PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
satu penyakit infeksi yang mengancam jiwa sehingga sampai saat ini menjadi perhatian yang cukup serius.
Jumlah penderita HIV terus meningkat sejak tahun 2001 –2012. Data terakhir dari UNAIDS (United Nations
Programme on HIV/AIDS) 2013 jumlah penderita HIV di dunia mencapai ± 35,3 juta jiwa. Indonesia
tergolong Negara dengan jumlah kasus HIV/AIDS dari tahun 2001-2011 meningkat lebih dari 25% dengan
kasus HIVdi Indonesiasecara kumulatif sejak tahun 1987 sampai dengan Desember 2013 sebanyak
127.427jiwa, sedangkan untuk kasus AIDS berjumlah 52.348. Provinsi Jawa Tengah masuk dalam
peringkat ke 7 untuk kasus HIVdengan jumlah penderita HIV sebanyak 5.882 jiwa dan 3.339 jiwa penderita
AIDS dengan peringkat 6. Sampai saat ini HIV/AIDS menjadi masalah kesehatan global dan menjadi salah
satu perhatian khusus dalam program MDGs (Milenium Development Goals) 2010 yaitu poin ke 6 yang
Kabupaten Grobogan merupakan salah satu wilayah dari provinsi jawa tengah dengan kasus HIV/AIDS
tinggi. Kasus HIV/AIDS di Grobogan tampaknya harus mendapatkan perhatian yang sangat serius. Sebab,
jumlah kasus yang ditemukan hingga saat ini terus bertambah. Bahkan, banyaknya kasus HIV/AIDS di
Grobogan ini menempati peringkat ketiga se-Jawa Tengah. Jumlah kasus HIV/AIDS yang ditemukan dari
2002 sampai saat ini ada 814 kasus. Dari jumlah ini, sudah ada 136 penderita yang meninggal dunia dan
76 di antaranya adalah anak-anak.Salah satu upaya yang cukup efektif untuk bisa terhindar dari penularan
HIV / AIDS bisa dilakukan dari masing-masing individu. Caranya, dengan berperilaku hidup sehat dan
Berdasarkan uraian diatas, kami tertarik untuk melakukan penyuluhan di salah satu sekolah menengah
pertama di kabupaten grobogan, yaitu SMP negeri Satu atap yang terletak di kecamatan Gubug dengan
tema HIV/AIDS.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana satuan acara penyuluhan HIV /AIDS yang dilaksanakan di SMP Negeri Satu Atap Wilayah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Praktikan mampu memberi penyuluhan sesuai dengan Satuan Acara Penyuluhan (SAP).
Memperoleh pengalaman yang nyata dalam melaksanakan penyuluhan dengan menerapkan satuan
acara penyuluhan.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
2. Bagi Profesi
a. Lahan Praktik
b. Pendidikan
Dapat digunakan sebagai sumber referensi khususnya tentang satuan acara penyuluhan.
E. Sistematika
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
E. Sistematika Penulisan
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENYULUHAN
1. Pengertian Penyuluhan
Pengertian penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu social yang mempelajari system dan
proses perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik
sesuai dengan yang diharapkan. Penyuluhan dapat dipandang sebagai suatu bentuk pendidikan
secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat
Definisi Penyuluhan menurut Ibrahim, et.al, 2013:1-2, penyuluhan berasal dari kata
“suluh” yang berarti “obor” atau “pelita” atau “yang memberi terang”. Dengan penyuluhan
meningkat bila terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu dan yang sudah tahu menjadi lebih
tahu. Keterampilan dikatakan meningkat bila terjadi perubahan dari yang tidak mampu menjadi
mampu melakukan suatu pekerjaan yang bermanfaat. Sikap dikatakan meningkat, bila terjadi
diciptakan.
