Anda di halaman 1dari 2

Reg No 056/PKRS/2017

Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh


Corynebacterium. Infeksi ini biasanya menyerang
tenggorokan, hidung, serta kulit.

Penyakit difteri menyebar dengan cepat melalui partikel Gejala umum yang biasanya PENULARAN
udara ketika batuk atau bersin sembarangan (tidak Ada sejumlah cara penularan yang perlu diwaspadai, seperti:
menutup mulut atau memakai masker), meludah 1. Terhirup percikan ludah penderita di udara saat penderita bersin
sembarangan, serta dari kontak kulit atau batuk. Ini merupakan cara penularan difteri yang paling umum.
dengan barang-barang pribadi yang terkontaminasi. 2. Barang-barang yang sudah terkontaminasi oleh bakteri, contohnya
Menyentuh luka yang terinfeksi bakteri penyebabnya juga mainan atau handuk.
dapat membuat Anda terekspos penyakit ini.
Sentuhan langsung pada luka borok (ulkus) akibat difteri di kulit
penderita. Penularan ini umumnya terjadi pada penderita yang
tinggal di lingkungan yang padat penduduk dan kebersihannya tidak
terjamuncul adalah

1. radang tenggorokan dan serak,


2. sulit bernapas dan menelan,
3. hidung meler,
4. ngiler berlebihan,
5. demam menggigil,
6. bicara melantur,
7. dan batuk yang keras.
Rentetan gejala ini disebabkan oleh racun bakteri yang ikut
terhanyut ke dalam aliran darah dan merusak jantung, ginjal, sistem
saraf otak, serta jaringan tubuh sehat lainnya.

Indonesia pernah dinobatkan sebagai negara bebas difteri oleh


Badan Kesehatan Dunia (WHO) semenjak tahun 1990-an. Bakteri
ini sempat “bertamu” pada tahun 2009, namun berhasil diberantas
pada tahun 2013. Tidak sampai pertengahan Oktober 2017 lalu,
PKRS RSUD dr.Abdul Rivai kasus baru penyakit difteri kembali muncul. Tercatat bahwa hampir
lebih dari 95 kabupaten di 20 provinsi terjangkit difteri. Daerah yang
termasuk adalah Sumatera Barat, Jawa orang di sekitarnya, terutama mereka yang belum
Tengah, Aceh, Sumatera Selatan,
mendapatkan imunisasi.
Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur,
Riau, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat,
dan Jawa Timur.

3. ga.

Bakteri difteri akan menghasilkan racun yang


akan membunuh sel-sel sehat dalam
tenggorokan, sehingga akhirnya menjadi sel
mati. Sel-sel yang mati inilah yang akan
membentuk membran (lapisan tipis) abu-abu
pada tenggorokan. Di samping itu, racun
yang dihasilkan juga berpotensi menyebar
dalam aliran darah dan merusak jantung,
ginjal, serta sistem saraf.

Terkadang, difteri bisa jadi tidak


menunjukkan gejala apapun sehingga
penderitanya tidak menyadari bahwa dirinya
terinfeksi. Apabila tidak menjalani
pengobatan dengan tepat, mereka
berpotensi menularkan penyakit ini kepada

Anda mungkin juga menyukai