Anda di halaman 1dari 4

PROSEDUR KLINIS OBESITAS

No. Dokumen : 94/SOP/7.2.1.3/BPU DS/2016

No. Revisi : 00
SOP
Tanggal terbit : 1 Agustus 2016
PUSKESMAS
Halaman : 1/5
KECAMATAN drg. Rini Muharni
NIP19670505199203
DUREN SAWIT KEPALA PUSKESMAS :

1. Pengertian 1. Obesitas merupakan keadaan dimana seseorang memiliki kelebihan


kandungan lemak (body fat) sehingga orang tersebut memiliki risiko
kesehatan. Obesitas terjadi disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan
antara energi yang masuk dengan penggunaan energi.

2. Anamnesis
 Keluhan utama : Biasanya pasien datang bukan dengan keluhan
kelebihan berat badan namun dengan adanya gejala dari risiko
kesehatan yang timbul.
 Pada anamnesis harus ditanyakan penyebab:
 Ketidakseimbangnya asupan energi (bukan hanya makanan
utama, tapi termasuk cemilan dan minuman) dengan tingkatan
aktifitas fisik.
 Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan: kebiasaan makan
berlebih, genetik, kurang aktivitas fisik, faktor psikologis dan stres,
obat-obatan (beberapa obat seperti steroid, KB hormonal, dan anti-
depresan memiliki efek samping penambahan berat badan dan
retensi natrium), usia (misalnya menopause), kejadian tertentu
(misalnya berhenti merokok, berhenti dari kegiatan olahraga, dsb).

3. Pemeriksaan fisik :
 Pengukuran Antropometri (BB, TB dan LP) Indeks Masa Tubuh
(IMT/Body mass index/BMI) menggunakan rumus: Berat Badan
(Kg)/Tinggi Badan kuadrat (m2).
 Pemeriksaan fisik lain sesuai keluhan untuk menentukan telah
terjadi komplikasi atau risiko tinggi
 Pengukuran lingkar pinggang (pada pertengahan antara iga
terbawah dengan krista iliaka, pengukuran dari lateral dengan pita
tanpa menekan jaringan lunak). Risiko meningkat bila laki-laki > 85
cm dan perempuan > 80cm.
 Pengukuran tekanan darah Untuk menentukan risiko dan
komplikasi, apakah ada hipertensi.
4. Pemeriksaan penunjang :
 kadar gula darah
 profil lipid
 asam urat

5. Diagnosis Klinis
5.1 Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan penunjang.

Klasifikasi IMT *Risiko ko-morbiditas


(kg/m2) Lingkar pinggang
Laki-laki < 85 cm Laki-laki ≥ 85 cm
Perempuan < 80 Perempuan ≥ 80 cm
cm
Underweight < 18,5 Rendah (namun Rata- rata
risiko untuk
masalah klinis
lainnya)
Normal 18,5 - 22,9 Rata-rata Meningkat
Overweight ≥ 23,0
BB lebih 23,0 - 24,9 Meningkat Menengah
dengan risiko
Obese I 25,0 - 29,9 Menengah Parah
Obese II ≥ 30 Parah Sangat parah

5.2 Diagnosis Banding


 Keadaan asites atau edema
 Masa otot yang tinggi, misalnya pada olahragawan

5.3 Diagnosis klinis mengenai kondisi kesehatan yang berasosiasi dengan


obesitas:
 Hipertensi,
 DM tipe 2,
 Dislipidemia,
 Sindrom metabolic
 Sleep Apneu konstruktif
 Penyakit sendi degeneratif (degenerative joint disease)

5. Komplikasi
 Risiko kesehatan yang dapat terjadi akibat obesitas adalah Diabetes
Mellitus tipe 2, Hipertensi, serangan jantung, kanker kolon, angina,
penyakit empedu, kanker ovarium, osteoarthritis dan stroke. Sumber
lain mengatakan bahwa hiperurisemia, gangguan fibrinolisis, tidak bisa
bernafas, sleep apnoe, abnormalitas hormon reproduksi, sindroma
polikistik ovarium, low back pain dan perlemakan hati dapat pula terjadi.
 Risiko absolut pada obesitas bila selain obesitas telah ditegakkan pula
penyakit jantung koroner, DM tipe 2 dan gangguan tidur (sleep apnea).
 Sedangkan bila obesitas disertai dengan 3 atau lebih keadaan di bawah
ini, maka dikelompokkan menjadi obesitas risiko tinggi. Keadaannya
adalah hipertensi, perokok, kadar LDL tinggi, kadar HDL rendah, kadar
gula darah puasa tidak stabil, riwayat keluarga serangan jantung usia
muda, dan usia (laki-laki > 45 thn, atau perempuan > 55 thn).

