Anda di halaman 1dari 34

VEKTOR & SKALAR

TE 2018/2019
OLEH: DIAN NOVA KUSUMA HARDANI, M.ENG.
VEKTOR DAN SKALAR
ALJABAR VEKTOR

Definisi-definisi berikut ini sangat mendasar:


 Dua vector A dan B dikatakan sama jika keduanya
mempunyai besar dan arah yang sama dan tidak bergantung
pada titik pangkalnya. A = B.
 Suatu vector yang mempunyai arah berlawanan dengan
vector A tetapi panjangnya sama dinyatakan dengan – A.
Jumlah atau resultan vector A dan B (Gb. a) adalah suatu vector
C yang diperoleh dengan menempatkan titik pangkal vektor B
di titik ujung vector A dan merupakan gabungan dari titik
pangkal A dan titik ujung B (Gb. b). Jumlah C ditulis C = A + B.
Definisi ini ekivalen dengan hukum jajaran genjang untuk
penjumlahan vector (Gb. c)

(a) (b) (c)


 Perluasan untuk jumlah lebih dari dua vector dapat dibuat
secara langsung. Sebagai contoh gambar di bawah ini
menunjukkan bagaimana memperoleh jumlah atau resultan
E dari vector-vektor A, B, C, dan D.
 Selisih vector A dan B, dinyatakan dengan A – B, adalah
vector C yang dijumlahkan ke B memberikan A. Vektor A –
B akan didefinisikan sebagai A + (-B). Jika A = B, maka A – B
didefinisikan sebagai vector nol dan dinyatakan dengan
lambang 0. Vector ini panjangnya nol tetapi arahnya tidak
didefinisikan.
 Perkalian suatu vector A dengan scalar m menghasilkan
suatu vector mA dengan panjang 𝑚 kali panjang A dan
arahnya sama atau berlawanan dengan A sesuai dengan
positif atau negatifnya m. Jika m = 0, yaitu vector nol.
Contoh:

Diketahui segitiga ABC dengan titik-titik sudut A(0, 3, 5), B(2, 4, 6), dan
C(4, 3, 1). Tentukan:
a. Vektor p yang mewakili ruas garis berarah dari titik pangkal A ke
titik B
b. Vektor q yang mewakili ruas garis berarah dari titik pangkal B ke
titik C
c. Vektor r yang mewakili ruas garis berarah dari titik pangkal A ke
titik C
d. Keliling segitiga ABC
HUKUM ALJABAR VEKTOR

Jika A, B, dan C adalah vector ada m, n adalah scalar, maka:


 𝐴+𝐵 =𝐵+𝐴 Hukum Komutatif untuk penjumlahan
 𝐴+ 𝐵+𝐶 = 𝐴+𝐵 +𝐶 Hukum Asosiatif untuk penjumlahan
 𝑚 𝑛𝐴 = 𝑚𝑛 𝐴 = 𝑛(𝑚𝐴) Hukum Asosiatif untuk perkalian
 𝑚 + 𝑛 𝐴 = 𝑚𝐴 + 𝑛𝐴 Hukum Distributif
 𝑚 𝐴 + 𝐵 = 𝑚𝐴 + 𝑚𝐵 Hukum Distributif
VEKTOR SATUAN TEGAK LURUS
VEKTOR SATUAN TEGAK LURUS
KOMPONEN SEBUAH VEKTOR

Sebuah vector A di dalam dimensi 3 (R3) dapat dinyatakan dengan titik


pangkal di O dari system koordinat tegak lurus.

Misalkan (𝐴1 , 𝐴2 , 𝐴3 ) adalah koordinat tegak lurus dari titik ujung


vector A dengan titik pangkal O. Vector-vektor 𝐴1 𝑖 , 𝐴2 𝑗 , 𝐴3 𝑘
dinamakan komponen vector tegak lurus atau disingkat komponen vector A
berturut-turut dalam arah sumbu x, y, dan z positif. 𝐴1 , 𝐴2 , 𝐴3
dinamakan komponen tegak lurus, atau disingkat komponen A berturut-
turut dalam arah x, y dan z.
Jumlah atau resultan 𝐴1 𝑖 , 𝐴2 𝑗 , dan 𝐴3 𝑘 adalah vector A,
sehingga kita dapat menuliskan:
𝐴 = 𝐴1 𝑖 + 𝐴2 𝑗 + 𝐴3 𝑘
Panjang A adalah:
𝐴= 𝐴 = 𝐴12 + 𝐴22 + 𝐴23

Khususnya, vector posisi atau vector jari-jari r dari O ke titik (x, y, z)


ditulis:
r = xi + yj + zk
Yang mempunyai panjang:
𝑟= 𝑟 = 𝑥2 + 𝑦2 + 𝑧2
HASIL KALI SKALAR ATAU TITIK

Hasil kali scalar atau titik dari dua vector A dan B, dinyatakan dengan
A∙B (dibaca A dot B) didefinisikan sebagai hasil kali panjang A dan B
dan cosines sudut diantaranya. Dengan lambang ditulis:
𝐴 ∙ 𝐵 = 𝐴𝐵 cos 𝜃 , 0 ≤ 𝜃 ≤ 𝜋
Perhatikan bahwa A∙B adalah suatu scalar dan bukan suatu vector.
Hukum-hukum berikut ini berlaku:
 𝐴 ∙ 𝐵 = 𝐵 ∙ 𝐴 Hukum komutatif untuk perkalian skalar
 𝐴∙ 𝐵+𝐶 =𝐴∙𝐵+𝐴∙𝐶 Hukum distributif
 𝑚 𝐴 ∙ 𝐵 = 𝑚𝐴 ∙ 𝐵 = 𝐴 ∙ 𝑚𝐵 = 𝐴 ∙ 𝐵 𝑚 , dimana m sebuah scalar
 𝑖 ∙ 𝑖 = 𝑗 ∙ 𝑗 = 𝑘 ∙ 𝑘 = 1 ,𝑖 ∙ 𝑗 = 𝑗 ∙ 𝑘 = 𝑘 ∙ 𝑖 = 0
 Jika 𝐴 = 𝐴1 𝑖 + 𝐴2 𝑗 + 𝐴3 𝑘 dan 𝐵 = 𝐵1 𝑖 + 𝐵2 𝑗 + 𝐵3 𝑘 , maka:
𝐴 ∙ 𝐵 = 𝐴1 𝐵1 + 𝐴2 𝐵2 + 𝐴3 𝐵3
𝐴 ∙ 𝐴 = 𝐴2 = 𝐴12 + 𝐴22 + 𝐴23
𝐵 ∙ 𝐵 = 𝐵2 = 𝐵12 + 𝐵22 + 𝐵32
 Jika 𝐀 ∙ 𝐁 = 0 dan A dan B bukan vector nol, maka A dan B
saling tegak lurus.
Contoh:
Jika 𝐴 = 𝐴1 𝑖 + 𝐴2 𝑗 + 𝐴3 𝑘 , tunjukkanlah 𝐴 = 𝐀 ∙ 𝐀 =
𝐴12 + 𝐴22 + 𝐴23 .
Latihan

1. Diketahui vektor a = ti - 2j + hk dan vector b = (t+2)i + 2j + 3k. Jika a


= -b maka vektor a dapat dinyatakan...

2. Diketahui vektor u = 2 i - 3j + 5 k dan v = -3i-5j+2k, berapakah


sudut yang dibentuk oleh kedua vektor tersebut?

3. Vektor-vektor u = 4i - mj + 2 k dan v = 5i + 2j - 4k saling tegak


lurus. Maka berapakah harga m?
HASIL KALI VEKTOR ATAU SILANG

Hasil kali vector atau silang dari vector A dan B adalah suatu vector C
= A x B (dibaca A kali B). Panjang A x B didefinisikan sebagai hasil
kali panjang A dan panjang B dan sinus sudut di antara keduanya.
Arah vector C = A x B tegak lurus bidang dari A dan B sehingga A, B
dan C membentuk sistem tangan kanan. Dengan lambing ditulis:
𝑨 × 𝑩 = 𝑨𝑩 𝐬𝐢𝐧 𝜽 𝒖 , 𝟎 ≦ 𝜽 ≧ 𝝅
Di mana u adalah suatu vector satuan dalam arah A x B. jika A = B
atau jika A sejajar B, maka sin 𝜃 = 0 dan kita definisikan A x B = 0.
Rumus berikut berlaku:
 𝐴 × 𝐵 = −𝐵 × 𝐴 (Hukum komutatif untuk hasil kali silang tidak
berlaku)
 𝐴 × 𝐵 + 𝐶 = 𝐴 × 𝐵 + 𝐴 × 𝐶 (Hukum distributif)
 𝑚 𝐴 × 𝐵 = 𝑚𝐴 × 𝐵 = 𝐴 × 𝑚𝐵 = 𝐴 × 𝐵 𝑚 , di mana m suatu scalar
 ixi=jxj=kxk=0,ixj=k,jxk=i,
kxi=j
 Jika A = 𝐴1 𝑖 + 𝐴2 𝑗 + 𝐴3 𝑘 dan B = 𝐵1 𝑖 + 𝐵2 𝑗 + 𝐵3 𝑘 , maka:
𝑖 𝑗 𝑘
A x B = 𝐴1 𝐴2 𝐴3
𝐵1 𝐵2 𝐵3
 𝐴 × 𝐵 = luas jajaran genjang yang sisinya A dan B
 Jika 𝐴 × 𝐵 = 0 dan A dan B bukan vector nol, maka A dan B sejajar.

Contoh:
Jika 𝐴 = 3𝑖 − 𝑗 + 2𝑘 dan 𝐵 = 2𝑖 + 3𝑗 − 𝑘 , tentukanlah 𝐀 × 𝐁 !
HASIL KALI LIPAT TIGA

Hasil kali titik atau silang tiga vector A, B dan C mungkin


menghasilkan hasil kali berbentuk 𝐴 ∙ 𝐵 𝐶 , 𝐴 ∙ (𝐵 × 𝐶) dan 𝐴 × (𝐵 × 𝐶).
Rumus berikut ini:
 𝐴 ∙ 𝐵 𝐶 ≠ 𝐴(𝐵 ∙ 𝐶) (Secara umum)
 𝐴 ∙ 𝐵 × 𝐶 = 𝐵 ∙ 𝐶 × 𝐴 = 𝐶 ∙ 𝐴 × 𝐵 = volume paralelepipedum
dengan sisi A, B dan C atau negative volume tersebut sesuai dengan
apakah A, B dan C berbentuk system tangan kanan atau tidak. Jika
A = 𝐴1 𝑖 + 𝐴2 𝑗 + 𝐴3 𝑘 , B = 𝐵1 𝑖 + 𝐵2 𝑗 + 𝐵3 𝑘 dan C = 𝐶1 𝑖 + 𝐶2 𝑗 + 𝐶3 𝑘 ,
maka:
𝐴1 𝐴2 𝐴3
𝐵 × 𝐶 = 𝐵1 𝐵2 𝐵3
𝐶1 𝐶2 𝐶3
𝐴 ∙A × (B × C) ≠ (A × B)× C (Hukum asosiatif untuk hasil kali
silang tidak berlaku)
 𝐴× 𝐵×𝐶 = 𝐴∙𝐶 𝐵− 𝐴∙𝐵 𝐶
 𝐴×𝐵 ×𝐶 = 𝐴∙𝐶 𝐵− 𝐵∙𝐶 𝐴
Hasil kali 𝐴 ∙ (𝐵 × 𝐶) seringkali dinamakan hasil kali scalar lipat tiga atau
hasil kali kotak (scalar triple product atau box product) dan dinyatakan
dengan 𝐴𝐵𝐶 . Hasil kali 𝐴 × (𝐵 × 𝐶) dinamakan hasil kali vector lipat
tiga (vector triple product). Dalam 𝐴 ∙ (𝐵 × 𝐶) dapat ditulis 𝐴 ∙ 𝐵 × 𝐶 , (𝐴 ×
𝐵) ∙ 𝐶 tidak akan mempengaruhi hasilnya.
Contoh:

 Tentukanlah volume paralelepipedum dengan sisi 𝐀 = 3𝑖 − 𝑗,


𝐁 = 𝑗 + 2𝑘, 𝐂 = 𝑖 + 5𝑗 + 4𝑘
SISTEM KOORDINAT SILINDER

 Titik
• dinyatakan dengan 3 buah koordinat ,  dan z
P(, , z)
 Transformasi sistem koordinat
Silinder  Kartesian Kartesian  Silinder
x   cos    x2  y2
y
y   sin    tg 1
x
zz zz
Contoh soal
Diketahui titik-titik A(2, 3, - 1) dan B(4, - 50o, 2). Hitung jarak dari A ke
B.

Jawab :
Untuk menentukan jarak dari A ke B, titik B harus terlebih dahulu
dinyatakan dengan sistem koordinat kartesian.
x =  cos  = 4 cos (–50o) = 2,571
y =  sin  = 4 sin (–50o) = - 3,064
z = z=2

R AB  (2,571  2)a x  (3,064  3)a y  (2  1)a z


 0,571a x  6,064 a y  3a z
R AB  (0,571) 2  (6,064 ) 2  32  6,79
 Vektor
dinyatakan dengan tiga buah vektor satuan

a, a, az  A  A a   A a   A z a z

Vektor satuan dalam arah  dan  tergantung pada posisinya di


dalam ruang
 Transformasi vektor
Silinder  Kartesian
a a az
ax cos  - sin  0
ay sin  cos  0
az 0 0 1

Horisontal : a x  cos  a   sin  a


Vertikal : a   cos  a x  sin  a y
Contoh Soal:
Nyatakan vektor dalam sistem koordinat silinder di titik A(2, 3, 5).
R  4a x  2a y  4a z
Jawab :
Terlebih dahulu dilakukan transformasi koordinat untuk menghitung
sudut  di titik A, yaitu :

y 3
  tg 1  tg 1  56,3o
x 2
a a az
ax cos  = 0,555 - sin  = - 0,832 0
ay sin  = 0,832 cos  = 0,555 0
az 0 0 1
R  4(0,555a   0,832a )  2(0,832a   0,555a )  4a z
 0,556a   4,438a  4a z
SISTEM KOORDINAT BOLA

 Titik
dinyatakan dengan 3 buah koordinat r, , dan  :
P(r, , )

 Transformasi Koordinat
Bola  Kartesian Kartesian  Bola

x  r sin  cos r  x 2  y2  z2
z
y  r sin  sin    cos1
x 2  y2  z2
y
z  r cos   tg 1
x
Contoh Soal:
Nyatakan koordinat titik B(1, 3, 4) dalam sistem koordinat bola.

Jawab:
B(1,3,4)  x  1 y  3 z  4

r  x 2  y 2  z 2  12  32  4 2  5,099
1 z 1 4
  cos  cos  38,3o
x 2  y2  z2 5,099
y 3
  tg 1  tg 1  71,6o
x 1
r  5,099   38,3o   71,6o
B(5.099, 38.3o ,71.6o )
 Vektor
• dinyatakan dengan tiga buah vektor satuan :
ar , a, a  A  Ar a r  A a   A a 

• Vektor satuan tergantung pada posisinya di dalam ruang


 Transformasi Vektor

Bola  Kartesian

ar a a
ax sin  cos  cos  cos  - sin 
ay sin  sin  cos  sin  cos 
az cos  - sin  0

Horisontal : a x  sin  cos  a   cos  cos  a   sin  a 


Vertikal : a r  sin  cos  a x  sin  sin  a y  cos  a z
Contoh Soal:
Sebuah vektor memanjang dari titik A(2, - 1, - 3) ke titik B(1, 3, 4).
Nyatakan vektor tersebut dalam koordinat bola di titik B.
Jawab: B(1, 3, 4)   = 38,3o  = 71, 6o

ar a a
ax sin  cos  cos  cos  - sin 
sin 38,3o cos 71,6o cos 38,3o cos 71,6o - sin 71,6o
(0,620)(0,316) = 0,196 (0,785)(0,316) = 0,248 - 0,949
ay sin  sin  cos  sin  cos 
sin 38,3o sin 71,6o cos 38,3o sin 71,6o cos 71,6o
(0,620)(0,949) = 0,588 (0,785)(0,949) = 0,745 0,316
az cos  - sin  0
cos 38,3o - sin 38,3o
0,785 - 0,620
R AB  a x  4a y  7a z
 [0,196  4(0,588)  7(0,785)]a r  [0,248  4(0,745)  7(0,629)]a 
 [(0,949)  4(0,316)  7(0)]a z
 7,651a r  1,608a   2,213a z
Next......
matriks

Anda mungkin juga menyukai