Anda di halaman 1dari 18

PEMBAHASAN

1. Fungsi Permintaan

Konsep permintaan digunakan untuk menunjukan keinginan seseorang


pembeli pada suatu pasar. Permintaan menerangkan tentang hubungan antara
harga dengan jumlah barang yang diminta. Berdasarkan hubungan tersebut dapat
dibuat grafik kurva permintaan.

Permintaan seseorang atau masyarakat terhadap suatu barang ditentukan


oleh beberapa factor, diantaranya: harga barang itu sendiri, harga barang lain yang
mempunyai subtitusi terhadap barang tersebut, pendapatn perorangan /rumah
tangga dan rata-rata masyarakat, pola distribusi pendapatan dalam masyarakat,
jumlah penduduk dan ramalan keadaan dimasa datang.

Suatu permintaan pasar menunjukan hubungan antara jumlah harga yang


diminta oleh konsumen disuatu pasar pada berbaga tingkat harga, cateris paribus.
Untuk mengetahui perilaku pasar perlu dikumpulkan skedul permintaan seluruh
konsumen akan suatu barang guna guna menentukan kurva permintaan pasar akan
barang tersebut.

Jumlah barang atau jasa yang ingin dibeli konsymen selama periode
adalah tergantung pada harganya, pendapatan uangnya, harga barang-barang lain,
dan seleranya.

Fungsi permintaan adalah persamaan yang menunjukan hubungan antara


jumlah permintaan akan suatu barang dan semua factor-faktor yang
mempengaruhinya. Fungsi permintaan dapat dirumuskan sebagaai berikut:

Q = f ( harga, perndapatan, selera, harapan-harapan ......, )

Dengan mengubah-ubah harga barang/ jasa yang dipertimbangkan untuk dipilih,


sementra pendapatan uang perorangan, selera dan harga barang-barang lain

1
dianggap konstan ( cateris paribus ). Maka diperoleh skedul permintaan akan
datang tersebut.

Permintaan adalah suatu skedul atau kurva yang menggambarkan


hubungan antara berbagai kuantitas suatu barang yang dimiliki konsumen pada
tingkat harga barang, cateris paribus. Penyajian secara kombinasi harga kuantitas
yang dipilih konsumen dapat disajikan dala bentuk skedul, grafik persamaan
ditentukan table berikut:

Permintaan Barang X Pada Berbagai Tingkat Harga

Titk Harga/ unit (Rp) Jumlah yang diminta/


bulan
A 1 9
B 2 6
C 3 4
D 4 3
E 5 2

Dengan meletakan tiap pasangan nilai pada suatu titik pada gambar yang
menghubungkan titik-titiknya, diperoleh liku permintaan perorangan akan barang
X seperti terlihat dalam gambar berikut:

2
a. Mencari fungsi permintaan

Contoh:
Pada saat harga buku Rp 10000 per lusin permintaan akan buku tersebut sebanyak
10 lusin, dan ketika harga buku turun menjadi Rp 8000 per lusin permintaannya
menjadi 16 lusin. Carilah fungsi permintaanya!

Jawab:

Dik : P1 = Rp 10000
P2 = Rp 8000
Q1 = 10
Q2 = 16
Dit : Qd = .....?
JB:
=> P - P1 / P2 - P1 = Q - Q1 / Q2 - Q1
=> P - 10000 / 8000 - 10000 = Q - 10 / 16 - 10
=> P - 10000 / -2000 = Q - 10 / 6
=> -2000Q + 20000 = 6P - 60000
=> -2000Q = 6P - 60000 - 20000
=> -2000Q = 6P - 80000
=> Q = 6P - 80000 / -2000
=> Q = -0.003P + 40
=> Q = 40 - 0.003P

3
atau
=>Q=40-0.003P
=>0.003P=40-Q
=>P=40-Q/0.003
=>P=13333.33-333.33Q

Jadi, fungsi permintaannya adalah Qd = 40 - 0.003P atau Pd = 13333.33 -


333.33Q

2. Dalam suatu pasar diketahui fungsi permintaannya Qd = 40 - 2P. Berapakah


jumlah permintaan ketika harga (P) = 10?

Jawab:

Dik:Qd=40-2P
P =10
Dit : Q=....?
JB:
=> Qd = 40 - 2P
=> Qd = 40 - 2 (10)
=> Qd = 40 - 20
=> Qd = 20

Jadi, ketika harga (P) nya 20, maka jumlah permintaannya adalah 20.

