NIM : K100150158
Alat dan Bahan : APEO sebagai larutan standar kalibrasi, Tergitol NP-9 (NPEO9) dan
Triton X-100 ( OPEO9), 4-nonylphenol (NP, teknis), 4-t-octylphenol (OP), dan 4-n-
nonylphenol (4n-NP, digunakan sebagai standar internal), Asetonitril dan Heksa, Aluminium
triiodide (AlI3), Air bebas O2 , Larutan standar OP, NP dan 4n-NP yang dilarutkan dalam
heksana, kemudian diencerkan kembali menggunakan heksana. Untuk NPEO1.5, OPEO1.5,
NPEO9, dan OPEO9, larutan stok dipisahkan menggunakan asetonitril, kemudian diencerkan
menggunakan asetonitril. AlI3 dilarutkan dalam karbon disulfida untuk mendapatkan
konsentrasi 0,2 g/ml. Semua larutan disimpan dalam kulkas pada suhu 4 ° C.
Prosedur Analisis :
Sampling : Deterjen rumah tangga dan sabun pencuci piring cair. Ditimbang deterjen (~0.2
g) kemudian diencerkan dengan 25 mL asetonitril dan anhydrated atau anhidrat magnesium
sulfat (MgSO4). Kemudian, larutan disaring menggunakan membran filter 0.45-μm. Proses
spiking dan recovery dilakukan untuk lebih lanjut menunjukkan keakuratan metode pada
sampel dengan penambahan Tergitol NP-9 dan Triton X-100 pada larutan sampel.
Preparasi Sampel : Konversi APEOs menjadi APs menggunakan AlI3 dengan cara
mengambil 10 mL AlI3dimasukan ke dalam labu 50 mL. Kemudian 10 mL larutan sampel
segera ditambahkan ke dalam labu. Setelah itu, campuran diperlakukan refluk pada 90 ° C
selama 5 menit untuk memisahkan matriks.
Isolasi diproduksi Aps : Reaksi ekstraksi menggunakan 40 mL air dan didinginkan hingga
temperatur kamar. Kemudian diasamkan dengan 1 mL HCl (0.1 M), APs diekstrak
menggunakan 30 mL heksana dalam dua siklus. Larutan heksana kemudian di deiodinasi
menggunakan 2 mL Na2S2O3 (jenuh), dicuci dengan 2 × 30 mL air suling, dehidrasi dengan
anhidrat Na2SO4, dandiuapkan. Residu dilarutkan dengan 2 mL heksana, siap untuk analisis
GC-MS.
HASIL
Peningkatan konsentrasi
larutan pereaksi AlI3
diperlukan untuk
memisahkan residu air atau
oksigen selama ekstraksi.
jumlah signifikan dari OP
diamati dan mencapai
keseimbangan untuk AlI3
dengan konsentrasi lebih dari
0.6 g. Hasil ini menunjukkan
bahwa matriks detergen bisa
diabaikan, tapi zat berpotensi
mengganggu selama proses
ekstraksi seperti oksidan . AlI3 sangat reaktif dan sensitif zat ini. Sehingga proses ekstraksi
harus dilakukan di bawah kondisi normal tanpa atmosfer atau gas inert.
Hasil Kromatogram
Kromatogram OP dan NP
setelah ekstraksi menggunakan
AlI3. Puncak di 8.091 min
merupakan senyawa OP, 9.2-
10.1 min untuk NP, dan 11.561
min untuk 4n-NP.
Hasil Analisis
NPEOs ditemukan di 23
sampel konsentrasi 20
sampai 800 mg/kg. Selain
itu, OPEOs juga terdeteksi
dalam lima produk, dengan
konsentrasi yang bervariasi
dari 18 sampai 500 mg/kg. Senyawa yang terdeteksi di 12,6% produk, dengan persentase
tertinggi (16,7%) pada deterjen.
KESIMPULAN
Prosedur analisis untuk menentukan APEOs pada deterjen rumah tangga menggunakan AlI3
sebagai larutan pereaksi kemudian dideteksi menggunakan GC-MS. Konversi APEOs
menjadi APs diverifikasi menggunakan Igepal-210, Tergitol NP-9, Triton X-15, dan X-100
Triton sebagai substrat matriks sampel yang disajikan tidak ada gangguan pada ekstraksi,
tetapi kadar tinggi AlI3 diperlukan untuk memisahkan residu air atau oksigen selama
ekstraksi.
Prosedur yang berkembang menunjukkan tingkat akurasi yang baik dengan nilai recovery
dari 87-106% untuk target APEOs dan LOD 12.5 mg/kg NPEO9 dan 5.0 mg/kg OPEO9 pada
produk deterjen rumah tangga yang diuji. Hasil dari 182 sampel menunjukkan tingkat yang
relatif rendah terjadinya kedua dan konsentrasi APEOs. Hasil ini menunjukkan bahwa
metode analisis menggunakan AlI3 GC-MS dapat digunakan untuk menganalisis kandungan
APEOs pada detergen cair.