Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

KIMIA FISIKA

LARUTAN DAPAR

Disusun oleh:

NAMA : FITRI NURSANTI K 100120044

FEBRINA RAMADHIKA NUR I P K 100120050

SITA SOFIANA K 100120053

ROMMY ANDRIANTO SETIAWAN K 100120067

KELOMPOK : E.3

KOREKTOR :

LABORATORIUM KIMIA FISIKA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013
Larutan Dapar

I. Tujuan
Membuat larutan dapar dengan pH dan kekuatan ionik
tertentu.

II. Dasar teori


Larutan dapar atau larutan buffer adalah larutan yang hanya
sedikit sekali mengalami perubahan pH bila H+ atau OH-
ditambahkan ke dalam larutan tersebut. Larutan ini terdiri atas asam
dan basa konjugasinya dengan konsentrasi yang sama. Misalnya
asam asetat dan ion asetat yang sama konsentrasinya. Mengapa
campuran ini dapat menahan perubahan pH, dapat di terangkan
sebagai berikut :

HAc H+ + Ac-

Ka =

H+ = Ka

pH = -log Ka - log

Bila HAc = Ac- , maka pH = pKa = - log (1,8 x 10 -5) = 4,74.


Apabila ke dalam larutan ini di tambahkan sedikit asam, akan
mengubah Ac- menjadi HAc, dan akan terjadi sebaliknya bila di
tambahkan OH-. Namun dengan perubahan ini, rasio konsentrasi
asam dan basa konjugasinya itu tidak berubah atau perubahannya
kecil sekali hingga boleh di abaikan, karena rasio konsentrasi asam
dan basa konjugasinya tetap, nilai pH itu tidak berubah. Nilai pH
tetap sama dengan 4,74.
(Wiryoatmojo, 1988)
Dapar adalah senyawa – senyawa atau campuran senyawa
yang dapat meniadakan perubahan pH pada penambahan sedikit
asam atau basa. Peniadaan perubahn pH tersebut di kenal sebagai
aksi dapar. Kombinasi dari asam lemah dan basa konjugatnya
(garamnya) atau basa lemah dan asam onjugatnya (garamnya)
bereaksi sebagai dapar.
Larutan dapar banyak kita jumpai dalam system biologis.
Darah tetap berada pada pH 7,4 dengan adanya dapar primer dalam
plasma dan dapar sekunder dalam eritrosit. Air mata merupakan
larutan dapar dengan kapasitas yang tinggi, berada pada pH 7,4
dengan range 7 – 8. Larutan dapar sering digunakan dalam bidang
farmasetika, antara lain dalam pembuatan sediaan larutan air mata.
Selain itu larutan dapar digunakn untuk kromatografi kolorimetri pH ,
dan penelitian – penelitian yang pH harus dijaga.
(Anonim, 2013)
Di dalam semua proses biologi, seperti banyak proses kimia
lainnya suatu hal yang penting ialah bahwa pH tdak banyak berubah
dari harga yang tertentu. Sebagai contoh fungsi darah manusia yang
mengangkut oksigen untuk sel – sel dar paru – paru adalah
tergantung pH yang sangat dekat dengan 7,4. Kenyataan, ada
perbedaan 0,02 satuan pH antara darh vena arteri yang di sebabkan
terbentuknya asam dan basa yang di hasilkan reaksi – reaksi dalam
sel. Hampir tetapnya pH dalam suatu system dimana asam atau
basa ditambahkan adalah disebabkan karena pengaruh pH dari
keseimbangan asam basa.
(Anonim, 2001)
Persamaan Handerson – Haselbalch
 Asam lemah

pH = pKa + log

 Basa lemah

pH = pKw – pKb + log


Aktivitas, kekutan ionic dan konstanta elektrik.
Aktivitas ion dalam suatu larutan di tentukan oleh konstanta
dielektrik medium (tempat ion – ion di larutkan) dan oleh konsentrasi
ion dalam larutan. Untuk larutan elektrolit dalam air dengan
konsentrasi < 0,5 M, aktivitas ion yang ada di larutan biasanya di
anggap bersal dari konsentrasi individual ion – ionnya. Koefisien
aktivitas rata – rata suatu larutan di tentukan oleh :

y± =

Aktivitas ion di anggap 1 dalam larutan encer , meskipun hal


ini masih merupakan suatu perkiraan. Aktivitas larutan elektrolit
dalam air dapat di hitung dengan persamaan sebagai berikut :

Log y± = -0,509 (Z + Z)

