Anda di halaman 1dari 3

“PROSEDUR KLINIS RABUN SENJA”

No. Dokumen : SOP-57/UPU-CLDK/06-2015


No. Revisi : 00
SOP
Tanggal terbit : 1 Juni 2015
Halaman : 1 dari 3
PUSKESMAS dr. L U I G I
KECAMATAN
KEPALA PUSKESMAS : NIP :
CILANDAK 197909082006042007

1. Pengertian 1. Buta senja / rabun senja disebut juga nyctalopia atau hemarolopia adalah
ketidakmampuan untuk melihat dengan baik pada malam hari atau pada
keadaan gelap. Hal ini terjadi karena kelainan sel batang retina untuk
penglihatan gelap.

2. Faktor resiko
2.1 Defisiensi vitamin A
2.2 Retinitis Pigmentosa

3. Diagnosis :
3.1 Anamnesa
 Penglihatan menurun pada malam hari atau keadaan gelap
 Sulit beradaptasi pada cahaya redup
3.2 Pemeriksaan Fisik
Dapat ditemukan tanda-tanda defisiensi vitamin A:
 Terdapat bercak bitot pada konjungtiva.
 Kornea mata kering / kornea serosis.
 Kulit tampak kering dan bersisik.

4. Pemeriksaan Penunjang
Tidak diperlukan pemeriksaan penunjang

5. Diagnosis banding : -

6. Penatalaksanaan
6.1 Bila disebabkan oleh defisiensi vitamin A diberikan vitamin A dosis
tinggi
Dosis :
- Hari pertama dan kedua masing – masing 200.000 Unit
- Kemudian 200.000 Unit setelah 4 minggu.
6.2 Konseling dan Edukasi : Memberikan asupan makanan yang tinggi
vitamin A.

7. Komplikasi :
7.1 Apabila buta senja disebabkan karen Retinitis pigmentosa.
7.2 Mengalami perburukan gejala.
2. Tujuan Prosedur ini sebagai acuan dalam Buta senja di Puskesmas Kecamatan
====

Dilarang Mengcopy Naskah Ini Tanpa Seijin WMM Puskesmas Kecamatan Cilandak
“PROSEDUR KLINIS RABUN SENJA”

No. Dokumen : SOP-57/UPU-CLDK/06-2015


No. Revisi : 00
SOP
Tanggal terbit : 1 Juni 2015
Halaman : 2 dari 3
PUSKESMAS dr. L U I G I
KECAMATAN
KEPALA PUSKESMAS : NIP :
CILANDAK 197909082006042007

Cilandak.

3. Kebijakan 1. SK Kepala Puskesmas No : 77 Tahun 2015 tentang Jenis-jenis Pelayanan


yang tersedia
2. SK Kepala Puskesmas No : 68 Tahun 2015 tentang Penyampaian Hak dan
Kewajiban Pasien dan Keluarganya
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 tahun 2014 tentang
Puskesmas
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 5 tahun 2015 tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer
5. Alat dan 1. Alat :
bahan 1.1. Tensi meter
1.2. Stetoskop
1.3. Termometer
1.4. Lup
1.5. Oftalmoskop
2. Bahan :
2.1. Surat rujukan
6. Langkah- 1. Perawat melakukan pengukuran tekanan darah, suhu badan dan mencatat
langkah dalam buku status pasien.
2. Dokter melakukan anamnesa terarah, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
ophtalmologis.
3. Dokter mendiagnosa Buta Senja
4. Dokter memberikan tata laksana / resep sesuai dengan diagnosis.
5. Dokter memberikan edukasi mengenai penyakit Buta Senja dan
menjelaskan tentang rencana pengobatan.
6. Dokter melakukan rujukan jika dicurigai kearah Retinitis pigmentosa dan
perburukan kondisi.
7. Petugas melakukan dokumentasi kegiatan yang dilakukan.
7. Hal-hal yang Memberikan terapi sesuai dengan diagnosis yang telah dibuat.
perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait Poli Umum, Pelayanan 24 jam
9. Dokumen 1. Buku status pasien
terkait 2. Surat rujukan

10. Riwayat Perubahan Dokumen


====

Dilarang Mengcopy Naskah Ini Tanpa Seijin WMM Puskesmas Kecamatan Cilandak
“PROSEDUR KLINIS RABUN SENJA”

No. Dokumen : SOP-57/UPU-CLDK/06-2015


No. Revisi : 00
SOP
Tanggal terbit : 1 Juni 2015
Halaman : 3 dari 3
PUSKESMAS dr. L U I G I
KECAMATAN
KEPALA PUSKESMAS : NIP :
CILANDAK 197909082006042007

No Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Terbit

====

Dilarang Mengcopy Naskah Ini Tanpa Seijin WMM Puskesmas Kecamatan Cilandak

Anda mungkin juga menyukai