b. Wajib Lapor Ketenagakerjaan

Laporan Ketenagakerjaan tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan yang telah didaftarkan di


Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta Selatan dengan Nomor
pendaftaran: 29080/2012 tanggal 06 September 2012, pendaftaran dilakukan sebagaimana
dimaksud pada Pasal 6 ayat (2) Undang-undang Nomor 7 tahun 1981 tentang Wajib Lapor
Ketenagakerjaan di Perusahaan, dengan kewajiban Perseroan mendaftar kembali pada
tanggal 06 September 2013.

c. Wajib Lapor Penyelenggaraan Fasilitas Kesejahteraan Pekerja

Dalam rangka memenuhi ketentuan dalam Peraturan Daerah Khusus Ibukota Nomor 6 Tahun
2004 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Pekerja Pada Perusahaan di Wilayah DKI
Jakarta, Perseroan telah mendaftarkan karyawannya pada Wajib Lapor Penyelenggaraan
Fasilitas Kesejahteraan Pekerja Pada Perusahaan sebagaimana dibuktikan dengan Tanda

54
54
Terima Wajib Lapor Perusahaan dengan Nomor Pendaftaran: 12073/WLKP/JS/IX/12 tanggal 6
September 2012 yang dikeluarkan oleh Kepala Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan, dengan kewajiban mendaftar kembali pada
tanggal 05 September 2013.

d. Peraturan Perusahaan

Dalam rangka memenuhi ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan juncto Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 48/MEN/IV/2004 tentang
Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan Serta Pembuatan dan
Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama, TIM telah membuat Peraturan Perusahaan yang telah
disepakati dan ditetapkan pada bulan Oktober 2012 antara wakil perusahaan Perseroan dan
wakil karyawan Perseroan yang berisikan hak dan kewajiban secara timbal balik antara
karyawan dan perusahaan, dan telah mendapat pengesahan berdasarkan Keputusan Direktur
Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja No.
KEP.928/PHIJSK-PKKAD/PP/X/2012 tanggal 23 Oktober 2012 tentang Pengesahan Peraturan
Perusahaan TIM dan berlaku terhitung sejak tanggal 16 Oktober 2012 sampai dengan tanggal
15 Oktober 2014.

e. Upah Minimum

Perseroan telah memenuhi ketentuan tentang Upah Minimum sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. PER-01/MEN/1999 tanggal 12
Januari 1999 tentang Upah Minimum juncto Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia No. KEP-226/MEN/2000 tanggal 5 Oktober 2000 juncto
Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 117 tahun 2011 tanggal 28 November 2011 tentang
Upah Minimum Provinsi DKI Jakarta 2012.

Perizinan Terkait Bidang Usaha

a. Izin Mendirikan Bangunan

Surat Keputusan Pemerintah Kabupaten Badung No. 1367 Tahun 2009 tanggal 4 September
2009 tentang Izin Mendirikan Bangunan dimana merupakan izin bagi Perseroan untuk
Kondotel, yang berlokasi di Jl. Pemutih, BR. Dinas Labua Sait, Pecatu, Kuta Selatan.

b. Izin Tempat Usaha

Surat Bupati Badung No. 518 Tahun 2011 tentang Izin Tempat Usaha tanggal 7 April 2011,
yang dikeluarkan oleh Bupati Badung, yang berlaku selama kegiatan usaha masih berjalan
dan wajib melakukan daftar ulang setiap 5 (lima) tahun.

c. Laik Sehat

Surat Keterangan Laik Sehat Hotel No. 443/43/LS/2011/Dikes tanggal 22 Juni 2011, yang
dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung, yang menerangkan bahwa
Hotel Anantara Bali Uluwatu berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan pada tanggal 8 Juni
2011 dinyatakan Laik Sehat.

d. Izin Pengambilan Air Tanah

Surat Kepala Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung No. 83 Tahun 2010 tanggal 30 Juni 2010,
yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung (a/n Bupati Badung),
yang berlaku sampai dengan tanggal 30 Juni 2013.

55
55
Perizinan di Bidang Lingkungan Hidup

a. Pengesahan Dokumen UKL-UPL

Rekomendasi UKL-UPL No. 660.1/310/LH tanggal 17 Juni 2009, yang dikeluarkan oleh Kepala
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Badung.

b. Izin Gangguan

Surat Bupati Badung No. 519 Tahun 2011 tentang Izin Undang-Undang Gangguan (HO)
tanggal 7 April 2011 untuk Kondotel Hotel Labuan Sait, yang berlaku selama kegiatan usaha
masih berjalan dan wajib melakukan daftar ulang setiap 5 (lima) tahun sekali.

Perizinan di Bidang Alat-Alat Berat

a. Izin Pemakaian Instalasi Listrik

Izin Pengesahan Pemasangan/Pemakaian Instalasi Listrik No. 566/1580/Disosnaker tanggal


24 April 2012, yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kabupaten
Badung, berdasarkan Hasil Pemeriksaan Dan Pengujian Instalasi Listrik No.
14166/BA/IV/2012 tanggal 23 April 2012, untuk:
- Kapasitas Genset Terpasang : 2 x 650 KVA, 400 V
- Kapasitas Langganan PLN : 1.110 KVA, 20 KV
- Kapasitas Trafo Terpasang : 1 x 1.600 KVA, 20 KV/400 V

b. Izin Pemakaian Motor Diesel

Izin Pengesahan Pemasangan/Pemakaian Motor Diesel Pembangkit Tenaga Listrik (Genset)


No. 566/1578/Disosnaker tanggal 24 April 2012, yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Sosial
Dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung, berdasarkan Hasil Pemeriksaan Dan Pengujian Motor
Diesel Pembangkit Tenaga Listrik (Genset) No. 14164/BA/IV/2012 tanggal 23 April 2012,
untuk:
- Merk : Doosan/Daewoo
- Daya : 650 KVA
- Nomor Serie : EAYOE 000006

c. Izin Pemakaian Motor Diesel

Izin Pengesahan Pemasangan/Pemakaian Motor Diesel Pembangkit Tenaga Listrik (Genset)


No. 566/1579/Disosnaker tanggal 24 April 2012, yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Sosial
Dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung, berdasarkan Hasil Pemeriksaan Dan Pengujian Motor
Diesel Pembangkit Tenaga Listrik (Genset) No. 14165/BA/IV/2012 tanggal 23 April 2012,
untuk:
- Merk : Doosan/Daewoo
- Daya : 650 KVA
- Nomor Serie : EAYOE 000007

d. Izin Pemakaian Storage Tank

Izin Pengesahan Pemasangan/Pemakaian Storage Tank No. 566/3016/Disosnaker tanggal 11


Juni 2012, yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung,
berdasarkan Hasil Pemeriksaan Dan Pengujian Storage Tank No. 14275/BA/IV/2012 tanggal 9
Juni 2012, untuk:

56
56
- Peralatan : Storage Tank
- Kapasitas : 5000 Liter
- Tekanan : 4 Kg/cm2
- Nomor Serie & Item : 0271/KP/DN-VI/2011 & Nomor 1

e. Izin Pemakaian Storage Tank

Izin Pengesahan Pemasangan/Pemakaian Storage Tank No. 566/3017/Disosnaker tanggal 11


Juni 2012, yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung,
berdasarkan Hasil Pemeriksaan Dan Pengujian Storage Tank No. 14276/BA/IV/2012 tanggal 9
Juni 2012, untuk:
- Peralatan : Storage Tank
- Kapasitas : 5000 Liter
- Tekanan : 4 Kg/cm2
- Nomor Serie & Item : 0270/KP/DN-VI/2011 & Nomor 2

f. Izin Pemakaian Storage Tank

Izin Pengesahan Pemasangan/Pemakaian Storage Tank No. 566/3018/Disosnaker tanggal 11


Juni 2012, yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung,
berdasarkan Hasil Pemeriksaan Dan Pengujian Storage Tank No. 14277/BA/IV/2012 tanggal 9
Juni 2012, untuk:
- Peralatan : Storage Tank
- Kapasitas : 5000 Liter
- Tekanan : 4 Kg/cm2
- Nomor Serie & Item : 0269/KP/DN-VI/2011 & Nomor 3

g. Izin Pemakaian File Alarm System

Izin Pengesahan Pemasangan/Pemakaian Instalasi Fire Alarm System No.


566/3015/Disosnaker tanggal 11 Juni 2012, yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Sosial Dan
Tenaga Kerja Kabupaten Badung, berdasarkan Hasil Pemeriksaan Dan Pengujian Instalasi
Fire Alarm System No. 14274/BA/IV/2012 tanggal 9 Juni 2012.

h. Izin Pemakaian Instalasi Penyalur Petir

Izin Pengesahan Pemasangan/Pemakaian Instalasi Penyalur Petir No. 566/1577/Disosnaker


tanggal 24 April 2012, yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja
Kabupaten Badung, berdasarkan Hasil Pemeriksaan Dan Pengujian Instalasi Penyalur Petir
No. 14163/BA/IV/2012 tanggal 23 April 2012.

i. Izin Pemakaian Fire Hydrant System

Izin Pengesahan Pemasangan/Pemakaian Instalasi Fire Hydrant System No.


566/3014/Disosnaker tanggal 11 Juni 2012, yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Sosial Dan
Tenaga Kerja Kabupaten Badung, berdasarkan Hasil Pemeriksaan Dan Pengujian Instalasi
Fire Hydrant System No. 14273/BA/IV/2012 tanggal 9 Juni 2012.

j. Izin Penggunaan Lift

Izin Pengesahan Pemasangan/Pemakaian Pesawat Lift No. 566/1103/Disosnaker tanggal 29


Februari 2012, yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten
Badung, untuk:

57
57
- Pabrik Pembuat : Schindler China
- Jenis : Lift Penumpang
- Nomor Serie : M2A0464/08 dan M2A0466/06

5. Proyek CUN – Best Western Kuta Beach

Pemerintahan Daerah

a. Surat Keterangan Domisili Perusahaan

Surat Keterangan Domisili Perusahaan No. 112/1.824/I/2012 tanggal 27 Januari 2012, yang
dikeluarkan oleh Lurah Grogol Utara, yang menerangkan bahwa Perseroan berdomisili di The
Bellezza Shopping Arcade Lt.1 Unit SA/30-31 Jl. Letjen Soepeno No.34, Kelurahan Grogol
Utara, Kecamatatan Kebayoran Lama, Kota Adm. Jakarta Selatan 12210, yang berlaku sampai
dengan tanggal 27 Januari 2013.

Kementerian Perdagangan

a. Tanda Daftar Perusahaan

Tanda Daftar Perusahaan No. 09.03.1.51.63424 tanggal 23 Februari 2010, yang dikeluarkan
oleh Kepala Kantor Pendaftaran Perusahaan Daerah Tingkat II, Kota Administrasi Jakarta
Selatan, yang menerangkan bahwa kegiatan usaha pokok Perseroan adalah perdagangan
besar mesin-mesin, suku cadang dan perlengkapannya, dan berlaku sampai dengan tanggal
23 Februari 2015

b. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)-Besar

Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Besar No. 00556/1.824.271 tanggal 01 Februari 2010,
yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan
Perdagangan, Provinsi DKI Jakarta, yang berlaku untuk melakukan kegiatan usaha
perdagangan di seluruh wilayah Republik Indonesia selama perusahaan masih menjalankan
kegiatan usaha perdagangan, dan Perseroan wajib mendaftarkan ulang SIUP pada tanggal 01
Februari 2015

Perpajakan

a. Nomor Pokok Wajib Pajak

Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak: 21.120.360.9-013.000 untuk kantor Perseroan yang
beralamat di Bellezza Shopping Arcade Lt.1 Unit SA 30-31, Grogol Utara, Kebayoran Lama –
Jakarta Selatan.

b. Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak

Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak No. PEM-05103/WPJ.04/KP.0603/2010 tanggal 24


Juni 2010, yang dikeluarkan oleh Kepala Seksi Pelayanan (yang bertindak atas nama Kepala
Kantor) Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah
DJP Jakarta Selatan.

58
58
c. Surat Keterangan Terdaftar

Surat No. PEM-10016/WPJ.04/KP.0603/2009 tanggal 16 September 2009, yang dikeluarkan


oleh Kepala Seksi Pelayanan (yang bertindak atas nama Kepala Kantor) Departemen
Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah DJP Jakarta Selatan,
dengan kewajiban pajak atas PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 15, PPh Pasal 19, PPh Pasal 21, PPh
Pasal 23, PPh Pasal 25, PPh Pasal 26 dan PPh Pasal 29.

Ketenagakerjaan

a. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)

Dalam rangka memenuhi ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan juncto Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial
Tenaga Kerja juncto Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1993 tentang Penyelenggaraan
Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Perseroan telah mengikutsertakan karyawannya dalam
program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dibuktikan dengan Sertifikat Kepesertaan
Jaminan Sosial Tenaga Kerja No. 1100000014397 tanggal 4 Juli 2011.

b. Wajib Lapor Ketenagakerjaan

Dalam rangka memenuhi ketentuan dalam Peraturan Daerah Khusus Ibukota Nomor 6 Tahun
2004 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Pekerja Pada Perusahaan di Wilayah DKI
Jakarta, Perseroan telah mendaftarkan karyawannya pada Wajib Lapor Penyelenggaraan
Fasilitas Kesejahteraan Pekerja Pada Perusahaan sebagaimana dibuktikan dengan Tanda
Terima Wajib Lapor Perusahaan dengan Nomor Pendaftaran: 12070/WLKP/JS/IX/12 tanggal
06 September 2012, yang dikeluarkan oleh Kepala Suku Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan, dengan kewajiban mendaftar
kembali pada tanggal 6 September 2013.

c. Wajib Lapor Penyelenggaraan Fasilitas Kesejahteraan Pekerja

Dalam rangka memenuhi ketentuan dalam Peraturan Daerah Khusus Ibukota Nomor 6 Tahun
2004 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Pekerja Pada Perusahaan di Wilayah DKI
Jakarta, Perseroan telah mendaftarkan karyawannya pada Wajib Lapor Penyelenggaraan
Fasilitas Kesejahteraan Pekerja Pada Perusahaan sebagaimana dibuktikan dengan Tanda
Terima Wajib Lapor Perusahaan dengan Nomor Pendaftaran: 12070/WLKP/JS/IX/12 tanggal 6
September 2012 yang dikeluarkan oleh Kepala Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan, dengan kewajiban mendaftar kembali pada
tanggal 05 September 2013.

d. Peraturan Perusahaan

Dalam rangka memenuhi ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan juncto Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 48/MEN/IV/2004 tentang
Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan Serta Pembuatan dan
Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama, CUN telah membuat Peraturan Perusahaan yang telah
disepakati dan ditetapkan pada bulan Oktober 2012 antara wakil perusahaan Perseroan dan
wakil karyawan Perseroan yang berisikan hak dan kewajiban secara timbal balik antara
karyawan dan perusahaan, dan telah mendapat pengesahan berdasarkan Keputusan Direktur
Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja No.
KEP.938/PHIJSK-PKKAD/PP/X/2012 tanggal 23 Oktober 2012 tentang Pengesahan Peraturan
Perusahaan CUN dan berlaku terhitung sejak tanggal 16 Oktober 2012 sampai dengan
tanggal 15 Oktober 2014.

59
59
e. Upah Minimum

Perseroan telah memenuhi ketentuan tentang Upah Minimum sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. PER-01/MEN/1999 tanggal 12
Januari 1999 tentang Upah Minimum juncto Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia No. KEP-226/MEN/2000 tanggal 5 Oktober 2000 juncto
Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 117 tahun 2011 tanggal 28 November 2011 tentang
Upah Minimum Provinsi DKI Jakarta 2012.

Perizinan Terkait Bidang Usaha

a. Surat Izin Tempat Usaha

Surat Izin Tempat Usaha No. 703 Tahun 2011 tanggal 29 April 2011, yang berlaku selama
kegiatan usaha Perseroan masih berjalan dan wajib di daftar ulang pada tanggal 28 April
2017.

b. Laik Sehat Hotel

Surat Keterangan Laik Sehat Hotel No. 443/42/LS/2011/Dikes tanggal 22 Juni 2011, yang
dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung, yang menerangkan bahwa
Hotel Allseasons Bali Kuta Beach berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan pada tanggal 7
Juni 2011 dinyatakan Laik Sehat.

c. Izin Mendirikan Bangunan

Surat Izin Mendirikan Bangunan No. 787.TH.2010 tanggal 14 Juni 2010, yang dikeluarkan
oleh Kepala Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung (yang bertindak atas nama Bupati Badung),
yang berlaku sampai dengan tanggal 31 Juli 2027.

d. Izin Pengambilan Air Tanah

Surat Pemerintah Kabupaten Bandung No. 80 Tahun 2011 tanggal 27 Oktober 2011, yang
dikeluarkan oleh Kepala Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung (a/n Bupati Badung), yang
berlaku sampai dengan tanggal 27 Oktober 2014.

Perizinan di Bidang Lingkungan Hidup

a. UKL-UPL

Perseroan telah memiliki Surat Rekomendasi Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL), yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten Badung No. 660.1/248/LH tanggal 27 April 2010

b. Izin Gangguan

Surat Izin Undang-Undang Gangguan No. 704 Tahun 2011 tanggal 29 April 2011, yang
berlaku selama kegiatan usaha Perseroan masih berjalan dan wajib di daftar ulang pada
tanggal 28 April 2017.

60
60
Perizinan di Bidang Alat-Alat Berat

a. Izin Pemakaian Motor Diesel

Izin Pengesahan Pemakaian Instalasi Motor Diesel (Genzet) Nomor: 560/3174/IV/DTKTP


yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi
Bali, berdasarkan Laporan Pemeriksaan Dan Pengujian Pegawai Pengawas Keselamatan
Kerja/Ahli Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, yang dibuat oleh Pegawai Pengawas
Keselamatan Kerja, untuk:

- Merk Motor Diesel : Doosan Daewoo Ltd/Marelli Generators


- Tempat dan Tahun Pembuat : Korea/2011
- Nomor Serie Pembuat : P,180 EE/Seri No. 800930
- Type : Stasioner/MJB355SA4/Seri No.MV 25241

yang mana telah dilakukan evaluasi pemeriksaan dan pengujian berkala berdasarkan Evaluasi
Laporan Pemeriksaan Dan Pengujian Berkala Motor Diesel Pembangkit Tenaga Listrik
(Genzet) Nomor: 566/5158/Disosnaker tanggal 27 November 2012, yang dibuat oleh
Pengawas Ketenagakerjaan, dengan ketentuan paling lambat bulan November 2013
dilakukan pemeriksaan dan pengujian berkala kembali.

b. Izin Pemakaian Lift

- Izin Pengesahan Pemakaian Pesawat Lift No. 560/1991/Disosnaker tanggal 13 Juni


2011, yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung,
untuk:
- Merk : China/Schindler
- Tahun Pembuatan : 2010
- Nomor Serie : 13300116
- Kapasitas Angkut : 800Kg/10 Orang
- Kecepatan : 60m/menit
yang mana telah dilakukan evaluasi pemeriksaan dan pengujian berkala berdasarkan
Evaluasi Laporan Pemeriksaan Dan Pengujian Berkala Pesawat Lift Nomor:
566/5159/Disosnaker tanggal 27 November 2012, yang dibuat oleh Pengawas
Ketenagakerjaan, dengan ketentuan paling lambat bulan November 2013 dilakukan
pemeriksaan dan pengujian berkala kembali.

- Izin Pengesahan Pemakaian Pesawat Lift No. 560/1967/Disosnaker tanggal 13 Juni


2011, yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung,
untuk:
- Merk : China/Schindler
- Tahun Pembuatan : 2010
- Nomor Serie : 13300118
- Kapasitas Angkut : 800Kg/10 Orang
- Kecepatan : 60m/menit
yang mana telah dilakukan evaluasi pemeriksaan dan pengujian berkala berdasarkan
Evaluasi Laporan Pemeriksaan Dan Pengujian Berkala Pesawat Lift Nomor:
566/5159/Disosnaker tanggal 27 November 2012, yang dibuat oleh Pengawas
Ketenagakerjaan, dengan ketentuan paling lambat bulan November 2013 dilakukan
pemeriksaan dan pengujian berkala kembali.

- Izin Pengesahan Pemakaian Pesawat Lift No. 560/1966/Disosnaker tanggal 13 Juni


2011, yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung,
untuk:

61
61
- Merk : China/Schindler
- Tahun Pembuatan : 2010
- Nomor Serie : 13300117
- Kapasitas Angkut : 800Kg/10 Orang
- Kecepatan : 60m/menit
yang mana telah dilakukan evaluasi pemeriksaan dan pengujian berkala berdasarkan
Evaluasi Laporan Pemeriksaan Dan Pengujian Berkala Pesawat Lift Nomor:
566/5159/Disosnaker tanggal 27 November 2012, yang dibuat oleh Pengawas
Ketenagakerjaan, dengan ketentuan paling lambat bulan November 2013 dilakukan
pemeriksaan dan pengujian berkala kembali.

c. Izin Penggunaan Bejana Tekan

Izin Pengesahan Pemakaian Bejana Tekan (Instalasi Pipa Gas LPG) No. 560/2982/Disosnaker
tanggal 24 Agustus 2011, yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Kabupaten Badung, untuk:
- Jenis : Instalasi Pipa Gas LPG
- Tekanan Kerja : 8Kg/cm2 (terbesar)
- Gas : LPG
- Daerah Pemakaian : Best Western Hotel

d. Izin Penggunaan Bejana Tekan

Izin Pengesahan Pemakaian Bejana Tekan (Instalasi Pipa Gas LPG) No. 566/556/Disosnaker
tanggal 26 Januari 2012, yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Kabupaten Badung, untuk:
- Jenis : Bejana Tetap (Hot Water Storage Tank)
- Tekanan Kerja : 4,5Kg/cm2 (terbesar)
- Gas : Air Panas
- Daerah Pemakaian : Best Western Hotel

e. Izin Penggunaan Fire Hydrant

Izin Pengesahan Pemasangan Instalasi Fire Hydrant No. 560/3658/IV/DTKTK tanggal 27 Juli
2011, yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan
Propinsi Bali, berdasarkan Hasil Pemeriksaan dan Pengujian Fire Hydrant System No.
560/3657/IV/DTKTK tanggal 27 Juli 2011, yang diperiksa oleh Pengawas Ketenagakerjaan
Ahli K3 Listrik, untuk:
- Mesin Pompa : 750 GPM
- Electric Hydrant Pump : 300 LPM
- Pemakaian Pipa : Ukuran Pipa Galvanis 2,3,4
- Jumlah Bok Hydran : 22 Buah, 3 Pilar Hydrant
yang mana telah dilakukan evaluasi pemeriksaan dan pengujian berkala berdasarkan Evaluasi
Laporan Pemeriksaan Dan Pengujian Berkala Instalasi Fire Hydrant System Nomor:
566/5155/Disosnaker tanggal 27 November 2012, yang dibuat oleh Pegawai Pengawas
Ketenagakerjaan, dengan ketentuan paling lambat bulan November 2013 dilakukan
pemeriksaan dan pengujian berkala kembali.

62
62
f. Izin Penggunaan Penyalur Petir

Izin Pengesahan Pemasangan Instalasi Penyalur Petir No. 560/3662/IV/DTKTK tanggal 8


Agustus 2011, yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan
Kependudukan Propinsi Bali, berdasarkan Laporan Hasil Pengawasan/Pemeriksaan Berkala
Penyalur Petir No. 560/3661/IV/DTKTK tanggal 8 Agustus 2011, yang diperiksa oleh
Pengawas Ketenagakerjaan Ahli K3 Listrik, untuk:
- Jenis : Air Terminal Guardian CAT
- Tinggi : 15 M dari permukaan atap bangunan
- Ukuran Hantaran : Jenis NYY 1X50 mm
- Jumlah Box Kontrol : 1 buah (30x30cm)
yang mana telah dilakukan evaluasi pemeriksaan dan pengujian berkala berdasarkan Evaluasi
Laporan Pemeriksaan Dan Pengujian Berkala Instalasi Penyalur Petir Nomor:
566/5157/Disosnaker tanggal 27 November 2012, yang dibuat oleh Pegawai Pengawas
Ketenagakerjaan, dengan ketentuan paling lambat bulan November 2013 dilakukan
pemeriksaan dan pengujian berkala kembali.

6. Proyek BBS – Westin Ubud

Pemerintahan Daerah

a. Surat Keterangan Domisili Perusahaan

Surat Keterangan Domisili Perusahaan No. 636/1.824/VII/2012 tanggal 4 Juli 2012, yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, yang menerangkan
bahwa Perseroan berdomisili di The Bellezza Shopping Arcade Lt. GF No. 30-31, Jalan Letjen
Soepeno Nomor 34 Arteri Permata Hijau, kelurahan Grogol Utara, Kecamatan Kebayoran
Lama, Kota Administrasi Jakarta Selatan 12210, yang berlaku sampai dengan tanggal 4 Juli
2013.

Kementerian Perdagangan

a. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)-Besar

Surat Izin Usaha Perdagangan No. 03908/1.824.271 tanggal 1 Juni 2010 yang dikeluarkan
oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta
yang berlaku untuk melakukan kegiatan usaha perdagangan diseluruh wilayah Republik
Indonesia dan selama Perseroan masih menjalankan kegiatan usaha perdagangan sesuai izin
ini dan wajib didaftar ulang pada tanggal 1 Juni 2015.

b. Tanda Daftar Perusahaan

Tanda Daftar Perusahaan No. 09.03.1.51.65293 tanggal 30 Juni 2010 yang dikeluarkan oleh
Kepala Suku Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan Perdagangan Kota
Administrasi Jakarta Selatan, yang berlaku sampai dengan tanggal 30 Juni 2015.

Perpajakan

a. Nomor Pokok Wajib Pajak

Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak: 31.174.747.1-013.000 tanggal 25 Maret 2010 untuk kantor
Perseroan yang beralamat di Bellezza Shopping Arcade Lt. GF No. 30-31, Jalan Letjen
Soepeno Nomor 34 Arteri Permata Hijau, kelurahan Grogol Utara, Kecamatan Kebayoran
Lama, Kota Administrasi Jakarta Selatan.

63
63
b. Surat Keterangan Terdaftar

Surat Keterangan Terdaftar No. PEM-02352/WPJ.04/KP.0603/2010 tanggal 25 Maret 2010


yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kebayoran Lama,
yang menyatakan bahwa Perseroan memiliki kewajiban pajak atas PPh Pasal 4 ayat (2), PPh
Pasal 15, PPh Pasal 19, PPh Pasal 21, PPh Pasal 23, PPh Pasal 25, PPh Pasal 26, dan PPh
Pasal 29.

c. Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak

Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak No. PEM-00764/WPJ.04/KP.0603/2011 tanggal 14


Januari 2011 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta
Kebayoran Lama, yang menyatakan bahwa Perseroan memiliki kewajiban pajak berupa PPN.

Ketenagakerjaan

a. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)

Dalam rangka memenuhi ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan juncto Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial
Tenaga Kerja juncto Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1993 tentang Penyelenggaraan
Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Perseroan telah mengikutsertakan karyawannya dalam
program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dibuktikan dengan Sertifikat Kepesertaan
Jaminan Sosial Tenaga Kerja No. 1100000014393 tanggal 4 Juli 2011.

b. Wajib Lapor Ketenagakerjaan

Laporan Ketenagakerjaan tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan yang telah didaftarkan di


Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta Selatan dengan Nomor
pendaftaran: 29078/2012 tanggal 06 September 2012, pendaftaran dilakukan sebagaimana
dimaksud pada Pasal 6 ayat (2) Undang-undang Nomor 7 tahun 1981 tentang Wajib Lapor
Ketenagakerjaan di Perusahaan, dengan kewajiban Perseroan mendaftar kembali pada
tanggal 06 September 2013.

c. Wajib Lapor Penyelenggaraan Fasilitas Kesejahteraan Kerja

Dalam rangka memenuhi ketentuan dalam Peraturan Daerah Khusus Ibukota Nomor 6 Tahun
2004 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Pekerja Pada Perusahaan di Wilayah DKI
Jakarta, Perseroan telah mendaftarkan karyawannya pada Wajib Lapor Penyelenggaraan
Fasilitas Kesejahteraan Pekerja Pada Perusahaan sebagaimana dibuktikan dengan Tanda
Terima Wajib Lapor Perusahaan dengan Nomor Pendaftaran: 12071/WLKP/JS/IX/12 tanggal 6
September 2012, yang dikeluarkan oleh Kepala Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan, dengan kewajiban mendaftar kembali pada
tanggal 5 September 2013.

d. Peraturan Perusahaan

Dalam rangka memenuhi ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan juncto Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 48/MEN/IV/2004 tentang
Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan Serta Pembuatan dan
Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama, BBS telah membuat Peraturan Perusahaan yang telah
disepakati dan ditetapkan pada bulan Oktober 2012 antara wakil perusahaan Perseroan dan
wakil karyawan Perseroan yang berisikan hak dan kewajiban secara timbal balik antara

64
64
karyawan dan perusahaan, dan telah mendapat pengesahan berdasarkan Keputusan Direktur
Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja No.
KEP.933/PHIJSK-PKKAD/PP/X/2012 tanggal 23 Oktober 2012 tentang Pengesahan Peraturan
Perusahaan BBS dan berlaku terhitung sejak tanggal 16 Oktober 2012 sampai dengan tanggal
15 Oktober 2014.

e. Upah Minimum

Perseroan telah memenuhi ketentuan tentang Upah Minimum sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. PER-01/MEN/1999 tanggal 12
Januari 1999 tentang Upah Minimum juncto Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia No. KEP-226/MEN/2000 tanggal 5 Oktober 2000 juncto
Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 117 tahun 2011 tanggal 28 November 2011 tentang
Upah Minimum Provinsi DKI Jakarta 2012.

Perizinan Terkait Bidang Usaha

a. Izin Mendirikan Bangunan

Surat Keputusan Bupati Gianyar No. 416 Tahun 2010 tentang Izin Mendirikan Bangunan
tanggal 3 November 2010 untuk mendirikan hotel yang berlokasi di Br. Kengetan, Singakerta,
Ubud.

b. Izin Gangguan

Surat Bupati Gianyar No. 658/484/SKP/BPPT/2010 tentang Izin Undang-Undang Gangguan


(HO) tanggal 30 November 2010 untuk Hotel Westin, yang berlaku selama perusahaan berdiri
dan wajib melakukan daftar ulang setiap 5 (lima) tahun sekali.

c. Izin Tempat Usaha

Surat Bupati Gianyar No. 530.08/483/SKP/BPPT/2010 tentang Izin Tempat Usaha tanggal 30
November 2010, yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten Gianyar, yang berlaku selama kegiatan usaha masih berjalan dan wajib melakukan
daftar ulang setiap 5 (lima) tahun.

d. Izin Lokasi

Surat Keputusan Bupati Gianyar No. 503/018/BPPT Tahun 2010 tentang Pemberian Izin
Lokasi guna Keperluan Pembangunan Hotel Di Banjar Kengetan, Desa Singakerta, Kecamatan
Ubud, Kabupaten Gianyar tanggal 9 Agustus 2010.

e. UKL-UPL

Rekomendasi Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Upaya Pemantauan Lingkungan


Hidup (UKL&UPL) No. 660.1/572/BLH/II/2010 tanggal 28 Oktober 2010, yang dikeluarkan
oleh PLT. Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Gianyar.

65
65
7. Proyek PN – Sarasvasti, A Luxury Collection

Pemerintahan Daerah

a. Surat Keterangan Domisili Perusahaan

Surat Keterangan Domisili Perusahaan No. 1019/1.824/XI/2012 tanggal 29 November 2012,


yang dikeluarkan oleh Lurah Grogol utara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yang
menerangkan bahwa Perseroan berdomisili di The Belezza Office Walk Unit SA 30-31, Jl.
Letjend Soepeno No. 34 Arteri Permata Hijau, Kelurahan Grogol Utara, Kecamatan Kebayoran
Lama, yang berlaku sampai dengan tanggal 29 November 2013.

Kementerian Perdagangan

a. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)-Besar

Surat Izin Usaha Perdagangan No. 00886-04/PB/1.824.271 tanggal 5 Agustus 2011 yang
dikeluarkan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan Provinsi
DKI Jakarta yang berlaku untuk melakukan kegiatan usaha perdagangan diseluruh wilayah
Republik Indonesia dan selama Perseroan masih menjalankan kegiatan usaha perdagangan
sesuai izin ini dan wajib didaftar ulang pada tanggal 5 Agustus 2016.

b. Tanda Daftar Perusahaan

Tanda Daftar Perusahaan No. 09.03.1.68.72805 tanggal 17 Oktober 2011, yang dikeluarkan
oleh Kepala Suku Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan Perdagangan Kota
Administrasi Jakarta Selatan, yang berlaku sampai dengan tanggal 14 Oktober 2016.

Perpajakan

a. Nomor Pokok Wajib Pajak

Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak: 31.242.863.4-013.000 tanggal 29 Oktober 2010 untuk
kantor Perseroan yang beralamat di Bellezza Shopping Arcade Lt. GF No. 30-31, Jalan Letjen
Soepeno Nomor 34 Arteri Permata Hijau, kelurahan Grogol Utara, Kecamatan Kebayoran
Lama, Kota Administrasi Jakarta Selatan.

b. Surat Keterangan Terdaftar

Surat Keterangan Terdaftar No. PEM-08588/WPJ.04/KP.0603/2010 tanggal 1 November 2010,


yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kebayoran Lama,
yang menyatakan bahwa Perseroan memiliki kewajiban pajak atas PPh Pasal 4 ayat (2), PPh
Pasal 19, PPh Pasal 21, PPh Pasal 23, PPh Pasal 25, PPh Pasal 26, dan PPh Pasal 29.

c. Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak

Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak No. PEM-00766/WPJ.04/KP.0603/2011 tanggal 14


Januari 2011, yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta
Kebayoran Lama.

66
66
Ketenagakerjaan

a. Wajib Lapor Ketenagakerjaan

Laporan Ketenagakerjaan tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan yang telah didaftarkan di


Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta Selatan dengan Nomor
pendaftaran: 29300/2012 tanggal 6 November 2012, pendaftaran dilakukan sebagaimana
dimaksud pada Pasal 6 ayat (2) Undang-undang Nomor 7 tahun 1981 tentang Wajib Lapor
Ketenagakerjaan di Perusahaan, dengan kewajiban Perseroan mendaftar kembali pada
tanggal 06 November 2013.

b. Wajib Lapor Penyelenggaraan Fasilitas Kesejahteraan Kerja

Dalam rangka memenuhi ketentuan dalam Peraturan Daerah Khusus Ibukota Nomor 6 Tahun
2004 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Pekerja Pada Perusahaan di Wilayah DKI
Jakarta, Perseroan telah mendaftarkan karyawannya pada Wajib Lapor Penyelenggaraan
Fasilitas Kesejahteraan Pekerja Pada Perusahaan sebagaimana dibuktikan dengan Tanda
Terima Wajib Lapor Perusahaan dengan Nomor Pendaftaran: 12079 tanggal 05 November
2012, yang dikeluarkan oleh Kepala Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pemerintah
Kota Administrasi Jakarta Selatan, dengan kewajiban mendaftar kembali pada tanggal 04
November 2012.

c. Peraturan Perusahaan

Sesuai dengan Ketentuan Undang-Undang Nomor: 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,


ditentukan bahwa Pengusaha yang mempekerjakan pekerja atau buruh sekurang-kurangnya
10 (sepuluh) orang wajib membuat peraturan perusahaan yang mulai berlaku setelah
disahkan oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuk, apabila tidak dimiliki maka terdapat
konsekuensi hukum pidana berupa pidana denda paling sedikit Rp. 5.000.000,00 (lima juta
Rupiah) dan paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta Rupiah).

Keterangan:
Berdasarkan Surat Keterangan dari PT Pratika Nugraha tertanggal 25 Oktober 2012, yang menyatakan bahwa sampai
dengan tanggal Laporan Pemeriksaan Hukum, PN belum melakukan kegiatan usaha secara operasional sehingga
Perseroan belum memiliki tenaga kerja.

Perizinan Terkait Bidang Usaha

a. Izin Mendirikan Bangunan

Surat Keputusan Bupati Badung No. 747 TH. 2011 tentang Izin Mendirikan Bangunan tanggal
19 Mei 2011 untuk mendirikan Kondominium Hotel (Swarg Seminyak Condotel) yang
berlokasi di Jl. Sari Dewi No. 30, Ling. Basangkasa, Kelurahan Seminyak, Kuta.

b. UKL-UPL

Rekomendasi UKL-UPL No. 660.1/124/LH tanggal 18 Februari 2011, yang dikeluarkan oleh
Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Badung.

67
67
C. Perkembangan Kepemilikan Saham Perseroan

Berikut merupakan perkembangan struktur dan kepemilikan saham sejak didirikannya sampai dengan
Prospektus ini diterbitkan.

Tahun 2006

Berdasarkan Akta Pendirian No. 05 tanggal 25 Maret 2006 dan diubah dengan dengan Akta
Perubahan No. 04 tanggal 10 Agustus 2006, yang seluruhnya dibuat di hadapan Rina Utami Djauhari,
S.H., Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. W7-02974 HT.01.01-TH.2007 tanggal 21
Maret 2007, modal dasar Perseroan adalah sebesar Rp8.000.000.000,- (delapan miliar Rupiah) yang
terdiri dari 16.000 (enam belas ribu) saham atas nama, masing-masing dengan nilai nominal
Rp500.000,- (lima ratus ribu Rupiah) setiap saham. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan
disetor penuh sebesar Rp2.000.000.000,- (dua miliar Rupiah) oleh para pemegang saham Perseroan.

Susunan pemegang saham dan kepemilikan saham dalam Perseroan berdasarkan akta tersebut di
atas adalah sebagai berikut:

Ninai Nominal Rp500.000,- Setiap Saham


Keterangan
Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %
Modal Dasar 16.000 8.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh


1. PT Intiputra Fikasa 3.400 1.700.000.000 85,00
2. Bhakti Salim 450 225.000.000 11,25
3. Agung Salim 150 75.000.000 3,75
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 4.000 2.000.000.000 100,00
Saham dalam Portepel 12.000 6.000.000.000

Seluruh saham yang telah diambil bagian oleh para pemegang saham Perseroan berdasarkan Akta
Pendirian telah disetor dengan kas secara penuh dan tunai oleh para pemegang saham Perseroan.

Tahun 2011

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 07 tanggal 22 Pebruari 2011, dibuat di hadapan
Dewi Sukardi, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Tangerang, yang telah memperoleh persetujuan dari
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No.AHU-18030.AH.01.02.Tahun 2011
tanggal 11 April 2011, Perseroan menyetujui:
a. Pengalihan saham PT Intiputra Fikasa sebesar 3.400 (tiga ribu empat ratus) saham kepada PT
Tiara Realty. Pengalihan mana telah dilaksanakan berdasarkan Perjanjian Jual Beli Saham
tertanggal 25 Februari 2011, yang dibuat dibawah tangan.
b. Meningkatkan Modal Dasar Perseroan dari Rp8.000.000.000,- (delapan miliar Rupiah) menjadi
Rp.470.000.000.000,- (empat ratus tujuh puluh miliar Rupiah);
c. Meningkatkan Modal Ditempatkan Dan Modal Disetor dari Rp2.000.000.000,- (dua miliar
Rupiah) menjadi Rp.118.700.000.000,- (seratus delapan belas miliar tujuh ratus juta Rupiah).
Dari Peningkatan Modal Ditempatkan dan Modal Disetor Perseroan yang seluruhnya berjumlah
233.400 (dua ratus tiga puluh tiga ribu empat ratus) saham dengan nilai nominal seluruhnya
Rp116.700.000.000,- (seratus enam belas miliar tujuh ratus juta Rupiah) seluruhnya telah
diambil bagian dan disetor penuh dengan uang tunai masing-masing oleh: (i) PT Tiara Realty
sebesar 226.878 (dua ratus dua puluh enam ribu delapan ratus tujuh puluh delapan) saham
atau sebesar Rp113.439.000.000,- (seratus tiga belas miliar empat ratus tiga puluh sembilan
juta Rupiah); (ii) Bhakti Salim sebesar 3.111 (tiga ribu seratus sebelas) saham atau sebesar
Rp1.555.500.000,- (satu miliar lima ratus lima puluh lima juta lima ratus ribu Rupiah); (iii)

68
68
Agung Salim sebesar 1.037 (seribu tiga puluh tujuh) saham atau sebesar Rp518.500.000,- (lima
ratus delapan belas juta lima ratus ribu Rupiah); dan (iv) Frans Faisal Hasjim sebesar 2.374
(dua ribu tiga ratus tujuh puluh empat) saham atau sebesar Rp1.187.000.000,- (satu miliar
seratus delapan puluh tujuh juta Rupiah).
d. Perubahan Nilai Nominal saham dari Rp500.000,- (lima ratus ribu) setiap saham menjadi
Rp100,- (seratus Rupiah) setiap saham.

Dengan demikian, struktur permodalan dan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut:

Ninai Nominal Rp100,- Setiap Saham


Keterangan
Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %
Modal Dasar 4.700.000.000 470.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh


1. PT Tiara Realty 1.151.390.000 115.139.000.000 97,00
2. Bhakti Salim 17.805.000 1.780.500.000 1,50
3. Frans Faizal Hasjim 11.870.000 1.1870.000.000 1,00
4. Agung Salim 5.935.000 593.500.000 0,50
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 1.187.000.000 118.700.000.000 100,00
Saham dalam Portepel 3.513.000.000 351.300.000.000

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Bersama Para Pemegang Saham No. 04 tanggal 2 November
2011 yang dibuat di hadapan Dewi Maya Rachmandani Sobari, S.H., M.Kn., Notaris di Tangerang
Selatan, Perseroan menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh dari semula
Rp118.700.000.000,- (seratus delapan belas miliar tujuh ratus juta Rupiah) menjadi
Rp126.000.000.000,- (seratus dua puluh enam miliar Rupiah). Dari Peningkatan Modal Ditempatkan
dan Modal Disetor Perseroan yang seluruhnya berjumlah 73.000.000 (tujuh puluh tiga juta) saham
dengan nilai nominal seluruhnya Rp7.300.000.000,- (tujuh miliar tiga ratus juta Rupiah) seluruhnya
telah diambil bagian dan disetor penuh dengan uang tunai oleh PT Tiara Realty.

Dengan demikian, struktur permodalan dan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut:

Ninai Nominal Rp100,- Setiap Saham


Keterangan
Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %
Modal Dasar 4.700.000.000 470.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh


1. PT Tiara Realty 1.224.390.000 122.439.000.000 97,17
2. Bhakti Salim 17.805.000 1.780.500.000 1,41
3. Frans Faizal Hasjim 11.870.000 1.187.000.000 0,95
4. Agung Salim 5.935.000 593.500.000 0,47
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 1.260.000.000 126.000.000.000 100,00
Saham dalam Portepel 3.440.000.000 344.000.000.000

Tahun 2012

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 11 tanggal
26 Juli 2012 yang dibuat di hadapan Harry Purnomo, S.H., M.H., M.Kn., Notaris di Bekasi, Perseroan
menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan dari Rp126.000.000.000,-
(seratus dua puluh enam miliar Rupiah) menjadi Rp216.000.000.000,- (dua ratus enam belas miliar
Rupiah).

69
69
Dari Peningkatan Modal Ditempatkan dan Modal Disetor Perseroan yang seluruhnya berjumlah
900.0000.000 (sembilan ratus juta) saham dengan nilai nominal seluruhnya Rp90.000.000.000,-
(sembilan puluh miliar Rupiah) seluruhnya telah diambil bagian masing-masing dan disetor penuh
dengan uang tunai oleh :
a. PT Tiara Realty sebanyak 870.810.000 (delapan ratus tujuh puluh juta delapan ratus sepuluh)
saham atau sebesar Rp87.081.000.000- (delapan puluh tujuh miliar delapan puluh satu juta
Rupiah);
b. Bhakti Salim sebanyak 14.595.000 (empat belas juta lima ratus sembilan puluh lima ribu) saham
atau sebesar Rp1.459.500.000,- (satu miliar empat ratus lima puluh sembilan juta lima ratus ribu
Rupiah);
c. Agung Salim sebanyak 4.865.000 (empat juta delapan ratus enam puluh lima ribu) saham atau
sebesar Rp486.500.000,- (empat ratus delapan puluh enam juta lima ratus ribu Rupiah);
d. Frans Faizal Hasjim sebanyak 9.730.000 (sembilan juta tujuh ratus tiga puluh ribu) saham atau
sebesar Rp973.000.000,- (sembilan ratus tujuh puluh tiga juta Rupiah).

Dengan demikian, struktur permodalan dan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut:

Ninai Nominal Rp100,- Setiap Saham


Keterangan
Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %
Modal Dasar 4.700.000.000 470.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh


1. PT Tiara Realty 2.095.200.000 209.520.000.000 97,00
2. Bhakti Salim 32.400.000 3.240.000.000 1,50
3. Agung Salim 10.800.000 1.080.000.000 1,00
4. Frans Faizal Hasjim 21.600.000 2.160.000.000 0,50
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 2.160.000.000 216.000.000.000 100,00
Saham dalam Portepel 2.540.000.000 254.000.000.000

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 06 tanggal 16 Oktober 2012 yang dibuat di
hadapan Dewi Sukardi, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Tangerang, Perseroan menyetujui: (i)
peningkatan modal dasar dari semula Rp470.000.000.000,- (empat ratus tujuh puluh miliar Rupiah)
menjadi Rp1.200.000.000.0000,- (satu triliun dua ratus miliar Rupiah); dan (ii) peningkatan modal
ditempatkan dan disetor penuh dari semula Rp216.000.000.000,- (dua ratus enam belas miliar
Rupiah) menjadi Rp300.000.000.000,- (tiga ratus miliar Rupiah). Dari peningkatan Modal
Ditempatkan dan Modal Disetor Perseroan yang seluruhnya berjumlah 840.000.000 (delapan ratus
empat puluh juta) saham dengan nilai nominal seluruhnya Rp84.000.000.000,- (delapan puluh empat
miliar Rupiah) seluruhnya telah diambil bagian dan disetor penuh dengan uang tunai masing-masing
oleh:
(i) PT Tiara Realty sebesar 814.800.000 (delapan ratus empat belas juta delapan ratus ribu)
saham atau sebesar Rp81.480.000.000 (delapan puluh satu miliar empat ratus delapan puluh
juta Rupiah);
(ii) Bhakti Salim sebesar 12.600.000 (dua belas juta enam ratus ribu) saham atau sebesar
Rp1.260.000.000,- (satu miliar dua ratus enam puluh juta Rupiah);
(iii) Frans Faizal Hasjim sebesar 8.400.000 (delapan juta empat ratus ribu) saham atau sebesar
Rp840.000.000,- (delapan ratus empat puluh juta Rupiah);
(iv) Agung Salim sebesar 4.200.000 (empat juta dua ratus ribu) saham atau sebesar
Rp420.000.000,- (empat ratus dua puluh juta Rupiah).

70
70
Dengan demikian, struktur permodalan dan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut:

Ninai Nominal Rp100,- Setiap Saham


Keterangan
Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %
Modal Dasar 12.000.000.000 1.200.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh


1. PT Tiara Realty 2.910.000.000 291.000.000.000 97,00
2. Bhakti Salim 45.000.000 4.500.000.000 1,50
3. Frans Faizal Hasjim 30.000.000 3.000.000.000 1,00
4. Agung Salim 15.000.000 1.500.000.000 0,50
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 3.000.000.000 300.000.000.000 100,00
Saham dalam Portepel 9.000.000.000 900.000.000.000

Struktur permodalan dan kepemilikan saham Perseroan yang termuat dalam Akta No. 06 tanggal 16
Oktober 2012 merupakan struktur permodalan terkini sebelum dilakukannya Penawaran Umum.

D. Keterangan Mengenai Pemegang Saham Perseroan Berbentuk Badan Hukum

PT Tiara Realty (“TR”)

TR yang berkedudukan di Jakarta Selatan adalah suatu Perseroan Terbatas yang menjalankan
kegiatan usahanya menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Republik Indonesia. TR didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 102 tanggal 30 September 2010
dibuat di hadapan Sugito Tedjamulja, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan dari
Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-49219.AH.01.01.tahun 2010 tanggal 19 Oktober
2010 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0075673.AH.01.09.Tahun 2010 tertanggal
19 Oktober 2010.

Anggaran dasar tersebut telah beberapa kali diubah, akta perubahan terakhir diubah berdasarkan
berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 01 tanggal 2 November 2012, yang dibuat
dihadapan Dewi Sukardi, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Tangerang, akta mana telah diterima dan
dicatat dalam database Sismimbakum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Departemen
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai dengan Surat No. AHU AHU-AH.01.10-
40989 tanggal 21 November 2012 perihal Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar
serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0099989.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 21
November 2012.

Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha TR adalah bergerak dalam bidang perdagangan,
pembangunan, industri, pertanian, percetakan, pengangkutan, perbengkelan dan jasa.

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, TR menjalankan usaha-usaha sebagai berikut:
a) berusaha dalam bidang perdagangan pada umumnya, baik yang dilakukan secara lokal, antar
pulau, ekspor, impor, pengecer, keagenan, supplier, leveransir, grosir, distributor, dan
perwakilan dari perusahaan lain baik atas tanggungan sendiri maupun atas tanggungan pihak
lain, secara amanat atau komisi;
b) berusaha dalam bidang pembangunan, yang antara lain meliputi bertindak sebagai
pengembang, pemborongan pada umumnya (general contractor), pemborongan bidang
pertambangan umum, pemasangan komponen bangunan berat/heavy lifting, pembangunan
kawasan perumahan (real estat), kawasan industri (industrial estat), gedung-gedung
apartemen, kondominium, perkantoran beserta fasilltas-fasilitasnya, bendungan, jembatan,
jalan, taman, dermaga laut, pelabuhan udara, instalasi airminum, gas, listrik, telekomunikasi,

71
71
pengairan, lapangan golf, pengembangan wilayah pemukiman, konstruksi besi dan baja
termasuk pekerjaan-pekerjaan pembebasan, pembukaan, pengurungan dan pemerataan,
pembangunan sarana-prasarana jaringan telekomunikasi;
c) berusaha dalam bidang industri, yang antara lain meliputi industri pengolahan kelapa sawit,
industri pengolahan cocoa dan coklat, industri pengolahan rumput laut, industri pupuk alarni
dan pupuk kimia, industri pestisida, industri pengolahan hasil-hasil pertanian/perikanan, industri
peralatan pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan serta prasarana pendukungnya;
d) berusaha dalarn bidang pertanian, yang antara lain meliputi industri pertanian, padi,
agroindustri, agrobisnis, peternakan, perikanan darat/laut dan pertambakan, pembenihan dan
budidaya biota laut, pembenihan dan budidaya biota air tawar, kehutanan, peternakan unggas,
perkebunan tanaman pangan, perkebunan/tanaman keras (palawija), perkebunan tanaman
industri, perkebunan kelapa sawit, perkebunan kelapa, perkebunan kopi, perkebunan coklat,
dan budidaya mutiara, perkebunan karet, perkebunan tebu, perkebunan tanaman buah jarak,
perkebunan jagung dan peternakan budidaya wallet;
e) berusaha dalam bidang penerbitan, yang antara lain meliputi penjilidan, karttonage dan
pengepakan, desain dan cetak grafis, foto kopi; sablon, offset, pencetakan majalah-majalah
dan tabloid, pencetakan dokumen, pencetakan buku-buku;
f) berusaha dalam bidang transportasi, yang antara lain meliputi angkutan darat, transportasi
penumpang, transportasi pengangkutan, ekspedisi dan pergudangan, transportasi
pertambangan dan perminyakan;
g) berusaha dalam bidang perbengkelan,yang antara lain: meliputi perawatan, pemeliharaan dan
perbaikan (maintenance) kendaraan bermotor; show room kendaraan bermotor; pemasangan
dan penjualan asseksoris kendaraan, perawatan, pemeliharaan dan perbaikan alat-alat berat,
penyewaan alat-alat berat, pemeliharaan dan penyediaan suku cadang pesawat ringan,
penyediaan saku cadang alat-alat berat dan pengecatan kendaraan bermotor; dan
h) berusaha dalam bidang jasa, yang antara lain meliputi agen properti, jasa boga, jasa
binatu/laundry, hiburan, jasa instalasi dan pera.atan jaringan komputer dan peripheral, jasa
pendidikan, jasa keamanan, jasa pengelolaan kegiatan dan sarana kesehatan elah raga, jasa
pengelolaan dan penyewaan gedung perkantoran, taman hiburan rekreasi dan kawasan berikat,
jasa penunjang perusahaan konstruksi, jasa periklanan dan reklame serta promosi dan
pemasaran, jasa pengolahan data, jasa pengelolaan dan pemantauan posisi kendaraan
bermotor, jasa pengelolaan manajemen properti, jasa telekomunikasi jasa teknologi informasi
dan internet content, jasa konsultasi bidang arsitek, design dan interior, jasa konsultasi bidang
konstruksi/sipil, jasa konsultasi bidang komputer dan rekayasa informatika, jasa konsultasi
bidangmanajemen dan administrasi engineering, jasa Konsultasi bidang pengelolaan
manajemen perusahaan, jasa konsultasi bidang manajemen operasi dan pemeliharaan kawasan
properti, jasa konsultasi bidang bisnis, manajemen dan administrasi, jasa konsultasi bidang
manajemen sumber daya manusia, jasa konsultasi bidang perencanaan dan pengawasan
pembangunan, jasa konnsultasi bidang teknik engineering, jasa konsultasi bidang study
perencanaan.

Kegiatan usaha yang dilakukan TR pada saat ini adalah bergerak di bidang investasi.

TR memiliki 97,00% penyertaan saham di Perseroan pada tahun 2011.

72
72
Pengurusan dan Pengawasan

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 01 tanggal 2 November 2012, yang dibuat
dihadapan Dewi Sukardi, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Tangerang, susunan anggota Dewan
Komisaris dan Direksi TR adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Elly Salim
Komisaris : Lendawaty Djunaedi

Direksi
Direktur Utama : Bhakti Salim
Direktur : Frans Faizal Hasjim

Struktur Permodalan dan Pemegang Saham

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 12 tanggal
26 Juli 2012, yang dibuat di hadapan Harry Purnomo, S.H., M.H., M.Kn., Notaris di Bekasi, struktur
permodalan dan pemegang saham TR adalah sebagai berikut:

Ninai Nominal Rp1.000,- Setiap Saham


Keterangan
Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %
Modal Dasar 460.000.000 460.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh


1. PT Tiara Global Propertindo 297.000.000 297.000.000.000 99,00
2. Bhakti Salim 2.100.000 2.100.000.000 0,70
3. Frans Faizal Hasjim 900.000 900.000.000 0,30
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 300.000.000 300.000.000.000 100,00
Saham dalam Portepel 160.000.000 160.000.000.000

Sumber utama dana penyertaan TR pada Perseroan berasal dari hutang pemegang saham.

E. Pengurusan dan Pengawasan

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 06 tanggal 16 Oktober 2012 yang dibuat di
hadapan Dewi Sukardi, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Tangerang, susunan anggota Dewan
Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Elly Salim
Komisaris Independen : Elizabeth Linandi

Direksi
Direktur Utama : Frans Faizal Hasjim
Direktur : Bhakti Salim
Direktur Tidak Terafiliasi : Ferry Setiawan

Pengangkatan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan telah memenuhi Peraturan Bapepam No.IX.I.6
lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-45/PM/2004 tanggal 29 November 2004 tentang Direksi
dan Komisaris Emiten dan Perusahaan Publik.

Berikut keterangan singkat mengenai masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi
Perseroan:

73
73
Dewan Komisaris

Elly Salim
Komisaris

Warga Negara Indonesia, 41 tahun. Mendapat gelar Sarjana Teknik jurusan


Arsitektur dari Universitas Tarumanagara pada tahun 1996.

Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak tahun 2006.

Saat ini juga menjabat sebagai Komisaris di PT Bangun Jaya Semesta (2010-
sekarang), Komisaris di PT Tiara Inti Mulia (2011-sekarang), Komisaris Utama
di PT Alam Bali International (2012-sekarang) Komisaris di PT Alam Bali
International (2011-2012), Direktur di PT Alam Bali Internaitional (2006-
2011), Komisaris Utama di PT Bina Buana Sarana (2010-sekarang), Komisaris
di PT Cakrawala Mitra Usaha (2010-sekarang), Komisaris di PT Pratika
Nugraha (2010-sekarang), Komisrars Utama di PT Tiara Realty (2010-
sekarang), Komisaris Utama di PT Mitra Propertindo (2010-sekarang)
Komisaris di PT Cakrawala Usaha Nusantara (2009-sekarang), Direktur di PT
Fikasa Bintang Cemerlang (2008-sekarang), Komisaris di PT Pulau Kencana
Raya (2007-sekarang), Direktur di PT Solusi Kesehatan Indonesia (2007-
sekarang), Komisaris Utama di PT Seminyak Suite Development (2006-
sekarang), Direktur di PT Bukit Cinere Indah (2005-sekarang), Direktur di PT
Alto Lelang (2005-sekarang), Direktur di PT Tri Banyan Tirta Tbk (2003-
sekarang), Direktur di PT Intiputra Fikasa (2003-sekarang), Direktur di PT
Fikasa Raya (2003-sekarang), dan Manager Kustodian di PT Inti Fikasa
Securindo (1996-sekarang). Sebelumnya menjabat antara lain sebagai
Direktur di PT Saraswati Griya Lestari (2006-2011).

Elizabeth Linandi
Komisaris Independen

Warga Negara Indonesia, 39 tahun. Mendapat gelar Master of Law dari


Universitas Pelita Harapan pada tahun 2008, Master of Management dari
Universitas Indonesia pada tahun 1999 dan Sarjana Ekonomi jurusan
Akuntansi dari Universitas Trisakti pada tahun 1996.

Menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak tahun 2012.

Saat ini juga menjabat sebagai Senior Manager General Treasury di PT Omni
Capital (2011-sekarang), Konselor di Trisakti School of Management (2001-
sekarang), dan Dosen Luar Biasa di Trisakti School of Management (1999-
sekarang). Sebelumnya menjabat antara lain sebagai Senior Manager
Corporate Finance/ Financial Controller di PT Omni Capital (2008-2011),
Senior Manager Internal Audit/Corporate Finance di PT Omni Capital (2006-
2007), Kepala Divisi Akuntansi dan Keuangan di PT Ramayana Makmur
Sentosa (2006), GM Akuntansi dan Keuangan di Royal Standard Group (2005-
2006), Manajer-Business Development di PT Mitra Investindo Multicorpora
(2003-2005), Manajer Akuntansi dan Keuangan di PT Gema Grahasarana Tbk
(2001-2002), Konsultan Senior di DME Consulting, Management, Tax and
Financial Consultant (2000-2001), Semi Senior Auditor di KAP Hans
Tuanakotta & Mustofa (member of Deloitte Touche Tohmatsu International)
(1996-1998), Dosen Luar Biasa di Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti
(1997-2004).

74
74
Direksi

Frans Faizal Hasjim


Direktur Utama

Warga Negara Indonesia, 58 tahun. Mendapat gelar Master of Business


Administration dari McGill University, Montreal, Canada pada tahun 1977-1979
dan Bachelor of Science (Hons) dari York University, Toronto, Canada pada
tahun 1973-1976.Menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan sejak tahun
2011.

Saat ini juga menjabat sebagai Direktur di PT Pratika Nugraha (2011-


sekarang), Direktur Utama PT. Mitra Propertindo (2010-sekarang), Komisaris
Utama Bangun Jaya Semesta (2010-sekarang), Direktur Utama di PT
Cakrawala Realty (2010-sekarang), Direktur di PT Tiara Realty (2011-
sekarang), Direktur Utama di PT Cakrawala Mitra Usaha (2010-sekarang),
Direktur di PT Cakrawala Usaha Nusantara (2011-sekarang), Direktur Utama
di PT Bina Buana Sarana (2010-sekarang), Direktur di PT Tiara Inti Mulia
(2008-sekarang) dan Direktur di PT Kacemas (2001-sekarang). Sebelumnya
menjabat antara lain sebagai Direktur Utama di PT Tiara Realty (2010 –
2011), Direktur Utama di PT Cakrawala Usaha Nusantara (2010 – 2011),
Direktur Utama di PT Tiara Inti Mulia (2008 – 2011), Marketing Coordinator di
PT Seminyak Suites (2005-2008), General Manager (Marketing) di PT Gunung
Agung (1985-1989), dan Deputy General Manager di PT Sayang Heulang
(1982-1985).

Bhakti Salim
Direktur

Warga Negara Indonesia, 46 tahun. Mendapat gelar Sarjana Akuntansi dari


Universitas Katolik Parahyangan pada tahun 1990.

Menjabat sebagai Direktur Keuangan Perseroan sejak tahun 2011.

Saat ini juga menjabat sebagai Direktur Utama di PT Fikasa Raya (1998-
sekarang), Komisaris di PT Inti Fikasa Securindo (1989-sekarang), Direktur
Utama di PT Intiputra Fikasa (2003-sekarang), Direktur Utama PT Tri Banyan
Tirta Tbk (1997-sekarang), Direktur Utama di PT Alto Lelang (2005-sekarang),
Komisaris Utama di PT Bukit Cinere Indah (2005-sekarang), Direktur di PT
Seminyak Suite Development (2006-sekarang), Komisaris di PT Solusi
Kesehatan Indonesia (2007-sekarang), Komisaris di PT Fikasa Bintang
Cemerlang (2008-sekarang), Direktur di PT Bangun Jaya Semesta (2010-
sekarang), Direktur Utama di PT Mitra Propertindo (2010-sekarang), Direktur
di PT Cakrawala Realty (2010-sekarang), Direktur di PT Bina Buana Sarana
(2010-sekarang), Direktur di Cakrawala Mitra Usaha (2010-sekarang), Direktur
Utama di PT Tiara Inti Mulia (2011-sekarang), Direktur Utama di PT Cakrawala
Usaha Nusantara (2011-sekarang), Direktur Utama di PT Praktika Nugraha
(2011-sekarang), Direktur Utama di PT Tiara Realty (2011-sekarang).
Sebelumnya menjabat antara lain sebagai Direktur di Fikasa Raya (1988-
1998) Direktur di PT Intiputra Fikasa (1994-2003), Direktur di PT Miwon
Indonesia (1994-2000), Komisaris di PT Saraswati Griya Lestari (2006-2011).

75
75
Ferry Setiawan
Direktur Tidak Terafiliasi

Warga Negara Indonesia, 41 tahun. Mendapat gelar S-2 Manajemen


Marketing dari Universitas Atmajaya pada tahun 2007 dan S-1 Manajemen
dari Universitas Atmajaya pada tahun 1995.

Menjabat sebagai Human Resource & Legal Director. Beliau juga menjabat
sebagai Direktur Tidak Terafiliasi Perseroan sejak tahun 2012.

Sebelumnya menjabat antara lain sebagai Komisaris Independen di PT Kokoh


Inti Arebama Tbk (2007-2011), Senior Store Plan and Franchise Manager di
PT Bangun Adi Perkasa (2010-2012), Senior Project Manager di PT Bangun
Adi Perkasa (2008-2010), Merchandising Manager di PT Bangun Adi Perkasa
(2007-2008), General Manager di Inspire Design (2005-2006), General
Manager di PT Lensa Spektrum Infotainment (2004-2004), General Manager
di PT Panca Selaras Mandiri (2001-2003), Marketing Manager di PT
Indofinance Perkasa (1997-2001), Marketing Manager Assistant di PT Modern
Photo Tbk (1997-1997), Bank Dagang Nasional Indonesia (1995-1997)

Kompensasi Dewan Komisaris dan Direksi

Dewan Komisaris dan Direksi menerima kompensasi yang ditentukan oleh pemegang saham pada
saat RUPS tahunan, dan dibayarkan bulanan. Dewan Komisaris dan Direksi tidak menerima uang jasa
atas kehadiran mereka dalam rapat-rapat Direksi maupun Dewan Komisaris.

Sesuai dengan Laporan Keuangan Perseroan, tidak ada gaji kotor, tunjangan dan bonus yang
dibayarkan kepada Direksi dan Komisaris Perseroan masing-masing untuk periode enam bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 dan tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011,
2010 dan 2009.

Sekretaris Perusahaan

Sehubungan dengan pemenuhan Peraturan Bapepam No. IX.I.4 lampiran Keputusan Ketua Bapepam
No. Kep-63/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 tentang Pembentukan Sekretaris Perusahaan juncto
Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta No. Kep-305/BEJ/07-2004 tanggal 19 Juli 2004, berdasarkan
Surat Keputusan Direksi No. 00871/SGL/FH/X/2012 tanggal 16 Oktober 2012 tentang Penunjukan
Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary), Perseroan telah mengangkat Darmawan Kusniadi
sebagai Corporate Secretary. Penunjukan ini berlaku efektif sejak tanggal 16 Oktober 2012.

Tanggung Jawab Utama

Memastikan organisasi memenuhi undang-undang dan ketentuan yang berlaku, mengingatkan


anggota Direksi untuk tetap mengetahui mengenai tanggung jawab hukum mereka, memimpin dan
memfasilitasi pertemuan atau rapat Direksi / pengurus Perseroan dengan pemegang saham dan
memberikan laporan atau edaran kepada pemegang saham dan Direksi / pengurus Perseroan. Selain
itu, berikut ini adalah tanggung jawab lainnya dari Sekretaris Perusahaan:

1. Membantu Direksi, manajemen dan karyawan untuk mengembangkan strategi perusahaan


berdasarkan visi dan misi perusahaan untuk mencapai tujuan strategis dan keuangan sementara
menjunjung tinggi nilai-nilai misi dan inti dari perusahaan;
2. Memberikan kepemimpinan yang efektif dari perencanaan, koordinasi dan komunikasi antara
dewan direksi dan manajemen serta memimpin dan memfasilitasi pertemuan/ rapat antara ketua

76
76
pemegang saham dengan Direksi/ pengurus perusahaan dan memberikan laporan atau edaran
kepada pemegang saham dan dewan direksi / pengurus perusahaan;
3. Untuk memandu Direksi, manajemen dan karyawan dalam menangani pertanyaan-pertanyaan
keuangan dari pemegang saham dan investor, serta orang lain yang mungkin tertarik dalam
saham perusahaan atau stabilitas keuangan Perseroan;
4. Untuk memastikan bahwa organisasi memenuhi kewajiban konstitusionalnya, peraturan dan
hukum melalui pembuatan dan penerapan kebijakan dan prosedur perusahaan yang tepat;
5. Untuk memastikan bahwa program Penawaran Umum dilaksanakan sesuai rencana;
6. Memastikan karyawan menyadari hukum dan budaya perusahaan yang didirikan untuk
mendukung pelaksanaan strategi perusahaan.

Alamat Corporate Secretary : The Bellezza Shopping Arcade Lantai 1 No. 130-131
Jl. Letjen Soepeno no. 34, Arteri Permata Hijau
Jakarta 12210
Telp : (62-21) 2567 5505
Faks : (62-21) 2567 5572
E-mail : corsec@saraswatiborobudur.com

Komite Audit

Dalam rangka penerapan Tata Kelola Perusahaan, Perseroan akan membentuk Komite Audit sesuai
dengan Peraturan Bapepam No. IX.I.5 lampiran Keputusan Ketua Bapepam No.Kep-643/BL/2012
tanggal 7 Desember 2012 tentang Pembentukan Dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit,
selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah Tanggal Pencatatan saham Perseroan di BEI atau RUPS
Perseroan berikutnya, kejadian mana yang lebih cepat terlaksana.

Tugas dan tanggung jawab Komite Audit antara lain adalah:


1. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan Perseroan kepada
publik dan/atau pihak otoritas antara lain laporan keuangan, proyeksi, dan laporan lainnya
terkait dengan informasi keuangan Perseroan;
2. Melakukan penelaahan atas ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berhubungan dengan kegiatan Perseroan;
3. Memberikan pendapat independen dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara manajemen
dan Akuntan atas jasa yang diberikannya;
4. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai penunjukan Akuntan yang
didasarkan pada independensi, ruang lingkup penugasan, dan fee;
5. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal dan mengawasi
pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas temuan auditor internal;
6. Melakukan penelaahan terhadap aktivitas pelaksanaan manajemen risiko yang dilakukan oleh
Direksi, jika Perseroan tidak memiliki fungsi pemantau risiko di bawah Dewan Komisaris;
7. Menelaah pengaduan yang berkaitan dengan proses akuntansi dan pelaporan keuangan
Perseroan;
8. Menelaah dan memberikan saran kepada Dewan Komisaris terkait dengan adanya potensi
benturan kepentingan Perseroan; dan
9. Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi Perseroan.

Departemen Audit Internal

Berdasarkan Surat Keputusan Sirkuler Dewan Komisaris Pengganti Rapat Dewan Komisaris tanggal 25
Oktober 2012 atas pengangkatan ketua Departemen Audit Internal dan Piagam Audit Internal
(Internal Audit Charter), ketua audit internal yang diangkat adalah Tong Salim Sartono yang efektif
sejak tanggal keputusan. Tong Salim Sartono merupakan Warga Negara Indonesia, 44 tahun, yang
mendapat gelar Sarjana Ekonomi dari STEI (Sekolah Tinggi Ekonomi Indonesia)(1991), dan
sebelumnya menjabat sebagai Finance Manager di Perseroan (2010-2012), Chief Accounting di PT

77
77
Cinetech Studio Cipta (1996-1998) dan Accounting & Finance Manager di PT Chandra Universal Tour
& Travel (2000-2010).

Fungsi departemen ini adalah:


1. Menjadi penilai independen yang berperan membantu Direksi dalam mengamankan investasi
dan aset Perusahaan secara efektif dari sisi akuntansi dan audit;
2. Melakukan analisa dan evaluasi efektivitas sistem dan prosedur pada semua kegiatan
Perusahaan dan fungsi-fungsi pendukungnya;
3. Melakukan koordinasi dengan Komite Audit dan auditor eksternal agar kelancaran proses audit
dapat tercapai.

Tugas dan tanggung jawab Departemen ini adalah sebagai berikut:


1. Mengakses seluruh informasi yang relevan, melakukan komunikasi secara langsung dengan
Direksi, dan Dewan Komisaris, serta Komite Audit dengan sepengetahuan Komisaris;
2. Mengadakan rapat secara berkala dan insidentil dengan Direksi, Dewan Komisaris, serta Komite
Audit;
3. Melakukan koordinasi kegiatannya dengan kegiatan auditor eksternal;
4. Menyusun usulan perubahan dan melaksanakan Piagam Audit Internal;
5. Melakukan verifikasi dan uji kehandalan terhadap informasi yang diperoleh, dalam kaitan
dengan penilaian efektivitas sistem audit;
6. Menilai dan menganalisa aktivitas Perseroan, namun tidak mempunyai kewenangan dalam
pelaksanaan dan tanggung jawab atas aktivitas yang ditelaah/diaudit;
7. Kepala Audit Internal dapat mengalokasikan sumber daya, fokus, ruang lingkup, jadwal auditor,
dan penerapan teknik audit untuk mencapai tujuan audit, mengklarifikasi dan membicarakan
hasil audit, meminta tanggapan lisan/tertulis pada auditee, memberikan saran dan
rekomendasi.

F. Struktur Organisasi Perseroan

Berikut ini adalah bagan struktur organisasi Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan:

78
78
G. Struktur Kelompok Usaha Perseroan

Struktur kepemilikan kelompok usaha Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai
berikut:

Keterangan: PT Intiputra Fikasa dimiliki oleh Bhakti Salim dan keluarga, sedangkan PT Kace Mas dimiliki oleh Frans Faizal Hasjim dan keluarga.

H. Keterangan Mengenai Entitas Anak

Tahun
Entitas Tahun Persentase Kegiatan
Penyertaan Proyek Status Operasional
Anak Pendirian Kepemilikan Usaha
Perseroan
TIM 2004 2011 99,00% Developer Anantara Uluwatu Beroperasi
CUN 2008 2011 99,00% Developer Best Western Kuta Beach Beroperasi
BBS 2009 2011 99,00% Developer Westin Ubud Belum beroperasi secara komersial
PN 2009 2011 99,00% Developer Sarasvati – A Luxury Collection Belum beroperasi secara komersial
CMU 2010 2011 99,00% Perhotelan - Beroperasi

1. PT Tiara Inti Mulia (“TIM”)

a. Riwayat Singkat

TIM yang berkedudukan di Jakarta Selatan adalah suatu Perseroan terbatas yang
menjalankan kegiatan usahanya menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku di Republik Indonesia. TIM didirikan berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No.
18 tanggal 11 Oktober 2004, dibuat di hadapan Saut Hendrik Budi, S.H., sebagai pengganti
dari Sugito Tedjamulja, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan dari
Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-01092.AH.01.01 tanggal 8 Januari 2008
serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 48 tanggal 16 Juni 2009,
Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 15911/2009.

79
79
Anggaran Dasar tersebut terakhir kali diubah sebagaimana tercantum dalam Akta Pernyataan
Keputusan Rapat No. 08 tanggal 16 Oktober 2012 yang dibuat di hadapan Notaris Dewi
Sukardi, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Tangerang, akta mana telah diterima dan dicatat
dalam database Sismimbakum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia No. AHU-AH.01.10-38230 tanggal 24 Oktober 2012 perihal Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan
No. AHU-0093206.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 24 Oktober 2012.

TIM beralamat di The Bellezza Shopping Arcade Lantai 1 Unit SA/30-31, Jl. Letjen Soepeno
no. 34, Arteri Permata Hijau, Jakarta 12210.

b. Kegiatan Usaha

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar TIM, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha TIM
adalah bergerak dalam bidang perdagangan, pembangunan, industri, pertambangan,
pertanian, percetakan, pengangkutan, perbengkelan, dan jasa.

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, TIM dapat menjalankan usaha-usaha
sebagai berikut:
a. Berusaha dalam bidang perdagangan pada umumnya, baik yang dilakukan secara lokal,
antar pulau, ekspor, impor, pengecer, keagenan, supplier, leveransir, grosir, distributor,
dan perwakilan dari perusahaan lain baik atas tanggungan sendiri maupun atas
tanggungan pihak lain, secara amanat atau komisi;
b. Berusaha dalam bidang pembangunan, yang antara lain meliputi bertindak sebagai
pengembang, pemborongan pada umumnya (general contractor), pemborongan bidang
pertambangan umum, pemasangan komponen bangunan berat/heavy lifting,
pembangunan kawasan perumahan (real estat), kawasan indsutri (industrial estat),
gedung-gedung apartemen, kondominium, perkantoran beserta fasilitas-fasilitasnya,
bendungan, jembatan, jalan, taman, dermaga laut, pelabuhan udara, instalasi air
minum, gas, listrik, telekomunikasi, pengairan, pengembangan wilayah pemukiman,
konstruksi besi dan baja temasuk pekerjaan-pekerjaan pembebasan, pembukaan,
pengurugan dan pemerataan, pembangunan lapangan golf, pembangunan sarana-
prasarana jaringan telekomunikasi;
c. Berusaha dalam bidang industri, yang antara lain meliputi industri batik, industri
farmasi dan obat-obatan, industri garment dan pakaian jadi, industri haspel, industri
karet dan baran-barang dari karet, industri kerajinan tangan, industri kertas, industri
kimia dan barang-barang dari kimia, industri karton, industri barang galian bukan
logam, industri komputer dan peripheral, industri logam dan baja, industri makanan
dan minuman, industri mesin-mesin, industri mesin listrik, industri meubel dan
furniture, industri peralatan rumah tangga, industri peralatan listrik, industri plastik dan
fibre, industri perkakas dan perabotan, industri pengolahan kelapa sawit, industri
peralatan pengolahan air bersih dan limbah, industri roti dan kue, industri pengolahan
cocoa dan coklat, industri pengolahan rumput laut, industri pengolahan hasil-hasil llaut,
industri perakitan komponen jadi (elektronika), industri peralatan kontrol polusi dan
korosi, industri radio dan televisi, industri rokok, industri sarung tangan, industri
semen, industri sepatu dan sandal dan industri tekstil;
d. Berusaha dalam bidang pertambangan, yang antara lain meliputi pertambangan nikel,
batubara, timah, logam, emas, perak, pasir besi dan bijih besi, tanah liat, granit,
gamping, pasir, bijih uranium dan thorium, eksplorasi dan eksploitasi air mineral dan
tambang non migas, teknologi perforasi, pengeboran;
e. Berusaha dalam bidang pertanian, yang antara lain meliputi industri pertanian,
agroindustri, agrobisnis, peternakan, perikanan darat/laut dan pertambakan,
pembenihan dan budi daya biota laut, pembenihan dan budi daya biota air tawar,
kehutanan, peternakan unggas, perkebunan tanaman pangan, perkebunan tanaman

80
80
keras (palawija), perkebunan tanaman industri, perkebunan kelapa sawit, perkebunan
kelapa, perkebunan kopi, perkebunan coklat, dan budi daya mutiara, peternakan
budidaya walet;
f. Berusaha dalam bidang penerbitan, yang antara lain meliputi penjilidan, kartonage dan
pengepakan, desain dan cetak grafis, foto kopi, sablon, offset, pencetakan majalah-
majalah dan tabloid, pencetakan dokumen, pencetakan buku-buku;
g. Berusaha dalam bidang transportasi, yang antara lain meliputi angkutan darat (pipa),
transportasi penumpang, transportasi pengangkutan, ekspedisi dan pergudangan,
transportasi pertambangan dan perminyakan;
h. Berusaha dalam bidang perbengkelan, yang antara lain meliputi perawatan,
pemeliharaan dan perbaikan (maintenance) kendaraan bermotor, show room
kendaraan bermotor, pemasangan dan penjualan aksesoris kendaraan, perawatan,
pemeliharaan dan perbaikan alat-alat berat, penyewaan alat-alat berat, pemeliharaan
dan penyediaan suku cadang pesawat ringan, penyediaan suku cadang alat-alat berat
dan pengecetan kendaraan bermotor;
i. Berusaha dalam bidang jasa, yang antara lain meliputi agen properti, jasa boga, jasa
binatu/laundry, jasa hiburan, jasa hubungan kemasyarakatan, jasa kebersihan, jasa
instalasi dan perawatan jaringan komputer dan peripheral, jasa pendidikan, jasa
keamanan, jasa kesenian dan pameran, jasa parlor kecantikan, jasa bidang kecantikan,
perawatan dan kebugaran tubuh, jasa pengerahan tenaga kerja, jasa persewaan dan
sewa beli kendaraan bermotor, jasa pengembangan bisnis, jasa pengembang piranti
lunak, jasa penyewaan perlengkapan perkawinan, jasa komputer grafik dan kreatif
photo studio, jasa pengelolaan kegiatan dan sarana kesehatan olah raga, jasa
pengelolaan dan penyewaan gedung perkantoran, taman hiburan/rekreasi dan
kawasan berikat, jasa penunjang kegiatan penerbangan, jasa penunjang kegiatan
pertambangan, jasa pengurusan surat-surat perizinan (biro jasa), jasa penunjang
perusahaan konstruksi, jasa periklanan dan reklame serta promosi dan pemasaran, jasa
pengolahan data, jasa pengelolaan dan pemantauan posisi kendaraan bermotor, jasa
pengelolaan manajemen properti, jasa pelatihan dan ketrampilan tenaga kerja, jasa
penjernihan dan pengolahan air bersih dan limbah, jasa rekruiting dan penyaluran
tenaga kerja, jasa survey kelautan dan transportasi, jasa telekomunikasi umum, jasa
teknologi informasi dan internet content, jasa teknologi optik film, jasa navigasi
telematika, jasa konsultasi navigasi telematika, jasa konsultasi bidang arsitek, design,
dan interior, jasa konsultasi bidang konstruksi/sipil, jasa konstruksi bidang komputer
dan rekayasa informatika, jasa konsultasi bidang manajemen dan administrasi
engineering, jasa konsultasi bidang pengelolaan manajemen perusahaan, jasa
konsultasi bidang manajemen operasi dan pemeliharaan kawasan properti, jasa
konsultasi bidang bisnis, manajemen dan administrasi, jasa konsultasi bidang
manajemen sumber daya manusia, jasa konsultasi bidang pelatihan dan keterampilan,
jasa konsultasi bidang perencanaan dan pengawasan pembangunan, jasa konsultasi
bidang pertekstilan, jasa konsultasi bidang penjernihan dan pengolahan air bersih dan
limbah, jasa konsultasi bidang konveksi dan garment, jasa konsultasi bidang restoran
dan makanan, jasa konsultasi bidang teknik engineering, jasa konsultasi bidang studi
perencanaan.

Kegiatan usaha yang dilakukan TIM pada saat ini adalah bergerak di bidang developer.

c. Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 11 tanggal 24 Februari 2011, yang dibuat
di hadapan Dewi Sukardi, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Tangerang jo. Akta Pernyataan
Keputusan Rapat No. 08 tanggal 16 Oktober 2012, dibuat di hadapan Dewi Sukardi, S.H.,
M.Kn., Notaris di Kabupaten Tangerang, struktur permodalan dan pemegang saham TIM
adalah sebagai berikut:

81
81
Ninai Nominal Rp1.000,- Setiap Saham
Keterangan
Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %
Modal Dasar 246.000.000 246.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh


1. PT Saraswati Griya Lestari 156.915.000 156.915.000.000 99,00
2. Bhakti Salim 1.109.500 1.109.500.000 0,70
3. Frans Faizal Hasjim 475.500 475.500.000 0,30
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 158.500.000 158.500.000.000 100,00
Saham dalam Portepel 87.500.000 87.500.000.000

d. Pengurusan dan Pengawasan

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 11 tanggal 24 Februari 2011, yang dibuat
di hadapan Dewi Sukardi, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Tangerang, susunan anggota
Dewan Komisaris dan Direksi TIM adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris
Komisaris : Elly Salim

Direksi
Direktur Utama : Bhakti Salim
Direktur : Frans Faizal Hasjim

e. Ikhtisar Data Keuangan Penting

Tabel berikut ini menyajikan ikhtisar data keuangan penting TIM untuk periode-periode 6
(enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 dan 2011 serta tahun-tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, diambil dari laporan keuangan
konsolidasian serta yang tidak tercantum dalam Prospektus ini.

Laporan keuangan TIM untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada 30 Juni 2012 dan
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 telah diaudit oleh KAP Tjahjadi &
Tamara, akuntan publik independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI,
dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian. Laporan keuangan untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 telah diaudit oleh KAP Paul Hadiwinata, Hidajat,
Arsono, Ade Fatma & Rekan, akuntan publik independen, berdasarkan standar auditing yang
ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian.

(dalam jutaan Rupiah)

31 Desember
Keterangan 30 Juni 2012
2011 2010 2009
Jumlah Aset 305.823 230.011 139.886 47.367
Jumlah Liabilitas 232.047 149.918 147.656 48.415
Jumlah Ekuitas (Defisiensi Modal) 73.776 80.093 (7.770) (1.048)

(dalam jutaan Rupiah)


Periode 6 bulan yang berakhir Tahun-tahun yang berakhir
Keterangan pada tanggal 30 Juni pada tanggal 31 Desember
2012 2011* 2011 2010 2009
Pendapatan - - - - -
Laba kotor - - - - -
Rugi sebelum pajak penghasilan kini (6.317) (6.717) (13.387) (6.722) (9.198)
Rugi komprehensif (6.317) (6.717) (13.387) (6.722) (9.198)
* tidak diaudit

82
82
Periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 (diaudit)
dibandingkan dengan periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni
2011 (tidak diaudit) serta perbandingan posisi keuangan tanggal 30 Juni 2012
dan 31 Desember 2011

Jumlah aset TIM per 30 Juni 2012 mengalami peningkatan sebesar Rp75.812 Juta atau
32,96% menjadi Rp305.823 Juta dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh kenaikan aset tetap (bangunan dalam
penyelesaian) dari perkembangan pembangunan proyek secara fisik Anantara Uluwatu.

Jumlah liabilitas TIM per 30 Juni 2012 juga meningkat sebesar Rp82.129 Juta atau 54,78%
dari semula Rp149.918 Juta menjadi Rp232.047 Juta, yang terutama disebabkan oleh
meningkatnya utang Bank CIMB Niaga serta meningkatnya utang pihak berelasi yaitu PT
Tiara Realty terkait dengan kebutuhan pendanaan proyek pembangunan Anantara Uluwatu.

Penurunan ekuitas TIM per 30 Juni 2012 disebabkan oleh meningkatnya saldo defisit selama
periode 6 bulan sebagai akibat belum beroperasinya Anantara Uluwatu. Jumlah ekuitas
berkurang dari Rp80.093 Juta menjadi Rp73.776 Juta atau mengalami penurunan sebesar
Rp6.317 Juta atau 7,89%.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010

Jumlah aset TIM per 31 Desember 2011 mengalami peningkatan sebesar Rp90.125 Juta atau
64,43% menjadi Rp230.011 Juta dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh kenaikan aset tetap (bangunan dalam
penyelesaian) dari perkembangan pembangunan proyek secara fisik Anantara Uluwatu serta
dibukukannya kondotel Anantara Uluwatu yang siap dijual ke dalam akun persediaan.

Jumlah liabilitas TIM per 31 Desember 2011 juga mengalami peningkatan yang disebabkan
oleh meningkatnya utang kontraktor dan usaha dan utang bank yang diperlukan untuk
membiayai pembangunan Anantara Uluwatu, serta meningkatnya uang muka penjualan
kondotel, yang diimbangi oleh menurunnya utang kepada pemegang saham TIM. Hal ini
mengakibatkan jumlah liabiltas bertambah sebesar Rp2.262 Juta atau 1,53% dari semula
Rp147.656 Juta menjadi Rp149.918 Juta.

Jumlah ekuitas TIM per 31 Desember 2011 mengalami peningkatan sebesar Rp87.863 Juta
yang terutama disebabkan oleh meningkatnya modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar
Rp60.250 Juta ditambah dengan uang muka setoran modal sebesar Rp41.000 Juta.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dibandingkan dengan tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009

Jumlah aset TIM per 31 Desember 2010 mengalami peningkatan sebesar Rp92.519 Juta atau
195,32% dari semula Rp47.367 Juta menjadi Rp139.886 Juta dibandingkan dengan tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009, yang terutama disebabkan oleh kenaikan
aset tetap (bangunan dalam penyelesaian) dari perkembangan pembangunan proyek secara
fisik Anantara Uluwatu.

Jumlah liabilitas TIM per 31 Desember 2010 juga meningkat sebesar Rp99.241 Juta atau
204,98% dari semula Rp48.415 Juta menjadi Rp147.656 Juta, yang terutama disebabkan
oleh meningkatnya utang Bank CIMB Niaga dan meningkatnya utang pihak berelasi yaitu PT
Tiara Realty terkait dengan kebutuhan pendanaan proyek pembangunan Anantara Uluwatu
serta meningkatnya uang muka penjualan kondotel.

83
83
Penurunan ekuitas TIM per 31 Desember 2010 disebabkan oleh meningkatnya saldo defisit
sebagai akibat belum beroperasinya Anantara Uluwatu. Jumlah negatif ekuitas bertambah
dari Rp1.048 Juta menjadi Rp7.770 Juta atau mengalami penurunan sebesar Rp6.723 Juta
atau 641,51%.

2. PT Cakrawala Usaha Nusantara (“CUN”)

a. Riwayat Singkat

CUN yang berkedudukan di Jakarta Selatan adalah suatu Perseroan terbatas yang
menjalankan kegiatan usahanya menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku di Republik Indonesia. CUN didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 23 tanggal
26 Mei 2008, dibuat di hadapan Musa Muamarta, S.H., Notaris di Jakarta Barat, yang telah
mendapat persetujuan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-
40045.AH.01.01.Tahun 2008 tanggal 10 Juli 2008 dan telah didaftarkan dalam Daftar
Perseroan No. AHU-0057601.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 10 Juli 2008.

Anggaran Dasar tersebut terakhir kali diubah sebagaimana tercantum dalam Akta Pernyataan
Keputusan Rapat No. 07 tanggal 16 Oktober 2012, yang dibuat di hadapan Dewi Sukardi,
S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Tangerang, akta mana telah diterima dan dicatat dalam
database Sismimbakum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai dengan Surat No. AHU.AH.01.10-3978
tanggal 5 November 2012 perihal Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data serta telah
didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0096127.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 5
November 2012.

CUN beralamat di The Bellezza Shopping Arcade Lantai 1 Unit SA/30-31, Jl. Letjen Soepeno
no. 34, Arteri Permata Hijau, Jakarta 12210.

b. Kegiatan Usaha

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar CUN, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha CUN
adalah dalam bidang perdagangan, pembangunan, industri, pertambangan, pertanian,
percetakan, pengangkutan, perbengkelan, dan jasa.

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, CUN dapat menjalankan usaha-usaha
sebagai berikut:
a. Bidang perdagangan meliputi Perdagangan Import & Ekspor, antar pulau/daerah serta
lokal, untuk barang-barang hasil produksi sendiri dan hasil produksi perusahaan lain,
serta bertindak sebagai agen, leveransir, supplier, waralaba, distributor dan sebagai
perwakilan dari badan-badan perusahaan lain, baik dari dalam maupun luar negeri,
diantaranya perdagangan yang berhubungan dengan usaha real estate dan properti,
perdagangan mobil dan motor, eceran, perdagangan besar lokal, perdagangan
computer dan alat elektronika, peralatan transmisi telekomunikasi, barang-barang
engineering, supermarket/hypermarket (toserba/swalayan), hasil industri kayu dan
tripleks, mainan anak-anak, alat tulis kantor, serta berbagai macam barang dan
peralatan lain yang diperbolehkan.
b. Bidang Pembangunan bertindak sebagai pengembang yang meliputi perencana,
pelaksanaan dan pemborongan pada umumnya (general contractor), antara lain
pembangunan kawasan perumahan (real estate), kawasan industri (industri estate),
gedung-gedung apartement, kondominium, perkantoran, pertokoan, beserta fasilitas-
fasilitasnya termasuk mengerjakan pembebasan, pembukaan, pengurugan,

84
84
pemerataan, penyiapan dan pengembangan arel tanah lokasi/wilayah yang akan
dibangun, serta pembangunan bangunan dan kontruksi, gedung-gedung, lapangan,
jembatan-jembatan, jalan-jalan, pertamanan, bendungan-bendungan, pengairan
(irigasi), landasan-landasan udara, dermaga, pemasangan instalasi-instalasi listrik, gas,
air minum, telekomunikasi, air conditioner, dan dalam bidang teknik sipil, elektro dan
mesin.
c. Bidang Perindustrian meliputi industri elektronika, termasuk computer, alat komunikasi,
industri makanan dan minuman, pengolahan hasil perikanan (coldstorage), tekstil,
pakaian jadi (garment), meubel (furniture), mesin-mesin, alat-alat rumah tangga,
industri kulit, keramik dan tanah liat, industri kayu (tidak termasuk furniture) dan
barang-barang anyaman, industri karet dan barang dari karet, industri kerajinan
tangan, industri pengempuk daging (meat tenderizer).
d. Bidang Pertambangan meliputi pertambangan nikel, batubara, timah dan logam, emas,
perak, batuan tambang, tanah liat, marmer, granit, pasir, pasir besi dan bijih besi dan
tambang non migas.
e. Bidang Pengangkutan Darat termasuk angkutan untuk barang maupun penumpang,
ekspedisi dan pergudangan.
f. Bidang Pertanian termasuk agroindustri yang meliputi budidaya dan pengolahan pasca
panen, pembibitan (hatchery), industri pertanian, peternakan, perikanan darat/laut,
perkebunan dan kehutanan.
g. Bidang Percetakan meliputi penjilidan dan penerbitan buku-buku, desain dan cetak
grafis dan offset.
h. Bidang Perbengkelan meliputi kegiatan perawatan, pemeliharaan dan perbaikan
(maintenance) kendaraan bermotor, berbagai jenis mesin-mesin.
i. Bidang Jasa meliputi jasa konsultasi manajemen dan administrasi, persewaan
kendaraan bermotor, periklanan, hiburan kecuali jasa dalam bidang hukum dan pajak.

Kegiatan usaha yang dilakukan CUN pada saat ini adalah bergerak di bidang developer.

c. Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 09 tanggal 23 Februari 2011, yang dibuat
di hadapan Dewi Sukardi, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Tangerang, susunan Direksi dan
Dewan Komisaris Perseroan jo. Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 07 tanggal 16 Oktober
2012, yang dibuat di hadapan Dewi Sukardi, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Tangerang,
struktur permodalan dan pemegang saham CUN adalah sebagai berikut:

Ninai Nominal Rp1.000,- Setiap Saham


Keterangan
Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %
Modal Dasar 88.800.000 88.800.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh


1. PT Saraswati Griya Lestari 42.075.000 42.075.000.000 99,00
2. Bhakti Salim 297.500 297.500.000 0,70
3. Frans Faizal Hasjim 127.500 127.500.000 0,30
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 42.500.000 42.500.000.000 100,00
Saham dalam Portepel 46.300.000 46.300.000.000

d. Pengurusan dan Pengawasan

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 09 tanggal 23 Februari 2011, yang dibuat
di hadapan Dewi Sukardi, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Tangerang, susunan anggota
Dewan Komisaris dan Direksi CUN adalah sebagai berikut:

85
85
Dewan Komisaris
Komisaris : Elly Salim

Direksi
Direktur Utama : Bhakti Salim
Direktur : Frans Faizal Hasjim

e. Ikhtisar Data Keuangan Penting

Tabel berikut ini menyajikan ikhtisar data keuangan penting CUN untuk periode-periode 6
(enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 dan 2011 serta tahun-tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, diambil dari laporan keuangan
konsolidasian serta yang tidak tercantum dalam Prospektus ini.

Laporan keuangan CUN untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada 30 Juni 2012 dan
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 telah diaudit oleh KAP Tjahjadi &
Tamara, akuntan publik independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI,
dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian. Laporan keuangan untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 telah diaudit oleh KAP Paul Hadiwinata, Hidajat,
Arsono, Ade Fatma & Rekan, akuntan publik independen, berdasarkan standar auditing yang
ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian.

(dalam jutaan Rupiah)

31 Desember
Keterangan 30 Juni 2012
2011 2010
Jumlah Aset 110.613 112.157 48.859
Jumlah Liabilitas 99.159 92.956 51.247
Jumlah Ekuitas (Defisiensi Modal) 11.454 19.201 (2.388)

(dalam jutaan Rupiah)


Periode 6 bulan yang berakhir Tahun-tahun yang berakhir
Keterangan pada tanggal 30 Juni pada tanggal 31 Desember
2012 2011* 2011 2010
Pendapatan 1.250 - 591 -
Laba kotor 1.069 - 441 -
Rugi sebelum pajak penghasilan kini (7.622) (2.415) (7.353) (2.888)
Rugi komprehensif (7.747) (2.415) (7.412) (2.888)
* tidak diaudit

Periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 (diaudit)
dibandingkan dengan periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni
2011 (tidak diaudit) serta perbandingan posisi keuangan tanggal 30 Juni 2012
dan 31 Desember 2011

Jumlah pendapatan dan laba kotor CUN per 30 Juni 2012 mengalami kenaikan berturut-turut
sebesar Rp1.250 Juta atau 100% dan Rp1.069 Juta atau 100% dibandingkan dengan 30 Juni
2011 karena adanya pendapatan hasil sewa atas aset tetap bangunan dan prasarana CUN
yang selesai pada tanggal 15 Agustus 2011, sehingga telah dapat disewakan kepada Entitas
Anak CMU untuk dioperasionalkan sebagai hotel Best Western Kuta Beach sejak tanggal
tersebut.