Penyuluhan adalah proses perubahan perilaku di kalangan masyarakat agar mereka tahu,
tentang penyuluhan tidak sekadar diartikan sebagai kegiatan penerangan, yang bersifat searah
(one way) dan pasif. Tetapi, penyuluhan adalah proses aktif yang memerlukan interaksi antara
penyuluh dan yang disuluh agar terbangun proses perubahan “perilaku” (behaviour) yang
merupakan perwujudan dari: pengetahuan, sikap, dan ketrampilan seseorang yang dapat diamati
oleh orang/pihak lain, baik secara langsung (berupa: ucapan, tindakan, bahasa-tubuh, dll) maupun
informasi/inovasi”, dan “memberikan penerangan”, tetapi merupakan proses yang dilakukan secara
terus-menerus, sekuat-tenaga dan pikiran, memakan waktu dan melelahkan, sampai terjadinya
perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh penerima manfaat penyuluhan (beneficiaries) yang
Penyuluhan sebagai proses pendidikan atau proses belajar diartikan bahwa, kegiatan
penyebar-luasan informasi dan penjelasan yang diberikan dapat merangsang terjadinya proses
perubahan perilaku yang dilakukan melalui proses pendidikan atau kegiatan belajar. Artinya,
perubahan perilaku yang terjadi/dilakukan oleh sasaran tersebut berlangsung melalui proses
belajar. Hal ini penting untuk dipahami, karena perubahan perilaku dapat dilakukan melalui
beragam cara, seperti: pembujukan, pemberian insentif/hadiah, atau bahkan melalui kegiatan-
kegiatan pemaksaan (baik melalui penciptaan kondisi ling-kungan fisik maupun social-ekonomi,
perubahan perilaku melalui proses belajar biasanya berlangsung lebih lambat, tetapi perubah-
annya relatif lebih kekal. Perubahan seperti itu, baru akan meluntur kembali, manakala ada
“baru” yang diyakininya memiliki manfaat lebih, baik secara ekonomi maupun non-ekonomi. Lain
halnya dengan perubahan perilaku yang terjadi karena bujukan/hadiah atau pemaksaan,
perubahan tersebut biasanya dapat terjadi dalam waktu yang relatif singkat, tetapi lebih cepat pula
meluntur, yaitu jika bujukan/hadiah/pemaksaan tersebut dihentikan, berhenti atau tidak mampu lagi
melanggengkan kegiatannya
d. Penyuluhan Sebagai Proses Perubahan Sosial
Penyuluhan tidak sekadar merupakan proses perubahan perilaku pada diri seseorang,
tetapi merupakan proses perubahan sosial, yang mencakup banyak aspek, termasuk politik dan
ekonomi yang dalam jangka panjang secara bertahap mampu diandalkan menciptakan pilihan-
Yang dimaksud dengan perubahan sosial di sini adalah, tidak saja perubahan (perilaku)
yang berlangsung pada diri seseorang, tetapi juga perubahan-perubahan hubungan antar individu
dalam masyara-kat, termasuk struktur, nilai-nilai, dan pranata sosialnya, seperti: demokratisasi,
Sejalan dengan pemahaman tentang penyuluhan sebagai proses perubahan sosial yang
dikemukakan di atas, penyuluhan juga sering disebut sebagai proses rekayasa sosial (social
engineering) atau segala upaya yang dilakukan untuk menyiapkan sumberdaya manusia agar
mereka tahu, mau dan mampu melaksanakan peran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
Karena kegiatan rekayasa-sosial dilakukan oleh ”pihak luar”, maka relayasa sosial
bertujuan untuk terwujudnya proses perubahan sosial demi terciptanya kondisi sosial yang
diinginkan oleh pihak-luar (perekayasa). Pemahaman seperti itu tidak salah, tetapi tidak dapat
sepenuhnya dapat diterima. Sebab, rekayasa-sosial yang pada dasar-nya dimak-sudkan untuk
Yang dimaksud dengan “pemasaran sosial” adalah penerapan konsep dan atau teori-teori
pemasaran dalam proses perubahan sosial. Berbeda dengan rekayasa-sosial yang lebih
berkonotasi untuk “membentuk” (to do to) atau menjadikan masyarakat menjadi sesuatu yang
“baru” sesuai yang dikehendaki oleh perekayasa, proses pemasaran sosial dimaksudkan untuk
“menawarkan” (to do for) sesuatu kepada masyarakat. Jika dalam rekayasa-sosial proses
pengambilan keputusan sepenuhnya berada di tangan perekayasa, pengambilan keputusandalam
Margono Slamet (2010) menegaskan bahwa inti dari kegiatan penyu-luhan adalah untuk
memberdayakan masyarakat. Memberdayakan berarti memberi daya kepada yang tidak berdaya
dan atau mengem-bangkan daya yang sudah dimiliki menjadi sesuatu yang lebih ber-manfaat bagi
bahwa pemberdayaan tersebut diarahkan terwujudnya masyarakat madani (yang beradab) dan
mandiri dalam pengertian dapat mengambil keputusan (yang terbaik) bagi kesejahteraannya
sendiri.
