Anda di halaman 1dari 6

2.

X Telaah Jurnal
a. Jurnal 1
1) Judul
Initiative to Improve Exclusive Breastfeeding by Delaying the Newborn Bath
2) Peneliti
Heather Condo DiCioccio, Candace Ady, James F. Bena, and Nancy M. Albert
3) Penerbit
Journal of Obstetric, Gynecologic & Neonatal Nursing (JOGNN) Maret 2019 Volume
48, Issue 2, Halaman 189–196 DOI: https://doi.org/10.1016/j.jogn.2018.12.008
4) Variabel
Pengaruh penundaan mandi pertama terhadap angka menyusui secara eksklusif di
rumah sakit serta rencana penggunaan ASI setelah keluar rumah sakit
5) Metode
a. Tempat penelitian
Penelitian dilakukan pada unit maternitas keluarga rumah sakit tersier di Timur
Laut Ohio, Amerika Serikat. Rumah sakit ini memiliki tujuan untuk mencapai
tingkat pemberian ASI eksklusif di rumah sakit sebesar 72%. Menyusui secara
eksklusif didefinisikan sebagai tidak ada suplemen formula sejak lahir hingga
keluar dari rumah sakit; solusi rehidrasi dan obat-obatan diizinkan.
b. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
(1) Inklusi
 BBL yang lahir dengan usia kehamilan ≥35 minggu
(2) Ekslusi
 BBL yang dirawat di NICU pada usia 12 jam pertama
 BBL yang baru keluar NICU
 BBL dipisahkan dengan ibunya
c. Intervensi
Pada protokol rumah sakit, bayi dimandikan setidaknya 2 jam setelah lahir bila
TTV bayi normal dan dilakukan oleh staf keperawatan. Untuk penelitian ini, rumah
sakit merevisi protocol memandikan bayi menjadi setidaknya 12 jam setelah lahir.
Namun perawat dianjurkan untuk melakukan penundaan sampai mendekati 24 jam
setelah lahir. Protokol lama diberikan pada 448 BBL dan berlangsung pada Januari-
Agustus 2016 sedangkan Protokol baru diberikan pada 548 BBL yang berlangsung
pada Juli-Agustus 2016.
d. Pencatatan variable
 Pencatatan ibu yang memberikan ASI eksklusif didokumentasikan dalam rekam
medis elektronik. Perawat diminta untuk mendokumentasikan pemberian ASI
eksklusif dan poin poin lain yang terkait, diantaranya kemampuan untuk
massage payudara, dan mengeluarkan ASI secara manual; dan ada tidaknya susu
formula yang diberikan di bagian formula pada lembar intake dan output
 Data tentang rencana pemberian makanan setelah keluar rumah sakit diambil
menggunakan flowsheet dimana rencana pemberian makanan dikategorikan
sebagai hanya ASI, hanya susu formula, kombinasi ASI dan susu formula, atau
tidak pasti.
e. Analisis data
Peneliti membandingkan kelompok protocol lama dan baru dengan menggunakan
analisis uji varians (data kontinu terdistribusi normal), tes Kruskal-Wallis (data
kontinu terdistribusi tidak normal), atau uji chi-square Pearson (data kategorik).
Peneliti membangun model multivariat untuk menilai signifikansi menyusui
eksklusif di rumah sakit dan rencana menyusui setelah disesuaikan dengan jenis
persalinan.
6) Hasil
 Pada protocol lama didapatkan rata-rata waktu pertama memandikan bayi sebesar
1.9 (1.6, 2.3) jam. Sedangkan pada protocol lama didapatkan rata-rata 17.9(11.9,
25.0) jam.
 Lebih lanjut angka menyusui eksklusif rumah sakit meningkat dari 59.8% menjadi
68.2% (p=0.006)
 Odds Menyusui eksklusif di rumah sakit meningkat 60% setelah intervensi (Odds
Ratio [OR] = 1,60, 95% CI [1,14, 2,25]; p=.006). Odds pada rencana untuk
menggunakan ASI saat keluar rumah sakit meningkat sebesar 80% pada ibu yang
mengalami kelahiran pervaginam (OR= 1,80, 95% CI [1,28, 2,52]; p <0,001);
Namun, tidak ada perbedaan dalam rencana untuk menggunakan ASI pada saat
dipulangkan di antara ibu yang mengalami kelahiran sesar (OR= 1,04, 95% CI
[0,65, 1,66]; p = 0,88).
 Setelah disesuaikan dengan perbedaan jenis kelahiran, kelompok protocol baru
memiliki peluang yang jauh lebih besaruntuk memasukkan ASI dalam rencana
pemberian makanan.
7) Keterbatasan penelitian
Penelitian dilakukan pada dua periode waktu yang berbeda. Hal ini ini dapat
mempengaruhi validitas temuan; namun, tidak ada perubahan lingkungan,
kepemimpinan, struktural, atau proses yang dilaksanakan selama periode
pengumpulan data. Keterbatasan lain adalah potensi untuk dokumentasi yang tidak
konsisten dari pemberian makanan bayi baru lahir oleh banyak pengasuh. Rencana
pemberian makan yang saat keluar rumah sakit dikomunikasikan kepada para ibu
selama dirawat di rumah sakit dan tidak ada follow up setelah pasien pulang.
8) Kesimpulan
Menunda mandi bayi baru lahir yang sehat selama ≥ 12 jam setelah kelahiran
meningkatkan angka pemberian ASI eksklusif di rumah sakit, terutama di antara ibu
yang melahirkan secara normal. Selain itu, ibu dari bayi yang baru lahir dalam
kelompok mandi awal pada protocol baru lebih cenderung memiliki rencana menyusui
“hanya dengan ASI” atau “termasuk ASI”

b. Jurnal 2
1) Judul
The effects of kangaroo mother care on the time to breastfeeding initiation among
preterm and LBW infants: a meta-analysis of published studies
2) Peneliti
Alemayehu Gonie Mekonnen, Sisay Shewasinad Yehualashet, Alebachew Demelash
Bayleyegn
3) Penerbit
International Breastfeeding Journal (Int Breastfeed J) Februari 2019 volume 14 issue 1
Halaman 12–7. DOI: https://doi.org/10.1186/s13006-019-0206-0
4) Variabel
Pengaruh penundaan mandi pertama terhadap angka menyusui secara eksklusif di
rumah sakit serta rencana penggunaan ASI setelah keluar rumah sakit
5) Metode
a. Tempat penelitian
Penelitian dilakukan pada unit maternitas keluarga rumah sakit tersier di Timur
Laut Ohio, Amerika Serikat. Rumah sakit ini memiliki tujuan untuk mencapai
tingkat pemberian ASI eksklusif di rumah sakit sebesar 72%. Menyusui secara
eksklusif didefinisikan sebagai tidak ada suplemen formula sejak lahir hingga
keluar dari rumah sakit; solusi rehidrasi dan obat-obatan diizinkan.
b. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
(1) Inklusi
 BBL yang lahir dengan usia kehamilan ≥35 minggu
(2) Ekslusi
 BBL yang dirawat di NICU pada usia 12 jam pertama
 BBL yang baru keluar NICU
 BBL dipisahkan dengan ibunya
c. Intervensi
Pada protokol rumah sakit, bayi dimandikan setidaknya 2 jam setelah lahir bila
TTV bayi normal dan dilakukan oleh staf keperawatan. Untuk penelitian ini, rumah
sakit merevisi protocol memandikan bayi menjadi setidaknya 12 jam setelah lahir.
Namun perawat dianjurkan untuk melakukan penundaan sampai mendekati 24 jam
setelah lahir. Protokol lama diberikan pada 448 BBL dan berlangsung pada Januari-
Agustus 2016 sedangkan Protokol baru diberikan pada 548 BBL yang berlangsung
pada Juli-Agustus 2016.
d. Pencatatan variable
 Pencatatan ibu yang memberikan ASI eksklusif didokumentasikan dalam rekam
medis elektronik. Perawat diminta untuk mendokumentasikan pemberian ASI
eksklusif dan poin poin lain yang terkait, diantaranya kemampuan untuk
massage payudara, dan mengeluarkan ASI secara manual; dan ada tidaknya susu
formula yang diberikan di bagian formula pada lembar intake dan output
 Data tentang rencana pemberian makanan setelah keluar rumah sakit diambil
menggunakan flowsheet dimana rencana pemberian makanan dikategorikan
sebagai hanya ASI, hanya susu formula, kombinasi ASI dan susu formula, atau
tidak pasti.
e. Analisis data
Peneliti membandingkan kelompok protocol lama dan baru dengan menggunakan
analisis uji varians (data kontinu terdistribusi normal), tes Kruskal-Wallis (data
kontinu terdistribusi tidak normal), atau uji chi-square Pearson (data kategorik).
Peneliti membangun model multivariat untuk menilai signifikansi menyusui
eksklusif di rumah sakit dan rencana menyusui setelah disesuaikan dengan jenis
persalinan.
6) Hasil
 Pada protocol lama didapatkan rata-rata waktu pertama memandikan bayi sebesar
1.9 (1.6, 2.3) jam. Sedangkan pada protocol lama didapatkan rata-rata 17.9(11.9,
25.0) jam.
 Lebih lanjut angka menyusui eksklusif rumah sakit meningkat dari 59.8% menjadi
68.2% (p=0.006)
 Odds Menyusui eksklusif di rumah sakit meningkat 60% setelah intervensi (Odds
Ratio [OR] = 1,60, 95% CI [1,14, 2,25]; p=.006). Odds pada rencana untuk
menggunakan ASI saat keluar rumah sakit meningkat sebesar 80% pada ibu yang
mengalami kelahiran pervaginam (OR= 1,80, 95% CI [1,28, 2,52]; p <0,001);
Namun, tidak ada perbedaan dalam rencana untuk menggunakan ASI pada saat
dipulangkan di antara ibu yang mengalami kelahiran sesar (OR= 1,04, 95% CI
[0,65, 1,66]; p = 0,88).
 Setelah disesuaikan dengan perbedaan jenis kelahiran, kelompok protocol baru
memiliki peluang yang jauh lebih besaruntuk memasukkan ASI dalam rencana
pemberian makanan.
7) Keterbatasan penelitian
Penelitian dilakukan pada dua periode waktu yang berbeda. Hal ini ini dapat
mempengaruhi validitas temuan; namun, tidak ada perubahan lingkungan,
kepemimpinan, struktural, atau proses yang dilaksanakan selama periode
pengumpulan data. Keterbatasan lain adalah potensi untuk dokumentasi yang tidak
konsisten dari pemberian makanan bayi baru lahir oleh banyak pengasuh. Rencana
pemberian makan yang saat keluar rumah sakit dikomunikasikan kepada para ibu
selama dirawat di rumah sakit dan tidak ada follow up setelah pasien pulang.
8) Kesimpulan
Menunda mandi bayi baru lahir yang sehat selama ≥ 12 jam setelah kelahiran
meningkatkan angka pemberian ASI eksklusif di rumah sakit, terutama di antara ibu
yang melahirkan secara normal. Selain itu, ibu dari bayi yang baru lahir dalam
kelompok mandi awal pada protocol baru lebih cenderung memiliki rencana menyusui
“hanya dengan ASI” atau “termasuk ASI”

Anda mungkin juga menyukai