6. Penatalaksanaan
6.1 Penatalaksanaan dimulai dengan kesadaran pasien bahwa kondisi
sekarang adalah obesitas, dengan berbagai risikonya dan berniat
untuk menjalankan program penurunan berat badan
6.2 Diskusikan dan sepakati target pencapaian dan cara yang akan
dipilih (target rasional adalah penurunan 10% dari BB sekarang)
6.3 Usulkan cara yang sesuai dengan faktor risiko yang dimiliki pasien,
dan jadwalkan pengukuran berkala untuk menilai keberhasilan
program.
6.4 Penatalaksanaan ini meliputi perubahan pola makan (makan dalam
porsi kecil namun sering) dengan mengurangi konsumsi lemak dan
kalori, meningkatkan latihan fisik dan bergabung dengan kelompok
yang bertujuan sama dalam mendukung satu sama lain dan diskusi
hal-hal yang dapat membantu dalam pencapaian target penurunan
berat badan ideal.
6.5 Pengaturan pola makan dimulai dengan mengurangi asupan kalori
sebesar 300-500 kkal/hari dengan tujuan untuk menurunkan berat
badan sebesar ½-1 kg per minggu.
6.6 Latihan fisik dimulai secara perlahan dan ditingkatkan secara
bertahap intensitasnya. Pasien dapat memulai dengan berjalan
selama 30 menit dengan jangka waktu 3 kali seminggu dan dapat
ditingkatkan intensitasnya selama 45 menit dengan jangka waktu 5
kali seminggu.
6.7 Konseling dan Edukasi
6.8 Perlu diingat bahwa penanganan obesitas dan kemungkinan besar
seumur hidup. Adanya motivasi dari pasien dan keluarga untuk
menurunkan berat badan hingga normoweight sangat membantu
keberhasilan.
6.9 Menjaga agar berat badan tetap normal dan mengevaluasi adanya
penyakit penyerta.

7. Kriteria rujukan :
7.1 Konsultasi pada dokter spesialis penyakit dalam bila pasien
merupakan obesitas dengan risiko tinggi dan risiko absolut.
7.2 Jika sudah dipercaya melakukan modifikasi gaya hidup (diet yang
telah diperbaiki, aktifitas fisik yang meningkat dan perubahan
perilaku) selama 3 bulan, dan tidak memberikan respon terhadap
penurunan berat badan, maka pasien dirujuk ke spesialis penyakit
dalam untuk memperoleh obat-obatan penurun berat badan.

2. Tujuan Prosedur ini sebagai acuan dalam penatalaksanaan obesitas di Puskesmas


Kecamatan Duren Sawit.
3. Kebijakan 1. SK Kepala Puskesmas No : 77 Tahun 2015 tentang Jenis-jenis Pelayanan
yang tersedia
2. SK Kepala Puskesmas No : 68 Tahun 2015 tentang Penyampaian Hak dan
Kewajiban Pasien dan Keluarganya
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 tahun 2014 tentang
Puskesmas
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 5 tahun 2015 tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer
5. Alat dan bahan 1. Alat :
1.1. Tensi meter
1.2. Stetoskop
1.3. Termometer
1.4. Timbangan
1.5. Pengukur tinggi badan

2. Bahan :
2.1. Surat rujukan
6. Langkah- 1. Perawat melakukan pengukuran tekanan darah, suhu badan dan mencatat
langkah dalam buku status pasien.
2. Dokter melakukan anamnesa terarah, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang lain terhadap pasien yang sesuai guna mendiagnosis obesitas .
3. Dokter mendiagnosis obesitas.
4. Dokter memberikan tata laksana sesuai dengan diagnosis yang dibuat.
5. Dokter memberikan edukasi mengenai penyakit obesitas dan menjelaskan
tentang rencana pengobatan.
6. Dokter melakukan rujukan jika pasien merupakan obesitas dengan risiko
tinggi dan risiko absolut dan jika tidak ada penurunan berat badan selama 3
bulan setelah modifikasi gaya hidup.
7. Petugas melakukan dokumentasi kegiatan yang dilakukan.

7. Hal-hal yang Risiko kematian meningkat seiring dengan tingginya kelebihan berat badan.
perlu diperhatikan Risiko yang berhubungan dengan konsekuensi metabolisme dan risiko yang
berhubungan dengan pengaruh berat badan pada tubuhnya sendiri relatif
berlipat ganda sesuai dengan kelebihan berat badannya.

8. Unit Terkait Poli Umum, Poli Lansia, Poli PTM, Pelayanan 24 jam,
9. Dokumen 1. Buku status pasien
terkait 2. Lembaran resep internal
3. Lembaran resep luar
4. Surat rujukan
10. Rekaman No. Yang Diubah Isi Perubahan Tgl. Berlaku
Historis
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai