Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul “tentang akad
murabahah” Shalawat beserta salam kami sampaikan kepada junjungan alam Nabi Besar
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah mengangkat manusia dari
alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.

Dalam penulisan makalah ini saya banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut membantu
dan memberi saran kepada penulisan makalah kami ini.
Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, Hal itu di
karenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan saya. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Saya memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini
terdapat banyak kesalahan dan kesilapan.

Saya akhiri wabillah hitaufik hidayah wassalammu’alaikum wr………wb

Banda Aceh, 21 April 2015

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN.................................................................................................. 2
A. Pengertian Akad Murabahah.................................................................. 2
B. Jenis Akad Murabahah............................................................................. 4
Skema Gambar 1.................................................................................. 4
Skema Gambar 2.................................................................................. 4
C. Dasar Syari’ah........................................................................................... 5
1. Sumber Hukum Akad Murabahah...................................................... 5
2. Rukun dan Ketentuan Akad Murabahah........................................... 8
D. Perlakuan Akuntansi Murabahah (PSAK 102)..................................... 11
1.Akuntansi Murabahah (PSAK 102)..................................................... 11
a. Akuntansi Untuk Penjual................................................................. 11
b. Akuntansi Untuk Pembeli................................................................ 16
E. Ilustrasi Akuntansi Akad Murabahah..................................................... 19
1. Tunai....................................................................................................... 19
2. Non Tunai............................................................................................... 22
3. Penyelesaian Utang Piutang Murabahah
Barmasalah Restruturisasi................................................................... 26
BAB III
PENUTUP........................................................................................................... 28
A. Saran........................................................................................................... 28
B. Kesimpulan................................................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diantara bukti kesempurnaan agama Islam ialah dibolehkannya jual beli dengan
cara salam, yaitu akad pemesanan suatu barang dengan kriteria yang telah disepakati dan
dengan pembayaran tunai pada saat akad dilaksanakan. Yang demikian itu, dikarenakan
dengan akad ini kedua belah pihak mendapatkan keuntungan tanpa ada unsur tipu-
menipu atau gharar (untung-untungan).

Pembeli (biasanya) mendapatkan keuntungan berupa jaminan untuk mendapatkan


barang sesuai dengan yang ia butuhkan dan pada waktu yang ia inginkan. Sebagaimana ia
juga mendapatkan barang dengan harga yang lebih murah bila dibandingkan dengan
pembelian pada saat ia membutuhkan kepada barang tersebut. Sedangkan penjual juga
mendapatkan keuntungan yang tidak kalah besar dibanding pembeli, diantaranya penjual
mendapatkan modal untuk menjalankan usahanya dengan cara-cara yang halal, sehingga
ia dapat menjalankan dan mengembangkan usahanya tanpa harus membayar bunga.

Dengan demikian selama belum jatuh tempo, penjual dapat menggunakan uang
pembayaran tersebut untuk menjalankan usahanya dan mencari keuntungan sebanyak-
banyaknya tanpa ada kewajiban apapun. Penjual memiliki keleluasaan dalam memenuhi
permintaan pembeli, karena biasanya tenggang waktu antara transaksi dan penyerahan
barang pesanan berjarak cukup lama.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akad Murabahah


Kata Murabahah diambil dari bahasa Arab ar-ribhu yang berarti kelebihan dan
tambahan (keuntungan). Sedangkan menurut istilah Murabahah adalah salah satu bentuk
jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang di sapakati. Dalam
pengertian lain, menurut buku “Akuntansi Syariah Indonesia”.

Secara luas, jual beli dapat di artikan sebagai pertukaran harta atas rasa saling rela.
Menerut sabiq jual beli adalah memindahkan milik dengan ganti (iwad) yang dapat di
benarkan (sesuai syariah). Pertukaran dapat dilakukan antara uang dengan barang,
barang dengan barang yang bisa kita kenal dengan barter dan uang dengan uang misalnya
pertukaran nilai mata uang rupiah dengan yen.

Pertukaran uang dengan barang yang biasa kita kenal dengan jual beli dapat
dilakukan secara tunai atau dengan cara pembelian tangguh. Pertukaran barang dengan
barang, terlebih dahulu harus memperhatikan apakah barang tersebut merupakan barang
rabawi ( secara kasat mata dapat dibedakan) atau bukan. Untuk pertukaran barang
rabawi seperti emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, tepung
dengan tepung, kurma dengan kurma, anggur kering dengan anggur kering, dan garam
dengan garam maka pertukarannya agar sesuai syariah harus dengan jumlah yang sama
dan dan harus dari tangan ke tangan atau tunai, karna kelebihannya adalah riba. Untuk
pertukaran mata uang yang berbeda harus dilakjukan secara tunai.

Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan


dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Hal yang
membedakan murabahah dengan penjualan yang biasa kita kenal adalah penjualan secara
jelas memberi tahu kepada pembeli berapa harga pokok barang tersebut dan berapa besar
keuntungan yang diinginkannya. Pembeli dan penjual dapat melakukan tawar-menawar
atas besaran marjin keuntungan sehingga akhirnya diperoleh kesapakatan.

