OLEH :
FITRIAH NUR
NIM: 841718111
2019
BAB I
PENDAHULUAN
jantung tidak bisa bekrja sama sekali, hanya saja jantung tidak berdetak
Tanda dan gejala yang muncul pada pasien CHF antara lain dyspnea,
fatigue dan gelisah. Dyspnea merupakan gejala yang paling sering dirasakan
oleh penderita CHF. Hasil wawancara dengan 8 orang pasien di rumah sakit
Hal ini menyebabkan jantung tidak dapat berfungsi dengan maksimal dalam
memompa darah. Dampak lain yang muncul adalah perubahan yang terjadi
2010).
engah setiap hari bahkan saat aktivitas ringan atau saat beristirahat. Hal ini
dengan resiko rendah dan sedang (NYHA II dan III) (Sagar, 2015).
CHF yang sudah stabil. Latihan fisik dilakukan 20-30 menit dengan
frekuensi 3-5 kali setiap minggu. Sebelum memulai latihan fisik, pasien
merupakan salah satu latihan yang berada di rumah sakit (inpatient) yang
dapat dilakukan oleh pasien dengan NYHA II dan III. Manajemen aktivitas
bertahap pada pasien tersebut merupakan kegiatan fisik yang ringan dan
teratur sehingga kondisi sirkulasi darah perifer dan perfusi jaringan dapat
1.3 Manfaat
2. Bagi Perawat
Diharapkan analisis jurnal ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi
Diharapkan analisis jurnal ini dapat menjadi masukan bagi rumah sakit
Identifikasi
Active range of motion, n=
186.000.000
Google Congestive heart failure, n =
12.400.000
1. PDF
2. FULL TEXT Google
Screening
3. Bahasa inggris shoolar, n = 3
4. Bahasa Indonesia
Intervensi
Analisis Eprints, n = 1
keperawatan pada Sciendirect, n =1
pasien CHF dalam
menurunkan dyspnea
2.2 Konsep tentang Tinjauan Teoritis Congestif heart failure
kongestif yang sering digunakan kalau terjadi gagal jantung sisi kiri dan sisi
kanan.
menurun.
jantung.
Bukanlah suatu keadaan klinis yang hanya melibatkan satu sistem tubuh
hormonal yang nyata serta suatu keadaan patologik berupa penurunan fungsi
tubuh yang akut berupa penimbunan air dan garam oleh ginjal dan aktivasi
(myocardial function).
gagal jantung sebagai pompa tanpa terdapat depresi pada otot jantung
intrinsik. Sebaliknya dapat pula terjadi depresi otot jantung intrinsik tetapi
secara klinis tidak tampak tanda-tanda gagal jantung karena beban jantung
yang ringan. Pada awal gagal jantung akibat CO yang rendah, di dalam
dilatasi jantung akan lebih menambah beban jantung sehingga terjadi gagal
(hukum Laplace).
dyspnea.
2) Gejala sistemik berupa lemah, cepat lelah, oliguri, nokturi, mual,
PJK yang berat Berdampak pada aliran darah pada myocard yang
5. Komplikasi CHF
vena dalam atau deep venous thrombosis dan emboli paru atau EP)
pemberian warfarin).
bahanbahan farmakologis.
yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh,
2. Tujuan
3. Manfaat ROM
mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal (klien aktif). Keuatan
otot 75 %. Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta
2. ROM Pasif, yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari
persendian klien sesuai dengan rentang gerak yang normal (klien pasif).
pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total
(suratun, dkk, 2008). Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga
pasien.
5. Jenis Gerakan
bergerak ke bawah.
1. ROM Aktif Seluruh tubuh dari kepala sampai ujung jari kaki oleh klien
2. ROM Pasif Seluruh persendian tubuh atau hanya pada ekstremitas yang
bahu)
oposisi)
internal/eksternal)
7. Indikasi
b. Kelemahan otot
8. Kontra Indikasi
9. Attention
a. Monitor keadaan umum klien dan tanda-tanda vital sebelum dan setelah
latihan
tubuh, yaitu :
menggerakkan lengan sampai ibu jari ke atas dan samping kepala.
lain Rotasi luar : memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain
bersama-sama.