86
86
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010

Best Western Kuta Beach telah beroperasi sejak tanggal 15 Agustus 2011 sehingga CUN telah
membukukan pendapatan sewa sebesar Rp591 Juta per tanggal 31 Desember 2011, namun
pendapatan yang dihasilkan masih belum dapat menutupi beban operasional yang terjadi
selama tahun 2011.

Jumlah aset CUN per 31 Desember 2011 mengalami kenaikan sebesar Rp63.298 Juta atau
129,55% dibandingkan dengan 31 Desember 2010. Kenaikan ini disebabkan oleh
perkembangan pembangunan proyek secara fisik Best Western Kuta Beach.

Jumlah liabilitas CUN per 31 Desember 2011 mengalami kenaikan sebesar Rp41.709 Juta
atau 81,39% dibandingkan dengan 31 Desember 2010. Kenaikan ini terutama disebabkan
oleh utang pihak ketiga dan penambahan pinjaman dari Bank CIMB Niaga untuk pembiayaan
pembangunan proyek Best Western Kuta Beach.

Jumlah ekuitas per 31 Desember mengalami kenaikan sebesar Rp21.589 Juta dibandingkan
dengan 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh kenaikan modal ditempatkan dan
disetor sebesar Rp29.000 Juta.

3. PT Bina Buana Sarana (“BBS”)

a. Riwayat Singkat

BBS yang berkedudukan di Jakarta Selatan adalah suatu Perseroan terbatas yang
menjalankan kegiatan usahanya menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku di Republik Indonesia. BBS didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 4 tanggal 6
April 2009, dibuat di hadapan Musa Muamarta, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat
persetujuan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-21690.AH.01.01 tanggal
19 Mei 2009 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0027732.AH.01.09 tanggal
19 Mei 2009.

Anggaran Dasar tersebut terakhir kali diubah sebagaimana tercantum dalam Akta Pernyataan
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 09 tanggal 26 Juli 2012 yang
dibuat di hadapan Harry Purnomo, S.H., M.H., M.Kn., Notaris di Bekasi, akta mana telah
diterima dan dicatat dalam database Sismimbakum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum
Umum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai dengan Surat
No. AHU-AH.01.10-31172 tanggal 27 Agustus 2012 perihal Penerimaan Pemberitahuan
Perubahan Anggaran Dasar Perseroan serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No.
AHU-0076635.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 27 Agustus 2012.

BBS beralamat di The Bellezza Shopping Arcade Lantai GF Suite 30-31, Jl. Letjen Soepeno no.
34, Arteri Permata Hijau, Jakarta 12210.

b. Kegiatan Usaha

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar BBS, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha BBS
adalah bergerak dalam bidang perdagangan, pembangunan, industri, pertambangan,
pertanian, percetakan, pengangkutan, perbengkelan, dan jasa.

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, BBS dapat menjalankan usaha-usaha
sebagai berikut:

87
87
a. Bidang Perdagangan meliputi Perdagangan Import dan Eksport, antar pulau/daerah
serta lokal, untuk barang-barang hasil produksi sendiri dan hasil produksi perusahaan
lain, serta bertindak sebagai agen, leveransir, supplier, waralaba, distributor dan
sebagai perwakilan dari badan-badan perusahaan lain, baik dari dalam maupun luar
negeri, diantaranya perdagangan yang berhubungan dengan usaha real estate dan
properti, perdagangan mobil dan motor, eceran, perdagangan besar lokal,
perdagangan computer dan alat elektronika, peralatan transmisi telekomunikasi,
barang-barang engineering, supermarket atau hypermarket (toserba atau swalayan),
hasil industri kayu dan tripleks, mainan anak-anak, alat tulis kantor, serta berbagai
macam barang dan peralatan lain yang diperbolehkan;
b. Bidang pembangunan bertindak sebagai pengembang yang meliputi perencana,
pelaksanaan dan pemborongan pada umumnya (general contractor), antara lain
pembangunan kawasan perumahan (real estate), kawasan industri (industri estat),
gedung-gedung apartemen, kondominium, perkantoran, pertokoan, beserta fasilitas-
fasilitasnya termasuk mengerjakan pembebasan, pembukaan, pengurugan,
pemerataan, penyiapan dan pengembangan areal tanah lokasi/wilayah yang akan
dibangun, serta pembangunan bangunan dan konstruksi, gedung-gedung, lapangan,
jembatan-jembatan, jalan-jalan, pertanaman, bendungan-bendungan, pengairan
(irigasi), landasan-landasan udara, dermaga, pemasangan instalasi-instalasi listrik, gas,
air minum, telekomunikasi, air conditioner, dan dalam bidang teknik sipil, electro dan
mesin;
c. Bidang perindustrian meliputi industri elektronika, termasuk computer, alat komunikasi,
industri makanan dan minuman, pengolahan hasil perikanan (coldstorage), tekstil,
pakaian jadi (garment), meubel (furniture), mesin-mesin, alat-alat rumah tangga,
industri kulit, keramik dan tanah liat, industri kayu (tidak termasuk furniture) dan
barang-barang anyaman, industri karet dan barang dari karet, industri kerajinan
tangan, industri pengempuk daging (meat tenderizer);
d. Bidang pertambangan meliputi pertambangan nikel, batubara, timah dan logam, emas,
perak, batuan tambang, tanah liat, marmer, granit, pasir, pasir besi dan bijih besi dan
tambang non migas;
e. Bidang pengangkutan darat termasuk angkutan untuk barang maupun penumpang,
ekspedisi dan pergudangan;
f. Bidang pertanian termasuk agroindustri yang meliputi budidaya dan pengolahan pasca
panen, pembibitan (hatchery), industri pertanian, peternakan, perikanan darat/laut,
perkebunan dan kehutanan;
g. Bidang percetakan meliputi penjilidan dan penerbitan buku-buku, desain dan cetak
grafis dan offset;
h. Bidang perbengkelan meliputi kegiatan perawatan, pemeliharaan dan perbaikan
(maintenance) kendaraan bermotor, berbagai jenis mesin-mesin;
i. Bidang jasa meliputi jasa instalasi dan maintance, jasa event organizer, jasa boga, jasa
catering, jasa konsultan teknologi informasi, jasa binatu/laundry, jasa hiburan, jasa
kebersihan, jasa instalasi dan perawatan jaringan komputer dan peripheral, jasa
keamanan, jasa kesenian dan pameran, jasa bidang kecantikan, jasa persewaan dan
sewa beli kendaraan bermotor, jasa pengembangan bisnis, jasa pengembangan piranti
lunak, jasa pengelolaan dan penyewaan gedung perkantoran, taman hiburan/rekreasi
dan kawasan berikat, jasa penunjang kegiatan penerbangan, jasa penunjang kegiatan
pertambangan, jasa pengurusan surat-surat perizinan (biro jasa), jasa periklanan dan
reklame, jasa konsultasi bidang arsitek, design dan interior, jasa konsultasi bidang
bisnis, manajemen dan administrasi, jasa konsultasi manajemen sumber daya manusia,
jasa konsultasi bidang konveksi dan garment, jasa konsultasi bidang restoran dan
makanan, konsultasi bidang teknik engineering, kecuali jasa dalam bidang hukum dan
pajak.

Kegiatan usaha yang dilakukan BBS pada saat ini adalah bergerak di bidang developer.

88
88
c. Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 08 tanggal 23 Februari 2011, yang dibuat
di hadapan Dewi Sukardi, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Tangerang jo. Akta Pernyataan
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 9 tanggal 26 Juli 2012, yang
keduanya dibuat di hadapan Harry Purnomo, S.H., M.H., M.Kn., Notaris di Bekasi, struktur
permodalan dan pemegang saham BBS adalah sebagai berikut:

Ninai Nominal Rp1.000,- Setiap Saham


Keterangan
Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %
Modal Dasar 80.000.000 80.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh


1. PT Saraswati Griya Lestari 47.520.000 47.520.000.000 99,00
2. Bhakti Salim 336.000 336.000.000 0,70
3. Frans Faizal Hasjim 144.000 144.000.000 0,30
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 48.000.000 48.000.000.000 100,00
Saham dalam Portepel 32.000.000 32.000.000.000

d. Pengurusan dan Pengawasan

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 17 tanggal 5 Februari 2010,
yang dibuat di hadapan Sugito Tedjamulja, S.H, Notaris di Jakarta, susunan anggota Dewan
Komisaris dan Direksi BBS adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Elly Salim
Komisaris : Lendawaty Djunaedi

Direksi
Direktur Utama : Frans Faizal Hasjim
Direktur : Bhakti Salim

e. Ikhtisar Data Keuangan Penting

Tabel berikut ini menyajikan ikhtisar data keuangan penting BBS untuk periode-periode 6
(enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 dan 2011 serta tahun-tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, diambil dari laporan keuangan
konsolidasian serta yang tidak tercantum dalam Prospektus ini.

Laporan keuangan BBS untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada 30 Juni 2012 dan
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 telah diaudit oleh KAP Tjahjadi &
Tamara, akuntan publik independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI,
dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian. Laporan keuangan untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 telah diaudit oleh KAP Paul Hadiwinata, Hidajat,
Arsono, Ade Fatma & Rekan, akuntan publik independen, berdasarkan standar auditing yang
ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian.

89
89
(dalam jutaan Rupiah)

31 Desember
Keterangan 30 Juni 2012
2011 2010
Jumlah Aset 196.848 178.466 6.921
Jumlah Liabilitas 158.948 137.983 6.635
Jumlah Ekuitas 37.900 40.483 286

(dalam jutaan Rupiah)


Periode 6 bulan yang berakhir Tahun-tahun yang berakhir
Keterangan pada tanggal 30 Juni pada tanggal 31 Desember
2012 2011* 2011 2010
Pendapatan - - - -
Laba kotor - - - -
Rugi sebelum pajak penghasilan kini (2.582) (2.040) (7.303) (214)
Rugi komprehensif (2.582) (2.040) (7.303) (214)
* tidak diaudit

Periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 (diaudit)
dibandingkan dengan periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni
2011 (tidak diaudit) serta perbandingan posisi keuangan tanggal 30 Juni 2012
dan 31 Desember 2011

Jumlah aset BBS per 30 Juni 2012 mengalami peningkatan sebesar Rp18.382 Juta atau
sebesar 10,30% dibandingkan dengan 31 Desember 2011. Peningkatan ini terutama
disebabkan oleh kenaikan aset tetap (bangunan dalam penyelesaian) dari perkembangan
pembangunan proyek secara fisik Westin Ubud.

Jumlah liabilitas BBS per 30 Juni 2012 mengalami peningkatan sebesar Rp20.965 Juta atau
sebesar 15,19% dibandingkan dengan 31 Desember 2011. Peningkatan ini terutama
disebabkan oleh penambahan utang bank CIMB Niaga dan penambahan uang muka hasil
penjualan unit condotel Westin Ubud.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010

Jumlah aset BBS per 31 Desember 2011 mengalami peningkatan sebesar Rp171.545 Juta
atau 2478,62% dibandingkan dengan 31 Desember 2010. Peningkatan ini terutama
disebabkan oleh kenaikan aset tetap (bangunan dalam penyelesaian) dari perkembangan
pembangunan proyek secara fisik Westin Ubud.

Jumlah liabilitas BBS 31 Desember 2011 mengalami peningkatan sebesar Rp131.348 Juta
atau sebesar 1979,62% dibandingkan dengan 31 Desember 2010. Peningkatan ini terutama
disebabkan oleh penambahan utang Bank CIMB Niaga.

Jumlah ekuitas BBS 31 Desember 2011 mengalami peningkatan sebesar Rp40.197 Juta
dibandingkan dengan 31 Desember 2010. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh
penambahan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp19.500 Juta dan uang muka setoran
modal sebesar Rp28.000 Juta.

90
90
4. PT Pratika Nugraha (“PN”)

a. Riwayat Singkat

PN yang berkedudukan di Jakarta Selatan adalah suatu Perseroan terbatas yang menjalankan
kegiatan usahanya menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Republik Indonesia. PN didirikan berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No. 50 tanggal 26
November 2009, dibuat di hadapan Jansehat Aritonang, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten
Bogor, yang telah mendapat persetujuan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No.
AHU-07342.AH.01.01.Tahun 2010 tanggal 11 Februari 2010 dan telah didaftarkan dalam Daftar
Perseroan No. AHU-0010954.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 11 Februari 2010.

Anggaran Dasar tersebut terakhir kali diubah sebagaimana tercantum dalam Akta Pernyataan
Keputusan Rapat No. 09 tanggal 16 Oktober 2012, yang dibuat di hadapan Dewi Sukardi,
S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Tangerang, akta mana telah diterima dan dicatat dalam
database Sismimbakum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai dengan Surat No. AHU-AH.01.10-39479
tanggal 5 November 2012 perihal Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data serta telah
didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0096129.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 5
November 2012..

PN beralamat di The Bellezza Shopping Arcade Walk Unit SA 30-31, Jl. Letjen Soepeno no.
34, Arteri Permata Hijau, Jakarta 12210.

b. Kegiatan Usaha

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar PN, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha PN
adalah bergerak dalam bidang perdagangan, pembangunan, industri, pertambangan,
pertanian, percetakan, pengangkutan, perbengkelan, dan jasa.

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, PN menjalankan usaha-usaha sebagai
berikut:
a. Berusaha dalam bidang perdagangan pada umumnya, baik yang dilakukan secara lokal,
antar pulau, ekspor, impor, pengecer, keagenan, supplier, leveransier, grosir, distributor,
dan perwakilan dari perusahaan lain baik atas tanggungan sendiri maupun atas
tanggungan pihak lain, secara amanat atau komisi;
b. Berusaha dalam bidang pembangunan, yang antara lain meliputi bertindak sebagai
pengembang, pemborongan pada umumnya (general contractor), pemborongan bidang
pertambangan umum, pemasangan komponen bangunan berat/heavy lifting,
pembangunan kawasan perusahaan (real estate), kawasan industri (industrial estate),
gedung-gedung apartemen, kondominium, perkantoran beserta fasilitas-fasilitasnya,
bendungan, jembatan, jalan taman, dermaga laut, pelabuhan udara, instalasi air minum,
gas, listrik, telekomunikasi, pengairan, pengembangan wilayah pemukiman, konstruksi
besi dan baja termasuk pekerjaan-pekerjaan pembebasan, pembukuan, pengurugan dan
pemerataan, pembangunan lapangan golf, pembangunan sarana-prasarana jaringan
telekomunikasi;
c. Berusaha dalam bidang industri, yang antara lain meliputi industri batik, industri farmasi
dan obat-obatan, industri garment dan pakaian jadi, industri kertas, industri kimia dan
barang-barang dari kimia, industri karton, industri barang galian bukan logam, industri
komputer dan peripheral, industri logam dan baja, industri makanan dan minuman,
industri mesin-mesin, industri mesin listrik, industri meubel dan furniture, industri
peralatan rumah tangga, industri peralatan listrik, industri plastik dan fibre, industri
perkakas dan perabotan, industri pengolahan kelapa sawit, industri peralatan pengolahan
air bersih dan limbah, industri roti dan kue, industri pengolahan cocoa dan coklat, industri

91
91
pengolahan rumput laut, industri pengolahan hasil-hasil laut, industri perakitan
komponen jadi (elektronik), industri peralatan kontrol polusi dan korosi, industri radio dan
televisi, industri rokok, industri sarung tangan, industri semen, industri sepatu dan
sandal, dan industri tekstil;
d. Berusaha dalam bidang pertambangan, yang antara lain meliputi pertambangan nikel,
batubara, timah, logam, emas, perak, pasir besi dan bijih besi, tanah liat, granit,
gamping, pasir, bijih uranium dan thorium, migas, eksplorasi dan eksploitasi air mineral
dan tambang non migas, teknologi perforasi, pengeboran;
e. Berusaha dalam bidang pertanian, yang antara lain meliputi industri pertanian,
agroindustri, agrobisnis, peternakan, perikanan darat/laut dan pertambakan, pembenihan
dan budi daya biota laut, pembenihan dan perkebunan tanaman pangan, perkebunan
tanaman keras (palawija), perkebunan tanaman industri, perkebunan kelapa sawit,
perkebunan kelapa, perkebunan kopi, perkebunan coklat, dan budi daya mutiara,
peternakan, budidaya walet;
f. Berusaha dalam bidang penerbitan, yang antara lain meliputi penjilidan, kartonage dan
pengepakan, desain dan cetak grafis, foto kopi, sablon, offset, pencetakan majalah-
majalah dan tabloid, percetakan dokumen, percetakan buku-buku;
g. Berusaha dalam bidang transportasi, yang antara lain meliputi angkutan darat (pipa),
transportasi penumpang, transportasi pengangkutan, ekspedisi dan pergudangan,
transportasi pertambangan dan perminyakan;
h. Berusaha dalam bidang perbengkelan, yang antara lain meliputi perawatan, pemeliharaan
dan perbaikan (maintenance) kendaraan bermotor, show room kendaraan bermotor,
pemasangan dan penjualan asseksoris kendaraan perawatan, pemeliharaan dan
perbaikan alat-alat berat, penyewaan alat-alat berat, pemeliharaan dan penyediaan suku
cadang pesawat ringan, penyediaan suku cadang alat-alat berat dan pengecatan
kendaraan bermotor;
i. Berusaha dalam bidang jasa, yang antara lain meliputi agen properti, jasa boga, jasa
binatu/laundry, jasa hiburan, jasa hubungan kemasyarakatan, jasa kebersihan, jasa
instalasi dan perawatan jaringan komputer dan peripheral, jasa pendidikan, jasa
keamanan, jasa kesenian dan pameran, jasa parlor kecantikan, jasa bidang kecantikan,
perawatan dan kebugaran tubuh, jasa pengerahan tenaga kerja, jasa perewaan dan
sewa beli kendaraan bermotor, jasa pengembangan bisnis, jasa pengembangan piranti
lunak, jasa penyewaan perlengkapan perkawinan, jasa komputer grafik dan kreatif foto
studio, jasa pengelolaan kegiatan dan sarana kesehatan olah raga, jasa pengelolaan dan
penyewaan gedung perkantoran, taman hiburan/rekreasi dan kawasan berikat, jasa
penunjang kegiatan penerbangan, jasa penunjang kegiatan pertambangan, jasa
pengurusan surat-surat perizinan (biro jasa), jasa penunjang perusahaan konstruksi, jasa
periklanan dan reklame serta promosi dan pemasaran, jasa pengolahan data, jasa
pengelolaan dan pemantauan posisi kendaraan bermotor, jasa pengelolaan manajemen
properti, jasa pelatihan dan ketrampilan tenaga kerja, jasa penjernihan dan pengelolaan
air bersih dan limbah, jasa rekruiting dan penyaluran tenaga kerja, jasa survey kelautan
dan transportasi, jasa telekomunikasi umum, jasa teknologi informasi dan internet
content, jasa teknologi optik film, jasa navigasi telematika, jasa konsultasi bidang arsitek,
design dan interior, jasa konsultasi bidang konstruksi/sipil, jasa konsultasi bidang
komputer dan rekayasa informatika, jasa konsultasi bidang manajemen dan administrasi,
engineering, jasa konsultasi bidang pengelolaan manajemen operasi dan pemeliharaan
kawasan properti, jasa konsultasi bidang bisnis, manajemen dan administrasi, jasa
konsultasi bidang manajemen sumber daya manusia, jasa konsultasi bidang pelatihan
dan keterampilan, jasa konsultasi bidang perencanaan dan pengawasan pembangunan,
jasa konsultasi bidang pertekstilan, jasa konsultasi bidang penjernihan dan pengolahan
air bersih dan limbah, jasa konsultasi bidang konveksi dan garment, jasa konsultasi
bidang restoran dan makanan, jasa konsultasi bidang teknik engineering, jasa konsultasi
bidang study perencanaan.

92
92
Kegiatan usaha yang dilakukan PN pada saat ini adalah bergerak di bidang developer.

c. Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 10 tanggal 24 Februari 2011, yang dibuat
di hadapan Dewi Sukardi, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Tangerang jo. Akta Pernyataan
Keputusan Rapat No. 09 tanggal 16 Oktober 2012 yang dibuat di hadapan Dewi Sukardi,
S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Tangerang, struktur permodalan dan pemegang saham PN
adalah sebagai berikut:

Ninai Nominal Rp1.000,- Setiap Saham


Keterangan
Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %
Modal Dasar 60.000.000 60.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh


1. PT Saraswati Griya Lestari 48.510.000 48.510.000.000 99,00
2. Bhakti Salim 343.000 343.000.000 0,70
3. Frans Faizal Hasjim 147.000 147.000.000 0,30
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 49.000.000 49.000.000.000 100,00
Saham dalam Portepel 11.000.000 11.000.000.000

d. Pengurusan dan Pengawasan

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 10 tanggal 24 Februari 2011, yang dibuat
di hadapan Dewi Sukardi, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Tangerang, susunan anggota
Dewan Komisaris dan Direksi PN adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris
Komisaris : Elly Salim

Direksi
Direktur Utama : Bhakti Salim
Direktur : Frans Faizal Hasjim

e. Ikhtisar Data Keuangan Penting

Tabel berikut ini menyajikan ikhtisar data keuangan penting PN untuk periode-periode 6
(enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 dan 2011 serta tahun-tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, diambil dari laporan keuangan
konsolidasian serta yang tidak tercantum dalam Prospektus ini.

Laporan keuangan PN untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada 30 Juni 2012 dan
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 telah diaudit oleh KAP Tjahjadi &
Tamara, akuntan publik independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI,
dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian. Laporan keuangan untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 telah diaudit oleh KAP Paul Hadiwinata, Hidajat,
Arsono, Ade Fatma & Rekan, akuntan publik independen, berdasarkan standar auditing yang
ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian.

93
93
(dalam jutaan Rupiah)

31 Desember
Keterangan 30 Juni 2012
2011 2010
Jumlah Aset 97.268 16.081 1.223
Jumlah Liabilitas 70.358 1.375 1.148
Jumlah Ekuitas 26.910 14.706 75

(dalam jutaan Rupiah)


Periode 6 bulan yang berakhir Tahun-tahun yang berakhir
Keterangan pada tanggal 30 Juni pada tanggal 31 Desember
2012 2011* 2011 2010
Pendapatan - - - -
Laba kotor - - - -
Rugi sebelum pajak penghasilan kini (796) (79) (220) (75)
Rugi komprehensif (796) (79) (220) (75)
* tidak diaudit

Periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 (diaudit)
dibandingkan dengan periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni
2011 (tidak diaudit) serta perbandingan posisi keuangan tanggal 30 Juni 2012
dan 31 Desember 2011

Jumlah aset PN per 30 Juni 2012 mengalami peningkatan sebesar Rp81.187 Juta atau
sebesar 504,86% dibandingkan dengan 31 Desember 2011. Peningkatan ini terutama
disebabkan oleh kenaikan aset tetap (bangunan dalam penyelesaian) dari perkembangan
pembangunan proyek secara fisik Sarasvati - A Luxury Collection.

Jumlah liabilitas PN per 30 Juni 2012 mengalami peningkatan sebesar Rp68.983 Juta atau
sebesar 5016,95% dibandingkan dengan 31 Desember 2011. Peningkatan ini terutama
disebabkan oleh penambahan utang Bank CIMB Niaga dan adanya utang pihak berelasi yaitu
PT Tiara Realty.

Jumlah ekuitas PN per 30 Juni 2012 mengalami peningkatan sebesar Rp12.204 Juta atau
sebesar 82,97% dibandingkan dengan 31 Desember 2011. Peningkatan ini terutama
disebabkan oleh adanya uang muka setoran modal sebesar Rp13.000 Juta.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010

Jumlah aset PN per 31 Desember 2011 mengalami peningkatan sebesar Rp14.858 Juta atau
sebesar 1214,88% dibandingkan dengan 31 Desember 2010. Peningkatan ini terutama
disebabkan oleh bertambahnya nilai akun sewa hak atas tanah.

Jumlah ekuitas PN per 31 Desember 2011 mengalami peningkatan sebesar Rp14.631 Juta
dibandingkan dengan 31 Desember 2010. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh
peningkatan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp14.850 Juta.

94
94
5. PT Cakrawala Mitra Usaha (“CMU”)

a. Riwayat Singkat

CMU yang berkedudukan di Jakarta Selatan adalah suatu Perseroan terbatas yang
menjalankan kegiatan usahanya menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku di Republik Indonesia. CMU didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 6 tanggal
6 Juli 2010, dibuat di hadapan Musa Muamarta, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat
persetujuan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-37850.AH.01.01.Tahun
2010 tanggal 30 Juli 2010 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-
0057267.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 30 Juli 2010.

Anggaran Dasar tersebut terakhir kali diubah sebagaimana tercantum dalam Akta Pernyataan
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 20 tanggal 30 Mei 2011 jo. Akta
Keputusan Para Pemegang Saham No. 7 tanggal 11 Juni 2012, yang keduanya dibuat di
hadapan Jansehat Aritonang, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Bogor, akta mana yang telah
memperoleh pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-
48948.AH.01.02.Tahun 2012 tertanggal 17 September 2012 dan telah didaftarkan dalam
Daftar Perseroan No. AHU-0082684.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 17 September 2012.

CMU beralamat di The Bellezza Shopping Arcade, Jl. Letjen Soepeno no. 34, Arteri Permata
Hijau, Jakarta 12210.

b. Kegiatan Usaha

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar CMU, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha CMU
adalah bergerak dalam pariwisata.

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, CMU menjalankan usaha sebagai
penyediaan akomodasi yang dapat berupa hotel, vila, bumi perkemahan, persinggahan
karavan, dan akomodasi lainnya yang dapat digunakan untuk tujuan pariwisata.

Kegiatan usaha yang dilakukan CMU pada saat ini adalah bergerak di bidang perhotelan.

c. Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Para Pemegang Saham Luar Biasa No.
20 tanggal 30 Mei 2011 jo. Akta Keputusan Para Pemegang Saham No. 7 tanggal 11 Juni
2012, yang keduanya dibuat di hadapan Jansehat Aritonang, S.H., M.Kn., Notaris di
Kabupaten Bogor, struktur permodalan dan pemegang saham CMU adalah sebagai berikut:

Ninai Nominal Rp100.000,- Setiap Saham


Keterangan
Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %
Modal Dasar 20.000 2.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh


1. PT Saraswati Griya Lestari 19.800 1.980.000.000 99,00
2. Bhakti Salim 140 14.000.000 0,70
3. Frans Faizal Hasjim 60 6.000.000 0,30
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 20.000 2.000.000.000 100,00
Saham dalam Portepel - -

95
95
d. Pengurusan dan Pengawasan

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Para Pemegang Saham Luar Biasa No.
20 tanggal 30 Mei 2011 jo. Akta Keputusan Para Pemegang Saham No. 7 tanggal 11 Juni
2012, yang keduanya dibuat di hadapan Jansehat Aritonang, S.H., M.Kn., Notaris di
Kabupaten Bogor, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi CMU adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris
Komisaris : Elly Salim

Direksi
Direktur Utama : Bhakti Salim
Direktur : Frans Faizal Hasjim

e. Ikhtisar Data Keuangan Penting

Tabel berikut ini menyajikan ikhtisar data keuangan penting CMU untuk periode-periode 6
(enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 dan 2011 serta tahun-tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, diambil dari laporan keuangan
konsolidasian serta yang tidak tercantum dalam Prospektus ini.

Laporan keuangan CMU untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada 30 Juni 2012 dan
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 telah diaudit oleh KAP Tjahjadi &
Tamara, akuntan publik independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI,
dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian. Laporan keuangan untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 telah diaudit oleh KAP Paul Hadiwinata, Hidajat,
Arsono, Ade Fatma & Rekan, akuntan publik independen, berdasarkan standar auditing yang
ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian.

(dalam jutaan Rupiah)

31 Desember
Keterangan 30 Juni 2012
2011 2010
Jumlah Aset 11.353 4.267 573
Jumlah Liabilitas 11.869 6.335 3
Jumlah Ekuitas (Defisiensi Modal) (516) (2.068) 570

(dalam jutaan Rupiah)


Periode 6 bulan yang berakhir Tahun-tahun yang berakhir
Keterangan pada tanggal 30 Juni pada tanggal 31 Desember
2012 2011* 2011 2010
Pendapatan 12.388 - 6.291 -
Laba kotor 5.481 - 2.537 -
Laba (Rugi) sebelum pajak penghasilan kini 3.006 (1.171) (5.175) (30)
Laba (Rugi) komprehensif 1.552 (1.168) (4.038) (30)
* tidak diaudit

Periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 (diaudit)
dibandingkan dengan periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni
2011 (tidak diaudit) serta perbandingan posisi keuangan tanggal 30 Juni 2012
dan 31 Desember 2011

Jumlah aset CMU per 30 Juni 2012 mengalami peningkatan sebesar Rp7.086 Juta atau
sebesar 166,07% dibandingkan dengan 30 Juni 2011. Peningkatan ini terutama disebabkan
oleh meningkatnya piutang pihak berelasi.

96
96
Jumlah liabilitas CMU per 30 Juni 2012 mengalami peningkatan sebesar Rp5.534 Juta atau
sebesar 87,36% dibandingkan dengan 30 Juni 2011. Peningkatan ini terutama disebabkan
oleh biaya yang masih harus dibayar dan utang pajak.

Pendapatan CMU per 30 Juni 2012 meningkat sebesar Rp12.388 Juta atau sebesar 100%
dibandingkan dengan 30 Juni 2011, yang terutama disebabkan oleh dibukukannya
pendapatan dari Best Western Kuta Beach sejak tanggal mulai operasionalnya yaitu 15
Agustus 2011.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010

Jumlah aset CMU per 30 Desember 2011 mengalami peningkatan sebesar Rp3.695 Juta atau
sebesar 644,85% dibandingkan dengan 31 Desember 2010. Peningkatan ini terutama
disebabkan oleh meningkatnya piutang usaha dan persediaan yang timbul sebagai akibat dari
beroperasinya hotel Best Western Kuta Beach.

Jumlah liabilitas CMU per 30 Desember 2011 mengalami peningkatan sebesar Rp6.332 Juta
dibandingkan dengan 31 Desember 2010. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh
meningkatnya piutang usaha dan biaya yang harus dibayar sebagai akibat dari beroperasinya
hotel Best Western Kuta Beach.

Pendapatan CMU per 30 Desember 2011 meningkat sebesar Rp6.291 Juta atau sebesar
100% dibandingkan dengan 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh
dibukukannya pendapatan dari Best Western Kuta Beach sejak tanggal mulai operasionalnya
yaitu 15 Agustus 2011. Meskipun demikian, pendapatan tersebut belum dapat menutup
beban operasional usaha selama tahun 2011 sehingga masih tercatat kerugian komprehensif
sebesar Rp4.038 Juta per 31 Desember 2011.

I. Sumber Daya Manusia

Manajemen menyadari pentingnya peran Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai mitra utama dalam
mendukung kelangsungan usaha Perseroan. Oleh karena itu, Perseroan selalu berupaya untuk
meningkatkan kemampuan karyawan dan menciptakan lingkungan kerja yang baik terutama dalam
situasi persaingan usaha yang semakin ketat.

Per 30 Juni 2012, Perseroan dan Entitas Anak memiliki 224 karyawan, yang terdiri dari 31 karyawan
tetap dan 193 karyawan tidak tetap di seluruh Indonesia, dengan berbagai latar belakang
pengalaman dan keahlian. Untuk Entitas Anak Perseroan yaitu BBS dan PN hingga 30 Juni 2012, tidak
memiliki karyawan karena proyek dari kedua entitas anak tersebut yaitu proyek Westin Ubud oleh
BBS dan Proyek Sarasvati Seminyak oleh PN sedang dalam proses konstruksi sehingga masih belum
melakukan kegiatan operasional dan komersial.

Berikut jumlah dan komposisi karyawan yang berada dalam Perseroan dan Entitas Anak per 30 Juni
2012 serta 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Komposisi Karyawan Menurut Status

30 Juni 31 Desember
Status
2012 2011 2010 2009
Perseroan
Tetap 6 7 8 10
Tidak Tetap - - - -
Jumlah 6 7 8 10

97
97
30 Juni 31 Desember
Status
2012 2011 2010 2009

TIM
Tetap 15 19 22 2
Tidak Tetap - - - 1
Jumlah 15 19 22 3

CUN
Tetap 8 8 9 -
Tidak Tetap - - - -
Jumlah 8 8 9 -

CMU
Tetap 2 1 - -
Tidak Tetap 193 115 - -
Jumlah 195 116 - -

Jumlah Perseroan dan Entitas Anak 224 150 39 13

Komposisi Karyawan Menurut Fungsi Bisnis

30 Juni 31 Desember
Fungsi Bisnis
2012 2011 2010 2009
Perseroan
Finance & Accounting 1 1 1 1
Sales & Marketing - - - -
Human Resources & GA 2 2 2 2
Engineering 1 1 1 2
Food & Beverage - - - -
Front Office 1 2 3 3
House Keeping - - - -
Reservation 1 1 1 1
Spa - - - -
Project - - - -
Jumlah 6 7 8 10

TIM
Finance & Accounting 8 6 12 1
Sales & Marketing 2 3 3 1
Human Resources & GA 2 2 2 1
Engineering - - - -
Food & Beverage - - - -
Front Office 1 6 1 -
House Keeping - - - -
Reservation - - - -
Spa - - - -
Project 2 2 4 -
Jumlah 15 19 22 3

CUN
Finance & Accounting 5 5 5 -
Sales & Marketing 1 1 1 -
Human Resources & GA - - - -
Engineering - - 1 -
Food & Beverage
Front Office 1 1 1 -
House Keeping - - - -
Reservation - - - -
Spa - - - -
Project 1 1 1 -
Jumlah 8 8 9 -

98
98
30 Juni 31 Desember
Fungsi Bisnis
2012 2011 2010 2009

CMU
Finance & Accounting 23 18 - -
Sales & Marketing 7 7 - -
Human Resources & GA 7 5 - -
Engineering 17 5 - -
Food & Beverage 73 39 - -
Front Office 26 14 - -
House Keeping 23 17 - -
Reservation 9 7 - -
Spa 6 1 - -
Project 4 3 - -
Jumlah 195 116 - -

Jumlah Perseroan dan Entitas Anak 224 150 39 13

Komposisi Karyawan Menurut Jenjang Manajemen

30 Juni 31 Desember
Jenjang Manajemen
2012 2011 2010 2009
Perseroan
Senior Manager - - - -
Manager 1 1 1 2
Supervisor 3 3 3 3
Staff 2 2 2 3
Non-Staff - 1 2 2
Jumlah 6 7 8 10

TIM
Senior Manager 1 1 1 1
Manager 5 5 8 2
Supervisor - - - -
Staff 3 5 5 -
Non-Staff 6 8 8 -
Jumlah 15 19 22 3

CUN
Senior Manager 2 2 2 -
Manager 1 1 1 -
Supervisor 1 1 1 -
Staff 2 2 3 -
Non-Staff 2 2 2 -
Jumlah 8 8 9 -

CMU
Senior Manager 3 5 - -
Manager 26 20 - -
Supervisor 34 35 - -
Staff 42 29 - -
Non-Staff 90 27 - -
Jumlah 195 116 - -

Jumlah Perseroan dan Entitas Anak 224 150 39 13

99
99
Komposisi Karyawan Menurut Usia

30 Juni 31 Desember
Usia
2012 2011 2010 2009
Perseroan
>50 - - 1 1
41 - 50 3 4 4 4
31 - 40 1 1 1 1
21-30 2 2 2 4
< 21 - - - -
Jumlah 6 7 8 10

TIM
>50 3 3 2 1
41 - 50 3 4 3 -
31 - 40 8 8 8 2
21-30 1 3 8 -
< 21 - 1 1 -
Jumlah 15 19 22 3

CUN
>50 2 - - -
41 - 50 - 1 2 -
31 - 40 5 1 3 -
21-30 1 5 3 -
< 21 - 1 1 -
Jumlah 8 8 9 -

CMU
>50 3 5 - -
41 - 50 16 6 - -
31 - 40 55 40 - -
21-30 108 58 - -
< 21 13 7 - -
Jumlah 195 116 - -

Jumlah Perseroan dan Entitas Anak 224 150 39 13

Komposisi Karyawan Menurut Jenjang Pendidikan

30 Juni 31 Desember
Usia
2012 2011 2010 2009
Perseroan
S2 1 1 1 2
S1 1 1 1 2
D3 2 2 3 4
SMA atau sederajat 2 3 3 2
< SMA - - - -
Jumlah 6 7 8 10

TIM
S2 - - 1 -
S1 8 9 10 3
D3 1 2 4 -
SMA atau sederajat 5 7 7 -
< SMA 1 1 - -
Jumlah 15 19 22 3

100
100
30 Juni 31 Desember
Usia
2012 2011 2010 2009

CUN
S2 1 1 1 -
S1 4 4 5 -
D3 1 1 1 -
SMA atau sederajat 2 2 2 -
< SMA - - - -
Jumlah 8 8 9 -

CMU
S2 - - - -
S1 33 19 - -
D3 48 29 - -
SMA atau sederajat 112 68 - -
< SMA 2 - - -
Jumlah 195 116 - -

Jumlah Perseroan dan Entitas Anak 224 150 39 13

Saat ini Perseroan tidak terlibat perselisihan terkait tenaga kerja yang material yang dapat
mempengaruhi kegiatan Perseroan.

Kesejahteraan Karyawan dan Program Pensiun

Perseroan menyadari bahwa kinerja usaha Perseroan sangat terpengaruh pada kondisi sumber daya
manusia, sehingga kebijakan manajemen berhubungan dengan peran sumber daya manusia antara
lain diwujudkan dalam pemenuhan peraturan-peraturan Pemerintah dalam hal ketenagakerjaan di
samping fasilitas-fasilitas lainnya, seperti:

Perseroan mengikutsertakan seluruh karyawan dalam Jaminan sosial tenaga kerja sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku yaitu jaminan hari tua dan jaminan, Jaminan Kecelakaan Kerja.

Perseroan mengikutsertakan seluruh karyawan sebagai peserta Asuransi kesehatan BNI sebagai
pengganti jaminan kesehatan karyawan dari jaminan sosial tenaga kerja karena Perseroan menilai
dengan tingginya biaya pengobatan pada saat ini karyawan harus mendapatkan pengobatan yang
layak.

Rekrutmen dan Pelatihan Karyawan

Sebagai langkah awal dalam pembinaan seluruh karyawannya, Perseroan menerapkan sistem
rekrutmen (penerimaan pegawai) yang baik untuk mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas baik
sesuai dengan kebutuhan dan standar Perseroan.

Sistem perekrutan dilakukan secar bertahap untuk mendapatkan tenaga kerja berkualitas, dengan
melakukan wawancara oleh bagian personalia terlebih dahulu, bagi karyawan yang lolos sesuai
dengan kriteria Perseroan maka akan diberikan tes tertulis untuk mengetahui sejauh apa
pengetahuan calon karyawan dalam posisi yang ditawarkan, bagi karyawan yang lulus tes tersebut
kembali melakukan wawancara dengan calon atasannya yang akan menggunakan keahliannya, dan
wawancara terakhir dilakukan oleh Chief Operating Officer untuk mendapatkan keputusan final
penerimaan calon karyawan tersebut dengan mempertimbangkan hasil wawancara dan tes tertulis.

101
101
Selain itu, guna meningkatkan produktivitas kerja, Perseroan memberikan kesempatan kepada
karyawan untuk mendapat pendidikan dan pelatihan baik sebagai sarana peningkatan pengetahuan
dan keterampilan. Dalam pelaksanaannya, Perseroan mengikutsertakan karyawan dalam pelatihan
yang diadakan oleh internal Perseroan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.

Untuk karyawan Perseroan yang berada di Jakarta, Perseroan mengikutsertakan karyawan dalam
seminar-seminar dan pelatihan sesuai keahlian dan pengetahuan karyawan tersebut di dalam
departemennya masing-masing.

Untuk karyawan hotel, Perseroan melakukan pelatihan-pelatihan rutin untuk meningkatkan dan
mempertahankan pelayanan bertaraf internasional.

Tenaga Kerja Asing

Saat ini, Perseroan dan Entitas Anak mempekerjakan 5 (lima) tenaga kerja asing untuk berbagai
posisi berdasarkan IMTA yang berlaku. Perseroan pada saat ini mempekerjakan tenaga kerja asing
sebagai berikut:

Masa Masa
Kewarga-
No Nama Posisi IMTA Berlaku KITAS Berlaku
negaraan
IMTA s.d. KITAS s.d.
Anantara Uluwatu
1. John William General KEP.45105/MEN 30-Jun-13 2C11E11051-L 30-Jun-13 Inggris
George Rogers Manager /B/IMTA/2012
2. Sebastien Executive KEP.08714/MEN 18-Mar-13 2C21E11285-L 18-Mar-13 Perancis
Marteau Assistant /P/IMTA/2012
Manager
3. Miles Alexander Executive KEP.10437/MEN 8-Jun-13 2C211E11681-L 8-Jun-13 Amerika
Belfield Chef /P/IMTA/2012 Serikat

Westin Ubud
1. Torsten Richter General KEP.569/18632/ 30-Nov-13 2C2JE13010-L 30-Nov-13 Jerman
Manager IMTA/BPMP
2. Vivian Choa Director of KEP.23067/MEN 02-Jun-13 2C11E10871-L 02-Jun-13 Malaysia
Sales & /B/IMTA/2012
Marketing

Karyawan Kunci

Perseroan telah memiliki sistem manajemen yang sistematis dan khususnya sistem pengelolaan
produksi yang menjadi standar kerja baku di lingkungan internal Perseroan, hal ini menyebabkan
Perseroan tidak perlu memiliki karyawan kunci dan tidak memiliki ketergantungan pada karyawan
tertentu karena kegiatan usaha Perseroan telah bekerja dengan sistem yang baik.

Peraturan Perusahaan antara Perseroan dan Karyawan

Dalam rangka memenuhi ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan juncto Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 48/MEN/IV/2004 tentang Tata Cara
Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan Serta Pembuatan dan Pendaftaran Perjanjian
Kerja Bersama, telah membuat Peraturan Perusahaan yang telah disepakati dan ditetapkan pada
bulan Oktober 2012 antara wakil perusahaan Perseroan dan wakil karyawan Perseroan yang berisikan
hak dan kewajiban secara timbal balik antara karyawan dan perusahaan, dan telah mendapat
pengesahan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan
Sosial Tenaga Kerja No. KEP.920/PHIJSK-PKKAD/PP/X/2012 tentang Pengesahan Peraturan
Perusahaan PT Saraswati Griya Lestari dan berlaku terhitung sejak tanggal 16 Oktober 2012 sampai
dengan tanggal 15 Oktober 2014.

102
102
Upah Minimum Propinsi

Perseroan telah memenuhi ketentuan tentang Upah Minimum sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. PER-01/MEN/1999 tanggal 12 Januari 1999 tentang
Upah Minimum juncto Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.
KEP-226/MEN/2000 tanggal 5 Oktober 2000 juncto Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 117 tahun
2011 tanggal 28 November 2011 tentang Upah Minimum Provinsi DKI Jakarta 2012.

J. Hubungan Pengurusan dan Pengawasan Perseroan dengan Entitas Anak dan


Pemegang Saham Berbentuk Badan Hukum.

Tabel berikut ini menggambarkan hubungan pengurusan dan pengawasan Perseroan dengan Entitas
Anak dan Pemegang Saham Berbentuk Badan Hukum:

Nama Perseroan TR TIM CUN BBS PN CMU


Dewan Komisaris
Elly Salim KU KU K K KU K K
Elizabeth Linandi KI - - - - - -

Direksi
Frans Faizal Hasjim DU D D D DU D D
Bhakti Salim D DU DU DU D DU DU
Ferry Setiawan DTA - - - - - -

Keterangan:
KU : Komisaris Utama DU : Direktur Utama
KI : Komisaris Independen DTA : Direktur (tidak afiliasi)
K : Komisaris D : Direktur

K. Transaksi Dengan Pihak-Pihak Berelasi

Perseroan telah melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut: (i) Perseroan telah
melakukan transaksi secara historis dengan pemegang saham langsung dan tidak langsung dan pihak
yang terafiliasi dengan pemegang saham Perseroan; (ii) Perseroan telah melakukan transaksi di
antara mereka; dan (iii) transaksi berjalan atau transaksi di masa mendatang yang akan dilaksanakan
oleh Perseroan setelah tanggal dari Prospektus ini. Perseroan yakin bahwa setiap perikatan telah
dilakukan atau akan dilakukan menggunakan persyaratan komersial normal (arm’s length terms) atau
dengan persyaratan yang menguntungkan yang hampir sama dengan transaksi yang dilakukan oleh
pihak ketiga.

Transaksi afiliasi diartikan sebagai sebuah transaksi yang dilakukan oleh perusahaan atau perusahaan
terkendali dengan afiliasi dari perusahaan atau afiliasi dari anggota Direksi, anggota Dewan
Komisaris, atau pemegang saham utama (pemegang saham yang memiliki minimal 20% saham baik
langsung maupun tidak langsung di perusahaan) dari perusahaan. Benturan kepentingan diartikan
sebagai perbedaan antara kepentingan ekonomi perusahaan dengan kepentingan ekonomi pribadi
dari anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, atau pemegang saham utama yang dapat merugikan
perusahaan.

103
103
Untuk melakukan transaksi dengan pihak yang terafiliasi, Perseroan diharuskan untuk: (i)
mengumumkan keterbukaan informasi atas setiap transaksi afiliasi kepada masyarakat dan
menyampaikan bukti pengumuman dan dokumen pendukungnya kepada Bapepam dan LK paling
lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah terjadinya transaksi tersebut, dimana pengumuman
tersebut akan memuat salah satunya ringkasan laporan penilai independen yang terdaftar di
Bapepam dan LK.

Selain itu, berdasarkan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan
Kepentingan Transaksi Tertentu, beberapa transaksi afiliasi hanya cukup dilaporkan oleh perusahaan
kepada Bapepam dan LK paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah terjadinya transaksi
tanpa disertai dengan laporan penilai independen yang terdaftar di Bapepam dan LK.

Untuk melakukan transaksi dengan yang mengandung benturan kepentingan, Perseroan diharuskan
untuk memperoleh persetujuan dari para pemegang saham independen, kecuali transaksi-transaksi
dengan benturan kepentingan yang dikecualikan dari kewajiban mendapatkan persetujuan dari para
pemegang saham independen sebagaimana dimaksud dalam angka 3 huruf c Peraturan Bapepam
dan LK No. IX.E.1.

Perseroan memiliki perjanjian dengan pihak-pihak yang berelasi, yang dapat dirangkum dalam tabel
di bawah ini:

No. Nama Perjanjian Para Pihak Isi Perjanjian Jangka Waktu Nilai Perjanjian

Perseroan
1. Perjanjian Sewa Menyewa Bhakti Salim** Pihak Pertama menyerahkan 30 Juni 2009 sampai Rp 312.000.000
Bangunan tertanggal 5 (Pihak Pertama) Bangunan yang dikuasai Pihak dengan tanggal 30 Juni
Desember 2012 dengan Perseroan Pertama untuk disewakan 2014
(Pihak Kedua) kepada Pihak Kedua sebagai
tempat untuk menunjang
kegiatan usaha Pihak Kedua
dan Pihak Kedua dengan ini
menyewa dan menerima
penyerahan Bangunan tersebut

TIM
1. Perjanjian Kerjasama PT Tiara Inti Mulia Pihak Pertama adalah 30 (tiga puluh) tahun Rp 900.000.000 pada tahun
tertanggal 20 Oktober (Pihak Pertama) perusahaan yang bergerak terhitung sejak tanggal pertama, dan
2010, yang dibuat di bawah dengan PT dalam bidang perhotelan yang 25 Oktober 2010 dan Rp 10.000.000.000 pada
tangan Cakrawala Mitra memiliki/menguasai tanah akan diperpanjang untuk tahun kedua
Usaha (Pihak berdasarkan Akta Perjanjian jangka waktu 20 (dua
Kedua) Sewa Menyewa Tanah Hak puluh) tahun sebagai
Milik dan Pihak Pertama opsi kedua, dimulai sejak
bermaksud untuk menyewakan hotel operasional
lahan dan hotel kepada Pihak
kedua.

CUN
1. Perjanjian Kerjasama PT Cakrawala Bahwa Pihak Pertama adalah 30 (tiga puluh) tahun Rp 591.484.298 pada tahun
tertanggal 20 Juni 2011, Usaha Nusantara perusahaan yang bergerak terhitung sejak tanggal pertama, dan
yang dibuat di bawah (Pihak Pertama) dalam bidang perhotelan yang 25 Oktober 2010 dan Rp 2.500.000.000 pada
tangan dengan PT memiliki/menguasai tanah akan diperpanjang untuk tahun-tahun selanjutnya
Cakrawala Mitra berdasarkan Akta Perjanjian jangka waktu 20 (dua
Usaha (Pihak Sewa Menyewa Tanah Hak puluh) tahun sebagai
Kedua) Milik dan Pihak Pertama opsi kedua
bermaksud untuk menyewakan
lahan dan hotel kepada Pihak
kedua

BBS
1. Perjanjian Kerjasama PT Bina Buana Pihak Pertama adalah 30 Tahun terhitung Rp.500.000.000,00 (lima
tertanggal 17 Desember Sarana (Pihak perusahaan yang bergerak terhitung sejak tanggal ratus juta Rupiah) pada
2010, yang dibuat di bawah Pertama) dengan dalam bidang perhotelan yang 17 Desember 2010. tahun pertama dan
tangan PT Cakrawala Mitra memiliki/menguasai tanah Rp.10.000.000.000,00
Usaha (Pihak berdasarkan Akta Perjanjian (sepuluh miliar) pada tahun
Kedua) Sewa Menyewa Tanah Hak kedua, dan Biaya sewa
Milik dan Pihak Pertama untuk tahun-tahun
bermaksud untuk menyewakan berikutnya sampai dengan
lahan dan hotel kepada Pihak selesainya perjanjian

104
104
No. Nama Perjanjian Para Pihak Isi Perjanjian Jangka Waktu Nilai Perjanjian
kedua. disepakati kedua Belah
Pihak naik sebesar 10%
(sepuluh persen) setiap
tahun dari harga sewa
tahun sebelumnya;

Catatan:
* Agung Salim merupakan salah satu pemegang saham Perseroan
** Bhakti Salim merupakan salah satu Direktur Perseroan dan salah satu pemegang saham Perseroan

L. Perjanjian-Perjanjian Penting Dengan Pihak Ketiga

Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan telah mengadakan beberapa perjanjian material
dengan pihak ketiga, antara lain sebagai berikut:

1. Perseroan

Perjanjian Kredit

Perseroan (Debitur) telah menerima fasilitas kredit berupa Fasilitas PTK dari PT Bank CIMB Niaga Tbk
(selanjutnya disebut “Bank”). Adapun dokumen untuk fasilitas kredit ini adalah sebagai berikut :

1. Surat Bank kepada Debitur Nomor: 427/NH/CBGI/X/2012 tanggal 6 November 2012 tentang
Offering Letter atas Pemberian Fasilitas Kredit kepada PT Saraswati Griya Lestari (“Offering
Letter”).
2. Akta Perjanjian Kredit Nomor: 47 tanggal 22 November 2012, yang dibuat dihadapan E. Betty
Budiyanti Moesigit, S.H., Notaris di Jakarta Selatan.

Ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat kredit sesuai dokumen-dokumen tersebut diatas adalah


sebagai berikut:

Jenis Fasilitas : PTK.


Jumlah Fasilitas : Rp.115.000.000.000,00 (seratus lima belas miliar Rupiah).
Tujuan Penggunaan : Refinancing modal disetor anak perusahaan.
Jangka Waktu : 60 (enam puluh) bulan dari penarikan pertama.
Avaibility Period : 3 (tiga) bulan dari tanggal Perjanjian Kredit.
Bunga : 10,5% (sepuluh koma lima persen) per annum (bunga akan naik menjadi
12% apabila dalam Quarter pertama 2013 IPO Debitur belum terlaksana)
(subject to change), dibayarkan setiap bulan.
Denda : - 4% (empat persen) per tahun untuk keterlambatan pembayaran kewajiban
pokok.
- 2% (dua persen) per tahun untuk keterlambatan pembayaran kewajiban
bunga.
Provisi : 0,5% (nol koma lima persen) flat dari plafond pada saat penandatangan PK.
Pembatasan : Standard Covenant CIMB Niaga:
a. Memberikan pada Kreditur, setiap waktu, baik diminta maupun tidak
diminta, segala dokumen dan atau informasi/keterangan/data secara
lengkap, tepat, benar dan terkini serta sesuai keadaan sebenarnya,
berkenaan dengan:
i. Keadaan keuangan dan usaha Debitur (seperti, namun tidak terbatas
pada laporan keuangan Debitur);
ii. Perubahan anggaran dasar berikut seluruh pengesahan, persetujuan
dan atau pelaporan oleh dan kepada pihak yang berwenang, serta
pendaftaran kepada pihak yang berwenang dan pengumuman dalam

105
105
Berita Negara Republik Indonesia, pemegang saham dan kepemilikan
sahamnya atau pendiri dan modal yang disetorkan, susunan direksi dan
komisaris atau pengurus dan pengawas atau yang setara dengan itu,
serta sifat dan ataulingkup usaha Debitur;
iii. Peristiwa atau keadaan yang dapat mempengaruhi keadaan, harta
kekayaan, jalannya usaha dan atau keuangan Debitur
b. Tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Kreditur, Debitur tidak
diperkenankan melakukan tindakan di bawah ini:
1.Kecuali dalam rangka menjalankan usaha Debitur sehari-hari yang tidak
mempengaruhi kemampuan Debitur untuk melaksanakan Perjanjian
Kredit:
i. Menjual dan atau dengan cara lain mengalihkan hak milik atau
menyewakan/menyerahkan pemakaian seluruh atau sebagian
kekayaan milik Debitur baik berupa barang bergerak maupun
tidak bergerak;
ii. Menjaminkan/mengagunkan dengan cara bagaimanapun
kekayaan Debitur kepada orang/pihak lain, kecuali
menjaminkan/mengagunkan kekayaan kepada Kreditur
sebagaimana termaktub dalam Perjanjian Jaminan sepanjang
memenuhi Finansial Covenant;
iii. Mengadakan perjanjian yang dapat menimbulkan kewajiban
membayar kepada pihak ketiga, termasuk memberikan jaminan
secara langsung maupun tidak langsung atas kewajiban pihak
ketiga;
iv. Memberikan pinjaman kepada atau menerima pinjaman dari
pihak lain sepanjang memenuhi Financial Covenant.
2.Tindakan yang berkaitan dengan sturktur perusahaan Debitur seperti
namun tidak terbatas pada:
i. Mengadakan perubahan atas maksud, tujuan dan kegiatan
usaha Debitur;
ii. Mengumumkan dan membagikan deviden/saham bonus kepada
pemegang saham Debitur;
iii. Melakukan perubahan terhadap struktur permodalan
perusahaan (corporate structure) antara lain peleburan,
penggabungan dan pengambilalihan.
3.Membayar atau membayar kembali tagihan atau piutang berupa
apapun juga yang sekarang dan/atau dikemudian hari akan diberikan
oleh para pemegang saham Debitur baik berupa hutang pokok, bunga
dan lain-lain jumlah uang yang wajib dibayar.

Berlaku Ketika Telah Dilakukan IPO


a.Tanpa pemberitahuan tertulis kepada pihak Kreditur, Debitur tidak
diperkenankan untuk:
i. Mengubah susunan pengurus perusahaan Debitur;
ii. Mengumumkan dan membagikan deviden/saham bonus kepada
pemegang saham Debitur;
iii. Mengubah susunan pemegang saham perusahaan Debitur.
b.30% dari dana IPO dilakukan untuk pelunasan fasilitas PTK.

Jaminan :
a. Tanah dan Bangunansebagaimana diuraikan dalam SHGB Nomor: 967/Pecatu, luas 17.000m2
(tujuh belas ribu meter persegi), yang terletak di provinsi Bali, Kabupaten Badung, Kecamatan
Kuta Selatan, Desa Pecatu, tertulis atas nama PT Tiara Inti Mulia berkedudukan di Jakarta Selatan,

106
106
dengan nilai Hak Tanggungan Peringkat III (ketiga) sebesar Rp. 93.280.000.000,00 (sembilan
puluh tiga miliar dua ratus delapan puluh juta Rupiah);
b. Penyerahan Jaminan secara Gadai atas Saham non publik Para Pemegang Saham Debitur yang
diikuti Kuasa Untuk menjual Saham dengan harga par (nominal) sebesar Rp. 60.000.000.000,00
(enam puluh miliar Rupiah);
c. Personal Guarantee dari Bhakti Salim dan Frans Hasjim;
d. Assignmnt Cash Flow dari PT Tiara Inti Mulia, PT Pratika Nugraha, PT Cakrawala Usaha Nusantara;
e. Cross Company Guarantee dari PT Tiara Inti Mulia, PT Cakrawala Usaha Nusantara, PT Intiputra
Fikasa, PT Pratika Nugraha, dan PT Cakrawala Mitra Usaha;
f. Penyerahan Jaminan secara Gadai atas saham-saham yang diikuti dengan Kuasa Untuk menjual
Saham milik Debitur yang terdapat dalam: (i) PT Cakrawala Usaha Nusantara Rp.
29.500.000.000,00 (dua puluh sembilan miliar lima ratus juta Rupiah); (ii) PT Tiara Inti Mulia Rp.
102.500.000.000,00 (seratus dua miliar lima ratus juta Rupiah), PT Pratika Nugraha Rp.
28.000.000.000,00 (dua puluh delapan miliar Rupiah) dan berlaku assignment of voting rights
untuk kreditur.

Hak dan Kewajiban:

Pihak Debitur :
Hak :
- Memperoleh Fasilitas Pinjaman Kredit sesuai dengan jumlah yang telah disepakati oleh Para Pihak.
Kewajiban :
- Membayar Pinjaman Pokok beserta Bunga dan/atau Provisi sesuai dengan syarat dan ketentuan
yang diatur dalam Perjanjian.

Pihak Bank
Hak :
- Memperoleh Pembayaran atas Pinjaman Pokok beserta Bunga dan/atau Provisi;
Kewajiban :
- Memberikan Pinjaman Kredit kepada Debitur sesuai dengan jumlah yang telah disepakati.

2. PT Tiara Inti Mulia (“TIM”)

No. Nama Perjanjian Para Pihak Isi Perjanjian Jangka Waktu Nilai Perjanjian

Perjanjian Manajemen, Technical Services And Pre-Opening Assistance, Lisensi dan Royalti
1. Management PT Tiara Inti Owner merupakan pemegang, 9 Januari 2009 sampai Sehubungan dengan
Agreement tanggal Mulia (“Owner”) pemilik dan pengendali secara dengan tanggal 9 Januari manajemen dan operasional
9 January 2009, dengan Lodging hukum dan merupakan pemilik yang 2019. LML, Owner harus membayar
yang dibuat Management memperoleh manfaat dari 100% LML pada saat dimulainya
dibawah tangan (Labuan) Limited (seratus persen) Tanah yang manajeman. Biaya Manajemen
(“LML”) diperuntukkan untuk membangun harus dikumulasikan secara
Hotel, dimana akan dijual sebanyak final pada setiap akhir tahun
73 (tujuh puluh tiga) unit (termasuk fiscal, dimana sejak 30 (tiga
21 (dua puluh satu) Villa kepada puluh) hari dari diterimanya
Investor, dan selanjutnya Pemilik audit keuangan dari auditor,
menyatakan dan bertindak untuk Owner dan LLM harus segera
dan atas nama para Investor untuk membuat penyesuaian
mengelola Hotel dengan LML, dan sehubungan dengan
dengan ini Owner menunjuk LML pembayaran biaya
untuk mengoperasikan dan Manajemen.
mengatur Hotel

107
107
No. Nama Perjanjian Para Pihak Isi Perjanjian Jangka Waktu Nilai Perjanjian

2. Technical Services Lodging Owner dan LML telah membuat 9 Januari 2009, dengan Sehubungan dengan servis
And Pre-Opening Management Management Agreement tertanggal ketentuan bahwa perjanjian yang diberikan oleh LML,
Assistance (Labuan) Limited 9 Januari 2009, yang mana Owner manajemen dan perjanjian Owner akan membayar LML
Agreement tanggal (“LML”) dengan telah setuju untuk menunjuk LML lisensi & royalti telah sebesar U$ 150,000 (seratus
9 January 2009, PT Tiara Inti sebagai Manajer Khusus untuk dieksekusi dan tetap lima puluh ribu dollar Amerika
yang dibuat Mulia (“Owner”) mengelola resort dengan kelas berlaku sepenuhnya dan Serikat).
dibawah tangan pertama, full servis international akan berakhir pada awal
termasuk hal-hal yang berhubungan tanggal soft opening atau
dengan makanan dan minuman, tanggal pembukaan, kecuali
spa, fitness dan fasilitas lainnya sebelumnya dihentikan
yang berlokasi di Uluwatu, Bali. sesuai dengan ketentuan
Dengan demikian Owner perjanjian ini
berkeinginan untuk menunjuk LML
untuk menyediakan secara teknis
dan servis sebelum pembukaan
Hotel dan LML akan memberikan
servis-servis tersebut sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam
perjanjian

3. License and Royalty M&H Licensor setuju untuk memberikan 9 Januari 2009 dan akan U$ 1,00 (satu dollar Amerika
Agreement tanggal Management kepada Licencee secara terbatas, berakhir pada saat Serikat) yang akan dibayarkan
9 Januari 2009, Limited dapat ditarik kembali, tidak ekslusif berakhirnya Management sebelum tanggal 15 setiap
yang dibuat (“Licensor”) dan tidak dapat dialihkan untuk Agreement antara License bulannya.
dibawah tangan dengan PT Tiara menggunakan merek dagang dengan Lodging
Inti Mulia “Anantara” untuk hotel, “Thai Water Management (Labuan)
(“Licensee”) Pottery” Logo, dan merek dagang Limited atau diakhiri karena
lainnya alasan lainnya

Perjanjian Sewa Menyewa Tanah


1. Akta Sewa Doktorandus Penyewa menyewa tanah, yang 1 September 2009 sampai Rp.45.000.000.000,00 (empat
Menyewa Tanah Ketut Loper terletak di Banjar Dinas Labuan Sait, dengan tanggal 1 puluh lima miliar Rupiah
No. 138 tanggal 27 Winartha, M.Pd., Desa/Kelurahan Pecatu, Kecamatan September 2054
Juli 2009, yang (Yang Kuta Selatan, Kabupaten Badung,
dibuat di hadapan Menyewakan) Propinsi Bali, yang diperuntukan untuk
Eddy Nyoman dengan PT Tiara pembangunan Hotel
WInarta, S.H., Inti Mulia
Notaris di (Penyewa)
Kabupaten Badung

Pemberian Hak Guna Bangunan Atau Hak Pakai Atas Tanah Hak Milik
1. Akta Pemberian Doktorandus I Pihak Pertama memberikan Hak 24 (dua puluh empat) Rp.2.125.000.000,00 (dua
Hak Guna Ketut Loper Guna Bangunan di atas tanah Hak tahun dan berakhir pada miliar seratus dua puluh lima
Bangunan/Hak Winartha, Milik untuk seluruh luas tanah tanggal 1 September 2033 juta Rupiah)
Pakai Atas Tanah Magister berdasarkan Sertifikat Hak Milik No:
Hak Milik No. Pendidikan 2761/Desa Pecatu yang terletak di
463/2010 tanggal (Pihak Pertama) Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten
19 November 2010, dengan PT Tiara Badung, Bali, Mendirikan dan
yang dibuat di Inti Mulia (Pihak mempunyai bangunan berupa
hadapan Eddy Kedua) Condominium Hotel (Condotel)
Nyoman Winarta,
S.H., Notaris di
Kabupaten Badung

Selain dari perjanjian-perjanjian diatas, TIM memiliki beberapa Perjanjian Pengikatan Jual Beli
(“PPJB”) dan Perjanjian Sewa Menyewa (“Perjanjian Sewa Menyewa”) unit hotel dengan pihak ketiga
yang kami uraikan contohnya berikut ini.

PPJB

No. Nama Perjanjian Para Pihak Isi Perjanjian Jangka Waktu Nilai Perjanjian
1. Sales and Purchase PT Tiara Inti Pihak Pertama telah setuju untuk - Pembeli sudah USD 505.122 (lima ratus lima
Agreement Mulia (Pihak membangun dan menjual kepada melunasi pembayaran ribu seratus dua puluh dua
Anantara Bali Pertama/Penjual) Pihak Kedua Ocean Front Villa 1 dan semua biaya dollar Amerika Serikat).
Uluwatu Resort & dengan Hendrik Kamar Tidur Unit No. 8022 di lainnya yang harus
Spa No. 014/TIM- Tee (Pihak Labuan Sait, yang akan dibangun dibayar oleh pembeli
AUB/IV/2011 Kedua/Pembeli) diatas tanah sewa di bawah PT Tiara (pada 7 (tujuh) hari)

108
108
No. Nama Perjanjian Para Pihak Isi Perjanjian Jangka Waktu Nilai Perjanjian
tanggal 29 April Inti Mulia, yang mana di atas tanah setelah
2011 tersebut akan didirikan sebuah penandatanganan
kompleks hotel, dan Pihak Kedua Perjanjian Jual Beli,
setuju dan sepakat untuk dalam hal Pihak Kedua
menyewakan Ocean Front Villa 1 tidak dapat melakukan
Kamar Tidur Unit No. 8022 kepada pembayaran pada saat
Pihak Pertama jatuh tempo
pembayaran tepat
waktu, maka Pihak
Kedua wajib
membayar denda
sebesar 2,5 (dua koma
lima persen) per bulan
dari jumlah terhutang;
- Bangunan telah selesai
dan layak huni;
- Dimulainya
Operasional Hotel.
- Jangka waktu adalah 25
(dua puluh lima) tahun
dan secara langsung
diperpanjang untuk
jangka waktu 20 (dua
puluh) tahun

2. Sales and Purchase PT Tiara Inti Pihak Pertama telah setuju untuk - Pembeli sudah melunasi USD 200.000 (dua ratus ribu
Agreement Anantara Mulia (Pihak membangun dan menjual kepada pembayaran dan semua dollar Amerika Serikat).
Bali Uluwatu Resort Pertama/Penjual) Pihak Kedua Hotel Suite Ocean Front biaya lainnya yang
& Spa No. 004/TIM- dengan Apolo Condominium No. 613 di Labuan harus dibayar oleh
AU/III/2010 tanggal Leonardus Tjipto Sait, yang akan dibangun diatas pembeli (pembayaran
25 Juni 2010 (Pihak tanah sewa di bawah PT Tiara Inti terakhir pada saat serah
Kedua/Pembeli) Mulia, yang mana di atas tanah terima & operasional
tersebut akan didirikan sebuah resorts berjalan, dalam
kompleks hotel, dan Pihak Kedua hal Pihak Kedua tidak
setuju dan sepakat untuk dapat melakukan
menyewakan Hotel Suite Ocean pembayaran pada saat
Front Condominium No. 613 kepada jatuh tempo
Pihak Pertama pembayaran tepat
waktu, maka Pihak
Kedua wajib membayar
denda sebesar 2,5 (dua
koma lima persen) per
bulan dari jumlah
terhutang;
- Bangunan telah selesai
dan layak huni;
- Dimulainya Operasional
Hotel.
- Jangka waktu adalah
sampai dengan tanggal
1 September 2054.

Selain dari PPJB tersebut, berikut ini adalah contoh beberapa transaksi yang dilakukan oleh TIM
dengan beberapa pihak ketiga lainnya, dimana syarat dan ketentuannya sama dengan syarat dan
ketentuan dalam PPJB yang telah disebutkan sebelumnya, adapun transaksi dengan beberapa pihak
ketiga tersebut terangkum dalam bentuk tabel, antara lain sebagai berikut:

No. Nama Perjanjian Para Pihak Objek Perjanjian Nilai Perjanjian (USD)
1. Sales and Purchase Agreement Best PT Cakrawala Usaha Nusantara DELUXE ROOM No. 1435 44.650
Western Kuta Beach No. 001/CUN- (Pihak Pertama/Penjual) dengan
ASH/VIII/10 tanggal 9 Agustus 2010 ELFITERIA LUMBAN TORUAN (Pihak
Kedua/Pembeli)

2. Sales and Purchase Agreement Anantara PT Tiara Inti Mulia (Pihak Ocean Front Condominium 254.545,45
Bali Uluwatu Resort & Spa No. Pertama/Penjual) dengan IRWAN 1 Kamar Tidur Unit No.
002/C/II/2010 tanggal 12 Februari 2010 KARIM ISWARA (Pihak 603
Kedua/Pembeli)

109
109
No. Nama Perjanjian Para Pihak Objek Perjanjian Nilai Perjanjian (USD)
3. Sales and Purchase Agreement Anantara PT Tiara Inti Mulia (Pihak Ocean Front Condominium 254.545,45
Bali Uluwatu Resort & Spa No. Pertama/Penjual) dengan IRWAN 1 Kamar Tidur Unit No.
002/C/II/2010 tanggal 12 Februari 2010 KARIM ISWARA (Pihak 603
Kedua/Pembeli)

4. Sales and Purchase Agreement Anantara PT Tiara Inti Mulia (Pihak Ocean Front Condominium 181.818,18
Bali Uluwatu Resort & Spa No. Pertama/Penjual) dengan LISABELLA 1 Kamar Tidur Unit No.
003/C/II/2010 tanggal 12 Februari 2010 NATALEGAWA(Pihak Kedua/Pembeli) 612

5. Sales and Purchase Agreement Anantara PT Tiara Inti Mulia (Pihak Ocean Front Condominium 340.909,09
Bali Uluwatu Resort & Spa no. Pertama/Penjual) dengan ANDREW 1 Kamar Tidur Unit No.
005/TIM/UU/VI/2010 tanggal 25 Juni GEOFFREY BENNET (Pihak 602
2010 Kedua/Pembeli)

6. Sales and Purchase Agreement Anantara PT Tiara Inti Mulia (Pihak Ocean Front Condominium 346.750,00
Bali Uluwatu Resort & Spa No. Pertama/Penjual) dengan ATENG 1 Kamar Tidur Unit No.
006/TIM/AUB/IX/2010 tanggal 14 SUHENDRA (Pihak Kedua/Pembeli) 622
Oktober 2010

7. Sales and Purchase Agreement Anantara PT Tiara Inti Mulia (Pihak Ocean Front Condominium 300.000,00
Bali Uluwatu Resort & Spa No. Pertama/Penjual) dengan JEAN GIE 1 Kamar Tidur Unit No.
007/TIM/AUB/X/2010 tanggal 20 CHOI(Pihak Kedua/Pembeli) 642
September 2010

8. Sales and Purchase Agreement Anantara PT Tiara Inti Mulia (Pihak Ocean Front Condominium 295.454,55
Bali Uluwatu Resort & Spa No. Pertama/Penjual) dengan 1 Kamar Tidur Unit No.
008/TIM/AUBX/2010 AGUSTINUS LOMBOAN (Pihak 643
Kedua/Pembeli)

9. Sales and Purchase Agreement Anantara PT Tiara Inti Mulia (Pihak Ocean Front Villa 1 Kamar 577.010,00
Bali Uluwatu Resort & Spa No. 011/TIM- Pertama/Penjual) dengan Hendrik Tidur Unit No. 8021
AUB/IV/2011 tanggal 29 April 2011 Tee (Pihak Kedua/Pembeli)

10 Sales and Purchase Agreement Anantara PT Tiara Inti Mulia (Pihak Ocean Front Villa 1 Kamar 505.122,00
Bali Uluwatu Resort & Spa No. 012/TIM- Pertama/Penjual) dengan Hendrik Tidur Unit No. 8022
AUB/IV/2011 tanggal 29 April 2011 Tee (Pihak Kedua/Pembeli)

11 Sales and Purchase Agreement Anantara PT Tiara Inti Mulia (Pihak Ocean View Condominium 259.090,91
Bali Uluwatu Resort & Spa No. 013/TIM- Pertama/Penjual) dengan JULIANA 1 Kamar Tidur Unit No.
AUB/V/2011 tanggal 16 Mei 2011 HALIM (Pihak Kedua/Pembeli) 306

12 Sales and Purchase Agreement Anantara PT Tiara Inti Mulia (Pihak Ocean View Condominium 268.181,00
Bali Uluwatu Resort & Spa No. 015/TIM- Pertama/Penjual) dengan IIN ARIFIN 1 Kamar Tidur Unit No.
AUB/V/2011 tanggal 31 Mei 2011 TAHYAN (Pihak Kedua/Pembeli) 303

13 Sales and Purchase Agreement Anantara PT Tiara Inti Mulia (Pihak Ocean Front Condominium 227.272,73
Bali Uluwatu Resort & Spa No. 016/TIM- Pertama/Penjual) dengan TJONG, 1 Kamar Tidur Unit No.
AUB/III/2012 tanggal 22 Maret 2012 FENNY HERMAWAN (Pihak 621
Kedua/Pembeli)

14 Sales and Purchase Agreement Anantara PT Tiara Inti Mulia (Pihak Ocean Front Condominium 292.727,27
Bali Uluwatu Resort & Spa 017/TIM- Pertama/Penjual) dengan HARSONO 1 Kamar Tidur Unit No.
AUB/I/2011 tanggal 19 Januari 2011 (Pihak Kedua/Pembeli) 633

Perjanjian Sewa Menyewa:

No. Nama Perjanjian Para Pihak Isi Perjanjian Jangka Waktu Nilai Perjanjian

Perjanjian Sewa Menyewa Unit Hotel


1. Perjanjian Sewa Hendrik Tee Pihak Kedua sebagai operator hotel 25 (dua puluh lima) tahun Pihak Yang Menyewakan akan
Menyewa Anantara (Pihak menyewa Unit (Ocean Front Villa dan secara langsung menerima laba 8% (delapan
Uluwatu Resort & Pertama/Yang Unit No. 8022 berikut sejumlah 1 diperpanjang untuk jangka persen) dari Harga Pembelian
Spa No. Menyewakan) (satu) kamar tidur, yang terletak di waktu 20 (dua puluh) tahun untuk 3 (tiga) tahun pertama
003/LA/TIM- dengan PT Tiara Labuan Sait, Uluwatu, Bali) dari (pajak penghasilan akan
AUB/VI/2011 bulan Inti Mulia (Pihak Pihak Pertama guna mengoperasikan dibayarkan oleh Pihak Yang
Juni 2011 Kedua/Penyewa) Unit dan berdasarkan Perjanjian, Menyewakan melalui Pihak
Pihak Pertama, yang menjadi Penyewa), dan telah
pembeli unit tertentu akan membuat dibayarkan di muka dan
unit tersedia untuk disewakan diterima oleh Pihak Yang
kepada tamu hotel Menyewakan senilai USD

110
110
No. Nama Perjanjian Para Pihak Isi Perjanjian Jangka Waktu Nilai Perjanjian
99.187,59 (sembilan puluh
sembilan ribu seratus delapan
puluh tujuh koma lima puluh
sembilan dollar Amerika
Serikat).

2. Perjanjian Sewa Apolo Leonardus Pihak Kedua sebagai operator hotel Sampai dengan tanggal 1 Pihak Yang Menyewakan akan
Menyewa Anantara Tjipto (Pihak menyewa Unit (Hotel Suite Ocean September 2054 menerima laba 8% (delapan
Uluwatu Resort & Pertama/Yang Front Condominium No. 613, yang persen) dari Harga Pembelian
Spa No. 11/LA/TIM- Menyewakan) terletak di Labuan Sait, Uluwatu, untuk 3 (tiga) tahun pertama
AULU/VIII/2012 dengan PT Tiara Bali) dari Pihak Pertama guna (pajak penghasilan akan
tanggal 15 Agustus Inti Mulia (Pihak mengoperasikan Unit dan dibayarkan oleh Pihak Yang
2012 Kedua/Penyewa) berdasarkan Perjanjian, Pihak Menyewakan melalui Pihak
Pertama, yang menjadi pembeli unit Penyewa).
tertentu akan membuat unit tersedia
untuk disewakan kepada tamu hotel

Selain dari Perjanjian Sewa Menyewa tersebut, berikut ini adalah contoh beberapa transaksi dengan
beberapa pihak ketiga lainnya, dimana syarat dan ketentuannya sama dengan syarat dan ketentuan
dalam Perjanjian Sewa Menyewa yang telah disebutkan sebelumnya, adapun transaksi dengan
beberapa pihak ketiga tersebut terangkum dalam bentuk tabel, antara lain sebagai berikut:

No. Nama Perjanjian Para Pihak Objek Perjanjian Pengembalian Investasi


1. Perjanjian Sewa Menyewa Irwan Karim Iswara (Pihak Ocean Front Laba 8% dari Harga Pembelian untuk
Anantara Uluwatu Resorts & Spa Pertama/Yang Menyewakan) dengan Condominium 1 Kamar 3 tahun pertama dan mulai tahun ke-
No. 014/LA/TIM-AULU/X/2012 PT. Tiara Inti Mulia (Pihak Tidur Unit No. 605 4 sesuai dengan tingkat hunian.
tgl 27 Oktober 2012 Kedua/Penyewa)

2. Perjanjian Sewa Menyewa Irwan Karim Iswara (Pihak Ocean Front Laba 8% dari Harga Pembelian untuk
Anantara Uluwatu Resorts & Spa Pertama/Yang Menyewakan) dengan Condominium 1 Kamar 3 tahun pertama dan mulai tahun ke-
No. 015/LA/TIM-AULU/X/2012 PT. Tiara Inti Mulia (Pihak Tidur Unit No. 603 4 sesuai dengan tingkat hunian.
tgl 27 oktober 2012 Kedua/Penyewa)

3. Perjanjian Sewa Menyewa Lisabella Natalegawa (Pihak Ocean Front Laba 8% dari Harga Pembelian untuk
Anantara Uluwatu Resorts & Spa Pertama/Yang Menyewakan) dengan Condominium 1 Kamar 3 tahun pertama dan mulai tahun ke-
No. 010/LA/TIM-AULU/VI/2012 PT. Tiara Inti Mulia (Pihak Tidur Unit No. 612 4 sesuai dengan tingkat hunian.
tgl 15 Agustus 2012 Kedua/Penyewa)

4. Perjanjian Sewa Menyewa ANDREW GEOFFREY BENNET (Pihak Ocean Front Laba 8% dari Harga Pembelian untuk
Anantara Uluwatu Resorts & Spa Pertama/Yang Menyewakan) dengan Condominium 1 Kamar 3 tahun pertama dan mulai tahun ke-
No. 016/LA/TIM-AULU/X/2012 PT. Tiara Inti Mulia (Pihak Tidur Unit No. 602 4 sesuai dengan tingkat hunian.
tgl 27 Oktober 2012 Kedua/Penyewa)

5. Perjanjian Sewa Menyewa Ateng Suhendra (Pihak Ocean Front Laba 8% dari Harga Pembelian untuk
Anantara Uluwatu Resorts & Spa Pertama/Yang Menyewakan) dengan Condominium 1 Kamar 3 tahun pertama dan mulai tahun ke-
No. 008/LA/TIM-AULU/VII/2012 PT. Tiara Inti Mulia (Pihak Tidur Unit No. 622 4 sesuai dengan occupancy
tgl 20 juli 2012 Kedua/Penyewa)

6. Perjanjian Sewa Menyewa Jean Gie Choi (Pihak Pertama/Yang Ocean Front Laba 8% dari Harga Pembelian untuk
Anantara Uluwatu Resorts & Spa Menyewakan) dengan PT. Tiara Inti Condominium 1 Kamar 3 tahun pertama dan mulai tahun ke-
No. 009/LA/TIM-AULU/VI/2012 Mulia (Pihak Kedua/Penyewa) Tidur Unit No. 642 4 sesuai dengan occupancy
tgl 5 Agustus 2012

7. Perjanjian Sewa Menyewa Agustinus Lomboan (Pihak Ocean Front Laba 8% dari Harga Pembelian untuk
Anantara Uluwatu Resorts & Spa Pertama/Yang Menyewakan) dengan Condominium 1 Kamar 3 tahun pertama dan mulai tahun ke-
No. 012/LA/TIM-AULU/VI/2012 PT. Tiara Inti Mulia (Pihak Tidur Unit No. 6433 4 sesuai dengan tingkat hunian.
tgl 27 Oktober 2012 Kedua/Penyewa)

8. Perjanjian Sewa Menyewa Hendrik Tee (Pihak Pertama/Yang Ocean Front Villa 1 laba 8 dari Harga Pembelian untuk 3
Anantara Uluwatu Resort & Spa Menyewakan) dengan PT Tiara Inti Kamar Tidur Unit No. (tiga) tahun pertama, dan telah
No. 002/LA/TIM-AUB/VI/201115 Mulia (Pihak Kedua/Penyewa) 8021 dibayarkan di muka senilai USD
Juni 2011 113.303,78

9. Perjanjian Sewa Menyewa Hendrik Tee (Pihak Pertama/Yang Ocean Front Villa 1 laba 8 dari Harga Pembelian untuk 3
Anantara Uluwatu Resort & Spa Menyewakan) dengan PT Tiara Inti Kamar Tidur Unit No. (tiga) tahun pertama, dan telah
No. 004/LA/TIM-AUB/VI/2011 tgl Mulia (Pihak Kedua/Penyewa) 8023 dibayarkan di muka senilai USD
15 Juni 2011 52.599,53

111
111
No. Nama Perjanjian Para Pihak Objek Perjanjian Pengembalian Investasi
10 Perjanjian Sewa Menyewa Juliana Halim (Pihak Pertama/Yang Ocean View laba 8 dari Harga Pembelian untuk 3
Anantara Uluwatu Resort & Spa Menyewakan) dengan PT Tiara Inti Condominium 1 Kamar (tiga) tahun pertama,
No. 001/LA/TIM-AUB/VI/2011 tgl Mulia (Pihak Kedua/Penyewa) Tidur Unit No. 306
15 Juni 2011

11 Perjanjian Sewa Menyewa Iin Arifin Tahyan (Pihak Ocean View Laba 8% dari Harga Pembelian untuk
Anantara Uluwatu Resorts & Spa Pertama/Yang Menyewakan) dengan Condominium 1 Kamar 3 tahun pertama dan mulai tahun ke-
No. 005/LA/TIM-AULU/VI/2012 PT. Tiara Inti Mulia (Pihak Tidur Unit No. 303 4 sesuai dengan occupancy
tgl 27 Oktober 2012 Kedua/Penyewa)

12 Perjanjian Sewa Menyewa Fenny, Tjong Hermawan (Pihak Ocean Front Laba 8% dari Harga Pembelian untuk
Anantara Uluwatu Resorts & Spa Pertama/Yang Menyewakan) dengan Condominium 1 Kamar 3 tahun pertama dan mulai tahun ke-
No. 006/LA/TIM-AULU/VI/2012 PT. Tiara Inti Mulia (Pihak Tidur Unit No. 621 4 sesuai dengan occupancy
tgl 6 agustus 2012 Kedua/Penyewa)

13 Perjanjian Sewa Menyewa Harsono (Pihak Pertama/Yang Ocean Front Laba 8% dari Harga Pembelian untuk
Anantara Uluwatu Resorts & Spa Menyewakan) dengan PT. Tiara Inti Condominium 1 Kamar 3 tahun pertama dan mulai tahun ke-
No. 007/LA/TIM-AULU/VII/2012 Mulia (Pihak Kedua/Penyewa) Tidur Unit No. 633 4 sesuai dengan occupancy
tgl 2 Juli 2012

3. PT Cakrawala Usaha Nusantara (“CUN”)

No. Nama Perjanjian Para Pihak Isi Perjanjian Jangka Waktu Nilai Perjanjian

Perjanjian Sewa Menyewa Tanah

1. Akta Perjanjian Sewa Tony Wijaya Pihak pertama bermaksud untuk 1 Februari 2010 sampai Rp. 6.000.000,00 (enam miliar
Menyewa No. 7 (Pihak Pertama) memindahkan dan mengoperkan dengan tanggal 31 Juli Rupiah);
tanggal 11 April dengan Manthili hak-hak dan kewajiban- 2027
2007, yang dibuat di Shita Dewi yang kewajibannya sebagai penyewa dari
hadapan Josef Sunar bertindak apa yang disewanya berdasarkan
Wibisono, S.H., berdasarkan Akta Perjanjian Sewa Menyewa No.
Notaris di Denpasar, kuasa dari Frans 7 tanggal 11 April 2007 kepada
antara I Wayan Medi Faizal Hasjim Pihak Kedua, atas Tanah seluas +
(Yang Menyewakan) (Pihak Kedua) 1.915m2 (seribu sembilan ratus lima
dengan Tony Wijaya belas meter persegi), yang terletak
(Penyewa) jo. Akta di Kelurahan Kuta, Kecamatan Kuta,
Perjanjian No. 1 Kabupaten Badung, Provinsi Bali
tanggal 1 Februari
2010, yang dibuat di
hadapan Josef Sunar
Wibisono, S.H.,
Notaris di Denpasar

Perjanjian Pemberian Hak Guna Bangunan Atau Hak Pakai Atas Tanah Hak Milik

1. Akta Pemberian I Nyoman Wijaya Mendirikan dan mempunyai bangunan 17 (tujuh belas) tahun dan Rp.2.000.000.000,00 (dua
Hak Guna (Pihak Pertama) berupa hotel, kondotel dan/.atau berakhir pada tanggal 31 miliar Rupiah);
Bangunan/Hak dengan PT untuk arcade dan/atau resident Juli 2027.
Pakai Atas Tanah Cakrawala Usaha dan/atau satuan rumah susun (strata
Hak Milik No. Nusantara (Pihak titel) dan/atau untuk kepentingan 28 Mei 2010 sampai dengan
106/2010 tanggal Kedua) lainnya, yang terletak di Kelurahan 31 Juli 2027
28 Mei 2010, yang Kuta, Kecamatan Kuta, Kabupaten
dibuat di hadapan Badung, Bali
Lus Putu
Darmayanti, S.H.,
M.Kn., Notaris di
Kabupaten Badung

Selain dari perjanjian-perjanjian diatas, CUN memiliki beberapa PPJB dan Perjanjian Sewa Menyewa
unit hotel dengan pihak ketiga yang kami uraikan contohnya berikut ini.

112
112
PPJB

No. Nama Perjanjian Para Pihak Isi Perjanjian Jangka Waktu Nilai Perjanjian
1. Sales and Purchase PT Cakrawala Pihak Pertama telah setuju untuk - Pembeli sudah melunasi USD 81.000 (delapan puluh
Agreement All Usaha Nusantara membangun dan menjual kepada pembayaran dan semua satu ribu dollar Amerika
Seasons Kuta Hotel (Pihak Pihak Kedua Suite 2 (Unit) Ruang biaya lainnya yang Serikat).
No. 017/CUN- Pertama/Penjual) No. 431A Lantai 5, yang akan harus dibayar oleh
ASH/V/11 tanggal 16 dengan Iin Arifin dibangun diatas tanah sewa di pembeli (pembayaran
Mei 2011 Tahyan (Pihak bawah PT Cakrawala Usaha terakhir pada tanggal 1
Kedua/Pembeli) Nusantara, yang mana di atas tanah September 2011),
tersebut akan didirikan sebuah dalam hal Pihak Kedua
kompleks hotel, dan Pihak Kedua tidak dapat melakukan
setuju dan sepakat untuk pembayaran pada saat
menyewakan Suite 2 (Unit) Ruang jatuh tempo, maka
No. 431A Lantai 5 kepada Pihak Pihak Kedua wajib
Pertama membayar denda
sebesar 2,5% (dua
koma lima persen) per
bulan dari jumlah
terhutang;
- Bangunan telah selesai
dan layak huni;
- Dimulainya operasional
hotel.
Jangka waktu adalah 30
(tiga puluh) tahun.