Harga beli menggunaka harga pokok yaitu harga beli di kurangi dengan diskon
pembelian. Apabila diskon diberikan setalah akad, maka diskon yang didapat yang akan
menjadi hak pembeli atau hak penjual sesuai dengan kesapakatan mereka di awal akad.
Dalam PSAK 102 di jelaskan lebih lanjut, jika akad tidak mengatur, maka diskon tersebut
menjadi hak penjual. Namun pada hakikatnya, diskon pembelian adalah hak pembeli.
Sehingga akan lebih baik jika prosedur operasional perusahaan menyatakan bahwa diskon
setiap akad murabahah adalah hak pembeli.

B. Jenis Akad Murabahah


Ada dua jenis akad murabahah, yaitu:
1. Murabahah dengan pesanan (murabaha to the purchase order)
Dalam murabahah jenis ini, penjual melakukan pembelian barang setelah ada
pemesanan dari pembeli. Murabahah dengan pesanan dapat bersifat mengikat atau tidak
mengikat pembeli untuk membeli barang yang di pesannya. Kalau bersifat mengikat,
berarti pembeli harus membeli barang yang dipesannya dan tidak dapat membatalkan
pesanannya.
Berikut ini adalah prosedurnya. Berikut gambar skemanya :
2. Murabahah Tanpa Pesanan
Murabahah ini termasuk jenis murabahah yang bersifat tidak mengikat.
Murabahah ini dilakukan tidak melihat ada yang pesan oleh pembeli sehingga penyediaan
barang dilakukan sendiri oleh penjual. Berilut gambar skemanya :

C. Dasar Syari’ah
1. Sumber hukum akad murabahah
Dalam islam, perdagangan dan perniagaan selalu dihubungkan dengan nilai-nilai
moral,sehingga semua transaksi bisnis yang bertentangan dengan kebajikan tidaklah
bersifat islami. Berdasar hukum yang telah ditetapkan dan pada masa nabi Muhammad
SAW maka diambillah dalil nya berasal dari :

a. Al-Qur’an
ٍ ‫َارةً ع َْن تَ َر‬
)٤:٢٩/‫(النساء‬..... ‫اض ِم ْن ُك ْم‬ ِ ‫يَا اَيُهَا الَّ ِذ ْينَ َءا َمنُوا الَ تَأ ْ ُكلُوا ا َ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِا ْل َب‬
َ ‫اط ِل إِالَ أَ ْن تَك ُْونَ تِج‬
"Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu makan harta sesamamu dengan jalan
yang bathil, kecuali dengna jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara
kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu...." (An-Nisa 4: 29)

ِ ‫وا َ َح َل هللا ُا ْل َب ْي َع َوح ََر َم‬...


)٢:٢٧٥/‫ (البقرة‬...َ‫الربا‬ َ
“...Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...”(Al Baqarah
2: 275)

b. Al-Hadits
ُ ‫ارضَةُ َو َخ ْل‬
‫ط ا ْلبُ ِر‬ َ َ‫ ا َ ْلبَ ْي ُع ِإ َلى أ َ َج ٍل َواْل ُمق‬: ُ‫ث فِي ِْهنَّ اْلبَ ْركَة‬
َ َ‫ ثَال‬: ‫سلََِّ َم قَا َل‬
َ ‫ع َل ْي ِه َو‬
َ ُ‫ص َّلى هللا‬
َ ‫ي‬َّ ِِ ‫النب‬
َّ َّ‫ع ْنهُ أَن‬
َ ُ‫ب َر ِض َي هللا‬ ٍ ‫س َه ْي‬ ُ ‫ع َْن‬
)‫ت الَ ِل ْلبَي ِْع (رواه ابن ما جه‬ ِ ‫ش ِعي ِْر ِل ْل َب ْي‬
َّ ‫ِبال‬

Dari Suhaib ar-Rumi r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tiga hal yang di
dalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan
mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah bukan untuk dijual.” (HR Ibnu
Majah dengan sanad dhaif)

c. Ketentuan hukum dalam FATWA DSN MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang


MURABAHAH ini adalah sebagai berikut :

Pertama : Ketentuan Umum Murabahah dalam Bank Syari’ah:


1. Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba.
2. Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syari’ah Islam.
3. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati
kualifikasinya.
4. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian
ini harus sah dan bebas riba.
5. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika
pembelian dilakukan secara utang.
6. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual
senilai harga beli plus keuntungannya. Dalam kaitan ini Bank harus memberitahu secara
jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan.
7. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu
tertentu yang telah disepakati.
8. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak bank
dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah.
9. Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak
ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip, menjadi
milik bank.

Kedua : Ketentuan Murabahah kepada Nasabah:


1. Nasabah mengajukan permohonan dan janji pembelian suatu barang atau aset kepada
bank.
2. Jika bank menerima permohonan tersebut, ia harus membeli terlebih dahulu aset yang
dipesannya secara sah dengan pedagang.
3. Bank kemudian menawarkan aset tersebut kepada nasabah dan nasabah harus
menerima (membeli)-nya sesuai dengan janji yang telah disepakatinya, karena secara
hukum janji tersebut mengikat; kemudian kedua belah pihak harus membuat kontrak jual
beli.
4. Dalam jual beli ini bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar uang muka saat
menandatangani kesepakatan awal pemesanan.
5. Jika nasabah kemudian menolak membeli barang tersebut, biaya riil bank harus
dibayar dari uang muka tersebut.
6. Jika nilai uang muka kurang dari kerugian yang harus ditanggung oleh bank, bank
dapat meminta kembali sisa kerugiannya kepada nasabah.
7. Jika uang muka memakai kontrak ‘urbun sebagai alternatif dari uang muka, maka
a. Jika nasabah memutuskan untuk membeli barang tersebut, ia tinggal membayar sisa
harga.
b. Jika nasabah batal membeli, uang muka menjadi milik bank maksimal
sebesar kerugian yang ditanggung oleh bank akibat pembatalan tersebut; dan jika uang
muka tidak mencukupi, nasabah wajib melunasi kekurangannya.
Ketiga : Jaminan dalam Murabahah
1. Jaminan dalam murabahah dibolehkan, agar nasabah serius dengan pesanannya.
2. Bank dapat meminta nasabah untuk menyediakan jaminan yang dapat dipegang.

Keempat : Utang dalam Murabahah:


1. Secara prinsip, penyelesaian utang nasabah dalam transaksi murabahah tidak ada
kaitannya dengan transaksi lain yang dilakukan nasabah dengan pihak ketiga atas barang
tersebut. Jika nasabah menjual kembali barang tersebut dengan keuntungan atau
kerugian, ia tetap berkewajiban untuk menyelesaikan utangnya kepada bank.
2. Jika nasabah menjual barang tersebut sebelum masa angsuran berakhir, ia tidak wajib
segera melunasi seluruh angsurannya.
3. Jika penjualan barang tersebut menyebabkan kerugian, nasabah tetap harus
menyelesaikan utangnya sesuai kesepakatan awal. Ia tidak boleh memperlambat
pembayaran angsuran atau meminta kerugian itu diperhitungkan.

Kelima : Penundaan Pembayaran dalam Murabahah:


1. Nasabah yang memiliki kemampuan tidak dibenarkan menunda penyelesaian utangnya.
2. Jika nasabah menunda-nunda pembayaran dengan sengaja, atau jika salah satu pihak
tidak menunaikan kewajibannya, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan
Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

Keenam : Bangkrut dalam Murabahah:


1. Jika nasabah telah dinyatakan pailit dan gagal menyelesaikan utangnya, bank harus
menunda tagihan utang sampai ia menjadi sanggup kembali, atau berdasarkan
kesepakatan.

2. Rukun dan Ketentuan Akad Murabahah


Rukun dan Ketentuan Murabahah, yaitu:
1. Pelaku
Pelaku cakap hukum dan baligh (berakal dan dapat membedakan), sehingga jual beli
dengan orang gila menjadi tidak sah sedangkan jual beli dengan anak kecil dianggap sah,
apabila seizin walinya.
2. Objek Jual Beli, harus memenuhi:
a. Barang yang diperjualbelikan adalah barang halal
Maka semua barang yang diharamkan oleh Allah, tidak dapat di jadikan sebagai objek
jual beli, kareana barang tersebut dapat menyebabkan manusia bermaksiat/melanggar
larangan Allah. Hal ini sesuai dengan hadis berikut:
“Sesungguhnya Allah apabila mengharamkan sesuatu juga mengharamkan harganya.” (HR.
Bukhari Muslim)
b. Barang yang diperjualbelikan harus dapat diambil manfaatnya atau memiliki nilai,
dan bukan merupakan barang-barang yabg dilarang di perjualbelikan, misalnya: jual beli
barang yang kadaluwarsa.
c. Barang tersebut dimiliki oleh penjual
Jual beli atas barang yang tidak di mkiliki oleh penjual adalah tidak sah karena
bagaimana mungkin ia dapat menyerahkan kepemilikan barang kepada orang lain atas
barang yang bukan miliknya. Jual beli oleh bukan pemilik barang seperti ini, baru akan
sah apabila mendapat izin dari pemilik barang.
Misalnya: seorang suami menjual harta milik istrinya, sepanjang si istri mengizinkan
maka sah akadnya. Contoh lain, jual beli barang curian adalah tidak sah karena status
kepemilikan barang tersebut tetap pada si pemilik harta.
d. Barang tersebut hanya di serahkan tanpa tergantung dengan kejadian tertentu di
masa depan. Bartang yang tidak jelas waktu penyerahannya adalah tidak sah, karena
dapat menimbulkan ketidakpastian (gharar), yang pada gilirannya dapat merugikan salah
satu pihak yang bertransaksi dan dapat menimbulkan pearsengketaan. Misalnya: saya jual
mobil avanzaku yang hilang dengan harga Rp. 40.000.000 si pembeli berharap mobil itu
akan ditemukan. Demikian juga jual beli atas barang yang sedang di gadaikan atau telah
diwakafkan.
e. Barang tersebut harus diketahui secara spesifik dan dapat diidentifikasikan oleh
pembeli sehingga tidak ada gharar (ketidakpastian).
f. Barang tersebut dapat diketahui kuantitas dan kualitasnsysa dengan jelas, sehingga
tidak ada gharar.
g. Harga barang tersebut jelas.
Harga atas barang yang diperjualbelikan diketahui oleh pembeli dan penjual berikut cara
pembayarannya tunai atau tangguh(tidak tunai) sehingga jelas.
h. Barang yang diakadkan ada di tangan penjual.