Yang dimaksud dengan penguatan kapasitas di sini, adalah penguatan kemampuan yang
dimiliki oleh setiap individu (dalam masyarakat), kelembagaan, maupun hubungan atau jejaring
antar individu, kelom-pok organisasi sosial, serta pihak lain di luar sistem masyarakatnya sampai di
aras global. Kemampuan atau kapasitas masyarakat, diarti-kan sebagai daya atau kekuatan yang
dimiliki oleh setiap indiividu dan masyarakatnya untuk memobilisasi dan memanfaatkan sumber-
daya yang dimiliki secara lebih berhasil-guna (efektif) dan berdaya-guna (efisien) secara
berkelanjutan.
Dalam hubungan ini, kekuatan atau daya yang dimiliki setiap individu dan masyarakat
bukan dalam arti pasif tetapi bersifat aktif yaitu terus menerus dikembangkan/dikuatkan untuk
menyampaikan pesan-pesan pembangunan, tetapi yang lebih penting dari itu adalah, untuk
Metode adalah cara yang sistematis untuk mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan.
Setiap orang “belajar” lebih banyak melalui cara yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dalam
menangkap pesan yang diterimanya, ada yang cukup dengan mendengar saja, atau melihat dan juga
Namun dilain pihak, penggunaan kombinasi dari berbagai metode penyuluhan akan banyak
membantu mempercepat proses perubahan. Penelitian menunjukkan bahwa lebih banyak metode
penyuluhan yang akan digunakan, akan lebih banyak perubahan yang terjadi dalam diri individu.
komunikasi yaitu metode komunikasi banyak tahap (multi step of communication) yaitu arus komunikasi
mengalir dari media masyarakat kepada pemuka masyarakat, dari pemuka masyarakat secara “tatap
muka” disalurkan kepada anggota kelompencapir melalui diskusi-diskusi kelompok tentang topik yang
dibahas oleh media massa, dan selanjutnya disebarkan kepada khalayak secara bersilang dan
menyeluruh. Metode penyuluhan dibagi menjadi 3 (tiga) golongan berdasarkan jumlah sasaran yang
dapat di capai:
dengan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan sasaran secara perorangan. Yang
1) Anjangsana
2) Surat-menyurat
3) Kontak informal
4) Undangan
5) Hubungan telepon
6) Magang
7) Metode berdasarkan pendekatan kelompok. Dalam hal ini, penyuluh berhubungan dengan
2) Rapat
3) Demonstrasi
4) Temu karya
5) Temu lapang
6) Sarasehan
7) Perlombaan
8) Pemutaran slide
10) Metode berdasarkan pendekatan massal. Metode ini dapat menjangkau sasaran yang lebih
luas (massa). Beberapa metode yang termasuk dalam golongan itu, antara lain :
a) Rapat umum
d) Penerbitan visua
e) Pemutaran film
(Mardikanto, 2010).
Sedangkan para ahli yang lain menggolongkan metode berdasarkan teknik komunikasi dan
berdasarkan indra penerimaan sasaran. Berdasarkan teknik komunikasi, metode penyuluhan dibai
1) Metode penyuluhan langsung. Artinya para petugas penyuluhan, langsung bertatap muka
2) Metode penyuluhan tidak langsung. Dalam hal ini pesan yang disampaikan tidak secara
langsung dilakaukan oleh penyuluh teteapi melalui perantara atau media. Misalnya pertunjukan
film atau slide, siaran melalau radio atau televisi dan penyebaran bahan tercetak.
