Anda di halaman 1dari 28

BAB II

PENYELENGGARAAN ORIENTASI CPNS

A. Persiapan

Persiapan pembekalan pengetahuan dalam orientasi organisasi dilakukan

dalam dua kegiatan yaitu persiapan administrasi dan persiapan teknis, dengan

rincian sebagai berikut:

1. Persiapan Administrasi

Peserta orientasi diwajibkan mengumpulkan berkas berupa fotokopi

ijazah terakhir yang telah dilegalisir, NPWP, surat lamaran sesuai format

dari KEMENKES RI, fotokopi KTP, dan fotokopi KK.

2. Persiapan Teknis

Peserta orientasi dikumpulkan di Ruang rapat lantai 2 gedung

Poliklinik lama untuk diberikan arahan dan gambaran kegiatan orientasi

organisasi dan klinik. Arahan disampaikan oleh dr. R. Safil Rudiarto

Hendroyogi, Sp. Rad. MM. selaku direktur umum, SDM, dan pendidikan

serta dr. Nurleli Manurung, MM. selaku Kasubbag SDM.

B. Pelaksanaan

1. Peserta, Nara Sumber dan Pembimbing

a. Peserta

Berhubung kegiatan orientasi CPNS dilaksanakan melalui orientasi

organisasi dan praktik kerja maka kriterianya adalah peserta orientasi


organisasi adalah CPNS Kementerian Kesehatan dan peserta praktik

kerja adalah peserta yang telah melaksanakan orientasi organisasi

sesuai dengan ketentuan. Daftar peserta orientasi sebagai berikut:

No. Nama
1. Agus Sriwidodo, S. Kep., Ns.
2. Astrid Ayu Alaika, S. Kep., Ns.
3. Deffyna Azzahra Suyatno, AMK.
4. Ervin Septian Dewi, S. Kep., Ns.
6. Febriyan Eko Kurniawan, AMK.
5. Kartika Ekawati, S. Kep., Ns.
7. Nanda Wardhana, AMK.
8. Noviana Nugrahani, AMK.
9. Rani Setiyawati, AMK.
10. Ratna Wati, AMK.
11. Rosiana Kurnia Shabella, AMK.
12. Yohanna Uli Arta, AMK.
13. Adinda Lola Aviesta
14. Pratiwi Hening P
15. M. Nurhuda
16. dr. Asep Santoso, Sp. OT
17. dr. Mukhtar Ali Mukti

b. Nara Sumber Orientasi Organisasi

HARI I : Selasa, 2 Januari 2018


No. Waktu Materi Narasumber
1. 09.00-09.30 Pre Test Warsini S. Sos, M.Si
Pembukaan Orientasi, dr. Nurleli Manurung, MM
2. 09.30-10.15
Profil RS, Visi Misi
Alur Pelayanan dr. Romaniyanto, Sp. OT (K)
3. 10.15-11.00
Spine
Peningkatan Mutu Fransisca Arie Nursanti,
4. 11.00-11.45
Rumah Sakit S.Kep., Ns., M.Kes.
Manajemen Bencana Dwi Yuningsih, S.ST., FT.,
(APAR, Gempa, M.Kes
5. 11.45-12.15
Evakuasi, Emergency
Code)
6. 12.15-13.00 ISTIRAHAT
Pengisian Status Joko Kusnadi, Amd
7. 13.00-13.45
Rekam Medis
8. 13.45-14.30 Code Blue dan BHD Yusstanto, S.Kep., Ns.
HARI II : Rabu, 3 Januari 2018
No. Waktu Materi Narasumber
1. 08.00-09.00 Kepegawaian A.Y. Yanto, SKM, M.Pd
2. 09.00-09.30 Komite Medik dr. Tangkas Sibarani, Sp. OT
(K)
3. 09.30-10.00 Pendidikan Pasien dan dr. Komang Kusumawati,
Keluarga Sp. KFR, M.Pd
4. 10.00-11.00 Clinical Pathway dr. Retno Setyaning, Sp.
KFR
5. 11.00-11.30 Peresepan dan Dra. Lidiawati, Apt.
Penggunaan Obat
6. 11.30-12.00 Kesehatan Sri Juni Anggraini, SKM
Lingkungan
7. 12.00-13.00 ISTIRAHAT
8. 13.00-14.00 Kewaspadaan Standar Ali Rosjidi, AMK
(PPI)
14.00-14.30 5 R dan Anti Rokok Dwi Susilowati, S.Kep., Ns,
M.Pd
9. 14.30-15.00 Post Test Warsini S.Sos., M.Si
10. 15.00-15.30 Penutupan dr. Jimmy Fitria, MM.

c. Pembimbing Praktek Kerja

No. Ruangan Pembimbing


1. Parang Roossy Irawati, S.Kep., Ns.
2. IBS Yunus, S.Kep., Ns.
3. Sekar Jagad Sri Yuliati, AMK.
4. ICU Sutarman, S.Kep., Ns.
5. Poliklinik Eny Setyaningsih, S.ST
6. IGD Yusstanto, S.Kep., Ns.
7. Ceplok Suwarni, AMK.