3. Ijab kabul
Pernyataan dan ekspresi saling rida/rela di antara pihak-pihak pelaku akad yang
dilakukan secara verbal, tertulis, atau menggunakan cara-cara komunikasi modern.
Apabila jual beli telah dilakukan sesuai dengan ketentuan syariah maka kepemilikannya,
pembayarannya dan pemanfaatan atas barang yang diperjualbelikan menjadi halal. Para
ulama fiqh sepakat menyatakan bahwa unsur utama dari jual beli kerelaan kedua belah
pihak. Kerelaan kedua belah pihak dapat dilihat dari ijab dan qabul yang dilangsungkan.
Untuk itu, para ulama fiqh mengemukakan bahwa syaratijab dan qabul itu adalah sebagai
berikut:
a. Qabul sesuai dengan ijab. Misalnya, penjual mengatakan: "Saya jual buku ini
seharga Rp. 15.000,-".
b. Ijab dan qabul itu dilakukan dalam satu majelis. Artinya kedua belah pihak yang
melakukan jual beli hadir dan membicarakan topik yang sama.

D. Perlakuan Akuntansi Murabahah (PSAK 102)


Akuntansi Murabahah ( PSAK 102 )

a. Akuntansi untuk penjual


1. Pada saat perolehan, aset murabahah diakui sebagai persediaan sebesar biaya
perolehan

Dr. Aset Murabahah xxx


Kr. Kas xxx

2. Untuk murabahah pesanan mengikat, pengukuran aset murabahah setelah


perolehan adalah dinilai sebesar biaya perolehan dan jika terjadi penurunan nilai aset
karena usang, rusak atau kondisi lainnya sebelum diserahkan kenasabah, penurunan nilai
tersebut diakui sebagai beban dan mengurangi aset.
Jika terjadi penurunan nilai untuk murabahah pesanan mengikat, maka jurnal:
Dr. Beban Penurunan Nilai xxx
Kr. Aset Murabahah xxx

Untuk murabahah tanpa pesanan atau murabahah pesanan tidak mengikat maka
aset dinilai berdasarkan biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi, dan
dipilih mana yang lebih rendah. Apabila nilai bersih yang dapat direalisasi lebih rendah
dari biaya erolehan, maka selisihnya diakui sebagai kerugian.
Jika terjadi penurunan nilai untuk murabahah pesanan tidaj mengikat, maka
jurnal
Dr. Kerugian Penurunan Nilai xxx
Kr. Aset murabahah xxx

3. Apabila terdapat diskon pada saat pembelian aset murabahah, maka perlakuannya
adalah sebagai berikut :
a. Jika terjadi sebelum akad murabahah akan menjadi pengurang biaya perolehan
aset murabahah, jurnal :
Dr. Aset Murabahah xxx ( harga perolehan – diskon )
Kr. Kas xxx

b. Jika terjadi setalah akad murabahah dan sesuai akad yang disepakati menjadi
hak pembeli, menjadi kewajiban kepada pembeli, jurnal :
Dr. Kas xxx
Kr. Utang xxx

c. Jiak terjadi setelah akad murabahah dan sesuai akad yang disepakati menjadi
hak penjual, menjadi tambahan keuntungan murabahah, jurnal :
Dr. Kas xxx
Kr. Keuntungan Murabahah xxx

d. Jika terjadi setelah akad murabahah dan tidak diperjanjikan dalam akad,
maka akan menjadi hak penjual dan diakui sebagai pendapatan operasional lain, jurnal:
Dr. Kas xxx
Kr. Pendapatan Operasional lain xxx

4. Kewajiban penjual kepada pembeli atas pengembalian diskon tersebut akan


teremilinasi pada saat :
a. Dilakukan pembayaran kepada pembeli, sehingga jurnal :
Dr. Utang xxx
Kr. Kas xxx
atau
b. Akan dipindahkan sebagaimana dan kebijakan jika pembeli sudah tidak
dapat dijangkau oleh penjual, sehingga jurnal :
Dr. Utang xxx
Kr. Kas xxx
Dan
Dr. Dana kebajikan kas xxx
Kr. Dana kebijakan-potongan pembelian xxx
5. Pengakuan keuntungan murabahah :
a. Jika penjualan dilakukan secara tunai atau secara tangguh sepanjang masa
angsuran murabahah tidak melebihi suatu periode laporan keungan, maka keuntungan
murabahah diakui pada saat terjadinya akad murabahah:
Dr. Kas xxx
Dr. Piutang murabahah xxx
Kr. Aset Murabahah xxx
Kr. Keutungan xxx
b. Namun apabila angsuran lebih dari satu peride maka pelakunya adalah
sebagai berikut :
1) Keuntungan diakui saat penyerahan aset murabahah dengan syarat apabila
risiko penagihannya kecil, maka dicatat dengan cara yang sama pada butir a.
2) Keuntungan diakui secara proporsional dengan besaran kas yang berhasil
ditagih dari piutang murabahah, metode ini digunakan untuk transaksi murabahah
tangguh dimana ada risiko piutang tidak tertagih relatif besar dan/atau beban untuk
mengelola dan menagih piutang yang relatif besar, maka jurnal :
Pada saat penjualan kredit dilakukan :
Dr. Piutang Murabahah xxx
Kr. Aset Murabahah xxx
Kr. Keuntungan Tangguhan xxx
Pada saat penerimaan angsuran :
Dr. Kas xxx
Kr. Piutang murabahah xxx

Dr. Keuntungan Tangguhan xxx


Kr. Keuntungan xxx
6. Pada saat akadmurabahah piutang diakui sebesar biaya perolehan ditambah
dengan keuntungan yang disepakati. Pada akhir periode laporan keuangan, piutang
murabahah dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi sama dengan akuntansi
konvensianal, yaitu saldo piutang dikurangi penyisihan kerugian piutang. Jurnal untuk
penyisihan piutang tak tertagih:
Dr. Beban Piutang Tak Tertagih xxx
Kr. Penyisihan Piutang Tak Tertagih xxx
7. Potongan pelunasan piutang murabahah yang diberikan kepada pembeli yang
melunasi tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang disepakati diakui sebagai
pengurang keuntungan murabahah.
a. Jika potongan diberikan pada saat pelunasan, maka dianggap sebagai
pengurang keuntungan murabahah, dan jurnal:
Dr. Kas xxx
Dr. Keuntungan Ditangguhkan xxx
Kr. Piutang Murabahah xxx
Kr. Keuntungan murabahah xxx
( porsi pengakuan keuntungan potongan – potongan)
b. Jika potongan diberikan setelah pelunasan yaitu penjual menerima pelunasan
piutang dari pembeli kemudian membayarkan potongan pelunasannya kepada pembeli.
Maka akan jurnal :
Pada saat penerimaan piutang dari pembeli
Dr. Kas xxx
Dr. Keuntungan ditangguhkan xxx
Kr. Piutang murabahah xxx
Kr. Keuntungan murabahah xxx
(sesuai porsi pengakuan keuntungan )
Pada saat pengembalian kepada penbeli
Dr. Keuntungan murabahah xxx
Kr. Kas xxx

8. Denda dikenakan jika pembeli lalai dalam melakukan kewajibanya sesuai dengan
akad, dan denda yang diterima diakui sebagai bagian dana kebijakan.
Dr. Dana Kebijakan – kas xxx
Kr. Dana Kebijakan - Denda xxx

9. Pengakuan dan pengukuran penetimaan uang muka adalah sebagai berikut :


a. Penerimaan uang muka dari pembeli
Dr. Kas xxx
Kr. Utang Lain-U tang Muka Murabah xxx
b. Apabila murabahah jadi dilaksanakan
Dr. Utang Lain-Utang Muka Murabahah xxx
Kr. Piutang Murabahah xxx
Sehingga untuk penentuan margin keuntungan didasarkan atas nilai piutang ( harga jual
kepada pembeli setelah dikurangi uang muka ).
c. Pesanan dibatalkan, jika uang muka dibayarkan oleh calon pembeli lebih
besar daripada biaya yang telah dikeluarkan oleh penjual dalam rangka memenuhi
permintaan calon pembeli maka selisihnya dikembalikan pada calon pembeli.
Dr. Utang Lain-utang Muka Murabahah xxx
Kr. Pendapatan Operasional xxx
Kr. Kas xxx
d. Pesanan dibatalkan, jika uang muka yang dibayarkan oleh calon pembeli
lebih kecil daripada biaya yang teah dikeluarkan oleh penjual dalam rangka memenuhi
permintaan calon pembeli, maka penjual dapat meminta pembeli untuk membayarkan
kekuranganya dan pembeli membayarkan kekuranganya.
Dr. Kas/Piutang xxx
Dr. Utang Lain-Utang muka murabahah xxx
Kr. Pendapatan Operasional xxx
e. Jika perusahaan menanggung kekuranganya atau uang muka sama dengan
beban yang dikeluarkan.
Dr. Utang Lain-Utang muka murabahah xxx
Kr. Pendapatan Operasional xxx

10. Penyajian
Piutang murabahah disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan, yaitu
saldo piutang murabahah dikurangi penyisihan kerugian piutang. Keuntungan
murabahah tangguhan disajikan sebagai pengurang ( contra account )
11. Pengungkapan
Penjual pengungkapan hal-hal yang terkait dengan transaksi murabahah, tetapi tidak
terbatas pada :

b. Akuntansi untuk pembeli


1. Uang muka
Pembeli membayar uang muka
Jurnal: xxx
Kr. Kas xxx

Jika sudah memberikan uang muka, maka ketika penyerahan barang jurnalnya:
Dr. Aset xxx
Dr. Beban murabahah tangguhan xxx
Kr.uang muka xxx
Kr. Utang murabahah xxx

Jika pembeli membatalkan transaksi dan dikenakan biay, maka diakui sebagai kerugian.
Apabila biaya yang dikenakan lebih kecil dari uang muka, maka jurnalnya:
Dr. Kas xxx
Dr. Kerugian xxx
Kr. Uang muka xxx

Sedangkan biaya yang dikenakan lebih besar dari uang muka, jurnalnya:
Dr. Kerugian xxx
Kr.uang muka xxx
Kr. Kas atau utang xxx

2. Aset yang diperoleh melalui transaksi murabahah diakui sebesar biaya perolehan
murabahah tunai (Apabila tidak ada uang muka)
Utang yang timbul dari transaksi murabahah tangguh diakui sebagai utang murabahah
sebesar harga beli yang disepakati(jumlah yang wajib dibayarkan). Selisih antara harga
beli yang disepakati dengan biya perolehan tunai diakui sebagai beban murabahah
tangguhan.
Jurnal:
Dr.Aset xxx
Dr. Beban murabahah tagguhan xxx
Kr.utang murabahah xxx
3. Beban murabahah tangguhan diamortisasi secara proporsional dengan porsi
utang murabahah yang dilunasi. Jurna:
Dr. Utang murabahah xxx
Kr. Kas xxx
Dr. Beban xxx
Beban murabahah tangguhan xxx
4. Diskon pembelian yang diterima setelah akad murabahah, potongan pelunasan
dan potongan utang murabahah diakui sebagai pengurang beban murabahah tangguhan.
Jurnal untuk diskon pembelian yang diterima setelah akad murabahah
Dr. Kas xxx
Kr. Beban murabahah tangguhan xxx

Jurnal untuk potongan pelunasan dan potongan utang murabahah


Dr.utang murabahah xxx
Dr. Beban xxx
Kr.kas xxx
Kr. Beban murabahah tangguhan xxx
Keterangan: beban dihitung sebesar alokasi beban murabahah tangguhan – potongan
5. Denda yang dikenakan akibat kelalaian dalam melakukan kewajiban sesuai
dengan akad diakui sebagai kerugian.
Jurnal:
Dr. Kerugian xxx
Kr. Kas/utang xxx
6. Penyajian
Beban murabahah tangguhan disajikan sebagai pengurang (contra account)utang
murabahah.
E. Ilustrasi Akuntansi Akad Murabahah
Penyerahan Dana Investasi dalam bentuk Kas (Asumsi : Pengelola Dana Tidak
Memudharabahkan Kembali)
1. Tunai
Transaksi Murabahah Tunai Pesanan Mengikat
Transaksi (dalam penjual pembeli
ribuan rupiah)
1 januari 2007
Penjual dan Aset Murabahah 100.000
pembeli Kas/utang 100.000
melakukan akad
murabahah..
penjual membeli
dari pihak lain
barang yang akan
dijual kepada
pembeli. Penjual
membeli
persediaan dari
pihak lain dengan
harga Rp100.000
dan akan
diserahkan pada 1
juni 2007. Pesanan
meningkat.

1 maret 2007
Jika terjadi Beban penurunan
penurunan nilai Nilai 5.000
sebelum barang Aset murabahah 5.000
pesanan
diserahkan kepada
pembeli sebesar
Rp5.000
1 juni 2007
Penjual sesuai Kas 115.000 Aset 115.000
akad Keuntungan 20.000 Kas 115.000
menyerahkan Aset murabahah 95.000
barang kepada
pembeli dengan
nilai Rp115.000

Transaksi murabahah tunai pesanan tidak meningkat


Transaksi (dalam penjual Pembeli
ribuan rupiah )
1 januari 2007
Jika penjual Aset murabahah 100.000
memperoleh aset Kas/utang 100.000
murabahah dengan
harga
belisebesar Rp100.000
1 maret 2007
Jika terjadi
penurunan nilai
sebelum barang
pesanan diserahkan Kerugian penurunan nilai 5.000
kepada pembeli Aset murabahah 5000
sebesar Rp5.000.
Pesanan tidak
mngikat.

