3
Dimasa Pandemi Covid-19 kami juga diberikan materi yang diadakan selama
2 hari. Hari pertama diawali dengan materi Perkembangan Covid-19 di Indonesia
oleh Prof.Dr.dr Ida Bagus Ngurah Rai,Sp.P(K), gambaran klinis dan management
Covid-19 oleh Prof.Dr.dr Tuti Parwati,Sp.PD-KPTI, problem diagnostic pasien Covid-
19 oleh Dr.dr Ni Kadek Mulyantari,Sp.PK(K) dan diakhiri dengan materi gambaran
radiologi Covid-19 oleh dr.Utami,Sp.Rad.
Hari ke-2 dialnjutkan dengan materi gambaran klinis dan managemen covid-
19 pada anak oleh Dr.dr Ni Putu Siadi,Sp.A(K), gambaran klinis dan managemen
Covid-19 di ruang intensif oleh dr. Wayan Arya Biantara,Sp.An.KIC pemakaian apd
di RS pada tatanan baru Covid-19 oleh Dr.dr.I Ketut Agus Somia,Sp.PD-KPTI, alur
penanganan pasien covid-19 di RSPTN oleh dr.Tjokorda Agung Purnamasidhi,
Sp.PD, M.Biome dan diakhiri dengan materi Alur Penanganan Pasien Covid-19 di
RSUP Sanglah oleh dr. I Gede Ketut Sajinadiyasa,Sp.PD-KP,FINASIM.
4
LAPORAN ORIENTASI INSTALASI RAWAT INAP
3 Oktober 2020
Pada kegiatan orientasi ini, 24 residen yang terdiri dari 13 residen Ilmu
Bedah, 4 residen Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik, 5 residen Bedah
Othopaedi dan Traumatologi, dan 2 residen Bedah Saraf terbagi menjadi 4 (empat)
kelompok. Masing-masing kelompok diacak dari 24 residen tersebut. Masing-masing
kelompok melakukan orientasi selama 1 hari di instalasi rawat jalan. Masing-masing
kelompok didampingi oleh chief dan residen yang bertugas pada instalasi rawat jalan
pada hari tersebut.
Kelompok kami mendapatkan kesempatan hari kedua untuk orientasi di
Instalasi Rawat Jalan/ Poliklinik Bedah. Poliklinik bedah di RSUP Sanglah terdiri dari
9 sub poliklinik yaitu Poliklinik Bedah Anak, Poliklinik Orhopaedi, Poliklinik Urologi,
Poliklinik Bedah Saraf, Poliklinik Bedah Plastik, Poliklinik Bedah Thoraks dan
Kardiovaskular, Poliklinik Onkologi, Poliklinik Bedah Digestif, Poliklinik Bedah
Trauma. Operasional poliklinik mulai hari senin sampai jumat dari pukul 08.00 WITA
hingga pukul 16.00 WITA.
Pasien datang ke poliklinik setelah mendaftar di loket poliklinik terlebih
dahulu. Pasien yang telah mendaftar diloket depan akan mendapatkan nomer
antrian dan bukti pendaftaran, yang kemudian bukti tersebut diserahkan ke loket
bedah. Rekam medis nantinya akan dibawakan oleh petugas rekam medis ke loket
bedah. Bagi pasien yang baru pertama kali mendaftar, pasien akan dianamnesa
oleh petugas loket dan kemudian akan dipilah menurut diagnosis dan bagian yang
sesuai.
Poliklinik juga mempunyai OK minor yang akan digunakan untuk menjalankan
pembedahan minor apabila diperlukan. Tindakan yang dapat dilakukan diruang OK
minor ini, diantaranya adalah pengangkatan kista atheroma, lipoma, klavus, dan
sejenisnya. Selain itu, terdapat ruang kantor sekretariat dimana konsulen dan
supervisor dapat bekerja.
Pada hari orientasi ini, kami para peserta didik yang melakukan orientasi di
poliklinik melapor dan diterima oleh Kepala Poliklinik, Ns Ni Luh Putu Arfini, S.Kep.
6
Beliau memberikan pengarahan dan mengenalkan kepada beberapa staf
poliklinikyang bertugas. Pengarahan dari beliau meliputi aturan dan tatacara bekerja
di poliklinik selama bertugas nantinya, protokol pelayanan dan mengenai alur pasien
di poliklinik bedah. Selain itu, juga dijelaskan mengenai cara penulisan dan
pengisian rekam medis yang harus diisi oleh dokter yang bertugas di poliklinik.
Selama kegiatan di poliklinik, dibutuhkan kerjasama semua pihak untuk dapat
berlangsungnya pelayanan medis dan Pendidikan yang baik. Kerjasama tersebut
membutuhkan partisipasi dari dokter spesialis, dokter residen, perawat, dokter
muda, petugas administrasi dan petugas-petugas yang diperbantukan lainnya.
Pengarahan yang diberikan menekankan pentingnya komunikasi, baik kepada
sesame petugas rumah sakit maupun kepada pasien dan keluarganya. Srtalah
pengarahan selesai, kami dirotasi ke masing-masing bagian sub poliklinik untuk
melihat lebih dekat bagaimana system kerja yang berjalan di poliklinik.
Pemeriksaan pasien di masing-masing poliklinik dilakukan berjenjang dari
anamnesa, pemeriksaan fisik dan ada yang memerlukan juga pemeriksaan
penunjang atau tindakan bedah. Pemeriksaan penunjang tersebut dapat berupa
pemeriksaan laboratorium darah dan urin, USG, CT-scan, MRI, pemeriksaan
histopatologi, pemeriksaan sitologi, dan lainnya.
Pasien juga mungkin ada yang perlu dikonsultasikan kepada chief ataupun
senior di masing-masing bagian bahkan bila perlu dikonsultasikan kebagian lain
seperti anestesi untuk kelayakan operasi, penyakit dalam, bagian anak, bagian
kebidanan dan penyakit kandungan, atau tergantung kasus lain yang dihadapi.
Setelah selesai dilakukan pemeriksaan, pasien ada yang dapat langsung pulang
atau ada juga yang dapat langsung rawat inap ke ruangan.
Pasien yang membutuhkan operasi besar (operasi mayor) akan dijadwalkan
oleh perawat poliklinik bedah untuk tindakan operasi setelah berkoordinasi dengan
bagian Instalasi Bedah Sentral (IBS). Selain itu, untuk membantu dalam menyimpan
data rekam medis diperkenalkan dalam sistem online (SIMARS), merupakan suatu
fasilitas /teknologi dalam pengkodingan pasien, dimana ini dapat membantu
pelayanan di rumah sakit dengan sistem berbasis online.
7
LAPORAN ORIENTASI INSTALASI BEDAH SENTRAL
5 Oktober 2020
Pada kegiatan orientasi Instalasi Bedah Sentral, 24 residen bedah yang terdiri
dari 13 residen Program Studi Ilmu Bedah, 5 residen Program Studi Orthopaedi dan
Traumatologi, 4 residen Program Studi Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik, dan
2 residen Program Studi Ilmu Bedah Saraf dibagi menjadi empat kelompok. Masing-
masing kelompok melakukan orientasi selama satu hari di Kamar Operasi Sentral
pada tanggal yang berbeda. Masing-masing kelompok akan didampingi oleh chief
dan residen yang bertugas pada masing-masing tanggal tersebut.
Kelompok kami merupakan kelompok hari ketiga (29 Agustus 2019) untuk
kegiatan orientasi Instalasi Bedah Sentral atau yang biasa disingkat IBS ini. Berada
di bawah divisi pelayanan medis RSUP Sanglah, Instalasi Bedah Sentral merupakan
instalasi khusus untuk pembedahan. IBS dikepalai oleh dr. I Made Subagiarta,
SpAn, KAKV, SH. Operasional IBS dimulai pukul 08.00 Wita pagi sampai dengan
kegiatan pembedahan terakhir selesai. Bagian yang memanfaatkan instalasi ini
adalah bagian/SMF Bedah (termasuk di dalamnya bedah plastik, bedah saraf, bedah
anak, bedah thoraks dan kardiovaskular, bedah ortopedi, bedah digestif, bedah
urologi dan bedah onkologi), Bagian/SMF obstetri dan ginekologi, bagian/SMF Mata,
bagian/SMF THT berintegrasi dengan bagian/SMF anestesi dimana setiap bagian
memiliki ruang operasi masing-masing, namun jika ruangan tersebut telah terpakai
oleh bagian lain maka ruang operasi lain yang bukan merupakan tempat bagian
tersebut dapat digunakan.
Pada Instalasi Bedah Sentral (IBS) terdapat 12 kamar operasi:
OK I ruang operasi bagian Bedah Saraf
OK II ruang operasi bagian Thorax dan Cardiovascular
OK III ruang operasi Bedah Anak
OK IV ruang operasi SMF Mata
OK V ruang operasi Bedah Ortopedi
8
OK VI ruang operasi bedah SMF THT
OK VII ruang operasi Bedah Ortopedi
OK VIII ruang operasi Bedah Onkologi
OK IX ruang operasi SMF Obstetri dan Ginekologi
OK X ruang operasi Bedah Onkologi
OK XI ruang operasi Bedah Urologi
OK XIIruang operasi Bedah Digestif
OK XII A ruang operasi Bedah Urologi
OK XIV ruang operasi Bedah Plastik
9
Setelah selesai operasi pasien di bawa ke recovery room kemudian
diobservasi selama kurang lebih 2 jam, setelah pasien stabil, pasien kembali
ke ruangan.
Ketika memasuki area IBS dan selama berada di dalam IBS, semua petugas
harus menerapkan general precaution yang meliputi penggunaan masker, topi, alas
kaki, sarung tangan dan baju khusus untuk kamar operasi. Bagi petugas yang akan
melakukan operasi diharuskan mencuci tangan dengan cara Fouerbruinger, serta
mengenakan gaun dan sarung tangan steril dengan cara no touch technique.
Prosedur asepsis dan antisepsis juga diterapkan terhadap pasien yang akan
dioperasi meliputi pencukuran daerah operasi di ruang persiapan atau di ruangan
sesaat sebelum operasi dimulai (apabila diperlukan), mandi dengan sabun khusus,
menggunakan baju kamar operasi dan topi. Prosedur-prosedur ini wajib diterapkan
agar meminimalisir penyebaran kuman penyebab infeksi selama operasi
berlangsung. Suhu dan kelembaban di kamar operasi pun diatur sedemikian rupa
agar pertumbuhan bakteri-bakteri yang merugikan dapat ditekan. Untuk mencegah
airborne infection, aliran udara/air turnover dalam kamar operasi diatur 3 - 15x/jam.
Daerah di sekitar kamar operasi dibagi atas daerah publik, semi publik (daerah
kamar operasi) dan daerah aseptik (dalam kamar bedah). Sedangkan daerah di
dalam kamar operasi dibagi atas daerah aseptik - 0, aseptik - 1, dan aseptik – 2
(lihat Gambar 1).
Orientasi dimulai dengan melapor kepada chief residen yang bertugas.
Setelah mendapat pengarahan dan berkeliling melihat situasi dan kondisi IBS, kami
berpencar untuk mengikuti salah satu prosedur dan mengobservasi ruang OK terkait
untuk mempelajari tata cara dan alur pasien di IBS.
10
11
LAPORAN ORIENTASI INSTALASI RAWAT DARURAT
5 OKTOBER 2020
12
Pasien-pasien yang memerlukan pemeriksaan penunjang, seperti CT- Scan,
X-Ray, USG, atau pemeriksaan laboratorium, dapat langsung diperiksakan di IRD
karena disediakan laboratorium dan instalasi radiologi yang khusus melayani
keperluan pasien-pasien IRD. Instalasi ini buka 24 jam dan melayani pemeriksaan
cito. Untuk pasien-pasien yang memerlukan tindakan operasi darurat/ emergency,
dapat dilakukan operasi segera di kamar operasi IRD. Terdapat 3 ruangan OK IRD
untuk pasien-pasien bedah dan obsgin yang memerlukan tindakan segera (cito).
Disini kami juga mempelajari mengenai persiapan khusus untuk pasien-pasien yang
memerlukan tindakan ok cito. Pasien-pasien yang hanya memerlukan tindakan
minor seperti perawatan dan penjahitan luka, dapat dikerjakan di ruangan IRD
Bedah, setelah itu dapat dipulangkan, sedangkan pasien-pasien yang setelah
mendapatkan tindakan ternyata memerlukan observasi lebih lanjut, bisa ditempatkan
pada ruangan observasi.
IRD juga memiliki ruangan rawat intensif yaitu HCU, khusus untuk pasien-
pasien yang membutuhkan bantuan alat pernafasan seperti ventilator. Untuk pasien-
pasien yang membutuhkan observasi, terdapat ruang perawatan MS (Medical
Surgical) yang berlokasi di lantai 2 IRD. Terdapat juga ruangan perawatan biasa
bagi pasien - pasien yang tidak membutuhkan perawatan intensif atau intermediet.
Saat orientasi, kami melakukan observasi kondisi di IRD, mempelajari tata
cara dan alur penanganan pasien di IRD, serta tata cara dan aturan penulisan rekam
medis di IRD. Kami mempelajari bagaimana pengisian masing-masing form sesuai
kebutuhan pasien. Di UGD kami harus mampu menerapkan (PPI) Pencegahan
Penyakit Infeksi, bagaimana pelaksanaan hand hygine (6 langkah 5 waktu). Kami
mengobservasi dan membantu jaga I untuk menyelesaikan rekam medis pasien dan
sekaligus mempelajari alur penanganan pasien dari awal masuk hingga boleh
pulang atau dipindahkan ke ruangan.
13
LAMPIRAN BUKU LOG
14
15
16
17
18
19
20
21