I = ½ ∑ miZi2
Keterangan :
y± = Aktivitas ion
-0,0509 = Suatu tetapan yang berhubungan dengan (i)
tetapan
dielektrik pelarut yang digunakan untuk
menyiapkan larutan elektrolit.
Z = Muatan ion tertentu
I = Kekuatan ion larutan
m = molalitas ion tertentu dalam larutan (mol
tiap kg
pelarut)
(Gandjar, Rohman, 2007)
Efisiensi larutan buffer adalah daya tahan larutan buffer
terhadap penambahan asam atau basa. Dapat dicari dengan rumus
Henderson – Hasselbalch, bahwa efisiensi tergantung dari
perbandingan konsentrasi garam dan asam yang ada. Efisiensi
paling besar diperoleh bila konsentrasi garam dan asamnya sama.
Larutan buffer asam asetat – natrium asetat yang keduanya
mempunyai konsentrasi 0,1 M mempunyai pH = pKa = 4,74. Bila
larutan ini ditambah tiap kali 0,01 mol HCl, pH nya akan berubah.
Tiap kali penambahan HCl, maka sebagian ion Ac - bereaksi
membentuk Hac.
Rumus persamaa Handerson-Hasselbalch :

pH = pKa + log

Keterangan :
Cs = konsentrasi garam
Ca = konsentrasi asam mula-mula

Ac- + H2O Hac + H2O


Pada penambahan pertama pH menjadi :

pH = pKa + log

= 4,74 + log

= -4,65
Penambahan kedua :

pH = 4,74 + log

= 4,56
Penambahan ketiga :

pH = 4,74 + log

Kalau penambahan HCl dilanjutkan, maka pH asam semakin


turun, perubahan pH setiap penambahan menjadi semakin besar.
Dengan cara yang sama dapat dicari perubahan pH buffer akibat
penambahan basa. Dalam hal ini pH larutan semakin besar, karena
asamnya sebagian beraksi dengan ion OH-.
(Sukardjo, 1990)

III. Alat dan Bahan


 Alat
1. Gelas ukur 5. Pipet
2. Stirer magnetik 6. Buret
3. Neraca analitik 7. Labu takar
4. pH meter

 Bahan
1. Asam lemah (NaH2PO4) dan garamnya (Na2HPO4)
2. Air bebas CO2

IV. Metode Kerja


 Cara kerja skematis
Dipilih asam lemah dengan pKa yang paling mendekati pH
dapar yang akan dibuat. Hal ini akan menyebabkan dapar
yang dibuat mempunyai kapasitas dapar maximum.

Dengan persamaan dapar, dihitung perbandingan asam lemah


dan garamnya yang diperlukan untuk membuat dapar dengan
pH yang diinginkan. Persamaan dapar cukup tepat jika
digunakan untuk perhitungan pH dengan rentang 4-10.

Ditimbang bahan-bahan yang diperlukan dari perhitungan di


atas.
Dikalibrasi pH meter dengan larutan dapar standar yang
tersedia.
Dilarutkan bahan-bahan pembuat dapar dalam sebagian air
bebas CO2, kemudian dicek pH larutan dengan pH meter.

Ditambahkan larutan NaOH jika terlalu asam atau HCl jika


terlalu basa.

Dicatat volume larutan yang ditambahkan.

Dihitung kekuatan ionik larutan dapar tersebut, dan


ditambahkan NaCl hingga tercapai kekuatan ionik yang
diinginkan.

Dipindahkan larutan ke labu takar dan diencerkan hingga


volume yang dikehendaki.

Dicek pH akhir larutan dapar yang telah dibuat.

 Analisa cara kerja


Dipilih asam lemah (NaH2PO4) dengan pKa 7,21 yang paling
mendekati pH dapar yang akan dibuat yaitu pH 7,4.
Dihitung perbandingan antara asam lemah (NaH 2PO4) dan
garamnya (Na2HPO4) dengan menggunakan persamaan
Handerson-Haselbalch.

Ditimbang masing-masing bahan yaitu asam lemah (NaH 2PO4)


sebanyak 0,12 gram dan garamnya (Na 2HPO4) sebanyak 0,27
gram.

Kemudian asam lemah dan garamnya dicampur dan dilarutkan


dengan aquades ad 150 mL.
Dikalibrasi pH meter dengan larutan dapar yang tersedia (pH 7
dan pH 4).
Larutan dapar yang sudah jadi di cek dengan pH meter dan
didapatkan pH 7,18. Karena pH masih bersifat asam dan
belum mendekati 7,4 maka ditambahakan NaOH 1 M (4 gram
NaOH dalam 100 mL air) sebagai basa dan mendekati pH 7,4.