2. Proses Pembelajaran

a. Orientasi Organisasi

Proses pembelajaran dilakukan dengan metode ceramah dan

demonstrasi dengan waktu penyajian antara 30-60 menit. Media yang

digunakan dalam orientasi organisasi adalah slide/powerpoint,


komputer/ laptop, LCD. Proses pembelajaran orientasi organisasi

dijelaskan sebagai berikut:

a) Pembukaan

Proses pembukaan orientasi organisasi kegiatannya adalah:

1) Pengarahan dari pejabat yang berwenang tentang perlunya

orientasi organisasi

2) Pengarahan dari ketua tim tentang proses yang akan dijalani

CPNS selama mengikuti kegiatan orientasi organisasi.

b) Membangun Komitmen Belajar

Kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan mempersiapkan

peserta dalam mengikuti proses orientasi organisasi. Kegiatannya

antara lain:

1) Penjelasan oleh Narasumber tentang tujuan dan kegiatan yang

akan dilakukan dalam membangun komitmen belajar.

2) Perkenalan antara peserta dan para Narasumber serta tim

orientasi organisasi, juga perkenalan antara sesama peserta.

3) Mengemukakan kebutuhan/harapan, kekhawatiran dan

komitmen norma, harapan masing-masing peserta selama

pelatihan.

4) Kesepakatan antara para Narasumber, penyelenggara orientasi

organisasi dan peserta dalam berinteraksi selama pelatihan

berlangsung, meliputi: pengorganisasian kelas, kenyamanan

kelas, keamanan kelas dan lain sebagainya.


c) Pengisian Pengetahuan/Wawasan

Setelah materi Membangun Komitmen Belajar selesai, kemudian

dilanjutkan dengan penyampaian materi dasar.

d) Pengetahuan dan Keterampilan

Penyampaian pengetahuan dan keterampilan ini bermaksud agar

CPNS memiliki kemampuan dalam mempresentasikan kedudukan

dan struktur organisasi, tugas, fungsi, visi dan misi organisasi,

strategi dan kebijakan organisasi, sarana dan prasarana, Standar

Prosedur Operasional (SOP) dan tujuan dan nilai-nilai/prinsip-

prinsip instansinya melalui pembelajaran mengenai organisasi

melalui orientasi. Pembelajaran disajikan secara komunikatif yang

meliputi ceramah tanya jawab, diskusi dan demonstrasi.

b. Praktik Kerja

Materi-materi yang disampaikan dalam praktik kerja merupakan

pendalaman dari hasil diklat orientasi organisasi. Oleh karena itu

materi-materi dalam praktik kerja, fokus pada tugas masing-masing

CPNS di masing-masing instansi. Materi-materi tersebut, mungkin

dalam bentuk buku pedoman, aturan-aturan, Standar Prosedur

Operasional (SPO) atau acuan-acuan lain yang digunakan oleh masing-

masing instansi dalam melaksanakan tugasnya.

Proses pembelajaran berlangsung dengan pemberian asuhan

keperawatan kepada pasien mulai dari pengkajian, perumusan masalah,

penetapan diagnosa dan intervensi, sampai dokumentasi. Selain itu


pembelajaran juga didapat dengan mengikuti kegiatan keperawatan

dalam satu shift jaga mulai dari operan jaga, meeting morning, pre

conference, post conference, dan rapat ruangan. Peserta orientasi juga

mendapatkan bimbingan dari kepala ruang mengenai kompetensi dasar

yang harus dimiliki di masing-masing ruangan. Daftar target

kompetensi dasar terlampir.

3. Kegiatan Pelayanan di Area Praktik Kerja

Praktek kerja orientasi CPNS Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R.

Soeharso Surakarta dilaksanakan selama delapan minggu, untuk

keperawatan dilaksanakan di Instalasi Rawat Inap (IRI), Instalasi Rawat

Jalan (IRJ/Poliklinik), Instalasi Bedah Sentral (IBS), Intensive Care Unit

(ICU), dan Instalasi Gawat Darurat (IGD). Selama delapan minggu,

penulis melaksanakan orientasi praktik kerja di empat tempat yaitu Parang

(Parang Kusumo dan Parang Seling), Instalasi Bedah Sentral (IBS), Sekar

Jagad, dan Intensive Care Unit (ICU) . Berikut adalah penjelasannya:

1. Instalasi Rawat Inap (IRI)

Instalasi rawat inap terdiri dari tiga bangsal yaitu Ceplok (Ceplok

Kembang dan Ceplok Sriwedari), Parang (Parang Seling dan Parang

Kusumo), dan Sekar Jagad.

1.1. Struktur Organisasi Instalasi Rawat Inap


Struktur Organisasi Instalasi Rawat Inap

RS. Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta

Sumber: dokumen pribadi, 2018

1.2. Indikator Mutu Instalasi Rawat Inap

Indikator mutu instalasi rawat inap adalah sebagai berikut:

A. INDIKATOR AREA KLINIS


No Indikator Rasionalisasi Numerator Denominator Target
IAK ASSESMEN Proses asesmen pasien Jumlah seluruh status Jumlah seluruh 100%
1 TERHADAP AREA yang efektif akan rekam medis yang pasien baru rawat
KLINIS menghasilkan pengisian pengkajian inap
keputusan tentang awal medisnya lengkap
Angka kelengkapan pengobatan pasien dalam 24 jam pada saat
pengisian pengkajian yang harus segera awal pasien masuk
awal medis oleh dokter dilakukan dan rawat inap.
DPJP pada rekam medis kebutuhan pengobatan
pasien dalam 24 jam berkelanjutan untuk Ket: dihitung dari jam
sejak pasien masuk rawat emergensi, elektif atau pada formulir transfer
inap pelayanan terencana, antar ruang sampai jam
bahkan ketika kondisi pada pengkajian awal
pasien berubah. medis rawat inap.
Penulisan bias
dilakukan oleh PPDS,
tetapi harus diverifikasi
oleh DPJP.
IAK PENGGUNAAN Ketepatan waktu Jumlah pasien yang Jumlah seluruh 100%
2 ANTIBIOTIKA DAN pemberian antibiotika pemberian antibiotik pasien yang
OBAT LAINNYA mempengaruhi injeksi tepat waktu mendapat antibiotik
efektifitas antibiotika. sesuai program injeksi
Ketepatan pemberian
antibiotika injeksi di
ruang rawat inap dan ICU
B. INDIKATOR AREA MANAJEMEN
No. Indikator Rasionalisasi Numerator Denominator Target
IAM HARAPAN DAN Tergambarnya Jumlah visite dokter Jumlah pelaksanaan 100%
1 KEPUASAN PASIEN kepedulian tenaga spesialis antara jam visite dokter
DAN KELUARGA medis terhadap 08.00 sampai dengan spesialis
ketepatan waktu 14.00
Ketepatan jam visite pemberian pelayanan.
dokter spesialis
Visite dokter spesialis
adalah kunjungan
dokter spesialis setiap
hari kerja sesuai
dengan ketentuan
waktu kepada setiap
pasien yang menjadi
tanggung jawabnya,
yang dilakukan antara
jam 08.00 s/d 14.00
C. INDIKATOR AREA SASARAN KESELAMATAN PASIEN
No. Indikator Rasionalisasi Numerator Denominator Target
IASKP ANGKA KEPATUHAN Pemasangan gelang Jumlah pasien rawat Jumlah seluruh 100%
1 PEMASANGAN identitas mencegah inap yang terpasang pasien rawat inap
GELANG IDENTITAS kesalahan identifikasi gelang identitas secara
PADA PASIEN RAWAT tepat
INAP
IASKP KEPATUHAN Identifikasi pasien Jumlah pelaksanaan Jumlah pasien yang 80%
2 PELAKSANAAN harus dilaksanakan identifikasi oleh mendapatkan
IDENTIFIKASI OLEH oleh petugas sebelum petugas gizi sebelum makanan dari
PETUGAS GIZI pemberian memberikan makanan petugas gizi yang
SEBELUM tindakan/prosedur. kepada pasien di rawat dilakukan survey
MEMBERIKAN Kesalahan dalam diet inap
MAKANAN KEPADA merupakan salah satu
PASIEN DI RAWAT risiko yang terjadi
INAP KELAS III apabila identifikasi
tidak dilaksanakan
dengan tepat
IASKP KEPATUHAN Ketepatan dalam Jumlah instruksi via Jumlah instruksi via 100%
3 PENANDATANGANAN pelaporan data dan telefon yang tercatat telefon yang tercatat
LEMBAR pemberian instruksi pada lembar pada lembar
KOMUNIKASI VIA medis sangat penting komunikasi via telfon komunikasi via
TELEPON OLEH dalam mencegah yang ditandatangani telefon.
DOKTER PEMBERI KTD/KNC/sentinel oleh dokter pemberi
INSTRUKSI DALAM event instruksi dalam 1x24
1x24 JAM jam
IASKP KELENGKAPAN Pencegahan pasien Jumlah rekam medik Jumlah seluruh 100%
4 PENGKAJIAN RISIKO berisiko jatuh sejak rawat inap yang pasien rawat inap
PASIEN JATUH PADA awal dapat lengkap pengkajian
PASIEN RAWAT INAP mengurangi atau risiko jatuhnya
mencegah kejadian
pasien jatuh
IASKP PENERAPAN Pencegahan pasien Jumlah rekam medis Jumlah rekam medis 100%
5 ASESMEN ULANG berisiko jatuh sejakpasien rawat inap yang pasien rawat inap
RISIKO JATUH PADA awal serta penerapanlengkap asesmen dengan indikasi
PASIEN BILA ADA asesmen ulang sesuaiulangnya sesuai dengan asesmen ulang risiko
PERUBAHAN KONDISI prosedur dapat indikasi/prosedur jatuh
ATAU PENGOBATAN mengurangi atau
SESUAI DENGAN mencegah kejadian
PROSEDUR DI RANAP pasien jatuh
DAN ICU
D. INDIKATOR INTERNATIONAL LIBRARY MEASURE
No. Indikator Rasionalisasi Numerator Denominator Target
ILM I-NSC-2 Suatu daerah yang Jumlah pasien yang Jumlah pasien non 0%
1 PREVALENSI ULCUS jaringan cutaneous terkena dekubitus ambulatory
DEKUBITUS mengalami kerusakan
diakibatkan oleh
tekanan yang terus
menerus pada pasien
non ambulatory yang
tidak dilakukan alih
posisi
ILM I-NSC-4 Pasien jatuh dengan Jumlah pasien jatuh Lama perawatan 0%
2 PREVALENSI PASIEN atau tanpa cedera
JATUH terdokumentasi
ILM I-VTE-1 Terselenggaranya Jumlah pasien yang Jumlah pasien yang 100%
3 PEMBERIAN pelayanan atau hip mendapatkan menjalani hip atau
PENCEGAHAN VTE knee arthroplasty profilaksis knee arthroplasty
(VENOUS THROMBO terbebas dari VTE (pencegahan) VTE dalam 1 bulan
EMBOLISM) PADA dalam satu bulan.
PASIEN HIP ATAU
KNEE ARTHROPLASTY

1.3 Target Kompetensi Instalasi Rawat Inap

Selama orientasi praktik kerja, CPNS perawat diwajibkan

memenuhi target kompetensi dasar mulai dari observasi terhadap

tindakan keperawatan, melakukan tindakan keperawatan dengan

supervisi dari kepala ruang atau perawat senior, hingga melakukan


tindakan keperawatan secara mandiri. Berikut daftar target

kompetensi dasar di instalasi rawat inap:

