Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Ekslusif Pada Bayi Di Puskesmas Ayamaru Utara
Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Ekslusif Pada Bayi Di Puskesmas Ayamaru Utara
PENDAHULUAN
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang pertama, utama dan terbaik pada
awal usia kehidupan bayi yang bersifat alamiah. ASI ibarat emas yang diberikan gratis
oleh Tuhan karena ASI adalah cairan hidup yang dapat menyesuaikan kandungan zatnya
Pada Pekan ASI sedunia Agustus 2008, The World Alliance For BreastFeeding
Action (WABA) memilih tema Mother Support: Going For the Gold. Makna tema tersebut
adalah suatu gerakan untuk mengajak semua orang meningkatkan dukungan kepada ibu
untuk memberikan bayi-bayi mereka makanan yang berstandar emas yaitu ASI yang
diberikan eksklusif selama enam bulan pertama dan melanjutkan ASI bersama makanan
pendamping ASI lainnya yang sesuai sampai bayi berusia dua tahun atau lebih (Robiwala
Maksud ASI eksklusif disini adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa makanan
tambahan lain seperti susu formula, jeruk, madu, teh, air putih dan makanan padat seperti
pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim sejak lahir hingga bayi umur 6
bulan (Sugiarti dkk., 2011). Dahulu pemberian ASI eksklusif berlangsung sampai bayi
berusia 4 bulan, namun belakangan sangat n agar ASI eksklusif diberikan sampai anak
berusia 6 bulan. Seiring hasil kajian WHO juga, Menteri Kesehatan melalui Kepmenkes RI
eksklusif dari yang semula 4 bulan menjadi 6 bulan (Sugiarti dkk., 2011).
Jika dilihat standar pencapaian ASI eksklusif yang ditargetkan dalam pembangunan
nasional dan strategi nasional program peningkatan cakupan pemberian ASI sebesar 80%.
1
Menurut World Health Organisation (WHO) dahulu pemberian ASI eksklusif berlangsung
sampai usia 4 bulan, namun belakangan sangat dianjurkan agar ASI eksklusif diberikan
sampai anak usia 6 bulan (Firmansyah dkk., 2012). Namun demikian angka ini sangat sulit
untuk dicapai bahkan tren prevalensi ASI eksklusif dari tahun ke tahun menurun. Data
penurunan prevalensi ASI eksklusif dari 40.2% pada tahun 1997 menjadi 39.5% dan 32 %
pada tahun 2003 dan 2007 . Secara nasional cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia
pada tahun 2009 mencapai angka 34,3%. Berdasarkan profil kesehatan 2014 Makassar,
cakupan ASI eksklusif periode tahun 2014 sedikit meningkat kira-kira 68,1%, namun
peningkatan ini masih dikategorikan rendah. Hasil cakupan ini dipengaruhi oleh begitu
banyak faktor diantaranya adalah kurang pengetahuan dari ibu tentang bagaimana
ibu sangat berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif, hal iniditunjukkan akan terjadi
tentang ASI eksklusif (Sugiarti dkk., 2011). Menurut penelitian, ibu yang tidak
memberikan ASI eksklusif adalah ibu dengan pendidikan tamat SD dan berstatus sebagai
pekerja lepas atau buruh. Selain itu 13,33% ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif
masih mengemukakan ASI tidak bermanfaat terhadap bayinya serta 23,02% masih
Praktik pemberian ASI harus dipraktikkan pada seluruh lapisan masyarakat di seluruh
dunia untuk meningkatkan pengetahuan tentang kepentingan ASI. Masih rendahnya angka
pencapaian ASI eksklusif tentu saja perlu mendapat perhatian karena berkontribusi
terhadap rendahnya kualitas sumber daya manusia di masa mendatang serta berdampak
2
pula terhadap tingginya angka kesakitan maupun angka kematian. Dengan adanya
fenomena mengenai masih rendahnya prevalensi ASI eksklusif oleh ibu menyusui di
pengetahuan yang dapat mempengaruhi pemberian ASI eksklusif oleh ibu menyusui, maka
peneliti menganggap perlu untuk melakukan penelitian hubungan antara pengetahuan ibu
pertanyaan penelitian sebagai berikut: Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan
ibu terhadap pemberian ASI eksklusif untuk perkembangan bayi di tingkat Puskesmas
pemberian ASI eksklusif untuk perkembangan bayi di tingkat Puskesmas Ayamaru Distrik
3
1.4 Manfaat Penelitian
sehingga ibu mau dan bersedia untuk memberikan ASI kepada bayinya secara eksklusif
dan tenaga ahli untuk menyarankan agar ibu memberikan ASI secara eksklusif serta
dalam rangka menambah wawasan keilmuan serta pengembangan diri peneliti khususnya
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ASI adalah air susu ibu yang mengandung nutrisi optimal, baik kualitas dan
kuantitasnya. Pemberian ASI merupakan metode pemberian makanan bayi yang terbaik.
ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi
bayi pada 6 bulan pertama. Pemberian ASI selama 6 bulan tanpa makanan pendamping
ASI eksklusif (menurut WHO) adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6
bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain kecuali obat, vitamin dan mineral.
Sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun bahkan lebih dari 2 tahun.
dunia(Hargono R, 2014).
Upaya peningkatan penggunaan air susu ibu (ASI) telah disepakati secara global.
WHO dan UNICEF dengan Deklarasi Innocenti (September 1990) dan Konferensi Puncak
untuk anak (September 1991) menetapkan bahwa untuk i status kesehatan ibu dan anak
kan ASI saja sampai bayi berusia 4-6 bulan. ( Susilaningsih I, 2013)
Pemberian ASI eksklusif pada bayi meliputi beberapa hal. Antaranya, tindakan ASI
eksklusif diberikan setelah bayi dilahirkan dengan segera yaitu dalam waktu ½ jam-1 jam
(memberikan kolostrum yaitu ASI yang keluar pada hari-hari pertama). ASI juga diberikan
sesuai kemauan bayi tidak kira pagi, siang dan malam. Makanan dan minuman tambahan
5
seperti air kelapa, air tajin, air teh, madu dan pisang juga tidak dibutuhkan pada seawal
usia ini.
Komposisi ASI dari satu ibu berbeda dengan komposisi ASI ibu yang lain dan turut
berbeda dari hari ke hari. Komposisi zat dalam ASI antara lain 88,1% air, 3,8 % lemak, 7%
laktosa, 0,9% protein, serta 0,2% zat lainnya yang berupa DHA, DAA, shpynogelindan zat
gizi lainnya. ASI mengandung zat protektif yang diperlukan bagi perkembangan bayi.
a) Lemak ASI
Lemak ASI merupakan komponen ASI yang dapat berubah–ubah kadarnya. Kadarnya
bervariasi sesuai kebutuhan kalori bayi yang sedang membesar. ASI mengandung
enzim lipase untuk mencerna lemak. Lemak ikatan panjang seperti omega 6, omega 3,
DHA dan DAA merupakan komponen penting untuk pertumbuhan otak bayi. Pada
pertumbuhan otak yang cepat maka diperlukan kolesterol yang cukup tinggi sehingga
tergolong tinggi jika gkan dengan susu sapi (Diah Krisnatuti dan Rina Yenrina, 2002).
b) Karbohidrat ASI
ASI. Laktosa juga dibutuhkan untuk pertumbuhan otak disamping penting untuk
laktosa juga meningkatkan pertumbuhan bakteri usus baik. Laktosa oleh fermentasi
akan diubah menjadi asam laktat yang dapat memberikan suasana asam di dalam usus
6
c) Protein ASI
Susu sapi dan ASI kedua-duanya mengandung 2 macam protein utama, yaitu whey dan
casein. Whey adalah protein yang halus, lembut dan mudah dicerna. Sedangkan casein
adalah protein yang bentuknya kasar, bergumpal dan sukar dicerna oleh usus bayi.
Protein yang utama dalam ASI adalah whey dan protein yang utama dalam susu sapi
adalah casein. Hal ini ditunjukkan melalui rasio whey dan casein pada ASI adalah
sebanyak 60:40. Protein yang istimewa yang terdapat pada ASI tetapi tidak ada dalam
susu sapi adalah taurin. Taurin adalah protein yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
Vitamin dapat dipenuhi dari ASI sekiranya makanan ibu seimbang. Vitamin A, D,
E, K sangat bermanfaat bagi tubuh. Vitamin A di dalam ASI berfungsi untuk kesehatan
mata, membantu dalam pembelahan sel, kekebalan tubuh dan pertumbuhan. Vitamin D
sangat bermanfaat untuk mencegah penyakit tulang. Vitamin E untuk ketahanan dari
dinding eritrosit, banyak didapatkan terutama pada kolostrum dan ASItransisi awal.
darah. Vitamin K pula dibutuhkan tubuh karena fungsinya sebagai faktor pembekuan.
Kebiasaanya, pada semua bayi baru lahir dianjurkan untuk dilakukan pemberian
vitamin K sebanyak 1 mg secara parenteral pada bayi yang akan diberi ASI. Mineral
juga terkandung di dalam ASI yang memiliki kualitas yang lebih baik dibanding
mineral terkandung dalam susu formula. Terdapat beberapa mineral di dalam ASI,
salah satunya adalah kalsium. Walaupun kadar kalsium sedikit, namun kalsium ASI ini
mudah diserap sehingga cukup memenuhi kebutuhan bayi. Berbeda dengan susu sapi
7
yang tingkat penyerapannya lebih kecil, sehingga kasus kekurangan kadar kalsium
darah dan kejang otot lebih banyak ditemui pada bayi yang mendapatkan susu formula
dibanding ASI. Kalsium berfungsi untuk membantu pertumbuhan jaringan otot dan
rangka, transmisi jaringan saraf dan pembekuan darah. Selain itu, zat besi juga
terkandung sedikit dalam ASI, namun pada bayi yang lahir cukup bulan simpanan besi
ASI cukup untuk sampai usia 6 bulan pertama. Jadi bayi yang sumsi ASI mempunyai
resiko yang lebih kecil untuk mengalami an zat besi. Seterusnya, kadar zink dalam ASI
juga tidak sebanyak dalamsusu formula tetapi memiliki tingkat penyerapan yang lebih
a) Bagi ibu
Apabila ibu menyusui bayi segera setelah dilahirkan, maka dapat membantu
terjadinya pendarahan setelah melahirkan (post partum). Pada ibu menyusui terjadi
peningkatan oksitosin yang berguna juga untuk kontraksi atau penutupan pembuluh
darah, sehingga pendarahan akan lebih cepat berhenti. Selain itu, pemberian ASI juga
dapat melindungi kesehatan ibu seperti mengurangi risiko kanker payudara dan indung
telur, serta mengurangi anemia. Seterusnya, pemberian ASI juga dapat membantu
mengurangi beban kerja ibu karena ASI tersedia kapan dan dimana saja, ekonomis,
b) Bagi bayi
ASI merupakan makanan ideal dan terbaik bagi bayi. ASI berfungsi sebagai
imunitas dengan mengurangi risiko diare, infeksi jalan nafas, alergi dan infeksi
8
lainnya. Dari aspek psikologis, pemberian ASI eksklusif dapat mempereratkan
c) Bagi keluarga
Keuntungan bagi keluarga dapat berupa peningkatan status kesehatan dan gizi
d) Bagi masyarakat
e) Bagi perusahaan
a) Kolostrum
Kolostrum merupakan ASI yang keluar dari hari pertama sampai hari ke-4.
Walaupun volume kolostrum sangat sedikit kira-kira 150-300 ml setiap 24 jam, namun
kolostrum mengandung protein dan zat anti infeksi sebanyak 10-17 kali lebih banyak
dibanding ASI mature. Sedangkan kadar karbohidarat, lemak dan total kalori lebih
rendah dibandingkan dengan ASI mature. Oleh karena itu, kolostrum ini harus
b) ASI transisi/peralihan
ASI yang keluar setelah kolostrum, yaitu setelah hari ke-4 smpai dengan hari
ke-14. Pada stase ini kadar protein semakin turun, sedangkan kadar karbohidrat dan
lemak meningkat. Pada saat bersamaan volume juga semakin meningkat (Roesli,
2004).
9
c) ASI mature
ASI yang keluar setelah hari ke-14 dan seterusnya dan komposisi relatif konstan.
ASI merupakan makanan satu-satunya paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur
6 bulan untuk ibu yang sehat dengan produksi ASI cukup. (Roesli dkk, 2005)
1) Predisposing Factors
a) Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
serta
b) Pekerjaan
bayi karena ibu meninggalkan rumah sehingga waktu pemberian ASI pun
produktivitas dalam bekerja. Ibu yang bekerja akan mengalami kondisi fisik
dan mental yang lelah karena bekerja sepanjang hari dan diet yang kurang
memadai akan berakibat pada kelancaran produksi ASI. Akan tetapi seharusnya
ibu yang bekerja tetap memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya
10
dengan pengetahuan yang benar tentang menyusui, perlengkapan memerah ASI
c) Pendidikan
rasional terhadap informasi yang datang dan lebih berusaha untuk mencari
pengetahuan yang kurang diketahui. Mereka juga akan berfikir sejauh mana
keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut. Bagi
sebagian ibu, menyusui merupakan tindakan yang alamiah dan naluriah. Oleh
karena itu, mereka beranggapan bahwa menyusui tidak perlu dipelajari. Mereka
memperhatikan aspek lain. Ibu kurang memahami tata laksana laktasi yang
d) Psikologis
merasakan ASI yang diberi secara eksklusif kepada bayi tidak cukup sehingga
ibu ingin cepat memberikan susu formula kepada bayinya. Kepribadian ibu
yang selalu mengalami tekanan batin karena tidak mendapat dukungan dari
11
e) Kelainan bayi
Faktor dari bayi sendiri adalah anak yang lahir sebelum waktunya yakni
prematur atau lahir dengan berat badan yang sangat rendah, anak sakit dan
berbagai penyakit macam cacat bibir. Bayi yang lahir dengan berat lahir 2000
gram atau lebih, dengan pemberian ASI saja maka pertumbuhan bayi akan tetap
subur, tetapi jika berat lahir kurang dari 2000 gram diperkirakan bayi
dengan berat badan lahir rendah (BBLR) biasanya terlalu lemah untuk
f) Kelainan payudara
tersumbat, radang payudara dan kelainan anatomis pada puting susu ibu
kesehatan ibu yang menyebabkan ibu tidak memberikan ASI secara eksklusif
kepada bayinya adalah kegagalan laktasi dan penyakit pada ibu serta adanya
sempurna, kelainan puting susu seperti puting susu terbenam dan cekung
luka pada puting susu), tidak ada air susu (agalaksia), dan air susu sedikit
12
penyakit berat seperti penyakit paru-paru yang serius, dengan penyakit
tuberklosis aktif masih dapat menyusui bayinya bila diberi terapi dalam dua
bulan ibu tidak inefektif lagi, biasanya bayi juga diberi terapi pencegahan
diatas maka ibu cenderung tidak memberikan ASI secara eksklusif pada bayi
2) Enabling Factors
bentuk materi dan waktu yang bertujuan untuk meringankan beban bagi
bantuan. Dalam hal ini keluarga mencukupi kebutuhan rutin ibu menyusui,
bayi secara teratur atau memberi ASI perah kepada bayi bila ibu bekerja.
(Roesli, 2005).
b) Keterjangkauan Fasilitas
(Prasetyono, 2009)
13
3) Reinforcing factors
membuat otak bayi berkembang optimal, bayi mendapat gizi sempurna dan
tumbuh dengan baik. Ini adalah modal utama menjadi manusia yang produktif.
Sikap dan prilaku petugas kesehatan dapat menjadi contoh atau acuan bagi
2.2 Pengetahuan
2.2.1 Pengertian
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada dikepala kita. Kita dapat
seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam
sumber seperti, media poster, kerabatdekat, media massa, media elektronik, buku
14
tertentu, sehingga seseorang berperilaku sesuai dengan keyakinannya tersebut.
Selain pengalaman, kita juga menjadi tahu karena kita diberitahu oleh orang lain.
aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan
sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka
akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu. Menurut teori
WHO (World Health Organization) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007), salah
satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh
melalui pengenalan sumber informasi, ide yang diperoleh sebelumnya baik secara
a. Tahu (know)
dipelajari yang Termasuk juga mengingat kembali suatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah di terima dengan
b. Memahami (Comprehention)
15
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
c. Aplikasi (Application)
d. Analisis (Analysis)
tersebut yang masih ada kaitannya antara satu dengan yang lain dapat
sebagainya.
16
e. Sintesis (Synthesis)
f. Evaluasi (Evaluation)
suatu materi didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau kriteria
yang sudah ada. Pengetahuan diukur dengan wawancara atau angket tentang
(kuesioner) yang menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari subjek
pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan
baik bila skor > 75% - 100% Tingkat pengetahuan cukup bila skor 56% - 75%
17
2.3 Kerangka Teori
18
BAB 3
METODE PENELITIAN
sectional yaitu melihat hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif
untuk perkembangan bayi, melalui observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu
saat yaitu tiap subjek hanya diobservasi satu kali saja. Peneliti mencoba mencari ada
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu menyusui yang memiliki bayi
b. Sampel
objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi yang diteliti. Teknik
1. Kriteria Inklusi
19
Bersedia menjadi responden.
Bayi kepada ibu juga diasumsi normal sehat yang tiada kelainan .
2. Kriteria Eksklusi
Ibu yang mempunyai bayi umur melebihi 0-12 bulan dan tidak bersedia
menjadi responden.
Keterangan:
20
α = tingkat signifikansi N= jumlah populasi
d= tingkat presisi = 5%
1. Air susu ibu (disingkat ASI) adalah susu yang diproduksi oleh ibu untuk konsumsi
bayi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi pada awal usia
kehidupan.
2. ASI eksklusif adalah pemberian asi saja tanpa tambahan makanan atau cairan lain
yang diberikan pada umur bayi berusia 0-6 bulan kecuali vitamin dan obat- obatan.
3. Ibu adalah orang tua perempuan yang mempunyai hubungan biologis maupun
4. Pengetahuan ibu dalam pemberian ASI eksklusif adalah kemampuan ibu untuk
mengenal dan memahami tentang ASI eksklusif yang diperoleh dari beberapa
sumber.
1. Pengetahuan ibu dalam pemberian ASI eksklusif adalah kemampuan ibu untuk
mengenal dan memahami tentang ASI eksklusif yang diperoleh dari beberapa
sumber. Alat ukur yang digunakan adalah dalam bentuk kuesioner dengan melihat
eksklusif. Tingkat pengetahuan baik bila skor atau nilai 76-100%, sedang bila skor
56-75% dan kurang baik jika nilai dibawah <56%. Skala yang digunakan adalah
ordinal.
21
2. Praktek pemberian ASI eksklusif adalah bayi yang diberikan ASI saja tanpa ada
tambahan cairan atau makanan padat selain obat-obatan dan vitamin sejak lahir
sampai bayi usia 6 bulan. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner dimana ”ya”
untuk bayi yang diberi ASI saja tanpa makanan tambahan lain selama 6 bulan awal
kehidupan, sedangkan “tidak” untuk bayi yang diberi makanan tambahan lain
Data yang akan dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer.
yang terdiri dari variabel independent (pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif)
Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diambil langsung dari
sesuai dengan kebutuhan penelitian. Data sekunder pula didapat melalui data
jumlah bayi yang yang berusia 0-12 bulan yang ada di pencatatan puskesmas
22
pertanyaan dengan alternative jawaban “Setuju” dan “Tidak setuju”. Cara penilaian
pada pertanyaan favorable, jawaban benar diberi nilai satu dan jawaban salah di
Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis data. Analisis data dilakukan
dengan teknik analisis univariate dan bivariate. Dalam hal ini, analisis univariate
a. Analisis Univariate
bentuk tabel.
b. Analisis Bivariate
eksklusif untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dari kedua variabel indpenden
23
Keterangan:
Responden atau subjek penelitian diberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan
Semua informasi dan data yang diperoleh dari subjek penelitian hanya dipergunakan untuk
24
DAFTAR PUSAKA
Amiruddin, R. R., 2006. Promosi Susu Formula Menghambat pemberian SI Eksklusif pada
Bayi 6-11 Bulan di Kelurahan Pa’Baeng-Baeng Makasar. Bagian Epidemiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin Makasar.
Budiman & Riyanto A., 2013. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan Dan Sikap Dalam
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika pp 66-69.
Depkes. R.I., 2004. Kebijakan Departemen Kesehatan tentang Peningkatan Pemberian Air
Susu Ibu Pekerja Wanita. Jakarta: Pusat Kesehatan Kerja Depkes.
Departemen Kesehatan RI, 2009, Pedoman Perlaksanaan Program Rumah Sakit Sayang
Ibu dan Bayi, Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI,
Jakarta.
Diah Krisnatuti dan Rina Yenrina, 2002. Menyiapkan Makanan Pendamping ASI. Jakarta:
Puspa Swara
Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang Jakarta. 2008. Bedah ASI-Kajian dari Berbagai
Sudut Pandang Ilmiah. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran UniversitasIndonesia,
Jakarta.
Lemeshow, Stanley., 1997, Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan, Gadjah Mada
University, Yogyakarta.
Linkages (2002). Pemberian ASI Eksklusif atau ASI saja: Satu-satunya Sumber Cairan
Yang dibutuhkan Bayi Usia Dini. Oktober 2002.
Marie,1999. Clinical Strategies for Nurses. The Journal of Perinatal and Neonatal Nursing.
vol 13(Issue1),pg 92-93.
Notoadmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
25
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoadmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta.
Padmawati Ida Ayu. 1997. “ Manajemen Laktasi “. EGC: Jakarta
Roesli, Utami. 2004. ASI Eksklusif. Edisi II. Jakarta : Trubus Agrunday
Roesli, Utami. 2005. Mengenal ASI Eksklusif – Seri 1. Jakarta: Trubus Agriwidya.
Sugiarti E., Zulaekah S., & Puspowati D.S., 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Kecamatan Karang Malang Kabupaten Sragen.
Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 4, No. 2, Desember 2011: 195-206.
Susilaningsih I, 2013. Gambaran Pemberian Asi Eksklusif Bayi 0-6 Bulan di Wilayah
Pukesmas Samigaluh. Jurnal Kesehatan Reproduksi. vol. 4 No2, Agustus 2013 :81-
89.
Soetjiningsih, 1997. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC.
Suradi, R. 2008. Manfaat ASI dan Menyusui. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
26
PENGETAHUAN IBU
TENTANG PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA
BAYI DI PUSKESMAS AYAMARU UTARA
USULAN PROPOSAL
DI AJUKAN OLEH :
27
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat dan PerlindunganNya
penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul : “Pengetahuan Ibu Tentang
Pemberian ASI Ekslusif pada Bayu di Ayamaru Utara Distrik Ayamaru Kabupaten
Maybrat”.
Pembuatan proposal ini, penulis tiada hentinya berusaha dan berdoa agar dapat
menyelesaikan tepat waktu dan dengan baik dan semaksimal mungkin. ini semua juga
tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Proposal ini masih banyak terdapat
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu secara terbuka dan dengan
senang hati penulis menerima kritik dan saran guna meningkatkan kesempurnaan dimasa
yang akan datang. Semoga Proposal ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Penulis
ii
28
DAFTAR ISI
iii
29