Setelah dicek dengan pH meter penambahan NaOH sebanyak


0,9 mL mengakibatkan pH menjadi 7,51. Hal ini disebabkan
karena kurang konstannya tetesan NaOH, kurangnya
pengadukan setelah penambahan NaOH mengakibatkan NaOH
tidak tercampur merata. Selain itu, juga kurang stabilnya
pembacaan pH pada pH meter dimana angkanya sering
berubah-ubah dan menyebabkan seringnya menambahkan
NaOH dalam larutan.

Dihitung kekuatan ionik larutan dapar tersebut dan


ditambahkan NaCl hingga tercapai kekuatan ionik yang
diinginkan.

Dipindahkan larutan ke labu takar dan diencerkan hingga


volume 250 mL.

Di cek pH akhir larutan dapar yang telah dibuat. pH yang


didapatkan yaitu 7,16.
V. Hasil dan Pembahasan
 Hasil Percobaan
Jenis Dapar Dapar Phospat
pH larutan dapar 7,4
pKa komponen dapar 7,21
Konsentrasi 0,01 M
Volume 250 mL

Bobot asam 0,13 gram


Bobot garam 0,31 gram
Volume penambahan basa 0,9 mL
 Perhitungan
Dibuat larutan dapar phopat pH 7,4 sebanyak 250,0 mL
dengan konsentrasi 0,01 M dan kekuatan ionik (µ) 0,2.

Perbandingan asam lemah (NaH2PO4) dan garamnya


(Na2HPO4)

pH = pKa + log

7,4 = 7,21 + log

0,19 = log

1,55 =

garam = 1,55 asam

Penimbangan asam lemah (NaH2PO4) dan garamnya


(Na2HPO4)
0,01 M = [asam] + [garam]
0,01 M = [asam] + 1,55 [asam]
0,01 M = 2,55 [asam]
[asam] = 3,9 . 10-3 M
[garam] = 0,006 M

Massa asam = [asam] x Volume (L) x BM


= 3,9 . 10-3 x 0,25 x 120
= 0,12 gram
Masa garam = [garam] x Volume (L) x BM
= 0,006 x 0,25 x 177,99
= 0,27 gram

Kekuatan ionik
Konsentrasi NaOH
M1 x V1 = M2 x V2
1 x 0,9 = 250 M2

M2 =

M2 = 0,0036 M

NaH2PO4 Na+ + H2PO4- c = 3,9 . 10-3 M


Na2HPO4 2Na+ + HPO42- c = 0,006 M
NaOH Na+ + OH- c = 0,0036 M

µ = ½ ∑cjzj2
= ½ [(Na+ + H2PO4-) + (2Na+ + HPO42-) +( Na+ + OH-)]
= ½ [(3,9.10-3 x 12 + 3,9.10-3 x 12) + (2.0,006.12 +
0,006.22)
+ (0,0036.12 + 0,0036.12)]
= ½ (7,8.10-3 + 0,036 + 0,0072)
= ½ x 0,051
= 0,0255

NaCl yang perlu ditambahkan


µNaCl = 0,2 – 0,0255
= 0,1745
NaCl yang ditambahkan 0,1745 M
Massa NaCl = M x V x BM
= 0,1745 x 0,25 x 58,5 = 2,55 gram
Penimbangan
 Asam lemah (NaH2PO4)
Kertas kosong = 0,26 gram
Kertas +isi = 0,40 gram
Kertas + sisa = 0,27 gram
Berat isi = 0,40 – 0,27
= 0,13 gram
 Garam (Na2HPO4)
Kertas kosong = 0,26 gram
Kertas + isi = 0,58 gram
Kertas + sisa = 0,27 gram
Berat isi = 0,58 – 0,27
= 0,31 gram

 NaOH
Kertas kosong = 0,26 gram
Kertas + isi = 4,36 gram
Kertas + sisa = 0,27 gram
Berat isi = 4,36 – 0,27
= 4,09 gram

 NaCl
Kertas kosong = 0,26 gram
Kertas + isi = 2,81 gram
Kertas + sisa = 0,28 gram
Berat isi = 2,81 – 0,28
= 2,53 gram

