Anda di halaman 1dari 15

PERGAULAN REMAJA

DISUSUN OLEH :

1. Anggraini Wulandari 190101058


2. Ega Pondika 190101068
3. Fredi Priadi 190101070
4. Mia Pondika 190101081
5. Reka Kurniawati 190101094
6. Wahyu Ningsih Wulandari 190101104

Dosen pengampu : Triska Purnamalia, S. Pd, M. Pd

Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti Pertiwi

Palembang

Tahun 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik
dan hidayahnya sehingga kita dapat hidup berkarya dengan baik dan beribadah kepadanya.
Solawat dan salam kita senantiasa haturkan kepada Rasul Muhammad SAW, karena dengan
lahirnya beliau didunia ini dapat mengubah kehidupan manusia dari gelap gulita, kekafiran dan
kebodohan menjadi manusia yang terang benderang iman dan islam.

Alhamdulillah kami dapat menyelesaiaka tugas kami dalam menyusun Makalah tentang
pergaulan remaja ini dengan baik dan mudah mudahan ini bisa menjadi pandangan bagi kita
tentang pergaulan remaja yang positif untuk para kaum remaja saat ini.

Palembang, 14 september 2019

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ 1
BAB I Pendahuluan................................................................................................ 2
A. Latar Belakang.................................................................................................. 3
B. Rumusan masalah............................................................................................. 3
C. Tujuan............................................................................................................... 3
D. Manfaat............................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 5
A.Etika Pergaulan Remaja.................................................................................................. 5
1. Pengertian etika................................................................................................ 5
2. Etika Pergaulan Remaja..................................................................................... 5
B. Pengertian Pergaulan Remaja............................................................................ 6
1. Pergetian Pergaulan............................................................................... 6
2. Macam-macam Pergaulan...................................................................... 6
3. Pengertian Remaja.................................................................................. 7
C. Ciri-ciri Remaja................................................................................................... 8
D. Pergaulan Remaja.............................................................................................. 9
E. Peranan Agama Dalam Kehidupan Remaja...................................................... 10
F. Solusi Terbaik Untuk Remaja............................................................................. 11

BAB III PENUTUP................................................................................................... 13


A. Kesimpulan........................................................................................................ 13
B. Saran.................................................................................................................. 13

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dalam memasuki masa dewasa ini kita cendrung menginginkan kesenangan duniawi saja, tanpa
memperhatikan dampak negatif yang ditimbulkan akibat perbuatannya tersebut. Kita banyak
menghabiskan waktu untuk bersenang-senang tanpa ada batas. Ini akibat adanya pergaulan bebas
yang terjadi pada sekarang. Anak remaja sekarang banyak menyalah artikan arti pergaulan bebas
yang sebenarnya. Mereka hanya tahu kalau kita bebas melakukan perbuatan apapun itulah yang
ada dibenak mereka semua. Salah satu contoh yang selalu dilakukan anak remaja sekarang
adalah Seks Bebas.
Biasanya para remaja melakukan perbuatan-perbuatan memalukan itu karena rasa ingin
tahunya dan ingin mencoba sesuatu. Seperti halnya seks bebas, mereka melihat adegan-adegan
yang melanggar agama akhirnya nafsu mereka bergerak dan ingin mencobanya. Merekapun
melakukan hal itu dengan pasangannya tapi bukan istrinya melainkan bersama dengan pacar
mereka.

B. Rumusan masalah
Perumusan masalah yang jelas akan mempermudah untuk mendapatkan gambaran yang terarah,
sehingga para remaja yang pergaulan nya kurang baik diharapkan dapat tercapai. Adakah
pengaruh positif yang berartidari latar belakang pendidikan formal orang tua dan intensitas
komunikasi dalam keluarga terhadap kepribadian remaja. Pengertian dan dampak serta solusi
dari pergaulan remaja bagi anak remaja atau dewasa.