Adapun penggolongan metode berdasarkan indera penerima dibagi menjadi tiga golongan
yaitu:
1) Metode yang dilaksanakandengan jalan memperhatikan. Pesan yang diterima melalui indra
2) Metode yang disampaikan melalui indra pendengaran. Misalnya siaran pertanian melalui radio
3) Metode yang disampaikan, diterima oleh sasaran melalui beberapa macam indra secara
kombinasi. Misalnya :
3. Teknik Penyuluhan
Pengertian tentang teknik penyuluhan harus dikuasai oleh setiap petugas penyuluhan dalam
setiap kegiatannya, agar penyampaian materi penyuluhan dapat efektif dalam menjangkau sasaran
khalayak.
Istilah teknik berasal dari bahasa Yunani “technikos” yang berarti keprigelan atau keterampilan.
Keberhasilan dalam suatu aktifitas penyuluhan sangat tergantung kepada teknik penyuluhan yang
digunakan oleh komunikator. Teknik penyuluhan pada intinya adalah penguasaan terhadap teknik-
Mengenai teknik komunikasi ini, teknik komunikasi yang bisa dilakukan pada umumnya ada tiga yaitu:
a. Komunkasi informatif
b. Komunikasi persuasif
c. Komunikasi koersif
Sedang Mardikanto (2010).menambahkan dengan beberapa teknik komunikasi yang lain, yaitu:
a. Teknik penggandaan situasi sedemikian rupa sehingga orang terpaksa secara tidak langsung
seseorang sehingga ia mengubah sikap diri sesuai dengan apa yang diulangi (paervasion
technicque).
Untuk itu, agar pesan komunikasi dapat tanggapan dari khalayak, maka seseorang komunikator
a. Pesan yang disampaikan harus dirangcang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat
b. Pesan harus menyesuaikan tanda-tanda yang tertuju kepada pengalaman yang sama antara
c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi pihak sasaran dan menyerahkan beberapa cara
Oleh karena itu, seorang komunikator harus dapat menguasai teknika dan metode yang akan
digunakan agar dapat mencapai sasaran yang dimakasud. Dengan demikain, bahwa usaha
dikemukakan oleh para ahli. Adapun teknik-teknik yang digunakan dalam penyuluhan yang
Adalah proses penyampaian pesan yang sifatnnya “memberi tahu” atau memberika
penjelasan kepada orang lain. Komunikasi ini dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis,
misalnya melalui papan pengumuman, pertemuan-pertemuan kelompok dan juga media massa.
Karena sifatnya yang informatif, maka arus penyuluhan yang terjadi adalah searah (one way
communication). Oleh karena itu penggunaan teknik komunikasi informatif dalam kegiatan
keterangan tertentu yang dianggap penting diketahui oleh khalayak atau masyarakat luas.
b. Teknik Komunikasi Persuasi
Istilah “persuasi” atau dalam bahasa inggris “persuation” berasal dari kata latin
persuasio, yang secara harfiah berarti hal membujuk, hal mengajak atau meyakinkan. Kenneth
lambang-lambang untuk mempengaruhi kognisi penerima, jadi secara sengaja mengubah sikap
bahwa suatu situasi komunikasi yang mengandung upaya yang dilakukan dengan sadar untuk
Dari beberapa pemaparan batasan persuasi, maka dalam persuasi mengandung unsur-
unsur:
2) Kognisi seseorang
Dengan demikian, maka persuasi merupakan suatu tindakan psikologis yang dilakukan secara
Komunikasi koersif adalah proses penyampai pesan dari seseorang kepada orang lain
dengan cara yang mengandung paksaan agar melakukan suatu tindakan atau kegiatan tertentu.
Jadi teknik komunikasi ini mengandung sanksi yang apabila tidak dilaksanakan oleh sipenerima
pesan, maka ia akan menanggung akibatnya. Komunikasi ini dapat dilakukan dalam bentuk
putusan-putusan, instrusi dan lain-lain yang sifatnya imperatif yang artinya mengandung
penyuluhan sesuai dengan langkah – langkah dalam penyuluhan kesehatan masyarakat sebagai
berikut.
a. Menetapkan tujuan
b. Penentuan sasaran
2. Pelaksanaan penyuluhan
a. Perkenalan diri.
d. Menyampaikan materi penyuluhan dengan suara yang jelas dan bahasa yang mudah
dimengerti.
g. Gunakan alat peraga untuk memudahkan pengertian peserta dan bawakan penyuluhan secara
santai.
