Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

Program Studi D3 Budidaya Ternak

Disusun oleh:
Kelompok VII
Dewi Arga Cahyani H4119006
Fardin Mustahal Ahmad H4119007
Jean Kahfila H4119018
Krido Laksito H4119020
Muhammad Irfan Al Fauzi H4119027

LABORATORIUM ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019
1
I
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktikum Kimia Dasar ini disusun guna melengkapi tugas mata
kuliah Kimia Dasar, yang telah diketahui dan disetujui oleh dosen dan asisten
praktikum Kimia Dasar pada tanggal Oktober 2019.

Disusun oleh:
Kelompok VII
Dewi Arga Cahyani H4119006
Fardin Mustahal Ahmad H4119011
Jean Kahfila H4119018
Krido Laksito H4119020
Muhammad Irfan Al Fauzi H4119027

Surakarta, Oktober 2019

Mengetahui
Asisten
Dosen Pengampu Mata Kuliah
Kimia Dasar

Tantiana Ayunda Earlyta


Aqni Hanifa, S.Pt., M.Si
NIM. H0516079
NIP. 198112202006042001
2
II
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (YME). Di
mana Tuhan YME telah memberikan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga kami
dari kelompok VII dapat melaksanakan sebuah praktikum dan menyelesaikannya
dengan baik.
Sehingga kami dapat menyusun sebuah laporan praktikum kimia ini.
Laporan ini telah kami susun dengan sistematis dan sebaik mungkin. Hal ini
bertujuan untuk memenuhi tugas Praktikum Kimia Dasar acara pertama dan
kedua.
Dengan selesainya laporan praktikum acara pertama dan kedua ini, maka
kami tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih. Kami juga menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan
praktikum Kimia Dasar ini. Khususnya kepada :
- IbuAqni Hanifa,S.PT.,M.Si, selaku dosen pengampu mata kuliah Praktikum
Kimia Dasar .
- Asisten laboratorium Kimia yang senantiasa sabar menghadapi kelompok kami
selama praktikum.
-Orang tua kami yang telah mendoakan kelancaran kuliah kami.
-Seluruh teman-teman yang berkenan saling membantu menyelesaikan laporan
praktikum kimia ini.
Demikian ini laporan Praktikum Kimia Dasar acara satu dan dua yang
telah kami susun. Kami mohon kritik dan sarannya apabila terdapat
kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Semoga laporan Praktikum Kimia
Dasar acara satu dan dua ini dapat bermanfaat bagi semua pihak juga
bermanfaat bagi kami selaku penulis.
3

III

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. vii
I. PEMBUATAN LARUTAN DAN STANDARISASINYA ................. 1
A. Pendahuluan
1. LatarBelakang ............................................................................. 5
2. TujuanPraktikum ......................................................................... 6
3. WaktudanTempat ........................................................................ 6
B. TinjauanPustaka 7
C. MateridanMetode
1. Materi 8
2. Metode 8
D. HasilPengamatandanPembahasan
1. Hasil Pengamatan 9
2. Pembahasan 10
E. Kesimpulandan Saran
1. Kesimpulan ................................................................................. 11
2. Saran ........................................................................................... 11
II. KINETIKA REAKSI
A. Pendahuluan ...................................................................................
1. LatarBelakang .............................................................................
2. TujuanPraktikum .........................................................................
3. WaktudanTempat ........................................................................
B. TinjauanPustaka
C. MateridanMetode
1. Materi
2. Metode
D. HasilPengamatandanPembahasan
1. Hasil Pengamatan
2. Pembahasan
E. Kesimpulandan Saran
1. Kesimpulan
2. Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4
IV
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Pembuatan Larutan HCl 0,1 N ......................................................
Tabel 2. Standarisasi 0,1 N HCl dengan Borax ..........................................
Tabel 3. Penentuan kadar Na2CO3 ..............................................................
Dst
5
V
I. PEMBUATAN LARUTAN DAN STANDARISASINYA

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Kelarutan merupakan banyaknya solut yang dapat dilarutkan pada pelarut
tertentu pada kondisi tertentu. Senyawa yang terlarut disebut dengan solut dan
cairan yang melarutkan disebut dengan solven, yang secara bersama-sama
membentuk suatu larutan. Proses melarutkan disebut dengan pelarut (solvasi)
atau hidrasi jika pelarut yang digunakan adalah air (Satyajit dan Lutfun, 2009)

