Anda di halaman 1dari 3

A N A L I S A D A T A

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat dianalisa bahwa pengolahan


limbah cair dapat dilakukan dengan menggunakan ion exchange.
prinsip kerja dari alat ini adalah dengan menukar ion-ion pengotor dengan r e s i n
p e n u k a r i o n & r e s i n p e n u k a r k a t i o n 2 me n g a n d un g k a t i o n ya n g
d a p a t dipertukarkan sedangkan resin penukar ion mengandung anion
yang dapat dipertukarkan.
Pada percobaan pertama dilakukan dengan memurnikan aquades sebagai sampel
larutan CaCO3 sebagai larutan baku untuk dilakukan standarisasi. Dimana pada
percobaan ini membandingkan sampel ketika dimasukkan kedala unit ion exchange
dengan sampel yang tidak dimasukkan kedalam unit ion exchanger. Dari data yang
didapat bisa langsung diketahui bahwa unit ion exchanger. Dari data yang didapat
bisa langsung diketahui bahwa unit ion exchanger dapat meminimalisir konsentrasi
ion kation dalam sampel dengan resin kation. Pada larutan CaCO3 kadar kation
sebelum dimasukkkan kedalam unit ion exchanger sebesar 67,34 ppm setelah
dimasukkan kedalam ion exchanger menjadi 20,898 ppm.
Pada percobaan kedua, dilakukan dengan menurunkan aquadest sebagai sampel
dan larutan NaCl sebagai larutan baku, sama seperti percobaan sebelumnya, pada
percobaan ini jjuga membandingkan sampel baik sebelum maupun yang sesudah
dikontakka kedalam ion exchanger. Dari data diketahui bahwa resin penukar anion
dapat meminimalizir atau mengurangi kadar anion dalam sampel dengan cara
mengikat unsur anion dalam bentuk R-OH.pada larutan NaCl kadar anion sebelum
dikontakkan sebesar 650,926 ppm setelah dikontakkan sebaesar 182,71 ppm.
Pada percobaan pertama, sampel dititrasi dengan EDTA sedangkan pada
percobaan kedua sampel dititrasi dengan HCl. Indicator yang digunakan dalam
percobaan pertama yaitu indicator buffer,tujuan dari indicator ini agar warna
larutan berubah menjadi merah anggur menjadi biru saat dititrasi. Sedangkan pada
percobaan kedua, indicator yang digunakan yaitu indicator kalsium dikromat.
Sehingga warna ketika dititrasi dengan AgNo3 berubah menjadi merah dan timbul
endapan.
Syarat syarat dasar bagi resin yang berguna ialah;

1.Resin itu harus cukup terangkai-silang, sehingga keterlarutannya yang dapat


diabaikannya.

2 Resin itu harus cukup hidrofolik untuk memungkinkan difusi ion-ion melalui
strukturnya dengan laju yang terukur (finite) dan berguna.
3. Resin harus menggunakan cukup banyak gugus penukar ion yang dapat dicapai
dan harus stabil kimiawi.
4. Resin yang sedang mengembang harus lebih besar rapatannya daripada air.

(Harjadi, 1993).

Suatu resin penukar kation adalah sebagai suatu polimer berbobot molekul tinggi,
yang terangkai-silang yang mengandung gugus-gugus sulfonat, karboksilat, fenolat,
dan sebagainya sebagai suatu bagian integral dari resin itu serta sejumlah kation yang
ekuivalen.

MX (aq) + Res-H → HX (aq) + Res-M

Suatu resin penukar-anion adalah suatu polimer yang mengandung gugus-gugus


amino (atau amonium kuartener) sebagai bagian –bagian integral dari kisi polimer itu
dan sejumlah ekuivalen anion-anion seperti ion klorida , hidroksil atau sulfat.
(Basset,1994)

MX (aq) + Res-H → H2O (aq) + Res-X

kesimpulan

dari percobaan pengolahan limbah cair dengan ion exchanger dapat disimpulkan
bahwa;

1. Ion exchanger merupakan alat penukar ion, yang digunakan untuk


menghasilkan air yang bebas dari ion ion pengganggu dengan
menggunakan resin penukar ion
2. Ada dua jenis resin yaitu resin anion dan resin kation
3. Pada percobaan kali ini ion exchanger digunakan untuk menghilangkan
kation ca2+ dan anion cl-
4. Pada percobaan pertama didapat kadar kation dengan jumlah sampel
sebesar;

- CaCO3 sebelum di kontakkan; 67,34 ppm

- CaCO3 setelah dikontakkan : 20,898 ppm

5. pada percobaan kedua didapat kadar anion dengan jumlah sampel sebesar:
- NaCl sebelum dikontakkan : 650,926 ppm

- NaCl setelah dikontakkan : 182,71 ppm

Anda mungkin juga menyukai