Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS KIMIA BAHAN TOKSIK

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Ekotoksikologi


yang dibimbing oleh Dr. Sueb, M.Kes., dan Ajeng Daniarsih, S.Si., M.Si

Disusun oleh:
Kelompok 6
Offering Lingkungan 2016
Anggy Ningtyas (160342606237)
Lutfita Fitriana (160342606284)
Muly Pramesti (160342606245)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Oktober 2019
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang berhubungan dengan identifikasi
dan penentuan komposisi suatu bahan. Lebih spesifiknya terdapat kimia analitik
kualitatif dan kimia analitik kuantitatif, dan kimia analitik instrumen.
a. Kimia analitik kualitatif adalah kimia analisa yang hanya membahas tentang
identifikasi atau ada/tidaknya unsur/zat di dalam suatu bahan. Kimia analitik
kuantitatif adalah kimia analisa yang berhubungan dengan komposisi atau
jumlah unsur/zat dalam suatu bahan.
b. Kimia analitik instrumen adalah cabang ilmu kimia yang berhubungan
dengan identifikasi atau penentuan komposisi dengan bantuan instrumen
(alat) khas; keuntungan analisis berlangsung cepat dengan sedikit pereaksi
baik jenis maupun jumlahnya, dan kelemahannya bergantung pada ketelitian
alat.
Analisis kimia melibatkan pemisahan, identifikasi dan penenentuan jumlah
relatif komponen dalam suatu sampel. Metode dari analisis kimia diklasifikasikan dua
macam yaitu:

1. Analisis klasik
Cara klasik dengan melibatkan proses kimia sederhana, peralatan sederhana,
tetapi memerlukan keahlian relatif tinggi.
2. Analisis Instrumen
Cara modern mulai meninggalkan proses kimia, tetapi tetap memerlukan
proses.

Karena ilmu kimia yang meluas dan timbul inspirasi-inspirasi dari berbagai
pihak untuk melakukan percobaan, Dan untuk mempermudah dari
percobaan/pratikum, dilakukan percobaan dengan bantuan instrumen. Dari berbagai
instrumen-instrumen untuk menganalisis meluas menjadi aplikasi-aplikasi yang
memudahkan dalam berbagai bidang kehidupan tidak hanya berkaitan dengan kimia.
Untuk itu makalah ini akan membahas beberapa aplikasi dari instrumen analisis
kimia.

Dalam bidang industri, pengetahuan dasar instrumentasi sangat penting


terutama untuk proses pengukuran dan pengendalian/kontrol. Di dalam suatu industri
kimia, misalnya, bermacam-macam reaksi kimia harus diukur dan dikendalikan baik
suhu, volume campuran bahan, tekanan, derajad keasaman, dan lain-lainnya.
Sementara pada industri baja dan logam, suhu yang tinggi harus diukur secara tepat
dengan menggunakan alat pengukur elektronik untuk bisa mengendalikan
pengepresan logam pada ketebalan yang diinginkan. Pada umumnya, peralatan
pengukuran atau alat pengukur secara elektronik ini merupakan bagian dasar
instrumentasi yang dipakai pada hampir semua bidang industri.

Bidang instrumentasi ini, tidak hanya diaplikasikan untuk industri kimia dan
industri baja semata, tetapi diperlukan juga untuk pabrik mobil, pabrik gula, pabrik
kertas, pabrik pemrosesan makanan, untuk instrumentasi kedokteran, dan untuk
pabrik pembuatan alat-alat elektronik itu sendiri (seperti pabrik pembuatan telepon
genggam, pabrik pembuatan chip/ sirkuit terpadu, pabrik pembuatan komputer, dsb).
Bentuk variable fisis (fisika) dan kimia yang dipakai untuk dasar kendali dalam
bidang instrumentasi ini meliputi:

a. Suhu / temperature
b. Tekanan
c. Kecepatan aliran
d. Ketinggian cairan / level
e. Konduktifitas
f. Kepadatan benda dan kekentalan (viskositas)

Fungsi Instrument
Secara umum instrumentasi mempunyai 3 fungsi utama:
a. Sebagai alat pengukuran
b. Sebagai alat analisa
c. Sebagai alat kendali

Berdasarkan uraian diatas, hasil sisa industry ataupun rumah tangga mampu
dianalisis secara kimia untuk mengetahui apa saja kandungan zat-zat kimia berbahaya
didalamnya. Selain itu, analisis kimia juga dapat dimanfaatkan untuk mengetahui
kadar minimum suatu zat kimia diperbolehkan berada di suatu lingkungan.

Rumusan Masalah
Bagaimanakah instrument serta peralatan yang digunakan dalam analisis kimia dari
suatu bahan toksik?