Standarisasi dilakukan untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya dari


larutan. Standarisasi pada percobaan kali ini menggunakan metode titrasi asam
basa yaitu proses penambahan larutan standar dengan larutan asam.
Keterkaitan praktikum kimia dalam acara ini dengan pertanian yaitu
digunakannya senyawa-senyawa kimia sebagai pemberantas hama yang lebih
kita kenal dengan pestisida. Sebagian besar pestisida berbentuk larutan..
Larutan selain digunakan sebagai pestisidan juga digunakan sebagai pupuk.
Meskipun demikian, penggunaan larutan kimia sebagai pupuk perlu
diperhatikan penggunaannya. Penggunaan pupuk harus sesuai dengan kadar
yang telah ditentukan agar dapat mendukung sektor pertanian dalam
memproduksi hasil-hasilnya.

Langkah awal yang harus dilakukan dalamTitrasi adalah membuat suatu


larutan yakni dibuat dengan cara melarutkan suatu sampel suatu zat terlarut
yang diinginkan dengan penimbangan setepat mungkin dengan volume yang
tepat pula. Ketetapan dalam penimbangan dan menghitung volume suatu zat
dimasudkan karena dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu
sering dihasilkan konsentrasi yang tidak tepat dengan yang diinginkan. Setelah
suatu larutan distandarisasi larutan tersebut bisa digunakan dalam proses
analisis kimia dengan metode titrasi asam basa, prinsip prosedur ini adalah
menentukan jumlah asam maka ditambahkan asam dalam jumlah yang
ekuivalen.

6
2. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum kimia dasar acara I pembentukan Larutan dan
Standarisasinya adalah Mahasiswa dapat membuat larutan 0,1N HCL,mahasiswa
dapat menstandarisasikan HCL, dan mahasiswa dapat menentukan kadar Na2CO3
dengan HCL.

3. Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum acara I Pembuatan Larutan dan Standarisasinya dilaksanakan di
Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak,Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Pada hari senin,23 Sepetember 2019,pukul 10.00-12.00
WIB. Program Studi D3 Budidaya Ternak.
1
7
B. Tinjauan Pustaka
Kelarutan merupakan banyaknya solut yang dapat dilarutkan pada pelarut
tertentu pada kondisi tertentu. Senyawa yang terlarut disebut dengan solut dan
cairan yang melarutkan disebut dengan solven, yang secara bersama-sama
membentuk suatu larutan. Proses melarutkan disebut dengan pelarut (solvasi) atau
hidrasi jika pelarut yang digunakan adalah air (Satyajit dan Lutfun, 2009).
Normalitas yang bernotasi (N) merupakan satuan konsentrasi yang sudah
memperhitungkan kation atau anion yang dikandung sebuah larutan. Normalitas
didefinisikan banyaknya zat dalam gram ekivalen dalam satu liter larutan. Secara
sederhana gram ekivalen adalah jumlah gram zat untuk mendapat satu muatan
(Zulfikar, 2010)
Standarisasi dapat dilakukan dengan titrasi. Titrasi merupakan proses
penentuan konsentrasi suatu larutan dengan mereaksikan larutan yang sudah
ditentukan konsentrasinya (larutan standar). Titrasi asam basa adalah suatu titrasi
dengan menggunakan reaksi asam basa (reaksi penetralan). Prosedur analisis pada
titrasi asam basa ini adalah dengan titrasi volumemetri, yaitu mengukur volume
dari suatu asam atau basa yang bereaksi (Syukri, 2009).
Indikator Ph merupakan bahan yang mana larutan berubah warna karena
perubahan Ph.Hal ini bisa juga disebut dengan indicato r penetralan (Khan and
Farooqui,2011)
Titrasi asam basa merupakan contoh analisis volumentri yaitu suatu cara atau
metode yang menggunakan larutan yang disebut titran dan dilepaskan dari
perangkat gelas yang disebut buret. Bila larutan yang diuji bersifat basa. titran
harus bersifat asam dan sebaliknya (Dia.2009)
8
C. Materi dan Metode
1. Materi
a. Alat.
1) Buret
2) Statif
3) Corong
4) Gelas ukur
5) Labu Takar
6) Elenmeyer
7) Pengaduk
8) Pipet
9) Gelas piala
10) Gelas arloji
b. Bahan
1)HCL pekat
2) Borax (Na2B41O7.10H2O)
3)NA2CO3
4)Aquades
2. Metode
a) PembuatanLarutan HCL 0,1N