4
b. Membuat kurva permintaan

Diketahui: Qd= 30-2P

Langkah pertama menentukan titik potong sumbu Q. syarat untuk menentukan


titik potong sumbu Q adalah nilai P=0

Qd = 30-2P

Qd = 30-2(0)

Qd = 30-0

Qd= 30

Dengan demikian didapatkan titik ( 30,0)

Langkah kedua menentukan titik potong sumbu P. Syarat untuk menentukan titik
potong sumbu P adalah nilai Q =0

Qd = 30 – 2P

0 = 30 – 2P

2P = 30 P= 15

Drngan demikian diperoleh titik 0,15

5
2. KURVA PERMINTAAN INDIVIDU

Permintaaan individu adalah jumlah suatu komoditi yang bersedia dibeli


individu selama periode waktu tertentu merupakan fungsi dari atau tergantung
pada harga komoditi itu, pendapatan individu, harga komoditi lain, dan citarasa
individu.

Contoh pembentukan kurva dari permintaan individu yaitu

Pada table berikut menunjukan peter mempunyai uang sebanyak Rp20.000


dan akan membeli jambu dengan harga yang bervariasi dan peter harus
menyesuaikan harganya untuk mendapatkan kepuasan yang maksimal.

Harga Jumlah jambu yang


Ribuan (Rp) Diminta peter
1000 20
800 25
600 33
400 50
200 100

Harga (P)

1000

800

600

400

200

0
20 25 33 50 100 (Q) Kuantitas

6
3. EFEK PENDAPATAN DAN SUBSTITUSI

Ketika harga suatu barang turun, dampaknya terhdap pilihan konsumen dapat
dibagi menjadi dua jenis, yaitu efek pendapatan dan efek substitusi. Efek
pendapatan dicerminkan dalam pergerakan dari kurva indiferen yang lebih rendah
ke yang lebih tinggi, sedangkan efek substitusi dicerminkan dalam pergerakan
sepanjang kurva indiferen tertentu menuju suara titik yang kemiringanya berbeda.

A. EFEK SUBSTITUSI
Efek substitusi adalah perubahan konsumsi pangan yang diasosiasikan
dengan perubahan harga pangan, dengan berpegang pada tingkat utilitas yang
konstan. Efek substitusi meliputi perubahan dalam konsumsi pangan yang terjadi
akibat perubahan yang membuat pangan relative lebih murah dari pada sandang.

B. EFEK PENDAPATAN
Efek pendapatan yakni perubahan konsumsi pangan yang disebabkan oleh
peningkatan daya beli, dengan harga relative konstan. Kalau pendapatan tidak
mengalami perubahan maka kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil
menjadi semakin sedikit. Dengan perkataan lain, kemampuan pendapatan yang
diterima untuk membeli barang-barang menjadi bertambah kecil dari sebelumnya.
Maka kenaikan harga menyebabkan konsumen mengurangi jumlah berbagai
barang yang dibelinya, termasuk barang yang mengalami kenaikan harga.
Penurunan harga suatu barang menyebabkan pendapatan riil bertambah, dan ini
akan mendorong konsumen menambah jumlah barang yang dibelinya. Akibat dari
perubahan harga kepada pendapatan ini, yang disebut efek pendapatan.

Dampak perubahan harga dapat disebabkan olehbeberapa hal, yaitu :

1. Konsumen akan cenderung membeli lebih banyak barang yang harganya


menjadi lebih murah dan membeli lebih sedikit barang yang harganya
relative lebih mahal. Kondisi seperti ini merupakan efek substitusi
(substitution effect).

7
2. Terdapat salah satu barang yang dijual dengan harga yang lebihmurah,
maka konsumen menikmati kenaikan daya beli rill karena mereka
mempunyai sisa uang untuk membeli barang tambahan. Kondisi tersebut
merupakan efek pendapatan (income effect).
3. Jumlah dari kedua efek tersebut disebut sebagai efek harga.
Efek substitusi dan pendapatan dapat terjadi pada dua jenis barang yang
berbeda, yaitu barang normal dan barang inferior. Tetapi ada kasus khusus yang
menunjukkan bahwa barang giffen juga berefek kepada pendapatan dan substitusi.

