Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KONSEP DASAR PERILAKU KEKERASAN


2.1.1 DEFINISI PERILAKU KEKERASAN
Perilaku kekerasan adalah salah satu respons marah yang diespresikan
dengan melakukan ancaman, mencederai orang lain, dan atau merusak
lingkungan. Respons tersebut biasanya muncul akibat adanya stresor. Respons
ini dapat menimbulkan kerugian baik bagi diri sendiri, orang lain, maupun
lingkungan.
Perilaku kekerasan (PK) adalah suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik pada dirinya
sendiri maupun orang lain, disertai dengan amuk dan gaduh gelisah yang tak
terkontrol.

2.1.2 ETIOLOGI / FAKTOR YANG BERHUBUNGAN


Risiko terjadinya perilaku kekerasan diakibatkan keadaan emosi yang
mendalam karena penggunaan koping yang kurang bagus. Beberapa faktor yang
menjadi penyebab perilaku kekerasan yaitu :
1. Frustasi, seseorang yang mengalami hambatan dalam mencapai tujuan yang
diharapkan menyebabkan ia menjadi frustasi, jika ia tidak mampu
mengendalikannya maka ia akan berbuat kekerasan disekitarnya.
2. Hilangnya harga diri, pada dasarnya manusia itu mempunyai kebutuhan yang
sama untuk dihargai. Jika ebutuhan ini tida dipenuhi akibatnya individu
tersebut mungkin akan merasa rendah diri,lekas marah dan mungkin
melakuan tindakan kekerasan disekitar.
3. Kebutuhan penghargaan status dan prestise, manusia pada umumnya
mempunyai keinginan untuk mengaktualisasikan dirinya, ingin dihargai dan
diakui. Jika tidak mendapat pengakuan individu tersebut maka dapat
menimbulkan resiko perilaku kekerasan

Berikut beberapa faktor - faktor lain yang berhubungan :


1. Faktor Predisposisi
a. Faktor biologis 
1). Instinctual drive theory (teori dorongan naluri)Teori ini menyatakan
bahwa perilaku kekerasan disebabkan oleh suatudorongan kebutuhan
dasar yang kuat.
2). Psycomatic theory (teori psikomatik)Pengalaman marah adalah akibat
dari respons psikologis terhadap stimuluseksternal, internal maaupun
lingkungan. Dalaam hal ini system limbic berperan sebagai pusat
untuk mengekspresikan maupun menghambat rasa marah.
b. Faktor psikologis
1). Frustasion aggression theory (teori agresif frustasi)Menurut teori ini
perilaku kekerasan terjadi sebagai hasil akumulasi frustasiterjadi
apabila keinginan individu untuk mencapai sesuatu gagal
atauterhambat. Keadaan tersebut dapat mendorong individu
berperilaku agresifkarena perasaan frustasi akan berkurang melalui
perilaku kekerasan.
2). Behaviororal theory (teori perilaku).Kemarahan adalah proses belajar,
hal ini dapat dicapai apabila tersediafasilitas atau situasi yang
mendukung. Reinforcement yang diterima pada saat melakukan
kekerasan, sering mengobservasi kekerasan dirumah atauluar rumah.
Semua aspek ini menstimulasi individu mengadopsi perilaku
kekerasan.
3). Existentinal theory (teori eksistensi)Bertindak sesuai perilaku adalah
kebutuhan dasar manusia apabilakebutuhan tersebut tidak dapat
dipenuhi melalui perilaku konstruktif makaindividu akan memenuhi
kebutuhannya melalui perilaku destruktif.
c. Faktor social cultural
1). Social environment theory (teori lingkungan)Lingkungan sosial akan
mempengaruhi sikap individu dalammenekspresikan marah. Budaya
tertutup dan membalas secara diam (pasifagresif) dan kontrol sosial
yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasanakan menciptaakan
seolah-olah perilaku kekerasan diterima.
2). Social learning theory (teori belajar sosial)Perilaku kekerasan dapat
dipelajari secara langsung maupun melalui prosessosialisasi.
2. Faktor Prespitasi
Menurut Yosep (2010), faktor-faktor yang dapat mencetuskan
perilakukekerasan seringkali berkaitan dengan :
a. Ekspresi diri, ingin menunjukkan ekstensi diri atau simbolis solidaritas
sepertidalam sebuah konser, penonton sepak bola, geng sekolah,
perkelahian massaldan sebagainya.
b. Ekspesi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi sosial
ekonomi.
c. Kesulitan dalam dialog untuk memecahkan masalah cenderung
melakukankekerasan dalam menyelesaikan konflik.
d. Adanya riwayat perilaku anti social meliputi penyalahgunaan obat
danalcoholisme dan tidak mampu mengontrol emosinya pada saat
menghadapi rasafrustasi.