- Menghitung xlarutanHCl
-Mengambil x ml HCl, masukkan dalam labu bakar 100 ml
-Mengisi dengan aquades sampai tanda garis
-Menggojok hingga homogeny dan dipindahkan ke Erlenmeyer

b) Standarisasi 0,1HCldengan Borax Na2B4O7. 10H2O

-Menimbang sejumlah 0,4 gram Borax


-Memasukkan ke dalam labu bakar lalu ditambah dengan aquades
-Menambahkan 3 tetes Methyl Orange
-Menitrasi denganHCl, lalu mengamati perubahan warna
-Menghitung N HCLnya
c) Penentuan Kadar Na2CO3

-Menimbangsejumlah 0,75 gram Na2CO3 dan memasukan ke dalam labu


takar 50ml dan menambahkan air sampai batas tanda
- Mengambil 10 ml larutan Na2CO3 dan dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer
-Menambahkan 3 tetes Methyl Orange
- Masukan dalam Erlenmeyer dan melarutkan dengan 50ml aquades dan
menambahkan 3 tetes indicator methyl orange (MO)

9
-Menitrasi dengan HCL sampai terjadi perubahan warna lalu menghitung N
HCL.
D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
1. Hasil pengamatan
a. PembuatanLarutanHCl 0,1 N
Tabel 1. Pembuatan Larutan HCl 0,1 N
Volume BJ HCl KonssentrasiHCl X HCl
LarutanHCl

100 ml 1,19 37 0,83


Sumber: Laporan Sementara Praktikum Kimia Dasar 2019.
(3,65𝑥 𝑉) (3,65𝑥100)
Perhitungan : X= = = 0,83 ml
10𝐾𝐿 10𝑥1,19𝑥37

Tabel 2. Standarisasi 0,1 N HCldengan Borax


m borax V HCl Warna
WarnaAwal WarnaAkhir
(gr) (ml) Proses

Semburat Merah
0,4gr 2ml Jernih
pink muda

Sumber: LaporanSementaraPraktikum Kimia Dasar 2019


(𝑚 𝑏𝑜𝑟𝑎𝑘.𝑘𝑜𝑒𝑓 𝐻𝐶𝐿.1000)
Perhitungan :N HCL = 𝐵𝑀𝑏𝑜𝑟𝑎𝑘.𝑉𝐻𝑐𝑙

(0.4.2.1000)
= 382,5.40,7

(800)
= 15567,75

= 0,051
b. Tabel 3. Penentuan Kadar Na2CO3
V HCl Kadar Na2CO3 Warna
WarnaAwal WarnaAkhir
(ml) (%) Proses
Semburat
10ml 0,75gr jernih Pink
pink
Sumber: LaporanSementaraPraktikum Kimia Dasar 2019
(𝑉 𝐻𝐶𝐿.𝑁𝐻𝐶𝐿.𝐵𝑀 𝑁𝑎2𝐶𝑂3)
Perhitungan :Kadar Na2CO3 = =
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎.𝑁𝑎2𝐶𝑂3