Tujuan
Mengetahui instrument serta peralatan yang digunakan dalam analisis kimia dari
suatu bahan toksik
KAJIAN PUSTAKA
Dasar-Dasar Analisis Instrument
1. Definisi Instrument
Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk
pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih
kompleks. Instrumen atau piranti ukur merupakan piranti untuk mengukur sesuatu
besaran selama dipengamatan.
a. Penggunaan piranti ukur (instrumen) untuk menentukan harga besaran yang
berubah-ubah, yang seringkali pula untuk keperluan pengaturan besaran
yang perlu berada di batas-batas harga tertentu
b. Semua piranti (kimia, listrik, hidrolik, magnit, mekanik, optik, pneumatik)
yang digunakan untuk : menguji, mengamati,mengukur, memantau;
mengubah, membangkitkan, mencatat,menera,memelihara, atau
mengemudikan sifat-sifat badani (fisik) gerakan atau karakteristik lain.
Piranti itu dapat berupa instrumen tuding (indicating instrument) dan dapat
berupa instrumen rekan (recording instrument) Istilah “INSTRUMENT” digunakan
untuk dua maksud yaitu :
a. Instrumen murni yang terdiri dari mekanisme dan bagian-bagian yang di
bangun didalam wadah (rumah) atau piranti yang berkaitan dengan itu.
b. Instrumen murni berikut sembarang alat-alat imbuhan (auxliary) seperti
misalnya: tahanan kondensator atau transformator instrumen. Sebagai
pengganti kata “Instrumen” (piranti) seringkali dipakai pula kata “alat ukur”
(meter). Kata piranti digunakan pula sebagai pengindonesiaan “device”.
Instrumentasi sebagai alat pengukuran meliputi instrumentasi survey/ statistik,
instrumentasi pengukuran suhu dan lain-lain. Instrumentasi sebagai alat analisa
banyak dijumpai di bidang kimia dan kedokteran. Sedangkan instrumentasi sebagai
alat kendali banyak ditemukan dalam bidang elektronika, industri dan pabrik-pabrik.
Sistem pengukuran, analisa dan kendali dalam instrumentasi ini bisa dilakukan secara
manual (hasilnya dibaca dan ditulis tangan), tetapi bisa juga dilakukan secara
otomatis dengan mengunakan komputer (sirkuit elektronik). Untuk jenis yang kedua
ini, instrumentasi tidak bisa dipisahkan dengan bidang elektronika dan instrumentasi
itu sendiri.
Instrumentasi sebagai alat pengukur sering kali merupakan bagian awal dari
bagian-bagian selanjutnya (bagian kendalinya), dan bisa berupa pengukur dari semua
jenis besaran fisis, kimia, mekanis,maupun besaran listrik. Beberapa contoh di
antaranya adalah pengukur: massa, waktu, panjang, luas, sudut, suhu,
kelembaban,tekanan,aliran, pH (keasaman), level, radiasi, suara, cahaya, kecepatan,
torque, sifat listrik (arus listrik, tegangan listrik, tahanan listrik), viskositas, densiti,
dll.
2. Klasifikasi Analisis kimia
Analisis kimia dapat memberikan informasi mengenai suatu sampel. Hasil
analisis dapat berupa:
a. Analisa kualitatif
Tujuan utama analisis kualitatif adalah mengidentifikasi komponen dalam
zat kimia. Analisis kualitatif menghasilkan data kualitatif, seperti
terbentuknya endapan, wama, gas maupun data non numerik lainnya.
Umumnya dari analisis kualitatif hanya dapat diperoleh indikasi kasar dari
komponen penyusun suatu analit. Analisis kualitatif biasanya digunakan
sebagai langkah awal untuk analisis kuantitatif. Pada berbagai cara analisis
modem, seperti cara-cara analisis spektroskopi dapat dilakukan analisis
kualitatif dan kuantitatif secara bersamaan, sehingga waktu dan biaya
analisis dapat ditekan seminimal mungkin dan perolehan hasilnya lebih
akurat.
b. Analisis kuantitatif
Tujuan utama analisis kuantitatif adalah untuk untuk mengetahui kuantitas
dari setiap komponen yang menyusun analit. Analisis kuantitatif
menghasilkan data numerik yang memiliki satuan tertentu. Data hasil
analisis kuantitatif umumnya dinyatakan dalam satuan volume, satuan berat
maupun satuan konsentrasi dengan menggunakan metoda analisis tertentu.
Metoda analisis kuantitatif umumnya melibatkan proses kimia dan proses
fisika. Analisis kuantitatif yang melibatkan proses kimia seperti gravimetri
dan volumetri. Analisis kuantitatif yang melibatkan proses fisika umumnya
menggunakan prinsip interaksi materi dengan energi pada proses
pengukurannya. Metode ini umumnya menggunakan peralatan modem,
seperti polarimeter, spektrometer, sehingga sering dikenal sebagai analisis
instrumen.
Berdasarkan sifat analisis terhadap komponen analitnya, jenis analisis dapat
digolongkan menjadi :
a. analisis perkiraan, Disebut analisis perkiraan bila keberadaan komponen
dalam sampel belum dapat dinyatakan dengan pasti, hanya perkiraannya saja
yang diketahui. Analisis perkiraan disebut sebagai analisis semikualitatif dan
semi kuantitatif.
b. analisis parsial, Pada analisis parsial hanya sebagian komponen sampel yang
dianalisis, sebagian lainnya tidak.
c. analisis komponen renik, hanya komponen mikro (renik) yang ditetapkan
keberadaannya secara kualitatif maupun kuantitatif.
d. analisis lengkap, Disebut analisis lengkap apabila keseluruhan komponen
penyusun sampel dianalisis, sehingga diperoleh komposisi sesungguhnya
dari komponen penyusun sampel. Analisis lengkap mengandung informasi
lengkap yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan.
Berdasarkan kuantitas analit yang ingin ditetapkan, analisis dapat digolongkan
dalam tiga kategori, yaitu analisis makro, analisis semi mikro dan analisis mikro.
Analisis makro bila kadamya besar, misalnya dalam orde gram atau prosen,
sedangkan analisis mikro bila kadar analitnya sangat kecil, seperti ppm.
Ditinjau dari caranya kimia analitik digolongkan menjadi:
a. Analisis Klasik
Analisis klasik berdasarkan pada reaksi kimia dengan stoikiometri yang
telah diketahui dengan pasti. Cara ini disebut juga cara absolut karena
penentuan suatu komponen di dalam suatu sampel diperhitungkan
berdasarkan perhitungan kimia pada reaksi yang digunakan.
Secara singkat analisis klasik dibagi menjadi 3:
 Pemisahan analit : ekstraksi, destilasi, presipitasi (pengendapan), filtrasi
(penyaringan), dll.
 Analisis kualitatif titik didih, titik beku, warna, bau, densitas, dll.
 Analisis kuantitatif : analisis gravimetri dan volumetri
Pada volumetri, besaran volume zat-zat yang bereaksi meupakan
besaran yang diukur, sedangkan pada gravimetri, massa dari zat-zat
merupakan besaran yang diukur.
b. Analisis Instrumental
Analisis instrumental berdasarkan sifat fisika-kimia zat untuk keperluan
analisisnya. Misalnya interaksi radiasi elektromagnetik dengan zat
menimbulkan fenomenaabsorpsi, emisi, hamburan yang kemudian
dimanfaatkan untuk teknik analisis spektroskopi. Sifat fisika–kimia lain
seperti pemutaran rotasi optik, hantaran listrik dan panas, beda partisi dan
absorpsi diantara dua fase dan resonansi magnet inti melahirkan teknik
analisis modern yang lain. Dalam analisisnya teknik ini menggunakan
alat-alat yang modern sehingga disebut juga dengan analisis modern.
Komponen instrumen yaitu :
1. Signal generator ( penghasil sinyal )
Menghasilkan sinyal analitis dari komponen sampel. Generator dapat
pula sampel itu sendiri.
2. Input transducer/ detector ( Pengubah energi )
Alat yang mengubah sebuah sinyal menjadi bentuk yang lain. Misalnya
Thermocoupel yang mengubah sinyal panas menjadi voltase listrik.
Kebanyakan transducer memasuki tahap pengubahan sinyal analisis
menjadi voltase listrik karena sinar listrik akan mudah diperkuat dan
dimodifikasi untuk sampai pada alat pembacaan.
3. Signal processor ( Pemproses sinyal )
4. Output transducer
3. Istilah Yang Digunakan Dalam Alat Ukur
a. Kepekaan (sensitivity) instrumen adalah perbandingan antara gerakan
linear jarum penunjuk pada instrumen itu dengan perubahan variabel
yang diukur yang menyebabkan gerakan itu. Sensitifitas bisa
dikatakan batas terkecil yang dapat ditentukan untuk analisis
kuantitatif (masih memberikan tanggap detektor yang berbeda dengan
pembanding) = limit of detection.
b. Ketelitian (accuracy) instrumen adalah simpangan baku atau
simpangan relatif dari beberapa kali penentuan kuantitatif terhadap
sample yang dianalisis dengan metoda terpilih yang dilaksanakan
dengan normal. Makin kecil simpangan baku makin baik metoda
tersebut. Ketelitian biasanya dinyatakan dalam persentase.