15 maret 2007
Penjual sesuai akad Kas 115.000 Aset 115.000
menyerahkan barang Keuntungan 20.000 Kas 115.000
kepada pembeli Aset Murabahah 95.000
dengan nilai
Rp115.000.
Secara tunai.
1 april 2007
Apabila diskon
diberikan oleh pihak
ketiga setelah akad
ditandatangani oleh
pembeli dan penjual,
sebesar Rp5.000 dan
biaya pengembalian
diskon Rp1.000. Kas 4.000
- Pada saat menerima Utang 4.000
diskon dari pihak Utang 4.000 Kas 4.000
ketiga Kas 4.000 Aset 4.000
- Jika merupakan hak
pembeli:
 Saat diskon diterima Dana kebajikan-kas 4.000
Dana kebajikan-
 Saat diskon denda 4.000
dibayarkan kepada
pembeli

 Saat diskon tidak


dapat dibayarkan Kas
kepada pembeli Keuntungan
karena pembeli tidak
diketahui secara pasti Kas 4.000
keberadaanya Pendapatan
Operasional
- Jika merupakan hak Lain 4.000
penjual:
 Saat diskon diterima
dan diperjanjikan
dalam akad

 Jika tidak dijanjikan


dalam akad.

2. Non-Tunai
Tidak menggunakan akun penjualan dan harga pokok penjualan ketika barang
diserahkan (biasa digunakan daam lembaga keuangan)
Transaksi Penjual pembeli
(dalam
Rp000)
1 jsnusri
2007 Aset
Penjual murabahah 200.000
dan Kas/utang
pembeli 200.000
melakuka
n akad
murabaha
h pesanan
mengikat.
Penjual
membeli
dari pihak
lainbaran
g yang
akan
dijual
kepada
pembeli.
Penjual
membeli
persediaa
n dari
pihak lain
dengan
harga
Rp200.00
0 dan
akan
diserahka
n pada 1
juni 2007
akan
dibayarka
n dalam
dua kali
angsuran.
1 juni
2007 Piutang Aset 200.000
Penjualan murabahah 250.000 Beban ditangguhkan 50.000
sesuai Keuntungan Utang 250.000
akad tangguhan 50.000
menyerah Aset
kan murabahah 200.0
barang 00 (beban ditangguhkan akan diamortasi
kepada sepanjang akad)
pembeli
dengan
nilai (keuntungan tangguhan akan
Rp250.00 diamortisasi sepanjang akad)
0 secara
tidak
tunai dan
akan
dibayar
selama 2
tahun.
Nilai
tunai dari
aset
Rp200.00
0. dengan
2 kali
angsuran.

1 juni Utang murabahah 125.000


2008 Kas 125.000 Beban 25.000
Pembayar Keuntungan Beban ditangguhkan 25.000
an sebesar Tangguhan 25.000 Kas 125.000b
Rp125.00 Putang
0 murabahah 125.000
Keuntungan Utang
25.000 murabahah 125.000bulohseumabaru.
Kas 125.000 blogspot.com
Keuntungan Beban 25.000
1 juni Tangguhan 25.000 Beban ditangguhkan 25.000
2009 Kas 125.000
Pembayar Putang
an sesuai murabahah 125.000
Rp125.00 Keuntungan
0 25.000