A. Barang Normal
Menjelaskan dengan grafik efek substitusi dan efek pendapatan untuk
barang normal yaitu kemeja (Y) dan kaos (X)

Dalam grafik tersebut menunjukkan bahwa pada kondisi awal, konsumen


membutuhkan kaos sebanyak X1dengan persinggungan kurva Indiferen pada
titik A. Kemudian suatu waktu harga kaos turun dengan tingkat pendapatan
kontsan atau tetap. Karena kemeja dan kaos merupakan barang substitusi maka
dengan turunnya harga kaos, permintaan kaos akan meningkat dan permintaan
kemeja akan menurun. Besarnya kemampuan membeli kaos sekarang dari
X1 menjadi X2 yaitu persinggungan kurva indeferent pada titik B.

8
Kemudian suatu saat terjadi kenaikan pendapatan, dengan harga kaosnya
turun dan harga kemeja tetap maka konsumen akan meningkatkan membeli
kaos dan kemeja. Besarnya kuantitas kaos yang dibeli konsumen sekarang dari
X2 menjadi X3 dengan persinggungan garis kurva indiferen terletak pada titik
C.

Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa, efek substitusi kaos


dan kemeja pada kuantitas X1 menjadi X2, dengan arah positif. Efek
pendapatan terletak pada kuantitas X2 menjadi X3, dengan arah juga positif.
Efek subsitusi dan efek pendapatan pada barang normal adalah sejalan atau
searah.

B. Barang Inferior

Barang inferior adalah barang yang jumlah permintaannya akan turun seiring
dengan peningkatan pendapatan masyarakat. Salah satu contoh barang inferior
adalah sandal jepit. Ketika tingkat pendapatanmasyarakat rendah, tingkat
permintaan terhadap barang tersebut akan tinggi. Namun ketika tingkat pendapat
masyarakat meningkat, permintaan atas barang tersebut akan turun karena
masyarakat meninggalkannya dan memilih untuk membeli sandal lain yang lebih
berkualitas meskipun dengan harga yang lebih mahal.

Menurut kurfa indifferen, jumlah permintaan suatu barang bisa bertambah,


berkurang, atau tetap ketika pendapatan masyarakat bertambah. Digambarkan
dalam diagram di bawah: barang Y adalah barang normal karena jumlah barang

9
yang diminta meningkat dari Y1 ke Y2 seiring dengan kenaikan pendapatan (BC1
ke BC2). Barang X adalah barang inferior karena jumlah barang yang diminta
turun dari X1 ke X2 ketika pendapatan masyarakat bertambah.

C. Barang Giffen

Salah satu barang yang bertentangan dengan hukum permintaan, semakin tinggi
harga barang giffen, jumlah yang diminta akan semakin tinggi pula. Sebaliknya jika harga
barang giffen rendah, permintaannya akan turun

Barang Giffen adalah barang yang apabila harganya turun justru


permintaannya ikut turun dan naiknya harga barang giffen justru menaikkan
jumlah barang yang diminta.

Contoh barang giffen adalah Pakaian yang dijual oleh penjual pakaian bekas,
apabila harga pakaian bekas tersebut rendah/ turun permintaan akan barang
tersebut turun juga karena asumsi di masyarakat dengan harga yang rendah berarti
mutu pakaian tersebut juga rendah dan sebaliknya apabila harganya naik/ tinggi
berarti mutu dari pakaian bekas tersebut juga tinggi / baik sehingga permintaan
dari konsumen juga tinggi. Dinamakan setelah Robert Giffen (1837-1910), baik
yang permintaan meningkat seiring dengan meningkatnya harga.

Harga
pakaian (P)

PX1 A

PX2 B

0 QX1 QX2 Permintaan (Q)

10
Pada kurva diatas ditunjukan harga baju (p) turun dari Px1 ke Px2
menyebabkan pemintaan masyarakat pada hal tersebut menjadi ikut menurun
(Qx2 ke Qx1) disebabkan asumsi di masyarakat dengan harga yang rendah berarti
mutu pakaian tersebut juga rendah dan sebaliknya.

