Anda di halaman 1dari 2

Ada Banyak Peluang Kembangkan Industri Ekonomi

Kreatif di Sektor Agroindustri

[Unpad.ac.id, 22/11/2012] Sektor agroindustri bisa menjadi potensi


ekonomi kreatif yang cukup besar. Hal ini ditandai dengan masih banyak
sektor-sektor yang belum digarap dan dikembangkan. Salah satu
penyebabnya ialah belum banyaknya sumber daya manusia, khususnya
mahasiswa, yang terjun menggarap sektor tersebut agar menjadi potensi
bisnis ekonomi kreatif.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat, Dr. Ferry Sofwan Arif, M.Si., saat menjadi narasumber di Seminar
Nasional “Pengembangan Ekonomi Kreatif Sektor Agroindustri Melalui Optimalisasi Teknologi”, Kamis (22/11) di Bale Sawala,
Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor. (Foto: Dadan T.)*

“Padahal, di Jawa Barat punya sekitar 250 perguruan tinggi. Ini menjadi
potensi besar untuk terus bermunculan industri berbasis kreatif. Oleh
karena itu, kita akan selalu dorong potensi industri kreatif di bidang
Agroindustri,” ungkap Dr. Ferry Sofwan Arif, M.Si., Kepala Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat, saat menyampaikan
presentasi dalam Seminar Nasional bertajuk “Pengembangan Ekonomi
Kreatif Sektor Agroindustri Melalui Optimalisasi Teknologi”, Kamis (22/11)
di Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor.

Potensi tersebut menurutnya bisa digarap oleh kalangan mahasiswa yang


notabene memiliki presentasi yang cukup tinggi, yakni sekitar 36% dari
jumlah penduduk Jawa Barat. Ia pun optimis bahwa mahasiswa dapat
mengembangkan potensi tersebut. “Di tangan mahasiswa, agroindustri
bisa menjadi sebuah industri yang kreatif. Sebab, mahasiswa dapat
berpikir out of the box dan tidak melakukan hal dengan cara yang
konvensional,” jelasnya.
Munculnya produk-produk kuliner yang kreatif di Jawa Barat merupakan
bukti dari kreativitas generasi muda yang terus berkembang. Ferry
mengungkapkan, para pelaku industri kreatif akan selalu memunculkan
sesuatu yang baru. Ini taklepas dari tingginya persaingan pasar sehingga
mendorong para pelakunya untuk mencari sesuatu yang baru agar tidak
sama dengan produk yang lain. Inilah yang akan menjadikan industri kreatif
di Jawa Barat berkembang pesat melalui industri kreatif di bidang
desain,fashion, animasi, kerajinan dan barang seni, serta produk-produk
kuliner berbasis agroindustri.
Salah satu pembicara yang juga bergerak dalam bidang agroindustri,
Andris Wijaya mengungkapkan, kunci untuk mengembangkan agroindustri
terletak pada mahasiswa. Pemiik usaha produk Nasi LiwetInstan 1001 ini
mengatakan, orientasi awal mahasiswa ketika berkuliah biasanya untuk
mencari kerja. Sangat sedikit mahasiswa yang serius menggeluti dunia
wirausaha. Hal tersebut bukan menjadi sebuah kendala untuk terus
mengembangkan industri kreatif karena pada dasarnya bekerja dan
berwirausaha sama-sama punya andil dalam pengembangan industri
kreatif di Jawa Barat.

Andris pun menceritakan pengalaman saat mengembangkan usahanya.


Berawal dari usaha beras, ia pun berpikir bagaimana untuk menghasilkan
produk yang baru dari industri beras, mengingat jumlah pelaku usaha
serupa sangat banyak. Didorong dengan keinginan untuk menghasilkan
produk yang bisa menjadi cindera mata bagi wisatawan, Andris pun
membuat Nasi Liwet Instan dengan merek 1001.

“Intinya jangan takut berwirausaha karena takut gagal. Kegagalan bukan


akhir dari segelanya, namun itu adalah awal dari sebuah kesuksesan,” ujar
Andris yang pernah menerima penghargaan Anugerah Inovasi Jabar
Award 2012.

Seminar Nasional yang digelar oleh Fakultas Teknologi Industri Pertanian


(FTIP) Unpad ini digelar sebagai rangkaian dari kegiatan FTIP Fair 2012.
Selain Ferry dan Andris, seminar ini juga menghadirkan 2 pembicara lain,
yakni M. Andy Zacky (CEO PT Technopreneur) dan Dr. Samsudin Ir. M.Si.,
(Peneliti Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar). Dibuka secara
resmi oleh Pembantu Dekan III FTIP Unpad, Bambang Nurhadi, S.TP.,
M.Sc., seminar ini diharapkan dapat memberikan ilmu dan pemahaman
kepada para mahasiswa untuk mengembangkan industri ekonomi kreatif
sektor agroindustri. *

Anda mungkin juga menyukai