Transaksi murabahah jika penjual adalah produsen (menggunakan akun harga pokok
penjualan)
Transaksi Penjual Pembeli
1 juni 2007
Penjual Aset Murabahah 190.000 Uang muka 10.000
menandatangan Kas/utang 190.000 Kas 10.000
i akad Kas 10.000
murabahah. Utang lain-lain
Penjualan Murabahah 10.000
digunakan
secara kredit
Rp250.000
dengan harga
perolehan Rp
200.000 dan
diskon sebelum
akad Rp10.000
serta menerima
uang muka
Rp10.000 dan
akan
diserahkan
kepada pembeli
1 juni 2007.
Pembayaran
akan dilakukan
secara angsuran
5 kali setiap 3
bulan
1 juni 2007
Untuk mencatat Piutang 240.000 Aset Nonkas 190.000
penyerahan Utang lain-lain 10.000 Beba ditangguhkan 60.000
Penjualan 250.00 Utang 240.00
0 0
HPP 200.000 Uang
Aset muka 10.000
Jurnal murabahah 200.000
pengakuan laba Penjualan 250.000
tangguh/jurnal HPP 200.000
penutup Keuntungan
tangguhan 50.000
1 september
2007 Kas 48.000 Utang 48.000
Pada saat Piuatang 48.00 Kas 48.00
pelunasan 0 0
(dengan dicicil Keuntungan Tangguhan 12.000 Beban 12.000
5 kali) dan keuntungan 48.00 Beban
dilakukan 0 ditangguhkan 12.000
amortisasi atas
keuntungan dan
biaya
ditangguhkan.
1 desember Dana kebajikan-kas 1.000
2007 Dana kebajikan- Kerugian 1.000
Jika pembeli denda 1.000 Kas 1.00
tidak dapat Kas 48.000 0
membayar Keuntungan Utang 48.000
karena Tangguhan 12.000 Beban 12.000
kelalaiannya Piutang 48.00 Kas 48.00
sehingga 0 0
dikenakan Keuntungan 12.00 Beban
denda Rp1.000. 0 ditangguhkan 12.000
Pada saat
pelunasan
(dengan dicicil
5 kali) dan
dilakukan
amortisasi atas
keuntungan dan
biaya
dirangguhkan.
1 februari 2007 Keuntungan
Jika pembeli Tangguhan 36.000 Utang murabahah 144.000
dapat melunasi Kas 139.000 Beban 25.000
lebih cepat dari Piutang 144.00 Beban
yang 0 ditangguhkan 36.000
seharusnya, Keuntungan 25.00 Kas 139.00
maka penjual 0 0
dapat
memberikan
potongan. Pada
saat
pembayaran
cicilan ke-3,
dilunasi
kemudian
dengan
pemberian
potongan
sebesar Rp5.000
3. Penyelesaian utang piutang Murabahah Bermasalah Restrukturisasi Utang Piutang
Transaksi (dalam Penjual/kreditor Pembeli/debitur
Rp000)
12Mei 2009 penjual Persediaan 1.000.000
dan pembelimelaku Kas/utang 1.000
kan akad
murabahah.
Penjual membeli
dari pihak lain
barang yang akan
dijual kepada
pembeli dengan
harga Rp1.000.000.
barang akan
diserahkan pada
pembeli tanggal 1
juni 2009
1 juni 2009, penjual Piutang murabahah 1.250.000 Aset 1.000.000
menyerahkan Keuntungan tangguhan 25.000 beban ditangguhkan 250.000
barang kepada Persediaan 1.0 utang 1.25
pembeli dengan 00.000 0.000
nilai Rp1.250.000. beban ditangguhkan akan
secara tidak tunai Keuntungan tangguhan akan diamortisasi sepanjang akad
dan akan dibayar diamortisasi sepanjang akad proporsional dengan utang yang
selama 10 x proporsional denagn piutang dilunasi
angsuran. yang dilunasi
Jurnal setiap Kas 125.000 Utang murabahah 125.000
pembayaran Keuntungan tangguhan 25.000 Beban 25.000
angsuran Piutang Beban
murabahah 125.000 ditangguhkan 25.000
Keuntungan 25 Kas 125
.000 .000
Sampai dengan Utang murabahah 625.000
angsuranke-5, Piutang murabahah 625.000 Beban tangguhan (125.000)
pembeli dapat Keuntungan tangguhan(125.000) 500.000
membayarangsuran 500.000
dengan baik. Untuk
angsuran
berikutnya pembeli
mengalami
penurunan
kemampuan bayar,
sehingga penjual
memutuskan akan
melakukan
rekstrukturisasi
utang
murabahahnya.
Posisi terakhir dari
akun terkait dengan
utang piutang
murabahah adalah:

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya
perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya
perolehan barang tersebut kepada pembeli.
Diantara bukti kesempurnaan agama Islam ialah dibolehkannya jual beli dengan
cara salam, yaitu akad pemesanan suatu barang dengan kriteria yang telah disepakati dan
dengan pembayaran tunai pada saat akad dilaksanakan. Yang demikian itu, dikarenakan
dengan akad ini kedua belah pihak mendapatkan keuntungan tanpa ada unsur tipu-
menipu atau gharar (untung-untungan).
Harga tidak boleh berubah sepanjang akad, kalau terjadi kesulitan bayar dapat
dilakukan restrukturisasi dan kalau tidak membayar karena lalai dapat dikenakan denda.
Denda tersebut akan dianggap sebagai dana kebajikan.
Sumber hukumnya sudah jelas ada di Al Qur’an dan Al Hadist. Jenis akad yang ada
pada murabahah ada dua,yaitu :
(1). Akad dengan pesanan. (2). Akad tanpa pesanan.

B. Saran
Berhubungan dengan makalah ini yang berjudul tentang akad murabahah, guna
memenuhi persyaratan mata kuliah yang bersangkutan, terlebih dahulu agar
penulis mengetahui pengertian dari pada akad murabahah dan system kerjanya di dalam
khususnya bank syari’ah, serta mengetahui sumber hukum akad murabahah ini berasal
dari “Al-Qur’an dan Hadist” yang di riwayatkan kepada “Nabi Muhammad SAW”. Dan
ulama-ulama dari masa yang lalu hingga masa sekarang. Supaya kita tidak melupakan
ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku dalam ISLAM.

Terimasih kasih kepada bapak ismuadi dan kawan-kawan semua yang mana
mungkin makalah kami ini tidak cukup memadai seperti apa yang kita harapkan, harapan
dari kami kritik dan saran agar di paparkan secara langsung pada saat kami
mempresentasikan makalah ini. Semoga makalah dapat bermanfaat bagi kita semua, dan
menjadi pedoman dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, baik itu dalam system bank
maupun perdagangan sendiri.
DAFTAR PUSAKA

Wiroso SE.MBA.(2005).Jual Beli Murabahah.Yogyakarta :


Wasilah Sri Nurhayati (2008).Akuntasi Syari'ah di Indonesia Jakarta : Salemba 4

Anda mungkin juga menyukai