Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

WORKSHOP PELAYANAN GERIATRI DI RUMAH SAKIT


DAN PIT INTERNA XVIII MALANG

A. PENDAHULUAN
Saat ini Indonesia memasuki penduduk dengan struktur menua, karena terdapat
lebih dari 7% populasi adalah usia diatas 60 tahun. Peningkatan Populasi lanjut usia di
Indonesia yang dapat menimbulkan permasalahan terkait aspek medis, psikologis,
ekonomi dan sosial sehingga diperlukan peningkatan pelayanan kesehatan terhadap
warga lanjut usia. Warga usia tua merupakan asset bangsa yang memiliki kekhususan
kondisi ketika sakit, yaitu jika menderita sakit cenderung multi penyakit, terdapat
berbagai penurunan fungsi organ, adanya gangguan psikologis/ kejiwaan, gangguan pada
sosial ekonomi serta perubahan lingkungan pada warga lanjut usia. Salah satu upaya
melakukan pelayanan pada lansia adalah di Rumah Sakit yang dilakukan melalui
pelayanan geriatri terpadu yang paripurna dengan pendekatan multidisiplin yang bekerja
secara interdisiplin.

B. LATAR BELAKANG
Penyelenggaraan pelayanan geriatri dilaksanakan di Fasyankes Primer, Sekunder
maupun tertier, serta di tingkat masyarakat melalui posyandu lansia, pemberdayaan
lansia, keluarga dan masyarakat (karang wredha), pelayanan home care dan long term
care, dan melalui usaha promotive dan preventif perorangan maupun kemitraan.
Permenkes nomor 79 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri di
Rumah Sakit merupakan pedoman dalam pelayanan geriatri di Rumah Sakit. Pengaturan
penyelenggaraan pelayanan geriatri di RS bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup,
kualitas pelayanan, dan keselamatan pasien geriatri di Rumah Sakit, serta memberikan
acuan dalam penyelenggaraan dan pengembangan pelayanan geriatri di RS.
Pelayanan geriatri diberikan kepada pasien lansia dengan kriteria memiliki lebih
dari 1 (satu) penyakit fisik dan/ atau psikis, atau memiliki 1 (satu) penyakit dan
mengalami gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi dan
lingkungan yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Mengingat penyakit yang dialami
oleh lansia tersebut lebih dari satu dan multipatologi maka konsep pelayanan geriatri

1
terpadu bagi lansia perlu dikembangkan di Rumah Sakit, sehingga lansia mendapatkan
pelayanan one stop service, yang melibatkan beberapa spesialis pada satu tempat yang
sama.
Standar Nasional Akreditasi RS (SNARS) tahun 2018 mengharuskan setiap RS
menjalankan Program Pelayanan Geriatri RS sesuai dengan kemampuan sumber daya
yang dimiliki sebagai salah satu Program Nasional yang baru. Saat ini di RS
Muhammadiyah lamongan telah berencana untuk menjalankan prognas tersebut,
sehingga dari ketua tim akreditasi SNARS RS Muhammadiyah Lamongan mengusulkan
2 orang untuk mengikuti Workshop Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit yang
diselenggarakan di Malang.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terwujudnya pelayanan geriatri dan penerapan tatalaksana terkini dibidang
penyakit dalam di RS Muhammadiyah Lamongan
2. Tujuan Khusus
1) Meningkatnya pemahaman RS terhadap program nasional pelayanan geriatri
di Rumah Sakit.
2) Terwujudnya pelayanan geriatri di RS Muhammadiyah Lamongan sesuai
dengan batas kemampuan (tingkat sederhana, tingkat lengkap, tingkat
sempurna atau tingkat peripurna).
3) Terwujudnya penerapan tatalaksana terkini dibidang penyakit dalam di RS
Muhammadiyah Lamongan sesuai dengan Guideline terbaru saat ini.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Penyelenggara : PIT XVIII IPD 2019
2. Susunan Acara
Hari I – Kamis, 1 Agustus 2019

Waktu Materi Pembicara


08.00-08.15 Pembukaan -
08.15-08.30 Pre-Test
08.30-09.00 Situasi, Tantangan, dan Peluang Pelayanan Dr. Sri Sunarti, SpPD,

2
Geriatri di Indonesia, serta sosialisasi K-Ger
Permenkes no 79 tahun 2014
09.00-09.15 Diskusi
09.15-10.00 Mengenal Sindrom Geriatri: Mengapa dan Dr. Novira Widjayanti,
Bagaimana Mengenalinya SpPD, K-Ger,
FINASIM
10.00-10.15 Diskusi
10.15-10.30 Coffe Break
10.30-11.15 Implikasi Klinis Proses menua dan Dr. Novira Widjayanti,
Comprehensive Geriatric Asessment SpPD, K-Ger,
FINASIM
11.15-11.30 Diskusi
11.30-12.00 Case Discussion Dr. Sri Sunarti, SpPD,
K-Ger
Dr. Gadis N.Mattaliti,
SpPD,FINASIM
12.00-13.00 ISHOMA -
13.00-13.45 Psikogeriatri: Peran Psikiatri dalam Tim Dr. Ratri Istiqomah,
Terpadu Geriatri untuk kesehatan Orang usia SpKJ
lanjut
13.45-14.00 Diskusi
14.00-14.45 Prinsip Rehabilitasi Medik pada Perbaikan Dr. M. Barlin Nugroho,
Status Fungsional pasien Usia Lanjut SpKFR
14.45-15.00 Diskusi

Hari II – Jum’at, 2 Agustus 2019


08.00-08.30 Pendekatan Asuhan nutrisi pada pasien Usia Sukarlin, SGz
lanjut
08.30-08.45 Diskusi
08.45-09.15 Asuhan Perawat pasien Geriatri di bangsal Arif, Amd Kep
akut
09.15-09.30 Diskusi
09.30-10.15 Caregiver Wahid Abdillah
10.15-10.30 Diskusi
10.30-10.45 Asuhan Perawat di bangsal kronis Eni Sundari
10.45-11.00 Diskusi
11.00-12.30 Sholat jum’at dan makan siang
12.30-14.30 Bimbingan Pembuatan Dokumen Program Tim pelatihan
nasional Geriatri
14.30-14.45 Evaluasi dan bunga rampai pelatihan Dr. Sri Sunarti, SpPD,
K-Ger
14.45-15.00 Post-Test

3
Hari III – Sabtu, 3 Agustus 2019
08.00-08.30 Plenary Lecture-2 : Perkembangan ilmu penyakit dalam di Indonesia:
Tantangan dan potensi di masa depan
08.30-09.00 Pembukaan
09.00-09.30 Coffee break
09.30-10.30 Scientific Symposium-2.1 : Infeksi Hepatitis B Kronis: Bisakah Sembuh?
10.30-11.30 Scientific Symposium-2.2 : Penatalaksanaan Kelebihan Besi pada
Thalassemia
11.30-12.30 Integrated Case Discussion-2 : Pengenalan Dini Sepsis di Layanan
Primer

Hari IV – Minggu, 4 Agustus 2019


08.00-08.30 Special Lecture : Penelitian Terapan di Bidang Penyakit Dalam
08.30-09.30 Scientific Symposium-3.1 : Perkembangan Dini Penggunaan Insulin
09.30-10.00 Coffee break
10.00-11.00 Integrated Case Discussion-3 : Cor pulmonale: Diagnosis dan
Tatalaksana
11.00-12.00 Lunch Symposium-3 : Penanganan Komprehensif Myeloma Multiple
12.00-13.00 Scientific Symposium-3.2 : Low Back Pain
13.00-14.00 Penutupan

E. HASIL KEGIATAN
Materi 1: Situasi, Tantangan, dan Peluang Pelayanan Geriatri di Indonesia, serta
sosialisasi Permenkes no 79 tahun 2014
Permenkes no 79 tahun 2014
 Lanjut Usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh)
tahun ke atas.
 Geriatri adalah cabang disiplin ilmu kedokteran yang mempelajari aspek
kesehatan dan kedokteran pada warga Lanjut Usia termasuk pelayanan kesehatan
kepada Lanjut Usia dengan mengkaji semua aspek kesehatan berupa promosi,
pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan rehabilitasi.
 Pasien Geriatri adalah pasien Lanjut Usia dengan multi penyakit dan/atau
gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi dan
lingkungan yang membutuhkan pelayanan kesehatan secara terpadu dengan
pendekatan Multidisiplin yang bekerja secara Interdisiplin

4
 Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
 Tim Terpadu Geriatri adalah suatu tim Multidisiplin yang bekerja
secara Interdisiplin untuk menangani masalah kesehatan Lanjut Usia
dengan prinsip tata kelola pelayanan terpadu dan paripurna dengan
mendekatkan pelayanan kepada pasien Lanjut Usia.
 Multidisiplin adalah berbagai disiplin atau bidang ilmu yang secara bersama-
sama menangani penderita dengan berorientasi pada ilmunya masing-masing.
 Interdisiplin adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh berbagai
disiplin/bidang ilmu yang saling terkait dan bekerja sama dalam penanganan
pasien yang berorientasi pada kepentingan pasien.
 Psikogeriatri adalah cabang dari ilmu kedokteran jiwa yang mempelajari
masalah kesehatan jiwa yang menyangkut aspek promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitatif serta masalah psikososial yang menyertai Lanjut Usia.
 Rehabilitasi medik adalah pelayanan kesehatan terhadap gangguan fisik dan
fungsi yang diakibatkan oleh keadaan/kondisi sakit, penyakit ataupun cedera
melalui paduan intervensi medik, keterapian fisik, rehabilitatif, bio- psiko sosial
dan edukasional untuk mencapai kemampuan fungsional yang optimal.
 Status Fungsional adalah kemampuan untuk mempertahankan
kemandirian dan untuk melakukan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari.
 Hendaya (Handicap) adalah kondisi kemunduran seseorang akibat
adanya ketunaan/kelainan dan/atau ketidakmampuan yang membatasinya dalam
memenuhi peran sosialnya yang normal menurut umur, jenis kelamin serta
faktor sosial, ekonomi dan budaya.
 Klinik Asuhan Siang (day care) adalah klinik rawat jalan yang memberikan
pelayanan rehabilitasi, kuratif, dan asuhan psikososial.
 Hospice adalah pelayanan kepada pasien dengan penyakit terminal dalam
bentuk meringankan penderitaan pasien akibat penyakit (paliatif), pendampingan
psikis dan spiritual sehingga pasien dapat meninggal dengan tenang dan
terhormat

5
Pengaturan Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit bertujuan
untuk:
a. Meningkatkan kualitas hidup, kualitas pelayanan, dan keselamatan
PasienGeriatri di Rumah Sakit; dan
b. Memberikan acuan dalam penyelenggaraan dan pengembangan
pelayanan Geriatri di Rumah Sakit.
Kriteria Pelayanan Geriatri
Pelayanan geriatri diberikan kepada pasien Lanjut Usia dengan kriteria:
a) Memiliki lebih dari 1 (satu) penyakit fisik dan/atau psikis; atau
b) Memiliki satu (satu) penyakit dan mengalami gangguan akibat penurunan fungsi
organ, psikologi, sosial, ekonomi, dan lingkungan yang membutuhkan pelayanan
kesehatan.
c) Kepada pasien dengan usia 70 (tujuh puluh) tahun keatas yang memiliki 1 (satu)
penyakit fisik dan /atau psikis.
d) Pelayanan geriatri sebagaiman dimaksud dilaksanakan secara terpadu dengan
pendekatan multidisiplin yang bekerja secara interdisiplin.
Tingkat Pelayanan Geriatri di Rumah sakit berdasarkan jenis pelayanan, sarana dan
prasarana, peralatan dan ketenagaan:
a) Tingkat sederhana
b) Tingkat lengkap
c) Tingkat sempurna
d) Tingkat paripurna.
Jenis Pelayanan
a) Jenis pelayanan geriatri tingkat sederhana paling sedikit terdiri atas rawat jalan
dan kunjungan rumah (home care).
b) Jenis pelayanan geriatri tingkat lengkap paling sedikit terdiri atas rawat jalan,
rawat inap akut, dn kunjungan rumah (home care)
c) Jenis pelayanan geriatri tingkat sempurna paling sedikit terdiri atas rawat jalan,
rawat inap akut, kunjungan rumah (home care), dan klinik asuhan siang.