10
(15,5.0,051.106.0,2)
= 0,75

= 22,34 = 2,234%

2. Pembahasan

Gambar 1. Sebelum perlakuan Gambar 2. Setelah perlakuan

Praktikum pembuatan larutan HCL 0,1N menggunakan larutan HCL


pekat sebanyak 0,83ml dengan volume 100 ml HCL dengan menistrasi
larutan HCL dengan Borax sebanyak 0,4 gram.yang dilarutkan dengan
50ml aquades.Indikator yang digunakan dalam titrasi ini adalah Methyl
Orange sebanyak 3 tetes sehingga larutan Borax yang awalnya tidak
berwarna berubah menjadi orange kemudian titrasi dilakukan dengan
larutan HCL sebagai titran dan larutan Borax sebagai titrat.Volume HCL
yang digunakan untuk titrasi sebanyak 40,7 ml perubahan yang terjadi pada
saat titrasi sesesai yaitu larutan berubah warna menjadi merah
muda.Larutan HCL digunakan kembali sebagai larutan standart yang akan
menitrasi larutan natrium karbonat(Na2CO3).Sebagai titrat atau larutan yang
akan dicari konsentrasinya.Warna awalnya berwarna bening atau tidak
berwarna kemudian menjadi kuning,kemudian setelah titrasi larutan
menjadi berwarna merah muda.Volume HCL yang digunakan untuk
menitrasi sebanyak 15,5 ml dan didapatkan kadar Na2CO3 sebanyak
2,234% .
Kesimpulannya standarisasi dapat dilakukan dengan titrasi. Titrasi
merupakan proses penentuan konsentrasi suatu larutan dengan mereaksikan
11
larutan yang sudah ditentukan konsentrasinya (larutan standar).Pada
percobaan ini larutan HCL 0,1N menggunakan larutan HCL pekat sebanyak
0,83ml dengan volume 100 ml HCL dengan menitrasi larutan HCL dengan
Borax sebanyak 0,4 gram yang dilarutkan dengan 50 ml aquades. Indikator
Ph merupakan bahan yang mana laruatan berubah warna karena perubahan
Ph.Hal ini biasa juga disebut dengan indikator penetralanpada percobaan
ini. Indikator yang digunakan dalam titrasi ini adalah Methyl Orange
sebanyak 3 tetes.Sehingga larutan Borax yang awalnya tidak berwarna
berubah menjadi merah orange kemudian titrasi dilakukan dengan larutan
HCL sebagai titran dan larutan Borax sebagai titrat.
Praktikum yang dilakukan sudah sesuai dengan pendapat Khan dan
Farooqui.Borax yang awalnya berwarna bening dan jernih setelah
diencerkan,ditetesi 3 tetes indikator Methyl Orange dan dititrasi dengan
HCL dapat berubah warna menjadi merah muda. Ini dikarenakan adanya
perubahan Ph dalam larutan tersebut dan merubah warna larutan.

V
II. KINETIKA REAKSI

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Kinetika kimia adalah salah satu cabang ilmu kimia yang mempelajari
bagaimana suatu reaksi berlangsung. Dalam kinetika kimia dibicarakan
tentang laju reaksi dan mekanisme reaksi. Pengertian laju reaksi digunakan
untuk menerangkan seberapa cepat reaksi berlangsung sedangkan
mekanisme reaksi dipakai untuk menerangkan melalui langkah-langkah
mana suatu reaktan berubah menjadi produk. Laju reaksi kimia dapat
didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi zat yang ikut dalam reaksi
tersebut persatuan waktu. Misalnya utuk reaksi: A + B→P. Akan memiliki
laju reaksi menurut persamaan: laju reaksi (r)=-[dA]/dt=-[dB]/dt=+[dp]/dt
Persamaan tersebut menunjukan bahwa laju reaksi suatu reaksi kimia
adalah berbanding terbalik terhadap waktu dan sebanding dengan
konsentrasi. Dari berbagai percobaan ternyata bahwa laju reaksi tidak selalu
merupakan fungsi linier dari konsentrasi zat pereaksi. Untuk reaksi diatas
hal ini dapat dinyatakan secara empiris dalam persamaan berikut :
k = k[A]p[B]q
secarakinetika kimia p dan q dikenal sebagai tingkat reaksi sedang (p+q)
adalah tingkat reaksi total. Andaikan suatu reaksi mempunyai tingkat reaksi
n, maka laju reaksi akan sebanding dengan (konsentrasi)n , dan berbanding
terbalik dengan t.
r ∞ Cn dan r∞ 1/t : maka Cn ∞ 1/t

6
jika dibuat grafik(C)n vs 1/t, maka akan di peroleh grafik berupa garis lurus,
dengan demikian tingkat reaksi suatu reaksi kimia dapat di tentukan dengan
membuat grafik

