No. Dokumen :
87/SOP/7.2.1.3/BPU DS/2019
SOP No. Revisi : 02
Tanggal Terbit : 1 April 2019
Halaman : 1/7
2. Faktor risiko
a. Mempunyai hubungan kelamin yang tidak aman dengan
orang yang sudah terinfeksi hepatitis B.
b. Memakai jarum suntik secara bergantian terutama
kepada penyalahgunaan obat suntik.
c. Menggunakan alat-alat yang biasa melukai bersama-
sama dengan penderita hepatitis B.
d. Orang yang bekerja pada tempat-tempat yang terpapar
dengan darah manusia.
e. Orang yang pernah mendapat transfusi darah sebelum
dilakukan pemilahan terhadap donor.
f. Penderita gagal ginjal yang menjalani hemodialisis.
g. Anak yang dilahirkan oleh ibu yang menderita hepatitis B.
3. Diagnosis
a. Anamnesis Gejala baru timbul apabila seseorang telah
terinfeksi selama 6 minggu Keluhan utama: gangguan
gastrointestinal, seperti : malaise, anoreksia,
1
b. Gejala flu : batuk, fotofobia, sakit kepala, mialgia.
c. Gejala prodromal seperti diatas akan menghilang pada
saat timbul kuning, tetapi keluhan anoreksia, malaise, dan
kelemahan dapat menetap.
d. Ikterus didahului dengan kemunculan urin berwarna
gelap. Pruritus (biasanya ringan dan sementara) dapat
timbul ketika ikterus meningkat. Pada saat badan kuning,
biasanya diikuti oleh pembesaran hati yang diikuti oleh rasa
sakit bila ditekan di bagian perut kanan atas. Setelah gejala
tersebut akan timbul fase resolusi.
e. Pada sebagian kasus hepatitis B kronik terdapat
pembesaran hati dan limpa.
f. Umumnya tidak menimbulkan gejala terutama pada anak-
anak
4. Pemeriksaan fisik :
a. Konjungtiva ikterus
b. pembesaran dan sedikit nyeri tekan pada hati,
c. Splenomegali dan limfadenopati pada 15-20% pasien.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Tes laboratorium urin (bilirubin di dalam urin)
b. Pemeriksaan darah : peningkatan kadar bilirubin dalam
darah, kadar SGOT dan SGPT ≥ 2x nilai normal tertinggi,
dilakukan pada fasilitas primer yang lebih lengkap.
6. Diagnosis
a. Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang
7. Diagnosis Banding
a. Kolesistitis
b. Abses hepar
c. Sirrosishepar
d. Hepatitis virus lainnya
8. Komplikasi
a. Hepatitis A Fulminan
b. Sirosis Hati
c. Ensefalopati Hepatik
d. Koagulopati
9. Penatalaksanaan
a. Asupan kalori dan cairan yang adekuat
b. Tirah baring
c. Tata laksana Farmakologi sesuai dengan gejala yang
dirasakan oleh pasien:
Antipiretik bila demam; ibuprofen 2x400mg/hari.
Apabila ada keluhan gastrointestinal, seperti: Mual :
Antiemetik seperti Metoklopropamid 3x10 mg/hari atau
Domperidon 3x10mg/hari.
6. Bagan Alir
Persiapan Melakukan
alat dan Perawat/Petugas Medis Pemeriksaan Ukur
bahan melakukan indetifikasi Tinggi, Berat
pasien Badan, Suhu,
Pernapasan.
Menunggu
panggilan dokter
Hepatitis A dengan
Ya
kriteria rujukan
tidak
Kontrol berkala
Mencatat laporan di
status pasien
Tanggal mulai
No. Halaman Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
Disesuaikan dengan
buku pedoman
1 1 1. KOP SOP pembuatan 1 juni 2019
dokumen akreditasi
th 2017
Mengacu pada SK
payung no. 006
Tahun 2019 tentang
2. Kebijakan 1 Juni 2019
Kebijakan Mutu
Puskesmas dan
Keselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri
Kesehatan RI
Nomor 5 tahun 2014
3. Referensi tentang Panduan 1 Juni 2019
Praktik Klinis Bagi
Dokter Pelayanan
Primer
Urutannya pindah
ke no.5 berisi
persiapan Alat dan
4. Langkah-
Bahan, Petugas 1 Juni 2019
langkah
yang melaksanakan
dan langkah-
langkah
Semua harus
mengisi bagan alir
2 Bagan Alir 1 April 2019
sesuai langkah-
langkah.
Hah-hal
yang perlu Harus diisi kolom 1 April 2019
diperhatikan hal-hal yang perlu