Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRA PENDIDIKAN PPDS

28 Oktober 2020 – 6 November 2020

Kegiatan pra-pendidikan (pradik) merupakan suatu kegiatan yang


dilaksanakan sebelum peserta didik mengikuti kuliah perdana dan kegiatan stase
diprodi masing-masing. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan orientasi bagi
peserta didik baru yang akan bertugas di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP)
Sanglah Denpasar.
Kegiatan pradik yang diikuti oleh seluruh peserta didik dari berbagai program
studi total berjumlah 131 orang. Dimana terdiri dari 131 orang peserta didik Program
Pendidikan Spesialis-1 (PPDS-1) yang lulus seleksi periode ganjil tahun ajaran
2020/2021.
Kegiatan pra-pendidikan (pradik) dilaksanakan dari tanggal 28 Oktober 2020
sampai 6 November 2020, yang dilaksanakan via webinar melalui aplikasi Zoom dan
Webex dari rumah masing-masing dikarenakan adanya wabah pandemi Covid-19.
Kegiatan dilaksanakan setiap hari senin sampai jumat mulai pukul 08.00 WITA
sampai selesai. Pada setiap penyampaian meteri terdapat pretest dan posttest, ini
dilakukan untuk mengevaluasi pengetahuan dan menentukan kelulusan peserta
didik.
Kegiatan orientasi peserta didik dimulai pada hari Selasa, 29 September 2020 08.00
– 10.30 dengan pengarahan kepada peserta orientasi, menyanyikan lagu Indonesia
Raya, laporan ketua panitia, sambutan dekan FK Udayana, dan sambutan Direktur
Utama RSUP Sanglah. Pembukaan orientasi peserta didik dilaksanakan pukul
08.00-09.00 dihadiri oleh direktur dan jajaran direksi RSUP Sanglah serta dekanat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang difasilitasi melalui Webex dan diikuti
oleh peserta dari rumah masing-masing. Acara pembukaan diawali dengan
menyanyikan lagu Indonesia Raya, MARS RSUP Sanglah dan Hymne Udayana,
dilanjutkan dengan Laporan Ketua Panitia. Kegiatan dibuka oleh sambutan Dekan
FK UNUD Dr. dr. I Ketut Suyasa, Sp.OT (K) Spine dan dengan pengarahan Direktur
Utama RSUP Sanglah, dr. I Wayan Sudana, M.Kes, mengenai sejarah, visi, misi
rumah sakit; kebijakan RSUP Sanglah, dan tata kelola RSUP Sanglah. Kegiatan
pembukaan ditutup dengan penyematan tanda peserta.
Kegiatan orientasi peserta didik hari pertama pada tanggal 29 September
2020 diawali dengan pre-test. Materi pertama diberikan pemaparan Tata Kelola
1
RSUP Sanglah oleh dr. I Wayan Sudana, M.Kes, dilanjutkan dengan Keselamatan
pasien rumah sakit dan Survey Budaya oleh Komite Mutu dan Keselamatan Pasien.
Materi berikutnya adalah Asesmen Pasien oleh dr. IGAP Nilawati SpA, Hak Pasien
dan Keluarga oleh dr. I Made Subagiartha, Sp.An. KAKV, SH, Pelayanan Anestesi
dan Bedah oleh dr. Putu Agus Surya Panji,Sp.An.KIC, Akses ke Rumah Sakit dan
Kontinyuitas Pelayanan oleh dr.Anom Suardika,Sp.OG(K), Manajemen Nyeri oleh
tim manejemen nyeri, Pengarahan Direktur, Pelayanan Medik, Keperawtan dan
Penunjang, serta Pelayanan IGD oleh Kepala Instalasi Gawat Darurat. Kegiatan
Dilanjutkan dengan Pretes PPRA, pemaparan Program Pengendalian Resistensi
Antimikroba (PPRA) dan ditutup dengan Postest (PPRA)
Kegiatan selanjutnya pada tanggal 30 September 2020 berisi pemaparan
Kebijakan Umum Pelayanan Pasien di RSUP Sanglah oleh Direktur Medik dan
Keperawatan RSUP Sanglah Dr. dr. I Ketut Surya Negara, Sp.OG(K),
MARS,Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat oleh Drs. A.A. Raka Karsana,
Apt., Pelaksaanaan etika rumah sakit di RS oleh….., Etika dan Tata Tertib di ruang
intensif oleh…, Pelaksanaan Pendidikan kedokteran di RSUP Sanglah Denpasar
oleh…, Pelayanan prima Dra. Retno I.G. Kusuma, M.Kes, Manajemen Komunikasi
dan Edukasi oleh….,Komunikasi efektif oleh…, Fre Safety Management oleh…..,
Sosialisasi Gratifikasi oleh…., Peran Komite Mediak dalam tata Kelola rumah sakit
oleh…., Manajemen Stress oleh Dra. Retno I.G. Kusuma, M.Kes , Pengarahan
Direktur Keuangan dan BMN oleh….. Kegiatan Pretest PPI, Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi oleh….., dan Postest PPI menutup kegiatan orientasi peserta
didik hari ketiga.
Materi Pengarahan Direktur Perencanaan, Organisasi dan Umjm oleh….,
dilanjutkan dengan Pretest Rekam Medik, Materi Rekam Medik dan Postest Rekam
Medik. Kegiatan dilanjutkan dengan sosialisasi IT RSUP Sanglah oleh…., Pancasila
sebgai ideologi bangsa oleh Dr.dr. I Nyoman Hariyasa Sanjaya, Sp.OG(K), Bhinneka
Tunggal Ika oleh Dr.dr A.A.G.P. Wiraguna, Sp.KK, NKRI oleh Prof.Dr.dr. Tjok Gede
Bagus Mhadewa,Sp.BS(K), UUD 1945 oleh Prof.Dr.dr. I Ketut Suyasa, Sp.OT(K)
menutup kegiatan hari keempat
Kegiatan orientasi tanggal 2 Oktober 2020 dilaksanakan dengan pemaparan
Regulasi penelitian di Indonesia oleh dr. Made Subagiartha, Sp.An.KAKV, SH,
Aspek etik dalam penelitian dengan subyek manusia oleh Dr.dr Ida Sri Iswari,
Sp.MK, Penelitian Klinik di RSUP Sanglah dan Informed Consent Penelitian oleh dr.
2
Anik Udyani Sandy, GDCD, MHSM, Pengajuan ijin penelitian di RSUP Sanglah oleh
dr. Luh Putu Nurhaeni, MM, M.Kes dan ditutup dengan Pengajuan Ethical Clearence
oleh Dr.dr A.A.A. Mas Purawati Triningrat,Sp.M(K).
Tanggal 21-22 September 2020 kami diberikan pelatihan ketrampilan klinik
emergency dan hari pertama diawali dengan materi Initial Asesment oleh dr. I
Nengah Kuning Atmajaya,Sp.B(K), manajemen jalan nafas dan ventilasi support
oleh dr. I Wayan Aryabiantara,Sp.An.KIC, manajemen syok oleh dr.I Ketut
Wiargitha,Sp.B(K) Trauma dan monitoring respirasi dan hemodinamik oleh Dr.dr
Tjok Gede Agung Senapathi,Sp.An.KAR
Hari ke-2 pelatihan ketrampilan klinik diawai dengan materi emergency pada
gangguan metabolisme endokrin oleh dr. I Made Pande Dwipayana,Sp.PD KEMD,
FINASIM, emergency pada penyakit anak oleh dr.Ida Bagus Suparyatha,Sp.A(K),
emergency pada kasus geriatric oleh dr.I Gusti Putu Suka Aryana, Sp.PD-KGER,
FINASIM dan diakhiri dengan materi penanganan nyeri oleh Dr.dr Putu Eka Widya
Dharma,Sp.S(K).
Senin 28 September 2020, kami diberikan pelatihan mengenai soft skill
meliputi profesionalisme dokter oleh Dr. dr. I Nyoman Semadi, Sp.B, Sp.BTKV(K),
Tata Nilai dan filosofi Pendidkan di RSUP Sanglah oleh dr.Ketut Suarta,Sp.A(K),
Mengenali dan Mencegah Toksik Relationship oleh Dr.dr.Anak Sri Wahyuni,Sp.KJ
dan diakhiri dengan Sosialisasi Buku etika dan Disiplin oleh dr.Kunthi Yulianti,Sp.F.
Kegiatan berikutnya dalam rangkaian kegiatan pradik adalah pelatihan clinical
teacher yang terdiri dari 3 sesi dimana materi pertama pemaparan standar
kompetensi dokter Indonesia oleh Dr. dr. Komang Januartha Putra Pinatih, M.Kes.
Materi selanjutnya adalah Role Model yang dibawakan oleh dr. Kunthi Yulianti,
Sp.KF dan ditutup dengan diskusi. Sesi kedua adalah pengajaran satu menit (mikro
skills teaching) oleh dr. Dyah Kanyawati, SpA(K), Metode Bimbingan Pendidikan
Klinik yang meliputi Bedside Teaching dan Case Based Discussion yang masing -
masing dibawakan oleh Dr. dr. Made Ratna Saraswati, SpPD-KEMD, FINASIM dan
dr. Ni Putu Ekawati,Sp., kemudian Materi tentang mini-cex (clinical evaluation
exercise) dan DOPS (Direct Observation Procedural Skills) masing – masing
disampaikan oleh dr. Ponti Somaya Parami, SpAN, MARS dan dr. I Made
Darmayasa,Sp.OG(K) dan Materi terakhir mengenai Multisources Feedback (MSF)
diberikan oleh dr. I Wayan Juli Semadi, Sp.PA. Acara ditutup dengan diskusi.

3
Dimasa Pandemi Covid-19 kami juga diberikan materi yang diadakan selama
2 hari. Hari pertama diawali dengan materi Perkembangan Covid-19 di Indonesia
oleh Prof.Dr.dr Ida Bagus Ngurah Rai,Sp.P(K), gambaran klinis dan management
Covid-19 oleh Prof.Dr.dr Tuti Parwati,Sp.PD-KPTI, problem diagnostic pasien Covid-
19 oleh Dr.dr Ni Kadek Mulyantari,Sp.PK(K) dan diakhiri dengan materi gambaran
radiologi Covid-19 oleh dr.Utami,Sp.Rad.
Hari ke-2 dialnjutkan dengan materi gambaran klinis dan managemen covid-
19 pada anak oleh Dr.dr Ni Putu Siadi,Sp.A(K), gambaran klinis dan managemen
Covid-19 di ruang intensif oleh dr. Wayan Arya Biantara,Sp.An.KIC pemakaian apd
di RS pada tatanan baru Covid-19 oleh Dr.dr.I Ketut Agus Somia,Sp.PD-KPTI, alur
penanganan pasien covid-19 di RSPTN oleh dr.Tjokorda Agung Purnamasidhi,
Sp.PD, M.Biome dan diakhiri dengan materi Alur Penanganan Pasien Covid-19 di
RSUP Sanglah oleh dr. I Gede Ketut Sajinadiyasa,Sp.PD-KP,FINASIM.

4
LAPORAN ORIENTASI INSTALASI RAWAT INAP
3 Oktober 2020

Orientasi di Instalasi Rawat Inap kelompok kami mendapatkan kesempatan


hari pertama. Kami diperkenalkan di ruangan Angsoka 1, Angsoka 2, dan Angsoka
3. Kami didampingi oleh residen yang ditugaskan untuk mendapingi orientasi
ruangan. Disetiap ruangan kelompok kami diterima oleh kepala ruangan masing-
masing.
Untuk mengoptimalisasi pelayanan dan sebagai panduan penanganan
pasien, IRNA Bedah juga dilengkapi dengan Clinical Pathway, yang menjelaskan
tentang perjalanan alami penyakit, protokol pemeriksaan, (pemeriksaan penunjang),
serta protokol terapi. Hal ini, dimaksudkan agar lama perawatan pasien diruangan
tidak memanjang, kecuali terdapat variasi pada penyakit yang diderita pasien.
Selain Clinical Pathway, ada pula formularium terapi rumah sakit, yaitu suatu
panduan penggunaan obat-obat yang dikeluarkan oleh rumah sakit. Dalam
formularium ini telah tercantum sejumlah obat baik yang paten maupun yang
generic, yang biasanya digunakan ssuai dengan kelas pasien (pasien VIP, kelas I,
kelas II, kelas III). Dalam peresepan obat, sudah tidak digunakan kertas resep
manual, tetapi semuanya dapat disorder secara online melalui SIMARS.
Kami dikenalkan tepat-tempat untuk mengambil form pengisian rawat inap
ditiap ruangan. Selain peresepan obat, untuk mengorder pemeriksaan penunjang
(laboratorium dan radiologi), juga melalui SIMARS.
Selama orientasi ini, kami diajarkan langkah dan alur pemindahan pasien di
ruangan, pengisian form di IRNA bedah, mekanisme follow up pasien, mekasisme
perawatan luka dan dimana mengambil peralatan untuk perawatan luka, mekanisme
DPJP visite pasien, langkah dan alur pemulangan pasien.
Selain itu, ditekankan komunikasi yang baik kepada sesama petugas dirumah
sakit maupun kepada pasien dan keluarga pasien. Kita juga diajak untuk selalu
menjaga kebersihan setelah melakukan perawatan luka terhadap pasien, untuk sisa-
sisa perawatan luka harus dipilah secara baik limbah sisa rawat luka dibuang sesuai
kategori warna kantong plastik.
5
LAPORAN ORIENTASI INSTALASI RAWAT JALAN
8 Oktober 2020

Pada kegiatan orientasi ini, 24 residen yang terdiri dari 13 residen Ilmu
Bedah, 4 residen Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik, 5 residen Bedah
Othopaedi dan Traumatologi, dan 2 residen Bedah Saraf terbagi menjadi 4 (empat)
kelompok. Masing-masing kelompok diacak dari 24 residen tersebut. Masing-masing
kelompok melakukan orientasi selama 1 hari di instalasi rawat jalan. Masing-masing
kelompok didampingi oleh chief dan residen yang bertugas pada instalasi rawat jalan
pada hari tersebut.
Kelompok kami mendapatkan kesempatan hari kedua untuk orientasi di
Instalasi Rawat Jalan/ Poliklinik Bedah. Poliklinik bedah di RSUP Sanglah terdiri dari
9 sub poliklinik yaitu Poliklinik Bedah Anak, Poliklinik Orhopaedi, Poliklinik Urologi,
Poliklinik Bedah Saraf, Poliklinik Bedah Plastik, Poliklinik Bedah Thoraks dan
Kardiovaskular, Poliklinik Onkologi, Poliklinik Bedah Digestif, Poliklinik Bedah
Trauma. Operasional poliklinik mulai hari senin sampai jumat dari pukul 08.00 WITA
hingga pukul 16.00 WITA.
Pasien datang ke poliklinik setelah mendaftar di loket poliklinik terlebih
dahulu. Pasien yang telah mendaftar diloket depan akan mendapatkan nomer
antrian dan bukti pendaftaran, yang kemudian bukti tersebut diserahkan ke loket
bedah. Rekam medis nantinya akan dibawakan oleh petugas rekam medis ke loket
bedah. Bagi pasien yang baru pertama kali mendaftar, pasien akan dianamnesa
oleh petugas loket dan kemudian akan dipilah menurut diagnosis dan bagian yang
sesuai.
Poliklinik juga mempunyai OK minor yang akan digunakan untuk menjalankan
pembedahan minor apabila diperlukan. Tindakan yang dapat dilakukan diruang OK
minor ini, diantaranya adalah pengangkatan kista atheroma, lipoma, klavus, dan
sejenisnya. Selain itu, terdapat ruang kantor sekretariat dimana konsulen dan
supervisor dapat bekerja.
Pada hari orientasi ini, kami para peserta didik yang melakukan orientasi di
poliklinik melapor dan diterima oleh Kepala Poliklinik, Ns Ni Luh Putu Arfini, S.Kep.
6
Beliau memberikan pengarahan dan mengenalkan kepada beberapa staf
poliklinikyang bertugas. Pengarahan dari beliau meliputi aturan dan tatacara bekerja
di poliklinik selama bertugas nantinya, protokol pelayanan dan mengenai alur pasien
di poliklinik bedah. Selain itu, juga dijelaskan mengenai cara penulisan dan
pengisian rekam medis yang harus diisi oleh dokter yang bertugas di poliklinik.
Selama kegiatan di poliklinik, dibutuhkan kerjasama semua pihak untuk dapat
berlangsungnya pelayanan medis dan Pendidikan yang baik. Kerjasama tersebut
membutuhkan partisipasi dari dokter spesialis, dokter residen, perawat, dokter
muda, petugas administrasi dan petugas-petugas yang diperbantukan lainnya.
Pengarahan yang diberikan menekankan pentingnya komunikasi, baik kepada
sesame petugas rumah sakit maupun kepada pasien dan keluarganya. Srtalah
pengarahan selesai, kami dirotasi ke masing-masing bagian sub poliklinik untuk
melihat lebih dekat bagaimana system kerja yang berjalan di poliklinik.
Pemeriksaan pasien di masing-masing poliklinik dilakukan berjenjang dari
anamnesa, pemeriksaan fisik dan ada yang memerlukan juga pemeriksaan
penunjang atau tindakan bedah. Pemeriksaan penunjang tersebut dapat berupa
pemeriksaan laboratorium darah dan urin, USG, CT-scan, MRI, pemeriksaan
histopatologi, pemeriksaan sitologi, dan lainnya.
Pasien juga mungkin ada yang perlu dikonsultasikan kepada chief ataupun
senior di masing-masing bagian bahkan bila perlu dikonsultasikan kebagian lain
seperti anestesi untuk kelayakan operasi, penyakit dalam, bagian anak, bagian
kebidanan dan penyakit kandungan, atau tergantung kasus lain yang dihadapi.
Setelah selesai dilakukan pemeriksaan, pasien ada yang dapat langsung pulang
atau ada juga yang dapat langsung rawat inap ke ruangan.
Pasien yang membutuhkan operasi besar (operasi mayor) akan dijadwalkan
oleh perawat poliklinik bedah untuk tindakan operasi setelah berkoordinasi dengan
bagian Instalasi Bedah Sentral (IBS). Selain itu, untuk membantu dalam menyimpan
data rekam medis diperkenalkan dalam sistem online (SIMARS), merupakan suatu
fasilitas /teknologi dalam pengkodingan pasien, dimana ini dapat membantu
pelayanan di rumah sakit dengan sistem berbasis online.

7
LAPORAN ORIENTASI INSTALASI BEDAH SENTRAL
5 Oktober 2020

Pada kegiatan orientasi Instalasi Bedah Sentral, 24 residen bedah yang terdiri
dari 13 residen Program Studi Ilmu Bedah, 5 residen Program Studi Orthopaedi dan
Traumatologi, 4 residen Program Studi Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik, dan
2 residen Program Studi Ilmu Bedah Saraf dibagi menjadi empat kelompok. Masing-
masing kelompok melakukan orientasi selama satu hari di Kamar Operasi Sentral
pada tanggal yang berbeda. Masing-masing kelompok akan didampingi oleh chief
dan residen yang bertugas pada masing-masing tanggal tersebut.
Kelompok kami merupakan kelompok hari ketiga (29 Agustus 2019) untuk
kegiatan orientasi Instalasi Bedah Sentral atau yang biasa disingkat IBS ini. Berada
di bawah divisi pelayanan medis RSUP Sanglah, Instalasi Bedah Sentral merupakan
instalasi khusus untuk pembedahan. IBS dikepalai oleh dr. I Made Subagiarta,
SpAn, KAKV, SH. Operasional IBS dimulai pukul 08.00 Wita pagi sampai dengan
kegiatan pembedahan terakhir selesai. Bagian yang memanfaatkan instalasi ini
adalah bagian/SMF Bedah (termasuk di dalamnya bedah plastik, bedah saraf, bedah
anak, bedah thoraks dan kardiovaskular, bedah ortopedi, bedah digestif, bedah
urologi dan bedah onkologi), Bagian/SMF obstetri dan ginekologi, bagian/SMF Mata,
bagian/SMF THT berintegrasi dengan bagian/SMF anestesi dimana setiap bagian
memiliki ruang operasi masing-masing, namun jika ruangan tersebut telah terpakai
oleh bagian lain maka ruang operasi lain yang bukan merupakan tempat bagian
tersebut dapat digunakan.
Pada Instalasi Bedah Sentral (IBS) terdapat 12 kamar operasi:
 OK I ruang operasi bagian Bedah Saraf
 OK II ruang operasi bagian Thorax dan Cardiovascular
 OK III ruang operasi Bedah Anak
 OK IV ruang operasi SMF Mata
 OK V ruang operasi Bedah Ortopedi

8
 OK VI ruang operasi bedah SMF THT
 OK VII ruang operasi Bedah Ortopedi
 OK VIII ruang operasi Bedah Onkologi
 OK IX ruang operasi SMF Obstetri dan Ginekologi
 OK X ruang operasi Bedah Onkologi
 OK XI ruang operasi Bedah Urologi
 OK XIIruang operasi Bedah Digestif
 OK XII A ruang operasi Bedah Urologi
 OK XIV ruang operasi Bedah Plastik

Selain itu terdapat 11 ruangan yaitu :


1. Ruang peralihan
2. Ruang persiapan
3. Recovery room
4. Farmasi/amprah OK
5. Ruang perlengkapan
6. Kamar ganti perempuan dan laki laki yang berjumlah 2 buah
7. Kamar ganti dokter spesialis
8. Ruang makan dokter spesialis
9. Dapur
10. Ruang rapat
11. Toilet berjumlah 2 buah

Semua pasien yang akan dioperasi terlebih dahulu didaftarkan di sekretariat


IBS. Pasien yang akan dioperasi bisa berasal dari ruangan maupun one day care.
Adapun alur pasien adalah sebagai berikut:
1. Pasien ruangan.
Pasien datang dari ruangan perawatan dan diterima di ruang peralihan
oleh perawat IBS untuk dicek kembali identitas pasien, diagnosa dan
prosedur operasi yang akan dilakukan apakah sudah sesuai dengan yang
terdaftar di IBS; kemudian pasien dibawa ke ruang persiapan untuk dilakukan
persiapan maupun premedikasi anestesi selama kurang lebih 1 jam, setelah
itu pasien dibawa ke masing - masing OK sesuai jadwal dan tempat operasi.

9
Setelah selesai operasi pasien di bawa ke recovery room kemudian
diobservasi selama kurang lebih 2 jam, setelah pasien stabil, pasien kembali
ke ruangan.

2. Pasien one day care.


Pasien didaftarkan oleh perawat poliklinik ke sekretariat IBS dan
pasien tersebut datang kembali esok paginya untuk dioperasi dengan alur
yang sama seperti pasien ruangan setelah itu pasien dapat pulang pada hari
itu juga setelah pasien sadar baik dan stabil.

Ketika memasuki area IBS dan selama berada di dalam IBS, semua petugas
harus menerapkan general precaution yang meliputi penggunaan masker, topi, alas
kaki, sarung tangan dan baju khusus untuk kamar operasi. Bagi petugas yang akan
melakukan operasi diharuskan mencuci tangan dengan cara Fouerbruinger, serta
mengenakan gaun dan sarung tangan steril dengan cara no touch technique.
Prosedur asepsis dan antisepsis juga diterapkan terhadap pasien yang akan
dioperasi meliputi pencukuran daerah operasi di ruang persiapan atau di ruangan
sesaat sebelum operasi dimulai (apabila diperlukan), mandi dengan sabun khusus,
menggunakan baju kamar operasi dan topi. Prosedur-prosedur ini wajib diterapkan
agar meminimalisir penyebaran kuman penyebab infeksi selama operasi
berlangsung. Suhu dan kelembaban di kamar operasi pun diatur sedemikian rupa
agar pertumbuhan bakteri-bakteri yang merugikan dapat ditekan. Untuk mencegah
airborne infection, aliran udara/air turnover dalam kamar operasi diatur 3 - 15x/jam.
Daerah di sekitar kamar operasi dibagi atas daerah publik, semi publik (daerah
kamar operasi) dan daerah aseptik (dalam kamar bedah). Sedangkan daerah di
dalam kamar operasi dibagi atas daerah aseptik - 0, aseptik - 1, dan aseptik – 2
(lihat Gambar 1).
Orientasi dimulai dengan melapor kepada chief residen yang bertugas.
Setelah mendapat pengarahan dan berkeliling melihat situasi dan kondisi IBS, kami
berpencar untuk mengikuti salah satu prosedur dan mengobservasi ruang OK terkait
untuk mempelajari tata cara dan alur pasien di IBS.

10
11
LAPORAN ORIENTASI INSTALASI RAWAT DARURAT
5 OKTOBER 2020

Pelaksanaan orientasi di instalasi rawat darurat, kelompok kami mendapat


giliran pada hari terakhir (tanggal 30 Agustus 2019). Kami diterima oleh Dr. dr. I
Ketut Widiana, Sp.B(K)Onk selaku Kepala Instalasi IRD RSUP Sanglah. Selama
orientasi di IRD kami dibimbing oleh chief residen bedah yang bertugas dan
diberikan penjelasan dan gambaran mengenai pelayanan IRD yang sesuai dengan
standar Joint Committee International (JCI) serta diberikan penjelasan tentang
langkah dan alur penerimaan pasien di IRD, pembagian tempat pelayanan, orientasi
letak alat dan bahan yang diperlukan selama bertugas, dan juga hak serta kewajiban
masing-masing residen sesuai dengan tingkatannya. Pasien yang datang ke IRD
akan dilakukan triase oleh dokter triage terlebih dahulu untuk menentukan diagnosa
awal pasien. Tujuan triage adalah untuk menentukan bagian yang tepat sesuai
dengan diagnose pasien (misalnya: pasien bedah ke IRD Bedah, pasien anak dan
interna ke IRD Medik, pasien obsgin ke VK obsgin, dsb). Khusus untuk pasien
rujukan, pasien tidak perlu lagi ditriase tetapi dapat langsung diantar ke bagian yang
dituju, sesuai dengan yang tercantum di dalam surat rujukan.
Setelah melalui triase, pasien bedah akan diantar ke IRD Bedah dan
dilakukan pemeriksaan. Khusus untuk pasien-pasien trauma, pemeriksaan dimulai
dengan primary survey yang meliputi A, B, C, D, E (Airway and Cervical Spine
Proetction, Breathing and Ventilation, Circulation and Haemorrage Control, Disability
and Neurologic Status, Exposure and Environment Control) sesuai dengan prinsip
Advanced Trauma Life Support (ATLS) dan setelah kondisi pasien stabil, dilakukan
secondary survey yang meliputi pemeriksaan menyeluruh dari head to toe.
IRD Bedah terbagi menjadi zona-zona sesuai keperluan kondisi pasien.
Terdapat zona merah yang khusus untuk keperluan resusitasi segera, yang
dilengkapi dengan alat - alat resusitasi, EKG, dan FAST. Ada pula zona kuning
untuk pasien - pasien yang membutuhkan pemeriksaan segera dalam waktu 15
menit, dan zona hijau untuk pasien-pasien yang membutuhkan pemeriksaan dalam
waktu 30 menit. Pada bagian depan IRD Bedah terdapat area yang disebut fast
track. Area ini khusus untuk merawat luka ringan seperti luka lecet atau untuk
pasien-pasien morsum canis (gigitan anjing).

12
Pasien-pasien yang memerlukan pemeriksaan penunjang, seperti CT- Scan,
X-Ray, USG, atau pemeriksaan laboratorium, dapat langsung diperiksakan di IRD
karena disediakan laboratorium dan instalasi radiologi yang khusus melayani
keperluan pasien-pasien IRD. Instalasi ini buka 24 jam dan melayani pemeriksaan
cito. Untuk pasien-pasien yang memerlukan tindakan operasi darurat/ emergency,
dapat dilakukan operasi segera di kamar operasi IRD. Terdapat 3 ruangan OK IRD
untuk pasien-pasien bedah dan obsgin yang memerlukan tindakan segera (cito).
Disini kami juga mempelajari mengenai persiapan khusus untuk pasien-pasien yang
memerlukan tindakan ok cito. Pasien-pasien yang hanya memerlukan tindakan
minor seperti perawatan dan penjahitan luka, dapat dikerjakan di ruangan IRD
Bedah, setelah itu dapat dipulangkan, sedangkan pasien-pasien yang setelah
mendapatkan tindakan ternyata memerlukan observasi lebih lanjut, bisa ditempatkan
pada ruangan observasi.
IRD juga memiliki ruangan rawat intensif yaitu HCU, khusus untuk pasien-
pasien yang membutuhkan bantuan alat pernafasan seperti ventilator. Untuk pasien-
pasien yang membutuhkan observasi, terdapat ruang perawatan MS (Medical
Surgical) yang berlokasi di lantai 2 IRD. Terdapat juga ruangan perawatan biasa
bagi pasien - pasien yang tidak membutuhkan perawatan intensif atau intermediet.
Saat orientasi, kami melakukan observasi kondisi di IRD, mempelajari tata
cara dan alur penanganan pasien di IRD, serta tata cara dan aturan penulisan rekam
medis di IRD. Kami mempelajari bagaimana pengisian masing-masing form sesuai
kebutuhan pasien. Di UGD kami harus mampu menerapkan (PPI) Pencegahan
Penyakit Infeksi, bagaimana pelaksanaan hand hygine (6 langkah 5 waktu). Kami
mengobservasi dan membantu jaga I untuk menyelesaikan rekam medis pasien dan
sekaligus mempelajari alur penanganan pasien dari awal masuk hingga boleh
pulang atau dipindahkan ke ruangan.

13
LAMPIRAN BUKU LOG

14
15
16
17
18
19
20
21

Anda mungkin juga menyukai