2. Tujuan Praktikum
Tujuan Praktikum acara dua yaitu, Menentukan tingkat reaksi
logam Mg dengan larutan HCL.

3. Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum kimia dasar acara 2 mengenai Kinetika Reaksi dilakukan pada
hari Senin,23 September 2019, pukul 10.00-12.00 WIB di Laboratorium
Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Maret Surakarta. Program Studi D3 Budidaya Ternak.
7
B. Tinjauan Pustaka
Kinetika kimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari kecepatan reaksi
kimia dan mekanisme reaksi kimia yang terjadi. Dalam kebanyakan reaksi,
kinetika kimia hanya mendeteksi bahan dasar permulaan yang lenyap dan hasil
yang timbul. Jadi, hanya reaksi keseruhan yang dapat diamati. Perubahan
reaksi keseluruhan yang terjadi kenyataannya dapat terdiri atas beberapa reaksi
yang berurutan, masing-masing reaksi merupakan suatu langkah reaksi
pembentukan hasil-hasil akhir. Bila suatu reaksi terjadi dalam beberapa
langkah reaksi kemungkinan spesies prantara dibentuk, dan tidak dapat
dideteksi karna digunakan dalam langkah reaksi berikutnya. Meskipun dengan
demikian, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, kadang-kadang dapat
diketahui seberapa jauh faktor-faktor tersebut berperan dalam mekanisme
reaksi. Percobaan –percobaan menunjukkan adanya empat hal yang penting
yaitu preaksi, konsentrasi,preaksi, suhu, dan katalisator
(Sastrohamidjojo, 2010: 158).
Laju reaksi adalah kecepatan (laju) berkurangnya pereaksi (reaktan) atau
terbentuknya produk reaksi. Dapat dinyatakan dalam satuan mol/L atau
atm/s.Hukum laju reaksi adalah persamaan yang mengaitkan laju reaksi dengan
konsentrasi molar atau tekanan parsial pereaksi dengan pangkat yang sesuai.
Persamaan laju atau Hukum laju diperoleh dari hasil eksperimen. Persamaan
laju reaksi dinyatakan dalam bentuk diferensial atau bentuk integral
(Aguspur, 2009).
Reaksi kimia selalu melibatkan terbentuk dan terputusnya ikatan kimia.
Reaksi kimia adalah perubahan yang melibatkan perubahan sifat fisik zat
dengan membentuk zat baru, biasanya melibatkan perubahan sifat fisik seperti,
perubahan suhu, perubahan warna, bau, terbentuknya endapan dan timbulnya
gelembung gas. (Sutrisno, E,T. Nurminabari, I,S, 2012).
Reaksi kimia terjadi karena adanya tumbukan yang efektif antara partikel
partikel zat yang bereaksi. Tumbukan efektif adalah tumbukan yang
mempunyai energy cukup untuk memutuskan ikatan ikatan pada zat yang
bereaksi. Partikel partikel memerlukan suatu energy minimum yang disebut
energy pengaktifan atau energy aktivasi. Energy pengaktifan atau
energiaktivasi adalah energy minimum yang diperlukan untuk berlangsungnya
suatu reaksi. Reaksi yang sedang berlangsung akan terbentuk zat kompleks
teraktivasi. Zat kompleks teraktivasi pada puncak energy. Reaksi dikatakan
berhasil jika zat kompleks teraktivasi akan terurai menjadi zat hasil reaksi
(Utami, 2009)
Laju kecepatan reaksi mengacu pada sesuatu yang terjadi dalam satu satuan
waktu. Reaksi, laju reaksi yang mendeskripsikan seberapa cepat konsentrasi
rekatan atau produk berubah dengan waktu.

8
C. Materi dan Metode
1) Materi
A) Alat
1.Tabung reaksi
2.Stopwatch
3.Rak
B)Bahan
1.HCL 1,0M
2.HCL1,2M
3.HCL 1,4M
4.HCL 1,8 M
5.HCL 2,0 M
6. pita Mg 0,5 cm sebanyak 6 buah

2) Metode
-Menyediakan potongan pita Mg sebanayak 0,5 cm
-Menyediakan larutan HCL sebanyak yang sudah ditentukan
-Memindahkan 10ml larutan HCL 2M ke dalam tabung reaksi dan memasukan
satu potong pita Mg
-Mencatat waktu saat memasukan pinta dan tunggu sampai reaksi pita selesai.
-Mengulangi dengan percobaan menggunakan larutan HCL lainnya
-Mencatat hasil pengamatan pada lembar pengamatan
-Menggambar grafik konsentrasi terhadap 1/t dan(konsentrasi) terhadap 1/t
-Menentukan tingkat/orde reaksinya.

9
D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

1) Hasil Pengamatan
Tabel 2.1 Tingkat reaksi 1
No M t 𝟏 Y x.y 𝒙𝟐 𝒚𝟐 𝒙𝟐 .𝒚𝟐
(x) 𝒕

1 1,0 75 𝟏 0,013 0,013 1 0,000169 0,000169


𝟕𝟓
2 1,2 40 𝟏 0,025 0,03 1,44 0,000625 0,0009
𝟒𝟎
3 1,4 44 𝟏 0,0227 0,03178 1,96 0,00051529 0,0010
𝟒𝟒
4 1,6 40 𝟏 0,025 0,04 2,56 0,000625 0,0016
𝟒𝟎
5 1,8 30 𝟏 0,033 0,0594 3,24 0,001089 0,00352
𝟑𝟎
6 2,0 27 𝟏 0,037 0,074 4 0,001369 0,005476
𝟐𝟕

Tabel 2.2 tingkat reaksi 2


No 𝒙𝟐 Y 𝒙𝟐𝒀 𝒚𝟐 𝒙𝟒 𝒚𝟒
1 1 0,013 1 0,000169 1 29x10-10
2 1,44 0,025 1,009 0,000625 4,2998 3906x10-11
3 1,96 0,0227 1,015 0,00051529 14,7578 2655x10-11
4 2,56 0,025 0,000625 42,9496 3906x10-11
5 3,24 0,033 0,001089 110,1996 11859x10-11

6 4 0,037 0,001369 256 18742x10-11

11
2) Pembahasan

Gambar.1 Gambar.2
sebelum reaksi saat reaksi

Pada Praktikum kali inibertujuan agar


praktikandapatmengukurperubahankonsentrasipereaksimenurutwaktu, agar
praktikandapatmengukurperubahankonsnetrasi, suhu, dankatalispadalajureaksi,
agar praktikandapatmenentukanhukumlajureaksidalamlarutan air. Percobaan yang
kami lakukanada 2 yaitu:
menentukanordereaksinatriumtiosulfatdenganazamhidrokloridadanordereaksidala
mreaksi magnesium denganasamhidroklorida.

Menurut hasil praktikum kelompok kami dalam acara kinetika reaksi,percobaan


menggunakan potongan pita Mg yang masing masing 0,5 cm,lalu didapatkan hasil
bahwa pada percobaan menggunakan konsentrasi 1,0 M dibutuhkan waktu 75
detik untuk melarutkan 0,5 cm Mg,konsentrasi 1,2 M membutuhkan waktu 40
detik untuk

12
melarutkan 0,5 cm Mg,konsentrsasi 1,4 M membutuhkan waktu 44 detik untuk
melarutkan 0,5 cm Mg,konsentrasi 1,6 M membutuhkan waktu 40 detik untuk
melarutkan 0,5 cm Mg,konsentrasi 1,8 M membutuhkan waktu 30 detik untuk
melarutkan 0,5 cm Mg,dan konsentrasi 2,0 M membutuhkan waktu 27 detik untuk
melarutkan 0,5 cm Mg. Dan didapati bahwa semakin besar nilai dari konsentrasi
tersebut maka untuk melarutkan 0,5 cm Mg semakin cepat dan sebaliknya.

Menurut pendapat kelompok kami dari praktikum ini dengan(petrucci, 2011 : 197)
sudah sangat sesuai karena kecepatan laju reaksi mengacu pada seberapa besar
kosentrasi,dan semakin besar konsentrasi maka laju reaksi akan semakin cepat.

E. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan sebagai berikut :
1) Bahwa untuk mengetahui konsentrasi larutan maka diperlukan
standarisasi.
2) Larutan standarisasi kemudian digunakan untuk proses titrasi
asam basa. Proses titrasi diakhiri apabila telah mencapai titik ekuivalen dan
diakhiri dengan perubahan warna yaitu dengan menunjukan perubahan
warna yang terjadi pada larutan yang telah di tambahkan dengan indikator.
3) Kesimpulan pada praktikum kinetika kimia kali ini adalah
semakin besar nilai MOL maka reaksi atau laju reaksi semakin cepat.

2.Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1) praktikan lebih teliti dalam melaksanakan praktikum
2) praktikan sebaiknya mencuci alat alat yang akan digunakan untuk
praktikum sehingga tidak ada larutan yang tertinggal dan mempengaruhi
hasil praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai