PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang
sangat pesat salah satunya yaitu bidang Biologi. Sarjana-sarjana dalam
bidang biologi diharapkan tidak hanya memiliki kemampuan intelektual
namun juga memiliki keterampilan dan dapat mengembangkan profesinya.
Praktik Kerja Lapangan merupakan suatu program yang dapat memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk melatih kemampuan di lapangan.
Praktik Kerja Lapangan yang dilakukan di Pusat Penelitian Biologi
LIPI merupakan kegiatan akademik yang berorientasi pada bentuk
pembelajaran mahasiswa untuk mengembangkan dan meningkatkan tenaga
kerja yang berkualitas. Dengan mengikuti Praktek Kerja Lapangan di
laboratorium Herpetologi diharapkan dapat menambah pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman mahasiswa dalam mempersiapkan diri
memasuki dunia kerja yang sebenarnya.
Dalam sebuah sistem belajar mengajar tidak cukup jika hanya
mengandalkan teori saja, akan tetapi juga memerlukan praktik. Hal ini
bertujuan untuk memperdalam pengetahuan mahasiswa dari materi yang
diberikan oleh dosen. Jika di kampus, mahasiswa terkadang bosan dan
kurang mengerti bagaimana deskripsi pekerjaan mereka, setelah terjun
langsung ke lapangan mahasiswa bisa paham bahkan menguasai penuh
sehingga bisa menjelaskan dengan bahasa mereka sendiri tanpa terpaku
pada media.
PKL juga sangat membantu untuk mendapat gambaran tentang
bagaimana pekerjaan yang ditekuni dari program studi yang dipilih. Contoh,
jika sebelumnya dosen hanya menjelaskan bagaimana struktur hewan
vertebrata secara visual terutama untuk hewan herpetofauna, mahasiswa
hanya mendapat bayang-bayang semata, tapi dengan adanya praktik bisa
memperoleh kegiatan yang sebenarnya sehingga dengan adanya kegiatan ini
mahasiswa tidak terkejut ketika terjun dalam dunia kerja untuk
1
2
mengaplikasikan skiil. Dengan kata lain, program PKL dapat melatih diri
untuk beradaptasi dengan pekerjaan secara nyata.
Praktik Kerja Lapangan merupakan wujud aplikasi terpadu antara sikap,
kemampuan dan keterampilan yang diperoleh mahasiswa dibangku kuliah.
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan diberbagai perusahaan dan instansi
akan sangat berguna bagi mahasiswa untuk dapat menimba ilmu
pengetahuaan, keterampilan dan pengalaman. Melalui Praktek Kerja
Lapangan ini mahasiswa akan mendapat kesempatan untuk
mengembangkan cara berpikir, menambah ide yang berguna dan dapat
menambah pengetahuaan mahasiswa sehingga menumbuhkan rasa disiplin
dan tanggung jawab mahasiswa terhadap apa yang ditugaskan kepadanya.
Oleh karena itu semua ilmu yang dipelajari dari berbagai mata kuliah
dibangku kuliah dapat secara langsung maupun tidak langsung dipraktekkan
di Laboratorium Herpetologi Pusat Penelitian Biologi – Bogor yang
berhubungan dengan Herpetologi. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa teori
yang dipelajari sama dengan yang ditemui dalam prakteknya sehingga teori
tersebut dapat dilaksanakan dengan baik.
1.2. Alasan memilih obyek PKL
Pusat penelitian Biologi LIPI merupakan Lembaga yang menangani
penelitian di seluruh Indonesia meliputi bidang flora dan fauna sejak tahun.
Pusai penelitian Biologi LIPI merupakan Lembaga penelitian tertinggi di
Indonesia. Sangat banyak mahasiswa, guru, dosen maupun peneliti yang
merujuk dari sumber hasil penelitian maupun hasil ekspedisi LIPI dari
seluruh pelosok Indonesia tersebut. LIPI sangat konsisten dalam menjelajah
keanekaragaman hayati di seluruh Indonesia serta penelitian yang terpercaya
baik dibidang Zoologi, Botani, Bioteknologi dan lainya.