6
d) Jenis pelayanan geriatri tingkat paripurna terdiri atas rawat jalan, klinik asuhan
siang, rawat inap akut, rawat inap kronik, rawat inap psikogeriatri, penitipan
pasien geriatri (respite care), kunjungan rumah (home care), dan Hospice.
e) Selain menyelenggarakan pelayanan geriatri sebagaimana dimaksud diatas, RS
dengan pelayanan Geriatri tingkat sempurna dan tingkat paripurna, melaksanakan
pendidikan, pelatihan, dan penelitian serta kerjasama lintas program dan lintas
sektor dalam rangka pengembangan pelayanan Geriatri dan pemberdayaan
masyarakat.

Ketenagaan
1. Tim terpadu Geriatri pada pelayanan geriatri tingkat sederhana paling sedikit terdiri
atas:
a) Dokter spesialis penyakit dalam
b) Dokter spesialis lainnya sesuai dengan jenis penyakit pasien geriatri
c) Dokter
d) Perawat yang telah mengikuti pelatihan keperawatan gerontik atau pelatihan
keterampilan inteligensia
e) Apoteker
f) Tenaga gizi
g) Fisioterapis
h) Okupasi terapi
2. Tim terpadu Geriatri pada pelayanan geriatri tingkat lengkap paling sedikit terdiri
atas:
a) Dokter spesialis penyakit dalam
b) Dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi
c) Dokter spesialis kedokteran jiwa/psikiater
d) Dokter spesialis lainnya sesuai dengan jenis penyakit pasien geriatri
e) Dokter
f) Perawat yang telah mengikuti pelatihan keperawatan gerontik atau pelatihan
keterampilan inteligensia
g) Apoteker

7
h) Tenaga gizi
i) Fisioterapis
j) Okupasi terapis
k) Psikolog
l) Pekerja sosial
3. Tim terpadu Geriatri pada pelayanan geriatri tingkat sempurna paling sedikit terdiri
atas:
a) Dokter spesialis penyakit dalam
b) Dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi
c) Dokter spesialis kedokteran jiwa/psikiater
d) Dokter spesialis lainnya sesuai dengan jenis penyakit pasien geriatri
e) Dokter
f) Perawat yang telah mengikuti pelatihan keperawatan gerontik atau pelatihan
keterampilan inteligensia
g) Apoteker
h) Tenaga gizi
i) Fisioterapis
j) Okupasi terapis
k) Terapis wicara
l) Perekam medis
m) Psikolog
n) Pekerja sosial
4. Tim terpadu Geriatri pada pelayanan geriatri tingkat paripurna paling sedikit terdiri
atas:
a) Dokter spesialis penyakit dalam konsultan Geriatri
b) Dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi
c) Dokter spesialis kedokteran jiwa/psikiater
d) Dokter spesialis lainnya sesuai dengan jenis penyakit pasien geriatri
e) Dokter
f) Perawat yang telah mengikuti pelatihan keperawatan gerontik atau pelatihan
keterampilan inteligensia

8
g) Apoteker
h) Tenaga gizi
i) Fisioterapis
j) Okupasi terapis
k) Terapis wicara
l) Perekam medis
m) Psikolog
n) Pekerja sosial

Materi 2: Mengenal Sindrom Geriatri (dikenal dengan 14 i )


1) Immobility
2) Instability
3) Incontinence
4) Impairment of cognitif
5) Impaction
6) Impairements of Vision, Hearing, Skin integrity, taste
7) Infection
8) Isolation
9) Inanition
10) Impecunity
11) Iatrogenesis
12) Insomnia
13) Impotence
14) Imunodefisiency

Materi 3: Implikasi Klinis Proses menua dan Comprehensive Geriatric Asessment


1) Fungsi jantung
Denyut jantung maksimal, fraksi ejeksi dan curah jantung turun, kekakuan
ventrikel terkait usia menyebabkan disfungsi diastolik dan risiko edema paru pada
resusitasi cairan agresif sehingga makin tergantung pada denyut atrium untuk
pengisian diastolik dan buruknya toleransi terhadap fibrilasi atrial.

9
2) Fungsi Paru
Berkurangnya efektifitas batuk, berkurangnya kekuatan otot pernafasan,
berkurangnya difusi CO, berkurangnya respon ventilasi akibat hiperkapnia,
kapasitas vital berkurang menyebabkan ventilasi-perfusi tidak sinkron dan
meningkatnya penutupan jalan udara sehingga usia lanjut kurang dapat berespon
terhadap peningkatan kebutuhan respirasi pada penyakit kritis.
3) Fungsi Ginjal
Penurunan signifikan fungsi ginjal pada usia lanjut menyebabkan usia lanjut
kurang siap menghadapi perubahan volume dan elektrolit dan eliminasi obat obat
yang diekskresi lewat ginjal berkurang
4) Fungsi Hati
Hindari atau kurangi dosis obat-obat yang dieliminasi lewat hati, waspaad
abnormalitas koagulasi dan hipoalbumineadosis obat obat yang sangat terikat
albumin harus diturunkan.
5) Fungsi Imun
Berkurangnya imunitas seluler, rendahnya afinitas produksi antibodi
menyebabkan kurang responsif atau respons yang tidak sesuai terhadap kerusakan
jaringan atau infeksi, kurang responsif terhadap vaksinasi, infeksi bakterial lebih
berat

Materi 4: Hepatitis B tidak bisa disembuhkan: Mengapa perlu diberikan terapi?


 Hepatitis B tidak bisa disembuhkan tapi tetap diberikan terapi untuk mencegah
agar tidak menjadi HCC (hepatoma) atau sirosis.
 Penanda serum Hepatitis B antara lain HBsAg, HBeAg, HBV DNA, Anti-Hbs
 Pemeriksaan lab untuk menilai derajat kerusakan hati antara lain ALT, biopsy
dan/atau fibroscan.
 Rekomendasi skrining HBV pada risiko tinggi seperti pengguna narkoba suntik,
pasien yang sedang menjalani terapi hemodialisa dan tenaga medis.
 5 inti intervensi untuk mengeliminasi hepatitis:
1. Vaksinasi (mencegah infeksi hepatitis A,B,E)
2. Mencegah transmisi virus hepatitis B dari ibu ke anak

10
3. Keamanan saat injeksi, transfuse darah dan pembedahan
4. Meniminalkan bahaya pada pengguna jarum suntik
5. Terapi infeksi kronik hepatitis B dan C
 Tujuan Terapi:
 Ideal:
HBsAg loss yang bertahan setelah terapi selesai, baik dengan atau tanpa anti-HBs
serokonversi
 Memuaskan:
Respon virologi dan Anti-HBe serokonversi yang bertahan untuk HBeAg positif.
Respon virologi yang bertahan untuk HBeAg negative.
 Dapat diterima:
Remisi virologi yang bertahan (HBV DNA yang tidak terdeteksi melalui uji PCR
yang sensitif) melalui terapi antiviral jangka panjang pada pasien HBeAg positif
yang tidak mencapai HBeAg serokonversi dan HBeAg negative.
 Pilihan Terapi Hepatitis B: Peginterferon atau Nucleos(t)ide analogues (NA).
 Peginterferon:
 Bertujuan untuk off-treatment immune control
 Efek dipertahankan melalui dual mode off action (immunomodulator dan
antiviral)
 Terapi berjangka
 Nucleos(t)ide analogues (NA):
 Bertujuan untuk supresi virus selama terapi
 Efek bertahan melalui terapi terus menerus (antiviral)
 Terapi jangka Panjang (berpotensi seumur hidup)

Materi 5: Insulin Basal Generasi Terbaru : Apakah diperlukan?


 Insulin basal generasi pertama : NPH, insulin glargine, insulin detemir.
 Insulin basal generasi kedua: insulin degludec, glargine U300 dan PEGylated
insulin lispro.

11
 Insulin basal generasi terbaru dengan waktu paruh lebih dari 24 jam dikatakan
lebih mudah mencapai steady state dan kadarnya di dalam plasma lebih stabil 
waktu pemberian lebih fleksibel.
 Studi IO-HAT menunjukkan bahwa 99.4% pasien DMt2 di Indonesia mengalami
episode hipoglikemia dalam 1 bulan evaluasi.
 Insulin degludec : Waktu paruh ≥25 jam, flat dan stabil selama ≥24 jam  risiko
hipoglikemi rendah, dan waktu penyuntikan fleksibel.

Materi 6: Diagnosis dan Mekanisme Nyeri Pinggang


 Mekanisme nyeri:
 Nyeri nosiseptif : nyeri yang ditimbulkan oleh kerusakan jaringan non-
neural yang sedang terjadi atau mengancam, serta aktivasi nociceptor.
 Nyeri neuropatik: nyeri yang disebabkan oleh lesi atau penyakit pada
sistem saraf somatosensori.
 Nyeri campuran: Nyeri tumpang tindih kompleks antara berbagai jenis
nyeri (nociceptive, neuropathic).
 Low Back Pain merupakan ranah dari penyakit dalam.
 Singkirkan penyebab patologi yang serius misalnya, infeksi, keganasan atau
sindroma cauda equina (RED FLAGS).
 Red Flag:
1. Umur > 50
2. Defisit neurologi fokal
3. Riwayat aneurisma aorta abdominal
4. Riwayat keganasan
5. Imunosupresi
6. Penyalahgunaan obat intravena
7. Penggunaaan steroid lama, osteoporosis
8. Trauma
9. Demam yang tidak diketahui penyebabnya.
10. Penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya

12
11. Sindrom kauda equina (retensi urin, gejala dan tanda neurologi bilateral,
anastesi sadel).
 Foto polos sering mendeteksi adanya penyakit sendi degeneratif, spur vertebra,
spondilosis, yang sebenarnya tidak berhubungan dengan gejala yang timbul.
 Pemeriksaan radiologi lanjutan hanya direkomendasikan pada pasien dengan red
flag, meskipun gejala belum sampai 4 minggu.
 MRI dapat memperlihatkan jaringan lunak dan dapat mendeteksi kelainan,
misalnya infeksi, kanker dan tumor metastatic.

F. LAPORAN KEUANGAN
No Nama Pendaftaran Uang saku Uang makan jumlah
1 Firda Mareta T, dr 3.250.000 476.000 160.000 3.886.000
2 Titah Khalimatus 2.500.000 262.000 100.000 2.862.000
S, Skep,Ns
Total 6.748.000

G. SARAN BAGI RUMAH SAKIT


1. Sesuai dengan Standar Nasional Akreditasi RS (SNARS) tahun 2018 pada BAB
Program Nasional Pelayanan Geriatri, maka RS Muhammadiyah Lamongan harus
menjalankan Prognas tersebut sesuai dengan kemampuan sumber daya yang dimiliki
sebagai salah satu program nasional yang baru.
2. Menyelenggarakan pelayanan geriatri minimal tingkat sederhana yang terdiri atas
rawat jalan dan kunjungan rumah (home visite).
3. Membentuk Tim Terpadu Geriatri pada pelayanan Geriatri tingkat sederhana yang
terdiri atas:
a) Dokter spesialis penyakit dalam
b) Dokter spesialis lainnya sesuai dengan jenis penyakit pasien geriatri
c) Dokter
d) Perawat yang telah mengikuti pelatihan keperawatan gerontik atau pelatihan
keterampilan inteligensia
e) Apoteker

13
f) Tenaga gizi
g) Fisioterapis
h) Okupasi terapi
4. Memenuhi segala kebutuhan, sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam
pelayanan geriatri minimal tingkat sederhana.
5. Tersedianya pilihan terapi hepatitis B yaitu golongan Peginterferon atau
Nucleos(t)ide analogues (NA), sehingga dapat mencegah terjadinya HCC amaupun
sirosis.
6. Pemilihan terapi insulin basal generasi terbaru seperti Insulin degludec dapat
diberikan di RS mengingat banyaknya manfaat yang diberikan.
7. Low Back Pain merupakan ranah ilmu penyakit dalam, untuk itu diharapkan DPJP
utama pada penyakit ini adalah internist, kecuali jika terdapat Red Flags.

H. PENUTUP

Demikian Laporan Workshop Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit dan PIT Interna
XVIII Malang ini kami sampaikan, semoga bermanfaat dalam upaya meningkatkan dan
memperbaiki pelayanan di RSML khusunya dalam rangka mensukseskan program
nasional pemerintah.

Lamongan, 6 Agustus 2019

Tim PJ BAB Prognas Geriatri

Dr. Firda Mareta Triwandani Titah Khalimatus Sya’diyah, S.Kep.Ns

14

Anda mungkin juga menyukai