c. Ketepatan atau presisi (precision) instrumen adalah kemampuan
instrumen menghasilkan kembali bacaan tertentu dengan ketelitian
yang diketahui. Keterdekatan hasil analisis yang diperoleh dengan
memakai metoda tersebut dengan harga sebenarnya. Biasanya
dinyatakan dengan persen perolehan kembali terhadap sample yang
kadarnya diketahui dengan pasti. Persyaratan perolehan kembali
metoda analisis adalah 80 – 120%.
d. Ketidakpastian (uncertainty) instrumen adalah daerah deviasi dari
nilai pengukuran alat (instrumen).
e. Kalibrasi (calibration) instrumen adalah membandingkan nilai
ukuran instrumen dengan nilai ukuran standar.
f. Standar ukuran adalah nilai ukuran yang sudah disepakati sebagai
patokan dalam melakukan pengukuran.
g. Teknik analisis merupakan suatu fenomena ilmiah dasar yang telah
terbukti berguna untuk memberikan informasi mengenai susunan zat-
zat yang dianalisis. Sedangkan metoda analisis merupakan penerapan
yang spesifik dari suatu teknik analisis untuk memecahkan persoalan
analisis.
4. Dasar-Dasar Kalibrasi Instrument
Untuk mengontrol suatu proses, dibutuhkan informasi mengenai kuantitas dan
kualitas ciri-ciri fisik proses itu. Instrumen-instrumen ukur dipakai untuk
mendapatkan informasi ini. Kontrol yang lebih ketat membutuhkan pengukuran yang
lebih akurat. Beberapa istilah yang lazim dipakai dalam system pengukuran adalah
proves variable, range, zero, span, error, linearitas, akurasi.
1. Proses Variabel
Proses variabel adalah besaran phisik atau besaran kimia karena berbagai
pengaruh proses. Tekanan, temperature, flow dan level adalah variabel
phisik; sedangkan kandungan oksigen dan nilai pH adalah variabel-variabel
kimia
2. Range
Range adalah mengambarkan batasan sinyal yang berhubungan dengan
instrumen input ataupun instrumen output. Batasan sinyal terendah dari
suatu sinyal input adalah kuantitas instrumen terendah yang diukur, sedang
batasan maksimumnya adalah nilaitertinggi. Sebagai contoh, suatu proses
mempunyai batas atau range tekanan dari 100 kPa sampai 500 kPa. Maka
alat instrumenasi proses ini tidak dapat digunakan untuk mengukur nilai
dibawah 100 kPa atau diatas 500 kPa.
3. Zero
Nilai terendah suatu sinyal input atau sinyal output disebut zero, meskipun
nilainya tidak nol. Sebagi contoh, range input transmiter tekanan mungkin 0-
1000 kPa sedang range outputnya 20 sampai 100 kPa. Dari sini, nilai zero
sinyal output digambarkan dengan 20 kPa. Transmiter temperatur dapat
mengukur temperatur anatara 50oC dan 120oC, sedang nilai outputnya
bervariasi dari 20 sampai 100 kPa. Dalam hal ini, nilai zero pada range input
dan output masing-masing adalah 50oC dan 20 kPa.
4. Span
Span input dan output dari suatu instrumen berhubungan langsung dengan
range input ataupun range outputnya. Span adalah selisih aljabar antara nilai
range teratas dengan nilai range terendah.
5. Error
Error adalah selisih antara nilai yang diukur dengan nilai yang sebenarnya.
Sebagai contoh, jika pressure gage menunjukkan 216 kPa ketika tekananya
nyatanya 220 kPa, maka errornya adalah – 4kPa.
6. Linieritas
Linieritas menggambarkan kedekatan hubungan antara input dengan output
dari suatu instrument yang digambarkan seperti sebuah garis lurus ; hal
tersebut adalah, sebuah gris lusrus dari 0% input dan 0% output sampai
100% input dan 100% output. Jika hubungan ini menyimpang maka timbul
ketidak linieran. Ketidak linieran output biasanya dinyatakan dalam
persentase skala penuh atau full scale output.
7. Akurasi
Akurasi dari sebuah instrumen dapat didefinisikan sebagai kedekatan antara
pengukuran atau output yang menggambarkan nilai nyata. Akurasi biasanya
dinyatakan dengan persentase span.
Dalam bidang industri, pengetahuan dasar instrumentasi sangat penting
terutama untuk proses pengukuran dan pengendalian/kontrol. Di dalam suatu industri
kimia, misalnya, bermacam-macam reaksi kimia harus diukur dan dikendalikan baik
suhu, volume campuran bahan, tekanan, derajad keasaman, dan lain-lainnya.
Sementara pada industri baja dan logam, suhu yang tinggi harus diukur secara tepat
dengan menggunakan alat pengukur elektronikuntuk bisa mengendalikan
pengepresan logam pada ketebalan yang diinginkan. Pada umumnya, peralatan
pengukuran atau alat pengukur secara elektronik ini merupakan bagian dasar
instrumentasi yang dipakai pada hampir semua bidang industri.
Bidang instrumentasi ini, tidak hanya diaplikasikan untuk industri kimia dan
industri baja semata, tetapi diperlukan juga untuk pabrik mobil, pabrik gula, pabrik
kertas, pabrik pemrosesan makanan, untuk instrumentasi kedokteran, dan untuk
pabrik pembuatan alat-alat elektronik itu sendiri (seperti pabrik pembuatan telepon
genggam, pabrik pembuatan chip/ sirkuit terpadu, pabrik pembuatan komputer, dsb).
Bentuk variable fisis (fisika) dan kimia yang dipakai untuk dasar kendali dalam
bidang instrumentasi ini meliputi :
 suhu / temperatur
 tekanan
 kecepatan aliran
 ketinggian cairan / level
 konduktifitas
 kepadatan benda dan kekentalan (viskositas).
5. Galat pada Analisis Instrument
Galat atau Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil
pengukuran, yang terdiri dari angka eksak dan satu angka terakhir yang ditaksir (atau
diragukan). Misalnya kita mengukur panjang suatu benda dengan mistar berskala mm
dan melaporkan hasilnya dalam 4 angka penting, didapat 114,5 mm. Jika panjang
benda tersebut kita ukur dengan jangka sorong maka hasilnya dilaporkan dalam 5
angka penting, misalnya 114,40 mm, dan jika diukur dengan mikrometer sekrup
maka hasilnya dilaporkan dalam 6 angka penting, misalnya 113,390 mm. Ini
menunjukkan bahwa banyak angka penting yang dilaporkan sebagai hasil pengukuran
mencerminkan ketelitian suatu pengukuran. Makin banyak angka penting yang dapat
dilaporkan,makin teliti pengukuran tersebut.
Penyebab galat pada analisis instrument adalah:
 Prosedur analisis
 Zat yang ditentukan
 Instrumen
 Faktor manusia yang mengerjakan
a. Galat Sistematik
Galat Sistematik (determinate errors) disebut juga galat prosedur, adalah hasil
analisis yang menyimpang secara tetap dari kadar sebenarnya karena kesalahan
prosedur.
Untuk menghindari galat adalah:
 Kalibrasi instrumen secara berkala
 Pemilihan metoda dan prosedur dari badan resmi
 Pemakain bahan kimia dengan derajat p.a.
 Peningkatan pengetahuan dan kemampuan para peneliti
b. Galat tidak sistemik (indeterminate errors)
Galat tidak sistemik disebut juga galat rawu (random) adalah penyimpangan
yang tidak tetap dari hasil penentuan kadar yang disebabkan fluktuasi dari instrumen
yang dipakai (derau) penyebab biasanya tidak diketahui dan tidak terkontrol. Derau
bisa terjadia pada tiap bagian instrumen dan terakumulasi.anyak angka penting yang
dilaporkan sebagai hasil pengukuran mencerminkan ketelitian suatu pengukuran.
Makin banyak angka penting yang dapat dilaporkan,makin teliti pengukuran tersebut.
Penyebab galat pada analisis instrument adalah:
 Prosedur analisis
 Zat yang ditentukan
 Instrumen
 Faktor manusia yang mengerjakan
6. Derau Instrumen (noise)
Derau instrumen adalah tanggap detektor yang merupakan fluktuasi yang rawu
yang tidak disebabkan oleh materi yang dianalisis. Jenis-jenis noise :
a. Johnson noise (thermal noise)
Disebabkan oleh kenaikan temperatur yang mempengaruhi elektron-elektron
pada elemen atau arus listrik.
b. Shot noise
Disebabkan oleh temperatur tapi efeknya lebih rendah dan terjadi pada
entrumen yang menggunakan semikonduktor dengan prinsip pengalihan arus
listrik.
c. Flicker noise
Dipengaruhi besarnya frekuensi.
d. Environmental noise
Disebabkan oleh energi lingkungan dimana kita bekerja seperti medan
listrik, medan magnet, radiasi elektromagnetik, getaran mekanik dan
interaksi listrik. Dikurangi dengan pemasangan ground.
7. Aplikasi Instrument
Pemisahan analitik yang dilakukan dengan asam atau basa berkonsentrasi
tinggi, dengan pemanasan (refluk) hingga beberapa jam, dengan proses distilasi dan
proses ekstraksi pelarut telah digantikan dengan menggunakan pemisahan
kormatografi. Kromatografi adalah suatuistilah umum yang digunakan untuk
bermacam-macam teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel diantara
suatu fasa gerak yang bisa berupa gas ataupun cair dan fasa diam yang juga bisa
berupa cairan ataupun suatu padatan. Penemu Kromatografi adalah Tswett yang pada
tahun 1903, mencoba memisahkan pigmen-pigmen dari daun dengan menggunakan
suatu kolom yang berisi kapur (CaSO4). Aplikasi kromatografi banyak digunakan
untuk uji obat, vitamin dalam makanan dan laju pertumbuhan daging.
Berikut beberapa aplikasi dari kromatografi:
a. Pada Bidang Bioteknologi.
Dalam bidang bioteknologi, kromatografi mempunyai peranan yang sangat
besar. Misalnya dalam penentuan, baik kualitatif maupun kuantitatif, senyawa
dalam protein. Protein sering dipilih karena ia sering menjadi obyek molekul
yang harus di-purified (dimurnikan) terutama untuk keperluan dalam bio-farmasi.
Kromatografi juga bisa diaplikasikan dalam pemisahan molekul-molekul penting
seperti asam nukleat, karbohidrat, lemak, vitamin dan molekul penting lainnya.
Dengan data-data yang didapatkan dengan menggunakan kromatografi ini,
selanjutnya sebuah produk obat-obatan dapat ditingkatkan mutunya, dapat
dipakai sebagai data awal untuk menghasilkan jenis obat baru, atau dapat pula
dipakai untuk mengontrol kondisi obat tersebut sehingga bisa bertahan lama.
b. Pada Bidang Klinik
Dalam bidang clinical (klinik), teknik ini sangat bermanfaat terutama dalam
menginvestigasi fluida badan seperti air liur. Dari air liur seorang pasien, dokter
dapat mengetahui jenis penyakit yang sedang diderita pasien tersebut. Seorang
perokok dapat diketahui apakah dia termasuk perokok berat atau ringan hanya
dengan mengetahui konsentrasi CN- (sianida) dari sampel air liurnya. Demikian
halnya air kencing, darah dan fluida badan lainnya bisa memberikan data yang
akurat dan cepat sehingga keberadaan suatu penyakit dalam tubuh manusia dapat
dideteksi secara dini dan cepat.
Sekarang ini, deteksi senyawa oksalat dalam air kencing menjadi sangat penting
terutama bagi pasien kidney stones (batu ginjal). Banyak metode analisis seperti
spektrofotometri, manganometri, atau lainnya, akan tetapi semuanya
membutuhkan kerja ekstra dan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasil
analisis dibandingkan dengan teknik kromatografi. Dengan alasan-alasan inilah,
kromatografi kemudian menjadi pilihan utama dalam membantu mengatasi
permasalahan dalam dunia bioteknologi, farmasi, klinik dan kehidupan manusia
secara umum.
c. Pada Bidang Forensik
Aplikasi kromatografi pada bidang forensik pun sangat membantu, terutama
dilihat dari segi keamanan. Masih lekat dalam ingatan kita, sebuah peristiwa
Black September Tragedy mengguncang Amerika pada tanggal 11 September
2001 yang ditandai dengan runtuhnya dua gedung kesayangan pemerintah
Amerika Serikat. Demikian halnya di Indonesia yang marak dengan aksi
peledakan bom yang terjadi di mana-mana. Perhatian dunia pun akhirnya mulai
beralih dengan adanya peristiwa-peristiwa pengeboman/peledakan tersebut ke
bahaya explosive (bahan peledak) dengan peningkatan yang cukup tajam. Kini
kromatrografi menjadi hal yang sangat penting dalam menganalisis berbagai
bahan-bahan kimia yang terkandung dalam bahan peledak. Hal ini didorong
karena dengan semakin cepat diketahuinya bahan-bahan dasar apa saja bahan
peledak, maka akan makin mempercepat diambilnya tindakan oleh bagian
keamanan untuk mengatasi daerah-daerah yang terkena ledakan serta antisipasi
meluasnya efek radiasi yang kemungkinan akan mengena tubuh manusia di
sekitar lokasi ledakan. Lebih jauh lagi, efek negatifnya terhadap lingkungan juga
bisa segera diketahui. Pada dasarnya setiap bahan peledak, baru akan meledak
jika terjadi benturan, gesekan, getaran atau adanya perubahan suhu yang
meningkat. Dengan terjadinya hal-hal seperti ini, memberikan peluang bahan
peledak tersebut berubah manjadi zat lain yang lebih stabil yang diikuti dengan
tekanan yang tinggi, yang bisa menghasilkan ledakan dahsyat atau bahkan
munculnya percikan api. Ada banyak bahan kimia yang biasa digunakan dalam
bahan peledak, baik bahan peledak yang kerkekuatan tinggi maupun rendah,
beberapa diantaranya adalah 2,4,6-trinitrotoluene (TNT), siklonit (RDX), tetril,
