Anda di halaman 1dari 8

Nama : Rifa Zakiyah A

NPM : 1706026065
Kelas : Farmakokinetik A

QBL 1 - ADME DAN ORDE REAKSI


1. Jelaskan perjalanan obat di dalam tubuh untuk pemberian obat tablet!
a) Fase Biofarmasetika
Obat dalam bentuk padat (tablet atau pil) harus didisintegrasi menjadi partikel-
partikel kecil supaya dapat larut ke dalam cairan, dan proses ini dikenal sebagai
disolusi. Proses disolusi atau pelepasan zat aktif dari sediaan tablet kedalam
cairan tubuh. Formulasi suatu sediaan tablet sangat berpengaruh dalam proses
pelepasan zat aktif obat kedalam tubuh.
b) Fase Farmakokinetik
Setelah suatu obat dilepas dari bentuk sediaannya, obat akan melewati fase
farmakokinetik yaitu empat proses yang termasuk di dalamnya adalah: absorpsi,
distribusi, metabolism (biotransformasi), dan ekskresi (eliminasi).
c) Fase Farmakodinamik
Pada fase ini merujuk pada hubungan antara konsentrasi obat pada site aksi
(reseptor) dan respon farmakologis, termasuk efek biokimia dan fisiologis yang
mempengaruhi interaksi obat dengan reseptor. Respons obat dapat
menyebabkan efek fisiologi primer atau sekunder atau kedua-duanya. Efek
primer adalah efek yang diinginkan, dan efek sekunder bisa diinginkan atau
tidak diinginkan.

2. Jelaskan perbedaan laju eliminasi pada reaksi order satu dengan laju eliminasi pada
reaksi order nol!
Reaksi orde nol: Bila jumlah obat A berkurang dalam suatu jarak waktu yang tetap
maka laju hilangnya obat A dinyatakan sebagai:
dA / dt = - Ko
Ko adalah tetapan laju eliminasi pada reaksi orde nol dan dinyatakan dalam satuan
massa/waktu (mg/menit). Integrasi persamaan diatas menghasilkan persamaan:
A = - Ko t + Ao
Ao adalah jumlah obat A pada t = 0.

Reaksi orde satu: Bila jumlah obat A berkurang dengan laju yang sebanding dengan
jumlah obat A tersisa, maka laju hilangnya obat A dinyatakan sebagai :
dA/dt = - KA (1)
K adalah tetapan laju reaksi orde kesatu dan dinyatakan dalam satuan jam-1. Integrasi
persamaan diatas menghasilkan persamaan :
ln A = - Kt + ln Ao (2)
persamaan diatas dapat pula dinyatakan sebagai :
A = Ao e-Kt (3)
Bila ln = 2,3 log, persamaan (2) menjadi :
𝐾
log A = − 2,3 + log Ao

Menurut persamaan diatas, grafik hubungan log A terhadap t menghasilkan garis lurus.
Intersep y adalah sama dengan log Ao dan slop garis sama dengan – K/2,3.

3. Jelaskan perbedaan model kompartemen dengan model perfusi/fisiologis!


a. Model Kompartemen
Merupakan penyederhanaan dari kineka obat yang digambarkan dengan kompartemen
(ruang-ruang) yang berhubungan secara reversible antara satu sama lain. Kompartemen
adalah suatu jaringan atau kelompok jaringan yang memiliki kemiripan dalam aliran
darah dan afinitas terhadap obat. Setiap kompartemen obat dianggap terdistribusi secara
merata dan homogen. Hal ini menunjukkan setiap molekul obat dianggap memiliki
kesempatan yang sama untuk keluar dari kompartemen. Hal tersebut menandakan
bahwa molekul obat dapat tereliminasi dalam tubuh. Berikut ini adalah jenis-jenis
model kompartemen farmakokinetika antara lain:
- Model mammillary merupakan model kompartemen yang paling umum
digunakan. Ada 2 macam model ini, yaitu 1 kompartemen dan 2 kompartemen.
Pada model 1 kompartemen, obat diberikan dan dieliminasi dalam 1 kompartemen
pusat yang menggambarkan plasma darah dan jaringan dengan perfusi yang tinggi
selalu setimbang dengan obat. Pada model 2 kompartemen, terdapat 1 kompartemen
pusat dan 1 kompartemen tambahan yang menggambarkan jaringan. Model 2
kompartemen lebih menjelaskan pergerakan obat diantara 2 kompartemen dan
dapat menentukan jumlah obat total di dalam darah yang merupakan jumlah obat
yang ada dalam kedua kompartemen.
 Model satu kompartemen terbuka
1. pemberian obat dengan IV dengan dosis Xo
2. pemberian yang harus melewati membran untuk sampai ke kompartemen
dengan jumlah obat tersedia untuk diabsorbsi dan tetapan kecepatan absorbsi
Ka
 Model dua kompartemen
Pada model ini, obat terdistribusi ke dalam kompartemen, kompartemen sentral
dan jaringan. Kompartemen sentral mewakili darah, cairan ekstraseluler, dan
jaringan dengan perfusi tinggi. Kompartemen jaringan terdiri atas jaringan-
jaringan yang mana obat bersetimbangan dengan lebih lambat. Transfer obat
antardua kompartemen dianggap terjadi melalui proses order kesatu.
- Model Catenary  model ini memiliki banyak jumlah kompartemen yang
saling berhubungan membentuk suatu deretan. Model catenary tidak dapat
dipakai pada sebagian besar organ yang fungsional dalam tubuh yang secara
langsung berhubungan dengan plasma, model ini jarang digunakan.

b. Model perfusi/fisiologis

Model ini memiliki dasar data fisiologis dan anatomik dengan pergerakan obat
terdistribusi ke seluruh organ tubuh. Model menggambarkan data secara kinetik,
dengan pertimbangan bahwa aliran darah bertanggung jawab untuk distribusi obat ke
berbagai bagian tubuh. Masuknya obat ke dalam organ ditentukan oleh pengikatan obat
terhadap reseptor ataupun protein dalam jaringan organ tersebut. Perbedaan besar
lainnya yaitu :

- Tidak dibutuhkan pencocokan data dalam model perfusi


- Aliran darah, ukuran jaringan dan perbandingan obat dalam jaringan darah
dapat berbeda sehubungan dengan kondisi patofisologis tertentu.
- Dapat diterapkan pada beberapa spesies,dan dengan beberapa data obat pada
manusia yang dapat diekstrapolasikan
4. Jika obat terdistribusi dalam satu kompartemen apakah artinya tidak ada obat yang
berada dalam jaringan?
Obat yang terdistribusi dalam satu kompartemen akan masuk ke dalam tubuh dan secara
tepat akan terdistribusi ke seluruh bagian tubuh, kemudian obat akan keluar dari tubuh.
Model satu kompartemen tidak menghitung kadar obat yang sebenarnya di dalam
jaringan, namun menanggap bahwa berbagai perubahan kadar obat dalam
jaringan.maka dari itu, ketika menganalisis kadar obat dalam darah, nilainya dapat
dianggap sebanding dengan kadar obat dalam jaringan akan tetapi, konsentrasi obat
didalam jaringan berbeda pada berbagai waktu. Model ini menganggap bahwa
perubahan kadar obat dalam plasma akan menghasilkan kadar obat dalam jaringan yang
proporsional. Maka jika obat terdistribusi pada satu kompartemen artinya tidak
sama dengan tidak ada obat yang berada di jaringan.

Sumber:
Shargel, L., Wu-Pong., & Yu, A. (2016). Applied Biopharmaceutics & Pharmacokinetics (7th
ed). New York: Appleton & Lange Reviews/McGraw-Hill, Medical Pub. Division
Iersa, R. (2012). Parameter Farmakokinetik. Universitas Sumatra Utara
http://nissanisso-fkp11.web.unair.ac.id/artikel_detail-49831-Umum-
sifat%20kerja%20obat.html
QBL 2 - IV BOLUS 1 KOMPARTEMEN

Anda mungkin juga menyukai