Selain dari PPJB tersebut, berikut ini adalah contoh beberapa transaksi dengan beberapa pihak ketiga
lainnya, dimana syarat dan ketentuannya sama dengan syarat dan ketentuan dalam PPJB yang telah
disebutkan sebelumnya, adapaun transaksi dengan beberapa pihak ketiga tersebut terangkum dalam
bentuk tabel, antara lain sebagai berikut:

No. Nama Perjanjian Para Pihak Objek Perjanjian Nilai Perjanjian (USD)
1. Sales and Purchase Agreement Best PT Cakrawala Usaha Nusantara DELUXE ROOM No. 1435 44.650
Western Kuta Beach No. 001/CUN- (Pihak Pertama/Penjual) dengan
ASH/VIII/10 tanggal 9 Agustus 2010 ELFITERIA LUMBAN TORUAN (Pihak
Kedua/Pembeli)

2. Sales and Purchase Agreement Best PT Cakrawala Usaha Nusantara DELUXE ROOM No. 4430 77.000
Western Kuta Beach No. 002/CUN- (Pihak Pertama/Penjual) dengan
ASH/VIII/10 tanggal 18 Agustus 2010 DEBORA ROLINA SITOMPUL (Pihak
Kedua/Pembeli)

3. Sales and Purchase Agreement Best PT Cakrawala Usaha Nusantara DELUXE ROOM No. 1430 60.000
Western Kuta Beach No. 003/CUN- (Pihak Pertama/Penjual) dengan
ASH/VIII/10 tanggal 24 Agustus 2010 SUZYANTI & TANTI PRIYANTI (Pihak
Kedua/Pembeli)

4. Sales and Purchase Agreement Best PT Cakrawala Usaha Nusantara DELUXE ROOM No. 4435 59.655
Western Kuta Beach No. 004/CUN- (Pihak Pertama/Penjual) dengan PT
ASH/VIII/10 tanggal 26 Agustus 2010 ANUGRAHKIMIA ARIWIDYA (Pihak
Kedua/Pembeli)

5. Sales and Purchase Agreement Best PT Cakrawala Usaha Nusantara DELUXE ROOM No. 3430 69.840
Western Kuta Beach No. 005/CUN- (Pihak Pertama/Penjual) dengan I
ASH/VIII/10 tanggal 30 Agustus 2010 DEWA AYU NILAWATI (Pihak
Kedua/Pembeli)

6. Sales and Purchase Agreement Best PT Cakrawala Usaha Nusantara DELUXE ROOM No. 2435 50.440
Western Kuta Beach No. 006/CUN- (Pihak Pertama/Penjual) dengan
ASH/VIII/10 tanggal 3 Desember 2012 MARCELLA RAHDIYA TETENG (Pihak
Kedua/Pembeli)

7. Sales and Purchase Agreement Best PT Cakrawala Usaha Nusantara DELUXE ROOM No. 1429 60.000
Western Kuta Beach No. 007/CUN- (Pihak Pertama/Penjual) dengan
ASH/IX/10 tanggal 3 Desember 2010 LUMUMBA SIRAIT (Pihak
Kedua/Pembeli)

113
113
No. Nama Perjanjian Para Pihak Objek Perjanjian Nilai Perjanjian (USD)
8. Sales and Purchase Agreement Best PT Cakrawala Usaha Nusantara DELUXE ROOM No. 2429 67.620
Western Kuta Beach No. 008/CUN- (Pihak Pertama/Penjual) dengan
ASH/IX/10 tanggal 16 September 2010 VIONA WIDJAJA (Pihak
Kedua/Pembeli)

9. Sales and Purchase Agreement Best PT Cakrawala Usaha Nusantara DELUXE ROOM No. 4429 78.000
Western Kuta Beach No. 009/CUN- (Pihak Pertama/Penjual) dengan LILI
ASH/IX/10 tanggal 16 September 2010 (Pihak Kedua/Pembeli)

10 Sales and Purchase Agreement Best PT Cakrawala Usaha Nusantara DELUXE ROOM No. 2430 64.000
Western Kuta Beach No. 010/CUN- (Pihak Pertama/Penjual) dengan
ASH/IX/10 tanggal 27 Oktober 2010 SONDRA GOSALI (Pihak
Kedua/Pembeli)

11 Sales and Purchase Agreement Best PT Cakrawala Usaha Nusantara DELUXE ROOM No. 2432 68.310
Western Kuta Beach No.011/CUN- (Pihak Pertama/Penjual) dengan
ASH/XI/10 tanggal 1 November 2010 ALDY PRADANA (Pihak
Kedua/Pembeli)

12 Sales and Purchase Agreement Best PT Cakrawala Usaha Nusantara DELUXE ROOM No. 1432 59.375
Western Kuta Beach No. 012/CUN- (Pihak Pertama/Penjual) dengan
ASH/XI/10 tanggal 2 November 2010 KRISTINA KUSUMADEWI (Pihak
Kedua/Pembeli)

13 Sales and Purchase Agreement Best PT Cakrawala Usaha Nusantara DELUXE ROOM No. 3429 76.000
Western Kuta Beach No. 013/CUN- (Pihak Pertama/Penjual) dengan
ASH/XI/10 tanggal 19 November 2010 NISA TRINI ASNIL (Pihak
Kedua/Pembeli)

14 Sales and Purchase Agreement Best PT Cakrawala Usaha Nusantara DELUXE ROOM No. 1431 60.000
Western Kuta Beach No.015/CUN- (Pihak Pertama/Penjual) dengan
ASH/XII/10 tanggal 1 Desember 2010 ADANI NUR IMANINA (Pihak
Kedua/Pembeli)

15 Sales and Purchase Agreement Best PT Cakrawala Usaha Nusantara DELUXE ROOM No. 4432 80.510
Western Kuta Beach No. 016/CUN- (Pihak Pertama/Penjual) dengan
ASH/II/11 tanggal 17 Februari 2011 JOHNSON (Pihak Kedua/Pembeli)

Perjanjian Sewa Menyewa

No. Nama Perjanjian Para Pihak Isi Perjanjian Jangka Waktu Nilai Perjanjian

Perjanjian Sewa Menyewa Unit Hotel

1. Perjanjian Sewa Iin Arifin Tahyan Pihak Penyewa sebagai operator 30 (tiga puluh) tahun, Pihak Yang Menyewakan akan
Menyewa Best (Pihak hotel bermaksud untuk dihitung dari tanggal menerima laba 8% (delapan
Western Kuta Beach Pertama/Yang mengoperasikan Unit dan pembukaan hotel persen) per tahun dari Harga
No. 002/LA/CUN- Menyewakan) berdasarkan Perjanjian, Pihak Yang Pembelian untuk 3 (tiga) tahun
BW/I/2012 tanggal dengan PT Menyewakan, yang menjadi pertama (pajak penghasilan
16 Januari 2012, Cakrawala Usaha penyewa unit tertentu akan akan dibayarkan oleh Pihak
yang dibuat dibawah Nusantara (Pihak membuat unit tersedia untuk Yang Menyewakan melalui
tangan Kedua/Penyewa) disewakan kepada tamu hotel, Pihak Pihak Penyewa).
Pertama juga setuju atas unit
tersebut akan disewakan kembali
oleh Pihak kedua, yang terletak di
Best Western Kuta Beach Suite 2,
Ruang Nomor 431A Lantai 5,
dengan 1 (satu) tempat tidur, Jl.
Benesari Banjar Pande, Kuta Bali

Selain dari Perjanjian Sewa Menyewa tersebut, berikut ini adalah contoh beberapa transaksi dengan
beberapa pihak ketiga lainnya, dimana syarat dan ketentuannya sama dengan syarat dan ketentuan
dalam Perjanjian Sewa Menyewa yang telah disebutkan sebelumnya, adapaun transaksi dengan
beberapa pihak ketiga tersebut terangkum dalam bentuk tabel, antara lain sebagai berikut:

114
114
No. Nama Perjanjian Para Pihak Objek Perjanjian Pengembalian Investasi

1. Lease Agreement Best Western IIN ARIFIN TAHYAN (Pihak DELUXE ROOM No. 2431 Laba 8% dari Harga Pembelian untuk
Kuta Beach No. 001/LA/CUN- Pertama/Yang Menyewakan) dengan 3 tahun pertama dan mulai tahun ke-
BW/IX/2011 tanggal 27 Oktober PT. Cakrawala Usaha Nusantara 4 sesuai dengan tingkat hunian.
2011 (Pihak Kedua/Penyewa)

2. Lease Agreement Best Western IIN ARIFIN TAHYAN (Pihak DELUXE ROOM No. 4431 Laba 8% dari Harga Pembelian untuk
Kuta Beach No. 002/LA/CUN- Pertama/Yang Menyewakan) dengan 3 tahun pertama dan mulai tahun ke-
BW/IX/2011 tanggal 27 Oktober PT. Cakrawala Usaha Nusantara 4 sesuai dengan tingkat hunian.
2011 (Pihak Kedua/Penyewa)

3. Lease Agreement Best Western MARCELLA RAHDIYA TETENG DELUXE ROOM No. 2435 Laba 8% dari Harga Pembelian untuk
Kuta Beach No. 003/LA/CUN- (Pihak Pertama/Yang Menyewakan) 3 tahun pertama dan mulai tahun ke-
BW/III/2012 tanggal 6 Januari dengan PT. Cakrawala Usaha 4 sesuai dengan tingkat hunian.
2012 Nusantara (Pihak Kedua/Penyewa)

4. Lease Agreement Best Western ADANI NUR IMANINA (Pihak DELUXE ROOM No. 1431 Laba 8% dari Harga Pembelian untuk
Kuta Beach No. 004/LA/CUN- Pertama/Yang Menyewakan) dengan 3 tahun pertama dan mulai tahun ke-
BW/IX/2011 tanggal 27 Oktober PT. Cakrawala Usaha Nusantara 4 sesuai dengan tingkat hunian.
2014 (Pihak Kedua/Penyewa)

5. Lease Agreement Best Western SUZYANTI & TANTI PRIYANTI DELUXE ROOM No. 1430 Laba 8% dari Harga Pembelian untuk
Kuta Beach No. 005/LA/CUN- (Pihak Pertama/Yang Menyewakan) 3 tahun pertama dan mulai tahun ke-
BW/I/2012 tanggal 16 Januari dengan PT. Cakrawala Usaha 4 sesuai dengan tingkat hunian.
2012 Nusantara (Pihak Kedua/Penyewa)

6. Lease Agreement Best Western JOHNSON (Pihak Pertama/Yang DELUXE ROOM No. 4432 Laba 8% dari Harga Pembelian untuk
Kuta Beach No. 006/LA/CUN- Menyewakan) dengan PT. Cakrawala 3 tahun pertama dan mulai tahun ke-
BW/I/2012 tanggal 6 Januari Usaha Nusantara (Pihak 4 sesuai dengan tingkat hunian.
2012 Kedua/Penyewa)

7. Lease Agreement Best Western ELFITERIA LUMBAN TORUAN (Pihak DELUXE ROOM No. 1435 Laba 8% dari Harga Pembelian untuk
Kuta Beach No. 007/LA/CUN- Pertama/Yang Menyewakan) dengan 3 tahun pertama dan mulai tahun ke-
BW/I/2012 tanggal 16 Januari PT. Cakrawala Usaha Nusantara 4 sesuai dengan tingkat hunian.
2012 (Pihak Kedua/Penyewa)

8. Lease Agreement Best Western LUMUMBA SIRAIT (Pihak DELUXE ROOM No. 1429 Laba 8% dari Harga Pembelian untuk
Kuta Beach No. 008/LA/CUN- Pertama/Yang Menyewakan) dengan 3 tahun pertama dan mulai tahun ke-
BW/IX/2011 tanggal 26Oktober PT. Cakrawala Usaha Nusantara 4 sesuai dengan tingkat hunian.
2011 (Pihak Kedua/Penyewa)
9. Lease Agreement Best Western DEBORA ROLINA SITOMPUL (Pihak DELUXE ROOM No. 4430 Laba 8% dari Harga Pembelian untuk
Kuta Beach No. 009/LA/CUN- Pertama/Yang Menyewakan) dengan 3 tahun pertama dan mulai tahun ke-
BW/IX/2011 tanggal 27 Oktober PT. Cakrawala Usaha Nusantara 4 sesuai dengan tingkat hunian.
2011 (Pihak Kedua/Penyewa)

10 Lease Agreement Best Western LILI (Pihak Pertama/Yang DELUXE ROOM No. 4429 Laba 8% dari Harga Pembelian untuk
Kuta Beach No. 010/LA/CUN- Menyewakan) dengan PT. Cakrawala 3 tahun pertama dan mulai tahun ke-
BW/IX/2011 tanggal 27 Oktober Usaha Nusantara (Pihak 4 sesuai dengan tingkat hunian.
2011 Kedua/Penyewa)

11 Lease Agreement Best Western SONDRA GOSALI (Pihak DELUXE ROOM No. 2430 Laba 8% dari Harga Pembelian untuk
Kuta Beach No. 011/LA/CUN- Pertama/Yang Menyewakan) dengan 3 tahun pertama dan mulai tahun ke-
BW/IX/2011 tanggal 27 Oktober PT. Cakrawala Usaha Nusantara 4 sesuai dengan tingkat hunian.
2012 (Pihak Kedua/Penyewa)

12 Lease Agreement Best Western NISA TRINI ASNIL (Pihak DELUXE ROOM No. 3429 Laba 8% dari Harga Pembelian untuk
Kuta Beach No. 012/LA/CUN- Pertama/Yang Menyewakan) dengan 3 tahun pertama dan mulai tahun ke-
BW/IX/2011 tanggal 27 Oktober PT. Cakrawala Usaha Nusantara 4 sesuai dengan tingkat hunian.
2011 (Pihak Kedua/Penyewa)

13 Lease Agreement Best Western I DEWA AYU NILAWATI (Pihak DELUXE ROOM No. 3430 Laba 8% dari Harga Pembelian untuk
Kuta Beach No. 013/LA/CUN- Pertama/Yang Menyewakan) dengan 3 tahun pertama dan mulai tahun ke-
BW/IX/2011 tanggal 1 November PT. Cakrawala Usaha Nusantara 4 sesuai dengan tingkat hunian.
2011 (Pihak Kedua/Penyewa)

14 Lease Agreement Best Western VIONA WIDJAJA (Pihak DELUXE ROOM No. 2429 Laba 8% dari Harga Pembelian untuk
Kuta Beach No. 014/LA/CUN- Pertama/Yang Menyewakan) dengan 3 tahun pertama dan mulai tahun ke-
BW/IX/2011 tanggal 27 Oktober PT. Cakrawala Usaha Nusantara 4 sesuai dengan tingkat hunian.
2011 (Pihak Kedua/Penyewa)

15 Lease Agreement Best Western ALDY PRADANA (Pihak DELUXE ROOM No. 2432 Laba 8% dari Harga Pembelian untuk
Kuta Beach No. 015/LA/CUN- Pertama/Yang Menyewakan) dengan 3 tahun pertama dan mulai tahun ke-
BW/IX/2011 tanggal 27 Oktober PT. Cakrawala Usaha Nusantara 4 sesuai dengan tingkat hunian.
2011 (Pihak Kedua/Penyewa)

115
115
4. PT Bina Buana Sarana (“BBS”)

Fasilitas Kredit Investasi

Perseroan (Debitur) telah menerima fasilitas kredit berupa Fasilitas Kredit dari PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk (selanjutnya disebut “Bank”). Adapun dokumen-dokumen perjanjian fasilitas kredit
investasi ini adalah sebagai berikut :

1. Surat Penawaran Pemberian Kredit No. CBC.DPS/SPPK/111/2012 tanggal 18 Juli 2012


tentang Persetujuan atas Pemberian Fasilitas Kredit;
2. Akta Perjanjian Kredit Investasi Nomor: 239 tanggal 29 Agustus 2012, yang dibuat dihadapan
Julius Purnawan, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta.

Ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat kredit sesuai dokumen-dokumen tersebut diatas adalah


sebagai berikut:

Jenis Fasilitas : Fasilitas Kredit Investasi.


Jumlah Fasilitas : Rp.129.500.000.000,00 (seratus dua puluh sembilan miliar lima ratus
juta Rupiah).
Tujuan Penggunaan : Pembiayaan Pembangunan The Westin Ubud Resort & Spa berikut
sarana dan prasarana terletak di Banjar Singakerta, Ubud, Bali, termasuk
untuk take over fasilitas kredit atas nama Debitur dari Bank CIMB Niaga,
dengan komposisi pembiayaan sebagaimana tercantum dalam SPPK.
Jangka Waktu : 29 Agustus 2012 sampai dengan tanggal 13 Mei 2018, termasuk grace
period angsuran pokok selama 12 (dua belas) bulan sejak
penandatanganan perjanjian Kredit.
Bunga : 10,50% (sepuluh koma lima puluh persen) per annum.
Denda : - Keterlambatan pembayaran hutang pokok, bunga, dan biaya lainnya
serta ongkos-ongkos yang dibayar dahulu oleh Bank sebesar 2% (dua
persen) di atas suku bunga kredit;
- Pelunasan Kredit kurang dari 3 (tiga) tahun sejak penandatanganan
Perjanjian Kredit pembayaran denda sebesar 2% (dua persen) dari
baki debet.
Provisi : 0,25% (nol koma dua puluh lima persen) dari limit kredit.
Penyelesaian
Perselisihan : Pengadilan Negeri di Denpasar
Pembatasan : Selama seluruh kewajiban Debitur berdasarkan Perjanjian Kredit
dan/atau perjanjian-perjanjian lain yang merupakan satu kesatuan
dengan Perjanjian Kredit belum dibayar lunas kecuali atas persetujuan
tertulis terlebih dahulu dari Bank, Debitur dengan alasan dan keadaan
apapun tidak boleh melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Mengubah status hukum dan kepemilikan usaha;
b. Memperoleh fasilitas kredit dari Bank lain, kecuali dalam transaksi
usaha yang wajar;
c. Mengikatkan diri sebagai penjamin hutang atau menjaminkan harta
kekayaan perusahaan kepada pihak lain;
d. Mengambil bagian keuntungan atau modal untuk kepentingan diluar
usaha dan kepentingan pribadi;
e. Memindahtangankan barang agunan.
Jaminan :

Hak Tanggungan

116
116
- Hak Tanggungan Peringkat I (Pertama) sebesar Rp. 165.000.000.000,00 (seratus enam puluh lima
miliar Rupiah) untuk tanah-tanah dengan total seluas 15.104m2 (lima belas ribu seratus empat
meter persegi) berdasarkan atas:

• Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor: 10;


• Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor: 11;
• Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor: 12;
• Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor: 13;
• Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor: 14;
• Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor: 15;
• Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor: 16;
• Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor: 17;
• Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor: 18;
• Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor: 19;
• Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor: 20;

Personal Guarantee

- Personal Guarantee dari Bhakti Salim;


- Personal Guarantee dari Frans Faizal Hasjim.

Corporate Guarantee

- Corporate Guarantee dari PT Saraswati Griya Lestari;


- Corporate Guarantee dari PT Cakrawala Usaha Nusantara;
- Corporate Guarantee dari PT Tiara Inti Mulia.

Jaminan Lainnya

- Deficit Cashflow Guarantee dari PT Saraswati Griya Lestari.


- Deficit Cashflow Guarantee dari PT Cakrawala Usaha Nusantara.
- Deficit Cashflow Guarantee dari PT Tiara Inti Mulia.

Hak dan Kewajiban :

Pihak Debitur :

Hak :
- Memperoleh Fasilitas Pinjaman Kredit sesuai dengan jumlah yang telah disepakati oleh Para Pihak.
Kewajiban :
- Membayar Pinjaman Pokok beserta Bunga dan/atau Provisi sesuai dengan syarat dan ketentuan
yang diatur dalam Perjanjian.

Pihak Bank

Hak :
- Memperoleh Pembayaran atas Pinjaman Pokok beserta Bunga dan/atau Provisi;
Kewajiban :
- Memberikan Pinjaman Kredit kepada Debitur sesuai dengan jumlah yang telah disepakati.

Keterangan:

- Sesuai dengan Surat BBS kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk No. 00861 tanggal 17 Oktober 2012 perihal Permohonan Persetujuan Atas Beberapa
Ketentuan Dalam Perjanjian kredit Sehubungan dengan Rencana Penawaran Umum Saham Perdana PT Saraswati Griya Lestari (Pemegang Saham
Utama BBS), BBS telah memohonkan persetujuan kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk terkait dengan pencabutan pembatasan pembagian Deviden.

117
117
- BBS telah memperoleh persetujuan dari Bank, berdasarkan Surat Bank kepada BBS Nomor: CBC.DPS/SPPK/184/2012 tanggal 7 November 2012,
sehubungan dengan permohonan persetujuan atas pencabutan pembatasan terkait dengan pembagian deviden kepada krediturnya Bank, dengan
perubahan ketentuan pembatasan deviden menjadi sebagai berikut: (1) Dengan memberitahukan secara tertulis terlebih dahulu kepada Bank,
Perseroan diperkenankan melakukan pembagian dividen setinggi-tingginya 50% dari laba tahun berjalan, sepanjang kewajiban kepada Bank telah
terpenuhi, DER 275% dan NWC positif.; (2) Selama kredit belum lunas, tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank, Perseroan tidak
diperkenankan untuk melakukan pembagian dividen lebih besar dari 50%. Sebagaimana dimuat dalam prospektus, SGL merencanakan kebijakan
pembagian dividen kas sebanyak-banyaknya 30% (tiga puluh persen) dari laba bersih SGL mulai tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2013 dan seterusnya, dengan memperhatikan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham SGL, dan kondisi saldo laba SGL, dengan demikian
Perseroan cukup melakukan pemberitahuan kepada Bank terkait dengan pembagian Deviden, sehingga tidak terdapat pembatasan-pembatasan
(negative covenants) yang dapat merugikan pemegang saham publik setelah dilaksanakannya Penawaran Umum Perdana Saham oleh SGL.

No. Nama Perjanjian Para Pihak Isi Perjanjian Jangka Waktu Nilai Perjanjian

Perjanjian Pendahuluan Pemberian Hak Guna Bangunan Diatas Tanah Hak Milik

1. Perjanjian I Wayan Mustika Pihak Pertama mengizinkan Pihak 30 (tiga puluh) tahun Rp.200.000.000,00 (dua ratus
Pendahuluan (Pihak Pertama) Kedua untuk menjadikan Hak Guna dan dapat diperpanjang juta Rupiah) dan biaya
Pemberian Hak dengan PT Bina Bangunan diatas Hak Milik menjadi untuk 20 (dua puluh) pengosongan, pembersihan
Guna Bangunan Di Buana Sarana satuan rumah susun (strata titel) tahun berikutnya (sejak dan pemberian Hak Guna
Atas Tanah Hak (Pihak Kedua) dan melakukan pemecahan atas tanggal perjanjian Bangunan sebesar Rp.
Milik, yang dibuat di Hak Guna Bangunan menjadi 1.594.000.000,00 (satu miliar
hadapan I Wayan Sertifikat Satuan Rumah Susun atas lima ratus sembilan puluh
Gede Adiperana, nama pembeli/pihak manapun tanpa empat juta Rupiah);
S.H., Notaris di harus mendapat persetujuan dari
Kabupaten Daerah pihak pertama di atas 2 (dua) Tanah
Tingkat II Gianyar Hak Milik, yang terletak di Desa
Singakerta, Kecamatan Ubud,
Kabupaten Gianyar, masing-masing
berdasarkan Sertifikat Hak Milik No.
474/Singakerta tanggal 20 Maret
1989 dan No. 1319/Singakerta
tanggal 30 Mei 2000

2. Perjanjian I Wayan Lantra Pihak Pertama mengizinkan Pihak 30 (tiga puluh) tahun dan Rp.100.000.000,00 (seratus juta
Pendahuluan (Pihak Pertama) Kedua untuk menjadikan Hak Guna dapat diperpanjang untuk Rupiah) dan biaya
Pemberian Hak dengan PT Bina Bangunan diatas Hak Milik menjadi 20 (dua puluh) tahun pengosongan, pembersihan dan
Guna Bangunan Di Buana Sarana satuan rumah susun (strata titel) berikutnya pemberian Hak Guna Bangunan
Atas Tanah Hak (Pihak Kedua) dan melakukan pemecahan atas sebesar Rp. 685.700.000,00
Milik, yang dibuat di Hak Guna Bangunan menjadi (enam ratus delapan puluh lima
hadapan I Wayan Sertifikat Satuan Rumah Susun atas juta tujuh ratus ribu Rupiah);
Gede Adiperana, nama pembeli/pihak manapun tanpa
S.H., Notaris di harus mendapat persetujuan dari
Kabupaten Daerah pihak pertama di atas 2 (dua) Tanah
Tingkat II Gianyar Hak Milik, yang terletak di Desa
Singakerta, Kecamatan Ubud,
Kabupaten Gianyar, masing-masing
berdasarkan Sertifikat Hak Milik No.
1314/Singakerta tanggal 15 Mei
2000 dan No. 1509/Singakerta
tanggal 29 April 2003;

Perjanjian Pemberian Hak Guna Bangunan Atas Tanah Hak Milik

1. Akta Pemberian Hak I Wayan Mustika Pihak Pertama memberikan Hak 30 (tiga puluh) tahun dan Rp. 242.250.000,00 (dua ratus
Guna Bangunan Atas (Pihak Pertama) Guna Bangunan di atas tanah Hak berakhir pada tanggal 25 empat puluh dua juta dua ratus
Tanah Hak Milik No. dengan PT Bina Milik untuk seluruh luas tanah Oktober 2040 lima puluh ribu Rupiah);
18/2012 tanggal 28 Buana Sarana berdasarkan Sertifikat Hak Milik No:
Mei 2012, yang (Pihak Kedua) 1319/Desa Singakerja yang terletak
dibuat di hadapan I di Kecamatan Ubud, Kabupaten
Wayan Gede Gianyar, Bali, guna peruntukan
Adiperana, S.H., mendirikan dan mempunyai
Notaris di Kabupaten bangunan berupa hotel, kondotel
Gianyar dan/atau untuk arcada dan/atau
resident dan/atau satuan rumah
susun (strata titel) dan/atau untuk
kepentingan lainnya

2. Akta Pemberian Hak I Wayan Lantra Pihak Pertama memberikan Hak 30 (tiga puluh) tahun dan Rp. 90.750.000,00 (sembilan
Guna Bangunan Atas (Pihak Pertama) Guna Bangunan di atas tanah Hak berakhir pada tanggal 25 puluh juta tujuh ratus lima
Tanah Hak Milik No. dengan PT Bina Milik untuk seluruh luas tanah Oktober 2040 puluh ribu Rupiah)

16/2012 tanggal 28 Buana Sarana berdasarkan Sertifikat Hak Milik No:


Mei 2012, yang (Pihak Kedua) 1509/Desa Singakerja yang terletak
dibuat di hadapan I di Kecamatan Ubud, Kabupaten
Wayan Gede Gianyar, Bali, guna peruntukan
Adiperana, S.H., mendirikan dan mempunyai

118
118
No. Nama Perjanjian Para Pihak Isi Perjanjian Jangka Waktu Nilai Perjanjian
Notaris di Kabupaten bangunan berupa hotel, kondotel
Gianyar dan/atau untuk arcada dan/atau
resident dan/atau satuan rumah
susun (strata titel) dan/atau untuk
kepentingan lainnya

3. Akta Pemberian Hak I Wayan Mustika Mendirikan dan mempunyai 30 (tiga puluh) tahun dan Rp. 206.250.000,00 (dua ratus
Guna Bangunan Atas (Pihak Pertama) bangunan berupa hotel, kondotel berakhir pada tanggal 25 enam juta dua ratus lima puluh
Tanah Hak Milik No. dengan PT Bina dan/atau untuk arcada dan/atau Oktober 2040 ribu Rupiah)
17/2012 tanggal 28 Buana Sarana resident dan/atau satuan rumah
Mei 2012, yang (Pihak Kedua) susun (strata titel) dan/atau untuk
dibuat dihadapan I kepentingan lainnya;
Wayan Gede
Adiperana, S.H.,
Notaris di Kabupaten
Gianyar

4. Akta Pemberian Hak I Wayan Lantra Pihak Pertama memberikan Hak 30 (tiga puluh) tahun dan Rp. 127.500.000,00 (seratus
Guna Bangunan Atas (Pihak Pertama) Guna Bangunan di atas tanah Hak berakhir pada tanggal 25 dua puluh tujuh juta lima ratus
Tanah Hak Milik No. dengan Milik untuk seluruh luas tanah Oktober 2040 ribu Rupiah)
15/2012 tanggal 28 PT Bina Buana berdasarkan Sertifikat Hak Milik No:
Mei 2012, yang Sarana (Pihak 1314/Desa Singakerja yang terletak
dibuat di hadapan I Kedua) di Kecamatan Ubud, Kabupaten
Wayan Gede Gianyar, Bali, guna peruntukan
Adiperana, S.H., mendirikan dan mempunyai
Notaris di Kabupaten bangunan berupa hotel, kondotel
Gianyar dan/atau untuk arcada dan/atau
resident dan/atau satuan rumah
susun (strata titel) dan/atau untuk
kepentingan lainnya

Perjanjian Sewa Menyewa Tanah

1. Perjanjian Sewa Ir. Djoko Gazali Pihak Kedua sebagai operator hotel Pada tanggal pembukaan Pihak Yang Menyewakan akan
Menyewa No. (Pihak menyewa Unit dari Pihak Pertama hotel sampai dengan menerima laba 8% (delapan
02/LA/BBS- Pertama/Yang guna mengoperasikan Unit dan tanggal 22 November persen) dari Harga Pembelian
WES/IV/2012 Menyewakan) berdasarkan Perjanjian, Pihak 2041 untuk 3 (tiga) tahun pertama
tanggal 11 April dengan PT Bina Pertama, yang menjadi pembeli unit (pajak penghasilan akan
2012 Buana Sarana tertentu akan membuat unit dibayarkan oleh Pihak Yang
(Pihak tersedia untuk disewakan kepada Menyewakan melalui Pihak
Kedua/Penyewa) tamu hotel Penyewa), dan telah dibayarkan
di muka dan diterima oleh Pihak
Yang Menyewakan senilai USD
99.187,59 (sembilan puluh
sembilan ribu seratus delapan
puluh tujuh koma lima puluh
sembilan dollar Amerika Serikat)

Perjanjian Pemberian Hak Guna Bangunan Atau Hak Pakai Atas Tanah Hak Milik

1. Residential antara Starwood Licensee bermaksud untuk 21 Desember 2010 sampai USD$ 250,000 (dua ratus lima
Marketing License Asia Pacific mendapatkan izin untuk dengan tanggal 31 puluh ribu dolar Amerika
Agreement tanggal Hotels & Resorts menggunakan merek dan merek- Desember di tahun ke 20 Serikat)
21 Desember 2010 PTE.LTD merek lainnya dari Licensor (dua puluh) setelah hotel
(“Licensor”) sehubungan dengan penjualan dan beroperasi.
dengan PT Bina pemasaran Branded Residencenya,
Buana Sarana dimana Licensor bersedia untuk
(“PBBS”) dan PT memberikan izin untuk
Cakrawala Mitra menggunakan merek-merek
Usaha (“Hotel tersebut bersama dengan asisten
Owner” dan pemasaran dari Licensor sesuai
selanjutnya dengan syarat dan ketentuan yang
bersama dengan telah ditetapkan dalam perjanjian.
PBBS disebut
“Licensee”)

2. Development antara PT Owner meyewakan lagi bangunan 21 Desember 2010 sampai USD$ 150,000 (seratus lima
Consulting Services Cakrawala Mitra yang berlokasi di Jl. Silangkarang dengan tanggal 31 puluh ribu dollar Amerika
Agreement tanggal Usaha dan PT Banjar Kengetan, Desa Singakerta, Desember di tahun ke 20 Serikat).
21 Desember 2010 Bina Buana Kecamatan Ubud, Kabupaten (dua puluh) setelah hotel
Sarana Gianyar, Bali, yang mana Owner beroperasi.
(keduanya bermaksud untuk membangun dan
selanjutnya mengembangkan hotel dan Unit
disebut sebagai Residental. Consultant merupakan
“Owner”) pihak yang berpengalaman dalam
dengan membuat perencanaan, design,

119
119
No. Nama Perjanjian Para Pihak Isi Perjanjian Jangka Waktu Nilai Perjanjian
Starwood perlengkapan, dekorasi dan
Development peralatan-peralatan hotel dan resort
Consulting dan fasilitas serta peralatan lainnya,
Services (AP) dan memberikan saran kepada
PTE.LTD pihak ketiga yang berhubungan
(“Consultant”) dengan aktivitas perhotelan.
Sehingga, Owner bermaksud untuk
menunjuk Consultant sebagai
kontraktor independen untuk
membantu Owner dan arsitek,
teknisian,designer dan konsultan
Owner dalam hal perencanaan,
design, perlengkapan, dekorasi, dan
peralatan-peralatan dalam projek,
dan Consultant dengan ini bersedia
untuk memberikan servis sesuai
dengan syarat dan ketentuan dalam
perjanjian.

Selain dari perjanjian-perjanjian diatas, BBS memiliki beberapa PPJB dan Perjanjian Sewa Menyewa
unit hotel dengan pihak ketiga yang kami uraikan contohnya berikut ini.

PPJB

No. Nama Perjanjian Para Pihak Isi Perjanjian Jangka Waktu Nilai Perjanjian
-
1. Sales and Purchase antara PT Bina Pihak Pertama telah setuju untuk - Pembeli sudah melunasi USD 325.000 (tiga ratus dua
Agreement The Buana Sarana membangun dan menjual kepada pembayaran dan semua puluh lima ribu dollar Amerika
Residences At The (Pihak Pihak Kedua Hotel Suite No. 405 di biaya lainnya yang Serikat)
Westin Resort & Spa Pertama/Penjual) Ubud, yang akan dibangun diatas harus dibayar oleh
Ubud No. 002/BBS- dengan Ir. Djoko tanah sewa di bawah PT Bina Buana pembeli (pembayaran
WES/III/12 tanggal Gazali (Pihak Sarana, yang mana di atas tanah terakhir pada tanggal 29
12 Juli 2012 Kedua/Pembeli) tersebut akan didirikan sebuah Maret 2012), dalam hal
kompleks hotel, dan Pihak Kedua Pihak Kedua tidak dapat
setuju dan sepakat untuk melakukan pembayaran
menyewakan Hotel Suite No. 405 pada saat jatuh tempo,
kepada Pihak Pertama maka Pihak Kedua wajib
membayar denda
sebesar 2,5% (dua
koma lima persen) per
bulan dari jumlah
terhutang;
- Bangunan telah selesai
dan layak huni;
Dimulainya operasional
hotel.

Selain dari PPJB tersebut, berikut ini transaksi dengan pihak ketiga lainnya, dimana syarat dan
ketentuanya sama dengan syarat dan ketentuan dalam PPJB yang telah disebutkan sebelumnya,
adapaun transaksi dengan pihak ketiga lainnya tersebut terangkum dalam bentuk tabel, antara lain
sebagai berikut:

No. Nama Perjanjian Para Pihak Objek Perjanjian Nilai Perjanjian (USD)

1. Sales and Purchase Agreement Westin PT Bina Buana Sarana (Pihak Hotel Suite 1 Kamar Tidur 295,454.55
Ubud Resort & Spa No 001/BBS- Pertama/Penjual) dengan IRWAN Unit No. 406
WES/III/12 tanggal 5 Maret 2012 KARIM ISWARA (Pihak
Kedua/Pembeli)

120
120
No. Nama Perjanjian Para Pihak Objek Perjanjian Nilai Perjanjian (USD)

2. Sales and Purchase Agreement Westin PT Bina Buana Sarana (Pihak Hotel Suite 1 Kamar Tidur 272,727.27
Ubud Resort & Spa No 003/BBS- Pertama/Penjual) dengan AMIR Unit No. 407
WES/IV/12 tanggal 10 April 2012 SAMBODO (Pihak Kedua/Pembeli)

Keterangan:
Berdasarkan Surat Pernyataan dari BBS tertanggal 6 Desember 2012, sampai dengan saat ini pengikatan jual beli unit hotel hanya dilakukan dengan 3 (tiga)
pihak sebagaimana disebutkan dalam PPJB tersebut diatas.

Perjanjian Sewa Menyewa

No. Nama Perjanjian Para Pihak Isi Perjanjian Jangka Waktu Nilai Perjanjian
1. Perjanjian Sewa Ir. Djoko Gazali Pihak Kedua sebagai operator hotel Pada tanggal pembukaan Pihak Yang Menyewakan akan
Menyewa No. (Pihak menyewa Unit dari Pihak Pertama hotel sampai dengan menerima laba 8% (delapan
02/LA/BBS- Pertama/Yang guna mengoperasikan Unit dan tanggal 22 November 2041 persen) dari Harga Pembelian
WES/IV/2012 Menyewakan) berdasarkan Perjanjian, Pihak Pada tanggal pembukaan untuk 3 (tiga) tahun pertama
tanggal 11 April dengan PT Bina Pertama, yang menjadi pembeli unit hotel sampai dengan (pajak penghasilan akan
2012 Buana Sarana tertentu akan membuat unit tanggal 22 November 2041 dibayarkan oleh Pihak Yang
(Pihak tersedia untuk disewakan kepada Menyewakan melalui Pihak
Kedua/Penyewa) tamu hotel Penyewa), dan telah
dibayarkan di muka dan
diterima oleh Pihak Yang
Menyewakan senilai USD
99.187,59 (sembilan puluh
sembilan ribu seratus delapan
puluh tujuh koma lima puluh
sembilan dollar Amerika
Serikat)

5. PT Pratika Nugraha (“PN”)

Nama
No. Para Pihak Isi Perjanjian Jangka Waktu Nilai Perjanjian
Perjanjian

Perjanjian Sewa Menyewa Tanah

1. Akta Sewa I Wayan Kanda (Yang Penyewa menyewa tanah, yang terletak 15 Oktober 2010 Rp. 14.000.000,00
Menyewa Menyewakan) dengan PT di Kelurahan Kuta, Kecamatan Kuta, sampai dengan tanggal (empat belas juta
Tanah No. 141 Pratika Nugraha Kabupaten Badung, Sertifikat HM No. 15 Oktober2040 Rupiah) per are per
tanggal 19 (Penyewa) 3629, yang diperuntukan untuk tahun, dengan total
Oktober 2010, pembangunan hotel; harga keseluruhannya
yang dibuat di menjadi sebesar
hadapan Eddy Rp.11.634.000.000,00
Nyoman (sebelas miliar enam
WInarta, S.H., ratus tiga puluh empat
Notaris di juta Rupiah);
Kabupaten
Badung

Pemberian Hak Guna Bangunan Atas Tanah Hak Milik

1. Akta Pemberian Hartono yang bertindak Pihak Pertama memberikan Hak Guna 30 (tiga puluh) tahun, Rp.825.000.000,00
Hak Guna untuk dan atas nama I Bangunan di atas tanah Hak Milik untuk terhitung mulai tanggal (delapan ratus dua
Bangunan/Hak Ketut Kania, I Nengah seluruh luas tanah berdasarkan Sertifikat 15 Oktober 2010 dan puluh lima juta Rupiah
Pakai Atas Sudira, I Wayan Kanda, Hak Milik No: 1234/Seminyak yang berakhir pada tanggal 15
Tanah Hak dan Ni Ketut Rimek, terletak di Kecamatan Kuta, Kabupaten Oktober 2040.
Milik No. keempatnya selaku Badung, Bali, pendirian dan pemilikan
149/2012 pemegang hak atas tanah bangunan berupa Hotel (Kondotel);
tanggal 9 Mei (Pihak Pertama) dengan
2012, yang PT Pratika Nugraha (Pihak
dibuat di Kedua)
hadapan Eddy
Nyoman
Winarta, S.H.,
Notaris di
Kabupaten
Badung

121
121
Nama
No. Para Pihak Isi Perjanjian Jangka Waktu Nilai Perjanjian
Perjanjian

Perjanjian Terkait Operating Hotel

1. Development PT Cakrawala Mitra Usaha Owner meyewakan lagi bangunan yang 21 Juni 2011 sampai USD$ 100,000 (seratus
Consulting dan PT Pratika Nugraha berlokasi di Jl. Sari Dewi No. 31, Banjar dengan 20 (dua puluh) ribu dollar Amerika
Services (keduanya selanjutnya Basangkasa, Seminyak, Kuta, Bali, tahun setelah hotel Serikat)
Agreement disebut sebagai “Owner”) Daerah Tingkat II Badung yang mana beroperasi
tanggal 21 dengan Starwood Owner bermaksud untuk membangun
Juni 2011 Development Consulting dan mengembangkan hotel dan
Services (AP) PTE.LTD. meningkatkan pelayanan lainnya, FF&E,
(“Consultant”) signage, mock-up atau show room,
wilayah pada umumnya dan parkir
dan/atau fasilitas dan kenyamanan
lainnya yang berhubungan. Consultant
merupakan pihak yang berpengalaman
dalam membuat perencanaan, design,
perlengkapan, dekorasi dan peralatan-
peralatan hotel dan resort dan fasilitas
serta peralatan lainnya, dan memberikan
saran kepada pihak ketiga yang
berhubungan dengan aktivitas
perhotelan. Sehingga, Owner bermaksud
untuk menunjuk Consultant sebagai
kontraktor independen untuk membantu
Owner dan arsitek, teknisian,designer
dan konsultan Owner dalam hal
perencanaan, design, perlengkapan,
dekorasi, dan peralatan-peralatan dalam
projek, dan Consultant dengan ini
bersedia untuk memberikan servis sesuai
dengan syarat dan ketentuan dalam
perjanjian.

6. PT Cakrawala Mitra Usaha (“CMU”)

Jangka
No. Nama Perjanjian Para Pihak Isi Perjanjian Nilai Perjanjian
Waktu

Perjanjian Terkait Operating Proyek PT Cakrawala Usaha Nusantara

1. Management PT Cakrawala Owner bermaksud untuk menunjuk Operator untuk 4 Juli 2011 - Biaya teknis
Agreement tanggal Mitra Usaha mengelola dan mempromosikan hotel sampai dengan USD 30.000 (tiga
4 Juli 2011, yang (“Owner”) tanggal 30 Juni puluh ribu dolar
dibuat dibawah dengan PT 2021 Amerika Serikat)
tangan Bangun Wahana - Biaya royalty
Indah Indonesia USD 56.000 (lima
(“Operator”) puluh enam ribu
Dollar Amerika
Serikat)

Perjanjian Terkait Operating Proyek PT Pratika Nugraha

1. Operating Services PT Cakrawala Owner meyewakan lagi bangunan PT Pratika Sampai dengan U$ 50,000 (lima puluh
Agreement tanggal Mitra Usaha Nugraha, yang merupakan pihak terafiliasi dari tanggal 31 ribu dollar Amerika
21 Juni 2011, yang (“Owner”) Owner, yang bermaksud untuk membangun dan Desember di Serikat)
dibuat dibawah dengan PT Indo mengembangkan project area. Sehingga, owner tahun ke 20
tangan Pacific Sheraton menunjuk Service Provider untuk mengawasi, (dua puluh)
(“Service mengarahkan dan mengendalikan pengoperasian setelah hotel
Provider”) hotel dan Service Provider setuju untuk beroperasi
mengawasi, mengarahkan dan mengendalikan
pengoperasian hotel

2. Centralized Services PT Cakrawala Owner meyewakan lagi bangunan PT Pratika 21 Juni 2011 -
Agreement tanggal Mitra Usaha Nugraha, yang merupakan pihak terafiliasi dari sampai dengan
21 Juni 2011, yang (“Owner”) Owner, yang bermaksud untuk membangun dan 20 (dua puluh)
dibuat dibawah dengan mengembangkan hotel. Sehubungan dengan hal tahun setelah
tangan Sheraton tersebut, Service Provider merupakan pihak yang hotel beroperasi
Overseas mengetahui dan berpengalaman dalam hal
Management penyediaan pemesanan hotel, penjualan dan
Corporation pemasaran, program kenyamanan untuk tamu dan
(“Service pelayanan-pelayanan lainnya secara terpusat yang
Provider”) merupakan dasar dari pelayanan yang umumnya

122
122
Jangka
No. Nama Perjanjian Para Pihak Isi Perjanjian Nilai Perjanjian
Waktu
dimiliki hotel, sehingga Owner berkeinginan untuk
menunjuk Service Provider untuk dapat
memperoleh manfaat dari layanan terpusat
tersebut untuk digunakan dalam pengoperasian
hotel

3. System License And Starwood Asia Licensoe merupakan pihak yang terafiliasi dengan 21 Juni 2011 i) License Fee 5% (lima
Technical Assistance Pacific Hotels & Starwood Hotels & Resorts Worldwide, Inc dan sampai dengan persen) dari pendapatan
Agreement tanggal Resorts PTE.LTD pemilik atau yang mempunyai hak untuk 20 (dua puluh) kotor ruang kamar; dan ii)
21 Juni 2011, yang (“Licensor”) memberikan izin untuk menggunakan merek tahun setelah Fee Asisten Teknis
dibuat dibawah dengan PT dagang (semua merek dagang yang ada saat ini hotel beroperasi sebesar 2,5% (dua
tangan Cakrawala Mitra atau kedepannya, merek termasuk design, logo, setengah persen) dari
Usaha slogan, dan symbol, merek nama, konfigurasi pendapatan kotor
(“Licensee”) produk, design industri, merek baju dan merek asli operasional.

lainnya untuk merek “The Luxury Collection” yang


diberikan kepada Licensee untuk digunakan), dan
system (seperti metode bisnis, design, proses, dan
pengaturan untuk mengembangkan dan
mengoperasikan merek hotel). Sehingga, Licensee
bermaksud memperoleh hak untuk menggunakan
merek dan bagaimana sistemnya dari Licensor, dan
bermaksud untuk menunjuk asisten teknis dari
Licencor untuk mengimplementasikan standar-
standar penggunaan merek dan cara menerapkan
system untuk hotel

4. Development PT Cakrawala Owner meyewakan lagi bangunan yang berlokasi di 21 Juni 2011 USD$ 100,000 (seratus
Consulting Services Mitra Usaha dan Jl. Sari Dewi No. 31, Banjar Basangkasa, Seminyak, sampai dengan ribu dollar Amerika
Agreement tanggal PT Pratika Kuta, Bali, Daerah Tingkat II Badung yang mana 20 (dua puluh) Serikat).
21 Juni 2011, yang Nugraha Owner bermaksud untuk membangun dan tahun setelah
dibuat dibawah (keduanya mengembangkan hotel dan meningkatkan hotel beroperasi
tangan, antara selanjutnya pelayanan lainnya, FF&E, signage, mock-up atau
disebut sebagai show room, wilayah pada umumnya dan parkir
“Owner”) dan/atau fasilitas dan kenyamanan lainnya yang
dengan berhubungan. Consultant merupakan pihak yang
Starwood berpengalaman dalam membuat perencanaan,
Development design, perlengkapan, dekorasi dan peralatan-
Consulting peralatan hotel dan resort dan fasilitas serta
Services (AP) peralatan lainnya, dan memberikan saran kepada
PTE.LTD. pihak ketiga yang berhubungan dengan aktivitas
(“Consultant”) perhotelan. Sehingga, Owner bermaksud untuk
menunjuk Consultant sebagai kontraktor
independen untuk membantu Owner dan arsitek,
teknisian,designer dan konsultan Owner dalam hal
perencanaan, design, perlengkapan, dekorasi, dan
peralatan-peralatan dalam projek, dan Consultant
dengan ini bersedia untuk memberikan servis
sesuai dengan syarat dan ketentuan dalam
perjanjian

Perjanjian Terkait Operating Proyek PT Bina Buana Sarana

1. Operating Services PT Cakrawala Owner meyewakan lagi bangunan PT Bina Buana Sampai dengan USD$ 100,000 (seratus
Agreement tanggal Mitra Usaha Sarana, yang merupakan pihak terafiliasi dari tanggal 31 ribu dollar Amerika
21 Desember 2010, (“Owner”) Owner, yang bermaksud untuk membangun dan Desember di Serikat)
yang dibuat dibawah dengan PT Indo mengembangkan hotel dan Unit Kondominium tahun ke 20
tangan Pacific Sheraton Residental. Sehingga, owner menunjuk Service (dua puluh)
(“Service Provider untuk mengawasi, mengarahkan dan tahun setelah
Provider”) mengendalikan pengoperasian hotel dan Service hotel beroperasi
Provider setuju untuk mengawasi, mengarahkan
dan mengendalikan pengoperasian hotel

2. Centralized Services PT Cakrawala Owner meyewakan lagi Hotel yang disebut dan Pada tanggal -
Agreement tanggal Mitra Usaha difenisikan dalam Operating Services Agreement. 31 Desember di
21 Desember 2010, (“Owner”) Service Provider merupakan pihak yang tahun ke 20
yang dibuat dibawah dengan Westin mengetahui dan berpengalaman dalam hal (dua puluh)
tangan Hotel penyediaan pemesanan hotel, penjualan dan tahun setelah
Management, pemasaran, program kenyamanan untuk tamu dan hotel beroperasi
L.P., (“Service pelayanan-pelayanan lainnya secara terpusat yang
Provider”) merupakan dasar dari pelayanan yang umumnya
dimiliki hotel, sehingga Owner berkeinginan untuk
menunjuk Service Provider untuk dapat
memperoleh manfaat dari layanan terpusat

123
123
Jangka
No. Nama Perjanjian Para Pihak Isi Perjanjian Nilai Perjanjian
Waktu
tersebut untuk digunakan dalam pengoperasian
hotel

3. System License And Starwood Asia Licensor merupakan pihak yang terafiliasi dengan 21 Desember i) License Fee 5% (lima
Technical Assistance Pacific Hotels & Starwood Hotels & Resorts Worldwide, Inc dan 2010 sampai persen) dari pendapatan
Agreement tanggal Resorts PTE.LTD pemilik atau yang mempunyai hak untuk dengan tanggal kotor ruang kamar; dan ii)
21 Desember 2010, (“Licensor”) memberikan izin untuk menggunakan merek 31 Desember di Fee Asisten Teknis
yang dibuat dibawah dengan PT dagang (semua merek dagang yang ada saat ini tahun ke 20 sebesar 2,5% (dua
tangan Cakrawala Mitra atau kedepannya, merek termasuk prototype, (dua puluh) setengah persen) dari
Usaha layout ruang tamu, design dan corak, exterior setelah hotel pendapatan kotor
(“Licensee”) façade dan signage, interior design (khusus beroperasi operasional.
termasuk atau selayaknya FF&E), design lobby dan
corak (termasuk aroma dan warna), design tamu
resepsi, eksterior teras atau sejenisnya dan design-
design, bar, restaurant dan lounge layout, porte
cochere features, lighting dan millwork, trim dan
design sejenisnya, serta barang-barang yang
sifatnya lembut dan kain (termasuk bantal, bed
vover, dan hiasan dinding)), dan system (seperti
metode bisnis, design, proses, dan pengaturan
untuk mengembangkan dan mengoperasikan
merek hotel). Sehingga, Licensee bermaksud
memperoleh hak untuk menggunakan merek dan
bagaimana sistemnya dari Licensor, dan bermaksud
untuk menunjuk asisten teknis dari Licencor untuk
mengimplementasikan standar-standar
penggunaan merek dan cara menerapkan system
untuk hotel.

4. Residential Starwood Asia Licensee bermaksud untuk mendapatkan izin untuk 21 Desember USD$ 250,000 (dua ratus
Marketing License Pacific Hotels & menggunakan merek dan merek-merek lainnya dari 2010 sampai lima puluh ribu dolar
Agreement tanggal Resorts PTE.LTD Licensor sehubungan dengan penjualan dan dengan tanggal Amerika Serikat)
21 Desember 2010, (“Licensor”) pemasaran Branded Residencenya, dimana 31 Desember di
yang dibuat dibawah dengan PT Bina Licensor bersedia untuk memberikan izin untuk tahun ke 20
tangan Buana Sarana menggunakan merek-merek tersebut bersama (dua puluh)
(“PBBS”) dan PT dengan asisten pemasaran dari Licensor sesuai setelah hotel
Cakrawala Mitra dengan syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan beroperasi
Usaha (“Hotel dalam perjanjian
Owner” dan
selanjutnya
bersama dengan
PBBS disebut
“Licensee”)

M. Keterangan tentang Aset Tetap

Tabel dibawah ini adalah daftar aset tetap yang dimiliki dan/atau dikuasai oleh Perseroan dan Entitas
Anak per tanggal 30 Juni 2012:

Luas
Tanah No. Berakhirnya
No. Lokasi Atas Nama
(m2) Sertifikat Hak

1. Borobudur, Magelang, Jawa Tengah 1.800 SHGB PT Saraswati Griya Lestari Tbk 27 Nopember
No.0083 2032
2. Borobudur, Magelang, Jawa Tengah 1.250 SHGB PT Saraswati Griya Lestari Tbk 27 Nopember
No.0084 2032
3. Borobudur, Magelang, Jawa Tengah 780 SHGB PT Saraswati Griya Lestari Tbk 27 Nopember
No.0085 2032

124
124
Luas
Tanah No. Berakhirnya
No. Lokasi Atas Nama
(m2) Sertifikat Hak

4. Pecatu, Kuta Selatan, Badung, Bali 1) 17.000 SHGB No. PT Tiara Inti Mulia 1 September
967 2033
5. Singakerta, Ubud, Gianyar, Bali *) 1.365 SHGB No. 10 PT. Bina Buana Sarana -

6. Singakerta, Ubud, Gianyar, Bali *) 764 SHGB No. 11 PT. Bina Buana Sarana -

7. Singakerta, Ubud, Gianyar, Bali *) 840 SHGB No. 12 PT. Bina Buana Sarana -

8. Singakerta, Ubud, Gianyar, Bali *) 900 SHGB No. 13 PT. Bina Buana Sarana -

9. Singakerta, Ubud, Gianyar, Bali *) 1.107 SHGB No. 14 PT. Bina Buana Sarana -
*)
10. Singakerta, Ubud, Gianyar, Bali 657 SHGB No. 15 PT. Bina Buana Sarana -

11. Singakerta, Ubud, Gianyar, Bali *) 848 SHGB No. 16 PT. Bina Buana Sarana -

12. Singakerta, Ubud, Gianyar, Bali 2) 3.230 SHGB No. 17 PT. Bina Buana Sarana 25 Oktober 2040

13. Singakerta, Ubud, Gianyar, Bali 3) 1.210 SHGB No. 18 PT. Bina Buana Sarana 25 Oktober 2040

14. Singakerta, Ubud, Gianyar, Bali 4) 2.483 SHGB No. 19 PT. Bina Buana Sarana 25 Oktober 2040

15. Singakerta, Ubud, Gianyar, Bali 5) 1.700 SHGB No. 20 PT. Bina Buana Sarana 25 Oktober 2040

16. Kel. Kuta, Kec. Kuta, Kab. Badung, Prov. 1.850 SHGB No. PT. Cakrawala Usaha 31 Juli 2027
Bali 6) 982 Nusantara
17. Seminyak, Kuta, Badung, Bali 7) 2.750 SHGB No. 76 PT. Pratika Nugraha 15 Oktober 2040

Keterangan:

*) Berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan tidak disebutkan jangka waktu berakhirnya hak. Sesuai dengan ketentuan Undang-undang No.05 Tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria disebutkan bahwa jangka waktu untuk Hak Guna Bangunan adalah selama 30 (tiga puluh) tahun dan dapat
diperpanjang selama 20 (dua puluh) tahun.

1) Hak Guna Bangunan tersebut diberikan diatas tanah Hak Milik berdasarkan Akta Pemberian Hak Guna Bangunan/Hak Pakai Atas Tanah Hak Milik No.
463/2010 tanggal 19 November 2010, yang dibuat dihadapan Eddy Nyoman Winarta, S.H., Notaris di Kabupaten Badung antara PT Tiara Inti Mulia
dengan I Ketut Loper Winartha, yang bertindak selaku pemegang hak atas tanah dan selaku kuasa dari pemegang hak lainnya atas tanah berdasarkan
Sertifikat Hak Milik No. 2761 tanggal 20 Mei 2010 dengan luas 17.000m2 (tujuh belas ribu meter persegi), atas tanah tersebut sebelumnya telah
dilakukan pengikatan terlebih dahulu untuk digunakan oleh PT Tiara Inti Mulia berdasarkan Akta Perjanjian Sewa Menyewa No. 138 tanggal 27 Juli 2009,
yang dibuat dihadapan Eddy Nyoman Winarta, S.H., Notaris di Kabupaten Daerah Tingkat II Badung.

2) Hak Guna Bangunan berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 17, diberikan diatas tanah Hak Milik berdasarkan Akta Pemberian Hak Guna
Bangunan Atas Tanah Hak Milik No. 18/2012 tanggal 28 Mei 2012, yang dibuat dihadapan I Wayan Gede Adiperana, S.H., Notaris di Kabupaten Gianyar,
antara PT Bina Buana Sarana dengan I Wayan Mustika, selaku pemberi Hak Guna Bangunan atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Milik No.
1319/Singakerta tanggal 30 Mei 2000 dengan luas 3.230m2 (tiga ribu dua ratus tiga puluh meter persegi), atas tanah tersebut sebelumnya telah
dilakukan pengikatan terlebih dahulu untuk digunakan oleh PT Bina Buana Sarana berdasarkan Perjanjian Pendahuluan Pemberian Hak Guna Bangunan
Di Atas Tanah Hak Milik, yang dibuat dihadapan I Wayan Gede Adiperana, S.H., Notaris di Kabupaten Daerah Tingkat II Gianyar.

3) Hak Guna Bangunan berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 18, diberikan diatas tanah Hak Milik berdasarkan Akta Pemberian Hak Guna
Bangunan Atas Tanah Hak Milik No. 16/2012 tanggal 28 Mei 2012, yang dibuat dihadapan I Wayan Gede Adiperana, S.H., Notaris di Kabupaten Gianyar,
antara PT Bina Buana Sarana dengan I Wayan Lantra, selaku pemberi Hak Guna Bangunan atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Milik No.
1509/Singakerta tanggal 29 April 2003 dengan luas 1.210m2 (seribu dua ratus sepuluh meter persegi), atas tanah tersebut sebelumnya telah dilakukan
pengikatan terlebih dahulu untuk digunakan oleh PT Bina Buana Sarana berdasarkan Perjanjian Pendahuluan Pemberian Hak Guna Bangunan Di Atas
Tanah Hak Milik, yang dibuat dihadapan I Wayan Gede Adiperana, S.H., Notaris di Kabupaten Daerah Tingkat II Gianyar.

4) Hak Guna Bangunan berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 19, diberikan diatas tanah Hak Milik berdasarkan Akta Pemberian Hak Guna
Bangunan Atas Tanah Hak Milik No. 17/2012 tanggal 28 Mei 2012, yang dibuat dihadapan I Wayan Gede Adiperana, S.H., Notaris di Kabupaten Gianyar,
antara PT Bina Buana Sarana dengan I Wayan Mustika, selaku pemberi Hak Guna Bangunan atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Milik No.
474/Singakerta tanggal 20 Maret 1989 dengan luas 2.750m2 (dua ribu tujuh ratus lima puluh meter persegi), atas tanah tersebut sebelumnya telah
dilakukan pengikatan terlebih dahulu untuk digunakan oleh PT Bina Buana Sarana berdasarkan Perjanjian Pendahuluan Pemberian Hak Guna Bangunan
Di Atas Tanah Hak Milik, yang dibuat dihadapan I Wayan Gede Adiperana, S.H., Notaris di Kabupaten Daerah Tingkat II Gianyar.

5) Hak Guna Bangunan berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 20, diberikan diatas tanah Hak Milik berdasarkan Akta Pemberian Hak Guna
Bangunan Atas Tanah Hak Milik No. 15/2012 tanggal 28 Mei 2012, yang dibuat dihadapan I Wayan Gede Adiperana, S.H., Notaris di Kabupaten Gianyar,
antara PT Bina Buana Sarana dengan I Wayan Lantra, selaku pemberi Hak Guna Bangunan atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Milik No.
1314/Singakerta tanggal 15 Mei 2000 dengan luas 1.700m2 (seribu tujuh ratus meter persegi), atas tanah tersebut sebelumnya telah dilakukan
pengikatan terlebih dahulu untuk digunakan oleh PT Bina Buana Sarana berdasarkan Perjanjian Pendahuluan Pemberian Hak Guna Bangunan Di Atas
Tanah Hak Milik, yang dibuat dihadapan I Wayan Gede Adiperana, S.H., Notaris di Kabupaten Daerah Tingkat II Gianyar.

6) Hak Guna Bangunan tersebut diberikan diatas tanah Hak Milik berdasarkan Akta Pemberian Hak Guna Bangunan Atas Tanah Hak Milik No. 106/2010

125
125
tanggal 28 Mei 2010, yang dibuat dihadapan Luh Putu Darmayanti, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Badung antara PT Cakrawala Usaha Nusantara
dengan I Nyoman Wijaya, S.H., M.Kn., yang bertindak untuk dan atas nama I Wayan Medi selaku pemegang hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak
Milik No. 10312 tanggal 22 Februari 2010 dengan luas 1.850m2 (seribu delapan ratus lima puluh meter persegi), atas tanah tersebut sebelumnya telah
dilakukan pengikatan terlebih dahulu untuk digunakan oleh PT Cakrawala Usaha Nusantara berdasarkan Akta Perjanjian Sewa Menyewa No. 7 tanggal 11
April 2007, yang dibuat dihadapan Josef Sunar Wibisono, S.H., Notaris di Denpasar.

7) Hak Guna Bangunan tersebut diberikan diatas tanah Hak Milik berdasarkan Akta Pemberian Hak Guna Bangunan Atas Tanah Hak Milik No. 149/2012
tanggal 9 Mei 2012, yang dibuat dihadapan Eddy Nyoman Winarta, S.H., Notaris di Kabupaten Badung antara PT Pratika Nugraha dengan Hartono yang
bertindak untuk dan atas nama I Ketut Kania, I Nengah Sudira, I Wayan Kanda, dan Ni Ketut Rimek, keempatnya selaku pemegang hak atas tanah
berdasarkan Sertifikat Hak Milik No. 1234 tanggal 9 Maret 2011 dengan luas 2.750m2 (dua ribu tujuh ratus lima puluh meter persegi), atas tanah tersebut
sebelumnya telah dilakukan pengikatan terlebih dahulu untuk digunakan oleh PT Pratika Nugraha berdasarkan Akta Perjanjian Sewa Menyewa No. 141
tanggal 19 Oktober 2010, yang dibuat dihadapan Eddy Nyoman Winarta, S.H., Notaris di Kabupaten Daerah Tingkat II Badung.

N. Asuransi

Manajemen Perseroan berkeyakinan bahwa perlindungan asuransinya telah sesuai dengan standar
yang berlaku di kalangan industri sejenis di Indonesia dan nilai pertanggungan asuransi cukup untuk
menutupi kemungkinan kerugian dari risiko yang dipertanggungkan.

Per 30 Juni 2012, Perseroan dan Entitas Anak telah melakukan penutupan atas risiko-risiko yang
mungkin dihadapi dengan asuransi, antara lain:

Perseroan

Perusahaan Jangka Waktu


No. Jenis Asuransi Objek Asuransi Nilai Pertanggungan
Asuransi Pertanggungan

1. Properti All Risk Wahana Tata Properti 15 Mei 2012 s.d. Rp13.500.000.000
15 Mei 2013

2. Business interuption Wahana Tata Properti 15 Mei 2012 s.d. Rp1.350.000.000


15 Mei 2013
3. Force Major Wahana Tata Properti 15 Mei 2012 s.d. Rp13.500.000.000
15 Mei 2013

4. Business interuption Wahana Tata Properti 15 Mei 2012 s.d. Rp1.350.000.000


15 Mei 2013

PT Tiara Inti Mulia

Perusahaan Jangka Waktu


No. Jenis Asuransi Objek Asuransi Nilai Pertanggungan
Asuransi Pertanggungan

1. Properti All Risk PT Zurich Insurance Properti 9 Juli 2012 s.d Rp. 200.000.000.000
Indonesia 9 Juli 2013

2. Business PT Zurich Insurance Properti 9 Juli 2012 s.d Rp. 72.000.000.000


Interruption Indonesia 9 Juli 2013

3. Automobile Policy PT Chartis Insurance Hotel Anantara 15 Sep 2012 s.d USD 1,000,000
Indonesia Uluwatu Resort & 9 Juli 2013
Spa

4. Contractors All Risk PT Asuransi Allianz Hotel Anantara 8 Nov 2012 s.d USD 13,500,000
Utama Indonesia Uluwatu Resort & 8 Mei 2013
Spa

126
126
PT Cakrawala Usaha Nusantara

Perusahaan Jangka Waktu


No. Jenis Asuransi Objek Asuransi Nilai Pertanggungan
Asuransi Pertanggungan

1. Publik Liability PT Asuransi Indrapura Hotel Best 15 Sep 2012 s.d USD 1,000,000
Insurance Western 15 Sep 2013

2. Properti All Risk PT Asuransi Indrapura Properti 15 Sep 2012 s.d Rp. 75.000.000.000
15 Sep 2013

3. Business PT Asuransi Indrapura Properti 15 Sep 2012 s.d Rp. 7.500.000.000


Interruption 15 Sep 2013

4. Indonesia Standard PT Asuransi Indrapura Earthquake, 15 Sep 2012 s.d Rp. 75.000.000.000
Earthquake Volcanic Eruption 15 Sep 2013
Insurance and Tsunami

5. Indonesia Standard PT Asuransi Indrapura Business 15 Sep 2012 s.d Rp. 7.500.000.000
Earthquake Interruption 15 Sep 2013
Insurance

PT Bina Buana Sarana

Perusahaan Jangka Waktu


No. Jenis Asuransi Objek Asuransi Nilai Pertanggungan
Asuransi Pertanggungan

1. Construction All PT MAA General Konstruksi 1 Okt 2012 s.d Rp. 185.633.562.000
Risk Assurance 1 April 2013

PT Pratika Nugraha

Perusahaan Jangka Waktu


No. Jenis Asuransi Objek Asuransi Nilai Pertanggungan
Asuransi Pertanggungan

1. Construction All PT Asuransi Indrapura Konstruksi 1 Jan 2012 s.d Rp. 115.000.000.000
Risk dan PT Asuransi Adira 31 Jan 2014
Dinamika

Perseroan dan Entitas Anak tidak memilikii hubungan relasi dengan masing-masing perusahaan
asuransi sebagaimana didefinisikan dalam Ketentuan Pasal 1 angka 1 UUPM.

O. Perkara-Perkara yang Dihadapi Perseroan, Direksi dan Komisaris

Berdasarkan Surat Pernyataan Perseroan, anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan serta atas
dasar penelitian pada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Pengadilan Negeri Kabupaten Magelang,
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta, Pengadilan Hubungan Industrial
pada Pengadilan Negeri Semarang, Pengadilan Tata Usaha Negara di Jakarta, Pengadilan Tata Usaha
Negara di Semarang, Pengadilan Pajak, Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,
Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Semarang, Badan Pertanahan Nasional dan Badan Arbitrase

127
127
Nasional Indonesia, tidak terdapat perkara-perkara perdata, pidana, perburuhan, tata usaha negara,
perpajakan dan perkara-perkara lain yang melibatkan Perseroan dan/atau anggota Direksi dan/atau
anggota Dewan Komisaris Perseroan serta sengketa hukum/perselisihan lain di luar Pengadilan yang
secara material dapat mempengaruhi secara negatif keadaan keuangan secara terkonsolidasi
dan/atau kelangsungan usaha Perseroan dan Rencana Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan.

128
128
VIII. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK

A. Umum

Perseroan didirikan pada tahun 2006, berkedudukan di Jakarta Selatan, dan memiliki kegiatan
kegiatan usaha utama di bidang jasa akomodasi dan perhotelan. Hotel yang pertama kali dibangun
dan dioperasikan oleh Perseroan adalah Saraswati Borobudur yang berlokasi di Jalan Balaputradewa
No. 10, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, yang memiliki lokasi strategis yaitu sangat dekat dengan
Candi Borobudur sebagai salah satu pusat tujuan pariwisata di Indonesia.

Perseroan terus berkembang dari tahun ke tahun dan telah menjadi sebuah perusahaan yang lengkap
dan terpadu dalam menawarkan segala kemudahan bagi para wisatawan asing maupun wisatawan
domestik yang melakukan kunjungan wisata ke Indonesia dan menginap di hotel Perseroan. Berbekal
pengalaman di sektor perhotelan, Perseroan mengembangkan usahanya melalui Entitas Anak dengan
melakukan ekspansi di lokasi pilihan di pulau Bali yaitu Best Western Kuta Beach yang berada di
daerah Kuta, Anantara Uluwatu yang berada di daerah Uluwatu, Westin Ubud Resort & Spa yang
berada di daerah Ubud, dan A Luxury Collection Sarasvati Seminyak yang berada di daerah Seminyak.

Visi Perseroan adalah menjadi yang terbaik di industri pariwisata dengan penggabungan strategi
lokasi, desain yang spektakuler, keanekaragaman budaya dengan konsep go green.Sedangkan misi
Perseroan adalah menciptakan sarana akomodasi dengan membangun hotel-hotel yang berkelas
dengan jaringan operator-operator hotel yang telah ternama di dunia. Adapun tujuan atau sasaran
Perseroan dan Entitas Anak adalah menciptakan produk perhotelan, condotel, villa dan komersial
lainnya yang berkualitas tinggi dalam rangka memaksimalkan kepuasan stakeholders.

B. Keunggulan Kompetitif Perseroan

Semenjak berdiri hingga saat ini, Perseroan memiliki kinerja yang baik dan mampu terus
mengembangkan eksistensi perusahaan. Berikut ini adalah keunggulan kompetitif Perseroan, antara
lain:

1. Lokasi yang menawarkan keindahan alam dan keaslian budaya secara langsung

Perseroan selalu selektif dalam memilih lokasi untuk pengembangan hotelnya karena hal ini adalah
karakter utama yang dimiliki oleh Perseroan. Dalam memilih lokasi, Perseroan melakukan riset yang
memfokuskan pada pengembangan dan terutama kesinambungan bisnis dan industri perhotelan ke
depan, seperti misalnya pemilihan lokasi di Magelang dan Bali dimana Perseroan menganggap
merupakan suatu pilihan yang tepat karena kedua lokasi tersebut merupakan tempat tujuan wisata
utama di Indonesia baik untuk wisatawan mancanegara maupun domestik yang menawarkan suatu
keindahan alam dan keanekaragaman budaya lokal.

Mempesona pulau yang dikenal dengan banyak nama Pulau Dewata, Pulau Seribu Pura, dan Pulau
Surga. Bali menawarkan karakter yang kuat dalam hal keindahan alam, budaya dan kuliner. Bali
sampai saat ini masih menjadi daya tarik baik bagi wisatawan mancanegara maupun lokal.
Kehangatan budaya lokal dan unsur-unsur alam serta adat istiadat dimana masyarakat Bali sebagai
living cultural heritage dapat dilihat dari terselenggaranya berbagai upacara keagamaan yang mampu
diintegrasikan sebagai bagian dari atraksi budaya, dimana masyarakat yang menjalani upacara tetap
dapat menjalankan ritual keagamaannya, dan wisatawan dalam momen-momen tertentu bahkan aktif
berpartisipasi dan larut dalam kegiatan adat istiadat setempat.

129
129
Borobudur sebagai salah situs utama dunia sekaligus menjadi salah satu simbol keagamaan, juga
merupakan salah satu tujuan utama wisatawan baik mancanegara maupun lokal. Borobudur dibangun
pada abad ke 9, yang terdiri dari 6 lantai, terdiri dari 2672 relief dan 504 patung budha, dengan
bangunan kubah utama yang terletak di puncak candi dan dikelilingi 72 patung budha. Perseroan
memberikan kesempatan kepada tamu wisatawan untuk dapat berkunjung ke lokasi tersebut dapat
dicapai dengan berjalan kaki selama 5 menit.

Melalui pemilihan lokasi yang prima, Perseroan juga secara tidak langsung menawarkan keindahan
alam dan keaslian budaya secara langsung dekat bagi para tamu pengunjung hotel. Faktor ini yang
menjadi pendukung atas tingginya nilai okupansi hotel Perseroan.

2. Desain arsitektur yang mencerminkan kebudayaan lokal

Perseroan selalu mengusahakan untuk dapat mencerminkan kebudayaan lokal ke dalam setiap desain
arsitektur hotel-hotelnya, seperti Perseroan memilih untuk menerapkan ciri-ciri arsitektur tropis dan
konsep ruang tradisional Bali serta menggabungkannya dengan karakteristik hotel berstandar
internasional dengan skala tinggi pada setiap perencanaan desainnya, terutama pada desain
bangunan dan interiornya, prasarana dan sarana, yang diselaraskan dengan budaya dan
pemandangan alam di lokasi sehingga menjadi daya tarik yang unik. Pemilihan desain arsitektur
harus dapat bersinergi dengan alam dan budaya sehingga dapat menimbulkan daya tarik yang unik
dari bangunan tersebut, serta menciptakan paduan yang serasi dalam pengembangan kawasan
sekitar yang tercermin dalam aneka ragam sarana prasarana yang disajikan maupun dengan
menumbuhkan suasana yang menyenangkan bagi setiap tamu yang menginap. Perseroan mampu
menggabungkan potensi dari lokasi wisata serta kultur budaya lokalnya kedalam spirit dari
pembangunan hotelnya yang menjadikan unsur kemewahan dari hotel itu sendiri.

3. Pengelolaan operasional hotel yang profesional

Hotel yang baik adalah hotel yang didukung oleh manajemen hotel yang baik, untuk itu diperlukan
manajemen yang profesional dan ahli dalam mengelola sebuah hotel agar para tamu merasakan
kenyamanan tinggal di hotel tersebut oleh karena itu Perseroan telah memilih dan mempersiapkan
pengelola hotel yang mempunyai reputasi yang terpercaya. Perseroan menetapkan standar kerja dan
kualitas tinggi untuk setiap hotelnya, yang ditetapkan bersama-sama antara Perseroan dengan
jaringan operator hotelnya, sehingga pada akhirnya setiap hotel perseroan akan memiliki standar
kerja operasional yang disiplin, berdedikasi dan berkualitas. Perseroan melakukan pemilihan
karyawan secara selektif selektif dimana Perseroan lebih memilih karyawan yang memiliki rekam jejak
atau pengalaman yang telah teruji di tempat lain, dan Perseroan juga rutin memberikan pelatihan
kepada karyawan baik di dalam maupun di luar negeri. Keseluruhan hal ini agar operasional setiap
hotel berjalan dengan baik.

4. Mitra kerja dengan jaringan hotel internasional

Seluruh hotel Perseroan dikelola oleh jaringan hotel bertaraf internasional, yang merupakan operator
hotel ternama di dunia antara lain Starwood, Anantara, Bestwestern dll. Perseroan mendapatkan
manfaat positif melalui kerjasama dengan jaringan – jaringan hotel ternama tersebut diantaranya
adalah Perseroan dapat menggunakan brand yang telah dikenal luas di dunia sebagai salah satu
sarana pemasaran untuk dapat menarik wisatawan menginap di hotel Perseroan.

130
130
5. Hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar

Perseroan selalu berupaya untuk membina hubungan baik dengan masyarakat. Visi Perseroan salah
satunya adalah keanekaragaman budaya dimana Perseroan selalu mengintegrasikan kearifan budaya
lokal dalam setiap aktivitas di hotel Perseroan. Fasilitas yang dibangun di setiap hotel mencirikan
kehangatan budaya lokal dan unsur-unsur adat istiadat masyarakat sekitarnya,oleh karena itu, dalam
rangka untuk menghidupkan budaya di dalam hotelnya Perseroan mempekerjakan karyawan lokal di
sekitar hotel. Perseroan memiliki 30-40% karyawan penduduk asli yang masih menjunjung tinggi nilai
kebudayaan. Bagi Perseroan, penting memiliki hubungan baik dengan masyarakat di sekitar hotel
sebagai bentuk tanggung jawab Perseroan kepada masyarakat sekitar.

C. Kegiatan Usaha Perseroan dan Entitas Anak

Kegiatan usaha utama Perseroan adalah bidang jasa akomodasi dan perhotelan yang berkualitas
tinggi. Konsep yang diberikan oleh Perseroan adalah untuk memberikan pengalaman yang berbeda
dan tidak terlupakan bagi tamu maka seluruh hotel dikembangkan dan disesuaikan dengan konsep
gaya hidup modern dengan tidak meninggalkan tradisi atau budaya setempat dengan
mengedepankan kualitas baik dari segi material bangunan, desain serta pelayanan seluruh fasilitas
pendukungnya. Berikut ini adalah pendapatan Perseroan dalam lima tahun terakhir beserta persentasi
kontribusi barang/jasa yang diperoleh Perseroan terhadap total pendapatan perseroan adalah sebagai
berikut:

Periode 6 bulan yang berakhir pada Tahun-tahun yang berakhir pada


tanggal 30 Juni tanggal 31 Desember
2012 2011 2011 2010(*) 2009(*) 2008(*) 2007(**)
Keterangan
Audit Tidak diaudit Audit Audit Audit Audit Tidak diaudit

Rp Juta % Rp Juta % Rp Juta % Rp Juta % Rp Juta % Rp Juta % Rp Juta %


Kamar 11.770 76,5% 2.125 71,2% 9.277 74,0% 3.493 63,7% 1.381 60,2% 966 52,8% 438 55,9%
Makanan dan Minuman 3.198 20,8% 536 18,0% 2.581 20,6% 1.452 26,5% 780 34,0% 711 38,9% 301 38,4%
Departemental lainnya 410 2,7% 323 10,8% 680 5,4% 536 9,8% 132 5,8% 154 8,4% 45 5,7%
Jumlah 15.378 100,0% 2.984 100,0% 12.538 100,0% 5.481 100,0% 2.293 100,0% 1.830 100,0% 784 100,0%
(*)
disajikan kembali
(**)
bukan merupakan konsolidasian

Sampai dengan saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan dan Entitas Anak memiliki 5 hotel yang
terletak 1 di Jawa Tengah dan 4 lainnya di beberapa lokasi strategis di Bali, antara lain:

Pemilik Luas Lahan


No. Nama Hotel Operator Lokasi Status
Proyek (m2)
1. Saraswati Borobudur Perseroan Perseroan Kab. Magelang, ±3.800 Beroperasi
Jawa Tengah
2. Anantara Uluwatu Bali Anantara TIM Uluwatu, Bali ±17.000 Beroperasi
3. Best Western Kuta Beach Best Western CUN Kuta, Bali ±1.850 Beroperasi
4. Westin Ubud Resort & Spa Starwood BBS Ubud, Bali ±15.371 Belum beroperasi secara komersial
5. Sarasvati - A Luxury Collection Starwood PN Seminyak, Bali ±2.800 Belum beroperasi secara komersial

131
131
1. Saraswati Borobudur

Saraswati Borobudur adalah boutique hotel yang terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah milik
Perseroan dengan lahan seluas 3.900 meter persegi. Saraswati Borobudur memiliki lokasi yang sangat
strategis karena tamu dapat menikmati pemandangan indah gunung Merapi, terlebih hotel tersebut
hanya berjarak 5 menit berjalan kaki ke Candi Borobudur dan dapat dicapai 45 menit dengan
kendaraan dari kota Jogjakarta. Tempat wisata lainnya yang berada di sekitar hotel antara lain Candi
Prambanan, Candi Sewu, Keraton Jogja, pusat perbelanjaan Malioboro dll.

Saraswati Borobudur dibangun dan didisain secara unik dengan menggabungkan gaya bangunan
kontemporer dan tradisional Jawa dengan dikelilingi hamparan pohon kelapa dan sawah. Hotel ini
menawarkan keistimewaan dan keunikan tersendiri dengan nuansa keramahtamahan, kenyamanan,
rasa alami dan tradisi yang begitu kental kepada setiap tamu yang berkunjung dan menginap.
Saraswati Borobudur memiliki akses langsung ke Candi Borobudur yang merupakan candi Budha
terbesar di dunia, sebuah candi yang megah untuk penganut agama Budha. Saraswati Borobudur
berupaya untuk menjaring tamu wisatawan mancanegara dan domestik kelas menengah ke atas.

Berikut ini adalah gambar dari Saraswati Borobudur, antara lain:

Saraswati Borobudur Posisi Lokasi Saraswati Borobudur

Ruang Tamu Kolam Renang Pemandangan sekitar Bagian dalam Hotel

Standard Room Junior Room Restoran Ruang Tamu

Saraswati Borobudur memiliki total 18 kamar yang terdiri dari 11 unit Standard Room, 2 unit Junior
Suite, 4 unit Royal Suite, dan 1 unit Super Royal Suite dengan fasilitas-fasilitas sebagai berikut:

Standard Room, merupakan ruangan dengan nuansa alami batu alam pada dinding dan
lantainya serta dengan hiasan perabotan antik. Unit ini terletak di lantai 1 dan 2, dengan luas
24 meter persegi, seluruhnya terdiri dari 11 unit.

Junior Suite, memberikan kenyamanan dengan ruangan yang luas dengan nuansa batu alam
pada dinding dan lantai. Ruangan memiliki ruang tamu dan meja kerja yang merupakan
parabotan antik yang terbuat dari kayu. Ruang tamu memiliki sofa yang luas memberikan

132
132
kesempatan untuk tamu yang menginap dalam menerima tamu yang mengunjunginya dan juga
diberikan kamar mandi yang terpisah. Unit ini terletak dilantai 1 dan 2, dengan luas 48 meter
persegi, seluruhnya terdiri dari 2 unit.

Royal Suite, merupakan ruangan yang dipersembahkan untuk pengunjung tamu hotel yang
memiliki keluarga, karena memiliki 2 kamar tidur dengan ruangan yang terpisah dan dilengkapi
dengan kamar mandi yang terpisah. Disain interior dibuat dari batu alam dengan konstruksi
bangunan yang megah terlebih lagi dengan aksesoris dari parabotan antik memberikan kesan
hotel yang kuno. Unit ini terletak dilantai 1 dan 2, dengan luas 60 meter persegi, seluruhnya
terdiri dari 4 unit.

Super Royal Suite, merupakan ruangan yang terbaik dimana tamu dapat melihat
pemandangan langsung kepada hijaunya taman dan gunung merapi. Ruangan dibangun
dengan nuansa batu alam dan parabotan antik memberikan kesan mewah bagi tamu yang
menginap. Ruangan memiliki 2 kamar tidur yang terpisah dimana masing-masing memiliki
tempat tidur dan kamar mandi yang terpisah. Unit ini merupakan ruangan yang paling besar
dan tersedia hanya 1 unit kamar.

Fasilitas yang terdapat di hotel yang dapat dinikmati oleh tamu diantaranya adalah:
Setiap kamar dilengkapi dengan Balkon, AC, TV, telepon, Safety Deposit Box, Shower,
Hairdryer, toiletries, Toilet, kamar mandi, sandal, Shower, Tea/Coffee Maker dan Minibar.
Lounge yang luas dengan perabotan antik yang eksotik dan ditemani dengan alunan musik
jawa yang dimainkan oleh pemain gamelan memberikan nuansa relaksasi bagi tamu yang
beristirahat di lounge.
Kolam renang seluas 105 meter persegi dengan arsitektur batu alam dihias oleh nuansa
keasrian pohon kelapa dan hijaunya tanaman serta pemandangan gunung merapi.
WIFI disediakan kepada para tamu sehingga dapat melakukan koneksi internet yang tersedia
dalam wilayah publik dan di setiap kamar.
Restoran memiliki menu yang mempunyai citarasa tinggi dengan menu ala eropa dan asia serta
menu Indonesia.
Hotel juga menawarkan paket spa ataupun pijat tradisional yang sangat bervariasi dengan
perawatan spa yang unik dari budaya jawa, yang dilakukan oleh tenaga yang professional.

Tingkat hunian Saraswati Borobudur untuk periode-periode terkait dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:

1 Januari s/d 1 Januari s/d


1 Januari s/d 31 Desember
Keterangan 30 September 30 Juni
2012 2012 2011 2011 2010 2009 2008 2007
Kamar Tersedia (Room Nights) 4.932 3.276 3.276 6.570 6.570 6.570 6.570 6.570
Kamar Terjual (Room Nights Sold) 3.748 2.448 2.336 4.753 4.145 2.907 2.364 1.987
Penggunaan (Occupancy) 76% 75% 71% 72% 63% 44% 36% 30%
Harga Jual per Kamar rata-rata (Rp) 909.566 904.730 910.049 935.337 842.673 475.064 408.443 220.276
Harga Jual per Kamar rata-rata (USD) 96,05 95,54 100,23 103,78 93,72 50,54 37,30 20,21
Revenue per Available Room (Rp) 691.178 676.130 648.801 676.692 531.662 210.168 146.995 66.610
Revenue per Available Room (USD) 72,99 71,40 71,45 75,08 59,13 22,36 13,42 6,11

Tamu pengunjung Saraswati Borobudur hampir sebagian besar adalah wisatawan mancanegara
khususnya yang berasal dari Eropa. Wisatawan memilih Saraswati Borobudur karena mendapatkan
hotel yang dekat dengan candi borobudur dengan suasana mewah dan antik serta wisatawan merasa
dimanjakan sehingga akan merasa seperti berada dirumah sendiri. Salah satu ceruk pasar hotel
Saraswati Borobudur adalah tamu yang rutin melakukan kegiatan keagamaan di Candi Borobudur.

133
133
Berikut ini adalah statistik tamu Saraswati Borobudur, antara lain:

1 Januari s/d 1 Januari s/d


1 Januari s/d 30 Juni
Keterangan 30 September 31 Desember
2012 2012 2011
Wisatawan Mancanegara 75% 80% 70%
Wisatawan Domestik 25% 20% 30%
Total Wisatawan 100% 100% 100%

Berikut ini adalah statistik tamu Saraswati Borobudur berdasarkan sarana penjualan, antara lain:

1 Januari s/d 1 Januari s/d


1 Januari s/d 30 Juni
Keterangan 30 September 31 Desember
2012 2012 2011
Travel Agent 60% 70% 60%
Online 30% 25% 30%
Walk in 10% 5% 10%
Total Wisatawan 100% 100% 100%

2. Anantara Uluwatu Bali

Anantara Uluwatu merupakan hotel yang berlokasi di Jalan Pemutih, Labuan Sait, Uluwatu, Bali, yang
dimiliki oleh TIM, dikelola oleh CMU, dan dioperasikan oleh Anantara, salah satu jaringan hotel yang
berskala internasional. Hotel ini merupakan hotel berbintang lima, dibangun 5 lantai, diatas lahan
seluas 17.000 meter persegi, dengan lokasi yang sangat menawan karena keindahan alam tebing
yang menjorok ke laut dengan karakter bebatuan yang kuat dan langsung menghadap ke Samudera
Hindia.

Anantara Uluwatu berlokasi 3 menit dari pantai Padang-Padang. Pantai ini merupakan pantai terindah
di Uluwatu dengan pemandangan spektakuler untuk melihat matahari terbenam. Para wisatawan
yang datang umumnya ingin melihat matahari terbenam, melihat tebing yang megah raksasa,
melakukan surving ataupun berenang di laut, dan membeli cinderamata dari penduduk lokal.
Anantara Uluwatu juga berlokasi sekitar 5 menit dari Pura Uluwatu yang merupakan salah satu Pura
Khayangan di Bali.

Rancang bangun Anantara Uluwatu dikerjakan dengan spirit estetika ultra modern dan diselaraskan
dengan budaya Bali oleh arsitek yang berkelas internasional. Disain interior Anantara Uluwatu yang
elegan menekankan pada estetika dan kenyamanan yang sesuai dengan gaya hidup yang moderen
yang selaras dengan budaya setempat, hal ini terlihat dari disain yang memadukan pemilihan warna
dan motif yang semuanya diselaraskan dengan budaya setempat. Posisi hotel berlokasi di atas tebing
dengan pemandangan langsung ke laut lepas.

Target Perseroan di Anantara Auluwatu adalah menjaring tamu wisatawan mancanegara dan
domestik untuk masyarakat kelas menengah ke atas, sehingga hotel ini memberikan fasilitas mewah
dengan standar hotel bintang lima.

134
134
Anantara Uluwatu Posisi Lokasi Anantara Uluwatu

Kolam renang Utama Kolam Renang Beranda kamar Sunset

Kamar tidur Kamar tidur Pemandangan kamar Wedding Chapel

Anantara Uluwatu memiliki 4 tipe kamar yaitu Ocean Suite, Ocean front Suite, Two and Three
Bedroom Garden Pool Villas, dan Two and Three Bedroom Ocean Front Pool Villas, antara lain
sebagai berikut:
Ocean Suite, merupakan unit yang memiliki balkon dengan keindahan panorama yang megah
menghadap langsung ke laut. Disain yang minimalis dengan aksen warna bali pada ruangan
dengan luasan 84 meter persegi. Setiap unit memberikan panorama langsung ke Samudera
Hindia melalui arsitektur jendela kaca yang luas. Tipe ini berjumlah 41 unit.
Ocean front Suite, merupakan unit dengan arsitektur modern dengan mengemas balkon
yang memiliki bak mandi terbuka dengan interior yang transparan menjadikan Ocean Front
Suites bermandikan matahari. Ukuran 84 meter persegi dari ruangan yang memiliki design yang
cantik yang didukung unsur kaca dan kayu yang dibingkai dengan sentuhan seni. Sebagai
tambahan Ocean Front Pool Access Suites menghadirkan geladak diluar ruangan dengan lautan
di depan kolam renang pribadinya. Tipe ini berjumlah 20 unit.
Two and Three Bedroom Garden Pool Villas , Sebuah interprestasi modern, dengan
arsitektur yang cantik dengan balutan taman tropis yang rimbun yang menyertai kolam renang
pribadi. Luas unit 296 meter persegi untuk dua kamar tidur dan 330 meter persegi untuk tiga
kamar tidur, keduanya menawarkan ruang tamu dan ruang makan yang ekspansif, sangat ideal
untuk relaksasi dan sangat menghibur. Semua kamar tidur dilengkapi kamar mandi yang
langsung dapat diakses dari kamar tidur, dan seluruh ruangan dilengkapi dengan sentuhan
kesenian Bali yang bercitarasa tinggi berupa dinding kaca dan lantai kayu. Tipe ini berjumlah 5
unit.
Two and Three Bedroom Ocean Front Pool Villas, Terdapat di atas tepian tebing yang
menghadap ke Samudera Hindia, dengan luas unit 296 meter persegi untuk 2 kamar tidur dan
330 meter persegi untuk 3 kamar tidur. Ocean Front Pool Villas memanjakan tamu dengan
nuansa rileks dengan desain berkualitas bergaya natural. Area ruang makan dan dapur yang
dilengkapi perabotan yang berkualitas dengan lantai kayu dengan aksen pada batu-batuan dan
kaca. Setiap unit dilengkapi dengan kolam renang pribadi dengan pemandangan langsung
menghadap ke Samudera Hindia. Tipe ini berjumlah 7 unit.

135
135
Fasilitas yang terdapat di hotel Anantara Uluwatu yang dapat dinikmati oleh tamu diantaranya adalah:
Setiap unit dilengkapi dengan Balkon, AC, TV, telepon, Safety Deposit Box, Shower, Jacuzzi,
Hairdryer, toiletries, Toilet, kamar mandi, sandal, Shower, Tea/Coffee Maker, Minibar, Sound
System Bose, I Pad.
Hotel dilengkapi dengan kolam renang pribadi, sedangkan untuk kolam renang utama ada
dipinggir tebing, dilengkapi tempat berjemur, tenda dan memiliki pemandangan ke Samudera
Hindia.
Tiga restoran yaitu 360 restoran, Tepanyaki restoran dan Splash restoran, Ketiganya mempunyai
citarasa yang tinggi, dengan menu ala Eropa dan Asia serta menu Indonesia, dan memiliki
tempat duduk dengan pemandangan langsung ke Samudera Hindia. Restoran ini buka 24 jam
sehingga bagi tamu tidak akan mengalami kesulitan untuk kuliner makanan.
Rooftop Lounge Bar merupakan bar yang memberikan sensasi mendebarkan pemandangan
spektakuler melihat Samudera Hindia di malam hari dengan penataan interior yang unik.
Kapel Pernikahan (Wedding Chapel), merupakan tempat atau ruangan pernikahan yang
arsitektur disainnya dibangun secara khusus, dengan luas 60 meter persegi, yang dapat
menampung 60 orang. Kapel Pernikahan yang menghadap ke Samudera Hindia ini adalah
merupakan satu-satunya kapel pernikahan yang ada di Uluwatu Bali.
Ruang meeting terdiri 1 ruangan besar dengan luasan 80 meter persegi dapat menampung 100
orang, sehingga dapat diselenggarakan rapat atau pertemuan keluarga bagi tamu yang
memerlukan.
Ruang olahraga dilengkapi dengan peralatan olah raga modern.
Spa Villas merupakan Spa khas Anantara yang mempunyai kekhasan dan keunikan dengan
menonjolkan tradisi alam dan merupakan salah satu spa yang terbaik di dunia.
Mini Theater dilengkapi dengan sound system berkelas dan dimanjakan dengan sofa yang
empuk dimana tamu dapat melihat film berkualitas.

Tingkat hunian Anantara Uluwatu untuk periode-periode terkait dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

1 Juli 2012 s/d


Keterangan
30 September 2012
Kamar Tersedia (Room Nights) 4.910
Kamar Terjual (Room Nights Sold) 2.220
Penggunaan (Occupancy) 45%
Harga Jual per Kamar rata-rata (Rp) 1.672.135
Harga Jual per Kamar rata-rata (USD) 176
Revenue per Available Room (Rp) 756.037
Revenue per Available Room (USD) 79.58

Tamu pengunjung Anantara Uluwatu hampir sebagian besar adalah wisatawan mancanegara. Minat
tamu ke Anantara Uluwatu karena tamu mengenal hotel Anantara Uluwatu bahwa setiap kamar
memiliki pemandangan matahari terbenam ke Samudera Hindia yang indah, susunan dari pada setiap
kamar hotel yang berbentuk terasering, dan kolam renang besar yang terletak di tebing serta Brand
Anantara sebagai Highclass Brand. Anantara Uluwatu juga memiliki ceruk pasar yaitu tamu yang akan
melakukan pernikahan dan bulan madu.

Berikut ini adalah statistik pengunjung Anantara Uluwatu, antara lain:

1 Juli 2012 s/d


Keterangan
30 September 2012

Wisatawan Mancanegara 74%


Wisatawan Domestik 26%
Total Wisatawan 100%

136
136
Berikut ini adalah statistik tamu Anantara Uluwatu berdasarkan sarana penjualan, antara lain:

1 Juli 2012 s/d


Keterangan
30 September 2012

Travel Agent 74%


Online 23%
Walk in 3%
Total Wisatawan 100%

3. Best Western Kuta Beach

Best Western Kuta Beach merupakan hotel yang berlokasi di jalan Benesari Street Pantai Kuta Bali
yang dimiliki oleh CUN, dikelola oleh CMU dan dioperasikan oleh Best Western salah satu operator
hotel international terkemuka di Asia Pasific. Best Western Kuta Beach merupakan hotel berbintang
tiga, dibangun lima lantai, diatas lahan seluas 1.850 meter persegi.

Best Western Kuta Beach berlokasi 1 menit dari pantai Kuta yang sering pula disebut sebagai Sunset
Beach atau pantai matahari terbenam. Kuta merupakan sebuah destinasi yang terkenal bagi kalangan
wisatawan mancanegara maupun domestik dimana setiap kegiatan hari pertama dari pariwisata pasti
dimulai dari Kuta. Pertama yang dilihat dan dinikmati wisatawan di Kuta adalah untuk datang melihat
matahari terbenam. Tamu dapat menikmati Kuta yang merupakan tempat wisata yang tidak pernah
berhenti 24 jam mulai dari tempat wisata, restoran, sampai dengan hiburan malam. Faktor lain yang
mendukung arus tamu yang menginap di Best Western Kuta Beach adalah hotel yang dekat dengan
Lapangan Udara I Gusti Ngurah Rai.

Kekuatan konsep Best Western Kuta Beach yang dibangun CUN memiliki konsep bangunan yang
berbeda dibandingkan dengan hotel lainnya di daerah Kuta. Hotel ini dibangun dengan konsep
minimalis modern menekankan pada estetika dan kenyamanan yang sesuai dengan gaya hidup yang
moderen yang selaras dengan unsur kebudayaan lokal.

Target Hotel Best Western Kuta Beach adalah menjaring tamu wisatawan asing dan domestik untuk
masyarakat kelas menengah, sehingga hotel ini memberikan fasilitas dengan standar hotel bintang
tiga.

Best Western Kuta Beach Lokasi Posisi Best Western Kuta Beach

137
137
Interior Ruang Tamu Restoran Interior Hotel Bar

Standar Junior Suite Deluxe Kolam Renang

Best Western Kuta Beach memiliki 3 tipe kamar yaitu: Junior, Deluxe, Standard & Superior. Adapun
keterangan untuk masing-masing kamar adalah sebagai berikut:

Junior Suite, Penataan ruangan yang modern dan mewah, dari tempat tidur, ruangan makan
sampai dengan ruangan keluarga. Unit memiliki pemandangan langsung ke laut, dengan 4 lantai,
per lantai ada 2 unit, keseluruhan ada 8 unit.

Deluxe, Penataan ruangan desain arsitektur modern dilengkapi dengan interior lengkap,
dengan pemadangan dari tempat tidur langsung menghadap ke hamparan laut bebas, dengan 4
lantai, per lantai ada 5 unit, keseluruhan ada 20 unit Deluxe.

Standard dan Superior, Penataan ruangan dengan desain arsitektur yang modern dengan
interior yang minimalis, dengan 4 lantai, per lantai ada 27 unit dan 8 unit berada di lantai dasar,
dengan total 116 unit.

Fasilitas yang terdapat di Best Western Kuta Beach yang dapat dinikmati oleh tamu diantaranya
adalah:
Setiap unit dilengkapi dengan Balkon, AC, TV, telepon, Safety Deposit Box, Shower, Hairdryer,
toiletries, Toilet, kamar mandi, sandal, Shower, Tea/Coffee Maker, Minibar.
Hotel dilengkapi dengan kolam renang seluas 30 meter persegi yang berada di lantai atap hotel
bergaya asitektur kontemporer modern dengan pemandangan cakrawala laut lepas dimana
setiap tamu bisa menikmati berenang dan berjemur ditemani oleh pemandangan laut lepas dan
matahari terbenam.
Restoran makan bertema yang terdiri dari tema Western restoran dan Asia restoran, dengan
citarasa yang tinggi, dengan menu ala Eropa dan Asia, restoran ini memiliki 80 tempat duduk.
Restoran ini buka 24 jam sehingga bagi tamu tidak akan mengalami kesulitan untuk kuliner
makanan.
Ruang meeting Hotel terdiri dari 4 ruang meting kecil dengan kapasitas 20 orang yang dapat
digabungkan dan menampung 80 orang, sehingga dapat diselenggarakan rapat atau pertemuan
keluarga bagi tamu yang memerlukan.

Tingkat hunian Best Western Kuta Beach untuk periode-periode terkait dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:

1 Januari s/d 1 Januari s/d


1 Januari s/d 30 Juni
Keterangan 30 September 31 Desember
2012 2012 2011
Kamar Tersedia (Room Nights) 39.456 26.208 18.435
Kamar Terjual (Room Nights Sold) 32.693 21.585 11.403
Penggunaan (Occupancy) 83% 82% 62%
Harga Jual per Kamar rata-rata (Rp) 462.816 442.664 423.648
Harga Jual per Kamar rata-rata (USD) 48,72 46,60 46,05
Revenue per Available Room (Rp) 383.487 364.579 551.685
Revenue per Available Room (USD) 40.37 38,38 59,97

138
138
Tamu pengunjung Best Western Kuta Beach hampir sebagian besar adalah wisatawan mancanegara.
Minat tamu ke Best Western Kuta Beach karena tamu mengenal hotel memiliki lokasi yang dekat
dengan pantai Kuta dan Legian, memiliki disain yang value for money, memiliki kolam renang rooftop
serta harga yang terjangkau. Best Western Kuta Beach juga memiliki ceruk pasar yaitu tamu yang
ingin melakukan olahraga surfing dan kekuatan dari jaringan distribusi dari brand Best Western.

Berikut ini adalah statistik pengunjung Best Western Kuta Beach, antara lain:

1 Januari s/d 1 Januari s/d


1 Januari s/d 30 Juni
Keterangan 30 September 31 Desember
2012 2012 2011
Wisatawan Mancanegara 65% 65% 57%
Wisatawan Domestik 35% 35% 43%
Total Wisatawan 100% 100% 100%

Berikut ini adalah statistik tamu Best Western Kuta Beach berdasarkan sarana penjualan, antara lain:

1 Januari s/d 1 Januari s/d


1 Januari s/d 30 Juni
Keterangan 30 September 31 Desember
2012 2012 2011
Travel Agent 34% 32% 59%
Online 59% 62% 28%
Walk in 7% 6% 13%
Total Wisatawan 100% 100% 100%

4. Westin Ubud, Bali

Westin Ubud merupakan hotel yang berlokasi di Desa Kengetan, Singakerta, Ubud, Kabupaten
Gianjar, Bali yang dimiliki oleh BBS, dikelola oleh CMU dan dioperasikan oleh Starwood, salah satu
jaringan hotel yang berskala internasional. Hotel ini masih dalam proses pengembangan dimana pada
saat prospektus ini diterbitkan sudah mencapai kemajuan hingga 93 % dan direncanakan mulai pra-
operasional pada Februari 2013 dan operasional pada Agustus 2013. Hotel ini merupakan hotel
berbintang lima dibangun dengan lima lantai, diatas lahan seluas 15.000 meter persegi.

Westin Ubud dibangun pada kawasan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali. Kabupaten Gianyar mendapat
penghargaan sebagai kota terbaik se-Asia berdasarkan survei pembaca majalah pariwisata yang
berbasis di Amerika Serikat, Conde Nast Traveller, edisi Januari tahun 2010. Daerah itu dinilai terbaik
dari sisi keramahtamahan masyarakatnya, atmosfer atau suasananya, budaya atau situsnya, serta
akomodasi, restoran dan tempat berbelanjanya. Lokasi Ubud yang terkenal sebagai kawasan kota
terbaik se-Asia dapat ditempuh selama 1 jam dari Kuta, dengan menempuh jalur utama Ubud
melewati Batubulan, Celuk, Sukawati, Mas, kemudian Monkey Forest disana akan disambut dengan
pemandangan hutan lebat dimana yang dihuni sekitar 200 spesies monyet. Sejak dahulu Ubud
dikenal dengan pusat wisata budaya. Tidak salah jika Ubud dikenal sebagai surga bagi para seniman
dan para penikmat seni. Ubud juga memiliki banyak galeri dan museum seni rupa yang akan dapat
dinikmati oleh para wisatawan serta untuk melihat berbagai macam pertunjukan mulai dari tari kecak
atau fire dance, tari legong, wayang kulit, dan tari barong, yang biasanya dilakukan di Pura-Pura.
Wisatawan juga dapat berbelanja souvenir khas Bali serta pernak – pernik tradisional yang terdapat
di pasar Ubud dan butik – butik, toko souvenir yang terdapat di sepanjang jalan Monkey Forest.

Pembangunan dan pengembangan Westin Ubud dibangun dengan mengakomodasikan struktur


lansekap alami sehingga pemandangan alam sekitar sangat menonjol dengan terlihat nuasa
persawahan, sungai, pepohonan di lokasi hotel. Hotel ini dibangun untuk menikmati suasana
pedesaan dengan pemandangan spektakuler terasering sawah, sungai yang mengalir di depan
bangunan hotel serta tebing sungai.

139
139
Konsep pemasaran dari Westin Ubud adalah menjaring tamu wisatawan asing dan domestik kelas
atas melalui penawaran untuk memberikan tempat penginapan yang menonjolkan sisi keasrian,
keindahan, ketenangan didaerah persawahan dengan suara aliran air sungai.

Berikut ini adalah gambar dari Westin Ubud, antara lain:

Westin Ubud Lokasi Posisi Westin Ubud

Konsep Kamar Hotel Konsep Kamar Hotel Konsep interior hotel

Perkembangan per tgl Perkembangan per tgl Perkembangan per tgl Perkembangan per tgl
24 September 2011 3 Januari 2012 16 Mei 2012 16 Mei 2012

Perkembangan per tgl 12 Oktober 2012 Perkembangan per tgl 12 Oktober 2012

140
140
Westin Ubud memiliki 3 tipe Ruangan yaitu: Hotel yang terdiri dari Standard Room, Executive Suite,
Deluxe, dan Presidential Suite, One Bedroom Villa dan Two Bedroom Villa. Adapun keterangan untuk
masing-masing ruangan adalah sebagai berikut:

Hotel, dibangun dengan pilihan warna alami dengan kontur dinding perpaduan tembok modern
dan unsur kayu serta taburan bebatuan yang memunculkan pesona keasrian alami yang modern
dan memberikan kesan mewah. Hotel dibangun 5 (lima) lantai, yang terdiri dari unit-unit sebagai
berikut:
(1) Tipe Standard, luasan 50 meter persegi dengan jumlah unit kamar sejumlah 93 unit;
(2) Tipe Executive suite, luasan 85 meter persegi dengan jumlah unit kamar sejumlah 8 unit;
(3) Tipe Deluxe, luasan 95 meter persegi dengan jumlah unit kamar sejumlah 4 unit; dan
(4) Tipe Presidential suite, luasan 200 meter persegi dengan unit kamar sejumlah 1 unit;

Bangunan hotel memiliki pemandangan tampak depan adalah taman, persawahan, rimbunan
pohon kelapa diiringi suara air jernih yang mengalir yang merupakan anak Sungai Tjampuhan
yang mengalir disekitar hotel, sedangkan tampak belakang adalah persawahan hijau dan arena
tajen.

One Bed Room Villa, merupakan bangunan villa yang dilengkapi dengan gazebo dan kolam
renang di setiap villa. Memiliki tampak depan langsung melihat anak Sungai Tjampuhan dan
tampak belakang langsung melihat terasering persawahan dan pepohonan. Unit ini memiliki
luasan 93 meter persegi dan terdiri dari 3 unit Villa.

Two Bed Room Villa, merupakan bangunan villa yang dilengkapi dengan gazebo dan kolam
renang setiap villa. Memiliki tampak depan langsung melihat anak Sungai Tjampuhan dan
tampak belakang langsung melihat terasering persawahan dan pepohonan.Unit ini memiliki
luasan 212 meter persegi dan terdiri dari 1 unit Villa.

Westin Ubud ini rencananya juga dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas lainnya seperti restoran dengan
tema yang unik, fasilitas ruang olahraga/ gym, kids care, art shop, spa, ruang meeting, wedding
chapel, dan berbagai fasilitas hotel bintang lima sesuai dengan standar dari operator jaringan hotel
ternama Starwood.

5. Sarasvati - A Luxury Collection, Seminyak

Luxury Collection Sarasvati Seminyak merupakan hotel yang berlokasi di Seminyak, yang dimiliki
oleh PN, dikelola oleh CMU dan dioperasikan oleh Starwood salah satu jaringan hotel yang berskala
internasional. Hotel ini masih dalam proses pengembangan dimana pada saat prospektus ini
diterbitkan sudah mencapai kemajuan hingga 50 % dan direncanakan mulai pra-operasional pada
Juni 2013 dan operasional pada September 2013. Hotel ini merupakan hotel berbintang lima,
dibangun lima lantai, diatas lahan seluas 2.800 meter persegi. Hotel ini memiliki lokasi yang sangat
strategis karena dekat dengan Bandara Ngurah Rai, Kuta, dan Seminyak adalah sebuah tempat
pariwisata yang terletak di sebelah selatan Kuta.

Daerah Seminyak adalah salah satu tempat hiburan yang paling ramai dan merupakan salah satu
tempat yang wajib dikunjungi wisatawan yang datang ke Bali khususnya wisatawan mancanegara.
Daerah Seminyak sangat populer di kalangan wisatawan mancanegara, karena itu di sini banyak di
jumpai villa, hotel dan spa kelas mewah. Selain penginapan kelas atas, di Seminyak juga terdapat
banyak sekali restoran terbaik, bar, toko furnitur atau kerajinan, yang hampir semuanya memiliki
reputasi yang baik di kalangan wisatawan. Seminyak juga terkenal atas perjalanan ekspedisi yang
unik untuk mengeksplorasi kekayaan alam tropikal atau pengalaman spiritual di Pulau Bali.

141
141
Konsep rancang bangun Hotel yang unik ini dengan melakukan interpretasi dari bangunan
kontemporer ekstra modern yang dipadukan dengan unsur kebudayaan Bali. Pengembangan
Sarasvati – A Luxury Collection ini dibangun melalui perencanaan terintergrasi dengan baik sejak dari
perencanaan awal, desain, struktur, dan interiornya, melalui kerja sama dengan konsultan yang
mempunyai reputasi internasional. Ciri khas dari hotel ini nantinya setiap unit interior kamar didisain
mewah dengan balutan nuansa artistik dari kayu, kaca dan aksen rangka logam, terlebih lagi nuansa
seni semakin menonjol dengan adanya lukisan dari Nyoman Gunarsa yang dipajang dengan tema
yang berbeda-beda pada setiap unit kamar. Nyoman Gunarsa adalah salah satu dari sekian Maestro
seni lukis Indonesia yang memiliki reputasi berkesenian yang luar biasa dan dedikasinya di dalam
dunia pendidikan seni rupa. Hasil karya Nyoman Gunarsa yang memiliki nilai seni tinggi sudah dikenal
hingga mancanegara dan karyanya sering dipajang di berbagai museum di mancanegara seperti
museum Australia, museum Voolken Kunde Leiden Belanda, museum Basel Swiss, museum San
Francisco Amerika Serikat dan museum Jerman, termasuk dikoleksi secara perorangan oleh pencinta
seni lukis dari berbagai negara di belahan dunia. Kekuatan konsep yang mengintegrasikan nilai seni
tinggi pada setiap kamar ini yang membuat Sarasvati Seminyak mendapatkan label Luxury Collection
yang merupakan label tertinggi dari operator jaringan hotel ternama Starwood.

Hotel ini berlokasi di dekat pantai dengan jarak 2 menit jalan kaki dari laut sehingga tamu
mendapatkan pemandangan laut lepas dengan sambutan deburan ombak dan angin yang tiada henti.
Pemandangan sensual matahari terbenam dari setiap teras balkon kamar merupakan suatu keindahan
yang tak terhingga hal ini berdasarkan rancangan yang sangat matang dengan dipadukan gaya
arsitektur modern dan tradisional memiliki keunikan pada konsep perpaduan rancang bangunnya.
Tamu nantinya dapat menikmati suasana di sekitar hotel yang dikelilingi restoran dan cafe yang
paling elegan di Pulau Bali serta tempat belanja dan tempat hiburan yang sering dikunjungi para
wisatawan mancanegara.

Berikut ini adalah gambar dari Sarasvati - A Luxury Collection Seminyak, antara lain:

Sarasvati A Luxury Collection Seminyak Posisi Lokasi Sarasvati A Luxury Collection Seminyak

Konsep Kamar Tidur Konsep Kamar Tidur Konsep Kamar Tidur

142
142
Perkembangan per tgl Perkembangan per tgl Perkembangan per tgl Perkembangan per tgl
28 April 2012 28 April 2012 28 Agustus 2012 28 Agustus 2012

Perkembangan per tgl 12 Oktober 2012 Perkembangan per tgl 12 Oktober 2012

Sarasvati - A Luxury Collection Seminyak memiliki 3 tipe ruangan yaitu: Suite, Two Bay Suite dan
Presidential Suite. Adapun keterangan untuk masing-masing ruangan adalah sebagai berikut:
- Suite dengan jumlah 54 unit dengan luasan 60 m2.
- Two Bay Suite dengan jumlah 2 unit dengan luasan 140 m2.
- Presidential suite dengan jumlah 1 unit dengan luasan 385 m2.

Sarasvati - A Luxury Collection Seminyak, rencananya juga dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas lainnya
seperti restoran, rooftop bar untuk menikmati momen sunset di Seminyak, art shop, mini museum,
cooking dan painting class, gym, kids care, spa dan kolam renang yang menghadap ke arah laut
lepas dengan pemandangan melihat matahari terbenam dan berbagai fasilitas hotel bintang lima
sesuai dengan standar brand luxury collection dari operator jaringan hotel ternama Starwood.

D. PT Cakrawala Mitra Usaha (“CMU”) sebagai Pengelola Hotel milik Entitas Anak

Pengelolaan hotel-hotel yang dimiliki oleh Entitas Anak Perseroan dilakukan oleh CMU dimana
Perseroan memiliki 99 % penyertaan di CMU. Untuk menjalankan fungsinya sebagai manajemen hotel
setiap entitas anak Perseroan, maka CMU melakukan kontrak kerja sama dengan perusahaan entitas
anak sebagai pengelola hotel-hotel yang dimiliki oleh masing-masing Entitas Anak dimana setiap
Entitas Anak tersebut menyewakan lahan dan hotelnya beserta seluruh fasilitasnya kepada CMU.
Kegiatan usaha CMU selanjutnya adalah melakukan pengelolaan operasional masing-masing entitas
hotel dimana sebagai imbalan jasa, CMU membayar imbalan jasa sewa kepada entitas anak
Perseroan setiap akhir tahun.

143
143
E. Persaingan Usaha

Pariwisata telah menjadi salah satu industri di dunia dan merupakan andalan utama dalam
menghasilkan devisa di berbagai negara. Indonesia yang terletak secara strategis di jalur khatulistiwa
dengan iklim tropisnya merupakan salah satu tujuan wisata yang menarik terutama pulau bali yang
merupakan salah satu daerah tujuan wisata dunia yang banyak digemari oleh para wisatawan baik
lokal maupun mancanegara, dengan berbagai potensi yang mampu memikat para wisatawan seperti
keindahan alam, keunikan budaya, dan kehidupan sosial masyarakat. Bali banyak mendapat julukan,
diantaranya surga terakhir ―The Last Paradise‖ atau surga para wisatawan ―Tourist Paradise‖.

Meskipun sempat diguncang berbagai peristiwa buruk, Pulau bali dan khususnya industri pariwisata di
Bali mampu untuk melakukan recovery dengan cepat. Industri pariwisata merupakan sektor unggulan
di Bali dan seiring perkembangan waktu, usaha perhotelan menjamur di Bali, membuat persaingan
usaha menjadi sangat ketat.

Berikut adalah beberapa hotel yang dianggap sebagai pesaing dari Saraswati Borobudur, yaitu:

Hotel Pesaing Daerah Jumlah Kamar Kisaran Harga


Plataran Borobudur Magelang Borobudur 15 Rp 1 Juta - 3,5 Juta
Manohara Hotel Magelang Borobudur 30 Rp 300 Ribu - 1,5 Juta
Villa Borobudur Magelang Borobudur 5 Rp 2,9 Juta - 6,5 Juta

Berikut adalah beberapa hotel dan villa yang dianggap sebagai pesaing dari Anantara Uluwatu, yaitu:

Hotel Pesaing Daerah Jumlah Kamar Kisaran Harga


Banyan Tree Ungasan 73 Rp 6,5 Juta - 12,5 Juta
Alila Uluwatu Pecatu 61 Rp 6,5 Juta - 10 Juta
Karma Kandara Ungasan 46 Rp 8 Juta - 15 Juta
Bvlgari Uluwatu 59 Rp 10 Juta - 25 Juta

Berikut adalah beberapa hotel dan villa yang dianggap sebagai pesaing dari Best Western Kuta
Beach, yaitu:

Hotel Pesaing Daerah Jumlah Kamar Kisaran Harga


Harris Kuta Kuta Beach 191 Rp 590 Ribu - 700 Ribu
Wina Holiday Villa Kuta Bali Kuta Beach 184 Rp 395 Ribu - 450 Ribu
Kuta Sea View Kuta Beach 86 Rp 700 Ribu - 800 Ribu

Berikut adalah beberapa hotel dan villa yang dianggap sebagai pesaing dari Westin Ubud, yaitu:

Hotel Pesaing Daerah Jumlah Kamar Kisaran Harga


Amandari Sayan 19 Rp 4,6 Juta - 6 Juta
Alila Ubud Payangan 64 Rp 1,8 Juta - 3,5 Juta
Four Season Peliatan 108 Rp 2,2 Juta - 6 Juta
Kupu-Kupu Barong Kedewatan 34 Rp 2,2 Juta - 4,6 Juta

Berikut adalah beberapa hotel dan villa yang dianggap sebagai pesaing dari Sarasvati - A Luxury
Collection Seminyak, yaitu:

Hotel Pesaing Daerah Jumlah Kamar Kisaran Harga


Anantara Seminyak Seminyak 60 Rp 4 Juta - 35 juta
Oberoi Seminyak 74 Rp 3 Juta - 6 juta
C151 Seminyak 21 Rp 5,5 Juta - 9,5 juta

144
144
F. Prospek dan Strategi Usaha Perseroan

Perekonomian Indonesia pada saat ini memasuki masa lingkungan global masih diwarnai stagnasi dan
volatilitas yang merisaukan, namun perekonomian Indonesia mampu untuk tumbuh berkembang
stabil dibandingkan negara lain. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 tercatat sebesar
6,5% dengan inflasi 3,79% (Badan Pusat Statistik, 2012). Persepsi dunia internasional juga semakin
membaik dengan naiknya peringkat utang Indonesia menjadi investment grade. Kepercayaan investor
semakin meingkat terhadap perekonomian Indonesia yang berimbas pada semakin besarnya minat
berinvestasi ke Indonesia khususnya ke sektor riil. Perekonomian Indonesia pada tahun 2012
diperkirakan akan terus melaju dan tumbuh lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Optimisme tersebut
didukung oleh stabilnya konsumsi masyarakat, membaiknya kinerja investasi, perdagangan
internasional serta kinerja sektoral yang semakin meningkat.

Industri pariwisata Indonesia juga mengalami perkembangan. Meskipun terjadi Krisis global yang
melanda mengakibatkan perlambatan ekonomi terutama di negara maju di belahan eropa, namun
tidak mempengaruhi industri pariwisata Indonesia karena arus perkembangan wisatawan baik
wisatawan mancanegara maupun domestik tetap meningkat. Wisatawan mancanegara yang saat ini
mendominasi adalah wisatawan asal Australia yang terus meningkat dengan kontribusi yang juga
semakin meningkat dari waktu ke waktu karena kedekatan jarak dan kemudahan transportasi antara
Indonesia dan Australia. Di sisi lain, kedatangan wisatawan asal China juga meningkat sangat pesat,
yang diperkirakan sangat dipengaruhi oleh meningkatnya perekonomian dan daya beli masyarakat
China. Jumlah wisatawan domestik juga mengalami peningkatan baik yang datang ke Jawa Tengah
maupun ke Bali terutama pada saat dipengaruhi oleh musim libur sekolah, perayaan hari raya
keagamaan dan momen pergantian tahun.

Pemerintah senantiasa mengkembangkan sektor pariwisata dan diharapkan menjadi sektor industri
unggulan. Pada tahun 2012, Kementerian Pariwisata dan ekonomi kreatif memiliki target kunjungan
wisatawan mancanegara ke Indonesia sebanyak 8 juta wisatawan yang didukung dengan tema
pariwisata baru yaitu Green and Creative Tourism. Pemerintah daerah sebagai perpanjangan dari
pemerintah pusat telah berupaya meningkatkan sektor industri pariwisata. Oleh karena itu, selain
situs pariwisata yang sudah dikenal seperti pulau Bali dan Magelang Jawa Tengah, telah semakin
banyak sentra wisata baru yang semakin dikenal oleh masyarakat dengan pengelolaan yang semakin
rapih dan tertata, kesemuanya untuk menjaring kunjungan dari wisatawan untuk peningkatan
ekonomi setempat.

Meningkatnya peran sektor industri Pariwisata bagi Indonesia, keseriusan seluruh stake holder
khususnya pemerintah untuk mengkembangkan sektor industri ini serta khususnya peluang atas
pasar wisatawan yang berkembang setiap tahunnya, Perseroan berkeyakinan bahwa peluang untuk
pengembangan hotel masih terbuka lebar di seluruh Indonesia. Pada perkembangannya selama ini,
Perseroan mampu mengkembangkan hotel yang mampu menyuguhkan pengalaman yang melebihi
ekspektasi tamu pengunjung hotel hal ini sesuai dengan amanat dari tujuan Perseroan untuk
menciptakan produk perhotelan, condotel, villa dan komersial lainnya yang berkualitas tinggi dalam
rangka memaksimalkan kepuasan stakeholders. Pada kesempatan mendatang, Perseroan
berkeinginan untuk selain mengkembangkan usaha perhotelan di Bali, Perseroan juga ingin
mengkembangkan usahanya di lokasi lain di Indonesia dan Perseroan yakin dapat mengulangi dan
meningkatkan performanya.

145
145
Adapun strategi Perseroan agar dapat mencapai tujuan dan sasaran Perseroan adalah:

1. Fokus pada perhotelan

Perseroan memiliki strategi untuk bergerak melakukan pengembangan pada bisnis akomodasi dan
perhotelan. Pengalaman Perseroan dan manajemen selama puluhan tahun semakin mengukuhkan
kapabilitas Perseroan dalam bisnis properti dengan fokus pada Perhotelan dan Villa.

Setiap melakukan pembangunan hotel, Perseroan terlebih dahulu melakukan survei untuk melihat
kebutuhan pasar dengan melibatkan konsultan profesional untuk perencanaan areal yang dibangun,
sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR). Pelaksanaan pekerjaan konstruksi, sarana dan
prasarana dari suatu hotel dilakukan oleh kontraktor dimana Perseroan melaksanakan sistem tender
dengan tujuan agar dapat diperoleh pelaksana pembangunan yang berkualitas dan tepat waktu.
Selanjutnya, pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan serta fasilitas penunjang juga dilakukan
secara profesional. Melalui profesionalisme, pengalaman dan kapabilitas yang dimiliki, Perseroan
berusaha untuk membangun hotel yang dapat memberikan kebanggaan kepada seluruh stakeholder.

2. Pemilihan lokasi yang strategis

Pemilihan lokasi yang strategis sangat penting bagi Perseroan. Perseroan menilai bahwa melalui
pemilihan lokasi yang tepat akan memberikan dampak berkelanjutan hingga masa mendatang.
Perseroan selalu memilih lokasi yang dekat dengan tujuan wisata karena situs wisata yang tidak akan
bisa kehilangan daya tariknya hingga masa mendatang. Melalui penentuan lokasi yang tepat
selanjutnya Perseroan akan menentukan kelas hotel yang akan dikembangkan disesuaikan dengan
daya dukung dari lokasi. Pemilihan lokasi yang strategis, didukung oleh perhitungan permintaan pasar
dari industri pariwisata, ditambah dengan perencanaan yang matang menjadi kunci dari keberhasilan
pengembangan usaha Perseroan.

3. Creative dan innovative

Strategi untuk kreatif dan innovatif dalam setiap pengembangan konsep hotel, diterapkan dan
terintergrasi dengan baik sejak dari perencanaan, disain, struktur, lansekap dan interior, dimana
Perseroan selalu bekerjasama yang baik dengan para konsultan yang telah mempunyai reputasi
internasional. Bentuk tantangan untuk kreatif dan innovatif yang dilakukan oleh Perseroan melahirkan
konsep – konsep baru salah satunya seperti kolam renang yang berada diatas hotel dimana tamu
merasa berenang pada kolam yang luas dengan pemandangan membahana langit dan cakrawala
lautan biru. Konsep di hotel Westin Ubud, Perseroan menciptakan pengalaman mendebarkan dengan
konsep spa di depan aliran anak sungai Tjampohan yang jernih mengalir. Perseroan selalu berusaha
menantang untuk penciptaan konsep-konsep yang creative dan innovatif untuk memberikan produk-
produk yang unik, dan menciptakan pengalaman yang belum pernah dialami dan tidak terlupakan.

4. Strategic partnership

Strategi Perseroan adalah melakukan strategic partnership bekerjasama dengan operator jaringan
hotel ternama internasional dalam setiap pengembangan proyeknya. Perseroan tidak akan pernah
mengambil langkah tanpa ada kepastian kerjasama ini. Pada setiap lahan yang berpotensi untuk
pengembangan hotel oleh Perseroan maka akan terlebih dahulu didiskusikan, dinilai dan disetujui
oleh operator jaringan hotel. Operator akan ikut melihat lokasi, melakukan survey, membuat proyeksi
income, menentukan rincian kerjasama, memberikan persetujuan dan pada akhirnya Perseroan akan
melanjutkan pada langkah pembangunan hotel. Melalui kerjasama ini, Perseroan akan membayarkan
sejumlah fee sebagai imbal hasil kepada operator dimana Perseroan akan mendapatkan brand dan
jaringan pemasaran internasional termasuk pemberlakukan standar pelayanan kelas premium, dalam
rangka menjaring tamu dan menjaga tingkat okupansi yang tinggi. Hal ini memberikan kenyamanan
investasi bagi Perseroan.

146
146
5. Service excellence

Industri perhotelan terkait dengan tingkat servis level yang akan diberikan kepada para tamu yang
menginap. Perseroan yakin dengan memberikan level pelayanan yang terbaik pada akhirnya akan
memberikan suatu pengalaman luar biasa kepada para tamu yang membuat tamu terpuaskan dan
dihargai sepenuhnya. Manajemen yakin pengalaman ini akan membuat para tamu untuk kembali lagi
datang berkunjung di kemudian hari. Perseroan menerapkan tingkat servis hotel yang optimal sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan antara Perseroan bersama-sama dengan operator jaringan hotel
yang menjadi mitra Perseroan, dan Perseroan melakukan seleksi SDM secara mendetil khususnya
yang memiliki spirit untuk Service Excellence. Tamu akan komentar pengalamannya di hotel
Perseroan pada website penjualan tiket dimana tamu yang puas akan meningkatkan tingkat nilai
reputasi hotel Perseroan di website tersebut.

G. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


(UKL-UPL)

Perseroan telah memiliki Surat Rekomendasi UKL-UPL No.660.1/0234/15/2912 tanggal 15 Mei 2012
tentang Rekomendasi UKL-UPL, serta telah melaksanakan UKL dan UPL sesuai dengan Laporan
Pelaksanaan UKL-UPL Hotel Saraswati Borobudur Periode Juni 2012.

Keterangan:
Dalam rangka pelaksanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, berdasarkan Undang-Undang Nomor: 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (―UU Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup”), disebutkan bahwa setiap
kegiatan yang wajib Amdal atau UKL-UPL diberikan izin lingkungan dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai
prasyarat memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan. Berdasarkan ketentuan Pasal 36 ayat (2) UU Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup, disebutkan bahwa izin lingkungan diterbitkan berdasarkan keputusan kelayakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31
atau rekomendasi UKL-UPL. Dalam hal ini rekomendasi UKL-UPL sebagai dasar untuk diperolehnya izin lingkungan.‖

Adapun sanksi dengan belum dimilikinya Izin Lingkungan sebagaimana diatur dalam Pasal 109 UU Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup, yang berbunyi sebagai berikut:
―Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan tanpa memiliki izin lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1), dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah) dan paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).‖

Sehubungan dengan hal tersebut dapat disampaikan bahwa saat ini Perseroan belum memiliki
perizinan selanjutnya sebagai tindak lanjut dari Rekomendasi UKL-UPL. Merujuk pada ketentuan
tersebut maka Izin Lingkungan harus dimiliki oleh Perseroan sebagai tindak lanjut dari Rekomendasi
UKL-UPL.

H. Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance

Penerapan Tata Kelola Perusahaan dengan standar tertinggi merupakan komitmen dari seluruh
Direksi, Dewan Komisaris dan karyawan Perseroan. Penerapan prinsip-prinsip Transparansi,
Akuntabilitas, Tanggung Jawab, Independensi dan Kewajaran telah dimasukkan dalam nilai-nilai
Perseroan.

Dengan diterapkannya nilai-nilai inti Perseroan yang terintegrasi kedalam Tata Kelola Perusahaan
memberikan jaminan keberlangsungan Perseroan, kemampuan daya saing yang tinggi dan
memperoleh kepercayaan dari berbagai pihak antara lain pemegang saham, karyawan, masyarakat
dan external stakeholder lain. Termasuk dalam pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan adalah
memastikan pengelolaan sumber daya manusia, pengelolaan risiko dan mitigasinya, pengelolaan
keuangan yang prudent, patuh terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan
menghindari potensi benturan kepentingan.

147
147
Untuk menerapkan GCG (Good Corporate Governance), Perseroan telah mempersiapkan perangkat-
perangkat yang diperlukan antara lain: Dewan Komisaris yang termasuk 1 (satu) Komisaris
Independen, Dewan Direksi yang termasuk 1 (satu) satu orang Direktur Tidak Terafiilasi serta
Sekretaris Perusahaan. Dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal dimulainya pencatatan dan
perdagangan saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia, Perseroan akan membentuk Komite Audit
yang akan membantu Dewan Komisaris untuk melakukan pengawasan terhadap aspek kepatuhan
terhadap prinsip-prinsip GCG. Selain itu Perseroan telah membentuk Pengendalian Internal (Internal
Audit). Fungsi Internal Audit akan melakukan penelaahan dan memberikan rekomendasi kepada
Dewan Komisaris mengenai persiapan pelaporan keuangan dan keterbukaan informasi, sistem untuk
pengendalian internal dan sistem untuk manajemen risiko.

I. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ( Corporate Social Responsibility)

Perseroan dan Entitas Anak secara aktif mendukung program yang dimaksudkan untuk meningkatkan
kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat yang berlokasi dekat dengan
lokasi kegiatan usaha Perseroan. Berikut adalah kegiatan tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh
Perseroan:

- Partisipasi pada setiap posko korban bencana pada saat terjadi bencana alam erupsi gunung
Merapi.
- Partisipasi pada program pembangunan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar
- Pastisipasi pada pembangunan jalan masyarakat setempat
- Partisipasi pada pengajian dan khitanan masal masyarakat
- Partisipasi pada aktivitas edukasi kepada mesyarakat mengenai bahaya penggunaan narkoba.
- Partisipasi pada pembangunan rumah ibadah di lingkungan sekitar
- Partisipasi dalam donor darah
- Partisipasi dalam menjaga situs wisata

Perseroan meyakini bahwa dengan memberikan dukungan kepada masyarakat lokal, Perseroan dapat
membentuk hubungan yang lebih baik dengan masyarakat lokal. Hal ini dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya sengketa dengan masyarakat lokal dan mengalami gangguan dalam kegiatan
usaha Perseroan, dengan demikian dapat meningkatkan hubungan baik Perseroan dengan para
pelanggan yang berkelanjutan.

Biaya yang dikeluarkan Perseroan dan Entitas Anak dalam rangka tanggung jawab sosial untuk
periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 serta tahun-tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah masing-masing Rp 50.628 Juta, Rp 35.495 Juta,
Rp 20.571 Juta, dan Rp 5 Juta.

148
148
IX. INDUSTRI PARIWISATA

A. Demografi dan Perekonomian Indonesia

Berdasarkan data yang didapat dari Central Intelligence Agency (CIA) per bulan Juli 2011, Indonesia
yang menempati populasi terbanyak ke-4 di dunia memiliki 248,6 Juta penduduk dengan laju
pertumbuhan sebesar 1,03% pertahun, dimana 58% jumlah penduduk di Indonesia terkonsentrasi di
pulau Jawa dan banyak penduduk dengan rentang usia 15-64 Tahun adalah sebanyak 66,6%.

Populasi Indonesia (Juta orang) Ekspektasi Umur

350 85

300 80
75
250
70
200
65
150 60
55
100 Laki-Laki
50
50 Perempuan
45
0 40

Sumber: Business Monitor International

Dari segi perekonomian, pertumbuhan ekonomi di Indonesia menunjukkan performa yang cukup
signifikan dimana dapat dilihat dari recovery yang dilakukan Indonesia pada tahun 2008, Indonesia
berhasil keluar dari krisis finansial tersebut dan berkembang cukup cepat, dimana sebagian besar
performa tersebut ditopang oleh konsumsi domestik serta kegiatan investasi baik oleh investor lokal
maupun asing. Berdasarkan data yang diperoleh dari World Bank, Pendapatan Domestik Bruto (PDB)
Indonesia pada tahun 2011 mencapai 6,5% dibandingkan dengan tahun 2010 dimana PDB terbesar
terletak di konsumsi rumah tangga yang mencapai 54,6% dari total PDB. Provinsi DKI Jakarta, Jawa
Timur dan Jawa Barat, menyumbang 57,5% dari PDB triwulan VI-2011.

BPS juga menunjukkan bahwa tingkat inflasi Indonesia masih dalam tingkat terkendali meskipun
mengalami kenaikan. Pada bulan Agustus 2012, yang merupakan titik tertinggi dengan tingkat inflasi
mencapai titik 0.95%, dimana Bahan Makanan, Sandang dan Makanan Jadi merupakan kontributor
terbesar. Secara keseluruhan, tingkat inflasi dari bulan Januari 2012 sampai dengan September 2012
telah mencapai 3,48% dimana di periode yang sama sebelumnya adalah sekitar 3%.

Kebijakan Bank Indonesia pada tanggal 8 November 2012 yang memutuskan untuk mempertahankan
suku bunga Bank Indonesia sebesar 5,75% bertujuan untuk menciptakan kebijakan moneter yang
kondusif untuk perekonomian Indonesia. Perekonomian Indonesia pada triwulan III 2012 tumbuh
6.2%. Pertumbuhan tersebut didorong oleh kuatnya permintaan domestik, terutama konsumsi rumah
tangga dan investasi.

149
149
B. Industri Pariwisata

1. Sekilas Pariwisata Indonesia

Indonesia merupakan salah satu destinasi yang diincar wisatawan mancanegara karena merupakan
negara yang dikategorikan sebagai low-cost tourism. Pantai-pantai di Indonesia merupakan salah
satu tujuan destinasi yang sangat diminati dari para wisatawan asing, dan ditambah dengan fakta
bahwa Indonesia terletak di daerah tropis, memberikan suasana yang memang dicari oleh para
wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia. Indonesia juga memiliki jenis akomodasi yang
beragam mulai dari motel hinggal hotel, dengan peningkatan jumlah wisatawan yang tercatat
menginap di hotel mengalami kenaikan rata-rata 6,37% per tahun.

Perkembangan pariwisata Indonesia ini dapat dilihat dari peningkatan arus kedatangan melalui pintu
masuk Indonesia, yang bertambah dari 14,27 juta orang pada tahun 2012F menjadi 18,64 juta orang
pada tahun 2016F (Business Monitor International Report Q4 2012) . Destinasi kedatangan terbanyak
dalam berwisata di Indonesia adalah Bali disusul dengan Jakarta dan Batam (Badan Pusat Statistik,
2012). Kehadiran wisatawan mancanegara di Indonesia juga turut memberikan manfaat terhadap
perekonomian Indonesia, dimana dari sektor pariwisata mereka menyumbang 1% dari total GDP di
Indonesia pada tahun 2011 (Business Monitor International Report Q4 2012).

Jumlah Kedatangan ke Indonesia


2009-2016F

Jumlah Kedatangan ('000) 18,641


17,417
Wisatawan Asing ('000) 16,285
15,237
14,268
13,370
12,537
11,289

8,793 9,145
8,183 8,455
7,650 7,913
7,226
6,529

2009 2010 2011e 2012f 2013f 2014f 2015f 2016f

Sumber: Business Monitor International Q4 2012

Singapura dan Malaysia adalah negara-negara dengan jumlah wisatawan terbanyak yang berkunjung
ke Indonesia. Adapun komposisi wisatawan mancanegara berdasarkan regionalnya seperti berikut:
ASEAN sebanyak 40%, Asia Pasifik 35%, Eropa 15%, Amerika 4% dan Timur Tengah 2% (Badan
Pusat Statistik, 2012). Jumlah wisatawan mancanegara tersebut juga diprediksi akan mencapai 8,2
Juta wisatawan asing pada tahun 2013 (Business Monitor International Report Q4 2012).

150
150
Komposisi wisatawan mancanegara ke Indonesia berdasarkan negara asal
pada tahun 2010

Brunei 1%

Asia Pasifik Malaysia 18%


35%
ASEAN Filipina 3%
40% Vietnam 0%

Singapura
Timur Tengah 20%
2%

Afrika Eropa Thailand 2%


0% 15%
Lainnya 0%
Amerika
4%
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2012

Berdasarkan riset dan proyeksi yang telah dilakukan Business Monitor International, Asia Pasifik
merupakan penyumbang terbesar untuk wisatawan asing yang datang ke Indonesia pada tahun 2011
dengan jumlah 5.935 ribu wisatawan, disusul dengan Eropa sebanyak 1.058 ribu wisatawan, lalu
Amerika Selatan dengan 262 ribu wisatawan asing, kemudian Amerika Selatan, Amerika Utara dan
yang terakhir adalah Afrika. Dari segi pertumbuhan jumlah wisatawan, yang paling signifikan adalah
berasal dari Asia Pasifik, dimana penyumbang terbesar berasal dari Negara Singapura, Malaysia,
Australia dan China pada tahun 2016F.

Kedatangan Turis Berdasarkan Benua ('000)


9,000

8,000

7,000

6,000 Afrika

Amerika Utara
5,000
Amerika Selatan
4,000
Asia Pasifik
3,000
Eropa
2,000 Timur Tengah

1,000

0
2009 2010 2011e 2012f 2013f 2014f 2015f 2016f

Sumber: Business Monitor International Report Q4 2012

Salah satu fenomena yang bisa dilihat pada tahun-tahun mendatang adalah bahwa wisatawan
mancanegara nantinya cenderung lebih banyak berasal dari Asia Pasifik dengan pertumbuhan 4,79%
per tahun. Cina diharapkan menjadi negara dengan pertumbuhan jumlah wisatawan yang paling
tinggi dengan pertumbuhan 18,63% per tahun, disusul oleh Australia 10,35% per tahun dan Filipina
dengan pertumbuhan 8,08% per tahun.

151
151
Kedatangan Turis berdasarkan Negara Asal ('000)
1,600

1,400

1,200

1,000
2009 2010 2011e 2012f
800
2013f 2014f 2015f 2016f
600

400

200

0
Singapura Malaysia Jepang Korea Australia China Taiwan Amerika Filipina Inggris
Selatan
Sumber: Business Monitor International Report Q4 2012

2. Perkembangan Pariwisata di Bali

Berdasarkan data yang diperoleh dari touropia.com, Bali merupakan tujuan destinasi yang memiliki
tingkat popularitas yang paling tinggi dibandingkan dengan destinasi lainnya di Indonesia. Tujuan
wisata yang terdapat di Bali bermacam-macam, dimulai dari pemandangan alam berupa pantai,
pegunungan, danau, gunung berapi dan juga pematang sawah. Salah satu daya tarik yang juga
diminati dari para wisatawan yang berkunjung ke Bali adalah kultur yang dimiliki penduduk lokal,
dimana perpaduan antara destinasi yang luar biasa dan kultur tersebut yang membuat Bali dikenal
sebagai daerah wisata budaya yang sangat populer di Indonesia bagi wisatawan mancanegara.
Keistimewaan Bali kepada pihak Internasional juga terlihat dari tingginya jumlah wisatawan
mancanegara yang masuk ke Indonesia melalui Bandara Internasional Ngurah Rai yang merupakan
jumlah yang paling tinggi dari seluruh Indonesia.

Perkembangan jumlah wisatawan di Bali 2000-2015F

Sumber: Knight Frank, Februari 2012; Badan Pusat Statistik, 2012; Bali Tourism Board, 2012; dan diolah kembali dari berbagai sumber

152
152
Pertumbuhan industri pariwisata di Bali juga bisa dikategorikan cukup baik dengan perkembangan
jumlah kedatangan internasional dan juga domestik sebesar 10,3% dari tahun 2001-2011 dengan
jumlah total wisatawan baik lokal ataupun asing sebanyak 5,99 juta pada tahun 2011. Salah satu
faktor pendorong dalam berkembangnya sektor Pariwisata di Bali adalah penggunaan Bali selain
sebagai tempat liburan dengan presentasi 57,11% ditahun 2011, dimana Bali juga semakin dikenal
sebagai tempat Meeting, Incentives, Conferences and Exhibitions (MICE) , dengan komposisi
wisatawan sebesar 32,65% di tahun 2011. Salah satu contohnya adalah Bali akan dijadikan tempat
penyelenggaraan Asia Pasific Economic Cooperation Summit di tahun 2013, dimana nantinya akan
memberikan promosi terhadap pulau Bali itu sendiri, yang akhirnya turut mendorong pertumbuhan
industri pariwisata di Bali.

Perbandingan wisatawan berdasarkan tujuan kedatangan


antara tahun 2005 dan 2011
80.00%
68.20%
70.00%
57.11%
60.00%
2005 2011
50.00%

40.00% 32.65%
30.00%

20.00% 12.84%
8.70% 9.35%10.26%
10.00%
0.89%
0.00%
Liburan Bisnis/MICE* Mengunjungi Keluarga / Teman Lainnya

Sumber: Knight Frank, Februari 2012

Grafik di atas menunjukkan bahwa adanya pergeseran tren tujuan kedatangan wisatawan dari 2005
ke 2011, dimana pada tahun 2011 kedatangan wisatawan yang berkunjung ke Bali, terutama untuk
urusan bisnis, mengalami perkembangan yang cukup signifikan yang mengambil porsi 32,65% pada
tahun 2011 dibandingkan dengan tahun 2005 dimana hanya memiliki persentase sebesar 12,84%.

Industri perhotelan di Bali yang menunjukkan tren positif menyebabkan adanya kenaikan jumlah
hotel berbintang 3 dan berbintang 4 yang cukup besar dimana konsentrasi pembangunan berada
pada daerah Kuta, kemudian disusul di Seminyak dan di Ubud. Informasi tersebut juga didukung oleh
kebijakan dari manajemen hotel yang menaikkan harga hunian pada high-season, yaitu sekitar bulan
Juli-Agustus dan Desember-Januari, dimana terdapat banyak hari libur bagi wisatawan lokal ataupun
wisatawan asing. Hotel-hotel yang berada di Bali pada 2011, lebih banyak yang memiliki segmentasi
untuk Hotel berbintang 5 dengan presentase sebanyak 48%, dilanjutkan dengan Bintang 4 dengan
28% dan sisanya adalah hotel berbintang 3.

153
153
Pasokan hotel di Bali menurut lokasi dan klasifikasi bintang Pasokan hotel di Bali menurut
tahun 2011 dan 2013F klasifikasi bintang tahun 2011
Jumlah Kamar

4,000

3,500

3,000 Bintang 3 Bintang 4 Bintang 5 Bintang


3,
2,500 24%

2,000
Bintang
1,500 5,
48%
1,000

500
Bintang
- 4,
28%
2011 2013F 2011 2013F 2011 2013F

Kuta Seminyak Ubud

Sumber: Knight Frank / PT. Wilson Properti Advisindo & Elite Havens, Februari 2012

Berikut merupakan lokasi tempat hunian dan juga landmarks yang diurutkan berdasarkan presentasi
hunian hotel berbintang pada periode Agustus 2012 sampai dengan September 2012:

Tingkat Hunian Kamar Berbintang (%)


Daerah Objek Wisata
Agustus 2012 September 2012
Denpasar Dreamland, Padang-padang, Garuda Wisnu Kencana 57,54 71,52
(GWK), Jimbaran, Pantai Kuta, Legian, Seminyak, Suluban
Badung Renon, Pura Tanah Kilap, Taman Puputan, Pasar Kereneng 64,90 67,36
Gianyar Batubulan, Celuk, Sukawati, Batuan, Mas, Peliatan, Ubud 48,35 66,87
Karangasem Taman Ujung, Candi Dasa, Tulamben, Pura Besakih, Puri 50,15 62,31
Agung Karangasem, Padang Bai
Buleleng Pantai Lovina, Danau Buyan dan Tamblingan, Gitgit, Taman 29,73 44,97
Nasional Bali Barat, Pulau Menjangan
Tabanan Bedugul, Tanah Lot, Echo Beach, Jatiluwih, Angseri, Pura 53,62 36,09
Luhur Batukaru, Taman Kupu-kupu Bali, Puri Anyar
Sumber: Badan Pusat Statistik Bali, 2012

154
154
X. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING

Calon investor harus membaca ikhtisar data keuangan penting yang disajikan di bawah ini yang
berhubungan dengan laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak beserta catatan
atas laporan keuangan konsolidasian terkait, yang tercantum dalam Prospektus ini. Calon investor
juga harus membaca Bab IV Analisis dan Pembahasan oleh Manajemen.

Tabel berikut ini menyajikan ikhtisar data keuangan penting Perseroan yang didasarkan pada laporan
keuangan Perseroan untuk periode-periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012
dan 2011, serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009, 2008
dan 2007.

Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal
30 Juni 2012 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (―KAP‖) Tjahjadi & Tamara, akuntan publik
independen, berdasarkan standar auditing yang telah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia (―IAPI‖), dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian, dengan paragraf penjelasan
mengenai penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 38 (Revisi 2004),
―Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali‖ dan menyajikan kembali laporan keuangan
konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1
Januari 2009/31 Desember 2008 atas perubahan tersebut seolah-olah Perseroan dan Entitas Anak
telah bergabung sejak permulaan periode yang disajikan. Namun, KAP Tjahjadi & Tamara tidak
membuat perikatan untuk melakukan audit, reviu, atau menetapkan prosedur apapun terhadap
laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31
Desember 2008 selain yang berkaitan dengan penyesuaian tersebut, dan oleh karena itu tidak
menyatakan pendapat atau bentuk keyakinan lain atas laporan keuangan untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008 secara keseluruhan.

Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2011 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (―KAP‖) Tjahjadi & Tamara, akuntan publik
independen, berdasarkan standar auditing yang telah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia (―IAPI‖), dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian, dengan paragraf penjelasan
mengenai penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 38 (Revisi 2004),
―Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali‖ dan menyajikan kembali laporan keuangan
konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 1 Januari
2010/31 Desember 2009 atas perubahan tersebut seolah-olah Perseroan dan Entitas Anak telah
bergabung sejak permulaan periode yang disajikan.

Laporan keuangan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan
2008, telah diaudit oleh KAP Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan, akuntan publik
independen, berdasarkan standar auditing yang telah ditetapkan oleh IAPI, yang seluruhnya
mendapat pendapat Wajar Tanpa Pengecualian.

155
155
Ikhtisar Posisi Keuangan Konsolidasian

(dalam jutaan Rupiah)

30 Juni 31 Desember
2012 2011 2010(*) 2009(*) 2008(*) 2007(**)
Keterangan
Tidak
Audit Audit Audit Audit Audit
diaudit
ASET

Aset Lancar
Kas dan setara kas 8.489 3.148 5.483 190 130 25
Piutang usaha 876 772 53 57 104 78
Piutang non-usaha 13.746 12 9.389 811 128 -
Persediaan 32.335 26.722 9 10 13 26
Pajak dibayar di muka 19.123 17.205 2.297 25 3 -
Uang muka dan biaya dibayar di muka 2.870 1.066 680 137 643 19
Jumlah Aset Lancar 77.440 48.925 17.911 1.231 1.021 148

Aset Tidak Lancar


Aset tetap – bersih 574.977 414.128 136.640 7.576 6.558 7.822
Aset pajak tangguhan 601 1.623 672 847 781 -
Sewa hak atas tanah 80.152 80.333 54.684 45.224 - -
Aset lain-lain 714 714 - - 14 -
Jumlah Aset Tidak Lancar 656.443 496.799 191.996 53.647 7.353 7.822

JUMLAH ASET 733.883 545.724 209.907 54.878 8.374 7.970

LIABILITAS DAN EKUITAS/DEFISIENSI MODAL

Liabilitas Jangka Pendek


Utang bank jangka pendek 1.875 1.871 73 - - -
Utang kontraktor dan usaha
Pihak ketiga 67.174 68.920 11.605 182 181 84
Utang non-usaha
Pihak ketiga 12.670 14.938 1.134 - 8.291 7.705
Pihak berelasi 95.824 63.498 68.131 55.917 - -
Uang muka penjualan 70.679 56.590 24.524 94 - 5
Biaya masih harus dibayar 8.096 5.823 554 136 69 18
Utang pajak 2.264 1.349 581 57 22 15
Bagian utang pembiayaan konsumen yang 1.196 1.070 771 - - -
jatuh tempo dalam satu tahun
Bagian utang bank jangka panjang yang 44.357 26.550 1.300 - - -
jatuh tempo dalam satu tahun
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 304.135 240.608 108.674 56.386 8.563 7.827

Liabilitas Jangka Panjang


Utang bank jangka panjang – setelah 268.717 219.252 108.514 - - -
dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam
satu tahun
Utang pembiayaan konsumen – setelah 392 1.040 1.177 - - -
dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam
satu tahun
Liabilitas imbalan kerja karyawan 4.211 2.989 842 117 38 -
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 273.319 223.280 110.534 117 38 -

Jumlah Liabilitas 577.454 463.888 219.208 56.503 8.601 7.827

156
156
30 Juni 31 Desember
2012 2011 2010 (*)
2009(*) 2008(*) 2007(**)
Keterangan
Tidak
Audit Audit Audit Audit Audit
diaudit
EKUITAS (DEFISIENSI MODAL)
Modal ditempatkan dan disetor penuh 126.000 126.000 2.000 2.000 2.000 2.000
Uang muka setoran modal 90.000 - - - - -
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas (12.522) (12.522) - - - -
sepengendali
Proforma ekuitas dari selisih transaksi - - (5.705) (671) 82 -
restrukturisasi entitas sepengendali
Defisit (48.514) (33.118) (2.075) (2.577) (2.355) (1.857)
Kepentingan non-pengendali 1.466 1.476 (3.521) (377) 46 -
Jumlah Ekuitas (Defisiensi Modal) 156.429 81.836 (9.301) (1.625) (227) 143

JUMLAH LIABILITAS DAN


733.883 545.724 209.907 54.878 8.374 7.970
EKUITAS/DEFISIENSI MODAL
(*)
disajikan kembali
(**)
bukan merupakan konsolidasian

Ikhtisar Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian

(dalam jutaan Rupiah)


Periode 6 bulan yang
Tahun-tahun yang berakhir pada
berakhir pada tanggal
tanggal 31 Desember
30 Juni
Keterangan
2012 2011 2011 2010(*) 2009(*) 2008(*) 2007(**)
Tidak Tidak
Audit Audit Audit Audit Audit
diaudit diaudit
Pendapatan 15.378 2.984 12.538 5.481 2.293 1.830 784
Beban Pokok Pendapatan 6.693 1.058 5.546 1.427 831 878 506
Laba bruto 8.685 1.926 6.991 4.054 1.462 952 278
Beban usaha 16.886 11.876 35.850 13.415 2.944 2.353 1.965
Rugi usaha (8.200) (9.950) (28.859) (9.361) (1.482) (1.401) (1.687)
Penghasilan (beban) lain-lain (5.637) (6.279) (8.069) 110 17 (1.000) 0
Rugi sebelum pajak penghasilan (13.837) (16.229) (36.928) (9.251) (1.464) (2.401) (1.687)
Manfaat (beban) pajak penghasilan – (1.699) 5 892 (175) 67 781 -
Bersih
Rugi sebelum rugi Entitas Anak pra- (15.536) (16.223) (36.036) (9.426) (1.397) (1.620) (1.687)
akuisisi dan rugi proforma dari
transaksi restrukturisasi entitas
sepengendali
Rugi Entitas Anak pra-akuisisi dari - 4.748 4.748 - - - -
transaksi restrukturisasi entitas
sepengendali
Rugi proforma dari transaksi restrukturisasi - - - 6.365 752 - -
entitas sepengendali
Rugi bersih (15.536) (11.476) (31.288) (3.061) (645) - -
Pendapatan komprehensif lainnya - - - - - - -
Rugi komprehensif bersih (15.536) (11.476) (31.288) (3.061) (645) (1.620) (1.687)
Laba (Rugi) neto per saham dasar
(12,22) (11,70) (28,17) 25,11 (11,12) (24,90) (421.750)
(Rupiah)
Laba (Rugi) neto per saham dilusian
(10,92) - - - - - -
(Rupiah)
(*)
disajikan kembali
(**)
bukan merupakan konsolidasian

157
157
Rasio Keuangan Konsolidasian

Periode 6 bulan
Tahun-tahun yang berakhir pada
yang berakhir pada
tanggal 31 Desember
tanggal 30 Juni
Keterangan
2012 2011 2011 2010(*) 2009(*) 2008(*) 2007(**)
Tidak
Audit Audit Audit Audit Audit Audit
diaudit
(1)
Pertumbuhan
Pendapatan 415,35% n.a. 128,75% 139,03% 25,30% 133,61% n.a.
Laba bruto 350,93% n.a. 72,45% 177,29% 53,57% 242,88% n.a.
Jumlah aset 34,48% n.a. 159,98% 282,50% 692,46% -13,12% n.a.
Jumlah liabilitas 24,48% n.a. 111,62% 287,96% 604,35% 2,49% n.a.
Jumlah ekuitas 91,15% n.a. -979,86% 472,37% 48,13% -864,65% n.a.

Usaha dan Aktivitas


(2)
Laba bruto/ Pendapatan 56,48% 64,54% 55,76% 73,96% 63,76% 52,01% 35,43%
(3)
Pendapatan/ Aset Tidak Lancar 2,34% n.a. 2,52% 2,85% 4,27% 21,21% 9,12%
Kolektibilitas piutang (hari) (4) 10 n.a. 6 2 9 21 36
Tingkat hunian rata-rata (average occupancy 79% 71% 67% 63% 44% 36% 30%
(5)
rate)
Pendapatan per Jumlah Kamar yang Tersedia 527.878 648.801 614.188 531.662 210.168 146.995 66.610
Rata-Rata (Average Revenue per Available
Room ) (Rp) (6)
Bangunan Dalam Penyelesaian (Rp Juta) 488.395 n.a. 323.305 125.814 1.817 - -
Belanja Modal (Rp Juta) (7) 166.063 n.a. 304.803 138.349 47.097 38 -

Likuiditas dan Solvabilitas


(8)
Aset lancar/Liabilitas jangka pendek 25,46% n.a. 20,33% 16,48% 2,18% 4,67% 1,90%
(9)
Quick Ratio 14,83% n.a. 9,23% 16,47% 2,17% 4,51% 1,56%
(10)
Jumlah liabilitas/Jumlah Aset 78,68% n.a. 85,00% 104,43% 102,96% 115,84% 98,20%
(*)
disajikan kembali
(**)
bukan merupakan konsolidasian

Keterangan:
(1) Seluruh rasio pertumbuhan dihitung dengan membagi kenaikan (penurunan) saldo akun-akun terkait sebagai berikut: (i) untuk akun-akun
posisi keuangan, selisih saldo akun-akun terkait pada tahun yang bersangkutan dengan saldo akun-akun tersebut pada tanggal yang sama
di tahun sebelumnya, atau (ii) untuk akun-akun laba rugi komprehensif, selisih saldo akun-akun terkait pada tahun yang bersangkutan
dengan saldo akun-akun tersebut pada tanggal yang sama di tahun sebelumnya.
(2) Dihitung dengan membagi laba bruto dengan pendapatan, masing-masing untuk periode terkait.
(3) Dihitung dengan membagi pendapatan dengan jumlah aset tidak lancar, masing-masing untuk periode terkait.
(4) Dihitung dengan membagi 365 hari dengan perputaran piutang, masing-masing pada akhir periode terkait. Perputaran piutang dihitung
dengan membagi pendapatan dengan piutang usaha.
(5) Dihitung dengan membagi jumlah kamar yang dihuni dengan jumlah kamar yang tersedia, masing-masing untuk periode terkait.
(6) Dihitung dengan membagi jumlah pendapatan dengan jumlah kamar yang tersedia, masing-masing untuk periode terkait.
(7) Merupakan selisih jumlah nilai perolehan aset tetap pada tahun yang bersangkutan dengan tanggal yang sama di tahun sebelumnya.
(8) Dihitung dengan membagi jumlah aset lancar dengan jumlah liabilitas jangka pendek, masing-masing pada akhir periode terkait.
(9) Dihitung dengan membagi jumlah aset lancar setelah dikurangi persediaan dengan jumlah liabilitas jangka pendek, masing-masing pada
akhir periode terkait.
(10) Dihitung dengan membagi jumlah liabilitas dengan jumlah aset, masing-masing pada akhir periode terkait.

158
158
XI. EKUITAS

Tabel di bawah ini menunjukkan posisi ekuitas Perseroan yang didasarkan atas laporan keuangan
konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal
30 Juni 2012 serta tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009.

Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal
30 Juni 2012 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (―KAP‖) Tjahjadi & Tamara, akuntan publik
independen, berdasarkan standar auditing yang telah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia (―IAPI‖), dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian, dengan paragraf penjelasan
mengenai penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 38 (Revisi 2004),
―Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali‖ dan menyajikan kembali laporan keuangan
konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1
Januari 2009/31 Desember 2008 atas perubahan tersebut seolah-olah Perseroan dan Entitas Anak
telah bergabung sejak permulaan periode yang disajikan. Namun, KAP Tjahjadi & Tamara tidak
membuat perikatan untuk melakukan audit, reviu, atau menetapkan prosedur apapun terhadap
laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31
Desember 2008 selain yang berkaitan dengan penyesuaian tersebut, dan oleh karena itu tidak
menyatakan pendapat atau bentuk keyakinan lain atas laporan keuangan untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008 secara keseluruhan.

Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2011 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (―KAP‖) Tjahjadi & Tamara, akuntan publik
independen, berdasarkan standar auditing yang telah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia (―IAPI‖), dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian, dengan paragraf penjelasan
mengenai penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 38 (Revisi 2004),
―Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali‖ dan menyajikan kembali laporan keuangan
konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 1 Januari
2010/31 Desember 2009 atas perubahan tersebut seolah-olah Perseroan dan Entitas Anak telah
bergabung sejak permulaan periode yang disajikan.

Laporan keuangan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 telah
diaudit oleh KAP Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan, akuntan publik independen,
berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat Wajar Tanpa
Pengecualian.

(dalam jutaan Rupiah)

30 Juni 31 Desember
Keterangan
2012 2011 2010(*) 2009(*)

Modal dasar ditempatkan dan disetor penuh 126.000 126.000 2.000 2.000
Uang muka setoran modal 90.000 - - -
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas (12.522) (12.522) - -
sepengendali
Proforma ekuitas dari selisih transaksi - - (5.705) (671)
restrukturisasi entitas sepengendali
Defisit (48.514) (33.118) (2.075) (2.577)
Kepentingan non-pengendali 1.466 1.476 (3.521) (377)
Jumlah Ekuitas (Defisiensi Modal) 156.429 81.836 (9.301) (1.625)
(*)
disajikan kembali

159
159
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 11 tanggal
26 Juli 2012 yang dibuat di hadapan Harry Purnomo, S.H., M.H., M.Kn., Notaris di Bekasi, Perseroan
menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan dari Rp126.000.000.000,-
(seratus dua puluh enam miliar Rupiah) menjadi Rp216.000.000.000,- (dua ratus enam belas miliar
Rupiah). Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Surat
Keputusan No. AHU-AH.01.10-33763 tanggal 17 September 2012 perihal Penerimaan Pemberitahuan
Perubahan Anggaran Dasar Perseroan serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-
0082758.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 17 September 2012.

Dengan demikian, struktur permodalan dan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut:

Ninai Nominal Rp100,- Setiap Saham


Keterangan
Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %
Modal Dasar 4.700.000.000 470.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh


1. PT Tiara Realty 2.095.200.000 209.520.000.000 97,00
2. Bhakti Salim 32.400.000 3.240.000.000 1,50
3. Agung Salim 10.800.000 1.080.000.000 1,00
4. Frans Faizal Hasjim 21.600.000 2.160.000.000 0,50
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 2.160.000.000 216.000.000.000 100,00
Saham dalam Portepel 2.540.000.000 254.000.000.000

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 06 tanggal 16 Oktober 2012 yang dibuat di
hadapan Dewi Sukardi, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Tangerang, Perseroan menyetujui untuk:
i. meningkatkan modal dasar dari semula Rp470.000.000.000,- (empat ratus tujuh puluh miliar
Rupiah) menjadi Rp1.200.000.000.0000,- (satu triliun dua ratus miliar Rupiah);
ii. meningkatkan modal ditempatkan dan disetor dari semula Rp216.000.000.000,- (dua ratus
enam belas miliar Rupiah) menjadi Rp300.000.000.000,- (tiga ratus miliar Rupiah);
iii. merubah susunan anggota direksi dan dewan komisaris Perseroan;
iv. merubah seluruh Anggaran Dasar Perseroan antara lain menyesuaikan dengan Peraturan
Bapepam dan LK Nomor IX.J.1 Lampiran Keputusan Ketuan Bapepam dan LK Nomor KEP-
179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008, dan mengubah status Perseroan dari Perseroan Tertutup
menjadi Perseroan Terbuka sehingga nama Perseroan menjadi ―PT Saraswati Griya Lestari Tbk‖;
v. penjualan saham baru dalam simpanan Perseroan sebanyak-banyaknya 1.000.000.000 (satu
miliar) saham baru yang dikeluarkan dari portepel, masing-masing saham tersebut dengan nilai
nominal Rp100,- (seratus Rupiah), dengan atau tanpa disertai penerbitan Waran yang menyertai
saham biasa atas nama tersebut, yang ditawarkan kepada Masyarakat melalui Penawaran
Umum, dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku termasuk peraturan Pasar
Modal dan Peraturan Bursa Efek yang berlaku di tempat dimana saham-saham Perseroan
dicatatkan;
vi. memberikan kuasa kepada Direksi Perseroan: untuk melaksanakan segala tindakan yang
diperlukan sehubungan dengan IPO (Initial Publik Offering/Penawaran Umum Perdana Saham),
termasuk tetapi tidak terbatas pada menetapkan penggunaan dana atas dana yang diperoleh
melalui Penawaran Umum, mendaftarkan saham-saham Perseroan dalam Penitipan Kolektif
sesuai dengan peraturan Kustodian Sentral Efek Indonesia, mencatatkan seluruh saham
Perseroan yang merupakan saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh pada Bursa Efek;
dan
vii. memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk: menentukan kepastian jumlah
Saham yang dikeluarkan melalui Penawaran Umum kepada masyarakat serta menyatakan
dalam akta Notaris mengenai peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan
sebagai realisasi pengeluaran saham yang telah dikeluarkan dalam Penawaran Umum, setelah
Penawaran Umum selesai dilaksanakan.

160
160
Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menkunham berdasarkan Surat Keputusan
No. AHU-55211.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 25 Oktober 2012 dan telah didaftarkan dalam Daftar
Perseroan No. AHU-0093608.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 25 Oktober 2012, serta telah dicatat
dalam Database Sisminbakum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai
dengan (i) Surat No. AHU-AH.01.10-38837 tanggal 31 Oktober 2012 perihal Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan
No. AHU-0094699.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 31 Oktober 2012 (ii) Surat No. AHU-AH.01.10-38838
tanggal 31 Oktober 2012 perihal Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan dan telah
didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0094700.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 31 Oktober
2012.

Dengan demikian, struktur permodalan dan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut:

Ninai Nominal Rp100,- Setiap Saham


Keterangan
Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %
Modal Dasar 12.000.000.000 1.200.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh


1. PT Tiara Realty 2.910.000.000 291.000.000.000 97,00
2. Bhakti Salim 45.000.000 4.500.000.000 1,50
3. Frans Faizal Hasjim 30.000.000 3.000.000.000 1,00
4. Agung Salim 15.000.000 1.500.000.000 0,50
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 3.000.000.000 300.000.000.000 100,00
Saham dalam Portepel 9.000.000.000 900.000.000.000

Selain yang disebutkan di atas, setelah tanggal laporan keuangan konsolidasian 30 Juni
2012 hingga Prospektus ini diterbitkan, tidak ada lagi perubahan struktur modal yang
terjadi.

161
161
Tabel Proforma Ekuitas

Seandainya perubahan ekuitas Perseroan karena adanya Penawaran Umum saham kepada
masyarakat sebesar 550.000.000 (lima ratus lima puluh juta) lembar Saham Biasa Atas Nama dengan
nilai nominal Rp100,- (seratus Rupiah) setiap saham dengan Harga Penawaran Rp185,- (seratus
delapan puluh lima Rupiah), yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan FPPS, sehingga
seluruhnya berjumlah sebesar Rp101.750.000.000,- (seratus satu miliar tujuh ratus lima puluh juta
Rupiah), serta konversi seluruh Waran Seri I menjadi sebesar 275.000.000 (dua ratus tujuh puluh
lima juta) saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp100,- (seratus Rupiah) setiap saham
dengan harga pelaksanaan Rp220,- (dua ratus dua puluh Rupiah) per lembar saham terjadi pada
tanggal 30 Juni 2012, maka proforma struktur permodalan Perseroan pada tanggal tersebut adalah
sebagai berikut:

(dalam jutaan Rupiah)


Selisih Nilai
Modal Uang
Transaksi Saldo Kepentingan
Ditempatkan Muka Agio Jumlah
Uraian Restrukturisasi Laba Non-
dan Disetor Setoran Saham Ekuitas
Entitas (Rugi) Pengendali
Penuh Modal
Sepengendali
Posisi ekuitas menurut laporan
keuangan pada tanggal 30 Juni 2012
dengan Modal Dasar sejumlah 126.000 90.000 - (12.522) (48.514) 1.466 156.429
Rp470.000 juta dan Modal Dasar
Ditempatkan dan Disetor Penuh
sejumlah Rp126.000 juta

Perubahan ekuitas setelah tanggal 30 Juni


2012 jika diasumsikan telah terjadi pada
tanggal tersebut:

- Reklasifikasi uang muka setoran modal 300.000 - - (12.522) (48.514) 1.466 240.429
sebesar Rp90.000 juta menjadi modal
ditempatkan dan disetor penuh, serta
peningkatan Modal Dasar menjadi
Rp1.200.000 juta dan Modal
Ditempatkan dan Disetor Penuh menjadi
Rp300.000 juta

- Penawaran Umum sebesar 550.000.000 55.000 - 40.319* - - - 95.319


saham biasa atas nama yang merupakan
saham baru Perseroan dengan nilai
nominal Rp100,- per saham dengan
Harga Penawaran Rp185,- per saham
setelah dikurangi estimasi biaya
Penawaran Umum yang ditanggung
Perseroan

- Konversi seluruh Waran Seri I menjadi 27.500 - 33.000 - - - 60.500


sebesar 275.000.000 saham biasa atas
nama dengan nilai nominal Rp100,- per
saham dengan Harga Pelaksanaan
Rp220,- per saham

Posisi ekuitas menurut laporan


keuangan per tanggal 30 Juni 2012 382.500 - 73.319 (12.522) (48.514) 1.466 396.248
setelah Penawaran Umum kepada
pemegang saham dan seluruh konversi
Waran Seri I dilaksanakan

*) Setelah dikurangi biaya-biaya emisi

162
162
XII. KEBIJAKAN DIVIDEN

Berdasarkan Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Anggaran Dasar
Perseroan, dividen hanya boleh dibagikan apabila Perseroan mempunyai saldo laba positif dan
pembagian dividen dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
(RUPS) atau Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).

Sebelum berakhirnya tahun keuangan, dividen interim dapat dibagikan sepanjang hal itu
diperbolehkan oleh Anggaran Dasar Perseroan dan pembagian dividen interim tidak menyebabkan
aset bersih Perseroan menjadi kurang dari modal ditempatkan dan disetor penuh dan cadangan wajib
Perseroan. Pembagian dividen interim tersebut ditetapkan oleh Direksi setelah mendapat persetujuan
dari Dewan Komisaris. Jika setelah berakhirnya tahun keuangan dimana terjadi pembagian dividen
interim Perseroan mengalami kerugian, maka dividen interim yang telah dibagikan tersebut harus
dikembalikan oleh pemegang saham kepada Perseroan. Dewan Komisaris serta Direksi akan
bertanggung jawab secara tanggung renteng untuk pengembalian dimaksud jika dividen interim tidak
dikembalikan oleh pemegang saham.

Setelah dilaksanakannya Penawaran Umum Perdana Saham, Perseroan merencanakan kebijakan


pembagian dividen kas sebanyak-banyaknya 30% (tiga puluh persen) dari laba bersih Perseroan
mulai tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan seterusnya, dengan
memperhatikan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan, dan kondisi saldo laba
Perseroan. Direksi Perseroan dapat menentukan waktu, jumlah, dan bentuk pembayaran dividen
tersebut, dan dapat, dari waktu ke waktu, mengubah kebijakan pembagian dividen Perseroan. Dalam
kebijakannya, Direksi Perseroan dapat mengurangi jumlah dividen yang akan dibayarkan atau tidak
melakukan pembayaran dividen sama sekali.

Pembayaran dividen di masa yang akan datang akan bergantung pada berbagai faktor, antara lain
pada:
- laba ditahan, kinerja operasional dan keuangan, kondisi keuangan, kondisi likuiditas, prospek
bisnis di masa yang akan datang, kebutuhan kas, peluang bisnis; dan
- kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku serta faktor lain yang dianggap
relevan oleh Direksi.

Tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan mampu membayar dividen atau akan membayar dividen
atau keduanya di masa yang akan datang.

Dividen akan dibayarkan dalam Rupiah. Pemegang saham pada recording date akan memperoleh hak
atas dividen dalam jumlah penuh dan dikenakan pajak penghasilan yang berlaku dalam ketentuan
perpajakan di Indonesia. Dividen yang diterima oleh pemegang saham dari luar Indonesia akan
dikenakan pajak penghasilan sesuai dengan ketentuan perpajakan di Indonesia.

Para pemegang saham baru yang berasal Penawaran Umum ini akan memperoleh hak-hak yang
sama dan sederajat dengan pemegang saham lama Perseroan, termasuk hak untuk menerima
dividen.

Perseroan telah mendapatkan persetujuan dari seluruh krediturnya yang kemudian mencabut dan
menyatakan tidak berlaku atas ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Kredit yang memberikan
pembatasan-pembatasan pembagian dividen.

163
163
XIII. PERPAJAKAN

A. Perpajakan Untuk Pemegang Saham

Pajak Penghasilan atas dividen saham dikenakan sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku. Berdasarkan Pasal 4 ayat 3 huruf (f) Undang-undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1983
tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang No. 36 Tahun
2008 (berlaku efektif 1 Januari 2009), penerima dividen atau pembagian keuntungan yang diterima
oleh Perseroan Terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, Badan Usaha Milik Negara atau
Badan Usaha Milik Daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat
kedudukan di Indonesia juga tidak termasuk sebagai Objek Pajak Penghasilan sepanjang seluruh
syarat-syarat di bawah ini terpenuhi:
Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan
Bagi Perseroan Terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang
menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah
25% dari jumlah modal yang disetor.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 234/PMK.03/2009 tanggal 29


Desember 2009 tentang Bidang Penanaman Modal Tertentu Yang Memberikan Penghasilan Kepada
Dana Yang Dikecualikan Sebagai Objek Pajak maka penghasilan yang diterima atau diperoleh dana
pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan dari penanaman modal antara lain
berupa dividen dari saham pada Perseroan terbatas yang tercatat pada bursa efek di Indonesia tidak
termasuk sebagai objek Pajak Penghasilan.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah No. 41 Tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan
Saham di Bursa Efek dan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak No. SE-06/PJ.4/1997 tanggal 20 Juni
1997 perihal Pelaksanaan Pemungutan Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan
Saham di Bursa Efek, ditetapkan sebagai berikut:
1. Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi dan badan dari transaksi penjualan
saham di Bursa Efek dipungut Pajak Penghasilan sebesar 0,1% dari jumlah bruto nilai transaksi
dan bersifat final. Pembayaran Pajak Penghasilan yang terutang dilakukan dengan cara
pemotongan oleh penyelenggara Bursa Efek melalui perantara pedagang efek pada saat
pelunasan transaksi penjualan saham;
2. Pemilik saham pendiri dikenakan tambahan Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 0,5%
dari nilai saham perusahaan yang dimilikinya pada saat Penawaran Umum;
3. Penyetoran tambahan Pajak Penghasilan dilakukan oleh Perseroan atas nama masing-masing
pemilik saham pendiri dalam jangka waktu selambat-lambatnya 1 bulan setelah saham tersebut
diperdagangkan di Bursa Efek. Namun, apabila pemilik saham pendiri tidak memilih untuk
memenuhi kewajiban perpajakan dengan cara membayar tambahan Pajak Penghasilan final 0,5%
tersebut, maka penghitungan Pajak Penghasilan atas keuntungan penjualan saham pendiri
dilakukan berdasarkan tarif Pajak Penghasilan yang berlaku umum sesuai dengan Pasal 17
Undang-undang No. 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang
No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2009 tentang Pajak Penghasilan Atas Dividen
Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri, maka penghasilan berupa
dividen yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dikenai Pajak
Penghasilan sebesar 10% dari jumlah bruto dan bersifat final.

Dividen yang dibayarkan kepada Wajib Pajak Dalam Negeri (termasuk Bentuk Usaha Tetap) yang
tidak memenuhi ketentuan Pasal 4 ayat 3 huruf (f) Undang-undang Republik Indonesia No. 7 Tahun
1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang No. 36

164
164
Tahun 2008 di atas, maka atas pembayaran dividen tersebut dikenakan pemotongan Pajak
Penghasilan Pasal 23 sebesar 15% dari jumlah bruto sebagaimana diatur di dalam Pasal 23 ayat (1)
Undang-undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008. Lebih lanjut, sesuai ketentuan Pasal 23 ayat (1a) maka
apabila Wajib Pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan dividen tersebut tidak memiliki
Nomor Pokok Wajib Pajak, besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100% dari tarif yang
semula dimaksud atau sebesar 30% dari penerimaan brutonya.

Besarnya tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak orang pribadi dalam negeri berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat (2c) Undang-undang No. 36
Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen yang
dibagikan kepada Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri adalah paling tinggi sebesar 10% (sepuluh
persen) dan bersifat final. Penetapan mengenai besarnya tarif tersebut berdasarkan ketentuan Pasal
17 ayat (2d) diatur dengan Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2009 tentang Pajak Penghasilan atas
Dividen yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri.

Dividen yang dibayarkan kepada Wajib Pajak Luar Negeri akan dikenakan tarif 20% dari kas yang
dibayarkan (dalam hal dividen tunai) atau 20% dari nilai pari (dalam hal dividen saham) atau tarif
yang lebih rendah dalam hal pembayaran dividen dilakukan kepada mereka yang merupakan
penduduk dari suatu Negara yang telah menandatangani Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda
(P3B) dengan Indonesia, dengan memenuhi ketentuan sebagaimana diatur di dalam Peraturan
Direktur Jenderal Pajak No. PER-61/PJ/2009 tentang Tata Cara Penerapan Persetujuan Penghindaran
Pajak Berganda, sebagaimana telah diubah dengan PER-24/PJ/2010.

Agar Wajib Pajak Luar Negeri (WPLN) tersebut dapat menerapkan tarif sesuai P3B, maka sesuai
dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-61/PJ/2009 tentang Tata Cara Penerapan
Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda, sebagaimana telah diubah dengan PER-24/PJ/2010, Wajib
Pajak Luar Negeri diwajibkan untuk melampirkan Surat Keterangan Domisili (SKD) / Certificate of
Domicile of Non Resident for Indonesia Tax Withholding yaitu:
1. Form-DGT 1 atau;
2. Form-DGT 2 untuk bank dan WPLN yang menerima atau memperoleh penghasilan melalui
kustodian sehubungan dengan penghasilan dari transaksi pengalihan saham atau obligasi
yang diperdagangkan atau dilaporkan di pasar modal di Indonesia selain bunga dan dividen
serta WPLN yang berbentuk dana pensiun yang pendiriannya sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan di negara mitra dan merupakan subjek pajak di negara mitra.
3. Form SKD yang lazim diterbitkan oleh negara mitra dalam hal Competent Authority di negara
mitra tidak berkenan menandatangani Form DGT-1 / DGT-2, dengan syarat:
Form SKD tersebut diterbitkan menggunakan Bahasa Inggris;
Diterbitkan pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010;
Berupa dokumen asli atau dokumen fotokopi yang telah dilegalisasi oleh Kantor
Pelayanan Pajak tempat salah satu Pemotong/Pemungut Pajak terdaftar sebagai
Wajib Pajak;
sekurang-kurangnya mencantumkan informasi mengenai nama WPLN; dan
mencantumkan tanda tangan pejabat yang berwenang, wakilnya yang sah, atau
pejabat kantor pajak yang berwenang di negara mitra P3B atau tanda yang setara
dengan tanda tangan sesuai dengan kelaziman di negara mitra P3B dan nama
pejabat dimaksud.

Di samping persyaratan Form-DGT1 atau Form DGT-2 atau Form SKD Negara Mitra maka sesuai
dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-62/PJ/2009 tentang Pencegahan Penyalahgunaan
Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda sebagaimana telah diubah dengan PER-25/PJ/2010
tanggal 30 April 2010 maka WPLN wajib memenuhi persyaratan sebagai Beneficial Owner atau
pemilik yang sebenarnya atas manfaat ekonomis dari penghasilan.

165
165
CALON PEMBELI SAHAM DALAM PENAWARAN UMUM PERDANA INI DIHARAPKAN
UNTUK BERKONSULTASI DENGAN KONSULTAN PAJAK MASING-MASING MENGENAI
AKIBAT PERPAJAKAN YANG MUNGKIN TIMBUL DARI PEMBELIAN, PEMILIKAN
MAUPUN PENJUALAN SAHAM YANG DIBELI MELALUI PENAWARAN UMUM PERDANA
INI.

B. Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Oleh Perseroan

Sebagai Wajib Pajak, Perseroan memiliki kewajiban perpajakan untuk Pajak Penghasilan (PPh) dan
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Perseroan selalu memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai
dengan perundang-undangan dan peraturan perpajakan yang berlaku. Perseroan telah memenuhi
kewajiban untuk menyampaikan SPT untuk tahun fiskal 2011.

C. Kewajiban Perpajakan Perseroan

Kewajiban perpajakan Perseroan untuk tahun fiskal 2011 atas PPh 21, PPh 23, PPh 25, PPh pasal 4
(2), dan PPh pasal 29 telah dipenuhi oleh Perseroan. Seluruh kewajiban perpajakan Perseroan untuk
tahun fiskal 2011, telah dibayarkan oleh Perseroan.

166
166
XIV. PENJAMINAN EMISI EFEK

1. Keterangan Tentang Penjaminan Emisi Efek

Sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang dinyatakan dalam Akta Perjanjian Penjaminan Emisi
Efek Penawaran Umum Perseroan, sebagaimana termaktub dalam Akta No. 07 tanggal 12 November
2012 dan Addendum I Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 05 tanggal 21 Desember 2012, yang
seluruhnya dibuat di hadapan Dewi Sukardi, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Tangerang, Para
Penjamin Emisi Efek yang namanya tercantum di bawah ini secara sendiri-sendiri menyetujui untuk
menawarkan dan menjual saham baru yang dikeluarkan dari portepel kepada masyarakat sebesar
bagian penjaminannya masing-masing dengan kesanggupan penuh (full commitment) sebesar 100%
(seratus persen) dari jumlah saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini yaitu sebesar
550.000.000 (lima ratus lima puluh juta) saham biasa atas nama baru (saham baru) sehingga
mengikatkan diri untuk membeli sisa saham yang tidak habis terjual dengan Harga Penawaran pada
tanggal penutupan Masa Penawaran.

Perjanjian Emisi Efek ini menghapuskan perikatan sejenis baik tertulis maupun tidak tertulis yang
telah ada sebelumnya dan yang akan ada dikemudian hari antara Perseroan dengan Penjamin Emisi
Efek.

Selanjutnya para Penjamin Emisi Efek yang ikut serta dalam Penjaminan Emisi Saham Perseroan telah
sepakat untuk melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai dengan Peraturan Bapepam-LK
No.IX.A.7, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011
tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam
Penawaran Umum.

Penjamin Emisi Efek menyatakan menjamin secara kesanggupan penuh (full commitment) terhadap
Penawaran Umum ini. Adapun susunan dan jumlah porsi penjaminan serta persentase dari anggota
sindikasi penjaminan emisi dalam Penawaran Umum Perseroan adalah sebagai berikut:

Porsi Penjaminan
No. Penjamin Emisi
Jumlah Saham Rp %

Penjamin Pelaksana Emisi Efek:


1 PT Valbury Asia Securities 544.054.000 100.649.990.000 98,92%

Penjamin Emisi Efek:


1 PT Brent Securities 411.000 76,035,000 0,07%
2 PT Erdikha Elit Sekuritas 800.000 148,000,000 0,15%
3 PT Inti Fikasa Securindo (terafiliasi) 750.000 138,750,000 0,14%
4 PT Magenta Kapital Indonesia (terafiliasi) 460.000 85,100,000 0,08%
5 PT Minna Padi Investama Tbk 160.000 29,600,000 0,03%
6 PT Panca Global Securities Tbk 1.200.000 222,000,000 0,22%
7 PT Phillip Securities Indonesia 65.000 12,025,000 0,01%
8 PT Reliance Securities Tbk 1.400.000 259,000,000 0,25%
9 PT Yulie Sekurindo Tbk 700.000 129,500,000 0,13%

Jumlah 550.000.000 101.750.000.000 100,00%

167
167
Berdasarkan UUPM, yang dimaksud dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa adalah sebagai
berikut:
a. hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara
horizontal maupun vertikal;
b. hubungan antara satu pihak dengan pegawai, direktur atau komisaris dari pihak tersebut;
c. hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat 1 (satu) atau lebih anggota direksi atau
komisaris yang sama;
d. hubungan antara perusahaan dengan suatu pihak baik langsung maupun tidak langsung,
mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut;
e. hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan baik langsung maupun tidak langsung,
oleh pihak yang sama; atau
f. hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama.

Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan para Penjamin Emisi Efek, serta Lembaga dan Profesi Penunjang
Pasar Modal dengan tegas menyatakan tidak terafiliasi dengan Perseroan baik langsung maupun tidak
langsung sebagaimana didefinisikan sebagai ―Afiliasi‖ dalam UUPM.

2. Penentuan Harga Penawaran Pada Pasar Perdana

Harga penawaran untuk saham ini ditentukan berdasarkan hasil kesepakatan dan negosiasi Perseroan
dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek dengan mempertimbangkan hasil penawaran awal ( bookbuilding).
Adapun indikasi jadwal untuk periode masa penawaran awal ( Bookbuilding) adalah antara tanggal 18
Desember 2012 sampai dengan tanggal 19 Desember 2012.

Dalam masa bookbuilding, kisaran harga terendah yang digunakan adalah Rp150,- (seratus lima
puluh Rupiah) per saham, sedangkan harga tertinggi yang digunakan adalah sebesar Rp200,- (dua
ratus Rupiah) per saham. Dengan mempertimbangkan hasil bookbulding yang telah dilakukan oleh
para Penjamin Emisi Efek dengan melakukan kegiatan penjajakan kepada para investor, ditetapkan
Harga Penawaran sebesar Rp185,- (seratus delapan puluh lima Rupiah) per saham dengan
mempertimbangkan berbagai faktor seperti berikut:

Penetapan Harga Penawaran sebesar Rp185,- (seratus delapan puluh lima Rupiah) juga
mempertimbangkan hasil bookbuilding yang telah dilakukan Penjamin Pelaksana Emisi Efek dengan
melakukan penjajakan kepada para investor di pasar domestik dengan pertimbangan sebagai berikut:
- Kondisi pasar pada saat bookbuilding dilakukan;
- Permintaan investor;
- Permintaan dari calon investor yang berkualitas atau Quality Institutional Buyer (QIB);
- Kinerja keuangan Perseroan;
- Data dan informasi mengenai Perseroan, kinerja Perseroan, sejarah singkat, prospek usaha dan
keterangan mengenai industri energi di Indonesia;
- Penilaian terhadap direksi dan manajemen, operasi atau kinerja Perseroan, baik di masa lampau
maupun pada saat ini, serta prospek usaha dan prospek pendapatan di masa mendatang;
- Status dari perkembangan terakhir Perseroan;
- Faktor-faktor di atas dalam kaitannya dengan penentuan nilai pasar dan berbagai metode
penilaian untuk beberapa perusahaan yang bergerak di bidang yang sejenis dengan Perseroan;
- Penilaian berdasarkan rasio perbandingan P/E dari beberapa perusahaan publik yang tercatat di
Bursa Efek regional yang dapat dijadikan perbandingan; dan
- Mempertimbangkan kinerja saham di pasar sekunder.

Tidak dapat dijamin atau dipastikan, bahwa setelah Penawaran Umum ini, harga Saham Perseroan
akan terus berada di atas Harga Penawaran atau perdagangan Saham Perseroan akan terus
berkembang secara aktif di Bursa dimana Saham tersebut dicatatkan.

168
168
XV. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL DALAM
RANGKA PENAWARAN UMUM

Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang berperan dalam Penawaran Umum ini adalah
sebagai berikut:

Kantor Akuntan Publik


KAP Tjahjadi & Tamara
Gedung Jaya Lantai 4, Jl. M.H. Thamrin no. 12, Jakarta 10340
Telp. : 62-21 3917 166
Faks. : 62-21 2300 586

No. STTD : 62/BL/STTD-AP/2009 atas nama Roy Tamara tanggal 20 Maret 2009
Asosiasi profesi : IAPI
Standar profesi : Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan oleh IAPI
Surat Penunjukan : No. 145/RT/VII/2012 tanggal 24 Juli 2012

Tugas pokok akuntan publik adalah melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang
ditetapkan oleh IAPI. Standar tersebut mengharuskan akuntan publik untuk merencanakan dan
melaksanakan audit agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah
saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung
jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip
akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian
terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.

Konsultan Hukum
SHM Partnership
Plaza Great River Lt. 14, Jl. H.R. Rasuna Said Kav.X-2 no. 1, Jakarta Selatan 12950
Telp. : 62-21 5793 8818 / 8819
Faks. : 62-21 5793 8820

No. STTD : 475/PM/STTD-KH/2003 atas nama Wahyudi Susanto, S.H. tanggal 3


Februari 2003
No. Anggota HKHPM : Wahyudi Susanto, S.H. – 200231
Pedoman Kerja : Standar Profesi Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal, lampiran
keputusan HKHPM No. PTJ.PANKUM/544-/PH/1999 tanggal 2 Februari
1999.
Surat Penunjukan : No. 267/VII/shmp/ltr/2012 tertanggal 31 Juli 2012

Tugas utama dari Konsultan Hukum dalam rangka Penawaran Umum ini adalah melakukan
pemeriksaan dari segi hukum secara independen, sesuai dengan norma atau Standar Profesi dan
kode etik konsultan hukum dan memberikan laporan pemeriksaan dari segi hukum atas fakta yang
ada mengenai Perseroan yang disampaikan oleh Perseroan kepada Konsultan Hukum. Hasil
pemeriksaan Konsultan Hukum tersebut telah dimuat dalam Laporan Uji Tuntas dari Segi Hukum
yang merupakan penjelasan atas Perseroan dan menjadi dasar dan bagian yang tidak terpisahkan
dari Pendapat Hukum yang diberikan secara obyektif dan mandiri.

169
169
Penilai
KJPP Herly, Ariawan & Rekan
Jl. Hayam Wuruk No. 4P, Jakarta Pusat 10120
Telp. : 62-21 3448 348, 3840 250
Faks. : 62-21 3480 630

No. STTD : 12/BL/STTD-P/A/2006 atas nama Ir. Achmad Ariawan, MAPPI (Cert.)
tanggal 22 Desember 2006
No. Asosiasi MAPPI : 96-S-00727
Pedoman Kerja : Standar Penilaian Indonesia (SPI – 2007) dan Kode Etik Penilai Indonesia
(KEPI).
Surat Penunjukan : No. Pr.AV.394/HAR/SGL/VIII/12, Pr.AV.395/HAR/TIM/VIII/12, Pr.AV.396/
HAR/CN/VIII/12, Pr.AV.397/HAR/BBS/VIII/12, Pr.AV.398/HAR/PN/VIII/12
dan Pr.AV.399/HAR/CMU/VIII/12 tanggal 03 Agustus 2012

Tugas utama dari Perusahaan Penilai dalam rangka Penawaran Umum ini sesuai dengan Standar
Profesi dan Peraturan Pasar Modal yang berlaku, meliputi pemeriksaan secara langsung pada lokasi-
lokasi usaha Perseroan serta melakukan penilaian berdasarkan ‖NILAI PASAR‖ atas aktiva tetap yang
dimiliki dan atau dikuasai Perseroan per tanggal 30 Juni 2012 yang terdiri atas: tanah, bangunan-
bangunan, sarana pelengkap, mesin pelengkap bangunan, peralatan hotel dan inventaris serta
kendaraan yang terletak diberbagai wilayah di Indonesia. Dalam melaksanakan tugas penilaian untuk
mengungkapkan Nilai Pasar, perusahaan Penilai senantiasa mengacu pada Standar Penilaian
Indonesia (SPI-2007) dan Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI).

Notaris
Dewi Sukardi, S.H., M.Kn.
Ruko Crystal 2 No.38, Jl.Kelapa Gading Selatan Gading Serpong, Tangerang 15810
Telp. : 62-21 5420 0084
Faks. : 62-21 5420 0084

No. STTD : 319/BL/STTD-N/PM/2010 atas nama Dewi Sukardi, S.H., M.Kn tanggal 14
Juni 2010
No. Asosiasi : 013.001.74.071274
Pedoman Kerja : Peraturan Jabatan Notaris dan Kode Etik Notaris
Surat Penunjukan : No. 06/Not-DS/X/2012 tanggal 15 Oktober 2012

Ruang lingkup tugas Notaris selaku profesi penunjang dalam Penawaran Umum antara lain adalah
menyiapkan dan membuatkan akta-akta sehubungan dengan Penawaran Umum, antara lain
perubahan seluruh Anggaran Dasar Perseroan, Perjanjian Penjaminan Emisi dan Perjanjian
Pengelolaan Administrasi Efek.

170
170
Biro Administrasi Efek
PT Adimitra Transferindo
Komp. Pertokoan Pulomas Blok VIII no. 1 Jl. Perintis Kemerdekaan Jakarta 13210
Telp. : 62-21 4788 1515
Faks. : 62-21 4709 697

Asosiasi : Anggota Asosiasi Biro Administrasi Efek Indonesia (ABI) berdasarkan


Surat Keterangan No. ABI/VII/2010-003
Pedoman Kerja : Peraturan Pasar Modal dan Bapepam dan LK.
Surat Penunjukan : Akta Pengelolaan Administrasi Saham No. 06 tanggal 12 November 2012

Pemberian izin usaha kepada PT Adimitra Transferindo berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia No. 1400/KMK.010/1990 tanggal 3 November 1990.

Ruang lingkup tugas BAE dalam rangka Penawaran Umum ini, sesuai dengan Standar Profesi dan
Peraturan Pasar Modal yang berlaku, meliputi penerimaan pemesanan saham berupa Daftar
Pemesanan Pembelian Saham (DPPS) dan Formulir Pemesanan dan Pembelian Saham (FPPS) yang
telah dilengkapi dengan dokumen sebagaimana disyaratkan dalam pemesanan pembelian saham dan
telah mendapat persetujuan dari Penjamin Emisi sebagai pemesanan yang diajukan untuk diberikan
penjatahan saham, serta melakukan administrasi pemesanan dan pembelian saham sesuai dengan
aplikasi yang tersedia pada BAE. Penjamin Pelaksana Emisi bersama-sama dengan BAE, memiliki hak
untuk menolak pemesanan yang tidak memenuhi persyaratan pemesanan yang berlaku. Dalam hal
terjadinya pemesanan yang melebihi jumlah saham yang ditawarkan, BAE melakukan proses
penjatahan sesuai dengan rumus penjatahan yang ditetapkan oleh Manajer Penjatahan, mencetak
Formulir Konfirmasi Penjatahan dan menyiapkan laporan penjatahan. BAE juga bertanggung jawab
menerbitkan Surat Kolektif Saham (SKS), apabila diperlukan, dan menyusun laporan Penawaran
Umum Perdana sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Para Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka Penawaran Umum ini
menyatakan tidak mempunyai hubungan Afiliasi baik langsung maupun tidak langsung
dengan Perseroan sebagaimana didefinisikan dalam UUPM.

171
171
XVI. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM

Berikut ini merupakan salinan pendapat dari segi hukum mengenai segala sesuatu yang berkaitan
dengan Penawaran Umum Perdana Saham, yang disusun oleh Konsultan Hukum SHM Partnership.

172
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
Halaman ini sengaja dikosongkan

192
XVII. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK

Berikut ini disajikan laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk periode-
periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 dan 2011, serta untuk tahun-tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, dan 2009, beserta laporan auditor independen
terkait.

Laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk periode 6 (enam) bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 telah diaudit oleh KAP Tjahjadi & Tamara, akuntan publik
independen, berdasarkan standar auditing yang telah ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat Wajar
Tanpa Pengecualian.

Laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2011 telah diaudit oleh KAP Tjahjadi & Tamara, akuntan publik independen,
berdasarkan standar auditing yang telah ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat Wajar Tanpa
Pengecualian, dengan paragraf penjelasan mengenai penerapan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No. 38 (Revisi 2004), ―Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali‖ dan
menyajikan kembali laporan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2010 dan 2009 atas perubahan tersebut seolah-olah Perseroan dan Entitas Anak telah
bergabung sejak permulaan periode yang disajikan.

Laporan keuangan Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan
2009, telah diaudit oleh KAP Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan, akuntan publik
independen, berdasarkan standar auditing yang telah ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat Wajar
Tanpa Pengecualian.
.

190
193
Halaman ini sengaja dikosongkan

194
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk
DAN ENTITAS ANAK

Laporan Keuangan Konsolidasian


Beserta Laporan Auditor Independen
Pada Tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011
Dengan Angka Perbandingan Pada Tanggal 31 Desember 2010,
2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008 dan Untuk Periode
Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 dan 2011
(Tidak Diaudit) dan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2011, 2010 dan 2009)

195
Halaman ini sengaja dikosongkan

196
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
PADA TANGGAL 30 JUNI 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 DAN
DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN
1 JANUARI 2009/31 DESEMBER 2008 DAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009)

DAFTAR ISI

Halaman

Surat Pernyataan Direksi

Laporan Auditor Independen

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian.............…….……………….……………..…………….………… 1-3

Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian....................……………………………………………… 4-5

Laporan Perubahan Ekuitas (Defisiensi Modal) Konsolidasian………………………………….…………. 6-7

Laporan Arus Kas Konsolidasian..............……………………………………………………........................ 8

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian..............……………………………….............................. 9-80

Informasi Keuangan Tambahan...............................................................................................................81-85

*********************

197
Halaman ini sengaja dikosongkan

198
SURAT PERNYATAAN DIREKSI
TENTANG
TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 30 JUNI 2012 DAN 31 DESEMBER 2011
DAN UNTUK PERIODE ENAMB BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2012 DAN
TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
DAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2011 (TIDAK
DIAUDIT) DAN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010)
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK

Kami yang bertandatangan dibawah ini

1. Nama : Frans Faizal Hasjim


Alamat kantor : The Bellezza Shopping Arcade suite 130-131
Jl. Letjen. Soepeno No. 34, Arteri Permata Hijau, Jakarta
12210
Alamat domisili sesuai KTP : Apt.Somerset Permata Hijau N 2902 Rt. 002/ 002
Atau kartu identitas lain/ Kel. Grogol Utara Kec. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan
Nomor Telepon : (021) 25675505
Jabatan : Direktur Utama

2. Nama : Bhakti Salim


Alamat kantor : Jl. Panjang No. 10 Kebun Jeruk
Jakarta Barat 11530
Alamat domisili sesuai KTP : Taman Kebun Jeruk QVI/4 Rt.006 Rw. 006
Atau kartu identitas lain/ Srengseng-Kembangan, Jakarta barat
Nomor Telepon : (021) 5300689
Jabatan : Direktur

Menyatakan bahwa :
1. Kami bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian
PT Saraswati Griya Lestari Tbk dan Entitas Anak;
2. Laporan keuangan konsolidasian PT Saraswati Griya Lestari Tbk dan Entitas Anak telah
disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia;
3. a. Semua informasi dalam laporan keuangan konsolidasian PT Saraswati Griya Lestari Tbk dan
Entitas Anak telah dimuat secara lengkap dan benar;
b. Laporan keuangan konsolidasian PT Saraswati Griya Lestari Tbk dan Entitas Anak tidak
mengandung informasi atau fakta material yang tidak benar, dan tidak menghilangkan
informasi atau fakta material;
4. Kami bertanggung jawab atas sistem pengendalian internal PT Saraswati Griya Lestari Tbk dan
Entitas Anak.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Atas nama dan mewakili Direksi

Frans Faizal Hasjim Bhakti Salim


Direktur Utama Direktur

Jakarta, 12 Desember 2012

199
Halaman ini sengaja dikosongkan

200
Laporan Auditor Independen

Laporan No. 0291/T&T-GA/RT/2012

Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi


PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk

Kami telah mengaudit laporan posisi keuangan konsolidasian PT Saraswati Griya Lestari Tbk
(“Perusahaan”) dan Entitas Anak (“Grup”) tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, serta laporan
laba rugi komprehensif konsolidasian, laporan perubahan ekuitas (defisiensi modal) konsolidasian dan
laporan arus kas konsolidasian untuk periode dan tahun yang berakhir pada tanggal tersebut.
Laporan keuangan konsolidasian adalah tanggung jawab manajemen Perusahaan. Tanggung jawab
kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan konsolidasian berdasarkan audit
kami. Laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010,
2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008 diaudit oleh auditor independen lain, yang dalam
laporannya masing-masing bertanggal 12 Juli 2011 menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian
atas laporan keuangan konsolidasian tersebut. Kami juga mengaudit penyesuaian yang dijelaskan
pada Catatan 32 atas laporan keuangan yang digunakan untuk menyajikan kembali laporan
keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1
Januari 2009/31 Desember 2008. Menurut pendapat kami, penyesuaian tersebut wajar dan telah
diterapkan dengan semestinya. Namun, kami tidak membuat perikatan untuk melakukan audit, reviu,
atau menetapkan prosedur apapun terhadap laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008 selain yang berkaitan
dengan penyesuaian tersebut, dan oleh karena itu, kami tidak menyatakan pendapat atau bentuk
keyakinan lain atas laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010,
2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008 secara keseluruhan.

Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami
memperoleh keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu
audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan
pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang
digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian
laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar yang
memadai untuk menyatakan pendapat.

Menurut pendapat kami, laporan keuangan konsolidasian yang kami sebut di atas menyajikan secara
wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan konsolidasian Grup tanggal
30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, dan hasil usaha serta arus kas konsolidasian untuk periode
enam bulan dan tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia.

201
Sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 2d, 31 dan 32 atas laporan keuangan konsolidasian,
Perusahaan mengakuisisi 99,00% kepemilikan saham pada PT Tiara Inti Mulia, PT Bina Buana
Sarana,
PT Pratika Nugraha dan PT Cakrawala Mitra Usaha, Entitas Anak, serta 99,25% kepemilikan saham
pada PT Cakrawala Usaha Nusantara, Entitas Anak dari entitas sepengendali. Perusahaan mencatat
transaksi tersebut menggunakan metode penyatuan kepemilikan sesuai dengan ketentuan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 38 (Revisi 2004), “Akuntansi Restrukturisasi Entitas
Sepengendali” (PSAK 38). Oleh karena itu, laporan keuangan Perusahaan untuk tahun yang berakhir
pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008 telah disajikan
kembali seolah-olah Perusahaan dan Entitas Anak telah bergabung sejak permulaan periode yang
disajikan.

Grup telah menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku efektif sejak tanggal
1 Januari 2012 sebagaimana diungkapkan pada Catatan 2 atas laporan keuangan konsolidasian.

Kami tidak mengaudit laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, laporan perubahan ekuitas
(defisiensi modal) konsolidasian serta laporan arus kas konsolidasian untuk periode enam bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni 2011 yang disajikan untuk tujuan perbandingan, oleh karena itu, kami
tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan konsolidasian tersebut.

Audit kami laksanakan dengan tujuan untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan. Informasi keuangan tambahan PT Saraswati Griya Lestari Tbk,
entitas induk saja, pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008 dan
untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 dan tahun yang berakhir pada
tanggal-tanggal 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008, disajikan untuk tujuan analisis tambahan
dan bukan merupakan bagian laporan keuangan konsolidasian yang diharuskan menurut Standar
Akuntansi Keuangan di Indonesia. Informasi keuangan tambahan tersebut, telah menjadi objek
prosedur audit yang kami terapkan dalam audit atas laporan keuangan konsolidasian dan menurut
pendapat kami, disajikan secara wajar dalam semua hal yang material, berkaitan dengan laporan
keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

Sebelum laporan ini, kami telah menerbitkan laporan auditor independen No. 0267/T&T-GA/RT/2012
tanggal 25 Oktober 2012 dan 0286/T&T-GA/RT/2012 tanggal 6 Desember 2012 atas laporan
keuangan konsolidasian PT Saraswati Griya Lestari Tbk (“Perusahaan”) dan Entitas Anak (secara
bersama disebut “Grup”) untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012.
Sehubungan dengan keterbukaan informasi, sehubungan dengan rencana Penawaran Umum Saham
Perdana dan untuk memenuhi persyaratan Bapepam-LK, Perusahaan telah menerbitkan kembali
laporan keuangan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012.

TJAHJADI & TAMARA

Roy Tamara
Izin Akuntan Publik No. AP.0169
12 Desember 2012

202
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 Juni 2012 Dan 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan 31 Desember 2010, 2009
dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

31 Desember 1 Januari 2009/


30 Juni 31 Desember
Catatan 2012 2011 2010 2009 2008
________________

ASET

ASET LANCAR
Kas dan setara kas 2e,2l,2q,4,29,34 8.489.486.379 3.148.373.800 5.483.209.086 190.398.143 130.129.997
Piutang usaha 2f,2l,5,34
Pihak ketiga 876.113.409 771.899.462 53.076.718 56.582.365 104.015.513
Piutang non-usaha 2i,2l,6,34
Pihak ketiga 10.522.494 11.973.004 3.895.919 35.305.434 351.026
Pihak berelasi 8a 13.735.544.484 - 9.385.027.664 776.089.182 127.927.722
Persediaan 2g,3,7,18 32.334.931.907 26.721.634.071 9.107.043 10.172.458 13.347.626
Pajak dibayar di muka 2r,17a 19.123.295.692 17.205.163.586 2.296.632.840 25.350.000 2.500.000
Uang muka dan biaya dibayar
di muka 2h,9 2.869.871.750 1.065.843.159 679.583.484 136.798.698 643.107.411

Jumlah Aset Lancar 77.439.766.115 48.924.887.082 17.910.532.754 1.230.696.280 1.021.379.295

ASET TIDAK LANCAR


Aset tetap - setelah dikurangi
akumulasi penyusutan
sebesar Rp11.119.891.066
pada 30 Juni 2012,
Rp7.538.069.395 pada
31 Desember 2011,
Rp4.135.228.314 pada
31 Desember 2010 dan
Rp2.978.990.578 pada
31 Desember 2009,
Rp2.080.900.358 pada
31 Desember 2008 2j,3,10 574.976.787.232 414.128.780.470 136.640.173.818 7.575.772.964 6.558.467.738
Aset pajak tangguhan 2s,3,17d 600.505.055 1.622.614.057 671.980.017 847.353.772 780.562.679
Sewa hak atas tanah 2k,11 80.151.962.735 80.333.098.516 54.684.345.000 45.224.000.000 -
Aset lain-lain 714.146.360 714.146.360 - - 13.500.000

Jumlah Aset Tidak Lancar 656.443.401.382 496.798.639.403 191.996.498.835 53.647.126.736 7.352.530.417

JUMLAH ASET 733.883.167.497 545.723.526.485 209.907.031.589 54.877.823.016 8.373.909.712

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
1

203
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
30 Juni 2012 Dan 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan 31 Desember 2010, 2009
dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

31 Desember 1 Januari 2009/


30 Juni 31 Desember
Catatan 2012 2011 2010 2009 2008
________________

LIABILITAS DAN EKUITAS


(DEFISIENSI MODAL)

LIABILITAS JANGKA
PENDEK
Utang bank jangka pendek 2l,2o,2q,12,29,34 1.875.432.095 1.870.907.646 72.776.653 - -
Utang kontraktor dan usaha
Pihak ketiga 2l,2n,13,34 67.173.547.914 68.919.607.500 11.605.334.207 181.778.831 181.133.257
Utang non-usaha 2l,2i,14,34
Pihak ketiga 12.669.571.596 14.938.063.932 1.134.175.000 - -
Pihak berelasi 8b 95.824.369.511 63.497.908.035 68.131.309.144 55.917.045.622 8.290.603.151
Uang muka penjualan 2q,15,29 70.678.698.352 56.589.800.534 24.524.060.109 94.000.000 -
Biaya masih harus dibayar 2l,16,34 8.095.702.334 5.823.055.806 553.885.796 135.513.122 68.970.176
Utang pajak 2s,17b 2.263.699.847 1.348.949.900 581.163.372 57.435.469 22.078.801
Bagian utang pembiayaan
konsumen yang jatuh
tempo dalam satu tahun 2l,2o,19,34 1.196.063.219 1.069.911.458 771.336.480 - -
Bagian utang bank jangka panjang
yang jatuh tempo dalam
satu tahun 2l,2o,18,34 44.357.467.157 26.549.777.426 1.300.000.008 - -

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 304.134.552.025 240.607.982.237 108.674.040.769 56.385.773.044 8.562.785.385

LIABILITAS JANGKA PANJANG


Utang bank jangka panjang -
setelah dikurangi bagian
yang jatuh tempo dalam
satu tahun 2l,2o,18,34 268.716.702.809 219.251.646.836 108.514.495.168 - -
Utang pembiayaan konsumen -
setelah dikurangi bagian
yang jatuh tempo dalam
satu tahun 2l,2o,19,34 391.645.019 1.039.569.988 1.177.054.276 - -
Liabilitas imbalan kerja karyawan 2p,20 4.210.821.936 2.988.574.021 842.159.737 116.655.152 38.162.191

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 273.319.169.764 223.279.790.845 110.533.709.181 116.655.152 38.162.191

JUMLAH LIABILITAS 577.453.721.789 463.887.773.082 219.207.749.950 56.502.428.196 8.600.947.576

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
2

204
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
30 Juni 2012 Dan 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan 31 Desember 2010, 2009
Dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

31 Desember 1 Januari 2009/


30 Juni 31 Desember
Catatan 2012 2011 2010 2009 2008
________________

EKUITAS (DEFISIENSI MODAL)

EKUITAS YANG DAPAT


DIATRIBUSIKAN KEPADA
PEMILIK ENTITAS INDUK

Modal saham - nilai nominal


per saham Rp100
pada 30 Juni 2012 dan
31 Desember 2011,
Rp500.000 pada 31 Desember
2010 dan 31 Desember 2009
Modal dasar - 4.700.000.000 saham
pada 30 Juni 2012 dan
31 Desember 2011,
16.000 saham pada
31 Desember 2010 dan
31 Desember 2009
Modal ditempatkan dan disetor
Penuh 1.260.000.000 saham
pada 31 Juni 2012 dan
31 Desember 2011 dan
4.000 saham pada
31 Desember 2010,
31 Desember 2009 dan
31 Desember 2008 21 126.000.000.000 126.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000
Uang muka setoran modal 21 90.000.000.000 - - - -
Selisih nilai transaksi restrukturisasi
entitas sepengendali 2d,31 (12.521.821.068) (12.521.821.068) - - -
Proforma ekuitas dari transaksi
restrukturisasi entitas
sepengendali 2c,32 - - (5.705.357.866) (670.580.879) 81.588.554
Defisit (48.514.289.701) (33.118.289.548) (2.074.539.276) (2.576.822.556) (2.354.519.979)

Sub-jumlah 154.963.889.231 80.359.889.384 (5.779.897.142) (1.247.403.435) (272.931.425)

KEPENTINGAN NON-
PENGENDALI 2c,26 1.465.556.477 1.475.864.019 (3.520.821.219) (377.201.745) 45.893.561

JUMLAH EKUITAS
(DEFISIENSI MODAL) 156.429.445.708 81.835.753.403 (9.300.718.361) (1.624.605.180) (227.037.864)

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS


(DEFISIENSI MODAL) 733.883.167.497 545.723.526.485 209.907.031.589 54.877.823.016 8.373.909.712

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
3

205
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir
Pada Tanggal 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

30 Juni 31 Desember

Catatan 2012 2011 2011 2010 2009

PENDAPATAN 2u,2w,22,30 15.377.992.195 2.984.329.917 12.537.647.348 5.481.161.449 2.292.982.361

BEBAN POKOK PENDAPATAN 2v,23 6.692.665.001 1.058.206.712 5.546.215.489 1.427.143.432 831.034.750

LABA BRUTO 8.685.327.194 1.926.123.205 6.991.431.859 4.054.018.017 1.461.947.611

BEBAN USAHA
Pemasaran 2v,8c,24 993.224.742 1.908.506.000 4.105.123.210 3.184.139.798 195.485.668
Umum dan administrasi 2v,8c,25 15.892.586.688 9.967.652.850 31.745.177.879 10.231.191.955 2.748.140.415

Jumlah Beban Usaha 16.885.811.430 11.876.158.850 35.850.301.089 13.415.331.753 2.943.626.083

RUGI USAHA (8.200.484.236) (9.950.035.645) (28.858.869.230) (9.361.313.736) (1.481.678.472)

PENGHASILAN (BEBAN)
LAIN-LAIN
Pendapatan jasa giro 16.645.274 17.980.619 40.699.700 37.516.300 1.511.065
Beban bunga (3.677.295.725) (683.233.927) (1.641.243.458) (1.070.800.966) -
Administrasi bank (5.422.766) (2.645.500) (45.295.182) (14.919.432) (2.443.000)
Laba (rugi) selisih kurs
- bersih (2.015.146.005) (1.346.408.838) (2.151.357.149) 1.061.918.154 23.447.000
Penyesuaian atas perubahan
kepemilikan kepentingan
non-pengendali - (4.275.489.474) (4.275.489.474) - -
Lain-lain- bersih 44.629.770 11.226.489 4.051.473 96.860.254 (5.195.002)

Jumlah Penghasilan (Beban)


Lain-Lain - Bersih (5.636.589.452) (6.278.570.631) (8.068.634.090) 110.574.310 17.320.063

RUGI SEBELUM
MANFAAT (BEBAN)
PAJAK PENGHASILAN (13.837.073.688) (16.228.606.276) (36.927.503.320) (9.250.739.426) (1.464.358.409)

MANFAAT (BEBAN)
PAJAK PENGHASILAN 2r,2s,17c
Kini (677.125.005) - (59.148.430) - -
Tangguhan (1.022.109.002) 5.474.379 950.634.040 (175.373.755) 66.791.093

Manfaat (beban) pajak


penghasilan - bersih (1.699.234.007) 5.474.379 891.485.610 (175.373.755) 66.791.093

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
4

206
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN (lanjutan)
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir
Pada Tanggal 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir
Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

30 Juni 31 Desember

Catatan 2012 2011 2011 2010 2009

RUGI SEBELUM RUGI ENTITAS


ANAK PRA-AKUISISI DAN
RUGI PROFORMA DARI
TRANSAKSI
RESTRUKTURISASI
ENTITAS SEPENGENDALI (15.536.307.695) (16.223.131.897) (36.036.017.710) (9.426.113.181) (1.397.567.316)

RUGI ENTITAS ANAK PRA-


AKUISISI DARI TRANSAKSI
RESTRUKTURISASI
ENTITAS SEPENGENDALI 31 - 4.747.524.389 4.747.524.389 - -

RUGI PROFORMA DARI


TRANSAKSI
RESTRUKTURISASI
ENTITAS SEPENGENDALI 32 - - - 6.364.776.987 752.169.433

RUGI BERSIH PERIODE BERJALAN (15.536.307.695) (11.475.607.508) (31.288.493.321) (3.061.336.194) (645.397.883)

PENDAPATAN KOMPREHENSIF
LAIN - - - - -

JUMLAH RUGI KOMPREHENSIF (15.536.307.695) (11.475.607.508) (31.288.493.321) (3.061.336.194) (645.397.883)

JUMLAH RUGI KOMPREHENSIF


YANG DAPAT
DIATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik Entitas Induk (15.396.000.153) (11.418.278.347) (31.043.750.272) 502.283.280 (222.302.577)
Kepentingan non-pengendali 2c,26 (140.307.542) (57.329.161) (244.743.049) (3.563.619.474) (423.095.306)

JUMLAH (15.536.307.695) (11.475.607.508) (31.288.493.321) (3.061.336.194) (645.397.883)

LABA (RUGI) NETO PER SAHAM


DASAR 2t,27a (12,22) (11,70) (28,17) 25,11 (11,12)

LABA (RUGI) NETO PER SAHAM


DILUSIAN 2t,27b (10,92) - - - -

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
5

207
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS (DEFISIENSI MODAL) KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada
Tanggal 30 Juni 2011 (Tidak Daudit) dan Tahun Yang Berakhir
Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Proforma Ekuitas
dari Transaksi
Selisih Restrukturisasi
Modal Saham Transaksi antara
Ditempatkan Restrukturisasi Entitas
dan Disetor Entitas Sepengendali Kepentingan Jumlah Ekuitas
Catatan Penuh Uang muka Sepengendali Defisit Sub-Jumlah Non-Pengendali (Defisiensi
setoran modal Modal)
Saldo, 1 Januari 2009 2.000.000.000 - - 81.588.554 (2.354.519.979) (272.931.425) - (272.931.425)
Proforma ekuitas dari transaksi 2d,32
restrukturisasi entitas
sepengendali - - - (752.169.433) - (752.169.433) 45.893.561 (706.275.872)

208
Rugi komprehensif tahun
2009 - - - - (222.302.577) (222.302.577) (423.095.306) (645.397.883)
Saldo, 31 Desember 2009 2.000.000.000 - - (670.580.879) (2.576.822.556) (1.247.403.435) (377.201.745) (1.624.605.180)
Proforma ekuitas dari transaksi 2d,32
restrukturisasi entitas
sepengendali - - - (5.034.776.987) (5.034.776.987) 420.000.000 (4.614.776.987)
Laba (rugi) komprehensif
tahun 2010 - - - - 502.283.280 502.283.280 (3.563.619.474) (3.061.336.194)
Saldo, 31 Desember 2010 2.000.000.000 - - (5.705.357.866) (2.074.539.276) (5.779.897.142) (3.520.821.219) (9.300.718.361)
Penambahan modal disetor 116.700.000.000 116.700.000.000 4.498.148.287 121.198.148.287
Selisih nilai transaksi restrukturisasi
entitas sepengendali - - (6.816.463.203) - - (6.816.463.203) - (6.816.463.203)
Rugi komprehensif periode Juni
2011 - - - - (11.418.278.347) (11.418.278.347) (57.329.161) (11.475.607.508)
Saldo, 30 Juni 2011 (Tidak -
Diaudit) 118.700.000.000 (6.816.463.203) (5.705.357.866) (13.492.817.623) 92.685.361.308 919.997.907 93.605.359.215
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
6
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS (DEFISIENSI MODAL) KONSOLIDASIAN (lanjutan)
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada
Tanggal 30 Juni 2011 (Tidak Daudit) dan Tahun Yang Berakhir
Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Proforma
Ekuitas
Selisih Nilai dari Transaksi
Modal Saham Transaksi Restrukturisasi
Ditempatkan Restrukturisasi antara
dan Disetor Uang muka Entitas Entitas Kepentingan
Catatan Penuh setoran modal Sepengendali Sepengendali Defisit Sub-Jumlah Non-Pengendali Jumlah Ekuitas

Saldo, 31 Desember 2010 2.000.000.000 - - (5.705.357.866) (2.074.539.276) (5.779.897.142) (3.520.821.219) (9.300.718.361)


Penambahan modal disetor 21 124.000.000.000 - - - - 124.000.000.000 1.027.000.000 125.027.000.000
Penyesuaian atas perubahan 26 -
kepemilikan kepentingan
non-pengendali - - - - - 4.275.489.474 4.275.489.474

209
Proforma ekuitas dari transaksi 2d,32 -
restrukturisasi entitas
sepengendali - - 5.705.357.866 - 5.705.357.866 - 5.705.357.866
Selisih nilai transaksi restrukturisasi 2d,31 -
entitas sepengendali - (12.521.821.068) - - (12.521.821.068) (61.061.187) (12.582.882.255)
Rugi komprehensif tahun -
2011 - - - (31.043.750.272) (31.043.750.272) (244.743.049) (31.288.493.321)

Saldo, 31 Desember 2011 126.000.000.000 - (12.521.821.068) - (33.118.289.548) 80.359.889.384 1.475.864.019 81.835.753.403

Uang muka setoran modal 21 - 90.000.000.000 - - - 90.000.000.000 130.000.000 90.130.000.000

Rugi komprehensif periode Juni


2012 - - - - (15.396.000.153) (15.396.000.153) (140.307.542) (15.536.307.695)

Saldo, 30 Juni 2012 126.000.000.000 90.000.000.000 (12.521.821.068) - (48.514.289.701) 154.963.889.231 1.465.556.477 156.429.445.708

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
7 7
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir
Pada Tanggal 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir
Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain )

30 Juni 31 Desember

2011
Catatan 2012 (Tidak Diaudit) 2011 2010 2009

ARUS KAS DARI AKTIVITAS


OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan 29.362.676.066 25.939.651.279 43.884.565.029 29.914.727.205 2.434.415.509
(Pembayaran) Penerimaan
kembali untuk:
Pembayaran kas kepada
pemasok dan karyawan (19.864.622.216) (12.676.530.468) (42.794.968.738) (6.627.392.375) (1.359.502.028)
Pembayaran beban bunga
dan keuangan (17.046.027.945) (647.571.085) (37.972.510.247) (24.417.043.630) (46.077.530.900)

Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan


untuk) Aktivitas Operasi (7.547.974.095) 12.615.549.726 (36.882.913.956) (1.129.708.800) (45.002.617.419)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS


INVESTASI
Perolehan aset tetap (162.463.139.763) (172.799.223.040) (221.817.217.118) (115.218.783.808) (1.915.395.446)
Penjualan aset tetap 5.812.500 - 13.190.682 -

Kas Bersih Digunakan untuk


Aktivitas Investasi (162.457.327.263) (172.799.223.040) (221.804.026.436) (115.218.783.808) (1.915.395.446)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS


PENDANAAN
Kenaikan (penurunan) utang
kepada pihak berelasi 32.326.461.476 (29.006.908.981 ) (4.633.401.109) 12.214.263.522 46.978.281.011
Penurunan piutang
kepada pihak berelasi (13.735.544.484 ) - - - -
Peningkatan modal ditempatkan
dan disetor - 116.700.000.000 124.000.000.000 - -
Uang muka setoran modal 21 90.000.000.000 - - - -
Penerimaan utang bank 67.277.270.153 69.671.084.056 137.785.060.079 109.887.271.829 -
Pelunasan utang pembiayaan
konsumen (521.773.208) (339.873.207) (799.553.864 ) (460.231.800) -

Kas Bersih Diperoleh dari


Aktivitas Pendanaan 175.346.413.937 157.024.301.868 256.352.105.106 121.641.303.551 46.978.281.011

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH


KAS DAN SETARA KAS 5.341.112.579 (3.159.371.446) (2.334.835.286) 5.292.810.943 60.268.146

KAS DAN SETARA KAS


AWAL PERIODE/TAHUN 2e,4 3.148.373.800 5.483.209.086 5.483.209.086 190.398.143 130.129.997

KAS DAN SETARA KAS


AKHIR PERIODE/TAHUN 2e,4 8.489.486.379 2.323.837.640 3.148.373.800 5.483.209.086 190.398.143

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
8
210
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM

a. Pendirian Perusahaan

PT Saraswati Griya Lestari Tbk ("Perusahaan") didirikan berdasarkan Akta Notaris Rina Utami
Djauhari, S.H., notaris di Jakarta, No. 5 tanggal 23 Maret 2006, dan diubah berdasarkan akta
perubahan dari Akta Notaris yang sama No. 4 tanggal 10 Agustus 2006 mengenai maksud dan
tujuan serta kegiatan usaha Perusahaan, modal dasar dan modal ditempatkan serta disetor
penuh serta susunan anggota Direksi dan Komisaris Perusahaan. Akta pendirian dan
perubahannya telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
melalui Surat Keputusan No. W7-02974 HT.01.01-TH 2007 tanggal 21 Maret 2007.

Anggaran dasar Perusahaan telah diubah kembali berdasarkan Akta Notaris Rina Utami Djauhari,
S.H., No. 22 tanggal 29 Juli 2008 mengenai perubahan anggaran dasar Perusahaan untuk
memenuhi ketentuan Undang-undang Perseroan Terbatas No. 40 tahun 2007. Perubahan
anggaran dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-56269.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal
28 Agustus 2008.

Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, berdasarkan Akta
Notaris Dewi Sukardi, S.H., M.Kn., notaris di Tangerang No. 7 tanggal 22 Pebruari 2011 antara
lain, mengenai:

1. Menyetujui pengalihan seluruh saham milik PT Intiputra Fikasa kepada PT Tiara Realty;
2. Menyetujui peningkatan modal dasar dari semula Rp8.000.000.000 menjadi
Rp470.000.000.000;
3. Menyetujui peningkatan modal disetor dan modal ditempatkan dari semula berjumlah
Rp2.000.000.000 menjadi Rp118.700.000.000, sebesar Rp116.700.000.000 telah diambil
bagian dan disetor penuh oleh PT Tiara Realty sebesar Rp113.439.000.000, Tn. Bhakti Salim
sebesar Rp1.555.500.000, Tn. Agung Salim sebesar Rp518.500.000 dan Tn. Frans Faizal
Hasjim sebesar Rp1.187.000.000;
4. Perubahan nilai nominal saham dari semula Rp500.000 menjadi Rp100;
5. Menyetujui perubahan susunan anggota Dewan Direksi dan Dewan Komisaris.

Akta perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. AHU-18030.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal
11 April 2011, dan telah diterima dan dicatat dalam Sistem Administrasi Badan Hukum
Kementerian Hukum dan hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat
Keputusannya No.AHU-AH.01.10-11204 tanggal 14 April 2011.

Perubahan anggaran dasar Perusahaan terakhir, berdasarkan Akta Notaris Dewi Maya
Rachmandani Sobari, S.H., notaris di Tangerang Selatan No. 4 tanggal 2 Nopember 2011
sehubungan dengan peningkatkan modal di tempatkan dan modal disetor yang semula
Rp118.700.000.000 menjadi Rp126.000.000.000. Sebesar Rp7.300.000.000 telah diambil bagian
dan disetor penuh oleh PT Tiara Realty. Akta perubahan ini telah diterima dan dicatat dalam
Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan hak Asasi Manusia Republik
Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya No. AHU-AH.01.10-38629 tanggal 29 Nopember
2011.

211
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM (lanjutan)

a. Pendirian Perusahaan (lanjutan)

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah
usaha penyediaan akomodasi dengan segala fasilitas dan sarana penunjang lainnya, antara lain
perhotelan, pondok wisata, bumi perkemahan, persinggahan karavan dan jasa pengelolaan
properti seperti apartemen dan kondominium.

Perusahaan berkedudukan di Jakarta dan kantornya berlokasi di The Belezza Shopping Arcade
Lt. 1 No. 130-131. Jl. Letjen Soepeno No. 34, Arteri Permata Hijau, Kelurahan Grogol Utara,
Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12210. Perusahaan mengoperasikan Hotel
dengan nama “Hotel & Restoran Saraswati Borobudur” yang berlokasi di Jl. Balaputradewa
No. 10 Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.

Perusahaan mulai melakukan kegiatan usaha secara komersial pada tahun 2006.

Entitas induk Perusahaan dalam kelompok usaha adalah PT Tiara Realty (TR) yang merupakan
pemegang saham, yang mempunyai kepemilikan saham sebesar 97,17% pada 30 Juni 2012
dan 31 Desember 2011. TR berkedudukan di Jakarta.

b. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan

Berdasarkan Akta Notaris Dewi Sukardi, S.H., M.Kn., notaris di Tangerang No. 7 tanggal
22 Pebruari 2011, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal
30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:

Komisaris : Ny. Elly Salim

Direktur Utama : Tn. Frans Faisal Hasjim


Direktur : Tn. Bhakti Salim

Berdasarkan Akta Notaris Rina Utami Djauhari, S.H., notaris di Jakarta No. 10 tanggal 9 Maret
2010, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010, adalah
sebagai berikut:

Komisaris : Tn. Bhakti Salim

Direktur Utama : Tn. Salomon Adiwarna


Direktur : Ny. Elly Salim

Berdasarkan Akta Notaris Rina Utami Djauhari, S.H., notaris di Jakarta No. 04 tanggal
10 Agustus 2006, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember
2009 dan 2008, adalah sebagai berikut:

Komisaris : Tn. Bhakti Salim

Direktur Utama : Tn. Safia Budiyuwono


Direktur : Ny. Elly Salim

10

212
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM (lanjutan)
b. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan (lanjutan)
Pada tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, Perusahaan dan Entitas Anak
memiliki masing-masing 235, 166, 44 dan 14 orang karyawan tetap (tidak diaudit).

c. Kepemilikan Entitas Anak


Laporan keuangan konsolidasian mencakup akun-akun Perusahaan dan Entitas Anak,
(selanjutnya disebut “Grup”), yang terdiri dari:

Jumlah Aset
Persentase Pemilikan Langsung (dalam jutaan Rupiah)
1 Januari 1 Januari
2010/ 2010/
Kegiatan Tahun 30 Juni 31 Desember 31 Desember 31 Desember 30 Juni 31 Desember 31 Desember 31 Desember
Nama Perusahaan usaha Domisili Beroperasi 2012 2011 2010* 2009* 2012 2011 2010 2009
Belum 99,00% 99,00% 99,00%
1) PT Tiara Inti Mulia Properti Jakarta beropersai 99,00% 305.823 230.011 139.886 47.367
Belum 99,00% 99,00% 99,00%
2) PT Bina Buana Sarana Properti Jakarta beropersai 99,00% 196.848 178.466 6.921 -
Agustus 99,25% 99,25% 99,25%
3) PT Cakrawala Usaha Nusantara Properti Jakarta 2011 99,25% 110.612 112.157 48.860 -
Belum 99,00% 99,00% 99,00%
4) PT Pratika Nugraha Properti Jakarta beropersai 99,00% 97.267 16.081 1.223 -
-
5) PT Cakrawala Mitra Usaha - Agustus
Hotel Best Western Perhotelan Bali 2011 99,00% 99,00% 99,00% 99,00% 11.353 4.267 572 -

1) PT Tiara Inti Mulia sedang melakukan pembangunan kondominium diUluwatu, Bali.


2) PT Bina Buana Sarana sedang melakukan pembangunan hotel di Ubud, Bali.

3) PT Cakrawala Usaha Nusantara telah melakukan pembangunan kondominium di Kuta, Bali.

4) PT Pratika Nugraha sedang melakukan pembangunan gedung hotel di Seminyak, Bali.

5) PT Cakrawala Mitra Usaha - Hotel Best Western yang menyediakan akomodasi perhotelan

* Proforma persentase kepemilikan

1) PT Tiara Inti Mulia (TIM)

TIM didirikan berdasarkan Akta Notaris Sugito Tedjakusuma S.H., No. 18 tanggal 11 Oktober
2004. Akta pendirian ini telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-01092.AH.01.01, tanggal 8 Januari
2008.

Anggaran dasar TIM telah mengalami perubahan, dengan Akta Notaris Dewi Sukardi, S.H.,
M.Kn. No. 11 tanggal 24 Pebruari 2011, Notaris di Jakarta sehubungan dengan :
1. Pengalihan seluruh saham milik PT Intiputra Fikasa sebesar Rp800.000.000 kepada
Perusahaan dan PT Kace Mas sebesar Rp450.000.000 kepada Tn. Bhakti Salim
sebesar Rp300.000.000 dan Tn. Frans Faizal Hasjim sebesar Rp150.000.000.
2. Menyetujui peningkatan modal dasar TIM dari semula sebesar Rp5.000.000.000
menjadi sebesar Rp246.000.000.000.
3. Menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor TIM dari semula
Rp1.250.000.000 menjadi Rp61.500.000.000. Sebesar Rp60.250.000.000 telah diambil
bagian oleh seluruh pemegang saham TIM.
4. Perubahan nilai nominal saham dari semula Rp10.000 menjadi Rp1.000.
5. Menyetujui perubahan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris.

Akta perubahan tersebut diatas telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya
No. AHU-18629.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 13 April 2011.

11

213
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM (lanjutan)

c. Kepemilikan Entitas Anak (lanjutan)


1) PT Tiara Inti Mulia (TIM) (lanjutan)
Ruang lingkup kegiatan usaha TIM adalah dalam bidang pembangunan, antara lain meliputi
pengembangan, pemborong dan pembangunan kondominium dan beserta seluruh
prasarana penunjang lainnya yang berkaitan dengan usaha ini.

TIM beralamat di The Belezza Shopping Arcade Lt. 1 No. 130-131. Jl. Letjend Soepeno
No. 34, Arteri Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

2) PT Bina Buana Sarana (BBS)

BBS didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 06 April 2009 berdasarkan Akta Notaris
Musa Muamarta, S.H., No. 04. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-21690.AH.01.01
tanggal 19 Mei 2009.

Anggaran dasar BBS telah mengalami perubahan terkahir berdasarkan Akta Notaris Dewi
Sukardi, S.H., M.Kn. No. 8 tanggal 23 Pebruari 2011 sehubungan dengan:

1. Pengalihan seluruh saham milik PT Intiputra Fikasa sebesar Rp320.000.000 kepada


Perusahaan dan PT Kace Mas sebesar Rp180.000.000 kepada Tn. Bhakti Salim
sebesar Rp120.000.000 dan Tn. Frans Faizal Hasjim Rp60.000.000.
2. Menyetujui peningkatan modal dasar dari semula sebesar Rp1.000.000.000 menjadi
Rp80.000.000.000.
3. Menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor dari semula
Rp500.000.000 menjadi Rp20.000.000.000. Sebesar Rp19.500.000.000 telah diambil
bagian dan disetor penuh oleh Perusahaan dan Tn. Bhakti Salim masing-masing
sebesar Rp.19.480.000.000 dan Rp20.000.000.
4. Perubahan nilai nominal saham dari semula Rp1.000.000 menjadi Rp1.000.

Akta perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. AHU-18569.AH.01.02. Tahun
2011 tanggal 12 April 2011.

Ruang lingkup kegiatan usaha BBS adalah dalam bidang pembangunan, antara lain meliputi
pengembangan, pemborong dan pembangunan kondominium berserta seluruh prasarana
penunjang lainnya yang berkaitan dengan usaha ini.

BBS beralamat di The Belezza Shopping Arcade Lt. GF No. 30-31. Jl. Letjen Soepeno
No. 34, Arteri Permata Hijau, Jakarta 12210.

12

214
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM (lanjutan)

c. Kepemilikan Entitas Anak (lanjutan)

3) PT Cakrawala Usaha Nusantara (CUN)

CUN didirikan berdasarkan Akta Notaris Musa Muamarta, S.H., No. 23 tanggal 26 Mei 2008
dan telah mendapatkan pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia No. AHU-40045.AH.01.01, tanggal 10 Juli 2008.

Berdasarkan Akta No. 09 tertanggal 23 Pebruari 2011 yang dibuat di hadapan Notaris Dewi
Sukardi, S.H. M.Kn., Notaris di Tangerang, anggaran dasar CUN mengalami perubahan
sehubungan dengan:

a. Pemindahan saham-saham milik PT Intiputra Fikasa, sebanyak 320 lembar saham


dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp320.000.000 kepada Perusahaan,
pemindahan saham-saham milik PT Kace Mas, sebanyak 180 lembar saham dengan
nilai nominal seluruhnya sebesar Rp180.000.000 kepada Tn. Bhakti Salim sebanyak 120
lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp120.000.000 dan Tn. Frans Faizal
Hasjim sebanyak 60 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp60.000.000.
b. Peningkatan modal dasar dari semula Rp1.000.000.000 menjadi Rp88.800.000.000.
c. Peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor dari semula Rp500.000.000 menjadi
Rp22.200.000.000. Sebesar Rp21.700.000.000 telah diambil bagian dan disetor penuh
oleh seluruh pemegang saham CUN.
d. Perubahan nilai nominal saham dari semula Rp1.000.000 menjadi Rp1.000.

Anggaran dasar CUN telah mengalami perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Dewi Maya
Rachmandani Sobari, S.H., M.Kn. No. 03 tanggal 2 Nopember 2011 sehubungan dengan
persetujuan peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor dari semula
Rp22.200.000.000 menjadi Rp29.500.000.000. Sebesar Rp7.300.000.000 telah diambil
bagian dan disetor penuh oleh seluruh pemegang saham CUN.

Perubahan akta ini telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dalam Surat No. AHU-AH.01.10-38625 tanggal 29 Nopember
2011.

Ruang lingkup kegiatan usaha CUN adalah dalam bidang pembangunan, antara lain meliputi
pengembangan, pemborong dan pembangunan kondominium dan berserta seluruh
prasarana penunjang lainnya yang berkaitan dengan usaha ini.

CUN beralamat di The Belezza Shopping Arcade Lt. GF No. 30-31. Jl. Letjen Soepeno
No. 34, Arteri Permata Hijau, Jakarta 12210.

4) PT Pratika Nugraha (PN)

PN didirikan berdasarkan akta Notaris Jansehat Aritonang, S.H., No. 50 tanggal


26 Nopember 2009 dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya No. AHU-07342.AH.01.01,
tanggal 11 Pebruari 2010.

13

215
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM (lanjutan)

c. Kepemilikan Entitas Anak (lanjutan)

4) PT Pratika Nugraha (lanjutan)

Anggaran dasar PN telah mengalami perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Dewi Sukardi,
S.H., M.Kn. No. 10 tanggal 24 Februari 2011 sehubungan dengan :
1. Pengalihan seluruh saham milik PT Intiputra Fikasa sebesar Rp96.000.000 kepada
Perusahaan dan PT Kace Mas sebesar Rp54.000.000 kepada Tn. Bhakti Salim sebesar
Rp27.000.000 dan Tn. Frans Faisal Hasjim sebesar Rp27.000.000.
2. Menyetujui peningkatan modal dasar PN dari semula sebesar Rp300.000.000 menjadi
sebesar Rp60.000.000.000.
3. Menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor dari semula
Rp150.000.000 menjadi Rp15.000.000.000. Sebesar Rp14.850.000.000 telah diambil
bagian oleh seluruh pemegang saham PN.
4. Perubahan nilai nominal saham dari semula Rp100.000 menjadi Rp1.000.
5. Menyetujui perubahan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris.

Akta perubahan tersebut diatas telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya
No. AHU-18046.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 11 April 2011.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar, PN terutama bergerak dalam bidang


pembangunan, antara lain meliputi pengembangan, pemborong dan pembangunan
kondominium dan beserta seluruh prasarana penunjang lainnya yang berkaitan dengan
usaha ini.

Kantor pusat PN beralamat di The Bellezza Shopping Arcade suite 130-131. Jl. Letjen.
Soepeno No. 34, Arteri Permata Hijau, Jakarta.

5) PT Cakrawala Mitra Usaha

CMU didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 6 Juli 2010 berdasarkan Akta Notaris
Musa Muamarta, S.H., No. 06. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan
No. AHU-37850.AH.01.01.TAHUN 2010 tanggal 30 Juli 2010.

Anggaran dasar CMU telah mengalami perubahan, terakhir berdasarkan akta Notaris
Jansehat Aritonang, S.H. M.Kn., No. 20 pada tanggal 30 Mei 2011, Notaris di Jakarta
sehubungan dengan :

1. Perubahan nilai nominal saham dari semula Rp1.000.000 menjadi Rp100.000;


2. Menyetujui peningkatan modal dasar CMU dari semula sebesar Rp1.000.000.000
menjadi sebesar Rp2.000.000.000;
3. Menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor CMU dari semula
Rp600.000.000 menjadi Rp2.000.000.000. Sebesar Rp1.400.000.000 telah diambil
bagian dan disetor penuh oleh oleh PT Intiputra Fikasa dan PT Kace Mas masing-
masing sebesar Rp896.000.000 dan Rp504.000.000;
4. Pengalihan seluruh saham milik PT Kace Mas sebesar Rp720.000.000 kepada
Perusahaan;

14

216
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM (lanjutan)
c. Kepemilikan Entitas Anak (lanjutan)

5) PT Cakrawala Mitra Usaha (lanjutan)

5. Pengalihan seluruh saham milik PT Intiputra Fikasa sebesar Rp1.280.000.000 kepada


Perusahaan, Tn. Frans Faizal Hasjim dan Tn. Bhakti Salim masing-masing sebesar
Rp1.260.000.000, Rp6.000.000 dan Rp14.000.000.
6. Menyetujui perubahan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris.

Perubahan anggaran dasar CMU diatas telah ditegaskan kembali dengan Akta Notaris
Jansehat Aritonang, S.H. M.Kn., No. 7 tanggal 11 Juni 2012. Akta penegasan ini disahkan
oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan
No. AHU-48948.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 17 September 2012.

Ruang lingkup kegiatan usaha CMU adalah dalam bidang penyediaan akomodasi berupa
hotel, vila, bumi perkemahan, persinggahan karavan dan akomodasi lainnya yang dapat
digunakan untuk tujuan pariwisata.

Saat ini, CMU menjalankan penyediaan akomodasi berupa hotel yaitu Hotel Best Western
Kuta Beach, terletak di Kuta, Bali. Hotel Best Western Kuta Beach tersebut sudah beroperasi
secara komersial sejak tanggal 15 Agustus 2011.

CMU beralamat di The Belezza Shopping Arcade Lt. GF No. 30-31. Jl. Letjen Soepeno
No. 34, Arteri Permata Hijau, Jakarta 12210.

d. Sekretaris Perusahaan

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perusahaan No. 00836/SGL/FH/IPO/X/2012 tanggal


15 Oktober 2012, Ketua Sekretaris Perusahaan adalah Bpk. Darmawan Kusnadi sebagai
Sekretaris Perusahaan.

e. Komite Audit

Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2012 adalah sebagai berikut :

Ketua : Elizabeth Linandi (Komisaris Independen)


Anggota : Tubagus Yudi Yuniardi

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING


Kebijakan akuntansi yang penting, yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan
konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anak adalah sebagai berikut:
a. Pernyataan Kepatuhan
Laporan keuangan konsolidasian disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) di Indonesia yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Ikatan Akuntan Indonesia serta peraturan regulator pasar modal. Laporan keuangan
konsolidasian yang disusun sesuai dengan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan
yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-347BL/2012 tanggal 25 Juni
2012.
15

217
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

b. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian

Perusahaan menyajikan laporan posisi keuangan konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anak
pada tanggal 1 Januari 2009/31 Desember 2008 karena reklasifikasi beberapa akun (Catatan 36).

Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep akrual dengan menggunakan


konsep biaya historis, kecuali untuk beberapa akun tertentu yang diukur berdasarkan pengukuran
sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.

Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung, menyajikan
penerimaan dan pengeluaran arus kas yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas konsolidasian, kas dan setara kas mencakup kas, bank,
dan deposito berjangka yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan sejak tanggal perolehan,
sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas utang bank serta tidak dibatasi penggunaannya.

Penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
memerlukan penggunaan estimasi akuntansi penting tertentu. Penyusunan laporan keuangan juga
mengharuskan manajemen untuk menggunakan pertimbangannya dalam proses penerapan
kebijakan akuntansi Perusahaan dan Entitas Anak. Area-area yang memerlukan tingkat
pertimbangan yang kompleksitas yang tinggi, atau area dimana asumsi dan estimasi adalah
signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian, diungkapkan dalam Catatan 3.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah.

c. Prinsip-prinsip konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan laporan keuangan seluruh Entitas Anak yang
dikendalikan oleh Perusahaan. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara
langsung atau tidak langsung melalui Entitas Anak lebih dari setengah kekuasaan suara suatu
entitas, kecuali dalam keadaan yang jarang dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan
tersebut tidak diikuti dengan pengendalian. Pengendalian juga ada ketika Perusahaan memiliki
setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas jika terdapat:

a) kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain;
b) kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan
anggaran dasar atau perjanjian;
c) kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar direksi dan dewan komisaris
atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui dewan atau organ tersebut;
atau
d) kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat direksi dan dewan komisaris atau
organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui direksi dan dewan komisaris atau
organ tersebut.

Biaya terkait akuisisi dibebankan pada saat terjadinya.

Entitas anak dikonsolidasikan sejak tanggal dimana pengendalian telah beralih kepada
Perusahaan dan tidak lagi dikonsolidasi sejak tanggal hilangnya pengendalian.

Laporan keuangan Entitas Anak telah disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang
sama dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh Perusahaan untuk transaksi yang
serupa dan kejadian lain dalam keadaan yang serupa.

16

218
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

c. Prinsip-prinsip konsolidasian (lanjutan)

Kepentingan non-pengendali merupakan proporsi atas laba atau rugi dan aset neto yang tidak
dimiliki Perusahaan dan disajikan secara tepisah dalam laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian dan ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, dipisahkan dengan
ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas induk.

Kepentingan non-pengendali disajikan di ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian,


terpisah dari ekuitas induk perusahaan. Laba atau rugi dari setiap komponen pendapatan
komprehensif lain dialokasikan kepada induk perusahaan dan kepentingan non-pengendali.

Seluruh saldo akun dan transaksi yang material antar perusahaan yang dikonsolidasikan telah
dieliminasi.

d. Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali

Transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali dicatat sesuai dengan PSAK 38 (Revisi 2004)
tentang “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”. Berdasarkan standar ini, transaksi
restrukturisasi antara entitas sepengendali yang dilakukan dalam rangka reorganisasi Perusahaan
yang berada dalam suatu kelompok usaha yang sama, bukan merupakan perubahan pemilikan
dalam arti substansi ekonomi, sehingga transaksi demikian tidak dapat menimbulkan laba atau rugi
bagi seluruh kelompok Perusahaan ataupun bagi entitas individual dalam kelompok Perusahaan
tersebut dan harus dicatat sesuai dengan nilai buku dengan menggunakan metode penyatuan
kepemilikan (pooling-of-interests method). Dalam metode penyatuan kepemilikan, laporan
keuangan dari Perusahaan yang direstrukturisasi disajikan sedemikian rupa seolah-olah
Perusahaan tersebut telah bergabung sejak permulaan tahun penyajian laporan keuangan.

Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku bersih Entitas Anak yang diakuisisi yang berasal
dari transaksi restrukturisasi entitas sepengendali dicatat sebagai “Selisih Nilai Transaksi
Restrukturisasi Entitas Sepengendali” pada bagian ekuitas (defisiensi modal).

e. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas dan bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu 3
(tiga) bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya, tidak digunakan sebagai jaminan dan
tidak dibatasi penggunaannya.

f. Piutang Usaha

Pada saat pengakuan awal piutang usaha diukur sebesar nilai wajar dan setelah pengakuan awal
diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif,
dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.

g. Persediaan

Persediaan diakui sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi
bersih. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata. Grup menentukan
penyisihan persediaan usang dan penurunan nilai, jika ada, berdasarkan hasil penelaahan
terhadap keadaan persediaan pada akhir tahun.

17

219
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

h. Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus dan dibebankan pada
operasi selama masa manfaatnya.

i. Transaksi Dengan Pihak-Pihak Berelasi

Grup melakukan transaksi dengan pihak yang berelasi. Dalam laporan keuangan konsolidasian ini,
istilah pihak yang berelasi sesuai dengan ketentuan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan
Pihak-pihak Berelasi”.

j. Aset Tetap

Aset tetap pada awalnya dinyatakan sebesar harga perolehan. Setelah pengukuran awal, aset
tetap diukur dengan model biaya dicatat pada harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan
dan kerugian penurunan nilai. Aset tetap, kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode
garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap, sebagai berikut:
Tahun
Bangunan dan prasarana 20
Kendaraan 4
Mesin (genset) 8
Perabotan dan peralatan 4

Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun berjalan
dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari
aset tetap. Akumulasi biaya perolehan aset dalam penyelesaian akan dipindahkan ke masing-
masing aset tetap atau persediaan yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan
dan siap digunakan.

Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
pada saat terjadinya. Biaya penggantian komponen suatu aset dan biaya inspeksi yang signifikan
diakui dalam jumlah tercatat aset jika memenuhi kriteria untuk diakui sebagai bagian dari aset. Aset
tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, biaya perolehan serta akumulasi
penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang
terjadi dibukukan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian periode/tahun yang
bersangkutan.

Penurunan nilai aset tetap dibebankan pada usaha periode/tahun berjalan pada saat terdapat
kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan
nilai.

18

220
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

k. Sewa Hak atas Tanah

Sewa hak atas tanah dibayar di muka disusutkan sesuai dengan sisa umur haknya, dan juga
bagaimana perlakuan atas biaya yang dikeluarkan dalam pengurusan legal hak atas tanah awal
dan perpanjangan atau pembaruannya.

l. Aset dan Liabilitas Keuangan

i. Aset Keuangan

Berdasarkan PSAK No. 55, aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur
pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, pinjaman yang diberikan
dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual.
Grup menentukan klasifikasi atas aset keuangan pada saat pengakuan awal.

Aset keuangan Grup terdiri dari kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang non-usaha yang
diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran
tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif.

Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya
ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur pada
biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

ii. Liabilitas Keuangan

Berdasarkan PSAK No. 55, liabilitas keuangan diklasifikasikan dalam kategori nilai wajar melalui
laba rugi dan biaya perolehan diamortisasi. Klasifikasi ini tergantung pada tujuan saat aset
keuangan tersebut diperoleh. Grup menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat
pengakuan awal.

Liabilitas keuangan Grup meliputi utang kontraktor, utang non-usaha, utang pembiayaan
konsumen, utang bank dan biaya masih harus dibayar (utang bunga) yang diklasifikasikan
sebagai kategori liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi .

Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, pada awalnya diakui
sebesar nilai wajar dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Setelah
pengakuan awal, liabilitas keuangan tersebut diukur sebesar biaya perolehan yang diamortisasi
dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

iii. Saling Hapus Dari Instrumen Keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam
laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, saat ini memiliki hak yang
berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan terdapat
maksud untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan
liabilitas secara bersamaan.

19

221
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

l. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)

iii. Saling Hapus Dari Instrumen Keuangan (lanjutan)

Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standar
akuntansi.

iv. Nilai wajar instrumen keuangan


Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas diselesaikan
antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length
transaction) pada tanggal pengukuran.

Jika tersedia, Grup mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan menggunakan harga
kuotasi di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika harga kuotasi
sewaktu-waktu dan secara berkala tersedia dan mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan
rutin dalam suatu transaksi yang wajar.

Jika pasar untuk suatu instrumen keuangan tidak aktif, Grup menentukan nilai wajar dengan
menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini
yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang memahami, berkeinginan, dan jika tersedia,
referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, penggunaan
analisa arus kas yang didiskonto dan penggunaan model penetapan harga opsi (option pricing
model).

v. Biaya Perolehan Diamortisasi Dari Instrumen Keuangan

Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset
atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok,
ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif dengan menggunakan metode suku
bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi
penyisihan kerugian penurunan nilai.

vi. Penurunan Nilai Dari Aset Keuangan

Setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, Grup mengevaluasi apakah terdapat
bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan
nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan
nilai telah terjadi jika, dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai
tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset
tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada
estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat
diestimasi secara handal.

Bukti penurunan nilai meliputi indikasi bahwa pihak pelanggan mengalami kesulitan keuangan
signifikan, wanprestasi atau tunggakan pembayaran piutang, terdapat kemungkinan bahwa
pihak pelanggan akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya dan data
yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi
arus kas masa datang, misalnya perubahan kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan
wanprestasi.

20

222
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

l. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)

vi. Penurunan Nilai Dari Aset Keuangan (lanjutan)

Grup pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara
individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual dan untuk aset keuangan yang
tidak signifikan secara individual terdapat bukti penurunan nilai secara kolektif. Jika Grup
menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang
dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Grup
memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik

Risiko yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang
penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau
tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian
tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa
datang (tidak termasuk ekspektasi kerugian kredit masa datang yang belum terjadi) yang
didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat
aset keuangan tersebut berkurang melalui penggunaan akun cadangan dan jumlah kerugian
diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Pinjaman yang diberikan dan piutang, bersama-sama dengan cadangan terkait, akan
dihapuskan pada saat tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan di masa
mendatang.

Jika, pada periode berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah
atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka
kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambah atau dikurangi (dipulihkan) dengan
menyesuaikan akun cadangan. Pemulihan tersebut tidak boleh mengakibatkan nilai tercatat
aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi yang seharusnya jika penurunan nilai
tidak diakui pada tanggal pemulihan dilakukan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada
laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Jika penghapusan kemudian dipulihkan, maka
pemulihan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

vii. Penghentian Pengakuan


Perusahaan dan Entitas Anak menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak
kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perusahaan dan Entitas Anak
mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas
kepemilikan aset kepada entitas lain. Setiap hak atau liabilitas atas aset keuangan yang
ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Perusahaan dan Entitas Anak diakui
sebagai aset atau liabilitas secara terpisah.
Dalam transaksi dimana Perusahaan dan Entitas Anak secara substansial tidak memiliki atau
tidak mentransfer seluruh risiko dan manfaat dari kepemilikan aset keuangan, Perusahaan dan
Entitas Anak menghentikan pengakuan aset tersebut jika Perusahaan dan Entitas Anak tidak
lagi memiliki pengendalian atas aset tersebut. Hak dan kewajiban yang masih dimiliki dalam
transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau liabilitas. Dalam transfer dimana
pengendalian atas aset masih dimiliki, Perusahaan dan Entitas Anak mengakui aset yang
ditransfer tersebut sebesar keterlibatan berkelanjutan, dimana tingkat keberlanjutan Perusahaan
dan Entitas Anak dalam aset yang ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset yang
ditransfer.
21

223
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

l. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)

vii. Penghentian Pengakuan (lanjutan)

Perusahaan dan Entitas Anak menghentikan pengakuan liabilitas keuangan pada saat
kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

m. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan

Nilai tercatat dari aset yang bukan aset keuangan milik Perusahaan dan Entitas Anak, kecuali aset
pajak tangguhan, ditelaah setiap tanggal pelaporan untuk menentukan apakah terdapat indikasi
penurunan nilai. Jika indikasi tersebut ada, maka nilai yang dapat dipulihkan dari aset tersebut akan
diestimasi.

Penyisihan penurunan nilai diakui jika nilai tercatat dari suatu aset melebihi nilai yang dapat
diperoleh kembali. Penyisihan penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian periode/tahun berjalan.

Penyisihan penurunan nilai yang diakui pada periode sebelumnya dinilai pada setiap tanggal
pelaporan untuk melihat adanya indikasi bahwa kerugian telah menurun atau tidak ada lagi.
Kerugian penurunan nilai dijurnal balik jika terdapat perubahan estimasi yang digunakan dalam
menentukan nilai yang dapat dipulihkan.

Penyisihan kerugian penurunan nilai dijurnal balik hanya hingga nilai tercatat aset tidak melebihi
nilai tercatat yang telah ditentukan, dikurangi dengan depresiasi atau amortisasi, jika penyisihan
penurunan nilai tidak pernah diakui.

Sampai dengan tanggal Laporan Auditor Independen tidak ada penurunan nilai aset non keuangan.

n. Utang Kontraktor dan Usaha

Utang kontraktor dan usaha adalah kewajiban untuk membayar barang atau jasa yang telah
diperoleh dari pemasok dalam kegiatan usaha biasa. Utang kontraktor dan usaha pada awalnya
diakui sebesar nilai wajar dan kemudian diukur sebesar harga perolehan diamortisasi.

o. Pinjaman Yang Diterima

Pinjaman yang diterima pada awalnya diukur pada nilai wajar dikurangi biaya transaksi yang dapat
diatribusikan secara langsung dan merupakan biaya tambahan untuk memperoleh liabilitas
keuangan tersebut, dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan
menggunakan metode suku bunga efektif.

p. Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan

Perusahaan menerapkan PSAK No. 24, “Imbalan Kerja” untuk menentukan liabilitas imbalan kerja
sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (“Undang-undang”) tanggal 25 Maret
2003. Sesuai PSAK No. 24, beban imbalan kerja berdasarkan Undang-undang ditentukan dengan
menggunakan metode actuarial “Projected Unit Credit”. Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui
sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial bersih yang
belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi jumlah yang lebih besar diantara
10% dari nilai kini imbalan pasti dan 10% dari nilai wajar aset program pada tanggal laporan posisi
22

224
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

p. Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan (lanjutan)

keuangan. Keuntungan atau kerugian diakui atas dasar metode garis lurus selama rata-rata sisa
masa kerja karyawan yang diharapkan.

Beban jasa lalu yang terjadi ketika memperkenalkan program imbalan pasti atau mengubah
imbalan terutang pada program imbalan pasti yang ada, diamortisasi selama periode sampai
imbalan tersebut menjadi hak.

q. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat
transaksi dilakukan. Pada tanggal akhir periode pelaporan, aset dan liabilitas dalam mata uang
asing disesuaikan ke dalam Rupiah untuk mencerminkan kurs terakhir atas mata uang asing yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia pada periode tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi
dikreditkan atau dibebankan pada operasi periode/tahun berjalan.

Pada tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009 nilai
tukar yang digunakan untuk 1 USD masing-masing sebesar Rp9.480, Rp9.068, Rp8.991 dan
Rp9.400.

r. Pajak Penghasilan Final

Sesuai dengan peraturan perundangan perpajakan, pendapatan yang telah dikenakan pajak
penghasilan final tidak lagi dilaporkan sebagai pendapatan kena pajak, dan semua beban
sehubungan dengan pendapatan yang telah dikenakan pajak penghasilan final tidak boleh
dikurangkan.

Apabila nilai tercatat aset atau liabilitas yang berhubungan dengan pajak penghasilan final
berbeda dari dasar pengenaan pajaknya maka perbedaan tersebut tidak diakui sebagai aset atau
liabilitas pajak tangguhan.

Beban pajak kini atas pendapatan yang dikenakan pajak penghasilan final diakui secara
proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada tahun berjalan.

Selisih antara jumlah pajak penghasilan final yang telah dibayar dengan jumlah yang dibebankan
sebagai beban pajak kini pada perhitungan laba rugi komprehensif diakui sebagai pajak dibayar
dimuka atau pajak yang masih harus dibayar.

s. Pajak Penghasilan Tidak Final

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode/tahun yang
bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang
timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar
pengenaan pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan
temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh
dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena
pajak pada masa datang. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum
dikompensasikan (jika ada) juga diakui sebagai aset pajak tangguhan sepanjang besar
kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat direalisasi.
23

225
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

s. Pajak Penghasilan Tidak Final (lanjutan)

Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial
telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. Pajak tangguhan dibebankan
atau dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Perubahan atas liabilitas pajak dicatat ketika hasil pemeriksaan diterima atau, jika banding
diajukan, ketika hasil banding diterima.

t. Laba (Rugi) Per Saham

Laba (rugi) neto per saham dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih periode/tahun berjalan
yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang
beredar pada periode/tahun berjalan.

Laba (rugi) neto per saham dilusian dihitung dengan menggunakan metode yang sama dengan
penghitungan laba (rugi) neto per saham dasar, kecuali bahwa ke dalam perhitungannya
dimasukkan dampak dilutif dari uang muka setoran modal.

u. Pengakuan Pendapatan

Pendapatan penjualan unit bangunan kondominium yang telah selesai proses pembangunannya
diakui dengan metode akrual penuh (Full Accrual method) apabila seluruh kriteria berikut terpenuhi:

1. Proses penjualan telah selesai dimana pengikatan jual beli atau perjanjian jual beli telah
berlaku;
2. Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi di masa yang akan datang terhadap pinjaman lain
yang akan diperoleh pembeli;
3. Harga jual akan tertagih; dimana jumlah pembayaran yang diterima sekurang-kurangnya telah
mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati;
4. Penjual telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli
melalui suatu transaksi yang secara substansi adalah penjualan dan penjual tidak lagi
berkewajiban atau terlibat secara signifikan dengan unit bangunan tersebut;
5. Jumlah pendapatan penjualan dan biaya unit bangunan secara keseluruhan dapat
diperkirakan secara wajar.

Apabila persyaratan tersebut di atas tidak dapat dipenuhi, maka seluruh uang yang diterima dari
pembeli diperlakukan sebagai uang muka dan dicatat dengan metode deposit sampai seluruh
persyaratan tersebut dipenuhi.

Pendapatan kamar hotel diakui berdasarkan tingkat hunian sementara pendapatan hotel lainnya
diakui pada saat barang atau jasa telah diberikan kepada pelanggan.

v. Pengakuan Beban

Beban diakui pada saat terjadinya (metode akrual).

24

226
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

w. Informasi Segmen

Segmen adalah bagian khusus dari Perusahaan dan Entitas Anak yang terlibat baik dalam
menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa
dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan berbeda
dari segmen lainnya. Segmen operasi dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan pelaporan
internal yang diberikan kepada pengambil keputusan operasional yang bertanggung jawab untuk
mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi dan membuat keputusan
strategis.

x. Perubahan Kebijakan Akuntansi

Berikut ini adalah standar, perubahan dan interpretasi yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari
2012 dan relevan dengan Grup:

 PSAK No. 10 (Revisi 2010) “Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing


 PSAK No. 13 (Revisi 2011) “Properti Investasi”
 PSAK No. 16 (Revisi 2011) “Aset Tetap”
 PSAK No. 24 (Revisi 2010) “Imbalan Kerja”
 PSAK No. 46 (Revisi 2010) “Pajak Penghasilan”
 PSAK No. 50 (Revisi 2010) “Instrumen Keuangan: Penyajian”
 PSAK No. 55 (Revisi 2011) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”
 PSAK No. 56 (Revisi 2010) “Laba per Saham”
 PSAK No. 60 “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”
 ISAK No. 15 “PSAK No. 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan
Interaksinya”
 ISAK No. 25 “Hak atas tanah”.

Penerapan standar dan interprestasi yang baru dan direvisi diatas tersebut, tidak menyebabkan
perubahan signifikan terhadap kebijakan akuntansi Perusahaan dan Entitas Anak dan tidak
berdampak material terhadap jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasian
periode/tahun berjalan atau periode/tahun sebelumnya.

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN

a. Pertimbangan

Penyusunan laporan keuangan konsolidasian Grup mengharuskan manajemen untuk membuat


pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari pendapatan,
beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontijensi, pada akhir periode
pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan
penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam tahun pelaporan berikutnya.

Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi
Grup yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan
konsolidasian:

25

227
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan)

a. Pertimbangan (lanjutan)

Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan

Grup menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas
keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 dipenuhi. Dengan
demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Grup
seperti diungkapkan pada Catatan 2.

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Piutang Usaha

Grup mengevaluasi akun tertentu yang diketahui bahwa para pelanggannya tidak dapat memenuhi
kewajiban keuangannya. Dalam hal tersebut, Grup mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan
situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan
pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga yang
tersedia dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat provisi spesifik atas pelanggan
terhadap jumlah terhutang untuk mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh
Grup.

Akun tertentu berupa provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan oleh Grup jika
tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah cadangan kerugian penurunan nilai.

b. Estimasi dan Asumsi

Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan
yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan
liabilitas untuk periode/tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini. Grup mendasarkan asumsi dan
estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun.
Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan
pasar atau situasi di luar kendali Grup. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada
saat terjadinya.

Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan

Penentuan liabilitas imbalan kerja Grup bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh
aktuaris independen dan manajemen Grup dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi
tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji, tingkat pengunduran diri
karyawan tahunan, tingkat mortalitas dan usia pensiun. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang
ditetapkan Grup yang memiliki pengaruh lebih dari 10% liabilitas imbalan kerja pasti, ditangguhkan
dan diamortisasi secara garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan. Sementara Grup
berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil
aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Grup dapat mempengaruhi secara
material. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 20.

26

228
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan)

b. Estimasi dan Asumsi (lanjutan)

Penyusutan Aset Tetap dan Properti Investasi

Beban perolehan aset tetap dan properti investasi disusutkan dengan menggunakan metode garis
lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat
ekonomis aset tetap dan properti investasi antara 4 sampai dengan 20 tahun. Perubahan tingkat
pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai
sisa aset tetap dan properti investasi, dan karenanya beban penyusutan masa depan mungkin
direvisi. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 10.

Instrumen Keuangan

Grup mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar, yang mengharuskan
penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar
ditentukan menggunakan bukti obyektif yang dapat diverifikasi, jumlah perubahan nilai wajar dapat
berbeda bila Grup menggunakan metodologi penilaian yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset
dan liabilitas keuangan tersebut dapat mempengaruhi secara langung laba atau rugi Grup.
Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 33.

Pajak Penghasilan

Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan.
Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti
sepanjang kegiatan usaha normal.

Grup mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat
tambahan pajak penghasilan badan.

Cadangan Penurunan Nilai Pasar Dan Keusangan Persediaan

Cadangan penurunan nilai pasar dan keusangan persediaan diestimasi berdasarkan fakta dan
situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas kepada, kondisi fisik persediaan yang dimiliki,
harga jual pasar, estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang timbul untuk penjualan.
Cadangan dievaluasi kembali dan disesuaikan jika terdapat tambahan informasi yang
mempengaruhi jumlah yang diestimasi.

Aset Pajak Tangguhan

Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh rugi fiskal yang belum digunakan sepanjang besar
kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga rugi fiskal tersebut dapat
digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemen disyaratkan dalam menentukan jumlah aset pajak
tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilan kena pajak
dan strategi perencanaan pajak masa depan.

27

229
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

4. KAS DAN SETARA KAS

Kas dan setara kas terdiri dari:


31 Desember 1 Januari 2009/
30 Juni 31 Desember
2012 2011 2010 2009 2008

Kas
Kas kecil 734.552.299 128.321.500 643.494.100 3.002.400 6.599.900
Kas resto 101.444.022 165.866.650 65.156.734 31.648.720 49.853.830

Jumlah kas 835.996.321 294.188.150 708.650.834 34.651.120 56.453.730

Bank
Rupiah
PT Bank CIMB
Niaga Tbk 3.208.021.817 1.690.631.524 620.389.643 - -
PT Bank Central
Asia Tbk 1.841.821.359 514.303.634 95.829.129 86.539.749 31.762.682
PT Bank Mega Tbk 109.941.619 - - 1.598.673 -
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk 62.230.596 29.112.641 21.124.624 23.815.548 28.056.370

PT Bank Pan Indonesia Tbk - - - 34.874.991 13.857.215

Dolar Amerika Serikat


PT Bank CIMB Niaga Tbk
(USD76.887 pada
tanggal 30 Juni 2012
USD62.589 pada tanggal
31 Desember 2011,
dan USD393.417 pada
tanggal 31 Desember 2010) 728.887.825 567.166.675 3.537.214.856 - -
PT Bank Central Asia Tbk
(USD14.948 pada tanggal
30 Juni 2012, USD5.842
pada tanggal
31 Desember 2011) 141.706.678 52.971.176 - - -
PT Bank Mega Tbk
(USD949 pada tanggal
31 Desember 2009) - - - 8.918.062 -

Jumlah bank 6.092.609.894 2.854.185.650 4.274.558.252 155.747.023 73.676.267

Deposito Berjangka
Rupiah
PT Bank CIMB Niaga Tbk 1.560.880.164 - 500.000.000 - -

Jumlah deposito berjangka 1.560.880.164 - 500.000.000 - -

Jumlah 8.489.486.379 3.148.373.800 5.483.209.086 190.398.143 130.129.997

Pada tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008
seluruh kas dan setara kas tidak ada yang dijaminkan.
Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2010, tingkat suku bunga atas deposito berjangka
dalam mata uang rupiah masing-masing berkisar antara 4,25%-6,00% dan 5,50%-6,00%.

28

230
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

5. PIUTANG USAHA

Rincian piutang usaha berdasarkan jenis piutang adalah sebagai berikut:

31 Desember 1 Januari 2009/


30 Juni 31 Desember
2012 2011 2010 2009 2008

Piutang Visa/ Master Card 757.753.229 124.819.371 24.016.010 25.685.118 79.310.606


Piutang Agen 39.289.998 283.336.255 29.060.708 30.897.247 24.704.907
Lain-lain 79.070.182 363.743.836 - - -
Jumlah 876.113.409 771.899.462 53.076.718 56.582.365 104.015.513

Pada tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008,
semua piutang usaha memiliki umur piutang selama 1 bulan - 3 bulan.

Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/
31 Desember 2008, semua piutang usaha Grup merupakan piutang usaha dari pihak ketiga dalam
mata uang dalam Rupiah. Tidak ada piutang usaha dari pihak berelasi dan tidak ada piutang usaha
dalam mata uang asing.

Manajemen Grup berpendapat bahwa tidak ada cadangan kerugian penurunan yang dibentuk untuk
piutang usaha - pihak ketiga karena semua piutang dapat tertagih dan tidak turun nilainya pada
tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008.

6. PIUTANG NON-USAHA

Akun ini terdiri dari :


31 Desember 1 Januari 2009/
30 Juni 31 Desember
2012 2011 2010 2009 2008

Pihak ketiga:
Lain-lain 10.522.494 11.973.004 3.895.919 35.305.434 351.026

Pihak berelasi:
PT Tiara Realty 13.735.544.484 - - - -
PT Intiputra Fikasa - - 8.407.266.671 - -
PT Bukit Cinere Indah - - 977.760.993 776.089.182 127.927.722

Sub-jumlah 13.735.544.484 - 9.385.027.664 776.089.182 127.927.722

Jumlah 13.746.066.978 11.973.004 9.388.923.583 811.394.616 128.278.748

Piutang non-usaha pihak berelasi merupakan piutang atas tagihan ke PT Tiara Realty sehubungan
dengan kegiatan non-operasional Perusahaan.

Piutang non-usaha pihak berelasi dan pihak ketiga tidak memiliki syarat dan kondisi.

29

231
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

7. PERSEDIAAN

Akun ini terdiri dari :


31 Desember 1 Januari 2009/
30 Juni 31 Desember
2012 2011 2010 2009 2008

Bangunan 32.007.832.309 25.999.317.032 - - -


Makanan 119.060.634 63.910.842 4.162.063 3.593.925 6.684.805
Minuman 95.155.248 115.750.576 4.944.980 6.578.533 6.662.821
Lain-lain 112.883.716 542.655.621 - - -

Jumlah 32.334.931.907 26.721.634.071 9.107.043 10.172.458 13.347.626

Rincian persediaan bangunan pada tanggal 30 Juni 2012 adalah sebagai berikut:
Pemilik Nama Hotel Jumlah Kondotel Nilai

PT Tiara Inti Mulia Anantara Uluwatu Bali 21 24.546.303.843


PT Cakrawala Usaha Nusantara Best Western Kuta Beach 26 7.461.528.466
Jumlah 47 32.007.832.309

Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir tahun, manajemen Grup
berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai persediaan dan barang usang, sehingga tidak
perlu dibentuk penyisihan berkaitan dengan hal tersebut.

Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, persediaan bangunan hotel milik TIM dan CUN
dijadikan jaminan atas pinjaman yang diterima oleh TIM dan CUN dari PT Bank CIMB Niaga Tbk
(Catatan 18).

Pada tanggal 30 Juni 2012, estimasi nilai wajar persediaan CUN adalah sebesar Rp8.996.352.968.
Nilai wajar tersebut ditentukan berdasarkan hasil penilaian oleh Kantor Jasa Penilai Publik Herly,
Ariawan & Rekan, penilai independen.

Pada tanggal 30 Juni 2012, estimasi nilai wajar persediaan TIM adalah sebesar
Rp27.395.414.087. Nilai wajar tersebut ditentukan berdasarkan hasil penilaian oleh Kantor Jasa
Penilai Publik Herly, Ariawan & Rekan, penilai independen.

Persediaan bangunan dan bangunan dalam penyelesaian atas Villa dan Kondotel Anantara,
Uluwatu-Bali, milik TIM diasuransikan kepada PT Mitra, Iswara & Rorimpandey (MIR), pihak ketiga
sebagai broker asuransi dan PT Asuransi Allianz Utama Indonesia terhadap risiko konstruksi
(contractual risk) dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar USD13.500.000 pada
tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011.

Persediaan bangunan dan properti investasi atas Kondotel Best Western Kuta Beach, Kuta - Bali,
milik CUN diasuransikan kepada PT Mitra, Iswara & Rorimpandey (MIR), pihak ketiga sebagai
broker asuransi dan PT Asuransi Indrapura terhadap risiko kebakaran, kerusakan dan risiko lainnya
dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp72.500.000.000 pada tanggal 30 Juni 2012 dan
31 Desember 2011.

Manajemen Group berpendapat bahwa nilai pertanggungan asuransi tersebut adalah cukup untuk
menutup kemungkinan kerugian atas bangunan yang dipertanggungkan.

30

232
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

8. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI

Rincian saldo dengan pihak berelasi:

a. Piutang non-usaha kepada pihak berelasi


1 Januari 2009/
30 Juni 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009 31 Desember 2008
Jumlah Persentase*) Jumlah Persentase*) Jumlah Persentase*) Jumlah Persentase *) Jumlah Persentase*)

PT Tiara Realty 13.735.544.484 1,87% - - - - - - - -


- - - - 8.407.266.671 4,01% - - - -
PT Intiputra Fikasa
PT Bukit Cinere Indah - - - - 977.760.993 0,47% 776.089.182 1,41% 127.927.722 1,52%
Jumlah 13.735.544.484 1,87% 9.385.027.664 4,48% 776.089.182 1,41% 127.927.722 1,52%

*) Persentase terhadap jumlah aset konsolidasian .

Pada tanggal 1 Januari 2008, PT Saraswati Griya Lestari Tbk (SGL) mengadakan perjanjian
dengan PT Bukit Cinere Indah dimana SGL memberikan pinjaman dengan jumlah tidak melebihi
Rp1.000.000.000 untuk keperluan modal kerja. Perjanjian ini mulai berlaku sejak tanggal
1 Januari 2008 sampai dengan 31 Desember 2012. Pemberian pinjaman ini tidak dikenakan
bunga dan dapat diperpanjang dengan persetujuan kedua belah pihak. Pada tahun 2011,
pinjaman tersebut telah dilunasi oleh PT Bukit Cinere Indah.
b. Utang non-usaha kepada pihak berelasi
1 Januari 2009/
30 Juni 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009 31 Desember 2008
Jumlah Persentase*) Jumlah Persentase*) Jumlah Persentase*) Jumlah Persentase*) Jumlah Persentase*)
PT Tiara Realty 95.824.369.511 16,59% - - - - - - - -
Tn. Bhakti Salim
- - 953.904.494 0,21% - - - - - -
Tn. Frans Faizal Hasjim - - 635.586.968 0,14% - - 181.772.578 0,32% 1.000.000 0,00%
PT Intiputra Fikasa - - 61.590.937.513 13,28% 43.648.059.745 19,91% 48.355.786.446 85,58% 8.244.273.044 95,85%
PT Kace Mas - - - - 24.483.249.399 11,17% 7.377.486.598 13,06% - -
Ny, Elly Salim - - - - - - 2.000.000 0,00% - -
Tn. Agung Salim - - 317.479.060 0,07% - - - - -
PT Bukit Cinere Indah -
- - - - - - - 45.330.107 0,53%
Jumlah 95.824.369.511 16,59% 63.497.908.035 13,70% 68.131.309.144 31,08% 55.917.045.622 98,96% 8.290.603.151 96,38%

**) persentase terhadap jumlah liabilitas konsolidasian

Saldo utang kepada pihak berelasi pada tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan
1 Januari 2009/31 Desember 2008 tidak diatur jadwal pembayaran yang tetap dan tidak dibebani
bunga. Utang ini digunakan oleh Grup untuk membayar sewa tanah di Bali dan biaya-biaya
operasional Grup.
c. Beban gaji dan tunjangan personil manajemen kunci
Persentase terhadap jumlah
Saldo beban usaha yang bersangkutan

30 Juni
30 Juni 2011 2011
(Tidak 1 Januari 2010/ 30 Juni (Tidak 31 Des 31 Des 1 Januari 2010/
30 Juni 2012 Diaudit) 31 Des 2011 31 Des 2010 31 Des 2009 2012 (Diaudit) 2011 2010 31 Des 2009
Beban gaji dan
tunjangan
Imbalan kerja
jangka pendek
Direksi 2.404.430.872 1.442.414.318 4.340.443.570 1.992.339.049 168.472.946 14,24% 12,15% 12,11% 14,85% 5,72%
Komisaris 1.243.434.251 691.505.336 2.244.629.389 1.030.323.908 87.124.581 7,36% 5,82% 6,26% 7,68% 2,96%
Imbalan kerja
jangka panjang
Direksi - - - - - - - - - -
Komisaris - - - - - - - - - -
Saldo beban gaji
dan tunjangan 3.647.865.122 2.133.919.654 6.585.072.959 3.022.662.957 255.597.328 21,60% 17,97% 18,37% 22,53% 8,68%

**) persentase terhadap jumlah beban usaha konsolidasian.

31

233
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

8. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan)

Tidak terdapat transaksi dengan pihak-pihak yang berelasi baik yang langsung atau tidak langsung
berhubungan dengan kegiatan usaha utama Perusahaan, yang didefinisikan sebagai transaksi
benturan kepentingan berdasarkan peraturan Bapepam-LK No. IX.E.1 “Transaksi Afiliasi dan
Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu”.

Berikut ini adalah sifat dari pihak-pihak yang berelasi:

Pihak Berelasi Hubungan Sifat Transaksi

PT Intipura Fikasa Memiliki manajemen kunci yang Utang pihak berelasi, piutang pihak berelasi
sama

PT Kace Mas Memiliki manajemen kunci yang Utang pihak berelasi


sama

Tn. Frans Faizal Hasjim Direktur utama, pemegang saham Utang pihak berelasi

Tn. Bhakti Salim Direktur, pemegang saham Utang pihak berelasi

PT Bukit Cinere Indah Memiki manajemen kunci yang sama Piutang pihak berelasi

PT Tiara Realty Pemegang saham Utang pihak berelasi

Tn. Agung Salim Pemegang saham Utang pihak berelasi

Ny. Elly Salim Komisaris Utang pihak berelasi

9. UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DI MUKA

Akun ini terdiri dari :


31 Desember 1 Januari 2009/
30 Juni 31 Desember
2012 2011 2010 2009 2008

Uang muka
Lain-lain 2.297.933.098 717.956.908 657.318.916 129.117.074 -

Sub-jumlah 2.297.933.098 717.956.908 657.318.916 129.117.074 -

Biaya dibayar di muka


Asuransi 275.751.885 108.231.551 7.243.162 7.177.624 6.909.804
Sewa 92.634.067 234.654.700 6.877.500 - 200.000.000
Lain-lain 203.552.700 5.000.000 8.143.906 504.000 429.667.607

Sub-jumlah 571.938.652 347.886.251 22.264.568 7.681.624 636.577.411

Jumlah 2.869.871.750 1.065.843.159 679.583.484 136.798.698 636.577.411

Uang muka lain-lain merupakan uang muka atas pembayaran pemasok dan beban operasional
Perusahaan.

Manajemen Grup berpendapat bahwa nilai tercatat semua aset dapat terealisasi seluruhnya dan
oleh karena itu, tidak diperlukan cadangan penurunan nilai aset.

32

234
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

10. ASET TETAP

Rincian aset tetap adalah sebagai berikut:


Penyesuaian/
30 Juni 2012 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir

Biaya Perolehan
Kepemilikan langsung
Tanah 4.102.250.000 - - - 4.102.250.000
Bangunan dan prasarana 86.674.298.748 214.809.040 - 1.633.952.136 85.255.155.652
Mesin (genset) 150.000.000 - - - 150.000.000
Peralatan dan perabotan 3.581.677.614 767.880.633 9.000.000 - 4.340.558.247
Kendaraan 3.853.708.628 - - - 3.853.708.628

Bangunan dalam penyelesaian 323.304.914.875 169.464.654.038 - 4.374.563.141 488.395.005.772

Jumlah biaya perolehan 421.666.849.865 170.447.343.711 9.000.000 6.008.515.277 586.096.678.299

Akumulasi Penyusutan
Kepemilikan langsung
Bangunan dan prasarana 3.440.312.379 2.983.688.998 - - 6.424.001.377
Mesin (genset) 150.000.000 - - 150.000.000
Peralatan dan perabotan 2.955.346.048 124.570.297 3.187.500 - 3.076.728.845
Kendaraan 992.410.968 476.749.876 - - 1.469.160.844

Jumlah akumulasi penyusutan 7.538.069.395 3.585.009.171 3.187.500 - 11.119.891.066

Nilai Buku 414.128.780.470 574.976.787.233

Penyesuaian/
31 Desember 2011 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir

Biaya Perolehan
Kepemilikan langsung
Tanah 4.102.250.000 - - - 4.102.250.000
Bangunan dan prasarana 4.748.829.316 - - 81.925.469.432 86.674.298.748
Mesin (genset) 150.000.000 - - - 150.000.000
Peralatan dan perabotan 3.204.652.811 391.614.803 14.590.000 - 3.581.677.614
Kendaraan 2.755.180.015 1.099.415.340 886.727 - 3.853.708.628

Bangunan dalam penyelesaian 125.814.489.990 305.415.211.349 - (107.924.786.464) 323.304.914.875

Jumlah biaya perolehan 140.775.402.132 306.906.241.492 15.476.727 (25.999.317.032) 421.666.849.865

Akumulasi Penyusutan
Kepemilikan langsung
Bangunan dan prasarana 949.765.870 2.490.546.509 - - 3.440.312.379
Mesin (genset) 120.000.000 30.000.000 - - 150.000.000
Peralatan dan perabotan 2.720.295.329 237.336.761 2.286.042 - 2.955.346.048
Kendaraan 345.167.115 647.243.853 - - 992.410.968

Jumlah akumulasi penyusutan 4.135.228.314 3.405.127.123 2.286.042 - 7.538.069.395

Nilai Buku 136.640.173.818 414.128.780.470

33

235
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

10. ASET TETAP (lanjutan)


Penyesuaian/
31 Desember 2010 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir

Biaya Perolehan
Kepemilikan langsung
Tanah 861.750.000 3.240.500.000 - - 4.102.250.000
Bangunan dan prasarana 4.748.829.316 - - - 4.748.829.316
Mesin (genset) 150.000.000 - - - 150.000.000
Peralatan dan perabotan 2.801.351.829 403.300.982 - - 3.204.652.811
Kendaraan 176.024.591 2.579.155.424 - - 2.755.180.015

Bangunan dalam penyelesaian 1.816.807.806 123.997.682.184 - - 125.814.489.990

Jumlah biaya perolehan 10.554.763.542 130.220.638.590 - - 140.775.402.132

Akumulasi Penyusutan
Kepemilikan langsung
Bangunan dan prasarana 712.324.402 237.441.468 - - 949.765.870
Mesin (genset) 90.000.000 30.000.000 - - 120.000.000
Peralatan dan perabotan 2.071.051.426 649.243.903 - - 2.720.295.329
Kendaraan 105.614.750 239.552.265 - - 345.167.115

Jumlah akumulasi penyusutan 2.978.990.578 1.156.237.736 - - 4.135.228.314

Nilai Buku 7.575.772.964 136.640.173.818

Penyesuaian/
31 Desember 2009 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir

Biaya Perolehan
Kepemilikan langsung
Tanah 861.750.000 - - - 861.750.000
Bangunan dan prasarana 4.748.829.316 - - - 4.748.829.316
Mesin (genset) 150.000.000 - - - 150.000.000
Peralatan dan perabotan 2.702.764.189 98.587.640 - - 2.801.351.829
Kendaraan 176.024.591 - - - 176.024.591

Bangunan dalam penyelesaian - 1.816.807.806 - - 1.816.807.806

Jumlah biaya perolehan 8.639.368.096 1.915.395.446 - - 10.554.763.542

Akumulasi Penyusutan
Kepemilikan langsung
Bangunan dan prasarana 474.882.934 237.441.468 - - 712.324.402
Mesin (genset) 60.000.000 30.000.000 - - 90.000.000
Peralatan dan perabotan 1.475.607.590 595.443.836 - - 2.071.051.426
Kendaraan 70.409.834 35.204.916 - - 105.614.750

Jumlah akumulasi penyusutan 2.080.900.358 898.090.220 - - 2.978.990.578

Nilai Buku 6.558.467.738 7.575.772.964

1 Januari 2009/ Penyesuaian/


31 Desember 2008 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir

Biaya Perolehan
Kepemilikan langsung
Tanah 861.750.000 - - - 861.750.000
Bangunan dan prasarana 4.748.829.316 - - - 4.748.829.316
Mesin (genset) 150.000.000 - - - 150.000.000
Peralatan dan perabotan 2.655.639.714 47.124.475 - - 2.702.764.189
Kendaraan 176.024.591 - - - 176.024.591

Jumlah biaya perolehan 8.592.243.621 47.124.475 - - 8.639.368.096

34

236
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

10. ASET TETAP (lanjutan)


1 Januari 2009/ Penyesuaian/
31 Desember 2008 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir

Akumulasi Penyusutan
Kepemilikan langsung
Bangunan dan prasarana 239.886.069 234.996.865 - - 474.882.934
Mesin (genset) 30.308.868 29.691.132 - - 60.000.000
Peralatan dan perabotan 728.131.471 747.476.119 - - 1.475.607.590
Kendaraan 35.567.374 34.842.460 - - 70.409.834

Jumlah akumulasi penyusutan 1.033.893.782 1.047.006.576 - - 2.080.900.358

Nilai Buku 7.558.349.839 6.558.467.738

Biaya penyusutan aset tetap pada tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari
2010/31 Desember 2009 sebesar Rp720.040.897, Rp1.152.022.082, Rp1.156.237.736 dan
Rp898.090.220 dibebankan pada beban umum dan administrasi (Catatan 25).

Penurunan aset tetap untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 dan untuk
tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009
terutama disebabkan oleh penjualan aset tetap dengan rincian sebagai berikut:
31 Desember 1 Januari 2010/
30 Juni 31 Desember
2012 2011 2010 2009

Harga jual 5.812.500 13.190.682 - -


Jumlah tercatat 5.812.500 13.190.682 - -

Keuntungan penjualan aset tetap - - - -

Tanah milik Perusahaan sampai dengan tanggal laporan auditor independen masih dalam proses
penurunan hak dan balik nama menjadi atas nama Perusahaan di Kantor Pertanahan Nasional
Kabupaten Magelang.

Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, aset tetap bangunan dan prasarana merupakan
investasi pada bangunan berikut sarana penunjangnya pada Hotel Best Western Kuta Beach, Kuta -
Bali, milik CUN. Properti investasi ini disewakan kepada PT Cakrawala Mitra Usaha, pihak berelasi,
dimana pada tanggal 15 Agustus 2011, Hotel Best western tersebut telah beroperasi secara
komersial.

Aset tetap bangunan dan prasarana dan persediaan bangunan hotel diasuransikan kepada PT Mitra,
Iswara & Rorimpandey (MIR), pihak ketiga sebagai broker asuransi dan PT Asuransi Indrapura
terhadap risiko kebakaran, kerusakan dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar
Rp72.500.000.000 pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011. Manajemen berpendapat
bahwa nilai pertanggungan asuransi tersebut adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian
atas bangunan dan prasarana yang dipertanggungkan.

Biaya penyusutan bangunan dan prasarana per 30 Juni 31 Desember 2011 sebesar
Rp2.864.968.274 dan Rp2.253.105.041 dibebankan pada beban umum dan administrasi
(Catatan 25).

Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, aset tetap bangunan dan prasarana milik CUN
dijaminkan sehubungan dengan pinjaman dari PT Bank CIMB Niaga Tbk (Catatan 18).

35

237
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

10. ASET TETAP (lanjutan)

Pada tanggal 30 Juni 2012, estimasi nilai wajar aset tetap bangunan dan prasarana CUN adalah
sebesar Rp90.895.496.396. Nilai wajar tersebut ditentukan berdasarkan hasil penilaian oleh Kantor
Jasa Penilai Publik Herly, Ariawan & Rekan, penilai independen, sesuai dengan laporannya
tertanggal 28 September 2012.

Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, bangunan dalam penyelesaian merupakan
proyek pembangunan kondotel milik TIM, PN dan BBS. Pada tanggal 31 Desember 2010, bangunan
dalam penyelesaian merupakan proyek pembangunan kondotel milik CUN, TIM, PN dan BBS. Pada
tanggal 31 Desember 2009, bangunan dalam penyelesaian merupakan proyek pembangunan
kondotel milik TIM.

Aset tetap berupa kendaraan milik CMU, CUN, BBS dan TIM telah diasuransikan terhadap segala
bentuk risiko kepada PT Asuransi Wahana Tata, PT Asuransi Raksa Pratikara dan PT Asuransi
Jaya Proteksi, seluruhnya pihak ketiga, dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar
Rp2.880.105.000, Rp3.320.120.000 dan Rp2.109.200.000 masing-masing pada tanggal 30 Juni
2012, 31 Desember 2011 dan 2010. Manajemen Entitas Anak berpendapat bahwa nilai
pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul.

Pada tanggal 30 Juni 2012, aset tetap berupa bangunan dalam penyelesaian milik PN telah
diasuransikan terhadap risiko konstruksi kepada PT Asuransi Indrapura dan PT Asuransi Adira
Dinamika, seluruhnya pihak ketiga, dengan nilai pertanggungan sebesar Rp115.000.000.000 untuk
periode jangka waktu 2 tahun sejak tanggal 1 Januari 2012. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan
2010, aset tetap milik PN belum diasuransikan terhadap risiko kerugian akibat kebakaran dan risiko
lainnya. Manajemen Entitas Anak berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk
menutupi kerugian yang mungkin timbul.

Pada tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011 dan 2010, aset tetap milik Perusahaan telah
diasuransikan terhadap risiko kerugian akibat kebakaran dan risiko lainnya kepada PT Asuransi
Wahana Tata, seluruhnya pihak ketiga, dengan nilai pertanggungan sebesar Rp13.500.000.000.
Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi
kerugian yang mungkin timbul.

Aset tetap berupa, bangunan dalam penyelesaian dan persediaan bangunan atas Villa dan Kondotel
Anantara, Uluwatu-Bali, milik TIM diasuransikan kepada PT Mitra, Iswara & Rorimpandey (MIR),
pihak ketiga sebagai broker asuransi dan PT Asuransi Allianz Utama Indonesia terhadap risiko
konstruksi (contractual risk) dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar USD13.500.000
pada tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011 dan 2010. Pada tanggal 31 Desember 2009,
bangunan dalam penyelesaian milik TIM tidak diasuransikan terhadap risiko konstruksi. Manajemen
Entitas Anak berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kerugian yang
mungkin timbul.
Aset tetap berupa, bangunan dalam penyelesaian atas Hotel Best Western Kuta Beach, Kuta-Bali,
milik CUN diasuransikan kepada PT Mitra, Iswara & Rorimpandey (MIR), pihak ketiga sebagai
broker asuransi dan PT Asuransi Allianz Utama Indonesia terhadap risiko konstruksi (contractual
risk) dengan jumlah pertanggungan sebesar USD4.000.000 pada tanggal 31 Desember 2010.
Manajemen Entitas Anak berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi
kerugian yang mungkin timbul.

36

238
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

10. ASET TETAP (lanjutan)

Aset tetap berupa, bangunan dalam penyelesaian atas Hotel Best Westin Ubud-Bali, milik BBS
diasuransikan kepada PT Mitra, Iswara & Rorimpandey (MIR), pihak ketiga sebagai broker asuransi
dan PT MAA General Assurance, PT Asuransi Rama Satria Wibawa dan PT Asuransi Indrapura
terhadap risiko konstruksi (contractual risk) dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar
Rp185.633.562.000 pada tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011 dan 2010. Manajemen Entitas
Anak berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kerugian yang
mungkin timbul.
Pada tahun 2010, BBS mengadakan Pengikatan Jual Beli tanah dengan rincian sebagai berikut:
a. Berdasarkan Akta Pengikatan Jual Beli No. 5 tanggal 06 Oktober 2010 dari Notaris I Wayan Gede
Adiperana, S.H., Perusahaan membeli sebidang tanah Hak Milik Adat atas nama I Tanek, seluas
1.100 m2, terletak di Dusun Kengetan, Desa Singakerta, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar
dengan harga sebesar Rp450.000.000.

b. Berdasarkan Akta Pengikatan Jual Beli No. 7 tanggal 06 Oktober 2010 dari Notaris I Wayan Gede
Adiperana, S.H., Perusahaan membeli sebidang tanah Hak Milik Adat atas nama I Jiwa, seluas
1.500 m2, terletak di Dusun Kengetan, Desa Singakerta, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar
dengan harga sebesar Rp553.500.000.

c. Berdasarkan Akta Pengikatan Jual Beli No. 9 tanggal 06 Oktober 2010 dari Notaris I Wayan Gede
Adiperana, S.H., Perusahaan membeli sebidang tanah Hak Milik Adat atas nama I Peresta, seluas
900 m2, terletak di Dusun Kengetan, Desa Singakerta, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar
dengan harga sebesar Rp424.000.000.

d. Berdasarkan Akta Pengikatan Jual Beli No. 11 tanggal 06 Oktober 2010 dari Notaris I Wayan Gede
Adiperana, S.H., Perusahaan membeli sebidang tanah Hak Milik Adat atas nama I Kenak, seluas
1.000 m2, terletak di Dusun Kengetan, Desa Singakerta, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar
dengan harga sebesar Rp328.500.000.

e. Berdasarkan Akta Pengikatan Jual Beli No. 13 tanggal 06 Oktober 2010 dari Notaris I Wayan Gede
Adiperana, S.H., Perusahaan membeli sebidang tanah Hak Milik Adat atas nama Gst Ketut Enjar,
seluas 900 m2, terletak di Dusun Kengetan, Desa Singakerta, Kecamatan Ubud, Kabupaten
Gianyar dengan harga sebesar Rp382.000.000.

f. Berdasarkan Akta Pengikatan Jual Beli No. 15 tanggal 6 Oktober 2010 dari Notaris I Wayan Gede
Adiperana, S.H., Perusahaan membeli sebidang tanah Hak Milik Adat atas nama I Rekeg, seluas

g. 1.400 m2, terletak di Dusun Kengetan, Desa Singakerta, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar
dengan harga sebesar Rp682.500.000.

h. Berdasarkan Akta Pengikatan Jual Beli No. 17 tanggal 06 Oktober 2010 dari Notaris I Wayan Gede
Adiperana, S.H., Perusahaan membeli sebidang tanah Hak Milik Adat atas nama I Degdeg, seluas
1.000 m2, terletak di Dusun Kengetan, Desa Singakerta, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar
dengan harga sebesar Rp420.000.000

Berdasarkan Sertifikat Hak Milik No. 1437 dan No. 2137 serta Buku Tanah Hak Milik No. 1904, tanah
2
dengan total luas 3.830 m , milik Perusahaan masih atas nama Agung Salim, S.H., pemegang
saham. Tanah tersebut terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang
Propinsi Jawa Tengah.

37

239
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

10. ASET TETAP (lanjutan)

Tanah dan Bangunan milik Perusahaan, dijadikan jaminan atas pinjaman kredit kepada PT Bank
Victoria International Tbk (Catatan 12 dan 18).

Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, aset tetap berupa bangunan dalam penyelesaian
milik TIM, BBS dan PN dijadikan jaminan atas pinjaman yang diterima oleh Entitas Anak dari
PT Bank CIMB Niaga Tbk (Catatan 18).

Pada tanggal 31 Desember 2010, aset tetap berupa bangunan dalam penyelesaian milik TIM dan
CUN dijadikan jaminan atas pinjaman yang diterima oleh Entitas Anak dari PT Bank CIMB Niaga Tbk
(Catatan 18).

Pada tanggal 30 Juni 2012, estimasi nilai wajar aset tetap Perusahaan adalah sebesar
Rp20.997.000.000. Nilai wajar tersebut ditentukan berdasarkan hasil penilaian oleh Kantor Jasa
Penilai Publik Herly, Ariawan & Rekan, penilai independen.

Pada tanggal 30 Juni 2012, estimasi nilai wajar aset tetap CUN adalah sebesar Rp91.350.647.032.
Nilai wajar tersebut ditentukan berdasarkan hasil penilaian oleh Kantor Jasa Penilai Publik Herly,
Ariawan & Rekan, penilai independen.

Pada tanggal 30 Juni 2012, estimasi nilai wajar aset tetap TIM adalah sebesar Rp249.622.585.913.
Nilai wajar tersebut ditentukan berdasarkan hasil penilaian oleh Kantor Jasa Penilai Publik Herly,
Ariawan & Rekan, penilai independen.

Pada tanggal 30 Juni 2012, estimasi nilai wajar aset tetap BBS adalah sebesar Rp178.820.200.000.
Nilai wajar tersebut ditentukan berdasarkan hasil penilaian oleh Kantor Jasa Penilai Publik Herly,
Ariawan & Rekan, penilai independen.

Pada tanggal 30 Juni 2012, estimasi nilai wajar aset tetap PN adalah sebesar Rp83.842.500.000.
Nilai wajar tersebut ditentukan berdasarkan hasil penilaian oleh Kantor Jasa Penilai Publik Herly,
Ariawan & Rekan, penilai independen.

Pada tanggal 30 Juni 2012, estimasi nilai wajar aset tetap CMU adalah sebesar Rp1.951.500.000.
Nilai wajar tersebut ditentukan berdasarkan hasil penilaian oleh Kantor Jasa Penilai Publik Herly,
Ariawan & Rekan, penilai independen.

Rincian dan progress bangunan dalam penyelesaian:


30 Juni 2012

Nilai
Bangunan dalam Persentase Tanggal
Penyelesaian Hotel Penyelesaian Penyelesaian

PT Tiara Inti Mulia 222.127.230.522 Hotel Anantara Uluwatu Resort & Spa 90% Desember 2012
PT Bina Buana Sarana 183.065.936.834 Hotel Westin Ubud 70% Pebruari 2013
PT Pratika Nugraha 83.201.838.416 Hotel The Sarasvati Luxury Collection 40% Juni 2013

38

240
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

10. ASET TETAP (lanjutan)

Rincian biaya provisi dan bunga pinjaman yang dikapitalisasi:


Periode 6 Bulan Jumlah kumulatif
Yang berakhir sampai dengan
Pada tanggal tanggal
2010 2011 30 Juni 2010 30 Juni 2009

PT Cakrawala Usaha Nusantara 2.062.000.000 6.158.000.000 - 8.220.000.000


PT Tiara Inti Mulia 3.559.000.000 7.532.000.000 4.501.000.000 15.592.000.000
PT Bina Buana Sarana - 6.821.000.000 6.719.000.000 13.540.000.000
PT Pratika Nugraha - - 2.235.000.000 2.235.000.000

Jumlah 5.621.000.000 20.511.000.000 13.455.000.000 39.587.000.000

Berdasarkan penilaian manajemen, tidak terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang
mengindikasikan adanya penurunan nilai aset tetap pada tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011,
2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009.

11. SEWA HAK ATAS TANAH

31 Desember 1 Januari 2009/


30 Juni 31 Desember
2012 2011 2010 2009 2008

Saldo awal 80.484.045.000 54.684.345.000 45.224.000.000 45.224.000.000 -


Penambahan selama
periode berjalan - 25.799.700.000 9.460.345.000 - -
Pengurangan selama
periode berjalan - - - - -
Amortisasi (332.082.265) (150.946.484) - - -

Saldo akhir 80.151.962.735 80.333.098.516 54.684.345.000 45.224.000.000 -

Mutasi Amortisasi:
31 Desember 1 Januari 2009/
30 Juni 31 Desember
2012 2011 2010 2009 2008

Saldo awal 150.946.484 - - - -


Penambahan 181.135.781 150.946.484 - - -
Pengurangan - - - - -

Saldo akhir 332.082.265 150.946.484 - - -

39

241
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11. SEWA HAK ATAS TANAH (lanjutan)

PT Tiara Inti Mulia (TIM)

Hak atas tanah milik TIM, Entitas Anak, merupakan tanah yang disewa oleh TIM berdasarkan Akta
Notaris Eddy Nyoman Winarta, S.H., No. 138 tanggal 27 Juli 2009, notaris di Kabupaten Daerah
Tingkat II Badung yang berkedudukan di Kuta, yang disewa dari Drs. Ketut Loper Winartha, M.Pd,
2
pihak ketiga. Berdasarkan akta tersebut tanah seluas 17.000 m merupakan bagian dari tanah SPPT
2
No. 51.03.050.001.006-0014.0 seluas kurang lebih 9.500m dan tanah SPPT
2
No. 51.30.050.001.006-0015.0 seluas kurang lebih 18.200m . Perusahaan memperoleh Sertifikat
Hak Guna Bangunan (SHGB) dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk Area tanah seluas
2
17.000 m yang terletak di Banjar Dinas Labuan Sait, Desa/ Kelurahan Pecatu, Kecamatan Kuta
Selatan, Kabupaten Badung, Propinsi Bali yang akan berakhir tahun 2033.

Jangka waktu sewa dimulai pada tanggal 1 September 2009 untuk jangka waktu 45 tahun dan
berakhir pada 1 September 2054. Nilai sewa menyewa tersebut sebesar Rp45.000.000.000. Biaya
yang timbul secara keseluruhan pada tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
adalah masing-masing sebesar Rp45.224.000.000.

Pada tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009, TIM
belum melakukan amortisasi hak atas tanah tersebut dikarenakan TIM belum beroperasi secara
komersial.

Pada tanggal 30 Juni 2012, estimasi nilai wajar hak atas tanah TIM adalah sebesar Rp90.100.000.000.
Nilai wajar tersebut ditentukan berdasarkan hasil penilaian oleh Kantor Jasa Penilai Publik Herly,
Ariawan & Rekan, penilai independen.

PT Cakrawala Usaha Nusantara (CUN)

a. Hak atas tanah milik CUN, Entitas Anak, merupakan tanah yang disewa oleh CUN berdasarkan
Akta Notaris J.S. Wibisono, S.H., No. 1 tanggal 1 Pebruari 2010, notaris di Denpasar. Tanah
tersebut disewa dari Tony Wijaya, pihak ketiga yaitu pihak yang lebih dahulu menyewa dari pemilik
tanah, melalui perjanjian sewa menyewa tanggal 11 April 2007 No. 7 yang dibuat di hadapan
Notaris J.S. Wibisono, S.H., untuk jangka waktu 20 tahun, terhitung sejak tanggal 1 Agustus 2007
sampai dengan 31 Juli 2027. Berdasarkan akta tersebut, tanah yang disewa memiliki luas 1.915 m²
dari luas seluruhnya 5.915 m² berdasarkan surat ukur tanggal 15 Desember 2004
No. 1772/Kuta/2004 dengan sertifikat Hak Milik No. 9581/Kuta. Perusahaan memperoleh Sertifikat
Hak Guna Bangunan (SHGB) dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk Area tanah seluas
1.850 m2 yang terletak dalam Provinsi Bali, Kabupaten Badung, Kecamatan Kuta, Kelurahan Kuta
yang akan berakhir tahun 2027.

Jangka waktu sewa dimulai sejak tanggal 1 Pebruari 2010 untuk jangka waktu 17 tahun 6 bulan
yang akan berakhir pada tanggal 31 Juli 2027. Nilai sewa menyewa tersebut sebesar
Rp6.000.000.000 dengan pembayaran awal sebesar Rp200.000.000 dan sebesar Rp300.000.000
dalam waktu 7 hari ketika memperoleh surat pernyataan dari pemilik tanah tentang kesediaannya
untuk memberikan Hak Guna Bangunan/Hak Pakai diatas tanah Hak Milik kepada CUN dan
sebesar Rp5.500.000.000 paling lambat 3 bulan sejak tanggal surat pernyataan dari pemilik tanah
tentang kesediaannya untuk memberikan Hak Guna Bangunan/Hak Pakai di atas tanah Hak Milik
kepada CUN.

40

242
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11. SEWA HAK ATAS TANAH (lanjutan)

PT Cakrawala Usaha Nusantara (CUN) (lanjutan)

Berdasarkan surat keterangan Notaris J.S. Wibisono, S.H., No. 26/ket/III/2010 tanggal 9 Maret
2010, notaris di Denpasar, bahwa setelah diadakan pengukuran dan pemecahan tanah yang
disewa adalah seluas 1.850 m² dari luas yang sebelumnya 1.915m² berdasarkan surat ukur tanggal
17 Pebruari 2010 No. 02599/Kuta/2010. Biaya yang timbul secara keseluruhan pada tanggal
30 Juni 2012, 31 Desember 2011 dan 2010 adalah masing-masing sebesar Rp5.796.345.000.

b. Berdasarkan surat keterangan Notaris J.S. Wibisono, S.H., No. 12 tanggal 5 Mei 2010, notaris di
Denpasar, CUN mengadakan perjanjian sewa menyewa dengan I Wayan Medi, pihak ketiga yaitu
pihak pemegang hak atas sebidang tanah hak milik seluas 1.850 m2, yang terletak di Provinsi Bali,
Kabupaten Badung, Kecamatan Kuta, Kelurahan Kuta, dengan nomor identifikasi tanah (NIB)
22.03.04.04.05995, untuk jangka waktu 17 tahun 2 bulan dan 26 hari, sejak tanggal 1 Pebruari
2010 sampai dengan 31 Juli 2027, dengan nilai sewa sebesar Rp2.000.000.000 sebagai uang
muka.

Akta tersebut telah diperbaharui, berdasarkan surat keterangan dari Notaris Luh Putu Darmayanti,
S.H., M.Kn No. 09 tanggal 8 April 2011, notaris di Denpasar, dimana telah dilakukan perjanjian
perpanjangan diri untuk melakukan pemberian hak guna bangunan atau hak pakai atas tanah hak
milik, sebagai berikut :

1. Tanah yang disewa memiliki luas 1.850 m² berdasarkan sertifikat hak guna hak guna bangunan
No.982/kuta.
2. Tanah tersebut terletak dalam Provinsi Bali, Kabupaten Badung, Kecamatan Kuta, Kelurahan
Kuta, dengan sertipikat Hak Milik No. 10312/Kuta.
3. Tanah tersebut memiliki Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) 22.03.04.04.05995.
4. Jangka waktu sewa dimulai pada tanggal 1 Agustus 2027 untuk jangka waktu 15 tahun
sehingga berakhir pada tanggal 31 Juli 2042.
5. Nilai sewa dengan jumlah sebesar Rp15.000.000.000 pembayaran dilakukan secara bertahap,
dengan rincian imbalan atas tanah sebesar Rp2.000.000.000 dan imbalan untuk biaya
keamanan hotel, upacara adat bali dan pembersihan Rp13.000.000.000 dan memperoleh surat
pernyataan dari pemilik tanah tentang kesediaannya untuk memberikan Hak Guna
Bangunan/Hak Pakai diatas tanah Hak Milik kepada Frans Faizal Hasyim.

Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, biaya secara keseluruhan untuk hak atas tanah
diatas adalah sebesar Rp15.000.000.000 dimana masing-masing sebesar Rp10.625.000.000 dan
Rp12.812.500.000 masih terutang dan dicatat sebagai bagian dari utang non-usaha (Catatan 15).

Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 dan tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2011, amortisasi hak atas tanah yang dibebankan dalam beban pokok
pendapatan adalah masing-masing sebesar Rp181.135.781 dan Rp150.946.484. Akumulasi
amortisasi hak atas tanag pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing
sebesar Rp332.082.265 dan Rp150.946.484.

Pada tanggal 30 Juni 2012, estimasi nilai wajar hak atas tanah CUN adalah sebesar Rp7.400.000.000.
Nilai wajar tersebut ditentukan berdasarkan hasil penilaian oleh Kantor Jasa Penilai Publik Herly,
Ariawan & Rekan, penilai independen.

41

243
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11. SEWA HAK ATAS TANAH (lanjutan)

PT Bina Buana Sarana (BBS)

a. Berdasarkan Surat Perjanjian Pemberian Hak Guna Bangunan atas Tanah Hak Milik No. 3 tanggal
27 September 2010, Notaris I Wayan Gede Adiperana, S.H., BBS memperoleh Hak Guna
Bangunan atas tanah hak milik selama 30 tahun dan bisa diperpanjang 20 tahun lagi, dengan
rincian tanah seluas 1.700 m² dan 1.210 m² dengan sertifikat hak milik No. 1314 dan No. 1509 dan
tercatat atas nama I Made Wirata dan I wayan Lantra. Tanah ini terletak di Desa Singakerta,
Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali. Atas hak ini BBS memberikan imbalan untuk jangka
waktu 30 tahun sebesar Rp785.700.000. Periode perjanjian ini terhitung mulai tanggal 25 Oktober
2010 sampai dengan 25 Oktober 2040.

b. Berdasarkan Surat Perjanjian Pemberian Hak Guna Bangunan atas Tanah Hak Milik No. 3 tanggal
27 September 2010, Notaris I Wayan Gede Adiperana, S.H., BBS memperoleh Hak Guna
Bangunan atas tanah hak milik selama 30 tahun dan bisa diperpanjang 20 tahun lagi, dengan
rincian tanah seluas 2.750 m2 dan 3.230 m2 dengan sertifikat hak milik No. 474 dan No. 1319 dan
tercatat atas nama Laba Pura Puseh Kengetan. Tanah ini terletak di Desa Singakerta, Kecamatan
Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali. Atas hak ini BBS memberikan imbalan untuk jangka waktu 30
tahun sebesar Rp1.794.000.000 dan terhitung mulai tanggal 25 Oktober 2010 sampai dengan
25 Oktober 2040.

Pada tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011 dan 2010, secara keseluruhan biaya yang dikeluarkan
oleh BBS untuk hak-hak atas tanah tersebut diatas adalah masing-masing sebesar Rp2.579.700.000,
Rp2.579.700.000 dan Rp2.414.000.000. Selain biaya yang dikeluarkan untuk hak-hak atas tanah
tersebut, BBS juga mengeluarkan biaya atas pengurusan tanah tersebut sebesar Rp250.000.000.

Pada tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011 dan 2010, BBS belum melakukan amortisasi hak atas
tanah tersebut dikarenakan BBS belum beroperasi secara komersial.

Pada tanggal 30 Juni 2012, estimasi nilai wajar hak atas tanah BBS adalah sebesar Rp10.572.800.000.
Nilai wajar tersebut ditentukan berdasarkan hasil penilaian oleh Kantor Jasa Penilai Publik Herly,
Ariawan & Rekan, penilai independen.

Perusahaan memperoleh Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) dari Badan Pertanahan Nasional
(BPN) untuk Area tanah seluas 8.623 m2 yang terletak di Desa Singakerta, Kecamatan Ubud,
Kabupaten Gianyar, Bali yang akan berakhir tahun 2040.

PT Pratika Nugraha (PN)

PN mengadakan perjanjian sewa menyewa dengan Tn. I Wayan Kanda, yang merupakan ahli waris
dari alm. Ny. Ni Nyoman Rambeg. Berdasarkan Akta Notaris Eddy Nyoman Winarta, S.H., atas
perjanjian sewa menyewa tanah No. 141 tanggal 19 Oktober 2010 atas sebidang tanah dengan
2
Sertifikat Hak Milik (SHM) No. 3629, seluas 2.770 m , yang terletak di kelurahan Kuta, Kecamatan
Kuta, Kabupaten Daerah Tingkat II Badung, provinsi Daerah Tingkat I Bali.

Dalam Sertifikat Hak Milik (SHM) tersebut di atas tertanggal 19 Agustus 1991 yang dikeluarkan oleh
pihak berwenang di Kabupaten Badung, tertera atas nama Ni Ketut Rimek dan Ni Nyoman Rambeg.
Periode sewa menyewa dimulai pada tanggal 15 Oktober 2010 dengan jangka waktu selama 25
tahun. Dan telah diperpanjang kembali untuk jangka waktu 5 tahun, sehingga sewa menyewa
seluruhnya berlaku selama 30 tahun yang berakhir pada tanggal 15 Oktober 2040. Nilai sewa
menyewa adalah sebesar Rp11.634.000.000. Pemilik tanah berjanji akan memberikan Sertifikat hak
Guna Bangunan untuk jangka waktu 30 tahun kepada PN apabila telah membayar lunas sewa tanah
tersebut.
42

244
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11. SEWA HAK ATAS TANAH (lanjutan)

PT Pratika Nugraha (PN) (lanjutan)

Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, biaya yang dikeluarkan oleh PN secara
keseluruhan untuk hak atas tanah diatas adalah sebesar Rp11.634.000.000, dimana pada tanggal
31 Desember 2011 sebesar Rp1.374.000.000 masih terutang dan dicatat sebagai bagian dari utang
non-usaha (Catatan 15). Pada tahun 2012, utang atas hak tanah tersebut telah dilunasi oleh PN.
Pada tanggal 31 Desember 2010, biaya yang dikeluarkan oleh PN secara keseluruhan untuk hak
atas tanah diatas adalah sebesar Rp1.000.000.000.

Pada tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011 dan 2010, PN belum melakukan amortisasi hak atas
tanah tersebut dikarenakan PN belum beroperasi secara komersial.

Pada tanggal 30 Juni 2012, estimasi nilai wajar hak atas tanah PN adalah sebesar Rp13.007.500.000.
Nilai wajar tersebut ditentukan berdasarkan hasil penilaian oleh Kantor Jasa Penilai Publik Herly,
Ariawan & Rekan, penilai independen.

Perusahaan memperoleh Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) dari Badan Pertanahan Nasional
(BPN) untuk Area tanah seluas 2.750 m2 yang terletak di kelurahan Kuta, Kecamatan Kuta, Kabupaten
Daerah Tingkat II Badung, provinsi Daerah Tingkat I Bali yang akan berakhir tahun 2040.

12. UTANG BANK JANGKA PENDEK

Akun ini terdiri dari :


31 Desember 1 Januari 2009/
30 Juni 31 Desember
2012 2011 2010 2009 2008

Pihak ketiga
PT Bank Victoria International Tbk:
Pinjaman rekening koran 1.875.432.095 1.870.907.646 72.776.653 - -

Jumlah 1.875.432.095 1.870.907.646 72.776.653 - -

Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Dengan Memakai Jaminan No. 15 dan 16 masing-masing
tertanggal 15 Maret 2010 yang dibuat dihadapan Notaris Fransisca Susi Setiawati, S.H., antara
Perusahaan dengan PT Bank Victoria International Tbk (Bank Victoria), Bank Victoria setuju untuk
memberikan fasilitas kredit dalam bentuk Pinjaman Rekening Koran sampai jumlah setinggi-tingginya
Rp250.000.000.

Berdasarkan Akta Perubahan I Terhadap Perjanjian Kredit Dengan Memakai Jaminan No. 19 tanggal
6 Juli 2011 yang dibuat dihadapan Notaris Fransisca Susi Setiawati, S.H., antara Perusahaan
dengan PT Bank Victoria International Tbk (Bank Victoria), Bank Victoria setuju untuk menambah
plafon fasilitas kredit dalam bentuk Pinjaman Rekening Koran sebesar Rp1.750.000.000 sehingga
menjadi setinggi-tingginya sebesar Rp2.000.000.000, dan memperpanjang jangka waktu pinjaman
menjadi tanggal 15 Maret 2012. Pada tanggal 15 Maret 2012, Perusahaan memperoleh surat
persetujuan dari Bank Victoria untuk memperpanjang jangka waktu pinjaman yang berakhir pada
tanggal 15 Maret 2013.

Fasilitas kredit tersebut diberikan untuk pembiayaan renovasi Hotel Saraswati Borobudur berikut
pembelian peralatan dan perlengkapannya, pelunasan pinjaman kepada pihak ketiga dan untuk
modal kerja Perusahaan.

43

245
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

12. UTANG BANK JANGKA PENDEK (lanjutan)

Fasilitas kredit ini berlaku untuk jangka waktu 12 bulan dan dapat diperpanjang. Tingkat bunga
pinjaman sebesar 12% pertahun dibayar efektif per bulan dan sewaktu-waktu dapat berubah.
Jaminan atas fasilitas kredit tersebut adalah:
- Sebidang tanah dan bangunan dengan sertifikat pengganti hak milik nomor 1437/Borobudur
2
seluas 780 m atas nama Agung Salim S.H., salah satu pemegang saham Perusahaan;
- Sebidang tanah dan bangunan dengan sertifikat hak milik nomor 2137/Borobudur seluas 1.250
2
m atas nama Agung Salim S.H., salah satu pemegang saham Perusahaan;
- Sebidang tanah dan bangunan dengan sertifikat hak milik nomor 1904/Borobudur seluas 1.800
2
m atas nama Agung Salim S.H., salah satu pemegang saham Perusahaan;
- Mesin-mesin dan peralatan hotel dan peralatan lainnya;
- Inventaris peralatan hotel berikut perlengkapan-perlengkapannya;
- Jaminan Perusahaan dari PT Intiputra Fikasa, pihak yang berelasi;
- Jaminan pribadi dari Tn. Bhakti Salim, pemegang saham Perusahaan.
Dalam perjanjian dengan Bank Victoria terdapat pembatasan kepada Perusahaan yang mewajibkan
Perusahaan untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari Bank Victoria apabila akan melakukan
merger, reverse merger, akuisisi, pengambilalihan usaha, perubahan anggaran dasar dan susunan
struktur Perseroan, merubah susunan pemegang saham utama, perolehan pinjaman dalam bentuk
apapun, membagikan dividen kecuali untuk memenuhi persyaratan Bapepam, menjual,
menyewakan, mengalihkan pendapatan atau aset tetap atau investasi Perusahaan, kecuali dalam
rangka usaha sehari-hari.

13. UTANG KONTRAKTOR DAN USAHA


Akun ini terdiri dari :
31 Desember 1 Januari 2009/
30 Juni 31 Desember
2012 2011 2010 2009 2008

Pihak ketiga
PT Tata Mulia Nusantara 9.166.066.909 23.461.139.115 3.126.880.514 - -
PT Jaya Kusuma Sarana 8.338.917.601 4.427.320.989 4.954.052.974 - -
PT Hardi Agung 6.875.089.783 10.310.673.385 - - -
PT Duta Kreasi Bersama Realtindo 3.232.265.631 3.232.265.631 - - -
PT Bian Niaga Batuan 2.147.348.546 4.707.027.202 622.010.995 - -
PT Panca Usaha Palopo Plywood 2.006.452.837 2.006.452.837 - - -
PT Prima Surya Semen Serba Guna 2.001.632.729 2.001.632.729 - - -
PT Kobin Keramik Industri 1.167.932.159 1.167.932.159 - - -
PT Harapan Sukses Jaya 1.107.124.400 - - - -
PT Kencana Karya Alam 1.100.028.600 - - - -
PT Manamakmur 1.077.560.266 1.077.560.266 - - -
PT Majamakmur Sukses Mandiri 1.076.284.906 1.076.284.906 - - -
PT Dharmamas 1.020.034.047 - - - -
PT Duta Megah Matra 901.756.422 901.756.422 - - -
PT Duta Cermat Mandiri 645.975.000 645.975.000 - - -
PT Tiara Cipta Nirwana 400.748.000 - 1.231.250.000 - -
PT Batraco Raya 386.810.994 570.162.501 - - -
Candra Basuki 290.422.000 - - - -
PT Space Matrix 198.615.480 1.541.560.000 - - -
PT Balicipendale - 829.480.745 - - -
PT Qulinary - 722.086.102 - - -
PT Mahesa Company Group - 647.148.626 - - -
PT Synergi Media Informasi - - 998.205.000 - -
Lain-lain dibawah Rp500.000.000,- 24.032.481.604 9.593.148.885 672.934.724 181.778.831 181.133.257

Jumlah 67.173.547.914 68.919.607.500 11.605.334.207 181.778.831 181.133.257

44

246
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

13. UTANG KONTRAKTOR DAN USAHA (lanjutan)

Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/
31 Desember 2008, semua usaha kontraktor merupakan utang dari pihak ketiga dalam mata uang
dalam Rupiah. Tidak ada utang kontraktor dalam mata uang asing.

14. UTANG NON-USAHA

Akun ini terdiri dari:


31 Desember 1 Januari 2009/
30 Juni 31 Desember
2012 2011 2010 2009 2008

Pihak ketiga:
Sewa tanah (Catatan 12) 10.625.000.000 14.186.500.000 - - -
Utang atas pengembalian
investasi 543.226.971 89.415.468 - - -
Pembelian tanah di Ubud, Bali - - 1.134.175.000 - -
Lain-lain 1.501.344.625 662.148.464 - - -

Sub-jumlah 12.669.571.596 14.938.063.932 1.134.175.000 - -

Pihak berelasi:
PT Tiara Realty 95.824.369.511 61.590.937.514 - - -
Tn. Bhakti Salim - 953.904.494 - - -
Tn. Frans Faizal Hasjim - 635.586.968 - 181.772.578 1.000.000
Tn. Agus Salim - 317.479.059 - - -
PT Intiputra Fikasa - - 43.648.059.745 48.355.786.446 8.244.273.044
PT Kace Mas - - 24.483.249.399 7.377.486.598 -
Ny. Elly Salim - - - 2.000.000 -
PT Bukit Cinere Indah - - - - 45.330.107

Sub-jumlah 95.824.369.511 63.497.908.035 68.131.309.144 55.917.045.622 8.290.603.151

Jumlah 108.493.941.107 78.435.971.967 69.265.484.144 55.917.045.622 8.290.603.151

Utang non-usaha pihak berelasi merupakan utang ke PT Tiara Realty sehubungan dengan kegiatan
non-operasional Perusahaan. Utang tersebut tidak memiliki syarat dan kondisi.
Pada tanggal 30 Juni 2012, utang non-usaha atas sewa tanah merupakan utang kepada I Wayan
Medi atas sewa tanah di Provinsi Bali sebesar Rp10.625.000.000 (Catatan 11).
Pada tanggal 31 Desember 2011, utang non-usaha atas sewa tanah merupakan utang kepada
I Wayan Medi dan I Wayan Kanda atas sewa tanah di Provinsi Bali masing-masing sebesar
Rp12.812.500.000 dan Rp1.374.000.000 (Catatan 11).

15. UANG MUKA PENJUALAN

Akun ini merupakan penerimaan uang atas pembelian kondominium hotel milik TIM, CUN dan BBS
dari pelanggan yang sampai dengan tanggal laporan keuangan diterbitkan oleh manajemen, proses
penjualan belum selesai. TIM, CUN dan BBS akan melaporkan uang muka sebagai penjualan
setelah diselesaikannya perikatan jual beli atau pengikatan kredit dan dilakukan serah terima kunci
pada pelanggan.

45

247
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

15. UANG MUKA PENJUALAN (lanjutan)

Akun ini terdiri dari:


31 Desember 1 Januari 2009/
30 Juni 31 Desember
2012 2011 2010 2009 2008

Dapen CIMB Niaga 12.619.534.691 12.071.090.778 12.001.505.647 - -


Hendrix Tee 9.426.561.154 9.016.883.602 - - -
Irwan Karim 7.627.090.859 4.154.792.727 2.747.493.109 - -
Alfred Tandra 3.016.062.000 2.596.456.927 - - -
Djoko Gazali 2.800.909.039 - - - -
Harsono 2.766.436.386 2.381.586.567 49.604.091 - -
Andrew W. Bennet 2.570.950.145 2.059.614.840 1.256.563.484 - -
Lin Arifin 2.541.407.018 2.187.770.411 - - -
Ulung Wijaya/Juliana Halim 2.456.181.819 2.349.436.364 - - -
Ateng Suhendra 2.390.683.636 2.286.784.727 1.133.124.727 - -
Tjong Fenny 2.154.545.454 - - - -
Jean Gie Choi 1.706.400.000 1.632.240.000 810.873.636 - -
Budi Darmadi 1.623.493.090 1.114.704.509 - - -
Agustinus Lumboan 1.390.759.091 1.330.316.818 757.995.455 - -
Bobby Dhanandjaja 1.218.778.963 1.083.374.569 - - -
Lisabella 1.034.181.819 - - - -
Lain-lain (masing-masing
dibawah Rp1.000.000.000) 13.334.723.188 12.324.747.695 5.766.899.960 94.000.000

Jumlah 70.678.698.352 56.589.800.534 24.524.060.109 94.000.000

Pada tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008,
semua uang muka penjualan milik TIM, CUN dan BBS merupakan uang muka dari pihak ketiga
dalam mata uang asing.

Saldo uang muka penjualan pada tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah
masing-masing sebesar USD7.455.559, USD6.240.604, USD2.727.624 dan USD10.000.

16. BIAYA MASIH HARUS DI BAYAR


Akun ini terdiri dari:
31 Desember 1 Januari 2009/
30 Juni 31 Desember
2012 2011 2010 2009 2008

Bunga pinjaman 2.684.922.850 2.190.990.571 361.666.667 - -


Gaji 2.056.446.307 1.182.581.000 630.000 - -
Management fee 1.759.481.542 1.701.988.652 - - -
Pemasok 353.010.432 - 6.345.000 - -
Jamsostek 176.922.845 72.328.458 2.289.163 937.679 42.510
Service charge 14.407.948 270.949.584 11.968.972 19.228.981 23.984.007
Tenaga ahli - 124.834.259 - -
Cadangan pajak hotel dan
Service charge - - 73.232.127 48.954.690 26.915.223
Lain-lain 1.050.510.410 279.383.282 97.753.867 66.391.772 18.028.436

Jumlah 8.095.702.334 5.823.055.806 553.885.796 135.513.122 68.970.176

46

248
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

17. PERPAJAKAN

a. Pajak Dibayar Di Muka

Akun ini terdiri dari :


31 Desember 1 Januari 2009/
30 Juni 31 Desember
2012 2011 2010 2009 2008

Pajak Penghasilan:
Pasal 21 - 2.378.511 - - -
Pasal 22 - 185.249 - - -
Pasal 23 - 249.300 - - -
Pajak lainnya:
Pajak Pertambahan Nilai 19.123.295.692 17.202.350.526 2.296.632.840 25.350.000 2.500.000

Jumlah 19.123.295.692 17.205.163.586 2.296.632.840 25.350.000 2.500.000

b. Utang Pajak

Akun ini terdiri dari :


31 Desember 1 Januari 2009/
30 Juni 31 Desember
2012 2011 2010 2009 2008

Pajak penghasilan
Pasal 21 390.480.967 541.190.689 265.146.456 26.690.307 164.645
Pasal 23 77.926.848 23.642.847 4.582.841 154.271 110.511
Pasal 4(2) 401.224.949 112.403.826 300.553.192 13.110.000 -
Pasal 29 552.125.005 - - - -
Pajak lainnya:
Pajak Pembangunan I 841.942.078 671.712.538 10.880.883 17.480.891 21.803.645

Jumlah 2.263.699.847 1.348.949.900 581.163.372 57.435.469 22.078.801

c. Manfaat (beban) pajak penghasilan

Manfaat (beban) pajak penghasilan Perusahaan dan Entitas Anak adalah sebagai berikut:
30 Juni 31 Desember

2012 2011 2011 2010 2009

Pajak final - entitas anak (125.000.000) - (59.148.430) - -


Pajak kini - entitas anak (552.125.005) - - - -

Sub-jumlah (677.125.005) - (59.148.430) - -

Pajak tangguhan:
Perusahaan (120.433.867) 2.831.050 1.137.346.520 (175.373.755) 66.791.093
Entitas anak (901.675.135) 2.643.329 (186.712.480) - -

Sub-jumlah (1.022.109.002) 5.474.379 950.634.040 (175.373.755) 66.791.093

Jumlah manfaat (beban) pajak


penghasilan - bersih (1.699.234.007) 5.474.379 891.485.610 (175.373.755) 66.791.093

47

249
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

17. PERPAJAKAN (lanjutan)

c. Manfaat (beban) pajak penghasilan (lanjutan)

Rekonsiliasi antara rugi sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan seperti yang disajikan
dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan taksiran penghasilan kena pajak
untuk periode/tahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 dan 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit),
31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
30 Juni 31 Desember

2012 2011 2011 2010 2009

Rugi sebelum manfaat (beban)


pajak penghasilan
menurut laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian (13.837.073.688) (16.228.606.276) (36.927.503.320) (9.250.739.426) (1.464.358.409)

Dikurangi:
Rugi sebelum manfaat (beban)
pajak penghasilan
Entitas Anak (14.311.233.758)(12.421.221.620) (33.437.447.919) (9.928.396.461) (1.175.264.739)

Penyesuaian atas perubahan


kepemilikan kepentingan
non pengendali - (4.275.489.474) (4.275.489.474) - -

Laba (rugi) sebelum pajak


penghasilan Perusahaan 474.160.070 468.104.818 785.434.073 677.657.035 (289.093.670)

Beda temporer:
Penyisihan imbalan kerja
karyawan 36.973.056 - 77.345.516 55.466.439 25.414.609
Penyusutan aset tetap (37.033.099) 11.324.200 (35.484.566) (31.522.831) (28.903.040)
Amortisasi pra operasi - - - (131.824.644) (131.824.644)
Beda tetap:
Jamuan 7.921.750 7.926.250 15.512.250 15.420.000 15.894.375
Sumbangan - 1.300.000 1.800.000 9.690.000 6.630.000
Penghasilan yang pajaknya
bersifat final:
Pendapatan jasa giro (446.549) (207.109) (541.362) (1.584.989) (742.543)
Pajak final atas jasa giro 100.195 11.073 77.919 312.971 147.466
Taksiran penghasilan
kena pajak (rugi fiskal) 481.675.423 488.459.242 844.143.830 593.613.981 (402.477.447)

Akumulasi rugi fiskal yang


dapat dikompensasikan:
Tahun 2007 (156.550.386) (1.000.694.216) (1.000.694.216) (1.594.308.197) (1.594.308.197)
Tahun 2008 (962.693.359) (962.693.359) (962.693.359) (962.693.359) (962.693.359)
Tahun 2009 (402.477.447) (402.477.447) (402.477.447) (402.477.447) -
Akumulasi rugi fiskal yang
dapat dikompensasikan
pada akhir periode/tahun (1.040.045.769) (1.877.405.780) (1.521.721.192) (2.365.865.022) (2.959.479.003)

Laba (Rugi) fiskal dan akumulasi rugi fiskal pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 tidak
sesuai dengan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) yang disampaikan ke Kantor Pelayanan
Pajak karena Perusahaan belum mengakui adanya kompensasi atas rugi fiskal untuk tahun-
tahun sebelumnya pada laporan SPT. Dengan ketidaksesuaian ini, Perusahaan akan melakukan
pembetulan ke Kantor Pelayanan Pajak.
48

250
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

17. PERPAJAKAN (lanjutan)


c. Manfaat (beban) pajak penghasilan (lanjutan)

Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2011, 2010 dan
2009, rincian dari akumulasi rugi fiskal yang dapat dikompensasikan milik Perusahaan terdiri dari:
30 Juni 31 Desember

2012 2011 2011 2010 2009

Tahun yang berakhir


pada tanggal:
31 Desember 2007 - (512.234.974) (156.550.386) (1.000.694.216) (1.594.308.197)
31 Desember 2008 (637.568.322) (962.693.359) (962.693.359) (962.693.359) (962.693.359)
31 Desember 2009 (402.477.447) (402.477.447) (402.477.447) (402.477.447) (402.477.447)
Jumlah (1.040.045.769) (1.877.405.780) (1.521.721.192) (2.365.865.022) (2.959.479.003)

Pada bulan September 2008, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia menyetujui
perubahan Undang-undang Pajak Penghasilan yang berlaku efektif tanggal 1 Januari 2009.
Salah satu perubahan tersebut sehubungan dengan tarif pajak penghasilan badan. Sebelumnya,
tarif pajak penghasilan badan bersifat progresif sebesar 10% dan 15% atas Rp50 juta
penghasilan kena pajak pertama dan kedua, dan berikutnya 30% atas penghasilan kena pajak
lebih dari Rp100 juta. Sesuai dengan perubahan Undang-undang Pajak Penghasilan, tarif pajak
penghasilan badan ditetapkan pada tarif tetap sebesar 28% dimulai sejak tanggal 1 Januari 2009
dan kemudian dikurangi menjadi 25% sejak tanggal 1 Januari 2010. Perhitungan pajak
penghasilan tangguhan telah menggunakan tarif pajak baru tersebut.
Manfaat (beban) pajak penghasilan pada tanggal 30 Juni 2012 dan, 31 Desember 2011, 2010
dan 2009 adalah sebagai berikut:
30 Juni 31 Desember

2012 2011 2011 2010 2009

Perusahaan
Liabilitas imbalan kerja
karyawan 9.243.264 - 19.336.379 13.866.610 6.353.652
Rugi fiskal (120.418.856) - (211.710.958) (148.403.495) 100.619.362
Penyusutan aset tetap (9.258.275) 2.831.050 5.662.099 (7.880.708) (7.225.760)
Amortisasi biaya
praoperasi - - - (32.956.162) (32.956.161)
Entitas Anak
Liabilitas imbalan kerja
karyawan 75.108.656 - 140.867.557 - -
Penyusutan aset tetap 14.408.606 2.643.329 5.286.566 - -
Amortisasi biaya
pra operasi (991.192.397) - 991.192.397 - -
Jumlah (1.022.109.002) 5.474.379 950.634.040 (175.373.755) 66.791.093

49

251
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

17. PERPAJAKAN (lanjutan)

d. Pajak Tangguhan
Aset pajak tangguhan pada tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/
31 Desember 2009 adalah sebagai berikut:
31 Desember 1 Januari 2009/
30 Juni 31 Desember
2012 2011 2010 2009 2008

Perusahaan
Rugi fiskal 259.336.442 379.755.298 591.466.256 739.869.751 639.250.389
Liabilitas imbalan kerja
karyawan 58.340.453 49.097.189 29.760.810 15.894.200 9.540.548
Penyusutan aset tetap 47.156.775 56.415.050 50.752.951 58.633.659 65.859.419
Amortisasi biaya
pra operasi - - - 32.956.162 65.912.323
Entitas Anak
Liabilitas imbalan kerja
karyawan 215.976.213 140.867.557 - - -
Penyusutan aset tetap 19.695.172 5.286.566 - - -
Amortisasi biaya
pra operasi - 991.192.397 - - -
Jumlah 600.505.055 1.622.614.057 671.980.017 847.353.772 780.562.679

Manajemen Grup berpendapat bahwa aset pajak tangguhan di atas dapat direalisasikan pada
periode mendatang.

e. Administrasi

Sesuai dengan peraturan perpajakan di Indonesia, Grup melaporkan atau menyetorkan pajak
berdasarkan prinsip self assessment. Fiskus dapat menetapkan atau mengubah pajak-pajak
tersebut dalam jangka waktu tertentu sesuai peraturan yang berlaku.

18. UTANG BANK JANGKA PANJANG

Akun ini terdiri dari:


31 Desember 1 Januari 2009/
30 Juni 31 Desember
2012 2011 2010 2009 2008

Rupiah
Perusahaan
PT Bank Victoria
International Tbk 10.074.999.982 10.724.999.986 12.024.999.994 - -
Entitas Anak
PT Bank CIMB Niaga Tbk 231.823.339.464 157.494.000.000 35.000.000.000 - -

Dollar AS
Entitas Anak
PT Bank CIMB Niaga Tbk 71.175.830.520 77.582.424.276 62.789.495.182 - -
Jumlah 313.074.169.966 245.801.424.262 109.814.495.176 - -

Dikurangi bagian yang jatuh tempo


dalam waktu satu tahun
Rupiah
Perusahaan
PT Bank Victoria
International Tbk 1.300.000.008 1.300.000.008 1.300.000.008 - -

50

252
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

18. UTANG BANK JANGKA PANJANG (lanjutan)

31 Desember 1 Januari 2009/


30 Juni 31 Desember
2012 2011 2010 2009 2008

Entitas Anak
PT Bank CIMB Niaga Tbk 23.194.440.269 6.249.996.010 - - -
Dollar AS
Entitas Anak
PT Bank CIMB Niaga Tbk 19.863.026.880 18.999.781.408 - - -

Bagian yang jatuh tempo dalam


waktu setahun 44.357.467.157 26.549.777.426 1.300.000.008 - -

Bagian jangka panjang 268.716.702.809 219.251.646.836 108.514.495.168 - -

a. Pinjaman yang diperoleh Perusahaan, terdiri dari:

Berdasarkan akta perjanjian kredit dengan memakai jaminan No. 16 tanggal 15 Maret 2010 yang
dibuat dihadapan notaris Fransisca Susi Setiawati, S.H., antara Perusahaan dengan PT Bank
Victoria International Tbk (Bank Victoria), Bank Victoria setuju untuk memberikan fasilitas kredit
sebesar Rp13.000.000.000. Fasilitas kredit tersebut diberikan untuk pembiayaan renovasi hotel
Saraswati Borobudur berikut pembelian peralatan dan perlengkapannya, pelunasan pinjaman
kepada pihak ketiga dan untuk modal kerja Perusahaan. Jangka waktu pinjaman adalah 10 tahun
(120 bulan). Tingkat bunga pinjaman sebesar 12% per tahun dibayar efektif per bulan dan
sewaktu-waktu dapat berubah.

Jaminan pemberian pinjaman tersebut adalah:


- Sebidang tanah dan bangunan dengan sertifikat pengganti hak milik nomor 1437/Borobudur
2
seluas 780 m atas nama Agung Salim S.H., salah satu pemegang saham Perusahaan.
- Sebidang tanah dan bangunan dengan sertifikat hak milik nomor 2137/Borobudur seluas
2
1.250 m atas nama Agung Salim S.H., salah satu pemegang saham Perusahaan.
- Sebidang tanah dan bangunan dengan sertifikat hak milik nomor 1904/Borobudur seluas
2
1.800 m atas nama Agung Salim S.H., salah satu pemegang saham Perusahaan.
- Inventaris peralatan hotel berikut perlengkapan-perlengkapannya.

b. Pinjaman yang diperoleh PT Tiara Inti Mulia (TIM) terdiri dari:

Berdasarkan surat Perubahan atas Persetujuan Pemberian Fasilitas Kredit PT Tiara Inti Mulia (TIM)
atas pemberian fasilitas kredit No. 194/NH/LCBI/V/2012 tanggal 21 Mei 2012, TIM memperoleh
fasilitas pinjaman dari PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB) untuk keperluan pembiayaan konstruksi
Hotel Anantara Uluwatu dengan jumlah maksimum sebesar Rp40.000.000.000. Jumlah saldo
fasilitas pinjaman pada tanggal 30 Juni 2012 adalah sebesar Rp23.800.000.000. Fasilitas kredit ini
dikenai bunga sebesar 12% per tahun dan dapat berubah sewaktu-waktu. Pinjaman ini jatuh tempo
selama lima (5) tahun sejak penarikan pertama dan diperpanjang setiap tahun.

Pada tanggal 20 Januari 2010, TIM menerima fasilitas kredit pinjaman transaksi khusus dari
PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB) dengan maksimum kredit sebesar USD9.428.650. Tingkat suku
bunga pertahun sebesar 7,5% dan dapat berubah sewaktu-waktu. Pinjaman ini akan jatuh tempo
selama tujuh (7) tahun sejak penarikan pertama dan diperpanjang setiap tahun. Jaminan yang
diberikan TIM atas fasilitas ini adalah hak tanggungan atas tanah dan bangunan hotel di Uluwatu,
Bali, jaminan Perusahaan (Company’s Guarantee) atas nama PT Intiputra Fikasa dan jaminan lain
dalam bentuk dan jumlah yang dapat diterima oleh Bank.

51

253
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

18. UTANG BANK JANGKA PANJANG (lanjutan)

b. Pinjaman yang diperoleh PT Tiara Inti Mulia (TIM) terdiri dari: (lanjutan)

Jumlah saldo fasilitas pinjaman pada tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011 dan 2010 adalah
masing-masing sebesar Rp94.975.831.184 (setara dengan USD7.507.999 dan Rp23.800.000.000),
Rp77.582.424.276 (setara dengan USD8.555.627) dan Rp62.789.495.182 (setara dengan
USD6.983.594).

Jaminan yang diberikan TIM atas fasilitas ini adalah sebagai berikut:
1. Akta Pemberian Hak Tanggungan atas tanah dan bangunan Tamanpuri Permata Hijau Town
House Jl. Biduri 1 Kebayoran Lama atas SHGB No. 1888, 1893, 2979, 2029, 1899, 1896,
1959 Grogol utara dengan luas 14.965 m2 atas nama PT Intiputra Fikasa.
2. Akta Pemberian Hak Tanggungan atas tanah dan bangunan atas SHGB No. 9678 (sewa) atas
nama PT Tiara Inti Mulia di atas SHM milik I Made Runteng dengan luas 17.000 m2.
3. Personal guarantee dari Tn. Frans Hasjim, Tn. Bhakti Salim dan Tn. Agung Salim.
4. Corporate guarantee dari PT Intiputra Fikasa dan PT Cakrawala Mitra Usaha.
5. Fidusia atas piutang usaha dari penjualan unit kondo dan vila,
6. Proceed of Insurance,
7. Gadai saham PT Tiara Inti Mulia,
8. Assignment Proceed cashflow dari PT Intiputra Fikasa.
Berdasarkan perjanjian dengan CIMB, tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari bank, TIM,
tidak akan menjual atau menyewakan seluruh atau sebagian aset, mengubah susunan pengurus
dan para pemegang saham kendali, membayar dividen, melakukan pengeluaran modal diatas
5 milyar, mengubah jenis usaha, dan mengubah rencana pembangunan/ peruntukan proyek.

c. Pinjaman yang diperoleh PT Bina Buana Sarana (BBS), terdiri dari:


Berdasarkan surat Persetujuan atas pemberian fasilitas kredit No. 858/NH/LCBI/XII/2010 tanggal
30 Desember 2010, BBS memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB)
untuk keperluan pembiayaan konstruksi Hotel Westin Ubud dengan jumlah maksimum sebesar
Rp129.500.000.000. Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan belum melakukan penarikan
atas fasilitas kredit tersebut. Fasilitas kredit ini dikenai bunga sebesar 12% per tahun dan dapat
berubah sewaktu-waktu. Pinjaman ini jatuh tempo selama tujuh (7) tahun sejak penarikan
pertama dan diperpanjang setiap tahun. Jumlah saldo fasilitas pinjaman pada tanggal 30 Juni
2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp116.494.000.000 dan Rp106.494.000.000.

Jaminan yang diberikan BBS atas fasilitas ini adalah hak tanggungan atas tanah dan bangunan
di desa Singakerta, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, jaminan Perusahaan
(Company’s Guarantee) atas nama PT Intiputra Fikasa dan PT Kace Mas, personal guarantee
dari Tn. Frans Faizal Hasjim dan Tn. Bhakti Salim, gadai saham milik Perusahaan, Proceed of
Cashflow dari PT Intiputra Fikasa, PT Tiara Inti Mulia dan PT Cakrawala Usaha Nusantara,
fidusia atas insurance proceed, proceed atas rekening koran di PT Bank CIMB Niaga Tbk dan
jaminan lain dalam bentuk dan jumlah yang dapat diterima oleh Bank.
Berdasarkan perjanjian utang, BBS harus mematuhi batasan-batasan tertentu, antara lain untuk
memperoleh persetujuan tertulis dari pemberi pinjaman sebelum melakukan transaksi-transaksi
tertentu seperti:
1. Menjual dan atau dengan cara lain mengalihkan hak milik atau menyewakan/menyerahkan
pemakaian seluruh atau sebagian kekayaan milik BBS baik barang bergerak maupun tidak
bergerak.
2. Menjaminkan/mengagunkan dengan cara bagaimanapun kekayaan BBS kepada orang
lain/pihak lain.
52

254
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

18. UTANG BANK JANGKA PANJANG (lanjutan)

c. Pinjaman yang diperoleh PT Bina Buana Sarana (BBS), terdiri dari: (lanjutan)

3. Mengadakan perjanjian yang dapat menimbulkan kewajiban membayar kepada pihak ketiga,
termasuk memberikan jaminan secara langsung maupun tidak langsung atas kewajiban
pihak ketiga.
4. Memberikan pinjaman kepada atau menerima pinjaman dari pihak lain.
5. Mengubah susunan pengurus BBS.
6. Melakukan perubahan terhadap struktur permodalan BBS, antara lain peleburan,
penggabungan dan pengambilalihan.
7. Membagikan dividen/saham bonus kepada pemegang saham.
8. Selama pinjaman belum lunas maka kerjasama dengan operator hotel tidak boleh dibatalkan.

d. Pinjaman yang diperoleh PT Cakrawala Usaha Nusantara (CUN), terdiri dari:


Pada tanggal 16 Juni 2010, CUN menerima fasilitas kredit pinjaman transaksi khusus dari
PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB) dengan maksimum kredit sebesar Rp51.000.000.000. Jangka
waktu selama tujuh (7) tahun dengan tingkat suku bunga per tahun sebesar 12% pada saat CUN
masih dalam tahap pengembangan dan 11% pada saat CUN sudah beroperasi secara komersial,
provisi sebesar 4% flat dibayar di muka pada saat setelah penandatanganan perjanjian dan 1%
dari outstanding pinjaman pada saat ulang tahun perjanjian kredit.

Jumlah saldo fasilitas pinjaman pada tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011 dan 2010
masing-masing sebesar Rp49.500.000.000, Rp51.000.000.000 dan Rp35.000.000.000.

Jaminan yang diberikan atas fasilitas ini adalah hak tanggungan atas tanah dan bangunan hotel di
Kuta, Bali, jaminan perusahaan (Company Guarantee) atas nama PT Intiputra Fikasa dan
PT Kace Mas serta jaminan lain dalam bentuk dan jumlah yang dapat diterima oleh Bank.

Berdasarkan perjanjian dengan CIMB, tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari bank, CUN,
tidak akan menjual atau menyewakan seluruh atau sebagian aset, mengubah susunan pengurus
dan para pemegang saham kendali, membayar dividen, melakukan perubahan struktur
permodalan, dan mengubah rencana pembangunan/peruntukan proyek.
e. Pinjaman yang diperoleh PT Pratika Nugraha (PN), terdiri dari:
Pada tanggal 23 Desember 2011, PN menerima fasilitas pinjaman dari PT Bank CIMB Niaga Tbk
(Bank CIMB) dengan maksimum kredit sebesar Rp95.000.000.000 untuk tujuan pembiayaan
pembangunan Hotel Saraswati Seminyak, Bali. Jumlah fasilitas kredit yang telah diterima
Perusahaan sampai dengan 30 Juni 2012 sebesar Rp42.029.338.800. Pada tanggal 31 Desember
2011, PN belum melakukan penarikan atas fasilitas kredit tersebut. Tingkat suku bunga per tahun
sebesar 12% dan dapat berubah sewaktu-waktu dengan jangka waktu selama 7 tahun. Utang bank
ini di jaminkan dengan Akta Pemberian Hak Tanggungan atas SHGB (sewa) tanah yang terletak
dijalan Sarimande, Kuta Bali seluas 2800 m2, gadai saham PT Pratika Nugraha, jaminan pribadi
dari Tuan Frans Faizal Hasjim dan Tuan Bhakti Salim, jaminan perusahaan dari PT Inti Fikasa
Raya, PT Cakrawala Mitra Usaha, dan PT Saraswati Griya Lestari, pemegang saham PN.

Sesuai dengan perjanjian pinjaman, PN diwajibkan mensyaratkan assignment proceed cash flow
dari PT Cakrawala Usaha Nusantara, PT Tiara Inti Mulia, PT Bina Buana Sarana, PT Inti Fikasa
Raya, PT Cakrawala Mitra Usaha, semuanya pihak-pihak yang berelasi atas utang bank kepada
Bank CIMB dan memenuhi batasan-batasan tertentu.

53

255
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

18. UTANG BANK JANGKA PANJANG (lanjutan)

e. Pinjaman yang diperoleh PT Pratika Nugraha (PN), terdiri dari: (lanjutan)

Sehubungan dengan pinjaman kepada CIMB Niaga, Perusahaan diwajibkan memenuhi


persyaratan sebagai berikut:
1. Tingkat leverage maksimal 4 kali pada tahun 2015, 3 kali pada tahun 2016 dan 2 kali pada
tahun 2017 tahun-tahun selanjutnya.
2. Tingkat EBTIDA utang bank maksimal 3 kali pada tahun 2014 dan 2 kali pada tahun 2015 dan
tahun-tahun selanjutnya.
3. Tingkat Debt Service Coverage Ratio (DSCR) minimum 1 kali pada tahun 2014 dan tahun-
tahun selanjutnya.

19. UTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN

Akun ini merupakan utang atas fasilitas pembiayaan konsumen untuk pembelian kendaraan dengan
rincian sebagai berikut:
31 Desember 1 Januari 2009/
30 Juni 31 Desember
2012 2011 2010 2009 2008

PT BCA Finance 912.405.263 1.253.275.735 1.571.985.200 - -


PT Mitsui Leasing Capital Indonesia 570.521.951 680.762.653 - - -
PT Balimor Finance 79.395.820 128.299.112 269.555.556 - -
PT BII Finance 25.385.204 47.143.946 106.850.000 - -
Utang pembiayaan konsumen
jangka panjang sebelum
dikurangi bagian yang
jatuh tempo dalam satu tahun 1.587.708.238 2.109.481.446 1.948.390.756 - -

Dikurangi bagian utang pembiayaan


konsumen yang jatuh tempo
dalam satu tahun 1.196.063.219 1.069.911.458 771.336.480 - -

Utang pembiayaan konsumen


bagian jangka panjang 391.645.019 1.039.569.988 1.177.054.276 - -

a. Utang pembiayaan yang diperoleh PT Tiara Inti Mulia (TIM):


TIM mengadakan perjanjian pembiayaan konsumen dengan PT BCA Finance dan PT BII Finance
dengan jumlah fasilitas pembiayaan yang diterima masing-masing sebesar Rp1.737.520.000 dan
Rp131.200.000 untuk membiayai pembelian kendaraan dengan jangka waktu 3 (tiga) tahun yang
berakhir pada tahun 2013 dan 2014.
Pada tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011 dan 2010, saldo utang pembiayaan konsumen dari
PT BCA Finance adalah masing-masing sebesar Rp739.825.112, Rp1.027.982.126 dan
Rp1.456.175.400 sedangkan dari PT BII Finance adalah masing-masing sebesar Rp25.385.204,
Rp47.143.946 dan Rp106.850.000.

b. Utang pembiayaan yang diperoleh PT Cakrawala Usaha Nusantara (CUN):

CUN mengadakan perjanjian pembiayaan konsumen dengan PT Balimor Finance dan PT BCA
Finance dengan jumlah fasilitas pembiayaan yang diterima masing-masing sebesar Rp280.000.000
dan Rp221.520.000 untuk membiayai pembelian kendaraan dengan jangka waktu 3 (tiga) tahun
yang berakhir pada tahun 2013 dan 2014.

54

256
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

19. UTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (lanjutan)

b. Utang pembiayaan yang diperoleh PT Cakrawala Usaha Nusantara (CUN): (lanjutan)

Pada tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011 dan 2010, saldo utang pembiayaan konsumen dari
PT Balimor Finance adalah masing-masing sebesar Rp79.395.820, Rp128.299.112 dan
Rp269.555.556, sedangkan dari PT BCA Finance adalah masing-masing sebesar Rp110.261.733,
Rp146.220.541 dan Rp115.809.800.

c. Utang pembiayaan yang diperoleh PT Bina Buana Sarana (BBS):

Pada tahun 2011, BBS mengadakan perjanjian pembiayaan konsumen dengan


PT BCA Finance dengan jumlah fasilitas pembiayaan yang diterima sebesar Rp106.080.000 untuk
membiayai pembelian kendaraan dengan jangka waktu 3 (tiga) tahun yang berakhir pada tahun
2014.

Pada tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, saldo utang pembiayaan konsumen dari PT BCA
Finance adalah masing-masing sebesar Rp62.318.418 dan Rp79.073.068.

d. Utang pembiayaan yang diperoleh PT Cakrawala Mitra Usaha (CMU):

CMU mengadakan perjanjian pembiayaan konsumen dengan PT Mitsui Leasing Capital Indonesia
untuk membiayai pembelian kendaraan dengan jangka waktu 3 (tiga) tahun yang berakhir pada
tahun 2013 dan 2014 dengan jumlah fasilitas pembiayaan yang diterima adalah sebesar
Rp740.000.000.

Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, saldo utang pembiayaan konsumen dari
PT Mitsui Leasing Capital Indonesia adalah masing-masing sebesar Rp570.521.951 dan
Rp680.762.653.

20. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN

Pada tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008,
liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan Perusahaan dihitung oleh aktuaris independen, PT Prima
Bhaksana Lestari, dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit” yang laporannya masing-masing
bertanggal 27 Agustus 2012, 24 Pebruari 2012 dan 10 Januari 2011.

Asumsi aktuaria dan perhitungan yang digunakan oleh Perusahaan dalam menentukan beban dan
liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut:

31 Desember 1 Januari 2009/


30 Juni 31 Desember
2012 2011 2010 2009 2008
Tingkat diskonto 6,77% 7,00% 10,50% 10,50% 10,50%
Tingkat kenaikan gaji 10% 10% 10% 10% 10%
Usia pensiun 55 tahun 55 Tahun 55 Tahun 55 Tahun 55 Tahun
Metode penilaian Projected Unit Credit Projected Unit Credit Projected Unit Credit Projected Unit Credit Projected Unit Credit

Pada tanggal 30 Juni 2012, liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan Entitas Anak, dihitung
oleh aktuaris independen, PT Prima Bhaksana Lestari, dengan menggunakan metode “Projected Unit
Credit” yang laporannya bertanggal 27 Agustus 2012.

55

257
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

20. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan)

Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009, liabilitas diestimasi
atas imbalan kerja karyawan Entitas Anak, kecuali, PT Pratika Nugraha, dihitung oleh aktuaris
independen, PT Prima Bhaksana Lestari, dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit” yang
laporannya masing-masing bertanggal 24 Pebruari 2012, 17 Maret 2011 dan 24 September 2010.

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, PN belum mencatat liabilitas imbalan kerja karyawan
dikarenakan PN belum memiliki karyawan tetap.

Asumsi aktuaria dan perhitungan yang digunakan oleh Entitas Anak dalam menentukan beban dan
liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut:
31 Desember
30 Juni
2012 2011 2010 2009

Tingkat Diskonto
PT Tiara Inti Mulia 6,63% 7,00% 9,20% 10,50%
PT Cakrawala Usaha
Nusantara 6,82% 7,00% 9,20% -
PT Bina Buana Sarana 6,94% 7,00% 9,20% -
PT Cakrawala Mitra Usaha 7,00% 7,00% - -
PT Pratika Nugraha 5,95% - - -
Tingkat kenaikan gaji 10% 10% 10% 10%
Usia pensiun 55 tahun 55 Tahun 55 Tahun 55 Tahun
Tingkat kematian 100% dari TMI - 1999 100 % TMI99 100 % TMI99 100 % TMI99
Metode penilaian Projected Unit Credit Projected Unit Credit Projected Unit Credit Projected Unit Credit

Rekonsiliasi liabilitas imbalan kerja pada tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan
1 Januari 2009/31 Desember 2008 adalah sebagai berikut:

31 Desember 1 Januari 2009/


30 Juni 31 Desember
2012 2011 2010 2009 2008

Liabilitas pada awal tahun 2.988.574.021 842.159.737 116.655.152 38.162.191 -


Beban liabilitas diestimasi 1.239.152.915 2.146.414.284 725.504.585 78.492.961 38.162.191
Pembayaran imbalan (16.905.000) - - - -
Liabilitas akhir tahun 4.210.821.936 2.988.574.021 842.159.737 116.655.152 38.162.191

Beban imbalan kerja yang diakui di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian adalah sebagai
berikut:
30 Juni 31 Desember

2012 2011 2011 2010 2009

Biaya jasa kini 947.406.481 - 2.063.842.598 434.772.927 21.407.579


Beban bunga 119.181.679 - 80.902.621 12.209.859 4.007.030
Amortisasi biaya jasa
masa lalu (vested) 157.754.562 - 278.521.799 53.078.352
Kerugian aktuaria 14.810.193 - 1.669.065 -

Jumlah beban imbalan kerja 1.239.152.915 - 2.146.414.284 725.504.585 78.492.961

Jumlah liabilitas imbalan kerja yang diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal
30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008 adalah sebagai
berikut:
56

258
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

20. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan)


31 Desember 1 Januari 2009/
30 Juni 31 Desember
2012 2011 2010 2009 2008

Nilai kini liabilitas 4.908.150.091 3.012.099.700 842.159.737 116.655.152 38.162.191


Kerugian aktuarial yang
belum diakui (697.328.155) (23.525.679) - - -
Liabilitas akhir tahun 4.210.821.936 2.988.574.021 842.159.737 116.655.152 38.162.191

21. MODAL SAHAM


Susunan pemegang saham dan pemilikannya pada tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010,
2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008 adalah sebagai berikut:
30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011

Jumlah Saham
Ditempatkan dan Persentase
Pemegang Saham Disetor penuh Pemilikan Jumlah

PT Tiara Realty 1.224.390.000 97,17% 122.439.000.000


Tn. Bhakti Salim, Direktur 17.805.000 1,41% 1.780.500.000
Tn. Frans Faizal Hasjim, Direktur utama 11.870.000 0,94% 1.187.000.000
Tn. Agung Salim 5.935.000 0,48% 593.500.000

Jumlah 1.260.000.000 100,00% 126.000.000.000

31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008

Jumlah Saham
Ditempatkan dan Persentase
Pemegang Saham Disetor penuh Pemilikan Jumlah

PT Intipura Fikasa 3.400 85,00% 1.700.000.000


Tn. Bhakti Salim, Direktur 450 11,25% 225.000.000
Tn. Agung Salim 150 3,75% 75.000.000

Jumlah 4.000 100,00% 2.000.000.000

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan pada tanggal 28 Januari 2011,
yang telah diakta berdasarkan Akta Notaris Dewi Sukardi, S.H., M.Kn., notaris di Tangerang Selatan
No. 7 tanggal 22 Pebruari 2011, para pemegang saham menyetujui antara lain:
a. Menyetujui pengalihan seluruh saham milik PT Intiputra Fikasa sejumlah 3.400 lembar saham atau
sebesar Rp1.700.000.000 kepada PT Tiara Realty.
b. Menyetujui peningkatan modal dasar Perusahaan dari semula Rp8.000.000.000 menjadi
Rp470.000.000.000.
c. Menyetujui peningkatan modal disetor dan modal ditempatkan Perusahaan yang semula
Rp2.000.000.000 menjadi Rp118.700.000.000, peningkatan modal sebesar Rp116.700.000.000
telah diambil bagian dan disetor secara penuh sebesar Rp113.439.000.000 oleh PT Tiara Realty,
sebesar Rp1.555.500.000 oleh Tn. Bhakti Salim, sebesar Rp518.500.000 oleh Tn. Agung Salim,
dan sebesar Rp1.187.000.000 oleh Tn. Frans Faizal Hasjim.
d. Perubahan nilai nominal saham yang semula Rp500.000 menjadi Rp100.

57

259
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

21. MODAL SAHAM (lanjutan)

Akta perubahan di atas telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
melalui Surat Keputusan No. AHU-18030.AH.01.02.TAHUN 2011 tanggal 11 April 2011.

Berdasarkan Keputusan Rapat Para Pemegang Saham Perusahaan tanggal 25 Oktober 2011, yang
telah diakta berdasarkan Akta Notaris Dewi Maya Rachmandani Sobari, S.H., notaris di Tangerang
Selatan No. 4 tanggal 2 Nopember 2011, para pemegang saham menyetujui antara lain:

a. Peningkatkan modal di tempatkan dan modal disetor Perusahaan yang semula Rp118.700.000.000
yang terbagi atas 1.187.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp100 menjadi
Rp126.000.000.000, yang terbagi atas 1.260.000.000 lembar saham dengan nilai nominal yang
sama;
b. Penambahan saham baru sebesar Rp7.300.000.000 diambil secara penuh oleh PT Tiara Realty.

Akta perubahan ini telah diterima dan dicatat dalam Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian
Hukum dan hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya
No. AHU-AH.01.10-38629 tanggal 29 Nopember 2011.

Perubahan anggaran dasar terakhir berdasarkan Akta Notaris Harry Purnomo, S.H., M.H., M.Kn.,
No. 11 tanggal 26 Juni 2012, Notaris di Jakarta, para Pemegang Saham menyetujui peningkatan
modal ditempatkan dan modal disetor semula Rp126.000.000.000 menjadi Rp216.000.000.000.
Pada tanggal 30 Juni 2012, pemegang saham telah menyetorkan sejumlah dana sebesar
Rp90.000.000.000 kepada Perusahaan sebagai tambahan setoran modal perusahaan dan dicatat
sebagai “Uang Muka Setoran Modal” dalam Ekuitas (Defisiensi Modal) pada Laporan Posisi
keuangan konsolidasian.

22. PENDAPATAN

Akun ini terdiri dari:


30 Juni 31 Desember

2012 2011 2011 2010 2009

Kamar 11.769.895.389 2.125.473.479 9.276.721.371 3.493.016.932 1.380.802.490


Makanan dan minuman 3.198.123.994 536.113.427 2.581.219.105 1.451.728.597 779.916.811
Departemental lainnya 409.972.812 322.743.011 679.706.872 536.415.920 132.263.060

Jumlah 15.377.992.195 2.984.329.917 12.537.647.348 5.481.161.449 2.292.982.361

Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 dan 2011, dan untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009, tidak ada
transaksi pendapatan kepada satu pelanggan pihak ketiga yang jumlah pendapatan kumulatif
melebihi 10% dari pendapatan bersih konsolidasian.

58

260
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

23. BEBAN POKOK PENDAPATAN

Akun ini terdiri dari:


30 Juni 31 Desember

2012 2011 2011 2010 2009

Kamar 2.978.607.805 212.564.371 1.671.734.175 250.421.242 91.058.657


Makanan dan minuman 2.128.431.360 344.660.843 1.766.495.970 773.565.665 386.944.100
Listrik, air, dan telekomunikasi 687.517.336 126.287.032 667.228.602 241.209.687 227.500.810
Departemental lainnya 898.108.500 374.694.466 1.440.756.742 161.946.838 125.531.183

Jumlah 6.692.665.001 1.058.206.712 5.546.215.489 1.427.143.432 831.034.750

Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 dan 2011, dan untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009, tidak ada
transaksi pembelian kepada satu pemasok pihak ketiga yang jumlah pendapatan kumulatif melebihi
10% dari pendapatan bersih konsolidasian.

24. BEBAN USAHA - PEMASARAN

Akun ini terdiri dari:


30 Juni 31 Desember

2012 2011 2011 2010 2009

Iklan 376.626.423 693.745.758 2.375.420.923 1.650.233.026 63.872.500


Gaji dan tunjangan 337.149.480 400.330.407 691.083.829 240.201.950 10.000.000
Komisi penjualan 105.994.373 250.733.180 452.740.829 752.374.058 50.000.000
Perjalanan dinas 91.870.296 268.911.775 374.068.666 302.534.563 11.974.800
Keamanan dan kebersihan 31.218.000 27.905.276 52.478.601 - -
Jamuan dan representasi 20.903.957 13.423.788 83.160.922 53.935.514 1.606.000
Lain-lain (dibawah Rp20juta) 29.462.213 253.455.816 76.169.440 184.860.687 58.032.368

Jumlah 993.224.742 1.908.506.000 4.105.123.210 3.184.139.798 195.485.668

25. BEBAN USAHA - UMUM DAN ADMINISTRASI

Akun ini terdiri dari:


30 Juni 31 Desember

2012 2011 2011 2010 2009

Gaji dan tunjangan 5.530.066.610 5.051.759.462 11.148.111.341 4.925.610.558 522.288.020


Imbalan kerja karyawan
(Catatan 21) 1.239.152.915 - 2.146.414.284 725.504.585 78.492.961
Jasa manajemen 900.413.389 319.526.695 3.157.416.168 - -
Penyusutan aset tetap
(Catatan 10) 3.585.009.717 564.070.429 3.405.127.123 1.156.237.736 898.090.220
Sewa 683.295.604 449.933.957 1.010.228.308 393.976.678 -
Perbaikan dan pemeliharaan 641.464.433 1.043.891.351 84.822.619 173.056.020 23.698.790
Tenaga ahli 542.200.000 634.115.738 1.430.106.025 90.250.000 58.500.000
Perjalanan dinas 364.162.495 463.132.041 1.254.594.073 930.718.901 373.747.126
Biaya SDM 251.244.108 239.838.955 518.226.003 444.027.032 382.745.534
Jamuan 201.327.456 96.185.576 277.657.197 86.979.779 135.116.236
Asuransi 125.621.905 15.678.540 348.404.312 13.867.277 5.659.300

59

261
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

25. BEBAN USAHA - UMUM DAN ADMINISTRASI (lanjutan)


30 Juni 31 Desember

2012 2011 2011 2010 2009

Listrik, air dan telepon 92.248.711 102.765.800 246.105.281 151.804.905 60.718.566


Keamanan dan kebersihan 55.093.601 211.984.336 285.198.526 86.142.428 -
Alat perlengkapan kantor 45.014.104 69.048.443 130.102.032 100.854.326 12.035.137
Biaya pra operasi - - 5.256.064.450 30.295.000 -
Lain-lain (di bawah Rp50Juta) 1.636.272.186 705.721.527 1.046.600.137 921.866.730 197.048.525
Jumlah 15.892.586.688 9.967.652.850 31.745.177.879 10.231.191.955 2.748.140.415

26. KEPENTINGAN NON PENGENDALI

Perhitungan kepentingan non pengendali atas aset bersih Entitas Anak yang dikonsolidasi pada
tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009 adalah sebagai
berikut:
31 Desember 1 Januari 2009/
30 Juni 31 Desember
2012 2011 2010 2009 2008

Kepentingan non pengendali


pada awal tahun 1.475.864.019 (3.520.821.219) (377.201.745) 45.893.561 -
Penambahan uang muka setoran modal 130.000.000 1.027.000.000 - - -
Penyesuaian atas perubahan
Kepemilikan Kepentingan
non-pengendali - 4.275.489.474 - - -
Bagian kepentingan non
Pengendali atas rugi bersih
periode/tahun berjalan (140.307.542) (244.743.049) (3.563.619.474) (423.095.306) 45.893.561
Selisih nilai transaksi
Restrukturisasi entitas
sepengendali - (61.061.187) - - -
Proforma ekuitas dari transaksi
Restrukturisasi entitas
sepengendali - - 420.000.000 - -
Kepentingan non pengendali 1.465.556.477 1.475.864.019 (3.520.821.219) (377.201.745) 45.893.561

27. LABA (RUGI) NETO PER SAHAM DASAR

a. Laba (rugi) per saham dasar

Laba (rugi) neto per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) komprehensif periode/tahun
berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan rata-rata tertimbang jumlah saham
biasa yang beredar pada periode/tahun berjalan.

30 Juni 31 Desember

2012 2011 2011 2010 2009

Laba (rugi) bersih


periode/tahun berjalan
per saham dasar yang
diatribusikan kepada pemilik
entitas induk (15.396.000.153) (11.418.278.347) (31.043.750.272) 502.283.280 (222.302.577)

60

262
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

27. LABA (RUGI) NETO PER SAHAM DASAR (lanjutan)

a. Laba (rugi) per saham dasar (lanjutan)


30 Juni 31 Desember

2012 2011 2011 2010 2009

Jumlah rata-rata tertimbang


per saham dasar (angka penuh) 1.260.000.000 975.833.333 1.101.916.667 20.000.000 20.000.000
Laba (rugi) neto per saham dasar
(angka penuh) (12,22) (11,70) (28,17) 25,11 (11,12)

b. Laba per saham dilusian

Dalam perhitungan laba (rugi) komprehensif per saham dilusian, rata-rata tertimbang jumlah saham
yang beredar disesuaikan dengan memperhitungkan dampak dari saham biasa yang telah
diterbitkan berdasarkan pada pemenuhan ketentuan tertentu. Selama tahun yang berakhir pada
tanggal 30 Juni 2012, Perusahaan memiliki saham biasa yang bersifat potensial dilutif dalam
bentuk uang muka setoran modal.

b. Laba per saham dilusian (lanjutan)

Perhitungan dilusian yang dilakukan untuk uang muka setoran modal adalah untuk menentukan
berapa jumlah saham biasa yang seharusnya diterbitkan apabila uang muka setoran modal
tersebut telah menjadi modal ditempatkan dan disetor.
30 Juni 31 Desember

2012 2011 2011 2010 2009

Laba (rugi) bersih


periode/tahun berjalan
per saham dasar yang
diatribusikan kepada
pemilik entitas induk (15.396.000.153) - - - -

Jumlah rata-rata tertimbang


per saham dasar (angka penuh) 2.160.000.000 - - - -
Laba (rugi) neto per saham dilusian
(angka penuh) (10,92) - - - -

28. PERIKATAN DAN PERJANJIAN

Dalam rangka pembangunan kondominium hotel di Uluwatu, Bali PT Tiara Inti Mulia (TIM) mengadakan
perikatan dan perjanjian dengan beberapa kontraktor/pemasok sebagai berikut :

a. Pada tanggal 11 Januari 2010, TIM telah menandatangani Surat Perintah Kerja
No. 001/BAU-TATA/I/2010 dengan PT Tatamulia Nusantara Indah, pihak ketiga untuk pekerjaan
pembangunan vila dan kondominium serta lobby, public facility di Labuan Sait, Bali. Harga paket
pekerjaan tersebut adalah sebesar Rp157.000.000.000. Jangka waktu pelaksanaan adalah 15
bulan sejak serah terima lapangan.

61

263
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

28. PERIKATAN DAN PERJANJIAN (lanjutan)

b. Pada tanggal 25 Januari 2010, TIM telah menandatangani Surat Perintah Kerja
No. 001/AU-TATA/I/2010 dengan PT Tatamulia Nusantara Indah, pihak ketiga untuk pekerjaan Cut
& Fill - Proyek Anantara Uluwatu di Labuan Sait, Bali. Harga paket pekerjaan tersebut adalah
sebesar Rp4.200.000.000. Jangka waktu pelaksanaan adalah 120 hari sejak serah terima
lapangan.
c. Pada tanggal 06 Maret 2010, TIM telah menandatangani Surat Perintah Kerja
No. 01/06/03/SPK/PM/10 dengan Bali Chandra Struktur untuk pekerjaan manajemen konstruksi
bangunan – Proyek Anantara Uluwatu di Labuan Sait, Bali. Harga paket pekerjaan tersebut adalah
sebesar Rp375.000.000. Pekerjaan akan diselesaikan dalam waktu 10 bulan.

d. Pada tanggal 24 Maret 2010, TIM telah menandatangani Surat Perintah Kerja
No. 002/AU-TATA/I/2010 dengan PT Tatamulia Nusantara Indah untuk pekerjaan struktur
bangunan utama yaitu villa, struktur hotel, dan struktur kondominium – Proyek Anantara Uluwatu di
Labuan Sait, Bali. Harga paket pekerjaan tersebut adalah sebesar Rp21.200.000.000. Jangka
waktu pelaksanaan adalah 6 bulan sejak serah terima lapangan yaitu tanggal 1 April 2010.

e. Pada tanggal 18 Agustus 2010, TIM telah menandatangani Surat Perintah Kerja
No. 014/SPK-AUB/VIII/2010 dengan PT Dwipapuri Asri untuk pengadaan barang-barang furniture -
Proyek Anantara Uluwatu di Labuan Sait, Bali. Harga paket pekerjaan tersebut adalah sebesar
USD432.411. Pengiriman barang akan dilakukan di bulan Nopember - Desember 2010.

f. Pada tanggal 12 Nopember 2010, TIM telah menandatangani Surat Perintah Kerja
No. 015/SPK-AUB/XII/2010 dengan PT Tatamulia Nusantara Indah untuk pekerjaan Finishing
Standar Room untuk blok hotel dan blok kondotel sebanyak 69 unit bay standar room - Proyek
Anantara Uluwatu di Labuan Sait, Bali. Harga paket pekerjaan tersebut adalah sebesar
Rp16.787.900.000. Jangka waktu pelaksanaan adalah 6 bulan sejak surat perintah kerja
ditandatangani dan sejak serah terima lapangan.

g. Perjanjian dengan Lodging Management (Labuan) Limited (LML) mengemukakan bahwa LML
akan memberikan jasa sehubungan dengan operasional hotel TIM. Sebagai kompensasi, TIM akan
membayar biaya manajemen bulanan yang terdiri dari biaya manajemen dasar sebesar 2,5% dari
pendapatan kotor, dan biaya insentif manajemen setinggi-tingginya sebesar 8% dari laba bruto
operasional hotel yang telah disesuaikan. Perjanjian ini berlaku selama 10 tahun sejak tanggal
efektifnya perjanjian yaitu 9 Januari 2009 kecuali terdapat penyelesaian lebih dini sesuai dengan
ketentuan dalam perjanjian tersebut. Perjanjian ini dapat diperpanjang selama 10 tahun berturut-
turut atas persetujuan kedua belah pihak. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Anantara
bali Uluwatu, Resort & Spa belum beroperasi, sehingga TIM belum membayar biaya manajemen
dan membebankan biaya lisensi pada operasional hotel.

h. Perjanjian dengan Lodging Management (Labuan) Limited (LML) memberikan TIM ijin untuk
menggunakan nama “Anantara” termasuk logo, design, trademarks, service marks dan registrasi
sehubungan dengan Hotel. Perjanjian ini berlaku sepanjang Management Agreement dengan LML
masih berlaku, kecuali terdapat penyelesaian lebih dini sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dalam perjanjian tersebut. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 Anantara Bali Uluwatu,
Resort & Spa Uluwatu belum beroperasi, sehingga TIM belum membayar dan membebankan biaya
manajemen pada operasional hotel.

62

264
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

28. PERIKATAN DAN PERJANJIAN (lanjutan)

Dalam rangka pembangunan kondominium hotel di Kuta, Bali, PT Cakrawala Usaha Nusantara
(CUN) mengadakan perikatan dan perjanjian dengan beberapa kontraktor/pemasok sebagai berikut :

a. Pada tanggal 5 Agustus 2010, CUN telah menandatangani Surat Perintah Kerja
No. 011/CU-ASH/JKS/VIII/10 dengan PT Jaya Kusuma Sarana untuk melaksanakan
pembangunan pekerjaan struktur - Proyek All Season di Kuta, Bali. Harga Paket pekerjaan
tersebut adalah sebesar Rp5.577.000.000. Jangka waktu pelaksanaan adalah 6 bulan terhitung
sejak tanggal 1 Juli 2010.

b. Pada tanggal 27 Agustus 2010, CUN telah menandatangani Surat perintah Kerja
No. 002/CUN-ASH/SMI/VIII/10 dengan PT Synergy Media Informasi, pihak ketiga untuk
melaksanakan pembangunan pekerjaan mekanik electrical plumbing - proyek All Season di Kuta,
Bali. Harga paket pekerjaan tersebut adalah sebesar Rp13.070.180.000. Jangka waktu
pelaksanaan adalah 5 bulan terhitung sejak tanggal 1 September 2010.

c. Pada tanggal 4 Oktober 2010, CUN telah menandatangani Surat Perintah Kerja
No. 003/CUN-ASH/X/2010 dengan PT Tiara Cipta Nirwana, pihak ketiga untuk melaksanakan
pekerjaan penyambungan listrik dengan daya 555.000 VA - Proyek All Season di Kuta, Bali.
Harga paket pekerjaan tersebut adalah sebesar Rp950.280.870. Jangka waktu pelaksanaan
adalah 90 hari terhitung sejak dikeluarkannya Surat Ijin Penyambungan dari PT PLN (Persero).

d. Pada tanggal 1 Desember 2010, CUN telah menandatangani Surat Perintah Kerja
No. 005/CUN-ASH/DD/XII/10 dengan PT Dharma Djati, pihak ketiga untuk melaksanakan
pekerjaan pembuatan sumur bor beserta pengadaan dan pemasangan pompa submersible -
Proyek All Season di Kuta, Bali. Harga paket pekerjaan tersebut adalah sebesar Rp569.030.000.
Jangka waktu pelaksanaan adalah 50 hari terhitung sejak Surat Perintah Kerja (SPK) dikeluarkan
dan penandatanganan kontrak kerja.

e. Pada tanggal 2 Desember 2010, CUN telah menandatangani Surat Perintah Kerja
No. 004/CUN-ASH/JKS/XII/10 dengan PT Jaya Kusuma Sarana, pihak ketiga untuk
melaksanakan pembangunan pekerjaan arsitektur - Proyek All Season di Kuta, Bali. Harga paket
pekerjaan tersebut adalah sebesar Rp14.684.000.000. Jangka waktu pelaksanaan adalah 5
bulan terhitung sejak tanggal 1 Nopember 2010.

f. Pada tanggal 12 Desember 2010, CUN telah menandatangani Surat Perintah Kerja No.
1210/CY/CUN/751 dengan PT Supranusa Sindata, pihak ketiga untuk pengadaan dan
implementasi software komputer Visual Hotel Program (VHP) – Proyek All Season di Kuta, Bali.
Harga paket pekerjaan tersebut adalah sebesar Rp219.032.000. Jangka waktu pelaksanaan
adalah 12 hari kerja setelah Perusahaan telah memberikan data-data statis hotel seperti: data
kamar, departemen, artikel penjualan/pembayaran, daftar pemasok, Chart of Account.

Dalam rangka pembangunan kondominium hotel di Ubud, Bali, PT Bina Buana Sarana (BBS)
mengadakan perikatan dan perjanjian dengan beberapa kontraktor/pemasok sebagai berikut :

a. Pada tanggal 14 Januari 2011, BBS telah menandatangani Surat Perintah Kerja
No. 001/WU/PR/I/2011 dengan PT Tatamulia Nusantara Indah, pihak ketiga untuk pekerjaan
pembangunan vila dan kondominium serta lobby, public facility Proyek Westin Ubud. Harga paket
pekerjaan tersebut adalah sebesar Rp185.000.000.000. Jangka waktu pelaksanaan adalah 10
bulan sejak serah terima lapangan.

63

265
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

28. PERIKATAN DAN PERJANJIAN (lanjutan)

b. Pada tanggal 14 April 2011, BBS telah menandatangani Surat Perintah Kerja
No. 009/WU/GCA/IV/2011 dengan PT Graha Cipta Aditama, pihak ketiga untuk pekerjaan
pembangunan vila dan kondominium serta lobby, public facility Proyek Westin Ubud. Harga paket
pekerjaan tersebut adalah sebesar Rp28.860.000.0000. Jangka waktu pelaksanaan adalah 12
bulan sejak 24 April 2011.

c. Pada tanggal 7 September 2011, BBS telah menandatangani Surat Perintah Kerja
No. 006/BBS/WU/TATA/IX/2011 dengan PT Tatamulia Nusantara Indah, pihak ketiga untuk
pekerjaan pembangunan vila dan kondominium serta lobby, public facility Proyek Westin Ubud.
Harga paket pekerjaan tersebut adalah sebesar Rp2.120.000.0000. Jangka waktu pelaksanaan
adalah 3 bulan sejak 5 September 2011.

d. Perjanjian dengan Starwood Asia Pacific Hotels & Resorts Pte. Ltd (Starwoods) mengemukakan
bahwa Starwoods akan memberikan jasa sehubungan dengan operasional hotel BBS. Sebagai
kompensasi, BBS akan membayar biaya manajemen bulanan yang terdiri dari biaya manajemen
dasar sebesar 2,5% dari pendapatan kotor, dan biaya insentif manajemen sebesar 5% dari laba
bruto operasional hotel yang telah disesuaikan, sebagaimana dijelaskan dalam perjanjian tersebut.

Dalam rangka menjalankan kegiatan usahanya sebagai operator hotel PT Cakrawala Mitra Usaha
(CMU) mengadakan perikatan dan perjanjian untuk kegiatan operasionalnya antara lain:

Perjanjian dengan PT Bangun Wahana Indah Indonesia dalam Internasional Best Western (BWII)
mengemukakan bahwa BWII akan memberikan jasa sehubungan dengan operasional hotel
Perusahaan. Sebagai kompensasi, CMU akan membayar biaya manajemen bulanan yang terdiri dari
biaya manajemen dasar sebesar 2,5% dari pendapatan kotor, dan biaya insentif manajemen sebesar
5% dari laba bruto operasional hotel yang telah disesuaikan. Perjanjian ini berlaku selama 10 tahun
sejak tanggal efektifnya perjanjian yaitu 30 Juni 2012 kecuali terdapat penyelesaian lebih dini sesuai
dengan ketentuan dalam perjanjian tersebut. Perjanjian ini dapat diperpanjang selama 3 periode 2
tahun berturut-turut atas persetujuan kedua belah pihak. Biaya jasa manajemen yang dibebankan
pada operasional hotel adalah sebesar Rp373.069.090 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2011, dicatat sebagai bagian dari akun “Beban Pokok Pendapatan - Jasa Manajemen”
pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

29. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING

Pada tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 aset dan liabilitas moneter Grup
dalam dolar AS adalah sebagai berikut:

Juni 2012 Desember 2011 Desember 2010 Desember 2009


IDR Ekuivalen IDR Ekuivalen IDR Ekuivalen IDR Ekuivalen
USD USD USD USD
Aset keuangan

Kas dan setara kas 620.137.851 68.431 3.537.214.856 393.417 8.918.062 949
870.594.503 91.835
620.137.851 68.431 3.537.214.856 393.417 8.918.062 949
Jumlah Aset 870.594.503 91.835

Liabilitas
- -
Utang bank 71.175.831.184 7.507.999 77.582.424.276 8.555.627 62.789.495.182 6.983.594
56.589.800.534 6.240.604 24.524.060.109 2.727.624 94.000.000 10.000
Uang muka penjualan 70.678.698.352 7.455.559
134.172.224.810 14.796.231 87.313.555.291 9.711.218 94.000.000 10.000
Jumlah Liabilitas 141.854.529.536 14.963.558
Aset (liabilitas) dalam
mata uang asing
bersih (140.983.935.033) (14.871.723) (133.552.086.959) (14.727.800) (83.776.340.435) (9.317.801) (85.081.938) (9.051)

64

266
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

30. INFORMASI SEGMEN

Sesuai dengan PSAK No. 5, “Segmen Operasi”, informasi segmen di bawah ini dilaporkan
berdasarkan informasi yang digunakan oleh manajemen untuk mengevaluasi kinerja setiap segmen
usaha dan di dalam mengalokasikan sumber daya.

a. Segmen operasi

Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 2011 dan 31 Desember 2011, 2010, 2009 dan 2008,
berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan (Catatan 1a), Perusahaan dan Entitas Anak memiliki
usaha bidang penyediaan akomodasi dibidang perhotelan dan properti.

b. Informasi menurut segmen operasi

Informasi tentang Perusahaan dan Entitas Anak menurut segmen usaha adalah sebagai berikut:

30 Juni 2012
Hotel Properti Jumlah Eliminasi Konsolidasian

Pendapatan

Pihak eksternal 15.377.992.195 1.250.000.000 16.627.992.195 (1.250.000.000) 15.377.992.195

Hasil
Hasil segmen 7.616.462.975 1.068.864.219 8.685.327.194 - 8.685.327.194

Beban usaha 3.392.181.716 13.493.629.714 16.885.811.430 - 16.885.811.430

Rugi usaha 4.224.281.259 (12.424.765.495) (8.200.484.236) - (8.200.484.236)


Penghasilan (beban) lainnya, bersih (744.127.714) (4.892.461.738) (5.636.589.452) - (5.636.589.452)
Rugi sebelum manfaat (beban) pajak
penghasilan 3.480.153.545 (17.317.227.233) (13.837.073.688) - (13.837.073.688)
Manfaat (beban) pajak penghasilan (1.574.234.007) (125.000.000) (1.699.234.007) - (1.699.234.007)
Rugi sebelum rugi entitas anak pra-
akusisi dan rugi proforma dari transaksi
restrukturisasi entitas sepengendali 1.905.919.538 (17.442.227.233) (15.536.307.695) - (15.536.307.695)

Rugi entitas anak pra-akusisi dari


transaksi restrukturisasi entitas
sepengendali - - - - -

Rugi proforma dari transaksi


restrukturisasi entitas sepengendali - - - - -

Rugi bersih periode berjalan 1.905.919.538 (17.442.227.233) (15.536.307.695) - (15.536.307.695)

Pendapatan komprehensif lain - - - - -

Jumlah Rugi komprehensif 1.905.919.538 (17.442.227.233) (15.536.307.695) - (15.536.307.695)

Informasi lainnya

Aset segmen 238.849.121.888 710.552.152.250 949.401.274.138 (215.518.106.641) 733.883.167.497

Liabilitas segmen 24.486.840.550 560.511.987.880 584.998.828.430 (7.545.106.641) 577.453.721.789

65

267
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

30. INFORMASI SEGMEN (lanjutan)


30 Juni 2011 (Tidak Diaudit)

Hotel Properti Jumlah Eliminasi Konsolidasian

Pendapatan

Pihak eksternal 2.984.329.917 - 2.984.329.917 - 2.984.329.917

Hasil
Hasil segmen 1.926.123.205 - 1.926.123.205 - 1.926.123.205

Beban usaha 1.941.070.915 9.935.087.935 11.876.158.850 - 11.876.158.850

Rugi usaha (14.947.710) (9.935.087.935) (9.950.035.645) - (9.950.035.645)


Penghasilan (beban) lainnya, bersih (687.639.530) (1.315.441.627) (2.003.081.157) (4.275.489.474) (6.278.570.631)
Rugi sebelum manfaat (beban) pajak
penghasilan (702.587.240) (11.250.529.562) (11.953.116.802) (4.275.489.474 (16.228.606.276)
Manfaat (beban) pajak penghasilan 5.474.379 - 5.474.379 - 5.474.379

Rugi sebelum rugi entitas anak pra-


akusisi dan rugi proforma dari transaksi
restrukturisasi entitas sepengendali (697.112.861) (11.250.529.562) (11.947.642.423) (4.275.489.474) (16.223.131.897)

Rugi entitas anak pra-akusisi dari


transaksi restrukturisasi entitas
sepengendali - - - 4.747.524.389 4.747.524.389

Rugi proforma dari transaksi


restrukturisasi entitas sepengendali - - - - -

Rugi bersih periode berjalan (697.112.861) (11.250.529.562) (11.947.642.423) 472.034.915 (11.475.607.508)

Pendapatan komprehensif lain - - - - -

Jumlah Rugi komprehensif (697.112.861) (11.250.529.562) (11.947.642.423) 472.034.915 (11.475.607.508)

Informasi lainnya

Aset segmen 139.530.014.732 411.966.587.984 551.496.602.716 (119.546.280.000) 431.950.322.716

Liabilitas segmen 21.631.961.869 316.713.001.631 338.344.963.500 (1.406.377.182) 338.344.963.500

31 Desember 2011

Hotel Properti Jumlah Eliminasi Konsolidasian

Pendapatan

Pihak eksternal 12.537.647.348 591.484.298 13.129.131.646 (591.484.298) 12.537.647.348

Hasil
Hasil segmen 6.550.894.045 440.537.814 6.991.431.859 - 6.991.431.859

Beban usaha 9.493.805.784 26.356.495.305 35.850.301.089 - 35.850.301.089

Rugi usaha (2.942.911.739) (25.915.957.491) (28.858.869.230) - (28.858.869.230)


Penghasilan (beban) lainnya, bersih (1.446.526.225) (2.346.618.391) (3.793.144.616) (4.275.489.474) (8.068.634.090)
Rugi sebelum manfaat (beban) pajak
penghasilan (4.389.437.964) (28.262.575.882) (32.652.013.846) (4.275.489.474) (36.927.503.320)

Manfaat (beban) pajak penghasilan 950.634.040 (59.148.430) 891.485.610 - 891.485.610

Rugi sebelum rugi entitas anak pra-


akusisi dan rugi proforma dari transaksi
restrukturisasi entitas sepengendali (3.438.803.924) (28.321.724.312) (31.760.528.236) (4.275.489.474) (36.036.017.710)

Rugi entitas anak pra-akusisi dari


transaksi restrukturisasi entitas
sepengendali - - - 4.747.524.389 4.747.524.389

66

268
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

30. INFORMASI SEGMEN (lanjutan)


31 Desember 2011 (lanjutan)

Hotel Properti Jumlah Eliminasi Konsolidasian

Rugi proforma dari transaksi


restrukturisasi entitas sepengendali - - - - -

Rugi bersih periode berjalan (3.438.803.924) (28.321.724.312) (31.760.528.236) 472.034.915 (31.288.493.321)

Pendapatan komprehensif lain - - - - -

Rugi komprehensif (3.438.803.924) (28.321.724.312) (31.760.528.236) 472.034.915 (31.288.493.321)

Informasi lainnya

Aset segmen 205.516.844.687 536.716.058.980 742.232.903.667 (196.509.377.182) 545.723.526.485

Liabilitas segmen 83.060.482.887 382.233.667.377 465.294.150.264 (1.406.377.182) 463.887.773.082

31 Desember 2010
Hotel Properti Jumlah Eliminasi Konsolidasian

Pendapatan

Pihak eksternal 5.481.161.449 - 5.481.161.449 - 5.481.161.449

Hasil
Hasil segmen 4.054.018.017 - 4.054.018.017 - 4.054.018.017

Beban usaha 2.337.484.611 11.077.847.142 13.415.331.753 - 13.415.331.753

Rugi usaha 1.716.533.406 (11.077.847.142) (9.361.313.736) - (9.361.313.736)

Penghasilan (beban) lainnya, bersih (1.069.171.371) 1.179.745.681 110.574.310 - 110.574.310


Rugi sebelum manfaat (beban) pajak
penghasilan 647.362.035 (9.898.101.461) (9.250.739.426) - (9.250.739.426)
Manfaat (beban) pajak penghasilan (175.373.755) - (175.373.755) - (175.373.755)
Rugi sebelum rugi entitas anak pra-
akusisi dan rugi proforma dari transaksi
restrukturisasi entitas sepengendali 471.988.280 (9.898.101.461) (9.426.113.181) - (9.426.113.181)

Rugi entitas anak pra-akusisi dari


transaksi restrukturisasi entitas
sepengendali - - - - -

Rugi proforma dari transaksi


restrukturisasi entitas sepengendali - - - 6.364.776.987 6.364.776.987

Rugi bersih periode berjalan 471.988.280 (9.898.101.461) (9.426.113.181) 6.364.776.987 (3.061.336.194)


Pendapatan komprehensif lain - - - - -

Rugi komprehensif 471.988.280 (9.898.101.461) (9.426.113.181) 6.364.776.987 (3.061.336.194)

Informasi lainnya

Aset segmen 13.016.291.042 196.890.740.547 209.907.031.589 - 209.907.031.589

Liabilitas segmen 12.521.125.318 206.686.624.632 219.207.749.950 - 219.207.749.950

67

269
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

30. INFORMASI SEGMEN (lanjutan)


31 Desember 2009

Hotel Properti Jumlah Eliminasi Konsolidasian

Pendapatan

Pihak eksternal 2.292.982.361 - 2.292.982.361 - 2.292.982.361

Hasil
Hasil segmen 1.461.947.611 - 1.461.947.611 - 1.461.947.611

Beban usaha 1.751.657.566 1.191.968.517 2.943.626.083 - 2.943.626.083

Rugi usaha (289.709.955) (1.191.968.517) (1.481.678.472) - (1.481.678.472)


Penghasilan (beban) lainnya, bersih 616.285 16.703.778 17.320.063 - 17.320.063
Rugi sebelum manfaat (beban) pajak
penghasilan (289.093.670) (1.175.264.739) (1.464.358.409) - (1.464.358.409)
Manfaat (beban) pajak penghasilan 66.791.093 - 66.791.093 - 66.791.093

Rugi sebelum rugi entitas anak pra-


akusisi dan rugi proforma dari transaksi
restrukturisasi entitas sepengendali (222.302.577) (1.175.264.739) (1.397.567.316) - (1.397.567.316)

Rugi entitas anak pra-akusisi dari


transaksi restrukturisasi entitas
sepengendali - - - - -

Rugi proforma dari transaksi


restrukturisasi entitas sepengendali - - - 752.169.433 752.169.433

Rugi bersih periode berjalan (222.302.577) (1.175.264.739) (1.397.567.316) 752.169.433 (645.397.883)


Pendapatan komprehensif lain - - -

Rugi komprehensif (222.302.577) (1.175.264.739) (1.397.567.316) 752.169.433 (645.397.883)

Informasi lainnya

Aset segmen 7.510.260.710 47.367.562.306 54.877.823.016 - 54.877.823.016

Liabilitas segmen 8.087.083.266 48.415.344.930 56.502.428.196 - 56.502.428.196

31. AKUISISI ANAK PERUSAHAAN

a. Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali


Pada bulan Pebruari 2011, Perusahaan membeli 64% kepemilikan PT Bina Buana Sarana (BBS),
PT Cakrawala Usaha Nusantara (CUN), PT Tiara Inti Mulia (TIM) dan PT Pratika Nugraha (PN)
yang dimiliki oleh PT Intiputra Fikasa (IF), pihak yang berelasi, dengan total nilai pembelian
sebesar Rp1.536.000.000. Kemudian pada bulan yang sama, Perusahaan melakukan setoran
modal kepada BBS, CUN, TIM dan PN sebesar Rp19.480.000.000, Rp28.958.000.000,
Rp60.085.000.000 dan Rp14.754.000.000. Atas penyertaan tersebut, Perusahaan memperoleh
99,25% kepemilikan saham pada CUN dan 99,00% kepemilikan saham pada BBS, TIM dan PN.
Total aset bersih semua Entitas Anak yang menjadi bagian Perusahaan pada tanggal akuisisi
dan penyertaan saham adalah sebesar (Rp9.290.349.742). Selisih antara nilai pembelian dengan
total aset bersih atas penyertaan saham Perusahaan di Entitas Anak tersebut sebesar
Rp10.826.349.742 dicatat dan dibukukan pada akun “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas
sepengendali” pada Ekuitas (Defisiensi Modal) di Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian.

68

270
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

31. AKUISISI ANAK PERUSAHAAN (lanjutan)

a. Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali (lanjutan)

Pada bulan Mei 2011, Perusahaan membeli 99,00% kepemilikan PT Cakrawala Mitra Usaha
(CMU) yang dimiliki oleh PT Intiputra Fikasa (IF) dan PT Kace Mas (KM), pihak yang berelasi,
dengan total nilai pembelian sebesar Rp1.980.000.000. Atas penyertaan tersebut, Perusahaan
memperoleh 99,00% kepemilikan saham pada CMU. Total aset bersih CMU yang menjadi bagian
Perusahaan pada tanggal akuisisi dan penyertaan saham adalah sebesar Rp284.528.674.
Selisih antara nilai pembelian dengan total aset bersih atas penyertaan saham Perusahaan di
CMU tersebut sebesar Rp1.695.471.326 dicatat dan dibukukan pada akun “Selisih nilai transaksi
restrukturisasi entitas sepengendali” pada Ekuitas (Defisiensi Modal) di Laporan Posisi Keuangan
Konsolidasian.

31 Desember 2011
PT Tiara Inti PT Bina Buana PT Cakrawala PT Pratika PT Cakrawala
Mulia (TIM) Sarana (BBS) Usaha Nugraha (PN) Mitra Usaha
Nusantara (CMU)
(CUN) Jumlah

Net Aset Bersih (6.400.569.469) (596.057.258) (2.318.601.155) 24.878.140 284.528.674 (9.005.821.068)

Harga Akuisisi 800.000.000 320.000.000 320.000.000 96.000.000 1.980.000.000 3.516.000.000

Selisih Nilai Transaksi


Restrukturisasi Entitas
Seepengendali (7.200.569.469) (916.057.258) (2.638.601.155) (71.121.860) (1.695.471.326) (12.521.821.068)

b. Rugi Anak Perusahaan Pra Akuisisi


Pada bulan Pebruari dan Mei 2011, Perusahaan melakukan akuisisi saham dan penyertaan
modal atas saham BBS, CUN, CMU, TIM dan PN. Rugi Entitas Anak tersebut untuk tahun yang
berakhir 31 Desember 2011 sebelum tanggal akuisisi tidak diperhitungkan sebagai bagian laba
komprehensif konsolidasian, dengan rincian sebagai berikut:
2011

CMU 1.682.302.299
TIM 1.450.254.339
CUN 799.977.714
BBS 791.190.928
PN 23.799.109
Jumlah 4.747.524.389

69

271
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

32. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN 2010, 2009 DAN 2008
DARI TRANSAKSI RESTRUKTURISASI ANTARA ENTITAS SEPENGENDALI
Perusahaan secara efektif mengakuisisi Entitas Anak PT Tiara Inti Mulia (TIM), PT Cakrawala Usaha
Nusantara (CUN), PT Bina Buana Sarana (BBS) dan PT Pratika Nugraha (PN) pada bulan Pebruari
2011 dan PT Cakrawala Mitra Usaha (CMU) pada bulan Mei 2011. Oleh karena Perusahaan dan
Entitas Anak merupakan entitas sepengendali, maka akuisisi yang dilakukan Perusahaan atas
Entitas Anak tersebut dilakukan dengan metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest method).
Untuk tujuan penyajian, laporan keuangan konsolidasian 2010, 2009 dan 2008 Perusahaan dan
Entitas Anak yang diakuisisi telah digabungkan dan disajikan kembali, seolah-olah Entitas Anak
telah dikonsolidasikan sejak periode yang paling awal disajikan. Selanjutnya, aset bersih Entitas
Anak hasil penggabungan dicatat “Proforma Ekuitas dari Transaksi Restrukturisasi Entitas
Sepengendali” pada bagian Ekuitas (Defisiensi Modal) pada Laporan Posisi Keuangan
Konsolidasian.

2010 2009 2008

Sebelum Setelah Sebelum Setelah Sebelum Setelah


Penyajian Kembali Penyajian Kembali Penyajian Kembali Penyajian Kembali Penyajian Kembali Penyajian Kembali

LAPORAN POSISI KEUANGAN

ASET

ASET LANCAR
Kas dan setara kas 146.684.993 5.483.209.086 145.004.017 190.398.143 112.672.882 130.129.997
Piutang usaha
Pihak ketiga 53.076.718 53.076.718 56.582.365 56.582.365 104.015.513 104.015.513
Piutang non-usaha
Pihak ketiga 1.789.379 3.895.919 305.434 35.305.434 351.026 351.026
Pihak berelasi 6.745.375.988 9.385.027.664 776.089.182 776.089.182 127.927.722 127.927.722
Persediaan 9.107.043 9.107.043 10.172.458 10.172.458 13.347.626 13.347.626
Pajak dibayar dimuka - 2.296.632.840 - 25.350.000 - 2.500.000
Uang muka dan biaya
dibayar di muka 17.714.368 679.583.484 7.681.624 136.798.698 16.607.411 643.107.411

Jumlah Aset Lancar 6.973.748.489 17.910.532.754 995.835.080 1.230.696.280 374.922.180 1.021.379.295

ASET TIDAK LANCAR


Aset tetap - bersih 4.798.067.536 136.640.173.818 5.667.071.858 7.575.772.964 6.549.942.738 6.558.467.738
Aset pajak tangguhan 671.980.017 671.980.017 847.353.772 847.353.772 780.562.679 780.562.679
Sewa hak atas tanah - 54.684.345.000 - 45.224.000.000 - -
Aset lain-lain - - - - - 13.500.000

Jumlah Aset Tidak Lancar 5.470.047.553 191.996.498.835 6.514.425.630 53.647.126.736 7.330.505.417 7.352.530.417

JUMLAH ASET 12.443.796.042 209.907.031.589 7.510.260.710 54.877.823.016 7.705.427.597 8.373.909.712

LIABILITAS DAN DEFISIENSI MODAL

LIABILITAS JANGKA PENDEK


Utang bank jangka pendek 72.776.653 72.776.653 - - - -
Utang kontraktor dan usaha
Pihak ketiga 128.335.481 11.605.334.207 181.778.831 181.778.831 181.133.257 181.133.257
Utang non-usaha
Pihak ketiga 1.134.175.000 - - - - -
Pihak berelasi - 68.131.309.144 7.698.273.044 55.917.045.622 7.749.603.151 8.290.603.151
Uang muka penjualan - 24.524.060.109 - 94.000.000 - -
Biaya masih harus di bayar 137.260.324 553.885.796 125.513.122 135.513.122 68.970.176 68.970.176
Utang pajak 35.919.627 581.163.372 17.941.469 57.435.469 22.078.801 22.078.801
Bagian utang pembiayaan konsumen
yang jatuh tempo dalam satu tahun - 771.336.480 - - - -
Bagian hutang bank jangka panjang
jatuh tempo dalam satu tahun 1.300.000.008 1.300.000.008 - - - -

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 1.674.292.093 108.674.040.769 8.023.506.466 56.385.773.044 8.021.785.385 8.562.785.385

70

272
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

32. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN 2010 DAN 2009 DARI
TRANSAKSI RESTRUKTURISASI ANTARA ENTITAS SEPENGENDALI (lanjutan)
2010 2009 2008

Sebelum Setelah Sebelum Setelah Sebelum Setelah


Penyajian Kembali Penyajian Kembali Penyajian Kembali Penyajian Kembali Penyajian Kembali Penyajian Kembali

LIABILITAS JANGKA PANJANG


Utang bank jangka panjang - setelah
dikurangi bagian yang jatuh tempo
dalam satu tahun 10.724.999.986 108.514.495.168 - - - -
Utang pembiayaan konsumen
setelah dikurangi bagian yang
jatuh tempo dalam satu tahun - 1.177.054.276 - - - -
Liabilitas imbalan kerja karyawan 119.043.239 842.159.737 63.576.800 116.655.152 38.162.191 38.162.191

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 10.844.043.225 110.533.709.181 63.576.800 116.655.152 38.162.191 38.162.191

JUMLAH LIABILITAS 12.518.335.318 219.207.749.950 8.087.083.266 56.502.428.196 8.059.947.576 8.600.947.576

DEFISIENSI MODAL

DEFISIENSI MODAL YANG DAPAT


DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK
ENTITAS INDUK
Modal saham- nilai nominal
Rp500.000 per saham
Modal dasar – 16.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor
penuh - 4.000 saham 2.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000
Proforma ekuitas dari transaksi
restrukturisasi entitas sepengendali - (5.705.357.866) - (670.580.879) - 81.588.554
Defisit (2.074.539.276) (2.074.539.276) (2.576.822.556) (2.576.822.556) (2.354.519.979) (2.354.519.979)

Jumlah Defisiensi Modal Yang Dapat


Diatribusikan Kepada Pemilik
Entitas Induk (74.539.276) (5.779.897.142) (576.822.556) (1.247.403.435) (354.519.979) (272.931.425)

KEPENTINGAN NON-PENGENDALI - (3.520.821.219) - (377.201.745) - 45.893.561

JUMLAH DEFISIENSI MODAL (74.539.276) (9.300.718.361) (576.822.556) (1.624.605.180) (354.519.979) (227.037.864)

JUMLAH LIABILITAS DIKURANGI


DEFISIENSI MODAL 12.443.796.042 209.907.031.589 7.510.260.710 54.877.823.016 7.705.427.597 8.373.909.712

2010 2009

Sebelum Setelah Sebelum Setelah


Penyajian Kembali Penyajian kembali Penyajian Kembali Penyajian kembali

Laporan laba rugi komprehensif


Pendapatan 5.481.161.449 5.481.161.449 2.292.982.361 2.292.982.361
Jumlah Beban Pokok Pendapatan 1.427.143.432 1.427.143.432 831.034.750 831.034.750

LABA BRUTO 4.054.018.017 4.054.018.017 1.461.947.611 1.461.947.611

BEBAN USAHA
Pemasaran 70.665.010 3.184.139.798 69.417.368 195.485.668
Umum dan administrasi 2.236.524.601 10.231.191.955 1.682.240.198 2.748.140.415

Jumlah Beban Usaha 2.307.189.611 13.415.331.753 1.751.657.566 2.943.626.083

LABA (RUGI) USAHA 1.746.828.406 (9.361.313.736) (289.709.955) (1.481.678.472)

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN


Pendapatan jasa giro 1.272.018 37.516.300 595.077 1.511.065
Beban bunga (1.070.800.966) (1.070.800.966) - -
Administrasi bank - (14.919.432) - (2.443.000)
Rugi selisih kurs - bersih - 1.061.918.154 - 23.447.000
Penghasilan bunga 34.879.696 - - -
Lain-lain- bersih (357.577) 61.980.558 21.208 (5.195.002)

71

273
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

32. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN 2010 DAN 2009 DARI
TRANSAKSI RESTRUKTURISASI ANTARA ENTITAS SEPENGENDALI (lanjutan)
2010 2009

Sebelum Setelah Sebelum Setelah


Penyajian Kembali Penyajian kembali Penyajian Kembali Penyajian kembali

Jumlah Pendapatan (Beban)


Lain-Lain - Bersih (1.069.171.371) 110.574.310 616.285 17.320.063

LABA (RUGI) SEBELUM BEBAN


PAJAK PENGHASILAN 677.657.035 (9.250.739.426) (289.093.670) (1.464.358.409)

BEBAN PAJAK PENGHASILAN (175.373.755) (175.373.755) 66.791.093 66.791.093

LABA (RUGI) SEBELUM RUGI


PROFORMA DARI TRANSAKSI
RESTRUKTURISASI
ENTITAS SEPENGENDALI 502.283.280 (9.426.113.181) (222.302.577) (1.397.567.316)

RUGI PROFORMA DARI


TRANSAKSI
RESTRUKTURISASI ENTITAS
SEPENGENDALI - 6.364.776.987 - 752.169.433

LABA (RUGI) BERSIH 502.283.280 (3.061.336.194) (222.302.577) (645.397.883)

Pendapatan komprehensif lain - - - -

JUMLAH LABA (RUGI)


KOMPREHENSIF 502.283.280 (3.061.336.194) (222.302.577) (645.397.883)

JUMLAH LABA (RUGI)


KOMPREHENSIF YANG DAPAT
DIATRIBUSIKAN KEPADA:

Pemilik entitas induk 502.283.280 502.283.280 (222.302.577) (222.302.577)


Kepentingan non-pengendali (3.563.619.474) - (423.095.306)

JUMLAH 502.283.280 (3.061.336.194) (222.302.577) (645.397.883)

33. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN

Risiko utama yang timbul dari instrumen keuangan Grup adalah risiko kredit, risiko mata uang asing
dan risiko likuiditas. Tujuan manajemen risiko Grup secara keseluruhan adalah untuk secara efektif
mengelola risiko-risiko tersebut dan meminimalkan dampak yang tidak diharapkan pada kinerja
keuangan Grup. Direksi mereview dan menyetujui semua kebijakan untuk mengelola setiap risiko,
termasuk juga risiko ekonomi dan risiko usaha Grup, yang dirangkum di bawah ini, dan juga
memantau risiko harga pasar yang timbul dari semua instrumen keuangan.

a. Risiko kredit

Aset keuangan Grup yang memiliki potensi konsentrasi secara signifikan risiko kredit pada
dasarnya terdiri dari kas dan setara kas dan piutang usaha. Grup memiliki kebijakan kredit dan
prosedur untuk memastikan berlangsungnya evaluasi kredit dan pemantauan akun secara aktif.

72

274
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

33. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

a. Risiko kredit (lanjutan)

Risiko kredit Grup timbul dari kegagalan bayar pihak lain, dengan risiko maksimum sama dengan
jumlah tercatat instrumen tersebut. Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, tidak
terdapat konsentrasi risiko kredit secara signifikan.

Risiko kredit pelanggan dikelola dengan cara melakukan hubungan usaha hanya dengan pihak
ketiga yang diakui dan kredibel. Grup memiliki kebijakan untuk semua pelanggan yang akan
melakukan perdagangan secara kredit harus melalui prosedur verifikasi kredit.

Risiko kredit maksimum Grup untuk komponen dalam laporan posisi keuangan pada tanggal
31 Desember 2011 dan 2010 adalah nilai tercatat seperti yang diilustrasikan dalam Catatan atas
laporan keuangan konsolidasian.

b. Risiko mata uang asing

Grup terekspos terhadap perubahan nilai tukar mata uang asing terutama dalam Dolar Amerika
Serikat pada liabilitas yang timbul dari utang bank dan uang muka penjualan. Manajemen telah
membuat kebijakan untuk mengelola risiko mata uang asing terhadap mata uang fungsional
Grup. Untuk mengelola risiko nilai tukar mata uang asing, Grup hanya bertransaksi dengan
institusi keuangan terkemuka.

c. Risiko likuiditas

Manajemen risiko likuiditas yang hati-hati berarti mempertahankan kas dan setara kas yang
memadai untuk mendukung kegiatan bisnis secara tepat waktu. Grup menjaga keseimbangan
antara kesinambungan penagihan piutang serta melalui fleksibilitas penggunaan pinjaman bank
dan pinjaman lainnya.

Grup juga secara rutin mengevaluasi proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadwal
jatuh tempo utang bank panjang mereka, dan terus menelaah kondisi pasar keuangan untuk
memelihara fleksibilitas pendanaan dengan cara menjaga ketersediaan komitmen fasilitas kredit.
Kegiatan ini meliputi pinjaman bank.

d. Manajemen modal

Tujuan utama pengelolaan modal Grup adalah untuk memastikan terpeliharanya rasio modal
yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham.

Grup mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian, berdasarkan perubahan


kondisi ekonomi. Untuk memelihara atau menyesuaikan struktur permodalan, Grup dapat
menyesuaikan pembayaran dividen kepada pemegang saham, menerbitkan saham baru atau
mengusahakan pendanaan melalui pinjaman. Tidak ada perubahan atas tujuan, kebijakan
maupun proses selama periode penyajian.

Kebijakan Grup adalah mempertahankan struktur permodalan yang sehat untuk mengamankan
akses terhadap pendanaan pada biaya yang wajar.

73

275
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

34. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN

Nilai wajar aset dan liabilitas keuangan didefinisikan sebagai jumlah dimana instrumen tersebut
dapat ditukar di dalam transaksi antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang
memadai melalui suatu transaksi yang wajar, selain di dalam penjualan terpaksa atau penjualan
likuidasi.

Berikut ini adalah metode dan asumsi yang digunakan untuk menentukan nilai wajar masing-masing
kelompok dari instrumen keuangan Grup:

1. Kas dan setara kas, piutang usaha, piutang non-usaha, utang kontraktor dan usaha - pihak
ketiga, utang non-usaha dan biaya masih harus dibayar (utang bunga atas utang bank)
mendekati nilai tercatatnya karena bersifat jangka pendek.

2. Nilai tercatat dari utang bank jangka pendek, utang jangka panjang berupa utang bank dan
utang pembiayaan konsumen, mendekati nilai wajarnya karena suku bunga mengambang dari
instrumen keuangan ini tergantung penyesuaian oleh pihak bank atau perusahaan pembiayaan.

3. Nilai wajar piutang pihak berelasi dan utang pihak berelasi dicatat sebesar biaya historis karena
nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal. Tidak praktis untuk mengestimasi nilai wajar dari
piutang dan utang tersebut karena tidak ada jangka waktu pembayaran yang pasti walaupun
tidak diharapkan untuk diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah tanggal laporan
keuangan konsolidasian diterbitkan oleh manajemen Perusahaan.
1 Januari 2009/
30 Juni 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009 31 Desember 2008
Nilai tercatat Nilai wajar Nilai tercatat Nilai wajar Nilai tercatat Nilai wajar Nilai tercatat Nilai wajar Nilai tercatat Nilai wajar
Aset keuangan
Kas dan setara kas 8.489.486.379 8.489.486.379 3.148.373.800 3.148.373.800 5.483.209.086 5.483.209.086 190.398.143 190.398.143 130.129.997 130.129.997
Piutang usaha - pihak
ketiga 876.113.409 876.113.409 771.899.462 771.899.462 53.076.718 53.076.718 56.582.365 56.582.365 104.015.513 104.015.513

Piutang non-usaha

Pihak ketiga 10.522.494 10.522.494 11.973.004 11.973.004 3.895.919 3.895.919 35.305.434 35.305.434 351.026 351.026

Pihak berelasi 13.735.544.484 13.735.544.484 - - 9.385.027.664 9.385.027.664 776.089.182 776.089.182 127.927.722 127.927.722

Liabilitas keuangan

Utang bank jangka


pendek 1.875.432.095 1.875.432.095 1.870.907.646 1.870.907.646 72.776.653 72.776.653 - - - -

Utang kontraktor dan


usaha 67.173.547.914 67.173.547.914 68.919.607.500 68.919.607.500 11.605.334.207 11.605.334.207 181.778.831 181.778.831 181.133.257 181.133.257

Utang non-usaha

Pihak ketiga 12.669.571.596 12.669.571.596 14.938.063.932 14.938.063.932 1.134.175.000 1.134.175.000 - - - -

Pihak berelasi 95.824.369.511 95.824.369.511 63.497.908.035 63.497.908.035 68.131.309.144 68.131.309.144 55.917.045.622 55.917.045.622 8.290.603.151 8.290.603.151

Utang pembiayaan
konsumen 1.587.708.238 1.587.708.238 2.109.481.446 2.109.481.446 1.948.390.756 1.948.390.756 - - - -

Utang bank 313.074.169.966 313.074.169.966 245.801.424.262 245.801.424.262 109.814.495.176 109.814.495.176 - - - -

Biaya masih harus


dibayar- utang
bunga 2.684.922.850 2.684.922.850 2.190.990.571 2.190.990.571 361.666.667 361.666.667 - - - -

74

276
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

35. KEJADIAN SETELAH TANGGAL PERIODE PELAPORAN

a. Berdasarkan Akta Notaris Harry Purnomo, S.H., M.H., M.Kn., No. 11 tanggal 26 Juni 2012
menyatakan penegasan kembali atas perubahan anggaran dasar Perusahaan yang telah
diaktakan dengan Akta Notaris No. 11 tanggal 26 Juli 2012 dari Notaris Harry Purnomo, S.H.,
M.H., M.Kn. sehubungan dengan peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perusahaan dari
semula sebesar Rp126.000.000.000 menjadi Rp216.000.000.000 dimana peningkatan sebesar
Rp90.000.000.000 telah diambil bagian oleh seluruh pemegang saham Perusahaan. Akta
penegasan tersebut telah dilaporkan dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan
Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat No. AHU-
AH.01.10-33763 tanggal 17 September 2012 (Catatan 21).

b. Perubahan anggaran dasar Perusahaan terakhir, berdasarkan akta notaris Dewi Sukardi S.H.,
M.Kn., No. 6 tanggal 16 Oktober 2012, antara lain, mengenai:

(i) Peningkatan modal dasar dari semula Rp470.000.000.000 menjadi Rp1.200.000.000.000;


(ii) Peningkatan modal disetor dan modal ditempatkan dari semula berjumlah
Rp216.000.000.000 menjadi Rp300.000.000.000;
(iii) Perubahan maksud dan tujuan Perusahaan;
(iv) Perubahan susunan anggota direksi dan dewan komisaris Perusahaan;
(v) Perubahan anggaran dasar Perusahaan untuk disesuaikan berdasarkan Peraturan Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. IX.J.1 sehubungan
dengan prinsip-prinsip Anggaran Dasar bagi Perusahaan yang akan Melakukan
Penawaran Umum Terbatas atas instrumen surat berharga dan Perusahaan Publik,
lampiran dari Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008;
(vi) Penjualan saham baru dalam simpanan Perusahaan sebanyak 1.000.000.000 saham baru
yang dikeluarkan dari portopel, masing-masing saham tersebut dengan nilai nominal
Rp100;
(vii) Memberikan kuasa kepada Direksi Perusahaan untuk melaksanakan tindakan yang
diperlukan sehubungan dengan IPO (Initial Public Offering atau Penawaran Umum
Perdana Saham);
(viii) Memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris Perusahaan untuk menentukan kepastian
jumlah saham yang dikeluarkan melalui Penawaran Umum kepada masyarakat dan
menyatakan akta notaris mengenai peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor
Perusahaan sebagai realisasi pengeluaran saham yang telah dikeluarkan dalam
Penawaran Umum setelah Penawaran Umum selesai.

Akta perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. AHU-55211.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal
25 Oktober 2012;

75

277
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

35. KEJADIAN SETELAH TANGGAL PERIODE PELAPORAN (lanjutan)

c. Pinjaman yang diperoleh Perusahaan dari PT Bank CIMB Niaga Tbk

Berdasarkan surat Offering Letter atas Pemberian Fasilitas Kredit Kepada Perusahaan atas
pemberian fasilitas kredit No. 427/NH/CBGI/X/2012 tanggal 6 Nopember 2012, Perusahaan
memperoleh fasilitas pinjaman transaksi khusus dari PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB) untuk
keperluan pembiayaan modal disetor Entitas Anak dengan jumlah maksimum sebesar
Rp115.000.000.000. Fasilitas kredit ini dikenai bunga sebesar 10,5% per tahun (dan bunga akan
naik menjadi 12% apabila dalam quarter pertama 2013 pelaksanaan Penawaran Perdana Saham
Perusahaan belum terlaksana). Provisi 0,5% dari jumlah maksimum fasilitas pinjaman dan
dibayarkan pada saat penandatanganan perjanjian kredit. Pinjaman ini jatuh tempo selama lima
(5) tahun sejak penarikan pertama. Jadwal angsuran pembayaran cicilan dilakukan secara
bulanan dengan rincian sebagai berikut:

a. Bulan ke 6 sebesar Rp37.500.000.000 atau 30% dari nilai Penawaran Umum Perdana
Saham, mana yang lebih besar
b. Bulan ke 7 – 60 sebesar Rp1.435.185.185 per bulan (dengan asumsi pelunasan bulan ke 6
sebesar Rp37.500.000.000)

Jaminan yang diberikan Perusahaan atas fasilitas ini adalah sebagai berikut:
1. APHT 3 atas tanah dan bangunan SHGB No. 967 (sewa) atas nama PT Tiara Inti Mulia
2
(TIM), Entitas Anak di atas SHM milik I Made Runteng dengan luas 17.000 m sebesar
Rp93.280.000.000;
2. Gadai saham atas saham non-publik Perusahaan dengan harga par sebesar
Rp60.000.000.000;
3. Personal guarantee dari Tn. Frans Hasjim dan Tn. Bhakti Salim;
4. Assignment cash flow dari TIM, PT Cakrawala Usaha Nusantara (CUN), PT Pratika Nugraha
(PN), masing-masing merupakan Entitas Anak;
5. Cross company guarantee dari TIM, CUN, PN, PT Cakrawala Mitra Usaha (CMU) masing-
masing merupakan Entitas Anak; dan PT Intiputra Fikasa, pihak yang berelasi;
6. Pengikatan ulang atas gadai saham CUN (Rp29 Milyar), TIM (Rp38 Milyar), PN
(Rp13 Milyar) yang dimiliki oleh Perusahaan dan berlaku assignment of voting rights untuk
CIMB.

Berdasarkan perjanjian dengan CIMB, tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari bank,
Perusahaan, tidak akan menjual atau menyewakan seluruh atau sebagian aset, mengubah
susunan pengurus dan para pemegang saham kendali, membagikan dividen, dan mengubah
jenis usaha. Menjaga posisi keuangan Perusahaan dan 30% dana dari Penawaran Umum
Perdana Saham digunakan untuk pelunasan kredit.

76

278
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

35. KEJADIAN SETELAH TANGGAL PERIODE PELAPORAN (lanjutan)

d. Berdasarkan Akta Jual Beli No. 233,234,235/2012 masing-masing bertanggal 6 Nopember 2012
dari Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah Ladrang Kunto Anuraga, S.H.,Sp.Not., notaris di
Magelang, bahwa Perusahaan telah membeli sebidang tanah masing-masing dengan HGB
No. 00083, 00084, 00085/Borobudur atas sebidang tanah sebagaimana diuraikan dalam Surat
Ukur/Gambar Situasi masing-masing tanggal 11 Oktober 1994, 4 Agustus 1999, 11 Maret 1999
masing-masing dengan No. 5755/1994, No. 84/ Borobudur/1999 dan No. 65/Borobudur/1999
2 2 2 2
masing-masing seluas 1.800 m , 1.250 m dan 780 m sehingga total sebesar 3.830 m dari
Bapak Agung Salim dengan harga masing-masing sebesar Rp2.850.000.000, Rp1.781.250.000
dan Rp1.068.750.000.

e. Berdasarkan surat No. 001/CKL/X/12 tanggal 15 Oktober 2012, PT Bank Victoria International
Tbk (Bank Victoria) menyetujui rencana balik nama aset-aset yang digunakan sebagai agunan
dan/atau jaminan oleh Perusahaan kepada Bank Victoria. Dalam masa proses rencana balik
nama tersebut Perusahaan menyerahkan jaminan pengganti berupa gadai saham Perusahaan
senilai jumlah plafod kredit yang diberikan yaitu sebesar Rp15.000.000.000.

f. Berdasarkan Akta Notaris No. 10 tanggal 26 Juli 2012 dari Notaris Harry Purnomo, S.H., M.H.,
M.Kn. menyatakan penegasan kembali atas perubahan anggaran dasar TIM yang telah
diaktakan dengan Akta Notaris No. 10 tanggal 26 Juni 2012 dari Notaris Harry Purnomo, S.H.,
M.H., M.Kn. sehubungan dengan peningkatan modal ditempatkan dan disetor TIM dari semula
sebesar Rp61.500.000.000 menjadi Rp102.500.000.000 dimana peningkatan sebesar
Rp41.000.000.000 telah diambil bagian oleh seluruh pemegang saham TIM. Akta penegasan
tersebut telah dilaporkan dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat AHU-AH.01.10-
31266 tanggal 27 Agustus 2012.

g. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 08 dari Notaris Dewi Sukardi S.H., M.Kn.
tanggal 16 Oktober 2012 menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh dari
semula sebesar Rp102.500.000.000 menjadi Rp158.500.000.000. Sebesar Rp56.000.000.000
telah diambil bagian oleh seluruh pemegang saham TIM.

h. Berdasarkan Surat Persetujuan No. 441/NH/CBGI/XI/2012 tanggal 5 Nopember 2012, PT Bank


CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) memberikan persetujuan sebagai berikut:
1. Perubahan negative covenant terkait susunan perubahan pengurus, pemegang saham dan
pembagian dividen yang berlaku pada saat IPO telah dilaksanakan.
2. CIMB Niaga menyetujui perubahan struktur modal & komposisi pemegang saham dan
susunan pengurus dari TIM.
3. CIMB Niaga menyetujui adanya penambahan kredit/pembiayaan dari lembaga keuangan
lainnya yaitu penerimaan beberapa fasilitas pembiayaan konsumen.

i. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham No. 07 dari Notaris
Dewi Sukardi, SH., M.Kn., tanggal 16 Oktober 2012 menyetujui peningkatan modal ditempatkan
dan disetor penuh dari semula sebesar Rp29.500.000.000 menjadi Rp42.500.000.000. Sebesar
Rp13.000.000.000 telah diambil bagian oleh seluruh pemegang saham CUN.

77

279
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

35. KEJADIAN SETELAH TANGGAL PERIODE PELAPORAN (lanjutan)


j. Berdasarkan Surat Persetujuan No. 440/NH/CBGI/XI/2012 tanggal 6 Nopember 2012, PT Bank
CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) memberikan persetujuan sebagai berikut:
1. Perubahan negative covenant terkait susunan perubahan pengurus, pemegang saham dan
pembagian dividen yang berlaku pada saat IPO telah dilaksanakan.
2. CIMB Niaga menyetujui perubahan struktur modal & komposisi pemegang saham dan
susunan pengurus dari TIM.
3. CIMB Niaga menyetujui adanya penambahan kredit/pembiayaan dari lembaga keuangan
lainnya yaitu penerimaan beberapa fasilitas pembiayaan konsumen.
k. Berdasarkan Akta Notaris No. 9 tanggal 26 Juli 2012 dari Notaris Harry Purnomo, S.H., M.H.,
M.Kn. menyatakan penegasan kembali atas perubahan anggaran dasar BBS yang telah
diaktakan dengan Akta Notaris No. 9 tanggal 26 Juni 2012 dari Notaris Harry Purnomo, S.H.,
M.H., M.Kn. sehubungan dengan peningkatan modal ditempatkan dan disetor BBS dari semula
sebesar Rp20.000.000.000 menjadi Rp48.000.000.000 dimana peningkatan sebesar
Rp28.000.000.000 telah diambil bagian oleh seluruh pemegang saham BBS. Akta penegasan
tersebut telah dilaporkan dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat No. AHU-
AH.01.10-31172 tanggal 27 Agustus 2012.
l. Berdasarkan Surat Penawaran Pemberian Kredit Kepada BBS No. CBC.DPS/SPPK/111/2012
tanggal 18 Juli 2012, Perusahaan memperoleh fasilitas Kredit Investasi Umum (KIU) dari PT
Bank Mandiri (persero) Tbk (Mandiri) untuk keperluan pembiayaan pembangunan The Westin
Ubud Resort & Spa berikut sarana dan prasarana terletak di Br. Singakerta, Ubud, Bali. Plafon
fasilitas KIU sebesar Rp129.500.000.000. Penarikan pertama dilakukan secara sekaligus untuk
take over fasilitas kredit pada PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB), penarikan kedua setelah BBS
menyerahkan completion report. Masa Penarikan KIU sampai dengan bulan Juni 2013. Fasilitas
kredit ini dikenai bunga sebesar 10,5% per tahun Pinjaman ini berjangka waktu sampai dengan
13 Mei 2018, termasuk grace period angsuran pokok selama 12 bulan sejak penandatanganan
Perjanjian Kredit.
Jaminan yang diberikan BBS atas fasilitas ini adalah sebagai berikut:
2
1. Agunan sebelas bidang tanah total luas 15.104 m , HGB No. 10,11,12,13,14,15,16 jangka
waktu sampai dengan 23 Nopember 2041 dan HGB No. 17,18,19,20 jangka waktu sampai
dengan 25 Oktober 2040 seluruh nya atas nama BBS berikut bangunan The Westin Ubud
Resort & Spa;
2. Personal guarantee dari Tn. Frans Hasjim dan Tn. Bhakti Salim;
3. Deficit cash flow guarantee notarial dari Perusahaan, PT Cakrawala Usaha Nusantara
(CUN) dan PT Tiara Inti Mulia (TIM) masing-masing merupakan Entitas Anak;
4. Corporate guarantee dari Perusahaan, TIM dan CUN, masing-masing merupakan Entitas
Anak.
Berdasarkan perjanjian dengan Mandiri, tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari bank,
BBS, tidak diperkenankan untuk merubah status hukum dan kepemilikan usaha, memperoleh
fasilitas kredit dari bank lain, kecuali dalam transaksi usaha yang wajar, mengikat diri sebagai
penjamin utang atau menjaminkan harta kekayaan perusahaan kepada pihak lain, mengambil
bagian keuntungan atau modal untuk kepentingan di luar usaha dan kepentingan pribadi dan
memindahkan barang agunan.
m. Berdasarkan Surat Penawaran Pemberian Kredit No. CBC.DPS/SPPK/184/2012 tanggal
7 Nopember 2012, sehubungan dengan permohonan persetujuan atas pencabutan pembatasan
terkait dengan pembagian dividen kepada krediturnya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank
Mandiri) dengan perubahan ketentuan pembatasan dividen sebagai berikut:

78

280
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

35. KEJADIAN SETELAH TANGGAL PERIODE PELAPORAN (lanjutan)

1. Dengan memberitahukan secara tertulis terlebih dahulu kepada Bank Mandiri, BBS,
Entitas Anak, diperkenankan melakukan pembagian dividen setinggi-tingginya 50% dari
laba tahun berjalan, sepanjang kewajiban kepada Bank Mandiri telah terpenuhi, DER
275% dan NWC postif;
2. Selama kredit belum lunas, tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank Mandiri,
BBS, Entitas Anak tidak diperkenankan untuk melakukan pembagian dividen lebih besar
dari 50%, sehingga tidak terdapat pembatasan-pembatasan (Negative Covenants) yang
dapat merugikan pemegang saham.

n. Berdasarkan Akta Notaris No. 8 tanggal 26 Juli 2012 dari Notaris Harry Purnomo, S.H., M.H.,
M.Kn. menyatakan penegasan kembali atas perubahan anggaran dasar PN yang telah diaktakan
dengan Akta Notaris No. 8 tanggal 26 Juni 2012 dari Notaris Harry Purnomo, S.H., M.H., M.Kn.
sehubungan dengan peningkatan modal ditempatkan dan disetor PN dari semula sebesar
Rp15.000.000.000 menjadi Rp28.000.000.000 dimana peningkatan sebesar Rp13.000.000.000
telah diambil bagian oleh seluruh pemegang saham PN. Akta penegasan tersebut telah
dilaporkan dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat No.AHU-AH.01.10-31265 tanggal
27 Agustus 2012.

o. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 09 dari Notaris Dewi Sukardi, S.H., M.Kn
tanggal 16 Oktober 2012 menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh dari
semula sebesar Rp28.000.000.000 menjadi Rp49.000.000.000. Sebesar Rp21.000.000.000 telah
diambil bagian oleh seluruh pemegang saham PN.

p. Berdasarkan Surat Persetujuan No. 439/NH/CBGI/XI/2012 tanggal 6 Nopember 2012, PT Bank


CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) memberikan persetujuan sebagai berikut:
1. Perubahan negative covenant terkait susunan perubahan pengurus, pemegang saham dan
pembagian dividen yang berlaku pada saat IPO telah dilaksanakan.
2. CIMB Niaga menyetujui perubahan struktur modal & komposisi pemegang saham dari PN.

q. Sampai dengan tanggal 11 Oktober 2012 saldo piutang non-usaha pihak berelasi kepada
PT Tiara Realty telah dilunasi sebesar Rp6.000.000.000 atau 43,68% dari total piutang non-
usaha pihak berelasi.
r. Sampai dengan tanggal 12 Oktober 2012 saldo utang non-usaha pihak berelasi kepada PT Tiara
Realty telah dilunasi sebesar Rp90.000.000.000 atau 93,92% dari total utang non-usaha pihak
berelasi.

36. REKLASIFIKASI AKUN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN 2011

Akun-akun tertentu dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2011 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan
konsolidasian pada tanggal 31Juli 2012, adalah sebagai berikut:

Sebelum Sesudah
Reklasifikasi Reklasifikasi

Laporan posisi keuangan


Aset
Aset Tetap 334.456.416.079 414.128.780.470
Properti Investasi 79.672.364.391 -
79

281
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

37. PENERBITAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN

Perusahaan telah menerbitkan kembali laporan keuangan untuk periode enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2012. Laporan keuangan untuk periode enam bulan yang berakhir pada
tanggal 30 Juni 2012 telah diaudit oleh kami dengan laporan auditor independen No. 0267/T&T-
GA/RT/2012 tanggal 25 Oktober 2012 dan No. 0286/T&T-GA/RT/2012 tanggal 6 Desember 2012.

Sehubungan dengan rencana Perusahaan untuk melakukan penawaran umum saham perdana
dalam memenuhi persyaratan Bapepam-Lk, maka laporan keuangan tersebut diterbitkan kembali
dengan disertai perubahan maupun tambahan pada catatan laporan keuangan sebagai berikut:

a. Laporan perubahan laba rugi komrehensif


b. Laporan perubahan ekuitas (defisiensi modal) konsolidasian,
c. Laporan arus kas konsolidasian - Arus kas dari aktivitas operasi,
d. Laporan arus kas konsolidasian - Arus kas dari aktivitas investasi,
e. Laporan arus kas konsolidasian - Arus kas dari aktivitas pendanaan,
f. Catatan 1a, sehubungan dengan “Pendirian Perusahaan’,
g. Catatan 1b, sehubungan dengan “Dewan komisaris, direksi dan karyawan”,
h. Catatan 1c, sehungan dengan “Kepemilikan entitas anak”,
i. Catatan 2, sehubungan dengan “Ikhtisar akuntansi penting”,
j. Catatan 2c, sehubungan dengan “Prinsip-prinsip konsolidasian”,
k. Catatan 2e, sehubungan dengan “Kas dan setara kas”,
l. Catatan 6, sehubungan dengan “Piutang non-usaha”,
m. Catatan 9, sehubungan dengan “Uang muka dan biaya dibayar di muka”,
n. Catatan 10, sehubungan dengan “Aset tetap”,
o. Catatan 11, sehubungan dengan “Sewa Hak Atas Tanah”,
p. Catatan 14, sehubungan dengan “Utang kontraktor dan usaha”,
q. Catatan 19, sehubungan dengan “Utang bank jangka panjang”,
r. Catatan 21, sehubungan dengan “liabilitas imbalan kerja karyawan”,
s. Catatan 23, sehubungan dengan “Pendapatan”,
t. Catatan 31, sehubungan dengan “Informasi segmen”.

38. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Manajemen Perusahaan bertanggung jawab terhadap penyusunan laporan keuangan konsolidasian


yang diselesaikan pada tanggal 12 Desember 2012.

80

282
INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN

PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk


INDUK PERUSAHAAN
LAPORAN POSISI KEUANGAN
30 Juni 2012 Dan 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan 31 Desember 2010, 2009
dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Laporan keuangan induk Perusahaan berikut ini, dimana tidak termasuk saldo dari Entitas Anak, telah
disajikan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang konsisten dengan yang digunakan dalam laporan
keuangan konsolidasian Perusahaan, kecuali untuk investasi pada Entitas anak disajikan harga
perolehan.

31 Desember 1 Januari 2009/


30 Juni 31 Desember
2012 2011 2010 2009 2008

ASET LANCAR

Kas dan bank 328.586.434 260.105.969 146.684.993 145.004.017 112.672.882


Piutang usaha
Pihak ketiga 39.289.998 22.433.355 53.076.718 56.582.365 104.015.513
Piutang non-usaha
Pihak ketiga 2.827.914 2.827.914 1.789.379 305.434 351.026
Pihak berelasi 13.735.544.484 207.520.339 6.745.375.988 776.089.182 127.927.722
Persediaan - - 9.107.043 10.172.458 13.347.626
Uang muka dan biaya
dibayar di muka 17.620.641 7.888.500 17.714.368 7.681.624 16.607.411

Jumlah Aset Lancar 14.123.869.471 500.776.077 6.973.748.489 995.835.080 374.922.180

ASET TIDAK LANCAR


Uang muka penyertaan saham 81.180.000.000 68.310.000.000 - - -
Penyertaan saham 126.793.000.000 126.793.000.000 - - -
Aset tetap - setelah dikurangi
Akumulasi penyusutan
sebesar Rp4.342.264.088
pada tanggal 30 Juni 2012,
Rp4.215.890.062 pada
Tanggal 31 Desember 2011,
Rp3.858.959.450 pada
tanggal 31 Desember 2010
dan Rp2.080.125.358 pada
tanggal 1 Januari/
31 Desember 2008 4.319.925.898 4.446.299.924 4.798.067.536 5.667.071.858 6.549.942.738
Aset pajak tangguhan 364.833.670 485.267.537 671.980.017 847 .353.772 780.562.679
Aset lain-lain 714.146.360 714.146.360 - - -

Jumlah Aset Tidak Lancar 213.371.905.928 200.748.713.821 5.470.047.553 6.514.425.630 7.330.505.417

JUMLAH ASET 227.495.775.399 201.249.489.898 12.443.796.042 7.510.260.710 7.705.427.597

81

283
INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN

PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk


INDUK PERUSAHAAN
LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan)
30 Juni 2012 Dan 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan 31 Desember 2010, 2009
dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

31 Desember 1 Januari 2009/


30 Juni 31 Desember
2012 2011 2010 2009 2008

LIABILITAS DAN EKUITAS


(DEFISIENSI MODAL)

LIABILITAS JANGKA PENDEK


Utang bank jangka pendek 1.875.432.095 1.870.907.646 72.776.653 - -
Utang kontraktor
Pihak ketiga 1.033.760 - 128.335.481 181.778.831 181.133.257
Utang non-usaha
Pihak ketiga 101.930.428 101.930.427 - - -
Biaya masih harus dibayar 312.290.363 312.821.410 137.260.324 125.513.122 68.970.176
Utang pajak 18.818.440 22.447.488 35.919.627 17.941.469 22.078.801
Bagian hutang bank jangka
panjang yang jatuh tempo
dalam satu tahun 1.300.000.008 1.300.000.008 1.300.000.008 - -

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 3.609.505.094 3.608.106.979 1.674.292.093 325.233.422 272.182.234

LIABILITAS JANGKA PANJANG


Utang bank jangka panjang - setelah
dikurangi bagian yang jatuh
tempo dalam satu tahun 8.774.999.974 9.424.999.978 10.724.999.986 - -
Utang kepada pihak berelasi - 63.495.811.869 - 7.698.273.044 7.749.603.151
Liabilitas imbalan kerja karyawan 233.361.811 196.388.755 119.043.239 63.576.800 38.162.191

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 9.008.361.785 73.117.200.602 10.844.043.225 7.761.849.844 7.787.765.342

Jumlah Liabilitas 12.617.866.879 76.725.307.581 12.518.335.318 8.087.083.266 8.059.947.576

EKUITAS (DEFISIENSI MODAL)


Modal saham - nilai nominal
per saham Rp100 pada
30 Juni 2012 dan 31 Desember
2011 dan Rp500.000 pada
31 Desember 2010 dan
1 Januari 2010/31 Desember 2009
Modal dasar - 4.700.000.000
saham pada 30 Juni 2012
dan 31 Desember 2011 dan
16.000 saham pada
31 Desember 2010 dan
1 Januari 2010/31 Desember 2009
Modal ditempatkan dan disetor penuh
- 1.260.000.000 saham pada
30 Juni 2012 dan
31 Desember 2011 dan 4.000
saham pada 31 Desember 2010
dan 1 Januari 2010/
31 Desember 2009 126.000.000.000 126.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000
Uang muka setoran modal 90.000.000.000 - - -
Defisit (1.122.091.480) (1.475.817.683) (2.074.539.276) ( 2.576.822.556) (2.354.519.979)
Jumlah Ekuitas
(Defisiensi Modal) 214.877.908.520 124.524.182.317 (74.539.276) (576.822.556) (354.519.979)
JUMLAH LIABILITAS
DAN EKUITAS
(DEFISIENSI MODAL) 227.495.775.399 201.249.489.898 12.443.796.042 7.510.260.710 7.705.427.597

82

284
INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN

PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk


INDUK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir
Pada Tanggal 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

30 Juni 31 Desember

2012 2011 2011 2010 2009


____________________

PENDAPATAN 2.990.183.407 2.984.329.917 6.246.785.732 5.481.161.449 2.292.982.361

BEBAN POKOK PENDAPATAN 854.967.376 1.058.206.712 2.232.472.737 1.427.143.432 831.034.750


_____________________

LABA BRUTO 2.135.216.031 1.926.123.205 4.014.312.995 4.054.018.017 1.461.947.611


_____________________

BEBAN USAHA
Pemasaran - - 1.703.500 70.665.010 (69.417.368)
Umum dan administrasi 917.147.863 769.775.560 1.817.574.669 2.236.524.601 (1.682.240.198)
_____________________

Jumlah Beban Usaha 917.147.863 769.775.560 1.819.278.169 2.307.189.611 1.751 .657 .566
_____________________

LABA USAHA 1.218.068.168 1.156.347.645 2.195.034.826 1.746.828.406 (289.709.955)


_____________________

PENGHASILAN (BEBAN)
LAIN-LAIN
Pendapatan jasa giro 446.549 207.109 541.362 1.272.018 595.077
Beban bunga (735.650.446) (685.732.934) (1.386.709.549) (1.070.800.966) -
Administrasi bank (1.083.500) (2.645.500) (21.835.368) - -
Lain-lain- bersih (7.620.701) (71.502) (1.597.198) 357.577 21.208
_____________________

Jumlah Beban Lain-lain


- bersih (743.908.098) (688.242.827) (1.409.600.753) (1.069.171.371) 616.285
_____________________

LABA SEBELUM MANFAAT


(BEBAN) PAJAK
PENGHASILAN 474.160.070 468.104.818 785.434.073 677.657.035 (289.093.670)

MANFAAT (BEBAN) PAJAK


PENGHASILAN (120.433.867) 2.831.050 (186.712.480) (175.373.755) 66.791.093
_____________________

LABA BERSIH 353.726.203 470.935.868 598.721.593 502.283.280 (222.302.577)


_____________________

Pendapatan komprehensif lain - - - - -


_____________________

JUMLAH LABA KOMPREHENSIF


BERSIH 353.726.203 470.935.868 598.721.593 502.283.280 (222.302.577)

83

285
INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN

PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk


LAPORAN ARUS KAS
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir
Pada Tanggal 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) dan Tahun Yang Berakhir
Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain )

30 Juni 31 Desember

2012 2011 2011 2010 2009

ARUS KAS DARI AKTIVITAS


OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan 2.973.326.764 2.994.751.239 6.277.429.095 5.484.667.096 2.340.415.509
(Pembayaran) Penerimaan
kembali untuk:
Pembayaran kas kepada
pemasok dan karyawan (1.642.506.639) (8.687.135.131) 2.306.027.912 (9.569.041.067) (1.602.237.884)
Pembayaran beban bunga
dan keuangan (723.028.091) (667.854.675) (1.355.815.885) (1.069.528.948) 595.077

Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan


untuk) Aktivitas Operasi 607.792.034 (6.360.238.567) 7.227.641.122 (5.153.902.919) 738.772.702

ARUS KAS DARI AKTIVITAS


INVESTASI
Perolehan aset tetap - (5.163.000) (5.163.000) (20.008.890) (6.950.000)

Kas Bersih Digunakan untuk


Aktivitas Investasi - (5.163.000) (5.163.000) (20.008.890) (6.950.000)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS


PENDANAAN
Kenaikan (penurunan) utang
kepada pihak berelasi (63.495.811.869) 9.738.763.655 63.495.811.869 (7.698.273.044) (51.330.107)
Penurunan piutang
kepada pihak berelasi (13.528.024.145) - - 776.089.182 (648.161.460)
Investasi kepada entitas anak - (119.513.000.000) (126.793.000.000) - -
Uang muka investasi (12.870.000.000) - (68.310.000.000) - -
Peningkatan modal ditempatkan
dan disetor - 116.700.000.000 124.000.000.000 - -
Uang muka setoran modal 90.000.000.000 - - - -
Penerimaan utang bank (645.475.555) (585.059.983) 498.130.985 12.097.776.647 -

Kas Bersih Diperoleh dari


Aktivitas Pendanaan (539.311.569) 6.340.703.672 (7.109.057.146) 5.175.592.785 (699.491.567)

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH


KAS DAN SETARA KAS 68.480.465 (24.677.895) 113.420.976 1.680.976 32.331.135

KAS DAN SETARA KAS


AWAL PERIODE/TAHUN 260.105.969 146.684.993 146.684.993 145.004.017 112.672.882

KAS DAN SETARA KAS


AKHIR PERIODE/TAHUN 328.586.434 122.007.098 260.105.969 146.684.993 145.004.017

84

286
PT SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS (DEFISIENSI MODAL) KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 Dan
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Angka Perbandingan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal
31 Desember 2010 dan 2009)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Modal Saham Ditempatkan Jumlah Ekuitas


Catatan dan Disetor Penuh Uang Muka Setoran Modal Defisit (Defisiensi Modal)

Saldo, 1 Januari 2009 2.000.000.000 - (2.354.519.979) (354.519.979)

Rugi komprehensif tahun 2009 - - (222.302.577) (222.302.577)

Saldo, 31 Desember 2009


2.000.000.000 - (2.576.822.556) (576.822.556)

Laba (rugi) komprehensif


tahun 2010 - - 502.283.280 502.283.280

287
Saldo, 31 Desember 2010 2.000.000.000 - (2.074.539.276) (74.539.276)

Penambahan modal di setor 116.700.000.000 - - 116.700.000.000

Laba (rugi) komprehensif


periode 2011 - - 470.935.868 470.935.868

Saldo, 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) 118.700.000.000 - (1.603.603.409) 117.096.396.592

Saldo, 1 Januari 2011


2.000.000.000 - (2.074.539.276) (74.539.276)
Penambahan modal disetor -
124.000.000.000 - 124.000.000.000

Laba (rugi) komprehensif


tahun 2011 - - 598.721.593 598.721.593

Saldo, 31 Desember 2011 126.000.000.000 - (1.475.817.683) 124.524.182.317

Saldo, 1 Januari 2012 -


126.000.000.000 (1.475.817.683) 124.524.182.317
Penambahan modal disetor 90.000.000.000
- - 90.000.000.000
Laba (rugi) komprehensif
periode 2012
- - 353.726.203 353.726.203
Saldo, 31 Juni 2012 90.000.000.000
126.000.000.000 (1.122.091.480) 214.877.908.520

85
Halaman ini sengaja dikosongkan

288
XVIII. LAPORAN PENILAI

Berikut ini disajikan Laporan Penilai atas aset tetap Perseroan yang dilakukan oleh KJPP Herly,
Ariawan & Rekan.

281
289
Halaman ini sengaja dikosongkan

290
291
Halaman ini sengaja dikosongkan

292
293
294
295
296
297
298
299
300
301
302
303
304
305
306
307
308
309
310
311
312
313
314
315
Halaman ini sengaja dikosongkan

316
XIX. ANGGARAN DASAR

Anggaran Dasar Perseroan sebagaimana termaktub adalah merupakan Anggaran Dasar Perseroan
yang terakhir berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 06 tanggal 16 Oktober 2012 yang
dibuat di hadapan Dewi Sukardi S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Tangerang. Akta tersebut telah
memperoleh persetujuan dari Menkunham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-
55211.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 25 Oktober 2012 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan
No. AHU-0093608.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 25 Oktober 2012, serta telah dicatat dalam
Database Sisminbakum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai
dengan (i) Surat No. AHU-AH.01.10-38837 tanggal 31 Oktober 2012 perihal Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan
No. AHU-0094699.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 31 Oktober 2012 (ii) Surat No. AHU-AH.01.10-38838
tanggal 31 Oktober 2012 perihal Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan dan telah
didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0094700.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 31 Oktober
2012, adalah sebagai berikut:

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN


Pasal 1

1. Perseroan Terbatas ini bernama "PT. SARASWATI GRIYA LESTARI Tbk", berkedudukan di
Jakarta Selatan (selanjutnya dalam anggaran dasar cukup disingkat dengan "Perseroan").
2. Perseroan dapat membuka cabang atau perwakilan di tempat lain, baik di dalam maupun di luar
wilayah Negara Republik Indonesia sebagaimana ditetapkan oleh Direksi dengan persetujuan dari
Dewan Komisaris.

JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN


Pasal 2

Perseroan ini didirikan untuk jangka waktu tidak terbatas lamanya, dan dimulai sebagai badan hukum
pada tanggal 21-03-2007 (dua puluh satu maret dua ribu tujuh) sesuai dengan Surat Keputusan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor W7-02974 HT.01.01-TH.2007.

MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHA


Pasal 3

1. Maksud dan tujuan dari Perseroan ini ialah berusaha dalam bidang usaha penyediaan akomodasi.
2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan
usaha sebagai berikut:
Kegiatan usaha utama:
a. Usaha hotel;
b. Usaha pondok wisata;
c. Usaha bumi perkemahan;
d. Usaha persinggahan caravan;
e. Jasa pengelolaan properti (apartemen, kondominium).

307
317
MODAL
Pasal 4

1. Modal Dasar Perseroan berjumlah Rp.1.200.000.000.000,00 (satu triliun dua ratus miliar Rupiah)
yang terdiri dari 12.000.000.000 (dua belas miliar) saham, dengan nilai nominal masing-
masingsaham sebesar Rp.100,00 (seratus Rupiah).
2. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor sejumlah 3.000.000.000 (tiga miliar)
saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp.300.000.000.000,00 (tiga ratus miliar Rupiah)
oleh para pemegang saham dan rincian serta nilai nominal saham yang disebutkan pada bagian
akhir angka 1 (satu) sebelum penutup akta.
3. 100% (seratus persen) dari nilai nominal setiap saham yang telah ditempatkan dan disetor
tersebut diatas, atau seluruhnya sebesar Rp. 300.000.000.000,00 (tiga ratus miliar Rupiah) telah
disetor dengan perincian: (i) sebesar Rp.216.000.000.000,00 (dua ratus enambelas miliar Rupiah)
merupakan setoran lama sebagaimana dimaksud Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 26-06-2012 (dua puluh enam Juni dua ribu dua belas)
Nomor:11 juncto Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal
26-07-2012 (dua puluh enam Juli dua ribu dua belas) Nomor:11, yang keduanya dibuat di
hadapan Harry Purnomo, Sarjana Hukum., Magister Hukum., Magister Kenotariatan, Notaris di
Bekasi, Akta mana telah diterima dan dicatat dalam database Sismimbakum Direktorat Jenderal
Administrasi Hukum Umum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
sesuai dengan Surat No. AHU-AH.01.10-33763 tanggal 17-09-2012 (tujuh belas September dua
ribu dua belas) perihal Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan serta
telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan tanggal 17-09-2012 (tujuh belas September dua ribu
dua belas) No. AHU-0082758.AH.01.09.Tahun 2012; dan (ii) sebesar Rp.84.000.000.000,00
(delapan puluh empat miliar Rupiah) telah disetor sebelum disahkannya akta ini oleh instansi
yang berwenang.
4. Penyetoran atas saham dapat dilakukan dalam bentuk uang atau dalam bentuk lain. Penyetoran
atas saham dalam bentuk lain selain uang baik berupa benda berwujud maupun tidak berwujud
wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. benda yang akan dijadikan setoran modal dimaksudwajib diumumkan kepada publik pada
saat pemanggilan RUPS mengenai penyetoran tersebut;
b. benda yang dijadikan sebagai setoran modal wajib dinilai oleh Penilai yang terdaftar di
Bapepam dan LK dan tidak dijaminkan dengan cara apapun juga;
c. memperoleh persetujuan RUPS dengan kuorum sebagaimana diatur dalam Pasal 14 ayat 1
anggaran dasar;
d. dalam hal benda yang dijadikan setoran modal dilakukan dalam bentuk saham Perseroan
yang tercatat di Bursa Efek, maka harganya harus ditetapkan berdasarkan nilai pasar
wajar; dan
e. dalam hal penyetoran tersebut berasal dari laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan,
dan/atau unsur modal sendiri, maka laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan,
dan/atau unsur modal sendiri lainnya tersebut sudah dimuat dalam Laporan Keuangan
Tahunan terakhir yang telah diperiksa oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam dan LK
dengan pendapat wajar tanpa pengecualian;
f. dalam RUPS yang memutuskan untuk menyetujui Penawaran Umum, harus diputuskan
mengenai jumlah maksimal saham yang akan dikeluarkan kepada masyarakat serta memberi
kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menyatakan realisasi jumlah saham yang telah
dikeluarkan dalam Penawaran Umum tersebut.
5. Saham-saham yang masih dalam simpanan akan dikeluarkan Perseroan dengan persetujuan
Rapat Umum Pemegang Saham, dengan syarat dan harga tertentu yang ditetapkan oleh Direksi
dengan persetujuan Dewan Komisaris, dan harga tersebut tidak dibawah nilai nominal,
pengeluaran saham tersebut dengan mengindahkan peraturan-peraturan yang termuat dalam
anggaran dasar ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang pasar modal,
serta peraturan Bursa Efek di Indonesia di tempat dimana saham Perseroan dicatatkan.

308
318
6. Setiap penambahan modal melalui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas (Efek Bersifat Ekuitas adalah
Saham, Efek yang dapat ditukar dengan saham atau Efek yang mengandung hak untuk
memperoleh saham dari Perseroan selaku penerbit) dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Setiap penambahan modal melalui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas yang dilakukan dengan
pemesanan, maka hal tersebut wajib dilakukan dengan memberikan Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu (selanjutnya disebut HMETD) kepada pemegang saham yang namanya
terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal yang ditentukan RUPS
yang menyetujui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas dalam jumlah yang sebanding dengan
jumlah saham yang telah terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama
pemegang saham masing-masing pada tanggal tersebut.
b. Pengeluaran Efek bersifat ekuitas tanpa memberikan HMETD kepada pemegang saham
dapat dilakukan dalam hal pengeluaran saham:
1) Ditujukan kepada karyawan Perseroan;
2) Ditujukan kepada pemegang obligasi atau Efek lain yang dapat dikonversi menjadi
saham, yang telah dikeluarkan dengan persetujuan RUPS;
3) Dilakukan dalam rangka reorganisasi dan/atau restrukturisasi yang telah disetujui oleh
RUPS; atau
4) Dilakukan sesuai dengan peraturan di bidang Pasar Modal yang memperbolehkan
penambahan modal tanpa HMETD.
c. HMETD wajib dapat dialihkan dan diperdagangkan dalam jangka waktu sebagaimana
ditetapkan dalam Peraturan nomor: IX.D.1 Tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.
d. Efek bersifat ekuitas yang akan dikeluarkan oleh Perseroan dan tidak diambil pemegang
HMETD harus dialokasikan kepada semua pemegang saham yang memesan tambahan Efek
bersifat ekuitas, dengan ketentuan apabila jumlah Efek bersifat ekuitas yang dipesan
melebihi jumlah Efek bersifat ekuitas yang akan dikeluarkan, Efek bersifat ekuitas yang tidak
diambil tersebut wajib dialokasikan sebanding dengan jumlah HMETD yang dilaksanakan
oleh masing-masing pemegang saham yang memesan tambahan Efek bersifat ekuitas.
e. Dalam hal masih terdapat sisa Efek bersifat ekuitas yang tidak diambil bagian oleh
pemegang saham sebagaimana dimaksud huruf d ayat ini, maka dalam hal terdapat pembeli
siaga, Efek bersifat ekuitas tersebut wajib dialokasikan kepada Pihak tertentu yang bertindak
sebagai pembeli siaga dengan harga dan syarat-syarat yang sama.
f. Pelaksanaan pengeluaran saham dalam portepel untuk pemegang Efek yang dapat ditukar
dengan saham atau Efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham dapat dilakukan
oleh Direksi berdasarkan RUPS Perseroan terdahulu yang telah menyetujui pengeluaran Efek
tersebut.
g. Penambahan modal disetor menjadi efektif setelah terjadinya penyetoran, dan saham yang
diterbitkan mempunyai hak-hak yang sama dengan saham yang mempunyai klasifikasi yang
sama yang diterbitkan oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban Perseroan
untuk mengurus pemberitahuan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.
7. Penambahan Modal Dasar Perseroan;
a. Penambahan modal dasar Perseroan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan RUPS.
- Perubahan anggaran dasar dalam rangka perubahan modal dasar harus disetujui oleh
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.
b. Penambahan modal dasar yang mengakibatkan modal ditempatkan dan disetor menjadi
kurang dari 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar dapat dilakukan sepanjang:
b.1. Telah memperoleh persetujuan RUPS untuk menambah modal dasar;
b.2. Telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;
b.3. Penambahan modal ditempatkan dan disetor sehingga menjadi paling sedikit 25%
(dua puluh lima persen) dari modal dasar wajib dilakukan dalam jangka waktu paling
lambat 6 (enam) bulan setelah persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.
b.4. Dalam hal penambahan modal disetor sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat 7
b.3. anggaran dasar tidak terpenuhi sepenuhnya, maka Perseroan harus mengubah
kembali anggaran dasarnya, modal dasar dan modal disetor memenuhi ketentuan

309
319
pasal 33 ayat 1 dan ayat 2 UUPT, dalam jangka waktu 2 (dua) bulan setelah jangka
waktu dalam pasal 4 ayat 7 b.3 tidak terpenuhi.
b.5. Persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana dimaksud pasal 4 ayat
7.b1, termasuk juga persetujuan untuk mengubah anggaran dasar sebagaimana
dimaksud dalam pasal 4 ayat 7.b.
c. Perubahan anggaran dasar dalam rangka penambahan modal dasar menjadi efektif setelah
terjadinya penyetoran modal yang mengakibatkan besarnya modal disetor menjadi paling
kurang 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar dan mempunyai hak-hak yang sama
dengan saham lainnya yang diterbitkan oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban
Perseroan untuk mengurus persetujuan perubahan anggaran dasar dari Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia atas pelaksanaan penambahan modal disetor tersebut.
8. Perseroan dapat membeli kembali saham-saham yang telah dikeluarkan, dengan memperhatikan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

SAHAM
Pasal 5

1. Saham-saham yang Perseroan adalah saham atas nama, sebagaimana terdaftar dalam Daftar
Pemegang Saham Perseroan.
2. Perseroan hanya mengakui seorang atau 1 (satu) badan hukum sebagai pemilik dari 1 (satu)
saham.
3. Setiap 1 (satu) saham memberikan 1 (satu) hak suara.
4. Dalam hal 1 (satu) saham karena sebab apapun menjadi milik beberapa orang, maka para
pemilik bersama tersebut harus menunjuk secara tertulis seorang diantara mereka atau orang
lain sebagai wakil mereka bersama dan hanya nama wakil ini saja yang dimasukkan
dalam Daftar Pemegang Saham dan wakil ini harus dianggap pemegang yang sah dari saham
bersangkutan dan berhak untuk menjalankan dan mempergunakan semua hak-hak
berdasarkan hukum yang timbul atas saham -saham tersebut.
5. Setiap pemegang saham harus tunduk kepada anggaran dasar ini dan kepada semua keputusan-
keputusan yang diambil dengan sah dalam RUPS serta peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
6. Seluruh saham yang dikeluarkan oleh Perseroan dapat dijaminkan dengan menentukan ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai pemberian jaminan saham, peraturan perundang-
undangan dibidang Pasar Modal dan UUPT.
7. Bukti Kepemilikan Saham sebagai berikut:
a. Dalam hal Saham Perseroan tidak masuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga
Penyelesaian dan Penyimpanan maka perseroan wajib memberikan bukti pemilik saham
berupa surat saham atau surat kolektif saham kepada pemegang ahamnya.
b. Dalam hal Saham Perseroan masuk dalam Penitipan Kolektif Lembaga Penyelesaian dan
Penyimpanan, maka Perseroan wajib menerbitkan sertipikat atau konfirmasi tertulis kepada
Lembaga Penyelesaian dan Penyimpanan sebagai tanda bukti pencatatan dalam buku daftar
pemegang saham Perseroan.
8. Untuk saham perseroan tercatat pada Bursa Efek berlaku pula peraturan perundang-undangan
dibidang Pasar Modal dan Peraturan Bursa Efek, ditempat dimana saham-saham tersebut
dicatatkan.

SURAT SAHAM
Pasal 6

1. Perseroan dapat mengeluarkan suatu surat kolektif saham yang memberi bukti pemilikan dari
2 (dua) saham atau lebih yang dimiliki oleh seorang pemegang saham.
2. Pada surat saham sekurangnya harus dicantumkan:

310
320
a. Nama dan Alamat para pemegang saham;
b. Nomor Surat Saham;
c. Nilai Nominal saham;
d. Tanggal Pengeluaran Surat Saham;
3. Pada Surat kolektif saham sekurangnya harus dicantumkan:
a. Nama dan Alamat pemegang saham;
b. Nomor Surat Kolektif Saham;
c. Nomor Surat Saham dan Jumlah Saham;
d. Nilai Nominal Saham;
e. Tanggal Pengeluaran Surat Kolektif Saham;
4. Setiap surat saham dan/atau surat kolektif saham dan/atau Obligasi Konversi dan/atau waran
dan/atau efek lainnya yang dapat dikonversi menjadi saham harus dicetak dan diberi Nomor
Urut dan harus dibubuhi tanggal pengeluaran serta memuat tandatangan dari Direksi bersama-
sama dengan seorang anggota Dewak Komisaris yang ditunjuk oleh Rapat Dewan Komisaris dan
tandatangan tersebut dapat dicetak langsung pada surat saham dan/atau surat kolektifsaham
dan/atau obligasi konversi dan/atau waran dan/atau efek lainnya yang dapat dikonversi menjadi
saham dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dibidang Pasar
Modal.

SURAT SAHAM PENGGANTI


Pasal 7

1. Surat saham dan surat kolektif saham yang rusak:


a. dalam hal surat saham rusak, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika:
1) pihak yang mengajukan permohonan tertulis penggantian saham adalah pemilik surat
saham tersebut; dan
2) Perseroan telah menerima surat saham yang rusak;
b. Perseroan wajib memusnahkan asli surat saham rusak tersebut setelah memberikan
penggantian surat saham yang nomornya sama dengan nomor surat saham yang asli.
2. Dalam hal surat saham hilang, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika:
a. pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham adalah pemilik surat saham
tersebut;
b. Perseroan telah mendapatkan dokumen pelaporan dari Kepolisian Republik Indonesia atas
hilangnya surat saham tersebut;
c. pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham memberikan jaminan yang
dipandang cukup oleh Direksi Perseroan; dan
d. rencana pengeluaran pengganti surat saham yang hilang telah diumumkan dalam di Bursa
Efek dimana saham Perseroan dicatatkan dalam waktu paling kurang 14 (empat belas) hari
kalender sebelum pengeluaran pengganti surat saham.
3. Semua biaya untuk pengeluaran pengganti surat saham itu ditanggung oleh pemegang saham
yang berkepentingan.
4. Ketentuan-ketentuan tersebut dalam ayat 1, 2 dan 3 pasal ini juga berlaku untuk pengeluaran
pengganti surat kolektif saham atau Efek Bersifat Ekuitas.

PENITIPAN KOLEKTIF
Pasal 8

1. Ketentuan mengenai Penitipan Kolektif ssekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut:


a. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian harus dicatat
dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian untuk kepentingan pemegang rekening pada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian.

311
321
b. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian atau Perusahaan Efek yang dicatat
dalam rekening Efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dicatat atas nama Bank
Kustodian atau Perusahaan Efek dimaksud untuk kepentingan pemegang rekening pada
Bank Kustodian atau Perusahaan Efek tersebut.
c. Apabila saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian merupakan bagian dari
portofolio Efek Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam
Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, maka Perseroan akan
mencatatkan saham tersebut dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama
Bank Kustodian untuk kepentingan pemilik Unit Penyertaan Reksa Dana berbentuk kontrak
investasi kolektif tersebut
d. Perseroan wajib menerbitkan sertifikat atau konfirmasi kepada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam huruf a diatas atau Bank Kustodian
sebagaimana dimaksud dalam huruf c diatas sebagai tanda bukti pencatatan dalam buku
Daftar Pemegang Saham Perseroan.
e. Perseroan wajib memutasikan saham dalam Penitipan Kolektif yang terdaftar atas nama
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian untuk Reksa Dana berbentuk
kontrak investasi kolektif dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan menjadi atas
nama pihak yang ditunjuk oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank
Kustodian dimaksud. Permohonan mutasi disampaikan oleh Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian atau Bank Kustodian kepada Perseroan atau Biro Administrasi Efek yang
ditunjuk Perseroan.
f. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian atau Perusahaan Efek wajib
menerbitkan konfirmasi kepada pemegang rekening sebagai tanda bukti pencatatan dalam
rekening Efek.
g. Dalam Penitipan Kolektif setiap saham dari jenis dan klasifikasi yang sama yang diterbitkan
Perseroan adalah sepadan dan dapat dipertukarkan antara satu dengan yang lain.
h. Perseroan wajib menolak pencatatan saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila surat saham
tersebut hilang atau musnah, kecuali pihak yang meminta mutasi dimaksud dapat
memberikan bukti dan atau jaminan yang cukup bahwa pihak tersebut benar-benar sebagai
pemegang saham dan surat saham tersebut benar—benar hilang atau musnah.
i. Perseroan wajib menolak pencatatan saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila saham
tersebut dijaminkan, diletakkan dalam sita jaminan berdasarkan penetapan pengadilan atau
disita untuk pemeriksaan perkara pidana.
j. Pemegang rekening Efek yang Efeknya tercatat dalam Penitipan Kolektif berhak hadir
dan/atau mengeluarkan suara dalam RUPS, sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya
pada rekening tersebut.
k. Bank Kustodian dan Perusahaan Efek wajib menyampaikan daftar rekening Efek beserta
jumlah saham Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening pada Bank
Kustodian dan Perusahaan Efek tersebut kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
untuk selanjutnya diserahkan kepada Perseroan paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum
pemanggilan RUPS.
l. Manajer Investasi berhak hadir dan mengeluarkan suara dalam RUPS atas saham Perseroan
yang termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian yang merupakan bagian dari
Portofolio Efek Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak dalam Penitipan
Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dengan ketentuan bahwa Bank
Kustodian tersebut wajib menyampaikan nama Manajer Investasi tersebut kepada Perseroan
paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum panggilan RUPS.
m. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan
pemilikan saham kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atas saham dalam
Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan seterusnya Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian tersebut menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak
lain kepada Bank Kustodian dan kepada Perusahaan Efek untuk kepentingan masing-masing
pemegang rekening pada Bank Kustodian dan Perusahaan Efek tersebut.

312
322
n. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan
pemilikan saham kepada Bank Kustodian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank
Kustodian yang merupakan bagian dari portofolio Efek Reksa Dana berbentuk kontrak
investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian.
o. Batas waktu penentuan pemegang rekening Efek yang berhak untuk memperoleh dividen,
saham bonus atau hak-hak lainnya sehubungan dengan pemilikan saham dalam Penitipan
Kolektif ditentukan oleh RUPS dengan ketentuan bahwa Bank Kustodian dan Perusahan Efek
wajib menyampaikan daftar pemegang rekening Efek beserta jumlah saham Perseroan yang
dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening Efek tersebut kepada Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian, paling lambat pada tanggal yang menjadi dasar penentuan
pemegang saham yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak
lainnya, untuk selanjutnya diserahkan kepada Perseroan paling lambat 1 (satu) hari kerja
setelah tanggal yang menjadi dasar penentuan pemegang saham yang berhak untuk
memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak lainnya tersebut.
2. Ketentuan mengenai penitipan kolektif tunduk pada peraturan perundang-undangan dibidang
Pasar Modal dan ketentuan Bursa Efek di wilayah Republik Indonesia ditempat dimana saham-
saham Perseroan dicatatkan.

DAFTAR PEMEGANG SAHAM DAN DAFTAR KHUSUS


Pasal 9

1. Direksi memelihara Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus di tempat kedudukan Perseroan.
2. Dalam Daftar Pemegang Saham dicatat:
a. nama dan alamat para pemegang saham dan/atau Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
atau pihak lain yang ditunjuk oleh pemegang rekening pada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian;
b. jumlah, nomor dan tanggal perolehan surat saham yang dimiliki para pemegang saham;
c. jumlah yang disetor atas setiap saham;
d. nama dan alamat dari orang atau badan hukum yang mempunyai hak gadai atas saham
atau sebagai penerima jaminan fidusia saham dan tanggal perolehan hak gadai tersebut
atau tanggal pendaftaran jaminan fidusia tersebut;
e. keterangan penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang;
f. keterangan lainnya yang dianggap perlu oleh Direksi.
3. Dalam Daftar Khusus dicatat keterangan mengenai kepemilikan saham anggota Direksi dan
Dewan Komisaris beserta keluarganya dalam Perseroan dan/atau pada perseroan lain serta
tanggal saham itu diperoleh. Direksi berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara Daftar
Pemegang Saham dan Daftar Khusus sebaik-baiknya.
4. Pemegang Saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham atau Daftar Khusus
Perseroan, harus memberitahukan setiap perpindahan tempat tinggal/alamat dengan surat yang
disertai tanda penerimaan kepada Direksi. Selama pemberitahuan itu belum dilakukan, maka
semua surat-surat, panggilan dan pemberitahuan kepada pemegang saham adalah sah jika
dialamatkan pada alamat pemegang saham yang terakhir dicatat dalam Daftar Pemegang Saham.
5. Direksi menyediakan Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus di kantor Perseroan. Setiap
pemegang saham atau wakilnya yang sah dapat meminta agar Daftar Pemegang Saham dan
Daftar Khusus diperlihatkan kepadanya pada waktu jam kerja Perseroan.
6. Pemegang saham yang sah dari Perseroan berhak untuk melakukan semua hak yang diberikan
kepada seorang pemegang saham berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dengan memperhatikan ketentuan dalam anggaran dasar ini.
7. Pendaftaran nama lebih dari 1 (satu) orang untuk 1 (satu) saham atau pemindahan hak dari 1
(satu) saham kepada lebih dari 1 (satu) orang tidak diperkenankan. Dengan memperhatikan
dalam pasal 5 ayat 4 Anggaran Dasar ini, Perseroan berhak memperlakukan pemegang saham

313
323
yang namanya terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan sebagai satu-satunya
pemegang yang sah atas saham (saham) tersebut.
8. Direksi Perseroan dapat menunjuk dan memberi wewenang kepada Biro Administrasi Efek untuk
melaksanakan pencatatan saham dalam Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus. Setiap
pendaftaran atau pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan termasuk pencatatan
mengenai suatu penjualan, pemindah tanganan, pengagunan, gadai atau jaminan fidusia, yang
menyangkut saham-saham Perseroan atau hak-hak atau kepentingan-kepentingan atas saham-
saham harus dilakukan sesuai anggaran dasar ini dan peraturan perundang-undangan di bidang
Pasar Modal.

PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM


Pasal 10

1. a. Kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan khususnya peraturan di bidang


Pasar Modal dan anggaran dasar Perseroan, pemindahan hak atas saham harus dibuktikan
dengan suatu dokumen yang ditandatangani oleh atau atas nama pihak yang memindahkan hak
dan oleh atau atas nama pihak yang menerima pemindahan hak atas saham yang bersangkutan.
Dokumen pemindahan hak atas saham harus berbentuk sebagaimana ditentukan atau disetujui
oleh Direksi.
b. Pemindahan hak atas saham yang termasuk dalam penitipan kolektif dilakukan dengan pemindah
bukuan dari rekening Efek satu ke rekening Efek yang lain pada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian, Bank Kustodian dan perusahaan Efek. Dokumen pemindahan hak atas saham
harus berbentuk sebagaimana ditentukan dan/atau yang dapat diterima oleh Direksi dengan
ketentuan, bahwa dokumen pemindahan hak atas saham-saham yang tercatat pada Bursa Efek
harus memenuhi peraturan-peraturan yang berlaku pada Bursa Efek di tempat dimana saham-
saham tersebut dicatatkan, dengan tidak mengurangi peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan ketentuan yang berlaku ditempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan.
2. Pemindahan hak atas saham-saham yang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam
anggaran dasar ini atau tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau
tanpa persetujuan dari pihak yang berwenang jika disyaratkan, tidak berlaku terhadap Perseroan.
3. Direksi atas kebijaksanaan mereka sendiri dan dengan memberikan alasan untuk itu, dapat
menolak untuk mendaftarkan pemindahan hak atas saham dalam Daftar Pemegang Saham
apabila ketentuan dalam anggaran dasar ini tidak dipenuhi.
4. Apabila Direksi menolak untuk mendaftarkan pemindahan hak atas saham, maka Direksi wajib
mengirimkan pemberitahuan penolakan kepada pihak yang akan memindahkan haknya selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah tanggal permohonan untuk pendaftaran itu
diterima oleh Direksi dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dibidang Pasar Modal dan peraturan Bursa Efek ditempat dimana saham-saham tersebut
dicatatkan.
5. Dalam hal terjadi perubahan pemilikan dari suatu saham, pemilik asalnya yang terdaftar dalam
Daftar Pemegang Saham dianggap tetap sebagai pemilik dari saham tersebut hingga nama dari
pemilik baru tersebut telah tercatat dalam Daftar Pemegang Saham, hal tersebut dengan
memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan di bidang Pasar
Modal serta ketentuan Bursa Efek di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan.
6. Setiap orang yang memperoleh hak atas suatu saham karena kematian seorang pemegang
saham atau karena sebab lain yang mengakibatkan pemilikan suatu saham berubah berdasarkan
hukum, dapat dengan mengajukan bukti-bukti haknya tersebut, sebagaimana sewaktu-waktu
dapat disyaratkan oleh Direksi, mengajukan permohonan secara tertulis untuk didaftar sebagai
pemegang saham dari saham tersebut.
- Pendaftaran hanya dapat dilakukan apabila Direksi dapat menerima baik atas dasar bukti-
bukti hak itu dan tanpa mengurangi ketentuan-ketentuan dalam anggaran dasar ini.

314
324
7. Bentuk dan tata cara pemindahan hak atas saham yang diperdagangkan di Pasar Modal wajib
memenuhi peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan ketentuan-ketentuan Bursa
Efek ditempat dimana saham-saham tersebut dicatatkan.

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM


Pasal 11

1. RUPS adalah:
a. RUPS Tahunan;
b. RUPS lainnya, yang dalam anggaran dasar ini disebut RUPS Luar Biasa, yang dapat
diadakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan.
2. Istilah RUPS dalam anggaran dasar ini berarti keduanya, yaitu RUPS Tahunan dan RUPS Luar
Biasa, kecuali dengan tegas ditentukan lain.
3. RUPS dalam mata acara lain-lain tidak berhak mengambil keputusan.
4. RUPS Tahunan diadakan tiap-tiap tahun.
5. RUPS Tahunan untuk menyetujui Laporan Tahunan diadakan paling lambat dalam bulan Juni
setelah penutupan tahun buku yang bersangkutan, dan dalam RUPS tersebut Direksi
menyampaikan:
a. Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud pada pasal 21 ayat 3.
b. Usulan penggunaan Laba Perseroan jika Perseroan mempunyai saldo laba yang positif;
c. Usulan penunjukan Akuntan Publik yang terdaftar di Bapepam dan LK.
Selain agenda sebagaimana dimaksud pada huruf a, b dan c ayat ini, RUPS Tahunan dapat
membahas agenda lain sepanjang agenda tersebut dimungkinkan berdasarkan anggaran dasar
dan peraturan perundang-undangan.
6. Persetujuan laporan tahunan oleh RUPS Tahunan, berarti memberikan pelunasan dan
pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada para anggota Direksi dan Dewan Komisaris
atas pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun buku yang lalu, sejauh
tindakan tersebut tercermin dalam laporan tahunan dan laporan keuangan kecuali perbuatan
penggelapan, penipuan dan tindakan pidana lainnya.
7. Dalam acara RUPS dapat juga dimasukkan usul-usul yang diajukan oleh:
a. Dewan Komisaris dan/atau seorang atau lebih Pemegang Saham yang mewakili paling
sedikit 1/10 (satu per sepuluh) dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh
Perseroan dengan hak suara;
b. Usul-usul yang bersangkutan sudah diterima oleh Direksi selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
kalender sebelum tanggal panggilan RUPS.

TEMPAT, PENGUMUMAN, PEMANGGILAN DAN WAKTU PENYELENGGARAAN RAPAT UMUM


PEMEGANG SAHAM
Pasal 12

1. RUPS wajib dilakukan di wilayah Republik Indonesia, yaitu dapat diadakan di:
a. Tempat kedudukan Perseroan;
b. Tempat Perseroan melakukan kegiatan usahanya yang utama; atau
c. Tempat kedudukan Bursa Efek dimana saham Perseroan dicatatkan.
2. Pengumuman RUPS diumumkan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sebelum
pemanggilan RUPS, dengan tidak memperhitungkan tanggal pengumuman dan tanggal
pemanggilan.
3. a. Pemanggilan RUPS dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sebelum RUPS,
dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS.
b. Pemanggilan untuk RUPS kedua dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari kalender sebelum
RUPSkedua dilakukan dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS
dan disertai informasi bahwa RUPS pertama telah diselenggarakan tetapi tidak mencapai

315
325
kuorum, ketentuan ini berlaku tanpa mengurangi peraturan Pasar Modal dan peraturan
perundang -undangan lainnya serta peraturan Bursa Efek di Indonesia ditempat dimana saham
Perseroan dicatatkan.
c. Dalam pemanggilan RUPS wajib dicantumkan tanggal, waktu, tempat, mata acara, dan
pemberitahuan bahwa bahan yang akan dibicarakan dalam RUPS tersedia di kantor Perseroan
sesuai dengan UUPT kecuali diatur lain dalam peraturan perundang-undangan dalam bidang
Pasar Modal.
d. RUPS kedua diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari kalender dan paling lambat 21 (dua
puluh satu) hari kalender dari RUPS pertama.
4. Tanpa mengurangi ketentuan lain dalam anggaran dasar ini, pemanggilan harus dilakukan oleh
Direksi atau Dewan Komisaris menurut cara yang ditentukan dalam anggaran
dasar.Pengumuman dan pemanggilan dilakukan dengan cara memasang iklan sekurang-
kurangnya dalam 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia berperedaran luas secara
nasional sebagaimana ditentukan oleh Direksi, kecuali ditentukan lain dalam peraturan Pasar
Modal.
5. Pengumuman dan pemanggilan RUPS, untuk memutuskan hal-hal yang berbenturan
kepentingan, dilakukan dengan mengikuti peraturan Pasar Modal.
6. Penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 anggaran dasar dapat dilakukan
atas permintaan:
a. 1 (satu) orang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu per
sepuluh) bagian atau lebih dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh
Perseroan dengan hak suara, atau
b. Dewan Komisaris.

PIMPINAN DAN BERITA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM


Pasal 13

1. RUPS dipimpin oleh seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris.
Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris tidak hadir atau berhalangan, maka RUPS dipimpin
oleh salah seorang anggota Direksi yang ditunjuk oleh Direksi. Dalam hal semua anggota
Direksi tidak hadir atau berhalangan, maka RUPS dipimpin oleh pemegang saham yang hadir
dalam RUPS yang ditunjuk dari dan oleh peserta RUPS.
2. Dalam hal anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris mempunyai benturan
kepentingan atas hal yang akan diputuskan dalam RUPS, maka RUPS dipimpin oleh anggota
Dewan Komisaris lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan yang ditunjuk oleh
Dewan Komisaris. Apabila semua anggota Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan,
maka RUPS dipimpin oleh salah satu Direktur yang ditunjuk oleh Direksi. Dalam hal salah satu
Direktur yang ditunjuk oleh Direksi mempunyai benturan kepentingan atas hal yang akan
diputuskan dalam RUPS, maka RUPS dipimpin oleh anggota Direksi yang tidak mempunyai
benturan kepentingan. Apabila semua anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan, maka
RUPS dipimpin oleh salah seorang pemegang saham independen yang ditunjuk oleh pemegang
saham lainnya yang hadir dalam RUPS.
3. Pimpinan RUPS berhak meminta agara mereka yang hadir membuktikan wewenangnya untuk
hadir dalam RUPS tersebut.
4. Dari segala hal yang dibicarakan dan diputuskan dalam RUPS dibuat Berita Acara Rapat, yang
untuk pengesahannya ditandatangani oleh Pimpinan RUPS dan seorang pemegang saham atau
kuasa pemegang saham yang ditunjuk oleh dan dari mereka yang hadir dalam RUPS. Berita
Acara Rapat tersebut menjadi bukti yang sah terhadap semua pemegang saham dan pihak ketiga
tentang keputusan dan segala sesuatu yang terjadi dalam RUPS.
5. Penandatanganan yang dimaksud dalam ayat 4 pasal ini tidak disyaratkan apabila Berita Acara
itu dibuat dalam bentuk akta notaris.

316
326
6. Berita Acara yang dibuat sesuai dengan ketentuan -ketentuan dalam ayat 4 dan 5 pasal ini
berlaku sebagai bukti untuk semua pemegang saham dan pihak ketiga tentang keputusan dan
segala sesuatu yang terjadi dalam RUPS.

KORUM, HAK SUARA DAN KEPUTUSAN DALAM RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
Pasal 14

1. Sepanjang tidak diatur dalam anggaran dasar ini, korum kehadiran dan keputusan RUPS
terhadap hal-hal yang harus diputuskan dalam RUPS termasuk pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas
dilakukan dengan mengikuti ketentuan:
a. Dalam RUPS lebih dari ½ (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak
suara hadir atau diwakili dan keputusan RUPS adalah sah jika disetujui oleh lebih dari ½
(satu per dua) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS;
b. Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam huruf a diatas tidak tercapai, maka RUPS
Kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila dalam RUPS
paling sedikit 1/3 (satu per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir
atau diwakili dan keputusan RUPS dilakukan jika disetujui oleh lebih dari ½ (satu per dua)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS, kecuali
ditentukan lain dalam anggaran dasar ini dan peraturan perundangan-undangan yang
berlaku.
c. Dalam hal korum Rapat kedua tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, korum
kehadiran jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan dan waktu
penyelenggaran RUPS ditetapkan oleh ketua Bapepam dan LK.
2. RUPS untuk perubahan anggaran dasar Perseroan yang memerlukan persetujuan Menteri
dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. RUPS dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan adalah sah
jika disetujui oleh lebih dari 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan
hak suara yang hadir dalah RUPS.
b. Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam huruf a diatas tidak tercapai, maka RUPS
kedua dapat mengambil keputusan yang sah apabila dihadiri oleh pemegang saham
mewakili paling sedikit 3/5 (tiga per lima) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak
suara yang sah dan keputusan adalah sah jika disetujui oleh lebih dari ½ (satu per dua)
bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS.
c. Dalam hal Korum Rapat kedua tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, korum
kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan, dan waktu
penyelenggaraan RUPS ditetapkan oleh Ketua Bapepam dan LK.
Perubahan anggaran dasar tersebut harus dibuat dengan akta Notaris dan dalam bahasa
Indonesia,
3. RUPS untuk mengalihkan kekayan Perseroan atau menjadikan jaminan hutang kekayaan
Perseroan yang merupakan lebih dari 50 % (lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih
Perseroan dalam satu transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak,
pengabungan, peleburan, pengambilalihan, pemisahan, pengajuan permohoan agar Perseroan
dinyatakan pailit, dan pembubaran dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. RUPS tersebut dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit ¾ (tiga per
empat) bagian jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan adalah
sah jika disetujui oleh lebih dari ¾ (tiga per empat) bagian dari seluruh saham dengan hak
suara yang hadir dalam RUPS.
b. Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam huruf a diatas tidak tercapai, maka RUPS
kedua dapat mengambil keputusan yang sah apabila dihadiri oleh pemegang saham yang
diwakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak
suara yang sah dan keputusan adalah sah jika disetujui oleh lebih dari ¾ (tiga per empat)
bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS; dan

317
327
c. Dalam hal korum Rapat kedua tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, korum
kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan dan waktu
penyelenggaraan ditetapkan oleh Ketua Bapepam dan LK.
4. RUPS untuk menyetujui transaksi yang mempunyai benturan kepentingan dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Pemegang saham yang mempunyai benturan kepentingan dianggap telah memberikan
keputusan yang sama dengan keputusan yang disetujui oleh pemegang saham independen
yang tidak mempunyai benturan kepentingan;
b. RUPS dihadiri oleh pemegang saham independen yang mewakili oleh dari ½ (satu per dua)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang
saham independen dan keputusan adalah sah jika disetujui oleh pemegang saham
independen yang mewakili oleh ½ (satu per dua) bagian dari jumlah suara seluruh saham
dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang saham independen;
c. Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam huruf b diatas tidak tercapai, maka dalam
RUPS kedua, keputusan sah apabila dihadiri oleh pemegang saham independen yang
mewakili lebih dari ½ (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara
yang sah yang dimiliki pemegang saham independen dan disetujui oleh lebih dari ½ (satu
per dua) bagian dari jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham independen yang
hadir dalam RUPS; dan
d. Dalam hal korum Rapat kedua tidak tercapai, maka ataspermohonan Perseroan, kuorum
kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan pemanggilan, dan waktu
penyelenggaraan RUPS ditetapkan oleh Ketua Bapepem dan LK.
5. Yang berhak hadir dalam RUPS adalah pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar
Pemegang Saham Perseroan 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal Pemanggilan RUPS
dengamemperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan Bursa Efek
ditempat dimana saham-saham Perseroan dicatat.
6. Pemegang saham dapat diwakili oleh pemegang saham lain atau pihak ketiga dengan surat
kuasa dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7. Dalam RUPS setiap saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk mengeluarkan 1(satu)
suara
8. Pemegang saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS namun tidak mengeluarkan suara
(abstain) dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas pemegang saham
yang mengeluarkan suara.
9. Dalam pemungutan suara, anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris dan karyawan Perseroan
yang bersangkutan dilarang bertindak sebagai kuasa dari pemegang saham.
10. Pemungutan suara dilakukan secara lisan, kecuali Pimpinan Rapat menentukan lain.
11. Semua keputusan RUPS dapat diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat dan dengan
memenuhi ketentuan dalam anggaran dasar ini.
12. Pemegang saham dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan RUPS, dengan
ketentuan semua Pemegang Saham telah diberitahukan secara tertulis dan semua Pemegang
Saham memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta
menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian
mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam RUPS.