11
1. Pengertian Elastisitas Permintaan
Secara sederhana elastisitas dapat diartikan sebagai derajat kepekaan suatu
gejala ekonomi terhadap perubahan gejala ekonomi lain. Pengertian lain elastisitas
dapat diartikan sebagai tingkat kepekaan perubahan kuantitas suatu barang yang
disebabkan oleh adanya perubahan faktor-faktor lain.
Elastisitas permintaan adalah suatu pengukuran kuantitatif yang
menunjukkan sampai di mana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap
perubahan permintaan. Ketika harga sebuah barang turun, jumlah permintaan
terhadap barang tersebut biasanya naik sedangkan semakin rendah harganya,
semakin banyak benda itu dibeli. Elastisitas permintaan ditunjukan dengan rasio
persen perubahan jumlah permintaan dan persen perubahan harga. Besar kecilnya
koefisien elastisitas permintaan dapat dihitung dengan rumus sebagai berkut.
Keterangan:
ΔQ : perubahan jumlah permintaan
ΔP : perubahan harga barang
P : harga mula-mula
Q : jumlah permintaan mula-mula
Ed : elastisitas permintaan
Contoh :
Harga sebuah donat Rp500,00 jumlah yang diminta 500 buah, jika harganya naik
menjadi Rp600,00 per buah, jumlah yang diminta turun menjadi 300 buah. Hitung
koefisien elastisitasnya.
Penyelesaian
Diketahui:
P = Rp500,00 ;
ΔQ = 500–300 = 200
Q = 500;
ΔP = Rp500,00–Rp600,00 = Rp100.00
maka Ep =
Berarti koefisien elastisitas permintaan donat adalah elastik karena Ep = 2 > 1

12
Ketika elastisitas permintaan suatu barang menunjukkan nilai lebih dari 1,
maka permintaan terhadap barang tersebut dikatakan elastis di mana besarnya
jumlah barang yang diminta sangat dipengaruhi oleh besar-kecilnya harga.
Sementara itu, barang dengan nilai elastisitas kurang dari 1 disebut barang
inelastis, yang berarti pengaruh besar-kecilnya harga terhadap jumlah-permintaan
tidak terlalu besar. Sebagai contoh, jika harga sepeda motor turun 10% dan jumlah
permintaan atas sepeda motor itu naik 20%, maka nilai elastisitas permintaannya
adalah 2; dan barang tersebut dikelompokan sebagai barang elastis karena nilai
elastisitasnya lebih dari 1. Perhatikan bahwa penurunan harga sebesar 1%
menyebabkan peningkatan jumlah permintaan sebesar 2%, dengan demikian dapat
dikatakan bahwa jumlah permintaan atas sepeda motor sangat dipengaruhi oleh
besarnya harga yang ditawarkan.

2. Jenis-Jenis Elastisitas Permintaan


Koefisien Elastisitas
n=0 Inelastis sempurna
0<n<1 Inelastis
n=1 Elastis uniter
1<n<∞ Elastis
n=∞ Elastis sempurna

a) Permintaan Inelastis Sempurna (Ed = 0)


Permintaan Inelastis Sempurna terjadi jika tidak ada perubahan jumlah yang
diminta meskipun ada perubahan harga, atau ΔQd = 0, meskipun ΔP ada. Secara
matematis %ΔQd = 0, berapapun %ΔP. Dengan kata lain perubahan harga sebesar
apapun sama sekali tidak berpengaruh terhadap jumlah yang diminta. Kasus
permintaan inelastis sempurna terjadi bila konsumen dalam membeli barang tidak
lagi memperhatikan harganya, melainkan lebih memperhatikan pada seberapa
besar kebutuhannya. Contoh: Pembelian Garam dapur oleh suatu keluarga atau
pembelian Obat ketika sakit. Konsumen membeli garam atau obat lebih
mempertimbangkan berapa butuhnya, bukan pada berapa harganya.

13
b) Permintaan Inelastis (Ed < 1)
Permintaan Inelastis kalau perubahan harga kurang begitu berpengaruh
terhadap perubahan kuantitas barang yang diminta. Dengan kata lain kalau
persentase perubahan jumlah yang diminta relatif lebih kecil dibanding persentase
perubahan harga. Secara matematis %ΔQd < %ΔP. Permintaan Inelastis atau
sering disebut Permintaan yang tidak peka terhadap harga, misal harga berubah
naik 10% maka perubahan permintaannya akan turun kurang dari 10%. Elatisitas
kurang dari satu biasanya terjadi pada barang-barang kebutuhan pokok seperti
gula, pupuk, bahan bakar dan lain-lain.
c) Permintaan Elastis Uniter (Ed = 1)
Permintaan Elastis Uniter kalau perubahan harga pengaruhnya sebanding
terhadap perubahan kuantitas barang yang diminta. Dengan kata lain persentase
perubahan jumlah yang diminta sama dengan persentase perubahan harga. Jadi
kalau harga berubah turun sebesar 10% maka kuantitas yang diminta juga akan
berubah dalam hal ini akan naik sebesar 10%. Secara matematis %ΔQd = %ΔP.
Permintaan yang elastis uniter atau yang elastis proporsional atau yang Ed tepat =
1 sulit ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, kalaupun terjadi sebenarnya
hanyalah secara kebetulan.
d) Permintaan Elastis (Ed > 1)
Permintaan Elastis kalau perubahan harga pengaruhnya cukup besar
terhadap perubahan kuantitas barang yang diminta. Dengan kata lain persentase
perubahan jumlah yang diminta relatif lebih besar dari persentase perubahan
harga. Jadi kalau harga turun 10% maka kuantitas barang yang diminta akan
mengalami kenaikan lebih dari 10%. Secara matematis %ΔQd > %ΔP. Permintaan
yang elastis atau peka terhadap harga (Ed >1) dapat ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari biasanya terjadi pada barang-barang mewah, seperti mobil, alat-alat
elektronik, pakaian pesta dan lain-lain.
e) Permintaan Elastis Sempurna (Ed = ∞ )
Permintaan Elastis Sempurna terjadi jika ada perubahan jumlah yang
diminta meskipun tidak ada perubahan harga, atau ΔQd = Ada perubahan,