C. Tujuan.
Adpun beberapa tujuan makalah ini dibuat antara lain :
1. Mengetahui arti pergaulan remaja
2. Mengetahui dampak pergaulan remaja yang positif
3. Mengetahui cara penanggulangan solusi untuk pergaulan remaja yang baik

3
D. Manfaat
Agar para pembaca mengetahui arti, jenis-jenis, dan dampak pergaulan remaja, serta mereka
dapat membedakan pergaulan remaja yang baik dan mana yang tidak baik. Memberikan
wawasan perkembangan kepribadian remaja untuk orang tua dan masyarakat sekitar. Manfaat
lainnya bagi para remaja dan orang tua antara lain :

a. Bagi remaja

1) Untuk berhati-hati dalam bergaul serta selalu bersikap terbuka dengan orang tua
2) Memberi masukan bagi remaja untuk selalu mempunyai kepribadian yang baik

b. Bagi orang tua

1) Lebih meningkatkan intensitas komunikasi dengan anak remajanya


2) Memberikan inspirasi dan rujukan bagi orang tua dalam rangka perbakan kepribadian
remaja
3) Selalu senantiasa mengawasi serta memberikan arahan kepada anaknya sehingga
meraka tidak salah dalam memilah sesuatau yang belum mereka ketahui.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A.ETIKA PERGAULAN REMAJA

1. Pengertian etika

Secra etimologi etika berasal dari bahasa yunani, yaitu ethos yang berarti watak kesusilaan atau
adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan
istilah dari bahasa latin, yaitu mos dan dalam bentuk jamaknya mores, yang berarti juga adat
kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik dan menghindari
hal-hal tindakan yang buruk. Etika merupakan studi tentang “benat atau salah” dalam tingkah
laku atau perilaku manusia, sedangkan etika menurut kamus besar bahasa indonesia , etika
mengandung arti :

a) Ilmu tentang yang baik dan apa yang buruk tentang hak dan kewajiban moral
b) Kumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
c) Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat

2. etika pergaulan remaja

Menurut ahmad mudjab dalam buku membangun pribadi yang muslim. Tata aturan dalam
prosesinteraksi antara laki-laki dengan perempuan yang berumur 15-18 tahun adalah sebagai
berikut :

a) menjauhkan diri dari tempat-tempat yang subhat. (QS. An-Nur ayat 33)
b) tidak melakukan khalwat (berdua-duaan di tempat yang sepi)
c) islam membolehkan laki-laki dan wanita bukan muhrim berkumpul dan berinteraksi di
tempat-tempat umum.
d) Bersikap santun dn tidak sombong
e) Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat

5
B. PENGERTIAN PERGAULAN REMAJA

1. Pengertian Pergaulan

Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan individu, dapat juga
oleh individu dengan kelompok. Seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles bahwa manusia
sebagai makhluk sosial (zoon-politicon), yang artinya manusia sebagai makhluk sosial yang tak
lepas dari kebersamaan dengan manusia lain.
Pergaulan berasal dari kata dasar “gaul” yang berarti “hidup berteman(bersahabat)”, dalam
KBBI pergaulan diartikan :

a) Perihal bergaul
b) Kehidupan bermasyarakat

Menurut kahar masyur dalam bukunya yang berjudul membina moral dan akhlak mengartikan
bergaul ialah hidup bersama-sama.

2. Macam-macam pergaulan

Macam-macam pergaulan menurut kahar masyur dalam buku yang berjudul membina moral
dan akhlak membagi menjadi dua yaitu :

a) Bergaul dengan manusia ramai


b) Bergaul dengan karib, tetangga, teman-teman, pemimpin, dan penolong.
c) Bergaul antara pperempuan dengan laki-laki tapi memiliki batas tertentu

Menurut E.H Erikson seperti yang dikutip yulia singgih D. Gumarsa dan Singgih D. Gunarsa
dalam bukunya Psikologi Remaja, megemukakan bahwa adolesensia merupakan masa ketika
suatu perasaan baru mengenai identitas terbentuk. Identitas mencakup cara hidup pribadi yang
di alami sendiri dan sulit dikenal oleh orang lain. Secara hakiki, identitas tetap sama walaupun
telah mengalami berbagai macam perubahan.

6
3. Pengertian Remaja

Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa.
Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental,
emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992).

Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun.
Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja
awal, 15 – 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir. Tetapi
Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-
remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun,
dan masa remaja akhir 18 – 21 tahun (Deswita, 2006: 192) Definisi yang dipaparkan oleh Sri
Rumini & Siti Sundari, Zakiah Darajat, dan Santrock tersebut menggambarkan bahwa masa
remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia
antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu pematangan
fisik, maupun psikologis.