2.1.3 PROSES TERJADINYA MASALAH PERILAKU KEKERASAN


1. Faktor Predisposisi
Faktor pengalaman yang dialami tiapmorang yang merupakan faktor
predisposis, artinya mungkin terjadi/mungkin tidak terjadi perilaku kekerasan
jika faktor berikut dialami oleh individu :
a. Psikologis
1). Teori Psikoanalitik, teori ini menjelaskan tidak terpenuhinya kepuasan
dan rasa aman dapat mengakibatkan tidak berkembangnya ego dan
membuat konsep diri yang rendah. Agresif dan kekerasan dapat
memberikan kekuatan dan meningkatkan citra diri.
2). Teori pembelajaran, perilaku kekerasan merupakan perilaku yang
dipelajarai, individu yang memiliki pengaruh biologik terhadap
perilaku kekerasan lebih cenderung untuk dipengaruhioleh peran
eksternal
b. Perilaku
Reinforcement yang diterima pada saat melakukan kekerasan, sering
mengobservasi kekerasan dirumah atau diluar rumah, semua aspek ini
menstiumulasi individu mengadopsi perilaku kekerasan
c. Sosial budaya
Proses globalisasi dan pesatnya kemajuan teknologi informasi
memberikan dampak terhadap nilai-niali sosial dan budaya pada
masyarakat. Di sisi lain, tidak semua orang mempunyai kemampuan yang
sama untuk mnyesuaikan dengan berbagai perubahan, serta mengelola
konflik dan stress
d. Bioneurologis
Banyak bahwa kerusakan sistem limbik, lobus frontal, lobus
temporal dan ketidak seimbangan neurotransmitter turut berperan dalam
terjadinya perilaku kekerasan
2. Faktor Presipitasi
Secara umum seseorang akan marah jika dirinya merasa terancam, baik
berupa injury secara fisik, psikis atau ancaman knsep diri. Beberapa faktor
pencetus perilaku kekerasan adalah sebagai berikut :
a. Konsis klien: kelemahan fisik, keputusasaan, ketidakberdayaan, kehidupan
yang penuh dengan agresif dan masa lalu yang tidak menyenangkan.
b. Interaksi: penghinaan, kekerasan, kehilangan orang, merasa terancam baik
internal dari permasalahan diri klien sendiri maupun eksternal dari
lungkungan.
c. Lingkungan: panas, padat dan bising
2.1.4 PATHWAY / POHON MASALAH

Risiko mencederai diri sendiri dan Effect


orang dan orang lain

Perilaku Kekerasan Cor Problem

Halusinasi Cause

Harga diri rendah

Koping Individu Tidak Efektif

Faktor predisposisi dan Prespitasi


2.1.5 RENTANG RESPON

Adaptif Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk/PK

Perilaku kekerasan (PK) adalah suatu keadaan dimana seseorang


melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik pada dirinya
sendiri maupun orang lain, disertai dengan amuk dan gaduh gelisah yang tak
terkontrol. Gambar 1. Rentang Respons Marah (Kusumawati, dkk. 2010:81).

1. Respon Adaptif
a. Pernyataan ( Assertion)
Respon marah dimana individu mampu menyatakan atau
mengungkapkan rasa marah, rasa tidak setuju, tanpa menyalahkan atau
menyakiti orang lain. Hal ini biasanya akan memberikan kelegaan.
b. Frustasi
Respons yang terjadi akibat individu gagal dalam mencapai tujuan,
kepuasan atau rasa aman yang tidak biasanya dalam keadaan tersebut
individu tidak menemukan alternatif lain.
2. Respon Maladaftif
a. Pasif Suatu keadaan dimana individu tidak dapat mampu untuk
mengungkapkan perasaan yang sedang dialami untuk menghindari suatu
tuntutan nyata.
b. Agresif Perilaku yang menyertai marah dan merupakan dorongan individu
untuk menuntut suatu yang dianggapnya benar.
c. Amuk dan kekerasan Perasaan marah dan bermusuhan yang kuat serta
hilang kontrol, dimana individu dapat merusak diri sendiri, serta lain
maupun lingkungan.