No. Kompetensi
1. Memahami dan mengerti struktur organisasi Instalasi Rawat
Inap
2. Mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan pasien di rawat
inap dengan baik
3. Mampu melaksanakan Dokumentasi Keperawatan Rawat
Inap dengan baik dan benar
4. Mengenal jenis dan fungsi alat-alat di Rawat Inap
5. Mengerti dan melaksanakan SPO tentang:
- Identifikasi pasien
- Code Blue dan Code Red
- Isolasi Pasien
- Serah terima pasien baru dari Poliklinik dan IGD
- Mengenal tanda dan gejala kegawatan pasien di
Rawat Inap
- Persiapan macam-macam tindakan di Rawat Inap
6. Mengenal macam-macam ruang di Rawat Inap dan fungsinya
7. Mengenal sebagian obat-obatan emergency
8. Memahami dan melaksanakan konsep dasar PPI dan Patient
Safety
9. Mampu melakukan perawatan luka
10. Mampu melakukan teknik BHD
11. Memahami indikator-indikator mutu di Rawat Inap

1.4 Pelaksanaan Praktik Kerja di Instalasi Rawat Inap

Penulis melaksanakan orientasi praktik kerja di Sekar Jagad

selama dua minggu dan di Parang (Parang Seling dan Parang

Kusumo) masing-masing selama satu minggu. Berikut

penjelasannya:

a. Parang Kusumo

Parang Kusumo merupakan bangsal dengan perawatan

kelas 3 dengan kapasitas 30 tempat tidur. Terdapat 19 sumber

daya manusia terdiri dari 16 orang perawat dimana 1 orang


perawat sebagai kepala ruang, 3 orang perawat sebagai perawat

primer, dan 12 orang perawat sebagai perawat pelaksana.

Perawat yang jaga pagi terdiri dari 3 orang perawat primer dan

1-2 orang perawat pelaksana ditambahkan kepala ruang. Parang

Kusumo adalah bangsal perawatan untuk semua kasus kecuali

kasus spine, kasus infeksius, dan untuk pasien dewasa pria.

Kegiatan pelayanan di Parang Kusumo antara lain,

memberikan pelayanan keperawatan, mulai dari personal

hygiene, program pemberian obat, persiapan pasien operasi,

perawatan post operasi, dan perawatan luka.

Selama satu minggu orientasi di Parang Kusumo, penulis

menemukan beberapa permasalahan yaitu:

 Beberapa pasien yang tidak mengenakan gelang identitas.

Gelang tidak terbaca, tulisan pada gelang mudah luntur.

 Identifikasi pasien ketika akan melakukan tindakan ke

pasien, identifikasi lebih sering dengan memanggil nama

pasien.

 Setelah melakukan interaksi beberapa perawat tidak

mencuci tangan, setelah dari lingkungan pasien, beberapa

perawat tidak melakukan cuci tangan, karena tidak

menyentuh pasien.

 Belum optimalnya pencegahan ulkus dekubitus pada pasien

dengan tirah baring lama seperti belum terpasangnya kasus


dekubitor pada pasien yang terpasang skin dan skeletal

traction.

 Pemasangan gelang risiko jatuh belum optimal dilakukan

terhadap pasien dengan risiko jatuh.

 Pemasangan gelang alergi pada pasien dengan alergi obat

atau makanan juga belum optimal dilakukan.

 Perawatan luka yang belum menerapkan prinsip steril,

masih terdapat pemakaian alat yang sama untuk beberapa

pasien.

 Obat-obatan yang sudah tidak diberikan ke pasien (pasien

pulang atau terdapat perubahan program injeksi) masih

menumpuk di loker obat.

Sedangkan untuk meeting morning, pre dan post conference

sudah berjalan optimal terlebih karena ada mahasiswa praktik

profesi stase manajemen.

b. Parang Seling

Parang Seling merupakan bangsal dengan perawatan kelas

3 dengan kapasitas 30 tempat tidur. Terdapat 19 sumber daya

manusia terdiri dari 16 orang perawat dimana 1 orang perawat

sebagai kepala ruang, 3 orang perawat sebagai perawat primer,

dan 12 orang perawat sebagai perawat pelaksana. Perawat yang

jaga pagi terdiri dari 3 orang perawat primer dan 1-2 orang
perawat pelaksana ditambahkan kepala ruang. Parang Seling

adalah bangsal perawatan untuk semua kasus non infeksius,

kasus anak-anak, dan untuk pasien dewasa wanita.

Kegiatan pelayanan di Parang Seling sama seperti Parang

kusumo antara lain, memberikan pelayanan keperawatan, mulai

dari personal hygiene, program pemberian obat, persiapan

pasien operasi, perawatan post operasi, dan perawatan luka.

Selama satu minggu orientasi di Parang Seling, penulis

menemukan beberapa permasalahan yaitu:

 Beberapa pasien yang tidak mengenakan gelang identitas.

Gelang tidak terbaca, tulisan pada gelang mudah luntur.

 Identifikasi pasien ketika akan melakukan tindakan ke

pasien, identifikasi lebih sering dengan memanggil nama

pasien.

 Pemasangan gelang risiko jatuh juga belum optimal

dilakukan terhadap pasien dengan risiko jatuh.

 Pemasangan gelang alergi pada pasien dengan alergi obat

atau makanan juga belum optimal dilakukan.

 Meeting morning, pre dan post conference belum berjalan

optimal.

Sedangkan untuk pencegahan ulkus dekubitus pada pasien

dengan tirah baring lama terutama pada pasien dengan kasus

spine sudah dilakukan secara optimal dengan penggunaan


kasur dekubitor dan terdapat jadwal untuk penggantian posisi

di ruangan pasien. Perawatan luka juga sudah menerapkan

prinsip steril, pemakaian satu alat untuk satu pasien.

c. Sekar Jagad

Ruang Sekar Jagad merupakan ruang perawatan kelas I dan

VIP yang memberikan pelayanan asuhan keperawatan pada

semua kasus ortopedi yang meliputi sub rekontruksi, pediatri,

spine, onkologi, hand micro surgery, dan sport medicine, serta

kasus penyakit dalam dan bedah umum. Sekar Jagad

mempunyai kapasitas 12 tempat tidur. Terdapat 16 orang

perawat dimana 1 orang perawat sebagai kepala ruang, 2 orang

perawat sebagai perawat primer, dan 13 orang perawat sebagai

perawat pelaksana. Perawat yang jaga pagi terdiri dari 2 orang

perawat primer dan 1-2 orang perawat pelaksana ditambahkan

kepala ruang.

Kegiatan pelayanan di Sekar Jagad sama seperti bangsal

lainnya antara lain, memberikan pelayanan keperawatan, mulai

dari personal hygiene, program pemberian obat, persiapan

pasien operasi, perawatan post operasi, dan perawatan luka.

Selama dua minggu orientasi di Sekar Jagad, penulis

menemukan beberapa permasalahan yaitu:


 Identifikasi pasien ketika akan melakukan tindakan ke

pasien, identifikasi lebih sering dengan memanggil nama

pasien.

 Pemasangan gelang risiko jatuh juga belum optimal

dilakukan terhadap pasien dengan risiko jatuh.

 Pemasangan gelang alergi pada pasien dengan alergi obat

atau makanan juga belum optimal dilakukan.

Sedangkan untuk pencegahan ulkus dekubitus pada pasien

dengan tirah baring lama sudah dilakukan secara optimal

dengan penggunaan kasur dekubitor. Perawatan luka juga

sudah menerapkan prinsip steril, pemakaian satu alat untuk satu

pasien. Monitoring status hemodinamik pasien post operatif

juga sudah dilakukan. Meeting morning, pre dan post

conference sudah berjalan optimal.


2. Instalasi Bedah Sentral (IBS)

2.1. Struktur Organisasi Instalasi Bedah Sentral

Struktur Organisasi Instalasi Bedah Sentral (IBS)

RS. Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta

Sumber: dokumen pribadi, 2018

2.2. Indikator Mutu Instalasi Bedah Sentral

Indikator mutu instalasi bedah sentral adalah sebagai berikut:

A. INDIKATOR AREA KLINIS


No Indikator Rasionalisasi Numerator Denominator Target
IAK PROSEDUR BEDAH Sign in, time out dan Jumlah tindakan medic Total tindakan Sign in
1 sign out merupakan operatif yang operasi yang 100%
Kepatuhan pelaksanaan prosedur standar didalamnya dilakukan dilaksanakan dalam Time
pengecekan keselamatan keselamatan pasien di prosedur sign in, time 1 bulan out
operasi (sign in, time out, kamar operasi yang out dan sign out secara 100%
dan sign out) pada harus dilaksanakan benar. Sign
tindakan medic operatif untuk menjamin out
di kamar operasi keselamatan pasien. 100%
IAK PROSEDUR BEDAH Terselenggaranya Jumlah waktu yang Jumlah seluruh 120
2 pelayanan dibutuhkan pasien sampel atau jumlah menit
Emergency Respon Time kegawatdaruratan untuk mendapatkan seluruh pasien yang
(ERT) 2 yang cepat, responsive tindakan operasi cito diputuskan operasi
dan mampu cito
menyelamatkan pasien
gawat darurat.
IAK PENGGUNAAN Sesuai dengan Jumlah rekam medis Jumlah seluruh 100%
3 DARAH DAN PRODUK Pedoman Persetujuan pasien yang dilakukan pasien yang
DARAH Tindakan Kedokteran, transfusi, yang dilakukan tindakan
salah satu tindakan informed consent transfusi darah
Ketepatan dan yang membutuhkan transfusi darahnya diisi
kelengkapan pengisian informed consent tepat lengkap
informed consent adalah tindakan
penggunaan produk darah transfusi darah
/transfusi darah
IAK KETERSEDIAAN, ISI, Informed consent Jumlah rekam medis Jumlah seluruh 100%
4 DAN PENGGUNAAN tindakan bedah wajib pasien yang dilakukan pasien yang
REKAM MEDIS diberikan sebelum tindakan bedah, yang dilakukan tindakan
PASIEN tindakan bedah, informed consent bedah
terpisah dari informed tindakan bedah diisi
Kelengkapan pengisian consent anestesi tepat dan lengkap
informed consent
tindakan bedah
B. INDIKATOR AREA MANAJEMEN
No. Indikator Rasionalisasi Numerator Denominator Target
- - - - - -
C. INDIKATOR AREA SASARAN KESELAMATAN PASIEN
No. Indikator Rasionalisasi Numerator Denominator Target
IASKP PELABELAN HIGH Obat injeksi high alert Jumlah ampul Fentanyl Jumlah seluruh 100%
1 ALERT PADA OBAT harus dibeli label yang diberi label high permintaan Fentanyl
FENTANYL INJEKSI khusus untuk alert injeksi di IAR
DI IAR mencegah kesalahan
pengambilan
IASKP ANGKA KEPATUHAN Pemberian marker site Jumlah pasien pre Jumlah pasien yang 100%
2 DOKTER BEDAH pada pasien yang akan operasi yang diberi dioperasi dalam
MEMBERIKAN dioperasi dapat marker site dalam 1 waktu 1 bulan
MARKER SITE memperkecil risiko bulan
kejadian salah sisi,
salah operasi, dan
salah pasien operasi
D. INDIKATOR INTERNATIONAL LIBRARY MEASURE
No. Indikator Rasionalisasi Numerator Denominator Target
ILM I-SCIP-inf-id Pemberian antibiotika Banyaknya pemberian Jumlah pasien yang 100 %
1 PEMBERIAN profilaksis 1 jam antibiotika profilaksis 1 dilakukan tindakan
ANTIBIOTIKA sebelum operasi jam sebelum operasi operasi hip
PROFILAKSIS 1 JAM diharapkan dapat pada tindakan operasi arthroplasty dalam
SEBELUM OPERASI memperkecil risiko hip arthroplasty dalam waktu 1 bulan
HIP ARTHROPLASTY infeksi pasca operasi waktu 1 bulan
hip arthroplasty
ILM I-SCIP-inf-ie Pemberian antibiotika Banyaknya pemberian Jumlah pasien yang 100 %
2 PEMBERIAN profilaksis 1 jam antibiotika profilaksis 1 dilakukan tindakan
ANTIBIOTIKA sebelum operasi jam sebelum operasi operasi hip
PROFILAKSIS 1 JAM diharapkan dapat pada tindakan operasi arthroplasty dalam
SEBELUM OPERASI memperkecil risiko knee arthroplasty waktu 1 bulan
KNEE ARTHROPLASTY infeksi pasca operasi dalam waktu 1 bulan
knee arthroplasty

1.5 Target Kompetensi Instalasi Bedah Sentral dan Sterilisasi

Selama orientasi praktik kerja, CPNS perawat diwajibkan

memenuhi target kompetensi dasar mulai dari observasi terhadap

tindakan keperawatan, melakukan tindakan keperawatan dengan

supervisi dari kepala ruang atau perawat senior, hingga melakukan

tindakan keperawatan secara mandiri. Berikut daftar target

kompetensi dasar di Instalasi Bedah Sentral dan Sterilisasi:

No. Kompetensi
1. Memahami dan mengerti struktur organisasi IBS secara
lengkap
2. Mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan Pre, Intra, dan
Post Operasi dengan baik dan benar
3. Mampu melaksanakan Dokumentasi Keperawatan Pre, Intra,
dan Post Operasi dengan baik dan benar
4. Mengenal jenis dan fungsi instrument bedah dasar, implant
ortopedi, peralatan anestesi, dan peralatan lain yang ada di
kamar operasi (CAD, Surgical Couter, Suction, Blanked, dll)
5. Mengerti dan melaksanakan SPO tentang:
- Sign in, Time out, dan Sign out
- Teknik cuci tangan bedah
- Kebersihan ruang OK
- Serah terima pasien pre operasi dan post operasi
- Sterilisasi alat dan pengelolaan linen operasi
- Serah terima pasien post operasi dari OK dan ke
ruang rawat inap atau ICU
- Identifikasi pasien
- Mengenal tanda dan gejala kegawatan pasien pasca
operasi
- ALDERE Score dan Bromage Score
6. Mengenal macam-macam ruang di Kamar operasi dan
fungsinya
7. Mengenal sebagian bahan habis pakai dan obat-obatan
emergency di kamar operasi baik bedah maupun anestesi
8. Memahami dan melaksanakan konsep dasar PPI dan Patient
Safety
9. Mampu melakukan tindakan Bandaging (Pembalutan Luka
Pasca Operasi)
10. Mampu melakukan teknik BHD
11. Memahami indikator-indikator mutu di IBS
12. Mampu melakukan suctioning, monitoring keadaan umum
pasien pasca operasi.

1.6 Pelaksanaan Praktik Kerja di Instalasi Bedah Sentral

Penulis melaksanakan orientasi praktik kerja di Instalasi Bedah

Sentral selama dua minggu. Instalasi Bedah Sentral terdiri dari

ruang serah terima pasien pre operasi, ruang persiapan pasien, ruang

operasi (OK), dan recovery room (RR). Ruang operasi (OK) IBS

terdiri dari enam kamar, OK I untuk bedah sub rekontruksi, OK II

bedah sub pediatric, OK III bedah hand micro surgey, OK IV bedah

onkologi, OK V bedah rekontruksi dan sport medicine, dan OK VI

untuk bedah spine. Instalasi Bedah Sentral mempunyai 49 orang

sumber daya perawat dan 4 orang bertugas di CSSD.

Kegiatan pelayanan di IBS antara lain, melakukan serah terima

pasien pre operasi dari bangsal, melakukan sign in, time out, sign

out, menyiapkan pasien operasi, pemberian profilaksis, menyiapkan

instrument operasi, menjadi perawat instrument, menjadi perawat

sirkuler, perawatan pasien post operasi di RR, dan serah terima

pasien post operasi.

Selama dua minggu orientasi di IBS, penulis menemukan

beberapa permasalahan yaitu:


 Serah terima pasien pre operatif dari bangsal ke perawat

OK belum dilaksanakan secara optimal.

 Setelah melakukan interaksi beberapa perawat tidak

mencuci tangan, setelah dari lingkungan pasien, beberapa

perawat tidak melakukan cuci tangan, karena tidak

menyentuh pasien.

 Pemanggilan beberapa pasien dari ruangan yang terlalu

awal sehingga beberapa pasien harus menunggu terlalu

lama di ruang persiapan.

 Pengembalian pasien post operatif beberapa belum sesuai

dengan ALDERE dan Bromage score.

 Meeting morning, pre dan post conference belum berjalan

optimal.
3. Intensive Care Unit (ICU)

3.1. Struktur Organisasi Intensive Care Unit

Struktur Organisasi Intensive Care Unit (ICU)

RS. Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta

Sumber: dokumen pribadi, 2018

3.2. Indikator Mutu Intensive Care Unit

Indikator mutu Intensive Care Unit adalah sebagai berikut:

A. INDIKATOR AREA KLINIS


No Indikator Rasionalisasi Numerator Denominator Target
IAK PENGGUNAAN Ketepatan waktu Jumlah pasien yang Jumlah seluruh 100%
1 ANTIBIOTIKA DAN pemberian antibiotika pemberian antibiotik pasien yang
OBAT LAINNYA mempengaruhi injeksi tepat waktu mendapat antibiotik
efektifitas antibiotika. sesuai program injeksi
Ketepatan pemberian
antibiotika injeksi di
ruang rawat inap dan ICU
IAK PENGGUNAAN Sesuai dengan Jumlah rekam medis Jumlah seluruh 100%
2 DARAH DAN PRODUK Pedoman Persetujuan pasien yang dilakukan pasien yang
DARAH Tindakan Kedokteran, transfusi, yang dilakukan tindakan
salah satu tindakan informed consent transfusi darah
Ketepatan dan yang membutuhkan transfusi darahnya diisi
kelengkapan pengisian informed consent tepat lengkap
informed consent adalah tindakan
penggunaan produk darah transfusi darah
/transfusi darah
B. INDIKATOR AREA MANAJEMEN
No. Indikator Rasionalisasi Numerator Denominator Target
- - - - - -
C. INDIKATOR AREA SASARAN KESELAMATAN PASIEN
No. Indikator Rasionalisasi Numerator Denominator Target
IASKP PENERAPAN Pencegahan pasien Jumlah rekam medis Jumlah rekam medis 100%
1 ASESMEN ULANG berisiko jatuh sejak pasien rawat inap yang pasien rawat inap
RISIKO JATUH PADA awal serta penerapan lengkap asesmen dengan indikasi
PASIEN BILA ADA asesmen ulang sesuai ulangnya sesuai dengan asesmen ulang risiko
PERUBAHAN KONDISI prosedur dapat indikasi/prosedur jatuh
ATAU PENGOBATAN mengurangi atau
SESUAI DENGAN mencegah kejadian
PROSEDUR DI RANAP pasien jatuh
DAN ICU
D. INDIKATOR INTERNATIONAL LIBRARY MEASURE
No. Indikator Rasionalisasi Numerator Denominator Target
- - - - - -

3.3. Target Kompetensi Intensive Care Unit

Selama orientasi praktik kerja, CPNS perawat diwajibkan

memenuhi target kompetensi dasar mulai dari observasi terhadap

tindakan keperawatan, melakukan tindakan keperawatan dengan

supervisi dari kepala ruang atau perawat senior, hingga melakukan

tindakan keperawatan secara mandiri. Berikut daftar target

kompetensi dasar di Intensive Care Unit:

No. Kompetensi
1. Memahami dan mengerti struktur organisasi Instalasi
Intensive Care Unit
2. Mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan pasien rawat
intensive dengan baik dan benar
3. Mampu melaksanakan Dokumentasi Keperawatan rawat
intensive dengan baik dan benar
4. Mengenal jenis dan fungsi alat-alat di Intensive Care
5. Mengerti dan melaksanakan SPO tentang:
- Identifikasi pasien
- Code Blue dan Code Red
- Isolasi Pasien
- Serah terima pasien dari dan ke ICU
- Sterilisasi alat dan pengelolaan linen operasi
- Mengenal tanda dan gejala kegawatan pasien ICU
- ALDERE Score dan Bromage Score
- Do Not Resucitation (DNR)
6. Mengenal macam-macam ruang di ICU dan fungsinya
7. Mengenal sebagian obat-obat emergency
8. Memahami dan melaksanakan konsep dasar PPI dan Patient
Safety
9. Mampu melakukan perawatan luka
10. Mampu melakukan teknik BHD
11. Memahami indikator-indikator mutu di ICU

3.4. Pelaksanaan Praktik Kerja di Intensive Care Unit

Penulis melaksanakan orientasi praktik kerja di Intensive Care

Unit selama dua minggu. Intensive Care Unit mempunyai kapasitas

2 ruang isolasi dan 7 tempat tidur non isolasi.

Kegiatan pelayanan di IBS antara lain, melakukan serah terima

pasien dari dan ke ICU, membantu activity daily living (ADL)

pasien, pemberian terapi obat, melakukan perawatan luka, dan

monitoring status hemodinamik pasien.

Selama dua minggu orientasi di IBS, penulis menemukan

beberapa permasalahan yaitu:

 Identifikasi pasien ketika akan melakukan tindakan ke

pasien, identifikasi lebih sering dengan memanggil nama

pasien.

 Setelah melakukan interaksi beberapa perawat tidak

mencuci tangan, setelah dari lingkungan pasien, beberapa


perawat tidak melakukan cuci tangan, karena tidak

menyentuh pasien.

 Penerapan isolasi pada pasien-pasien di ruang isolasi belum

dilakukan secara optimal.

 Meeting morning, pre dan post conference belum berjalan

optimal.

C. Evaluasi

1. Evaluasi Orientasi Organisasi

a. Evaluasi Narasumber/Pembimbing

Evaluasi terhadap narasumber/pembimbing seharusnya dilakukan

oleh peserta pada setiap akhir penyampaian materi. Evaluasi ini

dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kepuasan peserta terhadap

kemampuan. dari masing-masing narasumber/pembimbing dalam

menyampaikan pengetahuan dan atau ketrampilan saat menyampaikan

materi. Pada pelaksanaannya, peserta tidak difasilitasi untuk

memberikan penilaian terhadap narasumber/pembimbing di akhir

penyampaian materi.

Secara umum, penguasaan materi masing-masing narasumber

sudah sangat baik, ketepatan waktu masih kurang dimana beberapa

narasumber berhalangan hadir sesuai jadwal yang sudah ditentukan

sehingga perlu di reschedule atau diganti dengan narasumber lain.

Sistematika penyajian materi masing-masing narasumber sudah


terstruktur dengan baik, penggunaan metode pembelajaran dominan

ceramah dan diskusi tanya jawab, penggunaan alat bantu sudah baik

untuk beberapa materi yang memang perlu menggunakan demontrasi,

penggunaan bahasa sudah baik dimana peserta orientasi mudah mengerti

dan memahami materi yang disampaikan.

2. Evaluasi Praktik Kerja

a. Evaluasi Praktik Kerja

Evaluasi praktik kerja dilakukan dengan menggunakan cheklist atau

alat ukur untuk mengetahui kompetensi CPNS dalam melaksanakan

tugasnya. Oleh karena itu alat ukur untuk evaluasi praktik kerja

disesuaikan dengan pengukuran kinerja yang ada di masing-masing

instansi.

Setelah melaksanakan kegiatan orientasi, CPNS dievalusi dengan

sesuai indikator yang telah ditetapkan yang meliputi pencapaian

kompetensi keterampilan klinik tenaga keperawatan yang telah

ditentukan dan penilaian sikap dan kompetensi klinik meliputi hubungan

antar manusia, partisipasi dan inisiatif di ruang rawat, tanggung jawab

dalam tugas, kejujuran, kedisiplinan, sopan santun, kerja sama,

penampilan diri, ketelitian, kematangan professional, pelaksanaan

asuhan keperawatan.

b. Evaluasi Pembimbing

Sebagian pembimbing sudah memberikan bimbingan dan arahan

sesuai dengan target kompetensi dasar di masing-masing ruangan. Perlu


adanya persamaan persepsi terhadap sistem penilaian orientasi praktik

kerja dan pembekalan terhadap masing-masing pembimbing sesuai

dengan target kompetensi di masing-masing tempat orientasi.

3. Evaluasi Penyelenggaraan Orientasi CPNS

a. Evaluasi Penyelenggaraan Orientasi CPNS

N HAL-HAL YANG KURANG CUKUP BAIK SANGAT BAIK


O PERLU DIEVALUASI
1. Pengalaman belajar V
dalam pelatihan ini
2. Rata-rata penggunaan V
metode pembelajaran
oleh pengajar
3. Tingkat semangat belajar V
(motivasi) saudara untuk
mengikuti program
latihan
4. Tingkat kepuasan V
saudara terhadap
penyelenggaraan proses
belajar mengajar
5. Kenyamanan ruang V
belajar
6. Penyediaan alat bantu V
pelatihan di dalam kelas
7. Penyediaan dan V
pelayanan bahan belajar
(seperti penggandaan,
bahan diskusi)
8. Penyediaan dan V
kebersihan kamar kecil
9. Pelayanan perpustakaan V
10. Pelayanan secretariat V
11. Penyediaan pelayanan V
akomodasi
12. Penyediaan dan V
pelayanan konsumsi

b. Saran/komentar mengenai:

1) Fasilitator:
a) penguasaan materi masing-masing narasumber dan pembimbing

sudah sangat baik

b) sistematika penyajian sudah terstruktur dengan baik dan

penyampaian materi yang mudah dipahami

2) Penyelenggara/pelayanan panitia:

a) penyelenggara sudah baik dalam mengatur jadwal dan pemilihan

materi yang disampaikan kepada peserta orientasi

b) penyelenggara dimohon dapat menyelenggarakan kegiatan

orientasi sesuai pedoman dari Kementerian Kesehatan RI

c) adanya hand out masing-masing materi akan mempermudah

peserta orientasi dalam memahami materi yang disampaikan

narasumber

c. Hal-hal yang dirasakan membantu maupun menghambat dalam kegiatan

orientasi:

1) Hal yang dirasakan membantu:

a) Narasumber dan pembimbing yang kompeten dan professional di

bidang masing-masing

b) Materi yang diberikan relevan dan merupakan meteri dasar yang

penting untuk diketahui dan dipahami oleh peserta orientasi.

c) Terdapat daftar kompetensi dasar yang mempermudah peserta

orientasi dalam memahami hal-hal yang perlu dipahami dan

ketrampilan yang harus dikuasai pada masing-masing tempat

orientasi
2) Hal yang dirasakan menghambat:

a) Kesibukan narasumber yang berakibat pada perubahan beberapa

schedule dan narasumber

b) Tidak terdapat hand out materi orientasi sehingga peserta merasa

kesulitan dalam memahami beberapa materi

Anda mungkin juga menyukai