Masa remaja merupakan masa yang sangat penting, sangat kritis dan sangat rentan, karena bila
manusia melewati masa remajanya dengan kegagalannya, dimungkinkan akan menemukan
kegagalan dalam perjalanan kehidupan pada masa berikutnya. Sebaliknya bila masa remaja itu
diisi dengan penuh kesuksesan, kegiatan yang sangat produktif dan berhasil guna dalam rangka
menyiapkan diri untuk memasuki tahapan kehidupan selanjutnya, dimungkinkan manusia itu
akan mendapatkan kesuksesan dalam perjalanan hidupnya.

Dari segi pandangan masyarakat ,misalnya, semakin maju suatu masyarakat semakin panjang
usia remaja. Dari segi hukum yang dilatan remaja ahli dari usia 12 – 18 tahun. Begitu juga dari
segi agama memperpanjang batas usia remaja (karena kemantapan beragama). Dicapai pada
umur 24 tahun. (ibid) Dari uraian batas usia remaja yang beragam pendapat diatas maka penulis
mengambil batasan remaja dari usia 13 – 21 yang hampir disepakati oleh para ahli.

7
C.CIRI – CIRI REMAJA

Masa remaja adalah masa paling komplek, yang ditandai dengan ciri-ciri pubertas adanya
kematangan seksual, pertumbuhan jasmani yang telah matang hal ini diungkapkan para ahli
berpendapat. Pubertas merupakan priode terjadinya perubahan yang sangat cepat, perubahan dari
bentuk tubuh kanak-kanak pada umumnya, kearah bentuk tubuh orang dewasa. Terjadilah
perubahan sikap yang menonjol, terutama terhadap teman sebaya, lawan jenis terhadap
permainan dan anggota keluarga.(Op.cit : 28)

Ciri-ciri pergaulan positif : Berakhlaq mulia, Senantiasa memiliki prasangka baik, Pemaaf,
Jauh dari rasa iri dan dengki, memiliki sifat malu, Berusaha menepati janji, Sopan dalam bertutur
kata, Selalu senyum dan mengucap salam data bertemu, Selalu mengingat pada kebaikan,
Mengunjungi teman yang sedang terkena musibah, Membantu teman yang kesusahan, Memberi
nasehat baik, Tidak membicarakan aib teman atau saudaranya

Pendapat lain mengatakan bahwa ciri yang dialami oleh remaja : Remaja mengalami masa
transisi ini terjadi dari beberapa priode yangterkenal dengan priode seperti priode para-pubetet,
post pubetet (adolensi), sifat-sifat permulaan dalam priode diatas munculnya keinginan yang
menunjukkan sikap berani ingin diperhatikan orang. Hal ini menyembunyikan kegelisahan yang
belum dikenal. (Winarno Sukrakhman, 1980 : 54 – 55)

Ciri-ciri remaja ini juga diungkapkan secara rinci bahwa : Ciri-ciri utama dalam priode
pubertas lebih menonjol dalam perbuatan suka menetang orang tua, prilaku yang tidak sopan,
kurang hati-hati, mals bekerja, seka membicarakan orang lain dan sangat sensitif (Sudarsono,
1980 : 301)

Dari beberapa pendapat para ahli di ayas, maka dapatlah kesimpulan bahwa remaja adalah
umur yang penuh dengan gejolak jiwa dan komplik batin, yang disebabkan oleh adanya
pertumbuhan anatomi serta perkembangan psikhis yang cepat, sehingga mendorong anak mulai
memiliki keinginan untuk yang membaca apa yang disekitasnya. Sementara kemampuan riil
yang dimiliki mereka belumlah dapat mengimbangi keinginan yang ada. Pada saat-saat tertentu
kita dapat melihat ciri remaja yang menonjol, seperti emosi yang tinggi.

8
walaupun hanya disebabkan oleh keinginan yang tidak terpenuhi. Selain itu tidak jarang kita
lihat adanya sekelompok remaja yang tergabung dalam organisasi sosial yang ikut membantu
bencana alam seperti Palang Merah (PMI), pramuka, olahraga, karang taruna, IRMAS, dan
sebagainya. Hal semacam ini juga merupakan ciri perkembangan psihkis remaja. Secara lebih
konkritZakiah Daradjat mengemukakan bahwa ciri masa remaja meliputi : pertumbuhan jasmani
yang cepat, pertumbuhan jasmani yang cepat, pertumbuhan emosi, pertumbuhan mental,
pertumbuhan pribadi, pertumbuhan sosial dan lain-lain. (Zakiah Daradjat, op.cit : 12)

D.PERGAULAN REMAJA

Islam tidak melarang manusia untuk bergaul dan saling mengenal bahwa fitrah bagi manusia
sebagi makhluk sosial, Firman Allah (Q.S. Al-Hujurat : 13), yang berbunyi :

‫شعوبا اتقكمظ عنظدهللا اكرمكظم ن ا ج ج وجعلنكظظم زكروانظظثى مظظن انظظاخلقنكم يهاالنظظاس يظظا‬
‫خبير عليم هللا ن ا لتعارفواوقبائلظظ‬

Hai manusia, seseungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disis Allah ialah orang yang
paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Konsep saling mengenal ini bisa dengan cara ( ta’aruf) tanpa melanggar syar’i.

9
E.PERANAN AGAMA DALAM KEHIDUPAN REMAJA

Agama sebagai unsur asensial dalam kepribadian manusia dapat memberikan peranan yang
positif dalam pembangunan individu dan masyarakat selama kebenaranya masih diyakini secara
mutlak. (Jalaluddin, 1987 : 97)

Dapat disaksikan betapa besar perbedaan antara orang beriman yang hidup menjalankan
agamanya, dengan orang yang tidak beragama untuk mereka yang acuh tak acuh kepada
agamanya, diantara peranan agama dalam kehidupan manusia adalah “memberikan bimbingan
hidup menolong dalam menghadapi kesukaran serta menentramkan batin”. (Zakiah Dardjat,
1990 : 56). Jadi agama mempunyai daya preventif terhadap gangguankejiwaan. Dalam firman
Allah dalam Al-Qur’an surat Ar-Rum ayat 30 berbunyi :

‫ج هللا لخلظظق لتبظظديل الظظدين حزالظظك للظظظدينحنيفا وجهظظظك قظظظم فظظظا الظظظتى اللظظظه جفطرت‬
‫ن يعلمو ل اكثرالناس ولكن القيم عليها فطرالنظظاس‬

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, (tetaplah atas) fitrah Allah
yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu, tidak ada perubahan pada fitrah Allah.
(Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (1168) fitrah Allah,
maksudnya ciptaan Allah, manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama
tauhid. Kalau ada manusia tidak beragama teuhid, maka hal itu tidaklah wajar. Mereka tidak
beragama tauhid itu hanyalah lantara pengaruh lungkungan.

Dari makna ayat diatas disimpulkan bahwa Allah memberikan keyakinan (agama) pada
lubuk hati manusia. Hal ini diungkapkan oleh Murtadha Mutahari : Pada hakikatnya agama
memiliki dua keistimewaan tersebut ia sendiri merupakan fitrah dan emosional manusia dan ia
juga merupakan satu-satunya sarana untuk memenuhinya kebutuhan –kebutuhan fitrah manusia
yang tak satupun dapat menggantikan kedudukannya, (Murtadha Mutahari, 1990 : 44)

10
Dari uraian diatas maka dapat diambil suatu pengertian bahwa agama merupakan pengendalian
utama bagi manusia tujuan hidup tidak berarti apabila manusia dimuka bumi ini tidak beragama.
Karena tanpa agama hidup terasa hampa. Sedangkan agama mampu mengisi arti hidup dan
kehidupan manusia. Agama berfungsi sebagai alat kontrol dan benteng pertahanan yang kuat
dalam mengarungi kehidupan terlebih pada masa kegoncangan dan kebimbangan yang sedang
malenda remaja. Untuk itulah unsur-unsur pengalaman, pendidikan dan keyakinan yanng didapat
sejak kecil akan mempengaruhi sikap keagamaan remaja dan seterusnya.