3. Evaluasi
d. Penyuluh bertanya kepada peserta tentang materi yang dibawakannya dan peserta dapat
(Effendy, 2008)
4. Pengorganisasian Dalam Penyuluhan
a. Penanggung jawab
b. Moderator
7. Menyimpulkan kegiatan.
c. Penyuluh
d. Fasilitator
(Setiana. L, 2006)
5. Media Penyuluhan
Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat yang digunakan oleh penyuluh dalam
menyampaikan informasi. Alat bantu ini sering disebut alat peraga karena berfungsi untuk
membantu dan meragakan sesuatu dalam proses penyuluhan Alat peraga ini disusun
berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia itu diterima atau
ditangkap melalui panca indera. Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu
maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian/pengetahuan yang diperoleh. Dengan
kata lain, alat peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin kepada
yakni:
a. Media cetak
sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Yang termasuk dalam media ini adalah
booklet, leaflet, flyer (selebaran), flip chart (lembar balik), rubric atau tulisan pada surat kabar
atau majalah, poster, foto yang mengungkapkan informasi kesehatan. Ada beberapa kelebihan
media cetak antara lain tahan lama, mencakup banyak orang, biaya rendah, dapat dibawa
kemana-mana, tidak perlu listrik, mempermudah pemahaman dan dapat meningkatkan gairah
belajar. Media cetak memiliki kelemahan yaitu tidak dapat menstimulir efek gerak dan efek
b. Media elektronik
Media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar
dan penyampaiannya melalui alat bantu elektronika. Yang termasuk dalam media ini adalah
televisi, radio, video film, cassette, CD, VCD. Seperti halnya media cetak, media elektronik ini
memiliki kelebihan antara lain lebih mudah dipahami, lebih menarik, sudah dikenal
masyarakat, bertatap muka, mengikut sertakan seluruh panca indera, penyajiannya dapat
dikendalikan dan diulang-ulang serta jangkauannya lebih besar. Kelemahan dari media ini
adalah biayanya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu listrik dan alat canggih untuk produksinya,
perlu persiapan matang, peralatan selalu berkembang dan berubah, perlu keterampilan
Media menyampaikan pesannya di luar ruang, bisa melalui media cetak maupun
elektronik misalnya papan reklame, spanduk, pameran, banner dan televisi layar lebar.
Kelebihan dari media ini adalah lebih mudah dipahami, lebih menarik, sebagai informasi umum
dan hiburan, bertatap muka, mengikut sertakan seluruh alat panca indera, penyajian dapat
dikendalikan dan jangkauannya relatif besar. Kelemahan dari media ini adalah biaya lebih
tinggi, sedikit rumit, perlu alat canggih untuk produksinya, persiapan matang, peralatan selalu
berkembang dan berubah, atau memerlukan keterampilan penyimpanan dan keterampilan
B. HIV/AIDS
1. Pengertian HIV/AIDS
HIV adalah singkatan dari Human Immuno deficiency Virus. HIV merupakan retrovirus yang artinya
dapat menggunakan sel tubuhnya sendiri dalam memproduksi diri. HIV adalah virus yang menyerang
dan merusak sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh tidak bisa bertahan terhadap segala bentuk
penyakit. Bila sistem kekebalan tubuh sudah lemah atau rusak, maka tubuh akan terserang oleh
berbagai penyakit seperti TBC, diare, sakit kulit, dan sebagainya. Kumpulan gejala penyakit yang
menyerang tubuh akibat menurunnya sistem imun itulah yang disebut AIDS (Acquired Immune
Tanda dan gejala orang yang terkena HIV tidak dapat terlihat. Pasien HIV terlihat normal dan dapat
melakukan aktivitas sehari-hari. Cara untuk mengetahui apakah orang tersebut HIV positif adalah
dengan melakukan tes darah, namun tes darah dapat menunjukkan hasil HIV positif hanya jika
seseorang telah terkena HIV selama 3 hingga 6 bulan. Periode ketika virus HIV bersembunyi (3-6
bulan) disebut dengan Periode Jendela. Walaupun virus HIV belum bisa terlihat, namun orang dengan
Masa HIV dapat berlangsung selama kurang lebih 10 tahun. Setelah virus HIV menggerogoti tubuh
selama bertahun-tahun, maka sistem imun tubuh akan rusak dan pasien HIV mulai mudah terserang
berbagai penyakit. Pada saat inilah orang tersebut sudah terserang AIDS. Tanda dan gejala yang
mencolok pada penderita AIDS adalah diare yang terus menerus, pembengkakan kelenjar getah
bening, kanker kulit, sariawan yang sangat parah, dan berat badan turun secara drastis (Mansjoer,
2011).
3. Cara Penularan
UNICEF (2012) menjelaskan bebrapa hal penting terkait HIV/AIDS, diantaranya adalah jenis cairan
yang dapat menularkan HIV, cara penularannya, dan hal-hal yang tidak dapat menularkan HIV/AIDS.
a. Darah
a. Hubungan seks dengan orang yang mengidap HIV/AIDS, berhubungan seks dengan pasangan
c. Penggunaan jarum suntik atau jarum tindik secara bersama atau bergantian dengan orang yang
a. Gigitan nyamuk
4. Cara Pencegahan
Menurut Widoyono (2005) dan UNICEF (2012), tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Bersikap setia pada pasangan, hindari berhubungan seks dengan banyak orang atau dengan
c. Jauhi pergaulan tidak sehat yang memicu penggunaan narkoba atau seks bebas.
1. Pengertian HIV/AIDS
2. Penyebab HIV/AIDS
3. Penularan HIV/AIDS
4. Tanda dan gejala klinis penderita HIV/AIDS
5. Pencegahan HIV/AIDS
6. Penatalaksanaan HIV/AIDS
Tanggal Pelaksanaan : 14 Maret 2017
Waktu : 30 menit
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 30 menit, siswa-siswi SMP Satu Atap
mengetahui tentang HIV/AIDS.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, siswa-siswi SMP Satu Atap khususnya kelas
VIII B dapat :
a. Menjelaskan pengertian HIV/AIDS
b. Menjelaskan penyebab HIV/AIDS
c. Menjelaskan penularan HIV/AIDS
d. Menjelaskan tanda dan gejala klinis penderita HIV/AIDS
e. Menjelaskan pencegahan HIV/AIDS
f. Menjelaskan penatalaksanaan HIV/AIDS
B. Sasaran dan Target
1. Siswa-siswi SMP Satu Atap kecamatan Gubug kelas VIII B wilayah kerja Puskesmas Gubug II
2. Target ditujukan agar peserta dapat memahami, mengetahui tentang HIV/AIDS terutama pencegahan
dan penularannya.
C. Strategi Pelaksananaan
Pendidikan kesehatan dilakukan pada hari Selasa, tanggal 14 Maret 2017, pukul 08.00 WIB.
D. Pengorganisasian
1. Penanggung Jawab : Sri Zakiyah, Amd. Keb
E. Rincian Tugas
1. Penanggung jawab
2. Moderator
g. Menyimpulkan kegiatan.
3. Penyuluh
F. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
G. Susunan Kegiatan
Kegiatan Waktu
No Tahapan
Penyuluhan Sasaran (menit)
- Menyimak
- Mereview/ menyimpulkan
materi yang disampaikan
4. Penutup - Memberi salam 4
- Menjawab
H. Setting Tempat
KETERANGAN:
: MODERATOR
: PENYULUH
: FASILITATOR
: PESERTA
I. Materi
Terlampir
J. Media
Power point
Video
K. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a Kesepakatan dengan Kepala Sekolah dan guru kelas VIII B SMP Negeri Satu Atap di wilayah kerja
2. Evaluasi Proses
3. Mahasiswa
L. Evaluasi Hasil
1. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
selanjutnya.
M. Evaluasi
Jenis : Tes lisan
Waktu : Akhir kegiatan
Soal:
1. Pengertian HIV/ADIS
Tanya : Apa yang ada ketahui mengenai HIV dan AIDS?
Jawab : HIV (Human Immuno Deficiency Virus) merupakan virus yang menyebabkan penyakit AIDS.
Sementara AIDS (Aqcuired Immuno Deficiency Syndrom) adalah sekumpulan gejala dan
infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus
yang menyebabkan kekurangan imun.
2. Penyebab HIV/AIDS
Tanya : Apa yang dapat menyebabkan seseorang menderita HIV/AIDS?
Jawab :
Jawab :
a. Hubungan seksual (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindungi (tanpa kondom) dengan
orang yang telah terinfeksi HIV.
b. Jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan dipakai bergantian
c. Mendapatkan transfusi darah yang mengandung virus HIV
d. Ibu penderita HIV Positif kepada bayinya ketika dalam kandungan, saat melahirkan atau
melalui air susu ibu (ASI)
4. Tanda dan gejala klinis penderita HIV/AIDS
Tanya : Apa saja tanda dan gejala klinis pada penderita HIV/AIDS?
Jawab :
Jawab : Melakukan Tes VCT secara sukarela di fasilitas kesehatan yang menyediakan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan laporan penyuluhan yang telah dibuat, sebelumnya dilakukan persiapan yang dimulai dari
menetapkan tujuan dari penyuluhan yaitu untuk memberikan informasi kesehatan dengan sasaran siswa siswi
SMP Negeri Satu Atap khususnya kelas VIII B, materi yang diberikan tentang HIV dan AIDS, penyampaian
materi menggunakan media power point dan video. Pada pelaksanaan, penyuluhan di pimpin oleh seorang
moderator, dan materi di sampaikan oleh penyuluh dengan jelas, pandangan menyeluruh ke peserta
penyuluhan.
Penyaji dalam menyiapkan materi sudah siap dengan power point dan video yang di bawa dan
Berdasarkan proses evaluasi siswa siswi SMP Negeri Satu Atap kelas VIII B sudah siap di ruang kelas
sesuai dengan kontrak waktu yang di tentukan, dengan hasil siswa siswi yang mengikuti penyuluhan sebanyak
25 anak, acara di mulai pukul 08.00 WIB. Para siswa antusias, mampu menjawab semua pertanyaan yang di
berikan dari penyaji dengan hasil peserta dapat menjawab 5 pertanyaan yang telah di ajukan yang kemudian
dijawab bersama-sama.
tempat, peralatan seperti pengeras suara maupun media. Mahasiswa dapat menjalankan perannya sesuai
dengan tugas yaitu sebagai penanggung jawab, moderator, penyuluh dan fasilitator.
Kegiatan penyuluhan berjalan lancar sesuai waktu yang direnanakan. Setelah penyuluhan siswa siswi
paham dan bersedia menghindari faktor pencetus dan penularan penyakit HIV/AIDS sesuai dengan yang
Setelah dilakukan penyuluhan, siswa-siswi mengerti dengan penjelasan yang sudah diberikan, ditandai
dengan soswa siswi dapat menjawab pertanyaan evaluasi yang diajukan oleh penyaji.
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
1. Praktikan dapat mengetahui masalah di masyarakat yaitu tingginya angka kejadian HIV/AIDS dan
2. Praktikan mampu menyusun rencana penyuluhan sesuai dengan masalah yang ada yaitu HIV/AIDS
3. Penyuluh mampu menyajikan materi dengan tenang, siap dan meguasai materi. Sehingga, peserta
4. Praktikan mampu melakukan evaluasi terhadap hasil penyuluhan dengan mengajukan pertanyaan
5. Praktikan mampu mendokumentasi penyuluhan melalui satuan acara penyuluhan, daftar absensi
B. SARAN
1. Bagi Penulis
2. Bagi Profesi
Diharapkan dapat memberi tambahan ilmu pengetahuan dan sebagai pertimbangan dalam
a. Lahan Praktik
b. Pendidikan
Diharapkan dapat digunakan sebagai sumber referensi khususnya tentang satuan acara
penyuluhan.
DAFTAR PUSTAKA
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI (InfoDATIN). (2014). Situasi dan Analisis HIV AIDS.
Jakarta.
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PP dan PL) Kemenkes RI.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. (2014). District Health Account Dinas Kesehatan. Yogyakarta.
Batubara, Jose RL. (2011). Adolescent Development (Perkembangan Remaja). Jakarta: Fakultas Kedokteran
Mansjoer, Arief., dkk. 2011. Kapita Selekta kedokteran Edisi Keempat Jilid Pertama. Jakarta: Media Aesculapius.