BAB III
3.1 Hasil
Penelitian hasil
Novita Deep 2017 Nurseli
menggunaka intervensi
Nirmalas breathing ne
n desain deep
ari excercise Journal
quasi breathing
dan active
experimental exercise dan
range of
pre-post test active range
motion
dengan of
efektif
kelompok motion
menurunkan
kontrol lebih efektif
Dyspnea
melibatkan daripada
pada pasien
32 responden intervensi
Congestive
dengan standar
heart
teknik rumah sakit
failure
stratified atau semi
random fowler
sampling. dalam
menurunkan
dyspnea
(p=0,004,
alfa=0,05).
0,05
pengaruh pengaruh
Halimud 2017 Hasil Idea
model model
din penelitian nursing
aktivitas dan aktivitas dan
didapatkan
latihan latihan
ada
intensitas intensitas
perbedaan
ringan klien ringan klien
tekanan
gagal jantung gagal jantung
darah
terhadap terhadap
sistole,
tekanan darah tekanan darah
diastole dan
rata-rata
sebelum
dan sesudah
intervensi
aktivitas
dan latihan.
3.2 Pembahasan
2017. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh deep breathing
exercise dan active range of motion terhadap dyspnea pada pasien CHF. Dimana
masing – masing gerakan 5 kali. Intervensi sebanyak 3 kali sehari selama 3 hari.
Jurnal lain yang mendukung yaitu jurnal Selective Low-Level Leg Muscle
tahun 2002. Tujuan penelitiannya yaitu untuk menyelidiki apakah dispnea dapat
diatasi dengan perubahan selektif pada otot tungkai. Pada kelompok kontrol aktif,
tidak ada perubahan fungsi otot tungkai, fungsi paru, maksimal dan kinerja latihan
torsi puncak fleksor kaki (pre: 39 15 ft-lb; post: 50 13 ft-lb; p 0.002) meningkat
dan rasio kelelahan menurun, menunjukkan peningkatan kekuatan dan daya tahan
menit; posting: 14 2,6 ml / kg / menit) serta durasi latihan di puncak 70% VO2
meningkat (pra: 11,5 3,1 mnt; posting: 21,5 5,4 mnt; p 0,003). Dyspnea yang
aktivitas dan latihan intensitas ringan klien gagal jantung terhadap tekanan darah
aktivitas dan latihan klien gagal jantung terhadap tekanan darah (sistole, diastole
dan rata-rata). Dimana Setiap responden di berikan model aktivitas dan latihan
selama 6 hari di rumah sakit. Intensitas latihan di ukur dengan skala Borg. Hasil
penelitian didapatkan ada perbedaan tekanan darah sistole, diastole dan rata-rata
Adapun dalam jurnal Triaso yang berjudul Gambaran aktivitas fisik pasien
congestive heart failure (CHF) tahun 2017 mengatakan bahwa adapun usia sangat
mempunyai pengaruh dalam melakukan aktifitas sehari – hari dari klien oleh
karena itu untuk melakukan ROM dalam mengurangi dyspnea pada pasien CHF
tidak bisa dipaksakan apabila Gerakan – Gerakan Rom tidak bisa dilakukan oleh
klien.
dilakukan sebagai bentuk pilihan dalam pelayanan kesehatan fase inpatient untuk
4.1 Kesimpulan
CHF yang sudah stabil. Latihan fisik dilakukan 20-30 menit dengan frekuensi 3-
5 kali setiap minggu. Sebelum memulai latihan fisik, pasien dengan CHF
dianjurkan untuk beristirahat jika kelelahan. Latihan ini merupakan salah satu
latihan yang berada di rumah sakit (inpatient) yang dapat dilakukan oleh pasien
dengan NYHA II dan III. Manajemen aktivitas bertahap pada pasien tersebut
merupakan kegiatan fisik yang ringan dan teratur sehingga kondisi sirkulasi
4.2 Saran
a. Bagi Perawat
pasien CHF.
DAFTAR PUSTAKA
Government.
views. 11(2):52-6.
Cahalin LP, Arena RA. 2015. Breathing exercises and inspiratory muscle training
http://search.ebscohost.com/
l o gi n . a s p x ? di r e c t = t r u e & d b = c m e d m & A N = 2 5
from http:// w w w. d e p k e s . g o . i d / a r t i c l e / v i e w /
Felker GM, Lee KL BD. 2011. Diuretic Strategies in Patients With Acute
Jewiss D, Ostman C, Smart NA. 2016. The effect of 164 NurseLine Journal Vol.