RAPAT DIREKSI
Pasal 15

1. Perseroan diurus dan dipimpin oleh Direksi.


2. Direksi terdiri dari sedikit-dikitnya 2 (dua) orang yang terdiri dari:
- 1 (satu) orang Direktur Utama;
- 1 (dua) orang Direktur atau lebih;
3. Yang diangkat sebagai anggota Direksi adalah orang perseorangan yang cakap melakukan
perbuatan hukum kecuali dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya pernah:

318
328
a. Dinyatakan pailit
b. Menjadi anggota Direksi anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan
suatu Perseroan dinyatakan Pailit;atau
c. Di hukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara dan/atau
yang berkaitan dengan sektor keuangan.
4. Persyaratan anggota Direksi wajib mengikuti ketentuan:
a. Undang-undang Perseroan Terbatas; dan
b. Peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal; dan
c. Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan kegiatan Perseroan.
5. Pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud pada pasal ini dibuktikan dengan surat yang
disimpan oleh perseroan.
6. Pengangkatan anggota Direksi yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
ayat 3 pasal ini batal karena hukum sejak saat anggota Direksi lainnya atau Dewan Komisaris
mengetahui tidak terpenuhinya persyaratan tersebut dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh)
hari kalender terhitung sejak diketahui, anggota Direksi lainnya atau Dewan Komisaris harus
mengumumkan batalnya pengangkatan Anggota Direksi yang bersangkutan dalam 1 (satu) surat
kabar dan memberitahukannya kepada Menteri untuk dicatat dalam Daftar Perseroan.
7. Para Anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh RUPS, pengangkatan tersebut berlaku
sejak tanggal yang ditentukan dalam RUPS dimana ia (mereka) diangkat dan berakhir pada saat
ditutupnya RUPS tahunan ke-5 (ke-lima) setelah tanggal pengangkatan ia (mereka), kecuali
apabila ditentukan lain dalam RUPS.
8. Anggota Direksi setelah masa jabatannya berakhir dapat diangkat kembali sesuai dengan
keputusan RUPS
9. a. RUPS dapat memberhentikan para anggota Direksi sewaktu-waktu dengan menyebutkan\
alasannya.
b. Alasan pemberhentian anggota Direksi sebagaimana dimaksud pada pasal ini dilakukan apabila
anggota Direksi yang bersangkutan tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai Direksi yang
antara lain melakukan tindakan yang merugikan Perseroan atau karena alasan lainnya yang
dinilai tepat oleh RUPS.
c. Keputusan pemberhentian angota Direksi diambil setelah yang bersangkutan diberi kesempatan
membela diri dalam RUPS.
d. Pemberian kesempatan untuk membela diri tersebut tidak diperlukan dalam hal yang
bersangkutan tidak berkeberatan atas pemberhentian tersebut.
e. Pemberhentian anggota Direksi berlaku sejak ditutupnya RUPS sebagaimana dimaksud dalam
butir a ayat ini atau tanggal lain yang ditetapkan dalam keputusan RUPS.
10. a. Seorang anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan
secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Perseroan.
b. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan permohonan pengunduran diri
anggota Direksi dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari kalender setelah
diterimanya surat pengunduran diri.
c. Dalam hal perseroan tidak menyelengarakan RUPS dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud
dalam ayat ini, maka dengan lampaunya kurun waktu tersebut, pengunduran diri anggota
Direksi menjadi sah tanpa memerlukan persetujuan RUPS, dengan memperhatikan butirg Pasal
15 ini.
d. Sebelum pengunduran diri berlaku efektif, anggota Direksi yang bersangkutan tetap
berkewajiban menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan anggaran dasar dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
e. Terhadap anggota Direksi yang mengundurkan diri sebagaimana tersebut diatas tetap dapat
dimintakan pertanggung jawabannya sebagai anggota Direksi sejak pengangkatan yang
bersangkutan hingga tanggal disetujuinya pengunduran dirinya dalam RUPS.
f. Pembebasan tanggung jawab anggota Direksi yang mengundurkan diri diberikan setelah RUPS
Tahunan membebaskannya.
g. Dalam hal anggota Direksi mengundurkan diri sehingga mengakibatkan jumlah Direksi menjadi
kurang dari 2 (dua) orang, maka pengunduran diri tersebut sah apabila telah ditetapkan oleh

319
329
RUPS dan telah diangkat anggota Direksi yang baru sehingga memenuhi persyaratan minimal
jumlah anggota Direksi.
11. a. Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan sementara waktu oleh Dewan Komisaris
dengan menyebutkan alasannya.
b. Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada butir a diberitahukan secara tertulis
kepada anggota Direksi yang bersangkutan.
c. Anggota Direksi yang diberhentikan sementara tersebut tidak berwenang melakukan tugas
sebagaimana dimaksud dalam anggaran dasar ini.
d. Dalam jangka waktu paling lambat 45 (empat puluh lima) hari kalender setelah tanggal
pemberhentian sementara harus diselenggarakan RUPS.
e. Dalam RUPS sebagaimana dimaksud pada butir d anggota Direksi yang bersangkutan diberi
kesempatan untuk membela diri dalam Rapat apabila anggota Direksi yang diberhentikan
sementara tersebut hadir dalam Rapat.
f. RUPS mencabut atau menguatkan keputusan pemberhentian sementara tersebut.
g. Dalam hal RUPS menguatkan keputusan pemberhentian sementara, anggota Direksi yang
bersangkutan diberhentikan untuk seterusnya.
h. Apabila anggota Direksi yang diberhentikan sementara tersebut tidak hadir dalam Rapat maka
anggota Direksi yang diberhentikan sementara tersebut dianggap tidak menggunakan haknya
untuk membela diri dalam Rapat, dengan demikian anggota Direksi yang diberhentikan
sementara tersebut menerima keputusan RUPS.
i. Dalam jangka waktu 45 (empat puluh lima) hari kalender setelah tanggal pemberhentian
sementara sebagaimana dimaksud pada butir d ayat ini RUPS tidak diselenggarkan atau RUPS
tidak mengambil keputusan, maka pemberhentian sementara anggota Direksi tersebut
menjadi batal.
12. RUPS dapat:
- mengangkat orang lain untuk mengisi jabatan seorang anggota Direksi yang diberhentikan
dari jabatannya;atau
- mengangkat orang lain untuk mengisi jabatan seorang anggota Direksi yang mengundurkan
diri dari jabatannya;atau
- mengangkat seorang sebagai anggota Direksi untuk mengisi suatu lowongan; atau
- menambah jumlah anggota Direksi baru.
Masa jabatan seseorang yang diangkat untuk menggantikan anggota Direksi yang diberhentikan
atau anggota Direksi yang mengundurkan diri atau untuk mengisi lowongan adalah untuk sisa
masa jabatan dari Direktur yang diberhentikan/digantikan tersebut dan masa jabatan dari
penambahan anggota Direksi baru tersebut adalah untuk sisi masa jabatan dari Direksi yang
masih menjabat pada masa itu kecuali apabila ditentukan lain dalam RUPS.
13. Masa jabatan anggota Direksi dengan sendirinya berakhir apabila anggota Direksi tersebut;
a. Dinyatakan pailit atau ditaruh dibawah pengampuan berdasarkan suatu keputusan
Pengadilan; atau
b. Tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku;
c. Meninggal dunia; atau
d. Diberhentikan karena keputusan RUPS;
14. Gaji, uang jasa dan tunjangan lainnya anggota Direksi (jika ada), ditetapkan oleh RUPS dan
wewenang tersebut oleh RUPS dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris.
15. Bilamana jabatan seorang anggota Direksi lowong karena sebab apapun yang mengakibatkan
jumlah anggota Direksi kurang dari 2 (dua) orang sebagaimana dimaksud pada ayat 2 pasal ini,
maka selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari kalender setelah lowongan itu, harus diadakan
RUPS untuk mengisi lowongan tersebut, dengan memperhatikan peraturan perundang-
undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal.
16. Apabila jabatan Direktur Utama lowong dan selama masa penggantinya belum diangkat atau
belum memangku jabatannya, maka salah seorang Direktur yang ditunjuk oleh Rapat Direksi
akan menjalankan kewajiban Direktur Utama dan mempunyai wewenang serta tanggungjawab
yang sama sebagai Direktur Utama.Dalam hak seluruh anggota Direksi lowong maka berlaku
ketentuan dalam Pasal 19 ayat 4 anggaran dasar Perseroan.

320
330
TUGAS DAN WEWENANG DIREKSI
Pasal 16

1. Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Perseroan
dalam mencapai maksud dan tujuannya.
2. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan
tugasnya dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan anggaran
dasar Perseroan.
3. Direksi mewakili Perseroan secara sah dan secara langsung baik di dalam maupun di luar
pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian mengikat Perseroan dengan pihak lain
dan pihak lain dengan Perseroan serta menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai
kepengurusan maupun kepemilikan, akan tetapi dengan pembatasan untuk:
a. Meminjam atau meminjamkan uang atas nama Perseroan (tidak termasuk mengambil
uang Perseroan di Bank) yang jumlahnya melebihi batas yang dari waktu ke waktu
ditetapkan oleh Rapat Dewan Komisaris, sepanjang penerimaan pinjaman uang tersebut
tidak memerlukan persetujuan RUPS sesuai dengan peraturan Pasar Modal;
b. Mendirikan suatu usaha baru atau turut serta pada perusahaan lain baik di dalam maupun
di luar negeri;
- Direksi harus mendapat persetujuan Dewan Komisaris, dengan tidak mengurangi ketentuan
ayat 4 tersebut di bawah ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Perbuatan hukum untuk mengalihkan, melepaskan hak atau menjadikan jaminan utang seluruh
atau sebagian besar, yaitu dengan nilai sebesar lebih dari 50% (lima puluh persen) dari harta
kekayaan bersih Perseroan dalam 1 (satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu
sama lain maupun tidak, transaksi sebagaimana dimaksud tersebut adalah transaksi pengalihan
kekayaan bersih Perseroan yang terjadi dalam jangka waktu 1 (satu) tahun buku, harus
mendapat persetujuan RUPS dengan syarat dan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
14 ayat 3 anggaran dasar Perseroan.
5. Perbuatan hukum untuk melakukan Transaksi Material, Transaksi Afiliasi dan Transaksi Benturan
Kepentingan Tertentu sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di bidang
Pasar Modal yang memerlukan persetujuan dari RUPS Perseroan adalah dengan syarat-syarat
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
6. a. Direktur Utama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta sah mewakili
Perseroan.
b. Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga, yang tidak
perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka salah satu anggota Direksi lainnya berhak dan
berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan.
7. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS, dalam hal RUPS
tidak menetapkan, maka pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan
berdasarkan keputusan Rapat Direksi.
8. Dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan pribadi
seorang anggota Direksi, maka Perseroan akan diwakili oleh anggota Direksi lainnya dan dalam
hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan seluruh anggota
Direksi, maka dalam hal Perseroan diwakili oleh Dewan Komisaris, dengan memperhatikan
peraturan perundangan yang berlaku.

321
331
RAPAT DIREKSI
Pasal 17

1. Rapat Direksi dapat diadakan setiap waktu bilamana dianggap perlu oleh seorang atau lebih
anggota Direksi atau atas permintaan tertulis dari Dewan Komisaris atau atas permintaan tertulis
1 (satu) pemegang saham atau lebih bersama-sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari
jumlah seluruh saham yang ditempatkan oleh Perseroan dengan hak suara yang sah.
2. Pemanggilan Rapat Direksi dilakukan oleh anggota Direksi yang berhak mewakili Direksi menurut
ketentuan Pasal 16 ayat 6 anggaran dasar ini.
3. Pemanggilan untuk Rapat Direksi wajib disampaikan dengan sarana apapun dalam bentuk tertulis
yang disampaikan kepada setiap anggota Direksi paling lambat 3 (tiga) hari kalender sebelum
Rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal Rapat.
4. Pemanggilan tersebut harus mencantumkan acara Rapat, tanggal, waktu dan tempat Rapat.
5. Rapat Direksi diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau di tempat kegiatan usaha atau di
tempat kedudukan Bursa Efek di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan asal saja
dalam wilayah Republik Indonesia. Apabila semua anggota Direksi hadir atau diwakili,
Pemanggilan terlebih dahulu tersebut tidak disyaratkan dan Rapat direksi dapat diadakan
dimanapun juga di dalam wilayah Republik Indonesia dan berhak mengambil keputusan yang
sah dan mengikat.
6. Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama, Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau
berhalangan untuk menghadiri Rapat Direksi oleh sebab apapun, hal mana tidak perlu dibuktikan
kepada pihak ketiga, maka salah seorang anggota Direksi yang hadir dalam Rapat Direksi
tersebut dapat memimpin Rapat.
7. Seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam Rapat Direksi hanya oleh seorang anggota Direksi
yang lain berdasarkan surat kuasa.
8. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambilkeputusan yang mengikat apabila lebih dari ½
(satu per dua) bagian dari jumlah anggota Direksi hadir atau diwakili dalam Rapat
9. Keputusan Rapat Direksi harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal
keputusan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil dengan
pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari ½ (satu per dua) bagian dari jumlah
suara yang dikeluarkan dengan sah dalam Rapat tersebut
10. Apabila suara yang tidak setuju dan suara yang setuju sama berimbang, maka usul tersebut
ditolak.
11. a. Setiap anggota Direksi yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1
(satu) suara untuk setiap anggota Direksi lainnya yang diwakilinya.
b. Setiap anggota Direksi yang secara pribadi dengan cara apapun baik secara langsung maupun
secara tidak langsung mempunyai kepentingan dalam suatu transaksi, kontrak atau kontrak
yang diusulkan, dalam mana Perseroan menjadi salah satu pihaknya harus menyatakan sifat
kepentingan dalam suatu Rapat Direksi dan tidak berhak untuk ikut dalam pengambilan suara
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan transaksi atau kontrak tersebut, kecuali jika Rapat
Direksi menentukan lain.
12. Berita acara Rapat Direksi harus dibuat oleh seorang yang hadir dalam Rapat yang ditunjuk oleh
Pimpinan Rapat dan kemudian harus ditandatangani oleh Pimpinan Rapat dan oleh seorang
anggota Direksi lainnya yang hadir dan/atau diwakili dalam rapat yang bersangkutan.Apabila
berita acara dibuat oleh seorang Notaris, tandatangan tersebut tidak dipersyaratkan.
13. Berita acara Rapat Direksi yang dibuat sesuai dengan ketentuan ayat 12 pasal ini merupakan
bukti yang sah mengenai keputusan-keputusan yang diambil dalam Rapat Direksi yang
bersangkutan, baik untuk para anggota Direksi maupun untuk pihak ketiga.
14. Direksi dapat juga mengambil keputusan-keputusan yang sah dan mengikat tanpa mengadakan
Rapat Direksi, dengan ketentuan bahwa semua anggota Direksi telah diberitahu secara tertulis
tentang usul-usul yang bersangkutan dan semua anggota Direksi memberikan persetujuan
mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut.
Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai
Kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Direksi.

322
332
DEWAN KOMISARIS
Pasal 18

1. Dewan Komisaris terdiri dari paling sedikit 2 (dua) orang, yang terdiri dari:
- 1 (satu) orang Komisaris Utama;
- 1 (satu) orang anggota Dewan Komisaris atau lebih, dengan memperhatikan peraturan yang
berlaku di bidang Pasar Modal.
2. Setiap anggota Dewan Komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri melainkan berdasarkan
keputusan Dewan Komisaris atau berdasarkan penunjukan dari Dewan Komisaris.
3. Yang dapat diangkat sebagai anggota Dewan Komisaris adalah orang perseorangan yang cakap
melakukan perbuatan hukum, kecuali dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya
pernah:
a. dinyatakan pailit;
b. menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah
menyebabkan suatu Perseroan dinyatakan pailit; atau
b. dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara dan/atau yang
berkaitan dengan sektor keuangan.
4. Persyaratan anggota Dewan Komisaris wajib mengikuti ketentuan:
a. Undang–undang Perseroan Terbatas;
b. peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal; dan
c. peraturan perundang-undangan yang terkait dengan kegiatan usaha Perseroan.
5. Pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud pada pasal ini dibuktikan dengan surat yang
disimpan oleh Perseroan.
6. Pengangkatan anggota Dewan Komisaris yang tidak memenuhi persayaratan sebagaimana
dimaksud dalam ayat 3 pasal ini batal karena hukum sejak saat anggota Dewan Komisaris lainnya
atau Direksi mengetahui tidak terpenuhinya persyaratan tersebut. Dalam jangka waktu paling
lambat 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak diketahui,anggota Dewan Komisaris lainnya atau
Direksi harus mengumumkan batalnya pengangkatan anggota Dewan Komisaris yang
bersangkutan dalam sekurang-kurangnya 1 (satu) Surat Kabar harian berperedaran nasional dan
memberitahukannya kepada Menteri untuk dicatat dalam daftar Perusahaan.
7. Para anggota Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPS, pengangkatan tersebut
berlaku sejak tanggal yang ditentukan dalam RUPS dimana ia (mereka) diangkat dan berakhir
pada saat ditutupnya RUPS Tahunan ke-5 (ke-lima) setelah tanggal pengangkatan ia (mereka),
kecuali apabila ditentukan lain dalam RUPS.
8. Anggota Dewan Komisaris setelah masa jabatannya berakhir dapat diangkat kembali sesuai
keputusan RUPS.
9. a. RUPS dapat memberhentikan para anggota Dewan Komisaris sewaktu-waktu dengan
menyebutkan alasannya;
b. Alasan pemberhentian anggota Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud pada Pasal ini dilakukan
apabila anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan tidak memenuhi persyaratan sebagai
anggota Dewan Komisaris yang antara lain melakukan tindakan yang merugikan Perseroan atau
karena alasan lainnya yang dinilai tepat oleh RUPS.
c. Keputusaan pemberhentian anggota Dewan Komisaris tersebut diambil setelah yang
bersangkutan diberi kesempatan membela diri dalam RUPS.
d. Pemberian kesempatan untuk membela diri tersebut tidak diperlukan dalam hal yang
bersangkutan tidak berkeberatan atas pemberhentian tersebut.
e. Pemberhentian anggota Dewan Komisaris berlaku sejak ditutupnya RUPS sebagaimana dimaksud
dalam butir a ayat ini atau tanggal lain yang ditetapkan dalam keputusan RUPS.
10. a. Seorang anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan dir idari jabatannya dengan
memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Perseroan.

323
333
b. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan permohonan pengunduran diri
anggota Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari kalender
setelah diterimanya surat pengunduran diri.
c. Dalam hal Perseroan tidak menyelenggarakan RUPS dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud dalam ayat ini, maka dengan lampaunya kurun waktu tersebut, pengunduran diri
anggota Dewan Komisaris menjadi sah tanpa memerlukan persetujuan RUPS, dengan
memperhatikan ketentuan butir g Pasal ini.
d. Sebelum pengunduran diri berlaku efektif, anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan tetap
berkewajiban menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan anggaran dasar dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
e. Terhadap anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri sebagaimana tersebut di atas
tetap dapat dimintakan pertanggungjawabannya sebagai anggota Dewan Komisaris sejak
pengangkatan yang bersangkutan hingga tanggal disetujuinya pengunduran dirinya dalam
RUPS.
f. Pembebasan tanggung jawab anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri diberikan
setelah RUPS Tahunan membebaskannya.
g. Dalam hal anggota Dewan Komisaris mengundurkan diri sehingga mengakibatkan jumlah
anggota Dewan Komisaris menjadi kurang dari 2 (dua) orang, maka pengunduran diri
tersebut sah apabila telah ditetapkan oleh RUPS dan telah diangkat anggota Dewan Komisaris
yang baru, sehingga memenuhi persyaratan minimal jumlah anggota dewan Komisaris.
11. Masa jabatan dari anggota Dewan Komisaris akan berakhir dengan sendirinya apabila anggota
Dewan Komisaris tersebut:
a. dinyatakan pailit atau ditaruh dibawah pengampuan berdasarkan suatu keputusan
pengadilan: atau
b. dilarang menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris karena ketentuan dari suatu undang-
undang atau peraturan perundang-undangan yang berlaku; atau
c. meninggal dunia; atau
b. diberhentikan karena keputusan RUPS.
12. Gaji atau honorarium dan tunjangan lain dari anggota Dewan Komisaris ditetapkan oleh RUPS.
13. Bilamana jabatan seorang anggota Dewan Komisaris lowong sehingga mengakibatkan jumlah
anggota Dewan Komisaris kurang dari 2 (dua) orang sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal
ini, maka RUPS harus diadakan dalam -waktu selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari sesudah
terjadinya lowongan tersebut, untuk mengisi lowongan tersebut dengan memperhatikanperaturan
perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal.
14. Apabila jabatan Komisaris Utama lowong dan selama penggantinya belum diangkat atau belum
memangku jabatannya, maka salah seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Rapat
Dewan Komisaris akan menjalankan kewajiban Komisaris Utama dan mempunyai wewenang serta
tanggung jawab yang sama sebagai Komisaris Utama.

TUGAS DAN WEWENANG DEWAN KOMISARIS


Pasal 19

1. Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada
umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan, dan memberi nasehat kepada
Direksi.
2. Dewan Komisaris setiap waktu dalam jam kerja kantor Perseroan berhak memasuki bangunan
dan halaman atau tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai oleh Perseroan dan berhak
untuk memeriksa semua pembukuan, surat dan alat bukti lainnya, memeriksa dan mencocokkan
keadaan uang kas dan lain-lain serta berhak untuk mengetahui segala tindakan yang dijalankan
oleh Direksi.
3. Direksi dan setiap anggota Direksi wajib untuk memberhentikan penjelasan tentang segala hal
yang ditanyakan oleh Dewan Komisaris.

324
334
4. Apabila seluruh anggota Direksi diberhentikan sementara atau apabila karena sebab apapun
Perseroan tidak mempunyai seorangpun anggota Direksi maka untuk sementaraDewan Komisaris
diwajibkan untuk mengurus Perseroan.Dalam hal demikian Dewan Komisaris berhak untuk
memberikan kekuasaan sementara kepada seorang atau lebih diantara anggota Dewan Komisaris
atas tanggungan Dewan Komisaris.
5. Dalam hal hanya ada seorang anggota Dewan Komisaris, segala tugas dan wewenang yang
diberikan kepada Komisaris Utama atau anggota Dewan Komisaris dalam anggaran dasar ini
berlaku pula baginya.
6. Pada setiap waktu Dewan Komisaris berdasarkan suatu keputusan Rapat Dewan Komisaris dapat
memberhentikan untuk sementara waktu seorang atau lebih anggota Direksi dari jabatannya
(jabatan mereka) apabila anggota Direksi tersebut bertindak bertentangan dengan anggaran
dasar dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku pemberhentian tersebut dengan
menyebutkan alasannya.
7. Pemberhentian sementara tersebut dengan memperhatikan ketentuan dalam Pasal 15 ayat 11
Anggaran Dasar.

RAPAT DEWAN KOMISARIS


Pasal 20

1. Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan setiap waktu bilamana dianggap perlu atau seorang atau
lebih anggota Dewan Komisaris atau atas permintaan tertulis Direksi atau atas permintaan 1
(satu) pemegang saham atau lebih bersama-sama memiliki 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari
jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh Perseroan dengan hak suara yang sah.
2. Pemanggilan Rapat Dewan Komisaris dilakukan oleh Komisaris Utama. Dalam hal Komisaris
Utama berhalangan karena sebab apapun juga, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak
ketiga maka 1 (satu) orang anggota Dewan Komisaris yang -ditunjuk oleh Komisaris Utama
berhak dan berwenang melakukan Pemanggilan Rapat Dewan Komisaris.
3. Pemanggilan Rapat Dewan Komisaris dikirimkan dengan sarana apapun dalam bentuk tertulis,
pemanggilan mana harus dikirimkan kepada para anggota Dewan Komisaris selambat-ambatnya
3 (tiga) hari kalender sebelum Rapat tersebut diadakan atau dalam waktu yang lebih
singkatdalam keadaan yang mendesak yaitu selambat-lambatnya 1 (satu) hari kalender sebelum
Rapat dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal Rapat, keadaan
mendesak tersebut ditetapkan oleh Komisaris Utama.Apabila semua Anggota Dewan Komisaris
hadir dan atau diwakili dalam Rapat Dewan Komisaris, pemanggilan terlebih dahulu tidak
disyaratkan.
4. Pemanggilan Rapat itu harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat Rapat.
5. Rapat Dewan Komisaris diadakan ditempat kedudukan Perseroan atau tempat kegiatan usaha
atau ditempat kedudukan Bursa Efek ditempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan asal
saja dalam wilayah Republik Indonesia.Apabila semua anggota Dewan Komisaris hadir
atau diwakili, Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan dimanapun juga asalkan dalam wilayah
Republik Indonesia dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat.
6. Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama, apabila Komisaris Utama tidak hadir atau
berhalangan untuk menghadiri Rapat, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga,
maka Rapat dipimpin oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris yang dipilih oleh dan dari
anggota Dewan Komisaris yang hadir dalam Rapat tersebut.
7. Seorang anggota Dewan Komisaris hanya dapat diwakili dalam Rapat Dewan Komisaris oleh
anggota Dewan Komisaris yang lain berdasarkan surat kuasa.
8. Rapat Dewan Komisaris hanya sah dan dapat mengambil keputusan-keputusan yang mengikat
apabila lebih dari ½ (satu per dua) bagian anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili dalam
Rapat tersebut.
9. Keputusan Rapat Dewan Komisaris harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.Dalam
hal keputusan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil dengan

325
335
pemungutan suara setuju lebih dari ½(satu per dua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan
dengan sah dalam Rapat tersebut.
10. Apabila suara yang tidak setuju dan suara yang setujusama berimbang maka usul tersebut
ditolak.
11. a. Setiap anggota Dewan Komisaris berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu)
suara untuk setiap anggota Dewan Komisaris lainnya yang diwakilinya.
b. Setiap anggota Dewan Komisaris yang secara pribadi dengan cara apapun baik secara langsung
maupun tidak langsung mempunyai kepentingan dalam suatu transaksi, kontraatau kontrak
yang diusulkan, dalam mana Perseroan menjadi salah satu pihaknya harus menyatakan sifat
kepentingan dalam suatu Rapat Dewan Komisaris dan tidak berhak untuk ikut dalam
pengambilan suara mengenai hal-hal yang berhubungan dengan transaksi atau kontrak
tersebut, kecuali jika Rapat Dewan Komisaris menentukan lain.
c. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda
tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan dengan lisan kecuali
ketua Rapat menentukan lain tanpa ada keberatan dari yang hadir.
12. Berita acara Rapat Dewan Komisaris harus dibuat oleh seorang yang hadir dalam Rapat yang
ditunjuk oleh Pimpinan Rapat dan kemudian harus ditandatangani oleh Pimpinan Rapat dan oleh
seorang anggota Dewan Komisaris lainnya yang hadir dan/atau diwakili dalam Rapat yang
bersangkutan.Apabila berita acara dibuat oleh seorang Notaris, tandatangan tersebut tidak
disyaratkan.
13. Berita acara Rapat Dewan Komisaris yang dibuat sesuai dengan ketentuan ayat 12 pasal ini
merupakan bukti yang sah mengenai keputusan-keputusan yang diambil dalam Rapat Dewan
Komisaris yang bersangkutan, baik untuk para anggota Dewan Komisaris maupun untuk pihak
ketiga.
14. Dewan Komisaris dapat juga mengambil keputusan -keputusan yang sah dan mengikat tanpa
mengadakan Rapat Dewan Komisaris, dengan ketentuan bahwa semua anggota Dewan Komisaris
telah diberitahukan secara tertulis tentang usul-usul yang bersangkutan dan semua anggota
Dewan Komisaris memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta
menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian
mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat
Dewan Komisaris

RENCANA KERJA, TAHUN BUKU DAN LAPORAN KEUANGAN


Pasal 21

1. Direksi wajib membuat dan melaksanakan rencana kerja tahunan.


2. Direksi wajib menyampaikan rencana kerja tahunan kepada Dewan Komisaris untuk memperoleh
persetujuan.
3. Persetujuan laporan tahunan, termasuk pengesahan laporan keuangan tahunan serta laporan
tugas pengawasan Dewan Komisaris, dan keputusan penggunaan laba ditetapkan oleh RUPS.
4. Rencana kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus disampaikan sebelum dimulainya
tahun buku yang akan datang.
5. Tahun buku Perseroan berjalan dari tanggal 1 (satu) Januari sampai dengan tanggal 31 (tiga
puluh satu) Desember.Pada akhir bulan Desember, buku Perseroan ditutup.
6. Direksi wajib menyerahkan laporan keuangan Perseroan kepada Akuntan Publik yang ditunjuk
oleh RUPS untuk diperiksa dan Direksi menyusun laporan tahunan dengan memperhatikan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan menyediakannya di kantor Perseroan untuk
dapat diperiksa oleh para pemegang saham terhitung sejak tanggal Pemanggilan RUPS Tahunan.
7. Dalam waktu paling lambat 4 (empat) bulan setelah tahun buku Perseroan ditutup, Direksi
menyusun laporan tahunan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
8. Laporan tahunan ditandatangani oleh semua anggota Direksi dan Dewan Komisaris, dalam hal
ada anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris tidak menandatangani laporan tahunan tersebut,
harus disebutkan alasannya secara tertulis, dalam hal anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris

326
336
tidak menandatangani dan tidak memberikan alasannya maka yang bersangkutan dianggap telah
menyetujui isi laporan tahunan.
9. Perseroan wajib mengumumkan Neraca dan Laporan Laba/Rugi dalam surat kabar berbahasa
Indonesia dan berperedaran nasional menurut tata cara sebagaimana diatur dalam Peraturan
Bapepam Nomor: X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala.

PENGGUNAAN LABA DAN PEMBAGIAN DIVIDEN


Pasal 22

1. Laba bersih Perseroan dalam suatu tahun buku seperti tercantum dalam neraca dan perhitungan
laba rugi yang telah disahkan oleh RUPS Tahunan, dan merupakan saldo laba yang positif dibagi
menurut cara penggunaannya yang ditentukan oleh RUPS tersebut.
2. Dividen-dividen hanya dibayarkan sesuai dengan kemampuan keuangan Perseroan berdasarkan
keputusan yang diambil dalam RUPS, dalam putusan tersebut juga harus ditentukan waktu dan
cara pembayaran dividen. Dividen untuk suatu saham harus dibayarkan kepada orang atas nama
siapa saham itu terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham dengan memperhatikan Pasal 9
angaran dasar ini, yang akan ditentukan oleh atau atas wewenang RUPS dalam mana keputusan
untuk pembagian Dividen diambil, satu dan lain dengan tidak mengurangi ketentuan dari
peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham tersebut dicatatkan.
3. Dalam hal RUPS Tahunan tidak menentukan penggunaan lain, maka laba bersih setelah dikurangi
dengan cadangan yang diwajibkan oleh Undang-Undang dan Anggaran Dasar dibagi sebagai
dividen.
4. Jikalau perhitungan laba rugi dari satu tahun buku menunjukkan kerugian yang tidak dapat
ditutup dengan dana cadangan, maka kerugian itu akan teap dicatat dalam perhitungan laba rugi
dan selanjutnya untuk tahun tahun berikutnya Perseroan dianggap tidak memperoleh laba
selama kerugian yang tercatat dalam perhitungan laba rugi itu belum tertutup seluruhnya,
dengan tidak mengurangi peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. Dividen yang tidak diambil selama 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal ditetapkan untuk
pembayaran dividen lampau dimasukkan ke dalam cadangan khusus, RUPS mengatur tatacara
pengambilan dividen yang telah dimasukkan kedalam cadangan khusus tersebut. Dividen yang
telah dimasukan dalam cadangan khusus sebagaimana tersebut diatas dan tidak diambil dalam
jangka waktu 10 (sepuluh) tahun akan menjadi hak Perseroan.
6. Mengenai saham-saham yang tercatat dalam Bursa Efek berlaku peraturan-peraturan Bursa Efek
ditempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan.
7. Perseroan dapat membagikan dividen interim sebelum tahun buku Perseroan terakhir apabila
diminta oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari
saham yang telah dikeluarkan, dengan memperhatikan proyeksi perolehan laba dan kemampuan
keuangan Perseroan.
8. Pembagian dividen interim ditetapkan berdasarkan keputusan Rapat Direksi setelah memperoleh
persetujuan Dewan Komisaris dengan memperhatikan ayat 6 pasal ini.
9. Dalam hal setelah tahun buku berakhir ternyata Perseroan menderita kerugian, dividen interim
yang telah dibagikan harus dikembalikan oleh pemegang saham kepada Perseroan.
10. Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung jawab secara tanggung renteng atas kerugian
Perseroan, dalam hal pemegang saham tidak dapat mengembalikan dividen interim sebagaimana
dimaksud pada ayat 8 pasal ini.

327
337
PENGGUNAAN DANA CADANGAN
Pasal 23

1. Perseroan wajib menyisihkan sejumlah tertentu dari laba bersih setiap tahun buku untuk
cadangan, yang ditentukan oleh RUPS dengan mengindahka peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
2. Kewajiban penyisihan untuk cadangan tersebut berlaku apabila Perseroan mempunyai laba yang
positif.
3. Penyisihan laba bersih untuk cadangan dilakukan sampai cadangan mencapai paling sedikit 20%
(dua puluh persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor.
4. Cadangan yang belum mencapai jumlah dalam ayat 3 pasal ini hanya boleh dipergunakan untuk
menutup kerugian yang tidak dipenuhi oleh cadangan lain.
5. Jika jumlah cadangan telah melebihi jumlah 20% (dua puluh persen) dari jumlah modal
ditempatkan dan disetor, RUPS dapat memutuskan agar jumlah kelebihannya digunakan untuk
keperluan Perseroan.

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR


Pasal 24

1. Perubahan Anggaran Dasar harus dengan memperhatikan Undang-undang tentang Perseroan


Terbatas dan/atau Peraturan Pasar Modal.
2. Perubahan Anggaran Dasar ditetapkan oleh RUPS dengan memperhatikan ketentuan
sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar ini.
3. Perubahan ketentuan Anggaran Dasar yang menyangkut pengubahan nama Perseroan dan/atau
tempat kedudukan Perseroan; maksud dan tujuan serta kegiatan usaha; jangka waktu
berdirinya Perseroan; besarnya modal dasar, pengurangan modal yang ditempatkan dan disetor
dan/atau perubahan status Perseroan yang tertutup menjadi Perseroan terbuka atau sebaliknya
wajib mendapat persetujuan dari Menteri sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-
undangan yang yang berlaku.
4. Perubahan Anggaran Dasar selain yang menyangkut hal-hal tersebut dalam ayat 3 pasal ini
cukup diberitahukan kepada Menteri dengan memperhatikan ketentuan dalam Undang-Undang
tentang Perseroan Terbatas.
5. Ketentuan mengenai pengurangan modal dengan memperhatikan peraturan perundangan yang
berlaku khususnya peraturan Pasar Modal.

PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PENGAMBILALIHAN, DAN PEMISAHAN


Pasal 25

1. Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan dan Pemisahan ditetapkan oleh RUPS dengan


ketentuan sebagaimana tercantum dalam Pasal 14 ayat 3 anggaran dasar ini.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan dan Pemisahan
adalah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya
peraturan perundangan dibidang Pasar Modal.

PEMBUBARAN, LIKUIDASI DAN BERAKHIRNYA STATUS BADAN HUKUM


Pasal 26

1. Pembubaran Perseroan dapat dilakukan berdasarkan keputusan RUPS dengan ketentuan


sebagaimana tercantum dalam Pasal 14 ayat 3 anggaran dasar ini.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai Pembubaran, Likuidasi dan berakhirnya Status Badan Hukum
adalah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan dibidang Pasar Modal.

328
338
TEMPAT TINGGAL
Pasal 27

Untuk hal-hal yang mengenai Perseroan, para pemegang saham dianggap bertempat tinggal pada
alamat-alamat sebagaimana dicatat dalam Daftar Pemegang Saham dengan memperhatikan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan di bidang Pasar Modal serta
ketentuan Bursa Efek di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan.

PERATURAN PENUTUP
Pasal 28

Segala sesuatu yang tidak atau belum cukup diatur dalam anggaran dasar, maka RUPS yang akan
memutuskan

329
339
XX. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM

1. Pemesanan Pembelian Saham

Pemesanan pembelian saham harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang


tercantum dalam Prospektus ini dan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (selanjutnya disebut
―FPPS‖). Pemesanan pembelian saham dilakukan dengan menggunakan FPPS asli ataupun
salinan yang dikeluarkan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek. FPPS asli ataupun salinan yang
dikeluarkan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek dapat diperoleh dari para Penjamin Emisi Efek
atau Agen Penjualan yang namanya tercantum pada Bab Penyebarluasan Prospektus dan FPPS
dalam Prospektus ini. FPPS dibuat dalam 5 (lima) rangkap. Pemesanan pembelian saham yang
dilakukan menyimpang dari ketentuan-ketentuan tersebut di atas tidak akan dilayani.

Pemesanan pembelian saham yang telah disampaikan kepada Penjamin Pelaksana Emisi Efek
tidak dapat dibatalkan oleh pemesan karena sebab apapun juga sepanjang masa penawaran
umum belum ditutup. Pembatalan dilakukan pada periode penawaran umum dengan
mengajukan permohonan secara tertulis dengan melampirkan bukti pemesanan saham dan
bukti pembayaran atas pemesanan tersebut. Pengembalian uang pemesanan atas pemesanan
yang telah memperoleh persetujuan Pembatalan dari Penjamin Pelaksana Emisi akan
dilaksanakan pada tanggal pengembalian uang pemesanan saham ( refund date).

Setiap pemesan saham harus telah memiliki rekening efek pada perusahaan efek/bank
kustodian yang telah menjadi Pemegang Rekening pada Kustodian Sentra Efek Indonesia
(KSEI).

2. Pemesan yang Berhak

Pemesan yang berhak melakukan pemesanan pembelian saham adalah perorangan dan/atau
Lembaga/Badan Usaha sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam-LK No.IX.A.7, Lampiran
Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang
Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum.

3. Jumlah Pesanan

Pemesanan pembelian saham harus diajukan dalam jumlah sekurang-kurangnya satu satuan
perdagangan yakni 500 (lima ratus) saham dan selanjutnya dalam jumlah kelipatan 500 (lima
ratus) saham.

4. Pendaftaran Efek ke Dalam Penitipan Kolektif

Saham-saham yang ditawarkan ini telah didaftarkan pada KSEI berdasarkan Perjanjian Tentang
Pendaftaran Efek Bersifat Ekuitas Pada Penitipan Kolektif No. SP-0013/PE/KSEI/0512 tanggal 11
Mei 2012 yang ditandatangani antara Perseroan dengan KSEI.

A. Dengan didaftarkannya saham tersebut di KSEI maka atas saham-saham yang ditawarkan
berlaku ketentuan sebagai berikut:
1. Perseroan tidak menerbitkan Surat Kolektif Saham, akan tetapi saham-saham tersebut
akan didistribusikan secara elektronik yang diadministrasikan dalam Penitipan Kolektif
KSEI. Saham hasil Penawaran Umum akan dikreditkan ke dalam Rekening Efek atas
nama pemegang rekening selambat-lambatnya pada tanggal distribusi saham setelah
menerima konfirmasi registrasi saham tersebut atas nama KSEI dan BAE;

330
340
2. Perseroan akan menerbitkan Surat Konfirmasi Pencatatan Saham (―SKPS‖) kepada KSEI
sebagai tanda bukti pencatatan dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan atas
saham-saham dalam Penitipan Kolektif;
3. Sebelum Saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini dicatatkan di Bursa Efek,
pemesan akan memperoleh konfirmasi hasil penjatahan atas nama pemesan dalam
bentuk Formulir Konfirmasi Penjatahan (―FKP‖);
4. KSEI, Perusahaan Efek, atau Bank Kustodian akan menerbitkan konfirmasi tertulis
kepada pemegang rekening sebagai surat konfirmasi mengenai kepemilikan Saham.
Konfirmasi Tertulis merupakan surat konfirmasi yang sah atas Saham yang tercatat
dalam Rekening Efek;
5. Pengalihan kepemilikan Saham dilakukan dengan pemindahbukuan antar Rekening Efek
di KSEI;
6. Pemegang saham yang tercatat dalam Rekening Efek berhak atas dividen, bonus, hak
memesan efek terlebih dahulu, dan memberikan suara dalam RUPS, serta hak-hak
lainnya yang melekat pada saham;
7. Pembayaran dividen, bonus, dan perolehan atas hak memesan efek terlebih dahulu
kepada pemegang saham dilaksanakan oleh Perseroan, atau BAE yang ditunjuk oleh
Perseroan, melalui Rekening Efek di KSEI untuk selanjutnya diteruskan kepada pemilik
manfaat (beneficial owner) yang menjadi pemegang rekening efek di Perusahaan Efek
atau Bank Kustodian;
8. Setelah Penawaran Umum dan setelah saham Perseroan dicatatkan, pemegang saham
yang menghendaki sertifikat saham dapat melakukan penarikan saham keluar dari
Penitipan Kolektif di KSEI setelah saham hasil Penawaran Umum didistribusikan ke
dalam Rekening Efek Perusahaan Efek/Bank Kustodian yang telah ditunjuk;
9. Penarikan tersebut dilakukan dengan mengajukan permohonan penarikan saham
kepada KSEI melalui Perusahaan Efek/Bank Kustodian yang mengelola sahamnya
dengan mengisi Formulir Penarikan Efek;
10. Saham-saham yang ditarik dari Penitipan Kolektif akan diterbitkan dalam bentuk Surat
Kolektif Saham selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah permohonan diterima
oleh KSEI dan diterbitkan atas nama pemegang saham sesuai permintaan Perusahaan
Efek atau Bank Kustodian yang mengelola saham;
11. Pihak-pihak yang hendak melakukan penyelesaian transaksi bursa atas Saham
Perseroan wajib menunjuk Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang telah menjadi
Pemegang Rekening di KSEI untuk mengadministrasikan Saham tersebut.

B. Saham-saham yang telah ditarik keluar dari Penitipan Kolektif KSEI dan diterbitkan Surat
Kolektif Sahamnya tidak dapat dipergunakan untuk penyelesaian transaksi bursa. Informasi
lebih lanjut mengenai prosedur penarikan saham dapat diperoleh pada para Penjamin Emisi
Efek atau Agen Penjualan di tempat dimana FPPS yang bersangkutan diajukan.

5. Pengajuan Pemesanan Pembelian Saham

Selama Masa Penawaran, para pemesan yang berhak dapat melakukan pemesanan pembelian
saham selama jam kerja yang berlaku pada kantor Penjamin Pelaksana Emisi Efek atau para
Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan dimana FPPS diperoleh.

Setiap pihak hanya berhak mengajukan 1 (satu) FPPS dan wajib diajukan oleh pemesan yang
bersangkutan dengan melampirkan fotokopi tanda jati diri (KTP/Paspor bagi perorangan dan
Anggaran Dasar bagi badan hukum) serta melakukan pembayaran sesuai dengan jumlah
pemesanan. Bagi pemesan asing, di samping melampirkan fotokopi paspor, pada FPPS wajib
mencantumkan nama dan alamat di luar negeri/ domisili hukum yang sah dari pemesan secara
lengkap dan jelas serta melakukan pembayaran sebesar jumlah pesanan.

331
341
Agen Penjualan, para Penjamin Emisi Efek, Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Perseroan
berhak untuk menolak pemesanan pembelian saham apabila FPPS tidak diisi dengan lengkap
atau bila persyaratan pemesanan pembelian saham tidak terpenuhi.

6. Masa Penawaran

Masa Penawaran akan berlangsung selama 2 (dua) hari kerja, yaitu pada tanggal 3 Januari 2013
hingga 4 Januari 2013. Jam penawaran akan dimulai pada pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul
15.00 WIB.

7. Tanggal Penjatahan

Tanggal akhir penjatahan dimana Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Perseroan menetapkan
penjatahan saham untuk setiap pemesanan, yaitu tanggal 7 Januari 2013.

8. Syarat-syarat Pembayaran

Pembayaran dapat dilakukan dengan uang tunai, cek, pemindahbukuan atau wesel bank dalam
mata uang Rupiah serta dibayarkan oleh pemesan yang bersangkutan (tidak dapat diwakilkan)
dengan membawa tanda jati diri asli dan FPPS yang sudah diisi dengan lengkap dan benar
kepada para Penjamin Emisi Efek pada waktu FPPS diajukan. Pembayaran untuk satu FPPS hanya
dapat dilakukan dengan salah satu bentuk metode pembayaran, yaitu dengan menggunakan cek
atau tunai atau pemindahbukuan atau giro.

Apabila pembayaran dilakukan dengan menggunakan cek, cek tersebut harus merupakan cek atas
nama/milik pihak yang mengajukan (menandatangani) formulir pemesanan. Cek milik/atas nama
pihak ketiga tidak dapat diterima sebagai pembayaran. Semua biaya bank dan biaya transfer
sehubungan dengan pembayaran tersebut menjadi tanggung jawab pemesan. Semua cek dan
wesel bank akan segera dicairkan pada saat diterima. Bilamana pada saat pencairan, cek atau
wesel bank ditolak oleh bank, maka pemesanan pembelian saham yang bersangkutan adalah
batal. Tanggal pembayaran dihitung berdasarkan tanggal penerimaan cek/pemindahbukuan/giro
yang telah diterima dengan baik pada rekening Penjamin Pelaksana Emisi ( in good funds).
Pembayaran dengan cek/pemindahbukuan/giro hanya dapat diterima pada hari pertama Masa
Penawaran.

Untuk pemesanan pembelian saham secara khusus, pembayaran dilakukan langsung kepada
Perseroan. Untuk pembayaran yang dilakukan melalui transfer dari bank lain, pemesan harus
melampirkan fotokopi Nota Kredit Lalu Lintas Giro (LLG) dari bank yang bersangkutan.

Selanjutnya, semua setoran dari Penjamin Emisi Efek dan Agen Penjualan harus dimasukan ke
dalam rekening Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada:

Bank Mayapada
Cabang Mayapada Tower, Jakarta
Nomor Rekening: 100.30.01636.0
Atas Nama: PT Valbury Asia Securities

Untuk pemesanan saham yang dilakukan melalui Penjamin Emisi Efek yang telah menyampaikan
konfirmasi dari Bank Pembayar pada saat penyampaian pemesanan pembelian saham dapat
melakukan penyetoran pada rekening Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada tanggal sebagaimana
diatur pada Perjanjian Penjaminan Emisi Efek.

332
342
9. Bukti Tanda Terima

Penjamin Pelaksana Emisi Efek, para Penjamin Emisi Efek, atau Agen Penjualan yang menerima
pengajuan FPPS, akan menyerahkan kembali kepada pemesan, tembusan atau fotokopi lembar ke-5
(lima) dari FPPS yang telah ditandatangani (tanda tangan asli) sebagai Bukti Tanda Terima
Pemesanan Pembelian Saham. Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham ini bukan
merupakan jaminan dipenuhinya pemesanan. Bukti Tanda Terima tersebut harus disimpan dengan
baik agar kelak dapat diserahkan kembali pada saat pengembalian uang pemesanan dan/atau
penerimaan Formulir Konfirmasi Penjatahan atas pemesanan pembelian saham. Bagi pemesan
pembelian saham secara khusus, Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham akan diberikan
langsung oleh Perseroan.

10. Penjatahan Saham

Pelaksanaan penjatahan akan dilakukan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek selaku Manajer
Penjatahan dengan sistem kombinasi yaitu Penjatahan Terpusat (Pooling) dan Penjatahan Pasti
(Fixed Allotment) sesuai dengan Peraturan Bapepam-LK No.IX.A.7 tentang Tanggung Jawab
Manajer Penjatahan Dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum,
yang merupakan lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No.Kep-691/BL/2011 tanggal 30
Desember 2011 serta peraturan perundangan lain termasuk bidang Pasar Modal yang berlaku.

Adapun sistem porsi penjatahan yang akan dilakukan adalah sistem kombinasi yaitu Penjatahan
Pasti (―Fixed Allotment‖) dibatasi sampai dengan jumlah maksimum 98% (sembilan puluh delapan
persen) dari jumlah saham yang ditawarkan. Sisanya sebesar 2% (dua persen) akan dilakukan
Penjatahan Terpusat (―Pooling‖).

i. Penjatahan Pasti (“Fixed Allotment”)

Dalam hal penjatahan yang dilaksanakan dengan menggunakan sistem Penjatahan Pasti, maka
penjatahan tersebut hanya dapat dilaksanakan apabila memenuhi persyaratan-persyaratan
sebagai berikut:
a. Manajer penjatahan dapat menentukan besarnya persentase dan pihak-pihak yang akan
mendapatkan penjatahan pasti dalam Penawaran Umum. Penentuan besarnya persentase
Penjatahan Pasti wajib memperhatikan kepentingan pemesan perorangan;
b. Jumlah Penjatahan Pasti sebagaimana dimaksud pada butir a termasuk pula jatah pegawai
Perseroan yang melakukan pemesanan dalam Penawaran Umum (jika ada) dengan jumlah
paling banyak 10% (sepuluh persen) dari jumlah saham yang ditawarkan dalam
Penawaran Umum;
c. Penjatahan Pasti dilarang diberikan kepada pemesan:
1. Direktur, komisaris, pegawai, atau Pihak yang memiliki 20% (dua puluh persen) atau
lebih saham dari suatu Perusahaan Efek yang bertindak sebagai Penjamin Emisi Efek
atau agen penjual Efek sehubungan dengan Penawaran Umum;
2. Direktur, komisaris, dan/atau pemegang saham utama Perseroan; atau
3. Afiliasi dari Pihak sebagaimana dimaksud dalam huruf (1) dan (2), yang bukan
merupakan Pihak yang melakukan pemesanan untuk kepentingan pihak ketiga.
d. Dalam hal terjadi kelebihan permintaan dalam Penawaran Umum, para Penjamin Emisi
Efek, Agen Penjualan Efek atau pihak-pihak terafiliasi dengannya dilarang membeli atau
memiliki saham untuk mereka sendiri;
e. Dalam hal terjadi kekurangan permintaan beli dalam Penawaran Umum, para Penjamin
Emisi Efek atau pihak-pihak terafiliasi dengannya dilarang menjual saham yang telah dibeli
atau akan dibelinya berdasarkan kontrak para Penjamin Emisi Efek, kecuali melalui Bursa
jika telah diungkapkan dalam Prospektus bahwa saham tersebut akan dicatatkan di Bursa.

333
343
ii. Penjatahan Terpusat (“Pooling”)

Jika jumlah saham yang dipesan melebihi jumlah saham yang ditawarkan, maka Manajer
Penjatahan harus melaksanakan prosedur penjatahan sebagai berikut:
a. Jika setelah mengecualikan Pemesanan Saham yang Mempunyai Hubungan Istimewa yang
merupakan Direktur, Komisaris, pekerja atau pihak yang memiliki 20,0% (dua puluh
persen) atau lebih saham dari suatu perusahaan efek yang bertindak sebagai para
Penjamin Emisi Efek atau pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan semua pihak
dimaksud sehubungan dengan Penawaran Umum ini, dan terdapat sisa saham yang
jumlahnya sama atau lebih besar dari jumlah yang dipesan, maka pemesan yang tidak
dikecualikan itu akan menerima seluruh jumlah saham yang dipesan.
b. Jika setelah mengecualikan Pemesan Saham yang Mempunyai Hubungan Istimewa dan
terdapat sisa saham yang jumlahnya lebih kecil dari jumlah yang dipesan, maka
penjatahan bagi pemesan yang tidak dikecualikan itu akan dialokasikan dengan memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
1. Prioritas dapat diberikan kepada pemesan yang menjadi pekerja dan/atau pihak-
pihak tertentu yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Perseroan, sampai dengan
jumlah maksimum 10% (sepuluh persen) dari Emisi.
2. Para pemesan yang tidak dikecualikan memperoleh satu satuan perdagangan di
Bursa, jika terdapat satuan perdagangan yang tersedia. Dalam hal jumlahnya tidak
mencukupi, maka satuan perdagangan yang tersedia akan dibagi dengan diundi.
Jumlah saham yang termasuk dalam satuan perdagangan dimaksud adalah satuan
perdagangan penuh terbesar yang ditetapkan oleh Bursa dimana saham tersebut
akan dicatatkan.
3. Apabila masih terdapat sisa saham yang tersisa, maka setelah satu satuan
perdagangan dibagikan kepada pemesan, pengalokasian dilakukan secara
proporsional, dalam satuan perdagangan menurut jumlah yang dipesan oleh para
pemesan.

iii. Penjatahan bagi Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Jika para pemesan karyawan perusahaan dan pemesan yang tidak mempunyai hubungan
istimewa telah menerima penjatahan sepenuhnya dan masih terdapat sisa saham, maka sisa
saham tersebut dibagikan secara proporsional kepada para pemesan yang mempunyai
hubungan istimewa.

Penjatahan saham akan diaudit dengan mengikuti prosedur sebagaimana diatur dalam
Peraturan Bapepam No.VIII.G.12 Pedoman Pemeriksaan oleh Akuntan atas Pemesanan dan
Penjatahan Efek atau Pembagian Saham Bonus.

11. Pembatalan atau Penundaan Penawaran Umum

Berdasarkan Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum Saham Perdana Perseroan
No. 07 tanggal 12 November 2012 beserta perubahan-perubahannya, yang seluruhnya dibuat di
hadapan Dewi Sukardi, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Tangerang, Penawaran Umum dapat
dibatalkan atau diitunda sesuai dengan peraturan Bapepam dan LK yang berlaku, oleh Perseroan
dengan pemberitahuan tertulis terlebih dahulu kepada Bapepam dan LK dan pihak lain yang
berwenang mengenai ditundanya Penawaran Umum, apabila:
a. indeks harga saham gabungan di Bursa Efek turun melebihi 10% (sepuluh persen) selama 3
(tiga) Hari Bursa berturut-turut;
b. terjadi bencana alam, perang, huru-hara, kebakaran, pemogokan yang berpengaruh secara
signifikan terhadap kelangsungan usaha Emiten; dan/atau

334
344
c. terjadi peristiwa lain yang berpengaruh secara signifikan terhadap kelangsungan usaha
Perseroan yang disetujui terlebih dahulu oleh Bapepam dan LK sebagaimana dimaksud dalam
peraturan Bapepam dan LK No.IX.A.2.

12. Pengembalian Uang Pemesanan

a. Dengan memperhatikan ketentuan mengenai penjatahan, apabila terjadi kelebihan


pemesanan, maka Penjamin Pelaksana Emisi Efek bertanggung jawab dan wajib
mengembalikan kelebihan uang pemesanan kepada Para Penjamin Emisi Efek selambat-
lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan, dan setiap Penjamin Emisi Efek
bertanggung jawab dan wajib mengembalikan uang pemesanan kepada para pemesan yang
telah diterimanya sehubungan dengan pembelian sesegera mungkin namun bagaimanapun
juga tidak boleh lebih lambat dari 2 (dua) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan. Oleh
karenanya Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Para Penjamin Emisi Efek dengan ini
membebaskan Perseroan dari segala tuntutan/denda atas kelalaian tersebut.

b. Pengembalian uang tersebut wajib dilakukan dalam bentuk pemindahbukuan ke rekening


atas nama pemesan atau melalui instrumen pembayaran lainnya dalam bentuk cek, bilyet
giro atau surat pengembalian yang dapat diambil langsung oleh pemesan yang bersangkutan
pada Penjamin Emisi Efek dimana pemesanan diajukan dengan menyerahkan bukti tanda
terima pemesanan Saham dan bukti tanda jati diri.

Untuk Para Pemesan Khusus, pengembalian uang pemesanan karena adanya penjatahan
akan diatur dan dilaksanakan langsung oleh Perseroan dan oleh karenanya Perseroan
membebaskan Penjamin Pelaksana Emisi Efek, Penjamin Emisi Efek dari segala
tuntutan/denda atas kelalaian Perseroan tersebut.

c. Setiap pihak yang lalai dalam melakukan pengembalian uang pemesanan sehingga terjadi
keterlambatan dalam pengembalian uang pemesanan tersebut atau mengakibatkan pihak lain
menjadi terlambat dalam melakukan kewajibannya untuk mengembalikan uang pemesanan,
wajib membayar denda kepada para pemesan yang bersangkutan sebesar suku bunga per
tahun rekening giro yang berlaku di Bank Penerima (―Suku Bunga‖) sampai dengan
dilunasinya jumlah yang belum dibayar tersebut, dengan ketentuan 1 (satu) tahun adalah
360 (tiga ratus enam puluh) Hari Kalender dan 1 (satu) bulan adalah 30 (tiga puluh) Hari
Kalender.

Pihak yang terlambat melakukan pengembalian uang pemesanan kepada pemesan karena
kelalaian pihak lainnya sesuai dengan ketentuan Pasal 11 harus dibebaskan dari segala
tuntutan yang disebabkan oleh keterlambatan pengembalian uang pemesanan dan
dibebaskan dari kewajiban membayar denda tersebut.

d. Sehubungan dengan pengakhiran Perjanjian Penjaminan Emisi Efek yang mengakibatkan


batalnya Penawaran Umum atau penundaan Penawaran Umum sebagaimana diatur dalam
Perjanjian ini berlaku ketentuan sebagai berikut:

pengembalian uang pemesanan (termasuk setiap denda atas keterlambatan pengembalian


uang pemesanan) menjadi tanggung jawab Penjamin Pelaksana Emisi Efek atau Para
Penjamin Emisi Efek sesuai dengan bagiannya masing-masing atau Perseroan (terhadap
Pemesan Khusus), dan harus diselesaikan dalam waktu selambat-lambatnya 2 (dua) Hari
Kerja setelah terjadinya pengakhiran Perjanjian Penjaminan Emisi Efek tersebut atau
penundaan Penawaran Umum.

e. Apabila uang pemesanan yang akan dikembalikan telah tersedia (termasuk untuk Pemesan
Khusus), akan tetapi pemesan tidak datang untuk mengambil, maka hal tersebut bukan

335
345
merupakan tanggung jawab Perseroan, Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan/atau para Para
Penjamin Emisi Efek, sehingga tidak ada kewajiban pembayaran denda kepada para
pemesan.

Distribusi Formulir Konfirmasi Penjatahan Saham kepada masing-masing rekening efek pemesan
saham pada para Penjamin Emisi Efek di mana FPPS yang bersangkutan diajukan akan
dilaksanakan paling cepat dalam waktu 2 (dua) hari kerja setelah Tanggal Penjatahan. Formulir
Konfirmasi Penjatahan atas distribusi saham tersebut dapat diambil dengan menyerahkan Bukti
Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham.

13. Lain-lain

Sejalan dengan ketentuan dalam keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-691/BL/2011 tanggal 230
Desember 2011 tentang Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum, dalam hal
terjadi kelebihan pemesanan Efek dan terbutki bahwa Pihak tertentu mengajukan pemesanan Efek
melalui lebih dari satu formulir pemesanan untuk setiap Penawaran Umum, baik secara langsung
maupun tidak langsung, maka untuk tujuan penjatahan Manajer Penjatahan hanya dapat
mengikutsertakan satu formulir pemesanan Efek yang pertama kali diajukan oleh pemesan yang
bersangkutan.

Penjamin Emisi Efek, agen penjualan Efek, Afiliasi dari Penjamin Emisi Efek, atau Afiliasi dari agen
penjualan Efek dilarang membeli atau memiliki Efek untuk portofolio Efek mereka sendiri, dalam hal
terjadi kelebihan permintaan beli dalam suatu Penawaran Umum, apabila para pemesan telah
menerima penjatahan sepenuhnya dan masih terdapat sisa Efek, maka sisa Efek tersebut dibagikan
secara proporsional menurut jumlah yang dipesan oleh para pemesan yang merupakan (i) direktur,
komisaris, pegawai, atau pihak yang memiliki 20% (dua puluh per seratus) atau lebih saham dari
Penjamin Emisi Efek atau agen penjualan Efek sehubungan dengan Penawaran Umum; (ii) direktur,
komisaris, dan/atau pemegang saham utama Emiten; atau (iii) Afiliasi dari Pihak sebagaimana
dimaksud dalam poin (i) dan poin (ii), yang bukan merupakan pihak yang melakukan pemesanan
untuk kepentingan pihak ketiga.

Dalam hal terjadi kekurangan permintaan beli dalam Penawaran Umum, Penjamin Emisi Efek, agen
penjualan efek atau pihak-pihak terafiliasi dengannya dilarang menjual efek yang telah dibeli atau
akan dibelinya berdasarkan Perjanjian Penjaminan Emisi Efek sampai dengan Efek tersebut
dicatatkan di Bursa Efek.

Penjamin Emisi Efek akan menyampaikan Laporan Hasil Penawaran Umum kepada Bapepam dan LK
paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah Tanggal Penjatahan sesuai dengan Peraturan Bapepam
No.IX.A.2.

336
346
XXI. KETERANGAN TENTANG PENAWARAN SAHAM DAN PENERBITAN
WARAN SERI I

Penawaran Umum ini terdiri dari sebesar 550.000.000 (lima ratus lima puluh juta) saham biasa atas
nama (―Saham Baru‖), dengan nilai nominal Rp100,- (seratus Rupiah) setiap saham, dengan Harga
Penawaran sebesar Rp185,- (seratus delapan puluh lima Rupiah) setiap saham yang harus dibayar
penuh pada saat mengajukan pemesanan dengan menggunakan Formulir Pemesanan Pembelian
Saham dimana melekat sebesar 275.000.000 (dua ratus tujuh puluh lima juta) Waran Seri I yang
menyertai Saham Baru yang dikeluarkan dalam rangka Penawaran Umum.

Seluruh Waran Seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemesan yang namanya
tercatat dalam daftar penjatahan Penawaran Umum, yang dikeluarkan oleh PT Adimitra Transferindo,
Biro Administrasi Efek (―BAE‖) pada tanggal penjatahan, yaitu tanggal 7 Januari 2013. Setiap
pemegang 2 (dua) lembar Saham Baru Perseroan berhak memperoleh 1 (satu) Waran Seri I. Waran
Seri I yang diterbitkan mempunyai jangka waktu 60 (enam puluh) bulan sejak tanggal pencatatan
Waran Seri I pada PT Bursa Efek Indonesia (―BEI‖).

Waran Seri I adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan pembelian
saham biasa atas nama yang dikeluarkan dari portepel Perseroan yang bernilai nominal Rp100,-
(seratus Rupiah) setiap sahamnya dengan ketentuan setiap pemegang 1 (satu) Waran Seri I
memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 (satu) saham biasa atas nama yang
dikeluarkan dari portepel. Adapun harga pelaksanaan Waran Seri I sebesar Rp220,- (dua ratus dua
puluh Rupiah) setiap lembar yang dapat dilakukan selama jangka waktu pelaksanaan, yaitu 12 (dua
belas) bulan setelah tanggal pencatatan Waran Seri I pada BEI sampai dengan tanggal akhir
pelaksanaan yaitu tanggal 9 Januari 2018. Pemegang Waran Seri I tidak mempunyai hak sebagai
pemegang saham termasuk hak dividen dan hak suara selama Waran Seri I tersebut belum
dilaksanakan menjadi saham. Bila Waran Seri I tersebut tidak dilaksanakan sampai tanggal akhir
pelaksanaan maka Waran Seri I menjadi daluwarsa.

KETERANGAN MENGENAI SAHAM YANG DITAWARKAN

Yang dimaksud dengan saham yang ditawarkan adalah sebesar 550.000.000 (lima ratus lima puluh
juta) saham biasa atas nama (―Saham Baru‖) dengan nilai nominal Rp100,- (seratus Rupiah) setiap
sahamnya dengan Harga Penawaran Rp185,- (seratus delapan puluh lima Rupiah) setiap saham.

Saham Baru tersebut ditawarkan dalam Penawaran Umum Perseroan akan dicatatkan pada BEI.
Saham Baru yang ditawarkan ini memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal seperti
halnya saham-saham lainnya yang telah dikeluarkan Perseroan.

KETERANGAN MENGENAI WARAN SERI I

Keterangan mengenai Waran di bawah ini merupakan rangkuman dari Akta Pernyataan
Penerbitan Waran, namun bukan merupakan salinan selengkapnya dari keseluruhan
ketentuan dan persyaratan yang tercantum di dalam akta tersebut. Adapun salinan
selengkapnya dapat diperoleh atau dibaca di kantor Perseroan dan kantor Pengelola
Administrasi Waran Seri I pada setiap hari dan jam kerja.

Waran Seri I yang diterbitkan Perseroan sebesar 275.000.000 (dua ratus tujuh puluh lima juta) yang
menyertai Saham Baru yang dikeluarkan dalam rangka Penawaran Umum. Seluruh Waran Seri I
diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemesan yang namanya tercatat dalam daftar
penjatahan Penawaran Umum, yang dikeluarkan oleh PT Adimitra Transferindo, Biro Administrasi
Efek (―BAE‖) pada tanggal penjatahan, yaitu tanggal 7 Januari 2013. Waran Seri I tersebut
diterbitkan berdasarkan Akta Pernyataan Penerbitan Waran Seri I No. 04 tanggal 12 November 2012

337
347
yang dibuat di hadapan Dewi Sukardi, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Tangerang (selanjutnya
disebut ―Akta Pernyataan Penerbitan Waran Seri I‖).

1. Definisi

a. Waran Seri I berarti Surat Kolektif Waran Seri I atau bukti kepemilikan yang merupakan tanda
bukti yang memberikan hak kepada pemegangnya yang untuk pertama kalinya merupakan
pemegang saham yang berasal dari Saham yang ditawarkan / dijual melalui Penawaran Umum,
untuk membeli Saham Hasil Pelaksanaan sesuai Penerbitan Waran Seri I dengan memperhatikan
Peraturan Pasar Modal dan ketentuan Kustodian Sentral Efek Indonesia yang berlaku;
b. Surat Kolektif Waran Seri I berarti bukti pemilikan sejumlah Waran Seri I dalam kelipatan tertentu
yang diterbitkan oleh Perseroan yang memuat nama, alamat dan jumlah Waran Seri I;
c. Jangka Waktu Pelaksanaan berarti jangka waktu dapat dilaksanakan Waran Seri I terhitung 12
(dua belas) bulan setelah tanggal pencatatan Waran Seri I di Bursa Efek sampai dengan 1 (satu)
Hari Kerja sebelum akhir bulan ke-60 sejak pencatatan Waran Seri I;
d. Harga Pelaksanaan Waran Seri I berarti harga setiap saham hasil pelaksanaan Waran Seri I yang
ditetapkan, harus dibayar pada waktu melakukan pelaksanaan Waran Seri I sebesar Rp220,-
(dua ratus dua puluh Rupiah);
e. Saham Hasil Pelaksanaan berarti Saham Baru yang dikeluarkan dari portepel Perseroan sebagai
hasil Pelaksanaan Waran Seri I dan merupakan saham yang telah disetor penuh Perseroan yang
menjadi bagian dari modal saham Perseroan serta memberikan kepada pemegangnya yang
namanya dengan sah terdaftar dalam daftar pemegang saham yang mempunyai hak-hak yang
sama dengan hak-hak pemegang saham Perseroan lainnya, satu dan lain dengan memperhatikan
ketentuan KSEI yang berlaku.

2. Hak atas Waran Seri I

Para pemegang Saham Baru yang namanya tercantum dalam Daftar Penjatahan Penawaran Umum
Perseroan pada tanggal penjatahan yaitu tanggal 7 Januari 2013 dinyatakan sebagai pemilik Waran
Seri I yang sah.

Setiap 2 (dua) Saham Baru melekat 1 (satu) Waran Seri I yang diberikan secara cuma-cuma sebagai
insentif. Setiap pemegang 1 (satu) Waran Seri I berhak untuk membeli 1 (satu) saham biasa atas
nama pada Harga Pelaksanaan Waran Seri I selama Jangka Waktu Pelaksanaan Waran Seri I.

3. Bentuk Waran Seri I

Waran Seri I yang diterbitkan Perseroan adalah Waran Atas Nama dan sebagai bukti kepemilikan
awal adalah dalam bentuk Formulir Konfirmasi Penjatahan yang kemudian diadministrasikan secara
elektronik di KSEI.

Waran Seri I terdaftar dan tercatat serta dapat diperdagangkan di BEI sejak tanggal 10 Januari 2013
sampai dengan tanggal 4 Januari 2018 di Pasar Reguler dan Negosiasi dan sejak tanggal 10 Januari
2013 sampai dengan tanggal 8 Januari 2018 di Pasar Tunai. Perseroan telah menunjuk BAE yaitu
PT Adimitra Transferindo sebagai Pengelola Administrasi Waran Seri I berdasarkan Akta Perjanjian
Pengelolaan Administrasi Waran Seri I yang bertugas untuk melakukan pencatatan para pemegang
Waran Seri I di dalam buku Daftar Pemegang Waran Seri I.

338
348
4. Hak untuk Membeli Saham

Setiap Pemegang 1 (satu) Waran Seri I yang terdaftar dalam Daftar Pemegang Waran Seri I berhak
untuk membeli 1 (satu) Saham Hasil Pelaksanaan dengan cara melakukan Pelaksanaan Waran Seri I
pada Hari Kerja selama Jangka Waktu Pelaksanaan Waran Seri I. Adapun Harga Pelaksanaan Waran
Seri I sebesar Rp220,- (dua ratus dua puluh Rupiah) atau harga pelaksanaan baru bila terjadi
penyesuaian.

5. Jangka Waktu Waran Seri I

Waran Seri I ini mempunyai jangka waktu selama 60 (enam puluh) bulan yang dihitung sejak tanggal
pencatatan di BEI yaitu tanggal 10 Januari 2013 sampai dengan tanggal 9 Januari 2018 pada pukul
16.00 WIB. Jangka Waktu Pelaksanaan Waran Seri I yaitu mulai tanggal 10 Januari 2014 sampai
dengan tanggal 9 Januari 2018, dimana setiap pemegang 1 (satu) Waran Seri I berhak untuk
membeli 1 (satu) Saham Hasil Pelaksanaan Waran Seri I. Pemegang Waran Seri I tidak mempunyai
hak sebagai pemegang saham Perseroan, termasuk hak atas dividen selama Waran Seri I tersebut
belum dilaksanakan menjadi Saham Baru. Bila Waran Seri I tidak dilaksanakan sampai habis masa
berlakunya maka Waran Seri I tersebut menjadi daluwarsa, tidak bernilai dan tidak berlaku.

6. Perubahan Isi Akta Pernyataan Penerbitan Waran Seri I

Perseroan berhak untuk mengubah isi Akta Pernyataan Penerbitan Waran Seri I, kecuali untuk
mengubah Jangka Waktu Pelaksanaan Waran Seri I tidak dapat diubah, dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Persetujuan Pemegang Waran Seri I yang mewakili lebih dari 50% (lima puluh persen) dari
Waran Seri I;
b. Perseroan wajib mengumumkan setiap pengubahan Penerbitan Waran Seri I dalam 2 (dua) surat
kabar harian berbahasa Indonesia 1 (satu) diantaranya berperedaran nasional selambatnya
dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum ditandatangani pengubahan Penerbitan
Waran Seri I dan bilamana selambatnya dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari kalender setelah
pengumuman tersebut Pemegang Waran Seri I lebih dari 50% (lima puluh persen) tidak
menyatakan keberatan secara tertulis atau tidak memberikan tanggapan secara tertulis, maka
Pemegang Waran Seri I dianggap telah menyetujui usulan perubahan tersebut; dan
c. Setiap pengubahan Penerbitan Waran Seri I harus dilakukan dengan akta yang dibuat secara
notariil dan pengubahan mengikat Perseroan dan Pemegang Waran Seri I dengan
memperhatikan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam Penerbitan Waran Seri I, Peraturan
Pasar Modal dan ketentuan KSEI.

7. Periode Perdagangan Waran Seri I

Periode perdagangan Waran Seri I adalah setiap Hari Bursa, terhitung sejak tanggal pencatatan
Waran Seri I pada BEI, yaitu adalah tanggal 10 Januari 2013 hingga 4 Januari 2018 pada pukul 16.00
WIB untuk perdagangan di Pasar Reguler dan Negosiasi, dan tanggal 10 Januari 2013 hingga 8
Januari 2018 pada pukul 16.00 WIB untuk perdagangan Waran Seri I di Pasar Tunai.

8. Periode Pelaksanaan Waran Seri I

Periode Pelaksanaan Waran Seri I adalah setiap Hari Kerja, terhitung 12 (dua belas) bulan setelah
tanggal penerbitan Waran Seri I pada BEI, yaitu mulai tanggal 10 Januari 2014 sampai dengan
tanggal 9 Januari 2018 pada pukul 16.00 WIB.

339
349
Pemegang Waran memiliki hak untuk menukarkan sebagian atau seluruh Waran Seri I yang
dipegangnya menjadi saham biasa atas nama. Jika harga pasar saham Perseroan menjadi lebih
rendah dari harga pelaksanaannya, pemegang Waran Seri I berhak untuk tidak menukarkan Waran
Seri I yang dipegangnya menjadi saham biasa atas nama.

9. Prosedur Pelaksanaan Waran Seri I

a. Setiap Pemegang Waran Seri I berhak melakukan pelaksanaan Waran Seri I menjadi saham biasa
atas nama selama Periode Pelaksanaan Waran Seri I pada jam kerja dengan melakukan
pembayaran Harga Pelaksanaan Waran Seri I sesuai dengan syarat dan ketentuan yang
tercantum dalam Pernyataan Penerbitan Waran Seri I.

b. Prosedur Pelaksanaan Waran Seri I yang berada diluar penitipan kolektif (warkat) adalah sebagai
berikut:

1. Pelaksanaan Waran Seri I dapat dilakukan melalui anggota bursa dan / atau bank kustodian.

2. Pada Periode Pelaksanaan Waran Seri I para Pemegang Waran Seri I (warkat) yang
bermaksud melakukan Pelaksanaan Waran Seri I wajib membayar Harga Pelaksanaan Waran
Seri I kepada Perseroan melalui anggota bursa / bank kustodian serta menyertakan
Dokumen Pelaksanaan Waran Seri I kepada Pengelola Administrasi Waran Seri I, yang terdiri
dari:

i.Formulir Pelaksanaan Waran Seri I;


ii.Asli Surat Kolektif Waran Seri I;
iii.Bukti Pembayaran Harga Pelaksanaan Waran Seri I;
iv. Fotokopi identitas Pemegang Waran Seri I yang bermaksud melakukan Pelaksanaan
Waran Seri I;
v. Asli surat kuasa, apabila dilakukan dengan kuasa, yang dilampiri dengan fotokopi
identitas yang masih berlaku dari pemberi dan penerima kuasa;
vi. Formulir Penyetoran Efek standar KSEI.

3. Dengan diterimanya Dokumen Pelaksanaan Waran Seri I, Pengelola Administrasi Waran Seri I
wajib menyerahkan bukti telah diterimanya Dokumen Pelaksanaan (―Bukti Penerimaan
Dokumen Pelaksanaan‖) kepada Pemegang Waran Seri I.

4. Dokumen Pelaksanaan yang telah diterima oleh Pengelola Administrasi Waran Seri I tidak
dapat ditarik kembali.

5. Pemegang Waran Seri I yang tidak menyerahkan Dokumen Pelaksanaan dalam jangka waktu
pelaksanaan, tidak berhak lagi melaksanakan Waran Seri I menjadi Saham Baru Hasil
Pelaksanaan Waran Seri I

6. Dalam jangka waktu 1 (satu) Hari Kerja setelah Pengelola Administrasi Waran Seri I
menerima Dokumen Pelaksanaan, Pengelola Administrasi Waran Seri I akan melakukan riset
terhadap kelengkapan dan keabsahan Dokumen Pelaksanaan Waran Seri I dan kebenaran
tentang terdaftarnya Pemegang Waran Seri I dalam Daftar Pemegang Waran Seri I.

7. Pada hari kerja berikutnya setelah Pengelola Administrasi Waran Seri I melakukan riset
terhadap dokumen pelaksanaan, Pengelola Administrasi Waran Seri I akan meminta
konfirmasi dari Perseroan tentang telah diterimanya secara penuh (in good funds) Harga
Pelaksanaan Waran Seri I ke dalam Rekening Bank Khusus. Pada hari kerja berikutnya

340
350
setelah meminta konfirmasi kepada Perseroan, Pengelola Administrasi Waran Seri I akan
meminta persetujuan dari Perseroan mengenai dapat atau tidaknya Waran Seri I tersebut
dilaksanakan, dan Perseroan pada hari kerja berikutnya harus telah memberikan keputusan
kepada Pengelola Administrasi Waran Seri I mengenai dapat atau tidaknya Waran Seri I
dilaksanakan menjadi saham biasa atas nama yang dikeluarkan dari Portepel Perseroan.

8. Dalam waktu 4 (empat) hari kerja setelah tanggal penerimaan Dokumen Pelaksanaan,
Pengelola Administrasi Waran Seri I akan memberikan konfirmasi kepada Pemegang Waran
mengenai diterima atau ditolaknya permohonan untuk melakukan Pelaksanaan Waran Seri I.

9. Selambatnya 1 (satu) hari bursa Pengelola Administrasi Waran Seri I menerima konfirmasi
dari Perseroan mengenai dapat atau tidaknya Waran dilaksanakan, Pengelola Administrasi
Waran Seri I wajib mendepositkan sejumlah Saham Baru hasil pelaksanaan kedalam rekening
efek dengan menggunakan fasilitas C-BEST.

c. Prosedur Pelaksanaan Waran Seri I (tanpa warkat) yang berada dalam Penitipan Kolektif KSEI
adalah sebagai berikut:

1. Pemegang Waran Seri I memberikan Instruksi Pelaksanaan Waran Seri I dengan


menyerahkan Surat Konfirmasi Waran Seri I melalui anggota bursa / bank kustodian dan
membayar Harga Pelaksanaan Waran Seri I dengan memasukannya ke dalam rekening yang
khusus ditunjuk oleh KSEI;

2. Pada Hari Bursa yang sama dengan saat disampaikannya Instruksi Pelaksanaan Waran Seri I
oleh anggota bursa / bank kustodian kepada KSEI, maka:

i. KSEI akan mendebet Waran Seri I dari masing-masing sub rekening Pemegang Waran
Seri I yang memberikan Instruksi Pelaksanaan Waran Seri I ke dalam rekening KSEI
dengan menggunakan fasilitas C-BEST;
ii. Segera setelah pembayaran Harga Pelaksanaan Waran Seri I diterima di dalam rekening
bank yang ditunjuk oleh KSEI, KSEI akan melakukan pemindahbukuan pembayaran
Harga Pelaksanaan Waran Seri I dari rekening bank yang ditunjuk KSEI ke Rekening
Bank Khusus pada hari yang sama.

3. 1 (satu) Hari Bursa setelah KSEI menerima Instruksi Pelaksanaan Waran Seri I, KSEI akan
menyampaikan pada Pengelola Administrasi Waran Seri I, dokumen sebagai berikut:

i. Daftar rincian Instruksi Pelaksanaan Waran Seri I yang diterima KSEI;


ii. Surat atau bukti pemindahbukuan pembayaran Harga Pelaksanaan Waran Seri I yang
dilakukan oleh KSEI, dari rekening bank yang ditunjuk KSEI ke dalam Rekening Bank
Khusus;
iii. Instruksi untuk mendepositkan sejumlah Saham Baru Hasil Pelaksanaan Waran Seri I ke
dalam rekening khusus yang telah disediakan oleh KSEI.

4. Segera setelah Pengelola Administrasi Waran Seri I menerima dari KSEI dokumen tersebut di
atas, Pengelola Adminstrasi Waran Seri I akan melakukan pemeriksaan terhadap dokumen
pendukung dari Instruksi Pelaksanaan Waran Seri I, bukti pemindahbukuan pembayaran
Harga Pelaksanaan Waran Seri I dari rekening bank yang ditunjuk KSEI ke dalam Rekening
Bank Khusus berdasarkan data pada Rekening Bank Khusus serta instruksi untuk
mendepositkan sejumlah Saham Baru Hasil Pelaksanaan Waran Seri I.

5. Selambatnya 1 (satu) Hari Bursa setelah permohonan Pelaksanaan Waran Seri I diterima dari
KSEI dan pembayaran Harga Pelaksanaan Waran Seri I telah dibayar penuh (in good funds)
dalam Rekening Bank Khusus, Pengelola Administrasi Waran Seri I akan menerbitkan /

341
351
mendepositkan sejumlah Saham Baru Hasil Pelaksanaan Waran Seri I ke dalam rekening
khusus yang telah disiapkan KSEI dan KSEI akan langsung mendistribusikan Saham Baru
Hasil Pelaksanaan Waran Seri I ke sub rekening Pemegang Waran Seri I yang melakukan
Pelaksanaan Waran Seri I dengan menggunakan fasilitas C-BEST. Selanjutnya setelah
melakukan pendistribusian Saham Baru Hasil Pelaksanaan Waran Seri I tersebut KSEI akan
menerbitkan laporan hasil distribusi Saham Baru Hasil Pelaksanaan Waran Seri I tersebut
kepada Perseroan dan Pengelola Administrasi Waran Seri I.

10. Pembayaran Harga Pelaksanaan Waran Seri I

Untuk keperluan penerimaan atas pembayaran Harga Pelaksanaan dan biaya-biaya lain sehubungan
dengan Pelaksanaan Waran Seri I yang permohonan pelaksanaannya diajukan langsung ke Pengelola
Administrasi Waran Seri I harus dibayar penuh (in good funds) pada saat pelaksanaan, maka
Perseroan membuka dan mengoperasikan rekening khusus.

Pemegang Waran Seri I yang akan melaksanakan Waran Seri I dapat melakukan pembayaran pada
Harga Pelaksanaan dengan cek, bilyet, giro, bank transfer, pemindahbukuan tunai ( in good funds)
dalam Rupiah kepada Rekening Perseroan dengan perincian sebagai berikut:

Bank Mayapada
Cabang Mayapada Tower, Jakarta
Atas Nama: PT Saraswati Griya Lestari Tbk
No. Rekening: 100.30.02818.0

Dalam hal pembayaran Harga Pelaksanaan Waran Seri I kurang dari jumlah yang ditentukan, maka
Pengelola Administrasi Waran Seri I dapat menolak Pelaksanaan Waran Seri I dan Perseroan segera
mengembalikan pembayaran yang telah dilakukan setelah dikurangi dengan biaya administrasi dan
biaya lain yang dikeluarkan Pengelola Administrasi Waran Seri I untuk pengembalian pembayaran
tersebut (jika ada).

Bila pembayaran dilakukan dengan cek atau pemindahbukuan atau bilyet giro maka tanggal
pembayaran dihitung berdasarkan tanggal penerimaan cek/giro yang dananya telah diterima dengan
baik (in good funds).

Dalam hal ini, semua biaya bank yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan Waran Seri I menjadi
saham ini menjadi tanggungan Pemegang Waran Seri I.

11. Penyesuaian Harga Pelaksanaan dan Jumlah Waran Seri I

Harga Pelaksanaan Waran Seri I adalah sebagaimana yang telah dijelaskan pada nomor 1 (d) di atas.
Jumlah Waran Seri I yang diterbitkan sebesar 275.000.000 (dua ratus tujuh puluh lima juta) Waran
Seri I. Apabila harga pelaksanaan baru dan jumlah Waran Seri I baru karena penyesuaian menjadi
pecahan, maka dilakukan pembulatan kebawah. Harga pelaksanaan dan Jumlah Waran Seri I akan
mengalami pengubahan apabila terjadi hal-hal sebagai berikut:

342
352
a. Perubahan nilai nominal saham Perseroan karena alasan apapun juga termasuk
akibat penggabungan, peleburan, pemecahan nilai nominal (stock split), maka:

Harga nominal baru setiap saham


Harga Pelaksanaan baru = x A
Harga nominal lama setiap saham

Harga nominal lama setiap saham


Jumlah Waran Seri I baru = x B
Harga nominal baru setiap saham

A = harga pelaksanaan Waran Seri I yang lama


B = jumlah awal Waran Seri I yang beredar

Penyesuaian tersebut mulai berlaku pada saat dimulainya Perdagangan Saham di Bursa Efek
dengan nilai nominal yang baru yang diumumkan di dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa
Indonesia yang memiliki peredaran nasional.

b. Perubahan jumlah saham Perseroan sebagai akibat dari pembagian saham bonus
atau saham dividen, konversi atau efek lainnya yang dapat dikonversikan menjadi
saham, maka:
A
Harga Pelaksanaan baru = x X
(A + B)

(A + B)
Jumlah Waran Seri I baru = x Y
A

A = jumlah saham yang disetor penuh dan beredar sebelum pembagian saham bonus atau
saham dividen.
B = jumlah saham baru yang disetor penuh dan beredar yang merupakan hasil pembagian
saham bonus atau saham dividen atau penambahan saham akibat konversi.
X = harga pelaksanaan Waran Seri I yang lama.
Y = jumlah awal Waran Seri I yang beredar.

Penyesuaian tersebut mulai berlaku pada saat saham bonus atau saham dividen mulai berlaku
efektif yang akan diumumkan dalam 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang
memiliki peredaran nasional.

c. Pengeluaran Saham Baru dengan cara Penawaran Umum Terbatas

(C – D)
Harga Pelaksanaan baru = x X
C

C
Jumlah Waran Seri I baru = x Y
(C – D)

C = harga pasar saham sebelum pengeluaran pengumuman penawaran umum terbatas.


D = harga teoritis right untuk 1 (satu) saham yang dihitung dengan formula:

(C – F)
(G + 1)

F = harga pembelian 1 (satu) saham berdasarkan hak memesan efek terlebih dahulu
(right).

343
353
G = jumlah saham yang diperlukan untuk memesan tambahan 1 (satu) saham dengan hak
memesan efek terlebih dahulu (right).
X = harga pelaksanaan Waran Seri I yang lama.
Y = jumlah awal Waran Seri I yang beredar.

Penyesuaian ini berlaku efektif 1 (satu) hari kerja setelah tanggal penjatahan pemesan saham
dalam rangka Penawaran Umum Terbatas.

12. Status Waran Seri I

Pemegang Waran Seri I tidak memiliki hak suara dalam RUPS Perseroan dan menerima dividen dalam
bentuk apapun, tidak berhak atas saham bonus yang berasal dari agio dan saham dividen yang berasal
dari kapitalisasi laba. Dengan demikian juga tidak mempunyai hak memesan efek terlebih dahulu yang
akan dikeluarkan Perseroan di kemudian hari, sepanjang Waran Seri I yang dimilikinya belum
dilaksanakan menjadi saham.

13. Status Saham Hasil Pelaksanaan Waran Seri I

Saham hasil pelaksanaan yang dikeluarkan dari portepel Perseroan atas Pelaksanaan Waran Seri I
diperlakukan sebagai saham yang disetor penuh dan merupakan bagian dari modal saham Perseroan
serta memberi hak kepada pemegangnya yang terdaftar dalam daftar pemegang saham Perseroan, hak
yang sama dengan pemegang saham Perseroan lainnya.

14. Daftar Pemegang Waran Seri I

Pengelola Administrasi Waran Seri I telah ditunjuk untuk melakukan pencatatan Daftar Pemegang Waran
Seri I yang didalamnya tercantum nomor Surat Kolektif Waran Seri I, nama dan alamat para pemegang
Waran Seri I serta hal-hal lainnya yang dianggap perlu.

Pengelola Administrasi Waran Seri I juga bertugas untuk melaksanakan pengelolaan administrasi Waran
Seri I dalam kaitannya dengan transaksi perdagangan Waran Seri I di Bursa yang mencakup pengalihan
dan pencatatan hasil transaksi termasuk diantaranya pelaksanaan Waran Seri I untuk kepentingan
Perseroan.

15. Pengelola Administrasi Waran Seri I

Perseroan telah menunjuk Pengelola Administrasi Waran Seri I sebagai berikut:

PT Adimitra Transferindo
Plaza Property Lt. 2
Komp. Pertokoan Pulomas Blok VIII no. 1
Jl. Perintis Kemerdekaan
Jakarta 13210

Dalam hal kaitan ini, Pengelola Administrasi Waran Seri I bertugas untuk melaksanakan pengelolaan
administrasi Waran Seri I sehubungan dengan transaksi perdagangan Waran Seri I di Bursa yang
mencakup pengalihan dan pencatatan hasil transaksi termasuk diantaranya pelaksanaan hak Waran Seri I
demi kepentingan Perseroan.

344
354
16. Pengalihan Hak atas Waran Seri I

Hak atas Waran Seri I dapat beralih karena terjadinya tindakan hukum, antara lain, jual beli di Bursa,
hibah maupun peristiwa hukum pewarisan akibat kematian seorang pemegang Waran Seri I.

Setiap orang yang memperoleh hak atas Waran Seri I karena hibah maupun warisan akibat kematian dari
Pemegang Waran Seri I atau sebab-sebab lain yang mengakibatkan pemilikan Waran Seri I beralih, dapat
mengajukan permohonan pengalihan secara tertulis dengan menggunakan formulir pengalihan kepada
Pengelola Administrasi Waran Seri I yang akan bertindak untuk dan atas nama Perseroan, untuk didaftar
sebagai Pemegang Waran Seri I dengan mengajukan bukti-bukti sehubungan dengan haknya atas Waran
Seri I dan dengan membayar biaya administrasi dan biaya lainnya yang dikeluarkan untuk pengalihan
Waran Seri I. Penyerahan dokumen yang masih kurang harus dilengkapi selambat-lambatnya 3 (tiga) hari
kerja sejak tanggal pengajuan permohonan, dengan memperhatikan Peraturan Pasar Modal yang
berlaku.

Dalam Waran Seri I karena warisan atau karena sebab apapun menjadi hak beberapa orang atau pihak
atau badan hukum maka kepada orang atau pihak atau badan hukum yang memiliki secara bersama-
sama tersebut berkewajiban untuk menunjuk secara tertulis 1 (satu) orang atau 1 (satu) badan hukum
diantara mereka sebagai wakil mereka bersama dan hanya nama wakil tersebut yang akan dimasukkan
ke dalam Daftar Pemegang Waran Seri I dan wakil ini akan dianggap sebagai pemegang yang sah dari
Waran Seri I yang bersangkutan dan berhak untuk melaksanakan dan menggunakan semua hak yang
diberikan kepada Pemegang Waran Seri I.

Pendaftaran peralihan hak atas Waran Seri I hanya dapat dilakukan melalui Pengelola Administrasi Waran
Seri I yang akan bertindak untuk dan atas nama Perseroan dengan memberikan catatan mengenai
peralihan hak tersebut di dalam Daftar Pemegang Waran Seri I berdasarkan surat-surat yang cukup
membuktikan adanya peralihan hak atas Waran Seri I tersebut termasuk bukti akta hibah yang
ditandatangani oleh kedua belah pihak dan telah disetujui oleh Direksi Perseroan dengan memperhatikan
peraturan Pasar Modal.

Peralihan hak atas Waran Seri I berlaku setelah pendaftaran dari peralihan tersebut tercatat di dalam
Daftar Pemegang Waran Seri I.

17. Penggantian Surat Kolektif Waran Seri I

Apabila Surat Kolektif Waran Seri I rusak atau karena hal-hal lain yang ditetapkan oleh Perseroan atau
permintaan tertulis dari yang berkepentingan kepada Pengelola Administrasi Waran Seri I, Pengelola
Administrasi Waran Seri I akan memberikan pengganti Surat Kolektif Waran Seri I. Asli Surat Kolektif
Waran Seri I yang rusak harus dikembalikan kepada Perseroan.

Apabila Surat Kolektif Waran Seri I hilang atau musnah, Surat Kolektif Waran Seri I yang baru akan
diterbitkan dengan terlebih dahulu menyerahkan bukti-bukti yang cukup dan dengan memberikan
jaminanjaminan yang dianggap perlu oleh Pengelola Administrasi Waran Seri I dan diumumkan di Bursa
Efek dengan memperhatikan Peraturan Pasar Modal dan KSEI.

Perseroan dan / atau Pengelola Administrasi Waran Seri I berhak untuk menetapkan dan menerima
jaminan-jaminan tentang pembuktian dan penggantian kerugian kepada pihak yang mengajukan
permintaan penggantian Surat Kolektif Waran Seri I yang dianggap perlu untuk mencegah kerugian yang
akan diderita Perseroan.

345
355
Perseroan melalui Pengelola Administrasi Waran Seri I berkewajiban menyampaikan pemberitahuan
tertulis kepada BAPEPAM-LK mengenai setiap penggantian Surat Kolektif Waran Seri I yang hilang atau
rusak. Dalam hal ini, semua biaya yang berhubungan dengan pengeluaran penggantian Surat Kolektif
Waran Seri I yang hilang atau rusak ditanggung oleh mereka yang mengajukan permohonan penggantian
Surat Kolektif Waran Seri I tersebut.

18. Penggabungan, Peleburan dan Likuidasi

Jika selama masa berlaku pelaksanaan Waran Seri I:


a. Terjadi penggabungan, peleburan dan likuidasi, maka dalam 7 (tujuh) Hari Kerja setelah
keputusan tersebut diambil Perseroan wajib memberitahu kepada pemegang Waran Seri I dan
Perseroan memberi hak kepada pemegang Waran Seri I dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan
sebelum keputusan tersebut berlaku efektif untuk melaksanakan Waran Seri I yang dimiliki oleh
pemegang Waran Seri I.
b. Perseroan melakukan penggabungan atau peleburan dengan perusahaan lain, maka perusahaan
yang menerima penggabungan Perseroan atau perusahaan yang merupakan hasil peleburan
dengan Perseroan wajib bertanggung jawab dan tunduk kepada syarat-syarat dan ketentuan
Waran Seri I yang berlaku.

19. Hukum yang Berlaku

Syarat dan kondisi Waran Seri I ini berada dan tunduk di bawah hukum yang berlaku di Negara
Republik Indonesia.

346
356
XXII. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN
PEMBELIAN SAHAM

Prospektus dan Formulir Pemesanan Pembelian Saham dapat diperoleh pada kantor Penjamin Pelaksana
Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek yang ditunjuk, yaitu Perantara Pedagang Efek yang menjadi anggota
bursa efek berikut ini:

PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK

PT VALBURY ASIA SECURITIES


Menara Karya Lantai 10
Jl. H.R. Rasuna Said Block X-5 Kav. 1-2
Jakarta 12950
Telp: (021) 2553 3600
Fax: (021) 2553 3723
Email: investment.banking@valbury.com

PENJAMIN EMISI EFEK

PT Brent Securities PT Erdhika Elit Sekuritas PT Inti Fikasa Securindo


(terafiliasi)
Plaza Bapindo, Bank Mandiri Tower Lt. 19 Gedung Sucaco, Lantai 3 Menara Batavia Lantai 23
Jl. Jend. Sudirman Kav. 54-55 Jl. Kebon Sirih Kav. 71 Jl. K.H. Mas Mansyur Kav. 126
Jakarta 12190 Jakarta 10340 Jakarta 10220
Telp: (021) 526 6628 Telp: (021) 398 36420 Telp: (021) 5793 0080
Fax: (021) 527 7259 Fax: (021) 315 2841 Fax: (021) 5793 0090

PT Magenta Kapital Indonesia PT Minna Padi Investama Tbk PT Panca Global Securities Tbk
(terafiliasi)
Menara Batavia Lantai 23 Equity Tower Lantai 11, SCBD Gedung BEI Tower I Suite 1706A
Jl. K.H. Mas Mansyur Kav. 126 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53
Jakarta 10220 Jakarta 12190 Jakarta 12190
Telp: (021) 574 1178 Telp: (021) 525 5555 Telp: (021) 515 5456
Fax: (021) 574 1167 Fax: (021) 527 1527 Fax: (021) 515 5466

PT Phillip Securities Indonesia PT Reliance Securities Tbk PT Yulie Sekurindo Tbk


ANZ Tower Level 23 B Menara Batavia Lantai 27 Plaza ABDA Lantai 5
Jl. Jend. Sudirman Kav. 33A Jl. K.H. Mas Mansyur Kav. 126 Jl. Jend. Sudirman Kav. 59
Jakarta 10220 Jakarta 10220 Jakarta 12190
Telp: (021) 5790 0800 Telp: (021) 5793 0008 Telp: (021) 5140 2181
Fax: (021) 5790 0809 Fax: (021) 5793 0010 Fax: (021) 5140 2182

GERAI PENAWARAN UMUM DIBUKA SELAMA MASA PENAWARAN UMUM DI:

PT Adimitra Transferindo
Plaza Property Lt. 2
Komp. Pertokoan Pulomas Blok VIII no. 1
Jl. Perintis Kemerdekaan
Jakarta 13210

347
357
Halaman ini sengaja dikosongkan

358

Anda mungkin juga menyukai