F.SOLUSI TERBAIK UNTUK REMAJA

1. Didik anak (remaja) sedini mungkin tentang Islam, sesuai ajaran Islam

‫“ اويمجسانه اوينصرانه يهظظظودانه فظظظابواه الفطظظظره مولوديولظظظدعلى كظظظل‬

Setiap anak yang dilahirkan dalam keadaan suci, sesungguhnya kedua orang tuanyalah yang
akan menjadikan ia Yahusi, atau menjadi ia Nasrani, atau menjadikan Majusi”. (Al Imam
Jalaluddin Abdurrahman Bin Abi Bakri, 1981 : 286)

2. Pentingnya kasih saying dan perhatian serta pengawasan dari orang tua

2. Kontrol dan batasi pergaulan remaja

3. Masukkan kesekolah-sekolah Islam MIN, MTs, MAN (Pondok Pesantren)

4. Selektif terhadap budaya barat. Salah satu contoh trans yang tidak perlu diikuti adalah (acara
valenti’s day), pesta pora, Amerika Serikat bercinta, pengkaderan Bintang Mordn, (akademik
fantasi), free sex, trend narkoba.

5. Tidak berpacaran

6. Menikah

7. Menjadi tauladan dalam rumah tangga

11
8. Mengisi hari-hari dengan aktifitas yang fositif dan bermanfaat. (M. Ilham Maqzuq, 2005 : 84
– 95

10. Seorang anak hendaknya bergaul dengan teman yang sebaya

11. Pengawasan yang lebih terhadap media komunikasi, seperti internet, handphone, dan lainnya

12. Perlunya bimbingan kepribadian bagi seorang anak yang tidak mampu membedakan mana
yang baik dan mana yang buruk

13. Perlunya pembelajaran agama yang diberikan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi
tempat ibadah sesuai agamanya.

12
BAB III
KESIMPULAN

Masa remaja adalah masa yang penuh denan gejolak jiwa dimana pada masa ini remaja
mengalami masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa remaja atau dewasa. Pendidikan
pertama dan utama yang sangat mempengaruhi remaja adalah pendidikan dalam keluarga,
dimana nilai-nilai agama sudah tertanam sehingga ketika mereka memasuki masa remaja mereka
mampu beradaptasi dan sekaligus mampu membentengi diri dengan nilai-nilai agama yang
sudah tertanam sejak dini.

Namun pada kenyataannya tidak sedikit remaja pada masa pubertas ini tidak mampu
membentengi diri dari pengaruh luar yang mendominasi dirinya. Hal ini banyak faktor interen
maupun eksteren. Faktor interen antara lain datang dari individu remaja itu sendiri, dimana
ketidaksiapan remaja terhadap perubahan fisik maupun fisikis menimbulkan gejolak jiwa yang
tak mampu mereka atasi. Sedangkan faktor eksternal diantaranya adalah pengaruh lingkungan,
gaya hidup modern, pergaulan bebas, kemajuan ilmu dan teknologi yang disalah gunakan,
pengaruh budaya barat, kurang ditanamkannya nilai-nilai agama sejak dini sehingga memacu
terjadinya kenakalan remaja.

Untuk mengatasi komplik yang terjadi pada remaja kerjasam yang baik dari semua fihak
terutama orang tua pendidikan informal, formal dan non formal sangat besar pengaruhnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Al-Ghifari Abu, 2007. Pacaran yang Islami adakah, Bandung : Mujahid ,

2005, Muslimah yang kehilangan diri, Bandung : Mujahid

Daradjat, Zkiah. 1982. Pembinaan Remaja. Jakarta : Bulan Bintang.

Departemen Agama RI. 1978. Al Qur’an dan Terjemah, Yayasan Penterjemah Al Qur’an , 1990.

Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, Jakarta : CV. Haji Mas Agung

Jalaluddin, dan Ramayulis, 1987. Pengantar Ilmu Jiwa Agama. Jakarta : Kalam Mulia

Mutahari, dan Rahmad Jalaludin. 1990. Perspektif Al Qur’an Tentang Manusia Agama. Bandung
: Al Mizan.

Mappiere Andi. 1990. Psikologi Remaja Perspeftif Al Qur’an Tentang Manusia dan Agama.
Bandung : Al Mizan

Mar’at. 1981. Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukuran, Jakarta : Agalia Indonesia

Maqzuq M. Ilham, 2005. Remaja Islam Berbaju Yahudi. Bandung : Mujahid

Poewadarmanto, 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Slameto, 1988. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Bina Aksara

14

Anda mungkin juga menyukai