pentaeritritol tetranitrat (PETN) dan tetritol serta beberapa anion lain seperti
perklorat, klorat, klorida, nitrat, nitrit, sulfate dan tiosianat.Bisa dikatakan bahwa
analisis organic ion (ion organik) dan inorganic ion (ion anorganik) memainkan
peranan yang sangat penting pada saat investigasi lokasi ledakan bom
berlangsung. Pendeteksian ion-ion anorganik misalnya, setelah pengeboman
berlangsung, akan memberikan harapan karena tidak semua material dari bahan
peledak tersebut ikut meledak pada saat terjadi ledakan.
Bahan-bahan anorganik seperti klorida, nitrat, nitrit, sulfate, tiosianat, dan
perklorat adalah bahan-bahan kimia yang biasa digunakan sebagai oksidator
untuk low explosive (bahan peledak berkekuatan rendah).
d. Dalam bidang lingkungan
Dalam masalah lingkungan, sebagai konsekuensi majunya peradaban
manusia, berarti permasalahan pun semakin “maju”. Salah satu permasalahan
serius yang dihadapi oleh negara-negara berkembang dan utamanya negara maju
adalah persoalan global warming (pemanasan global). Menurut survei National
Institute for Environmental Studies, Japan, tahun 2006 lalu, bahwa masyarakat di
Jepang memperkirakan tingkat pemanasan global merupakan masalah
lingkungan paling serius dan tingkatannya hampir 7 kali lipat dari satu dekade
yang lalu saat polling kali pertama dilakukan pada tahun 19972). Seiring dengan
hal itu, permasalahan lingkungan pun semakin meningkat. Disinilah, teknik
kromatografi mengambil peran paling penting dalam environmental analysis
(analisis lingkungan) ini. Pada dasarnya permasalahan lingkungan bisa dibagi ke
dalam 3 bagian : water hygiene, soil hygiene dan air hygiene. Sebagai contoh,
kualitas air (misal : air ledeng, air sungai, air danau, air permukaan) dapat
diketahui salah satunya dengan mengetahui jenis anion dan kation yang
terkandung dalam sampel air tersebut sekaligus jumlahnya. Apakah mengandung
logam-logam berbahaya atau tidak. Demikian halnya pada daerah yang terkena
acid rain (hujan asam). Antisipasi dini dapat dilakukan dengan mengetahui secara
dini kandungan sulfate ion, SO42- (ion sulfat) dan nitrogen trioxide ion, NO3-
(nitrogen trioksida) yang terdapat dalam air hujan tersebut. Terbentuknya hujan
asam disebabkan gas sulfur oxide, SOx dengan uap air dan membentuk asam
sulfat (H2SO4), demikian pula nitrogen oxide NOx dapat membentuk asam nitrat
(HNO3) di udara. Reaksi-rekasi ini mengambil waktu berjam-jam atau bahkan
berhari-hari di udara hingga akhirnya jatuh ke bumi dalam bentuk hujan asam. Di
beberapa negara maju seperti Jepang, Amerika, Eropa, Kanada, dan beberapa
negara lainnya, monitoring udara dan air hujan menjadi sangat penting tidak
hanya untuk memperkirakan efek dari polusi itu tapi yang lebih penting lagi
adalah memonitor progress (perkembangan) control polusi dari global ecology
(ekologi global). Kontrol kondisi air hujan ini menjadi penting karena beberapa
efek yang fatal yang mungkin bisa terjadi, di antaranya jatuhnya hujan asam
dapat meningkatkan keasaman danau, sungai, bendungan yang pada akhirnya
mungin dapat menyebabkan kematian pada kehidupan air. Demikian pula
keasaman pada tanah dapat meningkat dan merembes ke air permukaan tanah
yaitu sumber air minum sehari-hari.
e. Aplikasi pada bidang yang lain
Sebenarnya masih sangat banyak aplikasi kromatografi dalam bidang-bidang
keilmuan lainnya. Beberapa aplikasi tersebut misalnya dalam industri kertas,
pertambangan, proses logam, petrokimia, pertanian, kedokteran dan lain-lain.
Namun karena keterbatasan pengetahuan, dalam tulisan ini kami hanya
menampilkan beberapa contoh peran sertakromatografi dalam memudahkan dan
mempercepat perolehan “target data” dalam beberapa bidang yang tersebut di
atas.
Spektrofotometer
Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui jumlah
cahaya yang diserap dan diteruskan oleh suatu larutan yang mengandung
substrat. Spektrofotometer memisahkan gelombang cahaya putih menjadi sejumlah
warna dengan panjang gelombang yang berbeda. Gelombang cahaya
dilewatkan melalui larutan atau sampel. Gelombang cahaya yang diteruskan akan