2.1.6 TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala kepada klien pada tahap marah, kritis atau perilaku
kekerasa, dan kemungkinan bunuh diri. Muka merah, tegang, pandangan mata
tajam, mondar-mandi, memukul, iritable, sensitif dan agresif .
Tanda dan gejala, perilaku kekerasan yaitu suka marah, pandangan mata
tajam, otot tegang dan nada suara tinggi, berdebat, sering pula memaksakan
kehendak ,merampas makanan dan memukul bila tidak sengaja.
1. Motor agitaton Gelisah, mondar mandir, tidak dapat duduk tenang, otot
tegang, rahang mengencang, pernapasan meningkat, mata melotot, pandangan
mata tajam.
2. Verbal Memberikan kata-kata ancaman melukai, disertai melukai ptingkat
ringan, bicara keras, nada suara tinggi, berdebat
3. Efek Marah, bermusuhan, kecemasan berat, efek baik, mudah tersinggung
4. Tingkat kesadaran Binggung, kacau, perubahan sttus mental, disorientasi, dan
gaya ingat menurun (Prabowo, 2014:143).

Pada pengkajian awal dapat dietahui alasan utama klien ke rumah sakit
adalah perilaku kekerasan dirumah. Kemudian perawat dapat melakukan
pengkajian dengan cara :

1. Observasi : muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara tinggi,
berdebat. Seringpula tampak klien memaksakan kehendak : merampas
makanan, memukul jika tidak senang.
2. Wawancara : diarahkan pada penyebab marah, perasaan marah, tanda-tanda
marah yang dirasakan klien.

2.1.7 DAMPAK PERILAKU KEKERASAN

Perilaku kekerasan dimana seeorang melakukan tindakan yang dapat


membahayakan, baik diri sendiri maupun orang lain. Seseorang dapat
mengalami perilaku kekerasan pada diri sendiri dan orang lain dapat
menunjukan perilaku :

1. Data Subyektif :
a. Mengungkapkan, mendengar atau melihat obyek yang mengancam
b. Mengungkapkan perasaan takut, cemas dan khawatir
2. Data Obyektif :
a. Wajah tegang merah
b. Mondar mandir
c. Mata melotot, rahang mengatup
d. Tangan mengepal
e. Keluar banyak keringat
f. Mata merah
g. Tatapan mata tajam
h. Muka merah

Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan tindakan-tindakan


berbahaya atau mencederai dirinya, orang lain maupun lingkungannya, seperti
menyerang orang lain, memecahkan perabot, membakar rumah, dll.

2.1.8 MEKANISME KOPING


Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada pasien marah untuk melindungi
diri antara lain :
1. Sublimasi Menerima suatu sasaran pengganti yang mulia. Artinya dimata
masyarakat unutk suatu dorongan yang megalami hambatan penyalurannya
secara normal. Misalnya seseorang yang sedang marah melampiaskan
kemarahannya pada objek lain seperti meremas remas adona kue, meninju
tembok dan sebagainya, tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan
akibat rasa amarah.
2. Proyeksi Menyalahkan orang lain kesukarannya atau keinginannya yang tidak
baik, misalnya seorang wanita muda yang menyangkal bahwa ia mempunyai
perasaan seksual terdadap rekan sekerjanya, berbalik menuduh bahwa
temannya tersebut mencoba merayu, mencumbunya.
3. Represi Mencegah pikiran yang menyakitkan atau bahayakan masuk kedalam
sadar. Misalnya seorang anak yang sangat benci pada orang tuanya yang tidak
disukainya. Akan tetapi menurut ajaran atau didikan yang diterimanya sejak
kecil bahwa membenci orang tua merupakan hal yang tidak baik dan dikutuk
oleh tuhan. Sehingga perasaan benci itu ditekannya dan akhirnya ia dapat
melupakanya.
4. Reaksi formasi Mencegah keinginan yang berbahaya bila di
ekspresika.dengan melebih lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan
menggunakan sebagai rintangan misalnya sesorangan yang tertarik pada
teman suaminya,akan memperlakukan orang tersebut dengan kuat.
5. Deplacement Melepaskan perasaan yang tertekan biasanya bermusuhan pada
objek yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya yang
membangkitkan emosi itu ,misalnya: timmy berusia 4 tahun marah karena ia
baru saja mendapatkan hukuman dari ibunya karena menggambar didinding
kamarnya. Dia mulai bermai perang-perangan dengan temanya.