 Pembahasan
Praktikum kali ini membahas tentang larutan dapar. Tujuan
dari praktikum ini adalah mampu mengetahui cara membuat
larutan dapar dengan pH dan kekuatan ionik tertentu.
Pengertian dari larutan dapar adalah senyawa-senyawa atau
campuran senyawa yang dapat meniadakan perubahan pH
pada penambahan sedikit asam atau basa. Peniadaan
perubahan pH tersebut dikenal sebagai aksi dapar. Kombinasi
dari larutan dapar adalah asam lemah dan garamnya (basa
konjugatnya) atau basa lemah dan garamnya (asam
konjugatnya). Pada percobaan ini akan dibuat larutan dapar
phospat dengan pH 7,4 yang bertindak sebagai asam lemah
yaitu NaH2PO4 dengan pKa yang mendekati pH yaitu 7,21 dan
yang bertindak sebagai garam yaitu Na2HPO4 .
Langkah yang pertama dilakukan adalah menghitung
perbandingan asam lemah serta garamnya dan didapatkan
hasil NaH2PO4 sebanyak 0,12 gram dan Na 2HPO4 sebanyak
0,27 gram. Kemudian bahan-bahan tersebut dicampurkan dan
dilarutkan dalam aquades ad 150 mL. Pelarutan ini bertujuan
agar antara asam dan garamnya bisa bercampur satu sama
lain dan dapat diukur pH nya dengan pH meter, karena jika
dalam bentuk serbuk pH meter sukar untuk membaca pH nya
dan sukar membersihkan alatnya.
Langkah yang kedua yaitu pH meter dikalibrasi dengan
larutan dapar yang tersedia yaitu pH 7 dan pH 4. Kemudian
larutan dapar yang sudah dibuat, pH nya diukur dengan pH
meter. pH yang didapatkan dari larutan tersebut adalah 7,16.
Karena ph masih terlalu asam dan belum mencapai pH 7,4
maka ditambahkan NaOH agar pH nya mendekati pH 7,4
karena NaOH sebagai basa yang dapat menaikkan pH larutan.
NaOH yang digunakan yaitu 0,9 mL. Setelah penambahan
NaOH, pH yang didapatkan yaitu 7,51. Hal ini disebabkan
karena kurang konstannya tetesan NaOH, kurangnya
pengadukan setelah penambahan NaOH mengakibatkan NaOH
tidak tercampur merata. Selain itu, juga kurang stabilnya
pembacaan pH pada pH meter dimana angkanya sering
berubah-ubah dan menyebabkan seringnya menambahkan
NaOH dalam larutan.
Langkah ketiga dihitung kekuatan ionik larutan dapar
tersebut. Secara perhitungan, kekuatan ionik total yang
didapatkan yaitu 0,0255. Agar mencapai kekuatan ionik 0,2
maka ditambahkan NaCl sebanyak 2,55 gram. Kemudian
larutan dipindahkan ke dalam labu takar yang diencerkan
dengan aquades ad 250 mL. Setelah itu dicek pH akhir setelah
penambahan NaCl yang telah dibuat dan didapatkan pH 7,16.
Hal ini kemungkinan disebabkan karena saat mencampurkan
dan mengencerkan larutan dapat dalam labu takar
menggunakan air bebas CO2 tetapi menggunakan aquades.
Didalam aquades masih terdapat CO2 karena CO2 dalam air
akan dapat membentuk H2CO3 yang dapat menggangu pH dari
dapar yang dibuat. Selain itu kemungkinan NaCl yang
ditambahkan, sudah dalam keadaan lembab karena banyak
menyerap air dari lingkungan yang menyebabkan NaCl rusak
dan menyebabkan pH menjadi turun.
Kegunaan larutan dapar dalam kehidupan sehari-hari
misalnya dalam sistem biologis, dalam bidang farmasetika
yaitu pada pembuatan sediaan larutan untuk mata dan infus,
untuk analisis kalorimetri pH serta penelitian-penelitian yang di
dalamnya pH harus dijaga konstan.

VI. Kesimpulan
 Mampu membuat larutan dapar dengan pH 7,4 dan kekuatan
ionik 0,2, dalam percobaan didapatkan larutan dapar dengan
pH 7,16.
 Kelarutan dapar dapat meniadakan perubahan pH dengan
penambahan sedikit asam atau basa.
 Larutan dapar yang dibuat adalah larutan dapar phospat, yang
bertindak sebagai asam adalah NaH 2PO4 dan yang bertindak
sebagai garam adalah Na2HPO4.
 Penambahan NaOH pada larutan dapar untuk menaikkan pH
yaitu sebanyak 0,9 mL .

VII. Daftar Pustaka


 Anonim. 2001. Kimia Dasar. Yogyakarta : Gadjah Mada
Unuversity Press.
 Anonim. 2013. Kumpulan Modul Praktikum Kimia Fisika.
Surakarta : Laboratorium Kimia Fisika.
 Gandjar, Ibnu Gholib., Rohman, Abdul. 2007. Kimia Farmasi
Analisis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
 Sukardjo. 1990. Kimia Anorganik. Jakarta : Rineka Cipta.
 Wiryoatmojo, Suyono. 1988. Kimia Fisika I. Jakarta :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

VIII. Lampiran
 Hasil percobaan (terlampir)
 Laporan sementara (terlampir)
 Copy Pustaka (terlampir)

Anda mungkin juga menyukai