14
meskipun ΔP = 0 (Tidak ada perubahan harga). Secara matematis %ΔQd = Ada,
%ΔP = 0. Kasus permintaan elastis sempurna terjadi pada bila permintaan suatu
barang dapat berubah-ubah meskipun harga barang tersebut tetap. Contoh kasus
ini bisa terjadi pada berbagai produk, yang jelas kalau permintaan akan produk
tersebut bisa berubah-ubah walaupun harga produk itu tetap.
3. Manfaat mengetahui Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan memiliki banyak manfaatnya, di antaranya adalah:
1. Bagi pemerintah
Elastisitas permintaan bisa dipergunakan untuk mengukur sejauh mana
kebergantungan masyarakat terhadap komoditas tertentu Misalnya, sejauh mana
perubahan permintaan terhadap beras ketika harga beras berfluktuatif. Bila
masyarakat “tak peduli” dengan perubahan harga beras, itu artinya
kebergantungan masyarakat terhadap beras masih tinggi. Namun, bila naik
turunnya harga beras sangat berpengaruh pada permintaan, maka itu artinya
masyarakat sudah tak terlalu bergantung lagi pada beras. Mungkin, masyarakat
sudah menemukan sumber energi lain yang tidak berasal dari beras sehingga beras
tak lagi menjadi bahan kebutuhan primer.
2. Bagi produsen
Elastisitas permintaan adalah salah satu cara untuk mengukur bagaimana
sifat dari barang yang diproduksi. Di daerah panas, kipas angin bukanlah barang
mewah. Hal tersebut semakin dibuktikan ketika harga kipas angin berubah,
jumlah pemintaan terhadap kipas angin tak terlalu berubah. Sebaliknya, di daerah
pegunungan kipas angin bisa jadi adalah barang mewah karena keberadaannya
memang tak sepopuler di daerah panas. Sehingga, naik turunnya harga kipas angin
di daerah pegunungan, akan membawa pengaruh pada jumlah permintaannya.
Dari kasus sederhana tersebut, produsen bisa mengambil kebijakan untuk
memperbanyak menjual kipas angin di daerah panas daripada di daerah dingin.
Hal ini berlaku juga bagi hal yang lain - lain.
3. Bagi konsumen
Secara pribadi, konsumen bisa mengukur tingkat kemampuan finansialnya
dari elastisitas permintaan yang ia miliki. Bagi seseorang, fluktuasi harga AC tak
terlalu bermasalah karena dia memiliki kemampuan finansial yang cukup. Namun,