2.1.9 PENATALAKSANAAN
1. Farmakoterapi
Pasien dengan ekspresi marah perlu perawatan dan pengobatan
mempunyai dosis efektif tinggi contohnya: clorpromazine HCL yang berguna
untuk mengendalikan psikomotornya. Bila tidak ada dapat bergunakan dosis
efektif rendah. Contohnya : trifluoperasineestelasine, bila tidak ada juga maka
dapat digunakan transquilizer bukan obat anti psikotik seperti neuroleptika,
tetapi meskipun demikian keduanya mempunyai efek anti tegang,anti
cemas,dan anti agitasi.
2. Terapi okupasi
Terapi ini sering diterjemahkan dengan terapi kerja terapi ini buka
pemberian pekerjaan atau kegiatan itu sebagai media untuk melakukan
kegiatan dan mengembalikan kemampuan berkomunikasi, karena itu dalam
terapi ini tidak harus diberikan pekerjaan tetapi segala bentuk kegiatan seperti
membaca koran, main catur dapat pula dijadikan media yang penting setelah
mereka melakukan kegiatan itu diajak berdialog atau berdiskusi tentang
pengalaman dan arti kegiatan uityu bagi dirinya. Terapi ini merupakan
langkah awal yang harus dilakukan oleh petugas terhadap rehabilitasi setelah
dilakukannya seleksi dan ditentukan program kegiatannya.
3. Peran Serta Keluarga
Keluarga merupakan sistem pendukung utama yang memberikan
perawatan langsung pada setiap keadaan (sehat-sakit) pasien. Perawat
membantu keluarga agar dapat melakukan lima tugas kesehatan, yaitu 11
mengenal masalah kesehatan, membuat keputusan tindakan kesehatan,
memberi perawatan pada anggota keluarga, menciptakan lingkungan keluarga
yang sehat, dan menggunakan sumber yang ada pada masyarakat. Keluarga
yang mempunyai kemampuan mengtasi masalah akan dapat mencegah
perilaku maladaptif (pencegahan primer), menanggulangi perilaku maladaptif
(pencegahan skunder) dan memulihkan perilaku maladaptif ke perilakuadaptif
(pencegahan tersier) sehinnga derajat kesehatan pasien dan keluarga dapat
ditingkatkan secara optimal.
4. Terapi Somatic
Terapi Somatic terapi yang diberikan kepada pasien dengan gangguan
jiwa dengan tujuan mengubah perilaku yang mal adaftif menjadi perilaku
adaftif dengan melakukan tindakan yang ditunjukkan pada kondisi fisik
pasien,terapi adalah perilaku pasien.
5. Terapi Kejang Listrik
Terapi kejang listrik atau electronic convulsive therapy (ECT) adalah
bentuk terapi kepada pasien dengan menimbulkan kejang grand mall dengan
mengalirkan arus listrik melalui elektroda yang menangani skizofrenia
membutuhkan 20-30 kali terapi biasanya dilaksanakan adalah setiap 2-3 hari
sekali (seminggu 2 kali).
DAFTAR PUSTAKA

Akemat. (2010) . Keperawatan Profesional Jiwa . Jakarta : EGC

Azizzah, L. M. (2011) . Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: GRAHA ILMU

Hartono, Y. (2010) . Keperawatan Jiwa . Jakarta: Salemba Medika .

Keliat. (2011). KEperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas . Jakarta: ECG.

Kusumawati. (2010). Keperawatan Jiwa . Jakarta: Salemba Medika.

Prabowo, E. (2014). Asuhan Keperawatan Jiwa . Yogyakarta : Medikal Book

Anda mungkin juga menyukai