Anda di halaman 1dari 5

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul
“Keterampilan dasar praktik keperawatan tentang mobilisasi dan pengaturan posisi” ini
dengan lancar. Penulisan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan
oleh dosen mata kuliah Keperawatan Dasar yaitu Bu Enung Mardiya N.H
S.Kep.,Ns.,M.Kes .
Tugas ini penulis susun dari hasil studi pustaka yang penulis peroleh dari buku
yang berkaitan dengan Keperawatan Dasar, tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada
pengajar mata kuliah atas bimbingan dan arahan dalam penulisan tugas ini. Juga kepada
rekan-rekan yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya tugas ini.
Kami harap, dengan membaca tugas ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,
dalam hal ini dapat menambah wawasan kita Keperawatan Dasar khususnya masalah
mobilitas dan pengaturan posisi. Memang tugas ini masih jauh dari sempurna, maka kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Surabaya, 06 Februari 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah,
teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan penting untuk
kemandirian (Barbara Kozier, 1995). Sebaliknya keadaan imobilisasi adalah suatu
pembatasan gerak atau keterbatasan fisik dari anggota badan dan tubuh itu sendiri
dalam berputar, duduk dan berjalan, hal ini salah satunya dsebabkan oleh berada pada
posisi tetap dengan gravitasi berkurang seperti saat duduk atau berbaring.
Mobilisasi secara garis besar dibagi menjadi 2, yaitu mobilisasi secara pasif dan
mobilisasi secara aktif. Mobilisasi secara pasif yaitu mobilisasi dimana pasien dalam
menggerakan tubuhnya dengan cara dibantu dengan orang lain secara total atau
keseluruhan. Sedangkan mobilisasi aktif yaitu dimana pasien dalam menggerakan
tubuhnya dilakukan secara mandiri tanpa bantuan orang lain.
Mobilisasi secara tahap demi tahap sangat berguna untuk embantu jalannya
penyembuhan pasien. Perubahan gerakan dan posisi ini harus diterangkan pada pasien
atau keluarga yang menunggui. Pasien dan keluarga akan dapat mengetahui manfaat
mobilisasi, sehingga akan berpartisipasi dalam pelaksanaan mobilisasi.
Dalam angka memenuhi kebutuhan dasar manusia dan asuhan keperawatan,
salah satu tugas perawat yaitu memenuhi kebutuhan mobilisasi dimana saat itu pasien
tidak memiliki kemampuan untuk melakukan pepindahan secara mandiri.
Manusia memerlukan kemampuan untuk bergerak. Ketika orang dapat berdiri
dan bergerak, mereka lebih sehat. Paru-paru mereka mengembang lebih mudah.
Mereka mencerna makanan secara seksama lebih baik. Mereka mampu berdefekasi
dengan baik, fungsi ginjal mereka lebih baik dan tulang serta otot mereka lebih sehat.
Dan sebaliknya, jika sedang sakit mereka sering tidak dapat bergerak atau hanya dapat
bergerak sedikit.
Untuk mempertahankan kesejajaran tubuh yang tepat, perawat harus dengan
tepat mengangkat klien, menggunakan teknik pemberian posisi yang tepat, dan
memindahkan klien dengan aman. Banyak kondisi patologi yang memengaruhi
kesejajaran dan mobilitas tubuh. Abnormalitas postur kongenital atau didapat
memengaruhi efisiensi sistem muskuloskeletal, serta kesejajaran, keseimbangan, dan
penampilan tubuh. Selama pengkajian fisik, perawat mengobservasi kesejajaran tubuh
dan rentang gerak. Abnormalitas postur dapat menghambat kesejajaran, mobilitas, atau
keduanya sehingga membatasi rentang gerak pada beberapa sendi, perawat
mempertahankan rentang gerak maksimum pada sendi yang tidak sakit. (A. Azis
Alimut Hidayat, 2005 : 117).
Kebanyakan orang mengganti posisi mereka secara konstan dan bergerak
meskipun diatas tempat tidur. Namun, ketika klien lemah atau nyeri, atau mengalami
fraktur, atau paralisis atau tidak sadar, mereka tidak dapat mengubah posisi seperti
orang normal. Mereka memerlukan bantuan untuk mengubah posisi seperti posisi sim’s
, semi fowler, miring, dorsal recumbent lithomi dan lain-lain.
Berdasarkan uraian diatas, makalah ini akan membahas mengenai standar
operasional prosedur bagaimana cara melakukan mobilisasi pada pasien yang akan
berpindah dari tempat tidur ke kursi roda dan dari tempat tidur ke kereta dorong
(brankart) dan cara mengatur posisi dengan baik dan benar.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah bagaimana cara atau standar operasional
memindahkan pasien dan mengatur posisi ?
1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah kebutuhan dasar manusia yang
diberikan oleh Bu Enung Mardiya N.H S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku dosen mata
kuliah tersebut serta untuk mengetahui dan memahami cara atau standar
operasional memindahkan pasien dan mengatur posisi.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk memberikan bantuan kepada pasien untuk duduk di tempat tidur.
2. Untuk mengatur posisi di tempat tidur.
3. Untuk membantu memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda.
4. Untuk membantu pasien berjalan.
5. Untuk mendefinisikan pengaturan posisi pasien.
6. Untuk mendiskripsikan macam-macam pengaturan posisi tubuh sesuai
kebutuhan pasien.
7. Untuk mendiskripsikan prosedur pelaksanaan tiap pengaturan posisi
pasien.
1.4 Manfaat
Manfaat dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui pengaturan posisi pasien.


2. Dapat mengetahui macam-macam pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien.
3. Dapat mengetahui prosedur pelaksanaan tiap pengaturan posisi pasien.
Alimul Hidayat, A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Jilid 1. Surabaya : Salemba
Medika.
Alimul Hidayat, A. Aziz dan Uliyah, Musrifatul. 2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta : EGC.
Darliana, Devi, dkk. 2014. Kebutuhan Aktivitas dan Mobilisasi. Fakultas Keperawatan Universitas
Syiah Kuala. Banda Aceh.

Anda mungkin juga menyukai