15
bisa jadi hal tersebut tak berlaku untuk yang lain. Oleh karena itu, elastisitas
permintaan bisa mewakili individu untuk menilai sejauh mana kemampuannya
atau daya belinya. Semakin sensitif, maka daya belinya semakin lemah karena itu
artinya si konsumen baru akan “melirik” barang tersebut ketika harga sudah
murah. Sedangkan, semakin tidak sensitif, maka daya belinya semakin bagus
karena konsumen tak terlalu peduli dengan harga.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan
a. Tingkat kebutuhan
Apabila kebutuhan terhadap suatu barang sangat penting, perubahan harga
tidak mempengaruhi jumlah permintaan, maka permintaan terhadap barang ini
bersifat inelastic, sebaliknya bila kebutuhan terhadap suatu barang kurang penting,
maka permintaan bersifat elastic.
b. Banyaknya barang pengganti yang tersedia
Sekiranya sesuatu barang mempunyai banyak barang pengganti,
permintaanyya cenderung untuk bersifat elastis. Maksudnya, perubahan harga
yang kecil saja akan menimbulkan perubahan yang besar terhadap permintaan.
Pada waktu harga naik para pembeli akan merasa enggan membeli barang
tersebut, mereka lebih suka menggunakan barang-barang lain sebagai
penggantinya, yang harganya tidak mengalami perubahan. Sebaliknya pada waktu
harga turun, para pembeli melihat bahwa barang tersebut lebih mudah daripada
barang-barang penggantinya dan beramai-ramai membeli barang tersebut dan ini
menyebabkan permintaannya bertambah dengan cepat.
Permintaan terhadap barang yang tidak banyak mempunyai barang pengganti
adalah bersifat tidak elastis, karena jika harga naik para pembelinya sukar
memperoleh barang pengganti dan oleh karenanya harus tetap membeli barang
tersebut, oleh sebab itu permintaannya tidak banyak tambahan pembeli yang
pindah dan jika harga turun permintaannya tidak banyak bertambah karena tidak
banyak tambahan pembeli yang pindah dari membeli barang yang bersaingan
dengannya. Dari uraian di atas dapatlah dibuat rumusan berikut: semakin banyak
jenis barang pengganti terhadap sesuatu barang, semakin elastis sifat
permintaannya.
c. Persentasi pendapatan yang dibelanjakan.

16
Besarnya bagian pendapatan yang digunakan untuk membeli sesuatu barang
dapat mempengaruhi elastisitas permintaan terhadap barang tersebut/.
Perhatikanlah sikap orang dalam membeli barang-barang yang sangat murah
harganya. Jika seseorang itu sudah menyukai suatu jenis minuman ringan tertentu,
kenaikan harga minuman tidak akan banyak mempengaruhi permintaannya.
Tetapi perhatikanlah permintaan terhadap barang-barang yang agak mahal.
Sebelum memutuskan untuk membeli sesuatu orang akan membandingkan harga
dari berbagai jenis barang yang diinginkan. Perbedaan harga dapat menyebabkan
orang membatalkan untuk membeli barang dari suatu merek tertentu dan membeli
merek lain yang lebih murah. Jadi dapat dikatakan bahwa semakin besar bagian
pendapatan yang diperlukan untuk membeli sesuatu barang, semakin elastis
permintaan terhadap barang tersebut.
d. Jangka waktu analisis.
Semakin lama jangka waktu di mana permintaan itu dianalisis, semakin
elastis sifat permintaan suatu barang. Dalam jangka waktu yang singkat
permintaan besifat lebih tidak elastis karena perubahan-perubahan yang baru
terjadi dalam pasar belum diketahui oleh permbeli. Oleh sebab itu mereka
cenderung untuk meminta barang-barang yang biasa dibelinya walaupun harganya
mengalami kenaikan. Dengan demikian dalam jangka waktu yang lebih panjang
para pembeli dapat mencari barang pengganti yang mengalami kenaikan harga
dan ini akan banyak mengurangi permintaan terhadap barang yang disebutkan
belakangan ini. Juga dalam jangka panjang barang pengganti mengalami
perubahan dalam mutu dan desainnya dan akan menyebabkan orang lebih mudah
pindah kepada membeli barang pengganti.
e. Produk mewah versus kebutuhan.
Permintaan akan produk kebutuhan cenderung tidak elastis, dimana
konsumen sangat membutuhkan produk tersebut dan mungkin sulit mencari
substitusinya. Akibatnya, kenaikan harga cenderung tidak menurunkan
permintaan. Sebaliknya, permintaan akan produk mewah cenderung elastis,
dimana barang mewah bukanlah sebuah kebutuhan dan substitusinya lebih mudah
dicari. Akibatnya, kenaikan harga akan menurunkan permintaan.

17
f. Tradisi
Apabila pemakaian sesuatu barang sudah menjadi tradisi walaupun berapa
pun naiknya harga, orang akan tetap membelinya, maka permintaan ini bersifat
inelastic, tetapi apabila tidak didasarkan tradisi permintaan akan bersifat elastic.
g. Mode
Mode juga mempengaruhi permintaan terhadap sesuatu barang, apabila
barang tersebut sudah digandrungi oleh masyarakat, maka berapapun naiknya
harga akan tetap dibeli. Maka permintaan akan bersifat inelastic demikian
sebaliknya.
h. Perubahan harga dan barang yang diminta
Hal ini akan mempengaruhi golongan lain untuk meminta barang tersebut,
sehingga permintaan menjadi elastis.

18

Anda mungkin juga menyukai