Laboratorium Herpetologi merupakan laboratorium yang fokus
meneliti Hewan Reptil dan Amfibi. Pada laboratorium ini terdapat lebih dari
40.000 koleksi ilmiah baik dari Amphibi maupun Reptile yang seluruh
koleksi ilmiah tersebut disimpan di ruang koleksi dan lemari kompaktus
Museum Zoologicum Bogoriense (MZB). Hal tersebut menjadikan
mahasiswa dapat dengan mudah mempelajari spesies Reptil dan Amphibi
3
4
5
Pada tahun 1962 berdasar dekrit MPR No. II, 1960, Kebun Raya Bogor
dan LPPA it sendiri dipisahkan dari Departemen Pertanian, dan diganti
namanya menjadi Lembaga Biologi Nasional (LBN) dibawah administrai
Madjelis Ilmu Pengetahuan Indonesia (MIPI), yang kemudian berganti
nama menjadi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Dalam
perkembangan selanjutnya berdasar dekrit presiden No.I, 1986 tentang
reorganisai LIPI, nama Lembaga Biologi Nasional diganti menjadi Pusat
Penelitian dan Pengembangan Biologi, yang diikuti dengan didirikannya
dua lembaga baru yaitu Puslitbang Bioteknologi dan Puslitbang Limnologi.
Berdasar Keputusan kepala LIPI No. 23/kep/D.5/1987.
2.1.2. Visi dan Misi
Pusat Penelitian Biologi-LIPI mencanangkan visinya sejalan dengan
Visi Kedeputian IPH LIPI yaitu: “Menjadi lembaga ilmu pengetahuan yang
berada dalam pringkat kelompokterbaik dunia dalam menghasilkan IPTEK
terkait dengan pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya hayati guna
memperkuat daya saing perekonomian Nasional”. Untuk melaksanakan
mandat tersebut, Kedeputian IPH menetapkan misi untuk:
1. Memberikan landasan dan pertimbangan ilmiah dalam pengambilan
kebijakan pengelolaan sumber daya alam hayati.
2. Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi terkait dengan pengelolaan
sumber daya alam hayati dalam upaya melestarikan dan
memberdayakan aset keanekaragaman hayati Indonesia sebagai
penggerak dan pendorong utama pembangunan berkelanjutan.
3. Ikut serta dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa dan
menjadi center of excellent dalam bidang konservasi dan pengungkapan
potensi dan peningkatan nilai tambah sumber daya alam hayati.
sore
15
16
1 Malayemys subtrijuga
2 Coura amboinensis
3 Elseya novaeguineae
4 Elseya braderhorsti
5 Elseya schultzei
19
6 Emydura subglobosa
7 Amyda cartillaginea
8 Siebenrockiella crassicollis
9 Cyclemys dentata
10 Trachemys scripta
11 Heosemys spinose
20
12 Carettochelys insculpta
Lacertilia (Kadal)
13 Hydrosaurus amboinensis
14 Tiliqua scincoides
15 Lanthanotus borneensis
16 Ichthyophis sp.
Ophidia (Ular)
21
17 Trimeresurus insularis
18 Trimeresurus purpureomaculatus
19 Morelia viridis
20 Python reticulatus
c. Pengawetan Spesimen
1. Identifikasi
Identifikasi dilakukan agar spesies yang akan diawetkan
diketahui jenisnya. Identifikasi dapat dilakukan dengan cara melihat
ciri khusus yang dimiliki spesies tersebut lalu merujuk kepada
literatur mengenai ciri tersebut. Salah satu rujukan yang sering
digunakan di Laboratorium Herpetologi yaitu buku dari Dr. Nelly De
Rooij yang berjudul The Reptiles of the Indo-Australian Archipelago
1 (Lacertilia, Chelonia, Emydosaura) tahun 1915.
22
2. Labeling
Setiap spesimen kemudian diberikan label dengan menggunakan
kertas perkamen yang tahan terhadap bahan kimia seperti alkohol
25
Ordo Lacertilia
Tulang kuadrat diartikulasikan ke tengkorak, distal bebas, daerah
temporal tanpa atau dengan satu temporal arch, dua bagian mandibula yang
27
Fam Gekkonidae
Tubuh biasanya pipih, di atas dengan sisik kecil atau granula yang
sering bercampur dengan tuberkel, kepala tanpa perisai simetris yang besar.
Lidah pendek, bifid lemah di bagian depan, halus atau dengan papilla
pleurodont panjang. Mata besar, dengan pupil vertikal. Telinga besar.
Tungkai berkembang dengan baik, digit kuat dan sering melebar dan
digunakan untuk memanjat permukaan halus. Pori-pori femoralis atau
preanal sering ada hanya pada jantan. Ekor sangat rapuh. Sebagian besar
dari mereka aktif di malam hari.
B. Digit (kuku) sangat melebar
c. sendi distal bebas pada ekstremitas ekspansi digital, serangkaian
lamella infradigital tunggal
1. digit bebas atau berselaput................................... Genus gecko
a b
Kepala besar; lebarnya sama dengan dua kali jarak dari ujung moncong
ke orbit, dan dari orbit ke pembukaan telinga; moncong segitiga, tumpul,
satu kali dan tiga perlima atau satu kali dan dua pertiga diameter orbit, dahi
cekung; pembukaan telinga sempit, miring, diameter vertikal setidaknya
setengah orbit. Kepala ditutupi dengan sisik poligonal cembung kecil.
Renggang besar, dua kali lebih besar; lubang hidung dibatasi oleh lima atau
enam hidung membesar (gambar. 12).
Dua belas hingga lima belas labial atas dan sepuluh hingga tiga belas
labial; mental berbentuk bervariasi; empat atau lima pasang dagu-perisai,
lebih kecil dari labial. Punggung dengan granula kecil dan sekitar dua belas
seri tuberkulum longitudinal; tenggorokan dengan butiran datar. Sisik
ventral besar, imbricate. Jantan dengan 13-24 pori-pori dalam serangkaian
sudut pendek. Ekor sedikit pipih, lonjong, annulate, ditutupi dengan sisik
halus segi empat, lebih besar di bawahnya, setiap annulus terdiri dari 5-6
baris sisik di atas, 3 di bawah; di atas tubercles kerucut besar dalam 6 seri
longitudinal. Anggota badan sedang; digit bebas, melebar, inferior dengan
29
a b
Gambar 3.4. Peta Asia Timur dan Tenggara dan Kepulauan Indo-Australia
menunjukkan distribusi perkiraan (A) kelompok Gekko japonicus, G.
petricolus, G. monarchus dan G. athymus dan (B) G. gecko, G. porosus, dan G.
vittatus grup serta G. vietnamensis
Sumber: Rösler et al, (2011)
36
DAFTAR RUJUKAN
Caillabet, O, S. 2013. The Trade in Tokay Geckos Gekko gecko in South-East
Asia: with a case study on Novel Medicinal Claims in Peninsular Malaysia.
TRAFFIC. Petaling Jaya, Selangor, Malaysia
de Rooij, N. 1915. The Reptiles of The Indo-Australian Archipelago I: Lacertilia,
Chelonia, Emydosaura. E. J. Brill, Ltd. London
Integrated Taxonomy Information System (ITIS). (Online).
https://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&searc
h_value=174050#null. Diakses pada (24 Agustus 2018)
Kraus, F. 2009. Alien Reptiles and Amphibians, a Scientific Compendium and
Analysis. Springer Verlag, Dordrecht, xii + 567 pp.,
Rösler, H., Bauer, A.M., Heinicke, M., Greenbaum, E., Jackman, T., Nguyen,
Q.T. & Ziegler, T. 2011. Phylogeny, taxonomy, and zoogeography of the
genus Gekko Laurenti, 1768 with the revalidation of G. reevesii Gray, 1831
(Sauria: Gekkonidae). Zootaxa, 2989, 1–50
Sambrook J, Fritschi EF and Maniatis T. 1989. Molecular cloning: a laboratory
manual. Cold Spring Harbor Laboratory Press, New York.
Sejarah biologi lipi (Online) http://www.biologi.lipi.go.id/index.php/2017-01-04-
03-52-26/sejarah. Diakses pada (11 Juli 2018).
Siti, N, H. 2013. Tinjauan Hukum Islam terhadap Praktek Jual Beli Tokek untuk
Obat-obatan (Studi Kasus di Desa Tajung Sari Kecamatan Tlogowungu
Kabupaten Pati). Undergraduate (S1) thesis, IAIN Walisongo.
37