menabrak tabung fotolistrik. Gelombang kemudian akan diteruskan dalam
bentuk gelombang listrik yang akan diukur menggunakan alat pengukur arus.
Radiasi cahaya yang diserap oleh larutan dinamakan absorbansi, sedangkan
gelombang cahaya yang dilewatkan dinamakan dengan transmitan. Macam-macam
spektrofotometer antara lain:
Spektofotometer UV
a. Memeriksa dan mengendalikankemurnian produk atau bahan baku
sepertikonsentrasi gas aseton dalam tabung gas asetilen.
b. Perlindungan terhadap polusi udara, seperti memonitor kandungan solven dari air
limbah atau SO2 di cerobong pembuangan pabrik asam sulfat.
c. Pengendalian operasi purifier (pemurnian seperti kolom destilasi.
d. Membunyikan alarm saat uap beracun atau mudah terbakar terdeteksi pada
pabrikaromatik atau keton.
e. Memonitor kebocoran pada sistim vakum dan peralatan proses.
Spektofotometer Visibel
Salah satu contohnya adalah pada analisa kadar protein terlarut (soluble protein).
Protein terlarut dalam larutan tidak memiliki warna. Oleh karena itu, larutan ini harus
dibuat berwarna agar dapat dianalisa. Reagent yang biasa digunakan adalah reagent
Folin.Saat protein terlarut direaksikan dengan Folin dalam suasana sedikit basa,
ikatan peptide pada protein akan membentuk senyawa kompleks yang berwarna biru
yang dapat dideteksi pada panjang gelombang sekitar 578 nm. Semakin tinggi
intensitas warna biru menandakan banyaknya senyawa kompleks yang terbentuk yang
berarti semakin besar konsentrasi protein terlarut dalam sample.
Spektrofotometer Infra Red (IR)
a. Memonitor uap berbahaya. Misalnya untuk menganalisis uap aseton, instrumen
dapat dikalibrasi terhadap batas bawah eksplosif dapat dapat digunakan untuk
membunyikan alarm.
b. Pada cerobong gas di regenerator Pengukuran adalah pada kandungan CO.
Setetes kandungan CO dapat di indikasi dalam beberapa detik oleh analiser IR
sehingga lebih sensitive penggunaannya dibanding dengan temperatur indikator.
c. Mengukur Isobutana dalam pabrik alkilasi. Hilangnya isobutana yang berbahaya
dalam fraksionator merupakan hal yang penting. Analiser IR dapat merekam
jumlah Isobutana dalam aliran hidrokarbon komplek secara akurat. Idealnya
isobutana haruslah nol ketika analiser IR mengindikasi beberapa persen
isobutana, langkah- langkah untuk daur ulang atau menyipanproduk dapat
dilakukan sampai kondisi normal tercapai kembali.
d. Produksi etilena dan butadiene. Analiser digunakan untuk memonitor konsentrasi
dan kemurnian rendah dan tinggi dari etile dan butadiene.
e. Sintesa ammonia. Analiser IR digunakan untuk mengukur CO, CO2, dan CH4
dari aliran pembakar gas alam untuk sintesa amonia.
PENUTUP
Simpulan
Simpulan yang didapat dari uraian diatas antara lain sebagai berikut.
Analisis kimia dapat memberikan informasi mengenai suatu sampel. Hasil
analisis dapat berupa analisa kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif
mengidentifikasi komponen dalam zat kimia. Analisis kualitatif menghasilkan data
kualitatif, seperti terbentuknya endapan, wama, gas maupun data non numerik
lainnya. Analisis kuantitatif mengetahui kuantitas dari setiap komponen yang
menyusun analit. Analisis kuantitatif menghasilkan data numerik yang memiliki
satuan tertentu.

Saran
1. Berhati-hati dalam mengaplikasian alat analisis kimia, karena terdapat alat
yang etrbuat dari bahan yang mudah pecah, seperti kaca.
2. Berhati-hati saat melakukan uji atau analisis kimia, karena bahan yang
digunakan dapat mengandung zat-zat kimia beracun.
DAFTAR RUJUKAN
Bassett, J, dkk. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Anorganik. Penerbit buku
kedokteran EGC: Jakarta

Day dan Underwood. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga : Jakarta.

Hendayana, S. 1994. Kimia Analitik Instrumen. Semarang. IKIP Semarang Press

Khopkar, S.M. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press : Jakarta

Khopkar. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press : Jakarta.

Sudjadi. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar : Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai