DISUSUN
OLEH :
NAMA : JUNAEDI
NIM : 70100117041
JURUSAN : FARMASI
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
ROMANGPOLONG-GOWA
2019
1
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan masalah
Sesuai dengan latar belakang permasalahan yang di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut:
1.Apa itu Integritas seorang pemimpin?
2.Bagaimana cara membangun integritas?
3.Apa saja karakteristik interigritas seorang pemimpin?
4.Apa manfaat integritas?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui
pengertian integritas bagi seorang pemimpin dan lain-lain serta untuk
memenuhi tugas mata kuliah Psikologi kepemimpinan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Jadi dapat dipahami bahwa Integritas Seorang Pemimpin Adalah sikap
atau sifat serta nilai-nilai yang memang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
guna untuk membangun kepercayaan antar individu dalam organisasi.
4
lingkungan kita tentang diri kita, apakah berada dalam saat berkuasa atau tidak
berkuasa.
Jadi integritas bukan hanya penuntun dan wasit antara dua keinginan yang
kita sebut dengan “orang yang bahagia dan jiwa yang terbagi” Dengan
pemahaman integritas dari sudut kata yang bermakna yang telah kita
kemukakan diatas, maka membebaskan kita untuk menjadi diri yang utuh tidak
peduli apa yang akan datang kepada kita.sehingga tingkat kedewasaan kita
akan menunjukkan “kalau apa yang saya katakan dan apa yang saa lakukan
sama, hasilnya konsisten dalam bersikap dan berperilaku.
5
sampai petugas logistik tersebut mengatasi permasalahan di gudang dan
mengembalikan kursi itu ke petugas gudang.
Jenderal Creech selalu menyesuaikan perkataannya dengan tindakannya.
Itulah yang membuatnya menjadi seorang pemimpin yang hebat dan
memiliki integritas. Semakin sejalan perilaku seorang pemimpin dengan
perkataannya, semakin setia para pengikut, baik dalam mengikuti sang
pemimpin ataupun mengikuti organisasi.
Konsistensi
Satu perbuatan nyata yang mencerminkan integritas akan
meninggalkan kesan, namun perilaku seorang pemimpin haruslah
konsisten jika ia ingin berhasil membentuk suatu organisasi. Pada
kenyataannya, integritas bersifat imperatif karena secuil pelanggaran saja
terhadap integritas akan dapat meninggalkan cacat permanen. Para
pemimpin haruslah konsisten dalam menjalankan standar kedisiplinan.
Seorang pemimpin yang mendiskriminasi, dengan menggunakan tingkat
jabatan atau hubungan pertemanan untuk menentukan responnya terhadap
pelanggaran kedisiplinan, memiliki masalah integritas yang serius. Tak
ada yang dapat menghancurkan moral seefektif menghukum seorang staf
junior seberat-beratnya karena melakukan pelanggaran serius, namun
membiarkan seorang staf senior yang melakukan kesalahan serupa, lalu
pensiun tanpa menanggung hukuman. Pemimpin semestinya
mempraktikkan apa yang mereka ajarkan, dan menetapkan standar dengan
adil. Kesemuanya ini dibutuhan untuk terwujudnya disiplin, moral, dan
pencapaian misi.
Keteguhan hati
Untuk menjadi seorang pemimpin, Anda harus memiliki lebih dari
sekadar citra diri (image) yang berintegritas -- Anda harus memiliki
keteguhan hati. Presiden Abraham Lincoln pernah menceritakan kisah
tentang seorang petani. Di samping rumah petani tersebut, tumbuh
6
sebatang pohon tinggi yang sangat indah. Suatu pagi, dia melihat seekor
tupai berlari memanjat ke atas pohon dan menghilang ke dalam sebuah
lubang. Karena penasaran, petani itu melihat ke dalam lubang dan
mendapati bahwa pohon yang ia kagumi itu berlubang di dalamnya, dan
bisa rubuh menimpa rumahnya saat badai hebat menerjang.
Seperti pohon tersebut, pemimpin yang dari luar terlihat memiliki
keteguhan hati, namun ternyata di dalamnya kekurangan integritas, tidak
akan kuat untuk bertahan dalam masa-masa sulit. Pemimpin yang
integritasnya lemah tidak bisa membangun organisasi yang mampu
bertahan dalam situasi yang penuh tantangan.
7
Membangun Integritas
Tindakan seseorang yang selalu menunjukkan integritas akan menjadi
kebiasaan yang menunjukkan integritas, dan kebiasaan seorang individu akan
menjadi cara hidupnya. Mungkin ini sederhana, namun saya tidak pernah
menemukan cara yang lebih efektif untuk mengembangkan integritas diri,
selain menerapkannya dalam setiap hal yang kita lakukan dalam kehidupan
sehari-hari -- meskipun hanya perkara kecil atau yang tidak berpengaruh. Dan
karena organisasi cenderung hanya menerima kepribadian kepemimpinan
mereka, integritas harus dibangun dari jajaran atas. Perilaku tak jujur ibarat sel
kanker yang menggerogoti serat moral organisasi, terutama jika perilaku itu
ditolerir oleh sang pemimpin, baik secara tersurat maupun tersirat. Pelanggaran
terhadap integritas dapat terjadi karena berbagai alasan, seperti rasa takut
gagal, malu, arogansi, atau hanya kemalasan belaka. Pemimpin yang baik
mengakui kesalahan dan bertanggungjawab terhadap tindakannya.
8
bahwa peningkatan kualitas tindakan seorang pemimpin dalam berinteraksi
akan berbanding lurus dengan peningkatan kualitas sentimen yakni perasaan
senang dan puas terhadap kinerja seorang pemimpin. Pada tahun 1957, Stogdill
menyempurnakan teori ini yang kemudian diberi nama Teori Harapan-
Reinforcement. Hal ini dilakukan untuk mencapai peranan pemimpin yang
jauh lebih sempurna. Bedanya, teori reinforcement ini akan menguatkan
harapan untuk tetap menjalin interaksi antara seorang pemimpin dengan
mereka yang dipimpinnya. Jadi, sebagai seorang pemimpin harus menampilkan
harapan bersama yang dikaitkan dengan tampilnya interaksi yang dilakukan
kedua belah pihak.
Memberikan teladan sebagai seorang pemimpin yang berintegritas, akan
menumbuhkan dan membumikan nilai-nilai integritas untuk melembaga dalam
struktur kepemimpinan yang dijalankannya. Maka, mari menjadi pemimpin
yang memberikan teladan tentang nilai integritas
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Integritas Seorang Pemimpin Adalah sikap atau sifat serta nilai-
nilai yang memang harus dimiliki oleh seorang pemimpin guna untuk
membangun kepercayaan antar individu dalam organisasi.
10
DAFTAR ISI
http://www.au.af.mil/au/awc/awcgate/au-24/fogleman.pdf
di akses pada tanggal 24 Februari 2019 pukul 12:50 wib
http://web.leadership-inc.co.id/integritas-kepemimpinan/
di akses pada tanggal 25 Februari 2019 pukul 01:20 wib
11